PENERAPAN METODE TANYA JAWAB DAN DISKUSI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PKN MATERI KEPUTUSAN BERSAMA SISWA KELAS V MI ASSA’ADAH SUKOWATI GRESIK.

(1)

PENERAPAN METODE TANYA JAWAB DAN DISKUSI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PKN

MATERI KEPUTUSAN BERSAMA

SISWA KELAS V MI ASSA’ADAH SUKOWATI GRESIK

SKRIPSI Oleh: Nur Afifah NIM. D57211074

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH JULI 2015


(2)

(3)

(4)

(5)

ABSTRAK

Afifah, Nur. 2015. Penerapan Metode Tanya Jawab Dan Diskusi Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar PknMateri Keputusan Bersama Kelas V Mi

Assa’adah Sukowati Gresik.Skripsi, Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. Pembimbing : Drs. Nadlir, M. Pd. I

Kata Kunci : Metode Tanya Jawab dan Diskusi, Motivasi Belajar PKn

Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan fenomena yang terdapat pada siswa

kelas V MI Assa’adah Sukowati Gresik yaitumotivasi belajar siswa di kelas tersebut masih rendah yakni sebesar 68,7%.Keadaan ini disebabkan oleh beberapa hal, antara lain : (1) siswa sulit untuk menguasai mata pelajaran, (2) siswa merasa kurang tertarik dengan pelajaran PKn, dan (3) penggunaan metode yang kurang tepat.Rumusan masalah dari permasalahan ini adalah bagaimana penerapan metode tanya jawab dan diskusidalam meningkatkan motivasi belajar PKn, dan bagaimana peningkatan motivasi belajar siswa setelah menggunakan metodetanya jawab dan diskusidalam pembelajaran.Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui penerapan metode tanya jawab dan diskusidalam meningkatkan motivasi belajar, dan juga untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar materi keputusan bersama melaui metode tanya jawab dan diskusipada pembelajaran PKn.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan melaksanakan dua siklus. Subyek penelitian ini yaitu 19 siswa kelas V MIAssa’adah Sukowati Gresik yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara, observasi, dan angket. Sedangkan teknik analisis datanya adalah gabungan dari data kualitatif dan data kuantitatif. Dengan demikian analisis data dari penelitian ini adalah analisis deskripsi kualitatif dan deskirpsi kuantitatif.

Hasil penelitian dari analisis perhitungan kondisi awal tersebut secara keseluruhan diperoleh bahwa siswa kelas V memiliki rata-rata motivasi belajar sebesar 68,7 % dengan kriteria rendah dengan rincian sebagai berikut : sebanyak 8 siswa (42,11%) yang memiliki motivasi sangat rendah, dan 11 siswa (57,89%) yang memiliki motivasi rendah. Prosentase rata-rata motivasi belajar siswa di kelas V setelah siklus I sebesar 75,8% kategori rendah dengan rincian yaitu sebanyak 11 siswa (57,89%) yang memiliki motivasi rendah, dan 8 siswa (42,11%) yang memiliki motivasi tinggi. Presentase setelah siklus II sebesar 82,4% dengan kriteria tinggi,adapun rincian jumlah siswa dalam kriteria tersebut yaitu sebanyak 16 siswa (84,2%) yang memiliki motivasi tinggi, dan 3 siswa (15,8%) yang memiliki motivasi tinggi.

Simpulan dari penelitian ini adalah : (1) penerapan metode tanya jawab dan diskusi pada mata pelajaran PKn telah dapat diterapkan dengan baik, (2) dan adanya peningkatan motivasi belajar dalam pembelajaran PKn materi keputusan bersama.


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL LUAR ... i

HALAMAN SAMPUL DALAM ... ii

HALAMAN MOTTO ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI... v

PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI... x

DAFTAR TABEL... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tindakan yang Dipilih... 5

D. Tujuan Penelitian ... 7

E. Lingkup Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II KAJIAN TEORI A. Motivasi Belajar ... 12

1. Pengertian Motivasi Belajar... 12

2. Konsep Motivasi Belajar... 13

3. Prinsip Motivasi... 14

4. Teori Motivasi... 16

5. Macam Motivasi... 17

6. Unsur-Unsur Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar... 20

7. Bentuk-Bentuk Motivasi Belajar... 22

8. Fungsi motivasi dalam belajar... 29

9. Tujuan Motivasi Belajar... 30

10. Indikator Motivasi Belajar... 30


(7)

B. Metode Tanya Jawab dan Diskusi ... 40

1. Pengertian Metode ... 40

2. Pengertian Metode Tanya Jawab dan Diskusi ... 41

3. Tujuan Metode Tanya Jawab dan Diskusi ... 45

4. Manfaat Metode Tanya Jawab dan Diskusi... 46

5. Langkah-Langkah Metode Tanya Jawab dan Diskusi.... 47

6. Kekurangan Dan Kelebihan Metode Tanya Jawab dan Diskusi... 47

C. Peningkatan Motivasi Belajar PKn Melalui Metode Tanya Jawab dan Diskusi... 49

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian... 51

B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subyek Penelitian... 53

C. Variabel yang Diselidiki ... 54

D. Rencana Tindakan ... 54

E. Data dan Cara Pengumpulnnya ... 57

1. Sumber Data ... 57

2. Teknik Pengumpulan Data ... 58

3. Analisis Data ... 67

F. Indikator Kinerja ... 68

G. Tim Peneliti dan Tugasnya... 69

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil penelitian... 70

1. Pra Siklus... 70

2. Siklus I ... 72

a. Tahap Perencanaan(Planning) ... 72

b. Tahap Pelaksanaan(Acting)... 74

c. Tahap Pengamatan(Observing)... 76

d. Tahap Refleksi(Reflecting) ... 84

3. Siklus II ... 87

a. Tahap Perencanaan(Planning) ... 88

b. Tahap Pelaksanaan(Acting)... 90

c. Tahap Pengamatan(Observing)... 92

d. Tahap Refleksi(Reflecting) ... 99

B. Pembahasan... 102

1. Penerapan Pembelajaran Dengan Menggunakan Metode Tanya Jawab Dan Diskusi Materi Keputusan Bersama Kelas V MI Assa’adah Sukowati Gresik... . 102


(8)

2. Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Setelah Menggunakan Metode Tanya Jawab Dan Diskusi Dalam Pembelajaran Pkn Pada Siswa Kelas V

Di MI Assa’adah Sukowati Gresik... 103

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 106

B. Saran... 107

DAFTAR PUSTAKA ... 109

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... 111

RIWAYAT HIDUP... 112


(9)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan sering kurang diperhatikan oleh semua pihak di lingkungan sekolah, baik dari pihak guru maupun dari pihak siswa itu sendiri. Mata pelajaran PKn sering dianggap sebagai sebuah mata pelajaran yang terlalu banyak menghafal dan banyak membaca. Sehingga, banyak siswa yang merasa jenuh dengan materi mata pelajaran ini.

Kondisi tersebut semakin diperparah dengan keadaan siswa yang merasa kurang tertarik, menganggap mudah, dan menganggap PKn sebagai mata pelajaran yang menjenuhkan. Selain itu, keberadaan mata pelajaran PKn sering dianggap kurang bermanfaat bagi kehidupan siswa.

Metode mengajar menjadi salah satu bagian yang ikut memperburuk pandangan berbagai pihak tentang mata pelajaran PKn. Terlebih lagi jika mata pelajaran tersebut disampaikan dengan cara-cara yang kurang menarik, seperti penggunaan metode pembelajaran yang monoton dan kurang bervariasi maka akan semakin memperparah keadaan. Kejenuhan siswa terhadap mata pelajaran tersebut akan lebih cepat muncul dalam keadaan seperti ini.

Keadaan seperti di atas merupakan bukti bahwa siswa memiliki motivasi yang rendah dalam kegiatan pembelajaran PKn. Dengan motivasi yang rendah,


(10)

2

sangat sulit bagi guru maupun siswa untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Menurut martinis, Motivasi belajar merupakan daya penggerak psikis dari dalam diri seseorang untuk dapat melakukan kegiatan belajar dan menambah keterampilan dan pengalaman.1 Motivasi belajar anak harus dapat ditumbuhkan dalam setiap proses belajar mengajar. Motivasi belajar yang tinggi akan sangat berpengaruh terhadap peran serta anak dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.

Proses membangkitkan motivasi belajar, mempertahankan motivasi belajar dan mengontrol minat belajar menjadi bagian yang sangat penting dalam proses belajar mengajar. Jadi tanpa motivasi belajar yang sangat memadai maka sangat sulit bagi pihak-pihak yang terkait dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

Motivasi belajar siswa dapat berasal dari dalam dirinya sendiri maupun dari luar dirinya. Faktor yang berasal dari dalam dirinya sendiri dapat berupa kecerdasan, cita-cita atau harapan, dan kesenangan. Faktor ini dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa. Sedangkan faktor yang berasal dari luar dirinya berupa kondisi lingkungan, metode mengajar, dan waktu mengajar. Faktor-faktor ini dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa. Jika faktor-faktor yang mempengaruhi tersebut dalam keadaan baik, maka motivasi belajar siswa juga tinggi. Namun, jika

1

Martinis Yamin,Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi,01, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2003), hal : 80


(11)

3

faktor-faktor yang mempengaruhi kondisinya kurang kondusif, maka motivasi belajar siswa menjadi rendah.

Keadaan tesebut juga terjadi pada siswa kelas V MI Assa’adah Sukowati Bungah Gresik. Motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PKn di kelas tersebut masih rendah yakni sebesar 68,7%. Keadaan ini disebabkan oleh beberapa hal, antara lain : (1) siswa sulit untuk menguasai mata pelajaran, (2) siswa merasa kurang tertarik dengan pelajaran PKn, (3) penggunaan metode yang kurang tepat.2

MI Assa’adah merupakan satu-satunya madrasah di desa Sukowati Bungah Gresik. Siswa di sekolah tersebut banyak yang kurang berminat terhadap mata pelajaran PKn. Pada siswa kelas V mata pelajaran PKn diberikan pada jam setelah istirahat. Keadaan siswa yang masih sibuk dengan makanan atau jajan yang dibeli saat jam istirahat ketika guru telah masuk ke dalam kelas membuat siswa sulit untuk menguasai mata pelajaran PKn. Sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn cenderung kurang tertarik, hal ini dapat dilihat dari sikap siswa yang sering tidak memperhatikan guru ketika menjelaskan materi PKn. Selain itu penggunaan metode yang kurang tepat juga mempengaruhi motivasi siswa. Pada siswa kelas V, guru sering menggunakan metode ceramah dalam menyampaikan materi PKn.

