DODOY DALAM PENGASUHAN ANAK USIA DINI MASYARAKAT MELAYU SIAK :Kajian Struktur Teks, Konteks Penuturan, Nilai, Fungsi, dan Model Pelestariannya.

(1)

Violeta Inayah Pama, 2013

Dodoy Dalam Pengasuhan Anak Usia Dini (Kajian Struktur Teks,Konteks,Penuturan,Nilai,Fungsi, Dan Model Pelestariannya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DODOY DALAM PENGASUHAN ANAK USIA DINI MASYARAKAT MELAYU SIAK

(Kajian Struktur Teks, Konteks Penuturan, Nilai, Fungsi, dan Model Pelestariannya)

TESIS

diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia

VIOLETA INAYAH PAMA 1103976

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

Violeta Inayah Pama, 2013

Dodoy Dalam Pengasuhan Anak Usia Dini (Kajian Struktur Teks,Konteks,Penuturan,Nilai,Fungsi, Dan Model Pelestariannya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DODOY DALAM PENGASUHAN ANAK USIA DINI

MASYARAKAT MELAYU SIAK

(Kajian Struktur Teks, Konteks Penuturan, Nilai, Fungsi, dan Model Pelestariannya)

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.)

pada Fakultas Pascasarjana Pendidikan Bahasa Indonesia

© Violetha Inayah Pama 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis


(3)

Violeta Inayah Pama, 2013

Dodoy Dalam Pengasuhan Anak Usia Dini (Kajian Struktur Teks,Konteks,Penuturan,Nilai,Fungsi, Dan Model Pelestariannya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

PEMBIMBING:

Pembimbing I

Prof. Dr. H. Yus Rusyana NIDN 0024033802

Pembimbing II

Dr. Sumiyadi, M. Hum. NIP 196603201991031004

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia


(4)

Violeta Inayah Pama, 2013

Dodoy Dalam Pengasuhan Anak Usia Dini (Kajian Struktur Teks,Konteks,Penuturan,Nilai,Fungsi, Dan Model Pelestariannya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Dr. Sumiyadi, M. Hum.


(5)

Violeta Inayah Pama, 2013

Dodoy Dalam Pengasuhan Anak Usia Dini (Kajian Struktur Teks,Konteks,Penuturan,Nilai,Fungsi, Dan Model Pelestariannya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tesis ini berjudul “

Konteks Penuturan, Nilai, Fungsi dan Model Pelestariannya” yang ditulis oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan Indonesia Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia yang bernama Violeta Inayah Pama, NIM 1103976. Dodoy merupakan salah satu bagian dari tradisi lisan yang termasuk ke dalam jenis nyanyian rakyat. Sebagai sebuah tradisi dan budaya sudah barang tentu dodoy wajib dipertahankan dan dilestarikan. Akan tetapi, pada kenyataannya saat ini dodoy sudah berada di ambang kepunahan. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu informan, yakni Bapak H. Hamdan Saily selaku tokoh masyarakat dan mantan ketua Lembaga Adat Melayu (LAM) Kabupaten Siak pada hari jum’at tanggal 1 Februari, saat sekarang ini dodoy dalam menidurkan anak ini sudah langka bahkan terancam kepunahan. Hal ini disebabkan oleh dodoy dalam menidurkan anak sudah tidak pernah digunakan lagi khususnya oleh generasi muda. Hal inilah yang melatarbelakangi penulis untuk melakukan penelitian.

Permasalahan dalam penelitian ini menyangkut perihal bagaimana proses penyampaian dodoy, struktur teks dodoy, konteks penuturan dodoy, nilai-nilai apa saja yang terkandung pada dodoy, fungsi dodoy, dan bentuk pelestarian dodoy dalam pengasuhan anak usia dini masyarakat Melayu Siak. Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk melestarikan salah satu tradisi atau budaya daerah yang hampir terlupakan khususnya oleh generasi muda, sedangkan secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hal-hal yang berkenaan dengan permasalahan dalam penelitian tersebut.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan datanya dilakukan secara natural setting (kondisi yang alamiah). Untuk mendapatkan data yang sesuai, maka teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi dan teknik wawancara. Untuk mempermudah kerja peneliti dalam mengumpulkan data di lapangan, maka peneliti juga menggunakan beberapa pedoman dan alat seperti pedoman wawancara, pedoman observasi, catatan lapangan, tape recorder dan kamera (handycam).

Hasil analisis data menujukkan bahwa dodoy merupakan media yang digunakan sebagai penghantar tidur anak. Dodoy merupakan salah satu bentuk nyanyian rakyat untuk menidurkan anak yang dilantunkan oleh ibu. Dodoy berlangsung di dalam rumah dan pada waktu kapan saja anak mau tidur. Suasana yang tercipta disaat berlangsungnya dodoy adalah sunyi dan tenang. Lirik dodoy berupa kata-kata sederhana yang disusun seindah mungkin seperti puisi dan diiringi dengan irama-irama yang lembut agar sang anak terbuai dengan alunan-alunan nada dan lirik yang saling menyatu sehingga membuat anak tertidur dengan lelap. Dalam dodoy terkandung beberapa nilai seperti nilai religi, nilai moral dan nilai pendidikan, sedangkan fungsi dodoy adalah sebagai media penghibur anak, media untuk menyampaikan pesan, media untuk menyampaikan doa dan harapan untuk anak, media untuk belajar bagi anak, media untuk penguat tali kasih sayang antara orang tua dan anak dan juga media untuk mencurahkan kasih sayang orang tua kepada anaknya.


(6)

Violeta Inayah Pama, 2013

Dodoy Dalam Pengasuhan Anak Usia Dini (Kajian Struktur Teks,Konteks,Penuturan,Nilai,Fungsi, Dan Model Pelestariannya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

The title of this thesis is "Dodoy In Early Childhood Care: Study structural Text, Context Words, value, function and preservation model" writted by students of the Graduate School of Education Indonesian Education University of Indonesia who named Violeta Inayah Pama, NIM 1103976. Dodoy is one part of the oral tradition which belong to the type of folk song. As a cultural tradition and of course dodoy shall be maintained and preserved. However, in reality this time dodoy is on the verge of extinction. Based on the results of interviews with one of the informants, namely Mr. H. Hamdan Saily as community leaders and former chairman of the Malay Customary Institution (LAM) Siak on Friday February 1, nowadays dodoy put the kids in the already scarce even threatened with extinction. This is caused by the lull dodoy children are never used again, especially by the younger generation. This is reason did this reseach.

Problems in this study concerning the subject of how the process of delivering dodoy, structure text dodoy, narrative context dodoy, what values are contained in dodoy, dodoy function, and shape preservation dodoy in early childhood parenting Siak Malay community. The general objective of this research is to preserve one tradition or culture that is almost forgotten especially by the younger generation, while this study specifically aims to describe things related to problems in the study.

This study used qualitative research methods. Techniques of data collection is natural setting (natural conditions). To got the appropriate data, then the data collection techniques used were observation techniques and interview techniques. To facilitate the work of researchers in collecting data in the field, the researchers also use some guidance and tools such as interview, observation, field notes, tape recorders and cameras (camcorders).

The results of data analysis showed that dodoy is used as a conductor medium sleeping child. Dodoy is one form of folk songs sung to lull the child by the mother. Dodoy takes place in the home and at any time children go to bed. Atmosphere that is created when the course dodoy is quiet and calm. Lyrics dodoy form simple words arranged like poetry as beautiful as possible and accompanied with gentle rhythms so lulled by the strains of child-tune and lyrics that blend with each other so as to make the child fall asleep soundly. In dodoy contained some values such as religious values, moral values and the value of education, while dodoy function is as a child entertainer media, media to convey the message, the media to convey prayers and hope for children, medium for learning for children, medium for reinforcing cords of affection between parents and children and the media to pour out the love of parents to their children.


(7)

ix

Violeta Inayah Pama, 2013

Dodoy Dalam Pengasuhan Anak Usia Dini (Kajian Struktur Teks,Konteks,Penuturan,Nilai,Fungsi, Dan Model Pelestariannya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

ABSTRAK ... vii

DAFTAR ISI ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Definisi Operasional ... 8

F. Anggapan Dasar ... 8

G. Penelitian yang Relevan ... 9

BAB II DODOY DALAM PENGASUHAN ANAK USIA DINI MASYARAKAT MELAYU SIAK A. Pendidikan Keluarga ... 10

1. Pengertian Keluarga ... 10

2. Fungsi Keluarga ... 11

3. Peranan Keluarga terhadap Perkembangan Anak ... 13

B. Pendidikan Anak Usia Dini ... 16

1. Hakikat Anak Usia Dini ... 16

a. Pengertian Anak Usia Dini ... 16

b. Karakteristik Anak Usia Dini ... 18

2. Aspek Perkembangan Anak Usia Dini ... 18

3. Makna dan Fungsi Pendidikan Anak Usia Dini ... 20

4. Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini ... 21

C. Tradisi Lisan... 21

1. Ciri-ciri Tradisi Lisan ... 22

2. Bentuk Tradisi Lisan ... 22

3. Fungsi Tradisi Lisan bagi Masyarakat ... 23

4. Penjenisan dalam Tradisi Lisan ... 23

D. Nyanyian Rakyat ... 24

1. Pengertian Nyanyian Rakyat ... 24

2. Jenis-jenis Nyanyian Rakyat ... 25

3. Fungsi Nyanyian Rakyat ... 28

E. Struktur Teks ... 28


(8)

x

Violeta Inayah Pama, 2013

Dodoy Dalam Pengasuhan Anak Usia Dini (Kajian Struktur Teks,Konteks,Penuturan,Nilai,Fungsi, Dan Model Pelestariannya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Bunyi ... 30

a. Rima ... 31

b. Irama ... 32

c. Asonansi dan Aliterasi ... 33

3. Gaya Bahasa ... 34

a. Pilihan Kata (Diksi)... 35

b. Makna Kata ... 36

c. Paralelisme ... 36

d. Bahasa Kiasan (Figuratif) ... 37

F. Konteks Penuturan ... 38

G. Nilai dan Fungsi Teks ... 39

H. Model Pelestarian ... 42

1. Buku sebagai Model Pelestarian ... 43

2. Pelatihan sebagai Model Pelestarian ... 45

a. Hakikat Pelatihan ... 45

b. Sistem dan Model Pelatihan ... 45

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian... 48

B. Lokasi Penelitian ... 48

C. Data dan Sumber Data Penelitian ... 49

1. Data ... 49

2. Sumber Data ... 50

D. Teknik Pengumpulan Data ... 50

E. Instrumen Penelitian... 51

F. Informan ... 52

G. Teknik Analisis Data ... 53

H. Pedoman Analisis ... 55

I. Alur Penelitian ... 57

BAB IV DODOY DALAM PENGASUHAN ANAK USIA DINI A. Deskripsi Data ... 59

1. Letak Kabupaten Siak ... 59

2. Lingkungan Budaya Penelitian ... 61

a. Alam Fisik ... 61

1) Tanah ... 61

2) Air ... 61

3) Iklim dan Curah Hujan ... 62

b. Alam Hayati ... 62

1) Pertanian ... 62

2) Peternakan ... 63

3) Kehutanan ... 63


(9)

