KONTRIBUSI MAJLIS TA’LIM DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT LULUSAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN DASAR DI DESA MEKARMANIK KECAMATAN CIMENYAN KABUPATEN BANDUNG.
PERANAN PENGELOLA MAJELIS TA’LIM PADA LULUSAN KEAKSARAAN DASAR DI DESA MEKARMANIK KECAMATAN CIMENYAN
KABUPATEN BANDUNG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Luar Sekolah
Oleh Devi Nurhayani
NIM 10003200
JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2013
(2)
Devi Nurhayani , 2013
Kontribusi Majlis Ta’lim Dalam Pemberdayaan Masyarakat Lulusan Pendidikan Keaksaraan Dasar di Desa Mekarmanik Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu PERANAN PENGELOLA MAJELIS TA’LIM
PADA LULUSAN KEAKSARAAN DASAR DI DESA MEKARMANIK KECAMATAN CIMENYAN
KABUPATEN BANDUNG
Oleh
Devi Nurhayani
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Devi Nurhayani 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
LEMBAR PENGESAHAN
DEVI NURHAYANI 1003200
KONTRIBUSI MAJLIS TA’LIM
DALAM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN DASAR DI DESA MEKARMANIK KECAMATAN CIMENYAN
KABUPATEN BANDUNG
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING : Pembimbing I :
Dr. Jajat S. Ardiwinata,M.Pd. NIP. 19590826 198603 1 003
Pembimbing II :
Dr. Iip Saripah, M.Pd NIP. 19701210 199802 2 001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia
Dr. Jajat S. Ardiwinata,M.Pd. NIP. 19590826 198603 1 003
(4)
Devi Nurhayani , 2013
Kontribusi Majlis Ta’lim Dalam Pemberdayaan Masyarakat Lulusan Pendidikan Keaksaraan Dasar di Desa Mekarmanik Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Devi Nurhayani (2013), Kontribusi Majlis Ta’lim Dalam Pemberdayaan
Masyarakat Lulusan Pendidikan Keaksaraan Dasar di Desa Mekarmanik Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung.
Penelitian ini terfokus pada Bagaimana penyelenggaraan, kemampuan fungsional
serta kontribusi majlis ta’lim dalam melestarikan serta mengembangkan kemampuan
warga belajar lulusan pendidikan keaksaraan pola di kelompok belajar RW 15 Desa Mekarmanik Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung. Tujuan penelitian ini yaitu meliputi :1) Mendeskripsikan penyelenggaraan pembelajaran pendidikan keaksaraan tingkat dasar di RW 15 Desa Mekarmanik Kecamatan Cimenyan; 2) Mendeskripsikan kemampuan fungsional yang dimiliki para lulusan pendidikan keaksaraan di RW 15 Desa Mekarmanik Kecamatan Cimenyan; 3) Mendeskripsikan kontribusi majlis ta’lim dalam melestarikan kemampuan keaksaraan serta mengembangkan kemampuan fungsional warga belajar lulusan pendidikan keaksaraan di RW 15 Desa Mekarmanik Kecamatan Cimenyan;
Yang menjadi landasan teori penelitian ini yaitu Peranan Pendidikan Nonformal dalam Pendidikan Nasional, Pembelajaran Keaksaraan Fungsional, Pendidikan Orang Dewasa, dan Pemberdayaan Masyarakat.
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif dengan metode studi kasus. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi partisipatif, wawancara, studi dokumentasi, dan studi kepustakaan. Jumlah subjek penelitian dalam penelitian ini berjumlah 11 orang yang terdiri dari 10 orang warga belajar dan 1 orang pengelola Majlis Ta’lim/DKM. Teknik analisis data yang digunakan dalam peneltian ini yaitu tekhnik analisis kualitatif deskriptif.
Penelitian ini dilaksanakan mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi akhir pembelajaran sehingga didapat data hasil yang komprehensip. Pendampingan oleh keluarga atau tetangga terhadap warga belajar juga sangat mendukung keberhasilan warga belajar dalam mencapai kemampuan membaca, menulis dan berhitung tingkat dasar. Hasil belajar dari proses pembelajaran sampai pada evaluasi akhir pembelajaran yaitu warga belajar dapat menyelesaikan tes kompetensi keaksaraan tingkat dasar dan mendapatkan bobot nilai antara 460 sampai dengan 548. Jika dilihat dari standar keaksaraan fungsional tingkat dasar hasil ini menunjukan bahwa warga belajar yang mengikuti tes telah lulus mengikuti keaksaraan tingkat dasar. Selain itu, hasil pembelajaran dinilai dari ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Majlis ta’lim sebagai sarana bagi lulusan pendidikan keaksaraan dalam melestarikan dan meningkatkan kemampuan calistung dan kemampuan fungsionalnya melalui kegiatan-kegiatan yang ada
di majlis ta’lim tersebut.
Guna memaksimalkan hasil pembelajaran, sebaiknya tutor dan pengelola bekerjasama dalam mengembangkan pola-pola pembelajaran yang lebih terorganisir. Guna meningkatkan motivasi belajar warga belajar, pengelola majlis ta’lim sebaiknya mengemas proses pembelajaran yang lebih menarik.
(5)
DAFTAR ISI
ABSTRAK ……… i
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ……… ii
KATA PENGANTAR ……… iii
UCAPAN TERIMAKASIH ……… iv
DAFTAR ISI ……… v
DAFTAR TABEL ……… vii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……… 1
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ……… 4
C. Tujuan Penelitian ……… 4
D. Metode Penelitian ……… 5
E. Manfaat Teoritis dan Praktis ……… 5
F. Struktur Organisasi Penelitian ……… 6
BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Peranan Pendidikan Nonformal dalam Pendidikan Nasional ……… 7
B. Pembelajaran Pendidikan Keaksaraan ……… 13
C. Pendidikan Orang Dewasa ……… 22
D. Pemberdayaan Masyarakat ……… 26
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian ……… 34
B. Desain Penelitian ……… 35
C. Metode Penelitian ……… 36
(6)
Devi Nurhayani , 2013
Kontribusi Majlis Ta’lim Dalam Pemberdayaan Masyarakat Lulusan Pendidikan Keaksaraan Dasar di Desa Mekarmanik Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
E. Instrumen Penelitian ……… 37
F. Proses Pengembangan Instrumen ……… 39
G. Teknik Pengumpulan Data ……… 41
H. Analisis Data ……… 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ……… 45
B. Pembahasan Hasil Penelitian ……… 71
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ……… 79
B. Saran ……… 84 DAFTAR PUSTAKA
(7)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Deklarasi Dakar berkenaan dengan pendidikan untuk semua (Education for All), semakin menguatkan dan memacu negara-negara berkembang untuk berbuat dan berusaha menepati komitmennya. Persoalan mendasar berkenaan dengan kemiskinan dan ketidakberdayaan masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan menjadi perhatian, para ilmuwan, pengambil kebijakan maupun praktisi dan aktivis pembangunan. Program Education For All (EFA) yang dicanangkan United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) pada 1993 memberikan statment bahwa "Indonesia termasuk dalam 30 negara di dunia yang berprospek untuk dapat menghapuskan buta huruf bagi orang dewasa pada tahun 2015," papar Director EFA Nicholas Burnett di Hotel Westin Nusa Dua Bali.
