Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Peningkatan Mutu melalui Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Studi pada: SDN Ngimbrang Kecamatan Bulu Kabupaten Temanggung T2 942011078 BAB IV

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

4.1 Diskripsi Subjek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Ngimbrang Kecamatan Bulu Kabupaten Temanggung. SD Negeri Ngimbrang merupakan Sekolah Dasar Inti berstandar Nasional yang tergabung dalam satu gugus dan terdiri dari 6 sekolah dasar negeri lain sebagai imbas. SD Negeri Ngimbrang terletak di Desa Ngimbrang, berada di jalur lintas kecamatan yakni Kecamatan Kedu dan Kecamatan Bulu.

SD Negeri Ngimbrang berdiri pada Tahun 1976. Sebelum tahun 2007 di Desa Ngimbrang terdapat 2 sekolah saling berdekatan yaitu SDN Ngimbrang 1 dan SDN Ngimbrang 2, pada tanggal 8 Agustus tahun 2007 di regroup menjadi 1 sekolah yakni SDN Ngimbrang yang pada awalnya adalah SD Negeri Ngimbrang 1. Dari tahun ke tahun SDN Ngimbrang mengalami perkembangan cukup pesat, hal itu dibuktikan dengan keberhasilan sekolah meraih berbagai macam prestasi akademik dan non akademik yang cukup membangga-kan. Letak yang cukup strategis di lintas antar kecamatan dan berada di tengah desa mendukung SD Negeri Ngimbrang memiliki siswa yang beragam dari


(2)

berbagai kalangan masyarakat. Gambaran mengenai objek penelitian tentang strategi dan implementasi MBS tidak terlepas dari keberadaan stakeholders yang ada di sekolah yang meliputi kepala sekolah, guru, dan komite sekolah. Tiga unsur tersebut merupakan kunci pokok peningkatan mutu di sekolah.

SD Negeri Ngimbrang memiliki visi, misi, dan tujuan yang tertuang dalam dokumen sekolah, yaitu sebagai berikut:

VISI : Mumpuni dan Berbudi

MISI : (1) Meningkatkan efektivitas proses belajar mengajar, (2) Memperluas wawasan ilmu pengetahuan, (3) Mem-budayakan budaya santun dan berbudi pekerti mulia TUJUAN : Mewujudkan lingkungan belajar yang kondusif sebagai

media pembinaan dan penyiapan generasi yang tangguh dan tanggap terhadap perkembangan jaman serta mampu menjaga jati diri sebagai bangsa yang berbudaya, santun, dan berbudi

Era globalisasi saat ini menuntut pendidikan

terus berkembang, maka dengan Visi “Mumpuni dan Berbudi” Sekolah Dasar Negeri Ngimbrang diharapkan dapat menyesuaikan perubahan yang terjadi sehingga dapat mendukung program kegiatan di sekolah dalam rangka mencapai mutu sekolah. Selain hal tersebut di

atas “Mumpuni dan Berbudi” juga mengandung harap -an bahwa lulus-an siswa y-ang telah dibekali berbagai macam keterampilan di sekolah dapat mengembang-kan kompetensi sesuai tingkat perkembangannya, dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapi, dan mampu menempatkan diri sesuai dengan kondisi lingkungan yang ada.


(3)

Gambaran singkat profil SDN Ngimbrang menge-nai jumlah siswa dan rombongan belajar dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1

Jumlah dan Rombel SDN Ngimbrang Tahun 2013/2014

Kelas Jumlah Siswa Jumlah

Rombel Laki-laki Perempuan Jumlah

I 13 19 32 1

II 19 12 31 1

III 23 20 43 2

IV 17 17 34 1

V 22 12 34 1

IV 21 8 29 1

Jumlah 115 88 203 7

Data: TU SD Negeri Ngimbrang

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat didiskripsikan bahwa dari seluruh kelas terdapat perbedaan signify-kan pada kelas III, yakni terdiri dari 2 rombongan belajar dengan jumlah 43 siswa. Sementara total jumlah siswa terdiri dari 115 siswa laki-laki dan 88 siswa perempuan. Jumlah siswa tersebut merupakan input dan menjadi aset bagi sekolah untuk dikelola sehingga menjadi siswa berprestasi baik di bidang akademik maupun non akademik. Untuk memperoleh prestasi, siswa dibantu guru dan sekaligus sebagai pelatih sesuai tugas dan kompetensi yang dimiliki.

Faktor lain yang sangat menentukan dalam mencapai keberhasilan pendidikan dan pembentukan


(4)

kepribadian siswa adalah guru. SDN Ngimbrang memi-liki 7 rombongan belajar yang diampu oleh 7 orang guru kelas, 3 orang guru mata pelajaran, dan kepala sekolah yang mengampu 6 jam kegiatan pembelajaran untuk mata pelajaran dan kelas tertentu. Jumlah tenaga pendidik PNS SDN Ngimbrang adalah 7 orang, selebihnya merupakan tenaga wiyata bakti. Tenaga wiyata bakti sangat dibutuhkan mengingat rata-rata sekolah di Kabupaten Temanggung pada saat ini mengalami kekurangan guru PNS sehingga untuk memenuhi kebutuhan PTK sekolah menerima tenaga wiyata bakti. Data kualifikasi PTK di SD Negeri Ngimbrang seperti dipaparkan pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2

Data Kualifikasi PTK

SDN Ngimbrang Tahun 2013/2014

Sumber Data: TU SD Negeri Ngimbrang

Data pada Tabel 4.2 tersebut di atas dapat dideskripsikan bahwa di SDN Ngimbrang terdapat 11 orang PTK yang terdiri dari 2 orang guru laki-laki dan 9 orang guru perempuan, 6 orang guru PNS berkuali-fikasi pendidikan S-1, dan 3 orang guru lain masih

No Status Guru

Tingkatan Pendidikan

D2 D3 S1

1 Guru PNS 1 - 6

2 Guru Non PNS 1 1 2


(5)

dalam proses menyelesaikan pendidikan jenjang S-1 kependidikan. Tenaga lain di SDN Ngimbrang adalah 1 orang penjaga berstatus wiyata bakti dan tenaga lepas. Kesemuanya mempunyai peran penting dan tanggung jawab terhadap tugas yang diemban dalam rangka peningkatan mutu sekolah.

Pembagian tugas dalam struktur organisasi sekolah seperti dipaparkan pada Gambar 4.1.

Sumber Data: TU SDN Ngimbrang Gambar 4.1

Stuktur Organisasi Sekolah SDN Ngimbrang Th. 2013/2014

KEPALA SEKOLAH

KOMITE

Gr. KLS I

Gr. KL II

Gr. Kl III

Gr. KL IV

Gr.