xi

Violeta Inayah Pama, 2013

Dodoy Dalam Pengasuhan Anak Usia Dini (Kajian Struktur Teks,Konteks,Penuturan,Nilai,Fungsi, Dan Model Pelestariannya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5) Pariwisata ... 64

a) Wisata Sejarah ... 64

b) Wisata Budaya ... 64

c) Wisata Alam ... 64

c. Kondisi Masyarakat ... 65

d. Unsur-unsur Budaya... 65

1) Sistem Pengetahuan dan Pendidikan ... 65

2) Agama dan Sistem Religi ... 65

3) Bahasa ... 65

4) Mata Pencaharian ... 66

5) Kesenian ... 66

6) Peralatan dan Perlengkapan Hidup Masyarakat ... 66

7) Sistem Kekerabatan ... 67

3. Dodoy Dalam Menidurkan Anak ... 68

a. Sejarah Dodoy ... 68

b. Dodoy yang Digunakan Dalam Menidurkan Anak ... 69

c. Waktu Berlagsungnya Dodoy ... 74

d. Tempat Berlangsungnya Dodoy ... 74

e. Penutur atau Pelantun Dodoy ... 74

f. Petutur atau Pendengar Dodoy ... 74

g. Alat yang Digunakan Ketika Berlangsungnya Dodoy ... 75

B. Analisis Data ... 76

1. Penyampaian Dodoy Dalam Pengasuhan Anak Usia Dini ... 76

2. Analisis Struktur Teks Dodoy ... 77

a. Analisis Struktur Teks Dodoy 1 ... 77

1) Bentuk ... 77

a) Jumlah Kalimat ... 77

b) Hubungan Antarkalimat ... 85

2) Bunyi ... 90

a) Rima ... 90

b) Asonansi dan Aliterasi ... 94

c) Irama ... 99

3) Gaya ... 103

a) Pilihan Kata (Diksi)... 103

b) Paralelisme ... 107

c) Bahasa Kiasan ... 109

b. Analisis Struktur Teks Dodoy 2 ... 110

1) Bentuk ... 110

a) Jumlah Kalimat ... 110

b) Hubungan Antarkalimat ... 117

2) Bunyi ... 121


(10)

xii

Violeta Inayah Pama, 2013

Dodoy Dalam Pengasuhan Anak Usia Dini (Kajian Struktur Teks,Konteks,Penuturan,Nilai,Fungsi, Dan Model Pelestariannya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b) Asonansi dan Aliterasi ... 124

c) Irama ... 128

3) Gaya ... 132

a) Pilihan Kata (Diksi)... 132

b) Paralelisme ... 136

c) Bahasa Kiasan ... 137

c. Analisis Struktur Teks Dodoy 3 ... 138

1) Bentuk ... 138

a) Jumlah Kalimat ... 138

b) Hubungan Antarkalimat ... 141

2) Bunyi ... 143

a) Rima ... 143

b) Asonansi dan Aliterasi ... 145

c) Irama ... 147

3) Gaya ... 149

a) Pilihan Kata (Diksi)... 149

b) Paralelisme ... 151

c) Bahasa Kiasan ... 151

d. Analisis Struktur Teks Dodoy 4 ... 152

1) Bentuk ... 152

a) Jumlah Kalimat ... 152

b) Hubungan Antarkalimat ... 155

2) Bunyi ... 157

a) Rima ... 157

b) Asonansi dan Aliterasi ... 159

c) Irama ... 162

3) Gaya ... 164

a) Pilihan Kata (Diksi)... 165

b) Paralelisme ... 165

c) Bahasa Kiasan ... 166

e. Analisis Struktur Teks Dodoy 5 ... 166

1) Bentuk ... 166

a) Jumlah Kalimat ... 166

b) Hubungan Antarkalimat ... 170

2) Bunyi ... 172

a) Rima ... 172

b) Asonansi dan Aliterasi ... 173

c) Irama ... 176

3) Gaya ... 178

a) Pilihan Kata (Diksi)... 178

b) Paralelisme ... 180

c) Bahasa Kiasan ... 180


(11)

xiii

Violeta Inayah Pama, 2013

Dodoy Dalam Pengasuhan Anak Usia Dini (Kajian Struktur Teks,Konteks,Penuturan,Nilai,Fungsi, Dan Model Pelestariannya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Tempat Berlangsungnya Dodoy ... 181

b. Waktu Berlangsungnya Dodoy ... 181

c. Penutur atau Pelantun Dodoy ... 181

d. Petutur atau Pendengar Dodoy ... 181

e. Suasana Ketika Berlangsungnya Dodoy ... 182

4. Analisis Nilai Dodoy ... 182

5. Analisis Fungsi Dodoy ... 184

C. Pembahasan Hasil Analisis ... 185

1. Perihal Dodoy ... 185

2. Struktur Teks Dodoy ... 186

a. Bentuk ... 186

b. Bunyi ... 186

c. Gaya ... 188

3. Konteks Penuturan Dodoy... 190

4. Nilai Dodoy ... 190

5. Fungsi Dodoy ... 191

BAB V MODEL PELESTARIAN DODOY A. Landasan Pemikiran ... 194

B. Alternatif Model Pelestarian ... 195

C. Model Pelestarian dalam Bentuk Buku ... 197

D. Model Pelatihan Pembentukan Karakter Anak Usia Dini... 199

1. Ruang Lingkup Pelatihan ... 199

2. Langkah-langkah Pelatihan ... 200

3. Hasil Pelaksanaan Pelatihan ... 204

BAB VI PENUTUP A. Simpulan ... 206

B. Saran ... 210

DAFTAR PUSTAKA ... 211

DAFTAR LAMPIRAN ... 214

A. Instrumen Penelitian... 214

B. Foto-foto Penelitian ... 220

C. Peta Daerah Penelitian ... 226


(12)

xiv

Violeta Inayah Pama, 2013

Dodoy Dalam Pengasuhan Anak Usia Dini (Kajian Struktur Teks,Konteks,Penuturan,Nilai,Fungsi, Dan Model Pelestariannya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

A. Peta Propinsi Riau ... 60

B. Peta Kabupaten Siak ... 61

C. Ibu sedang menimang-nimang anaknya ... 69

D. Ibu sedang mengayun anak di dalam buaian... 69

E. Anak sedang tidur di dalam buaian kain ... 75


(13)

1

Violeta Inayah Pama, 2013

Dodoy Dalam Pengasuhan Anak Usia Dini (Kajian Struktur Teks,Konteks,Penuturan,Nilai,Fungsi, Dan Model Pelestariannya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang memiliki berbagai kebudayaan. Kenyataan ini tidak dapat dipungkiri karena adanya bukti-bukti berupa tradisi dan peninggalan-peninggalan lama yang sangat berharga yang sampai saat ini masih ditemukan. Peninggalan tersebut ada yang berbentuk tulisan dan ada pula yang berbentuk lisan. Salah satunya adalah dodoy dalam menidurkan anak yang merupakan salah satu kebudayaan Melayu. Tradisi merupakan produk berfikir yang dimanifestikan ke dalam pola dan tingkah laku serta dipelihara dalam kelompok maupun perorangan (Tim Pusat Penelitian Kebudayaan dan Kemasyarakatan Universitas Riau, 2005:27). Begitu pula halnya dalam masyarakat Melayu yang menganggap sebuah tradisi sebagai cerminan dalam kehidupan bermasyarakat sehingga terjalin suatu kekerabatan yang baik.

Masyarakat Melayu pada umumnya masih memegang teguh adat dan tradisi yang ada. Hal ini disebabkan tradisi tersebut sudah menjadi kebiasaan dan mendarah daging dalam kehidupan bermasyarakat. Adat terbentuk berdasarkan pembiasaan dalam kehidupan manusia yang terus menerus dilakukan sejak dulu kala. Pada dasarnya adat berisikan norma dan nilai-nilai pembentuk perilaku manusia. Adat dalam kehidupan masyarakat Melayu bersumber dari hukum Islam yakni Al-Quran dan Hadits. Dua sumber inilah yang menjadi pedoman bagi orang Melayu dalam menjalani kehidupannya.

Dodoy merupakan salah satu bagian dari tradisi lisan dan juga bagian dalam pengasuhan anak usia dini pada masyarakat Melayu Siak. Dodoy biasanya dilakukan dalam proses menidurkan anak. Dodoy ini termasuk ke dalam jenis nyanyian rakyat karena dilantunkan secara lisan dan penyebarannyapun diwariskan secara lisan pula. Nyanyian rakyat merupakan bunyi (suara) yang


(14)

Violeta Inayah Pama, 2013

Dodoy Dalam Pengasuhan Anak Usia Dini (Kajian Struktur Teks,Konteks,Penuturan,Nilai,Fungsi, Dan Model Pelestariannya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berirama dan berlagu musik yang terangkai sehingga menghasilkan suatu harmonisasi yang indah. Hal ini diperkuat oleh Brunvand (Danandjaja, 1984:141) yang menyatakan bahwa nyanyian rakyat adalah salah satu genre atau bentuk folklor yang terdiri dari kata-kata dan lagu, yang beredar secara lisan di antara anggota kolektif tertentu, berbentuk tradisional, serta banyak mempunyai varian. Hutomo (1991:66) mengemukakan bahwa nyanyian ini bermacam-macam jenisnya, misalnya nyanyian anak-anak (children songs), nyanyian nina-bobo (lullaby), nyanyian kerja (work songs), nyanyian permainan (game songs), nyanyian situasi (situational songs), dan nyanyian sedih waktu pemakaman (dirge).

Nyanyian rakyat ini termasuk ke dalam kategori tradisi lisan yang lisan. Hal ini disebabkan nyanyian rakyat merupakan sebuah tradisi yang menggunakan media lisan secara utuh baik pengapresiasiannya maupun pengembangannya. Sebagai sebuah tradisi dan budaya sudah sepatutnyalah dodoy atau nyayian rakyat ini dilestarikan. Dodoy dalam menidurkan anak merupakan suatu khazanah budaya bangsa yang wajib dipertahankan dan dilestarikan karena tradisi tersebut mencerminkan dan merupakan jati diri bangsa ataupun daerah di mana kebudayaan atau tradisi berasal.

Dewasa ini, keberadaan nyanyian rakyat juga sudah mulai dikhawatirkan karena sebagai salah satu bagian dari tradisi lisan, nyanyian rakyat tersebut sudah mulai terlupakan khususnya di kalangan generasi muda. Lambat laun sudah mulai terlihat bahwasanya sekarang ini nyanyian rakyat sudah jarang bahkan tidak lagi diperdendangkan sehingga sangat terlihat jelas posisinya sudah berada diambang kepunahan.

