UPAYA-UPAYA KEPALA SEKOLAH DALAM MENGEMBANGKAN PROFESIONALISME GURU DI MTS ASSALAFI SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG - Test Repository

i

UPAYA-UPAYA KEPALA SEKOLAH DALAM
MENGEMBANGKAN PROFESIONALISME GURU
DI MTS ASSALAFI SUSUKAN KABUPATEN
SEMARANG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh
AGUS YULIS SETIYAWAN
NIM 11111211

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2015
ii


iii

iv

KEMENTERIAN AGAMA RI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
Jl.Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721
Website:www.iainsalatiga.ac.idEmail:akademik@iainsalatiga.ac.id

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertandatangan di bawahini :

Nama

: Agus Yulis Setiyawan

NIM


: 111 11211

Fakultas

: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Progam Studi

: Pendidikan Agama Islam

Menyatakan bahwaskripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan atau karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan
orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode
etik ilmiah.

Salatiga, 29 Agustus 2015
Yang menyatakan,

Agus Yulis Setiyawan
NIM. 11111211


v

MOTTO

Pemimpin

sejati

adalah

orang

yang

mampu

memimpin dirinya sendiri dan mampu memberikan
kemajuan terhadap sesuatu yang dipimpinya.


vi

PERSEMBAHAN

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT. Maka
kupersembahkan skripsi ini untuk :
1. Bapakku Kasri Sutrisno dan Ibuku Lilis Minawati yang selalu
memberikando’a, kasih sayang, semangat kepada penulis, hormat dan
baktiku kan selalu tertuju untukmu.
2. Nenekku (mbah Menik) dan Kakekku (mbah parsi) kalian adalah orang
yang penting bagiku yang selalu menekankan untuk menjadi manusia
yang lebih baik.
3. Adikku tersayang (Nada Trisnawati) kamu adalah teman sekaligus guru
kehidupanku.
4. Mbak sepupu aku (mb Zuly Alimah) yang mau meminjami printer buat
menyelesaikan skripsi ini dan telah banyak membantu aku.
5. Bapak Mufiq, S.Ag., M. Phil. selaku pembimbing akademik. Yang telah
banyak membantu, membimbing, memotivasi, dan memberi saran yang
terbaik buat aku.
6. Dosen


pembimbing

skripsi

Bapak

Fatchurrohman,

S.Ag.,

M.Pd.Yangmembimbingdanmendidikkudenganpenuhkeikhlasandankesab
aran.
7. Bapak dan IbuDosenIAINSalatiga yang telahmengajar, mendidik,
danmemberikanbegitubanyakilmukepadapenulisselamaperkuliahan.
8. Sahabat-sahabatku yang aku sayangi.
9. Almamaterku tercintaInstitut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

vii


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Segala puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah SWT. Atas
segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat diberikan
kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga
tercurah kepada Rasulullah SAW, keluarga, sahabat dan para pengikut setianya.
Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan guna untuk memperoleh gelar
kesarjanaan dalam Ilmu Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
Dengan selesainya skripsi ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang
sedalam-dalamnya kepada :
1.

Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.

2.

Bapak Suwardi, M.Pd. Selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.


3.

IbuSiti Rukhayati M.Ag., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam
(PAI).

4.

Bapak Fatchurrohman, S.Ag., M.Pd. Sebagai dosen pembimbing skripsi yang
telah dengan ikhlas mencurahkan pikiran dan tenaganya serta pengorbanan
waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

5.

Bapak Mufiq, S.Ag., M. Phil. selaku pembimbing akademik.

6.

Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak
membantu dalam penyelesaian skripsi ini.


viii

7.

Bapak dan ibu serta keluarga besarku yang telah mendoakan dan mendukung
penulis dalam menyelesaikan studi di IAIN Salatiga dengan penuh kasih
sayang dan kesabaran.

8.

Seluruh teman-teman dan semua pihak yang telah membantu dan mendukung
dalam penyelesaian skripsi ini
Harapan penulis, semoga amal baik dari beliau mendapatkan balasan yang

setimpal dan mendapatkan ridho Allah SWT. Akhirnya dengan tulisan ini semoga
bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca umumnya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Salatiga, 25 Agustus2015
Penulis,


Agus Yulis Setiyawan
NIM.11111211

ix

ABSTRAK
Setiyawan,

Agus Yulis. 2015. Upaya-upaya Kepala Sekolah Dalam
Mengembangkan Profesionalisme Guru Di MTs Assalafi Susukan
Kabupaten Semarang. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Progam Studi
Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
Pembimbing: Fatchurrohman, S.Ag., M.Pd.

Kata kunci: Upaya-upaya, kepala sekolah, pengembangan, profesionalisme,
guru.
Penelitian ini membahas tentang profesionalisme guru, upaya-upaya
kepala sekolah dalam mengembangkan profesionalisme guru, problematika dan
solusi kepala sekolah dalam mengembangkan profefesionalisme guru di MTs

Assalafi Susukan, Desa Kenteng, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang.
Adapun latar belakang masalah yang ada, guru diharapkan mampu bersikap
profesional dalam profesinya yaitu mempunyai kompetensi keguruan sebagai
syarat profesionalisme guru.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Peneliti bertindak langsung
sebagai pengumpul data dari hasil observasi yang mendalam serta terlibat aktif
dalam penelitian. Data yang berbentuk kata-kata diambil dari para informan
sedangkan data tambahan berupa dokumentasi dan observasi. Analisis data
dilakukan dengan cara menelaah data yang ada, lalu melakukan reduksi data,
penyajian data, menarik kesimpulan dan tahap akhir dari analisis data ini adalah
mengadakan keabsahan data dengan menggunakan trigulasi.
Hasil penelitian sebagai berikut: Hasil penelitian menunjukkan
profesionalisme guru sudah baik. Kepala sekolah melakukan beberapa cara untuk
mengembangkan profesionalisme guru. Tindakan-tindakan tersebut berupa
nasehat, motivasi, pengecekan dan pengawasan. Dalam pengembangan
profesionalisme kepala sekolah mengikutsertakan guru dalam kegiatan MGMP,
pelatihan-pelatihan, membatu memecahkan masalah. Hambatan yang terjadi,
sumber daya manusia, sarana dan prasarana, dan tingkat kedisipilanan guru.
Solusinya,
memberikesempatanuntukmecariilmudiluarsekolahataumelanjutkanstudinya,

memberlakukanfinger print, pemotongangajibagi guru yang tidakdisiplin.

DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL .....................................................................................................
LEMBAR BERLOGO .................................................................................

i

JUDUL .........................................................................................................

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................

iii

PENGESAHAN KELULUSAN ..................................................................

iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ....................................................

v

MOTO .........................................................................................................

vi

PERSEMBAHAN ........................................................................................

vii

KATA PENGANTAR .................................................................................

viii

ABSTRAK ...................................................................................................

x

DAFTAR ISI ................................................................................................

xi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakangMasalah ...................................................................