KLS VI KLS VI Gr. Gr. OR Agama Gr. Gr. KLV

Gr. B. INGGRIS

PENJAGA SEKOLAH

Gr Kl VI


(6)

Berdasarkan Gambar 4.1 dapat dideskripsikan bahwa kepala sekolah sebagai pimpinan organisasi sekolah mempunyai tanggung jawab secara langsung terhadap guru kelas. Sedangkan komite sekolah sebagai mitra kerja sekolah memiliki tanggung jawab besar berkaitan dengan pelaksanaan program sekolah yang telah disusun. Komite bersama-sama kepala sekolah bekerja bersama dalam rangka meningkatkan mutu sekolah sesuai standar nasional pendidikan melalui musyawarah untuk menentukan kegiatan yang dilaksanakan.

Hasil pengamatan dan telaah dokumen yang telah dilakukan menunjukkan bahwa SDN Ngimbrang memilliki sarana seperti pada Tabel 4.3.


(7)

Tabel 4.3

Sarana SDN Ngimbrang Tahun Pelajaran 2013/2014

No Jenis Ruangan Jumlah Ukuran

1. Ruang Kelas 8 7 x 6

2. Ruang Kepala Sekolah 1 3 x 5

3. Ruang Guru 1 8 x 6

4. Ruang Tamu 1 3 x 4

5. Ruang IT 1 8 x 6

6. Ruang Gugus 1 4 x 6

7. Ruang Komite Sekolah 1 5 x 6

8. Ruang UKS 1 4 x 6

9. Ruang Alat Peraga 1 3 x 6 No Jenis Ruangan Jumlah Ukuran 10. Kantin siswa 1 4 x 4

11. KM/WC guru 1 3 x 3

12. KM/WC siswa 8 3 x 3

13. Mushola 1 7 x 8

14. Tempat wudlu 2 3 x 6

15. Dapur 1 3 x 3

16. Gudang 1 3 x 4

17. Kolam ikan 2 2 x 4; 1 x 2

18. Bak Lompat 1 3 x 6

19. Tempat Cuci tangan 7 1 x 1 Sumber Data: SDN Ngimbrang

Berdasarkan data dokumentasi dan pengamatan terhadap fasilitas sarana SDN Ngimbrang seperti tercantum pada Tabel 4.3, diketahui bahwa SDN Ngimbrang memiliki prasarana memadai dan fasilitas tersebut dalam kondisi baik dengan tingkat kerusakan lebih kecil dari 6% (< 6%). Namun untuk fasilitas luas tempat bermain siswa masih kurang. Hal tersebut


(8)

dikarenakan standar perbandingan untuk tempat bermain siswa adalah setiap siswa hendaknya memi-liki tempat bermain seluas 2 x 2 m2.

SDN Ngimbrang juga memiliki sarana pembela-jaran yang meliputi 2 TV color, 2 LCD, 2 Laptop, 2 DVD Player, 3 Komputer, 1 perangkat sound system lengkap, 1 perangkat Rebana lengkap, tape recorder, seruling, pianika, organ, dan matras. Sarana tersebut dalam kondisi baik dan sering digunakan untuk menunjang KBM dan kegiatan lomba. Selebihnya terdapat pula alat peraga pembelajaran seperti peta, KIT IPA, globe, tiruan organ tubuh manusia. Namun untuk kelengkapan alat bantu kegiatan belajar terse-but kondisinya kurang memadahi.

4.2 Strategi Peningkatan Mutu melalui MBS

Pelaksanaan pendidikan membutuhkan strategi sebagai langkah untuk mencapai tujuan yang diharap-kan. Strategi peningkatan mutu pendidikan dilaksana-kan di sekolah dengan melibatdilaksana-kan berbagai unsur penting di dalamya, yakni kepala sekolah, guru, dan komite sekolah.

MBS sebagai suatu model implementasi kebijak-an desentralisasi pendidikkebijak-an merupakkebijak-an suatu konsep inovatif, yang bukan hanya dikaji sebagai wacana baru dalam pengelolaan pendidikan namun harus dilaksa-nakan sesuai standar mutu yang ditetapkan oleh pemerintah dan melalui komunikasi berbagai arah


(9)

sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan yakni peningkatan kualitas pendidikan.

Strategi peningkatan mutu melalui MBS dilaksa-nakan dengan menekankan segi efektifitas dan efi-siensi. Penekanan efektivitas dilihat dari perencanaan dengan perbandingan hasil yang dicapai. Sedangkan efisiensi diterapkan pada perencanaan dan pelaksana-an program sekolah ypelaksana-ang dikaitkpelaksana-an dengpelaksana-an pelaksana-anggarpelaksana-an yang digunakan. Dalam rangka peningkatan mutu berlandaskan efisiensi dan efektivitas di SDN Ngimbrang dilakukan peningkatan pemberdayaan po-tensi yang ada di lingkungan sekolah SDN Ngimbrang dengan melaksanakan berbagai macam upaya, yakni pemberdayaan peran kepala sekolah, guru, dan komite sekolah.

Manajemen Berbasis Sekolah merupakan model manajemen yang digunakan di SDN Ngimbrang dalam rangka meningkatkan mutu sekolah, meliputi peren-canaan program, pelaksanaan program, evaluasi dan tindak lanjut. Perencanaan program dibuktikan dengan adanya struktur organisasi sekolah; struktur organisasi tim sukses; EVADIR; Analisis SWOT; RKAS; program tahunan, jangka pendek, menengah, dan jangka panjang; kurikulum dan perangkat kurikulum.

Pelaksanaan program dibuktikan adanya kegi-atan KBM yang berlangsung, kegikegi-atan ekstrakurikuler, kegiatan lomba akademik dan non akademik. Sedang-kan tindaSedang-kan evaluasi dan tindak lanjut dilakuSedang-kan


(10)

oleh stakeholders yang ada di SDN Ngimbrang dengan mengedepankan sikap profesionalisme, partisipasi, dan penekanan peranserta.