Salah satu jenis nyanyian rakyat yang sudah mulai tertinggal adalah nyanyian anak, baik itu nyanyian permainan maupun nyanyian nina-bobo (nyanyian yang disenandungkan pada anak sebelum tidur). Dulu, permainan anak-anak selalu diiringi oleh nyanyian-nyanyian yang bersifat tradisional dan memberikan efek kegembiraan dalam bermain. Sekarang ini, karena


(15)

Violeta Inayah Pama, 2013

Dodoy Dalam Pengasuhan Anak Usia Dini (Kajian Struktur Teks,Konteks,Penuturan,Nilai,Fungsi, Dan Model Pelestariannya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

perkembangan zaman dan teknologi yang semakin canggih permainan-permainan yang mengedepankan tradisi dan kebudayaan mulai dilupakan karena anak-anak terpengaruh dan cenderung lebih menyukai permainan-permainan yang modern dan bahkan mereka sudah tidak mengenal lagi permainan dan nyanyian-nyanyian rakyat tersebut.

Sama halnya dengan nyanyian permainan, nyanyian yang disenandungkan pada anak sebelum tidur pun sekarang ini sudah mulai dilupakan bahkan hampir punah. Sekarang, di zaman yang canggih dan modern ini para orang tua lebih suka memperdengarkan nyanyian atau musik-musik melalui media elektronik seperti DVD, VCD, radio dan media elektronik lainnya. Mereka cenderung lebih suka memperdengarkan musik-musik klasik, religi, dan lainnya yang diputar melalui audio visual atau media-media elektronik daripada dodoy dalam menidurkan anak. Pada hakikatnya, nyanyian rakyat bukan hanya semata-mata sebagai sebuah seni, melainkan sebuah nyanyian yang memiliki banyak fungsi. Salah satu fungsinya yang sangat menonjol adalah nyanyian rakyat berfungsi sebagai pendidik, yakni di dalam nyanyian rakyat tersebut berisi nasihat-nasihat, petuah-petuah, cita-cita, dan harapan-harapan para orang tua yang diperuntukkan bagi anak-anak ketika beranjak dewasa.

Dalam nyanyian rakyat tergambar jelas tata cara kehidupan sosial masyarakat. Hal ini sesuai dengan fungsi nyanyian rakyat tersebut. Menurut Danandjaja (1984:152-153) nyanyian rakyat memiliki banyak fungsi, yakni : (a) Nyanyian rakyat memiliki fungsi rekreatif, yaitu untuk merenggut kita dari kebosanan hidup sehari-hari walaupun untuk sementara waktu atau menghibur diri dari kesukaran hidup, sehingga dapat pula menjadi semacam pelipur lara atau untuk melepaskan diri dari segala ketegangan perasaan sehingga dapat memperoleh kedamaian jiwa. Nyanyian rakyat yang berfungsi demikian itu adalah nyanyian jenaka, nyanyian untuk mengiringi permainan kanak-kanak, dan nyanyian “Nina Bobo”. (b) Nyanyian rakyat juga berfungsi sebagai pembangkit semangat, seperti nyanyian bekerja “Holopis Kuntul Baris”, nyanyian untuk


(16)

Violeta Inayah Pama, 2013

Dodoy Dalam Pengasuhan Anak Usia Dini (Kajian Struktur Teks,Konteks,Penuturan,Nilai,Fungsi, Dan Model Pelestariannya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berbaris-baris, perjuangan, dan sebagainya. (c) Nyanyian rakyat juga berfungsi untuk memelihara sejarah setempat, klen, dan sebagainya. (d) Nyanyian rakyat juga berfungsi sebagai protes sosial, protes mengenai ketidakadilan dalam masyarakat atau Negara bahkan dunia.

Siak Sri Indrapura merupakan salah satu kabupaten yang mendiami sebagian wilayah Provinsi Riau. Sebagai kabupaten yang memiliki adat istiadat dan budaya Melayu yang kental dan sarat akan nilai-nilai keislaman, Siak memiliki beraneka ragam budaya seperti upacara adat menyambut tamu, tradisi bersyair dalam menyambut tamu, tradisi berbalas pantun, tradisi menumbai lebah, tradisi senandung menidurkan anak, dan lain sebagainya.

Kebanyakan dari tradisi tersebut sampai saat ini masih ada dan masih dilaksanakan. Akan tetapi ada juga tradisi yang sekarang ini sudah mulai terlupakan dan sudah mulai memudar bahkan hampir punah, seperti tradisi dodoy atau senandung menidurkan anak.

Pada masa dulunya, orang-orang tua di Siak gemar sekali mendodoykan anaknya ketika hendak tidur. Biasanya nyanyian atau lagu yang mereka senandungkan selalu diiringi irama-irama yang bervariasi dan mampu membuat sang anak terlelap dalam tidurnya. Nyanyian atau senandung tersebut biasanya berisikan pesan-pesan, nasihat-nasihat, petuah-petuah, harapan, cita-cita, dan keinginan-keinginan orang tua terhadap anaknya sedari kecil hingga mulai beranjak dewasa. Semua harapan dan keinginan orang tua terhadap anaknya selalu diutarakan lewat sebuah nyanyian yang disenandungkan pada anak sebelum tidur. Hal ini disebabkan secara psikologis, ketika seorang anak tidur ia akan lebih mudah menyerap pesan-pesan yang diberikan oleh orang tuanya karena pada saat itulah otak anak bekerja dengan aktif dan cepat sehingga akan mudah terserap dalam alam bawah sadar anak. Hal ini diperkuat oleh Ken Adams (2006:27) yang mengungkapkan bahwa bayi yang masih kecil akan mencoba bergerak sesuai irama saat mendengar musik. Terkadang mereka bahkan membuat suara „aaah‟, dan mengoceh saat bergerak mengikuti alunan musik. Lebih lanjut ia


(17)

Violeta Inayah Pama, 2013

Dodoy Dalam Pengasuhan Anak Usia Dini (Kajian Struktur Teks,Konteks,Penuturan,Nilai,Fungsi, Dan Model Pelestariannya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengungkapkan bahwa kemampuan untuk mengapresiasi dan membedakan suara pada bayi yang masih kecil sudah sangat berkembang, dan menyanyikan lagu kepada bayi yang ada dalam pelukan adalah cara lain untuk memodifikasi pengalaman yang dapat mempercepat perkembangan. Hal demikian membuktikan bahwa bayi yang baru lahirpun mampu merespon secara selektif terhadap ucapan orang dewasa. Hal ini diperkuat oleh pendapat Brody, Zelazo & Chaika (Desmita, 2006:101) yang menyatakan bahwa tiga hari setelah kelahiran, bayi dapat membedakan antara suara-suara ucapan baru dan suara-suara yang telah didengar sebelumnya.

Bersenandung atau mendodoykan anak ketika tidur akan semakin mempererat atau mendekatkan hubungan batin antara orang tua dan anaknya. Hal ini diperkuat oleh pendapat Hutt (Desmita, 2006:101) yang menyatakan bahwa respons selektif bayi yang baru lahir terhadap ucapan manusia memiliki arti penting bagi kelangsungan hidupnya, sebab ia menjadi bagian yang vital dalam perkembangan hubungan kasih sayang antara orang tua dan anak.

Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu informan, yakni Bapak H. Hamdan Saily selaku tokoh masyarakat dan mantan ketua Lembaga Adat Melayu (LAM) Kabupaten Siak pada hari jum‟at tanggal 1 Februari, saat sekarang ini dodoy dalam menidurkan anak ini sudah langka bahkan terancam kepunahan. Hal ini disebabkan oleh dodoy dalam menidurkan anak sudah tidak pernah digunakan lagi khususnya oleh generasi muda. Budaya atau tradisi ini sudah terkikis oleh perkembangan zaman dan teknologi yang semakin pesat. Oleh karena itu, tradisi ini perlu dikaji lebih dalam lagi dari segi nilai dan bagaimana upaya pelestariannya. Kurangnya minat khususnya generasi muda untuk terus melaksanakan dan melestarikan tradisi inilah yang memotivasi penulis untuk melakukan penelitian guna melestarikan salah satu khazanah dan warisan budaya yang terdapat di Kabupaten Siak ini.

Berdasarkan pada paparan di atas, maka dalam penelitian ini penulis memfokuskan pada salah satu tradisi lisan yang ada di wilayah Kabupaten Siak


(18)

Violeta Inayah Pama, 2013

Dodoy Dalam Pengasuhan Anak Usia Dini (Kajian Struktur Teks,Konteks,Penuturan,Nilai,Fungsi, Dan Model Pelestariannya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yakni dodoy dalam pengasuhan anak usia dini masyarakat Melayu Siak yang dikaji berdasarkan struktur teks, konteks penuturan, nilai, fungsi dan model pelestariannya sebagaimana judul penelitian yang diajukan, yakni “Dodoy dalam Pengasuhan Anak Usia Dini Masyarakat Melayu Siak : Kajian Struktur Teks, Konteks Penuturan, Nilai, Fungsi, dan Model Pelestariannya”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka masalah yang akan diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut ini.

1) Bagaimanakah penyampaian dodoy dalam pengasuhan anak usia dini masyarakat Melayu Siak?

2) Bagaimanakah struktur teks dodoy dalam pengasuhan anak usia dini masyarakat Melayu Siak?

3) Bagaimanakah konteks penuturan dodoy dalam pengasuhan anak usia dini masyarakat Melayu Siak?

4) Nilai-nilai apa saja yang terkandung pada dodoy dalam pengasuhan anak usia dini masyarakat Melayu Siak?

5) Apakah fungsi dodoy dalam pengasuhan anak usia dini masyarakat Melayu Siak?

6) Bagaimanakah bentuk pelestarian dodoy pada pengasuhan anak usia dini masyarakat Melayu Siak?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk melestarikan salah satu tradisi atau budaya daerah yang hampir terlupakan khususnya oleh generasi muda, sedangkan tujuan secara khusus adalah untuk mendeskripsikan hal-hal berikut ini.


(19)

Violeta Inayah Pama, 2013

Dodoy Dalam Pengasuhan Anak Usia Dini (Kajian Struktur Teks,Konteks,Penuturan,Nilai,Fungsi, Dan Model Pelestariannya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1) Penyampaian dodoy dalam pengasuhan anak usia dini masyarakat Melayu Siak;

2) Struktur teks dodoy dalam pengasuhan anak usia dini masyarakat Melayu Siak;

3) Konteks penuturan dodoy dalam pengasuhan anak usia dini masyarakat Melayu Siak;

4) Nilai-nilai yang terkandung pada dodoy dalam pengasuhan anak usia dini masyarakat Melayu Siak;

5) Fungsi dodoy dalam pengasuhan anak usia dini masyarakat Melayu Siak; 6) Model pelestarian dodoy dalam pengasuhan anak usia dini pada masyarakat

Melayu Siak;

D. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi khalayak khususnya masyarakat melayu Siak. Adapun manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah berikut ini.

1. Manfaat Teoretis

Secara umum hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu budaya, khususnya folklor dan tradisi lisan. Sedangkan secara khusus penelitian ini memberikan pengetahuan baru bahwa dodoy berbeda dengan nyanyian “nina bobo” lainnya. Perbedaannya terletak pada liriknya, karena lirik dodoy diciptakan sendiri oleh orang tua sesuai kreasi mereka masing-masing sehingga lirik-lirik dodoy tersebut berbeda antara satu dan lainnya.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut ini.


