Judul : Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Pesawat Sederhana Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) Pada Siswa Kelas V SD Negeri 2 Kalinanas Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali Tahun 2017. Skripsi. Jurusan Pendidikan
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PESAWAT SEDERHANA
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT)
PADA SISWA KELAS V SD N 2 KALINANAS
KECAMATAN WONOSEGORO
KABUPATEN BOYOLALI
TAHUN 2017
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh:
DEWI SETIYAWATI
NIM: 115-13-074
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PESAWAT SEDERHANA
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT)
PADA SISWA KELAS V SD N 2 KALINANAS
KECAMATAN WONOSEGORO
KABUPATEN BOYOLALI
TAHUN 2017
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh:
DEWI SETIYAWATI
NIM: 115-13-074
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
MOTTO
Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah untuk mencoba,
karena di dalam mencoba itulah kita menemukan dan belajar
membangun kesempatan untuk berhasil.
(MARIO TEGUH)
PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada: 1.Kedua orang tuaku tercinta (Bapak Mokan dan Ibu Pasmi) yang selalu mendoakan, mendukung, dan memberikan kasih sayangnya yang tak terhingga sehingga penulis dapat menyelesaikan studi ini, mudah- mudahan Bapak dan Ibuku senantiasa diberikan nikmat umur panjang, sehat, dan rezeqi yang berkah; 2. Adikku (Muhammad Wijiyanto) tersayang yang selalu memberikan semangat, mudah-mudahan adikku senantiasa diberi nikmat umur panjang, kemudahan dalam menuntut ilmu, dan sehat selalu.
KATA PENGANTAR
ميحرلا نمحرلا الله مسب
Puji syukur senantiasa penulis haturkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya, sehingga skripsi dengan judul Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Pesawat Sederhana Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) Pada Siswa Kelas
V SD Negeri 2 Kalinanas Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali Tahun 2017 bisa selesai. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi Agung Muhammad SAW semoga beliau selalu dirahmati Allah.
Penulisan skripsi ini tidak akan selesai tanpa motivasi, bimbingan, dan bantuan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini selesai. Oleh karena itu, penulis sampaikan terima kasih kepada: 1.
Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga; 2. Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga; 3. Peni Susapti, M.Si. selaku Ketua Jurusan PGMI IAIN Salatiga; 4. Dr. Maslikhah, M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah membimbing, memberikan saran, motivasi, arahan, dan meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dalam penulisan skripsi ini; 5. Rasimin, M.Pd. selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingannya;
6. Bapak dan Ibu dosen serta seluruh staf karyawan IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu dan bantuan kepada penulis;
ABSTRAK
Setiyawati, Dewi. 2017. Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Pesawat
Sederhana Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) Pada Siswa Kelas V SD Negeri 2 Kalinanas Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali Tahun 2017 . Skripsi.
Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Dosen Pembimbing Dr. Maslikhah, M.Si.
Kata Kunci: Hasil Belajar IPA, Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered
Head Together (NHT)Pembelajaran IPA di SD Negeri 2 Kalinanas Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali belum menggunakan berbagai model pembelajaran aktif dan masih bersifat konvensional. Hal ini menyebabkan siswa cenderung pasif dan kurangnya perhatian siswa terhadap materi yang disampaikan oleh guru terutama materi pesawat sederhana. Terbukti dari rendahnya hasil belajar siswa yang belum mencapai KKM 65. Rumusan masalah penelitian ini adalah apakah model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi pesawat sederhana pada siswa kelas V SD Negeri 2 Kalinanas Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali tahun 2017?. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA materi pesawat sederhana melalui model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siswa kelas V SD Negeri 2 Kalinanas Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali tahun 2017.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam tiga siklus yang masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri 2 Kalinanas Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali yang berjumlah 15 siswa meliputi 8 siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan. Instrumen penelitian meliputi RPP, lembar observasi guru, lembar observasi siswa, dan tes evaluasi. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara, observasi, dokumentasi, dan tes. Data dianalisis secara statistik menggunakan rumus persentase, apabila
≥ 85% siswa tuntas belajar maka siklus dihentikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe
NHT dapat meningkatkan hasil belajar siswa SD Negeri 2 Kalinanas Kecamatan
Wonosegoro Kabupaten Boyolali tahun 2017. Peningkatan siswa yang tuntas belajar dari siklus I ke siklus II 27 % dan siklus II ke siklus III 20%. Hal ini dapat dilihat perolehan ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I 40% siswa tuntas belajar, siklus II 67% siswa tuntas belajar, dan siklus III 87% siswa tuntas belajar. Siswa yang belum tuntas belajar pada siklus III akan diberikan tindakan mandiri berupa latihan-latihan atau remidiasi yang dipantau oleh guru sehingga
DAFTAR ISI