SDN Ngimbrang berada di lingkungan masya-rakat peduli pendidikan, sehingga sangat membantu sekolah dalam mendapatkan bantuan dana untuk membantu operasional sekolah walaupun tidak men-capai 100%. Kepedulian masyarakat merupakan salah satu bukti bahwa SDN Ngimbrang mendapatkan kepercayaan masyarakat sekitar untuk menyelengga-rakan pendidikan bermutu. Penyelenggaraan pendi-dikan di SDN Ngimbrang dalam meningkatkan mutu menggunakan strategi yang dipandang tepat dan memenuhi sasaran yakni pemberdayaan peran stakeholder yang meliputi kepala sekolah, guru, dan komite sekolah. Kepala sekolah sebagai pengelola manajemen, pelaksana EMASLIM, dan pengambil ke-putusan. Guru sebagai pelaksana kegiatan pembela-jaran yang mengacu pada pembelapembela-jaran berbasis PAKEM. Komite sekolah sebagai evaluator, mediator, dan mitra kerja kepala sekolah. Kepala Sekolah membagi tugas kepada guru secara adil dengan mempertimbangkan berbagai hal untuk menentukan tugas yang diberikan sesuai dengan kompetensi yang dimiliki. Selain hal tersebut dalam pembagian tugas disesuaikan dengan kwalifikasi pendidikan.

MBS sebagai model manajemen mutu menuntut akuntabilitas dalam pelaksanaan dan pengelolaan program sehingga sangat bergantung pada kompetensi


(11)

masing-masing pelaksana program. Dalam rangka meningkatkan mutu sekolah dibutuhkan inovasi, kreasi, komunikasi, kerjasama, dan peran serta stakeholders yang ada sehingga muncul interaksi positif yang mendukung tercapainya tujuan.

4.3 Peran

Stakeholder

dalam Peningkatan

Mutu di Sekolah

Banyak srtategi dilaksanakan untuk mencapai mutu pendidikan di sekolah, salah satunya adalah dengan mengimplementasikan MBS. Pelaksanaan MBS di sekolah menunjukkan hasil berbeda antara sekolah satu dengan sekolah yang lainnya, antara sekolah di daerah satu dengan sekolah di daerah yang lain. Hal tersebut terjadi karena adanya perbedaan penekanan, SDM di sekolah, dan kondisi lingkungan sekolah yang tidak sama.

Dalam rangka melaksanakan strategi pening-katan mutu melalui MBS di SDN Ngimbrang mene-kankan pada peran serta stakeholder di sekolah, yakni: peranserta kepala sekolah sebagai pelaksana EMASLIM; peranserta guru sebagai pengembang kuri-kulum dan sebagai pelaksana KBM berbasis PAKEM; dan peran serta komite sekolah dengan penekanan pada tugas dan fungsi komite sekolah.


(12)

4.3.1 Peranserta Kepala Sekolah

Dalam konsep MBS kepala sekolah dituntut memiliki tanggung jawab yang besar, baik kepada orang tua siswa, masyarakat sekitar, maupun terha-dap pemerintah. Oleh karenanya kepala sekolah SDN Ngimbrang dalam melaksanakan tugas dan fungsinya berpedoman pada tugas sebagai EMASLIM, yakni Edukator, Manajer, Administrator, Supervisor, Leader, Inovator, dan Motivator.

Edukator, kepala Sekolah memiliki tugas meng-ajar dengan ketentuan untuk Kepala Sekolah Dasar wajib melaksanakan kegiatan pembelajaran enam jam kegiatan pembelajaran. Lebih jauh tugas kepala sekolah sebagai edukator bahwa kepala sekolah memberikan pembelajaran tidak hanya kepada siswa namun kepada seluruh warga sekolah. Tugas sebagai manajer dilaksanakan kepala sekolah dalam menye-lenggarakan organisasi sekolah dengan mengatur seluruh kegiatan di sekolah, mengambil keputusan, dan mencari celah untuk mengembangkan potensi yang dimiliki sekolah.

Administrator, merupakan tugas kepala sekolah dalam pengadministrasian, membukukan, dan mela-porkan pembukuan sebagai bukti adanya pengelolaan manajemen sekolah. Sebagai supervisor Kepala sekolah melakukan supervise terhadap guru dalam kaitannya dengan KBM berbasis PAKEM. Leader oleh kepala sekolah dimaksudkan sebagai pemimpin,


(13)

memberi teladan, menunjukkan kelebihan dan keku-rangan sebagai wujud tanggungjawab kepala sekolah terhadap warga sekolah. Sikap inovasi harus dimiliki Kepala sekolah dalam pengelolaan manajemen sekolah untuk peningkatan mutu sekolah, ide cemerlang diha-rapkan akan dapat merubah wajah sekolah sebagai tempat edukasi yang menyenangkan. Sikap memoti-vasi oleh kepala sekolah terhadap guru, siswa, dan komite sekolah dilaksanakan untuk memberikan dukungan moril agar mampu melaksanakan tugas secara maksimal.

Kepala sekolah SDN Ngimbrang mempunyai tugas dan wewenang yang dilaksanakan di sekolah. Selain melaksanakan KBM, kepala sekolah bersama guru dan komite sekolah melakukan evaluasi diri sekolah, menyusun program, melaksanakan program, melakukan monitoring dan evaluasi melalui kegiatan supervisi dan pengamatan untuk mengetahui sejauh mana program terlaksana/tercapai, melakukan tindak lanjut hasil evaluasi, dan melakukan pembiasaan yang harus dilakukan oleh seluruh warga sekolah, serta melaporkan hasil sebagai bukti terlaksananya program dan capaian program.

Rencana program disusun pada awal tahun pelajaran dengan melibatkan guru dan komite sekolah berdasarkan hasil evaluasi tahun sebelumnya. Kepala sekolah bersama guru dan komite sekolah menyusun Rencana Kegiatan dan Rencana Anggaran yang akan


(14)

dilaksanakan selama rentang waktu satu tahun ke depan.

Kepala sekolah SDN Ngimbrang sebagai penge-lola dan pelaksana manajemen sekolah dalam melak-sanakan tugas kesehariannya menyesuaikan dengan program yang telah disusun bersama. Hal tersebut sebagai antisipasi apabila terdapat kegiatan yang tidak sesuai dengan rencana awal, melakukan monitoring setiap kegiatan berlangsung, dan melakukan evaluasi kegiatan setelah selesai dilaksanakan. Hal tersebut dilakukan untuk menunjang prinsip efektif dan efisien.

Kepala sekolah SDN Nimbrang dalam melaksa-nakan MBS juga menerapkan pembiasaan yang harus diikuti oleh seluruh warga sekolah. Hal tersebut untuk melatih warga sekolah bersikap tanggung jawab dan memiliki karakter yang baik. Sesuai dengan yang disampaikan oleh kepala sekolah, bahwa seluruh warga sekolah di SDN Ngimbrang wajib mentaati aturan yang telah disepakati bersama antara kepala sekolah, guru, penjaga, siswa, bahkan wali siswa. Hal tersebut menjadikan warga sekolah sama-sama memi-liki tanggung jawab untuk senantiasa meningkatkan diri menjadi lebih baik dan berkarakter.

