TRADISI KEAGAMAAN DALAM MEMBENTUK KARAKTER RELIGIUS PADA SISWA DI SMPN 1 GRABAG DAN SMPN 2 NGABLAK KAB. MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 - Test Repository

  

TRADISI KEAGAMAAN DALAM MEMBENTUK

KARAKTER RELIGIUS PADA SISWA DI SMPN 1 GRABAG

DAN SMPN 2 NGABLAK KAB. MAGELANG TAHUN

  

PELAJARAN 2014/2015

Oleh :

AGUS AKHMAD MARDJUKI

NIM : MI.12.019

Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan

Untuk gelar Magister Pendidikan Islam

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2016

  TRADISI KEGAMAAN DALAM MEMBENTUK KARAKTER RELIGIUS PADA SISWA DI SMPN 1 GRABAG DAN SMPN 2 NGABLAK KAB. MAGELANG TAHUN 2014-2015 oleh AGUS AKHMAD MARDJUKI NIM. M1.12.019 Tesis diajukan kepada Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Salatiga Sebagai pelengkap persyaratan untuk gelar Magister Pendidikan Islam Salatiga, 11 September 2015 Dr. H. M. ZULFA, M. Ag. PEMBIMBING I PROGRAM PASCA SARJANA

  INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

  LEMBAR PERSETUJUAN TESIS Nama : Agus Akhmad mardjuki NIM : M1.12.019 Program Studi : Pendidikan Agama Islam Konsentrasi : Pendidikan Tanggal Ujian : Judul Tesis : Tradisi Keagamaan Dalam Membentuk Karakter Religius

  Pada Siswa Di SMPN 1 Grabag Dan SMPN 2 Ngablak KAB. Magelang Tahun 2014-2015

  Panitia Munaqosah Tesis 1.

   Ketua Penguji : (Dr. H. Zakiyuddin, M.Ag.) 2. Sekretaris : (Dr. Winarno, M.Pd.) 3. Penguji I : (Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd.) 4. Penguji II : (Dr. H.M. Zulfa, M.Ag.) 5. Penguji III : (Dr. Asfa Widiyanto, M.A.)

PERNYATAAN KEASLIAN

  “Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tesis ini merupakan hasil karya sendiri dan sepengetahuan dan keyakinan saya tidak mencantumkan tanpa pengakuan bahan-bahan yang telah dipublikasikan sebelumnya atau ditulis oleh orang lain, atau sebagian bahan yang pernah diajukan untuk gelar atau ijasah pada Institut

  Agama Islam Negeri Salatiga atau perguruan tinggi lainnya.” Salatiga, September 2016 Yang membuat pernyataan Agus Akhmad mardjuki

  MOTTO 1.

   Likulli syai‟in ziinatun filwaro, waziinatul mar‟i tamamul adabi

  (Setiap manusia memiliki perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah akhlak mulia)

2. Innamal umamul akhlaku mabaqiat fain dzahabat akhlaquhum dzahabu

  (Bangsa itu dikatakan ada apabila memiliki akhlak, dan apabila akhlak itu hilang maka musnahlah bangsa itu).

  

Abstraksi

  Agus Akhmad Mardjuki, “Tradisi Kegamaan dalam Membentuk Karakter

  

Religius Pada Siswa di SMP N 1 Grabag dan SMP N 2 Ngablak Kab. Magelang

Tahun 2014/2015 . Tesis Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI)

  Pascasarjana IAIN Salatiga, Pembimbing: Prof. Dr. H M Zulfa. Kata kunci: Tradisi Keagamaan, Karakter Religius, Peran Guru PAI Beberapa waktu terakhir ini, realitas kehidupan sangat memprihatinkan. Mulai dari tawuran pelajar, tindak kriminal yang kian merajalela, juga kasus kekerasan seksual yang menimpa anak-anak dibawah umur. dalam dunia pendidikan.Diberitakan juga bagaimana siswi yang diperkosa setelah dibuat mabuk.

  Pendidikan berupaya menghasilkan manusia yang sehat dan cerdas dengan kepribadian yang kuat dan religius serta mampu menjunjung tinggi budaya luhur bangsa. Pendidikan adalah proses pembelajaran yang harus dikedepankan untuk menjadikan seseorang mengenal nilai-nilai kebaikan dan sadar untuk mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan tidak boleh hanya sebagai proses transfer of knowledge, akan tetapi juga transfer of values. Sehingga materi yang diperoleh bisa dipraktikkan dalam kehidupan riil di masyarakat.

  Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan metode pengamatan, wawancara, dan observasi dan dokumentasi. Penelitian ini bertujuan mengetahui tradisi keagamaan, usaha guru PAI dalam pembentukan karakter, faktor pendukung dan penghambatnya di SMPN 1 Grabag dan SMPN 2 Ngablak. Guru PAI dalam pembentukan karakter siswa melalui pembiasaan sholat berjamaah, tadarus Al Qur’an dan asmaul husna, peringatan (Peringatan Hari Besar Islam (PHBI), infak jum’at

  Dari hasil penelitian ditemukan bahwa tradisi keagamaan mampu menumbuhkan karakter religius siswa, sehingga siswa memiliki kepribadian luhur dan berakhlak mulia. Tertanam jiwa disiplin, sabar, jujur, ikhlas, tawadhu’ toleransi dan taat. Peran guru PAI sangat penting dalam mewujudkan karakter religius pada siswa, diantaranya memberikan keteladanan, motivasi, penumbuhan kesadaran dan sanksi siswa yang melanggar, itu semua merupakan faktor pendukung demi terwujudnya program kegiatan tersebut.

  

Abstraction

Mardjuki, Agus Akhmad. The tradition of religious in Shaping Character

Religious Students of SMP N 1 Grabag and SMP N 2 Ngablak Kab. Magelang

Year 2014/2015. Thesis Graduate Program IAIN Salatiga Supervisor: Prof. Dr .H. M. Zulfa Keywords: Religious Traditions, religious character, the role of PAI teachers

Some times in past, the realities of concerned life. Likeof student brawls, rampant

crime, also cases of sexual violence that afflicts young children in education.