Sampul ........................................................................................................... i Lembar Berlogo ............................................................................................ ii Halaman Judul ............................................................................................... iii Persetujuan Pembimbing ............................................................................... iv Pengesahan Kelulusan ................................................................................... v Pernyataan Keaslian Tulisan dan Kesediaan Publikasi ................................. vi Motto Dan Persembahan ............................................................................... vii Kata Pengantar .............................................................................................. viii Abstrak .......................................................................................................... x Daftar Isi ........................................................................................................ xi Daftar Tabel .................................................................................................. xiv Daftar Gambar ............................................................................................... xv Daftar Lampiran ............................................................................................ xvi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1 B. Rumusan Masalah ....................................................................... 6 C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 6 D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ......................... 6 E. Manfaat Penelitian ...................................................................... 7 F. Definisi Operasional .................................................................... 8 G. Metode Penelitian ........................................................................ 9 H. Sistematika Penulisan .................................................................. 16 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Hasil Belajar 1. Belajar ................................................................................... 17 2. Hasil Belajar .......................................................................... 22
B.
Hakikat IPA 1.
Pengertian IPA ...................................................................... 31 2. Tujuan Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar ......................... 32 3. Materi Pesawat Sederhana .................................................... 34 C. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT 1.
Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT ........ 41 2. Langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT ........... 43 3. Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT ......... 43 4. Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT ...... 44 5. Cara Menyiasati Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe NHT ................................................................................. 44 6. Penelitian yang Relevan ........................................................ 44
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum SD N 2 Kalinanas .......................................... 48 B. Pelaksanaan Penelitian 1. Deskripsi Siklus I .................................................................. 51 2. Deskripsi Siklus II ................................................................. 58 3. Deskripsi Siklus III ............................................................... 64 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Paparan Siklus 1. Deskripsi Data Siklus I .......................................................... 70 2. Deskripsi Data Siklus II ........................................................ 72
B.
Pembahasan ................................................................................. 75
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................. 78 B. Saran ............................................................................................ 78 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 80
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Identitas Sekolah .......................................................................... 48Tabel 3.2. Daftar Guru SDN 2 Kalinanas ..................................................... 49Tabel 3.3. Daftar Jumlah Siswa SDN 2 Kalinanas ....................................... 49Tabel 3.4. Daftar Siswa Kelas V SDN 2 Kalinanas ...................................... 50Tabel 3.5. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ..................................................... 51Tabel 4.1. Daftar Hasil Belajar Siswa Siklus I .............................................. 70Tabel 4.2. Daftar Hasil Belajar Siswa Siklus II ............................................ 72Tabel 4.3. Daftar Hasil Belajar Siswa Siklus III ........................................... 74Tabel 4.4. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Siklus I - Siklus III ................. 75
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Bagan Rancangan PTK ............................................................ 10Gambar 2.1. Bagian-bagian Pengungkit ....................................................... 35Gambar 2.2. Prinsip Kerja Pengungkit Golongan 1 ...................................... 35Gambar 2.3. Prinsip Kerja Pengungkit Golongan 2 ...................................... 36Gambar 2.4. Prinsip Kerja Pengungkit Golongan 3 ...................................... 36Gambar 2.5. Katrol Tetap .............................................................................. 37Gambar 2.6. Katrol Bebas ............................................................................. 38Gambar 2.7. Katrol Majemuk ....................................................................... 39Gambar 2.8. Alat-alat Menggunakan Prinsip Bidang Miring ....................... 40Gambar 2.9. Roda Berporos .......................................................................... 40Gambar 4.1. Diagram Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I - Siklus III .......... 77
