KONTRIBUSI KELENGKAPAN FASILITAS MENGGAMBAR MANUAL TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI MENGGAMBAR KONSTRUKSI LANGIT-LANGIT DI SMK NEGERI 2 TASIKMALAYA.

(1)

KONTRIBUSI KELENGKAPAN FASILITAS MENGGAMBAR

MANUAL TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA

STANDAR KOMPETENSI MENGGAMBAR KONSTRUKSI

LANGIT-LANGIT DI SMK NEGERI 2 TASIKMALAYA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

LINA YUMNANINGSIH 0807794

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2013


(2)

Lina Yumnaningsih, 2013

LEMBAR PENGESAHAN LINA YUMNANINGSIH

KONTRIBUSI KELENGKAPAN FASILITAS MENGGAMBAR MANUAL TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI MENGGAMBAR KONSTRUKSI

LANGIT-LANGIT DI SMK NEGERI 2 TASIKMALAYA DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I,

Drs. H. Supratman Agus, MT. NIP. 19521021 197903 1 002

Pembimbing II,

Drs. H. Rakhmat Yusuf, MT.

NIP. 19640424 199101 1 001

Mengetahui, Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Sipil,

Drs. Budi Kudwadi, MT. NIP. 19630622 199001 1 001


(3)

ABSTRAK

“Kontribusi Kelengkapan Fasilitas Menggambar Manual Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Standar Kompetensi Menggambar Konstruksi

Langit-Langit di SMK Negeri 2 Tasikmalaya” Lina Yumnaningsih

0807794

Penelitian ini memaparkan tentang kontribusi kelengkapan fasilitas menggambar manual terhadap motivasi belajar siswa. Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 2 Tasikmalaya ini. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini diantaranya: 1.) Mengetahui gambaran tentang kelengkapan fasilitas mengambar manual untuk kegiatan belajar mengajar pada standar kompetensi menggambar konstruksi langit-langit. 2.) Mengetahui motivasi belajar siswa dalam kegiatan belajar mengajar kelas XI TGB SMKN 2 Tasikmalaya tahun ajaran 2011/2012 dalam proses belajar untuk menyelesaikan menggambar konstruksi langit-langit di sekolah. 3.) Mengetahui besarnya kontribusi kelengkapan fasilitas menggambar manual yang disediakan oleh sekolah untuk memotivasi siswa kelas XI TGB SMK Negeri 2 Tasikmalaya dalam kegiatan belajar mengajar pada standar kompetensi menggambar konstruksi langit-langit.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian asosiatif karena ditujukan untuk menghubungkan antara dua variabel atau lebih dengan mengumpulkan data dan informasi yang lengkap dan terperinci. Sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas XII jurusan Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 2 Tasikmalaya sebanyak 67 orang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan teknik angket.

Berdasarkan hasil penelitian, pada perhitungan uji kecerendungan diperoleh gambaran kelengkapan fasilitas menggambar manual termasuk pada kategori cukup lengkap, dan moivasi belajar siswa termasuk pada kategori cukup tinggi. Hasil korelasi antara variabel X dan variabel Y diperoleh nilai r sebesar 0,442 dan termasuk kategori cukup kuat. Kontribusi kelengkapan fasilitas menggambar manual terhadap motivasi belajar siswa pada standar kompetensi menggambar konstruksi langit-langit di SMK Negeri 2 Tasikmalaya diperoleh nilai koefisien determinasi sebesar 19,551%.


(4)

Lina Yumnaningsih, 2013

ABSTRACT

" The Contributions of Complete Facility of Manual Drawing For Student Motivation on Ceiling Construction Drawing Competency Standards in State

Vocational School 2 Tasikmalaya" Lina Yumnaningsih

0807794

This research describes the contribute of the complet of manual drawing facilities for student motivation. The research implemented in the State Vocational School 2 Tasikmalaya. The objectives of this research are: 1.) Knowing the description of manual drawing complete facilities for teaching and learning of drawing ceiling construction standard competency. 2.) Knowing student’s motivation in learning and teaching of State Vocational School 2 Tasikmalaya in academic year of 2011/2012 to complete drawing ceiling construction in the school. 3.) Knowing the contribution complete of manual drawing facilities provided by the school to motivate students of Building Drawing Engineering, Class XI of State Vocational School 2 Tasikmalaya in teaching and learning of the ceiling construction competency standards drawing.

The method used is associative research methods because the methode is capable to connect two or more variables through collecting data and detailed information. The sample of this research was the Building Drawing Engineering Class XI student of State Vocational School 2 Tasikmalaya as many as 67 people. The instrument of this research used the inquiry techniques.

Based on the results, obtained in the test calculation completed facility of manual drawing is the complete category, and learning student motivation is in reflected by the high quite category. The results of the correlation between X and Y variables obtained r value of 0.442, and the category is strong enough. Complete facility of manual drawing contribution for student motivation on ceiling construction drawing competency standard in the State Vocational School 2 Tasikmalaya has obtained determination coefficient as much as 19.551%.