(20)

Violeta Inayah Pama, 2013

Dodoy Dalam Pengasuhan Anak Usia Dini (Kajian Struktur Teks,Konteks,Penuturan,Nilai,Fungsi, Dan Model Pelestariannya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dengan adanya penelitian ini, maka hasil yang diperoleh agar dapat: 1) Menumbuhkan kesadaran masyarakat melayu Siak akan pentingnya

menjaga budaya yang dimiliki dan merupakan ciri khas daerah; 2) Menikmati karya sastra lisan Melayu sehingga tradisi-tradisi lama

Melayu tetap terjaga. b. Bagi Generasi Muda

Penelitian ini dapat menumbuhkan semangat pada generasi muda untuk terus melestarikan budaya bangsa yang sarat akan nilai-nilai dalam kehidupan;

c. Bagi Orang Tua

Para orang tua dapat mengaplikasikan nilai-nilai yang terkandung dalam setiap senandung tersebut ke dalam pola pengasuhan pada anak; d. Bagi Pemerintah

Pemerintah terbantu dalam melestarikan salah satu nyanyian rakyat yang hampir punah dan terlupakan khususnya oleh generasi muda;

E. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahan penafsiran dalam penelitian ini, penulis merumuskan beberapa batasan definisi operasional berikut ini.

1) Dodoy merupakan salah satu bentuk tradisi lisan yang termasuk ke dalam jenis nyanyian rakyat. Dodoy merupakan sebuah kegiatan nyanyian yang diperdengarkan pada anak sebelum tidur. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dodoy merupakan nyanyian penghantar tidur anak;

2) Struktur teks merupakan proses analisis secara mendalam mengenai teks dodoy yang dikaji berdasarkan bentuk, bunyi, dan gaya bahasa yang terkandung di dalamnya. Dalam hal ini teks merupakan sebuah lirik senandung yang digubah ke dalam bentuk tulisan;


(21)

Violeta Inayah Pama, 2013

Dodoy Dalam Pengasuhan Anak Usia Dini (Kajian Struktur Teks,Konteks,Penuturan,Nilai,Fungsi, Dan Model Pelestariannya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3) Konteks penuturan merupakan analisis secara mendalam mengenai konteks ataupun situasi yang di dalamnya tercakup tempat, waktu, suasana, pelaku, dan pendengar (audience) dodoy tersebut;

4) Nilai merupakan suatu hal ataupun sifat-sifat yang penting bagi kehidupan manusia. Dalam hal ini akan dianalisis secara mendalam nilai-nilai apa sajakah yang terkandung dari dodoy dalam pengasuhan anak usia dini pada masyarakat Melayu Siak;

5) Fungsi merupakan kegunaan suatu hal. Dalam hal ini akan dianalisis secara mendalam untuk mengetahui kegunaan atau fungsi dodoy dalam pengasuhan anak usia dini bagi masyarakat Melayu Siak;

6) Model pelestarian merupakan bentuk ataupun upaya dalam pemertahanan kearifan lokal khususnya dodoy dalam pengasuhan anak usia dini pada masyarakat Melayu Siak.

F. Anggapan Dasar

Anggapan dasar yang digunakan sebagai pedoman dalam penelitian ini adalah sebagai berikut ini.

1) Setiap masyarakat sudah barang tentu memiliki tradisi meninabobokan anak yang berbeda. Tradisi tersebut termasuk dalam jenis nyanyian rakyat. Nyanyian rakyat merupakan salah satu unsur budaya yang dapat memperkaya khazanah budaya nasional dan harus terus dilestarikan;

2) Pada dasarnya nyanyian rakyat “nina bobo” mengandung nilai-nilai yang dapat membentuk karakter dan kepribadian anak;

3) Nyanyian rakyat juga berfungsi sebagai media dan alat pendidikan anak (dalam kaitannya dengan pengasuhan anak).

G. Penelitian yang Relevan

Penelitian tentang nyanyian rakyat ini relevan dengan penelitian sebelumnya yang sudah dilakukan oleh Maliudin (2012) dari Sekolah PascasarjanaUniversitas Pendidikan Indonesia dalam rangka penyusunan tesis dengan judul Nyanyian


(22)

Violeta Inayah Pama, 2013

Dodoy Dalam Pengasuhan Anak Usia Dini (Kajian Struktur Teks,Konteks,Penuturan,Nilai,Fungsi, Dan Model Pelestariannya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Rakyat Kau-Kaudara dalam Masyarakat Muna : Kajian Struktur Teks, Konteks, dan Fungsi serta Upaya Pelestariannya. Pada penelitian ini nyanyian rakyat yang menjadi fokus kajiannya adalah nyanyian rakyat dalam mengiringi permainan anak. Selain itu penelitian yang berkenaan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Grace Somelok (2011) dari Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia dalam rangka penyusunan tesis dengan judul Kajian Etnografi terhadap Makna dalam Syair Lagu pada Ritual Daur Hidup Masyarakat Suku Naulu di Pulau Seram Kabupaten Maluku Tengah dan Model Pelestariannya. Penelitian ini memfokuskan pada makna yang terkandung dalam syair lagu sebagai upaya melestarikan warisan budaya daerah. Penelitian selanjutnya yang juga relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Badrun (2003) dari Sekolah Pascasarjana Universitas Indonesia dalam rangka penyusunan disertasi dengan judul Patu Mbojo: Struktur, Konteks Pertunjukan, Proses Penciptaan, dan Fungsi.


(23)

48

Violeta Inayah Pama, 2013

Dodoy Dalam Pengasuhan Anak Usia Dini (Kajian Struktur Teks,Konteks,Penuturan,Nilai,Fungsi, Dan Model Pelestariannya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif ini digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah (obyek yang apa adanya dan tidak dimanipulasi oleh peneliti sehingga kondisi pada saat peneliti memasuki obyek baik setelah berada maupun setelah keluar dari obyek relatif tidak berubah), di mana peneliti adalah sebagai instrument kunci (karena di dalam penelitian kualitatif instrumennya adalah orang atau human instrument. Dalam penelitian kualitatif teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), yakni pengumpulan data yang menggunakan berbagai sumber dan berbagai teknik pengumpulan data secara simultan sehingga dapat diperoleh data yang pasti. Analisis data dalam penelitian kualitatif bersifat induktif, yakni berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan dan kemudian dapat dikonstruksikan menjadi hipotesis atau teori sehingga hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi (karena metode kualitatif ini digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam dan mengandung makna) (Sugiyono, 2010:1-3).

Selain itu, metode penelitian kualitatif juga disebut metode etnografi karena pada awalnya metode ini lebih banyak digunakan untuk penelitian bidang antropologi budaya. Hal ini selaras dengan pendapat Koentjaraningrat (2002:329) yang melihat penelitian kualitatif sebagai suatu penelitian yang bersifat etnografi yaitu suatu deskripsi mengenai kebudayaan suatu bangsa dengan pendekatan antropologi. Tujuan utamanya adalah untuk memahami suatu pandangan hidup dari sudut pandang penduduk asli.


(24)

Violeta Inayah Pama, 2013

Dodoy Dalam Pengasuhan Anak Usia Dini (Kajian Struktur Teks,Konteks,Penuturan,Nilai,Fungsi, Dan Model Pelestariannya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian ini dilakukan di wilayah Kabupaten Siak Provinsi Riau. Disebabkan wilayah yang luas maka peneliti melakukan penelitian di salah satu wilayah Kabupaten Siak yakni di Kecamatan Mempura. Kecamatan Mempura memang bukanlah pusat kota Kabupaten Siak saat ini, akan tetapi daerah ini pada masa dulunya merupakan salah satu daerah pusat pemerintahan kerajaan. Hal inilah yang mendasari pemilihan wilayah Kecamatan Mempura ini menjadi tempat atau lokasi penelitian, karena di wilayah ini masih dapat ditemui tradisi-tradisi masa lalu yang hingga kini masih ada. Hal ini disebabkan masyarakatnya yang masih tetap mempertahankan tradisi lama dan cara hidup tradisional yang telah diwarisi turun temurun dari nenek moyang walaupun tidak seluruh masyarakatnya yang masih menggunakannya. Salah satu tradisi yang masih ada hingga kini adalah dodoy menidurkan anak.

Di Kecamatan Mempura inilah tempat tinggalnya beberapa orang tokoh adat, pemuka masyarakat, para tetua, yang masih hidup dan mengetahui banyak perihal pengasuhan anak usia dini masyarakat Melayu Siak khususnya dodoy menidurkan anak. Saat ini, tidak banyak lagi orang yang tahu akan halnya dodoy tersebut. Kebanyakan dari mereka sudah mulai dengan pola hidup modern sehingga pola hidup tradisional sudah terlupakan. Dari segi kemudahan lokasi (perjalanan), waktu, biaya, transportasi dan komunikasi wilayah Kecamatan mempura ini termasuk mudah dan dapat dijangkau sehingga peneliti tidak mengalami kesulitan dalam mencari dan menghimpun data.

C. Data dan Sumber Data Penelitian

1. Data

Data dalam penelitian ini adalah proses pengasuhan anak usia dini serta dodoy yang digunakan dalam menidurkan anak secara lisan yang diperoleh melalui proses perekaman. Orang yang pertama peneliti hubungi adalah Bapak S. Berrein SR, beliau adalah seorang seniman dan budayawan Melayu yang sangat mengetahui segala seluk beluk kebudayaan Melayu khususnya yang ada di


(25)

Violeta Inayah Pama, 2013

Dodoy Dalam Pengasuhan Anak Usia Dini (Kajian Struktur Teks,Konteks,Penuturan,Nilai,Fungsi, Dan Model Pelestariannya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

wilayah Kabupaten Siak. Dari beliau peneliti mendapat informasi bahwa ada seorang tokoh masayarakat dan budayawan lagi yang sangat mengetahui tentang kebudayaan-kebudayaan yang ada di Siak khususnya budaya dodoy menidurkan anak. Berdasarkan informasi tersebut maka pada hari Jum’at tanggal 1 Februari 2013, peneliti menemui Bapak H. Hamdan Saily di Desa Benteng Hulu Kecamatan Mempura Kabupaten Siak. Beliau adalah seorang tokoh masyarakat dan adat, budayawan dan mantan ketua Lembaga Adat Melayu (LAM) Kabupaten Siak. Dari beliaulah peneliti mendapatkan banyak infomasi yang terkait dengan salah satu budaya yang sudah hampir punah yakni dodoy, mulai dari sejarah terjadinya dodoy, alat-alat yang digunakan dalam mendodoykan anak sampai kepada cara mendodoykan anak.

Selanjutnya pada hari Kamis tanggal 14 Maret 2013, peneliti kembali menemui Bapak H. Hamdan Saily dan Bapak S. Berrein SR untuk tahap selanjutnya dalam penelitian di lapangan ini. Beliau memperkenalkan peneliti dengan beberapa orang ibu yang memang masih menggunakan tradisi dodoy tersebut dalam menidurkan anak hingga saat ini. Berkat bantuan mereka akhirnya peneliti dapat melihat secara langsung penyampaian dodoy dalam menidurkan anak.

2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah informan yang dianggap mengetahui dan memiliki kekuatan serta otoritas yang terkait dengan objek penelitian, yakni dodoy yang didendangkan oleh orang tua dalam menidurkan anaknya.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan sebuah langkah yang penting yang diperlukan untuk kelancaran penelitian, hal ini sesuai dengan tujuan dari penelitian itu sendiri, yaitu untuk memperoleh data yang nantinya akan di analisis.


