ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI Ny. M DENGAN
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI Ny. M DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RS ASSALAM GEMOLONG SRAGEN TAHUN 2012
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun Oleh : RINI SUSILOWATI NIM. B09.105 PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA 2012
KATA PENGANTAR
Penulis panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan berkat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul ”Asuhan Kebidanan pada bayi NY. M dengan Berat Badan Lahir Rendah di RS ASSALAM Gemolong”.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar- besarnya atas segala bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, ucapan terimakasih ini terutama penulis ucapkan kepada :
1. Dra. Agnes Sri Harti, SKM. M.Kes, selaku ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta.
2. Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ka.Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta.
3. Estri Kusumawati, S.ST, selaku pembimbing dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
4. Direktur di RS ASSALAM Gemolong yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan studi kasus.
5. Seluruh Dosen Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan dorongan dan bantuan kepada penulis.
6. Rekan-rekan DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah membantu dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.
7. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu yang telah mendukung dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
iv
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu saran dan kritik dari pembaca, sangat penulis harapkan demi kesempurnaan dalam Karya Tulis Ilmiah ini.
Surakarta, Juli 2012
Penulis
v
MOTTO
© Betapapun suburnya tanah, sejuknya embun, teraturnya hujan dan bagusnya
sinar matahari, hasil tak pernah dipetik tanpa menabur. © Punggung pisaupun akan menjadi tajam bila sering di asah.
© Jadilah anak yang selalu jujur karna itulah hal yang dapat selalu membawamu
dalam kemujuran. (Ayah) © Ikuti dan jalankan kata hatimu yang baik. (Penulis)
PERSEMBAHAN
Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahkan kepada : © Allah SWT , Thanks God to everything for me.
© Bapak dan ibu yang selalu memberiku doa dan dukungan
moral dan material. © Kedua adikku ( duik dan rani) yang memberikanku
keceriaan dan semangat. © Keluarga besar yang selalu memberikanku semangat dan
dukungan agar aku cepat lulus. © Bu Estri dan bu erlyn yang menjadi pembimbing kuliahku. © Sahabat di “happy kost” juga rekan seperjuanganku (mba
rika, rina, mba nia, enur, susan, vevy, melinda) Terimakasih atas kerjasama dan dukungan kalian.
© Bagus Wicaksono yang selalu memberiku semangat supaya
kita bisa wisuda bareng. © Almamater yang aku banggakan selalu.
© Untuk semua teman-temanku DIII Kebidanan STIKes
Kusuma Husada Surakarta, terutama kelas III B.
vi
CURICULLUM VITAE BIODATA
Nama
: Rini Susilowati
TempatTgl. Lahir
: Karanganyar, 29 Desember 1991
Agama
: Islam
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
: Jumantoro, Rt. 03 Rw. 09, Giriwondo, Jumapolo, Karanganyar
PENDIDIKAN
1. SD Negeri Jumantoro II
Tahun 2003
2. SMP Negeri 1 Jumapolo
Tahun 2006
3. SMA Negeri 1 Jumapolo
Tahun 2009
4. Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Angkatan 20092010
vii
D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Karya Tulis Ilmiah, Juli 2012 Rini Susilowati NIM. B09.105
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI Ny. M DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RS ASSALAM GEMOLONG SRAGEN TAHUN 2012
( xiii + 74 Halaman + 3 tabel + 1 gambar + 9 lampiran )
INTISARI
Latar Belakang : Angka kematian bayi baru lahir (Neonatal) di Indonesia masih cukup tinggi berada pada kisaran 341000 kelahiran hidup (SDKI, 2011). Penyebab kematian bayi di Indonesia seperti halnya di negara lain yaitu asfiksia neonaturum 49-60, infeksi 24-34, PrematureBerat Badan Lahir Rendah (BBLR) 15-20, Trauma persalinan 2-7, dan cacat bawaan 1-3 (Manuaba, 2007). Berdasarkan Studi Pendahuluan di RS Assalam Gemolong pada Januari 2011 hingga April 2012 angka kelahiran bayi total sebanyak 1034, jumlah bayi lahir dengan berat badan lahir rendah sebanyak 128 (12,37). Tujuan Studi Kasus: Untuk mengetahui Asuhan Kebidanan Pada bayi Ny. M dengan berat badan lahir rendah di Rumah Sakit Assalam Gemolong dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan tujuh langkah varney mulai dari pengkajian-evaluasi. Metode Studi Kasus: Studi Kasus ini menggunakan metode deskriptif, lokasi studi kasus adalah di RS Assalam Gemolong Sragen, subyek studi kasus adalah pada bayi Ny. M, waktu pengambilan kasus adalah pada 19-29 juni 2012, dengan teknik pengumpulan data melalui pemeriksaan fisik, wawancara, observasi, studi kepustakaan dan studi dokumentasi. Hasil Studi Kasus: Setelah dilakukan Asuhan berupa merawat bayi pada inkubator, memberikan injeksi cefotaxim 2x100 mg, merangsang reflek hisap dengan memberikan PASI menggunakan dot, mengobservasi BAB, BAK bayi dan mengganti popok dan pakaian apabila basah kotor, menjaga tali pusat agar selalu kering, mengobservasi keadaan umum bayi selama 3 hari didapatkan hasil keadaan umum bayi baik, vital sign : N: 140 xmenit, Rr: 44 xmenit, S: 37° C, Gerakan bayi aktif, Reflek hisap bayi kuat, tali pusat bayi bersih dan layu dan kenaikan berat badan bayi 50 gram pada hari ke tiga. Kesimpulan : Penulis menemukan kesenjangan pada langkah antisipasi yaitu suhu inkubator diturunkan 2° C hari, dan pada perencanaan yaitu pemberian air gula dan susu formula menggunakan dot.
Kata Kunci : Asuhan Kebidanan BBLR, Bayi Baru Lahir, Bayi dengan BBLR Kepustakaan : 32 literatur ( 2001 – 2012 )
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Rekomendasi Cairan untuk Bayi BBLR...............................
Tabel 3.1 Cara Menilai Apgar Score pada Bayi Baru Lahir………....
Tabel 4.1 Riwayat Apgar Score Bayi Ny. M ......................................
