PENGARUH PENGETAHUAN AWAL SISWA DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP GAYA BELAJAR SISWA SERTA IMPLIKASINYA PADA HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI : Survei di SMA Negeri dan Swasta di Kota Sukabumi.

(1)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ………. i

KATA PENGANTAR ………. ii

UCAPAN TERIMAKASIH ………. iii

DAFTAR ISI ………. vi

DAFTAR TABEL ………. ix

DAFTAR GAMBAR ………. xi

BAB I PENDAHULUAN……….. 1

1.1.LatarBelakang………... 1

1.2.RumusanMasalah……… 11

1.3.TujuandanManfaatPenelitian……… 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS……… 14

2.1. KajianPustaka………. 14

2.1.1. KonsepBelajar……….. 14

2.1.2. TeoriBelajar……….. 16

2.1.3. KonsepHasilBelajar……… 27

2.1.3.1. Faktor yang MempengaruhiHasilBelajar... 28

2.1.3.2. JenisdanIndikatorHasilBelajar………… 30

2.1.4. Pengetahuanawal……….. 32

2.1.4.1. KonsepPengetahuanAwal……….. 32

2.1.4.2. Jenis-jenisPengetahuanAwalSiswa……... 37

2.1.4.3. IdentifikasiPengetahuanAwalSiswa…….. 40

2.1.4.4. DimensiEntering Behavior………. 41

2.1.5. IklimSekolah………. 41

2.1.5.1. KonsepIklimSekolah……….. 41

2.1.5.2. PengertianIklimSekolah………. 43

2.1.5.3. UrgensiIklimSekolah……….. 43

2.1.5.4. DimensiPengukuranIklimSekolah………. 45

2.1.5.5. GambaranIklimSekolah……….. 47

2.1.6. Gaya Belajar……….. 50

2.1.6.1. Konsep Gaya Belajar……… 50

2.1.6.2. Pengertian Gaya Belajar………... 52

2.1.6.3. Analisis Gaya Belajar……….. 53

2.1.6.4. Aspek-aspek Gaya Belajar……….. 54

2.2. KerangkaPemikiran……… 56

2.3. PenelitianSebelumnya………. 74

2.4. Hipotesis……….. 76

BAB III METODOLOGI PENELITIAN………. 78

3.1. ObjekPenelitian……… 78


(2)

3.3. PopulasidanSampel……….. 79

3.4. OperasionalisasiVariabel……… 84

3.5. TeknikPengumpulan Data……… 85

3.6. TeknikSkoring………. 85

3.7. PengujianInstrumenPenelitian……… 86

3.7.1. Korelasi Item-Total danKorelasi Item-Total Dikoreksi……… 87

3.7.2. Koefisien Alpha Cronbach………. 89

3.8. TeknikAnalisis Data……… 91

3.8.1. AnalisisDeskriptifVariabel………... 92

3.8.2. Path Analisis……….. 92

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……… 99

4.1. HasilPenelitian……… 99

4.1.1. DeskripsiLokasiPenelitian………. 99

4.1.1.1. Deskripsi Kota Sukabumi……… 99

4.1.1.2. JumlahSiswa SMA NegeridanSwasta Kota Sukabumi……….. 100

4.1.2. DeskripsiRespondenPenelitian……… 101

4.1.2.1. DeskripsiRespondenBerdasarkanJenisK elamin……….. 101

4.1.2.2. DeskripsiRespondenBerdasarkanusia…. 102 4.1.3. DeskripsiVariabelPenelitian……….. 103

4.1.3.1. DeskripsiVariabelPengetahuanAwal…… 103

4.1.3.2. DeskripsiVariabelIklimSekolah……….. 104

4.1.3.3. DeskripsiVariabel Gaya BelajarSiswa….. 107

4.1.3.4. DeskripsiVariabelHasilBelajarSiswa….. 109

4.2. PengujianHipotesis………..… 110

4.3. Pengujian Model Strukturaldibedakanmenurut Gaya BelajarSiswa………...………….. 117

4.4. Pengujian Model StrukturaldibedakanmenurutSMA negeridanswasta……… 119 4.5. Perbandingan Model Fit Summary……… 121

4.6. Pembahasan……… 122

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI……. 138

5.1. Kesimpulan……….. 138

5.2. Rekomendasi……… 140


(3)

(4)

BAB I PENDAHULAN 1.1.Latar Belakang

Persoalan paling mendasar yang dihadapi oleh siswa IPS di sekolah khususnya di sekolah lanjutan tingkat atas adalah rendahnya hasil belajar siswa IPS dibandingkan dengan siswa IPA, dan rata-rata hasil belajar siswa IPS tidak selalu stabil di atas rata-rata nilai minimum. Sebagaimana yang dikemukakan oleh

Winda Aprillia (2011) juga dalam penelitiannya mengatakan bahwa “hasil belajar

siswa pada mata pelajaran ekonomi di SMAN 1 Grogol masih tergolong rendah karena jumlah siswa yang mendapatkan nilai di atas standar Ketuntasan Belajar

Minimum masih sedikit”, hal ini juga sesuai dengan yang dikemukakan oleh

Sarwastuti Novia (2012) bahwa “rendahnya hasil belajar IPS siswa terutama

disebabkan oleh faktor guru”.Nu‟man Somantri (2001:132) bahwa kendala dalam upaya pembaharuan pendidikan IPS ini diantaranya keahlian akademik, fasilitas belajar, mutu buku pelajaran serta administrasi dan manajemen.

Hasil belajar siswa merupakan output dari proses belajar yang ia jalankan di sekolah. Semakin tinggi hasil belajar yang didapatkan, maka diindikasi semakin efektifnya proses pembelajaran yang berlangsung. Ukuran tinggi rendahnya hasil belajar saat ini masih menggunakan nilai ujian akhir nasional. Ujian Nasional merupakan salah satu indikator yang menunjukkan tinggi rendahnya mutu pendidikan, karena nilai ujian nasional bebas dari intervensi dan rekayasa proses belajar mengajar yang dilakukan di sekolah. Dengan demikian, diharapkan peningkatan mutu pendidikan di segala jenjang dapat meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa dalam tatanan sosial selalu menginginkan perubahan


(5)

kualitas sumber daya tapi tidak dibarengi dengan kualitas pendidikan. Hal ini mengakibatkan kesenjangan antara tuntutan masyarakat dan dunia pendidikan.

Sejak tahun ajaran 2010/2011, Indonesia menetapkan standar nilai kelulusan siswa SMA berdasarkan nilai akhir yaitu komposisi nilai UN dan nilai sekolah (nilai rapor semester 3,4,5 dan nilai ujian sekolah) masing-masing sebesar 40% dan 60%. Ini merupakan kebijakan yang diambil oleh pemerintah untuk mengurangi tindakan-tindakan yang dapat mengintervensi nilai ujian nasional ataupun upaya untuk tetap memberikan penilaian terhadap proses siswa di sekolah. Adapun komposisi nilai tersebut pada jenjang SMA di Kota Sukabumi dapat dilihat pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1

Rata-rata Nilai UN Ekonomi, Nilai Sekolah dan Nilai Akhir Program IPS SMA di Kota Sukabumi Tahun Pelajaran 2010/2011

No. Nama Sekolah UN NS NA

1 SMA Negeri 1 7.68 8.18 7.89

2 SMA Negeri 2 6.31 8.32 7.12

3 SMA Negeri 3 8.59 8.30 8.49

4 SMA Negeri 4 7.97 8.24 8.09

5 SMA Negeri 5 6.60 8.07 8.35

6 SMA Advent 7.79 8.54 8.10

7 SMA Hayatan Thayyibah 7.69 8.28 7.93

8 SMA K BPK Penabur 7.75 7.81 7.79

9 SMA Mardi Yuana 7.39 8.32 7.76

10 SMA Muhammadiyah 7.13 8.40 7.64

11 SMA Nurul Karomah 8.26 7.73 8.06

12 SMA Pasundan 8.70 7.96 8.41

13 SMA Pelita YNH 3.88 7.78 5.45

14 SMA PGRI 1 7.25 7.86 7.50

15 SMA Taman Siswa 7.34 8.27 7.73

16 SMA YAD 7.79 8.07 7.91

Jumlah 118,08 130,08 124,16

Rata-rata 7.38 8.13 7.76

Sumber: Dinas Pendidikan Kota Sukabumi, diolah

Berdasarkan Tabel 1.1 dapat dilihat nilai akhir kelulusan siswa SMA di kota Sukabumi mencapai nilai diatas rata-rata, tapi nilai akhir tersebut mendapat kontribusi dari nilai sekolah yang notabene diperoleh dari guru/sekolah


(6)

berdasarkan proses belajar mengajar yang kemungkinan besar masih adanya intervensi dari guru mata pelajaran.

Adapun nilai rata-rata ujian nasional (UN) SMA negeri dan swasta di Kota Sukabumi berdasarkan program pilihan dapat dilihat pada Tabel 1.2.

Tabel 1.2

Nilai Hasil UN SMA Tahun Pelajaran2010/2011 Kota Sukabumi

Nama Sekolah Nilai Rata-rata UN Program IPA

Nilai Rata-rata UN Program IPS

SMA Negeri 1 8,88 8,15

SMA Negeri 2 8,43 7,75

SMA Negeri 3 9,31 8,77

SMA Negeri 4 8,87 8,26

SMA Negeri 5 8,98 8,32

SMA Advent 7,61 6,81

SMA Hayatan Thayyibah 9,12 8,33

SMA K BPK Penabur 7,76 7,79

SMA Mardi Yuana 7,91 7,88

SMA Muhammadiyah 8,29 7,61

SMA Nurul Karomah - 8,26

SMA Pasundan 8,26 8,02

SMA Pelita YNH - 6,10

SMA PGRI 1 8,20 7,68

SMA Taman Siswa 8,14 7,61

SMA YAD - 8,12

JUMLAH 109,76 125,46

RATA-RATA 8,44 7,84

Sumber: Dinas Pendidikan Kota Sukabumi, diolah

Berdasarkan Tabel 1.2 dapat dilihat bahwa secara keseluruhan nilai rata-rata ujian nasional SMA di Kota Sukabumi melebihi standar nilai kelulusan siswa yang ditetapkan pemerintah pusat, tetapi nilai rata-rata nilai UN program IPS lebih rendah di bandingkan dengan rata-rata nilai UN program IPA.

