SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL-MANAR DESA BENER, KECAMATAN TENGARAN, KABUPATEN SEMARANG (1983-2016) SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora

  

SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN

AL-MANAR DESA BENER, KECAMATAN

TENGARAN, KABUPATEN SEMARANG (1983-2016)

  SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Humaniora

  Oleh Muhammad Qosim Maghfur NIM: 216 13 019 JURUSAN SEJARAH PERADABAN ISLAM FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN HUMANIORA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2017

  

MOTTO

”yakinlah ada sesuatu yang menantimu selepas banyak kesabaran (yang kau

jalani) yang akan membuatmu terpana hingga kau lupa pedihnya rasa sakit

  

(Ali Bin Abi Thalib)

  

PERSEMBAHAN

  Puji syukur kehadirat Allah Stw. atas limpahan rahmat serta karuniaNya, skripsi ini penulis persembahkan untuk:

  1. Bapak dan Ibuku, Muhjudi dan Siti Maemanah yang senantiasa membimbing, merawat, mendidik dan memberikan kasih sayang sedari kecil sampai sekarang, semoga Allah SWT memberikan kesehatan, umur panjang dan rezeki yang barokah dan bermanfaat untuk beliau.

  2. Dua saudara kandungku, Faridatul Maghfiroh dan juga kakak iparku Suyuti, tak lupa ponakanku, Dzul Fahmi dan juga Lailatussyarifah yang selalu memberikan motivasi tiada hentinya kepadaku sehingga proses penempuhan gelar sarjana ini bisa tercapai.

  3. Seluruh keluargaku, Bani Jauhari, yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

  4. Bapak Dr. Sidqon Maesur, Lc., MA. selaku dosen Pembimbing Skripsi.

  5. Bapak Haryo Aji Nugroho, S. Sos, M. A. selaku Ketua Jurusan SPI, yang selalu mendengarkan keluh kesahku.

  6. Bapak dan Ibu dosen yang selalu membimbing dengan penuh kesabaran.

  7. Keluarga besar PMII yang sudah banyak memberikan ilmu dan tidak lupa Sahabat-sahabatku yang selalu memotivasi, menyemangati, mendukung, Pujek, Tengki, wahyudi dan masih banyak lagi yang tidak bisa saya tuliskan semuanya.

  8. Teman-teman seperjuangan angkatan 2013, khususnya jurusan SPI yang sudah mendo‟akan dan membantu terselesainya skripsi ini.

  9. Seeorang yang selalu ada di hati ini, Shinta Amalia, yang selalu membantu, menemani, menyemangati, memotivasi dan mendo‟akan untuk segera menyelesaikan skripsi ini. Pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang selalu mendo‟akan terselesaikannya skripsi ini.

  

ABSTRAK

  Penelitian ini berusaha membahas tentang Sejarah Perkembangan Pondok Pesantren Al-Manar Desa Bener, Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang tahun 1983-2016 M. Penelitian ini juga akan memaparkan bagaimana sejarah berdirinya Pondok Pesantren Al-Manar, Periodesasi masa kepemimpinan dan juga perkembangan Pondok Pesantren Al-Manar. Dalam penelitian ini juga berusaha mengangkat tentang kontribusi Pondok Pesantren Al-Manar dan peranannya bagi masyarakat Desa Bener, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang.

  Penelitian ini bersifat deskriptif analitis dan menggunakan empat tahapan metode sejarah yaitu heuristik, verifikasi, interpretasi dan historiografi. Berdasarkan metode tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa (1) Pondok Pesantren Al-Manar merupakan Pondok Pesantren yang berada di Desa Bener, Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang yang didirikan oleh K. H. Djalal Suyuthi pada tahun 1926 M, (2) Pondok Pesantren Al-Manar mulai mengalami perkembangan pada tahun 1983 ditandai dengan banyaknya pembaharuan-pembaharuan di Pondok Pesantren Al-manar, (3) Pondok Pesantren Al-Manar mempunyai pengaruh terhadap masyarakat Desa Bener Kecamatan Tengaran yang ditandai dengan adanya kontribusi dalam bidang sosial, pendidikan, dan keagamaan.

  

Kata kunci : Perkembangan Pondok Pesantren Al-Manar Desa Bener, Sejarah.

  

KATA PENGANTAR

ميحرلا نمحرلا الله مسب

لا

  

دّمحم انديس ىلع ّلص ّمهل

  Alhamdulillahi robbil „alamin penulis ucapkan sebagai rasa syukur kehadirat Alloh SWT atas segala ni‟mat dan rahmat-NYA yang telah diberikan kepada penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan tiada suatu halangan apapun. Sholawat serta salam senantiasa terlimpahkan kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW yang senantiasa kita nantikan syafaatnya di hari kiamat nanti. Sekripsi ini berjudul:

  

“SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL-MANAR DESA

BENER, KECAMATAN TENGARAN, KABUPATEN SEMARANG (1983-

2016)”.

  Penulisan penelitian ini tidak dapat terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada:

  1. Bapak Dr. Rahmat Hariadi, M. Pd. Selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Bapak Dr. Benni Ridwan, M. Hum. Selaku Dekan Fakultas Usuluddin Adab dan Humaniora IAIN Salatiga.

  3. Bapak Haryo Aji Nugroho, S. Sos., MA. Selaku Ketua Jurusan Sejarah Peradaban Islam IAIN Salatiga. Serta yang telah membimbing penulis untuk menyelesaikan Skripsi ini. Dan selaku pendengar setia segala keluh kesah penulis selama menyusun skripsi ini dan membantu memberikan banyak masukan yang sangat berguna bagi penulis.

  4. Bapak dan ibu Dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, semangat, dan inspirasinya kepada penutis.

  5. Seluruh Keluarga Besar Bani Jauhari yang memberikan bantuan do‟a untuk kesuksesan skripsi ini.

  6. Untuk segenap teman-teman Sejarah Peradaban Islam yang memberikan do‟a dan dukungan untuk menyelesaikan skripsi ini.

  7. Dan semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini yang tidak bisa kami sebutkan satu per satu semoga semua amal bantuan dalam bentuk apapun mendapat balasan yang sebaik-baiknya di sisi Alloh SWT.