Reported also how the student who was raped after being made drunk .

This study used qualitative methods, the method of observation, interviews,

observation, and documentation. Education must produce healthy and intelligent

man with a strong personality and religious and able to uphold the noble culture

of the nation. Education is a learning process that must be put forward to make a

person know the values of kindness and consciously to practice it in daily life .

Education can not be just a process of transfer of knowledge, but also the transfer

of values. So that the material obtained can be practiced in real life in the sosiety.

This study aimed to know the religious traditions, PAI teachers' efforts in shaping

the character, supporting and inhibiting factors in SMPN 1 Grabag and SMPN 2

Ngablak. PAI teacher in shaping the character of students through habituation

pray ,reading Qur'an and the Asmaul Husna, admonitions( Days of the Islamic

(PHBI ), and Fridaydonation.

From this research was found that religious traditionsable to support thereligious

character of students, so that students have the personality disciplined, patient,

honest, sincere, respect, tolerance and obedience. PAI teacher's role is very

important in realizing the religious character of the students, including providing

exemplary, motivational,growing the awareness and sanction students in violation

and there are supporting factors and inhibitors, for the realizing of the activity

programs.

KATA PENGANTAR

  Penulis mengucapkan syukur alhamdulillah ke hadlirat Allah S.W.T., atas rahmat dan karunia yang dilimpahkan-Nya, sehingga tesis ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai yang direncanakan. Tesis ini mengungkap tradisi keagamaan dalam membentuk karakter religius siswa pada SMPN 1 Grabag dan SMPN 2 Ngablak tahun 2014/2015.

  Dalam penulisan dan penyusunan tesis ini, penulis sangat menyadari akan keterbatasan dan kekurangan ilmu pengetahuan, kendatipun sudah berusaha semaksimal mungkin, namun ada pepatah "Tiada gading yang tak retak". Untuk itu, hanya kritik dan saran penulis harapkan, untuk kebaikan di masa yang akan datang.

  Secara umum ucapan terima kasih tak terhingga kepada semua pihak yang telah memberikan motivasi dan bantuan moril maupun materiil, sehingga penulisan tesis untuk mendapatkan gelar Magister Pendidikan Islam dapat terwujud. Demikian pula pada kesempatan yang berbahagia ini, secara khusus penulis menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada: 1.

  Ayah dan Ibuku (Bapak Muh. Usupdan Ibu Anisah. Alm, yang memberikan pendidikan ketika kecil hingga dewasa serta doa restunya.

  2. Bapak Dr. H. Rahmat Haryadi, selaku Ketua IAIN Salatiga beserta staf, yang telah membantu kelancaran selama penulis belajar di Pascasarjana IAIN Salatiga 3. Bapak Dr. H. Zakiyudin Baidhawy, M.Ag. selaku Direktur Program

  Pascasarjana beserta staf, yang telah membantu kelancaran selama penulis studi.

  4. Bapak Prof. Dr. H.M. Zulfa selaku dosen pembimbing yang telah banyak membantu, mengarahkan, dan memberi motivasi kepada penulis secara efektif dan efesien, sehingga penulisan tesis ini dapat diselesaikan dengan baik.

5. Bapak Sugiyarto S.Pd, M.Pd. selaku Kepala SMPN 1 dan Bapak Budi Sayuto,

  S.Pd. MPd selaku Kepala SMPN 2 Ngablak Kab. Magelang yang telah memberikan ijin penelitian.

  6. Anak-anak dan istriku, Asfiyatun S.Ag yang telah memberikan motivasi, do’a dan mendampingi kuliah S2 sampai penulisan Tesis ini dapat terwujud dan selesai dalam waktu yang sama 7. Rekan-rekan Pascasarjana IAIN Salatiga yang telah memberikan dorongan dan motivasi sehingga tesis ini dapat selesai.

  Atas segala amal kebaikan dari semua pihak, penulis tidak bisa membalasnya kecuali hanya berdo ’a jaza kumullahu khoiron katsiro semoga Allah SWT., mencatat sebagai amal ibadah. Amin.

  Salatiga, September 2016 Penulis

  Agus Akhmad Mardjuki

  DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii LEMBAR PERSETUJUAN ........................................................................... ii SURAT PERNYATAAN ............................................................................... iii MOTTO .......................................................................................................... iv ABSTRAK .................................................................................................... v KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii DAFTAR ISI ................................................................................................. x DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................

  1 A. Latar Belakang ............................................................................. 1 B.

  Rumusan Masalah ......................................................................... 5 C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 5 D. Kajian Pustaka .............................................................................. 7 E. Metode Penelitian ......................................................................... 13 F. Sistematika Pembahasan................................................................ 17

  

BAB II LANDASAN TEORI ..................................................................... 18

A. Tradisi Keagamaan ........................................................................ 18 1. Pengertian Tradisi Keagamaan .................................................. 19 2. Dasar dan Bentuk Tradisi Keagamaan ....................................... 20 3. Strategi Keagamaan ................................................................. 27 4. Metode Keagamaan .................................................................. 32 5. Faktor yang mempengaruhi pembentukan karakter .................... 37 B. Karakter Religius .......................................................................... 38 1. Pengertian Karakter .................................................................. 38 2. Karakter Religius dalam Pendidikan Islam ................................ 42 3. Metode Membangun Karakter ................................................. 48 C. Materi Pembelajaran PAI dalam Pembentukan Karakter Religius Siswa ............................................................................................. 50

BAB III DATA HASIL PENELITIAN ........................................................ 57

A. Profil Tempat Penelitian ................................................................ 57 1. SMPN 1Grabag ........................................................................ 57 2. SMPN 2 Ngablak ...................................................................... 64

  B.