1

B. RumusanMasalah ..........................................................................

5

C. Tujuan Penelitian ...........................................................................

5

D. ManfaatPenelitian ..........................................................................

5

E. Penegasan Istilah ............................................................................

6

F. Metode Penelitian ..........................................................................

8

G. Sistematika Penulisan ...................................................................

15

BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kepala Sekolah .............................................................................

17

1.

Pengertian Kepala Sekolah ....................................................

17

2.

Syarat-syarat Kepala Sekolah ................................................

18

3.

Tipe-tipe Kepemimpinan .......................................................

19

4.

Fungsi dan Tanggung Jawab Kepala Sekolah .......................

20

5.

Dampak Kepala Sekolah Profesional ...................................

24

B. Profesionalisme Guru.....................................................................

28

1.

Pengertian Profesionalisme Guru dan Syarat Guru ................

28

2.

Fungsi dan Peran Guru ..........................................................

30

3.

Kompetensi Guru ....................................................................

32

4.

Materi Uji Kompetensi Guru ..................................................

35

5.

Pemberdayaan Guru ................................................................

37

6.

Teknik Pengembangan Profesionalisme Guru .......................

38

7.

Pembinaan Profesionalisme Guru ...........................................

38

8.

Faktor Yang Mempengaruhi Pembinaan dan

9.

Pengembangan Profesionalisme Guru ....................................

40

Permasalahan Guru ................................................................

41

BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum MTs Assalafi Kenteng Susukan ......................

42

1.

Sejarah Berdirinya MTs Assalaafi Kenteng Susukan ............

42

2.

Letak Geografis .......................................................................

44

3.

Profil MTs ..............................................................................

45

4.

Informasi Dokumen dan Perijinan .........................................

46

5.

Visi dan Misi ..........................................................................

46

6.

Struktur Organisasi ................................................................

47

7.

Data Sarana dan Prasarana ......................................................

48

8.

Data Jumlah Guru dan Siswa .................................................

49

B. Temuan Penelitian .........................................................................

51

1.

Profesionalisme Guru ...........................................................

2.

Upaya-upaya Kepala Sekolah Dalam
Mengembangkan Profesionalisme Guru .................................

3.

51

52

Problematika yang Dihadapi Kepala Sekolah
Dalam Mengembangkan Profesionalisme Guru dan
Solusinya di MTs Assalafi Susukan .......................................

62

BAB IV ANALISIS DATA
A. Profesionalisme Guru.....................................................................
B. Upaya-upaya

yang

dilakukan

kepala

sekolah

dalam

mengembangkan profesionalisme guru .........................................
C. Problematika

yang

dihadapi

kepala

sekolah

65

68

dalam

mengembangkan profesionalisme guru dan solusinya di MTs
Assalafi Susukan ............................................................................

74

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................

77

B. Saran ..............................................................................................

79

DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran

1

Data Responden

Lampiran

2

Pedoman Wawancara

Lampiran

3

Instrumen Penilaian Kinerja Guru

Lampiran

4

Surat Tugas Pembimbing Skripsi

Lampiran

5

Lembar Bimbingan Skripsi

Lampiran

6

Surat Keterangan Penelitian

Lampiran

7

DaftarNilai SKK

Lampiran

8

Riwayat Hidup Penulis

Lampiran

9

Ringkasan Power Point Skripsi

Lampiran

10

Foto Tentang MTs Assalafi Kenteng Susukan Kab. Semarang

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat penting untuk
pembentukan

karakter

sebuah

peradaban

dan

kemajuan

yang

mengiringinya. Disamping itu pendidikan merupakan wahana untuk
menciptakan generasi muda yang kompeten untuk masa depan negeri ini.
Tanpa adanya pendidikan yang berkualitas tentu saja masa depan bangsa
ini akan semakin terpuruk karena anak didiknya dididik secara
serampangan dan tidak sesuai dengan kemajuan zaman yang terus
berkembang secara cepat. Untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas
tentu saja diperlukan kerja sama dari segala pihak yang berkompeten untuk
memberikan yang terbaik dalam memajukan pendidikan yang lebih baik
dan berkualitas.
Dalam pendidikan terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi
kesuksesan pendidikan, antara lain : guru, siswa, sarana dan prasarana dan
lingkungan pendidikan. Dari faktor- faktor tersebut, guru dalam proses
pembelajaran di Sekolah menduduki peran yang sangat penting dan
sebagai faktor penunjang yang lain, guru adalah sebagai subyek
pendidikan yang sangat penting untuk menentukan kesuksesan belajar
seseorang itu sendiri. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi
diri seseorang sehingga dapat berkembang.

Para guru merupakan benteng terdepan dalam terciptanya pendidikan yang
berkualitas tentu saja memerlukan kerja keras untuk menghasilkan dan
membawa anak didiknya menuju gerbang kesuksesan. Tentu saja guru
tidak berjalan sendiri tanpa memerlukan perangkat pendidikan dan pranata
pendidikan yang akan mengarahkannya dalam mendidik anak. Oleh karena
itu sistem yang baik, kurikulum yang tepat, suasana pendidikan yang
kondusif, gaji yang memadai serta kepala sekolah dalam memimpin dapat
berlaku dengan bijak dan berorientasi untuk maju.
Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang
paling berperan dalam meningkatkan kualiatas pendidikan. Seperti
diungkapkan Supriadi (1998: 346) bahwa: Erat hubungannya antara mutu
kepala sekolah dengan berbagai aspek kehidupan sekolah dengan berbagai
aspek sekolah seperti disiplin sekolah, iklim budaya sekolah, dan
menurunnya perilaku nakal peserta didik. Dalam pada itu kepala sekolah
bertanggung jawab atas manajemen pendidikan secara micro, yang secara
langsung berkaiatan dengan proses pembelajaran di sekolah (Mulyasa,
2007: 25).
Madrasah Tsanawiyah Assalafi Susukan merupakan lembaga
pendidikan dan pengajaran lanjutan tingkat pertama. Tinggi rendahnya
mutu sekolah ditentukan oleh profesionalisme guru serta cara kepala
sekolah dalam melaksanakan kepemimpinannya di sekolah. Salah satu cara
untuk bisa menempuh dalam meningkatkan mutu sekolah adalah
meningkatkan profesionalisme guru tersebut.