Salah satu cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran PKn adalah dengan menggunakan metode tanya jawab dan diskusi. Dengan menggunakan metode tanya jawab dan diskusi yang

2


(12)

4

dirancang secara matang dan dilaksanakan dengan tepat diharapkan dapat mendorong siswa untuk lebih siap dalam menerima pelajaran. Peningkatan motivasi belajar siswa diharapkan dapat membawa nilai positif bagi peserta didik yaitu dengan meningkatnya prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PKn.

Terkait dengan permasalahan tersebut di atas, maka peneliti mengangkat masalah tersebut menjadi sebuah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berjudul “PENERAPAN METODE TANYA JAWAB DAN DISKUSI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PKN MATERI KEPUTUSAN BERSAMA SISWA KELASV MI ASSA’ADAH SUKOWATI GRESIK”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, ditemukan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan metode tanya jawab dan diskusi dalam meningkatkan motivasi belajar PKn pada siswa kelasV di MI Assa’adah Sukowati Gresik? 2. Bagaimana peningkatan motivasi belajar siswa setelah menggunakan metode

tanya jawab dan diskusi dalam pembelajaran PKn pada siswa kelas V di MI


(13)

5

C. Tindakan yang Dipilih

Mengingat motivasi belajar adalah sesuatu yang sangat penting dalam proses pembelajaran di sekolah maka seorang guru harus dapat memilih metode yang tepat, yang dapat mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran.

Untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada pembelajaran PKn materi Keputusan Bersama, maka peneliti menggunakan metode tanya jawab dan diskusi.

Metode tanya jawab yaitu sebuah metode mengajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat two way traffic, sebab pada saat yang sama terjadi dialog antara guru dan siswa. Guru bertanya siswa menjawab, atau sebaliknya siswa bertanya guru menjawab. Dalam komunikasi ini terlihat adanya hubungan timbal balik secara langsung antara guru dan siswa.3

Sedangkan metode diskusi adalah suatu metode pembelajaran yang melibatkan kegiatan kelompok di dalamnya. Kegiatan kelompok ini dilaksanakan untuk memecahkan suatu masalah dengan maksud untuk mendapat pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih teliti tentang sesuatu, atau untuk merampungkan keputusan bersama. Dalam diskusi, tiap orang diharapkan memberikan sumbangan gagasan atau ide yang dimiliki sehingga seluruh kelompok kembali dengan pemahaman yang sama dalam suatu keputusan atau kesimpulan.4

3

Ahmad Sabri,Strategi Belajar & Mengajar Micro Teaching,(Padang : Quantum Teaching, 2005), hal ; 55

4


(14)

6

Dengan menggunakan metode tanya jawab dan diskusi, maka proses belajar mengajar dapat terlaksana dengan suasana yang kondusif serta siswa akan menjadi lebih aktif, dapat memahami serta dapat menumbuhkan rasa keingintahuan yang kuat. Dari situ siswa dapat menghilangkan rasa kejenuhannya terhadap pelajaran PKn sehingga motivasi belajarnya dapat meningkat.

Adapun manfaat yang didapat oleh guru maupun siswa dari penggunaan metode tanya jawab dan diskusi ini antara lain :

1. Mampu mengingat dengan baik informasi dan pengetahuan yang disampaikan oleh guru.

2. Mengembangkan dan meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, berfikir kritis, dan keterampilan komunikasi.

3. Dengan guru dapat memahami metode tanya jawab dan diskusi, maka guru akan menerapkan metode tersebut sesuai dengan materi pembelajaran yang tepat.

4. Meningkatkan keaktifan siswa dalam kerja kelompok (Memiliki sikap Interaktif).

5. Menghilangkan rasa kejenuhan terhadap mata pelajaran PKn. 6. Meningkatkan motivasi belajar siswa.


(15)

7

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui penerapan metode tanya jawab dan diskusi pada

pembelajaran PKn dalam meningkatkan motivasi belajar materi keputusan bersama pada siswa kelas V MIAssa’adah SukowatiGresik.

2. Untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar materi keputusan bersama melaui metode tanya jawab dan diskusi pada pembelajaran PKn pada siswa kelas V MIAssa’adah SukowatiGresik.

E. Lingkup Penelitian

Sehubungan dengan kegiatan penelitian ini, maka perlu diberikan batasan penelitian agar penelitian yang dilakukan tidak terlalu luas dan sesuai dengan harapan peneliti.

Agar penelitian dapat tuntas dan sesuai dengan yang diharapkan, maka fokus permasalahan dibatasi pada hal-hal di bawah ini :

1. Penelitian ini hanya membahas mengenai peningkatan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PKn materi keputusan bersamadi kelas V MI Assa’adah Sukowati Gresik. Adapun indikator motivasi belajar antara lain:

a. Adanya hasrat dan keinginan berhasil

b. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar


(16)

8

d. Adanya penghargaan dalam belajar

e. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar f. Adanya lingkungan yang kondusif5

2. Subyek penelitian ini hanya dikenakan pada siswa kelas V MI Assa’adah Sukowati Gresik, tahun ajaran 2014-2015 dengan jumlah siswa keseluruhan 19 siswa yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan.

3. Metode yang digunakan adalah metode tanya jawab dan diskusi. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:

a. Guru menjelaskan tentang pengertian keputusan bersama.

b. Guru memberikan pertanyaan terkait dengan materi yang telah disampaikan.

c. Guru membagi siswa menjadi kelompok kecil.

d. Guru membagikan soal cerita yang berisi masalah terkait dengan organisasi.

e. Setiap kelompok mendiskusikan masalah yang telah mereka dapatkan. f. Perwakilan dari masing-masing kelompok mempresentasikan hasil

diskusi.

g. Perwakilan kelompok menawarkan ke peserta “apakah ada yang ingin

mengajukan pertanyaan? silakan”. Kemudian salah satu peserta dari kelompok lain mengajukan pertanyaan terkait dengan hasil diskusi yang

5


(17)

9

telah dibacakan, misalnya : “menurut kamu apakah yang dilakukan oleh rudi tersebut benar?

4. Penelitian ini menggunakan lembar observasi, lembar wawancara, dan lembar angket.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Bagi guru / peneliti :

a. Mampu mendeteksi permasalahan yang terdapat dalam proses pembelajaran, sekaligus mencari alternatif pemecahan masalah yang tepat.

b. Mampu memperbaiki proses pembelajaran di kelas dalam rangka meningkatkan motivasi belajar siswa.

c. Meningkatkan kemampuan kreatifitas guru dalam menggunakan metode pembelajaran agar pembelajaran dapat berlangsung menyenangkan, tepat dan bermakna

d. Menjadi bekal bagi peneliti sebagai calon pendidik dalam menciptakan metode yang menarik dan tidak membosankan bagi siswa

e. Mengaplikasikan metode pembelajaran yang telah dipelajari selama duduk di bangku kuliah


(18)

10

2. Bagi siswa :

a. Meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PKn materi keputusan bersama.

b. Meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran PKn materi keputusan bersama.

c. Meningkatkan prestasi belajar siswa dengan motivasi belajar yang tinggi. d. Pembelajaran berjalan dengan aktif, kreatif, dan menyenangkan.

e. Mempermudah siswa untuk menangkap materi keputusan bersama mata pelajaran PKn yang disampaikan oleh guru.

3. Bagi sekolah :

a. Sebagai masukan bagi guru MI dalam mengajarkan mata pelajaran PKn. b. Sebagai sumbangan pemikiran dalam usaha-usaha yang mengarah pada

peningkatan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PKn melalui metode tanya jawab dan diskusi.

c. Meningkatkan mutu sekolah melalui penggunaan beragam metode dalam pembelajaran

4. Bagi masyarakat :

a. Memberikan informasi dalam dunia pendidikan berupa gambaran mengenai sebuah teori yang menyatakan bahwa peningkatan motivasi belajar PKn dapat dilakukan dengan menggunakan metode tanya jawab dan diskusi.


(19)

11

b. Menekan jumlah angka siswa pasif dan mencetak generasi yang aktif, terampil, serta intelektual tinggi.


(20)

BAB II KAJIAN TEORI A. Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi Belajar

Menurut sardiman, motivasi berasal dari kata motif yang dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktifitas-aktifitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Berawal dari kata motif tersebut, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif.6

Menurut Mc. Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Perubahan energi dalam diri seseorang itu berbentuk suatu aktivitas nyata berupa kegiatan fisik. Karena seseorang mempunyai tujuan tertentu dari aktivitasnya, maka seseorang mempunyai motivasi yang kuat untuk mencapainya dengan segala upaya yang dapat dia lakukan untuk mencapainya.7

Motivasi dapat juga dikatakan sebagai serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu. Jadi motivasi itu dapat dirangsang oleh faktor dari luar tetapi motivasi itu adalah tumbuh di dalam diri seseorang.

6

Sardiman,Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar,(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), hal ; 73

7


(21)

13

Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan karena seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Hal ini merupakan pertanda bahwa sesuatu yang akan dikerjakan itu tidak menyentuh kebutuhannya. Segala sesuatu yang menarik minat orang lain belum tentu menarik minat orang tertentu selama sesuatu itu tidak bersentuhan dengan kebutuhannya.