Hingga saat ini pandangan orang tua, sikap dan perhatian siswa terhadap ilmu sosial masih rendah jika dibandingkan dengan pandangan mereka terhadap ilmu alam. Begitu juga dengan tuntutan orang tua kepada anaknya supaya masuk program IPA, padahal anak tersebut mempunyai minat terhadap ilmu sosial. Karena pembelajaran ilmu sosial selama ini hanya menekankan pada hafalan dan


(7)

mementingkan isi daripada proses sehingga tidak diarahkan pada pembelajaran yang bermakna yang berfungsi bagi kehidupan sehari-hari (meaningfull learning).

Menurut Sardiman (dalam Pos Kota, 2011), selama ini ilmu-ilmu sosial mendapatkan perlakukan kurang adil. Ilmu ini seolah ditempatkan pada peringkat atau kelas dua dalam tataran keilmuan. Termasuk pada lembaga pendidikan level SMA dan perguruan tinggi. salah satu buktinya, lomba keilmuan lebih banyak pada ilmu eksakta (sains) dan tidak pernah melombakan ilmu sosial. Padahal tanpa ilmu sosial, Negara ini juga tidak bisa dijalankan dengan baik. Sebab ilmu-ilmu sosial tidak sebatas mempelajari gejala dan aturan yang berlaku ditengah masyarakat secara sempit, tetapi juga menyangkut bagaimana seseorang menjadi warga Negara yang baik, bagaimana mengatur Negara dan bagaimana berdemokrasi.

Kajian dari ilmu sosial salah satu diantaranya adalah ilmu ekonomi, dalam dunia pendidikan mata pelajaran ekonomi SMA berfungsi mengembangkan kemampuan siswa untuk berekonomi dengan cara mengenal berbagai kenyataan dan peristiwa ekonomi, memahami konsep dan teori serta berlatih dalam memecahkan masalah ekonomi yang terjadi di lingkungan masyarakat (Depdiknas, 2003). Inilah yang menjadi acuan pendidikan ekonomi di sekolah agar hasil pembelajaran dari segi kognitif, afektif dan psikomotor tidak terlepas dari nilai-nilai falsafah Negara.

Ilmu ekonomi mempelajari analisis tentang cost and benefit untuk membantu manusia untuk menentukan pilihan dan mengambil keputusan. Hal ini penting dalam menghadapi situasi yang penuh dengan kelangkaan untuk


(8)

memperbaiki pola alokasi sumber-sumber produktif yang tersedia. Maka sistem ekonomilah yang dapat memecahkan masalah fundamental tersebut dengan cara yang berbeda-beda tergantung sistem nilai dan budaya yang dianut masyarakat (Samuelson, 2001:2-18).

Pendidikan merupakan satu cara seseorang untuk memperoleh kehidupan lebih baik di masa yang akan datang. Perilaku, wawasan, keahlian dan keterampilan manusia dengan nilai-nilai tersebut merupakan subjek dari konsepsi sumber daya manusia (human capital). Teori human capital meganggap bahwa tenaga kerja merupakan pemegang kapital (capital holder) yang tercermin dalam keterampilan, pengetahuan dan produktivitas kerjanya. Jika tenaga kerja merupakan pemegang kapital, orang dapat melakukan investasi untuk dirinya dalam rangka memilih profesi atau pekerjaan yang dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya (Nanang Fattah, 2009:18).

Keuntungan pendidikan tidak selalu dapat diukur dengan standar nilai ekonomi atau uang. Hal ini disebabkan manfaat pendidikan, disamping memiliki nilai ekonomi juga memiliki nilai sosial. Dalam pengukuran dampak pendidikan terhadap keuntungan ekonomi atau pendapat seseorang dari produktivtas yang dimilikinya, memerlukan asumsi-asumsi. Asumsi-asumsi bahwa produktivitas seseorang dianggap merupakan fungsi dari keahlian dan keterampilan yang diperoleh dari pendidikan. Ada empat kategori yang dapat dijadikan indikator dalam menentukan tingkat keberhasilan pendidikan, yaitu dapat tidaknya seorang lulusan melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi, dapat tidaknya memperoleh pekerjaan, besarnya penghasilan (gaji) yang diterima, sikap perilaku dalam


(9)

konteks sosial, budaya dan politik (Nanang Fattah, 2009:28). Dari indikator-indikator penentu tersebut maka dapat disimpulkan, jika seorang idividu tidak dapat menyelesaikan pendidikannya dengan baik maka keuntungan pendidikan tidak dapat diperoleh dengan maksimal.

Tujuan mata pelajaran ekonomi SMA dan MA pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

1. Memahami sejumlah konsep ekonomi untuk mengaitkan peristiwa dan masalah ekonomi dengan kehidupan sehari-hari terutama yang terjadi di lingkungan individu, rumah tangga, masyarakat dan Negara.

2. Menampilkan sikap ingin tahu terhadap sejumlah konsep ekonomi yang diperlukan untuk mendalami ilmu ekonomi.

3. Membentuk sikap bijak, rasional dan bertanggung jawab dengan memiliki pengetahuan dan keterampilan ilmu ekonomi, manajemen dan akuntansi yang bermanfaat bagi diri sendiri, rumah tangga, masyarakat dan Negara. 4. Membuat keputusan yang bertanggung jawab mengenai nilai-nilai sosial

ekonomi dalam masyarakat yang majemuk, baik dalam skala nasional maupun internasional.

(Panduan Penyususnan KTSP: 2006)

Pendidikan ekonomi di sekolah pada kenyataannya lebih mengarah pada bagaimana cara mentransfer konsep-konsep ekonomi kapitalis, tidak mengedepankan nilai-nilai sosial ekonomi untuk membantu siswa dalam menyelesaikan masalah dalam kehidupannya sehari-hari. Hal ini bertentangan dengan UU Sisdiknas tahun 2003 tentang fungsi pendidikan nasional.

Undang-Undang No.20 Bab II pasal 3 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, menyatakan bahwa:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watakserta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupanbangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusiayang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,


(10)

berakhlak mulia, sehat,berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Dari tujuan nasional tersebut maka seluruh jalur, jenjang dan jenis pendidikan di Indonesia harus memiliki konsekuensi yang sama yaitu bermuara kepada tujuan pendidikan nasional yang dapat mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) secara terarah, terpadu, dan menyeluruh dengan melalui berbagai upaya proaktif dan reaktif oleh seluruh komponen yang ada secara optimal sesuai dengan potensinya dalam membentuk manusia Indonesia seutuhnya.

Peningkatan sumber daya manusia juga dapat dilakukan dengan perbaikan kualitas pendidikan disegala jenjang pendidikan. Akan tetapi untuk memperbaiki semua itu tidak semudah apa yang kita bayangkan, banyak sekali kendala-kendala yang dihadapi.

Bila dikaji lebih dalam mengenai kendala yang dihadapi untuk meningkatkan kualitas pendidikan dilihat dari proses pembelajaran di sekolah memang sulit untuk dirinci, karena kendala-kendala yang menyangkut pada keefektivan proses pembelajaran itu saling berkaitan. Misalnya dapat kita lihat pada pengetahuan awal siswa mengenai materi ekonomi, pengetahuan awal merupakan proses konstruksi dari pengalaman-pengalaman sebelumnya yang dapat memberikan kontribusi untuk penerimaan materi selanjutnya. Kemampuan kognitif atau kemampuan penalaran yang tinggi akan membantu siswa dapat belajar lebih baik dari pada siswa yang memiliki kemampuan kognitif sedang. (Anonim, 2001).


(11)

Slameto (2010:54) memaparkan bahwa faktor yang mempengaruhi hasil belajar antara lain dikelompokan menjadi dua yaitu internal dan eksternal seperti dijelaskan berikut ini:

1. Faktor Intern

a) Faktor jasmaniah, seperti faktor kesehatan dan cacat tubuh

b) Faktor psikologi, seperti intelegensi, perhatian, bakat, kematangan, motivasi, dan kesiapan

a) Faktor kelelahan 2. Faktor Ekstern

a) Faktor Keluarga, seperti cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan

b) Faktor Sekolah, seperti metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar penilaian diatas ukuran, keadaan gedung, metode mengajar dan tugas rumah.

c) Faktor masyarakat yang turut berpengaruh seperti kegiatan siswa dalam masyarakat, media massa, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat.

Lingkungan siswa adalah tempat di sekitar siswa untuk berinteraksi dengan orang lain maupun melakukan kegiatan, baik kegiatan sehari-hari maupun kegiatan belajar. Maka lingkungan siswa akan berpengaruh terhadap prestasi belajarnya. Menurut Slameto (2010:76), untuk dapat belajar yang efektif diperlukan lingkungan fisik yang baik dan teratur, misalnya:

1. Ruang belajar harus bersih, tak ada bau-bauan yang mengganggu konsentrasi pikiran.

2. Ruangan cukup terang, tidak gelap yang dapat mengganggu mata.

3. Cukup sarana yang diperlukan untuk belajar, misalnya alat pelajaran, buku-buku, dan sebagainya.

Lingkungan sekolah yang kurang kondusif tidak seluruhnya dipengaruhi faktor fisik saja, iklim sekolah juga merupakan faktor yang berpengaruh terhadap


(12)

proses belajar dan prestasi belajar. Interaksi guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa dan unit sosial lainnya pun akan mempengaruhi gaya belajar siswa yang berdampak pada keefektifan hasil belajar. Kondisi iklim sekolah yang memadai dan menyenangkan akan menimbulkan gaya belajar siswa sehingga siswa akan memperoleh hasil belajar yang optimal. Sebaliknya, tanpa adanya kondisi lingkungan sekolah yang memadai dan menyenangkan akan menimbulkan rendahnya minat dan mempengaruhi gaya belajar siswa sehingga hasil yang dicapai tidak optimal. Hali ini sesuai dengan aliran empirisme yang menyatakan

bahwa “…dalam perkembangan anak menjadi manusia dewasa itu sama sekali ditentukan oleh lingkungan nya…” (Ngalim Purwanto, 2011:59).

Untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, tidak lepas dari peranan guru yang senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang diharapkan dalam berbagai interaksi, baik dengan siswa (yang terutama), sesama guru maupun dengan staf lainnya. Peranan guru sebagai motivator ini penting artinya dalam rangka meningkatkan kegairahan dan pengembangan kegiatan belajar siswa. Guru harus dapat merangsang dan memberikan dorongan serta

reinforcement untuk mendinamisasikan potensi siswa, menumbuhkan swadaya

(aktivitas) dan daya cipta (kreativitas), sehingga akan terjadi dinamika proses belajar mengajar. Peranan guru sebagai motivator ini sangat penting dalam interaksi belajar mengajar, karena menyangkut esensi pekerjaan mendidik yang membutuhkan kemahiran sosial, menyangkut performance dalam arti personalisasi dan sosialisasi diri (Dewi Suhartini, 2002:1-2).


(13)

Hukum konvergensi yang dikemukakan oleh Withelm Stem dikutip dari Ngalim Purwanto (2011:60) yang menyatakan bahwa „pembawaan dan lingkungan kedua-duanya menentukan perkembangan manusia‟.

Selain itu pun karakter peserta didik, dari setiap peserta didik memiliki perilaku yang berbeda dalam menerima sebuah materi ekonomi. Gaya belajar yang dimilikinya akan menjadi faktor pendorong atas minat yang muncul dari dalam diri untuk dapat menerima materi seutuhnya sehingga tercapai efektivitas hasil belajar.

Beberapa penelitian yang bermaksud mengidentifikasi gaya belajar mahasiswa menurut Tanta (2010) “…menunjukkan bahwa 73 % gaya belajar sangat berpengaruh terhadap hasil belajar mahasiswa karena kecenderungan kepuasan sebagian besar mahasiswa diukur dari kelulusan pada mata kuliah dari pada pemahaman terhadap isi mata kuliah”.

Hasil lain menunjukkan bahwa mahasiswa dengan gaya belajar yang mirip dosen pengampu matakuliah tertentu, cenderung memiliki kinerja yang lebih baik atau lebih tinggi tingkat kepuasannya (Gaiger dalam Tanta, 2010:8).

Mengacu pada uraian di atas, dapat diketahui bahwa hasil belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil dari usaha yang disadari dilihat dari penilai yang diberikan guru pada mata pelajaran ekonomi. Berdasarkan masalah-masalah yang terjadi di atas, maka penulis akan melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Pengetahuan Awal Siswa dan Iklim Sekolah terhadap Gaya Belajar Siswa serta Implikasinya pada Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi“ (Survei di SMA Negeri dan Swasta di Kota Sukabumi)


(14)

1.2.Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka rumusan masalah untuk penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah pengaruh tingkat pengetahuan awal siswa terhadap efektivitas gaya belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi?

2. Bagaimanakah pengaruh kondusivitas iklim sekolah terhadap efektivitas gaya belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi?

3. Bagaimanakah pengaruh tingkat pengetahuan awal siswa terhadap tingkat hasil belajar mata pelajaran ekonomi?

4. Bagaimanakah pengaruh kondusivitas iklim sekolah terhadap tingkat hasil belajar mata pelajaran ekonomi?

5. Bagaimanakah pengaruh efektivitas gaya belajar siswa terhadap tingkat hasil belajar mata pelajaran ekonomi?

6. Bagaimanakah tingkat pengetahuan awal siswa pada mata pelajaran ekonomi?

7. Bagaimanakah kondusivitas iklim sekolah pada mata pelajaran ekonomi? 8. Bagaimanakah efektivitas gaya belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi? 9. Bagaimanakah tingkat hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi?


(15)

1.3.Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan :

1. Untuk mengetahui pengaruh tingkat pengetahuan awal siswa terhadap efektivitas gaya belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri dan Swasta di Sukabumi.

2. Untuk mengetahui pengaruh kondusivitas iklim sekolah terhadap efektivitas gaya belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri dan Swasta di Sukabumi.

3. Untuk mengetahui pengaruh tingkat pengetahuan awal siswa terhadap tingkat hasil belajar pada mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri dan Swasta di Sukabumi.

4. Untuk mengetahui pengaruh kondusivitas iklim sekolah terhadap tingkat hasil belajar pada mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri dan Swasta di Sukabumi.

5. Untuk mengetahui pengaruh efektivitas gaya belajar terhadap tingkat hasil belajar pada mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri dan Swasta di Sukabumi.

6. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan awal siswa pada mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri dan Swasta di Sukabumi.

7. Untuk mengetahui kondusivitas iklim sekolah pada mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri dan Swasta di Sukabumi.

8. Untuk mengetahui efektivitas gaya belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri dan Swasta di Sukabumi.


(16)

9. Untuk mengetahui tingkat hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri dan Swasta di Sukabumi.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi kegunaan dalam penelitian ini adalah :

1. Secara Teoritis

Untuk memperkaya khazanah ilmu pengetahuan dan untuk memberikan sumbangan pemikiran mengenai pengaruh pengetahuan awal siswa dan iklim sekolah (variabel independen), terhadap gaya belajar (variabel antara) serta hasil belajar (variabel dependen) pada mata pelajaran ekonomi.

2. Secara Praktis

a. Untuk memberikan informasi mengenai pengaruh pengetahuan awal siswa dan iklim sekolah (variabel independen), terhadap gaya belajar (variabel antara) serta hasil belajar (variabel dependen) pada mata pelajaran ekonomi.

b. Untuk dijadikan pertimbangan bagi pihak-pihak yang berkepentingan di dunia pendidikan dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan.


(17)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1.Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah tingkat hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi, sebagai variabel dependen. Pengetahuan awal siswa dan iklim sekolah sebagai variabel independen. Gaya belajar siswa menjadi variabel antara. Unit analisis dalam penelitian ini yaitu siswa kelas XI IPS SMA Negeri dan swasta di kota Sukabumi.

3.2.Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan langkah dan prosedur yang akan dilakukan untuk mengumpulkan data dalam rangka memecahkan masalah atau menguji hipotesis. Adapun metode dalam penelitian ini adalah metode survei eksplanatori.

Penelitian survei menurut Masri Singarimbun (2008:3) adalah penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang pokok. Menurur Klinger dalam Riduwan (2010:49) menyatakan bahwa penelitian survei adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi dan hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis.

Penelitian eksplanatori adalah penelitian bertujuan untuk menguji suatu teori atau hipotesis guna memperkuat atau bahkan menolak teori atau hipotesisi hasil penelitian yang sudah ada. Melalui penelitian eksplanatori ini dapat


(18)

diketahui bagaimana korelasi antara dua atau lebih variabel baik pola, arah, sifat, bentuk maupun kekuatan hubungannya.

3.3.Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Wiratna Sujarweni (2012:13) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah siswa kelas XI program IPS SMA di Kota Sukabumi sebanyak 1104 siswa. Populasi siswa kelas XI jurusan IPS dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1

Populasi Siswa Kelas XI Jurusan IPS SMA di Kota Sukabumi

No. Nama Sekolah Jumlah Siswa

1 SMA NEGERI 1 108

2 SMA NEGERI 2 152

3 SMA NEGERI 3 89

4 SMA NEGERI 4 171

5 SMA NEGERI 5 136

6 SMA ADVENT 9

7 SMA HAYATAN THAYYIBAH 15

8 SMA K BPK PENABUR 12

9 SMA MARDI YUANA 119

10 SMA MUHAMMADIYAH 89

11 SMA NURUL KAROMAH 13

12 SMA PASUNDAN 22

13 SMA PELITA 31

14 SMA PGRI 1 23

15 SMA TAMAN SISWA 86

16 SMA YAD 29

JUMLAH 1104


(19)

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti. Menurut Riduwan (2010:56) yang dimaksud menggeneralisasikan sampel adalah mengangkat kesimpulan penelitian sebagai suatu yang berlaku bagi populasi. Pengambilan sampel bila populasi sudah diketahui dengan menggunakan rumus berikut:

1 . 2  

d N

N n

dimana :

n = jumlah sampel N = jumlah populasi

d2 = presisi yang ditetapkan = 0,05

1 ) 05 , 0 ( 1104

1104 2  

n

1 76 , 2

1104  

n

76 , 3 1104 

n n = 293,6

Dari hasil diatas dibulatkan menjadi 294 siswa.

Dalam penelitian ini teknik penentuan sampel dilakukan melalui metode

stratified random sampling, menurut Singarimbun (2008:162) stratified random sampling yaitu metode pengambilan sampel yang bertujuan agar dapat

menggambarkan secara tepat sifat populasi yang heterogen. Yang dilakukan beberapa tahap:


(20)

a. Sampel kelas

Dalam penarikan sampel kelas dilakukan secara purposif, dimana yang menjadi sampel adalah siswa kelas XI jurusan IPS.