Sebagai sekolah berstandar nasional, SDN Ngimbrang senantiasa siap menjadi tujuan dalam rangka study fisit atau study banding oleh sekolah lain di lingkungan Kabupaten Temanggung. Untuk


(15)

men-dukung lancarnya setiap kegiatan kepala sekolah membagi tugas dengan memberdayakan seluruh stakeholder yang ada di sekolah. Pembagian tugas guru yang tertuang pada struktur organisasi sekolah sesuai bidang masing-masing tampak pada struktur tim sukses kegiatan siswa yang dipaparkan pada Gambar 4.2 di bawah ini.

Sumber Data: TU SDN Ngimbrang

Gambar 4.2 Struktur Tim Sukses

Lomba Kegiatan Siswa SDN Ngimbrang Th 2013/2014

Gambar 4. 2. di atas dapat dideskripsikan bahwa sebagai penanggung jawab semua kegiatan sekolah adalah kepala sekolah, sedangkan

pelaksa-Kepala Sekolah-Koordinator

Guru -Volly ball, atletik, sepak takraw

Guru - Bulu tangkis, bola, catur

Guru – agama, pkn, ,ips Guru – Mat, Bhs. Indonesia, IPA

Guru- B. Jawa, Macapat Guru –Kerajinan tangan dan kesenian


(16)

naan kegiatan dan pendampingan dibantu oleh bebe-rapa koordinator kelompok mapel. Masing-masing mendapat tugas untuk membimbing dan melatih siswa dengan penuh tanggungjawab sehingga siswa memper-oleh kejuaraan.

Bedasarkan hasil wawancara dengan ketua komite sekolah SDN Ngimbrang diperoleh informasi, bahwa: (1) kepala sekolah dalam melaksanakan tugas terlebih dahulu mengadakan komunikasi dengan guru dan komite sekolah melalui rapat sekolah; (2) membagi tugas sesuai dengan kompetensi yang dimiliki masing-masing guru; (3) menyusun program awal tahun me-libatkan seluruh guru dan komite sekolah; (4) mela-kukan analisis kebutuhan sekolah; (5) menyusun program berkelanjutan; (6) melakukan evaluasi terha-dap seluruh kegiatan sekolah; (7) meningkatkan kom-petensi guru melalui KKG dan pelatihan lain yang berkaitan dengan pembelajaran PAKEM.

4.3.2 Peran Serta Guru

Dalam dunia pendidikan tugas guru meliputi empat kompetensi yang meliputi kompetensi pedago-gik, kompetensi profesional, kompetensi sosial, dan kompetensi kepribadian. Kompetensi yang berkaitan dengan peningkatan mutu adalah kompetensi peda-gogik dan kompetensi profesional. Kompetensi paeda-gogik dan profesional menuntut guru mampu melak-sanakan kegiatan pembelajaran berbasis PAKEM.


(17)

Keduanya senantiasa harus dimiliki oleh guru sebagai bagian dari pelaksanaan manajemen dalam usaha meningkatkan mutu sekolah. Hal tersebut berkaitan dengan pilar utama yang menunjukkan guru telah bekerja profesional, yakni: menguasai materi pembela-jaran, profesional dalam menyampaikan materi pem-belajaran, dan berkepribadian matang.

Guru mendapat tugas pokok melaksanakan kegiatan pembelajaran berbasis PAKEM dan sebagai wali kelas. Namun fakta menunjukkan bahwa guru juga mendapat tugas tambahan. Tugas tambahan yang diberikan kepada guru utamanya di Sekolah Dasar di antaranya sebagai bendahara BOS, benda-hara gaji, kesiswaan, kegiatan ekstrakurikuler, mem-bantu administrasi sekolah, dan yang lain. Hal terse-but terjadi dikarenakan sekolah tidak memiliki sumberdaya yang memadahi. Demikian pula untuk memenuhi kebutuhan tenaga, SDN Ngimbrang tidak memiliki tenaga khusus tata usaha, maka untuk memenuhi kebutuhan ketata usahaan dibantu oleh tenaga wiyata bakti. Kondisi pendidik di Kabupaten Temanggung masih kurang, demikian pula tenaga ke-pendidikan. Sekolah Dasar di Kabupaten Temanggung 90% tidak memiliki tenaga khusus sebagai bendahara dan tata usaha sehingga kebutuhan sebagai bendaha-ra dan tenaga tata usaha dibebankan kepada guru.

Pembagian tugas guru di SDN Ngimbrang tidak terbatas pada pembagian tugas mengajar saja melain-kan banyak tugas tambahan yang dibebanmelain-kan kepada


(18)

guru. Pembagian tugas merupakan langkah strategis dalam suatu organisasi sekolah mengingat hal terse-but dapat sekaligus meningkatkan kompetensi guru di bidang lain yang terkait dengan kualitas pemberda-yaan namun di SDN Ngimbrang berdampak guru tidak dapat melaksanakan tugas dan fungsinya dengan optimal.

Kegiatan belajar di SDN Ngimbrang terbagi menjadi dua, yakni kegiatan kurikuler dan kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan kurikuler efektif dilaksana-kan setiap hari oleh guru kelas dan guru mata pelajaran. Kegiatan pembelajaran di SDN Ngimbrang dimulai pada pukul 07.00, diawali pembacaan surat pendek dan doa bersama di halaman sekolah bersama kepala sekolah dan semua guru, secara bergantian dipimpin oleh guru agama dan kepala sekolah.

Kegiatan KBM dilaksanakan di dalam kelas dan secara berkala dilaksanakan di luar kelas sesuai materi pelajaran oleh guru kelas dan atau guru mata pelajaran. Alokasi waktu pembelajaran dilaksanakan tiga puluh lima menit/jam pelajaran sesuai dengan alokasi waktu pada kurikulum KTSP. SDN Ngimbrang memprogramkan kegiatan ekstrakurikuler, dilaksana-kan pada sore hari atau di luar jam efektif kegiatan kurikuler. Adapun kegiatan pengembangan diri terbagi dua macam, yakni ekstrakurikuler wajib dan ekstra-kurikuler pilihan. Ekstraekstra-kurikuler wajib adalah kepra-mukaan, dilaksanakan satu kali pertemuan dalam setiap minggu pada hari sabtu. Sedangkan


(19)

ekstra-kurikuler pilihan masuk pada kegiatan pengembangan diri yang dilatih oleh pelatih dari luar sekolah dengan guru sebagai pendamping sekaligus koordinator setiap kegiatan. Data jumlah siswa SDN Ngimbrang ditunjuk-kan pada Tabel 4.3 di bawah ini.