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Riwayat Hidup Penulis ........................................................... 83 Lampiran 2. Nilai SKK Mahasiswa ............................................................ 84 Lampiran 3. Surat Tugas Pembimbing Skripsi ........................................... 87 Lampiran 4. Lembar Konsultasi Skripsi ..................................................... 88 Lampiran 5. Surat Izin Penelitian ................................................................ 90 Lampiran 6. Identitas Kolaborator .............................................................. 91 Lampiran 7. Nilai Ulangan Harian (Pra Siklus) .......................................... 92 Lampiran 8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I .......................... 93 Lampiran 9. Lembar Kerja Siswa Kelompok Siklus I ................................ 100 Lampiran 10. Soal Evaluasi Siklus I ............................................................. 101 Lampiran 11. Catatan Lapangan Pelaksanaan Siklus I ................................. 105 Lampiran 12. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ........................ 109 Lampiran 13. Lembar Kerja Siswa Kelompok Siklus II ............................... 116 Lampiran 14. Soal Evaluasi Siklus II ............................................................ 117 Lampiran 15. Catatan Lapangan Pelaksanaan Siklus II ................................ 119 Lampiran 16. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III ....................... 123 Lampiran 17. Lembar Kerja Siswa Kelompok Siklus III ............................. 130 Lampiran 18. Soal Evaluasi Siklus III .......................................................... 131 Lampiran 19. Catatan Lapangan Pelaksanaan Siklus III .............................. 133 Lampiran 20. Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian ..................................... 137 Lampiran 21. Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian ............................... 144
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu aspek penting yang menentukan
tingkat kemampuan manusia dalam menghadapi kehidupan. Pendidikan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia untuk menjamin keberlangsungan pembangunan bangsa terutama pada pendidikan dasar. Pendidikan dasar merupakan landasan bagi pendidikan selanjutnya. Mutu pendidikan yang baik di sekolah dasar akan menentukan mutu yang baik pula pada pendidikan tingkat selanjutnya.
Bagian terpenting dari pendidikan adalah adanya kegiatan pembelajaran. Pembelajaran merupakan perpaduan dari dua aktivitas yaitu belajar dan mengajar. Belajar menurut Susanto (2013: 4) adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dengan sengaja dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep, pemahaman, atau pengetahuan baru sehingga memungkinkan seseorang terjadinya perubahan perilaku yang relatif tetap baik dalam berpikir, merasa, maupun dalam bertindak. Sedangkan mengajar menurut Howard (dalam Susanto, 2013: 20) adalah suatu aktivitas membimbing seseorang untuk mendapatkan, mengubah atau mengembangkan keterampilan, sikap, cita-cita, pengetahuan, dan penghargaan.
Salah satu pembelajaran yang terjadi di Sekolah Dasar (SD) adalah merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang gejala dan perubahan- perubahan alam. Perubahan-perubahan alam tersebut merupakan tanda- tanda kekuasaan Allah SWT yang dapat kita renungkan dan dapat kita jadikan pelajaran yang sangat berharga untuk meningkatkan ilmu pengetahuan. Allah SWT telah menjanjikan akan meninggikan derajat orang yang mempelajari ilmu pengetahuan sebagaimana firman Allah SWT dalam Qur’an Surat Al-Mujaadilah ayat 11 (Depag, 2002: 793):
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu,
“Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,” maka lapangkanlah,
niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan,
“Berdirilah kamu,” maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat
(derajat) orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang
diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui
apa yang kamu kerjakan.Ilmu Pengetahuan Alam merupakan salah satu ilmu yang banyak memerlukan pemahaman mengenai konsep-konsep, teori-teori, dan hukum-hukum, bukan hanya sekadar hafalan saja. Maka dari itu, dalam melaksanakan pembelajaran IPA harus secara aktif dan kreatif dalam melibatkan siswa untuk dapat berpikir kritis dalam memecahkan masalah terutama yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.
Keberhasilan pembelajaran IPA tergantung pada kreativitas guru dalam menggunakan model pembelajaran yang tepat dan menarik. Menurut Suprijono (2011: 46), model pembelajaran adalah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial. Model pembelajaran juga dapat didefinisikan sebagai kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Melalui model pembelajaran guru dapat membantu siswa mendapatkan informasi, ide, keterampilan, cara berpikir, dan mengekspresikan ide.
Model pembelajaran dapat digunakan para guru untuk merencanakan aktivitas pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran IPA adalah model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT).