(26)

Violeta Inayah Pama, 2013

Dodoy Dalam Pengasuhan Anak Usia Dini (Kajian Struktur Teks,Konteks,Penuturan,Nilai,Fungsi, Dan Model Pelestariannya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada penelitian ini pengumpulan datanya dilakukan secara natural setting (kondisi yang alamiah), karena penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan metode etnografi. Maka dari itu, untuk mendapatkan data yang sesuai dan berguna dalam penelitian ini, maka teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah teknik obeservasi (participant observation) dan teknik wawancara. Dengan observasi alamiah (pengamatan secara natural) serta wawancara mendalam (in depth interiview), maka data yang terkumpul menjadi lebih lengkap, tajam dan lebih bermakna karena sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data sehingga peneliti pun ikut merasakan suka dukanya.

Untuk mempermudah kerja peneliti dalam mengumpulkan data di lapangan, maka peneliti juga menggunakan beberapa pedoman dan alat antara lain berikut ini.

1) Pedoman wawancara

Pedoman wawancara digunakan sebagai rujukan pertanyaan yang akan diajukan terhadap responden dalam melakukan wawancara untuk memperoleh data tentang bentuk pengasuhan anak usia dini masyarakat Melayu Siak dan tradisi bersenandung yang merupakan bagian dari pengasuhan anak usia dini masyarakat Melayu Siak.

2) Pedoman observasi

Pedoman observasi digunakan sebagai patokan dalam melakukan pengamatan ketika peneliti berada di lapangan sehingga data yang diperoleh lebih lengkap dan lebih jelas karena peneliti melihat langsung.

3) Catatan lapangan

Catatan lapangan digunakan untuk mencatat poin-poin atau hal-hal yang dianggap penting ketika melaksanakan observasi dan wawancara.


(27)

Violeta Inayah Pama, 2013

Dodoy Dalam Pengasuhan Anak Usia Dini (Kajian Struktur Teks,Konteks,Penuturan,Nilai,Fungsi, Dan Model Pelestariannya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tape recorder digunakan untuk merekam pembicaraan antara peneliti dengan para informan ketika berlangsungnya proses wawancara dan juga senandung yang didendangkan oleh orang tua ketika menidurkan anaknya. 5) Kamera (handycam)

Kamera atau handycam digunakan untuk merekam gambar pada saat proses bersenandung ketika menidurkan anak.

E. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, instrumen utamanya adalah peneliti sendiri, namun selanjutnya setelah fokus penelitian menjadi jelas, maka kemungkinan akan dikembangkan instrumen penelitian sederhana yang diharapkan dapat melengkapi data dan membandingkan dengan data yang telah ditemukan melalui observasi dan wawancara. Dalam penelitian ini, peneliti akan terjun ke lapangan sendiri baik pada grand tour question, tahap focused and selection dengan melakukan pengumpulan data, menganalisis data dan membuat kesimpulan (Sugiyono, 2010:61). Hal ini selaras dengan pendapat Nasution (2003: 55-56) berikut ini.

1) Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus dari lingkungan yang harus diperkirakannya bermakna atau tidak bagi penelitian. 2) Peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan

dan dapat mengumpulkan aneka ragam data sekaligus.

3) Tiap situasi merupakan suatu keseluruhan. Tidak ada suatu instrumen berupa tes atau angket yang dapat menangkap keseluruhan situasi, kecuali manusia. Hanya manusia sebagai instrumen dapat memahami situasi dalam segala seluk-beluknya.

4) Suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia, tidak dapat dipahami dengan pengetahuan semata-mata. Untuk memahaminya kita sering perlu merasakannya, menyelaminya berdasarkan penghayatan kita.


(28)

Violeta Inayah Pama, 2013

Dodoy Dalam Pengasuhan Anak Usia Dini (Kajian Struktur Teks,Konteks,Penuturan,Nilai,Fungsi, Dan Model Pelestariannya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5) Peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang diperoleh. Ia dapat menafsirkannya, melahirkan hipotesis dengan segera untuk menentukan arah pengamatan untuk mentes yang timbul seketika.

6) Hanya manusia sebagai instrumen dapat mengambil kesimpulan berdasarkan data yang dikumpulkan pada suatu saat dan segera menggunakannya sebagai balikan untuk memperoleh penegasan, perubahan, perbaikan, atau penolakan.

F. Informan

Dalam penelitian ini yang menjadi informan kunci adalah tokoh masyarakat dan budayawan Melayu Siak yang memang sangat mengetahui tentang dodoy dan bentuk pengasuhan anak usia dini. Selain menggunakan informan kunci, untuk memperoleh data yang lebih akurat peneliti juga menggunakan informan lainnya yaitu masyarakat yang bertindak sebagai pelantun dodoy pada saat menidurkan anaknya yang dalam hal ini adalah orang tua.

G. Teknik Analisis Data

Analisis merupakan proses menyusun data agar data dapat ditafsirkan (Nasution, 2003:126). Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan (Sugiyono, 2011:245). Dalam hal ini Nasution menyatakan bahwa “analisis telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian” (Sugiyono, 2011:245). Hal ini senada dengan Miles dan Huberma (Sugiyono, 2011:246) yang mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas. Teknik analisis data penelitian kualitatif ini dibagi menjadi tiga bagian yakni (1) reduksi data (data reduction), yang berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, serta memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya; (2) penyajian


(29)

Violeta Inayah Pama, 2013

Dodoy Dalam Pengasuhan Anak Usia Dini (Kajian Struktur Teks,Konteks,Penuturan,Nilai,Fungsi, Dan Model Pelestariannya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

data (data display), yang biasanya dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan lainnya. Dengan mendisplay data, maka akan memudahkan peneliti untuk memahami apa yang terjadi dan merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami oleh peneliti; dan tahap selanjutnya adalah (3) verifikasi data atau penarikan kesimpulan (conclusion drawing), di mana kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan ini dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah diteliti menjadi jelas. Untuk lebih jelasnya mengetahui langkah-langkah dalam menganalisis data dapat dilihat di bawah ini.

1. Mengumpulkan dan menyusun secara sistematis data-data yang telah diperoleh di lapangan dengan cara wawancara, observasi, ataupun hasil dokumentasi (bahan-bahan penunjang lainnya) tentang senandung menidurkan anak usia dini sehingga dapat dipahami dengan mudah.

2. Mereduksi data atau merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dan kemudian dicari tema serta polaya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya.

3. Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Pada tahap ini, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya. Untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif yang paling sering digunakan adalah teks yang bersifat naratif.

4. Tahap selanjutnya adalah tahap conclusion drawing atau verivikasi, yakni menarik sebuah kesimpulan (Sugiyono, 2011: 245-252).


(30)

Violeta Inayah Pama, 2013

Dodoy Dalam Pengasuhan Anak Usia Dini (Kajian Struktur Teks,Konteks,Penuturan,Nilai,Fungsi, Dan Model Pelestariannya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Pedoman Analisis

Bentuk pengasuhan anak usia dini, struktur teks, konteks penuturan, fungsi, nilai dan model pelestarian senandung

No Tujuan Penelitian Data Temuan Pedoman Analisis 1 Mendeskripsikan cara

penyampaian dodoy dalam pengasuhan anak usia dini masyarakat Melayu Siak

Syair-syair (lirik) dodoy dan penyampaian dodoy

Teori tradisi lisan

2 Mendeskripsikan struktur teks dodoy

Bentuk teks (lirik) dan struktur teks yang berupa bentuk, bunyi,

Teori struktur mikro Sibarani dan teori analisis puisi Pradopo


(31)

Violeta Inayah Pama, 2013

Dodoy Dalam Pengasuhan Anak Usia Dini (Kajian Struktur Teks,Konteks,Penuturan,Nilai,Fungsi, Dan Model Pelestariannya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu dan gaya

3 Mendeskripsikan konteks penuturan dodoy

Latar atau tempat, waktu, pelaku atau penutur, pendengar, dan suasana

Teori Sibarani (konteks tradisi lisan dalam

antropolinguistik) 4 Untuk mengetahui

nilai-nilai yang terkandung dalam dodoy

Nilai religi, nilai moral, nilai pendidikan

Teori nilai

5 Untuk mengetahui fungsi dodoy

Sebagai bentuk hiburan; alat pendidikan anak; alat pemaksa

berlakunya norma-norma sosial dan pengendali sosial; dan penguat ikatan

persaudaraan

Teori fungsi sastra lisan

6 Bentuk atau model pelestarian dodoy

Sistem pewarisan secara turun temurun, pendokumentasian dalam bentuk buku dan pelatihan pembentukan karakter anak.

Teori tradisi lisan dan teori Sedyawati


(32)

Violeta Inayah Pama, 2013

Dodoy Dalam Pengasuhan Anak Usia Dini (Kajian Struktur Teks,Konteks,Penuturan,Nilai,Fungsi, Dan Model Pelestariannya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ALUR PENELITIAN

Masalah

Tujuan Penelitian

 Mendeskripsikan penyampaian dodoy dalam pengasuhan anak usia dini, struktur teks dodoy, konteks penuturan dodoy

 Mengetahui nilai-nilai yang terkandung dalam dodoy, fungsi dodoy, dan bentuk pelestarian dodoy


(33)

Violeta Inayah Pama, 2013

Dodoy Dalam Pengasuhan Anak Usia Dini (Kajian Struktur Teks,Konteks,Penuturan,Nilai,Fungsi, Dan Model Pelestariannya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Metode Penelitian

(metode penelitian kualitatif)

Data Penelitian

 Penyampaian dodoy dalam pengasuhan anak usia dini

 Teks dodoy

Klasifikasi Data Data inti

Dodoy dalam menidurkan anak Data pendukung

 Sejarah dodoy

 Alat yang digunakan dalam dodoy  Orang yang melantunkan dodoy

Observasi, Wawancara, dan Dokumentasi Landasan Teori

 Pendidikan keluarga  Pendidikan anak usia dini  Tradisi lisan

 Nyanyian rakyat  Struktur teks  Konteks penuturan  Nilai

 Fungsi


(34)

Violeta Inayah Pama, 2013

Dodoy Dalam Pengasuhan Anak Usia Dini (Kajian Struktur Teks,Konteks,Penuturan,Nilai,Fungsi, Dan Model Pelestariannya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Model Pelestarian

Analisis Data

 Struktur teks (teori Sibarani model Van Dijk dan analisis puisi Pradopo)

 Konteks penuturan (teori konteks tradisi lisan Sibarani)

 Nilai (teori Steeman)

 Fungsi (teori fungsi sastra lisan)

 Model pelestarian (teori tradisi lisan dan teori Sedyawati)


(35)

59

Violeta Inayah Pama, 2013

Dodoy Dalam Pengasuhan Anak Usia Dini (Kajian Struktur Teks,Konteks,Penuturan,Nilai,Fungsi, Dan Model Pelestariannya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB IV

DODOY DALAM PENGASUHAN ANAK USIA DINI

A. Deskripsi Data

Pada bagian ini akan dideskripsikan secara umum tentang data-data yang ditemukan dan diperoleh di lapangan. Hal-hal yang akan dideskripsikan antara lain: pertama, perihal gambaran umum wilayah penelitian yakni daerah Kabupaten Siak yang meliputi letak Kabupaten Siak, lingkungan budaya penelitian yang di dalamnya terdapat alam fisik, alam hayati, kondisi masyarakat, dan unsur-unsur budaya. Kedua, perihal dodoy yang digunakan dalam pengasuhan anak usia dini.