Tabel 3.2

Sampel Kelas XI Jurusan IPS Nama sekolah Jumlah ruang kelas XI

IPS

1 SMA NEGERI 1 4

2 SMA NEGERI 2 5

3 SMA NEGERI 3 3

4 SMA NEGERI 4 5

5 SMA NEGERI 5 4

6 SMA ADVENT 1

7 SMA HAYATAN THAYYIBAH 1

8 SMA K BPK PENABUR 1

9 SMA MARDI YUANA 4

10 SMA MUHAMMADIYAH 3

11 SMA NURUL KAROMAH 1

12 SMA PASUNDAN 1

13 SMA PELITA 1

14 SMA PGRI 1 1

15 SMA TAMAN SISWA 2

16 SMA YAD 1

Jumlah 38

b. Sampel Siswa

Dalam penarikan sampel siswa dilakukan secara proporsional, dimana setiap siswa diambil sampel secara random. Adapun rumus untuk menentukan ukuran sampel adalah sebagai berikut:

Dimana:

ni : ukuran sampel

n : ukuran sampel keseluruhan Ni : ukuran populasi stratum ke 1 N : ukuran populasi

xn N Ni ni


(21)

Tabel 3.3

Sampel Siswa Kelas XI IPS

No. Nama Sekolah Sampel

Kelas

Jumlah siswa

Sampel siswa

1 SMA NEGERI 1

XI IPS 1 27

294 1104

27 x

ni =7

XI IPS 2 27

294 1104

27 x

ni =7

XI IPS 3 27

294 1104

27 x

ni =7

XI IPS 4 27

294 1104

27 x

ni =7

2 SMA NEGERI 2

XI IPS 1 30

294 1104

30 x

ni =8

XI IPS 2 30

294 1104

30 x

ni =8

XI IPS 3 30

294 1104

30 x

ni =8

XI IPS 4 31

294 1104

31 x

ni =8

XI IPS 5 31

294 1104

31 x

ni =8

3 SMA NEGERI 3

XI IPS 1 30

294 1104

30 x

ni =8

XI IPS 2 30

294 1104

30 x

ni =8

XI IPS 3 29

294 1104

29 x

ni =8

4 SMA NEGERI 4

XI IPS 1 34

294 1104

34 x

ni =9

XI IPS 2 34

294 1104

34 x

ni =9

XI IPS 3 34

294 1104

34 x

ni =9

XI IPS 4 34

294 1104

34 x

ni =9

XI IPS 5 35

294 1104

35 x

ni =9

5 SMA NEGERI 5

XI IPS 1 34

294 1104

34 x


(22)

XI IPS 2 34

294 1104

34 x

ni =9

XI IPS 3 34

294 1104

34 x

ni =9

XI IPS 4 34

294 1104

34 x

ni =9

6 SMA ADVENT

XI IPS 1 9

294 1104

9 x

ni  =2

7 SMA HAYATAN THAYYIBAH

XI IPS 1 15

294 1104

15 x

ni  =4

8 SMA K BPK PENABUR

XI IPS 1 12

294 1104

12 x

ni =3

9 SMA MARDI YUANA

XI IPS 1 30

294 1104

30 x

ni =8

XI IPS 2 30

294 1104

30 x

ni =8

XI IPS 3 30

294 1104

30 x

ni =8

XI IPS 4 29

294 1104

29 x

ni =8

10 SMA MUHAMMADIYAH

XI IPS 1 29

294 1104

29 x

ni =8

XI IPS 2 30

294 1104

30 x

ni =8

XI IPS 3 31

294 1104

31 x

ni =8

11 SMA NURUL KAROMAH

XI IPS 1 13

294 1104

13 x

ni =4

12 SMA PASUNDAN

XI IPS 1 22

294 1104

22 x

ni =6

13 SMA PELITA

XI IPS 1 31

294 1104

31 x

ni =8

14 SMA PGRI 1

XI IPS 1 23

294 1104

23 x

ni =6

15 SMA TAMAN SISWA

XI IPS 1 29

294 1104

29 x

ni =8

XI IPS 2 29

294 1104

29 x

ni =8

XI IPS 3 28

294 1104

28 x


(23)

16 SMA YAD

XI IPS 1 29

294 1104

29 x

ni =8

Dari 1104 siswa akan diambil sampel sebanyak 294 orang dengan cara random proporsional yang terbagi beberapa siswa SMA di kota Sukabumi yang dijadikan unit analisis penelitian.

3.4.Operasionalisasi Variabel

Tabel 3.4

Operasionalisasi Variabel

Konsep Variabel Definisi Operasional Sumber Data Pengetahuan awal (X1) Tingkat pengetahuan awal siswa Konstruksi kognitif seseorang terhadap objek, pengalaman maupun lingkungan yang ada pada diri siswa.

Data diperoleh dari pihak sekolah tentang nilai rapor mata pelajaran ekonomi kelas X semester 1.

Iklim sekolah

(X2)

Kondusivitas iklim sekolah

Keadaan atau suasana psikologis yang tercipta di lingkungan sekolah diantaranya rasa keamanan, kebersihan, ketertiban, keindahan dan kekeluargaan.

Data diperoleh dari kuesioner dengan skala likert mengenai:

1) Interaksi anatara siswa yang satu dengan yang lain

2) Interaksi antara guru dengan siswa 3) Interaksi antara siswa

dengan personil sekolah lainnya Gaya belajar (Y1) Efektivitas gaya belajar

Kombinasi dari menyerap, mengatur dan mengolah informasi, yang meliputi aspek-aspek yang diteliti yaitu persiapan siswa, cara mengikuti belajar, aktivitas mandiri, pola siswa dan cara siswa mengikuti ujian

Data diperoleh dari kuisioner yang meliputi aspek gaya belajar yang dibedakan menjadi tiga jenis yaitu visual learners,

auditory learners dan kinesthetic learners yang

diukur dengan skala likert.

Hasil Belajar

(Y2)

Tingkat hasil belajar Suatu gambaran pengetahuan atau

keterampilan yang dikuasai para peserta didik dalam mamahami mata pelajaran ekonomi disekolah

Data diperoleh dari pihak sekolah tentang nilai rapor tengah semester mata pelajaran ekonomi kelas XI IPS


(24)

3.5.Teknik Pengumpulan Data

Adapun pengumpulan data dalam penelitian dilakukan dengan cara:

1. Angket, Yaitu pengumpulan data melalui penyebaran seperangkat pertanyaan maupun pernyataan tertulis kepada responden yang menjadi sampel dalam penelitian.

2. Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan

3.6.Teknik Skoring

Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert. Sugiyono (2010:134) menjelaskan bahwa skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala likert maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyususn item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Data yang diperoleh dari skala tersebut adalah berupa data interval sehingga untuk keperluan perhitungan analisa maka data tersebut relevan.

Dalam penyusunan instrumen untuk variabel tertentu butir-butir pertanyaan dibuat dalam bentuk kalimat positif, netral atau negatif, sehingga responden dapat menjawab dengan konsisten. Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu dapat diberi skor 1-5, misalnya:


(25)

1. Selalu/sangat positif diberi skor 5

2. Sering/positif diberi skor 4

3. Kadang-kadang/netral diberi skor 3

4. Hampir tidak pernah/jarang diberi skor 2

5. Tidak pernah diberi skor 1

3.7. Pengujian Instrumen Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data mengenai pengetahuan awal siswa, iklim sekolah, terhadap gaya belajar siswa dan implikasinya terhadap hasil belajar siswa mata pelajaran ekonomi dengan menyebarkan angket sebagai instrumen penelitian karena instrumen merupakan suatu alat pengukuran pengetahuan, keterampilan, sikap dan dapat berupa tes, angket atapun dengan wawancara.

Selanjutnya agar hasil penelitian tidak bias dan tidak diragukan kebenarannya maka alat ukur tersebut harus valid dan reliabel. Untuk itulah terhadap kuesioner yang diberikan kepada responden dilakukan 2 (dua) macam tes, yaitu tes validitas dan tes reliabilitas.

Validitas menunjukan kemampuan instrumen penelitian mengukur dengan tepat dan benar apa yang hendak diukur. Sedangkan reliabilitas menunjukan keajegan, kemantapan dan kekonsistenan suatu instrumen penelitian mengukur apa yang diukur.

Dalam praktik penelitian, dari sekian metode yang ada pada umumnya para peneliti biasa menggunakan korelasi item-total (item-total correlation) dan atau korelasi item-total dikoreksi (corrected item-total correlation) sebagai statistik uji validitas. Sedang pengujian reliabilitas, para peneliti biasa menggunakan koefisien alpha Cronbach. (Kusnendi, 2008:94-97). Untuk


(26)

membantu pengujian validitas dan reliabilitas ini peneliti menggnakan bantuan

software statistik SPSS versi 19.

3.7.1. Korelasi Item-Total dan korelasi Item-Total Dikoreksi

Suatu tes dikatakan memiliki validitas tinggi apabila tes tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil dengan maksud digunakannya tes tersebut. ] ) ( ) ][( ) ( ) [( ) )( ( 2 2 2 2 y y n x x n y x xy n ri            Keterangan :

n = jumlah responden uji coba x = skor tiap item

y = skor keseluruhan item responden uji coba

Item pertanyaan atau pernyataan diindikasi memiliki validitas apabila skor item tersebut berkorelasi secara positif dan signifikan (nilai P-hitung ≤0,05) dengan skor totalnya. Jika koefisien korelasi antara skor item dengan skor total tidak signifikan (nilai P-hitung > 0,05) atau bernilai negatif hal tersebut menunjukan item yang bersangkutan tidak valid.

Alternatif lain untuk menguji validitas internal setiap item adalah korelasi item-total dikoreksi. Koefisien korelasi item-total dikoreksi digunakan jika jumlah item yang diuji relatif kecil, yaitu kurang dari 30. Alasannya adalah dengan jumlah item kurang dari 30 dan uji validitas digunakan koefisien korelasi item-total, hasilnya diperoleh besaran koefisien korelasi yang cenderung over-estimate.