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2004 – 2009 dan Rencana Strategis Pendidikan Nasional 2005 – 2009 serta dalam Inpres Nomor 5 Tahun 2006 ditegaskan bahwa akhir tahun 2009, angka buta huruf usia 15 tahun ke atas tersisa 5% atau 7,7 Juta orang. Sementara itu, sampai dengan bulan Juni 2007, menunjukan bahwa penduduk buta huruf adalah 12,24 juta orang atau setara dengan 7,49 persen populasi (Bambang Sudibyo, pada situs resmi Kementrian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat). Penduduk penderita buta huruf tersebar pada tiap daerah (propinsi, kabupaten/kota) yang memiliki karakteristik sosial, budaya, ekonomi, sumber daya yang berbeda.
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, keterlibatan anggota Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa pendidikan merupakan sebuah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Dalam UU No.20 tahun 2003 pasal 13 ayat 1 dijelaskan bahwa jalur pendidikan terdiri atas
(8)
2
Devi Nurhayani , 2013
Kontribusi Majlis Ta’lim Dalam Pemberdayaan Masyarakat Lulusan Pendidikan Keaksaraan Dasar di
Desa Mekarmanik Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
pendidikan formal, nonformal, dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya. Dalam UU tersebut dijelaskan tentang Pendidikan NonFormal (PNF) yang meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik. Terkait dengan masalah yang telah disampaikan diatas tentang kondisi penduduk buta huruf, maka jalur pendidikan nonformal melalui pendidikan keaksaraan merupakan salah satu upaya dalam menanggulangi permasalahan tersebut.
Keaksaraan merupakan suatu ideologi karena terdiri atas sekumpulan ide, kepercayaan, dan sikap yang secara simultan akan membentuk pandangan hidup masyarakat terhadap keaksaraan itu sendiri. Dalam posisinya sebagai ideologi, gerakan keaksaraan seyogyanya melibatkan partisipasi setiap orang dalam suatu komunitas secara total. Sehubungan dengan itu, ideologi harus digunakan dalam keaksaraan adalah ideologi masyarakat atau warga belajar itu sendiri. Program keaksaraan harus mampu mengakomodasikan pandangan semua warga belajar yang turut serta dalam program tersebut. Pandangan warga belajar ini secara terpola akan tampak dalam nilai-nilai budaya (Byanham dalam Kusnadi. 2005:16).
Di Desa Mekarmanik Kecamatan Cimenyan pernah diselenggarakan program kelompok belajar pendidikan keaksaraan tingkat dasar yang menerapkan pendekatan dan strategi pembelajaran yang berbeda dengan pada program KF sebelumnya, pembelajaran dilaksanakan setiap hari dengan alokasi waktu 3 jam setiap harinya dengan asumsi warga belajar akan dengan mudah mengingat apa yang telah dipelajari sebelumnya. Dengan pendekatan dan strategi yang dirancang ini di harapkan agar program pendidikan keaksaraan lebih cepat memberikan pemahaman dan mengembangkan kemampuan Calistung bagi warga belajar. Program pendidikan keaksaraan ini tidak harus membutuhkan waktu selama enam bulan, tetapi dalam kurun waktu satu bulan warga belajar telah mampu membaca, menulis, berhitung dan berkomunikasi. Pelaksanaan pembelajaran ini
(9)
3
tentunya ditunjang dengan perencanaan yang baik mulai dari kurikulum khusus serta beberapa pendekatan dalam pembelajaran. Pendekatan lain yang digunakan di kelompok belajar ini yaitu mengikutsertakan anggota keluarga warga belajar untuk membantu warga belajar dalam meningkatkan kemampuan calistungnya. Sehingga pembelajaran tidak hanya dilakukan secara formal di kelompok belajar bersama tutor tetapi juga dilakukan secara mandiri di rumah dengan pendampingan dari anggota keluarga.
Keluarga sangat berperan penting dalam proses percepatan kemampuan keaksaraan warga belajar. Dalam penelitian kali ini, peneliti akan melibatkan unsur lain sebagai daya dukung dalam rangka pelestarian kemampuan keaksaraan warga belajar lulusan pendidikan keaksaraan dasar. Penelitian ini diharapkan dapat mengeksplorasi berbagai hal serta berbagai strategi dalam upaya mendukung pelestarian kemampuan keaksaraan warga belajar lulusan pendidikan keaksaraan dasar sehingga tidak akan terjadi kembali buta aksara. Untuk penelitian kali ini , peneliti melibatkan majlis ta’lim sebagai salah satu sarana para lulusan pendidikan keaksaraan dasar dalam mengembangkan kemampuan keaksaraan serta kemampuan fungsional lainnya.
Majlis ta’lim yang berada di lingkungan tempat tinggal warga belajar lulusan pendidikan keaksaraan tingkat dasar ini bernama Majlis Talim Al Ikhlas. Majlis talim ini dikelola oleh DKM Al Iklas tepatnya berada di kampung singkur. Kegiatan majlis ta’lim ini sebenarnya sudah sejak lama ada, kegiatan rutinnya yaitu pengajian mingguan yang diikuti oleh warga sekitar. Penceramah ataupun narasumber dalam pengajuan rutin itu biasanya bergantian, kadang dari tokoh masyarakat yang ada disekitar kadang juga mengundang penceramah dari luar daerah desa mekarmanik. Aktifitas pengajian rutin di majlis ta’lim tersebut tidak jauh berbeda dengan majlis ta’lim di tempat lain. Ada sesi mengaji bersama/tadarus, ada juga penjelasan tentang kandungan alquran, ada juga ceramah. Sampai saat ini, kegiatan yang diselenggarakan oleh majlis tersebut baru sampai pada pengajian rutin serta peringatan hari-hari besar keagamaan seperti halnya maulid nabi, dan lain sebagainya.
(10)
4
Devi Nurhayani , 2013
Kontribusi Majlis Ta’lim Dalam Pemberdayaan Masyarakat Lulusan Pendidikan Keaksaraan Dasar di
Desa Mekarmanik Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu B. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Dari kondisi yang diketahui penulis, maka teridentifikasi masalah-masalah sebagai berikut:
1. Kampung Singkur RW 15 Desa Mekarmanik Kecamatan Cimenyan merupakan daerah yang terisolir dibanding kampung yang lainnya.
2. Kondisi tempat tinggal antara satu rumah dengan rumah lainnya saling berjauhan ini karena jumlah penduduknya tidak terlalu banyak.
3. Desa Mekarmanik ini merupakan daerah pertanian sehingga sebagian besar penduduknya bekerja sebagai petani dan buruh tani.
4. Bahasa yang digunakan kehidupan sehari-hari masyarakat yaitu bahasa sunda. 5. Sebagian dari penduduk Kampung Singkur tidak pernah mengenyam
pendidikan. Ini dapat dilihat masih banyaknya warga yang masih buta huruf. 6. Warga belajar lulusan pendidikan keaksaraan dasar memiliki kepercayaan diri
lebih setelah mereka mempunyai kemampuan keaksaraan.