1. Letak Kabupaten Siak

Pada awalnya Siak merupakan sebuah kerajaan besar dan termasyur di Nusantara ini yang berdiri pada awal abad ke-18. Kerajaan Siak dipimpin atau diperintah oleh beberapa orang sultan, mulai dari Sultan Siak 1 yakni Sultan Abdul Jalil Rahmadsyah (1723-1746) hingga Sultan Siak XII yakni Sultan Assyaidis Syarif Kasim II Abdul Jalil Syaifuddin (1915-1946). Sistem pemerintahan kerajaan ini terhenti sampai masa pemerintahan Sultan ke-XII disebabkan sang Sultan tidak memiliki keturunan untuk melanjutkan tahtanya. Kemudian setelah bangsa Indonesia merdeka, Kerajaan Siak akhirnya bergabung dengan Negara Republik Indonesia dan masuk ke dalam wilayah administrasi kabupaten Bengkalis Provinsi Riau.

Berdasarkan UU No. 53 tahun 1999, tepatnya pada tanggal 12 Oktober 1999 Kabupaten Siak resmi terbentuk dan diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri sekaligus pelantikan pejabat Bupati Siak yang pertama yakni H. Tengku Rafian dengan SK Mendagri N0. 131.24-1129 tanggal 8 Oktober 1999. Pembentukan Kabupaten Siak ini dimulai dari proses pengkristalan aspirasi dan keinginan


(36)

Violeta Inayah Pama, 2013

Dodoy Dalam Pengasuhan Anak Usia Dini (Kajian Struktur Teks,Konteks,Penuturan,Nilai,Fungsi, Dan Model Pelestariannya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

masyarakat bekas Kewedanan Siak untuk membentuk Kabupaten sejak tanggal 14 Juni 1964.

Wilayah Kabupaten siak terletak pada dataran sisi timur pulau Sumatera, tepatnya di Provinsi Riau. Luas daerah ini adalah 8.556,09 km2 yag terbagi ke dalam 13 kecamatan, yakni: Kecamatan Siak, Kecamatan Dayun, Kecamatan Bunga Raya, Kecamatan Sungai Mandau, Kecamatan Sungai Apit, Kecamatan Minas, Kecamatan Tualang, Kecamatan Kerinci Kanan, Kecamatan Kandis, Kecamatan Lubuk Dalam, Kecamatan Koto Gasib, Kecamatan Mempura, dan Kecamatan Sabak Auh. Keseluruhan kecamatan tersebut terbagi menjadi 107 desa/kelurahan, dengan batas-batas berikut ini.

Sebelah Utara : Kabupaten Bengkalis

Sebelah Timur : Kabupaten Bengkalis dan Pelalawan Sebelah Selatan : Kabupaten Kampar dan Pelalawan Sebelah Barat : Kabupaten Kampar dan Pekanbaru


(37)

Violeta Inayah Pama, 2013

Dodoy Dalam Pengasuhan Anak Usia Dini (Kajian Struktur Teks,Konteks,Penuturan,Nilai,Fungsi, Dan Model Pelestariannya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar IV.2. Peta Kabupaten Siak

2. Lingkungan Budaya Penelitian

a. Alam Fisik

1) Tanah

Kabupaten Siak terdiri atas satuan dataran rendah dan satuan perbukitan. Sebagian besar Kabupaten Siak terdiri atas dataran rendah dengan ketinggian 0-50 m dari permukaan laut yang meliputi dataran banjir sungai, sungai dan terbentuknya endapan permukaan. Kemiringan lerengnya sekitar 0o – 3o (hampir datar) dan satuan perbukitannya mempunyai ketinggian 50 – 150 m dari daerah sekitarnya dengan kemiringan antara 3o – 15o. Berdasarkan kondisi geologinya Kabupaten Siak tersusun dari batuan pasir, sedimen, batuan lanau, dan lignit (Pemerintah Daerah Kabupaten Siak, 2006).

2) Air

Kabupaten Siak terdiri atas sungai dan rawa. Sungai Siak merupakan sungai utama di daerah Siak, dengan debit aliran bulanan sekitar 575 M2/dt pada bulan basah dan sekitar 123 M2/dt pada bulan kering. Aliran sungai Siak dipengaruhi oleh gerak pasang surut air laut dengan fluktuasi sekitar


(38)

Violeta Inayah Pama, 2013

Dodoy Dalam Pengasuhan Anak Usia Dini (Kajian Struktur Teks,Konteks,Penuturan,Nilai,Fungsi, Dan Model Pelestariannya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1.493 mm. Secara kimiawi sumber air sungai Siak memiliki kualitas yang kurang baik karena memiliki unsur-unsur sodium. Nitrat Silikat merupakan zat organik yang tinggi dan pH yang rendah dibandingkan dengan mutu air baku. Secara visual airnya berwarna coklat dan juga berbau. Selain itu, air rawa tersebar di bagian utara dan timur, dengan kedalaman antara 1-1,5 M dan berada pada lapisan lempung dan gambut. Secara visual air rawa juga berwarna coklat dengan kandungan unsur mineral yang sangat rendah. Selain dialiri oleh air rawa, sumber airnya juga dialiri oleh air tanah. Air tanah memiliki ketebalan air antara 0,21-3,4 M. Kecepatan air ini kira-kira 0,864 M/hari. Potensi air tanah dangkal di daerah ini berkisar 1,58 lt/dt, sedangkan air tanah dalam terdapat pada kedalaman 50 m dengan ketebalan sekitar 100 m. Secara visual air tanah berwarna coklat dan keruh dan mengandung unsur-unsur yang kurang baik sehingga air ini tidak layak untuk diminum (Pemerintah Daerah Kabupaten Siak, 2006).

Jadi, secara umum sumber air permukaan dan air tanah tergolong sumber air yang kurang baik dan tidak layak untuk dikonsumsi atau diminum, dan untuk menjadikannya air baku harus melalui beberapa tahap atau proses pengolahan air yang efektif dengan unit yang lengkap.

3) Iklim dan Curah Hujan

Kabupaten Siak pada umumnya beriklim tropis dengan suhu udara relatif tinggi (panas) namun lembab dan curah hujan termasuk kategori tinggi, hingga mencapai 1.965 mm per tahun dengan temperatur rata-rata bulanan sekitar 27,5oC dan kelembaban 88,9o/o per bulan serta rata-rata penyinaran

matahari 44,4o/o per bulan (Pemerintah Daerah Kabupaten Siak, 2006).

b. Alam Hayati

Kabupaten Siak memiliki berbagai macam keanekaragaman hayati yang juga berfungsi sebagai asset daerah. Adapun gambaran umum mengenai keanekaragaman hayati antara lain berikut ini.


(39)

Violeta Inayah Pama, 2013

Dodoy Dalam Pengasuhan Anak Usia Dini (Kajian Struktur Teks,Konteks,Penuturan,Nilai,Fungsi, Dan Model Pelestariannya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1) Pertanian

Sektor pertanian yang ada di Kabupaten Siak sangat memberikan kontribusi besar pada daerah ini. Prospek pengembangan pertaniannya bagus karena didukung oleh kesesuaian dengan agroekologi wilayah dan sarana prasarana yang ada. Sektor pertanian sangat diharapkan dapat memegang peranan penting dan menjadi leading sektor pembangunan pertanian di wilayah Kabupaten Siak.

Di Kabupaten Siak, peluang investasi tanaman pangan (padi) sangat besar, khususnya di daerah Kecamatan Sungai Apit dan Bunga Raya. Selain tanaman pangan (padi) komoditas unggulan lainnya adalah jagung, pepaya, dan pisang (Pemerintah Daerah Kabupaten Siak, 2006).

2) Peternakan

Kabupaten Siak juga merupakan daerah yang memiliki daya dukung untuk pengembangan komoditas ternak unggulan. Hal ini disebabkan oleh ketersediaan pakan dan kesesuaian habitat. Adapun peternakan yang unggul di daerah ini adalah peternakan ayam pedaging dan sapi potong (Pemerintah Daerah Kabupaten Siak, 2006).

3) Kehutanan

Berdasarkan Tata Guna Hutan Kesepakatan (TGHK), luas hutan di Kabupaten Siak adalah 484.091,25 ha, sedangkan nonhutan seluas 371.511,75 ha. Dari luas kawasan hutan produksi yang ada, sebesar 229.053,93 ha dilepas menjadi kawasan nonhutan/perkebunan dan dikelola oleh 31 perusahaan. Saat ini, di wilayah Kabupaten Siak terdapat 12 unit pengelolaan hasil hutan dengan 3 jenis kegiatan industri, yaitu: plywood, pulp & paper, dan SAW mill (Pemerintah Daerah Kabupaten Siak, 2006). 4) Perkebunan

Dalam bidang perkebunan, tanaman perkebunan yang dikembangkan di wilayah Kabupaten Siak adalah kelapa, kelapa sawit, karet, kopi, sagu, dan aneka tanaman lainnya. Daerah sentral penghasil atau produksi kelapa


(40)

Violeta Inayah Pama, 2013

Dodoy Dalam Pengasuhan Anak Usia Dini (Kajian Struktur Teks,Konteks,Penuturan,Nilai,Fungsi, Dan Model Pelestariannya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sawit terdapat di daerah Minas, Tualang, dan Dayun. Produksi karet terdapat di daerah Kerinci Kanan, Dayun, dan Siak Sri Indrapura. Selanjutnya, produksi kelapa terdapat di daerah Sungai Apit, Bunga Raya, dan Tualang (Pemerintah Daerah Kabupaten Siak, 2006).

5) Pariwisata

Kabupaten Siak terkenal dengan banyaknya obyek pariwisata. Akan tetapi, kebanyakan obyek wisata tersebut masih banyak yang belum tergarap. Untuk itulah peluang investasi untuk pengembangan sektor pariwisata terbuka luas (Pemerintah Daerah Kabupaten Siak, 2006). Adapun obyek-obyek yang ada dan terkenal di wilayah Kabupaten Siak, antara lain berikut ini.

a) Wisata Sejarah

 Istana Sultan Siak Asserayah Hasyimiah,  Gedung Balai Pertemuan,

 Kapal Api Kato,

 Mesjid Raya dan Makam Sultan Syarif Kasim,  Gedung Peninggalan Belanda,

 Makam Koto Tinggi. b) Wisata Budaya

 Museum Istana Siak yang terletak di Siak Sri Indrapura,  Rumah Adat Melayu,

 Kesenian tradisional, musik tradisional dan tari Zapin,  Kerajinan tenun Siak,

 Wisata desa Sungai Mempura,

 Upacara pernikahan adat Melayu secara Islam,  Olah raga rakyat.