Seseorang yang melakukan aktivitas belajar secara terus menerus tanpa motivasi dari luar dirinya merupakan motivasi intirinsik yang sangat penting dalam aktivitas belajar. Namun, seseorang yang tidak mempunyai keinginan untuk belajar dengan dorongan dari luar dirinya merupakan motivasi ekstrinsik yang diharapkan. Oleh karena itu, motivasi ekstrinsik diperlukan bila motivasi intrinsik tidak ada dalam diri seseorang sebagai subjek belajar.8

2. Konsep Motivasi

Motivasi mempunyai 5 konsep penting di dalamnya, antara lain :

a. Motivasi belajar adalah proses internal yang mengaktifkan, memandu dan mempertahankan perilaku dari waktu ke waktu. Individu termotivasi karena berbagai alasan yang berbeda dengan intensitas yang berbeda.

b. Motivasi belajar bergantung pada teori yang menjelaskannya, dapat merupakan suatu konsekuensi dari penguatan, suatu ukuran kebutuhan

8


(22)

14

manusia, suatu hasil dari ketidakcocokan, suatu atribusi dari keberhasilan atau kegagalan, atau suatu harpan dari peluang keberhasilan.

c. Motivasi belajar dapat ditingkatkan dengan penekanan tujuan-tujuan belajar dan pemberdayaan atribusi.

d. Motivasi belajar dapat meningkat apabila guru membangkitkan minat siswa, memelihara rasa ingin tahu siswa dengan menggunakan berbagai macam strategi pengajaran, menyatakan harapan dengan jelas, memberikan umpan balik dengan sering dan segera.

e. Motivasi belajar dapat meningkat pada diri siswa apabila guru memberikan ganjaran yang memiliki kontingen, spesifik dan dapat dipercaya.

f. Motivasi berprestasi dapat didefinisikan sebagai kecenderungan umum untuk mengupayakan keberhasilan dan memilih kegiatan-kegiatan yang berorientasi keberhasilan atau kegagalan.9

3. Prinsip Motivasi

Motivasi mempunyai peranan yang strategis dalam aktivitas belajar seseorang. Tidak ada seorang pun yang belajar tanpa motivasi. Tidak ada motivasi berarti tidak ada kegiatan belajar. Agar peranan motivasi lebih optimal, maka prinsip-prinsip motivasi dalam belajar tidak hanya sekedar diketahui, tetapi harus diterapkan dalam aktivitas belajar mengajar. Ada beberapa prinsip motivasi dalam belajar, antara lain :

9

http://www.scribd.com/doc/78107605/5-Konsep-Penting-Motivasi-Belajar, diakses tanggal 02 Maret 2015 pukul 10.38


(23)

15

a. Motivasi Sebagai Dasar Penggerak yang Mendorong Aktivitas Belajar Seseorang melakukan aktivitas belajar karena ada yang mendorongnya. Motivasilah sebagai dasar penggeraknya yang mendorong seseorang untuk belajar. Bila seseorang sudah termotivasi untuk belajar, maka dia akan melakukan aktivitas belajar dalam rentangan waktu tertentu. Oleh karena itu, motivasi diakui sebagai dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajar seseorang.

b. Motivasi Intrinsik Lebih Utama daripada Motivasi Ekstrinsik dalam Belajar

Anak didik yang belajar berdasarkan motivasi intrinsik sangat sedikit terpengaruh dari luar. Semangat belajarnya sangat kuat. Dia belajar bukan karena ingin mendapatkan nilai yang tinggi, mengharapkan pujian orang lain atau mengharapkan hadiah berupa benda, tetapi karena ingin memperoleh ilmu sebanyak-banyaknya.

c. Motivasi Berupa Pujian Lebih Baik daripada Hukuman

Meski hukuman tetap diberlakukan dalam memicu semangat belajar anak didik, tetapi masih lebih baik penghargaan berupa pujian. Setiap orang senang dihargai dan tidak suka dihukum dalam bentuk apapun juga.

d. Motivasi Berhubungan Erat dengan Kebutuhan Dalam Belajar

Kebutuhan yang tidak bisa dihindari oleh anak didik adalah keinginannya untuk menguasai sejumlah ilmu pengetahuan. Oleh karena itu


(24)

16

anak didik belajar. Guru yang berpengalaman cukup bijak memanfaatkan kebutuhan anak didik, sehingga dapat memancing semangat belajar anak didik agar menjadi anak yang gemar belajar. Anak didik juga giat belajar untuk memenuhi kebutuhannya demi memuaskan rasa ingin tahunya terhadap sesuatu. e. Motivasi dapat Memupuk Optimisme dalam Belajar

Anak didik yang mempunyai motivasi dalam belajar selalu yakin dapat menyelesaikan setiap pekerjaan yang dilakukan. Para siswa yakin bahwa belajar bukanlah kegiatan yang sia-sia. Hasilnya akan berguna tidak hanya kini, tetapi juga di hari yang akan datang.

f. Motivasi Melahirkan Prestasi dalam Belajar

Dari berbagai hasil penelitian selalu menyimpulkan bahwa motivasi mempengaruhi prestasi belajar. Tinggi rendahnya motivasi selalu dijadikan indikator dalam baik buruknya prestasi belajar seorang peserta didik.10

4. Teori motivasi

Teori-teori yang perlu diketahui dalam motivasi antara lain: a. Teori insting

Menurut teori ini, tindakan setiap diri manusia diasumsikan seperti tingkah jenis binatang. Tindakan manusia itu dikatakan selalu berkait dengan insting atau pembawaan. Dalam memberikan respons terhadap adanya kebutuhan seolah-olah tanpa dipelajari. Tokoh dari teori ini adalah Mc. Dougall.

10


(25)

17

b. Teori fisiologis

Teori ini juga disebut “Behaviour theories”. Menurut teori ini, semua tindakan manusia itu berakar pada usaha memenuhi kepuasan dan kebutuhan organik atau kebutuhan untuk kepentingan fisik. Dari teori ini muncul perjuangan hidup, perjuangan untuk mempertahankan hidup, struggle for survival.

c. Teori psikoanalitik

Teori ini mirip dengan teori insting, tetapi lebih ditekankan pada unsur-unsur kejiwaan yang ada pada diri manusia. Bahwa setiap tindakan manusia karena adanya unsur pribadi manusia yakni id dan ego. Tokoh dari teori ini adalah Freud.11

5. Macam Motivasi

Berbicara tentang macam atau jenis motivasi ini dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Yaitu antara lain:

a. Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya 1) Motif-motif bawaan

Yang dimaksud motif bawaan adalah motif yang dibawah sejak lahir, jadi motivasi itu ada tanpa dipelajari. Sebagai contoh : dorongan untuk makan, minum, bekerja, beristirahat, dan dorongan seksual.

11

Sardiman,Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar,(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), hal ; 82-83


(26)

18

2) Motif-motif yang dipelajari

Motif-motif yang timbul karena dipelajari. Sebagai contoh : dorongan untuk belajar suatu cabang ilmu pengetahuan, dan untuk mengajar sesuatu dalam masyarakat.

b. Jenis Motivasi menurut pembagian dari Wooworth dan Marquis

1) Motif atau kebutuhan organis, misalnya kebutuhan untuk minum, makan, bernafas, seksual, berbuat dan kebutuhan untuk beristirahat.

2) Motif-motif darurat. Yang termasuk motif ini antara lain : dorongan untuk menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas, untuk berusaha, dan untuk memburu. Motivasi jenis ini timbul karena rangsangan dari luar.

3) Motif-motif objektif. Dalam hal ini menyangkut kebutuhan untuk melakukan eksplorasi, melakukan manipulasi, dan untuk menaruh minat. Motif ini muncul karena dorongan untuk menghadapi dunia luar secara efektif.

c. Motivasi jasmaniah dan rohaniah

Ada beberapa ahli yang menggolongkan jenis motivasi ini menjadi dua jenis yakni motivasi jasmaniah dan motivasi rohaniah. Yang termasuk motivasi jasmani seperti refleks, insting otomatis, dan nafsu. Sedangkan yang termasuk motivasi rohaniah adalah kemauan.12

12

Sardiman,Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar,(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), hal ; 86-88


(27)

19

d. Motivasi intrinsik dan ekstrinsik 1) Motivasi intrinsik

Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.

Bila seorang siswa telah memiliki motivasi intrinsik dalam dirinya, maka siswa tersebut secara sadar akan melakukan suatu kegiatan yang tidak memerlukan motivasi dari luar dirinya.

Dorongan belajar bersumber pada kebutuhan, yang berisikan keharusan untuk menjadi orang yang terdidik dan berpengetahuan. Jadi, motivasi intrinsik muncul berdasarkan kesadaran dengan tujuan esensial, bukan sekedar atribut dan seremonial.

2) Motivasi ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah kebalikan dari motivasi intrinsik. Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar.

Motivasi belajar dikatakan ekstrinsik bila anak didik menempatkan tujuan belajarnya di luar faktor-faktor situasi belajar. Anak didik belajar karena ingin mencapai tujuan yang terletak di luar hal yang dipelajarinya. Misalnya, untuk mencapai angka tinggi, diploma, gelar, kehormatan, dan sebagainya.13

13


(28)

20

6. Unsur-Unsur Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Dalam motivasi belajar terdapat unsur-unsur yang mempengaruhi, yaitu antara lain :

a. Cita-cita atau aspirasi siswa

Motivasi belajar tampak pada keingian anak sejak kecil, seperti keinginan belajar berjalan, dapat membaca, dan lain sebagainya. Keberhasilan mencapai keinginan tersebut menumbuhkan kemauan bergiat, bahkan di kemudian hari menimbulkan cita-cita dalam kehidupan. Timbulnya cita-cita dibarengi oleh perkembangan akal, moral, kemauan, bahasa, dan nilai-nilai kehidupan. Timbulnya cita-cita juga dibarengi oleh perkembangan kepribadian.

Dari segi emansipasi kemandirian, keinginan yang terpuaskan dapat memperbesar kemauan dan semangat belajar. Dari segi pembelajaran, penguatan dengan hadiah atau juga hukuman akan dapat mengubah keinginan menjadi kemauan, dan kemudian kemauan menjadi cita-cita.

Menurit Monks, Schein, dan Singgih Gunarsa, cita-cita akan memperkuat motivasi belajar intrinsik maupun ekstrinsik. Sebab tercapainya suatu cita-cita akan mewujudkan aktualisasi diri.

b. Kemampuan siswa

Keinginan seorang anak perlu dibarengi dengan kemampuan atau kecakapan untuk mencapainya. Sehingga dapat dikatakan bahwa kemampuan


(29)

21

akan memperkuat motivasi anak untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan.

c. Kondisi siswa

Kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmani dan rohani mempengaruhi motivasi belajar. Dengan kata lain, kondisi jasmani dan rohanu siswa berpengaruh pada motivasi belajar.

d. Kondisi lingkungan siswa

Lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam, lingkungan tempat tinggal, pergaulan sebaya, dan kehidupan kemasyarakatan. Dengan lingkungan yang aman, tenteram, tertib, dan indah maka semangat dan motivasi belajar mudah diperkuat.

e. Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran

Siswa memiliki perasaan, perhatian, kemauan, ingatan, dan pikiran yang mengalami perubahan berkat pengalaman hidup. Pengalaman dengan teman sebayanya berpengaruh pada motivasi dan perilaku belajar. Lingkungan siswa yang berupa lingkungan alam, lingkungan tempat tinggal, dan pergaulan juga mengalami perubahan. Ligkungan budaya siswa yang berupa surat kabar, majalah, radio, televisi, dan film semakin menjangkau siswa. Kesemua lingkungan tersebut mendinamiskan motivasi belajar. Guru profesional diharapkan mampu memanfaatkan surat kabar, majalah, siaran radio, televisi, dan sumber belajar di sekitar sekolah untuk meningkatkan motivasi belajar.