Profesionalisme berasal dari kata profesi yang artinya suatu bidang
pekerjaan yang ingin atau akan ditekuni oleh seseorang. Profesi juga
diartikan sebagai suatujabatan atau pekerjaan tertentu yang mensyaratkan
pengetahuan dan ketrampilan khusus yang diperoleh dari pendidikan
akademis yang intensif (Kunandar, 2007: 45).
Pada dasarnya profesionalisme guru dipengaruhi oleh faktor dari
dalam diri guru itu sendiri yaitu bagaimana guru itu bersikap terhadap
pekerjaan yang diemban. Sedangkan faktor luar diprediksi berpengaruh
terhadap profesionalisme guru yaitu kepemimpinan kepala sekolah, karena
kepala sekolah merupakan pemimpin guru di sekolah.
Keberhasilan tujuan pendidikan tidak dapat terwujud apabila tidak
didukung oleh tenaga pendidik yang profesional yaitu guru. Guru adalah
figur inspirator dan motivator murid dalam mengukir masa depannya.
Kriteria guru yaitu belajar sepanjang hayat. Proses pembelajaran
merupakan proses guru dan siswa melakukan interaksi secara bersamasama, pada waktu yang sudah diatur oleh sekolahan yang terdiri dari
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Kelancaran proses pembelajaran di
sekolah di tentukan oleh perilaku dan sikap guru dalam mengajar. Sudah
jelas sekali, bahwa guru dituntut untuk cakap dalam mewujudkan prestasi
belajar siswa. Jadi sudah sangat jelas bahwa profesionalisme adalah suatu
pekerjaan yang dalam melaksanakan tugasnya memerlukan atau menuntut
keahlian. sedangkan seorang guru adalah pendidik profesional dengan
tugas utamanya mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,

menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada jalur formal. Maka tugas
guru akan efektif jika memiliki derajat profesionalitas

tertentu yang

tercermin dari kompetensi, kemahiran, kecakapan atau ketrampilan yang
memenuhi standar mutu.
Kepala Sekolah MTS Assalafi Desa Kenteng, Kecamatan Susukan,
Kabupaten Semarang adalah salah satu contoh pemimpin madrasah yang
telah berhasil menerapkan pola kepempimpinan madrasah, sehingga
tertarik diteliti lebih lanjut karena dengan kemampuannya memadukan
semua unsur yang ada didalam madrasah dan dengan dukungan sistem
kepemimpinan yang baik menjadikan MTS Assalafi menjadi salah satu
pilihan masyarakat DesaKenteng Kec. Susukan Kab. Semarang dan
sekitarnya dalam menyekolahkan putra putrinya.
Keberhasilan yang telah dicapai tidak hanya itu saja, ternyata masih
ada keberhasilan yang lain yang mampu diraihnya setelah diterapkan
kepemimpinan kepala madrasah, yaitu kedisiplinan guru dan pegawai,
peningkatan efektifitas kinerja guru, sampai pada meningkatnya prestasi
akademik siswa, sehingga dengan kemajuan-kemajuan inilah penulis
tertarik untuk mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai “Upaya-upaya
Kepala Sekolah Dalam Mengembangkan Profesionalisme Guru Di MTs
ASSALAFI Susukan Kabupaten Semarang”.

B. Rumusan Masalah
Sebagai basic question atau pokok permasalahan dalam penelitian
ini adalah:
1. Bagaimana profesionalisme guru MTS Assalafi Susukan Tahun
pelajaran 2015?
2. Apa upaya-upaya kepala MTS Assalafi dalam mengembangakan
profesionalisme guru MTS Assalafi Susukan Tahun pelalajaran 2015?
3. Apa

problematika

yang

di

hadapi

Kepala

sekolah

dalam

mengembangkan profesionalisme guru MTS Assalafi dan bagaimana
solusinya?
C. Tujuan Penelitian
Sebagai konsekwensi dari pokok permasalahan diatas, maka tujuan
penelitian ini untuk mengetahui :
1. Profesionalisme guru MTS Assalafi Susukan Tahun pelajaran 2015.
2. Upaya-upaya

kepala

MTS

Assalafi

dalam

mengembangakan

profesionalisme guru MTS Assalafi Susukan Tahun pelalajaran 2015.
3. Problematika yang di hadapi Kepala sekolah dalam mengembangkan
profesionalisme guru MTS Assalafi dan bagaimana solusinya.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua
kalangan masyarakat pada umumnya dan khususnya dapat bermanfaat
bagi para guru dan seluruh anggota sekolah.

Adapun manfaat yang diharapkan adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini akan memberikan wawasan dan
pengetahuan,

mengenai

upaya-upaya

kepala

sekolah

dalam

mengembangkan profesionalisme guru.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis hasil penelitin sebagai bahan masukan, terutama
bagi kepala sekolah dan guru di MTS Assalafi susukan, mengenai
upaya-upaya kepala sekolah dalam mengembangakan profesionalisme
guru.
E. Penegasan Istilah
Agar tidak terjadi salah penafsiran terhadap judul skripsi di atas,
maka penulis akan memaparkan penegasan istilah sebagai berikut:
1. Kepala Sekolah
Kepala Sekolah adalah bapak sekaligus ibu dari semua guru yang
bertugas disekolah tersebut. Hal ini memberikan kosekwensi logis
bahwa

seorang

kepala

sekolah

haruslah

mempunyai

tingkat

kemampuan ebih sehingga dapat mengkontibusi segala kebutuhan
guru-guru yang bersifat psikis dan bahkan bersifat fisik. Kondisi ini
memaksa kepala sekolah untuk dapat memosisikan diri sebagaimana
yang diinginkan anak buahnya, guru-guru (saroni, 2006: 47).

2. Profesionalisme Guru
Profesionalisme berasal dari kata profesi yang artinya suatu bidang
pekerjaan yang ingin atau akan ditekuni oleh seseorang. Profesi juga
diartikan sebagai suatu jabatan atau pekerjaan tertentu yang
mensyaratkan pengetahuan dan keterampilan kusus yanag diperoleh
dari pendidikan akademis yang intensif(webstar,1989).
Sementara itu yang dimaksud profesionalisme adalah kondisi, arah,
nilai tujuan dan kualitas suatu keahlian dan kewenangan yang
berkaitan dengan pencaharian seseorang. Profesionalisme guru
merupakan kondisi, arah, nilai,tujuan dan kualitas suatu keahlian dan
kewenangan dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang berkaitan
dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang berkaitan dengan
pekerjaan seseorang yang menjadi mata pencaharian(kunandar, 2011:
45-46).
Dalam pengertian yang sederhana, Guru adalah orang yang
memberi ilmu pengetahuan kepada anak didik. Guru dalam pandangan
masyarakat adalah orang yang melaksanakan pendidikan ditempattempat tertentu, tidak mesti dilembaga pendidikan formal, tetapi bisa
juga di masjid, di surau/mushola, di rumah, dan sebagainya(Djamarah,
2005: 31).
Prefesionalisme guru merupakan kondisi, arah, nilai, tujuan dan
kualitas suatau keahlian dan kewenangan dalam bidang pendidikan dan
pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang yang menjadi