7. Para lulusan pendidikan keaksaraan dasar lebih rajin mengikuti pengajian di majlis ta’lim.
8. Majlis ta’lim merupakan salah satu sarana yang digunakan masyarakat untuk belajar dan mengembangkan kemampuan diri.
Dari identifikasi masalah diatas, maka penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut “Bagaimana penyelenggaraan, kemampuan fungsional serta kontribusi majlis ta’lim dalam melestarikan serta mengembangkan kemampuan warga belajar lulusan pendidikan keaksaraan tingkat dasar di Desa Mekarmanik Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung?”
C. Tujuan Penelitian
Setiap penelitian yang dilaksanakan tidak akan terlepas dari tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti. Adapun tujuan penelitian ini yaitu:
1. Mendeskripsikan penyelenggaraan pembelajaran pendidikan keaksaraan tingkat dasar di Desa Mekarmanik Kecamatan Cimenyan;
2. Mendeskripsikan kemampuan fungsional yang dimiliki para lulusan pendidikan keaksaraan di Desa Mekarmanik Kecamatan Cimenyan.
(11)
5
3. Mendeskripsikan kontribusi majlis ta’lim dalam melestarikan kemampuan keaksaraan serta mengembangkan kemampuan fungsional warga belajar lulusan pendidikan keaksaraan di Desa Mekarmanik Kecamatan Cimenyan;
D. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif tujuannya ialah untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia. Penelitian ini mengkaji bentuk aktivitas, karakteristik perubahan, hubungan, kesamaan dan perbedaannya dengan fenomena lain. Penelitian ini berkenaan dengan keadaan, dengan adanya kejadian-kejadian yang biasa berjalan, satu-satunya unsur yang manipulasi atau perlakuan yang diberikan hanyalah penelitian itu sendiri, yang dilakukan melalui observasi, wawancara, angket atau studi dokumentasi (Sukmadinata, 2007:74). Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu studi kasus (case study) yang merupakan metode untuk menghimpun dan menganalisis data berkenaan dengan sesuatu kasus. Sesuatu yang dijadikan kasus biasanya karena ada masalah, kesulitan, hambatan, penyimpangan. Tetapi, bisa juga sesuatu dijadikan kasus meskipun tidak ada masalah melainkan dijadikan kasus karena keunggulan atau keberhasilannya. (Sukmadinata, 2007:79).
Maka dari itu, pendekatan deskriptif dengan metode studi kasus tepat digunakan dalam penelitian ini sehingga dapat menjawab pertanyaan penelitian. Dengan begitu, penulis dapat mendeskripsikan proses dan hasil dari kegiatan para warga belajar lulusan pendidikan keaksaraan dasar di majlis ta’lim yang berada dilingkungan Desa Mekarmanik Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung.
E. Manfaat Teoritis dan Praktis
Dari hasil penelitian ini penulis berharap dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Sebagai bahan kajian bagi lembaga Pendidikan Non Formal dalam penerapan dan pengembangan model pembelajaran PNF;
b. Sebagai bahan kajian bagi unsur-unsur yang bersentuhan dengan masyarakat yaitu para birokrat, para akademisi dan praktisi;
(12)
6
Devi Nurhayani , 2013
Kontribusi Majlis Ta’lim Dalam Pemberdayaan Masyarakat Lulusan Pendidikan Keaksaraan Dasar di
Desa Mekarmanik Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
2. Manfaat Praktis
a. Memberikan rekomendasi bagi perluasan layanan pembelajaran dengan muatan kelekatan nilai-nilai budaya lokal dalam meningkatkan penguasaan kompetensi dasar;
b. Memberikan arah dan pedoman bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian lanjutan.
F. Struktur Organisasi Penelitian
Untuk mempermudah dalam pembahasan dan penyusunan selanjutnya maka penulis memberikan gambaran umum tentang isi dan materi yang akan dibahas yaitu sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan, merupakan uraian tentang Latar Belakang Masalah, Identifikasi dan Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Metode Penelitian, Manfaat Penelitian, dan Struktur Organisasi Penelitian.
Bab II Tinjauan Teoritis, merupakan landasan teori dan gambaran umum mengenai dasar penelitian atau teori yang melandasi penelitian.
Bab III Metodologi Penelitian, yang didalamnya mengulas mengenai lokasi dan subjek penelitian, Desain Penelitian, Metode Penelitian, Definisi Operasional, Instrumen Penelitian, Proses Pengembangan Instrumen, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab V Kesimpulan dan Rekomendasi Daftar Pustaka
(13)
34
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan subjek Penelitian
Penelitian dilaksanakan di kelompok belajar yang berlokasi di Desa Mekarmanik Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung. Untuk menentukan subjek penelitian memang tidaklah mudah. Diperlukan pencarian yang matang terlebih dahulu untuk menentukan subjek penelitian tersebut. Tanpa subjek penelitian, penelitian tidak akan mungkin dilakukan karena subjek penelitian merupakan salah satu komponen utama yang mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam suatu penelitian. Selain itu, dalam subjek penelitian juga terdapat variabel-variabel yang menjadi kajian untuk diteliti.
Arikunto (1992: 102) menyatakan pendapatnya tentang subjek penelitian, yaitu bahwa:
Subjek penelitian adalah benda, hal, atau orang, dan tempat dimana data yang dipermasalahkan melekat, selanjutnya dijelaskan perbedaan antara responden penelitian dan sumber data responden penelitian adalah orang yang dapat merespon, memberikan informasi tentang data penelitian.
Sumber data adalah bagian dari subjek penelitian yang merupakan bagian pelengkap dari suatu penelitian. Sumber data adalah benda, hal, atau orang dan tempat dimana peneliti, mengamati, membaca, atau bertanya tentang data.
Subjek utama dalam penelitian ini yaitu 10 orang warga belajar lulusan pendidikan keaksaraan tingkat dasar di Desa Mekarmanik Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung, sedangkan ada beberapa sumber data tambahan peneliti
(14)
35
Devi Nurhayani , 2013
Kontribusi Majlis Ta’lim Dalam Pemberdayaan Masyarakat Lulusan Pendidikan Keaksaraan Dasar di Desa Mekarmanik Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
B. Desain Penelitian
LATAR BELAKANG MASALAH
Dalam UU No.20 tahun 2003 pasal 13 ayat 1 dijelaskan bahwa jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal, dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya. Dalam UU tersebut dijelaskan tentang Pendidikan NonFormal (PNF) yang meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik. Terkait dengan masalah yang telah disampaikan diatas tentang kondisi penduduk buta huruf, maka jalur pendidikan nonformal melalui pendidikan keaksaraan merupakan salah satu upaya dalam menanggulangi permasalahan tersebut.
Menurut hasil penelitian sebelumnya, dalam kelompok belajar in diterapkan pendekatan dan strategi yang berbeda, pembelajaran dilaksanakan setiap hari dengan alokasi waktu 3jam perhari dengan asumsi warga belajar akan dengan mudah mengingat apa yang telah dipelajari sebelumnya karena jeda waktu pembelajaran tidak terlalu lama. Dengan pendekatan dan strategi yang dirancang ini maka program pendidikan keaksaraan lebih cepat memberikan pemahaman dan mengembangkan kemampuan Calistung warga belajar. Pembelajaran tidak hanya dilakukan secara formal di kelompok belajar bersama tutor tetapi juga dilakukan secara mandiri di rumah dengan pendampingan dari anggota keluarga.