(30)

22

f. Upaya guru dalam membelajarkan siswa

Upaya guru membelajarkan siswa terjadi di sekolah dan di luar sekolah. Upaya pembelajaran di sekolah meliputi hal-hal berikut : 1) menyelenggarakan tertib belajar di sekolah, 2) membina disiplin belajar dalam setiap kesempatan, 3) membina belajar tertib pergaulan, dan 4) membina belajar tertib lingkungan sekolah.

Upaya pembelajaran guru di sekolah tidak terlepas dari kegiatan luar sekolah. Pusat pendidikan luar sekolah yang penting adalah keluarga, lembaga agama, pramuka, dan pusat pendidikan pemuda yang lain.14

7. Bentuk-Bentuk Motivasi Belajar

Di dalam kegiatan belajar-mengajar peranan motivasi baik intrinsik maupun ekstrinsik sangat diperlukan untuk mendorong anak didik agar tekun belajar. Unsur ekstrinsik sangat diperlukan bila terdapat diantara anak didik yang kurang berminat mengikuti pelajaran tertentu. Peranan motivasi ekstrinsik cukup besar untuk membimbing anak didik dalam belajar.

Menurut Drs. Wasty Soemanto bahwa guru-guru sangat menyadari pentingnya motivasi dalam bimbingan belajar siswa. Berbagai macam teknik, misalnya kenaikan tingkat, penghargaan, peranan-peranan kehormatan, piagam-piagam prestasi, pujian, dan celaan telah digunakan untuk mendorong peserta didik

14


(31)

23

agar mau belajar. Adakalanya guru-guru mempergunakan tejnik-teknik tersebut secara tidak tepat.

Kesalahan dalam memberikan motivasi ekstrinsik akan berakibat merugikan prestasi belajar anak didik dalam kondisi tertentu. Interaksi belajar mengajar menjadi kurang harmonis. Tujuan pendidikan dan pengajaran pun tidak akan tercapai dalam waktu yang relatif singkat sesuai dengan target yang dirumuskan.15

Ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah, antara lain :

a. Memberi angka

Angka dalam hal ini adalah simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Banyak siswa yang belajar, yang tujuan utamanya justru untuk mencapai angka atau nilai yang baik. Sehingga siswa biasanya yang dikejar adalah nilai ulangan atau nilai-nilai pada raport angkanya baik-baik.

Angka-angka yang baik ini bagi para siswa merupakan motivasi yang sangat kuat. Namun, pencapaian angka-angka seperti itu belum merupakan hasil belajar yang sejati dan bermakna. Oleh karena itu, langkah selanjutnya yang harus ditempuh adalah bagaimana cara memberikan angka-angka yang dapat dikaitkan dengan values yang terkandung di dalam setiap pengetahuan yang

15


(32)

24

diajarkan kepada para siswa sehingga tidak sekedar kognitif saja tetapi juga keterampilan fisiknya.16

Pemberian angka yang baik juga penting diberikan kepada peserta didik yang kurang bergairah belajar bila hal itu dianggap dapat memotivasi anak didik untuk belajar dengan bersemangat. Namun, bila sebaliknya maka hal itu perlu dipertimbangkan sehingga tidak mendapatkan protes dari anak didik lainnya. Kebijaksanaan ini diserahkan kepada guru sebagai orang yang berkompeten dan lebih banyak mengetahui tentang aktivitas belajar anak didik biasanya.17

b. Hadiah

Hadiah adalah memberikan sesuatu kepada orang lain sebagai penghargaan atau kenang-kenangan/cinderamata. Hadiah yang diberikan kepada orang lain bisa berupa apa saja tergantung dari keinginan pemberi. Atau bisa juga disesuaikan dengan prestasi yang dicapai oleh seseorang. Penerima hadiah tidak tergantung dari jabatan, profesi, dan usia seseorang. Semua orang berhak menerima hadiah dari seseorang dengan motif-motif tertentu.

Dalam dunia pendidikan, hadiah bisa dijadikan sebagai alat motivasi. Hadiah dapat diberikan kepada anak didik yang berprestasi tinggi, rangking satu, dua atau tiga dari peserta didik lainnya. Pemberian hadiah yang diberikan dapat berupa beasiswa yang dapat diberikan setiap bulan, beasiswa yang diberikan

16

Sardiman,Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar,(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), hal ; 91

17


(33)

25

bertujuan untuk memotivasi siswa agar senantiasa mempertahankan prestasi belajarnya dan juga untuk membantu mereka yang berprestasi dalam segala hal tetapi memiliki latar belakang ekonomi yang lemah agar bisa tetap melanjutkan pendidikan mereka.

Pemberian hadiah bisa juga diberikan dalam bentuk lain seperti buku-buku tulis, pensil, bolpoin, dan buku-buku-buku-buku bacaan lainnya yang dikumpulkan dalam sebuah kotak yang terbungkus dengan rapi. Pemberian hadiah seperti ini dapat dilakukan pada setiap kenaikan kelas.18

Hadiah tidak dapat selalu dikatakan sebagai motivasi bagi seorang siswa. Karena hadiah untuk suatu pekerjaan mungkin tidak akan menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat untuk pekerjaan tersebut.19 c. Saingan/kompetensi

Saingan atau kompetensi ini dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar siswa. Persaingan, baik berupa persaingan individu maupun persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.20 Kondisi ini dapat dimanfaatkan untuk menjadikan proses interaksi belajar mengajar yang kondusif. Untuk menciptakan suasana yang demikian, metode mengajar memegang peranan yang sangat penting.21

18

Syaiful Bahri Djamarah,Psikologi Belajar,01, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2002), hal ; 125 19

Sardiman,Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar,(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), hal ; 92

20

Ibid : hal ; 93 21


(34)

26

d. Ego-involvement

Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai suatu tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting.

e. Memberi ulangan

Para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui akan ada ulangan. Oleh karena itu, memberi ulangan juga merupakan sarana motivasi bagi siswa. Tetapi harus diingat, pemberian ulangan jangan terlalu sering (misal setiap hari) karena bisa membosankan dan bersifat rutinitas. Dalam hal ini guru juga harus terbuka, maksudnya kalau akan ulangan harus diberitahukan kepada siswanya.

f. Mengetahui hasil

Dengan mengetahui hasil belajar, apalagi kalau terjadi kemajuan maka akan mendorong siswa untuk untuk lebih giat belajar. Semakin mengetahui bahwa grafik hasil belajar meningkat, maka ada motivasi pada diri siswa untuk terus belajar dengan harapan hasilnya terus meningkat.

g. Pujian

Pujian ini adalah bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik. Oleh karena itu, supaya pujian ini merupakan motivasi maka pemberiannya harus tepat. Dengan pujian yang tepat akan


(35)

27

memupuk suasana yang menyenangkan dan mempertinggi gairah belajar serta sekaligus akan membangkitkan harga diri.

h. Hukuman

Hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi. Oleh karena itu, guru harus memahami prinsip-prinsip pemberian hukuman.22 Hukuman akan merupakan alat motivasi bila dilakukan dengan pendekatan edukatif, bukan karena dendam. Pendekatan edukatif di sini sebagai hukuman yang mendidik dan bertujuan memperbaiki sikap dan perbuatan anak didik yang dianggap salah. Sehingga dengan hukuman yang diberikan itu anak didik tidak mengulangi kesalahan atau pelanggaran. Minimal mengurangi frekuensi pelanggaran. Akan lebih baik bila anak didik berhenti melakukannya di hari mendatang.23

i. Hasrat untuk belajar

Hasrat untuk belajar berarti ada unsur kesegajaan, dan ada maksud untuk belajar. Hal ini akan lebih baik, bila dibandingkan dengan segala sesuatu kegiatan yang tanpa maksud. Hasrat untuk belajar berarti pada diri anak didik itu memang ada motivasi untuk belajar, sehingga sudah tentu hasilnya akan lebih baik daripada anak didik yang berhasrat untuk belajar.24

22

Sardiman,Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar,(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), hal ; 93-94

23

Syaiful Bahri Djamarah,Psikologi Belajar,01, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2002), hal ; 131 24

Sardiman,Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar,(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), hal ; 94


(36)

28

Hasrat untuk belajar merupakan potensi yang tersedia di dalam diri peserta didik. Potensi tersebut harus ditumbuhsuburkan dengan menyediakan lingkungan belajar yang kreatif sebagai pendukung utamanya.25

j. Minat

Minat memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap aktivitas belajar. Anak didik yang berminat terhadap suatu mata pelajaran akan mempelajarinya dengan sungguh-sungguh karena ada daya tarik baginya. Anak didik mudah menghafal pelajaran yang menarik minatnya. Proses belajar akan berjalan lancar bila disertai minat.26

Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat. Sehingga tepatlah kalau minat merupakan alat motivasi yang pokok. Proses belajar itu akan berjalan lancar kalau disertai dengan minat. Mengenai minat ini antara lain dapat dibangkitkan dengan cara-cara sebagai berikut:

1) Membangkitkan adanya suatu kebutuhan

2) Menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang lampau 3) Memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik 4) Menggunakan berbagai macam bentuk mengajar

25

Ibid : hal ;132 26


(37)

29

k. Tujuan yang diakui

Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa merupakan alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan memahami tujuan yang harus dicapai maka akan timbul gairah untuk terus belajar.27

8. Fungsi motivasi dalam belajar

Motivasi sangat diperlukan dalam kegiatan belajar. Hasil belajar akan menjadi optimal, jika ada motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan, akan semakin berhasil juga pelajaran itu. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa.