(27)

Hal tersebut dimungkinkan terjadi karena adanya tumpang tindih atau pengaruh kontribusi masing-masing skor item terhadap jumlah skor total. Untuk menghilangkan efek spurious overlap maka koefisien korelasi item-total perlu dikoreksi dengan nilai simpangan baku (standard deviation) skor item dan skor total. Didefinisikan sebagai berikut:

� − � = � −

( )2+ ( )2 2 ( )( )( )

Dimana:

� = koefisien korelasi item-total

= simpangan baku skor setiap item pertanyaan = simpangan baku skor total

Patokan besaran koefisien korelasi item total dikoreksi sebesar 0,25 sebagai validitas minimal valid tidaknya sebuah item. Artinya, semua item pertanyaan atau pernyataan yang memiliki koefisien korelasi item total dikoreksi sama atau lebih besar dari 0,25 diindikasikan memiliki validitas internal yang memadai, dan kurang dari 0,25 diindikasikan item tersebut tidak valid. Perlakuan terhadap item pertanyaan yang tidak memenuhi syarat validitas biasanya di drop dari kuisioner penelitian. Artinya, item yang tidak valid tersebut tidak diikutsertakan dalam analisis data selanjutnya.

Berikut rekapitulasi hasil perhitungan uji validitas variabel iklim sekolah (X2) dan gaya belajar siswa (Y1). Diketahui bahwa dari 22 item soal variabel iklim sekolah yang diujikan dinyatakan 18 item soal valid karena nilai korelasi item–total dikoreksi ≥ 0,25 dan sebanyak 4 item soal dinyatakan tidak valid karena nilai korelasi item –total dikoreksi < 0,25.


(28)

Tabel 3.5

Rekapitulasi Pengujian Validitas Variabel Iklim Sekolah

No.Item Keputusan

1-8, 10, 13-15, 17-22 Valid

9, 11, 12, 16 Tidak Valid

Sumber : Lampiran C

37 item soal variabel gaya belajar yang diujikan, dinyatakan 31 item soal valid karena nilai korelasi item–total dikoreksi ≥ 0,25 dan sebanyak 6 item soal dinyatakan tidak valid karena nilai korelasi item –total dikoreksi < 0,25.

Tabel 3.6

Rekapitulasi Pengujian Validitas Variabel Gaya Belajar

No.Item Keputusan

1, 2, 4-6, 9-20, 22, 24-36 Valid 3, 7, 8, 21, 23, 37 Tidak Valid

Sumber : Lampiran C

Data selengkapnya mengenai hasil validitas instrument penelitian dapat dilihat pada lampiran C.

3.7.2. Koefisien Alpha Cronbach

Tes reliabilitas adalah tes yang digunakan dalam penelitian untuk mengetahui apakah alat pengumpul data yang digunakan menunjukan tingkat ketepatan, tingkat keakuratan, kestabilan, dan konsistensi dalam mengungkapkan gejala dari sekelompok individu walaupun dilaksanakan pada waktu yang berbeda. Pengujian reliabilitas instrumen dianalisis dengan rumus Alpha Cronbach yaitu sebagai berikut :

Cα =

−1 1−

∑ 2 �2


(29)

Dimana :

k = Jumlah item

2 = jumlah variansi setiap item

�2 = Varians skor total

Koefisien alpha Cronbach merupakan statistik uji yang paling umum digunakan para peneliti untuk menguji realibilitas suatu instrumen penelitian. Menurut statistika alpha Croncbach, suatu instrumen penelitian diindikasikan memiliki realibilitas yang memadai jika koefisien alpha Croncbach lebih besar atau sama dengan 0,70.

Berikut rekapitulasi hasil perhitungan uji reliabilitas variabel iklim sekolah (X2) dan gaya belajar siswa (Y1), Rekapitulasi pengujian reliabilitas intrumen penelitian variabel iklim sekolah. Setelah dilakukan pengujian reliabilitas diketahui koefisien Alpha Cronbach senilai 0.776 > 0.70, maka intrumen penelitian dinyatakan reliabel.

Tabel 3.7

Rekapitulasi Pengujian Reliabilitas Variabel Iklim Sekolah Cronbach's Alpha if Item

Deleted

Keputusan

0.776 Reliabel

Sumber : Lampiran C

Pengujian reliabilitas intrumen penelitian variabel gaya belajar. Setelah dilakukan pengujian reliabilitas diketahui koefisien Alpha Cronbach senilai 0.852 > 0.70, maka intrumen penelitian dinyatakan reliabel.

Tabel 3.8

Rekapitulasi Pengujian Reliabilitas Variabel Gaya Belajar Cronbach's Alpha if Item

Deleted

Keputusan

0.852 Reliabel


(30)

3.8.Teknik Analisis Data

Untuk mengetahui hubungan sebab akibat keempat variabel dengan mengetahui pengaruh langsung dan tidak langsung antara variabel pengetahuan awal siswa, iklim sekolah, sebagai variabel eksogen terhadap variabel endogen yaitu tingkat hasil belajar siswa dengan variabel antara yaitu gaya belajar siswa, maka digunakan pengujian path analisis (analisis jalur). Analisis jalur adalah metode analisis data multivariat dependensi yang digunakan untuk menguji hipotesis hubungan asimetris yang dibangun atas dasar kajian teori tertentu, dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung dan tidak langsung seperangkat variabel penyebab terhadap variabel akibat yang dapat diobservasi secara langsung (Kusnendi, 2008:147). Alat bantu analisis yang digunakan dengan menggunakan program komputer Amos versi 5.

Model analisa data yang digunakan untuk mengetahui hubungan sebab akibat antara variabel eksogen terhadap variabel endogen dan untuk menguji kebenaran dari hipotesis maka dapat dibuat kerangka pemikiran sebagai berikut:

Model Y1: Y1 = f(X1, X2)+ e1 Model Y2: Y2 = f(X1, X2,Y1)+ e2

Dimana :

Y1= Gaya Belajar Siswa Y2 = Hasil belajar Siswa X1= Pengetahuan awal Siswa X2= Iklim sekolah


(31)

3.8.1. Analisis Deskriptif Variabel

Untuk mengungkapkan gambaran variabel independen dan dependen digunakan pendekatan statistik secara deskriptif. Statistik deskriptif digunakan untuk mendapatkan skor ukuran proporsi atau prosentase. Untuk mengetahui kategori skor yang diperoleh maka perlu ditentukan intervalnya.

Penentuan skor terbesar (maksimum), skor terkecil (minimum), median, kuartil I dan III dilakukan melalui cara sebagai berikut :

skor maksimal = skor tertinggi (5) x jumlah item x jumlah responden skor minimal = skor terendah (1) x jumlah item x jumlah responden Median = skor minimal + skor maksimal : 2

Kuartil I = skor minimal + median : 2

Kuartil III = skor minimal + skor maksimal : 2

Untuk melihat deskripsi lingkungan sekolah digunakan rumus konversi skala lima di bawah ini:

Tabel 3.9

Pedoman Konversi Norma Absolut Skala 5 Rentang

(Mi + 1,5 SDi) – (Mi + 3,0 SDi) (Mi + 0,5 SDi) – (Mi + 1,5 SDi) (Mi – 0,5 SDi) – (Mi + 0,5 SDi) (Mi – 1,5 SDi) – (Mi – 0,5 SDi) (Mi – 3,0 SDi) – (Mi – 1,5 SDi)

3.8.2. Path Analisis (Analisis Jalur)

Model path analysis digunakan untuk menganalisis pola hubungan antar variabel dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung seperangkat variabel bebas (eksogen) terhadap variabel terikat (endogen).


(32)

Pada dasarnya analisis jalur merupakan analisi regresi, namun analisis jalur memiliki perbedaan dengan regresi biasa, khususnya dalam hal penggunaannya. Berikut ini adalah perbedaan antara model analisis jalur dengan model regresi.

Tabel 3.10

Perbedaan Antara Model Analisis Jalur dengan Model Regresi Peninjauan Model regresi Model analisis jalur Tujuan Memprediksi nilai sebuah

variabel dependen atas dasar nilai tertentu satu atau beberapa variabel independen

Menganalisis pola hubungan kausal antara variabel dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung Terminologi untuk

variabel yang diteliti

Variabel dependen dan variabel independen

Variabel penyebab(eksogen) dan variabel akibat (endogen) Isu atau masalah

penelitian 

Apakah tinggi rendahnya variabel dependen dapat diprediksi oleh variabel independen

 Berapa besar variasi perubahan variabel dependen, secara serempak maupun parsial dapat dijelaskan oleh variabel independen

 Bagaimana pengaruh variabel penyebab X1, X2……Xj terhadap variabel akibat Yi?

 Barapa besar pengaruh langsung, tidak langsung, total maupun pengaruh bersama variabel peyebab X1, X2……Xj terhadap variabel akibat Yi?

Jenis dan input data Metrik(skala pengukuran interval-rasio), skor data mentah

Sekurang-kurangnya interval

Hubungan yang dianalisis

Bersifat tunggal Persamaan regresi multipel; Y1 = f (X1, X2……Xk, e1) … ……… Yi = f (X1, X2…….Xk, ei) Asumsi  Data variabel berdistribusi

normal dan homogen

 Hubungan antar variabel bersifat linier

 Tidak ada multikolinier yang sempurna antar variabel independen

 Tidak ada autokorelasi atau residual bersifat independen

 Hubungan antarvariabel linier

 Antarvariabel penyebab tidak terdapat problem

multikolinearitas. Artinya, matriks kovariansi/korelasi yang dihasilkan data sampel adalah matriks positive definite

 Model yang akan diuji dibangun atas dasar teori yang kuat dan hasil penelitian yang relevan

 Variabel yang diteliti dapat diobservasi secara langsung Sumber: Kusnendi, 2008


(33)

eksogen. Cara perhitungan model uji analisis jalur secara manual dapat diterangkan sebagai berikut: (Kusnendi, 2008:154-156).