mata pencaharian. Sementara itu guru yang profesional dalah guru
yang memiliki kompetensi yang dipersyaratkan untuk melakukan ugas
pendidikan dan pengajaran.Kompetensi disini meliputi pengetahuan,
sikap, dan ketrampilan professional, baik yang bersifat pribadi, sosial,
maupun akademis. Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
pengertian guru professional adalah orang yang memiliki kemampuan
dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu
melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan
maksimal. Guru yang professional adalah orang yang terdidik dan
terlatih dengan baik, serta memiliki pengalaman yang kaya di
bidangnya (Kunandar, 2007: 45- 47 ).
3. Metode Penelitian
Dalam suatu penelitian, metode mutlak diperlukan karena
merupakan cara yang teratur dan sistematis untuk mencapai suatu
tujuan yang diharapkan. Metode ini diperlukan agar hasil penelitian
dapat diperoleh secara optimal.
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan

penelitian yang penulis gunakan dalam

penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Pendekatan kualitatif
merupakan suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang dapat diamati (Moleong, 2003:90). Penelitian ini
disebut penelitian kualitatif karena sifat data yang dikumpulkan

bercorak kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus di lapangan.
Adapun yang dimaksud kegiatan disini adalah upaya-upaya kepala
sekolah dalam mengembangkan profesionalisme guru di MTS
Assalafi Kec. Susukan Kab. Semarang.
2. Kehadiran Peneliti
Dalam penelitian kualitatif peneliti merupakan instrumen
utama pengambil data.Peneliti merupakan perencana, pelaksana
pengumpulan data, analisis, penafsir data, dan pada akhirnya
peneliti menjadi pelapor hasil penelitiannya. Pengertian instrumen
atau alat penelitian di sini tepat karena peneliti menjadi segalanya
dalam proses penelitian. Namun, instrumen penelitian di sini
dimaksudkan sebagai alat pengumpul data seperti tes pada
penelitian kualitatif (Moleong, 2009:168).
3. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MTS Assalafi Desa Kenteng
Kec. Susukan Kab. Semarang.
4. Sumber Data
Menurut Lofland dan Lofland dalam Moleong (2009 : 157)
sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata,
dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen
dan lain-lain. Berkaitan dengan hal itu pada bagian ini jenis
datanya dibagi dalam kata-kata dan tindakan, sumber data tertulis,
dan foto.

Jenis-jenis data diatas digolongkan menjadi dua yaitu
sumber data primer dan sekunder.Sumber data primer adalah
sumber data yang dikumpulkan langsung dari informan utama
yaitu Kepala Sekolah MTS Assalafi.
Sedangkan sumber data sekunder adalah sumber data yang
mendukung penelitian seperti dari guru, pengurus,dan juga bahanbahan pustaka dan dokumentasi lapangan.
5. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penilitian ini penulis menggunakan alat pengumpulan data,
yaitu:
a. Interview/wawancara
Menurut

Esterberg

(2002)

wawancara

merupakan

pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui
tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu
topik tertentu (Sugiyono, 2014 : 317).
Sedangkan menurut Dudung Abdurrahman (2003: 10)
wawancara adalah suatu metode penelitian yang meliputi
pengumpulan data melalui interaksi verbal langsung anatara
pewawancara dengan responden, pengumpulan data ini
dilakukan dengan bertanya, namun dalam pelaksanaanya, ada 2
(dua) cara dilakukan ,yaitu secara lisan dan mengunakan
tulisan.

Dalam penelitian ini jenis wawancara yang dilakukan
adalah pendekatan menggunakan petunjuk umum wawancara.
Jenis wawancara ini mengharuskan pewawancara membuat
kerangka dan garis besar materi yang dirumuskan dan tidak
perlu ditanyakan secara berurutan (Moleong, 2009:187).
Interviev atau wawancara dalam penelitian ini bertujuan
untuk memperoleh informasi tentang:
1) Profesionalisme guru MTS Assalafi Susukan Tahun
pelajaran 2015?
2) Upaya-upaya

kepala

MTS

Assalafi

dalam

mengembangakan profesionalisme guru MTS Assalafi
Susukan Tahun pelalajaran 2015?
3) Problematika yang di hadapi Kepala sekolah dalam
mengembangkan profesionalisme guru MTS Assalafi dan
bagaimana solusinya?
b. Metode Dokumentasi
Metode Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal
atau variabel yang berupa catatan, traskip, buku, surat kabar,
majalah,

prasasti,

notulen

rapat,

legger,

agenda

dan

sebagainya(Arikunto, 1996:234).
Metode dokumentasi ini digunakan untuk memperoleh data
tentangkeadaan kepala sekolah,guru, dan sebagainya di MTs
Assalafi Kec. Susukan Kab. Semarang.

c. Metode Observasi
Metode observasi adalah pengamatan yang meliputi
kegiatan pemusatan perhatian terhadap

suatu objek dengan

menggunakan seluruh alat indra (Arikunto, 1996: 145). Teknik
ini digunakan untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan
situasi dan kondisi MTS Assalafi Kec. Susukan Kab.
Semarang.
6. Analisis Data
Analisis data menurut Bogdan (1980), adalah proses
mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari
hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga
dapat mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan
kepada

orang

mengorganisasikan

lain.
data,

Analisis

data

menjabarkan

dilakukan
kedalam

dengan
unit-unit,

menyusun ke dalam suatu pola, memilih mana yang penting dan
yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat
diceritakan kepada orang lain (Sugiyono, 2014 : 334).
Menurut Bogdan dan Biklen analisis data kualitatif adalah
upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,
mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang
dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola,
menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan
memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain

(Moleong, 2009: 248). Tujuan analisis data adalah untuk
menyederhanakan seluruh data yang terkumpul, menyajikannya
dalam suatu susunan yang sistematis, kemudian mengolah dan
menafsirkan atau memaknai ( Imam dan Tobroni, 2003: 134).
Metode analisis data yang penulis gunakan adalah metode
analisis data kualitatif, yaitu data yang berbentuk uraian kemudian
penulis tafsirkan untuk mendapatkan makna yang terkandung.
Dengan menggunakan metode ini tidaklah dimaksudkan untuk
memperoleh penelitian yang baru akan tetapi hanya mendapatkan
kejelasan atau penjelasan suatu pengertian tertentu dari penelaahan
obyek penelitian. Metode yang digunakan untuk membahas
sekaligus sebagai kerangka pikir pada penelitian adalah sebagai
berikut :
a. Reduksi Data
Mereduksi data adalah merangkum, memilih hal-hal pokok,
mengfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan
polanya dan membuang yang tidak perlu (Sugiyono, 2014: 338).
Dalam reduksi data, penulis mengumpulkan data hasil
wawancara ataupun informasi lain dari hasil observasi sesuai
dengan tipologi data tersebut. Hasil data ataupun informasi
yang diperoleh disusun secara sistematis dan identifikasi secara
sederhana agar memperoleh gambaran yang sesuai dengan
tujuan penelitian.

b. Menyusun Kategorisasi
Kategorisasi merupakan upaya memilih-milih setiap satuan
kedalam bagian-bagian yang memiliki kesamaan (Moleong,
2009:

288).