(5)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 3

1.3 Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 4

1.3.1 Pembatasan Masalah ... 4

1.3.2 Perumusan Masalah ... 4

1.4 Tujuan Penelitian ... 5

1.5 Manfaat Penelitian ... 6

1.6 Sistemataika Penulisan ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

2.1 Tinjauan Kontribusi ... 8

2.2 Tinjauan Kelengkapan Fasilitas Menggambar Manual ... 9

2.2.1 Rasio Penggunaan Peralatan dan Perabot ... 14

2.2.2 Kelengkapan Alat Menggambar Manual ... 17

2.3 Tinjauan Motivasi Belajar ... 20

2.3.1 Definisi Motivasi ... 20

2.3.2 Aspek-Aspek Dalam Motivasi Belajar ... 23

2.3.3 Fungsi Motivasi Belajar ... 24

2.3.4 Jenis Motivasi ... 25

2.4 Tinjauan Belajar ... 27

2.5 Anggapan Dasar ... 29

2.7 Hipotesis Penelitian ... 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 30

3.1.Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian ... 30

3.2.Metode Penelitian ... 30

3.3.Defnisi Operasional ... 32

3.4.Teknik Pengambilan Sampel ... 33

3.4.1 Populasi ... 33

3.4.2 Sampel Penelitian ... 33

3.5.Variabel dan Paradigma Penelitian ... 34

3.5.1 Variabel Penelitian ... 34

3.5.2 Paradigma Penelitian ... 34

3.6.Data dan Sumber Data Penelitian ... 35


(6)

Lina Yumnaningsih, 2013

3.6.2 Sumber Data Penelitian ... 36

3.7 Teknik Pengumpulan Data ... 36

3.8 Kisi-Kisi dan Instrumen Penelitian ... 37

3.8.1 Kisi-Kisi Instrumen ... 37

3.8.2 Instrumen Penelitian... 38

3.9 Teknik Pengolahan Data ... 39

3.9.1 Validitas Penelitian ... 41

3.9.2 Reliabilitas Penelitian... 42

3.10 Teknik Analisis Data ... 44

3.10.1 Uji Normalitas ... 45

3.10.2 Uji Kecenderungan... 47

3.10.3 Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 48

3.11 Alur Pikir penelitian ... 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 50

4.1 Hasil Uji Coba Kuisioner (Angket) Penelitian ... 50

4.1.1 Uji Coba Validitas ... 50

4.1.1 Uji Coba Reliabilitas ... 50

4.2 Deskripsi Data Penelitian ... 51

4.2.1 Hasil Pengumpulan Angket ... 51

4.2.2 Kelengkapan Fasilitas Menggambar Manual ... 51

4.2.3 Jumlah Siswa Kelas XI ... 52

4.3 Analisis Variabel Penelitian ... 53

4.3.1 Uji Kecenderungan Variabel X ... 53

4.3.2 Uji Kecenderungan Variabel Y ... 54

4.3.3 Analisis Variabel X ... 55

4.3.4 Analisis Variabel Y ... 57

4.4 Analisis Data ... 59

4.4.1 Hasil Uji Normalitas Variabel X ... 59

4.4.2 Hasil Uji Normalitas Variabel Y ... 60

4.5 Uji Korelasi, Uji Hipotesis, Uji Koefisien determinasi ... 61

4.5.1 Uji Korelasi Product Momen ... 61

4.5.2 Uji Hipotesis ... 61

4.7.2 Perhitungan Koefisien Determinasi ... 62

4.6 Pembahasan Hasil Penelitian ... 62

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 67

5.1 Kesimpulan ... 67

5.2 Saran ... 67

DAFTAR PUSTAKA ... 69 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(7)

DAFTAR TABEL

Tabel

2.1 Jenis, Rasio, dan Deskripsi Standar Prasarana Ruang Praktik Program

Keahlian Teknik Gambar Bangunan ... 11

2.2 Standar Sarana pada Ruang Praktik Gambar Manual dan Masinal ... 12

2.3 Daftar Kebutuhan Peralatan untuk Studio Gambar ... 16

3.1 Populasi Penelitian ... 33

3.2 Skor Jawaban Skala Guttman... 39

3.3 Skor Jawaban Skala Likert ... 40

3.5 Skala Skor Mentah ... 47

3.6 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r ... 48

4.1 Data Fasilitas Studio Gambar... 52

4.2 Daftar Jumlah Siswa Teknik Gambar Bangunan Kelas XI ... 52

4.3 Gambaran Umum Variabel X ... 53

4.4 Gambaran Umum Variabel Y ... 54

4.5 Deskripsi Per Indikator Variabel X ... 56


(8)

Lina Yumnaningsih, 2013

DAFTAR GAMBAR

Gambar

3.1 Hubungan Antar Variabel ... 34

3.2 Paradigma Penelitian ... 35

4.1 Presentase Uji Kecenderungan Variabel X ... 54

4.2 Presentase Uji Kecenderungan Variabel Y ... 55

4.3 Diagram Batang Gambaran Per Indikator dan Aspek Variabel X ... 56

4.4 Diagram Batang Gambaran Per Indikator dan Aspek Variabel Y ... 58

4.5 Grafik Penyebaran Skor Variabel X ... 59


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1.1 Kisi-Kisi Instrumen Uji Coba Penelitian 1.2 Instrumen Uji Coba Penelitian

1.3 Uji Validitas Variabel X 1.4 Uji Validitas Variabel Y 1.5 Uji Reliabilitas Variabel X 1.6 Uji Reliabilitas Variabel Y 1.7 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian 1.8 Instrumen Penelitian

1.9 Alur Pikir Penelitian

1.10 Daftar Siswa Kelas XI TGB

2.1 Data Hasil Penyebaran Angket Penelitian Variabel X 2.2 Data Hasil Penyebaran Angket Penelitian Variabel Y 2.3 Distribusi Data Variabel X dan Variabel Y

2.4 Data Konversi Z-Score dan T-Score 3.1 Uji Normalitas Variabel X

3.2 Uji Normalitas Variabel Y 3.3 Deskripsi Variabel X 3.4 Deskripsi Variabel Y

3.5 Uji Kecenderungan Variabel X 3.6 Uji Kecenderungan Variabel Y 3.7 Uji Korelasi Product Momen 4.1 Tabel Nilai r Product Moment 4.2 Tabel Nilai Distribusi t