1. Diagram Jalur dan Persamaan Struktural

Model Y1 : Y1 = ρ11X1 + ρ12X2 + e1

Model Y2 : Y2 = ρ21X1 + ρ22X2 + ρ21Y1 + e2 2. Pengujian Hipotesis

Secara manual, statistik analisis jalur dihitung dengan basis data matriks korelasi. Prosedurnya dijelaskan sebagai berikut:

(1) Hitung koefisien korelasi antarvariabel penelitian dengan rumus:

] ) ( ) ][( ) ( ) [( ) )( ( 2 2 2 2 Y Yi n Xi Xi n Yi Xi XiYi n rxy           

Nyatakan koefisien korelasi antarvaiabel penelitian tersebut dalam sebuah matriks korelasi (R) sebagai berikut:

Gaya Belajar Siswa Iklim Sekolah Hasil Belajar Siswa Ρy1x2

r12 = ρ21

r21

r22

r11

Ρy1x1

Ρy2x1

Ρy2x2

Ρy1y2

r12

r12

Pengetahuan Awal


(34)

Y1 Y2 X1 X2 ….. Xk

1 rY1Y2 rY1X1 rY1X2 ….. rY1Xk

1 rY2X1 rY2X2 ….. rY2Xk

R= 1 rX1X2 ….. rX1Xk

1 ….. rX2Xk

……

1

(2) Hitung determinan matriks korelasi R antarvariabel penyebab untuk menentukan ada tidaknya problem multikolinearitas dalam data sampel (3) Identifikasi model atau substruktur yang akan dihitung koefisien

jalurnyadan rumuskan persamaan strukturalnya sehingga jelas variabel apa yang diberlakukan sebagai variabel penyebab dan variabel apa yang diberlakukan sebagai variabel akibat

(4) Identifikasi matriks korelasi antarvariabel penyebab yang sesuai dengan sub-sub struktur atau model yang akan diuji

(5) Hitung matriks invers korelasi antarvariabel penyebab untuk setiap model yang akan diuji, dengan rumus:

−1 = 1 .

(6) Hitung semua koefisien jalur yang ada dalam model yang akan diuji, dengan rumus:

= −1 �

Dimana ρ menunjukan koefisien jalur, −1 adalah matriks invers korelasi antarvariabel eksogen dalam model yang dianalisis, dan � koefisien korelasi antara variabel eksogen dan endogen dalam model yang dianalisis.


(35)

(7) Hitung koefisien determinasi R2 dan koefisien jalr error variabels (ρei) melalui rumus:

= ∑ � �

2

Dan

� = 1− 2

(8) Uji kebermaknaan koefisien determinasi dengan statistik uji F sebagai berikut:

= − −1

2

(1− 2 )

Dimana k menunjukan banyak variabel penyebab dalam model yang dianalisis, dan n menunjukan ukuran sampel. Hipotesis statistiknya dirumuskan sebagai berikut:

H0 : ρYiX1 = ρYiX2 = … = ρYiXk = 0: Yi tidak dipengaruhi X1, X2,…Xk

H1 : ρYiX1 = ρYiX2 = …= ρYiXk ≠ 0: sekurang-kurangnya Yi dipengaruhi

oleh salah satu variabel X1,

X2,…Xk

Atau dapat juga dirumuskan sebagai berikut:

H0 : RYiXk = 0: variasi yang terjadi pada Yi tidak dipengaruhi oleh

Xk

H1 : RYiXk ≠ 0: variasi yang terjadi pada Yi sekurang-kurangnya

dipengaruhi oleh salah satu variabel Xk

(9) Lakukan pengujian individual terhadap setiap koefisien jalur yang diperoleh dengan statistik uji t sebagai berikut:


(36)

= � = �

1− 21 � − −1

Dimana � menunjukan koefisien jalur antara variabel eksoen terhadap variabel endogen yang terdapat dalam model yang dianalisis, SE menunjukan standard error koefisien jalur yang diperoleh untuk model yang dianalisis, n adalah ukuran sampel, k adalah variabel penyebab dalam model yang dianalisis, dan Ckk menunjukan elemen matriks invers korelasi

variabel penyebab untuk model yang dianalisis. Hipotesis statistik pengujian individual dirumuskan sebagai berikut:

H0 : � = 0; secara individual Xk tidak berpengaruh terhadap Yi

H1 : � > 0: secara individual Xk berpengaruh positif terhadap Yi, atau

H1 : � < 0: secara individual Xk berpengaruh negatif terhadap Yi,

Karena model atau hipotesis penelitian yang akan diuji melalui analisis jalur adalah model yang telah mendapat justifikasi teori yang kuat dan hasil-hasil penelitian yang relevan maka pengujian individual dalam format analisis jalur sifatnya akan merupakan uji satu arah (direksional). Jika dari hasil uji individual terdapat koefisien jalur yang tidak signifikan, maka model perlu diperbaiki. Perbaikan model dilakuakn dengan


(37)

(10)Lakukan pengujian overall model fit dengan statistic Q dan atau W dengan rumus sebagai berikut:

= 1−

2

1− �

Dimana 2 menunjukan koefisien variansi terjelaskan seluruh model, dan M menunjukan koefisien variansi terjelaskan setelah koefisien jalur yang tidak signifikan dikeluarkan dari model yang diuji. Koefisien 2 dan M dihitung dengan rumus sebagai berikut:

2 = = 11

12 1− 2 2 …. (1− 2)

Statistik Q berkisar antara 0 dan 1. Jika Q = 1 menunjukan model yang diuji fit dengan data. Dan jika Q<1, maka untuk menentukan fit tidaknya model statistik Q perlu diuji dengan statistik W yang dihitung dengan rumus sebagai berikut:

= − − � = − − ln( )

Dimana n adalah ukuran sampel dan d adalah derajat kebebasan (df) yang ditunjukan oleh jumlah koefisien jalur yang tidak signifikan.

(11)Lakukan diskusi statistik untuk menjawab masalah penelitian yang diajukan.


(38)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Pengetahuan awal siswa berpengaruh terhadap gaya belajar siswa SMA. Artinya semakin tinggi tingkat pengetahuan awal siswa maka akan semakin efektif gaya belajar siswa dalam menerima materi pelajaran ekonomi.

2. Iklim sekolah berpengaruh terhadap gaya belajar siswa SMA. Artinya semakin kondusif iklim sekolah maka semakin efektif gaya belajar siswa dalam menerima materi pelajaran ekonomi.

3. Pengetahuan awal siswa berpengaruh terhadap hasil belajar mata pelajaran ekonomi di SMA. Artinya semakin tinggi tingkat pengetahuan awal siswa maka akan meningkatkankan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi.

4. Iklim sekolah tidak berpengaruh langsung terhadap hasil belajar mata pelajaran ekonomi di SMA.

5. Gaya belajar siswa tidak berpengaruh terhadap hasil belajar mata pelajaran ekonomi di SMA.

6. Tingkat pengetahuan awal siswa SMA negeri dan swasta mata pelajaran ekonomi kelas XI IPS di Kota Sukabumi di atas rata-rata, sebesar 76,95. Artinya nilai pengetahuan awal siswa mata pelajaran ekonomi berada


(39)

diantara nilai 70-79, artinya tingkat pengetahuan awal siswa SMA kelas XI IPS di Kota Sukabumi tinggi.

7. Kondusivitas iklim sekolah di SMA negeri dan swasta mata pelajaran ekonomi di Kota Sukabumi sangat kondusif, terbukti sebesar 58,80% berada pada rentang 82,5-110, dan rata-rata skor yang diperoleh sebesar 84,04. 8. Efektivitas gaya belajar di SMA negeri dan swasta mata pelajaran ekonomi di

Kota Sukabumi efektif, terbukti sebesar 73,47% berada pada rentang 107,91-138,74 dan rata-rata skor yang diperoleh sebesar 123,74.

9. Tingkat hasil belajar siswa mata pelajaran ekonomi SMA di Kota Sukabumi di atas rata-rata, nilai rerata hasil belajar siswa sebesar 82,69. Diantara nilai 80-89 sebesar 54,08%, artinya tingkat hasil belajar siswa SMA kelas XI IPS di Kota Sukabumi sangat tinggi meningkat dari hasil pengetahuan awalnya yang diakibatkan dari proses belajar yang efektif.


(40)

5.2. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis mengajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Kepada Guru:

a. Sebelum memulai pelajaran guru hendaknya melakukan kegiatan apersepsi yaitu berusaha menghubungkan terlebih dahulu bahan pelajaran yang akan diajarkan dengan pengetahuan telah dikuasai oleh siswa.

b. Agar hasil belajar siswa lebih tinggi maka guru harus memperhatikan gaya mengajar yang sesuai dengan gaya belajar siswanya.

2. Kepada Pihak Sekolah:

a. Iklim sekolah di SMA kota Sukabumi sudah kondusif, maka dari itu kepada pihak sekolah untuk tetap menjaga suasana, keharmonisan antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru dan siswa dengan personil sekolah lainnya.

b. Proses rekruitmen siswa yang masuk program IPS seharusnya dilihat dari hasil nilai IPS kelas sebelumnya bukan sebagai pilihan terakhir atau

”buangan” dari program lain. Karena nilai di kelas sebelumnya akan menjadi pengatahan awal siswa di kelas selanjutnya.

3. Kepada siswa:

Sebelum mengikuti proses belajar, siswa harus mempersiapkan materi yang akan dipelajarinya di sekolah dengan cara membaca materi terlebih dahulu


(41)

agar saat guru menerangkan materi siswa sudah memiliki pengetahuan awal tentang materi tersebut sehingga dapat membantu meningkatkan hasil belajar.

4. Kepada Peneliti Selanjutnya:

a. Penelitian ini dapat direplikasi kembali dengan syarat memilih indikator penelitian yang lebih sempit sehingga dapat menjelaskan pengaruh antar variabel dengan jelas.

b. Bagi peneliti selanjutnya juga dapat mengambil variabel lain yang mempengaruhi hasil belajar untuk diteliti selain iklim sekolah dan gaya belajar.

c. Mengenai subjek penelitian perlu dikembangkan lagi tidak hanya pada jenjang SMA saja.

d. Dalam penelitian ini cakupan studi masih terbatas pada wilayah kota Sukabumi saja. Bagi peneliti selanjutnya dapat memperluas wilayah penelitian.