  Tradisi Keagamaan…………………………………….………… ..... 68

  C. Pembentukan Karakter Religius. ...................................................... 74

  D. Tradisi Keagamaan dalam Membentuk Karakter Relegius.................80

  E. Faktor Pendukung dan Penghambat Pembentukan Karakter.. ........... 84

  

BAB IV ANALISA DATA ............................................................................ 89

A. Tradisi Keagamaan dalam Membentuk Karakter Relegius................. 89 B. Usaha Guru PAI dalam Pembentukan Karakter Religius………… ... 90 C. Faktor Pendukung dan Penghambat Pembentukan Karakter.. ........... 92

BAB V PENUTUP ......................................................................................... 95

A. Simpulan ....................................................................................... 95 B. Saran-saran ................................................................................... 96 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN BIOGRAFI PENULIS

  

DAFTAR TABEL

  1 Tabel 1 Profil SMP Negeri 1 Grabag dan SMP N 2 Ngablak

  60

  2 Tabel 2 Data Siswa dalam lima tahun terakhir

  64

  3 Tabel 3 Data Tenaga Pendidik dan Tata Usaha

  65

  4 Tabel 4 Data Siswa dan Guru

  67

  5 Tabel 5 Perbandingan Kegiatan antara SMN 1 Grabag dan SMP N

  2 Ngablak Kab. Magelang

  72

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Beberapa waktu terakhir ini, realitas kehidupan sangat

  memprihatinkan, mulai dari tawuran pelajar, tindak kriminal yang kian merajalela, juga kasus kekerasan seksual yang menimpa anak-anak dibawah umur. Dalam dunia pendidikan. seperti diberitakan media online,

  1 Tribunnews, sebanyak 11 pelajar SMP ditangkap akibat tawuran.

  Diberitakan juga bagaimana siswi yang diperkosa setelah dibuat mabuk oleh

  2 3 pelajar.

  Fenomena sosial yang menyedihkan di atas seharusnya menjadi renungan dan evaluasi bagi pendidikan kita selama ini. Pendidikan berupaya mampu menghasilkan manusia yang sehat dan cerdas dengan (1) kepribadian yang kuat dan religius serta mampu menjunjung tinggi budaya luhur bangsa, (2) kesadaran akan demokrasi, (3) kesadaran moral hukum yang tinggi, dan

  

3

(4) kehidupan makmur dan sejahtera.

  Oleh sebab itu, pendidikan adalah proses pembelajaran yang harus paling depan dan bertanggung jawab untuk menjadikan seseorang mengenal nilai-nilai kebaikan dan sadar untuk mengamalkannya dalam kehidupan

  1 2 Tribunews.com, 11 Pelajar ditangkap saat tawuran.Diakses 6 Januari 2015. 3 News.okezone.com, Mabuk, Tiga Pemuda Gilir Siswi SMP.Diakses 6 Januari 2015.

  Jalal F. dan Supriyadi D, Reformasi Pendidikan dalam Konteks Otonomi Daerah, sehari-hari. Pendidikan tidak boleh hanya sebagai proses transfer of

  

knowledge , akan tetapi juga transfer of values. Sehingga materi yang

  diperoleh bisa dipraktikkan dalam kehidupan riil di masyarakat. Transfer nilai-nilai ini dilakukan dengan tradisi keagamaan yang dipraktikkan di sekolah. Ada beberapa hal yang dapat dijadikan indikator budaya agama seseorang, yakni: (1) komitmen terhadap perintah dan larangan agama, (2) bersemangat mengkaji ajaran agama, (3) aktif dalam kegiatan agama, (4) menghargai simbol-simbol agama, (5) akrab dengan kitab suci, (6) mempergunakan pendekatan agama dalam menentukan pilihan, (7) ajaran

  4 agama dijadikan sebagai sumber pengembangan ide.

  Penelitian ini hendak mengungkapkan bagaimana proses pendidikan karakter religius ditanamkan dalam diri siswa di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Grabag dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Ngablak Kabupaten Magelang. Penelitian difokuskan pada peran tradisi keagamaan di sekolah dan Guru PAI dalam pembentukan karakter siswa disekolah tersebut.

  Di era globalisasi ini, organisasi merupakan hal penting dan sangat dibutuhkan dalam kondisi lingkungan masyarakat, diantaranya untuk menata, mengatur dan mengkoordinasi suatu kehidupan. Lain dari itu Organisasi merupakan institusi yang dapat memberi nafas pada kehidupan. struktur organisasi memungkinkan masyarakat untuk mengejar tujuan yang tidak bisa

4 Nurcholis Madjid, Masyarakat Religius (Jakarta: Paramadina, 1997), 128-136.

  5

  dicapai oleh individu-individu secara sendiri-sendiri. Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasi secara sadar dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, tersusun atas dua orang atau lebih yang berfungsi atas dasar yang relatif secara terus menerus untuk mencapai suatu tujuan atau seperangkat tujuan bersama.

  Kerjasama yang terpadu antara Guru PAI dengan guru mata pelajaran lainnya diharapkan mampu mewujudkan harapan terciptanya siswa-siswi yang memiliki karakter keagamaan yang tinggi sehingga mampu mewujudkannya dalam kehidupan bermasyarakat.

  Pentingnya pendidikan karakter diantaranya berfungsi sebagai pembentukan dan pengembangan potensi peserta didik agar berpikiran baik dan berperilaku baik sesuai dengan falsafah hidup Pancasila. Dengan demikian pendidikan karakter adalah upaya yang dilakukan guru, yang mampu mempengaruhi dan membentuk watak peserta didik yang dilakukan secara sadar dan terencana bukan hanya sifatnya secara kebetulan, yang mana sisi substansi dan tujuannya sama dengan pendidikan budi pekerti yang bisa membawa perubahan individu sampai ke akar-akarnya ke arah yang baik dan benar.