Tabel 4.4

Data Jumlah Siswa dan Rombel SDN Ngimbrang Tahun 2013 No Rombel

Keadaan awal bulan ini

Keadaan akhir

bulan ini Islam L P Jml L P Jml

1 2 3 4 5 12 13 14 19

I 1 13 19 32 13 19 32 32 II 1 19 13 32 19 13 32 32 III A 1 11 11 22 11 11 22 22 III B 1 12 9 21 12 9 21 21 IV 1 17 17 34 17 17 34 34 V 1 22 12 34 22 12 34 34 VI 1 21 8 29 21 8 29 29 JML 7 115 89 204 115 89 204 204 Sumber Data: TU SDN Ngimbrang

Data tersebut di atas menunjukkan jumlah siswa dan rombongan belajar SDN Ngimbrang yang aktif mengikuti kegiatan pembelajaran. Data Tabel 4.3 menunjukkan rombongan belajar kelas III terdiri dari 2 rombel, sehingga jumlah seluruh siswa SDN Ngimbrang terdiri dari 204 siswa. Berdasarkan hasil wawancara dengan komite sekolah dan wawancara dengan kepala sekolah menunjukkan adanya keku-rangan tenaga. Berkaitan dengan tenaga yang dibu-tuhkan dapat dilihat pada Tabel 4.5 di bawah ini.


(20)

Data 4.5

Data Kebutuhan Tenaga Pendidik dan Kependidikan SDN Ngimbrang Tahun 2012/ 2013

No Jumlah Guru Indikator Tugas

1. 1 Kepala Sekolah, Guru B. Jawa 2. 1 Guru Kelas 1

3. 1 Guru Kelas II 4. 1 Guru Kelas III/A 5. 1 Guru Kelas III/B 6. 1 Guru Kelas IV 7. 1 Guru Kelas V 8. 1 Guru Kelas VI 9. 1 Guru Penjas Orkes 10. 1 Guru PAI

11. 1 Guru B. Inggris 12. 1 Pelatih Rebana 13. 1 Pelatih Pramuka 14. 1 Guru Seni Musik 15. 1 Guru Seni Tari 16. 1 Guru Seni Lukis

17. 1 Guru IT

18. 1 Tenaga Administrasi 96. 1 Tenaga Perpustakaan 20. 1 Bendahara Sekolah Sumber Data: Komite Sekolah SDN Ngimbrang

Data pada Tabel 4.5 tersebut di atas menun-jukkan bahwa minimal jumlah tenaga di SDN Ngimbrang yang dibutuhkan adalah 20 orang yang meliputi tenaga pendidik dan kependidikan. Namun fakta di SDN Ngimbrang, dari jumlah yang diharapkan seperti tersebut pada data Tabel 4.5 belum sepenuh-nya terpenuhi. Salah satu indikator yang menunjuk-kan kekurangan adalah data yang diperoleh melalui


(21)

studi dokumentasi, yakni seperti pada data Tabel 4.6 di bawah ini.

Data 4.6

Data Pendidik dan Kependidikan SDN Ngimbrang Tahun 2013 No Jumlah Guru Indikator Tugas

1. 1 Kepala Sekolah, Guru B. Jawa

2. 1 Guru Kelas 1 3. 1 Guru Kelas II 4. 1 Guru Kelas III/A 5. 1 Guru Kelas III/B 6. 1 Guru Kelas IV No Jumlah Indikator Tugas

7. 1 Guru Kelas V

8. 1 Guru Kelas VI 9. 1 Guru Penjas Orkes

10. 1 Guru PAI

11. 1 Guru B. Inggris 12. 1 Pelatih Rebana 13. 1 Pelatih Pramuka 14. 1 Guru Seni Musik Sumber Data: TU SDN Ngimbrang

Data pada Tabel 4.6 tersebut di atas menun-jukkan kondisi guru di SDN Ngimbrang yang belum terpenuhi sesuai dengan harapan komite sekolah, di antaranya masih kekurangan guru Seni Tari, Seni Musik, IT, tenaga Administrasi, dan Bendahara.

Kegiatan organisasi sekolah dan manajemen pengelolaan berkaitan dengan keberhasilan yang


(22)

di-raih. SDN Ngimbrang mampu meraih berbagai kejua-raan baik tingkat kecamatan, kabupaten, karesidenan, dan provinsi. Hal tersebut merupakan suatu penghar-gaan atas usaha dan kerja sama antara stakeholkders yang ada di sekolah. Guru di SDN Ngimbrang dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran mengacu pada program yang telah disusun sebelumnya, hal tersebut sesuai dengan tupoksi guru yang meliputi merencana-kan, melaksanamerencana-kan, menilai, mengevaluasi, dan mela-kukan tindaklanjut. Namun masih terdapat guru di SDN Ngimbrang yang melaksanakan KBM kurang profesional, contohnya tidak menggunakan alat peraga pendidikan.

Keberhasilan yang diraih oleh SDN Ngimbrang berkaitan dengan pemberdayaan peran dan pening-katan kompetensi guru dapat dilihat pada Tabel 4.7 di bawah ini.


(23)

Tabel 4.7

Daftar Kejuaraan SDN Ngimbrang Tahun 2012/2013

No. Indikator Kegiatan Hasil yang dicapai Tahun Perolehan 1. Lomba Komite Sekolah Juara 1 Kec 2010

2. Lomba Komite Sekolah Juara 1 Kab 2010 3. Lomba LSS Juara 1 2010 4. Lomba Guru Berprestasi Juara 1 Kec 2011 5. Lomba Siswa Juara Umum Kec 2011 – 2013 5. Lomba Perpustakaan Juara 2 Kab 2011 7. Lomba Guru Berprestasi Juara 1 Kec 2012 8. Lomba Guru Berprestasi Juara 2 Kab 2012 9. Lomba Gugus Juara 1 Kec 2013 10. Lomba Gugus Juara 1 Kab 2013 11. Lomba Gugus Juara 1 Karesidenan 2013 Sumber Data: TU SDN Ngimbrang

Data tersebut menunjukkan bahwa kompetensi SDN Ngimbrang yang meliputi kompetensi guru, siswa, dan komite sekolah memiliki kemampuan untuk ber-saing. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil kejuaraan lomba baik lomba siswa, guru, maupun komite seko-lah yang teseko-lah diraih. Tanpa kebersamaan, motivasi yang tinggi, dan peranserta stakeholders dapat dipas-tikan tidak akan dapat menunjukkan prestasi. Demi-kian halnya dengan pengelolaan, melalui manajemen perencanaan program yang jelas, terarah, dan matang maka prestasi dapat diraih. Dari hasil pembahasan tersebut di atas menunjukkan bahwa pemberdayaan kompetensi guru sangat dibutuhkan dalam rangka meningkatkan mutu sekolah.