(41)

Violeta Inayah Pama, 2013

Dodoy Dalam Pengasuhan Anak Usia Dini (Kajian Struktur Teks,Konteks,Penuturan,Nilai,Fungsi, Dan Model Pelestariannya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

 Wisata bahari Danau Pulau Besar, yang terletak di desa Zamrud dan danau Naga di Sungai Apit,

 Wisata sungai yaitu: Sungai Siak, Sungai Mempura,  Wisata agro perkebunan sawit,

 Taman Hutan Raya Syarif Kasim di Minas,  Cagar Alam Giam Siak kecil di Sungai Mandau,  Cagar Alam dan Satwa Tasik Belat di Sungai Apit,  Kawasan Cagar Alam Danau Pulau Besar.

c. Kondisi Masyarakat

Masyarakat daerah Mempura terdiri atas penduduk asli dan pendatang, akan tetapi mayoritas masyarakatnya merupakan penduduk asli yang merupakan suku Melayu asli Siak. Masyarakat pendatang berasal dari suku petalangan dan Ocu (kampar).

d. Unsur-unsur Budaya

Unsur-unsur kebudayaan terdiri atas tujuh unsur, antara lain sistem pengetahuan dan pendidikan, agama dan sistem kepercayaan, bahasa, sistem mata pencaharian, kesenian, peralatan dan perlengkapan hidup masyarakat, dan sistem kekerabatan. Adapun unsur-unsur kebudayaan di Kabupaten Siak, khususnya di daerah Mempura adalah berikut ini.

1) Sistem Pengetahuan dan Pendidikan

Sistem pengetahuan dan pendidikan masyarakat Melayu Siak tergolong sudah memadai, di mana pelaksanaan pembangunan di bidang pendidikan sudah tersebar di mana-mana mulai dari PAUD, Taman Kanak-kanak (TK), SD, SMP, SMA, Stikes, bahkan kelas jauh hasil kerja sama daerah dengan beberapa Universitas seperti Universitas Lancang Kuning untuk program S1, Universitas Muhammadiyah Jakarta untuk program magister (S2). 2) Agama dan Sistem Religi


(42)

Violeta Inayah Pama, 2013

Dodoy Dalam Pengasuhan Anak Usia Dini (Kajian Struktur Teks,Konteks,Penuturan,Nilai,Fungsi, Dan Model Pelestariannya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Mayoritas penduduk atau masyarakat Melayu Siak merupakan pemeluk agama Islam. Hal ini disebabkan Melayu selalu identik dengan Islam, bak kata pepatah “adat bersandi syarak, syarak bersandikan kitabullah”. Bagi masyarakat Melayu Siak kitabullah hanyalah satu, yakni Al-Quran. Selain memeluk agama Islam, ada beberapa masyarakat Tionghoa yang tetap menganut sistem kepercayaan agama konghucu.

3) Bahasa

Bahasa yang digunakan oleh masyarakat Melayu Siak beragam jenisnya. Akan tetapi mayoritas bahasa yang digunakan adalah bahasa Melayu. Selain bahasa Melayu, juga terdapat penggunaan bahasa mandarin (oleh keluarga keturunan Tionghoa), bahasa ocu (oleh keluarga kampar), bahasa Jawa (oleh masyarakat transmigran Jawa). Untuk penggunaan bahasa Indonesia hanya digunakan dalam situasi resmi saja.

4) Mata Pencaharian

Pada umumnya mata pencaharian penduduk di Siak adalah pegawai (baik PNS maupun pegawai honorer), guru, pedagang, penumbai (pengambil madu lebah), dan pemotong karet.

5) Kesenian

Kesenian yang ada di Siak sangat bermacam ragam. Hal ini disebabkan bagi masyarakat Melayu Siak kesenian merupakan hal yang terpenting mengingat Kabupaten Siak merupakan daerah yang menjunjung tinggi nilai-nilai seni. Adapun kesenian yang ada dan terkenal di Siak adalah: Zapin, seni musik (gambus, marwas, akordion, biola, gendang tabano, gendang nobat) seni tari (tari persembahan, tari serampang dua belas, tari mak inang, tari joget Siak, dan tari-tari tradisional maupun tarian kontemporer lainnya), syair (syair surat kapal, syair selendang delima, dan lain sebagainya), berbalas pantun, pencak silat, marhaban, rebana, dan paduan suara.


(43)

Violeta Inayah Pama, 2013

Dodoy Dalam Pengasuhan Anak Usia Dini (Kajian Struktur Teks,Konteks,Penuturan,Nilai,Fungsi, Dan Model Pelestariannya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 6) Peralatan dan Perlengkapan Hidup Masyarakat

Saat ini perlengkapan dan peralatan hidup masyarakat Melayu Siak sudah tergolong modern. Mulai dari cara berpakaian, gaya hidup, bentuk rumah, dan alat-alat rumah tangga yang digunakan. Sebagai sontohnya adalah cara berpakaian dan bentuk rumah. Cara berpakaian masyarakat sudah mulai terbawa pengaruh luar baik pengaruh ibukota maupun pengaruh luar negeri, yang dulunya wanita kebanyakan memakai baju Melayu ataupun baju kurung dalam setiap acara resmi, sekarang ini sudah mulai memakai baju kebaya walaupun bawahannya tetap menggunakan songket. Dalam desain atau bentuk rumah juga telah mengalami perubahan. Dulunya bentuk rumah yang terkenal adalah rumah panggung dengan berbahan papan, akan tetapi sekarang masyarakatnya lebih suka membangun rumah batu bahkan sampai bertingkat-tingkat (hal ini disesuaikan dengan keadaan ekonomi keluarga). 7) Sistem Kekerabatan

Adapun istilah-istilah kekerabatan yang terdapat dan digunakan oleh masyarakat Melayu Siak adalah bah, mak, pak lung, mak lung, nah, pak ngah, mak ngah, pak cik, mak cik, pak usu, mak usu, atuk, nenek, nantan, nino, aro, sulung, dan uyun.

a) bah merupakan sebutan untuk ayah; b) mak merupakan sebutan untuk ibu;

c) pak lung merupakan sebutan untuk paman atau abang tertua dari ayah/ibu dan suami dari mak lung;

d) mak lung merupakan sebutan untuk bibi tertua dan juga sebutan untuk istri dari pak lung;

e) nah merupakan sebutan untuk paman/bibi yang nomor dua atau yang tengah;

f) pak ngah merupakan sebutan untuk paman (anak tengah) ataupun suami dari mak ngah;


(44)

Violeta Inayah Pama, 2013

Dodoy Dalam Pengasuhan Anak Usia Dini (Kajian Struktur Teks,Konteks,Penuturan,Nilai,Fungsi, Dan Model Pelestariannya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

g) mak ngah merupakan sebutan untuk bibi (anak tengah, ataupun istri pak ngah);

h) pak cik merupakan sebutan untuk paman yang paling kecil (bungsu) ataupun suami dari mak cik;

i) mak cik merupakan sebutan untuk bibi yang paling kecil (bungsu) ataupun istri dari pak cik;

j) pak usu merupakan sebutan untuk paman sepupu yang paling kecil ataupun suami dari mak usu;

k) mak usu merupakan sebutan untuk bibi sepupu yang paling kecil ataupun istri dari pak usu;

l) atuk merupakan sebutan untuk kakek/nenek

m) nantan merupakan sebutan atau panggilan sayang untuk anak dan cucu laki-laki;

n) nino merupakan sebutan atau panggilan sayang untuk anak dan cucu perempuan;

o) aro merupakan sebutan atau panggilan sayang untuk anak perempuan; p) sulung merupakan sebutan untuk anak laki-laki tertua;

q) uyun merupakan sebutan untuk paman sepupu yang tertua.

3. Dodoy dalam menidurkan anak

Dalam menidurkan anak di kalangan masyarakat Melayu Siak terdapat sebuah tradisi yakni dodoy. Tradisi ini masih ada sampai sekarang walaupun keberadaan tradisi ini sudah di ambang kepunahan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, yakni perkembangan teknologi yang semakin canggih sehingga orang lebih suka memperdengarkan anak dengan berbagai jenis musik melalui alat-alat elektronik, kesibukan orang tua dalam mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan sehingga anak kebanyakan dititipkan di tempat penitipan anak, dan kurangnya pengetahuan orang tua tentang tradisi dodoy tersebut.


(45)

Violeta Inayah Pama, 2013

Dodoy Dalam Pengasuhan Anak Usia Dini (Kajian Struktur Teks,Konteks,Penuturan,Nilai,Fungsi, Dan Model Pelestariannya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Sejarah Dodoy

Dodoy merupakan nyanyian pengantar tidur yang biasa didendangkan oleh orang tua kepada anaknya, mulai dari anak lahir sampai anaknya berusia 3 tahun (usia dini). Kata dodoy berasal dari kata tidur yang bagi orang Melayu Siak biasanya disebut tidou. Dodoy ini berisikan pesan-pesan, petuah-petuah, dan harapan-harapan orang tua terhadap anaknya. Selain itu dodoy ini juga mengandung unsur-unsur religi (agama), karena orang tua selalu berusaha menanamkan nilai-nilai agama sebagai pembentuk kepribadian anak sejak kecil (Hamdan, wawancara 1 Februari 2013).

Pada masa dulu, biasanya sebelum melakukan kegiatan ataupun aktivitas-aktivitas lain para ibu terlebih dahulu mengurus anak-anaknya, mulai dari memandikan, memakaikan pakaian, memberi makan sampai menidurkan anaknya. Dalam menidurkan anak inilah biasanya para ibu bersenandung dengan harapan agar anaknya segera terlelap dalam tidur. Setelah anaknya tidur barulah ibu mulai melakukan aktivitas hariannya mulai dari berkemas rumah, memasak, mencuci piring, dan mencuci pakaian. Kemudian, di sela-sela pekerjaannya apabila sang anak terbangun, menangis, dan merengek maka sang ibu dengan segera

meninggalkan pekerjaannya dan kembali “mendodoykan” anaknya hingga tertidur

kembali. Begitulah seterusnya di setiap harinya. Hal ini disebabkan bagi ibu anak merupakan prioritas utama. Dalam mendodoykan anak biasa dilakukan dengan dua cara yaitu pertama dengan menimang-nimang sambil menggendong anaknya, kedua dengan memasukkan anak ke dalam buaian (ayunan).


(1)

208

Violeta Inayah Pama, 2013

Dodoy Dalam Pengasuhan Anak Usia Dini (Kajian Struktur Teks,Konteks,Penuturan,Nilai,Fungsi, Dan Model Pelestariannya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

moral, dan nilai pendidikan. Nilai-nilai religi yang terdapat pada dodoy adalah petuah-petuah agar sebagai umat muslim kita diwajibkan untuk selalu mengingat Tuhan Yang Maha Esa beserta para nabi dan rasulnya dengan cara selalu melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Adapun perintah-Nya yang harus dipatuhi dan dijalankan adalah salat lima waktu dan membaca kitab suci Al-quran. Kemudian, nilai moral yang terdapat pada dodoy

berupa pesan agar dalam hidup manusia haruslah selalu berbuat adil dan berkata benar. Keadilan dan kebenaran merupakan suatu hal yang patut dijunjung tinggi dan diutamakan, karena orang yang adil tentulah akan menjadi orang yang bijaksana. Nilai pendidikan yang terdapat dalam dodoy berupa pesan bahwasanya ilmu itu harus selalu dikejar karena menuntut ilmu tidak ada batasnya. Menjadi orang yang berilmu dan berpendidikan semakin mendekatkan pribadi orang tersebut ke arah kebajikan.