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Pengambilan Kasus Lampiran 2. Surat balasan dari RS Assalam Gemolong Sragen Lampiran 3. Surat Persetujuan dari Pasien Lampiran 4. Lembar Satuan Acara Penyuluhan Imunisasi Lampiran 5. Lembar Leaflet imunisasi Lampiran 6. Lembar Observasi Lampiran 7. Jadwal Penyusunan Karya Tulis Ilmiah Lampiran 8. Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah
xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembangunan Kesehatan sebagai salah satu upaya Pembangunan Nasional diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan
derajat kesehatan yang optimal. Tingginya derajat kesehatan pada suatu negara dapat ditentukan oleh beberapa indikator, Salah satu diantaranya adalah tinggi rendahnya Angka Kematian Bayi (AKB). AKB dapat digunakan sebagai acuan untuk tingkat keberhasilan pelayanan kesehatan. Angka kematian bayi baru lahir (Neonatal) di Indonesia masih cukup tinggi berada pada kisaran 341000 kelahiran hidup (SDKI, 2011) di Jawa Tengah sendiri angka kematian bayi mencapai 10,621000 kelahiran hidup, sedangkan target MDGS (Millenium Development Goals) ke-4 diharapkan tahun 2015 yaitu 171000 per kelahiran hidup (Depkes, 2010). Penyebab kematian bayi di Indonesia seperti halnya di negara lain yaitu asfiksia neonaturum 49-60, infeksi 24-34, PrematureBerat Badan Lahir Rendah (BBLR) 15-20, Trauma persalinan 2-7, dan cacat bawaan 1-3 (Manuaba, 2007).
Bayi berat lahir rendah (BBLR) ialah bayi yang lahir dengan berat kurang dari 2500 gram (Sampai dengan 2499 gram) (Sarwono, 2004). Bayi baru lahir dengan berat kurang dari 2500 gram mempunyai permasalahan yang serius untuk segera mendapatkan perawatan dan pengawasan secara intensif. Hal ini dikarenakan kondisi fisik bayi masih sangat lemah, alat-alat pernafasan belum berfungsi sempurna. Hal ini menunjukkan bahwa bayi
dengan keadaan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) sangatlah rentan untuk terjangkitnya suatu infeksi dan penyakit (Manuaba, 2007).
BBLR yang tidak ditangani dengan baik dapat mengakibatkan timbulnya masalah pada semua sistem organ tubuh meliputi gangguan pada pernafasan (aspirasi mekonium, asfiksia neonatorum), gangguan pada sistem pencernaan (lambung kecil), gangguan sistem perkemihan (ginjal belum sempurna), gangguan sistem persyarafan (respon rangsangan lambat). Selain itu bayi berat lahir rendah dapat mengalami gangguan mental dan fisik serta tumbuh kembang. BBLR berkaitan dengan tingginya angka kematian bayi dan balita, juga dapat berdampak serius pada kualitas generasi mendatang, yaitu akan memperlambat pertumbuhan dan perkembangan anak, serta berpengaruh pada penurunan kecerdasan (Depkes RI, 2005).
Berdasarkan studi pendahuluan di Rumah Sakit Assalam Gemolong diperoleh data pada bulan Januari 2011 hingga April 2012 angka kelahiran bayi total sebanyak 1034, jumlah bayi lahir dengan berat badan normal sebanyak 762 (73,69) , bayi lahir dengan berat badan lahir rendah sebanyak 128 (12,37) , kematian perinatal sebanyak 34 bayi (3,28), bayi dengan prematur 59 bayi (5,70), bayi dengan indikasi capput succedaneum sebanyak 27 bayi (2,61), bayi dengan hiperbirilubim sebanyak 14 bayi (1,35), sedangkan dengan ikterik 10 bayi (0,98).
Perkembangan bayi dengan BBLR yang dirawat di RS ini sangat tergantung pada ketepatan tindakan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan. Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik membahas tentang ”Asuhan Kebidanan pada bayi NY. M dengan Berat Badan Lahir Rendah di RS Assalam Gemolong”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, maka perumusan masalah dalam penyusunan studi kasus ini adalah: “Bagaimana penatalaksanaan Asuhan Kebidanan Pada Bayi Ny. M dengan Berat Badan Lahir Rendah di RS Assalam Gemolong Sragen dengan menggunakan metode pendekatan Manajemen Kebidanan menurut Varney?”.
C. Tujuan Studi Kasus
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Asuhan Kebidanan Pada bayi Ny. M dengan berat badan lahir rendah di Rumah Sakit Assalam Gemolong dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan tujuh langkah varney.
2. Tujuan Khusus
a. Dengan disusunnya studi kasus ini dihahapkan penulis mampu:
1) Melakukan pengkajian secara lengkap terhadap Bayi Baru Lahir Dengan Berat Badan Lahir Rendah pada bayi Ny. M di Rumah
Sakit Assalam Gemolong.
2) Melakukan interpretasi data yang meliputi diagnosa kebidanan, masalah dan kebutuhan bayi dengan berat badan lahir rendah pada
bayi Ny. M di Rumah sakit Assalam Gemolong .
3) Merumuskan diagnosa potensial pada bayi baru lahir dengan berat badan lahir rendah pada bayi Ny. M di Rumah Sakit Assalam
Gemolong.
4) Mengidentifikasi serta melakukan antisipasi dan tindakan segera pada bayi dengan berat badan lahir rendah pada bayi Ny.M di Rumah Sakit Assalam Gemolong.
5) Merencanakan tindakan yang akan dilakukan pada bayi baru lahir dengan berat badan lahir rendah pada Bayi Ny.M di Rumah Sakit Assalam Gemolong.
6) Melakukan tindakan secara cepat dan tepat sesuai dengan rencana tindakan pada bayi baru lahir dengan berat badan lahir rendah pada Bayi Ny.M di Rumah Sakit Assalam Gemolong.
7) Mengevaluasi tindakan secara teliti dan cermat pada bayi dengan berat badan lahir rendah pada Bayi Ny. M di Rumah Sakit Assalam Gemolong.
b. Melakukan identifikasi bagaimana kesenjangan antara teori dan praktek yang ada di lahan berkaitan dengan masalah pada bayi dengan berat badan lahir rendah pada Bayi Ny. M di Rumah Sakit Assalam
Gemlong beserta penanganannya.
c. Membuat alternatif pemecahan masalah pada bayi dengan berat badan lahir rendah dengan menggunakan asuhan kebidanan pada bayi baru
lahir pada bayi Ny. M di Rumah Sakit Assalam Gemolong.
D. Manfaat Studi Kasus
1. Bagi Diri Sendiri
Menambah ilmu pengetahuan dan wawasan mengenai bayi baru lahir dengan berat badan lahir rendah sehingga penulis mampu
memberikan asuhan kebidanan kepada bayi baru lahir dengan berat badan lahir rendah dan bermanfaat dalam menjalankan tugas di lapangan.
2. Bagi Profesi
Menambah ilmu pengetahuan bagi tenaga kesehatan terutama bidan, sehingga dapat memberikan asuhan kebidanan pada bayi dengan berat badan lahir rendah dengan tepat sesuai dengan standar yang telah ditentukan.
3. Bagi Institusi
a. Rumah Sakit Dengan melihat hasil pengkajian dari studi kasus ini diharapkan dapat
meningkatkan mutu pelayanan tenaga kesehatan dalam memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan berat badan lahir rendah di rumah sakit khususnya di Rumah Sakit Assalam Gemolong
b. Pendidikan Diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan referensi sehingga dapat
memberikan wawasan yang luas mengenai asuhan kebidanan bayi baru lahir dengan berat badan lahir rendah.