Fungsi motivasi tersebut antara lain :

a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

b. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.

c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi untuk mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

d. Pendorong usaha dan pencapaian prestasi.28

27

Sardiman,Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar,(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), hal ; 95

28


(38)

30

9. Tujuan Motivasi Belajar

Tujuan dari adanya motivasi belajar dalam diri seorang siswa adalah untuk menggerakkan atau menggugah siswa agar timbul keinginan dan kemauannya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau tujuan tertentu. Bagi seorang guru, tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau memacu para siswanya agar timbul keinginan dan kemauannya untuk meningkatkan prestasi belajarnya sehingga tercapai tujuan pendidikan sesuai dengan yang diharapkan dan ditetapkan di dalam kurikulum sekolah.29

10. Indikator Motivasi Belajar

Motivasi merupakan peristiwa mental yang tidak dapat diamati. Namun terdapat beberapa indikator yang mengindikasikan keberadaan motivasi belajar dalam diri anak didik, antara lain:

a. Durasi kegiatan: lama kemampuan peserta didik menggunakan waktunya untuk belajar.

b. Frekuensi kegiatan: seberapa sering siswa belajar.

c. Persistensi siswa: ketetapan siswa dan juga kelekatan siswa pada tujuan belajar yang ingin dicapai.

d. Ketabahan, keuletan dan kemampuan dalam menghadapi kesulitan. e. Pengabdian dan pengorbanan siswa dalam belajar.

f. Tekun menghadapi tugas.

29


(39)

31

g. Tingkat aspirasi siswa yang hendak dicapai dengan kegiatan belajar. h. Tingkatan kualifikasi prestasi.30

Adapun menurut Hamzah B Uno indikator yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat motivasi seseorang antara lain:

a. Adanya hasrat dan keinginan berhasil

Siswa memiliki keinginan yang kuat untuk berhasil menguasai materi dan mendapatkan nilai yang tinggi dalam kegiatan belajarnya.

b. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar

Siswa merasa senang dan memiliki rasa membutuhkan terhadap kegiatan belajar.

c. Adanya harapan dan cita-cita dimasa yang akan datang

Siswa memiliki harapan dan cita-cita atas materi yang dipelajarinya. d. Adanya penghargaan dalam belajar

Siswa merasa termotivasi oleh hadiah atau penghargaan dari guru atau orang-orang disekitarnya atas keberhasilan belajar yang telah mereka capai.

e. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar

Semua merasa tertarik mengikuti kegiatan pembelajaran.

f. Adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan seorang siswa dapat belajar dengan baik

Siswa merasa nyaman pada situasi lingkungan tempat mereka belajar.31

30


(40)

32

Sedangkan menurut Nana Sudjana, indikator motivasi belajar adalah sebagaimana berikut ini :

a. Minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran

b. Semangat siswa untuk melakukan tugas-tugas belajarnya c. Tanggung jawab dalam mengerjakan tugas-tugas belajarnya

d. Reaksi yang ditunjukkan siswa terhadap stimulus yang diberikan oleh guru e. Rasa senang dan puas dalam mengerjakan tugas yang diberikan.32

11. Motivasi Belajar PKn

a. Pengertian pembelajaran PKn

Berdasarkan UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) berubah menjadi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dan dalam Kurikulum 2004 disebut sebagai mata pelajaran Kewarganegaraan (Citizenship). Mata pelajaran Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosial kultur, bahasa, usia, dan suku bangsa untuk menjadi warga Negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Fungsinya adalah sebagai wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas, terampil, berkarakter yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD 1945.

31

Hamzah. B. Uno,Teori Motivasi dan Pengukurannya,(Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hal : 23 32

Nana Sudjana,Penilaan Hasil Proses Belajar Mengajar,(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), hal :61


(41)

33

Pendidikan Kewarganegaraan adalah wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya Bangsa Indonesia yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku dalam kehidupan sehari-hari siswa baik sebagai individu, masyarakat, warganegara dan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Perilaku-perilaku tersebut adalah seperti yang tercantum di dalam penjelasan Undang-Undang tentang Pendidikan Nasional pasal 39 ayat (2) yaitu perilaku yang memancarkan iman dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam masyarakat yang terdiri dari berbagai golongan agama, perlaku yang bersifat kemanusiaan yang adil dan beradab, perilaku yang mendukung persatuan bangsa dalam masyarakat yang beraneka ragam kebudayaan dan beraneka ragam kepentingan., perilaku yang mendukung kerakyatan yang mengutamakan kepentingan perorangan dan golongan sehingga perbedaan pemikiran, pendapat atau kepentingan diatas melalui musyawarah dan mufakat, serta perilaku yang mendukung upaya untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Di samping itu Pendidikan Kewarganegaraan juga dimaksudkan sebagai usaha untuk membekali siswa dengan budi pekerti, pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan antara sesama warga negara maupun antar warga negara dengan negara. Serta pendidikan bela negara agar menjadi warga nagara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara.

PKn merupakan ilmu yang diperoleh dan dikembangkan berdasarkan terpaan moral yang mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana


(42)

34

gejala-gejala sosial, khususnya yang berkaitan dengan moral serta perilaku manusia. Pendidikan Kewarganegaraan termasuk pelajaran bidang ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari teori-teori serta perihal sosial yang ada di sekitar lingkungan masyarakat kita.33

b. Tujuan PKn

Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

1) Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan

2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti-korupsi

3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya

4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.34

33 bagawanabiyasa.wordpress.com/2013/05/16/pembelajaran-pkn-di-sd/, diakses tanggal 10 Mei 2014 pukul 13.05

34

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia, Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi.


(43)

35

c. Ruang Lingkup PKn

Ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan meliputi aspek-aspek sebagai berikut:

1) Persatuan dan Kesatuan bangsa, meliputi: Hidup rukun dalam perbedaan, Cinta lingkungan, Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, Sumpah Pemuda, Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Partisipasi dalam pembelaan negara, Sikap positif terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, Keterbukaan dan jaminan keadilan

2) Norma, hukum dan peraturan, meliputi: Tertib dalam kehidupan keluarga, Tata tertib di sekolah, Norma yang berlaku di masyarakat, Peraturan-peraturan daerah, Norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, Sistim hukum dan peradilan nasional, Hukum dan peradilan internasional 3) Hak asasi manusia meliputi: Hak dan kewajiban anak, Hak dan kewajiban

anggota masyarakat, Instrumen nasional dan internasional HAM, Pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM

4) Kebutuhan warga negara meliputi: Hidup gotong royong, Harga diri sebagai warga masyarakat, Kebebasan berorganisasi, Kemerdekaan mengeluarkan pendapat, Menghargai keputusan bersama, Prestasi diri , Persamaan kedudukan warga negara


(44)

36

5) Konstitusi Negara meliputi: Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang pertama, Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia, Hubungan dasar negara dengan konstitusi

6) Kekuasan dan Politik, meliputi: Pemerintahan desa dan kecamatan, Pemerintahan daerah dan otonomi, Pemerintah pusat, Demokrasi dan sistem politik, Budaya politik, Budaya demokrasi menuju masyarakat madani, Sistem pemerintahan, Pers dalam masyarakat demokrasi

7) Pancasila meliputi: kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara, Proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara, Pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai ideologi terbuka

8) Globalisasi meliputi: Globalisasi di lingkungannya, Politik luar negeri Indonesia di era globalisasi, Dampak globalisasi, Hubungan internasional dan organisasi internasional, dan Mengevaluasi globalisasi.35

35

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi.


(45)

37

d. Materi Keputusan Bersama dalam Pembelajaran PKn

Materi keputusan bersama ini diambil dari Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang terdapat dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi yang sebagaimana di bawah ini :

Tabel 2.1

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Materi Keputusan Bersama

Stándar Kompetensi Kompetensi Dasar

4. Menghargai keputusan bersama

4.1 Mengenal bentuk-bentuk keputusan bersama 4.2 Mematuhi keputusan bersama

Berikut akan dijelaskan secara ringkas mengenai materi keputusan bersama pada mata pelajaran PKn kelas V yaitu :

1) Pengertian Keputusan Bersama

Organisasi adalah kelompok manusia yang diatur untuk bekerja sama guna mencapai tujuan yang sama. Organisasi terdiri atas beberapa orang. Tujuan bersamalah yang menyatukan orang-orang tersebut.

Setiap organisasi pasti terdapat perbedaan. Misalnya perbedaan pendapat, pikiran dan lain sebagainya. Oleh karena itu, dalam organisasi pasti ada usaha untuk mengatasi perbedaan. Untuk mengatasi perbedaan ini, ada aturan-aturan yang harus ditaati bersama. Salah satu cara untuk mengatasi perbedaan adalah dengan musyawarah.


(46)

38

Musyawarah dilakukan untuk menetapkan keputusan bersama. Keputusan bersama adalah keputusan yang melibatkan semua orang yang berkepentingan. Keputusan bersama melibatkan semua anggota organisasi.

Ada beberapa nilai dasar yang harus diperhatikan dalam melakukan musyawarah. Beberapa nilai dasar tersebut antara lain :

a) Kebersamaan b) Persamaan hak

c) Kebebasan mengemukakan pendapat d) Penghargaan terhadap pendapat orang lain

e) Pelaksanaan hasil keputusan secara bertanggung jawab 2) Bentuk-Bentuk Keputusan Bersama

Dalam sebuah organisasi, keputusan bersama dapat diambil melalui tiga cara. Yaitu antara lain :

a) Musyawarah untuk mufakat

Musyawarah untuk mufakat adalah bentuk pengambilan keputusan bersama yang mengedepankan kebersamaan. Musyawarah dilakukan dengan cara mempertemukan semua pendapat yang berbeda-beda. Setelah semua pendapat didengar dan ditampung, pendapat yang paling baik akan disepakati bersama.


(47)

39

Musyawarah untuk mufakat biasanya dilakukan dalam organisasi yang jumlah anggotanya sedikit. Misalnya, keluarga, Rukun Tetangga (RT) atau Desa. b) Melalui pemungutan suara atauvoting

Voting merupakan cara kedua jika musyawarah untuk mufakat gagal dilakukan. Dalam voting, pendapat yang memperoleh suara terbanyak menjadi keputusan bersama. Dengan demikian, pendapat lain yang mendapat suara lebih sedikit terpaksa diabaikan.