5. Fungsi dodoy dalam pengasuhan anak usia dini masyarakat Melayu Siak

Dodoy berfungsi sebagai media, baik itu media penghibur anak, media untuk menyampaikan pesan, media untuk menyampaikan doa dan harapan untuk anak, media untuk belajar bagi anak, media untuk penguat tali kasih sayang antara orang tua dan anak dan juga media untuk mencurahkan kasih sayang orang tua kepada anaknya. Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa sebagai sastra lisan fungsi dodoy adalah: (1) sebagai bentuk hiburan; (2) sebagai alat pendidikan anak; (3) sebagai alat pemaksa berlakunya norma-norma sosial dan pengendali sosial; dan (4) berfungsi sebagai penguat ikatan persaudaraan.

6. Model pelestarian dodoy dalam pengasuhan anak usia dini pada masyarakat Melayu Siak

Model pelestarian yang cocok dan sesuai digunakan dalam melestarikan


(2)

Violeta Inayah Pama, 2013

Dodoy Dalam Pengasuhan Anak Usia Dini (Kajian Struktur Teks,Konteks,Penuturan,Nilai,Fungsi, Dan Model Pelestariannya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembentuk karakter anak usia dini. Ada banyak manfaat yang dapat dipetik dari model pelestarian ini, antara lain:

a. Sasaran pembaca buku bisa siapa saja dan tidak mengenal batas-batas usia; b. Dapat memberikan dampak yang positif bagi semua kalangan masyarakat

Melayu Siak khususnya para generasi-generasi muda agar mereka dapat dengan mudah menemukan literatur-literatur yang di dalamnya memuat perihal dodoy beserta lirik-lirik dodoy tersebut;

c. Dapat terus terjaga dalam jangka waktu yang cukup panjang karena kerusakan dalam bentuk buku terasa lebih minim.

d. Dengan adanya pelatihan maka pengetahuan dan wawasan para orang tua mengenai dodoy tersebut bertambah dan berkembang.

e. Pemahaman orang tua mengenai dodoy lebih dalam dengan adanya pelatihan tersebut karena mereka langsung dapat mempraktekkannya disaat itu juga sehingga pengalaman mereka juga bertambah.

B. Saran

Tujuan penelitian ini adalah untuk melestarikan salah satu tradisi atau budaya daerah yang hampir terlupakan khususnya oleh generasi muda. Berdasarkan hal tersebutlah maka penulis menyarankan beberapa hal kepada pihak-pihak terkait demi menjaga keutuhan salah satu budaya yang saat ini sudah hampir punah terkikis oleh zaman. Dodoy merupakan suatu khazanah budaya yang harus terus dilestarikan agar dapat dinikmati oleh anak cucu atau pun generasi-generasi berikutnya, oleh karena itu dibutuhkan kerjasama semua pihak, mulai dari pemerintah daerah, masyarakat, orang tua hingga para generasi muda untuk saling bahu membahu dalam usaha melestarikan salah satu kekayaan budaya yang dimiliki oleh masyarakat Melayu Siak. Usaha-usaha tersebut meliputi:

1) Pemerintah daerah agar lebih gesit dan cekatan lagi dalam upaya pelestarian


(3)

210

Violeta Inayah Pama, 2013

Dodoy Dalam Pengasuhan Anak Usia Dini (Kajian Struktur Teks,Konteks,Penuturan,Nilai,Fungsi, Dan Model Pelestariannya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diwariskan secara turun temurun tetap terjaga dan terjauh dari ambang kepunahan. Hal ini penting karena sebuah tradisi atau budaya merupakan jati diri dan ciri khas suatu daerah yang membedakannya dengan daerah lainnya.

2) Adanya kerjasama antara masyarakat dengan pemerintah daerah untuk terus melestarikan salah satu kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat Melayu Siak, karena kebudayaan tersebut merupakan aset sejarah yang harus dijaga sekaligus merupaka jati diri masyarakat Melayu Siak.

3) Orang tua agar selalu menggunakan dodoy sebagai media pengantar tidur anak karena selain sebagai media pengantar tidur anak, dodoy sarat akan nilai-nilai agama dan kehidupan yang dapat membentuk perilaku karakter anak menjadi manusia yang lebih baik. Selain itu juga bagi orang tua juga harus lebih aktif lagi dalam memberikan pemahaman tentang apa itu dodoy

kepada anak-anak yang masih muda agar para generasi muda ini juga mengetahui perihal dodoy tersebut.

4) Para generasi muda sebagai penerus bangsa haruslah selalu berusaha untuk memperoleh informasi-informasi mengenai tradisi dodoy tersebut.


(4)

211

Violeta Inayah Pama, 2013

Dodoy Dalam Pengasuhan Anak Usia Dini (Kajian Struktur Teks,Konteks,Penuturan,Nilai,Fungsi, Dan Model Pelestariannya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Daftar Kepustakaan

Adams, K. (2006). Semua Anak Jenius: Aktivitas Seru untuk Mengembangkan Kecerdasan Anak Usia 0-11 Tahun. Jakarta: Esensi Erlangga Group. Ahmadi, A. dan Salimi, N. (2008). MKDU: Dasar-dasar Pendidikan Agama

Islam : Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Bumi Aksara.

Ali, M, dkk. (2007). Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Bandung: Pedagogiana Press. Aminuddin. 2011. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru

Algesindo.

Badrun, A. (2003). Patu Mbojo: Struktur, Konteks Pertunjukan, Proses Penciptaan, dan Fungsi. Disertasi Doktor pada FIPB UI Jakarta: tidak diterbitkan.

Djuanda, D. (2008). Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Bandung: Pustaka Latifah.

Danandjaja, J. (1984). Folklor Indonesia: Ilmu Gosip, Dongeng, dan Lain-lain. Jakarta: PT Temprint.

Dariyo, A. (2007). Psikologi Perkembangan Anak Tiga Tahun Pertama. Bandung: Refika Aditama.

Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa (Edisi Keempat). Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Umum.

Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Kurikulum 2004 Standar Kompetensi TK dan RS. Jakarta: Depdiknas.

Desmita. (2006). Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosadakarya. Desmita. (2012). Psikologi Perkembangan Peserta Didik: Panduan Bagi Orang

Tua dan Guru dalam Memahami Psikologi Anak Usia SD, SMP, dan SMA. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Djamaris, E. (1993). Menggali Khasanah Sastra Melayu Klasik. Jakarta: Balai Pustaka.

Endraswara, S. (2002). Metodologi Penelitian Folklor: Konsep, Teori, dan Aplikasi. Yogyakarta: Media Pesindo.

Gerungan, W.A. (2009). Psikologi Sosial. Bandung: Refika Aditama.

Hartati, S. (2005). Perkembangan Belajar Pada Anak Usia Dini. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Hutomo, S.S. (1991). Mutiara Yang Terlupakan: Pengantar Studi Sastra Lisan. Surabaya: Himpunan Sarjana Kesusastraan Indonesia (HISKI) Komisariat Jawa Timur.

Keraf, G. (2010). Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Koentjaraningrat. (2002). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT. Rineka Cipta Kridalaksana, H. (2009). Kamus Linguistik (Edisi Keempat). Jakarta: Gramedia. Luxemburg. (1989). Tentang Sastra. Jakarta: Intermesa.


(5)

212

Violeta Inayah Pama, 2013

Dodoy Dalam Pengasuhan Anak Usia Dini (Kajian Struktur Teks,Konteks,Penuturan,Nilai,Fungsi, Dan Model Pelestariannya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Maliudin. (2012). Nyanyian Rakyat Kau-Kaudara dalam Masyarakat Muna: Kajian Struktur Teks, Konteks, dan Fungsi serta Upaya Pelestariannya. Tesis pada PBI UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Marni, T. (2009). Yang Berfaedah Dalam Kasih: Nilai-nilai Pendidikan Dalam Cerita Burung Gasing Daerah Kampar. Pekanbaru: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Riau.

Masitoh, dkk. (2007). Strategi Pembelajaran TK. Jakarta: Universitas Terbuka. Nasution. (2003). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito. Pemerintah Daerah Kabupaten Siak. (2006). Siak Membangun. Jakarta: PT

Sangraha Dewata Printaudio.

Pradopo, R. (2010). Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Sibarani, R. (2012). Kearifan Lokal: Hakikat, Peran, dan Metode Tradisi Lisan. Jakarta: Asosiasi Tradisi Lisan (ATL).

Siswantoro. (2010). Metode Penelitian Sastra: Analisis Struktur Puisi. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar.

Sjarkawi. (2009). Pembentukan Kepribadian Anak: Peran Moral Intelektual,Emosional, dan Sosial Sebagai Wujud Integritas Membangun Jati Diri. Jakarta: Bumi Aksara.

Somelok, G. (2011). Kajian Etnografi terhadap Makna dalam Syair Lagu pada Ritual Daur Hidup Masyarakat Suku Naulu di Pulau Seram Kabupaten Maluku Tengah dan Model Pelestariannya. Tesis pada PBI UPI.Bandung: tidak diterbitkan.

Sudikan, S.Y. (2007). Antropologi Sastra. Surabaya: Unesa University Press. Sugiyono. (2010). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV Alfabeta. Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung :

Alfabeta.

Sujiono, B. (2007). Metode Pengembangan Fisik. Jakarta: Universitas Terbuka. Sukatman. (2009). Butir-Butir Tradisi Lisan Indonesia: Pengantar Teori dan

Pembelajarannya. Yogyakarta: Laksbang Pressindo.

Suyanto, S. (2005). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi.

Sedyawati, E. (2008). Keindonesiaan Dalam Budaya (Edisi Kedua). Jakarta: WedatamaWidya Sastra.

Taum, Y.Y. (2011). Studi Sastra Lisan: Sejarah, Teori, Metode, dan Pendekatan Disertai Contoh Penerapannya. Yogyakarta: Penerbit Lamalera.

Tarigan, H.G. (2008). Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Penerbit Angkasa.

Teeuw. (2003). Sastra dan Ilmu Sastra. Bandung: Pustaka Jaya.

Tim Pusat Penelitian Kebudayaan dan Kemasyarakatan Universitas Riau. (2005).


(6)

Violeta Inayah Pama, 2013

Dodoy Dalam Pengasuhan Anak Usia Dini (Kajian Struktur Teks,Konteks,Penuturan,Nilai,Fungsi, Dan Model Pelestariannya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kesenian, dan Pariwisata dengan Pusat Penelitian Kebudayaan dan Kemasyarakatan Universitas Riau.

Thoha, C. (1996). Kapita Selekta Pendidikan Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Waluyo, H.J. (1995). Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Penerbit Erlangga Wellek, R. and Waren, A. 1989. Teori Kesusastraan. Jakarta: Gramedia. Yuniwati. (2012). Strategi Menyiapkan Bahan Ajar.

[Online].