E. Keaslian Studi Kasus
Studi kasus pada bayi baru lahir dengan berat badan lahir rendah sudah pernah dilakukan oleh :
1. Nur Indiyah Linasari (2008), dengan judul “Asuhan Kebidanan pada Bayi Ny.S dengan Berat Badan Lahir Rendah di RSUD Pandan Arang
Boyolali”, bayi dengan berat badan lahir 1800 gram, PB: 45cm,
LK: 31 cm, LD: 28cm, apgar score 6-7-8. Asuhan yang diberikan antara lain adalah merawat bayi dalam inkubator dengan suhu 32 0
C, kolaborasi
dengan dokter spesialis anak untuk pemberian terapi dan nutrisi yang adekuat pada bayi berupa, memasang infus D5 6 tetes per menit mikrodrip, injeksi vit. K 1mg 1xhari, injeksi Aminopilin 2 x 2.4 cc, injeksi Cefotaxim 40 mg 12 jam secara IV, pemberian ASI melalui sonde, mengobservasi tanda-tanda vital, merawat tali pusat, menjaga personal hygne pada bayi dengan mengganti popok jika basah, mengobservasi BAB atau BAK. Asuhan tersebut diberikan selama 6 hari mulai dari 04 juli 2008 hingga 10 juli 2008 dengan hasil KU bayi baik,
gerak aktif, tangis kuat, Vital sign : S : 36,5 0
C, R :44 x menit,
N : 140 xmenit, reflek hisap kuat, tali pusat bersih dan kering, tidak ada tanda-tanda infeksi, terjadi kenaikan berat badan 2000 gram, bayi dalam keadaan baik dan diperbolehkan pulang.
2. Nur Susilawati (2006), dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada Bayi Ny.H Dengan Berat Badan Lahir Rendah Di RSUD Banjarsari Surakarta”, bayi
dengan berat badan lahir 2400 gram, dan asuhan yang diberikan antara lain adalah mengobservasi KU dan VS, melakukan perawatan dalam inkubator, memberi injeksi vitamin K 1 mg, memberi ASI LLM sebanyak 30 cc setiap 2 jam, merawat tali pusat, mengganti popok apabila basah atau kotor dan mengobservasi BAB dan BAK, asuhan tersebut dilakukan selama 3 haridengan hasil KU bayi baik, reflek menghisap bayi baik dan berat badan bayi mengalami peningkatan dari 2400 gram menjadi 2500 gram dan tidak terjadi hipotermi.
3. Darsi (2009), dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir Ny.D Dengan Berat Badan Lahir Rendah Dengan Kecil Masa Kehamilan Di Ruang Perinatologi RSUD Karanganyar”, bayi dengan berat lahir
20 gram, Apgar Score 7-10-10, reflek menghisap lemah, asuhan yang diberikan antara lain adalah membebaskan jalan nafas dengan cara meletakkan bayi dengan posisi miring dan bagian punggung diganjal
dengan kain, melakukan perawatan dalam inkubator dengan suhu 32 0 C,
berkolaborasi dengan dokter spesialis anak untuk pemberian terapi yaitu pemberian vit.K 0,05 mg 1x, salep mata dan texegram 110 mghari, pemberian ASI, mengganti popok apabila basah atau kotor, observasi BAB dan BAK, setelah dilakukan perawatan selama 3 hari klien sudah diperbolehkan pulang dengan kemajuan kondisi yaitu keadaan umumnya baik, reflek menghisap dan menelan kuat, gerakan bayi aktif, bayi pulang dengan berat badan 2150 gram. Persamaan dari studi kasus diatas dengan studi kasus yang dilakukan
adalah asuhan kebidanan pada bayi dengan berat badan lahir rendah, adapun perbedaannya adalah pada tempat, waktu, subyek dan hasil dari kasus yang diambil.
F. Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis menggunakan sistematika penulisan yang meliputi : BAB I
PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan studi kasus, manfaat studi kasus, keaslian studi kasus dan sistematika penulisan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisikan teori medis mengenai pengertian bayi baru lahir, klasifikasi bayi baru lahir, pengertian bayi baru lahir dengan berat badan rendah, klasifikasi bayi baru lahir dengan berat badan rendah,etilogi bayi baru lahir dengan berat badan lahir rendah, masalah-masalah pada bayi dengan berat badan lahir rendah, penatalaksanaan dan upaya pencegahan kegawatdaruratan bada bayi dengan berat badan lahir rendah, teori management kebidanan menurut varney yang meliputi: pengkajian, interpretasi data, diagnosa potensial, antisipasi, perencanaan, implementasi dan evaluasi,dicantumkan pula data perkembangan menggunakan SOAP, serta kerangka konsep.
BAB III METODOLOGI
Pada bab ini penulis menjelaskan tentang jenis studi kasus, lokasi pengambilan studi kasus, subyek studi kasus, waktu pelaksanaan studi kasus, instrumen yang digunakan, teknik pengambilan data, teknik dalam menjalankan studi kasus, serta alat-alat dan bahan yang digunakan dalam pelaksanaan studi kasus ini.
BAB IV
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
Bab ini menggambarkan Asuhan Kebidanan pada Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah, secara nyata sesuai manajemen kebidanan menurut 7 langkah Varney mulai dari Pengkajian, Interpretasi Data, Diagnosa Potensial, Antisipasi, Perencanaan, Pelaksanaan, Evaluasi dan Data Perkembangan. Sedangkan dalam pembahasan penulis menjelaskan tentang masalah-masalah atau kesenjangan antara teori dengan praktek yang penulis temukan di lapangan.
BAB V
PENUTUP
Bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran. Kesimpulan merupakan inti dari pembahasan Asuhan Kebidanan pada bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah bdan saran untuk pemecahan masalah yang realitas operasional yang artinya saran yang ditemukan itu dapat diterima secara wajar dan dapat dilaksanakan oleh yang diberi saran tersebut.
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Teori Medis
1. Bayi Baru Lahir
a. Pengertian
1) Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan
38 - 40 minggu yang mempunyai berat badan 2500 - 4000 gram (Manuaba, 2007).
2) Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara 2500 – 4000 gram, cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada kelainan
congenital (cacat bawaan) yang berat (Sholeh, 2007).
3) Bayi baru lahir adalah bayi dari lahir sampai usia 4 minggu. Lahirnya biasanya dengan usia gestasi 38 – 42 minggu(Donna, 2003).
b. Klasifikasi Bayi Baru Lahir Menurut Saifuddin (2002), klasifikasi bayi baru lahir yaitu:
1) Bayi berat keadaan normal, berat lahir 2500 - 4000 gram.
2) Bayi berat badan rendah (BBLR), berat lahir 1500 - 2500 gram.
3) Bayi berat badan lahir sangat rendah (BBLSR), berat lahir kurang dari 1500 gram.
4) Bayi berat badan lahir ekstrim rendah (BBLER), berat lahir kurang dari 1000 gram.
2. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
a. Pengertian
1) Bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram terjadi karena umur kehamilan kurang dari 37 minggu, berat badan lebih rendah dengan
semestinya sekalipun umur kehamilan cukup atau karena kombinasi keduanya (Manuaba, 2007).
2) Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi. Berat lahir adalah
berat bayi yang ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah lahir (Sarwono, 2004).
3) WHO (World Health Organization) menyatakan BBLR Merupakan bayi (neonatus) yang lahir dengan memiliki berat badan kurang dari
2500 gram atau sampai dengan 2499 gram (Hidayat, 2005).
b. Klasifikasi bayi dengan BBLR (Berat Badan Lahir Rendah)
Terdapat dua bentuk penyebab kelahiran bayi Berat Badan lahir Rendah (BBLR) yaitu masa kehamilan kurang dari 37 minggu dengan berat badan yang sesuai dengan umur kehamilan disebut prematur dan bayi yang beratnya kurang dari berat badan semestinya menurut kehamilan (kecil masa kehamilan atau dismatur) atau kombinasi keduanya (Manuaba, 2007).
c. Etiologi
Penyebab terbanyak terjadinya BBLR adalah kelahiran prematur. Faktor ibu yang lain adalah umur, paritas, dan lain-lain. Faktor plasenta
seperti penyakit vaskuler, kehamilan kembarganda, serta faktor janin juga merupakan penyebab terjadinya BBLR (IDAI, 2004).
Faktor-faktor yang dapat meyebabkan terjadinya BBLR menurut Sarwono (2005), adalah :
1) Faktor ibu
a) Umur bumil kurang dari 20 tahun atau di atas 35 tahun .
b) Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat.
c) Gizi saat hamil yang kurang.
d) Faktor pekerja yang terlalu berat .
e) Penyakit menahun ibu seperti hipertensi,jantung dan lain lain .
2) Faktor kehamilan
a) Hamil ganda (gemeli).
b) Hamil dengan hidramnion.
c) Perdarahan antepartum.
d) Komplikasi kehamilan (Preeklampsi eklampsi, ketuban pecah dini).
e) Plasenta Previa.
3) Faktor janin
a) Cacat bawaan.
b) Infeksi dalam rahim.
4) Faktor pendukung lainnya (nutrisi, perokok, peminum alkohol, budaya, sosial ekonomi, dan lain-lain).
d. Masalah-masalah atau kelainan pada bayi berat lahir rendah Menurut Sarwono (2002), masalah pada BBLR yaitu :
1) Suhu Tubuh
a) Pusat pengatur nafas tubuh masih belum sempurna.
b) Otot bayi masih lemah.
c) Kemampuan metabolisme panas masih rendah sehingga bayi dengan BBLR perlu diperhatikan agar tidak terlalu banyak
kehilangan panas badan dan dapat dipertahankan sekitar 36ºC - 37ºC.
d) Lemak kulit dan lemak coklat kurang sehingga cepat kehilangan panas tubuh.
2) Pernafasan
a) Pusat pengatur pernafasan belum sempurna.
b) Otot pernafasan dan tulang iga lemah.
c) Surfaktan paru-paru masih kurang sehingga perkembangannya tidak sempurna.
d) Dapat disertai penyakit : Penyakit hialin membran, mudah infeksi paru-paru, gagal pernafasan.
3) Alat pencernaan makanan
a) Penyerapan makanan masih lemah atau kurang baik karena fungsi pencernaannya belum berfungsi sempurna.
b) Mudah terjadi regurgitasi isi lambung dan dapat menimbulkan aspirasi pneumonia.
c) Aktivitas otot pencernaan makanan masih belum sempurna sehingga pengosongan lambung berkurang.
4) Hepar yang belum matang Mudah menimbulkan gangguan pemecahan bilirubin sehingga mudah
terjadi hiperbilirubinemia (kuning) sampai meyebabkan ikterus.
5) Ginjal yang belum matang Kemampuan mengatur pembuangan sisa metaboliseme dan air masih
belum sempurna sehingga mudah terjadi oedema.
6) Perdarahan dalam otak
a) Karena mengalami gangguan pernafasan sehingga memudahkan terjadinya perdarahan dalam otak.
b) Pembuluh darah bayi prematur masih rapuh dan mudah pecah.
c) Perdarahan dalam otak memperburuk keadaan dan menyebabkan kematian bayi.
d) Pemberian Oksigen belum mampu diatur sehingga mempermudah terjadi perdarahan dan nekrosis.
7) Gangguan Immunologik Daya tahan tubuh terhadap infeksi berkurang karena rendahnya kadar
Ig E.
e. Penatalaksanaan bayi baru lahir dengan Berat Badan lahir Rendah
Dengan memperhatikan gambaran klinis dan berbagai kemungkinan yang dapat terjadi pada bayi dengan berat badan lahir rendah, maka perawatan dan pengawasannya harus dilakukan dengan intensif.
1) Pengaturan suhu
Hipotermia disebabkan oleh permukaan tubuh bayi lebih luas dibanding dengan berat badan. Cara mempertahankan suhu antara lain:
a) Bayi dengan berat badan kurang dari 2000 gr dirawat dalam inkubator dengan suhu 35°C dan untuk berat badan 2000 - 2500
gram dengan suhu 34°C Kelembaban antara 50 - 60, suhu inkubator dapat diturunkan 1°C per minggu (Wiknjosastro, 2005).
b) Bila inkubator tidak ada dapat dilakukan dengan membungkus bayi dan memasang lampu di dekat tempat tidur bayi
(Wiknjosastro, 2005). Menurut Saifuddin (2002), beri lampu 60 watt dengan jarak 60 cm dari bayi.
c) Tutupi kepala bayi, pastikan bahwa kepala bayi ditutupi setiap saat. Bagian kepala bayi mempunyai luas permukaan yang cukup besar sehingga bayi akan dapat cepat kehilangan panas tubuh jika bagian
kepalanya tidak tertutup (Saifuddin, 2002).
d) Badan bayi harus dalam keadaan kering untuk mencegah evaporasi (Winkjosastro, 2005).
e) Memberikan kehangatan pada bayi dengan cara kontak kulit secaralangsung (Metode Kanguru) (Wiknjosastro, 2005).
f) Menganjurkan
bayi(Wiknjosastro, 2005).
2) Nutrisi Bayi BBLR reflek hisap, telan dan batuk belum sempurna, kapasitaslambung masih sedikit, daya enzim pencernaan terutama
lipase masihkurang. Di samping kebutuhan protein 3 - 5 grhari dan tinggi kalori(110 kalkghari), agar berat badan bertambah sebaik- baiknya.Pemberian minuman pada umur 3 jam agar bayi tidak hipoglikemiadan hiperbillirubinemia (Winkjosastro, 2005).
Tabel 2.1Rekomendasi Kebutuhan Cairan untuk Bayi BBLR Tipe tempat
Berat badan
Sumber : Yushananta (2007).