Berdasarkan hasil wawancara pada hari Sabtu tanggal 18 Maret 2017 dengan guru mata pelajaran IPA kelas V SD Negeri 2 Kalinanas Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali (Handono, S.Pd.), dalam melaksanakan pembelajaran IPA belum menggunakan berbagai model pembelajaran aktif dan masih bersifat konvensional. Biasanya dalam melaksanakan pembelajaran, guru hanya menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan penugasan saja. Guru lebih banyak menerangkan, sedangkan siswa hanya menyimak melalui buku pegangannya. Setelah selesai penyampaian materi, guru langsung memberikan tugas kepada siswa untuk mengerjakan soal-soal latihan yang ada di lembar kerja siswa.
Guru tidak pernah meminta siswa untuk aktif berdiskusi maupun hanya sebagai objek penerima materi dari guru tanpa dilatih untuk bertukar pikiran dalam menyelesaikan pokok permasalahan. Kondisi tersebut menyebabkan siswa pasif, ada yang merasa jenuh, bosan, dan ada yang berbicara sendiri dengan teman sebelahnya sehingga siswa kurang perhatian terhadap materi yang disampaikan oleh guru. Menurut guru tersebut, materi yang dianggap sulit para siswa pada semester ini adalah materi tentang pesawat sederhana. Hal ini diakui oleh guru tersebut bahwa dengan cara yang diterapkannya ini masih banyak siswa yang kurang menguasai materi terutama pada materi pesawat sederhana. Terbukti dari hasil belajar siswa pada materi pesawat sederhana masih banyak di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu dari 15 siswa hanya 4 siswa yang dapat mencapai KKM, sedangkan 11 siswa masih di bawah KKM.
Nilai KKM mata pelajaran IPA di SD ini adalah 65.
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka untuk menciptakan pembelajaran yang lebih bermakna adalah dengan mencoba menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Numbered Head Together adalah salah satu tipe pembelajaran yang dilakukan dengan cara setiap siswa diberi nomor dan dibuat suatu kelompok, kemudian secara acak, guru memanggil nomor dari siswa (Hamdani, 2011: 89). Kelebihan dari model pembelajaran ini adalah dapat membuat siswa lebih aktif terlibat dalam proses pembelajaran. Selain itu, siswa juga dilatih untuk saling tukar pikiran dan melatih keberaniannya untuk mempresentasikan hasil diterapkan salah satunya dalam mata pelajaran IPA kelas V materi pesawat sederhana. Pemilihan kelas dan materi ini dianggap sangat tepat untuk menerapkan model pembelajaran NHT. Kelas V merupakan kelas persiapan masuk ke kelas VI jadi siswa harus benar-benar dilatih rasa tanggung jawab, kemampuan bertukar pikir dalam menyelesaikan permasalahan, dan keaktifannya dalam kegiatan belajar sehingga siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan baik. Materi pesawat sederhana adalah materi yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari yang digunakan untuk memudahkan pekerjaan manusia. Maka dalam mengikuti pelajaran materi ini sangat diperlukan konsentrasi supaya siswa dapat memahami, membedakan, dan menggolongkan macam-macam pesawat sederhana sesuai dangan ciri-cirinya supaya siswa dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari dengan benar. Model pembelajaran ini, siswa dilatih berdiskusi dengan teman-temannya untuk memecahkan masalah yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Selain itu, dengan diberikannya nomor kepada setiap siswa dan secara acak guru memanggil nomor siswa, akan menumbuhkan rasa tanggung jawab siswa dalam mempelajari materi dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Oleh karena itu, diharapkan siswa dapat memahami materi dengan baik.
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Pesawat Sederhana Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Numbered Head Together (NHT) Pada Siswa Kelas V SD Negeri 2
Kalinanas Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali Tahun 2017.” B.
Rumusan Masalah
Apakah model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi pesawat sederhana pada siswa kelas
V SD Negeri 2 Kalinanas Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali tahun 2017?.
C. Tujuan Penelitian
Mengetahui peningkatan hasil belajar IPA materi pesawat sederhana melalui model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siswa kelas V SD Negeri 2 Kalinanas Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali tahun 2017.
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan 1. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang dihadapi sebagai alternatif tindakan yang dipandang paling tepat untuk memecahkan masalah yang telah dipilih untuk diteliti melalui Penelitian Tindakan Kelas (Mulyasa, 2011: 105).
