Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengetahuan dan Perilaku Remaja Terkait Sopi serta Dampaknya bagi Kesehatan di Skip, Ambon–Maluku T1 462012021 BAB IV

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Setting Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 18 April 2016 sampai dengan 18 Mei 2016. Penelitian ini dilakukan di Skip, Kecamatan Sirimau Kota Ambon-Maluku.

Gambar 6. Denah Kompleks Skip

4.2 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Skip merupakan nama kompleks perumahan warga yang berada di kota Ambon,Maluku. Skip berada di jalan Rijali dan diapit oleh kompleks warga Batu Meja serta kompleks warga Belakang Soya. Skip temasuk dalam kecamatan Sirimau dan kelurahan Batu Meja. Mayoritas penduduk Skip beragama kristen protestan. Skip termasuk dalam jemaat GPM Ebenhaezer,


(2)

memiliki 13 sektor dan 33 unit pelayanan, badan-badan pembantu (Anak Remaja & Katekisasi, Pelayanan Laki dan Perempuan), disamping organisasi Angkatan Muda GPM Cabang dan Ranting. Tabel 1 : Jumblah Penduduk Skip Berdasarkan jenis Kelamin Unit Pelayanan Laki-Laki Perempuan Jumblah

1 95 109 204

2 65 67 132

3 88 101 189

Total : 248 277 525

Tabel 2 : Tingkat Pendidikan Menurut Tamatan atau Pendidikan Terakhir Penduduk Skip

Unit Pelayanan

Tingkat Pendidikan

Jumlah

SD SMP SMA P. Tinggi

1 4 9 70 50 133

2 13 7 41 36 97

3 2 6 70 44 122

Total : 19 22 181 130 352

Tabel 3 : Tingkat Pekerjaan Pokok Warga Skip Unit

Pelaya nan

PNS Swasta /Honor -er TNI/ Polri Wira- usah a Pen deta Pen siun Tuka ng/ buruh Lai nn ya Jum lah

1 24 18 1 3 - 8 2 18 74

2 15 14 2 3 - 9 - 29 72

3 20 11 3 9 2 5 2 28 80

Total : 59 43 6 15 2 22 4 75 226


(3)

4.3 Gambaran Partisipan

Partisipan yang terlibat dalam penelitian ini adalah 8 orang remaja berusia 15-20 tahun yang berdomisili di Skip Ambon,Maluku. Semua informan sampai saat ini masih mengkonsumsi sopi. Bila dilihat dari jenis pekerjaan, 3 orang sebagai siswa, 2 orang mahasiswa, 3 orang tidak bekerja. Partisipan yang terlibat dalam penelitian ini sudah disesuaikan dengan kriteria dalam penelitian ini. Dari remaja yang didatangi sudah bersedia menjadi partisipan sehingga peneliti selanjutnya melakukan proses pengambilan data. Dalam pengambilan data peneliti dan partisipan mudah beradaptasi dengan baik sehingga tidak terjadi kekakuan antar peneliti dan partisipan.

Tabel 4 : Karakteristik Partisipan Penelitian

RP (Riset Partsipan)

Jenis Kelamin

Usia Pendidikan Terakhir

Ciri-Ciri Fisik

1 Laki - Laki 17 tahun SMP

Tinggi 165 cm, kulit sawo matang, rambut hitam ikal, bentuk tubuh kurus.

2 Laki – Laki 16 tahun SMP

Tinggi 160 cm, kulit sawo matang, rambut hitam lurus, bentuk tubuh kurus

3 Laki – Laki 18 tahun SD

Tinggi 167 cm, kulit sawo matang, rambut hitam lurus, bentuk tubuh kurus.

4 Laki – Laki 20 tahun SMA

Tinggi 165 cm, kulit sawo matang, rambut


(4)

4.4 Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini mendeskripsikan pengetahuan dan perilaku remaja terkait sopi serta dampaknya bagi kesehatan di Skip, Ambon – Maluku.

Dari hasil analisis tema berdasarkan kategori dapat terlihat 2 tema besar yang mempengaruhi pengetahuan dan perilaku remaja mengkonsumsi sopi dalam transkrip data, yaitu :

1. Pengetahuan

2. Perilaku

hitam ikal, bentuk tubuh kurus

5 Laki – Laki 19 tahun SMA Tinggi 162 cm, kulit sawo matang, rambut hitam ikal, bentuk tubuh kurus

6 Laki – Laki 19 tahun SMA

Tinggi 167 cm, kulit sawo matang, rambut hitam lurus, bentuk tubuh kurus

7 Laki – Laki 17 tahun SMP

Tinggi 162 cm, kulit sawo matang, rambut hitam ikal, bentuk tubuh kurus

8 Laki - Laki 18 tahun SMA

Tinggi 164 cm, kulit sawo matang, rambut hitam ikal, bentuk tubuh sedikit gemuk

Pengertian Sopi

Dampak sopi bagi kesehatan Alasan remaja mengkonsumsi sopi

Frekuensi remaja mengkonsumsi sopi


(5)

3. Dampak

Berikut adalah tema-tema yang merupakan hasil dari penelitian: 4.4.1 Pengetahuan Remaja

4.4.1.1 Pengertian Sopi

Dalam ungkapan partisipan terhadap pengetahuan mengenai sopi menunjukan bahwa sopi merupakan minuman tradisional daerah Maluku yang sudah ada dari jaman dahulu dan mengandung alkohol sehingga dapat membuat mabuk orang yang mengkonsumsinya. Sopi juga digemari dari kaum muda hingga tua. Hal ini terungkap dari kelima partisipan sebagai berikut : ‘’ Sopi adalah minuman tradisional daerah Maluku yang mengandung alkohol’’ (P1, 13-14)

‘’ Sopi suatu minuman di Maluku, bisa dibilang minuman tradisional masyarakat asli Maluku yang diminum dalam acara atau penyelenggaraan adat di maluku’’ (P2, 13 -17)

‘’ Sopi adalah minuman alkohol tradisional di Maluku yang digemari oleh kaum muda sampai tua’’ (P3, 13-15)

‘’ Sopi kalau dilihat dari budaya merupakan minuman tradisional yang ada di Maluku dari jaman dulu dan masih di konsumsi hingga sekarang’’ (P7, 13-16)

Dampak mengkonsumsi sopi bagi remaja

Dampak minum yang dirasakan masyarakat


(6)

‘’ Sopi adalah minuman beralkohol yang juga merupakan minuman tradisional di daerah Maluku’’ (P8, 13-15)

Partisipan yang lain menyatakan bahwa pemahaman mengenai sopi menunjukan bahwa sopi merupakan minuman yang di konsumsi ketika ada acara-acara tertentu seperti acara ulang tahun, acara pernikahan, acara sidi, acara wisuda, acara pernikahan dan acara ritual budaya. Hal ini terungkap dari kedua partisipan sebagai berikut :