4.3 Tabel Nilai Chi Kuadrat (χ2)

4.4 Tabel Nilai Luas di Bawah Lengkung Kurve Normal dari 0 ke z 4.5 Tabel Nilai Distribusi F

5.1 Surat Penunjukan Dosen Pembimbing 5.2 Lembar Bimbingan Skripsi

5.3 Berita Acara Seminar Skripsi Tahap 1 5.4 Berita Acara Seminar Skripsi Tahap 2 5.5 Surat Pelaksanaan Penelitian


(10)

Lina Yumnaningsih, 2013

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tasikmalaya merupakan salah satu Sekolah Menengah Kejuruan yang bermutu dan ikut berperan serta menghasilkan lulusan terbaik untuk siap terjun ke dunia kerja khususnya jurusan Teknik Gambar Bangunan. Untuk siap terjun ke dunia kerja, berbagai upaya dilakukan. Salah satunya yaitu siswa diharapkan dan dituntut agar mampu mencapai kompetensi dasar dalam belajar dari setiap standar kompetensi, khususnya standar kompetensi Menggambar Konstruksi Langit-Langit. Kompetensi dasar yang harus dicapai antara lain mendeskripsikan konstruksi langit, menggambar pola langit-langit, menggambar detail konstruksi langit-langit-langit, dan menggambar rencana titik lampu di langit-langit. Untuk mencapai kompetensi-kompetensi tersebut metode mengajar yang dilakukan oleh guru antara lain menyampaikan materi ajar kemudian dilanjutkan dengan memberikan jobsheet untuk siswa, dan kemudian siswa mengerjakan tugas menggambar sesuai kompetensi dasar yang harus dicapai.

Dalam melakukan aktivitas belajar, siswa memerlukan adanya dorongan agar dalam belajar dapat menghasilkan prestasi belajar yang sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Untuk dapat meningkatkan prestasi belajar siswa yang maksimal, perlu diperhatikan berbagai faktor yang dapat membangkitkan motivasi siswa untuk belajar secara efektif.

Motivasi memiliki peranan penting, antara lain menentukan hasil yang ingin dicapai dari aktivitas pembelajaran. Besarnya motivasi setiap siswa dalam belajar berbeda-beda. Tinggi rendahnya motivasi tergantung pada faktor-faktor dari siswa itu sendiri, baik faktor intrinsik maupun ekstrinsik.


(11)

Dalam kegiatan belajar mengajar di dalam kelas pada standar kompetensi menggambar konstruksi langit-langit, setiap jam pelajaran dimulai, ada siswa yang tidak mengerjakan tugas menggambar manual sesuai jobsheet pada Standar kompetensi Menggambar Konstruksi Langit-Langit. Fenomena ini bukan hanya terjadi pada satu kelas saja. Tetapi hampir semua kelas XI Jurusan Gambar Bangunan di SMK Negeri 2 Tasikmalaya. Ada siswa yang tidak memanfaatkan waktu yang diberikan dengan baik untuk menyelesaikan tugas menggambar seauai jobsheet yang sudah diberikan. Akibatnya siswa tidak dapat menyelesaikan tugas menggambarnya tepat waktu pada kegiatan belajar mengajar dan menunda penyelesaian tugas menggambar tersebut pada waktu yang lain.

Kelengkapan fasilitas pembelajaran pada standar kompetensi ini (alat-alat menggambar manual dan ruangan) yang cukup memadai dan keadaan ruangan untuk menggambar yang disediakan oleh sekolah/jurusan kurang mampu mendorong mmotivasi siswa untuk menyelesaikan tugas menggambarnya tepat waktu sesuai jobsheet. Sehingga kondisi ini berdampak pada keadaan ruangan yang menjadi tidak kondusif. Fasilitas menggambar yang tersedia kurang dimanfaatkan oleh siswa untuk menyelesaikan tugas menggambar. Hal ini terlihat, karena beberapa siswa tidak memanfaatkan dan menggunakan fasilitas menggambar manual yang diberikan oleh sekolah / jurusan untuk menyelesaikan tugas menggambarnya ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung.

Aktivitas lain yang dilakukan siswa saat belajar mengajar berlangsung tidak hanya menggambar. Siswa tidak fokus mengerjakan tugas yang seharusnya dilakukan siswa pada saat kegiatan belajar mengajar. Hal ini membuat ruangan kelas semakin tidak kondusif. Oleh karena itu, kegiatan belajar mengajar tidak berjalan sebagaimana mestinya sesuai yang direncanakan karena ada siswa yang melakukan aktivitas atau kegiatan lain selain menggambar konstruksi langit-langit tepat waktu sesuai jobsheet yang diberikan.

Dampak yang terjadi dari permasalahan-permasalahan yang terjadi pada kegiatan belajar mengajar di kelas XI Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 2


(12)

3

Lina Yumnaningsih, 2013

Tasikmalaya, yaitu siswa tidak dapat memanfaatkan waktu dan menyelesaikan tugas menggambar pada jam pelajaran berlangsung, seharusnya dapat mengumpulkan tugas-tugas yang telah ditentukan dan memperoleh nilai tugas menggambar konstruksi langit-langit dengan prestasi baik.

Selain itu, sekalipun pihak sekolah telah berupaya menyediakan fasilitas dan sarana belajar menggambar manual yang cukup memadai serta kelengkapan alat menggambar yang dimiliki siswa cukup memadai, tetapi masih belum dapat memotivasi siswa untuk dapat menyelesaikan tugas menggambar dengan baik sesuai waktu yang telah ditentukan.

Berdasarkan uraian permasalahan diatas, maka penulis berkeinginan untuk mengetahui sejauh mana kontribusi fasilitas menggambar manual yang sekolah berikan terhadap motivasi belajar siswa. Untuk itu, penulis mengangkat judul penelitian “Kontribusi Kelengkapan Fasilitas Menggambar Manual Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Standar Kompetensi Menggambar Konstruksi Langit-Langit Di SMK Negeri 2 Tasikmalaya.