Penulis

kemudian

mengklasifikasikan

atau

mengolah berdasarkan katagori masing-masing menurut fokus
masalahnya.
c. Sintesisasi
Mensintesiskan merupakan mencari kaitan antara satu
kategori dengan kategori lainnya (Moleong, 2009: 289). Penulis
melakukan penanganan suatu objek tertentu dengan cara
menggabung-gabungkan pengertian yang satu dengan yang
lainnya, sehingga menghasilkan pengertian yang baru. Dengan
demikian sintesis dilakukan dengan pendekatan deskriptif.
7. Pengecekan Keabsahan Data
Untuk menguji keabsahan data yang diperoleh, penulis
menggunakan cara ketekunan dan keajegan pengamatan serta
triangulasi yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu (Moleong,
2009: 330). Dalam pelaksanaannya peneliti membandingkan data
dari informan primer dengan informan lain, hingga data benarbenar dapat teruji kebenarannya. Ada dua macam triagulasi yang
digunakan yaitu:

a. Triagulasi sumber data
Triagulasi sumber berarti, untuk mendapatkan data dari
sumber yang berbeda-beda dengan tehnik yang sama
(Sugiyono, 2011:241).
b. Triagulasi Metode
Triagulasi metode dilakukan dengan cara mengecek derajat
kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa tehnik
pengumpulan data dengan metode yang sama (Moleong,
2011:331).
G. Sistematika Penulisan Skripsi
BAB I:PENDAHULUAN
Dalam bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan
masalah,

tujuan

penelitian,manfaat

penelitian,

definisi

operasional, metode penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.
BAB II : LANDASAN TEORI
Menjelaskan tentang pengertian kepala sekolah, syaratsyarat kepemimpinan, tipe-tipe kepemimpinan, fungsi dan
tanggung

jawab

kepala

sekolah,

teknik

pengembangan

profesionalisme guru, pembinaan profesionalisme guru, faktorfaktor yang mempengaruhi dan pengembangan profesionalisme
guru, dampak kepala sekolah profesional. Membahas mengenai
profesionalisme

guru

yang

meliputi

tentang

pengertian

profesionalisme, fungsi dan peran guru, kriteria guru ideal, syarat
guru, pemberdayaan guru dan permasalahan guru.
BAB III : LAPORAN HASIL PENELITIAN
Merupakan pembahasan tentang gambaran umum MTs
Assalafi Susukan Kabupaten Semarang meliputi profil MTs
Assalafi, sejarah MTs Assalafi dan keadaan dan letak geografis
MTs Assalafi, Struktur organisasi MTs Assalafi, program
kegiatan MTs Assalafi, Sarana dan prasarana pendidikan MTs
Assalafi, peraturan MTs Assalafi, jadwal belajar mengajar MTs
Assalafi, keadaan guru dan siswa MTs Assalafi,dan temuan data
penelitian.
BAB IV : ANALISIS DATA
Kemudian dalam Bab IV membahas mengenai analisis data
yang meliputi: analisis data tentanganalisis data tentang
profesionalisme

guru,upaya-upaya

mengembangkan

profesionalisme

kepala
guru,

sekolah

problematika

dalam
yang

dihadapi kepala sekolah dalam mengembangkan profesionalisme
guru dan solusinya.
BAB V : PENUTUP
Di dalam Bab V ini akan diuraikan mengenai kesimpulan
dan mengenai kesimpulan dan saran.Sedangkan bagian akhir
skripsi ini berisi tentang lampiran-lampiran yang mendukung isi
dari skripsi, kemudian daftar pustaka.

BAB II
KAJIAN TEORI

A. Kepala Sekolah
1. Pengertian Kepala Sekolah
Pada sebuah sekolah, kepala sekolah adalah bapak sekaligus ibu
dari semua guru yang bertugas disekolah tersebut. Hal ini memberikan
kosekwensi logis bahwa seorang kepala sekolah haruslah mempunyai
tingkat kemampuan lebih sehingga dapat mengkontibusi segala
kebutuhan guru-guru yang bersifat psikis dan bahkan bersifat fisik.
Kondisi ini memaksa kepala sekolah untuk dapat memosisikan diri
sebagaimana yang diinginkan anak buahnya, guru-guru (Saroni, 2006:
47)
Dalam kaitannya peran kepala sekolah dalam meningkatkan
kinerja tenaga kependidikn, perlu dipahami bahwa setiap kepala
sekolah bertnggung jawab mengarahkan apa yang baik bagi tenaga
kependidikan, dan dia sendiri harus berbuat baik. Fungsi pemimpin
hendaknya diartiakan seperti motto Ki Hadjar Dewantara: Ing ngarso
sung tulada, Ing madya mangun karsa, Tut wuri handayani “di depan
menjadi teladan, di tengah membina kemauan, di belakang menjadi
pendorong atau memotivasi”(Mulyasa, 2007: 160).

Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan
yang paling berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan
(Mulyasa, 2007: 24).
2. Syarat-syarat Kepala Sekolah
Disamping ijazah dan pengalaman kerja, ada syarat lain yang
tidak kurang pentingnya, yaitu persyaratan kepribadian dan kecakapan
yang dimilikinya. Seorang kepala sekolah hendaknya memiliki
kepribadian yang baik sesuai dengan kepemimpinan yang akan
dipegangnya. Ia hendaknya memiliki sifat-sifat jujur, adil dan dapat
dipercaaya, suka menolong dan membantu guru dalam menjalankan
tugas dan mengatasi kesulitan-kesulitan, bersifat supel dan ramah,
mempunyai sifat tegas dan konsekuen yang tidak kaku. Seorang
kepala sekolah harus berjiwa nasional dan memiliki filsafah hidup
yang sesuai dengan falsafah dan dasar negara kita.
Berdasarkan teori-teori diatas, maka syarat seorang kepala
sekolah adalah sebagai berikut:
a.

Memiliki ijazah yang sesuai dengan ketentuan atau peraturan
yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

b.

Mempunyai pengalaman kerja yang cukup, disekolah yang sejenis
dengan sekolah yang dipimpinnya.

c.

Mempunyai sifat kepribadian yang baik, terutama sikap dan sifatsifat kepribadian yang diperlukan bagi kepentingan kependidikan.

d.

Mempunyai keahlian dan pengetahuan yang luas, terutama
mengenai bidang-bidang pengetahuan pekerjaan yang diperlukan
bagi sekolah yang dipimpinnya.

e.

Mempunyai dan ide inisiatif yang baik untuk kemajuan dan
pengembangan sekolahnya (Daryanto, 2008: 92).

3. Tipe-tipe Kepemimpinan
Tipe seorang pemimpin satu dengan yang lainnya berbeda-beda,
sesuai dengan karakter dan kepribadian masing-masing. Tipe-tipe
kepemiminan menurut G. R. Terry sebagaimana ditisir Maman Ukas,
ada enam tipe:
a.