  Bidang studi Pendidikan Agama Islam yang diajarkan di SMP Negeri 1 Grabag dan SMPN 2 Ngablak kabupaten Magelang, di samping sebagai ilmu teoritis juga sekaligus sebagai ilmu praktis yang harus diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan 5 Gibson dan Donnely, Organisasi: Perilaku,Struktur dan Proses. Terjemahan Nunuk terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimanai ajaran agama Islam, diringi dengan tuntutan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan

  6

  bangsa. Cakupan materi yang harus dipelajari begitu banyak, sedangkan jam pelajaran yang tersedia sangat terbatas, mengingat kenyataan ini agar siswa dapat mencapai keberhasilan belajar, maka siswa tersebut dituntut keaktifannya.

  Sesuai dengan pernyataan diatas bahwa akhlak merupakan faktork yang tidak dapat ditinggalkan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam kehidupan pribadi atau kehidupan bermasyarakat. Akhlak merupakan sikap pribadi seseorang yang dapat menghantarkan dirinya kepada pribadi yang baik dan terpuji, sehingga orang menilai secara lahiriyah ditentukan bagaimana orang itu bersikap sehari-hari.

  Meskipun di sekolah anak sudah mendapat pelajaran bidang studi Pendidikan Agama Islam yang kaya akan nilai-nilai islam, akan tetapi masih ada anak didik yang akhlak, pergaulan, serta sikap atau perilakunya kurang baik. Fenomena yang demikian ini dirasakan oleh para guru, karyawan serta orang tua sendiri. Dengan melihat kenyataan di atas maka penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam lagi mengenai permasalahan tersebut. Berdasarkan latar belakang permasalahan, penulis mengambil judul dalam tesis ini yaitu, TRADISI KEGAMAAN DALAM MEMBENTUK 6 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi,

  KARAKTER RELIGIUS PADA SISWA DI SMPN 1 GRABAG DAN SMPN 2 NGABLAK KAB. MAGELANG TAHUN 2014/2015 B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah Tradisi Keagamaan yang ada di SMP Negeri 1

  Grabag dan SMP Negeri 2 Ngablak tahun pelajaran 2014/2015? 2. Bagaimana usaha guru PAI dalam membentuk karakter religius tersebut pada SMP Negeri 1 Grabag Magelang dan SMP Negeri

  2 Ngablak? 3. Faktor-faktor apa yang mendukung dan menghambat dalam pembentukan karakter religius tersebut?

C. Tujuan Penelitian

  Penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut 1.

  Untuk mengetahui tradisi keagamaan dalam membentuk karakter religius pada siswa SMP Negeri 1 Grabag dan SMP Negeri 2 Ngablak tahun pelajaran 2014/2015.

  2. Untuk mengetahui usaha guru PAI dalam membentuk karakter religius pada siswa di SMP Negeri 1 Grabag dan SMP Negeri 2 Ngablak tahun pelajaran 2014/2015

  3. Untuk mengetahui faktor penunjang dan faktor penghambat dalam membentuk karakter religius pada siswa di SMP Negeri 1 Grabag dan SMP Negeri 2 Ngablak tahun pelajaran 2014/2015.

D. Kegunaan Penelitian 1.

  Kegunaan Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu karya ilmiah yang dapat menambah khazanah keilmuan di dunia pendidikan.

2. Kegunaan Praktis a.

  Memberikan sumbangan untuk pengembangan ilmu pengetahuan terhadap Guru PAI dalam membentuk karakter siswa dalam mewujudkan output siswa yang berimtaq dan berakhlak mulia di SMP Negeri 1 Grabag kabupaten Magelang tahun 2014/20115.

  b.

  Hasil penelitian ini nantinya bisa menjadi acuan bagi tenaga pendidik terutama guru mata pelajaran PAI mengenai efektifitas pembelajaran PAI dalam meningkatkan iman dan taqwa (imtaq) dan akhlak siswa.

  c.

  Hasil penelitian ini mampu memberikan bahan masukan bagi sekolah untuk meningkatkan pemebentukan karakter siswa dan prestasi belajar siswa kelas VII SMP Negeri 1 Grabag kabupaten Magelang tahun 2014/2015.

E. Kajian Pustaka

  Penelitian mengenai pendidikan karakter bukanlah hal baru. Terlebih semenjak pemerintah mensosialisasikan pendidikan karakter di institusi pendidikan di Indonesia. Berdasarkan penelusuran penulis, terdapat beberapa penelitian yang memiliki tema yang hampir sama dengan tema yang penulis angkat. Berikut ini di antaranya:

  Pertama , tesis karya Rah

  mad Kamal yang berjudul, “Pendidikan Nilai Karakter di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Malang 1”. Penelitian Rahmad Kamal ini ditekankan pada akhlak al-karimah yang diaplikasikan ke dalam beberapa aspek, yaitu: (a) kurikulum (b) budaya (c) program pengembangan diri. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa nilai-nilai karakter yang ditanamkan di MIN Malang 1 tidak terlepas dari 18 karakter yang dikembangkan kemendiknas dalam buku pedoman pendidikan budaya dan karakter bangsa yang diterbitkan pada tahun 2010, yang meliputi: nilai religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, persahabatan komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab. Perbedaan antara tesis Rahmad Kamal dengan penelitian yang penulis angkat adalah Rahmad Kamal memfokuskan penelitiannya pada peran Guru dan implementasi akhlakul karimah yang ditanamkan di MIN Malang 1, sedangkan penelitian penulis hendak mengetahui peran guru PAI dalam pembentukan nilai karakter religius pada siswa.

  Kedua , tesis yang ditulis oleh Junaidi mengenai peran Guru PAI dalam

  penanaman Nilai-nilai agama pada anak. Junaidi memulai penelitian dengan dilatarbelakangi beberapa hal. Pertama, tujuan pendidikan semata kecerdasan intelektual dan kurang menyentuh nilai-nilai akhlak dari peserta didik.