1.2 Identifikasi Masalah

Menurut pendapat Riduwan (2011 : 4) yang mengemukakan: “Identifikasi masalah merupakan proses merumuskan permasalahan-permasalahan yang akan

diteliti”. Mengacu dari latar belakang tersebut, permasalahan dalam penelitian ini dapat teridentifikasi sebagai berikut:

1. Kelengkapan fasilitas menggambar dan ruangan gambar manual yang sudah memadai, tidak dimanfaatkan oleh siswa untuk menggambar.

2. Terdapat siswa dalam kegiatan belajar mengajar di kelas pada jam pelajaran, tidak mengerjakan / menyelesaikan tugas menggambar konstruksi langit-langit yang harus diselesaikan tepat waktu sesuai jobsheet.

3. Kurangnya motivasi dari siswa dalam menyelesaikan tugas gambar manual pada Mata Pelajaran Menggambar Konstruksi Langit-Langit.


(13)

4. Ruangan yang tidak kondusif membuat siswa tidak menyelesaikan tugas menggambar di ruangan tersebut.

5. Terdapat siswa tidak memanfaatkan waktu dan fasilitas menggambar manual dari sekolah/jurusan Teknik Gambar Bangunan untuk menyelesaikan tugas menggambar konstruksi langit-langit dalam kegiatan belajar mengajar.

1.3 Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah 1.3.1 Pembatasan Masalah

Agar penelitian dapat dilakukan secara terfokus, tidak semua masalah diteliti. Untuk itu peneliti memberi batasan masalah dalam penelitian. Pembatasan masalah dilakukan agar penelitian terarah, terfokus, dan tidak melenceng ke mana-mana (Riduwan, 2011: 5). Bertolak dari identifikasi masalah tersebut, batasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Motivasi siswa dalam menyelesaikan menggambar konstruksi langit-langit siswa kelas XI TGB SMKN 2 Tasikmalaya tahun ajaran 2011/2012.

2. Kontribusi kelengkapan fasilitas menggambar manual untuk kegiatan belajar mengajar pada standar kompetensi menggambar konstruksi langit-langit siswa kelas XI TGB SMKN 2 Tasikmalaya tahun ajaran 2011/2012.

1.3.2 Perumusan Masalah

Rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data (Sugiyono, 2011: 35). Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran tentang fasilitas mengambar manual untuk kegiatan belajar mengajar pada standar kompetensi menggambar konstruksi langit-langit siswa kelas XI TGB SMKN 2 Tasikmalaya tahun ajaran 2011/2012?


(14)

5

Lina Yumnaningsih, 2013

2. Bagaimanakah motivasi belajar siswa kelas XI TGB SMKN 2 Tasikmalaya tahun ajaran 2011/2012 dalam proses belajar untuk menyelesaikan menggambar konstruksi langit-langit di sekolah ?

3. Seberapa besar kontribusi kelengkapan fasilitas menggambar manual untuk memotivasi siswa kelas XI TGB SMKN 2 Tasikmalaya dalam kegiatan belajar mengajar pada standar kompetensi menggambar konstruksi langit-langit ?

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh jawaban atas permasalahan penelitian. Menurut Arikunto (2010 : 97) yang mengemukakan:

”Tujuan penelitian adalah rumusan kalimat yang menunjukan adanya sesuatu hal

yang diperoleh setelah penelitian selesai”. Berdasarkan rumusan masalah penelitian yang sudah diuraikan, adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui gambaran tentang fasilitas mengambar manual untuk kegiatan belajar mengajar pada standar kompetensi menggambar konstruksi langit-langit.

2. Mengetahui motivasi belajar siswa kelas XI TGB SMKN 2 Tasikmalaya tahun ajaran 2011/2012 dalam proses belajar untuk menyelesaikan menggambar konstruksi langit-langit di sekolah.

3. Mengetahui besarnya kontribusi kelengkapan fasilitas menggambar manual yang disediakan oleh sekolah untuk memotivasi siswa kelas XI TGB SMKN 2 Tasikmalaya dalam kegiatan belajar mengajar pada standar kompetensi menggambar konstruksi langit-langit.


(15)

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi siswa sebagai masukan agar lebih memaksimalkan penggunaan kelengkapan fasilitas menggambar manual untuk meningkatkan motivasi belajar;

2. Bagi sekolah/jurusan sebagai masukan untuk lebih meningkatkan lagi kelengkapan fasilitas menggambar manual agar siswa termotivasi untuk menyelesaikan tugas gambarnya tepat waktu;

3. Bagi guru Standar kompetensi Menggambar Konstruksi Langit-Langit sebagai masukan agar lebih memotivasi siwanya agar siswa dapat menyelesaikan tugas tepat waktu di ruangan tersebut;

4. Bagi penulis memberikan wawasan dan mendapat informasi baru mengenai pengetahuan sebagai calon guru agar dapat memberikan motivasi belajar untuk siswa dan dapat memberikan masukan serta pembekalan untuk proses kedepan ketika menjadi guru.

1.6 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN berisi tentang latar belakang, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS berisi tentang kajian pustaka secara teoritis yaitu tentang teori-teori yang mendukung dan relevan dengan permasalahan penelitian ini dan hipotesis.

BAB III METODE PENELITIAN berisi tentang metode penelitian, lokasi penelitian, variabel dan paradigma penelitian, data dan sumber data, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian dan pengujian instrumen penelitian, teknik analisis data.