Tipe kepemimpinan pribadi (personal leadership). Dalam sistem
kepemimpinan ini, segala sesuatu tindakan itu dilakukan dengan
mengadakan kontak pribadi. Petunjuk itu dilakukan secara lisan
atau langsung dilakukan secara pribadi oleh pemimpin yang
bersangkutan.

b.

Tipe kepemimpinan non pribadi (non personal leadership).
Segala sesuatu kebijakan dilaksanakan bawahan-bawahan atau
media non pribadi baik rencana atau perintah juga pengawasan.

c.

Tipe

kepemimpinan

otoriter

(authoritarian

leadership).

Pemimpin otoriter biasanya bbekerja keras, sungguh-sungguh,
teliti dan tertib. Ia bekerja menurut peraturan-peraturan yang
berlaku secara ketat dan intruksi-intruksinya harus ditaati.

d.

Tipe

kepemimpinan

demokratis

(democratic

leadership).

Pemimpin yng demokratis menganggap dirinya sebagai bagian
dari kelompoknya dan bersama-sama dengan kelompoknya
berusaha bertanggung jawab atas terlaksananya tujuan bersama.
e.

Tipe kepemimpinan paternalistik (paternalistic leadership).
Kepemimpinan ini dicirikan oleh suatu pengaruh yang bersifat
kebapakan dalam hubungan pemimpin dan kelompok.

f.

Tipe kepemimpinan menurut bakat (indigenous leadership).
Biasanya, tipe kepemimpinan ini timbul dari sekelompok orangorang informal, di mana mungkin ia berlatih dengan adanya
sistem kompetisi, sehingga bisa menimbulkan klik-klik dari
kelompok yang bersangkutan (Asmani, 2009: 100-101).

4. Fungsi Dan Tanggung Jawab Kepala Sekolah
a. Kepala Sekolah Sebagai Administrator
1) Kepala Sekolah sebagai Penanggungjawab
Kepala sekolah merupakan personel sekolah yang
bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan-kegiatan sekolah.
Ia mempunyai wewenang dan tanggung jawab penuh untuk
menyelenggarakan

seluruh

kegiatan

pendidikan

dalam

lingkungan sekolah yang dipimpinya dengan dasar pancasila
dan bertujuan untuk:
a) Meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan yang Maha Esa
b) Meningkatkan kecerdasan dan keterampilan

c) Mempertinggi budi pekerti
d) Memperkuat kepribadian
e) Mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air.
2) Kepala Sekolah sebagai Pimpinan Sekolah
Aswarni Sudjud, Moh. Saleh dan Tatang M. Amirin dalam
bukunya

yang

berjudul

“Administrasi

Pendidikan”

menyebutkan bahwa fungsi kepala sekolah adalah:
a) Perumus tujuan Kerja dan pembuat kebijaksanaan (policy)
sekolah.
b) Pengatur tata kerja (mengorganisasi) sekolah, yang
mencakup:
1) Mengatur pembagian tugas dan wewenang.
2) Mengatur petugas pelaksana.
3) Menyelenggarakan kegiatan (mengkoordinasi).
c) Pensupervisi kegiatan sekolah, meliputi:
1) Mengawasi kelancaran kegiatan.
2) Mengarahkan pelaksanaan kegiatan.
3) Mengevaluasi (menilai) pelaksanaan kegiatan.
4) Membimbing dan meningkatkan kemampuan pelaksana
dansebagainya (daryanto, 2008: 80-82).
b. Kepala Sekolah Sebagai Supervisor
Kepala sekolah sebagai supervisor harus diwujudkan dalam
kemampuan

menyusun

dan

melaksanakan

program

supervisi

pendidikan serta memanfaatkan hasilnya. Dalam pelaksanaannya
kepala sekolah sebagai supervisor harus memperhatikan prisip-prisip:
(1) hubungan konsultatif, kolegial dan bukan hirarkis, (2) dilaksanakan
secara demokratis, (3) berpusat pada tenaga kependidikan, (4)
dilakukan berdasarkan kebutuhan tenaga kependidikan, (5) merupakan
bantuan profesiaonal.
c. Kepala Sekolah Sebagai Leader
Kepala sekolah sebagai leader harus mampu memberikan
petunjuk

dan

pengawasan,

meningkatkan

kemauan

tenaga

kependidikan.
Kemampuan yang harus diwujudkan kepala sekolah sebagai
leader dapat dianalisis dari kepribadian, pengetahuan terhadap tenaga
kependidikan, visi dan misi sekolah, kemampuan mengambil
keputusan, dan kemampuan berkomunikasi.
Kepribadian kepala sekolah sebagai leader akan tercermin akan
tercermin dalam sifat-sifat (1) jujur, (2) pecaya diri, (3) tanggung
jawab, (4) berani mengambil resiko dan keputusan, (5) berjiwa besar,
(6) emosi yang stabil, (7) teladan.
d. Kepala Sekolah Sebagai Inovator
Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai innovator,
kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk menjalin
hubungan yang harmonis dengan lingkungan, mencari gagasan baru,
mengintegrasikan setiap kegiatan, memberikan teladan kepada seluruh

tenaga kependidikan disekolah, dan mengembangkan model-model
pembelajaran yang inovatif.
Kepala sekolah sebagi innovator akan tercermin dari cara-cara ia
melakukan

pekerjaannya

secara

konstruktif,

kreatif,

delegatif,

integratif, rasional dan obyektif, pragmatis, keteladanan, disiplin, serta
adaptabel dan fleksibel.
e. Kepala Sekolah Sebagai motivator
Sebagai motivator, kepala sekolah harus memiliki strategi yang
tepat untuk memberikan motivasi kepada para tenaga kependidikan
dalam melakukan berbagai tugas dan fungsinya. Motivasi ini dapat
ditumbuhkan melalui pengaturan lingkungan fisik, pengaturan urusan
kerja, disiplin, dorongan, penghargaan secara efektif, dan penyediaan
berbagai sumber belajar melalui pengembangan pusat sumber belajar
(PSB).
Terdapat beberapa prinsip yang dapat diterapkan kepala sekolah
untuk mendorong tenaga kependidikan agar mau dan mampu
meningkatkan profesionalismenya. Prinsip-prinsip tersebut adalah:
1) Para tenaga kependidikan akan bekerja lebih giat apabila kegiatan
yang dilakukannya menarik, dan menyenangkan.
2) Tujuan kegiatan perlu disusun dengan jelas dan diinformasikan
kepada para tenaga kependidikan sehingga mereka mengetahui
tujuan ia bekerja. Para tenaga kependidikaan juga dapat dilibatkan
dalam penyusunan tujuan tersebut.