  Kami menyadari penelitian ini masih jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dan semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca umumnya.

  Salatiga, 25 September 2017 Penyusun

  Muhammad Qosim Maghfur

  DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ..................................................................................................... i HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................................... iii HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................... iv HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................... v HALAMAN MOTTO ................................................................................................... vi HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................................... vii ABSTRAK .................................................................................................................... viii KATA PENGANTAR ................................................................................................... ix DAFTAR ISI ................................................................................................................. xi DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................. xiv

  BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1 B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 8 C. Tujuan Penelitian............................................................................................ 8 D. Ruang Lingkup ............................................................................................... 9 E. Tinjauan Pustaka ............................................................................................ 9 F. Kerangka Konseptual ..................................................................................... 12 G. Metode Penelitian ........................................................................................... 15 H. Sistematika Pembahasan ................................................................................ 22

  BAB II. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SEKITAR PONDOK PESANTREN AL-MANAR DESA BENER, KECAMATAN TENGARAN, KABUPATEN SEMARANG A. Kondisi Geografis dan Demografis Desa Bener, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang ........................................................................................ 25 B. Kondisi Sosial Keagamaan Desa Bener, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang ........................................................................................ 28 C. Kondisi Pendidikan Desa Bener, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang .......................................................................................................................... 30 D. Lokasi Pondok Pesantren Al Manar Desa Bener, Kecamatan

  Tengaran, Kabupaten Semarang ....................................................................... 32 E. Pondok Pesantren di Desa Bener, Kecamatan Tengaran, Kabupaten

  Semarang .......................................................................................................................... 33

  BAB III. PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL-MANAR DESA BENER, KECAMATAN TENGARAN, KABUPATEN SEMARANG A. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Al-Manar Desa Bener, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang .................................................... 36 B. Periodisasi Kepemimpinan Pondok Pesantren Al-Manar Desa Bener, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang .................................................... 38 C. Perkembangan Pondok Pesantren Al Manar 1983-2016 .................................. 43 a. Tradisi yang dapat dipertahankan Pondok Pesantren Al-Manar ............... 45 b. Tradisi yang tidak dapat dipertahankan Pondok Pesantren Al- Manar ......................................................................................................... 48 D. Metode Pendidikan dan Pengajaran Pondok Pesantren Al-Manar ................... 51

  BAB IV. EKSISTENSI PONDOK PESANTREN AL-MANAR DI MASYARAKAT A. Kontribusi Pondok Pesantren Al-Manar dalam Bidang Pendidikan ................ 57 B. Peran Pondok Pesantren Al-Manar terhadap Keagamaan di Masyarakat........................................................................................................ 62 C. Respon Masyarakat Desa Bener terhadap Pondok Pesantren Al Manar .......... 65 BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan ....................................................................................................... 67 B. Saran ................................................................................................................. 69 DAFTAR PUSAKA ..................................................................................................... 71 LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DAFTAR LAMPIRAN

  

Lampiran 1: Data Statistik Desa Bener, Kecamatan Tengaran, Kabupaten

  Semarang

  Lampiran 2: Transkrip Wawancara Lampiran 3: Foto-foto Pondok Pesantren Al-Manar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah pondok pesantren di Indonesia berawal dari persoalan

  riil kemasyarakatan. Hal ini dapat ditelusuri dari perjuangan wali songo di pulau jawa yang secara hitoris dianggap sebagai tonggak sejarah berdirinya pesantren di Indonesia. Perjuangan mereka diawali dengan proses penataan masyarakat untuk menuju pada tatanan sosial politik yang damai. Pada tahapan ini mereka membuka kursus keagamaan yang menitik beratkan pada persoalan-persoalan aqidah,

  1 akhlak dan tasawuf.

  Sejarah perkembangan pesantren di Indonesia terus berkembang sejalan dengan perkembangan zaman di negara-negara yang mayoritas Islam, khususnya di Indonesia sendiri. Di mana pesantren ini oleh para ulama Indonesia selalu menjadi kajian-kajian yang menarik dalam menghasilkan generasi-generasi yang Islami,

  2 yang mampu menghadapi perubahan sosial.

  1 Marwan Saridjo dkk, sejarah pondok Pesantren di Indonesia (Jakarta: Darma Bakti, 1982), hlm 22. 2 Mohammad Said dan Junimar Affan, Mendidik dari Zaman ke Zaman, (Bandung, Jemmars, 1987). hlm. 7.

  Di Indonesia belakangan ini penelitian sejarah pesantren mulai dirasakan penting, khususnya perkembangan dan peranannya bagi masyarakat disekitarnya. Paling tidak, karena perubahan pertumbuhan dan perkembangan pesantren menunjukan pada suatu dinamika pemikiran keagamaan itu sendiri dan menggambarkan pola agama dengan perkembangan sosial budaya masyarakat. Dinamika hal tersebut merupakan persoalan yang tidak pernah usai dimanapun dan kapanpun, terutama masyarakat Indonesia yang mayoritas beragama Islam yang sedang mengalami modernisasi. Evolusi historikal dari perkembangan pesantren secara sungguh-sungguh telah menyediakan lapangan ijtihad bagi para pemikir Islam di Indonesia. Sebab, lembaga pesantren ini sebenarnya sudah ada sejak masa kekuasaan Hindu-Budha, sehingga Islam tinggal meneruskan dan mengislamkan lembaga pendidikan yang sudah ada. Tentunya ini tidak berarti mengecilkan peranan Islam dalam mempelopori

  3 pendidikan di Indonesia.