(24)

4.3.3 Peranserta Komite Sekolah

SDN Ngimbrang dapat berkembang sesuai dengan harapan banyak pihak, utamanya masyarakat sekitar. Hal itu terjadi mengingat peran komite sangat besar dalam rangka ikut meningkatkan mutu sekolah. Peran besar komite sekolah sepertdi ditunjukkan pada keterlibatan komite pada setiap kegiatan sekolah. Komite mampu menggerakkan masyarakat dalam memperoleh dukungan finansial dalam rangka meme-nuhi kelengkapan sarana prasarana sekolah sehingga dapat dimanfaatkan dengan maksimal. Masyarakat ikut andil dalam berbagai kegiatan, ditunjukkan dengan adanya kritik dan saran yang disampaikan pada pihak sekolah melalui komite sekolah dan keter-sediaan bantuan dana operasional sekolah. Kepengu-rusan komite sekolah SDN Ngimbrang tersusun dengan baik, hal tersebut dilihat pada kinerja komite sekolah yang tampak antusias dan keikut sertaannya di hampir semua kegiatan sekolah.

Struktur organisasi komite sekolah SDN Ngimbrang tampak pada Gambar 4.3.


(25)

Sumber Data : TU SDN Ngimbrang Gambar 4.3

Struktur organisasi Komite Sekolah SDN Ngimbrang Tahun 2013/2014

Peran serta komite sekolah berpengaruh terha-dap pelaksanaan program sekolah. Kepala sekolah sebagai mitra kerja yang secara bersama-sama tanggung jawab atas peningkatan mutu sekolah ber-dasarkan visi yang diimplementasikan melalui misi sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.

Hal lain yang menentukan ketercapaian program sekolah SDN Ngimbrang adalah komitmen, kebersa-maan, rasa keadilan, hukuman dan penghargaan. Komitmen bersama menjadi suatu kekuatan dalam organisasi dimana antara kepala sekolah, guru, dan komite sekolah mempunyai rasa bangga, mempunyai kepentingan yang sama, dan ikut berperan dalam semua kegiatan sekolah. Dengan begitu maka

sema-Ketua Komite Sekolah

Wakil Ketua Komite

Sekretaris Bendahara


(26)

ngat masing-masing individu akan terus terpacu. Kebersamaan yang terus dijaga dan dipertahankan dapat menambah kekuatan komitmen yang telah dimiliki, sehingga dapat memacu semangat bekerja.

Rasa keadilan dimiliki oleh setiap individu dalam lingkungan sekolah sehingga tidak terjadi pembedaan kesempatan dan hak, segala sesuatu dilaksanakan secara proporsional. Penghargaan diberikan kepada seluruh komponen terlibat yang telah mampu menca-pai target keberhasilan program sekolah. Adapun hukuman diberikan secara bertahap dengan menge-depankan sisi edukasi.

SDN Ngimbrang terakreditasi pada tahun 2011, memperoleh nilai akreditasi 83 dengan status akre-ditasi Baik. Untuk mendukung kegiatan di sekolah, SDN Ngimbrang menjalin kerja sama dengan beberapa pihak, antara lain dengan Puskesmas Bulu, dengan pemerintah desa Ngimbrang, TK Negeri Ngimbrang, UPT Dinas Pendidikan Bulu, dengan Gugus Mendut, pengrajin, pelatih rebana, Perpusda Temanggung, Polsek Bulu, dan dengan Koramil Bulu.

Kerja sama SDN Ngimbrang dengan Puskesmas dalam hal pemeriksaan berkala, imunisasi, pengadaan obat-obatan, pelatihan dokter kecil, screening kesehat-an, dan pelatihan guru UKS. Kerja sama dengan Pemerintah Desa Ngimbrang dalam hal penggunaan sarana olah raga, pemanfaatan prasarana kantor desa untuk menanamkan konsep yang berhubungan


(27)

dengan materi pelajaran terkait, dan kepala desa sebagai salah satu sumber informasi pengembangan dan pengelolaan sekolah.

Kerja sama dengan TK Negeri Ngimbrang terkait dengan penerimaan siswa baru. Sementara kerjasama dengan UPT Dinas terkait dengan tugas secara struktural, manajerial, dan pembinaan secara umum. Kerja sama dengan pengrajin berkaitan dengan pelatihan kerajinan tangan siswa menggunakan bahan baku di lingkungan setempat, dan dengan pelatih rebana terkait dengan kegiatan ekstrakurikuler seni islami. Sedangkan kerjasama dengan Perpusda Temanggung terkait dengan peningkatan kompetensi

siswa dengan program “gemar membaca” yaitu dengan

cara datang ke perpustakaan secara berkala dan peminjaman buku perpustakaan untuk sekolah. Kerja sama dengan Polsek Bulu terkait dengan materi keteladanan berlalulintas, dan dengan Koramil Bulu berkaitan dengan pembentukan disiplin, nasionalisne, dan karakter siswa.

Dukungan besar lainnya dalam rangka mem-berikan fasilitas kepada siswa adalah dengan dimili-kinya perpustakaan yang dikelola secara maksimal, sehingga siswa dapat memanfaatkan dengan baik sebagai penunjang edukasi untuk meningkatkan kompetensinya.


(28)

4.4 Dukungan dan Hambatan

Dasar pemikiran pemberian otonomi luas kepa-da kepa-daerah kepa-dalam rangka mencapai efektivitas kepa-dan efisiensi di bidang pendidikan diharapkan mampu meningkatkan daya saing dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, dan peningkatan potensi. Hal tersebut di SDN Ngimbrang telah dapat memunculkan kreativitas pelaksanaan di lapangan yang dibuktikan dengan partisipasi masyarakat dalam menyokong dana untuk melengkapi sarana prasarana yang harus tersedia untuk menunjang pelaksanaan kegiatan pembelajaran di sekolah pada umumnya.