Warga belajar lulusan pendidikan keaksaraan dasar sering mengikuti kegiatan di majlis ta’lim. Dan peneliti melihat peluang yang positif untuk meneliti tentang seberapa besar kontribusi majlis ta’lim dalam peningkatan kemampuan keaksaraan warga belajar.
KESIMPULAN A. Kesimpulan B. Rekomendasi
TUJUAN
1. Mendeskripsikan penyelenggaraan pembelajaran pendidikan keaksaraan tingkat dasar di Desa Mekarmanik Kecamatan Cimenyan;
2. Mendeskripsikan kemampuan fungsional yang dimiliki para lulusan pendidikan keaksaraan di Desa Mekarmanik Kecamatan Cimenyan.
3. Mendeskripsikan kontribusi majlis ta’lim dalam melestarikan kemampuan keaksaraan serta mengembangkan kemampuan fungsional warga belajar lulusan pendidikan keaksaraan di Desa Mekarmanik Kecamatan Cimenyan;
TINJAUAN PUSTAKA
1.Peranan Pendidikan Nonformal dalam Pendidikan Nasional
2.Pembelajaran Keaksaraan Fungsional 3.Pendidikan Orang Dewasa
4.Pemberdayaan Masyarakat
RUMUSAN MASALAH PENELITIAN
Dari hasil identifikasi masalah, maka penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut “Bagaimana penyelenggaraan, kemampuan fungsional serta kontribusi majlis ta’lim dalam melestarikan serta mengembangkan kemampuan warga belajar lulusan pendidikan keaksaraan di kelompok belajar di Desa Mekarmanik Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung?”
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan Pendekatan Deskriptif dengan metode studi kasus.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi partisipatif, wawancara, studi dokumentasi, dan studi kepustakaan.
Jumlah subjek penelitian dalam penelitian ini berjumlah 10 orang warga belajar, serta sumber data lainnya yang berkaitan dengan penyelenggaraan program pendidikan keaksaaraan diantaranya tokoh masyarakat, dan DKM mesjid Al Ikhlas.
HASIL PENELITIAN
1.Penyajian Data Hasil Penelitian 2.Pembahasan Hasil Penelitian
(15)
36
C. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif tujuannya ialah untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia. Penelitian ini mengkaji bentuk aktivitas, karakteristik perubahan, hubungan, kesamaan dan perbedaannya dengan fenomena lain. Penelitian ini berkenaan dengan keadaan, dengan adanya kejadian-kejadian yang biasa berjalan, satu-satunya unsur yang manipulasi atau perlakuan yang diberikan hanyalah penelitian itu sendiri, yang dilakukan melalui observasi, wawancara, angket atau studi dokumentasi (Sukmadinata, 2007:74).
Maka dari itu, pendekatan deskriptif tepat digunakan dalam penelitian ini sehingga dapat menjawab pertanyaan penelitian. Dengan begitu, penulis dapat mendeskripsikan proses dan hasil dari kegiatan para warga belajar lulusan pendidikan keaksaraan di majlis ta’lim yang berada dilingkungan Desa Mekarmanik Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung.
D. Definisi Operasional
1. Warga Belajar
Warga belajar atau peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu. (UU Sisdiknas no.20 tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 4)
Warga belajar yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu anggota masyarakat yang pernah mengikuti pembelajaran pendidikan keaksaraan tingkat dasar.
2. Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan.
Pembelajaran yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu serangkaian proses belajar yang dilakukan oleh warga belajar selama di majlis ta’lim serta di lingkungan sekitar rumahnya.
(16)
37
Devi Nurhayani , 2013
Kontribusi Majlis Ta’lim Dalam Pemberdayaan Masyarakat Lulusan Pendidikan Keaksaraan Dasar di
Desa Mekarmanik Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
3. Majlis ta’lim
Majelis taklim terdiri dari dua akar kata bahasa Arab yaitu majlis yang berarti tempat duduk, tempat siding atau dewan, sedangkan ta’lim berarti pengajaran. Jika kita gabungkan dua kata itu dan mengartikannya secara istilah, maka dapatlah kita simpulkan bahwasannya majelis taklim memiliki arti tempat berkumpulnya seseorang untuk menuntut ilmu (khususnya ilmu agama) bersifatnonformal. majelis taklim merupakan tempat pangajaran atau pendidikan agama islam yang paling fleksibal dan tidak terikat oleh waktu. Majelis taklim bersifat terbuka terhadap segla usia, lapisan atau strata social, dan jenis kelamin. Waktu penyelenggaraannya pun tidak terikat, bisa pagi, siang, sore, atau malam . tempat pengajarannya pun bisa dilakukan dirumah, masjid, mushalla, gedung. Aula, halaman, dan sebagainya.
Majlis ta’lim yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu tempat para warga belajar lulusan pendidikan keaksaraan dasar menuntup ilmu agama, nama majlis ta’limnya adalah al ikhlas.
4. Pemberdayaan masyarakat
Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya memandirikan masyarakat lewat perwujudan potensi kemampuan yang mereka miliki. Pemberdayaan masyarakat juga dapat didefinisikan sebagai proses perubahan dari ketergantungan menuju pada kemandirian. berbagai pandangan yang berkembang dalam teori pembangunan, baik dibidang ekonomi maupun administrasi, menempatkan masyarakat sebagai pusat perhatian dan sasaran sekaligus pelaku utama pembangunan, atau dengan kata lain masyarakat tidak hanya merupakan obyek, tetapi sebagai subyek pembangunan. pandangan ini muncul sebagai tanggapan atas terjadinya kesenjangan seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat.
E. Instrumen Penelitian
1. Penyusunan Kisi-Kisi Penelitian
Penyusunan kisi-kisi penelitian merupakan acuan pembuatan alat pengumpulan data berupa pedoman wawancara dan studi dokumentasi. Kisi-kisi
(17)
38
penelitian ini disusun secara sistematis sesuai dengan tujuan penelitian yang sudah ditetapkan, kemudian dijabarkan berdasarkan indikatornya, sehingga memudahkan dalam pembuatan pedoman wawancara, pedoman observasi dan studi dokumentasi. Kisi-kisi penelitian ini berisikan kolom-kolom: judul, tujuan penelitian, pertanyaan penelitian, aspek penelitian, indikator, sumber data, tekhnik pengumpulan data dan keterangan. Berikut peneliti sajikan table kisi-kisi penelitian:
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Penelitian Pertanyaan
Penelitian
Aspek Penelitian Indikator
Gambaran Umum
Lokasi Penelitian
1.Kondisi Objektif Masyarakat 2.Batas Wilayah
3.Letak geografis 4.Pemetaan RT/RW 5.Jumlah buta huruf desa
mekarmanik Identitas Responden 1. Nama
2. Jenis kelamin 3. Usia
4. Status marital 5. Pekerjaan 6. Pendidikan 1.Bagaimana penyelenggaran pembelajaran keaksaraan fungsional tingkat dasar di Desa Mekarmanik Kecamatan Cimenyan.