Hipotesis dari rumusan masalah ini adalah: jika model pembelajaran kooperatif tipe NHT diterapkan dengan baik, dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi pesawat sederhana pada siswa kelas V SD Negeri 2 Kalinanas Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali tahun 2017.
2. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan merupakan tolok ukur tingkat ketercapaian dari tindakan yang diberikan (Daryanto, 2011: 83).
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT ini dikatakan efektif apabila indikator yang diharapkan tercapai. Indikator ketuntasan siswa adalah sebagai berikut: a.
Secara Individu Siswa dapat mencapai skor ≥ 65 pada materi pesawat sederhana.
b. Secara Klasikal
Siklus akan berhenti apabila ≥ 85% dari total siswa dalam satu kelas mendapat nilai ≥ 65.
E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis a.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan yang ilmiah bagi pengembangan IPA; b.
Memberi masukan dalam khasanah keilmuan untuk perkembangan kemajuan dalam bidang pendidikan; c.
Menambah wawasan dalam bidang penelitian dan pembuatan karya ilmiah, serta memberikan sumbangan pikiran bagi lembaga dimana tempat mahasiswa menimba ilmu.
2. Manfaat Praksis a. Bagi Siswa
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan pengalaman yang baru serta suasana belajar yang aktif sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pesawat sederhana melalui model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada proses pembelajaran IPA di SD/MI.
b. Bagi Guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada proses pembelajaran IPA di SD/MI.
c. Bagi Sekolah
Mengangkat nama baik sekolah karena dapat mengembangkan dan menggunakan model pembelajaran yang tepat sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.
F. Definisi Operasional
Penjelasan dari judul peningkatan hasil belajar IPA materi pesawat sederhana melalui model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siswa kelas V SD Negeri 2 Kalinanas Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali tahun 2017, penulis paparkan sebagai berikut:
1. Hasil Belajar
Hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. Guru menetapkan tujuan belajar dalam kegiatan pembelajaran. Anak yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan pembelajaran (Susanto, 2013: 5).
2. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT
Pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk memengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan akademik (Fathurrohman, 2012: 97). Numbered Head Together dilakukan dengan cara setiap siswa diberi nomor dan dibuat suatu kelompok, kemudian secara acak, guru memanggil nomor dari siswa (Hamdani, 2011: 89).
G. Metode Penelitian 1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Istilah dalam bahasa Inggris adalah Classroom Action
Research (CAR). berdasarkan namanya sudah menunjukkan isi yang
terkandung di dalamnya, yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di dalam kelas. Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama (Arikunto, 2014: 2-3).
Alasan peneliti menggunakan jenis PTK adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran yang dilakukan oleh guru di dalam kelas dengan cara menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat terutama pada mata pelajaran IPA materi pesawat sederhana. Penelitian Tindakan Kelas yang digunakan adalah jenis kolaboratif, dimana peneliti bertindak sebagai pengamat.
Arikunto, dkk (2014: 16) mengemukakan empat tahapan dalam pelaksanaan PTK, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Tahapan tersebut dapat ditampilkan pada gambar 1.1.
Perencanaan Refleksi
Pelaksanaan
SIKLUS I
Pengamatan Perencanaan
Refleksi Pelaksanaan
SIKLUS II
Pengamatan
?
Gambar 1.1. Bagan Rancangan PTK2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 2 Kalinanas Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali pada mata
pelajaran IPA materi pesawat sederhana. Jumlah siswa kelas V ada 15 siswa meliputi 8 siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan dengan kolaboratornya guru kelas V yaitu bapak Handono. Peneliti dapat berkolaborasi dengan guru (Handono, S.Pd.) sehingga model pembelajaran ini dapat diterapkan dalam pelajaran IPA.
3. Langkah-langkah Penelitian a. Perencanaan
Tahap perencanaan menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Penelitian yang ideal sebetulnya dilakukan secara berpasangan antara pihak yang melakukan tindakan dan pihak yang mengamati proses jalannya tindakan. Istilah untuk cara ini adalah penelitian kolaborasi. Cara ini dikatakan ideal karena adanya upaya untuk mengurangi unsur subjektivitas pengamat serta mutu kecermatan amatan yang dilakukan (Arikunto, dkk, 2014: 17).