Demikian pula kompetensi kepala sekolah terus terasah melalui pembinaan, kegiatan bintek dan seminar, dan kegiatan lain sesuai dengan tuntutan pemerintah melalui SPM dengan PP 15 Tahun 2009 yang mensyaratkan kepala sekolah harus mampu mengembangkan kewirausahaan dalam rangka peningkatan mutu sekolah. Sarana penunjang di SDN Ngimbrang cukup lengkap jika dibandingkan dengan jumlah pengguna, yakni siswa dan guru. Artinya sarana yang ada dapat dimanfaatkan oleh warga sekolah.

SDN Ngimbrang berada di sebelah lapangan desa sehingga untuk menunjang kegiatan pembelajar-an Olah Raga tidak menemui kendala. Bahkpembelajar-an dengpembelajar-an adanya MoU dengan pihak Desa maka sekolah mem-punyai keleluasaan untuk menggunakan lapangan


(29)

desa sebagai tempat berlangsungnya kegiatan sekolah yang bersifat komunal.

Jika dilihat dari data guru sesuai struktur organisasi guru, tampak SDN Ngimbrang masih keku-rangan guru yang berstatus PNS, bahkan pada bulan Februari 2014 terdapat seorang guru PNS yang pensiun. Sehingga di SDN Ngimbrang hanya terdapat 5 orang guru PNS termasuk kepala sekolah dan guru agama. Sementara untuk penerimaan CPNS bagi Guru yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah tahun 2013 lalu telah disampaikan oleh BKD bahwa untuk kuota CPNS bagi guru belum memenuhi jumlah kebutuhan sekolah utamanya Sekolah Dasar. Untuk sekolah yang memiliki guru PNS tidak lengkap maka harus mengangkat guru wiyata bakti. Dengan meng-angkat tenaga wiyata bakti maka konsekuensinya sekolah harus mengeluarkan anggaran tambahan untuk honor guru wiyata bakti tersebut. SDN Ngimbrang memiliki luas bangunan 450 m2 dengan

luas lahan 1.732 m2, dan jumlah siswa 203 siswa.

Kekurangan luas lahan merupakan suatu kendala mengingat luas ideal untuk tempat bermain setiap anak adalah 3 x 2 m2.

SDN Ngimbrang memiliki kekurangan tenaga pendidik, hal tersebut menjadi salah satu indikator kendala pada usaha peningkatan mutu sekolah. Contohnya masih terdapat guru yang kurang profe-sional di bidangnya, yakni malas menggunakan alat bantu peraga pendidikan ketika menanamkan konsep


(30)

pembelajaran. Akibatnya untuk materi tertentu guru harus mengulang konsep yang belum dikuasai oleh siswa. Bagi sebagian guru bahkan ada yang belum menyadari bahwa penggunaan alat peraga pembela-jaran bagi siswa Sekolah Dasar sangat penting dalam membantu menanamkan konsep materi pembelajaran.

Kendala lain adalah di SDN Ngimbrang belum mempunyai tenaga khusus administrasi dan benda-hara, sehingga tugas tersebut dilaksanakan oleh guru yang sesungguhnya memilliki tugas melaksanakan kegiatan pembelajaran. Namun demikian kekurangan-kekurangan yang terdapat di SDN Ngimbrang tidak dijadikan sebagai kelemahan fatal yang mempengaruhi semangat kerja stakeholder di sekolah. Sebaliknya, kekurangan digunakan sebagai tantangan yang harus dihadapi dan diatasi sehingga program peningkatan mutu dapat terus dilaksanakan.


(1)

Sumber Data : TU SDN Ngimbrang

Gambar 4.3

Struktur organisasi Komite Sekolah SDN Ngimbrang Tahun 2013/2014

Peran serta komite sekolah berpengaruh terha-dap pelaksanaan program sekolah. Kepala sekolah sebagai mitra kerja yang secara bersama-sama tanggung jawab atas peningkatan mutu sekolah ber-dasarkan visi yang diimplementasikan melalui misi sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.

Hal lain yang menentukan ketercapaian program sekolah SDN Ngimbrang adalah komitmen, kebersa-maan, rasa keadilan, hukuman dan penghargaan. Komitmen bersama menjadi suatu kekuatan dalam organisasi dimana antara kepala sekolah, guru, dan komite sekolah mempunyai rasa bangga, mempunyai kepentingan yang sama, dan ikut berperan dalam semua kegiatan sekolah. Dengan begitu maka

sema-Ketua Komite Sekolah

Wakil Ketua Komite

Sekretaris Bendahara


(2)

ngat masing-masing individu akan terus terpacu. Kebersamaan yang terus dijaga dan dipertahankan dapat menambah kekuatan komitmen yang telah dimiliki, sehingga dapat memacu semangat bekerja.

Rasa keadilan dimiliki oleh setiap individu dalam lingkungan sekolah sehingga tidak terjadi pembedaan kesempatan dan hak, segala sesuatu dilaksanakan secara proporsional. Penghargaan diberikan kepada seluruh komponen terlibat yang telah mampu menca-pai target keberhasilan program sekolah. Adapun hukuman diberikan secara bertahap dengan menge-depankan sisi edukasi.

SDN Ngimbrang terakreditasi pada tahun 2011, memperoleh nilai akreditasi 83 dengan status akre-ditasi Baik. Untuk mendukung kegiatan di sekolah, SDN Ngimbrang menjalin kerja sama dengan beberapa pihak, antara lain dengan Puskesmas Bulu, dengan pemerintah desa Ngimbrang, TK Negeri Ngimbrang, UPT Dinas Pendidikan Bulu, dengan Gugus Mendut, pengrajin, pelatih rebana, Perpusda Temanggung, Polsek Bulu, dan dengan Koramil Bulu.

Kerja sama SDN Ngimbrang dengan Puskesmas dalam hal pemeriksaan berkala, imunisasi, pengadaan obat-obatan, pelatihan dokter kecil, screening kesehat-an, dan pelatihan guru UKS. Kerja sama dengan Pemerintah Desa Ngimbrang dalam hal penggunaan sarana olah raga, pemanfaatan prasarana kantor desa untuk menanamkan konsep yang berhubungan


(3)

dengan materi pelajaran terkait, dan kepala desa sebagai salah satu sumber informasi pengembangan dan pengelolaan sekolah.