1.1Perencanaan
1.2Pelaksanaan/ proses
1.3Evaluasi/ Penilaian
1.1.1 Persiapan yang dilakukan sebelum pembelajaran 1.1.2 Sasaran program 1.1.3 Pihak yang terlibat 1.1.4 Cara identifikasi
kebutuhan
1.2.1 Penetapan strategi pembelajaran
1.2.2 Media yang digunakan 1.2.3 Peran tutor
1.2.4 Jenis metode yang digunakan
1.2.6 Langkah-langkah
metode yang digunakan 1.2.7 Contoh penggunaannya 1.3.1 Bentuk evaluasi
(18)
39
Devi Nurhayani , 2013
Kontribusi Majlis Ta’lim Dalam Pemberdayaan Masyarakat Lulusan Pendidikan Keaksaraan Dasar di
Desa Mekarmanik Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Pertanyaan
Penelitian
Aspek Penelitian Indikator
1.3.2 Pihak yang mengevaluasi 1.3.3 Komponen yang
dievaluasi
1.3.4 Frekuensi penilaian 2. Bagaimana
kemampuan fungsional yang dimiliki para lulusan pendidikan
keaksaraan di Desa Mekarmanik
Kecamatan Cimenyan.
Pengusaan keterampilan fungsional WB lulusan pendidikan keaksaraan dasar
2.1 Karakteristik warga belajar 2.2 Antusiasme warga belajar
mengikuti pembelajaran 2.3 kemampuan kognitif warga
belajar
2.4 kemampuan afektif warga belajar
2.5 kemampuan psikomotor warga belajar 3. Bagaimana kontribusi majlis ta’lim dalam melestarikan kemampuan keaksaraan serta mengembangkan kemampuan fungsional warga belajar lulusan pendidikan
keaksaraan di Desa Mekarmanik
Kecamatan Cimenyan;
3.1 Peran serta warga belajar di kegiatan majlis ta’lim
3.2 pengaruh kegiatan majlis ta’lim terhadap pelestarian kemampuan keaksaraan warga belajar lulusan pendidikan
keaksaraan di RW 15 Desa
Mekarmanik Kecamatan Cimenyan
3.1.1 frekuensi keterlibatan warga belajar di kegiatan majlis ta’lim
3.1.2 aktivitas warga belajar di majlis ta’lim
3.2.1 perubahan pola pikir kehidupan sehari-hari warga belajar
3.2.2 perubahan kebiasaan warga belajar
2. Penyusunan pedoman wawancara dan observasi serta studi dokumentasi Untuk mempermudah pelaksanaan penelitian, peneliti menyiapkan beberapa format berupa pedoman wawancara, format catatan lapangan sebagai intrument observasi serta instrumen studi dokumentasi (kamera).
F. Proses Pengembangan Instrumen
Teknik pengumpulan data adalah cara yang lebih baik dan khusus untuk mengumpulkan data-data guna memecahkan masalah-masalah penelitian. Teknik
(19)
40
pengumpulan data berkaitan dengan alat-alat atau instrumen sebagai sarana untuk memperoleh data. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian ini, yaitu teknik observasi, wawancara, studi dokumentasi dan studi kepustakaan. Instrumen utama dalam penelitian ini yaitu peneliti sendiri, karena peneliti secara rutin dan mendalam mengikuti perkembangan kemampuan warga belajar dari awal sampai akhir pembelajaran.
a. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara ini digunakan untuk memperoleh data yang belum atau tidak terungkap dalam observasi. Sifatnya untuk melengkapi perolehan data yang belum maksimal.
Dengan wawancara, peneliti akan dengan mudah mendapatkan data mengenai penjelasan mengenai aktifitas,kontribusi serta pengaruh majlis ta’lim terhadap perkembangan kemampuan calistung dan keterampilan fungsional warga belajar lulusan pendidikan keaksaraan tingkat dasar .
b. Pedoman Observasi
Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini dilakukan secara partisipatif (participatory observation) yaitu peneliti ikut serta dalam kegiatan yang berlangsung dalam hal ini peneliti ikut secara aktif dalam kegiatan majlis ta’lim yang diikuti oleh warga belajar lulusan pendidikan keaksaraan tingkat dasar dengan tujuan agar peneliti dapat mengetahui secara mendalam tentang peran serta perkembangan kemampuan membaca-menulis-berhitung-berkomunikasi warga belajar dari hari ke hari. Observasi partisipatif ini dilakukan selama 10 kali pertemuan dengan menggunakan catatan lapangan yang akan dapat mengungkap dan menggambarkan kondisi perkembangan kemampuan warga belajar. Dalam observasi pasrtisipatif ini, peneliti mencatat segala sesuatu yang terjadi dengan warga belajar dalam mengikuti kegiatan majlis ta’lim.
Yang menjadi pedoman observasi dalam penelitian ini yaitu catatan lapangan peneliti terhadap situasi kegiatan di majlis ta’lim yang diikuti warga belajar.
(20)
41
Devi Nurhayani , 2013
Kontribusi Majlis Ta’lim Dalam Pemberdayaan Masyarakat Lulusan Pendidikan Keaksaraan Dasar di
Desa Mekarmanik Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
c. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi dalam penelitian ini mencakup semua catatan-catatan warga belajar yang dapat dijadikan data untuk dianalisis serta gambar-gambar proses aktifitas di majlis ta’lim di lingkungan Desa Mekarmanik Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung.
d. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan dilakukan untuk menyempurnakan penelitian maka diperlukan data atau bahan yang bersumber dari perpustakaan, studi ini dimaksud untuk memperkuat kebenaran hasil penelitian. Sebagaimana yang telah diungkap oleh Subino (1982 : 28) dalam Yulianti (2009) studi kepustakaan atau literatur dimaksudkan untuk mendapatkan teori-teori, konsep-konsep, sebagai bahan pertimbangan penguat atau penolakan terhadap temuan hasil penelitian, dan untuk mengambil beberapa kesimpulan, literatur buku-buku yang dikaji dalam studi kepustakaan yang berkaitan langsung dengan permasalahan penelitian. .
G. Teknik Pengumpulan Data
Langkah-langkah yang ditempuh oleh peneliti dalam mengumpulkan data yaitu sebagai berikut:
a. Tahap persiapan
Dalam persiapan pengumpulan data, peneliti berkoordinasi dengan pihak DKM serta tokoh masyarakat juga warga belajar yang aktif mengikuti kegiatan di majlis ta’lim. Koordinasi yang dimaksud yaitu untuk mendapatkan informasi keberadaan aktifitas majlis ta’lim di lingkungan serta beberapa informasi berkaitan dengan perencanaan program akselerasi pembelajaran ini. Dalam tahap persiapan, peneliti menyiapkan beberapa format yang akan dijadikan sebagai alat pengumpul data yaitu format wawancara, pedoman observasi dan alat dokumentasi.
b. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan pengumpulan data dimulai dengan mengobservasi dan mewawancarai beberapa pihak diantaranya unsure DKM, tokoh masyarakat serta warga belajar. Untuk mengetahui kondisi perkembangan
(21)
42
kemampuan calistung warga belajar, peneliti ikut dalam kegiatan majlis ta’lim sehingga mendapatkan catatan-catatan berkaitan dengan hal tersebut. Selain mengikuti kegiatan di majlis ta;lim, peneliti pun melakukan kunjungan ke ruman-rumah warga belajar untuk mengetahui kegiatan sehari-hari serta secara tidak langsung mengikuti perkembangan kemampuan calistung dan keterampilan fungsional warga belajar melalui wawancara “nonformal” dalam artian berbincang layaknya tetangga yang sedang berkunjung.
c. Tahap Pelaporan
Selama proses kegiatan berlangsung, peneliti selalu melaporkan perkembangan penelitian kepada pembimbing sehingga peneliti mendapatkan masukan-masukan jika terdapat kendala dalam proses penelitian.
H. Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tekhnik analisis data kualitatif. Seperti yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman (1984) , bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data collection (pengumpulan data), data reduction (reduksi data), data display (penyajian data), dan conclusion drawing/verification (penarikan kesimpulan). Langkah-langkah analisis data dalam penelitian dapat diamati pada gambar berikut :
Gambar 2 Siklus Analisis Data
Pengumpulan Data
Reduksi Data
Penyajian data Penarikan
(22)
43
Devi Nurhayani , 2013
Kontribusi Majlis Ta’lim Dalam Pemberdayaan Masyarakat Lulusan Pendidikan Keaksaraan Dasar di
Desa Mekarmanik Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
1. Pengumpulan Data (Data Collection)
Peneliti telah melakukan analisis data sebelum peneliti memasuki lapangan. Analisis dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan, atau data sekunder, yang akan digunakan untuk menentukan fokus penelitian. Namun demikian fokus penelitian ini bersifat sementara, dan akan berkembang setelah peneliti masuk ke dalam lapangan.
Dalam hal ini peneliti telah melakukan langkah pertama, yaitu mengumpulkan data tentang program yang dilaksanakan oleh Laboratorium PLS FIP UPI, jumlah warga belajar. Peneliti berasumsi bahwa program majlis ta’lim akan sangat memberikan kontribusi yang cukup baik bagi pekembangan warga belajar lulusan pendidikan keaksaraan tingkat dasar di Desa Mekarmanik Kecamaan Cimenyan Kabupaten Bandung baik secara kognitif, afektif maupun psikomotor.
2. Reduksi Data (Data Reduction)
Data yang diperoleh dilapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu perlu dicatat secara teliti dan rinci. Semakin lama peneliti ke lapangan, maka jumlah data akan semakin banyak, kompleks, dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.
3. Penyajian Data (Data Display)
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dengan bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori. Dalam tahapan ini, peneliti melakukan urutan sistematis pada kategori-kategori pada kegiatan majlis ta’lim yang diikuti oleh warga belajar lulusan pendidikan keaksaraan tersebut, dan dihubungkan. 4. Penarikan Kesimpulan/Verifikasi (Conclusion Drawing/Verification)
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi jika tahap awal, didukung oleh bukti-bukti
(23)
44
yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori.
Analisis data kualitatif ini menggabungkan antara hasil penemuan di lapangan (emik) serta teori menurut para ahli/konsep (etik) sehingga peneliti akan menganalisis hasil temuan yang selanjutnya diambil hasil kesimpulan.
(24)
Devi Nurhayani , 2013
Kontribusi Majlis Ta’lim Dalam Pemberdayaan Masyarakat Lulusan Pendidikan Keaksaraan Dasar di Desa Mekarmanik Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan deskripisi data hasil penelitian di bab sebelumnya, maka dari itu ada beberapa hal yang dapat disimpulkan sebagai berikut:
Penyelenggaraan pembelajaran pendidikan keaksaraan tingkat dasar yang dilaksanakan di Desa Mekarmanik Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung ini dilaksanakan melalui tahapan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi atau penilaian.
Perencanaan dilaksanakan identifikasi kebutuhan belajar warga belajar, identifikasi kemampuan awal warga belajar, identifikasi tema pembelajaran, perumusan tujuan dan merumuskan aspek kecakapan keaksaraan, menentukan media pembelajaran, menyusun rencana kegiatan pembelajaran, menyusun kesepakatan belajar, penyusunan bahan belajar.
Strategi yang dipakai oleh tutor sebagai berikut: Mengintegrasikan belajar membaca, menulis dan berhitung, Brainstorming (curah gagasan), mempraktekan resep masakan yang berasal dari tutor dan warga belajar, memberikan pekerjaan rumah (penugasan). Metode pembelajaran yang diterapkan oleh tutor yaitu, poster abjad bergambar, suku kata, kata kunci, metode global.
Penilaian atau evaluasi program ini dilakukan baik oleh tutor secara sistematis dalam setiap tahapan proses pembelajaran ataupun oleh pengelola dalam proses pelaksanaan program pendidikan keaksaraanKontribusi majlis ta’lim dalam melestarikan kemampuan keaksaraan serta mengembangkan kemampuan fungsional warga belajar lulusan pendidikan keaksaraan di Desa Mekarmanik Kecamatan Cimenyan
Kontribusi majlis ta’lim terhadap peningkatan dan pelestarian kemampuan calistung dan kemampuan komunikasi warga belajar dijelaskan oleh responden (ketua DKM) bahwa pihaknya sekarang ini menambah beberapa aktifitas dalam pengajian rutin, seperti contohnya para ibu-ibu diharuskan membawa buku catatan serta alat tulis untuk menuliskan materi yang mereka dapat serta menuliskan satu
(25)
80
pertanyaan terkait dengan materi yang sedang disampaikan. Kemudian, pertanyaan-pertanyaan tersebut di kumpulkan untuk dipilih secara acak dibacakan oleh anggota pengajian tersebut. Dengan begitu, pihak DKM berharap warga nya dapat melestarikan kemampuan calistungnya di kegiatan majlis ta’lim. Tidak hanya itu, para warga belajar lulusan pendidikan keaksaraan pun dengan kesadaran sendiri selalu menyempatkan membuat ringkasan materi yang disampaikan oleh narasumber sehingga suatu waktu dapat dibaca kembali sebagai bahan belajar.
B. Saran
Beberapa rekomendasi yang ingin disampaikan penulis pada pelaksanaan program ini yang ditujukan kepada:
1. Warga Belajar
b. Warga belajar harus lebih dapat memanfaatkan waktu luanganya untuk selalu belajar dan berlatih meningkatkan kemampuan calistung;
c. Warga belajar senantiasa mempunyai kepercayaan diri untuk dapat terus belajar dan menambah ilmu pengetahuan;
d. Manfaatkan sumber-sumber yang dapat dijadikan sebagai bahan belajar baik di rumah maupun di lingkungan masyarakat.
1. Pengurus DKM/Majlis Talim
a. Agar lebih menekankan keterampilan dari ranah psikomotor warga belajar mendapatkan keterampilan baru yang dapat dijadikan sebagai nilai tambah dalam kehidupannya.
b. Sebaiknya secara terus menerus memberikan motivasi dan penghargaan kepada warga belajar agar warga belajar memiliki kepercayaan diri yang kuat untuk terus belajar tanpa mengenal batas usia;
c. Sebaiknya lebih ditingkatkan lagi kreatifitas dalam mengemas proses pembelajaran bagi para anggota majlis ta’lim sehingga para anggota lebih semangat dalam menimba ilmu dan meningkatkan kemampuannya.