3) Mencegah infeksi dengan ketat Bayi BBLR mudah sekali terkena infeksi. Oleh karena itu upaya
preventif sudah didahulukan sejak pengawasan antenatal, sehingga tidak terjadi persalinan BBLR, dan pada masa post natal, yaitu jika keadaan ibudan bayi mengizinkan, maka bayi dirawat bersama ibu dan diberi air susu ibu. Untuk mencegah terjadinya infeksi maka:
a) Pisahkan antara bayi yang terkena infeksi dengan bayi yang tidak terkena infeksi.
b) Mencuci tangan setiap kali sebelum dan sesudah memegang bayi.
c) Membersihkan tempat tidur bayi segera setelah tidak dipakai lagi (paling lama seorang bayi memakai tempat tidur selama 1 minggu
untuk kemudian dibersihkan dengan cairan antiseptik).
d) Membersihkan ruangan pada waktu-waktu tertentu.
e) Setiap bayi mempunyai perlengkapan tersendiri.
f) Kalau mungkin setiap bayi dimandikan di tempat tidur masing- masing dengan perlengkapan sendiri.
g) Petugas di bangsal bayi, harus memakai pakaian yang telah disediakan.
h) Petugas yang menderita penyakit menular (infeksi saluran nifas, diare, konjungtivitas dan lain-lain) dilarang merawat bayi.
i) Kulit dan tali pusat harus dibersihkan sebaik-baiknya. j) Pengunjung hanya boleh melihat bayi dari belakang kaca.
(Wiknjosastro, 2005)
4) Penimbangan ketat Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi atau nutrisi bayi
dengan erat kaitannya dengan daya tahan tubuh, oleh sebab itupenimbangan berat badan harus dilakukan dengan ketat
(Saifuddin, 2002).
5) Reflek-reflek pada bayi BBLR Menurut Stright (2004), reflek-reflek pada bayi berat badan lahir
rendah yaitu :
a) Reflek Moro
: Respon asimetris terlihat pada cedera saraf
perifer atau fraktur lengan atau kaki. Tidak ada respon terjadi pada kasus-kasus cedera saraf perifer yang berat.
b) Reflek Rooting
: Respon yang lemah, tidak pada BBLR,
penurunan atau cedera neurologis.
c) Reflek Sucking
: Respon yang lemah pada BBLR, muntah,
batuk atau regurgitasi akan dapat terjadi kemungkinan berhubungan dengan sianosis sekunder karena prematuritas.
d) Reflek Plantar
: Respon yang berkurang terjadi pada BBLR.
Tidak ada respon terjadi pada defisit neurologis yang berat.
e) Reflek Palmar
: Respon ini berkurang pada BBLR. Tidak ada
respon terjadi pada defisit neurologis yang berat.
f) Reflek Tonick neck : Respon persisten setelah bulan ke empat
dapat menandakan cedera neurologis. Respon menetap tampak pada cedera SSP dan gangguan neurologis.
6) Perawatan mata Mata bayi dibersihkan, kemudian diberi obat untuk mencegah
Blenorhoe. Metode Crade: dengan tetesan nitras argenti 1 - 2 sebanyak 2 tetes pada masing-masing mata, penicillin salep atau garamycin salep mata (Saifuddin, 2002).
f. Upaya Meningkatkan berat badan pada bayi BBLR
Alat pencernaan bayi BBLR belum sempurna, lambung kecil enzim pencernaan belum matang, sedangkan kebutuhan protein 3-5 grkg BB dan kalori 110 kal;kgBB sehingga pertumbuhan dapat meningkat. Pada hari 2-3 bayi akan mengalami penurunan berat badan sekitar 10 , dan akan pulih kembali pada hari ke 10 (Wiknjosastro, 2005). Untuk meningkatkan berat badan pada bayi BBLR perlu diperhatikan asupan nutrisinya. Pemberian minum bayi sekitar 3 jam setelah lahir dan didahului dengan menghisap cairan lambung, reflek masih lemah sehingga pemberian minum sebaiknya sedikit demi sedikit. Bila faktor menghisapnya kurang maka ASI dapat diperas dan diberikan dengan sendok perlahan-lahan atau dengan memasang sonde. Permulaan cairan yang diberikan 50- 60 cckgBBhari terus dinaikan sampai mencapai sekitar 200 cckgBBhari (Yushananta, 2007).
B. Teori Manajemen Kebidanan
Manajemen kebidanan yaitu sesuatu pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah. Penernuan-penemuan ketrampilan dalam rangkaian atau tahapan yang logis untuk pengambilan keputusan yang berfokus pada pasien
(Varney, 2004).
Proses manajemen menurut Varney ada 7 langkah dimulai dari pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evaluasi.
1. Langkah I: PENGKAJIAN
Pengkajian adalah langkah awal yang dipakai dalam menerapkan asuhan kebidanan pada pasien (Varney, 2004).
Tahap awal dari proses manajemen kebidanan dan merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien
(Nursalam, 2005).
Pada tahap ini semua data dasar dan informasi tentang pasien dikumpulkan dan dianalisa untuk mengevaluasi keadaan pasien yang meliputi:
a. Data Subyektif Adalah data yang didapat dari pasien mengenai kekhawatiran dan
keluhannya yang dicatat sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang akan berhubungan langsung dengan diagnosa (Muslihatun, 2009). Data yang didapat dari pasien sebagai suatu pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian (Nursalam, 2001), meliputi:
1) Biodata
a) Nama bayi
: Untuk mengetahui identitas bayi dan
memastikan bahwa yang diperiksa benar- benar bayi yang dimaksud.
b) Umur bayi
: Untuk mengetahui umur bayi yang nantinya
disesuaikan dengan tindakan yang akan dilakukan.
c) Tanggaljam lahir : Untuk mengetahui kapan bayi lahir di
sesuaikan dengan hari perkiraan lahir.
d) Nama ayahibu
: Untuk mengetahui identitas orang tua bayi.
e) Umur
: Untuk mengetahui faktor-faktor resiko dari
tingkat kesuburan (Nursalam, 2001). Umur ibu yang kurang dari 20 tahun atau lebih dari
35 tahun dapat menyebabkan bayi BBLR (Surasmi, 2003).
f) Suku bangsa
: Untuk mengetahui faktor pembawaan ras.
g) Agama
keluarganya sesuai dengan agamanya.
h) Pendidikan
: Untuk mengetahui tingkat pendidikan ibu
yang nantinya penting dalam memberikan KIE perawatan bayi.
i) Pekerjaan
: Untuk mengetahui gambaran keadaan sosial
ekonomi berhubungan dengan kemampuan dalam
(Nursalam, 2001). Faktor bekerja terlalu berat bisa mengakibatkan bayi BBLR
(Surasmi, 2003).
j) Alamat
: Untuk mendapatkan gambaran
tentang
tempat dimana pasien tinggal.
2) Keluhan utama Keluhan utama adalah keluhan yang harus yang harus dinyatakan dengan singkat dan menggunakan bahasa yang dipakai si pemberi
keterangan (Varney, 2004).
3) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu Menurut Nursalam, 2001 yaitu :
a) kehamilan
berlebihan,Hipertensi, perdarahan pada kehamilan.
b) Persalinan
: Spontan atau buatan, lahir aterm, pre term, atau
postterm, ada perdarahan waktu persalinan, ditolong oleh siapa, dimana tempat melahirkan.
c) Nifas
: Apakah pernah mengalami perdarahan, infeksi dan
bagaimana proses laktasinya.
4) Riwayat Kehamilan Sekarang
a) Pemeriksaan Antenatal Untuk mengetahui riwayat ANC teratur atau tidak, ada keluhan
atau tidak, penyuluhan apa yang pernah didapat, imunisasi TT berapa kali, HPHT, HPL, golongan darah ayah dan golongan darah ibu (Varney, 2004).
b) Riwayat Penyakit Kehamilan Untuk mengetahui adanya penyakit yang dapat mempengaruhi pertumbuhan janin, misalnya ibu tidak mempunyai riwayat penyakit jantung, preeklamsia, eklamsia, hipertensi, TBC, diabetes mellitus, ginjal dan asma (Saifuddin, 2002). Karena ibu dengan
penyakit Pre eklamsieklamsi, hipertensi, jantung resiko terjadi bayi dengan BBLR (Surasmi, 2003).
c) Kebiasaan Ibu Waktu Hamil Untuk mengetahui kebiasaan ibu rneliputi pola makan apakah
bergizi dan tinggi protein atau tidak, minum obat-obatan dari bidan atau tidak, minum jamu atau tidak, apakah ibu merokok atau tidak dan lain-lain (Varney, 2004). Untuk mengetahui obat-batan apa yang dikonsumsi ibu dan apakah ibu mempunyai kebiasaan merokok (Prawirohardjo, 2006). Ibu dengan kebiasaan merokok akan terjadi resiko bayi dengan BBLR (Surasmi, 2003).
d) Pola pemenuhan kebutuhan sehari-sehari, (1) Personal hygiene
Berapa kali ibu mandi dan ganti baju, gosok gigi dan keramas dalam sehari (Varney, 2004).
(2) Pola nutrisi
Dikaji untuk mengetahui makanan yang biasa dikomsumsi dan porsi makan dalam sehari serta ada pantangan atau tidak. Kurangnya asupan
nutrisi selama kehamilan bisa
mengakibatkan bayi BBLR (Surasmi, 2003). (3) Pola aktivitas dan istirahat
Dikaji untuk mengetahui aktifitas sehari-hari dan kebiasaan istirahat pasien. Aktivitas bekerja terlalu berat (seperti Buruh pabrik), bisa mengakibatkan bayi dengan BBLR (Surasmi, 2003).
(4) Pola eliminasi
Dikaji untuk mengetahui berapa kali ibu BAB dan BAK (Surasmi, 2003).
(5) Riwayat Persalinan Sekarang
Untuk mengetahui jenis persalinan, penolong persalinan, lama persalinan dari kala I sampai kala IV, keadaan anak, jumlah air ketuban dan komplikasi persalinan (Varney, 2004).
b. Data obyektif Data yang dapat diobervasi dan diukur, informasi tersebut biasanya
diperoleh melalui "sense" 25 (sigh, smell) dan HT (hearing and touchatau teiste), selama pemeriksaan fisik (Nursalam, 2005).
1) Pemeriksaan khusus Dilakukan dengan menghitung nilai Apgar Score pada menit
pertama,kelima dan kesepuluh. Bahan penilaian adalah frekuensi denyut jantung, usaha nafas, tonus otot, warna kulit dan reaksi terhadap rangsang (Wiknjosastro, 2005).
Tabel 2.2 Cara Menilai Apgar Score Pada Bayi Baru Lahir No
l. Warna kulit
Pucat
Badan merah
Seluruh tubuh
Ekstremitas biru
kemerah-merahan
2. Frekuensi Tidak ada
Tidak ada Sedikit gerakan mimik
Batuk bersin
4. Tonus otot Lumpuh Ekstremitas sedikit fleksi
Gerakan aktif
5. Usaha nafas Tidak ada
Lemahtidak teratur
Baik, menangis
Sumber : Kosim (2003).
Interpretasi : Nilai 1-3 asfiksia berat; Nilai 4-6 asfiksia sedang; Nilai 7-10 asfiksia ringan (normal).
2) Pemeriksaan Umum
a) Untuk mengetahui keadaan umum bayi meliputi tingkat kesadaran (sadar penuh, apatis, gelisah, koma) gerakan ekstrim dan
ketegangan otot (Saifuddin, 2002).
b) Untuk mengetahui tanda-tanda vital (TTV), meliputi: (1) Suhu
Pemeriksaan ini dapat dilakukan melalui rectal, axilla dan oral yang digunakan untuk menilai keseimbangan suhu tubuh yang dapat digunakan untuk membantu menentukan diagnosis dini suatu penyakit (Hidayat, 2005). Suhu tubuh normal bayi baru lahir berkisar 36,5°C - 37,5°C (Saifuddin, 2002).Pada bayi dengan BBLR suhu tubuh berkisar 34°C - 37° C (Wiknjosastro, 2005).
(2) Pernafasan (Respirasi Rate)
Pada pernafasan normal perut dan dada bergerak hampir bersamaan tanpa adanya retraksi, tanpa terdengar suara pada waktu inspirasi maupun ekspirasi. Gerak pernafasan bayi normal 30 - 50 kali permenit (Saifuddin, 2002).
Pada bayi dengan BBLR frekuensi pernafasan pada hari pertama 40- 50 xmenit sedangkan pada hari-hari berikutnya
35 - 45 xmenit (Wiknjosastro, 2005). (3) Denyut jantung
Penilaian frekuensi denyut jantung secara normal pada bayi baru lahir antara 120 - 160 xmenit. Pada bayi BBLR denyut jantung berkisar 100 - 140 xmenit (Hidayat, 2005).
3) Pemeriksaan Fisik Sistematis
a) Kepala
: Yang perlu dikaji rambut tipis dan halus,
sutura tengkorak dan fontanel melebar :penonjolan
fontanel
karena
ketidakadekuatanpertumbuhan tulang mungkin terlihat.