(42)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. (2009). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2002). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

---. (2006). Prosedur Penelitian.Jakarta: PT Rineka Cipta. Budiningsih, Asri. (2005). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Dalyono. (2011). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Depdiknas. (2003). Mata Pelajaran Ekonomi Sekolah Mengengah Atas dan

Madrasah Aliyah. Jakarta: Depdiknas.

---. (2003). Undang-undang RI tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bandung. Citra Umbara.

---. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006 Mata Pelajaran

Ekonomi SMA dan MA. Jakarta: Depdiknas.

DePorter&Hernacki. (2007). Quantum Learning. Bandung: Kaifa. .

Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud. Djamarah, Bahri, S. (2002). Rahasia Sukses Belajar. Jakarta: Rineka Cipta ---. (2004). Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rieneka Cipta.

Fattah, Nanang. (2009). Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Ghufron, M.Nuh dan Rini Risnawita. (2012). Gaya Belajar Kajian Teoritik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Hergenhahn, B.R.&Matthew. (2009). Theories of Learning. Jakarta: Kencana. Hamalik, Oemar. (2004). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan

Sistem. Jakarta: Bumi Aksara.

Kusnendi. (2006). Pengaruh Kompetensi, Kominmen Manager dan Budaya

Organisasi Terhadap Aktualisasi Peran Manager serta Efektivitas Organisasi. Disertasi. UNPAD: Tidak Diterbitkan.


(43)

---. (2008). Analisis Jalur: Konsep dan Aplikasi dengan Program SPSS

dan Lisrel 8. Bandung. Jurusan Pendidikan Ekonomi. UPI.

Riduwan. (2010). Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta.

---. (2011). Cara Menggunakan dan Memakai Path Analysis. Bandung. Alfabeta.

S, Syaefudin. (2009). Pengembangan Profesi Guru. Bandung: CV. Alfabeta. Sagala, Syaiful. (2007). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfhabeta. Samuelson, Paul A. & W D. Nordhaus. 2001. Macroeconomics. PT Media Global

Edukasi. Jakarta.

Silberman, Melvin. (2012). Active Learning;101 Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung: Nuansa.

Singarimbun, Masri. (2008). Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3S.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: RinekaCipta.

Somantri, Muhammad Nu’man. (2001). Menggagas Pembaharuan Pendidikan

IPS. Bandung: Program Pascasarjana dan FPIPS UPI dengan PT.REmaja

Rosdakarya.

Subini, Nini. (2011). Rahasia Gaya Belajar Orang Besar. Yogyakarta: Javalitera. Suhartini, Dewi. (2002). Minat Siswa Terhadap Topik-Topik Mata Pelajaran

Sejarah Dan Beberapa Faktor Yang Melatarbelakanginya. Tesis. PPS UPI:

Tidak Diterbitkan.

Sujarweni, Wiratna. (2002). Statistika Untuk Penelitian. Yogyakarta: Graha Ilmu. Susilo, Joko M. (2009). Sukses dengan Gaya Belajar. Yogyakarta: Pinus.

Syah, Muhibin. (2012). Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Syamsudin, A. (2001). Psikologi Kependidikan. Bandung; Remaja Rosda Karya. Prashnig, Barbara. (2007). The Power Of Learning Style. Bandung: Kaifa.

Purwanto, M. Ngalim. (2011). Ilmu Pendekatan Teoretis dan Praktis. Bandung: PT. RemajaRosdakarya.


(44)

---, (2004).Psikolog Pendidikan. Bandung: RosdaKarya. Thabrany, Hasbullah . (1994). Rahasia Sukses Belajar. Jakarta: RajaGrafindo

Persada.

Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran. (2006). Kurikulum

Pembelajaran. Bandung: UPI

Wahjosumidjo. (2011). Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan

Permasalahannya. Jakarta: PT. Grafindo Raja Persada.

SUMBER INTERNET:

Anonim. 2010. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar. [Online]. Tersedia:

http://belajarpsikologi.com/faktor-yang-mempengaruhi-prestasi-belajar/ (3 Maret 2012)

Aprillia, Winda. (2001). Penerapan Model Pembelajaran Mind Mapping dengan

Pendekatan Contextual Teaching Learning Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X-9 pada Pelajaran Ekonomi di SMAN 1 Grogol Kediri.

[Online]. Tersedia:

karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/ekonomi-pembangunan/article/view/14060 (25 Juni 2012)

Ardiansyah, Asrori. (2011).Pengertian cara belajar. [online]. Tersedia:

http://www.majalahpendidikan.com/2011/05/pengertian-cara-belajar.html (8 Januari 2013)

Gallagher, Kevin P. (2010). The Impact of Learning Style on Learning Outcomes in an Interactive Multimedia Instruction (IMI) Program. [Online].

Tersedia:

http://search.proquest.com/docview/807441741/1379BC01D3839326FA0/1?acco untid=48290

(20 Juli 2012)

Gunbayi, Ilhan. (2007). School Climate and Teachers’ Perceptions on Climate

Factors: Research Into Nine Urban High Schools. The Turkish Online Journal of

Educational Technology (TOJET). 6(3). 1-10. [Online].

Tersedia:

http://www.eric.ed.gov/ERICDocs/data/ericdocs2sql/content_storage_01/0000019 b/80/3d/04/58.pdf


(45)

Lambas. (2008). Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Gaya Belajar Terhadap Hasil Belajar Matematika. Jurnal teknologi Pendidikan Vol 10, No. 3. Desember 2008. [Online].

Tersedia:

http;//jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/10308149160.pdf (15 Juli 2012)

Marshall, Megan L. (2002). Examining School Climate: Defining Factors And

Educational Influences. Center for Research on School Safety, School Climate

and Classroom Management Georgia State University. [Online]. Tersedia:

http://education.gsu.edu/schoolsafety/download%20files/wp%202002%20school %20climate.pdf (10 Juli 2012)

Pinkus, Lyndsay M. (2009). Moving Beyond AYP: High School Performance Indicators. Alliance for Excellent Education. 1-20. [Online].

Tersedia:

http://www.all4ed.org/files/SPIMovingBeyondAYP.pdf (10 Juli 2012)

Pos kota. (2011). Pemerintah Jangan Diskriminasi Terhadap Ilmu-ilmu

Sosial.[Online].

Tersedia:

http://poskota.co.id/berita-terkini/2011/10/09/pemerintah-jangan-diskriminasi-terhadap-ilmu-ilmu-sosial

( 9 Juli 2012)

Pratiwi, Sarwastuti Novia. (2012). Meningkatkan Hasil Belajar IPS melalui model Pembelajaran Mind Map pada Siswa Kelas IV SDN Pucangan 06 Kec. Kartasura. [Online].

Tersedia:

etd.eprints.ums.ac.id/17085/2/03_BAB_I_pdf (25 Juni 2012)

Rijal. (2011). Kemampuan Awal. [Online]. Tesedia:

http://resolusirijal.blogspot.com/2011/04/kemampuan-awal-prior-knowledge.html (25 Juni 2012)

Sorenson, Richard D., Goldsmith, Lloyd M. (2008). The Principal’s Guide to

Managing School Personnel. Corwin Press. [Online]. Tersedia: http://books.google.co.id/books?id=tomNInqEARcC&printsec=frontcover#v=one page&q=&f=false


(46)

Sudrajat, Akhmad. (2008). Teori Belajar. [Online]. Tersedia:

http://akhmadsudrajat.wordpress.com (30 Juni 2012)

Sunardi, Adi. (2012). Pengaruh Iklim Sekolah dan Motivasi Berprestasi Siswa Terhadap Prestasi Belajar Praktik Siswa di SMK Negeri 2 Wonosobo. [Online]. Tersedia:

http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/1960 (15 Juli 2012)

Suyono, Ahmad. (2012). Pengaruh Pengetahuan Awal dan Self-efficacy terhadap

Hasil Belajar Akuntansi Mahasiswa FKIP Universitas Islam Riau. [Online].

Tersedia:

http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/disertasi/article/view/22540 (8 Januari 2013)

Tanta. (2010). Pengaruh Gaya Belajar Terhadap Hasil Belajar Mahasiswapada Mata Kuliah Biologi Umum Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Cenderawasih. Dalam Jurnal Kependidikan Dasar. 1(1). 21 hal. [Online].

Tersedia:

journal.unnes.ac.id/index.php/kreatif/article/download/1666/1873 (9 Juli 2012)

Tobias, Sigmund. (1994). Interest, Prior Knowladge, and Learning. Review of Educational research: Spring 1994;64,1. [Online].

Tersedia:

ProQuest Research Library (9 Juli 2012)


(1)

agar saat guru menerangkan materi siswa sudah memiliki pengetahuan awal tentang materi tersebut sehingga dapat membantu meningkatkan hasil belajar.

4. Kepada Peneliti Selanjutnya:

a. Penelitian ini dapat direplikasi kembali dengan syarat memilih indikator penelitian yang lebih sempit sehingga dapat menjelaskan pengaruh antar variabel dengan jelas.

b. Bagi peneliti selanjutnya juga dapat mengambil variabel lain yang mempengaruhi hasil belajar untuk diteliti selain iklim sekolah dan gaya belajar.

c. Mengenai subjek penelitian perlu dikembangkan lagi tidak hanya pada jenjang SMA saja.

d. Dalam penelitian ini cakupan studi masih terbatas pada wilayah kota Sukabumi saja. Bagi peneliti selanjutnya dapat memperluas wilayah penelitian.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. (2009). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2002). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

---. (2006). Prosedur Penelitian.Jakarta: PT Rineka Cipta. Budiningsih, Asri. (2005). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Dalyono. (2011). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Depdiknas. (2003). Mata Pelajaran Ekonomi Sekolah Mengengah Atas dan

Madrasah Aliyah. Jakarta: Depdiknas.