(26)
81
Devi Nurhayani , 2013
Kontribusi Majlis Ta’lim Dalam Pemberdayaan Masyarakat Lulusan Pendidikan Keaksaraan Dasar di Desa Mekarmanik Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Abdulhak,I., (2000), Metodologi Pembelajaran Orang Dewasa, Bandung : Andira.
Arikunto, S., (1998), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : Rineka Cipta
Badan Pengembangan Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda Regional II. (2006). Model Sistem Pendukungan Penyelenggaraan Pendidikan Keaksaraan Fungsional Melalui Pembelajaran Transaksional. Bandung: BP-PLSP Regional II Jayagiri
Badan Pengembangan Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda Regional II. (2007). Panduan : Pengelolaan Penilaian Pembelajaran Pendidikan Keaksaraan Berbasis Standar Kompetensi Keaksaraan (SKK) Tingkat Aksara Dasar, Lanjut dan Mandiri. Bandung: BP-PLSP Regional II Jayagiri
Badan Pengembangan Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda Regional II. (2007). Model Pendidikan Keaksaraan Berwawasan Tekhnologi Air Bersih. Bandung: BP-PLSP Regional II Jayagiri
Departemen Pendidikan Nasional (2006), Acuan Penyelenggaraan Program Pendidikan keaksaraan: Direktorat Pendidikan Luar Sekolah, Direktorat Pendidikan Masyarakat
Departemen Pendidikan Nasional (2006), Panduan Umum Pelatihan Program Pendidikan Keaksaraan.: Direktorat Pendidikan Luar Sekolah, Direktorat Pendidikan Masyarakat
Garna, J. K., (2008). Budaya Sunda :Melintas Waktu Menantang Masa Depan. Bandung. Lembaga Penelitian UNPAD dan The Judistira Garna Foundation.
Gerungan, (2000), Psikologi Sosial, Bandung:Refika Aditama
Jalal, Fasli., (2005), Pendidikan Keaksaraan : Filosofi, Strategi, dan Implementasi, Jakarta:Dirjen PLS Direktorat Pendidikan Masyarakat Kusnadi, (2005), Pendidikan Keaksaraan, Jakarta : Departemen Pendidikan
Nasional Dirjen PLS.
Mappa, S., (1994). Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah, Jakarta:Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Dirjen Pendidikan Tinggi.
(27)
82
Media Komunitas Pendidikan Keaksaraan AKSARA. No.4 edisi Januari-April 2006. Bahasa Ibu Cukup Jitu. Jakarta: Direktorat Pendidikan Masyarakat, Ditjen PLS Depdiknas
Mukhtar, H. (2007). Bimbingan Skripsi, Tesis, dan Artikel Ilmiah : Panduan Berbasis Penelitian Kualitatif Lapangan dan Perpustakaan. Jakarta : Gaung Persada Press
Purnomo, (2008). Strategi Pembelajaran Pendidikan Keaksaraan Tingkat Lanjutan melalui Vokasional Skill Menjahit Di PKBM Ash-Shoddiq Desa Pagerwangi Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung. Skripsi pada FIP UPI Bandung. Tidak diterbitkan.
Sirodjuddin, K., (2006). Perencanaan Pembelajaran. Jurusan Pendidikan Luar Sekolah FIP UPI.
Sudjana, D. (2000). Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif, Bandung : Falah Production
Sudjana, D. (2004). Manajemen Program Pendidikan, Bandung : Falah Production
Sudjana,D., (2004), Pendidikan Nonformal : Wawasan, Sejarah Perkembangan, Filsafat, Teori Pendukung, Asas, Bandung : Falah Production.
Sudjana, D., (2005), Strategi Pembelajaran Pendidikan Luar Sekolah, Bandung : Falah Production
Sugiyono, (2007), Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung : Alfabeta.
Wahyudin, Uyu. (2008). Mutu Layanan Pendidikan Keaksaraan Fungsional Berbasis Budaya Lokal Untuk Peningkatan Kompetensi Dasar Warga Belajar (studi pengembangan model pendidikan keaksaraan fungsional pada kelompok belajar keaksaraan fungsional di PKBM Kabupaten Subang. Disertasi pada Sekolah Pascasarjana UPI Bandung.Tidak diterbitkan
(1)
43
Devi Nurhayani , 2013
Kontribusi Majlis Ta’lim Dalam Pemberdayaan Masyarakat Lulusan Pendidikan Keaksaraan Dasar di
Desa Mekarmanik Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung 1. Pengumpulan Data (Data Collection)
Peneliti telah melakukan analisis data sebelum peneliti memasuki lapangan. Analisis dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan, atau data sekunder, yang akan digunakan untuk menentukan fokus penelitian. Namun demikian fokus penelitian ini bersifat sementara, dan akan berkembang setelah peneliti masuk ke dalam lapangan.
Dalam hal ini peneliti telah melakukan langkah pertama, yaitu mengumpulkan data tentang program yang dilaksanakan oleh Laboratorium PLS FIP UPI, jumlah warga belajar. Peneliti berasumsi bahwa program majlis ta’lim akan sangat memberikan kontribusi yang cukup baik bagi pekembangan warga belajar lulusan pendidikan keaksaraan tingkat dasar di Desa Mekarmanik Kecamaan Cimenyan Kabupaten Bandung baik secara kognitif, afektif maupun psikomotor.
2. Reduksi Data (Data Reduction)
Data yang diperoleh dilapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu perlu dicatat secara teliti dan rinci. Semakin lama peneliti ke lapangan, maka jumlah data akan semakin banyak, kompleks, dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.
3. Penyajian Data (Data Display)
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dengan bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori. Dalam tahapan ini, peneliti melakukan urutan sistematis pada kategori-kategori pada kegiatan majlis ta’lim yang diikuti oleh warga belajar lulusan pendidikan keaksaraan tersebut, dan dihubungkan. 4. Penarikan Kesimpulan/Verifikasi (Conclusion Drawing/Verification)
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi jika tahap awal, didukung oleh bukti-bukti
(2)
44
yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori.
Analisis data kualitatif ini menggabungkan antara hasil penemuan di lapangan (emik) serta teori menurut para ahli/konsep (etik) sehingga peneliti akan menganalisis hasil temuan yang selanjutnya diambil hasil kesimpulan.
(3)
Devi Nurhayani , 2013
Kontribusi Majlis Ta’lim Dalam Pemberdayaan Masyarakat Lulusan Pendidikan Keaksaraan Dasar di Desa Mekarmanik Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan deskripisi data hasil penelitian di bab sebelumnya, maka dari itu ada beberapa hal yang dapat disimpulkan sebagai berikut:
Penyelenggaraan pembelajaran pendidikan keaksaraan tingkat dasar yang dilaksanakan di Desa Mekarmanik Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung ini dilaksanakan melalui tahapan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi atau penilaian.
Perencanaan dilaksanakan identifikasi kebutuhan belajar warga belajar, identifikasi kemampuan awal warga belajar, identifikasi tema pembelajaran, perumusan tujuan dan merumuskan aspek kecakapan keaksaraan, menentukan media pembelajaran, menyusun rencana kegiatan pembelajaran, menyusun kesepakatan belajar, penyusunan bahan belajar.