Tahapan dalam perencanaan ini terdiri dari: 1)
Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT; 2)
Menyiapkan sarana pendukung yang diperlukan saat proses
3) Menyiapkan lembar observasi guru dan siswa untuk mengetahui kondisi saat proses pembelajaran berlangsung;
4) Perencanaan tindakan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT;
5) Melakukan evaluasi terhadap pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.
b. Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan merupakan tahap implementasi atau penerapan isi rancangan yaitu mengenakan tindakan di kelas. Hal yang perlu diingat pada tahap ini adalah bahwa pelaksana guru harus ingat dan berusaha menaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan, tetapi harus pula berlaku wajar, tidak dibuat-buat (Arikunto, dkk, 2014: 18). Implementasi tindakan pada prinsipnya merupakan realisasi dari suatu tindakan yang sudah direncanakan sebelumnya. Strategi apa yang digunakan, materi apa yang akan diajarkan atau dibahas dan sebagainya (Kusumah, 2010: 39).
Pelaksanaan tindakan pada penelitian ini akan diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT sebagai alat bantu dalam menyampaikan materi.
c. Pengamatan
Tahap pengamatan sebenarnya berjalan bersamaan dengan tahap pelaksanaan tindakan. Pengamat melakukan pengamatan dan pelaksanaan tindakan berlangsung. Pengumpulan data ini dilakukan dengan menggunakan lembar observasi atau evaluasi yang telah disusun. Data yang dikumpulkan dapat berupa data kuantitatif (hasil tes, ulangan harian, presentasi, dll) dan data kualitatif yang menggambarkan keaktifan siswa, partisipasi siswa dalam pembelajaran, dan lain-lain (Daryanto, 2011: 27).
d. Refleksi
Tahap refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Istilah refleksi berasal dari kata bahasa Inggris reflection, yang artinya pemantulan. Kegiatan refleksi sangat tepat dilakukan ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan implementasi rancangan tindakan (Arikunto, 2014: 19-20). Tahap refleksi ini dilakukan analisis data mengenai proses, masalah, hambatan yang dijumpai, dan dilanjutkan dengan refleksi terhadap dampak pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan (Aqib, 2008: 32). Apabila indikator belum tercapai, maka PTK akan dilanjutkan siklus berikutnya pada waktu dan materi yang berbeda melalui tahap sama dengan siklus sebelumnya.
4. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat yang digunakan oleh guru atau observer untuk mengukur dan mengambil data yang akan dimanfaatkan untuk
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT; b.
Lembar tes evaluasi mata pelajaran IPA materi pesawat sederhana; c. Lembar observasi guru pada saat menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT; d.
Lembar observasi siswa pada saat proses pembelajaran model pembelajaran kooperatif tipe NHT.
5. Pengumpulan Data Data merupakan informasi-informasi tentang objek penelitian.
Data digunakan untuk menjawab masalah-masalah yang telah dirumuskan dan untuk menguji hipotesis. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode: a.
Wawancara
Wawancara adalah komunikasi secara langsung antara yang mewawancarai dengan yang diwawancarai (Djamarah, 2000: 220).
Wawancara digunakan untuk mendapatkan data tentang materi pokok khususnya pada mata pelajaran IPA yang kurang memenuhi KKM dan untuk mendapatkan informasi mengenai metode yang sering digunakan guru dalam pembelajaran sebelum menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.
b. Observasi
Observasi digunakan untuk memperoleh informasi yang berhubungan dengan kegiatan siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Hasil pengamatan dituliskan dalam catatan lapangan.
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan salah satu alat untuk mengumpulkan data. Dokumentasi digunakan untuk memotret kegiatan yang berlangsung saat pembelajaran dan untuk menemukan gambaran tentang SD Negeri 2 Kalinanas Kecamatan Wonosegoro kabupaten Boyolali.
d. Tes
Tes digunakan untuk menilai kemampuan siswa yang mencakup pengetahuan dan keterampilan sebagai hasil kegiatan belajar mengajar (Djamarah, 2000: 218). Tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 2 Kalinanas pada mata pelajaran IPA materi pesawat sederhana dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.