Cacat
bawaan(mycrocepalus,
hydrocepalus, dan lain-lain),trauma jalan lahir. Kepala kecil dengan dahi menonjol, kemungkinan ditemukan caput succedaneum atau cephal haematom, ubun-ubun besar cekung atau cembung kemungkinan adanya peningkatan tekanan intrakranial(Sarwono,
b) Rambut
: Rambut yang tumbuh adalah rambut lanugo
adalah rambut imatur yang halus, lunak dan sering menutupi kulit, kepala, dahi dan muka (Nursalam, 2001).
c) Muka
: Pals muka, tanda-tanda dismorfik, seperti
lipatan epkantus, jarak mata yang lebar, adanya kelainan bentuk, kelainan letak, trauma(Sarwono, 2002).
d) Mata
: Adakah kotoran di mata, ikterik di sclera dan
merah di konjungtiva (Nursalam, 2001). Pelebaran tampilan mata (dihubungkan dengan hipoksia in utero kronis), kemungkinan cacat bawaan (mikroftalmia, katarak, dan lain-lain). Warna conjunctiva anemis atau tidak anemis, tidak ada bleeding konjungtiva
(Sarwono, 2002).
e) Hidung
: Batang hidung cekung, hidung pendek
mencuat, tanda-tanda distres pernafasan mungkin ada, khususnya pada adanya sindrom aspirasi mekonium, mucus mungkin hijau pekat, pernafasan cuping hidung dan terdapat penumpukan lendir (Sarwono, 2002)
f) Telinga
: Untuk memeriksa posisi telinga, apakah bayi
terkejutmenangis dalam reaksi terhadap bunyi yang keras
(Varney, 2004).Perhatikan
bentuksimetris, letaknya, pendengaran, cacat bawaan, dan lain-lain (Sarwono,2002).
g) Mulut
: Pada BBLR bibir atas tipis, dagu maju, refleks
menelan dan menghisap yang lemah, mukosa mulut (kotor, bersih), ada lendir atau tidak(Sarwono, 2002).
h) Leher
: Adakah pembesaran kelenjar thyroid, adakah
keretakan pada clavicula (normal: rata atautanpa gumpalan disepanjang tulang simetris) (Varney, 2004).
i) Dada
: Bentuk pembesaran dada,frekuensi bunyi
jantung, adakah kelainan (Markum, 2001).
j) Abdomen
: Adakah pembesaran pada hepar, lien dan
ginjal (Markum, 2001).
k) Tali pusat
: Adakahperdarahan atau tidak
(Nursalam, 2001).
l) Kulit
: Pada BBLR Adakah lanugo sedikit atau
berlebih, apakah kulit lembab atau hangat ketika disentuh, adakah pengelupasan pada kulit (Varney, 2004).
m) Genetalia
: Jika laki-laki apakah testis sudah turun pada
skrotum, jika perempuan apakah labia mayora sudah menutupi labia minora (Varney, 2004). Pada BBLR testis belum turun pada skrotum dan labia mayora belum menutupi labia minora (Surasmi, 2003).
n) Ekstremitas
: Adakahkelainansepertipolidaktiliatau
sinidaktili, adakah tulang yang retak misalnya clavicula (Varney, 2004),
o) Tulang punggung : Adakahkerusakanyang terlihatmisalnya massa,
lekuk atau tonjolan (Varney, 2004).
p) Anus
: Adakah lubang atau saluran genitourinasi
(Varney, 2004).
4) Pemeriksaan Reflek
a) Reflek Moro
:Rangsanganmendadakyangmenyebabkanlengan
terangkat ke atas dan ke bawah terkejut dan relaksasidengan cepat
(Wiknjosastro, 2005). Pada BBLR reflek moro positif tangan bayi dapat menggenggam (Wiknjosastro, 2005).
b) Reflek Rooting
: Bayi menoleh ke arah benda yang menyentuh
pipi (Saifudin, 2002). Pada kasus BBLR reflek rooting positif (mulut bayi mencari puting susu) (Wiknjosastro, 2005).
c) Reflek Sucking
: Terjadi apabila terdapat pada penyentuh bibir,
yang disertai reflek menelan
(Saifuddin, 2002). pada bayi prematur reflek menghisap dan menelan belum sempurna (Hasan, 2002).
d) Reflek Plantar
: Jari-jari kaki bayi akan melekuk ke bawah bila
jari diletakkan di dasar jari-jari kakinya.Pada BBLR reflek plantar lemah (Strigh, 2004).
e) Reflek Tonick Neck : Bayi
melakukan
perubahanposisibila
kepala diputar ke satu sisi. Normalnya reflek ini tidak terjadi setiap kali kepala diputar tampak kira-kira pada umur 2 bulan dan menghilang pada umur 6 bulan
(Hidayat, 2005). Pada kasus BBLR reflek tonick leher lemah (Wiknjosastro, 2005).
f) Reflek Palmar
: Jari bayi melekuk di sekeliling berada pada
menggenggamnya seketika bila jari diletakkan di telapak tangan (Strigh, 2004). Pada kasus BBLR reflek palmar lemah
(Wiknjosastro, 2005).
5) Pemeriksaan Antropometri
a) Lingkar Kepala : Normal pada bayi baru lahir antara 33 - 35 cm
(Hidayat, 2005). Pada kasus BBLR biasanya lingkar kepala bayi kurang dari 33 cm (Kosim, 2003).
b) Lingkar dada
: Normal pada bayi baru lahir antara 30 -33 cm
(Hidayat, 2005).Pada kasus BBLR biasanya lingkar dada bayi kurang dari 30 cm (Kosim, 2003).
c) Panjang badan
: Untuk mengetahui pertambahan panjang badan
bayi normal 45 cm sampai 55 cm
(Bobak, 2004).Pada kasus BBLR biasanya panjang badan bayi kurang dari 45 cm (Surasmi, 2003).
d) Berat badan
: Untuk mengetahui pertambahan berat badan
bayi normal 2500 gram sampai 3500 gram (Hidayat, 2005).Pada kasus BBLR biasanya berat badan bayi kurang dari 2500 gram (Surasmi, 2003).
6) Pola Eliminasi Untuk mengetahui fungsi sistem pencernaan dan metabolisme tubuh
meliputi BAB dan BAK:
a) Urine
: Bayi baru lahir dengan berat badan lahir rendah
setelah 8 jam kelahiran urinekeluarkarena
ketidakmampuan untuk melarutkan ekskresi dalam urine (Surasmi, 2003).
b) Mekonium : Pada umumnya mekonium keluar pada 24 jam
pertama setelah kelahiran, dan pada saat mengecek anus berlubang atau tidak (Hidayat, 2005).
7) Data Penunjang Data yang diperoleh dari pemeriksaan laboratorium pada Bayi Berat
Badan Lahir Rendah dengan pemeriksaan golongan darah, test Hemoglobin (HB) dan Ultrasonografi (USG) (Doengoes, 2001).
2. Langkah II: INTERPRESTASI DATA
Pada langkah interpretasi data ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap masalah atau diagnosa dengan kebutuhan klien (Varney, 2004).
a. Diagnosa Kebidanan Adalah diagnosa yang ditegakkan oleh bidan dalam lingkup praktek
kebidanan (Varney, 2004). Diagnosa: Bayi Ny. X umur 1 jam dengan Berat Badan Lahir Rendah. DS :
1) Ibu mengatakan anaknya lahir pada tanggal... pukul...