  

Kedua , pendidikan agama lebih dititikberatkan pada hafalan, bukan pada

  perlunya menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian ini dilakukan di SD N Demangan Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) tujuan pendidikan di SD Demangan Yogyakarta adalah berusaha mencetak siswa yang cerdas berprestasi, berakhlak dan bermartabat serta mengembangkan benih-benih keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan YME. (2) kompetensi pembelajaran PAI di SD N Demangan Yogyakarta meliputi: menghafal surah pendek, pengenalan rukun iman, dan kisah-kisah tokoh dalam sejarah perkembangan Islam. Penelitian Junaidi ini hanya difokuskan pada peran guru dan tidak melibatkan unsur siswa sebagaimana yang hendak penulis lakukan dalam penelitian ini.

  Ketiga , tesis Mustofa mengenai peran Organisasi OSWAH dalam menegakkan disiplin santriwati di Pesantren Putri Al-Mawaddah Ponorogo.

  OSWAH adalah suatu wadah pendidikan yang bersifat ekstrakulikuler dan merupakan suatu wahana pembinaan mental, sikap dan kepribadian sekaligus sebagai sarana pendidikan dalam latihan berorganisasi bagi segenap santriwati sebagai bekal terjun ke masyarakat. OSWAH berperan aktif dalam menegakkan disiplin dan pengajaran, serta sunnah-sunnah pesantren yang dilaksanakan dengan penuh keikhlasan dan tanggung jawab. OSWAH dalam menjalankan mottonya “Siap Dipimpin Dan Siap Memimpin” melibatkan seluruh santriwati al-Mawaddah. OSWAH merupakan motor penggerak dari pada kehidupan di pesantren putri al-mawaddah, diantaranya adalah pembinaan bahasa yang dilakukan setiap hari dengan pemberian kosakata kepada para santriwati sampai pada pemberian sanksi terhadap mereka yang melanggar bahasa, pembinaan kepramukaan oleh koordinator yang juga merupakan bagian dari OSWAH. Dalam aplikasinya diharapkan OSWAH dapat melaksanakan tugas sebagai pembantu pimpinan dalam menegakkan disiplin pesantren.

  Dari ketiga hasil penelitian di atas, penulis hendak memadukan peran sekolah (diwakili guru PAI) dan siswa (diwakili oleh OSIS) dalam upaya menanamkan karakter religius ini dalam diri siswa melalui tradisi keagamaan yang dilaksanakan di lingkungan sekolah.

F. Kerangka Pemikiran 1.

  Tradisi Keagamaan Tradisi keagamaan adalah penggabungan dua istilah antara tradisi dan agama. Untuk lebih jelas alangkah baiknya kita ketahui dulu apa pengertian tradisi. Tradisi yang bahasa Inggrisnya tradition berasal dari kata latin traditio yakni dari tradire yaitu menyerahkan, menurunkan atau mengingkari. Tradisi juga berarti intelek (bukan intelegensi), sedangkan dalam ilmu, tradisi berarti kontunuitas pengetahuan dan motode-metode penelitian. Menurut Pranowo ( 2002 : 8) yang dikutip oleh Nur Syam Tradisi adalah suatu yang diwariskan atau ditranmisikan dari masa lalu ke masa kini. Sedangkan menurut Anton Rustanto tradisi adalah suatu perilaku yang lazim orang lakukan dalam sebuah tatanan masyarakat tertentu secara turun menurun. Hal ini dilakukan semata- mata karena sifat dari tradisi adalah kontinuitas, dilakukan terus menerus sesuai dengan apa yang dilakukan oleh para pendahulu mereka.

  Keagamaan jika ditelusuri berasal dari kata agama. Agama ialah suatu sistem kepercayaan yang disatukan oleh praktik yang berkaitan dengan hal-hal yang suci, yakni hal-hal yang diperbolehkan dan dilarang kepercayaan dan praktik-praktik yang mempersatukan komunitas moral yang disebut Gereja atau Masjid, Wihara, Pura dan sebagainya. Menurut Stenbrink (2000: 42) yang dikutip oleh Nur Syam, tradisi keagamaan ialah kumpulan atau hasil perkembangan sepanjang sejarah; ada unsur baru yang masuk, ada yang ditinggalkan juga.

  Dari beberapa pengertian di atas, secara sederhana dapat penulis simpulkan bahwa tradisi keagamaan adalah suatu tradisi yang berkembang di tengah-tengah masyarakat dengan fenomena pelaksanaan ajaran agama.

2. Karakter Religius

  Pengertian karakter adalah sifat-sifat kejiwaan, budi pekerti

  7

  yang membawakan seseorang lain dengan yang lain. Karakter 7 memberikan gambaran tentang suatu bangsa sebagai penanda,

Nur Azman, Kamus Standar Bahasa Indonesia, Bandung, Fokusmedia: 2013, 190. penciri sekaligus pembeda suatu bangsa dengan lainnya. Karakter memberikan arahan tentang bagaimana bangsa itu menapaki dan melewati suatu jaman dan mengantarkannya pada suatu derajat tertentu.Bangsa yang besar adalah bangsa yang memiliki karakter yang mampu membangun sebuah peradaban besar yang kemudian

  8 mempengaruhi perkembangan dunia.