’ Sopi adalah minuman keras yang biasa dikonsumsi ketika ada acara-acara’’ (P4, 13-14)

‘’ Sopi adalah minuman yang digunakan pada acara-acara adat dan juga pada acara-acara lainnya ‘’ (P6, 13-15)

Pemahaman partisipan mengenai sopi menunjukan bahwa sopi merupakan minuman yang dikonsumsi saat berkumpul bersama teman-teman. Hal ini terungkap dari satu partisipan sebagai berikut :

‘’Sopi merupakan minuman keras yang dikonsumsi ketika sedang berkumpul dengan teman-teman’’ (P5, 13-15)

4.4.1.2 Dampak sopi bagi kesehatan

Mengkonsumsi alkohol dalam jumlah yang banyak dapat menyebabkan dampak yang tidak baik bagi kesehatan. Untuk mengetahui pengetahuan remaja mengenai penyakit yang dapat muncul akibat mengkonsumsi sopi, maka peneliti mengajukan


(7)

pertanyaan ‘’ Menurut adik apakah ada dampak sopi bagi kesehatan dan tubuh adik ‘’ kepada 8 riset partisipan.

Dari pertanyaan tersebut ditemukan jawaban mereka masing-masing tentang dampak sopi bagi kesehatan. Partisipan menyatakan bahwa mengkonsumsi sopi dapat menyebabkan penyakit jantung atau merusak jantung. Hal ini dinyatakan oleh ke tiga partisipan seperti di bawah ini :

‘’ Ada, yaitu jantung bisa rusak ‘’ (P2, 53)

‘’ Setau saya sopi dapat merusak jantung ‘’ (P5, 45) ‘’ Gangguan di jantung ‘’ (P7, 49)

‘’ Jantung bisa rusak ‘’ (P8, 45)

Beberapa riset partisipan yang menyatakan bahwa jika mengkonsumsi sopi akan terkena penyakit kanker dan paru-paru. Hal ini dinyatakan oleh ke dua partisipan di bawah ini :

‘’ Setau saya Ada, kalau tidak salah yaitu dapat terkena penyakit di hati ‘’ (P1, 54-55)

‘’ Ada, yaitu gangguan di otak ‘’ (P6, 45)

Ada juga partisipan yang selama ini mengkonsumsi sopi namun tidak tau dampak sopi bagi kesehatan dan Hal ini dinyatakan oleh salah satu partisipan di bawah ini :

“ Saya tidak tau dampak sopi bagi kesehatan ‘’ (P4, 47)

Ada partisipan mengatakan bahwa tidak ada dampak sopi bagi kesehatan. Karena menurut dia selama ini tidak terkena penyakit


(8)

apapun akibat mengkonsumsi sopi. Hal ini dinyatakan oleh salah satu partisipan dibawah ini :

Menurut saya tidak ada dampak sopi bagi kesehatan dan tubuh ‘’ (P3, 45-46)

Selain pengetahuan remaja mengenai penyakit yang dapat muncul kapan saja akibat mengkonsumsi sopi, remaja juga mengatakan efek yang muncul ketika mengkonsumsi sopi. adapun efek yang dirasakan oleh remaja yaitu :

‘’ Untuk efek yang timbul yaitu saya merasa pusing, mau muntah sampai saya juga pernah muntah ‘’ (P1, 43-45)

‘’ Efek yang muncul yaitu kontrol diri hilang, pusing, cepat marah, mual dan muntah ‘’ (P2, 43-44)

‘’ Efek yang muncul ketika saya minum sopi yaitu merasa pusing, cepat emosi dan muntah ‘’ (P3, 34-36)

‘’ Efek yang muncul itu saya merasa pusing, cepat marah dan muntah ‘’ (P4, 36-37)

“ Saya merasa mabuk, pusing, muntah dan cepat emosi ‘’ (P5, 35-36)

‘’ Saya merasa pusing dan ketika mengkonsumsi sopi dalam jumblah yang banyak, saya biasanya muntah ‘’ (P6, 34-36) “ Efek yang muncul yaitu pusing, muntah dan mengantuk ‘’ (P7, 39-40)

‘’ Efek yang muncul yaitu pusing, mengantuk, cepat tersinggung dan jika saya banyak minum maka saya biasanya muntah’’ (P8, 35-38)

4.4.1.3 Alasan remaja mengkonsumsi sopi

Tempat pergaulan mempengaruhi sikap dan tingkah laku remaja dalam pembentukan karakter diri. Terdapat Partisipan yang menyatakan bahwa alasan mereka mengkonsumsi sopi karena tuntutan pergaulan dengan kata lain semua berawal dari ajakan


(9)

teman-teman untuk konsumsi dan jika tidak mengikuti ajakan dari teman-teman akan dikatakan tidak gaul, kampungan, tidak berani, tidak dianggap dalam pergaulan, bencong dan cara pertemanan tidak bagus. Hal ini terungkap dari 5 partisipan sebagai berikut : ‘’ Awalnya karena ajakan dari teman-teman dan jika tidak mengikuti ajakan teman untuk minum sopi saya akan dikatai kampungan, tidak gaul dan tidak berani akhirnya saya ikuti saja ajakan teman-teman.‘’ (P1, 21-25)

‘’ Saya mengkonsumsi sopi karena ajakan dari teman-teman, jika tidak mengikuti ajakan akan dikatakan bencong dan tidak dianggap dalam pergaulan ‘’ (P2, 24-27)

‘’ Semua berawal dari ajakan dan rayuan teman-teman jika tidak minum nanti dikatakan bencong, karena bencong juga mengkonsumsi sopi masakan saya tidak ‘’ (P4, 19-22)

‘’ Saya mengkonsumsi sopi karena ajakan dari teman-teman jika tidak mengikuti maka akan dikatakan cara bergaul saya tidak baik ‘’ (P5, 20-22)

Beberapa alasan partisipan untuk mengkonsumsi alkohol yaitu karena keinginan dari dalam diri sendiri untuk mencoba mengkonsumsi sopi dan agar dikatakan gaul. hal ini terungkap dari 3 partisipan sebagai berikut :

‘’ Saya mengkonsumsi sopi karena keinginan dari diri sendiri ‘’ (P3, 20-21)

‘’ Saya mengkonsumsi sopi, karena saya ingin mencoba rasa sopi ‘’ (P6, 19-20)

‘’ Saya mengkonsumsi sopi karena melihat teman-teman saya mengkonsumsi sopi sehingga saya mencoba untuk minum sopi (keinginan diri sendiri) ‘’ (P7, 22-25)


(10)