  Pondok pesantren berdiri sebagai jawaban terhadap panggilan keagamaan untuk menegakkan ajaran dan nilai-nilai agama Islam, melalui pendidikan keagamaan dan pengayoman serta dukungan kepada kelompok-kelompok yang bersedia menjalankan perintah 3 agama dan mengatur hubungan antara mereka. Secara perlahan-lahan

  Bisri Affandi, Syaikh Ahmad Syurkati (1874-1943) Pembaharu dan Pemurni Islam di Indonesia , (Jakarta, Pustaka Al-Kautsar, 1999). hlm. 20. pesantren berupaya berubah dan memperkembangkan cara hidup masyarakat yang mampu menampilkan sebuah pola kehidupan yang menarik diikuti, meskipun hal ini sulit diterapakan karena berat dan banyaknya unsur ideal didalamnya yang tidak mungkin diterapakan secara praktis dalam masyarakat. Podok pesantren pada dasarnya memiliki empat syarat utama, yaitu kyai, santri atau murid, masjid dan system pendidikan. Keberadaan atau eksistensi pondok pesantren beserta perangkatnya yang ada adalah sebagai lembaga pendidikan serta lembaga kemasyarakatan yang telah memberikan warna pada

  4 daerahnya dimana ia berdiri.

  Pondok pesantren sebagaimana diketahui secara sosiologis keagamaan erat kaitanya dengan masyarakat secara luas. Dinamika masyarakat yang berada di sekitar ponndok pessantren tidak bisa menutupi adanya perubahan sesuai dengan tuntutan zaman, maka secara perlahan berbagai tuntutan baru dalam pola hidup, tingkah laku, bahkan tuntutan kualitas keyakinan keagamaan tidak bisa terelakkan. Pesantren tidak diam mengingat dirinya merupakan panutan dan sentral pengembangan ajaran keagamaan yang didorong oleh symbol karismatik seorang kyai. Pondok pesantren dalam hal ini

4 Khoirudin Bukhori,Problem Psikologis Kaum Santri: Resiko Insekuritas Kelekatan, (Yogyakarta: FKKB, 2000), hlm 77.

  lebih berperan sebagai inspirator yang mampu mewarnai corak

  5 kehidupan dan budaya masyarakat sekitarnya.

  Pada awalnya, pesantren diselenggarakan untuk mendidik santri agar menjadi taat menjalankan agamanya dan berakhlak mulia.

  Tetapi dalam perkembangan selanjutnya, santri dituntut memiliki kejelasan profesi. Maka banyak pesantren yang membuka pendidikan kejuruan dan umum dari sekolah, madrasah bahkan perguruan

  6 tinggi.

  Seiring dengan perkembangannya, pesantren harus mampu mengadaptasikan dirinya dengan alam global, yang ditandai dengan adanya perubahan-perubahan struktural dalam seluruh kehidupan Negara bangsa yang mempengaruhi fundamen-fundamen dasar pengaturan hubungan antar manusia, organisasi-organisasi sosial dan pandangan-pandangan dunia.

  Pesantren sudah saatnya mengadopsi hal-hal yang baru baik menyangkut system maupun bentuk kelembagaanya, namun tetap mempertahankan nilai-nilai otentik kepesantrenan (salafiyah). Pondok pesantren merupakan sebuah institusi pendidikan yang mana 5 nilai-nilai moral islam diajarkan, dipahami, dihayati dan diamalakan

  Abdurrahman Wahid, Pesantren sebagai Subkultural, dalam M. Dawam Raharjo (ed), Pesantren dan Pembaruan (Jakarta: LP3S, 1995), hlm. 43. 6 Mastuhu, Dinamika Sistem pendidikan Pesantren: Suatu Kajian Tenteng Unsur dan Nilai Sistem Pendidikan Pesantren (Jakarta: INS, 1994), hlm. 136.

  7

  serta dijadikan pedoman dalam berprilaku sehari-hari. Ada suatu kaidah yang menjadikan pegangan pesantren, yaitu: Almuhafadzoh

  8

  (melestarikan „alal Qadimis Sholih, wal ahdzu bil Jadidil Ashlah. nilai-nilai lama yang baik dan mengambil nilai-nilai baru yang lebih baik).

  Melihat fungsi dan peranan pondok pesantren dalam pendidikan maupun kemasyarakatan, maka penulis tertarik meneliti tentang keberadaan Pondok Pesantren Al-Manar salah satunya yang terletak di Desa Bener, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang, yang mampu mengembangkan keberadaanya dengan membawa kemajuan baik intern maupun eksteren, disamping itu masih mampu menjaga tradisi lamanya.

  Pondok Pesantren Al-Manar yang pada awalnya berorientasi pada pengajaran salafiyah, maka secara otomatis pendidikan yang dilakukan oleh pesantren tersebut masih bersifat tradisional, yaitu hanya mempelajari ilmu keagamaan saja. Metode yang digunakan masih menekankan Statik View, yaitu peserta didik (santri) yang berposisi sebagai obyek semata, tanpa ada dialog yang terbuka antara 7 pengajar (ustadz) dan peserta didik (santri). 8 Ibid , hlm. 55.

  Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren: Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai dan Visinya Mengenai Masa Depan Indonesia (Jakarta: LP3ES, 2015), hlm. 72.

  Seiring berjalanya waktu dan perkembangannya, pondok pesantren Al-Manar mengalami beberapa pergantian periode, hal ini menyebabkan berkembangnya pendidikan keagamaan di pondok pesantren Al-Manar meliputi pendidikan dan pengajaran serta ditambahnya metode pembelajaran untuk menunjang dalam pendidikan Islam.

  Hubungan dan kerjasama antara masyarakat dan pondok pesantren meliputi berbagai aspek kehidupan yaitu, di bidang agama, pendidikan dan sosial. Perkembangan di berbagai bidang tersebut sebagai upaya aktif pondok pesantren dalam menyesuaikan

  9 perkembangan zaman agar kemajuan dapat lebih baik.