---. (2003). Undang-undang RI tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bandung. Citra Umbara.

---. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006 Mata Pelajaran

Ekonomi SMA dan MA. Jakarta: Depdiknas.

DePorter&Hernacki. (2007). Quantum Learning. Bandung: Kaifa. .

Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud. Djamarah, Bahri, S. (2002). Rahasia Sukses Belajar. Jakarta: Rineka Cipta ---. (2004). Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rieneka Cipta.

Fattah, Nanang. (2009). Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Ghufron, M.Nuh dan Rini Risnawita. (2012). Gaya Belajar Kajian Teoritik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Hergenhahn, B.R.&Matthew. (2009). Theories of Learning. Jakarta: Kencana. Hamalik, Oemar. (2004). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan

Sistem. Jakarta: Bumi Aksara.

Kusnendi. (2006). Pengaruh Kompetensi, Kominmen Manager dan Budaya

Organisasi Terhadap Aktualisasi Peran Manager serta Efektivitas Organisasi. Disertasi. UNPAD: Tidak Diterbitkan.


(3)

---. (2008). Analisis Jalur: Konsep dan Aplikasi dengan Program SPSS

dan Lisrel 8. Bandung. Jurusan Pendidikan Ekonomi. UPI.

Riduwan. (2010). Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta.

---. (2011). Cara Menggunakan dan Memakai Path Analysis. Bandung. Alfabeta.

S, Syaefudin. (2009). Pengembangan Profesi Guru. Bandung: CV. Alfabeta. Sagala, Syaiful. (2007). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfhabeta. Samuelson, Paul A. & W D. Nordhaus. 2001. Macroeconomics. PT Media Global

Edukasi. Jakarta.

Silberman, Melvin. (2012). Active Learning;101 Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung: Nuansa.

Singarimbun, Masri. (2008). Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3S.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: RinekaCipta.

Somantri, Muhammad Nu’man. (2001). Menggagas Pembaharuan Pendidikan

IPS. Bandung: Program Pascasarjana dan FPIPS UPI dengan PT.REmaja

Rosdakarya.

Subini, Nini. (2011). Rahasia Gaya Belajar Orang Besar. Yogyakarta: Javalitera. Suhartini, Dewi. (2002). Minat Siswa Terhadap Topik-Topik Mata Pelajaran

Sejarah Dan Beberapa Faktor Yang Melatarbelakanginya. Tesis. PPS UPI:

Tidak Diterbitkan.

Sujarweni, Wiratna. (2002). Statistika Untuk Penelitian. Yogyakarta: Graha Ilmu. Susilo, Joko M. (2009). Sukses dengan Gaya Belajar. Yogyakarta: Pinus.

Syah, Muhibin. (2012). Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Syamsudin, A. (2001). Psikologi Kependidikan. Bandung; Remaja Rosda Karya. Prashnig, Barbara. (2007). The Power Of Learning Style. Bandung: Kaifa.

Purwanto, M. Ngalim. (2011). Ilmu Pendekatan Teoretis dan Praktis. Bandung: PT. RemajaRosdakarya.


(4)

---, (2004).Psikolog Pendidikan. Bandung: RosdaKarya. Thabrany, Hasbullah . (1994). Rahasia Sukses Belajar. Jakarta: RajaGrafindo

Persada.

Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran. (2006). Kurikulum

Pembelajaran. Bandung: UPI

Wahjosumidjo. (2011). Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan

Permasalahannya. Jakarta: PT. Grafindo Raja Persada.

SUMBER INTERNET:

Anonim. 2010. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar. [Online]. Tersedia:

http://belajarpsikologi.com/faktor-yang-mempengaruhi-prestasi-belajar/ (3 Maret 2012)

Aprillia, Winda. (2001). Penerapan Model Pembelajaran Mind Mapping dengan

Pendekatan Contextual Teaching Learning Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X-9 pada Pelajaran Ekonomi di SMAN 1 Grogol Kediri.

[Online]. Tersedia:

karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/ekonomi-pembangunan/article/view/14060 (25 Juni 2012)

Ardiansyah, Asrori. (2011).Pengertian cara belajar. [online]. Tersedia:

http://www.majalahpendidikan.com/2011/05/pengertian-cara-belajar.html (8 Januari 2013)

Gallagher, Kevin P. (2010). The Impact of Learning Style on Learning Outcomes in an Interactive Multimedia Instruction (IMI) Program. [Online].

Tersedia:

http://search.proquest.com/docview/807441741/1379BC01D3839326FA0/1?acco untid=48290

(20 Juli 2012)

Gunbayi, Ilhan. (2007). School Climate and Teachers’ Perceptions on Climate Factors: Research Into Nine Urban High Schools. The Turkish Online Journal of

Educational Technology (TOJET). 6(3). 1-10. [Online].

Tersedia:

http://www.eric.ed.gov/ERICDocs/data/ericdocs2sql/content_storage_01/0000019 b/80/3d/04/58.pdf


(5)

Lambas. (2008). Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Gaya Belajar Terhadap Hasil Belajar Matematika. Jurnal teknologi Pendidikan Vol 10, No. 3. Desember 2008. [Online].

Tersedia:

http;//jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/10308149160.pdf (15 Juli 2012)

Marshall, Megan L. (2002). Examining School Climate: Defining Factors And

Educational Influences. Center for Research on School Safety, School Climate

and Classroom Management Georgia State University. [Online]. Tersedia:

http://education.gsu.edu/schoolsafety/download%20files/wp%202002%20school %20climate.pdf (10 Juli 2012)

Pinkus, Lyndsay M. (2009). Moving Beyond AYP: High School Performance Indicators. Alliance for Excellent Education. 1-20. [Online].

Tersedia:

http://www.all4ed.org/files/SPIMovingBeyondAYP.pdf (10 Juli 2012)

Pos kota. (2011). Pemerintah Jangan Diskriminasi Terhadap Ilmu-ilmu

Sosial.[Online].

Tersedia:

http://poskota.co.id/berita-terkini/2011/10/09/pemerintah-jangan-diskriminasi-terhadap-ilmu-ilmu-sosial

( 9 Juli 2012)

Pratiwi, Sarwastuti Novia. (2012). Meningkatkan Hasil Belajar IPS melalui model Pembelajaran Mind Map pada Siswa Kelas IV SDN Pucangan 06 Kec. Kartasura. [Online].

Tersedia:

etd.eprints.ums.ac.id/17085/2/03_BAB_I_pdf (25 Juni 2012)

Rijal. (2011). Kemampuan Awal. [Online]. Tesedia:

http://resolusirijal.blogspot.com/2011/04/kemampuan-awal-prior-knowledge.html (25 Juni 2012)

Sorenson, Richard D., Goldsmith, Lloyd M. (2008). The Principal’s Guide to

Managing School Personnel. Corwin Press. [Online]. Tersedia: http://books.google.co.id/books?id=tomNInqEARcC&printsec=frontcover#v=one page&q=&f=false


(6)

Sudrajat, Akhmad. (2008). Teori Belajar. [Online]. Tersedia:

http://akhmadsudrajat.wordpress.com (30 Juni 2012)

Sunardi, Adi. (2012). Pengaruh Iklim Sekolah dan Motivasi Berprestasi Siswa Terhadap Prestasi Belajar Praktik Siswa di SMK Negeri 2 Wonosobo. [Online]. Tersedia:

http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/1960 (15 Juli 2012)

Suyono, Ahmad. (2012). Pengaruh Pengetahuan Awal dan Self-efficacy terhadap

Hasil Belajar Akuntansi Mahasiswa FKIP Universitas Islam Riau. [Online].

Tersedia:

http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/disertasi/article/view/22540 (8 Januari 2013)

Tanta. (2010). Pengaruh Gaya Belajar Terhadap Hasil Belajar Mahasiswapada Mata Kuliah Biologi Umum Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Cenderawasih. Dalam Jurnal Kependidikan Dasar. 1(1). 21 hal. [Online].

Tersedia:

journal.unnes.ac.id/index.php/kreatif/article/download/1666/1873 (9 Juli 2012)

Tobias, Sigmund. (1994). Interest, Prior Knowladge, and Learning. Review of Educational research: Spring 1994;64,1. [Online].

Tersedia:

ProQuest Research Library (9 Juli 2012)


Dokumen yang terkait

Peningkatan hasil belajar siswa dengan metode diskusi pada mata pelajaran IPS di kelas V MI Ta’lim Mubtadi I Kota Tangerang

0 12 121

PENGARUH INTENSITAS BELAJAR DAN AKTIVITAS SISWA DALAM PELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA Pengaruh Intensitas Belajar Dan Aktivitas Siswa Dalam Pelajaran Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI IPS SMA Negeri 3 Won

0 1 14

PENGARUH SUMBER BELAJAR DAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENGARUH SUMBER BELAJAR DAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KELAS VII DI MADRASAH TSANA

0 3 15

PENGARUH PENGELOLAAN KELAS DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI (Survey pada siswa kelas XI SMA Negeri di Kota Bandung).

0 1 39

PENGARUH KESIAPAN BELAJAR SISWA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI : STUDI KASUS PADA SISWA KELAS XI IIS SMA SWASTA DI KOTA BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015.

0 1 35

PENGARUH MINAT DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP MOTIVASI DAN IMPLIKASINYA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI : Survey Pada Siswa Kelas X Sma Muhammadiyah Se-Kota Bandung.

0 3 42

PENGARUH GAYA BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI Pengaruh Gaya Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi.

0 1 45

PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR DAN MINAT BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI: Survey Pada SMA Swasta Di Kecamatan Cicalengka.

0 0 32

PENGARUH IKLIM SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI : Survey Pada Siswa Kelas XI Jurusan IPS SMA Pasundan se-Kota Bandung.

0 0 43

PENGARUH KETERAMPILAN MENGAJAR GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMA NEGERI 6 BANDUNG.

0 0 45