‘’ Saya mengkonsumsi agar dikatakan gaul dan keinginan saya sendiri ‘’ (P8, 20-21)

4.4.2 Perilaku

4.4.2.1 Frekuensi remaja mengkonsumsi sopi

Sopi merupakan minuman yang sudah ada di Maluku sejak dulu kala. Sehingga mengkonsumsi sopi merupakan kebiasaan masyarakat di Maluku. Partisipan menyatakan bahwa dalam 1 minggu partisipan biasanya mengkonsumsi sopi 2 sampai 3 kali dengan jumlah konsumsi sekitar 1 sampai 3 botol. Hal tersebut dinyatakan oleh ke empat partisipan seperti dibawah ini :

‘’ Dalam 1 minggu saya mengkonsumsi sopi 2 kali di hari Sabtu dan Minggu dengan takaran 1 botol sopi dicampur dengan bir atau dicampur dengan minute maid pulpy orange supaya rasanya enak ’’ (P1, 30-35)

‘’ Dalam 1 minggu saya biasanya mengkonsumsi sopi 2-3 kali dengan takaran 1-3 botol setiap kali minum ‘’ (P2, 32-36) ‘’ Dalam seminggu saya biasa minum 2-3 kali dengan banyaknya 1-2 botol sopi setiap kali minum ‘’ (P3, 26-27) ‘’Saya biasa minum 2 kali dalam seminggu dan banyaknya itu 2-3 botol ‘’ (P5, 27-28)

‘’ Tidak sering, saya mengkonsumsi sopi pada saat acara dan juga pada saat diajak teman-teman jadi kira-kira 2 kali dalam 1 minggu dan banyaknya itu 3 botol ‘’ (P6, 25-28)

‘’ Bisa dikatakan sering karena 1 minggu saya bisa mengkonsumsi sopi 3 kali dan jumlahnya sekitar 3 botol ‘’ (P8, 26-28)


(11)

Beberapa partisipan mengatakan bahwa dalam 1 minggu biasanya mengkonsumsi sopi 2 hingga 3 kali minum , namun banyaknya sopi yang dikonsumsi tergantung kemauan, ajakan, kekuatan minum dan juga tergantung faktor lain. Hal tersebut dinyatakan oleh ke dua partisipan dibawah ini :

‘’ Sering, 1 minggu saya biasa mengkonsumsi sopi 2 kali, banyaknya kira-kira 2 botol dan jika teman-teman ajak minum lagi maka kita minum bisa sampai 1 gen’’ (P4, 27-30)

‘’ Kira-kira 1 minggu 3 kali dan banyaknya tergantung teman-teman ‘’ (P7, 30-31)

Menurut hasil wawancara dengan ketua RT 003 Skip sektor 1 menyatakan bahwa remaja dan pemuda di skip sektor 1 kebanyakan mengkonsumsi sopi di ruang publik seperti di jalan-jalan dan di gang-gang ketimbang di acara-acara tertentu sehingga kelihatannya kurang bagus dan beliau juga mengatakan kebiasaan remaja mengkonsumsi sopi itu pada malam hari ketika berkumpul dengan teman-temannya sehingga menggangu jam tidur warga.

Hasil wawancara dengan salah seorang pengasuh remaja di Skip sektor 1 menyatakan bahwa remaja dan pemuda di Skip sektor 1 kebanyakan mengkonsumsi sopi di jalan-jalan, gang-gang bahkan di acara-acara juga intinya mereka mengkonsumsi sopi kapan saja


(12)

dan di mana saja dan dampak yang ditimbulkan kebanyakan dampak negatif.

4.4.3 Dampak

4.4.3.1 Dampak perilaku remaja

Ada berbagai perilaku remaja yang dapat timbul ketika mengkonsumsi sopi dan pada saat partisipan dalam keadaan mabuk. Untuk mengetahui perilaku riset partisipan, maka peneliti mengajukan pertanyaan ‘’ Apakah anda pernah melakukan tindakan kekerasan atau menjadi korban kekerasan setelah atau saat mengkonsumsi sopi ‘’ kepada 8 riset partisipan.

Dari pertanyaan di atas didapatkan jawaban riset partisipan tentang perilaku setelah dan pada saat mengkonsumsi sopi yaitu partisipan melakukan tindakan kekerasan seperti berkelahi dan tawuran antar sekolah. Hal tersebut dinyatakan oleh ke tujuh partisipan dibawah ini :

‘’ Pernah, kira-kira sudah 2 kali memukuli orang akibat mabuk namun saya belum pernah menjadi korban ‘’ (P2, 48-50)

‘’ Saya pernah memukuli orang akibat sudah mabuk kira-kira 5 kali dan saya belum pernah menjadi korban ‘’(P3, 40-42) ‘’ Pernah dan sudah banyak kali hingga sudah tak tau berapa banyak kali karena jika sudah mabuk sudah tidak takut lagi dengan orang ‘’ (P4, 41-44)

‘’ Pernah, ketika saya masih duduk di bangku SMA dan sudah 2 kali saya membuat kekerasan‘’ (P5, 40-42)


(13)

‘’ Pernah, sudah 4 kali saya berkelahi akibat mabuk namun belum pernah menjadi korban ‘’ (P6, 40-42)

‘’ Pernah 2 kali, saya pernah menjadi korban kekerasan dan juga melakukan tindakan kekerasan‘’ (P7, 44-46)

‘’ Pernah sekitar 6 kali, apalagi sudah minum dan mabuk saya cepat tersinggung ‘’ (P8, 41-42)

Ada juga partisipan yang tidak pernah melakukan tindakan kekerasan karena partisipan mengkonsumsi sopi hanya untuk mencari kesenangan pada saat kumpul dengan teman-teman di acara-acara tertentu. Hal ini dinyatakan oleh salah satu partisipan seperti di bawah ini :

‘’ Tidak pernah, karena saya minum sopi untuk kesenangan semata dan saya minum sopi ketika ada acara dengan teman-teman ‘’ (P1, 49-51)

4.4.3.2 Dampak perilaku remaja yang dirasakan masyarakat

Mengenai dampak minum yang dirasakan masyarakat maka peneliti melakukan wawancara dengan ketua RT dan pengasuh remaja.