  Kehidupan uniknya pondok pesantren Al-Manar ini yaitu adanya hubungan pesantren dengan masyarakat sekitar yang tidak dapat dipisahkan dengan segala aktivitasnya. Hubungan simbiosis mutualisme yaitu saling memberi manfaat dan penuh rasa kekeluargaan. Sehingga masyarakat dapat memonitoring secara langsung terhadap aktivitas Pondok Pesantren bersinggungan

  10 langsung dengan tradisi dan adat masyarakat.

  9 Wawa ncara dengan Bapak As‟ad Haris Nasution (Pengasuh), pada tanggal 22 Desember 2016. Pukul 16.00 wib. 10 Ibid.

  Dalam segi perekonomian masyarakat, pondok pesantren Al- Manar memperbolehkan para santri khususnya santri putra untuk keseharianya makan dilingkungan masyarakat sekitar, dengan tujuan untuk mempererat silaturrahmi antara santri dan masyarakat sekitarnya. Oleh karena itu boleh dikatakan bahwa pondok pesantren Al-Manar sama sekali tidak mempunyai pemisah antara pondok pesantren dengan masyarakat sekitarnya sehingga hal ini menjadikan keunikan tersendiri dalam perkembangan pondok pesantren Al-

11 Manar.

  Dengan mengembangkan komponen-komponen di pondok pesantren, maka peranan pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan dan lembaga kemasyarakatan akan segera terwujud.

  Berdasarkan pemaparan di atas, penulis merasa tertarik untuk meneliti dan mengkaji lebih mendalam tentang perkembangan pondok pesantren Al Manar dan kontribusinya dimasyarakat desa Bener, kecamatan Tengaran, kabupaten Semarang dalam bidang Agama, Pendidikan, dan Sosial kemasyarakatan dengan judul “SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL- MANAR DESA BENER, KECAMATAN TENGARAN, KABUPATEN SEMARANG (TAHUN 1983-

  2016)”

11 Ibid.

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan uraian singkat mengenai latar belakang masalah yang telah disebutkan diatas, maka secara rinci permasalahan- permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana latar belakang berdirinya pondok pesantren Al-

  Manar Desa Bener, Kec. Tengaran, Kab. Semarang? 2. Bagaimana perkembangan pondok pesantren Al-Manar Desa

  Bener, Kec. Tengaran, Kab. Semarang tahun 1983-2016? 3. Kontribusi apa yang diberikan Pondok Pesantren Al-Manar

  Desa Bener, Kec. Tengaran, Kab. Semarang kepada Masyarakat tahun 1983-2016?

C. Tujuan Penelitian

  Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan dan menganalisis masalah yang yang berkaitan dengan pondok pesantren Al Manar. Dalam penelitian ini penulis mempunyai beberapa tujuan, diantaranya:

1. Untuk mengetahui latar belakang berdirinya pondok pesantren Al Manar Desa Bener, Kec. Tengaran, Kab. Semarang.

  2. Untuk mengetahui perkembangan pondok pesantren Al Manar Desa Bener, Kec. Tengaran, Kab. Semarang kepada Masyarakat tahun 1983-2016.

  3. Untuk mengetahui Kontribusi apa yang diberikan Pondok Pesantren Al manar kepada Masyarakat Desa Bener, Kec.

  Tengaran, Kab. Semarang kepada Masyarakat tahun 1983-2016.

D. Tinjauan Pustaka

  Penelitian ini adalah penelitian yang berkaitan dengan dunia pesantren yang tentunya bukan merupakan penelitian yang baru.

  Dunia pesantren dengan segala pernak-pernik kehidupanya merupakan kancah penelitian yang tidak pernah kering dari ide-ide dan fenomena yang menarik untuk digali. Oleh karenanya para peneliti telah melakukan berbagai penelaah dunia pesantren dari beberapa aspek yaitu: historis, sosiologis, pendidikan dan aspek lainya.

  Penelitian-penelitian tentang pondok pesantren telah banyak dituangkan baik dalam buku, jurnal ilmiah, skripsi, tesis, dan disertasi. Dengan demikian penelitian inipun yang mengambil subjek penelitian dilingkungan pesantren, bukanlah penelitian yang baru karena telah ada penelitian-penelitian sebelumnya.

  Buku yang berjudul Tradisi Pesantren: Studi tentang

  pandangan hidup kiai yang ditulis oleh Zamakhsyari Dhofier, dalam

  buku ini penulis mengulas tentang tradisi pesantren dengan focus utama pada peran kyai dalam memelihara dan mengembangkan faham islam tradisional dijawa yaitu Islam yang masih terkait dengan pikiran para ulama. Buku ini bermaksut pula mengembangkan dan mengamati perubahan-perubahan yang terjadi dalam lingkungan pesantren dan islam tradisional di jawa yang dalam periode Indonesia modern sekarang ini tetap menunjukan vitalitasnya sebagai kekuatan sosial, kultural dan keagamaan yang turut membentuk bangunan kebudayaan Indonesia modern. Buku ini diterbitkan oleh LP3ES di

12 Jakarta tahun 1985.

  Buku yang berjudul Menelusuri Jejak Pesantren yang ditulis oleh Suismanto, dalam buku ini penulis memaparkan mengenai pesantren dan kebangkitanya Islam di Indonesia serta peran pesantren dalam kebangkitan Islam di Indonesia. Buku ini di

  13 terbitkan oleh Alif Press di Yogyakarta tahun 2000.

  Buku yang berjudul Dinamika system Pendidikan Pesantren:

  suatu kajian tentang unsur dan nilai system pendidikan pesantren 12 oleh Mastuhu, dalam buku ini penulis memaparkan tentang problema Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren: Studi tentang pandangan hidup kiai (Jakarta: LP3ES, 1985) 13 Suismanto, Menelusuri Jejak Pesantren, (Yogyakarta: Alif Press, 2000).

  dan dinamika system pendidikan pesantren. Dari kajian yang termuat pada buku ini, kita bisa mengetahui kelebihan dan kekurangan yang ada pada system pendidikan pesantren. Buku ini diterbitkan oleh

  14 INIS di Jakarta tahun 1994.

  Tulisan tentang pondok pesantren Al-Manar pernah dilakukan oleh Yeyen Epta, Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam STAIN Salatiga 2012 dalam bentuk skripsi dengan judul Pendidikan Kemandirian Berbasis Pondok Pesantren

  di Pondok Pesantren Al-Manar Salatiga: studi pada pondok pesantren Al-Manar Bener kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2011-2012 . Dalam skripsi ini penulis lebih

  menekankan pada pembahasan bagaimana pendidikan kemandirian

  15 pada pondok pesantren.