  Kata dasar dari religius adalah religi yang berasal dari bahasa asing religion sebagai bentuk dari kata benda yang berarti agama atau kepercayaan akan adanya sesuatu kekuatan kodrati di atas manusia. Sedangkan religius berasal dari kata religious yang berarti sifat religi yang melekat pada diri seseorang (Thontowi, 2012). Religius sebagai salah satu nilai karakter dideskripsikan oleh Suparlan (2010) sebagai sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianut, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain. Karakter religius ini sangat dibutuhkan oleh siswa dalam menghadapi perubahan zaman dan degradasi moral, dalam hal ini siswa diharapkan mampu memiliki dan berprilaku dengan ukuran baik dan buruk yang di dasarkan pada ketentuan dan ketetapan agama. Pembentukan karakter Religius ini tentu dapat dilakukan jika seluruh komponen stake holders pendidikan dapat

8 Akh. Muwafik Saleh, Membangun Karakter Dengan Hati Nurani, Jakarta, Erlangga:

  berpartisipasi dan berperan serta, termasuk orang tua dari siswa itu sendiri (E-learning Pendidikan, 2011).

  Thontowi (2012) mengemukakan 6 (enam) komponen religius, antara lain: a. Ritual, yaitu perilaku seremonial baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama.

  b. Doctrin, yaitu penegasan tentang hubungan individu dengan Tuhan.

  c. Emotion, yaitu adanya perasaan seperi kagum, cinta, takut, dan sebagainya.

  d. Knowledge, yaitu pengetahuan tentang ayat-ayat dan prinsip-prinsip suci.

  e. Ethics, yaitu atauran-aturan untuk membimbing perilaku interpersonal membedakan yang benar dan yang salah, yang baik dan yang buruk.

  f. Community, yaitu penegasan tentang hubungan manusia dengan makhluk atau individu yang lain.

G. Metode Penelitian 1.

  Pendekatan Penelitian Secara umum penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif menggunakan pengamatan, wawancara, atau penelaahan

  9

  dokumen. Karena data yang akan disajikan lebih banyak data

9 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

  kualitatif, yakni data yang disajikan dalam bentuk verbal bukan

  10 dalam bentuk angka.

  Disamping itu Penelitian ini juga termasuk penelitian eksploratif dengan menggunakan metode naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi alamiah (natural setting). Adapun paradigma yang melandasinya adalah dari kajian filsafat pospositifisme/intepretatif konstruktif, yang memandang realitas

  11

  sosial dalam hal ini pengintegrasian nilai Islam pembelajaran

  IPA/IPS, sebagai sesuatu yang utuh, kompleks, dinamis, penuh makna, dan hubungan gejala bersifat interaktif.

2. Sumber data a.

  Menentukan sumber data yang dapat dipercaya baik dari sumber observasi maupun wawancara sebagai pendukungnya.

  b.

  Menggali data dan informasi yang diperlukan sesuai dengan focus dalam penelitian.

  c.

  Mendokumentasikan data dan informasi yang diperoleh dalam bentuk catatan lapangan (field note) dan transkrip wawancara

  (interview transcript).

  Field note pada dasarnya merupakan catatan hasil observasi 10 partisipatorik yang dilakukan penulis dalam mengamati kegiatan/proses 11 Noeng Muhajir, Metode Penelitian Kualitatif , Yogyakarta : Rake Sarasin, 1996, 29.

  Sugiyono, Metode Penelitian pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, dan R dan D, yang terjadi dalam kaitannya dengan keterlibatannya dalam pengembangan kurikulum. Sedangkan interview transcript adalah catatan hasil wawancara yang dilakukan penulis terhadap subyek penelitian. Transkrip wawancara ini ditulis dalam gaya bahasa naratif dari pokok pembicaraan subyek yang tercatat dalam transkrip wawancara. Hal ini didasarkan atas pertimbangan praktis sekaligus untuk memudahkan dalam melakukan analisis data selanjutnya.

3. Teknik Pengumpulan Data a.

  Interview

  Interview dilakukan oleh penulis dengan para guru di

  SMP Negeri 1 Grabag Magelang dan SMP Negeri 2 NgablakKabupaten Magelang.Interview dalam penelitian ini digunakan sebagai metode untuk mencari data tentang tradisi keagamaan yang diterapkan dalam membentuk karakter di SMP Negeri 1 Grabag Magelang dan SMP Negeri 2 Ngablak Kabupaten Magelang. Dalam proses ini, peneliti menerima kenyataan apa adanya dan seobjektif mungkin.

  b.

  Observasi

  Obsevasi yang dilakukan adalah pengamatan secara

  terlibat (participant observation ). Teknik observasi yang dilakukan untuk mendapatkan catatan lapangan (field note) tentang fenomena-fenomena yang terjadi secara nyata di lapangan. Peneliti menerima pernyataan seobyektif mungkin, namun sekaligus melibatkan diri dalam konsepsi-konsepsi dan pandangan hidup yang diselidiki melalui pengalaman dan pencatatan dengan sistematis terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki. Secara nyata, peneliti mengamati segala fenomena yang terjadi dalam pelaksanaan pembelajaran di SMP Negeri 1 Grabag Magelang dan SMP Negeri 2 Ngablak Kabupaten Magelang.

  c.

  Dokumentasi Metode dokumentasi merupakan alat pengumpulan data dengan sumber data berupa silabus, kurikulum, jadwal kegiatan dan pengampunya.

  d.

  Teknis Analisis Data Analisis data dilakukan sejak data dikumpulkan.Bersamaan dengan pengumpulan data dilakukan reduksi data. Reduksi data dilakukan dengan cara indentifikasi data, klarifikasi data, dan kodefikasi data. kemudian data dideskripsikan dan dianalisis secara seksama.

  Untuk menjaga validitas data yang diperoleh, peneliti melakukan trianggulasi data dengan menggunakan sumber data lain. Trianggulasi data dilakukan dengan cara mengambil data dari subjek lain (selain yang ditetapkan dalam penelitian) sebagai data verifikasi. Trianggulasi juga mungkin dilakukan dengan mendiskusikan hasil analisis data dengan pakar atau teman sejawat.