Voting tidak hanya dilakukan pada saat kata mufakat tidak ditemukan. Pemungutan suara juga dilakukan pada pengambilan keputusan yang tidak dapat dimusyawarahkan. Misalnya, pemilihan kepala pemerintahan, mulai pemilihan kepala desa hingga presiden.

c) Aklamasi

Aklamasi adalah pernyataan setuju secara lisan dari seluruh anggota kelompok. Pernyataan setuju ini dilakukan untuk melahirkan keputusan bersama. Aklamasi terjadi karena adanya pendapat yang dikehendaki oleh anggota kelompok.36

36

Setiati Widihastuti, dan Fajar Rahayuningsih,Pendidikan Kewarganegaraan SD/MI Kelas V, (Jakarta, PT Pustaka Insan Madani, 2008), hal ;79-84.


(48)

40

B. Metode Tanya Jawab dan Diskusi 1. Pengertian Metode

Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Menurut J.R. David metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan.37

Metode pembelajaran adalah cara-cara atau teknik penyajian bahan pelajaran yang akan digunakan oleh guru pada saat menyajikan bahan pelajaran, baik secara individual atau secara kelompok. Agar tercapainya tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan, seorang guru harus mengetahui berbagai metode. Dengan memiliki pengetahuan mengenai sifat berbagai metode maka seorang guru akan lebih mudah menetapkan metode yang paling sesuai dengan situasi dan kondisi. Penggunaan metode mengajar sangat bergantung pada tujuan pembelajaran.

Syarat-syarat yang harus diperhatikan oleh seorang guru dalam penggunaan metode pembelajaran adalah sebagai berikut :

a. Metode yang digunakan harus dapat membangkitkan motif, minat atau gairah belajar siswa.

b. Metode yang digunakan dapat merangsang keinginan siswa untuk belajar lebih lanjut.

37


(49)

41

c. Metode yang digunakan harus dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk mewujudkan hasil karya.

d. Metode yang digunakan harus dapat menjamin perkembangan kegiatan kepribadian siswa.

e. Metode yang digunakan harus dapat mendidik siswa dalam teknik belajar sendiri dan cara memperoleh pengetahuan melalui usaha pribadi.

f. Metode yang digunakan harus dapat menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai dan sikap siswa dalam kehidupan sehari-hari.38

2. Pengertian Metode Tanya Jawab dan Diskusi

Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini metode yang digunakan adalah metode tanya jawab dan metode diskusi.

a. Metode Tanya Jawab

Tanya jawab adalah metode mengajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat two way traffic karena pada saat yang sama terjadi dialog antara guru dan siswa. Guru bertanya siswa menjawab atau siswa bertanya guru menjawab. Metode tanya jawab dimaksudkan untuk merangsang berpikir siswa dan membimbingnya dalam mencapai atau mendapatkan pengetahuan. Dalam komunikasi ini terlihat adanya hubungan timbal balik secara langsung antara guru dan siswa.39

38

Ahmad Sabri,Strategi Belajar Mengajar & Micro Teaching, (Padang : Quantum Teaching, 2005), hal ;52-53.

39


(50)

42

Dalam pelaksanaan metode tanya jawab, pertanyaan yang dirumuskan dan yang digunakan dengan tepat dapat merupakan suatu alat komunikasi yang ampuh antara guru dan siswa. Dalam metode tanya jawab, menurut Ramayulis ada beberapa langkah-langkah pelaksanaannya, yaitu :

1) Tujuan pelajaran harus dirumuskan terlebih dahulu dengan sejelas-jelasnya. 2) Guru harus menyelidiki apakah metode tanya jawab, satu-satunya metode

yang paling tepat digunakan atau dipakai.

3) Guru harus meneliti untuk apa metode ini dipakai, apakah

a) Dipakai untuk menghubungkan pelajaran lama dengan pelajaran baru. b) Untuk mendorong siswa supaya mempergunakan pengetahuan untuk

memecahkan masalah. c) Untuk menyimpulkan uraian.

d) Untuk meningkatkan kembali terhadap apa yang telah dihafalkan siswa. e) Untuk menuntun pemikirannya

f) Untuk memusatkan perhatiannya.

4) Kemudian guru harus meneliti pula, apakah

a) Corak pertanyaan itu mengandung banyak masalah atau tidak. b) Terbatasnya ya atau tidak

c) Hanya dijawab dengan ya atau tidak atau ada untuk mendorong siswa berpikir untuk menjawabnya


(51)

43

6) Guru harus mengajarkan cara-cara mengemukakan pendapat dengan,

a) Mengemukakan suatu fakta yang dikutip dari buku, majalah, harian dan lain sebagainya

b) Meneliti setiap jawaban dengan menggunakan sumbernya. c) Dengan menjelaskan di papan tulis dengan berbagai argumentasi. d) Menguji kebenarannya terhadap orang-orang ahli.

e) Melaksanakan eksperimen untuk membuktikan kebenarannya.40

Dari penjelasan di atas, maka pelaksanaan metode tanya jawab yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1) Guru merumuskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dalam pembelajaran PKn.

2) Guru melakukan penyelidikan tentang efektifitas penggunaan metode tanya jawab dalam pembelajaran PKn.

3) Guru menentukan pemakaian metode tanya jawab dalam pembelajaran untuk apa, dalam pembelajaran ini metode tanya jawab digunakan untuk menyimpulkan uraian, untuk menuntun pemikirannya, dan untuk memusatkan perhatiannya.

4) Guru menggunakan model pertanyaan 5W+1H dalam memberikan pertanyaan kepada siswa kelas V, agar siswa merasa tertantang untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.

40


(52)

44

5) Guru memilih diantara jawaban-jawaban siswa yang dapat diterima.

6) Guru mengajarkan cara-cara mengemukakan pendapat dengan menjelaskan di papan tulis dengan berbagai argumentasi.

b. Metode Diskusi

Menurut Killen, diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa, serta untuk membuat suatu keputusan. Oleh karena itu, diskusi bukanlah debat yang bersifat adu argumentasi. Diskusi lebih bersifat bertukar pengalaman untuk menentukan keputusan tertentu secara bersama-sama.

Pada metode diskusi bahan atau materi pembelajaran tidak diorganisir sebelumnya serta tidak disajikan secara langsung kepada siswa, materi pembelajaran ditemukan dan diorganisir oleh siswa sendiri karena tujuan utama metode ini bukan hanya sekedar hasil belajar tetapi yang lebih penting adalah proses belajar.

Secara umum ada dua jenis diskusi yang biasa dilakukan dalam proses pembelajaran, yaitu diskusi kelompok dan diskusi kecil. Diskusi kelompok dinamakan juga diskusi kelas. Pada diskusi ini permasalahan yang disajikan oleh guru dipecahkan oleh kelas secara keseluruhan. Pengatur jalannya diskusi adalah


(53)

45

guru. Lain halnya pada diskusi kelompok kecil, pada diskusi ini siswa dibagi dalam beberapa kelompok.

Setiap kelompok terdiri dari tiga-tujuh orang. Proses pelaksanaan diskusi ini dimulai dari guru menyajikan masalah dengan beberapa sub-masalah. Setiap kelompok memecahkan sub-masalah yang disampaikan oleh guru. Proses diskui diakhiri dengan laporan setiap kelompok.41

3. Tujuan Metode Tanya Jawab dan Diskusi a. Tujuan metode tanya jawab

1) Untuk mengecek dan mengetahui sampai sejauh mana materi pelajaran yang dikuasai oleh siswa.

2) Untuk merangsang siswa berpikir.

3) Memberi kesempatan pada siswa untuk mengajukan masalah yang belum dipahami.

4) Memotivasi siswa untuk menimbulkan sikap kompetisi dalam belajar. 5) Melatih siswa untuk berpikir dan berbicara secara sistematis berdasarkan

pemikiran orisinil.42 b. Tujuan metode diskusi

Tujuan utama metode diskusi adalah untuk memecahkan suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan peserta didik, serta untuk membuat suatu keputusan.43

41

Abdul Majid,Strategi Pembelajaran, 01, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2013), hal ;200 42


(54)

46

4. Manfaat Metode Tanya Jawab dan Diskusi a. Manfaat metode tanya jawab

Manfaat metode tanya jawab antara lain : 1) Mendorong siswa aktif berfikir

2) Memberikan kesempatan kepada siswa menanyakan hal-hal yang kurang jelas sehingga Bapak/Ibu guru dapat menjelaskan kembali. Dalam hal ini guru dapat menyuruh siswa lain yang sudah mengerti untuk menjelaskan kepada yang bertanya

3) Perbedaan pendapat antara siswa dapat dikompromikan atau diarahkan pada suatu diskusi.44

b. Manfaat metode diskusi

Manfaat metode diskusi antara lain :

1) Dapat merangsang siswa untuk lebih kreatif, khususnya dalam memberikan gagasan dan ide-ide.

2) Dapat melatih untuk membiasakan diri bertukar pikiran dalam mengatasi setiap permasalahan.

3) Dapat melatih siswa untuk dapat mengemukakan pendapat atau gagasan secara verbal.

43

Mulyono,Strategi Pembelajaran menuju Efektivitas Pembelajaran di Abad Global,(Malang :UIN Maliki Press, 2012), hal ; 91

44


(55)

47

5. Langkah-Langkah Metode Tanya Jawab dan Diskusi

Langah-langkah penerapan metode taksi dalam pembelajaran PKn materi keputusan bersama antara lain:

1. Guru menjelaskan tentang keputusan bersama.

2. Guru memberikan pertanyaan terkait dengan materi yang telah disampaikan, guru memberi kebebasan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dimengerti.

3. Guru membagi siswa menjadi kelompok kecil, yaitu antara 4 sampai 5 kelompok.

4. Guru membagikan soal cerita yang berisi masalah terkait dengan keputusan bersama kepada masing-masing kelompok.

5. Setiap kelompok mendiskusikan masalah yang telah mereka dapatkan. 6. Perwakilan dari masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi

di depan kelas.

6. Kekurangan Dan Kelebihan Metode Tanya Jawab dan Diskusi a. Kekurangan dan kelebihan metode tanya jawab

Kelemahan :

1) Akan menimbulkan penyimpangan pembicaraan

2) Dapat menghambat cara berfikir anak bila tidak/kurang pandai membawakannya.


(56)

48

b. Kekurangan dan kelebihan metode diskusi

Ada beberapa kekurangan metode diskusi ketika diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar:

1) Sering terjadi pembicaraan dalam diskusi dikuasai oleh dua atau tiga orang siswa yang memiliki keterampilan berbicara.

2) Kadang-kadang pembahasan dalam diskusi meluas sehingga kesimpulan menjadi kabur.