(16)

7

Lina Yumnaningsih, 2013

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN berisikan tentang deskripsi data, hasil analisis data beserta pembahasannya yang diperoleh dalam penelitian.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN berisikan kesimpulan akhir penelitian dan memberikan saran bagi para pengguna hasil penelitian. DAFTAR PUSTAKA


(17)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 2 Tasikmalaya, Jurusan Teknik Bangunan, Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan yang berlokasi di Jalan Noenoeng Tisna Saputra, Kahuripan – Tawang Tasikmalaya 46115. Waktu penelitian 26 September 2012.

3.2 Metode Penelitian

Dalam melaksanakan suatu penelitian, seorang peneliti harus menentukan metode apa yang digunakan karena menyangkut langkah-langkah yang akan dilakukannya dalam penelitian. Penentuan dan pemilihan suatu metode penelitian sangat berguna bagi peneliti karena dengan penentuan dan pemilihan yang tepat dapat membantu dalam mencapai tujuan penelitian. metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2011: 2).

Menurut Iqbal Hasan (2004: 7) metode penelitian berdasarkan tingkat eksplanasinya terbagi menjadi 3 bagian, yaitu :

1. Penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai dari suatu variabel, dalam hal ini mandiri, baik satu variabel atau lebih (independent) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain. Penelitian ini hanya menggunakan satu sampel. 2. Penelitian komparatif, yaitu penelitian yang dilakukan untuk

membandingkan nilai satu variabel lainnya dalam waktu yang berbeda. Penelitian ini menggunakan lebih dari satu sampel.

3. Penelitian hubungan (asosiatif), yaitu penelitian yang dilakukan untuk menggabungkan antara dua variabel atau lebih. Melalui penelitian ini akan dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu fenomena. Penelitian ini menggunakan lebih dari satu sampel.


(18)

31

Lina Yumnaningsih, 2013

Menurut Riduwan (23 : 2011) bahwa penelitian yang bersifat deskriptif yaitu penelitian yang tidak membandingkan dan tidak menghubungkan dengan variabel lain tetapi hanya menggambarkan saja. Penelitian asosiatif yaitu penelitian yang menghubungkan atau pengaruh antara dua variabel. Sedangkan penelitian komparatif yaitu permasalahan yang menggambarkan perbedaan karakteristik dari dua variabel atau lebih.

Sugiyono (2011:8) berpendapat bahwa:

Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Metode penelitian kualitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.

Sugiyono (23 : 2011) Metode kuantitatif digunakan apabila: a. Masalah yang merupakan titik penelitian sudah jelas.

b. Peneliti ingin mendapatkan informasi yang luas dari suatu populasi c. Ingin mengetahui pengaruh/treatment tertentu terhadap yang lain. d. Peneliti bermaksud menguji hipotesis penelitian

e. Peneliti ingin mendapatkan data yang akurat, berdasarkan fenomena yang dapat diukur.

f. Ingin menguji terhadap adanya keragu-raguan tentang validitas pengetahuan, teori dan produk tertentu.


(19)

Berdasarkan penjelasan-penjelasan tersebut, maka metode yang sesuai digunakan untuk penelitian ini adalah dengan metode asosiatif karena ditujukan untuk menghubungkan antara dua variabel atau lebih dengan mengumpulkan data dan informasi yang lengkap dan terperinci. Data yang digunakan yaitu data kuantitatif. Karena masalah yang diteliti sejalan dengan maksud penelitian ini, yaitu untuk memecahkan dan mengungkapkan permasalahan seberapa besar Kontribusi Kelengkapan Menggambar Manual terhadap Motivasi Belajar Siswa pada Standar Kompetensi Menggambar Konstruksi Langit-Langit di SMK Negeri 2 Tasikmalaya.

3.3 Definisi Operasional

Definisi operasional dalam penelitian ini dimaksudkan untuk memperjelas dan memberi batasan pada ruang lingkup penelitian. Adapun definisi operasional dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Kontribusi adalah sumbangan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002:592). Yang dimaksud kontribusi dalam penelitian ini adalah sumbangan dari variabel X terhadap variabel Y yaitu sumbangan atau sokongan dari kelengkapan fasilitas menggambar manual yang diberikan sekolah unuk menunjang motivasi belajar siswa di SMK Negeri 2 Tasikmalaya.

2. Fasilitas adalah kelengkapan yang menunjang belajar siswa di sekolah. fasilitas belajar identik dengan sarana prasarana pendidikan. Mulyasa (2005) dalam Manajemen Berbasis Sekolah menyatakan bahwa, yang dimaksud dengan sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja kursi, serta alat-alat dan media pengajaran.

3. Motivasi dapat timbul dari dalam diri individu dan dapat pula timbul akibat pengaruh dari luar dirinya. motivasi adalah suatu dorogan yang timbul dari diri seseorang atau pengaruh dari orang lain untuk melakukan tindakan untuk mencapai tujuan tertentu.


(20)

33

Lina Yumnaningsih, 2013

3.4 Teknik Pengambilan Sampel 3.4.1 Populasi

Menurut Sugiyono ( 2011 : 80 ) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya”.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 2 Tasikmalaya yang berjumlah 82 siswa.

Tabel 3.1 Populasi Penelitian

Kelas Jumlah Siswa

XII 82

Jumlah 82

Sumber : TU SMK Negeri 2 Tasikmalaya 3.4.2 Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang di miliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2011 : 81). Menentukan sampel didasarkan pada populasi yang menjadi sumber data. Sampel penelitian merupakan sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data yang dianggap mewakili seluruh populasi secara representatif.

Untuk menentukan banyaknya sampel dalam penelitian ini, digunakan pedoman dari Arikunto (2010: 131), yang berpendapat sebagai berikut “apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil 10-15% atau 20-25% atau lebih”.

Dalam penelitian ini penarikan sampel sebesar 82 orang siswa yaitu jumlah seluruh siswa kelas XI. Karena populasi pada penelitian ini subjek berjumlah kurang dari 100 orang.