6. Analisis Data
Analisis data adalah analisis data yang telah terkumpul guna mengetahui seberapa besar keberhasilan tindakan dalam penelitian untuk perbaikan belajar siswa (Suyadi, 2010: 85). Analisis data formatif pada setiap akhir pelaksanaan pembelajaran. Data yang terkumpul dianalisis per siklus untuk mengetahui peningkatan hasil belajar yang dicapai siswa. Hal ini untuk membuktikan hipotesis tindakan maka hasil penelitian dianalisis menggunakan statistik untuk menghitung ketuntasan klasikal. Apabila hasil belajar siswa secara klasikal mencapai ≥ 85% maka siklus dihentikan. Rumus untuk menghitung persentase ketuntasan klasikal adalah sebagai berikut:
× 100% (Daryanto, 2011: 192) H.
Sistematika Penulisan
BAB I Pendahuluan. Bab ini memuat tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan dan indikator keberhasilan, manfaat penelitian, definisi oprasional, metode penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II Kajian Pustaka. Bab ini memuat tentang hakikat hasil belajar, hakikat IPA, model pembelajaran kooperatif tipe NHT, dan penelitian yang relevan.
BAB III Pelaksanaan Penelitian. Bab ini memuat tentang gambaran umum SD Negeri 2 Kalinanas dan pelaksanaan penelitian. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. Bab ini memuat tentang deskripsi hasil penelitian per siklus dan pembahasan. BAB V Penutup. Bab ini memuat tentang simpulan dan saran.
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Hasil Belajar 1. Belajar a. Pengertian Belajar Belajar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (dalam Baharuddin, 2008: 13), secara etimologis belajar memiliki arti
berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Definisi ini memiliki pengertian bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai kepandaian atau ilmu.
Belajar merupakan aktivitas yang sangat penting bagi perkembangan individu. Belajar akan terjadi setiap saat dalam diri seseorang, dimanapun dan kapanpun proses belajar dapat terjadi. Belajar tidak hanya terjadi di bangku sekolah, tidak hanya terjadi ketika siswa berinteraksi dengan guru, tidak hanya terjadi ketika seseorang belajar membaca, menulis, dan berhitung (Sriyanti, 2013: 15).
Masalah pengertian belajar ini, para ahli psikologi dan pendidikan mengemukakan rumusan yang berlainan sesuai dengan bidang keahlian masing-masing. James O. Whittaker (dalam Djamarah, 2011: 12) merumuskan belajar sebagai proses di mana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau bahwa learning is shown by change in behavior as a result of
experience . Belajar sebagai suatu aktivitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Howard L.
Kingskey (dalam Djamarah, 2011: 13) mengemukakan bahwa
learning is the process by which behavior (in the broader sense) is originated or changed through practice or training . Belajar adalah
proses di mana tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktik atau latihan.
Berdasarkan beberapa pendapat tentang pengertian belajar di atas dapat dipahami bahwa belajar adalah proses untuk memperoleh ilmu atau perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman yang terjadi pada setiap diri seseorang kapanpun dan di manapun ia berada.
b. Tujuan Belajar
Sardiman (2009: 26-28) berpendapat tentang tujuan belajar yang terdiri dari tiga jenis yaitu mendapatkan pengetahuan, penanaman konsep dan keterampilan, dan pembentukan sikap.
1) Mendapatkan Pengetahuan
Hal ini ditandai dengan kemampuan berpikir. Pemilikan pengetahuan dan kemampuan berpikir sebagai yang tidak dapat dipisahkan. Hal ini berarti tidak dapat mengembangkan kemampuan berpikir tanpa bahan pengetahuan, sebaliknya
2) Penanaman Konsep dan Keterampilan
Penanaman konsep atau merumuskan konsep juga memerlukan suatu keterampilan. Jadi soal keterampilan yang bersifat jasmani maupun rohani. Keterampilan jasmaniah adalah ketrampilan-keterampilan yang dapat dilihat, diamati, sehingga akan menitikberatkan pada keterampilan gerak atau penampilan dari anggota tubuh seseorang yang sedang belajar.