3) Diskusi tidak menjamin prestasi.

Selain beberapa kekurangan, diskusi juga memiliki beberapa kelebihan seperti di bawah ini:

1) Metode diskusi dapat merangsang siswa untuk lebih kreatif, khususnya dalam memberikan gagasan dan ide-ide.

2) Dapat melatih untuk membiasakan diri bertukar pikiran dalam mengatasi setiap permasalahan.

3) Dapat melatih siswa untuk dapat mengemukakan pendapat atau gagasan secara verbal. Di samping itu, diskusi juga bisa melatih siswa untuk menghargai pendapat orang lain.45

4) Memupuk kepercayaan kepada diri sendiri.

5) Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menjalin hubungan dan kerjasama berikutnya.46

45


(57)

49

C. Peningkatan Motivasi Belajar PKn Melalui Metode Tanya Jawab dan Diskusi

Metode tanya jawab adalah sebuah metode yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung antara guru dan peserta didik. Guru bertanya siswa menjawab ataupun sebaliknya. Sedangkan metode diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada sebuah permasalahan yang berkaitan dengan materi yang disampaikan oleh guru. Sehingga apabila kedua metode ini dijadikan satu maka akan mampu membangkitkan keaktifan siswa dalam kegiatan belajar mengajar di kelas.

Dengan pertanyaan-pertanyaan yang diberikan secara terus menerus, akan memaksa siswa untuk ikut serta secara aktif dalam proses pembelajaran, begitu juga dengan permasalahan-permasalahan yang diberikan untuk didiskusikan akan membuat siswa lebih aktif dalam kegiatan belajar PKn di kelas.

Jika setiap siswa telah aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar PKn di kelas, maka hal ini merupakan bukti bahwa motivasi belajar siswa semakin meningkat. Diharapkan peningkatan motivasi belajar selalu diikuti dengan peningkatan minat belajar siswa, baik secara mandiri maupun dalam kegiatan belajar di sekolah sehingga dapat membawa dampak pada peningkatan prestasi belajar siswa. Peningkatan prestasi belajar ditandai dengan meningkatnya jumlah nilai yang diperoleh oleh siswa pada saat dilakukan evaluasi.

46


(58)

50

Maka dengan menggunakan kedua metode ini motivasi belajar siswa akan meningkat, Karena metode ini menuntut siswa untuk lebih aktif. Dengan meningkatnya motivasi belajar, maka prestasi peserta didik juga meningkat.


(59)

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas merupakan terjemahan dari classroom action research, yaitu suatuaction researchyang dilakukan di kelas.

Penelitian tindakan kelas adalah sebuah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan hasil belajar meningkat.45

Penelitian PTK ini menggunakan model Kurt Lewin, pada model ini dalam tiap satu siklus terdiri atas empat langkah pokok, yaitu: 1). Perencanaan (planning), 2). tindakan (acting), 3). Observasi (observing), dan 4). Refleksi(reflecting).

45


(60)

1. Perencanaan ( a) Membua Mempersiapka c) Mempersia mengenai prose 2. Melaksanakan

tindakan yang meliputi kegia

Gambar 3.1

Model Penelitian dalam Setiap Siklus

n (planning), pada tahap ini kegiatan yang dilakuk buat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

pkan fasilitas dari sarana pendukung yang diperluka siapkan instrumen untuk merekam dan menga proses dan hasi tindakan.

an tindakan (acting), pada kegiatan ini peneliti me ng telah dirumuskan di RPP dalam situasi yang a giatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup.

52

kukan adalah : (RPP), b) lukan di kelas, ganalisis data

melaksanakan g aktual, yang


(61)

53

3. Melaksanakan pengamatan (observing), pada tahap ini yang dilakukan adalah : a) Mengamati perilaku siswa-siswi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, b) Memantau kegiatan diskusi/kerja sama antar siswa-siswi dalam kelompok, c) Mengamati pemahaman tiap-tiap anak terhadap penguasaan materi pembelajaran, yang telah dirancang sesuai dengan tujuan PTK.

4. Melakukan refleksi (reflecting), pada tahap ini kegiatan yang dilakukan oleh peneliti adalah : a) mencatat hasil observasi, b) Mengevaluasi hasil observasi, c) Menganalisis hasil pembelajaran, d) Mencatat kelemahan-kelemahan untuk dijadikan bahan penyusunan rancangan siklus berikutnya, sampai tujuan PTK dapat dicapai.

B. Settingpenelitian dan Karakteristik Subyek Penelitian

Setting penelitian ini meliputi: tempat penelitian, waktu penelitian, dan objek penelitian tindakan kelas sebagai berikut:

1. Tempat penelitian : kelas V MI Assa’adah Desa Sukowati Kecamatan Bungah, Kabupaten Gresik.

2. Subjek penelitian : siswa kelas V MI Assa’adah Desa Sukowati Kecamatan Bungah, Kabupaten Gresik dengan jumlah siswa keseluruhan 19 siswa yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan.


(62)

54

C. Variabel yang Diselidiki

Dalam penelitian tindakan kelas ini, variabel-variabel sebagai berikut: 1. Variabel input : siswa kelas V MI Assa’adah Desa Sukowati Kecamatan

Bungah, Kabupaten Gresik.

2. Variabel proses : penerapan metode tanya jawab dan diskusi 3. Variabel output : peningkatan motivasi belajar.

D. Rencana Tindakan

Penelitian ini dilakukan dengan memberikan tindakan berupa : 1. Perencanaan(planning)

a) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) b) Menyiapkan sumber, media, dan alat pembelajaran

c) Menyusun instrumen penelitian yang meliputi ; pedoman wawancara, pedoman observasi, dan lembar angket.

2. Menerapkan tindakan(acting)

Melaksanakan tindakan yang telah dirumuskan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Kegiatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dimaksud adalah sebagai berikut :


(63)

55

Tabel 3.1

Kegiatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu Metode

Awal 1. Guru masuk ke kelas dengan mengucapkan salam.

2. Sebelum memulai pelajaran guru mengajak para siswa untuk berdo’a bersama.

3. Guru menanyakan kabar kepada siswa.

4. Guru mengabsen siswa yang tidak hadir pada hari ini.

5. Dengan tanya jawab, guru mengingatkan kembali pelajaran yang telah dipelajari kemarin. 6. Guru mengaitkan pelajaran hari ini

dengan pelajaran kemarin.

7. Guru memberikan pertanyaan terkait dengan pelajaran hari ini,

“apa ada yang pernah melakukan diskusi?”

8. Guru menyampaikan tujuan yang ingin dicapai pada pembelajaran hari ini. 10 menit Tanya jawab Tanya jawab

Inti 1. Guru menjelaskan tentang keputusan bersama.

2. Guru memberikan pertanyaan terkait dengan materi yang telah disampaikan, guru memberi kebebasan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dimengerti.

3. Guru membagi siswa menjadi kelompok kecil, yaitu 4 kelompok.

50 menit

Tanya Jawab


(64)

56

4. Guru membagikan soal cerita yang berisi masalah terkait dengan keputusan bersama kepada masing-masing kelompok.

5. Setiap kelompok mendiskusikan masalah yang telah mereka dapatkan.

6. Perwakilan dari masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas.

7. Perwakilan kelompok menawarkan ke peserta “apakah ada yang ingin

mengajukan pertanyaan? silakan”.

Kemudian salah satu peserta dari kelompok lain mengajukan pertanyaan terkait dengan hasil diskusi yang telah dibacakan,

misalnya : “menurut kamu apakah

yang dilakukan oleh rudi tersebut

benar?” Diskusi Diskusi Diskusi Tanya jawab

Penutup 1. Guru melakukan refleksi atau penguatan dengan mengajukan pertanyaan terkait dengan kegiatan yang telah dilakukan.

2. Guru memberi pesan kepada siswa agar selalu belajar setiap malam. 3. Menyampaikan pelajaran yang

akan disampaikan pada pertemuan selanjutnya.

4. Guru menutup pelajaran hari ini dengan membaca hamdalah bersama-sama, kemudian mengucapkan salam.

10 menit Tanya jawab


(65)

57

3. Melakukan observasi(observing)

Peneliti merekam dan mengamati perilaku siswa-siswi dan guru selama kegiatan pembelajaran berlangsung, memantau kegiatan belajar siswa dalam menerapkan metode tanya jawab dan diskusi dalam proses pembelajaran dengan menggunakan instrumen observasi.

4. Melakukan refleksi(reflecting)

a) Mencatat hasil pengamatan selama proses belajar mengajar berlangsung b) Mengevaluasi dan menganalisis hasil pengamatan pada saat proses

pembelajaran berlangsung.

c) Mencatat kendala-kendala yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung.

d) Mengembangkan dengan tindakan perbaikan sesuai dengan hasil angket untuk digunakan pada siklus berikutnya.

E. Data dan Cara Pengumpulannya 1. Sumber Data

Setiap penelitian mempunyai sumber data untuk menunjang suatu penelitian tersebut. Sumber data dalam PTK ini adalah sebagai berikut :

a. Siswa : untuk mendapatkan data tentang motivasi PKn selama proses belajar mengajar


(66)

58

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada hakikatnya adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Teknik pengumpulan data yang digunakan antara lain :

a. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui percakapan dan tanya jawab, baik secara langung maupun tidak langsung dengan responden untuk mencapai tujuan tertentu.46

Menurut moleong, wawancara adalah kegiatan percakapan dengan maksud tertentu, yang dilakukan oleh dua obelah pihak, yaitu pewawancara dan yang diwawancarai.47

Teknik wawancara dilakukan peneliti untuk mengumpulkan data tentang motivasi yang dimiliki siswa dalam mata pelajaran PKn sebelum dan sesudah diberikan tindakan metode tanya jawab dan diskusi. Teknik ini dilaksanakan pada hari Senin tanggal 13 April 2015 di MI Assa’adah dengan narasumber Ibu Dra. Mulyani sebagai guru mata pelajaran PKn kelas V.

Adapun instrumen yang digunakan adalah lembar wawancara guru dan siswa. Hal-hal yang berkaitan dengan proses wawancara dapat dilihat pada tabel berikut :

46

Zainal Arifin,Penelitian Pendidikan,01, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2011) hal ; 233 47


(67)

59

Tabel 3.2

Kisi-Kisi Instrumen Wawancara dengan Guru dan Siswa

Guru Siswa

1) Bagaimana proses pembelajaran PKn pada siswa kelas V MI Assa’adah?