Kerja sama dengan TK Negeri Ngimbrang terkait dengan penerimaan siswa baru. Sementara kerjasama dengan UPT Dinas terkait dengan tugas secara struktural, manajerial, dan pembinaan secara umum. Kerja sama dengan pengrajin berkaitan dengan pelatihan kerajinan tangan siswa menggunakan bahan baku di lingkungan setempat, dan dengan pelatih rebana terkait dengan kegiatan ekstrakurikuler seni

islami. Sedangkan kerjasama dengan Perpusda

Temanggung terkait dengan peningkatan kompetensi

siswa dengan program “gemar membaca” yaitu dengan

cara datang ke perpustakaan secara berkala dan peminjaman buku perpustakaan untuk sekolah. Kerja sama dengan Polsek Bulu terkait dengan materi keteladanan berlalulintas, dan dengan Koramil Bulu berkaitan dengan pembentukan disiplin, nasionalisne, dan karakter siswa.

Dukungan besar lainnya dalam rangka mem-berikan fasilitas kepada siswa adalah dengan dimili-kinya perpustakaan yang dikelola secara maksimal, sehingga siswa dapat memanfaatkan dengan baik sebagai penunjang edukasi untuk meningkatkan kompetensinya.


(4)

4.4 Dukungan dan Hambatan

Dasar pemikiran pemberian otonomi luas kepa-da kepa-daerah kepa-dalam rangka mencapai efektivitas kepa-dan efisiensi di bidang pendidikan diharapkan mampu meningkatkan daya saing dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, dan peningkatan potensi. Hal tersebut di SDN Ngimbrang telah dapat memunculkan kreativitas pelaksanaan di lapangan yang dibuktikan dengan partisipasi masyarakat dalam menyokong dana untuk melengkapi sarana prasarana yang harus tersedia untuk menunjang pelaksanaan kegiatan pembelajaran di sekolah pada umumnya.

Demikian pula kompetensi kepala sekolah terus terasah melalui pembinaan, kegiatan bintek dan seminar, dan kegiatan lain sesuai dengan tuntutan pemerintah melalui SPM dengan PP 15 Tahun 2009 yang mensyaratkan kepala sekolah harus mampu

mengembangkan kewirausahaan dalam rangka

peningkatan mutu sekolah. Sarana penunjang di SDN Ngimbrang cukup lengkap jika dibandingkan dengan jumlah pengguna, yakni siswa dan guru. Artinya sarana yang ada dapat dimanfaatkan oleh warga sekolah.

SDN Ngimbrang berada di sebelah lapangan desa sehingga untuk menunjang kegiatan pembelajar-an Olah Raga tidak menemui kendala. Bahkpembelajar-an dengpembelajar-an adanya MoU dengan pihak Desa maka sekolah mem-punyai keleluasaan untuk menggunakan lapangan


(5)

desa sebagai tempat berlangsungnya kegiatan sekolah yang bersifat komunal.

Jika dilihat dari data guru sesuai struktur organisasi guru, tampak SDN Ngimbrang masih keku-rangan guru yang berstatus PNS, bahkan pada bulan Februari 2014 terdapat seorang guru PNS yang pensiun. Sehingga di SDN Ngimbrang hanya terdapat 5 orang guru PNS termasuk kepala sekolah dan guru agama. Sementara untuk penerimaan CPNS bagi Guru yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah tahun 2013 lalu telah disampaikan oleh BKD bahwa untuk kuota CPNS bagi guru belum memenuhi jumlah kebutuhan sekolah utamanya Sekolah Dasar. Untuk sekolah yang memiliki guru PNS tidak lengkap maka harus mengangkat guru wiyata bakti. Dengan meng-angkat tenaga wiyata bakti maka konsekuensinya sekolah harus mengeluarkan anggaran tambahan untuk honor guru wiyata bakti tersebut. SDN Ngimbrang memiliki luas bangunan 450 m2 dengan

luas lahan 1.732 m2, dan jumlah siswa 203 siswa.

Kekurangan luas lahan merupakan suatu kendala mengingat luas ideal untuk tempat bermain setiap anak adalah 3 x 2 m2.

SDN Ngimbrang memiliki kekurangan tenaga pendidik, hal tersebut menjadi salah satu indikator kendala pada usaha peningkatan mutu sekolah. Contohnya masih terdapat guru yang kurang profe-sional di bidangnya, yakni malas menggunakan alat bantu peraga pendidikan ketika menanamkan konsep


(6)

pembelajaran. Akibatnya untuk materi tertentu guru harus mengulang konsep yang belum dikuasai oleh siswa. Bagi sebagian guru bahkan ada yang belum menyadari bahwa penggunaan alat peraga pembela-jaran bagi siswa Sekolah Dasar sangat penting dalam membantu menanamkan konsep materi pembelajaran.

Kendala lain adalah di SDN Ngimbrang belum mempunyai tenaga khusus administrasi dan benda-hara, sehingga tugas tersebut dilaksanakan oleh guru yang sesungguhnya memilliki tugas melaksanakan kegiatan pembelajaran. Namun demikian kekurangan-kekurangan yang terdapat di SDN Ngimbrang tidak dijadikan sebagai kelemahan fatal yang mempengaruhi semangat kerja stakeholder di sekolah. Sebaliknya, kekurangan digunakan sebagai tantangan yang harus dihadapi dan diatasi sehingga program peningkatan mutu dapat terus dilaksanakan.


Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan Pada Gugus Jayabaya Kecamatan Gemawang Kabupaten Temanggung T2 942012018 BAB IV

0 0 54

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Peningkatan Mutu melalui Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Studi pada: SDN Ngimbrang Kecamatan Bulu Kabupaten Temanggung

0 2 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Peningkatan Mutu melalui Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Studi pada: SDN Ngimbrang Kecamatan Bulu Kabupaten Temanggung T2 942011078 BAB I

0 0 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Peningkatan Mutu melalui Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Studi pada: SDN Ngimbrang Kecamatan Bulu Kabupaten Temanggung T2 942011078 BAB II

0 0 41

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Peningkatan Mutu melalui Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Studi pada: SDN Ngimbrang Kecamatan Bulu Kabupaten Temanggung T2 942011078 BAB V

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Peningkatan Mutu melalui Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Studi pada: SDN Ngimbrang Kecamatan Bulu Kabupaten Temanggung

0 0 3

T2__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Peningkatan Mutu dan Citra (Image) Sekolah T2 BAB IV

0 1 70

BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Manajemen Berbasis Sekolah (Pilar Manajemen Sekolah) di SD Negeri Pengilon Kecamatan Bulu Kabupaten Temanggung

0 0 7

BAB IV HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Manajemen Berbasis Sekolah (Pilar Manajemen Sekolah) di SD Negeri Pengilon Kecamatan Bulu Kabupaten Temanggung

0 1 46

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Manajemen Berbasis Sekolah (Pilar Manajemen Sekolah) di SD Negeri Pengilon Kecamatan Bulu Kabupaten Temanggung

0 0 16