Menurut ketua RT selama ini dampak remaja mengkonsumsi alkohol yang dirasakan sebagai ketua RT yaitu

terjadi perilaku

kekerasan sehingga sebagai RT harus turun langsung untuk

menyelesaikan permasalahan yang terjadi. Jika dilihat


(14)

Kebanyakan remaja mengkonsumsi sopi di jalan-jalan dan di

gang-gang ketimbang di acara-acara tertentu dan Mengenai

perilaku remaja yang mengkonsumsi sopi ada yang positif

dan negatif. Kalau yang positif itu seperti mereka selesai

mengkonsumsi sopi adakalanya mereka pulang tidur dan

beristirahat, dan negatif itu kalau mereka bersama-sama

duduk mengkonsumsi sopi biasanya mereka berbicara

dengan suara yang besar sehingga menggangu jam tidur

warga, kemudian beberapa kasus kekerasan yang terjadi

akibat emosi, tersinggung dan ketika diganggu sehingga

terjadi perkelahian, penikaman dan terjadi pemotongan

dengan pedang sehingga dari kejadian-kejadian seperti ini

ada pihak kepolisian yang datang untuk menyelesaikan

kasus-kasus tersebut bahkan kasus-kasus tersebut harus

diselesaikan secara hukum yang berlaku. Perasaan ketua

RT ketika terjadi masalah kekerasan yang terjadi yaitu

kecewa karena selaku orang-orang yang seiman bisa ribut

Cuma karena masalah-masalah yang sepele dan semua inti

permasalahan

yang

terjadi

diakibatkan

karena

mengkonsumsi alkohol.


(15)

Menurut pengasuh remaja selama ini dampak remaja mengkonsumsi alkohol yang dirasakan

yaitu lebih banyak

perkelahian, karena jika remaja atau pemuda sudah

mengkonsumsi sopi mereka akan mudah tersinggung dan

mudah marah sehingga terjadilah perkelahian antar sesama

yang mengakibatkan korban. Pengasuh remaja mengatakan

bahwa remaja mengkonsumsi sopi di jalan-jalan, gang-gang

bahkan di acara-acara juga intinya remaja mengkonsumsi

sopi kapan saja dan di mana saja. Perilaku remaja yang

mengkonsumsi sopi kebanyakan mengarah ke perilaku

kekerasan sehingga Lebih banyak dampak negatif yang

ditimbulkan. Perasaan pengasuh ketika melihat remaja

mengkonsumsi sopi yaitu sedih, karena sekarang remaja

bahkan pemuda yang mengkonsumsi sopi lebih banyak

mengakibatkan dampak negatif dari pada dampak positif

dan membawa kerugian bagi diri sendiri dan orang tua.

4.5 Pembahasan

Dalam pembahasan peneliti akan membahas tentang tema yang sudah didapatkan dari peneliti yang berfokus pada pengetahuan dan perilaku remaja terkait sopi serta dampaknya bagi kesehatan di Skip,Ambon-Maluku. Interpretasi hasil penelitian


(16)

ini dilakukan dengan cara membandingkan dengan sumber-sumber atau buku dan hasil penelitian sebelumnya.

4.5.1 Pengetahuan

4.5.1.1 Pengertian Sopi

Hasil penelitian terdapat bahwa pengetahuan remaja mengenai sopi yaitu sopi merupakan minuman tradisional daerah Maluku yang mengandung alkohol. Sopi sudah ada dan dikenal sejak jaman dulu dan digunakan atau dikonsumsi bersama ketika ada acara tertentu dan ketika ada penyelenggaraan adat seperti adat masuk minta, adat panas pela dan sopi juga dikonsumsi bersama ketika remaja sedang berkumpul dengan teman-teman. Sopi juga merupakan minuman yang digemari dari kaum muda sampai tua karena rasanya yang khas.

Minuman tradisional adalah minuman yang diolah secara tradisional dan sudah ada dan dikenal sejak turun temurun dan masih dipertahankan sampai sekarang.

Sopi (moke atau tua menu) adalah sekian dari nama lokal untuk minuman khas yang diproduksi secara turun temurun oleh masyarakat yang ada di berbagai pulau di Nusa Tenggara Timur maupun Maluku. Sopi merupakan atribut yang tidak terlepas dari setiap perayaan upacara tradisional dan merupakan salah satu sumber pendapatan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi sehari-hari para penjual sopi. Hal


(17)

tersebut juga diakui oleh ketua RT bahwa, sopi merupakan minuman tradisional yang sudah ada dari dulu dan dikonsumsi ketika ada penyelenggaraan adat. Sopi juga masih dikonsumsi sampai sekarang dari kaum muda sampai orang tua. Menurut produsen sopi, mengatakan bahwa sopi jika dilihat dari sisi ekonomi merupakan salah satu usaha untuk memenuhi kebutuhan keluarga setiap hari dan juga untuk menyekolahkan anak-anak dari hasil jualan sopi, (Dominggu Elcid Li, dkk. 2013)

4.5.1.2 Dampak sopi bagi kesehatan

Minuman beralkohol adalah minuman yang mengandung etanol. Etanol adalah bahan psikoaktif dan konsumsinya menyebabkan penurunan kesadaran. Minuman keras adalah minuman yang mengandung alkohol. Mengkonsumsi alkohol dalam jumlah yang banyak akan berdampak buruk bagi kesehatan karena dalam alkohol mengandung zat adiktif yang dapat membuat kecanduan bagi para konsumen.

Hasil penelitian ditemukan bahwa 6 dari 8 partisipan memiliki pemahaman mengenai penyakit yang dapat timbul akibat mengkonsumsi sopi yaitu akan terkena penyakit jantung (kardiovaskuler), salah satu partisipan mengatakan bahwa orang yang mengkonsumsi sopi akan terkena penyakit liver dan juga satu partisipan megatakan bahwa akan terjadi gangguan di saraf otak akibat kebiasaan mengkonumsi sopi.


(18)

- Pengaruh alkohol pada jantung

Jantung merupakan organ vital untuk memompa darah. Efek negatif mengonsumsi minuman beralkohol berlebihan yaitu akan menimbulkan tekanan darah menjadi tinggi sehingga mempengaruhi kinerja jantung, yang mana jantung harus bekerja lebih ekstra untuk memompa darah yang sudah bercampur dengan alkohol keseluruh tubuh. Asupan alkohol juga mempengaruhi tingkat kolesterol baik dalam tubuh, yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. Peminum minuman keras cenderung memiliki tekanan darah yang relatif lebih tinggi dibandingkan non peminum (abstainer), demikian pula mereka lebih berisiko mengalami stroke dan serangan jantung. Peminum kronis dapat pula mengalami berbagai gangguan kecerdasan), bingung, kesulitan berjalan dan kehilangan memori. Diduga konsumsi alkohol yang berlebihan dapat menimbulkan defisiensi thiamin, yaitu komponen vitamin B komplek berbentuk kristal yang esensial bagi berfungsinya sistem syaraf, (Woteki, 1992).