3) Para tenaga kependidikan harus selalu diberitahu tentang hasil dari
setiap pekerjaannya.
4) Pemberian hadiah lebih baik daripada hukuman, namun sewaktuwaktu hukuman juga diperlukan.
5) Usahakan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kependidikan dengan
jalan memperhatikan kodisi fisiknya, memberikan rasa aman,
menunjukkna bahwa kepala sekolah memperhatikan mereka,
mengatur pengalaman sedemikian rupa sehingga setiap pegawai
pernah memperoleh kepuasan dan penghargaan (Mulyasa, 2007:
111-122).
5. Dampak Kepala Sekolah Profesional
Kepala sekolah profesional dalam paradigma baru manajemen
pendidikan akan memberikan dampak positif dan perubahan yang
cukup mendasar dalam pembaharuan sistem pendidikan disekolah.
Dampak tersebut antara lain:
a. Efektifitas proses pendidikan
b. Tumbuhnya kepemimpinan sekolah yang kuat
c. Pengelolaan tenaga kependidikan yang efektif
d. Budaya mutu
e. Teamwork yang kompak, cerdas, dan dinamis
f. Kemandirian
g. Partisipasi warga sekolah dan masyarakat
h. Transparasi manajemen

i. Kemauan untuk berubah
j. Evaluasai dan perbaikan berkelanjutan
k. Tnggap terhadap kebutuhan
l. Akuntabilitas
m. Sustainabilitas (Mulyasa, 2007: 89-94).
B. Profesionalisme Guru
1.

Profesionalisme guru dan Syarat Guru
a) Pengertian Profesionalisme Guru
Profesionalisme berasal dari kata profesi yang artinya suatu
bidang pekerjaan yang ingin atau akan ditekuni oleh seseorang.
Profesi juga diartikan sebagai suatujabatan atau pekerjaan tertentu
yang mensyaratkan pengetahuan dan ketrampilan khusus yang
diperoleh dari pendidikan akademis yang intensif (webstar, 1989).
Profesi adalah suatu keahlian (skill) dan kewenagana dalam
suatu

jabatan

tertentu

ynag

mensyaratkan

kompetensi

(pengetahuan, sikap, keterampilan) tertentu secara khusus yang
yang diperoleh dari pendidikan akademis yang intensif. Profesi
biasanya berkaitan dengan mata pencaharian seseorang dalam
memenuhi kebutuhan hidup. Dengaan demikian, profesi guru
adalah keahlian dan kewenangan kusus dalam bidang pendidikan,
pengajaran, dan pelatih yang ditekuni untuk menjadi mata
pencaharian dalam memenuhi kebutuhan hidup yang bersangkutan.

Profesionalisme adalah kondisi, arah, nilai, tujuan dan
kualitas suatu keahlian dan kewenagan yang berkaitan dengan mata
pencaharian seseorang.
Prefesionalisme guru merupakan kondisi, arah, nilai, tujuan
dan kualitas suatau keahlian dan kewenangan dalam bidang
pendidikan dan pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan
seseorang yang menjadi mata pencaharian. Sementara itu guru
yang profesional dalah guru yang memiliki kompetensi yang
dipersyaratkan

untuk

melakukan

ugas

pendidikan

dan

pengajaran.Kompetensi disini meliputi pengetahuan, sikap, dan
ketrampilan professional, baik yang bersifat pribadi, sosial,
maupun akademis. Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan
bahwa pengertian guru professional adalah orang yang memiliki
kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga
ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan
kemampuan maksimal. Guru yang professional adalah orang yang
terdidik dan terlatih dengan baik, serta memiliki pengalaman yang
kaya di bidangnya (Kunandar, 2007: 45- 47 ).
Guru adalah orang yang memberi ilmu pengetahuan kepada
anak didik. Guru dalam pandangan masyarakat adalah orang yang
melaksanakan pendidikan ditempat-tempat tertentu, tidak mesti
dilembaga pendidikan formal, tetapi bisa juga di masjid, di
surau/mushola, di rumah, dan sebagainya (Djamarah, 2005: 31).

Menurut

Reminsa (2008), ada beberapa syarat untuk

menjadi guru ideal, antara lain memiliki kemampuan intelektual
yang memadai, kemampuan memehami visi dan misi pendidikan,
keahlian

mentransfer

ilmu

pengetahuan

atau

metodologi

pembelajaran, memahami konsep perkembangan anak psikologi
perkembangan,

kemampuan

mengorganisasi

dan

mencari

pemecahan masalah, kreatif dan memiliki seni dalam mendidik.
Peran guru sangat vital bagi pembentukan kepribadian, citacita, visi misi yang menjadi impian hidup anak didiknya di masa
depan. Kalau guru-guru yang berintereaksi langsung dengan murid
kurang profesional, kreatif, dan produktif, maka anak didik akan
lahir sebagai kader penerus bangsa yang malas, suka mengeluh,
pesimis dalam menghadapi masa depan.
Guru yang kreatif adalah guru yang selalu bertanya pada
dirinya sendiri, apakah sudah menjadi guru yang baik, Apakah dia
sudah mendidik dengan benar, Apakah anak didiknya mengerti
pelajaran yang dia sampaikan. Selalu melakukan introspeksi dan
memperbaiki

diri.

Selalu

merasa

kurang

dalam

proses

pembelajarannya. Tidak pernah puas dengan apa yang dilakukan.
Selalu ada novasi baru yang dia ciptakan dalam proses
pembelajarannya. Selalu memperbaiki proses pembelajarannya
melalui penelitian tindakan kelas (PTK). Selalu belajar sesuatu

yang baru, dan merasa tertarik untuk membenahi cara mengajarnya
(Ma’mur, 2010: 17-32).
F. Syarat Guru
Dalam perspektif agama, syarat menjadi guru yang ideal
sebagaimana disampaikan KH. Moh. Hasyim Asy’ari, ada 20
macam :
1) Selalu istiqomah dalam muraqabah kepada Allah SWT.
2) Senantiasa berlaku khauf (takut kepada Allah) dalam segala
ucapan dan tindakan.
3) Senatiasa bersikap tenang.
4) Senantiasa bersifat wara’(meninggalkan perkara syubhat dan
perkara yang tidak bermanfaat).
5) Selalu bersikap tawadhuk.
6) Selalu bersikap khusyu’ terhadap Allah.
7) Menjadikan Allah SWT sebagai tempat meminta pertolongan
dalam segala keadaan.
8) Tidak

menjadikan

ilmunya

sebagai

tangga

mencapai

keuntungan duniawi, baik jabatan, harta, popularitas, atau agar
lebih maju dibanding temannya yang lain.
9) Tidak diskriminatif terhadap murid.
10) Bersikap zuhud terhadap urusan dunia sebatas apa yang ia
butuhkan, yang tidak membahayakan dirinya sendiri, keluarga,
bersikap sederhana dan bersikap qana’ah.