  Dari karya-karya yang dikemukakan di atas, tidak secara khusus membahas tentang sejarah perkembangan pondok pesantren Al-Manar di Desa Bener, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang tahun 1983-2016 M, sedangkan dalam penulisan ini ditekankan secara khusus membahas tentang sejarah perkembangan 14 pondok pesantren Al-Manar di Desa Bener, Kecamatan Tengaran,

  Mastuhu, Dinamika system Pendidikan Pesantren: suatu kajian tentang unsur dan nilai system pendidikan pesantren, (Jakarta: INIS, 1994). 15 Yeyen Epta, Pondok Pesantren di Pondok Pesantren Al-Manar Salatiga: studi pada

pondok pesantren Al-Manar Bener kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2011-2012

(Salatiga: STAIN Salatiga, 2012).

  Kabupaten Semarang tahun 1983 sampai dengan tahun 2016 M. karya-karya yang dilakukan di atas hanya memberikan gambaran secara singkat tentang pondok pesantren Al Manar. Poin-poin bahasan yang dikemukakan di atas, namun ada beberapa bahasan atau pemikiran yang akan dipergunakan sebagai bahan acuan dan pendukung dalam penulisan penelitian ini.

E. Kerangka Konseptual

  Pada masa sekarang ini, pondok pesantren dituntut untuk lebih menunjukkan perananya bersama seluruh rakyat dalam membangun bangsa, negara dan agama. Dalam hal ini pondok pesantren sebagai sebuah institusi pendidikan keagamaan mempunyai tekat untuk memberikan pengabdian kepada masyarakat dalam bidang keagamaan, bahwa suatu saat nanti santri yang telah lulus dari pondok pesantren dapat memberikan manfaat kepada masyarakat secara umum, terutama peranannya dalam sosial keagamaan.

  Pondok pesantren sebagaimana diketahui secara sosiologis keagamaan erat kaitanya dengan masyarakat secara luas. Dinamika masyarakat yang berada di sekitar pondok pesantren tidak bisa menutupi adanya perubahan sesuai dengan tuntutan zaman, maka secara perlahan berbagai tuntutan baru dalam pola hidup, tingkah laku, bahkan tuntutan kualitas keyakinan keagamaan tidak bisa terelakkan. Pesantren tidak diam mengingat dirinya merupakan panutan dan sentral pengembangan ajaran keagamaan yang didorong oleh symbol karismatik seorang kyai. Pondok pesantren dalam hal ini lebih berperan sebagai inspirator yang mampu mewarnai corak

  16 kehidupan dan budaya masyarakat sekitarnya.

  Sebuah pesantren pada dasarnya adalah sebuah asrama pendidikan islam tradisional dimana siswanya tinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan seorang (atau lebih) guru yang lebih dikenal dengan sebutan “Kyai”. Asrama untuk para santri berada dalam lingkungan kompleks pesantren di mana kyai bertempat tinggal yang juga menyediakan sebuah masjid untuk beribadah,

  17 ruangan untuk belajar dan kegiatan-kegiatan keagamaan yang lain.

  Kesadaran kita saat ini bahwa pesantren merupakan salah satu wadah yang sangat mempengaruhi perkembangan masyarakat maka sudah sepantasnya kita mengembangkan tradisi pesanten sesuai dengan kemajuan zaman. Faktor yang sangat berpengaruh

  18 dalam hal ini adalah guru/kyai dan murid/santri.

  16 Abdurrahman Wahid, Pesantren sebagai Subkultural, dalam M. Dawam Raharjo (ed), Pesantren dan Pembaruan (Jakarta: LP3S, 1995), Hlm. 43. 17 Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren: Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai dan Visinya Mengenai Masa Depan Indonesia (Jakarta: LP3ES, 2015), Hlm 79-80. 18 Ibid. Hlm. 125.

  Kehidupan di lingkungan pesantren sebagian besar dilaksanakan secara bersama-sama. Santri satu dengan santri yang lain saling bekerjasama dalam melaksanakan kegiatan yang bersifat akademis maupun non akademis. Hal ini membuktikan bahwasanya manusia adalah makhluk sosial, makhluk yang tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan dari orang lain.

  Sebagai makhluk sosial tentunya penting untuk melakukan kontak dan komunikasi bagi terwujudnya interaksi sosial. Interaksi sosial adalah hubungan yang dinamis antar perorangan, antar kelompok, dan antar perorangan dengan kelompok masyarakat.

  Hubungan yang dimaksud adalah saling mempengaruhi, mengubah,

  19 memperbaiki anatara individu dan kelompok.

  Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan sejarah sosial yaitu pendekatan yang mengkaji tentang hubungan sosial antara individu satu dengan individu yang lain atau dengan kelompok. Ilmu Sejarah Sosial juga digunakan untuk mengetahui sejauh mana peran dan pengaruh dari suatu

  20 institusi terhadap perkembangan komunitas yang mengitarinya.

  19 20 Garungan, W.A, Psikologi sosial (Bandung: Gunung Agung, 1978), hlm. 61.

  Sartono Kartodirjo, Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah (Jakarta: Gramedia, 1993), hlm. 4.

F. Metode Penelitian

  Metode penelitian secara terminologi terdiri dari dua kata metode dan penelitian. Kata metode pada awalnya berasal dari bahasa Yunani yaitu methodos yang berarti cara atau jalan menuju, sedangkan penelitian yaitu suatu proses pengumpulan dan analisis data yang dilakukan secara sistematis guna untuk memperoleh suatu informasi untuk tujuan tertentu. Metode penelitian menurut

21 Sugiyono adalah cara-cara ilmiah untuk mendapatkan data yang

  valid, dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan menjadi suatu pengetahuan tertentu sehingga dalam gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah.

  Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah. Metode sejarah adalah proses menguji dan menganalisa

  22

  secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau. Menurut Gilbert J. Garragan, S.J., metode penelitian sejarah yaitu seperangkat asa dan aturan yang sistematik yang di desain guna membantu secara efektif untuk mengumpulkan sumber-sumber sejarah, menilainya

  21 Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, R&D (Bandung: alfabeta, 2009). Hlm. 6 22 Louist, Gottschalk, Mengerti Sejarah (Jakarta: UI Presss, 1986) Hlm. 32 secara kritis, dan menyajikan sintesis hasil-hasil yang dicapainya,

  23 yang pada umumnya dalam bentuk tertulis.

  Penelitian ini akan penulis tempuh dengan melakukan prosedur penelitian sejarah yang terdiri dari 4 (empat) langkah kegiatan yang saling berurutan, sehingga yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan. Keempat langkah tersebut, yaitu Heuristik (pencarian atau penemuan sumber), kritik sumber, interpretasi (penafsiran) dan historiografi (penyajian dalam bentuk cerita

  24 sejarah).

1. Heuristik (pencarian atau penemuan sumber) Tahap pertama adalah heuristik atau pengumpulan sumber.

  Menurut Carrard, Heruristik adalah sebuah kegiatan mencari sumber-sumber atau mendapatkan data-data, atau materi sejarah,

  25

  atau evidensi sejarah. Sumber sejarah dapat berupa bukti yang ditinggalkan manusia yang menunjukkan segala aktifitasnya di masa lampau, baik berupa peninggalan-peninggalan maupun 23 catatan-catatan. Sumber ini dapat ditemukan di perpustakaan-

  Gilbert J. Garragan, S.J.. A Guide to Historical Method. (New York.Fordham Univercity Press, 1957). Hlm 33. 24 25 Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2013). Hlm. 83.

  Philippe carrard, Poetics The New History. Frenchhistorical Discourse From Braudel To Chartier, (London : the johns Hopkins university Press, Baltimore. 1992). Hlm. 2-4 perpustakan, dari internet, dan untuk arsip dapat diperoleh di kantor-kantor atau instansi-instansi tertentu. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan sumber yang berupa buku-buku dan internet.

26 Menurut Lucey , sebuah sumber sejarah dapat berupa

  suatu produk dari kegiatan-kegiatan manusia yang memuat informasi tentang kehidupan manusia, meskipun produk ini awalnya tidak dimaksudkan untuk memberikan informasi kepada generasi kemudian, serta dapat juga sumber itu direncanakan untuk memberikan informasi kepada generasi selanjutnya. Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang gambaran umum pondok pesantren Al Manar.

  Adapun langkah untuk mendapatkan data mengenai hal-hal yang berkaitan dengan Pondok Pesantren Al-Manar, maupun Desa Bener, penulis mengadakan penelitan kepustakaan. Yang dimaksud penelitian kepustakaan adalah penelitian yang dilakukan hanya berdasarkan atas karya tertulis, termasuk hasil penelitian, baik yang telah maupun yang belum dipublikasikan. Melalui penelitian kepustakaan, sumber-sumber buku dapat dijadikan sebagai referensi dalam Penelitian ini. sumber perpustakaan yang akan dikaji adalah Perpustakaan Umum Daerah Kota Salatiga,

26 William Lucey, 1984. History : Method And Interpretation, Garland Publishing,Inc, (new York and London:). Hal.27-43.

  Perpustakaan Kampus IAIN Salatiga, dan juga Perpustakaan Badan Pusat Statistik Kabupaten Semarang.

  Penulis juga mengadakan penelitian lapangan untuk mendapatkan informasi dan bukti-bukti sejarah yang sesuai dengan masalah yang diteliti. Studi lapangan yang dilakukan sebagai upaya untuk menghimpun jejak sejarah dengan cara terjun langsung ke lapangan. Dalam penelitian ini studi lapangan yang akan dilakukan adalah observasi di Desa Bener, Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang, dimana daerah ini merupakan tempat pondok pesantren Al Manar.

  Penulis juga mencari sumber lisan yaitu melakukan wawancara. Wawancara adalah suatu teknik yang dilakukan dalam pengumpulan data dengan mencermati penuturan-penuturan informasi yang sifatnya turun-temurun dan dapat memberikan keterangan terhadap masalah yang akan diteliti untuk membantu mengungkap bukti-bukti sejarah untuk kemudian dijadikan fakta- fakta dalam rangka penyusunan penelitian ini, peneliti mengadakan wawancara langsung dengan narasumber yang mengetahui tentang hal-hal yang berkenaan sejarah Pondok Pesantren Al-Manar, yaitu Kyai As‟ad Haris Nasution selaku pengasuh Pondok Pesantren Al- Manar, Ustad Lutfi Maulana selaku ketua Pondok Pesantren Al- Manar, Bapak Saefudin selaku kepala Desa Bener, Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang, dan juga Ibu Jaim selaku warga sekitar Pondok Pesantren Al-Manar.

2. Kritik Sumber

  Kritik Sumber adalah tahap penilaian atau pengujian terhadap sumber-sumber sejarah yang telah dikumpulkan, dilihat dari sudut pandang nilai kebenarannya. Kebenaran dari sumber- sumber sejarah ini dapat diteliti secara otentisitas maupun

  27 kredibilitasnya, sehingga benar-benar dapat teruji keasliannya.

  Dalam kritik sumber ini peneliti melakukan 2 (dua) cara, yaitu kritik ekstern dan intern.

  a.

  Kritik Ekstern Kritik Eksteren dapat digunakan untuk menentukan keaslian dan keautentikan suatu sumber sejarah. Menurut Helius

28 Sjamsuddin kritik eksternal ialah cara melakukan verifikasi atau pengujian terhadap aspek-aspek luar dari sumber sejarah.