- Pengaruh alkohol pada hati

Hati merupakan organ terbesar dalam tubuh kita yang beratnya sekitar 1,5 kg pada pria dewasa. Hati memiliki fungsi yang sangat vital bagi manusia, salah satu fungsi pentingnya adalah proses detoksifikasi racun, bakteri, dan semua zat berbahaya bagi tubuh yang berasal dari organ pencernaan. Organ hati sangat terganggu dengan masuknya zat


(19)

alkohol ke dalamnya. Karena alkohol yang masuk ke dalam tubuh akan dieliminasi oleh organ hati. Oleh karena itu banyak mengkonsumsi alkohol (anggur ,wine, arak, dan lain-lain) dapat memperberat kerja hati dan merusak fungsi hati secara terus menerus dan perlahan. Sehingga akan menimbulkan kerusakan hati yang disebut alcoholic liver disease. (Berita Mandiri, 2012)

Pengaruh alkohol yang paling bahaya adalah pengaruh pada hati. Setiap kali seorang peminum meminum alkohol, hatinya mendapat luka. Sel hati akan mati dan menjadi mengecil. Hal ini akan mengurangi kemampuan hati untuk berfungsi dengan sempurna. Pengecilan yang serius akan menyebabkan hati tidak dapat berfungsi dengan baik Keadaan ini disebut sirosis hati dan bisa membawa maut. Pembengkakan hati (hepatitis) juga bisa disebabkan oleh kelebihan toksik alkohol. Pada mulanya toksik alkohol ini menyebabkan hati mengembang dan lama kelamaan saluran darah akan mengecil. Hal ini juga menyebabkan darah tidak dapat mengalir ke hati dengan sempurna dan akhirnya saluran darah akan membengkak lalu pecah. Pada peringkat kritikal pengidap hepatitis akan mengalami muntah darah dan kotoran mereka akan bercampur dengan darah.

- Pengaruh alkohol pada otak (Sistim Saraf)

Alkohol memiliki kemampuan untuk menekan aktivitas saraf pusat, sehingga mengurangi rasa malu atau cemas. Jika alkohol diminum


(20)

secara berlebihan, peminumnya akan keracunan etanol. Pada organ tubuh, alkohol yang berlebihan akan merusak jaringan otak secara permanen sehingga mengganggu daya ingat, kemampuan belajar dan daya penalaran. Pemakaian alkohol secara terus menerus dalam kadar yang tinggi dapat pula merusak fungsi organ tubuh, seperti ginjal dan hati, (Sarsito,2003).

Alkohol diabsorpsi ke dalam aliran darah lewat pembuluh darah kecil di dinding lambung dan usus kecil. Dalam beberapa menit setelah diminum, alkohol dialirkan dari lambung ke otak, yang langsung menimbulkan efek-efeknya yang memperlambat kegiatan sel-sel saraf. Kurang lebih 20% dari alkohol diabsorpsi di lambung. Sebagian besar dari 80% diabsorpsi lewat usus kecil. Apabila jumlah alkohol di dalam aliran darah melebihi tingkat tertentu, maka kegiatan sistim pernapasan menurun dengan jelas, dan dapat mengakibatkan koma atau kematian, karena oksigen tidak dapat lagi sampai di otak. Tubuh orang muda tidak dapat menangani alkohol setingkat orang dewasa. Minum alkohol lebih berbahaya bagi para remaja oleh karena otak mereka masih menjalani pertumbuhan dari remaja hingga dewasa. Minum alkohol dalam masa kritis ini dapat berakibat kerusakan fungsi otak, terutama yang berkaitan dengan memori, keterampilan motorik (kemampuan untuk bergerak) dan koordinasi, (Yayasan untuk Dunia Bebas Narkoba, 2006).


(21)

Pada teori di atas telah menyebutkan penyakit yang dapat terjadi akibat mengkonsumsi sopi (alkohol) namun pada kenyataannya kedelapan remaja yang mengkonsumsi sopi hingga sekarang tidak mengalami gangguan atau mengalami penyakit seperti yang disebutkan karena alkohol mempunyai efek jangka pendek sekaligus jangka panjang pada berbagai bagian tubuh, (Yayasan untuk Dunia Bebas Narkoba, 2006).

a. Jangka panjang alkohol

Jangka panjang alkohol adalah dampak yang akan dirasakan seseorang kedepannya jika mengkonsumsi alkohol, yaitu :

 Tekanan darah tinggi, stroke dan penyakit-penyakit yang berkaitan dengan jantung.

 Penyakit hati  Kerusakan saraf

 Kerusakan permanen pada otak

 Gastritis (infeksi pada dinding lambung)  Kekurangan gizi

 Kanker mulut dan tenggorokan

b. Jangka pendek alkohol yaitu :

Jangka pendek alkohol adalah dampak yang dirasakan langsung ketika seseorang mengkonsumsi alkohol, yaitu :


(22)

 Berbicara cadel  Perasaan ngantuk  Muntah-muntah

 Penglihatan kabur dan pendengaran terganggu  Pengurangan persepsi dan koordinasi

 Ketidaksadaran  Anemia

 Koma

Remaja mengatakan ketika mereka mengkonsumsi sopi efek yang mereka rasakan yaitu pusing, cepat marah, cepat tersinggung, mudah emosi, kontrol diri hilang, mengantuk, mual dan muntah.

Menurut Yayasan untuk Dunia Bebas Narkoba (2006) mengatakan bahwa Alkohol tergolong zat depresan, berarti ia memperlambat fungsi-fungsi tubuh yang vital—mengakibatkan cadel, gerakan goyah, persepsi yang terganggu dan ketidakmampuan untuk cepat bereaksi. Mengenai bagaimana alkohol mempengaruhi pikiran, alkohol sebaiknya dikenal sebagai obat yang mengurangi kemampuan seseorang untuk berpikir rasional dan mengaburkan daya pertimbangannya. Tetapi jika seseorang mengonsumsi melebihi batas yang dapat diatasi oleh tubuh, maka ia akan mengalami efek depresi alkohol. Mereka akan mulai merasa "bodoh" atau kehilangan koordinasi dan kendali. Alkohol berlebihan juga mengakibatkan efek pelambatan yang lebih nyata lagi


(23)

(ketidakmampuan untuk merasa sakit, keracunan yang membuat tubuh memuntahkan racunnya, dan berakhir dengan ketidaksadaran, atau yang lebih buruk, koma atau meninggal karena overdosis racun. Reaksi-reaksi ini tergantung pada jumlah dan kecepatan konsumsinya.