11) Menjauhkan diri dari tempat-tempat yang rendah dan hina
menurut manusia, juga hal-hal yang dibenci oleh syariat
maupun adat setempat misalnya.
12) Menjauhkan diri dari tempat-tempat kotor dan maksiat
walaupun jauh dari keramaian.
13) Selalu menjaga syiar-syiar Islam dan zhahir-zhahir hukum,
seperti sholat jamaah dimasjid, menyebarkan salam, amar
ma’ruf nahyi munkar, serta senantiasa sabar terhadap musibah
yang menimpanya.
14) Menegakkan sunnah-sunnah dan menghapus segala hal yang
mengandung unsur bid’ah, menegakkan segala hal yang
mengandung kemaslahatan bagi kaum muslimin dengan jalan
yang dibenarkan syariat, dengan cara yang baik dan lembut,
baik menurut adat istiadat maupun watak.
15) Membiasakan diri melakukan sunnah yang bersifat syariat ,
baik qauliyah atau fi’liyah, seperti membaca ayat-ayat suci alqur’an baik dihati atau dilisan.
16) Bergaul dengan ahklak yang baik, seperti menampakkan wajah
berseri, banyak mengucapkan dan menebarluaskan salam.
17) Membersihkan hati dan tindakan dari aklak yang jelek dan
dilanjutkan dengan perbuatan yang baik.
18) Seanantiasa bersemangat untuk mengembangkan ilmu dan
bersungguh-sungguh dalam setiap aktifitas ibadah.

19) Tidak boleh membeda bedakan status, nasab, dan usia dalam
mengambil hikmah dari semua orang.
20) Membiasakan

diri

untuk

menyusun

dan

merangkum

pengetahuan (Asmani, 2010: 32-38).
2.

Fungsi dan Peran Guru
Selain sebagai aktor utama kesuksesan pendidikan yang
dicanangkan, ada beberapa fungsi dan tugas lain seorang guru, antara
lain:
a. Pendidik
Tugas pertama guru adalah mendidik murid-murid sesuai
dengan materi pelajaran yang diberika kepadanya. Sebagai seorang
pendidik, ilmu adalah syarat utama. Membaca, menulis, berdiskusi,
mengikuti informasi, dan responsif terhadap masalah kekinian
sangat menunjang kualitas ilmu guru.
b. Pemipin
Guru juga seorang pemimpin kelas. Karena itu, ia harus bisa
menguasai, mengendaikan, dan mengarahkan kelas menuju
tercapainya tujuan pembelajaran yang berkualitas. Sebagai seorang
pemimpin, guru harus terbuka, demokratis, dan menghindari caracara kekerasan.
c. Fasilitator
Sebagai fasilitator, guru bertugas memfasilitasi murid untuk
menemukan

dann

mengembangkan

bakatnya

secar

pesat.

Menemukan bakat anak didik bukan persoalan mudah, ia
membutuhkan eksperimentasi maksimal, latihan terus menerus,
dan evaluasi rutin.
d. Motivator
Sebagai seorang motivator, seorang guru harus mampu
membangkitkan semangat dan mengubur kelemahan anak didik
bagaimanapun latar belakang hidup keluarganya.
e. Administrator
Tugas administrator yaitu dalam mengajar, guru harus
mengabsen terlebih dahulu, mengisi urnal kelas dengan lengkap,
mulai dari nama, materi yang disampaikan, kondisi siswa, dan
tanda tangan. Pada waktu ujian, ia harus membuat soal uian,
mengawasi, mengoreksi, memberinila rapor kepada wali kelas.
f. Evaluator
Dalam mengevaluasi, guru bisa memakai banyak cara,
dengan merenungkan sendiri proses pembelajaran yang diterapkan,
meneliti kelemahan dan kelebihan, atau dengan cara yang lebih
objektif, meminta pendapat orang lain, misalnya kepala sekolah,
guru yang lain, dan murid-muridnya.
Khusus para murid, guru bisa menggunakan metode lisan, namun
lebih objektif kalau menggunakan tulisan dengan menggunakna
quasioner berupa pertanyaan-pertanyaan ritis dalam lembar khusus
yang berisi masukan bebas dengan tanpa identitas nama muridnya,

sehingga mereka tidak terbebai dengan apa yang akan ditulisnya
(Ma’mur, 2010: 39-54).
3. Kompetensi Guru
Kompetensi guru merupakan kemampuan seorang guru dalam
melaksanakan kewajiban-kewajiban secra bertanggung jawab dan
layak atau kemampuan dan kewenangan guru dalam melaksanakan
profesi keguruan. Menurut Mulyasa (dalam Asdiqoh, 2013:24)
menjelaskan sedikitnya terdapat dua kategori kompetensi yang harus
dimiliki oleh seorang guru yaitu: a. Kompetensi profesional:
kemahiran merancang, melaksanakan dan menilai tugas sebagai guru
yang

meliputi

penguasaan

ilmu

pengetahuan

dan

tehnologi

pendidikan, b. Kompetensi personal yang meliputi etika, moral,
pengabdian, kemampuan sosial dan spiritual. Untuk menciptakan
peserta didik yang berkualitas guru harus menguasai empat
kompetensi:
1) Kompetensi Pedagogik
Kompetensi

pedagogik

adalah

kemampuan

mengelola

pembelajaran peserta didik. Kompetensi pedagogik dalam standar
pendidikan nasional sebagaimana dikutip Asmani (dalam Asdiqoh,
2013:32) penjelasan pasal 28 ayat 3 butir (a) adalah kemampuan
mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman
terhadap

peserta

didik,

perancangan

dan

pelaksanaan

pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan penembangan peserta
didik unt

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADA KINERJA GURU MTS NEGERI MRANGGEN DEMAK TAHUN 2006/2007 - Test Repository

0 0 150

PENGARUH BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH ( BOS ) TERHADAP INTENSITAS BELAJAR SISWA KELASIV, V DAN VI SDN KENTENG 01 KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2007 - Test Repository

0 0 92

IPE KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH PENGARUHNYA TERHADAP ETOS KERJA GURU DI MTs NEGERI SALATIGA TAHUN AJARAN 2007/2008 - Test Repository

0 0 137

PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU DI MTs SALAFIYAH MRISI KECAMATAN TANGGUNG HARJO KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2009 - Test Repository

0 0 127

PERANAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU DI MIN PANJANG AMBARAWA - Test Repository

0 0 134

PENGARUH SIKAP KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU DI MI HIDAYATUL MUBTADIIN, WATU GAJAH, PRINGAPUS, SEMARANG - Test Repository

0 4 123

PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONALISME GURU TERHADAP INTENTSITAS BELAJAR - Test Repository

0 0 78

STUDI KORELASI ANTARA AKTIVITAS KEAGAMAAN DENGAN TINGKAT KENAKALAN REMAJA DI SEKOLAH SISWA KELAS XI SMA ASSALAFI PAYUDAN KENTENG SUSUKAN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010 - Test Repository

0 1 86

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PEMAHAMAN TAUHID DENGAN TINGKAT KEJUJURAN (STUDI KASUS SISWA MTs ASSALAFI SUSUKAN TAHUN 2010) - Test Repository

0 0 111

PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU AL QURAN HADIST TERHADAP KUALITAS PEMBELAJARAN DI MTS TARQIYATUL HIMMAH KAUMAN LOR KECAMATAN PABELAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN 2009/2010 - Test Repository

0 0 79