Strategi yang dipakai oleh tutor sebagai berikut: Mengintegrasikan belajar membaca, menulis dan berhitung, Brainstorming (curah gagasan), mempraktekan resep masakan yang berasal dari tutor dan warga belajar, memberikan pekerjaan rumah (penugasan). Metode pembelajaran yang diterapkan oleh tutor yaitu, poster abjad bergambar, suku kata, kata kunci, metode global.
Penilaian atau evaluasi program ini dilakukan baik oleh tutor secara sistematis dalam setiap tahapan proses pembelajaran ataupun oleh pengelola dalam proses pelaksanaan program pendidikan keaksaraanKontribusi majlis ta’lim dalam melestarikan kemampuan keaksaraan serta mengembangkan kemampuan fungsional warga belajar lulusan pendidikan keaksaraan di Desa Mekarmanik Kecamatan Cimenyan
Kontribusi majlis ta’lim terhadap peningkatan dan pelestarian kemampuan calistung dan kemampuan komunikasi warga belajar dijelaskan oleh responden (ketua DKM) bahwa pihaknya sekarang ini menambah beberapa aktifitas dalam pengajian rutin, seperti contohnya para ibu-ibu diharuskan membawa buku catatan serta alat tulis untuk menuliskan materi yang mereka dapat serta menuliskan satu
(4)
80
pertanyaan terkait dengan materi yang sedang disampaikan. Kemudian, pertanyaan-pertanyaan tersebut di kumpulkan untuk dipilih secara acak dibacakan oleh anggota pengajian tersebut. Dengan begitu, pihak DKM berharap warga nya dapat melestarikan kemampuan calistungnya di kegiatan majlis ta’lim. Tidak hanya itu, para warga belajar lulusan pendidikan keaksaraan pun dengan kesadaran sendiri selalu menyempatkan membuat ringkasan materi yang disampaikan oleh narasumber sehingga suatu waktu dapat dibaca kembali sebagai bahan belajar.
B. Saran
Beberapa rekomendasi yang ingin disampaikan penulis pada pelaksanaan program ini yang ditujukan kepada:
1. Warga Belajar
b. Warga belajar harus lebih dapat memanfaatkan waktu luanganya untuk selalu belajar dan berlatih meningkatkan kemampuan calistung;
c. Warga belajar senantiasa mempunyai kepercayaan diri untuk dapat terus belajar dan menambah ilmu pengetahuan;
d. Manfaatkan sumber-sumber yang dapat dijadikan sebagai bahan belajar baik di rumah maupun di lingkungan masyarakat.
1. Pengurus DKM/Majlis Talim
a. Agar lebih menekankan keterampilan dari ranah psikomotor warga belajar mendapatkan keterampilan baru yang dapat dijadikan sebagai nilai tambah dalam kehidupannya.
b. Sebaiknya secara terus menerus memberikan motivasi dan penghargaan kepada warga belajar agar warga belajar memiliki kepercayaan diri yang kuat untuk terus belajar tanpa mengenal batas usia;
c. Sebaiknya lebih ditingkatkan lagi kreatifitas dalam mengemas proses pembelajaran bagi para anggota majlis ta’lim sehingga para anggota lebih semangat dalam menimba ilmu dan meningkatkan kemampuannya.
(5)
81
Devi Nurhayani , 2013
Kontribusi Majlis Ta’lim Dalam Pemberdayaan Masyarakat Lulusan Pendidikan Keaksaraan Dasar di Desa Mekarmanik Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung
DAFTAR PUSTAKA
Abdulhak,I., (2000), Metodologi Pembelajaran Orang Dewasa, Bandung : Andira.
Arikunto, S., (1998), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : Rineka Cipta
Badan Pengembangan Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda Regional II. (2006). Model Sistem Pendukungan Penyelenggaraan Pendidikan Keaksaraan Fungsional Melalui Pembelajaran Transaksional. Bandung: BP-PLSP Regional II Jayagiri
Badan Pengembangan Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda Regional II. (2007). Panduan : Pengelolaan Penilaian Pembelajaran Pendidikan Keaksaraan Berbasis Standar Kompetensi Keaksaraan (SKK) Tingkat Aksara Dasar, Lanjut dan Mandiri. Bandung: BP-PLSP Regional II Jayagiri
Badan Pengembangan Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda Regional II. (2007). Model Pendidikan Keaksaraan Berwawasan Tekhnologi Air Bersih. Bandung: BP-PLSP Regional II Jayagiri
Departemen Pendidikan Nasional (2006), Acuan Penyelenggaraan Program Pendidikan keaksaraan: Direktorat Pendidikan Luar Sekolah, Direktorat Pendidikan Masyarakat
Departemen Pendidikan Nasional (2006), Panduan Umum Pelatihan Program Pendidikan Keaksaraan.: Direktorat Pendidikan Luar Sekolah, Direktorat Pendidikan Masyarakat
Garna, J. K., (2008). Budaya Sunda :Melintas Waktu Menantang Masa Depan. Bandung. Lembaga Penelitian UNPAD dan The Judistira Garna Foundation.
Gerungan, (2000), Psikologi Sosial, Bandung:Refika Aditama
Jalal, Fasli., (2005), Pendidikan Keaksaraan : Filosofi, Strategi, dan Implementasi, Jakarta:Dirjen PLS Direktorat Pendidikan Masyarakat
Kusnadi, (2005), Pendidikan Keaksaraan, Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional Dirjen PLS.
Mappa, S., (1994). Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah, Jakarta:Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Dirjen Pendidikan Tinggi.
(6)
82
Media Komunitas Pendidikan Keaksaraan AKSARA. No.4 edisi Januari-April 2006. Bahasa Ibu Cukup Jitu. Jakarta: Direktorat Pendidikan Masyarakat, Ditjen PLS Depdiknas
Mukhtar, H. (2007). Bimbingan Skripsi, Tesis, dan Artikel Ilmiah : Panduan Berbasis Penelitian Kualitatif Lapangan dan Perpustakaan. Jakarta : Gaung Persada Press
Purnomo, (2008). Strategi Pembelajaran Pendidikan Keaksaraan Tingkat Lanjutan melalui Vokasional Skill Menjahit Di PKBM Ash-Shoddiq Desa Pagerwangi Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung. Skripsi pada FIP UPI Bandung. Tidak diterbitkan.
Sirodjuddin, K., (2006). Perencanaan Pembelajaran. Jurusan Pendidikan Luar Sekolah FIP UPI.
Sudjana, D. (2000). Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif, Bandung : Falah Production
Sudjana, D. (2004). Manajemen Program Pendidikan, Bandung : Falah Production
Sudjana,D., (2004), Pendidikan Nonformal : Wawasan, Sejarah Perkembangan, Filsafat, Teori Pendukung, Asas, Bandung : Falah Production.
Sudjana, D., (2005), Strategi Pembelajaran Pendidikan Luar Sekolah, Bandung : Falah Production
Sugiyono, (2007), Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung : Alfabeta.
Wahyudin, Uyu. (2008). Mutu Layanan Pendidikan Keaksaraan Fungsional Berbasis Budaya Lokal Untuk Peningkatan Kompetensi Dasar Warga Belajar (studi pengembangan model pendidikan keaksaraan fungsional pada kelompok belajar keaksaraan fungsional di PKBM Kabupaten Subang. Disertasi pada Sekolah Pascasarjana UPI Bandung.Tidak diterbitkan