4.5.1.3 Alasan remaja mengkonsumsi sopi

Berbagai hal dikemukakan oleh remaja sebagai alasan untuk mengkonsumsi sopi. Hasil penelitian, 4 partisipan menyatakan bahwa alasan mengkonsumsi sopi adalah pengaruh dan tuntutan pergaulan, karena menurut mereka jika tidak mengkonsumsi sopi maka akan dikatakan tidak gaul, kampungan, tidak berani, bencong, tak di anggap dalam pergaulan, dijauhi dan dikatai cara pertemanan yang tidak baik sehingga mereka lebih cenderung mengikuti ajakan teman daripada mengikuti kata hati sendiri dengan kata lain mereka tidak mempunyai pengendalian diri sehingga mereka mengkonsumsi sopi dan lama kelamaan mereka menjadi terbiasa dan menjadi ketergantungan dengan sopi. 4 partisipan yang lain mengatakan bahwa awal mereka mengkonsumsi sopi karena keinginan dan keingintahuan diri sendiri mengenai sopi, sehingga jika diajak mengkonsumsi sopi dari teman-temannya dia tidak merasa kaku.

Dari pernyataan partisipan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat 2 faktor yang mempengaruhi remaja untuk mengkonsumsi sopi yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan


(24)

faktor pendorong dari dalam diri remaja sendiri untuk mencoba konsumsi sopi dan faktor eksternal merupakan faktor pendorong yang berasal dari luar yaitu lingkungan sosial (pergaulan).

Hasil ini juga didukung dengan teori Erikson (dalam Ali dan Asrori, 2005) yang mengatakan bahwa ada 5 tipe karakteristik umum remaja, salah satunya yaitu keinginan mencoba sesuatu. Pada umumnya remaja memiliki rasa ingin tahu yang tinggi yang disebabkan oleh dorongan dari dalam diri untuk mengetahui segala sesuatu yang ada di sekitar sehingga remaja cenderung ingin tahu, mencoba dan merasakan sesuatu hal yang belum pernah di alaminya.

Teman sebaya menjadi suatu sarana sekaligus tujuan dalam pencarian jati diri remaja. Pada dasarnya tidaklah mudah bagi remaja untuk mengikatkan diri mereka pada suatu kelompok karena setiap kelompok memiliki tuntutan yang harus dapat dipenuhi oleh setiap remaja yang bergabung (Zebua dan Nurdjayadi, 2001). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Agustina Muliyati pada tahun 2009, pada anak jalanan menunjukkan alasan mengapa informan mengkonsumsi minuman beralkohol. Pada umumnya informan mengkonsumsi minuman beralkohol karena ditawari atau diajak oleh lingkungan sosial mereka. Kelompok sosial ini menjadi berpengaruh mengingat perannya yaitu memberikan rasa aman bagi informan. Informasi lain yang didapatkan yaitu, minuman beralkohol dan menjadi bagian penting dalam sebuah


(25)

perayaan atau untuk memeriahkan malam minggu dan ada juga yang menjadikan minuman berlakohol sebagai media untuk mengakrabkan diri dengan teman sebaya.

Remaja yang berkumpul dalam suatu kelompok cenderung merasa dirinya aman dan terlindungi dari ancaman atau gangguan dari luar. Rasa aman dan terlindung dapat menimbulkan rasa persatuan hingga muncul keberanian yang berlebihan, Gunarsa (Sarsito, 2003).

Kebanyakan sifat remaja yaitu suka meniru-niru apa yang di lihat oleh mereka, sehingga mereka akan melakukan apa yang teman-teman mereka lakukan. Sehingga lingkungan teman bermain sangat dominan mempengaruhi remaja untuk melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan aturan atau norma yang terdapat di dalam masyarakat.

Sunaryo (2008) mengatakan seseorang yang mengkonsumsi alkohol juga dipengaruhi oleh pergaulan yang negatif yang memberikan pengaruh dalam penggunaan minuman keras. Karena dengan minum-minuman keras mereka berharap bisa mendapatkan kegembiraan, menghilangkan rasa rendah diri, mempertahankan gengsi dan menghilangkan stress atau masalah yang mereka sedang hadapi. Di samping itu, tidak sedikit yang ikut ikutan dan hanya sekedar mencari perhatiaan dan pengakuan bahwa dialah yang paling hebat. Mereka tidak menyadari bahwa minuman keras berdampak terhadap kesehatan dan tingkah laku mereka.


(26)

4.5.2 Perilaku

4.5.2.1 Frekuensi remaja mengkonsumsi sopi

Setiap partisipan memiliki frekuensi mengkonsumsi sopi yang berbeda-beda karena tergantung situasi. Dari hasil penelitian yang didapat dinyatakan bahwa frekuensi remaja mengkonsumsi sopi dalam 1 minggu yaitu berkisar antara 2 sampai 3 kali dengan takaran minum yaitu 1 botol hingga 1 gen atau tergantung dari kesanggupan, keinginan, ajakan, serta faktor lain. Remaja juga mengatakan lebih senang jika mengkonsumsi sopi ketika berkumpul dengan teman-teman mereka.

Hasil wawancara dengan ketua RT juka beliau mengatakan remaja cenderung mengkonsumsi sopi ketika di malam hari sehinga menggangu jam istirahat warga.

Dari pernyataan di atas ditarik kesimpulan bahwa remaja merasa senang ketika mengkonsumsi sopi ketika berkumpul dengan teman-teman dan mereka akan duduk mengkonsumsi sopi berapapun jumlahnya tergantung dari kekuatan dan kesanggupan remaja konsumsi.


(27)

4.5.3 Dampak

4.5.3.1 Dampak mengkonsumsi sopi bagi perilaku remaja

Hasil penelitian ditemukan bahwa 7 partisipan pernah melakukan tindakan kekerasan seperti berkelahi dan tawuran antar sekolah akibat mabuk. Partisipan juga mengatakan bahwa jika sudah mengkonsumsi sopi mereka akan merasa percaya diri dan tidak merasa takut atau malu untuk melakukan hal apapun. Beberapa partisipan juga pernah menjadi korban kekerasan akibat tawuran antar sekolah.

Hasil ini didukung oleh teori Widodo (2004) yang mengatakan bahwa alkohol adalah suatu zat yang bekerja secara selektif, terutama pada otak sehingga dapat menimbulkan perubahan perilaku, emosi, kognitif, persepsi, kesadaran seseorang yang apabila digunakan dapat menimbulkan kecanduan dan ketergantungan.

Perilaku remaja mengkonsumsi sopi merupakan suatu hal yang tidak asing lagi di ambon karena selain sopi merupakan minuman tradisional, sopi juga sudah membudaya di masyarakat sehingga sopi dikonsumsi dari kaum muda hingga orang tua dan sampai sekarang tidak ada larangan khusus yang menyebutkan bahwa apabila kedapatan anak dibawah umur mengkonsumsi sopi akan dikenakan sanksi. Orang tua memiliki peranan penting yang mana orang tua dituntut untuk lebih memperhatikan dan mengontrol lingkungan pergaulan anak agar tidak


(28)

terjerumus mengikuti ajakan teman sebaya untuk mengkonsumsi alkohol.