  Berdasarkan sifat data yang dikumpulkan, maka metode analisis data yang digunakan adalah analisa kualitatif. Analisa ini dilakukan dengan cara menghubungkan data sehingga akan diketahui adanya relasi kausalitas (hubungan sebab akibat), korelasi (hubungan saling mempengaruhi) dan relasi linear (adanya pengaruh data yang satu terhadap data yang lainnya). Pola pikir yang digunakan dalam analisa ini adalah pola induksi, yaitu proses berpikir yang diawali dengan pengamatan yang khusus untuk kemudian diambil kesimpulan

  12 yang bersifat umum.

H. Populasi dan Sampel

  Peneliti melakukan penelitian di SMP Negeri

  1 Grabag Magelang dan SMP Negeri 2 Ngablak Kabupaten Magelang.

I. Sistematika Pembahasan

  Bagian awal terdiri dari halaman sampul, halaman judul, halaman persetujuan, halaman pengesahan, pernyataan keaslian tulisan, halaman motto, halaman persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar

12 Amsal Bahtiar, Filsafat Agama, Jakarta, Logis Wacana Ilmu, 1997, hlm. 3

  gambar, daftar lampiran, pedoman transliterasi, dan abstrak yang memuat seluruh isi dari tesis secara singkat dan padat.

  Bagian isi terdiri dari lima bab dan masing-masing bab berisi sub-bab. Bab I. Pendahuluan yang memuat latar belakang masalah yang berisi landasan-landasan yang memunculkan permasalahan-permasalahan yang akan diteliti. Permasalahan-permasalahan ini nantinya berupa pertanyaan- pertanyaan. Fokus penelitian ini akan dijelaskan pada tujuan penelitian sebagai arah dalam melakukan penelitian. Kegunaan penelitian merupakan kontribusi hasil penelitian baik secara teoritis maupun praktis. Kerangka pemikiran merupakan sub-bab berikutnya yang berisi penjelasan dari variabel penelitian yang masih ambigu. Penelitian terdahulu merupakan penelitian yang bisa dijadikan pertimbangan dan perbandingan dengan penelitian yang akan peneliti lakukan. Sistematika pembahasan sebagai sub-bab terakhir merupakan penjelasan yang berupa urutan-urutan yang akan dibahas.

  Bab II. Landasan teori, membahas tentang pengertian tradisi

  keagamaan, dasar dan bentuk keagamaan, pengertian pendidkkan karakter, metode pendidikan karakter, faktor yang mempengaruhi peembentukan karakter, penegrtian karakter, macam-macam karakter dalam pendidikan islam, metode membangun karakter, materi PAI dalam memebntuk karakter relegius,

  Bab III. Data hasil Penelitian. Bab ini berisi tentang profil tempat penelitian, visi dan misi, tujuan, motto, tradisi keagamaan, tabel.

  Bab IV Analisa data.Bab ini terdiri dari analisis tentang tradisi

  keagamaan dalam membentuk karakter siswa, meliputi perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, analisis pencapaian karakter keagamaan dan langkah- langkahnya.

   Bab V. Penutup. Bab terakhir ini memuat kesimpulan dan saran. Kesimpulan memuat uraian singkat terkait fokus penelitian. Saran merupakan masukan bagi instansi pihak yang terkait dengan penelitian ini. Bagian akhir berisi daftar rujukan, lampiran-lampiran, dan biodata

  peneliti. Daftar rujukan memuat referensi-referensi yang digunakan peneliti untuk menyelesaikan penelitian ini. Lampiran-lampiran memuat dokumen- dokumen yang mendukung penelitian ini, time schedule penulisan tesis, daftar pertanyaan untuk wawancara, dan daftar observasi. Biodata peneliti berupa biografi peneliti secara lengkap.

BAB II LANDASAN TEORI A. Tradisi Keagamaan 1. Pengertian Tradisi keagamaan Tradisi keagamaan adalah penggabungan dua istilah antara tradisi

  dan agama. Untuk lebih jelas alangkah baiknya kita ketahui dulu apa pengertian tradisi. Tradisi yang bahasa Inggrisnya tradition berasal dari kata latin traditio yakni dari tradire yaitu menyerahkan, menurunkan atau mengingkari. Tradisi juga berarti intelek (bukan intelegensi), sedangkan dalam ilmu, tradisi berarti kontinuitas pengetahuan dan motode-metode penelitian.

  Tradisi adalah suatu yang diwariskan atau ditranmisikan dari masa lalu ke masa kini. Sedangkan menurut Anton Rustanto tradisi adalah suatu perilaku yang lazim orang lakukan dalam sebuah tatanan masyarakat tertentu secara turun menurun. Hal ini dilakukan semata-mata karena sifat dari tradisi adalah kontinuitas, dilakukan terus menerus

  1 sesuai dengan apa yang dilakukan oleh para pendahulu mereka.

  Setelah mengetahui pengertian tradisi, selanjutnya melangkah pada pengertian keagamaan. Keagamaan jika ditelusuri berasal dari kata agama. Agama ialah suatu sistem kepercayaan yang disatukan oleh

1 Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, Bandung: Rosda Karya, 2001, hal. 294.

  praktik yang berkaitan dengan hal-hal yang suci, yakni hal-hal yang diperbolehkan dan dilarang kepercayaan dan praktik-praktik yang mempersatukan komunitas moral yang disebut Gereja atau Masjid, Wihara, Pura dan sebagainya. Sementara menurut Stenbrink, tradisi keagamaan ialah kumpulan atau hasil perkembangan sepanjang sejarah;

  2 ada unsur baru yang masuk, ada yang ditinggalkan juga.

  Dari beberapa pengertian di atas, secara sederhana dapat penulis simpulkan bahwa tradisi keagamaan adalah suatu tradisi yang berkembang di tengah-tengah masyarakat dengan fenomena pelaksanaan ajaran agama.