2) Bagaimana hasil belajar siswa kelas V dalam pembelajaran PKn di MI

Assa’adah?

3) Bagaimana guru mengatasi motivasi siswa kelas V yang rendah pada

pemb Pkn di MI Assa’adah?

4) Bagaimana guru mengatasi motivasi siswa kelas V yang tinggi pada pemb

Pkn di MI Assa’adah?

5) Jika ada nilai di bawah KKM, apa yang anda lakukan?

1) Apa kamu suka pelajaran PKn yang baru kamu ikuti?

2) Apa kamu setuju setiap jam pelajaran PKn, materi keputusan bersama menggunakan metode seperti ini?mengapa?

3) Apakah kamu memiliki keinginan untuk terus berlatih mengerjakan soal keputusan bersama?

4) Apa yang membuat kamu malas dengan pelajaran PKn materi keputusan bersama?

b. Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan jalan pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, objektif dan rasional mengenai berbagai fenomena, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan tertentu.48

48


(68)

60

Teknik observasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang aktifitas guru dan siswa selama proses pembelajaran PKn tentang keputusan bersama di MI Assa’adah Sukowati Gresik kelas V sedang berlangsung. Adapun kisi-kisi lembar observasi tersebut adalah sebagai berikut :

Tabel 3.3

Lembar Observasi Aktivitas Guru

No. Aspek yang diamati Nilai

1 2 3 4

I

Persiapan

Guru menyiapkan RPP

Guru menyiapkan absensi siswa

Guru menyiapkan instrumen penilaian siswa

II

Pelaksanaan

Kegiatan awal

1. Guru mengucapkan salam

2. Guru membimbing siswa berdo’a bersama 3. Guru menyampaikan apersepsi

4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

Kegiatan inti

Eksplorasi

1. Guru menjelaskan materi secara sederhana

2. Guru menggali pengetahuan awal siswa dengan bertanya jawab.

Elaborasi


(69)

61

2. Guru membagikan soal cerita yang berisi masalah terkait dengan keputusan bersama

3. Guru mengarahkan diskusi kelas Konfirmasi

1. Perwakilan dari masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. Penutup

1. Guru mengajukan pertanyaan terkait materi yang disampaikan

2. Guru melakukan refleksi atau penguatan. 3. Guru memberi pesan kepada siswa

4. Guru menyampaikan materi pelajaran yang akan datang

III

Pengelolaan Waktu

1. Melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai waktu yang direncanakan dalam RPP

2. Guru tepat dalam memberikan kesimpulan dan menutup pelajaran

Keterangan :

1 = sangat tidak baik (tidak ilakukan, tidak sesuai aspek, tidak efektif, dan tidak tepat waktu

2 = tidak baik (dilakukan, tidak sesuai aspek, tidak efektif, tidak sesuai waktu) 3 = baik (dilakukan, sesuai aspek, efektif, tidak sesuai waktu)


(70)

62

Kriteria keberhasilan : ≥ 90 % : Sangat baik 80-89 % : Baik

60-79 % : Cukup 40-59% : Kurang ˂ 40 % : Sangat kurang

Tabel 3.4

Lembar Observasi Aktivitas Siswa

No. Aspek yang diamati Nilai

1 2 3 4

Kegiatan awal

1. Siswa menjawab salam guru 2. Siswa berdo’a bersama guru

3. Siswa merasa antusias dengan apresiasi yang disampaikan oleh guru

4. Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru

Kegiatan Inti

5. Siswa memperhatikan dan memahami materi yang disampaikan oleh guru

6. Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru

7. Siswa memposisikan diri sesuai dengan kelompok yang sudah ditentukan


(71)

63

diberikan

9. Siswa yang ditunjuk untuk mempresentasikan hasil diskusi maju ke depan kelas

Kegiatan Penutup

10. Siswa menanyakan hal yang belum jelas 11. Siswa mencatat hasil diskusi dan

menyimpulkan materi pelajaran

12. Siswa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru terkait dengan materi yang telah disampaikan

Keterangan :

1 = sangat tidak baik (tidak ilakukan, tidak sesuai aspek, tidak efektif, dan tidak tepat waktu

2 = tidak baik (dilakukan, tidak sesuai aspek, tidak efektif, tidak sesuai waktu) 3 = baik (dilakukan, sesuai aspek, efektif, tidak sesuai waktu)

4 = sangat baik (dilakukan, sesuai aspek, efektif, tepat waktu) Kriteria keberhasilan :

≥ 90 % : Sangat baik 80-89 % : Baik

60-79 % : Cukup 40-59% : Kurang ˂ 40 % : Sangat kurang


(1)

105

Hasil nilai rata-rata angket motivasi belajar awal adalah 75,8% (Rendah)

dan meningkat menjadi 82,4% (Tinggi) pada angket motivasi belajar akhir

setelah dilakukan tindakan. Selain itu juga didapatkan bahwa presentase motivasi belajar tinggi atau sangat tinggi juga meningkat. Hasil presentase motivasi tinggi pada siklus I adalah 42,11% dan meningkat menjadi84,2%


(2)

106

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Penerapan metode tanya jawab dan diskusi dalam meningkatkan motivasi belajar pada pembelajaran PKn materi keputusan bersama pada siswa kelas V di MI Assa’adah Sukowati Gresik telah berjalan dengan baik melalui perbaikan dan refleksi dari setiap siklusnya. Pada siklus pertama, siswa diberikan motivasi melalui pemberian ice breaking yaitu dengan menyanyikan lagu “Kring-kring ada sepeda” sebelum pembelajaran dimulai, setelah diberikan ice breaking siswa terlihat lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran PKn. Sedangkan pada siklus kedua, selain siswa diberikan motivasi melalui pemberian ice breaking, siswa juga diberikan permainan-permainan kecil agar lebih tertarik dengan pembelajaran PKn. Selain itu soal yang diberikan juga berbeda dengan soal pada siklus sebelumnya, di sini setiap siswa diharuskan menjawab satu soal yang terdapat di soal cerita. Hasil nilai rata-rata dari penerapan ini untuk guru pada siklus I adalah 80%

(Baik), dan pada siklus II adalah sebesar 93% (Sangat baik). Sedangkan

hasil penerapan untuk siswa adalah 75% (Baik) pada siklus I, dan untuk


(3)

107

2. Adanya peningkatan Motivasi belajar siswa setelah menggunakan metode tanya jawab dan diskusi didapatkan dari hasil penyebaran angket motivasi belajar. Berdasarkan analisis data, dapat diketahui bahwa metode tanya jawab dan diskusi dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran PKn. Hasil nilai rata-rata angket motivasi belajar awal adalah

75,8% (Rendah) dan meningkat menjadi 82,4% (Tinggi) pada angket

motivasi belajar akhir setelah dilakukan tindakan. selain itu juga didapatkan bahwa presentase motivasi belajar tinggi / sangat tinggi juga meningkat. Hasil presentase motivasi tinggi pada siklus I sebesar 42,11% dan meningkat menjadi 84,2% pada siklus II.

B. Saran

Berdasarkan simpulan hasil penelitian di MI Assa’adah Sukowati diatas, maka dapat disampaikan saran-saran sebagai berikut :

1. Bagi Guru

Dengan kondisi tertentu, maka penggunaan metode tanya jawab dan diskusi dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. oleh karena itu, bagi guru mata pelajaran PKn diharapkan memiliki kemauan dalam mengembangkan kegiatan belajar mengajar agar dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa.


(4)

108

2. Bagi Siswa

Dengan melaksanakan penelitian tindakan kelas (PTK) dapat mendorong siswa dalam kegiatan belajar. Sehingga hasil yang diperoleh juga semakin menngkat. Oleh karena itu, Peserta didik hendaknya selalu mempersiapkan diri dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar agar prestasi belajarnya semakin meningkat.

3. Bagi Pihak Sekolah

Pihak sekolah sebaiknya dapat memberikan sarana dan prasarana yang lebih baik lagi untuk mendukung kegiatan proses belajar mengajar di kelas dan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Selain itu, pihak sekolah seharusnya memberi dukungan kepada guru agar dapat mengembangkan kegiatan belajar mengajar.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. 2011.Penelitian Pendidikan.01. (Bandung : PT Remaja Rosdakarya) Djamarah, Syaiful Bahri. 2002.Psikologi Belajar.01. (Jakarta : PT Rineka Cipta) Hamzah, dkk. 2011. Menjadi Peneliti PTK yang Profesional, (Jakarta : Bumi

Aksara)

Majid, Abdul. 2013.Strategi Pembelajaran.01. (Bandung : PT Remaja Rosdakarya) Mujiono, dan Dimyati. 1999.Belajar dan Pembelajaran. (Jakarta : PT Rineka Cipta) Mulyono. 2012. Strategi Pembelajaran menuju Efektivitas Pembelajaran di Abad

Global.(Malang :UIN Maliki Press)

Ngalim Purwanto. 1990.Psikologi Pendidikan.(Jakarta : PT Remaja Rosdakarya) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006

tentang Standar Isi

Rahayuningsih, Fajar, dan Setiati Widihastuti. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan SD/MI Kelas V. (Jakarta, PT Pustaka Insan Madani)

Ramayulis. 1990.Metode Pembelajaran Agama Islam. (Jakarta : Kalam Mulia) Sabri, Ahmad. 2005. Strategi Belajar & Mengajar Micro Teaching. (Padang :

Quantum Teaching)

Sardiman. 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada)

Sriyono. 1992.Teknik Belajar Mengajar dalam CBSA. (Jakarta : PT Rineka Cipta) Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. (Bandung: Remaja

Rosdakarya)

Sukardi. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Tindakan Kelas. 01. (Jakarta : Bumi Aksara)


(6)

110

Uno, Hamzah. B. 2007.Teori Motivasi dan Pengukurannya.(Jakarta: Bumi Aksara) Yamin, Martinis. 2003. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. 01. (Jakarta:

Gaung Persada Press)

Bagawanabiyasa.wordpress.com/2013/05/16/pembelajaran-pkn-di-sd/, diakses tanggal 10 Maret 2015 pukul 13.05

http://www.scribd.com/doc/78107605/5-Konsep-Penting-Motivasi-Belajar, diakses tanggal 02 Maret 2015 pukul 10.38