2) Ibu mengatakan anaknya lahir dengan berat badannya kurang
3) Ibu mengatakan saat anaknya lahir menangis dengan keras kuat DO:
: Suhu (S)
: 36 °C
Nadi (N)
: 110 xmenit
Respirasi (R)
: 40 xmenit
3) Antopometri : Berat badan kurang dari 2500 gram. Panjang badan kurang dari 45cm.
Lingkar kepala kurang dari 33 cm. Lingkar dada kurang dari 30 cm.
4) Kulit transparan, rambut lanugo banyak, lemak kulit kurang.
5) Reflek
Menurut Stright (2004), reflek-reflek pada bayi berat badan lahir rendah yaitu :
a) Reflek Moro
: Respon asimetris terlihat pada cedera saraf
perifer atau fraktur lengan atau kaki. Tidak ada respon terjadi pada kasus-kasus cedera saraf perifer yang berat.
b) Reflek Rooting
: Respon yang lemah, tidak pada BBLR,
penurunan atau cedera neurologis.
c) Reflek Sucking
: Respon yang lemah pada BBLR, muntah,
batuk atau regurgitasi akan dapat terjadi kemungkinan berhubungan dengan sianosis sekunder karena prematuritas.
d) Reflek Plantar
: Respon yang berkurang terjadi pada BBLR.
Tidak ada respon terjadi pada defisit neurologis yang berat.
e) Reflek Palmar
: Respon ini berkurang pada BBLR. Tidak ada
respon terjadi pada defisit neurologis yang berat.
f) Reflek Tonick neck : Respon persisten setelah bulan ke empat
dapat menandakan cedera neurologis.
Respon menetap tampak pada cedera SSP dan gangguan neurologis.
b. Masalah Adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman klien yang ditemukan dari hasil pengkajian atau menyertai diagnosa (Varney, 2004).
Masalah yang umumnya muncul pada bayi baru lahir dengan Berat Badan Lahir Rendah adalah suhu tubuh yang rendah, belum sempurnanya reflek menghisap (Kosim, 2003).
c. Kebutuhan Adalah hal-hal yang dibutuhkan oleh pasien dan belmn teridentifikasi dalam diagnosa dan masalah yang didapatkan dengan melakukan analisa
data (Varney, 2004).Kebutuhan yang diberikan pada bayi dengan BBLR yaitu dengan menjaga lingkungan nyaman dan hangat, pemenuhan nutrisi (Saifuddin, 2002).
3. Langkah III : DIAGNOSA POTENSIAL
Diagnosa potensial adalah mengidentifikasi dengan hati-hati dan kritis pola atau kelompok tanda dan gejala yang memerlukan tindakan kebidanan untuk membantu pasien mengatasi atau mencegah masalah-masalah yang spesifik (Varney, 2004).Pada kasus bayi BBLR, kemungkinan yang dapat terjadi adalah Hipotermi (Surasmi, 2003).
4. Langkah IV : ANTISIPASI
Langkah ini bila ada kegawatan maka bidan harus bertindak segera dan menentukan bentuk kolaborasi yang paling tepat untuk keselamatan pasien. Antisipasi yang dilakukan adalah: hindari kehilangan panas dengan metode Kanguru, periksa bayi dan hitung nafas dalam semenit, ukur suhu axilla, menganjurkan ibu mulai menyusui bayinya. Bayi dengan berat badan
kurang dari 2000 gram dirawat dalam inkubator dengan suhu 35° C dan untuk berat badan 2000- 2500 gram dengan suhu 34° C dapat diturunkan
1° C per minggu (Wiknjosastro, 2005).
5. Langkah V : PERENCANAAN
Adalah suatu tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah atau kebutuhan pasien. Berfungsi untuk menuntun perawatan yang diberikan kepada pasien sehingga tercapai tujuan dan hasil yang optimal atau diharapkan (Varney, 2004). Menurut Saifuddin (2002), rencana asuhan pada bayi dengan BBLR meliputi:
a. Observasi Keadaan Umum dan Vital Sign .
b. Pertahankan suhu dengan ketat.
c. Penimbangan ketat.
d. Pemenuhan kebutuhan nutrisi.
e. Pemeriksaan Reflek.
f. Perawatan Tali pusat.
g. Observasi BAB dan BAK.
h. Kolaborasi dengan Dokter Spesialis Anak.
6. Langkah VI : IMPLEMENTASI
Langkah ini merupakan pelaksanaan dari rencana asuhan menyeluruh dari perencanaan (Varney, 2004).
Petaksanaan asuhan ini bisa dilakukan oleh klien atau tenaga kesehatan lainnya. Menurut Saifuddin (2002), pelaksanaan asuhan pada bayi BBLR adalah disesuaikan dengan rencana tindakan, yang meliputi :
a. Melakukan Observasi Keadaan Umum dan Vital Sign.
b. Mempertahankan suhu dengan ketat.
c. Melakukan penimbangan ketat.
d. Memenuhi kebutuhan nutrisi.
e. Melakukan pemeriksaan Reflek.
f. Merawat tali pusat.
g. Melakukan observasi BAB dan BAK.
h. Melakukan Kolaborasi dengan Dokter Spesialis Anak.
7. Langkah VII : EVALUASI
Merupakan langkah terakhir untuk menilai keaktifan dari rencana asuhan yang telah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan dalam masalah dan diagnosa (Varney, 2004). Menurut Saifudin (2002) setelah dilakukan asuhan, hasilnya adalah :
a. Keadaan umum bayi baik.
b. Vital sign bayi normal.
c. Bayi tidak hipotermi.
d. Peningkatan berat badan.
e. Nutrisi bayi terpenuhi.
f. Reflek bayi baik.
g. Tali pusat tidak berbau.
h. Bayi sudah BAK dan BAB dalam 24 jam pertama kelahiran.
Catatan Perkembangan Pasien
Metode pendokumentasian yang digunakan dalam asuhan kebidanan pada bayi dengan berat badm lahir renpdah dengan SOAP menurut Varney (2004), yaitu: S
: Subyektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui anamnesa, data Subyektif diperoleh melalui wawancara langsung dengan ibu bayi Ny. M.
O
: Obyektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik pasien, hasil laboratorium dan test diagnostik yang dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung asuhan sebagai langkah I, data Obyektif diperoleh langsung berdasarkan pemeriksaan fisik yang dilakukan pada bayi Ny. M.
A : Assesment
Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi data subyektif dan obyektif dalam suatu identifikasi.
1. Diagnosa masalah.
2. Antisipasi diagnosa lainmasalah potensial.
3. Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter kolaborasi atau rujukan.
Menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan (P) dan evaluasi (E) berdasarkan analisa pada bayi ny. M.
C. Landasan Hukum
Bidan dalam melakukan peran, fungsi dan tugasnya didasarkan pada kemampuan dan kewenangan yang diberikan. Dalam memberikan asuhan kebidanan pada bayi dengan berat badan lahir rendah dan pertolongan pada kegawatdaruratan memerlukan pertolongan hertama dengan tindakan kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga (IBI, 2007).