2. Dasar dan Bentuk Tradisi Keagamaan

  Dasar dan bentuk Tradisi keagamaan sering ditemui sulit berubah karena sudah menyatu dalam kehidupan masyarakat. Oleh karena itu,

  3

  tampaknya tradisi keagamaan sudah terbentuk sebagai norma yang dibakukan dalam kehidupan masyarakat itu sendiri. Dalam pendidikan tradisi keagamaan merupakan unsur sosial yang telah mengakar dalam kehidupan masyarakat dan sulit berubah. Pada umumnya, pada masyarakat pedesaan, tradisi keagamaan erat kaitannya dengan mitos dan agama. Mitos lahir dari tradisi yang sudah mengakar kuat di suatu masyarakat, sementara agama dipahami berdasarkan kultur setempat 2 sehingga mempengaruhi tradisi.

  Baidhawi, Zakiyuddin, Pendidikan Agama Berwawasan Multikultural, Jakarta: Airlangga, 2005,58.

  Dasar tradisi keagamaan memang lahir dari suatu ajaran yang bersifat normatif. Dari sudut pandang sosiologis, tradisi merupakan suatu pranata sosial, karena tradisi dijadikan kerangka acuan norma dalam masyarakat Kerangka acuan norma ini ada yang bersipat sekunder dan primer. Yang sekunder, pranata itu bercorak rasional, terbuka dan umum, kompetitif dan konflik yang menekankan legalitas, seperti pranata politik, pranata pemerintahan, ekonomi dan pasar, berbagai pranata hukum dan keterkaitan sosial dalam masyarakat yang bersangkutan.

  Pranata ini dapat diubah struktur dan peranan hubungan antar peranannya maupun norma-norma yang berkaitan dengan itu.

  Tampaknya, pranata sekunder ini bersipat fleksibel, mudah berubah sesuai dengan situasi yang diinginkan oleh pendukungnya. Sedangkan pranata primer berhubungan dengan kehormatan dan harga diri, jati diri serta kelestarian masyarakatrnya, karena, pranata ini merupakan kerangka acuan norma yang mendasar dan hakiki dalam kehidupan manusia itu sendiri

  Oleh karena itu, pranata ini tidak dengan mudah dapat berubah begitu saja. Mengacu kepada penjelasan di atas, tradisi keagamaan termasuk ke dalam pranata primer. Karena pranata keagamaan ini mengandung unsur-unsur yang berkaitan dengan Ketuhanan atau keyakinan, tindakan keagamaan, perasaan-perasaan yang bersifat mistik, penyembahan kepada yang suci, dan keyakinan terhadap nilai-nilai yang hakiki. Dalam hubungan dengan masalah kebudayaan yang sudah menjadi tradisi inilah, maka tradisi keagamaan sulit berubah, karena selain didukung oleh masyarakat, juga memuat sejumlah unsur-unsur yang memiliki nilai-nilai luhur yang berkaitan dengan keyakinan masyarakat. Demikian juga tradisi keagamaan mengandung nilai-nilai yang sangat penting yang berkaitan dengan agama yang dianut oleh masyarakat atau pribadi-pribadi pemeluk tersebut. Dalam aspek pendidikan di Indonesia, tradisi keagamaan begitu kental sehingga dapat ditemui pada materi pelajaran yang mengandung banyak tradisi keagamaan. Secara sederhana penulis memaknai bahwa tradisi keagamaan adalah hal-hal yang mengandung ajaran agama, dalam hal ini agama Islam. Dapat kita temui dan lihat beberapa institusi pendidikan yang berbasis pesantren atau agama banyak memakai tradisi keagamaan, misalnya memasukkan materi Yasinan atau tahlilan ke dalam materi atau bahan ajar pendidikan.

  Menurut Zakiah Daradjat, sikap siswa terhadap agama dapat

  4

  dibedakan menjadi empat, yaitu:

  a) Percaya turut-turutan

Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK DENGAN STRATEGI MEMBACA KERAS-KERAS PADA SISWA KELAS IV MI GRABAG 3 KECAMATAN GRABAG KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2007/2008 - Test Repository

0 0 77

PENGARUH KETELADANAN ORANG TUA DALAM IBADAH TERHADAP PERILAKU KEAGAMAAN SISWA DI SEKOLAH (STUDI KASUS PADA SISWA MUSLIM SMK TELEKOMUNIKASI TUNAS HARAPAN TENGARAN KAB. SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2007/2008) - Test Repository

0 1 99

HUBUNGAN KEHARMONISAN ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA MTs. NEGERI GRABAG KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014 - Test Repository

0 0 76

KORELASI SUPERVISI KLINIS KEPALA SEKOLAH DENGAN KINERJA GURU DI SD NEGERI BANYUSARI KEC. GRABAG KAB. MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 - Test Repository

0 0 111

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK PRIBADI MUSLIM SISWA SMP AL-MAS’UDIYYAH BANDUNGAN, KAB. SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 - Test Repository

0 1 110

UPAYA PENINGKATAN MENGHAFAL SURAT AL-FIIL DAN AL-MA’UN MELALUI METODE PRACTICE-REHEARSAL PAIRS PADA SISWA KELAS V SD NEGERI BALEAGUNG KEC. GRABAG KAB. MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2015/2016 - Test Repository

0 1 96

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI KITAB-KITAB ALLAH MELALUI METODE JIGSAW PADA SISWA KELAS VIIIC SMPN 2 TUNTANG, KAB. SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2017/2018 - Test Repository

0 0 135

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN MELALUI METODE TIME TOKEN PADA SISWA KELAS V MI MA’ARIF KANIGORO DESA KANIGORO KEC. NGABLAK KAB. MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017 - Test Repository

0 1 167

STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN RELIGIUSITAS SISWA DI SDN KETAWANG 1 DAN SDN BANARAN KECAMATAN GRABAG KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2017 - Test Repository

0 0 82

PERAN METODE DISKUSI DALAM PEMBELAJARAN PAI PADA PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA KELAS VIII SMPN 05 SALATIGA TAHUN AJARAN 2016/2017 - Test Repository

0 1 121