(21)

3.5 Variabel dan Paradigma Penelitian 3.5.1 Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono 2011 : 38).

Dalam penelitian yang mempelajari pengaruh sesuatu treatment, terdapat variabel penyebab (X) atau variabel bebas (independenta variable) dan variabel akibat (Y) atau variabel terikat, tergantung, atau idependent variable (Arikunto, S. 2010 : 169)

Berdasarkan identifikasi masalah dan rumusan masalah, variabel-variabel dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Variabel (X) : Kelengkapan Fasilitas Menggambar Manual pada Standar Kompetensi Menggambar Konstruksi Langit-Langit.

b. Variabel (Y) : Motivasi Belajar Siswa SMK Negeri 2 Tasikmalaya

Secara skematik hubungan antara variabel tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.1. Hubungan Antara Variabel X dan Variabel Y

3.5.2 Paradigma Penelitian

Paradigma penelitian merupakan kerangka berpikir yang menjelaskan bagaimana cara pandang peneliti terhadap fakta kehidupan sosial dan perlakuan peneliti terhadap ilmu atau teori, yang dikonstruksi sebagai suatu pandangan yang mendasar dari suatu disiplin ilmu tentang apa yang menjadi pokok persoalan yang

Variabel (X) Kelengkapan Fasilitas

Menggambar Manual

Variabel (Y)

Motivasi Belajar Siswa pada Standar Kompetensi Menggambar


(22)

35

Lina Yumnaningsih, 2013

semestinya dipelajari. Paradigma penelitian dibuat untuk mempermudah menganalisis dan menggambarkan pola pemikiran peneliti.

Untuk memperjelas gambar tentang variabel-variabel penelitian, dibawah ini dibuat paradigma penelitian sebagai kerangka pemikiran dalam penelitian.

Keterangan:

: Lingkup Penelitian : Arah Penelitian

Gambar 3.2. Paradigma Penelitian

3.6 Data dan Sumber Data Penelitian 3.6.1 Data Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2010:161) bahwa data adalah hasil pencatatan peneliti, baik yang berupa fakta ataupun angka. data diperlukan sebagai bahan yang akan diolah dan dianalisis sebagai bagian dari analisis penelitian.

Jenis data dalam suatu penelitian sangatlah penting, karena menyangkut validitas dan objektifitas dari data itu sendiri yang erat hubungannya dengan

Siswa Program Keahlian

Teknik Gambar Bangunan

SMKN 2 TASIKMALAYA

Kelangkapan Fasilitas Menggambar Manual

Variabel (X) Aspek yang diungkap:

1. Peralatan manual yang menunjang

2. Fasilitas (sarana dan prasarana belajar)

3. Sumber bahan ajar yang menunjang

Motivasi belajar Siswa pada Standar Kompetensi Menggambar Konstruksi

Langit-Langit (Variabel Y) Aspek yang di ukur:

Motivasi intrinsik dan ekstrinsik

Temuan Penelitian Kesimpulan


(23)

penarikan kesimpulan yang tepat sesuai dengan tujuan penelitian. Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah:

a. Data untuk variabel X diperoleh dari jawaban yang diberikan responden siswa program keahlian teknik gambar bangunan kelas XI tahun ajaran 2011/2012.

b. Data untuk variabel Y diperoleh dari jawaban yang diberikan responden siswa program keahlian teknik gambar bangunan kelas XI tahun ajaran 2011/2012.

3.6.2 Sumber Data Penelitian

Sumber data menurut Suharsimi Arikunto (2010:172) adalah subjek dari mana data dapat diperoleh.

Riduwan (2011 : 69) jenis sumber data terbagi menjadi:

1. Data primer, yaitu data yang dihimpun langsung oleh peneliti 2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari tangan kedua.

Adapun yang menjadi sumber data pada penelitian ini adalah data fasilitas studio gambar dan siswa kelas XI Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 2 Tasikmalaya.

3.7 Teknik Pengumpulan Data

Sugiyono (2011:224) mengemukakan bahwa:

“Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan

berbagai cara. Bila dilihat dari setting-nya, data dapat dikumpulkan pada setting alamiah (natural setting), pada laboratorium dengan metode eksperimen, di rumah dengan berbagai responden, pada suatu seminar, diskusi, di jalan dan lain-lain. Selanjutnya bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview (wawancara), kuesioner (angket), observasi (pengamatan), dan gabungan ketiganya”.


(24)

37

Lina Yumnaningsih, 2013

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik kuesioner (angket).

Teknik Kuesioner (Angket)

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangakat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2011 : 142).

Teknik angket merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk dapat mengungkapkan data dari variabel (X) dan variabel (Y), melalui pertanyaan-pertanyaan tertulis yang disampaikan peneliti kepada responden.

Dalam penelitian ini, teknik angket ini digunakan dengan tujuan untuk mencari jawaban tertulis khususnya dari responden (siswa) mengenai kontribusi kelengkapan menggambar manual terhadap motivasi belajar siswa pada Standar Kompetensi Menggambar Konstruksi Langit-Langit Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan di SMK Negeri 2 Tasikmalaya. Teknik angket ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai variabel X dan variabel Y.

3.8 Kisi-Kisi dan Instrumen Penelitian 3.8.1 Kisi-Kisi Instrumen

Kisi-kisi instrumen merupakan rancangan yang berupa suatu daftar yang berbentuk matriks, didalamnya terdapat komponen-komponen yang disiapkan untuk menyusun angket. Kisi-kisi penelitian merupakan bagian dari instrumen.

Kisi-kisi adalah sebuah tabel yang menunjukan hubungan antara hal-hal yang disebut dalam baris dengan hal-hal yang disebutkan dalam kolom. Kisi-kisi penyusunan instrumen menunjukan kaitan antara variabel yang diteliti dengan sumber data dari mana data akan diambil, metode yang digunakan dan instrumen yang disusun (Arikunto, 2010: 205).