Data yang didapat dari Polres Pulau Ambon dan Polsek Sirimau Kota Ambon-Maluku mengenai tindak kekerasan seperti perkelahian, penganiayaan dan pembunuhan yang terjadi akibat mengkonsumsi sopi di Skip pada tahun 2015 yaitu berkisar 8 kasus dan pada bulan Januari hingga April 2016 terdapat 7 kasus. Pada bulan januari-desember 2012 terjadi 358 kasus kecelakaan lalu lintas (lakalantas) di wilayah hukum Polres Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease, berdasarkan data yang di miliki Satuan Lalu Lintas Polres Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease menyebutkan bahwa kasus kecelakaan memakan korban meninggal sebanyak 84 orang, luka berat 228 orang dan luka ringan 93 orang. Kasus kecelakaan terjadi pada rentan umur 16-24 tahun.

4.5.3.2 Dampak minum yang dirasakan masyarakat

Menurut Jensen dalam Sarwono (2011) banyak sekali faktor yang menyebabkan kenakalan remaja pada umumnya. Berbagai teori yang mencoba menjelaskan penyebab kenakalan remaja, salah satunya yaitu differential association.

Differential association, menurut teori ini, kenakalan remaja adalah akibat salah pergaulan. Anak-anak nakal karena bergaulnya dengan anak-anak nakal juga. Paham ini banyak dianut orang tua di Indonesia, yang sering kali melarang anak-anaknya untuk bergaul dengan


(29)

teman-teman yang dianggap nakal, dan menyuruh anak-anaknya untuk berkawan dengan teman-teman yang pandai dan rajin belajar. (Sarwono,2011).

Waluya, (2007) mengatakan bahwa penyimpangan dengan mengkonsumsi alkohol terjadi akibat sosialisasi yang tidak sempurna baik pergaulan dimasyarakat maupun kehidupan didalam keluarga yang dianggapnya tidak memuaskan, Sehingga anak mencari pelarian di luar rumah dengan mencari teman yang dapat memberikan perlindungan dan pengakuan akan keberadaan dirinya. Pada penyimpangan yang dilakukan melalui penyalahgunaan narkoba dan minuman keras, biasanya seseorang tidak akan langsung melakukannya, akan tetapi di ajak oleh teman sekelompoknya untuk mencoba lebih dahulu untuk membuktikan bahwa mereka telah menjadi orang dewasa, lama kelamaan seseorang akan mendapatkan pengakuan dari kelompoknya dan menjadi bagian dari kelompok tersebut.

Kebiasaan remaja mengkonsumsi sopi di Skip, dipengaruhi oleh kebiasaan masyarakat yang mengkonsumsi minuman beralkohol di dalam kehidupan sehari-hari dan pada saat ada acara tertentu atau pada saat penyelengaraan adat di Maluku. Dengan adanya kebiasaan yang turun temurun ini sehingga remaja dengan sendirinya mengetahui dan mengenal tentang minuman beralkohol serta cara mengkonsumsinya.


(1)

faktor pendorong dari dalam diri remaja sendiri untuk mencoba konsumsi sopi dan faktor eksternal merupakan faktor pendorong yang berasal dari luar yaitu lingkungan sosial (pergaulan).

Hasil ini juga didukung dengan teori Erikson (dalam Ali dan Asrori, 2005) yang mengatakan bahwa ada 5 tipe karakteristik umum remaja, salah satunya yaitu keinginan mencoba sesuatu. Pada umumnya remaja memiliki rasa ingin tahu yang tinggi yang disebabkan oleh dorongan dari dalam diri untuk mengetahui segala sesuatu yang ada di sekitar sehingga remaja cenderung ingin tahu, mencoba dan merasakan sesuatu hal yang belum pernah di alaminya.

Teman sebaya menjadi suatu sarana sekaligus tujuan dalam pencarian jati diri remaja. Pada dasarnya tidaklah mudah bagi remaja untuk mengikatkan diri mereka pada suatu kelompok karena setiap kelompok memiliki tuntutan yang harus dapat dipenuhi oleh setiap remaja yang bergabung (Zebua dan Nurdjayadi, 2001). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Agustina Muliyati pada tahun 2009, pada anak jalanan menunjukkan alasan mengapa informan mengkonsumsi minuman beralkohol. Pada umumnya informan mengkonsumsi minuman beralkohol karena ditawari atau diajak oleh lingkungan sosial mereka. Kelompok sosial ini menjadi berpengaruh mengingat perannya yaitu memberikan rasa aman bagi informan. Informasi lain yang didapatkan yaitu, minuman beralkohol dan menjadi bagian penting dalam sebuah


(2)

perayaan atau untuk memeriahkan malam minggu dan ada juga yang menjadikan minuman berlakohol sebagai media untuk mengakrabkan diri dengan teman sebaya.

Remaja yang berkumpul dalam suatu kelompok cenderung merasa dirinya aman dan terlindungi dari ancaman atau gangguan dari luar. Rasa aman dan terlindung dapat menimbulkan rasa persatuan hingga muncul keberanian yang berlebihan, Gunarsa (Sarsito, 2003).

Kebanyakan sifat remaja yaitu suka meniru-niru apa yang di lihat oleh mereka, sehingga mereka akan melakukan apa yang teman-teman mereka lakukan. Sehingga lingkungan teman bermain sangat dominan mempengaruhi remaja untuk melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan aturan atau norma yang terdapat di dalam masyarakat.

Sunaryo (2008) mengatakan seseorang yang mengkonsumsi alkohol juga dipengaruhi oleh pergaulan yang negatif yang memberikan pengaruh dalam penggunaan minuman keras. Karena dengan minum-minuman keras mereka berharap bisa mendapatkan kegembiraan, menghilangkan rasa rendah diri, mempertahankan gengsi dan menghilangkan stress atau masalah yang mereka sedang hadapi. Di samping itu, tidak sedikit yang ikut ikutan dan hanya sekedar mencari perhatiaan dan pengakuan bahwa dialah yang paling hebat. Mereka tidak menyadari bahwa minuman keras berdampak terhadap kesehatan dan tingkah laku mereka.


(3)

4.5.2 Perilaku

4.5.2.1 Frekuensi remaja mengkonsumsi sopi

Setiap partisipan memiliki frekuensi mengkonsumsi sopi yang berbeda-beda karena tergantung situasi. Dari hasil penelitian yang didapat dinyatakan bahwa frekuensi remaja mengkonsumsi sopi dalam 1 minggu yaitu berkisar antara 2 sampai 3 kali dengan takaran minum yaitu 1 botol hingga 1 gen atau tergantung dari kesanggupan, keinginan, ajakan, serta faktor lain. Remaja juga mengatakan lebih senang jika mengkonsumsi sopi ketika berkumpul dengan teman-teman mereka.