  Apakah fakta peninggalan atau dokumen itu merupakan yang sebenarnya, bukan palsu. Berbagai tes dapat dipergunakan untuk menguji keaslian tersebut, misalnya untuk menetapkan umum

  27 28 Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2013). Hlm. 77.

  Helius Sjamsuddin. Metodologi Sejarah, (Yogyakarta : ombak, 2012). Hlm. 104 dokumen melibatkan tanda tangan, tulisan tangan, kertas, cat, bentuk huruf, penggunaan bahasa, dan lain-lain. Dalam penulisan skripsi ini penulis melakukan kritik ekstern terhadap sumber yang berupa dokumen, arsip dan laporan hasil musyawarah. Hal ini berusaha menjawab pertanyaan keaslian sumber sejarah, misalnya: kapan dan di mana serta dari bahan apa sumber tersebut ditulis. Sumber utamanya merupakan sumber sejarah yang sejaman.

  b.

  Kritik Intern Setelah memperoleh suatu dokumen diuji melalui kritik eksternal, berikutnya dilakukan kritik internal. Menurut

  Daliman, kritik internal adalah uji kebenaran informasi suatu

  29

  dokumen. Penulis melakukan kritik intern dengan tujuan untuk mencari nilai pembuktian yang sebenarnya dari isi sumber sejarah. Kritik dalam dilakukan terutama untuk menentukan apakah sumber itu dapat memberikan informasi yang dapat dipercaya atau tidak.

  c.

  Interpretasi Langkah selanjutnya adalah interpretasi yaitu usaha 29 untuk mewujudkan rangkaian fakta yang bersesuaian satu A. Daliman. 2012. Metode Penelitian Sejarah, (Yogyakarta : ombak).. Hlm. 73. dengan yang lain dan menetapkan artinya. Atau usaha untuk menetapkan makna yang saling berhubungan dari fakta yang

  

30

satu dengan fakta yang lain.

  d.

  Historiografi Historiografi merupakan langkah terakhir dari metode sejarah yang penulis lakukan. Tahap ini merupakan langkah penulisan sejarah yang disusun secara logis, menurut urutan kronologis dan tema yang jelas serta mudah dimengerti yang dilengkapi dengan pengaturan bab atau bagian-bagian yang dapat membangun urutan kronologis dan tematis. Penelitian ini berdasarkan fakta-fakta yang semula merupakan pikiran fakta- fakta yang terpisah-pisah antara satu dengan yang lain menjadi satu rangkaian cerita yang masuk akal dan mendekati kebenaran. Artinya dalam suatu kegiatan penelitian yang dimulai dengan proses Heuristik, kritik dan interpretasi tidak akan terungkap tanpa dibuat suatu kesimpulan dalam bentuk cerita yang siap

  31 disajikan.

  Proses penulisan dilakukan agar fakta-fakta yang 30 sebelumnya terlepas satu sama lain dapat disatukan, sehingga 31 Ibid. hlm. 81.

  

Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2013), hlm. 81. menjadi satu perpaduan yang logis dan sistematis dalam bentukonologis. Menulis sejarah merupakan suatu kegiatan intelektual dan ini suatu cara yang utama untuk

  32 memahami sejarah.

G. Sistematika Pembahasan

  Dalam pembahasan skripsi diperlukan suatu rangkaian yang sistematis, karena dalam pembahasan tersebut tentu akan berkaitan satu dengan yang lain, maka untuk mencapai hasil yang maksimal diperlukan sistematika pembahasan yang disajikan dalam bentuk bab-bab, adapun sitematika pembahasan tersebut adalah:

  Bab I, Pendahuluan yang memaparkan Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Ruang Lingkup Penelitian, Tinjauan Pustaka, Kerangka Konseptual, Metode Penelitian,dan Sistematika Pembahasan. Bab ini dimaksudkan untuk memberikan penjelasan secara umum mengenai skripsi. Bab II, menjelasakan gambaran umum masyarakat sekitar pondok pesantren al-manar Desa bener, Kecamatan Tengaran, Kabupaten semarang antara lain, Lokasi Pondok Pesantren Al 32 Manar, Kondisi Sosial Keagamaan, Kondisi Pendidikan serta

  Paul Veyne, Writing History. 1984. Essay on Epistemology, terj. Bhs. Prancis ,mina moore-rinvolucri, Middletown,connect,( Wesleyan Univercity Press). Hal. 121. pondok-pondok pesantren yang ada di Desa Bener. Pada bab ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang kondisi masyarakat sekitar pondok pesantren Al-Manar.

  Bab III, mambahas tentang dinamika perkembangan pondok pesantren Al-manar Desa bener, Kecamatan Tengaran, Kabupaten semarang, meliputi sejarah berdirinya pondok pesantren Al-Manar, masa perkembangan pondok pesantren Al-Manar tahun 1983-2016, tradisi yang dapat dipertahankan pondok pesantren Al-Manar, tradisi yang tidak dapat dipertahankan pondok pesantren Al-Manar, dan masa periodisasi kepemimpinan pondok pesantren, serta metode pendidikan dan pengajaran. Bab ini dimaksud untuk mengetahui perkembangan pondok pesantren Al-Manar pada tahun 1983 sampai tahun 2016.

  Bab VI, dalam bab ini menjelaskan mengenai kontribusi pondok pesantren Al-Manar dalam bidang pendidikan di masyarakat, peran pondok pesantren Al-Manar terhadap keagamaan di masyarakat, serta respon masyarakat Desa Bener terhadap pondok pesantren Al-Manar. Bab ini dimaksudkan untuk mengetahui eksistensi pondok pesantren Al-Manar di masyarakat Desa Bener, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang.

  Bab V, bab ini merupakan penutup yang berisi kesimpulan dan saran. Dalam kesimpulan diuraikan kesimpulan dari pembahasan-pembahasan dari bab-bab di atas agar lebih memudahkan dalam memahami bab-bab yang di atasnya. Dalam bab ini juga disampaikan saran dengan harapan dapat memberikan masukan bagi penulis-penulis selanjutnya.

  BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SEKITAR PONDOK PESANTREN AL-MANAR DESA BENER, KECAMATAN TENGARAN, KABUPATEN SEMARANG F. Kondisi Geografis dan Demografis Desa Bener, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang 1. Keadaan Geografis Desa Bener, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang Berdasarkan data tertua yaitu pada tahun 1996 yang penulis

  peroleh dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Semarang, penulis memperoleh hasil bahwa Desa Bener merupakan dataran yang merupakan salah satu dari 15 Desa di Kecamatan Tengaran yang ada di kabupaten semarang, dan mempunyai jarak kurang lebih 5,5 Km dari Kecamatan Tengaran, dengan koordinat garis lintang 7,2247 dan garis bujur 110,3056, dan mempunyai luas wilayah

  

33

  kurang lebih 272,500 Ha. Dengan rincian menurut desa dan pengggunaan tanah yaitu 103,500 Ha tanah sawah, 107,250 Ha

33 Bapeda Kantor Statistik Kabupaten Semarang, Kecamatan Tengaran dalam Angka 1996 (Kantor Statistik Kabupaten Semarang, 1997). Hlm. 2.

  tanah kering, 44,250 bangunan pekarangan, serta penggunaan lainya

  34 yaitu 17,500 Ha .

  Adapun batas-batas Desa Bener, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang yaitu:

  1. : Desa Tingkir, Kecamatan Batas bagian utara

  Tingkir, Kota Madya Salatiga 2. : Desa Tegal Waton,

  Batas bagian timur Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang.

  3. : Dusun Cabean, Desa Karang Batas bagian selatan

  Duren, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang.

  4. : Jalan Raya Solo-Semarang / Desa Batas bagian barat

  Noborejo, Kecamatan Argomulyo, Kota Madya Salatiga.

34 Bapeda Kantor Statistik Kabupaten Semarang, Kecamatan Tengaran dalam Angka 1996 (Kantor Statistik Kabupaten Semarang, 1997). Hlm. 11.

2. Keadaan Demografis Desa Bener, Kecamatan Tengaran,

  Kabupaten Semarang Penduduk merupakan factor penting dalam proses pembangunan bangsa, untuk itu tingkat perkembangan penduduk sangat penting diketahui dalam menentukan langkah pembangunan.

  Jumlah penduduk Desa Bener yang penulis ambil dari data statistik daerah yang tertua yaitu pada tahun 1996 adalah 3.296 Jiwa. Penduduk laki-laki berjumlah 1.610 jiwa dan perempuan 1.686 jiwa. Dengan selisih penduduk antara laki-laki dan

  35 perempuan berjumlah 76 jiwa.

  Sedangkan jumlah penduduk yang ada di Desa Bener pada tahun 2015-2016 atau data terbaru yang penulis dapatkan yaitu berjumlah 6.035 Jiwa. Penduduk laki-laki berjumlah 3.072 jiwa dan perempuan 2.963 jiwa. Perbandingan jumlah penduduk antara laki-

  36 laki dan perempuan mempunyai selisih 109 jiwa.

  Pertumbuhan penduduk di Desa Bener, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang tergolong normal, terbukti 35 peningkatan yang terjadi dari tahun ke tahun tidaklah begitu cepat.

  Bapeda Kantor Statistik Kabupaten Semarang, Kecamatan Tengaran dalam Angka 1996 (Kantor Statistik Kabupaten Semarang, 1997). Hlm. 10. 36 Bapeda Kantor Statistik Kabupaten Semarang, Data Strategis Kecamatan Tengaran 2016 (Kantor Statistik Kabupaten Semarang, 2016). Hlm. 16.

  Penulis sendiri mengambil perbandingan pertumbuhan penduduk dengan kurun waktu 10 tahun, yaitu dari data yang paling tua pada tahun 1996 dan selanjutnya pada tahun 2006 serta terakhir pada tahun 2016.

Dokumen yang terkait

PENGARUH KEWIBAWAAN PENGASUH TERHADAP INTERAKSI SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN EDI MANCORO DESA GEDANGAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 1 103

KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN MASYARAKAT PERINDUSTRIAN DESA KLEPU KECAMATAN PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 98

PERAN PONDOK PESANTREN MODERN BINA INSANI TERHADAP KEBERAGAMAAN DAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DUSUN BARAN DESA KETAPANG KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 117

EFEKTIVITAS METODE BERDZIKIR DALAM PENANGANAN PROBLEM PSIKOLOGIS SANTRI DI PONDOK PESANTREN SURYABUANA DESA BALAK KECAMATAN PAKIS KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 2 187

IMPLEMENTASI DAN IMPLIKASI PENDIDIKAN HUMANISME RELIGIUS PADA PONDOK PESANTREN BAGI MASYARAKAT (STUDI DI PONDOK PESANTREN EDI MANCORO, GEDANGAN, KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014) SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 2 134

METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI PONDOK PESANTREN BUSTANU USYSYAQIL QUR’AN DESA GADING KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 20152016 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

1 16 113

MODEL PEMBELAJARAN DI PONDOK PESANTREN TARBIYYATUL MUBALIGHIN DESA REKSOSARI KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 20016 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 1 81

UPAYA PEMBINAAN KECERDASAN SPIRITUAL SANTRI PONDOK PESANTREN ASSALAFIYAH NURUL YAQIIN, KELURAHAN BEJEN, KECAMATAN KARANGANYAR, KABUPATEN KARANGANYAR SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 1 124

MODEL PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI PONDOK PESANTREN AL-WAHID PUTRI BENER WEDING KECAMATAN BONANG KABUPATEN DEMAK TAHUN 2016 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 1 192

TASAWUF ISLAM DALAM MISTIK KEBATINAN JAWA: STUDI KASUS SEJARAH MISTIK KAPRIBADEN 1955-1998 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora

0 0 87