Adapun manfaat dari kisi-kisi seperti yang dikemukakan oleh Arikunto (2010: 205) adalah sebagai berikut:

a. Peneliti memiliki gambaran yang jelas dan lengkap tentang jenis instrumen dan isi dari butir-butir yang akan disusun,


(25)

b. Peneliti akan mendapatkan kemudahan dalam meyusun instrumen karena kisi-kisi ini berfungsi sebagai pedoman dalam menuliskan butir-butir,

c. Instrumen yang disusun akan lengkap dan sistematis karena ketika menyusun kisi-kisi ini berfungsi sebagai pedoman dalam menuliskan butir-butir,

d. Kisi-kisi berfungsi sebagai “peta jalanan” dari aspek yang akan dikumpulkan datanya, dari mana data diambil, dan dengan apa pula data tersebut diambil, e. Dengan adanya kisi-kisi yang mantap, peneliti dapat menyerahkan tugas atau

membagi tugas dengan anggota tim ketika menyusun instrument,

f. Validitas dan reabilitas instrumen dapat diperoleh dan diketahui oleh pihak-pihak di luar tim peneliti sehingga pertanggungjawaban peneliti lebih terjamin.

Kisi-kisi instrumen dalam penelitian ini terdapat pada lampiran.

3.8.2 Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat untuk mengumpulkan informasi atau mengukur. Instrumen penelitian digunakan sebagai alat bantu di dalam melaksanakan penelitian dan sebagai alat untuk mengukur nilai variabel yang akan diteliti.

Menurut Arikunto (2010: 209) prosedur yang ditempuh dalam pengadaan instrument yang baik adalah sebagai berikut:

1. Perencanaan, meliputi perumusan tujuan, menentukan variabel, kategorisasi variabel.

2. Penulisan butir soal, atau item kuesioner.

3. Penyuntingan, yaitu melengkapi instrument dengan pedoman mengerjakan surat pengantar, kunci jawaban dan lain-lain.

4. Uji-coba baik dalam skala kecil maupun besar.

5. Penganalisaan hasil, analisis item, melihat pola jawaban peninjau saran-saran dan sebagainya.

6. Mengadakan revisi terhadap item-item yang dirasa kurang baik dan mendasarkan diri pada data yang diperoleh sewaktu uji coba.


(26)

39

Lina Yumnaningsih, 2013

Sugiyono (2011 : 102) menjelaskan bahwa:

“instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”.

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdapat pada lampiran.

3.9 Teknik Pengolahan Data

Langkah-langkah yang ditempuh dalam proses pengumpulan data adalah sebagai berikut :

a. Merumuskan variabel dan aspek-spek yang diukur, seperti tercantum dalam kisi-kisi angket penelitian.

b. Membuat item-item pernyataan berdasarkan kisi-kisi angket penelitian untuk masing-masing variabel.

c. Menyusun daftar alat ukur

Alat ukur yang digunakan untuk variabel (X) Kelengkapan Menggambar Manual adalah angket dengan menggunakan skala sikap. Skala sikap (Skala Guttman) digunakan untuk mengukur sikap seseorang terhadap objek tertentu. Skala sikap dinyatakan dalam bentuk pernyataan untuk dinilai oleh responden, dengan pernyataan positif dan negatif dengan pilihan jawaban. Adapun pemberian pernyataan skala sikap dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.2 Skor Jawaban Skala Guttman

Pernyataan Sikap Ya Tidak

Pernyataan Positif 1 0

Pernyataan Negatif 0 1


(27)

Sedangkan untuk variabel (Y) Motivasi Belajar Siswa Pada Standar Kompetensi Menggambar Konstruksi Langit-Langit adalah angket dengan menggunakan skala sikap (Skala Likert). Skala penilaian digunakan untuk mengukur penampilan atau perilaku orang/individu lain oleh seseorang, melalui pernyataan perilaku individu pada suatu titik kontinue atau suatu kategori yang bermakna nilai (Sudjana,2004:105). Dalam skala penilaian ini responden cukup memilih jawaban yaitu Selalu (SL), Sering (SR), Kadang-kadang (KD), Jarang (JR), dan Tidak Pernah (TP).

Tabel 3.3 Skor Jawaban Skala Likert

Pernyataan

Pilihan

SL SR KD JR TP

Positif 5 4 3 2 1

Negatif 1 2 3 4 5

Sumber : Riduwan (2011: 87)

Keterangan :

SL : Selalu

SR : Sering

KD : Kadang-kadang

JR : Jarang

TP : Tidak Pernah

Sebelum mengolah data apalagi menafsirkan data diperlukan analisis instrumen penelitian. Hal ini disebabkan jika data yang diperoleh tidak valid atau reliabel maka pengolahan data pun akan menjadi percuma atau sia-sia. Maka dari itu angket perlu diuji cobakan dengan maksud untuk mengetahui kekurangan atau kelemahan angket yang telah disusun sebelumnya untuk dikoreksi.

Secara rinci penjabaran uji validitas dan reliabilitas angket penelitian adalah sebagai berikut :


(28)

41

Lina Yumnaningsih, 2013

3.9.1 Uji Validitas Penelitian

Suatu instrumen dikatakan valid jika mampu mengukur dengan tepat dan mengenai gejala-gejala tertentu. Suharsimi Arikunto (2010: 211) mengatakan bahwa "Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan kevalidan atau kesahehan suatu instrumen".