Hasil wawancara dengan ketua RT juka beliau mengatakan remaja cenderung mengkonsumsi sopi ketika di malam hari sehinga menggangu jam istirahat warga.

Dari pernyataan di atas ditarik kesimpulan bahwa remaja merasa senang ketika mengkonsumsi sopi ketika berkumpul dengan teman-teman dan mereka akan duduk mengkonsumsi sopi berapapun jumlahnya tergantung dari kekuatan dan kesanggupan remaja konsumsi.


(4)

4.5.3 Dampak

4.5.3.1 Dampak mengkonsumsi sopi bagi perilaku remaja

Hasil penelitian ditemukan bahwa 7 partisipan pernah melakukan tindakan kekerasan seperti berkelahi dan tawuran antar sekolah akibat mabuk. Partisipan juga mengatakan bahwa jika sudah mengkonsumsi sopi mereka akan merasa percaya diri dan tidak merasa takut atau malu untuk melakukan hal apapun. Beberapa partisipan juga pernah menjadi korban kekerasan akibat tawuran antar sekolah.

Hasil ini didukung oleh teori Widodo (2004) yang mengatakan bahwa alkohol adalah suatu zat yang bekerja secara selektif, terutama pada otak sehingga dapat menimbulkan perubahan perilaku, emosi, kognitif, persepsi, kesadaran seseorang yang apabila digunakan dapat menimbulkan kecanduan dan ketergantungan.

Perilaku remaja mengkonsumsi sopi merupakan suatu hal yang tidak asing lagi di ambon karena selain sopi merupakan minuman tradisional, sopi juga sudah membudaya di masyarakat sehingga sopi dikonsumsi dari kaum muda hingga orang tua dan sampai sekarang tidak ada larangan khusus yang menyebutkan bahwa apabila kedapatan anak dibawah umur mengkonsumsi sopi akan dikenakan sanksi. Orang tua memiliki peranan penting yang mana orang tua dituntut untuk lebih memperhatikan dan mengontrol lingkungan pergaulan anak agar tidak


(5)

terjerumus mengikuti ajakan teman sebaya untuk mengkonsumsi alkohol.

Data yang didapat dari Polres Pulau Ambon dan Polsek Sirimau Kota Ambon-Maluku mengenai tindak kekerasan seperti perkelahian, penganiayaan dan pembunuhan yang terjadi akibat mengkonsumsi sopi di Skip pada tahun 2015 yaitu berkisar 8 kasus dan pada bulan Januari hingga April 2016 terdapat 7 kasus. Pada bulan januari-desember 2012 terjadi 358 kasus kecelakaan lalu lintas (lakalantas) di wilayah hukum Polres Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease, berdasarkan data yang di miliki Satuan Lalu Lintas Polres Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease menyebutkan bahwa kasus kecelakaan memakan korban meninggal sebanyak 84 orang, luka berat 228 orang dan luka ringan 93 orang. Kasus kecelakaan terjadi pada rentan umur 16-24 tahun.

4.5.3.2 Dampak minum yang dirasakan masyarakat

Menurut Jensen dalam Sarwono (2011) banyak sekali faktor yang menyebabkan kenakalan remaja pada umumnya. Berbagai teori yang mencoba menjelaskan penyebab kenakalan remaja, salah satunya yaitu differential association.

Differential association, menurut teori ini, kenakalan remaja adalah akibat salah pergaulan. Anak-anak nakal karena bergaulnya dengan anak-anak nakal juga. Paham ini banyak dianut orang tua di Indonesia, yang sering kali melarang anak-anaknya untuk bergaul dengan


(6)

teman-teman yang dianggap nakal, dan menyuruh anak-anaknya untuk berkawan dengan teman-teman yang pandai dan rajin belajar. (Sarwono,2011).

Waluya, (2007) mengatakan bahwa penyimpangan dengan mengkonsumsi alkohol terjadi akibat sosialisasi yang tidak sempurna baik pergaulan dimasyarakat maupun kehidupan didalam keluarga yang dianggapnya tidak memuaskan, Sehingga anak mencari pelarian di luar rumah dengan mencari teman yang dapat memberikan perlindungan dan pengakuan akan keberadaan dirinya. Pada penyimpangan yang dilakukan melalui penyalahgunaan narkoba dan minuman keras, biasanya seseorang tidak akan langsung melakukannya, akan tetapi di ajak oleh teman sekelompoknya untuk mencoba lebih dahulu untuk membuktikan bahwa mereka telah menjadi orang dewasa, lama kelamaan seseorang akan mendapatkan pengakuan dari kelompoknya dan menjadi bagian dari kelompok tersebut.

Kebiasaan remaja mengkonsumsi sopi di Skip, dipengaruhi oleh kebiasaan masyarakat yang mengkonsumsi minuman beralkohol di dalam kehidupan sehari-hari dan pada saat ada acara tertentu atau pada saat penyelengaraan adat di Maluku. Dengan adanya kebiasaan yang turun temurun ini sehingga remaja dengan sendirinya mengetahui dan mengenal tentang minuman beralkohol serta cara mengkonsumsinya.


Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengetahuan dan Perilaku Remaja Terkait Sopi serta Dampaknya bagi Kesehatan di Skip, Ambon–Maluku T1 462012021 BAB I

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengetahuan dan Perilaku Remaja Terkait Sopi serta Dampaknya bagi Kesehatan di Skip, Ambon–Maluku T1 462012021 BAB II

0 0 24

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengetahuan dan Perilaku Remaja Terkait Sopi serta Dampaknya bagi Kesehatan di Skip, Ambon–Maluku T1 462012021 BAB V

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengetahuan dan Perilaku Remaja Terkait Sopi serta Dampaknya bagi Kesehatan di Skip, Ambon–Maluku

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengetahuan dan Perilaku Remaja Terkait Sopi serta Dampaknya bagi Kesehatan di Skip, Ambon–Maluku

0 0 21

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gambaran Pengetahuan dan Perilaku Seksual pada Remaja PSK di Palangkaraya T1 462011090 BAB IV

0 1 32

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukungan Sosial Keluarga bagi Remaja SMA yang Hamil di Luar Nikah: Studi Kasus di Maluku Utara T1 462009042 BAB IV

0 1 22

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Perilaku Asertif Remaja Awal Ditinjau dari Jenis Kelamin T1 802009141 BAB IV

0 0 14

T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Perangkat Desa terhadap Pengambilan Keputusan Terkait Kesehatan Maternal di Desa Binaus, Nusa Tenggara Timur T1 BAB IV

0 1 32

T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Representasi Stereotip Etnis Ambon dalam Film Red Cobex T1 BAB IV

0 1 19