Sedangkan keterampilan rohani lebih rumit, karena tidak selalu berurusan dengan masalah-masalah keterampilan yang dapat dilihat bagaimana ujung pangkalnya, tetapi lebih abstrak, menyangkut persoalan-persoalan penghayatan, dan keterampilan berpikir serta kreativitas untuk menyelesaikan dan merumuskan suatu masalah atau konsep;
3) Pembentukan Sikap
Upaya untuk menumbuhkan sikap mental, perilaku dan pribadi anak didik, guru harus lebih bijak dan hati-hati dalam pendekatannya. Maka dari itu, dibutuhkan kecakapan dalam mengarahkan motivasi dan berpikir dengan tidak lupa menggunakan pribadi guru itu sendiri sebagai contoh.
Pembentukan sikap mental dan perilaku anak didik, tidak akan terlepas dari soal penanaman nilai-nilai. Oleh karena itu, guru tidak sekadar pengajar, tetapi betul-betul sebagai pendidik
c. Ciri-ciri Belajar
Baharuddin dan Wahyuni (2008: 15-16) mengemukakan beberapa ciri belajar, yaitu: 1)
Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku. Ini berarti, bahwa hasil dari belajar hanya dapat diamati dari tingkah laku, yaitu adanya perubahan tingkah laku, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak terampil menjadi terampil. Tanpa mengamati tingkah laku hasil belajar, kita tidak akan dapat mengetahui ada tidaknya hasil belajar;
2) Perubahan perilaku relative permanent. Ini berarti, bahwa perubahan tingkah laku yang terjadi karena belajar untuk waktu tertentu akan tetap atau tidak berubah-ubah. Tetapi, perubahan tingkah laku tersebut tidak akan terpancang seumur hidup;
3) Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diamati pada saat proses belajar sedang berlangsung, perubahan tingkah laku tersebut bersifat potensial;
4) Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau pengalaman;
5) Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan. Sesuatu yang memperkuat itu akan memberikan semangat atau dorongan untuk mengubah tingkah laku.
d. Prinsip-prinsip Belajar
Hosnan (2014: 8-9) berpendapat bahwa prinsip-prinsip belajar terdiri dari perhatian dan motivasi siswa, keaktifan, keterlibatan langsung, pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan, serta perbedaan individual. Masing-masing prinsip tersebut dijelaskan sebagai berikut:
1) Perhatian dan motivasi siswa
Seorang guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran dituntut untuk dapat menimbulkan perhatian dan motivasi belajar siswa.
2) Keaktifan
Proses pembelajaran yang dilaksanakan haruslah terhindar dari dominasi guru yang cenderung menimbulkan sikap pasif anak didik;
3) Keterlibatan langsung
Guru perlu mengupayakan agar siswa terlibat langsung secara aktif dalam pembelajaran, baik individual maupun kelompok.
4) Pengulangan
Guru perlu menekankan pentingnya pengulangan untuk melatih berbagai daya yang ada pada diri siswa, yakni daya mengingat, mengamati, menanggapi, merasakan, berpikir, dan
5) Tantangan
Guru perlu berupaya memberikan bahan belajar atau materi pelajaran yang dapat menantang dan menimbulkan gairah belajar siswa.
6) Balikan dan penguatan
Melalui prinsip balikan dan penguatan diupayakan siswa belajar dengan sungguh-sungguh agar mendapatkan nilai yang baik dalam ulangan, dan nilai yang baik itu akan mendorong anak untuk belajar lebih giat lagi.
7) Perbedaan individual
Siswa harus dipandang sebagai individual yang unik dan berbeda satu sama lain. Perbedaan itu dengan sendirinya berpengaruh terhadap cara dan hasil belajar siswa, sehingga proses pembelajaran yang bersifat klasikal perlu memperhatikan perbedaan ini, antara lain dengan penggunaan metode atau strategi belajar mengajar yang bervariasi.
2. Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Kegiatan belajar yang terprogram dan terkontrol yang disebut kegiatan pembelajaran atau kegiatan instruksional, tujuan belajar telah ditetapkan terlebih dahulu oleh guru, anak yang berhasil dalam belajar adalah anak yang berhasil mencapai tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional.
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku baik peningkatan pengetahuan, perbaikan sikap, maupun peningkatan keterampilan yang dialami siswa setelah menyelesaikan kegiatan pembelajaran. Hasil belajar sering disebut juga dengan prestasi belajar tidak dapat dipisahkan dari perbuatan belajar, karena belajar merupakan suatu perubahan sikap dan tingkah laku seseorang berdasarkan pengalamannya (Hosnan, 2014: 158).