Validitas penelitian dijelaskan sebagai suatu derajat ketepatan alat ukur penelitian tentang isi atau arti sebenarnya yang diukur. Tes validitas digunakan untuk mengukur sampai seberapa besar ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsinya. Untuk menguji tingkat validitas maka digunakan rumus pearson product moment. Adapun langkah-langkah dalam menggunakan tes validitas adalah sebagai berikut:

1) Menghitung harga korelasi setiap butir dengan rumus pearson product moment.

 

 

2 2 2 2

) )( ( i i i i i i i hitung Y Y n X X n Y X Y X n r            Keterangan :

r hitung = Koefisien korelasi

n = Jumlah Responden

ΣX = Jumlah skor item

ΣY = jumlah skor total (seluruh item) 2) Menghitung harga thitung

2 1 2 r n r t    Dimana :

t = Nilai thitung

r = Koefisien korelasi hasil rhitung


(29)

3) Mencari dengan menggunakan uji taraf signifikansi untuk ( ) = 0,05 dan dk=(n-2)

4) Membuat keputusan dengan membandingkan thitung dengan ttabel

thitung > ttabel = item soal dinyatakan valid

thitung < ttabel = item soal dinyatakan tidak valid.

Hasil Uji Validitas Instrumen

Jumlah item pertanyaan pada instrumen penelitian ini adalah 55 item. 25

item pertanyaan untuk variabel X (kelengkapan fasilitas menggambar manual) dan 30 item pertanyaan untuk variabel Y (motivasi belajar siswa). Pada variabel X (kelengkapan fasilitas menggambar manual) terdapat 3 item yang tidak valid. Dan pada variabel Y (motivasi belajar siswa) terdapat 3 item yang tidak valid. Untuk pengujian instrumen penelitian selanjutnya, item yang tidak valid, tidak diikutsertakan, karena masing-masing indikator sudah terwakili. Perhitungan lengkap uji validitas dapat dilihat pada lampiran.

3.9.2 Uji Reliabilitas Penelitian

Dalam mengukur keabsahan data selain mengukur validitas, juga dilakukan pengujian reliabilitas instrumen. Reliabilitas instrumen untuk mengukur sejauh mana suatu alat ukur memberikan gambaran yang benar-benar dapat dipercaya tentang kemampuan seseorang. Menurut Suharsimi Arikunto (2010:221) reliabilitas menunjuk pada satu perngertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.

Untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan dalam penelitian ini reliabel, maka dilakukan uji reliabilitas instrumen. Metode mencari realibilitas internal yaitu menganalisis realibilitas alat ukur dari satu kali pengukuran, rumus yang digunakan adalah alpha. Langkah-langkah pengujian reliabilitas instrumen sebagai berikut ini. (Riduwan, 2011: 115)


(30)

43

Lina Yumnaningsih, 2013

a. Menghitung varians skor tiap-tiap item dengan rumus :

N N X X S i i i

  2 2 2 ) ( Dimana : 2 i

S = varians skor tiap-tiap item

2

Xi = jumlah kuadrat item Xi 2

)

(

Xi = jumlah item Xi dikuadratkan

N = jumlah responden

b. Menghitung harga varians total dengan rumus:

N N X Xt S t t

  2 2 2 Dimana : 2 t

S = varians total

2 Xt

 = jumlah kuadrat X total

2

) Xt

( = jumlah X total yang dikuadratkan N = jumlah responden

c. Menghitung reliabilitas dengan rumus alpha:

r11=

 





t i

S

S

k

k

1

1

Keterangan :

r11 = Koefisien reliabilitas

k = Jumlah item pertanyaan

Hasil perhitungan menyatakan besarnya r11 > rtabel, dengan demikian maka


(31)

Selanjutnya nilai r11 di atas dikonsultasikan dengan pedoman kriteria

penafsiran menurut Riduwan (2011: 138).

0,800 – 1,000 Sangat Kuat 0,600 – 0 ,799 Kuat

0,400 – 0,599 Cukup Kuat 0,200 – 0,399 Rendah

< 0,200 Sangat rendah

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen

Berdasarkan hasil uji reliabilitas pada instrumen uji coba untuk variabel X (kelengkapan fasilitas menggambar manual) didapat r11 = 0,885 berada pada indek

0,80-1,00. Maka uji pada reliabilitas ini termasuk dalam kategori derajat kepercayaan sangat kuat. Sedangkan pada variabel Y (motivasi belajar siswa SMKN 2 Tasikmalaya) didapat r11 =0,918 berada pada indek 0,80-1,00. Maka

termasuk dalam kategori derajat kepercayaan sangat kuat pula. Artinya instrumen penelitian pada kedua variabel memiliki tingkat kepercayaan yang sangat kuat untuk memperoleh data dari responden. Perhitungan hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada lampiran.

3.10 Teknik Analisis Data

Suharsimi Arikunto (2010:278) mengatakan setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data, perlu segera digarap oleh staf peneliti. Dalam arti lain analisis data bisa disebut juga pengolahan data. Secara garis besar teknik analisa data meliputi langkah-langkah sebagai berikut :

1. Persiapan, kegiatan yang dilakukan adalah :

a. Mengecek kelengkapan data angket yang berisi soal, lembar jawaban dan lembar isian dokumentasi.

b. Menyebarkan angket kepada responden.


(32)

45

Lina Yumnaningsih, 2013

d. Mengecek kelengkapan angket yang telah kembali dari responden. 2. Melakukan skoring, kegiatan yang dilakukan :

a. Angket yang sudah diisi oleh responden disusun sedemikian rupa. b. Mengelompokkan jawaban dari jawaban angket yang sudah ada. c. Memeriksa kembali hasil skoring.

3. Tabulasi

Tabulasi data adalah pengelompokan data sesuai kebutuhan pengolahan data. Bentuknya berupa nomor,alternative jawaban, frekuensi jawaban, dan presentase.

4. Penerapan atau sesuai dengan pendekatan penelitian. Adapun prosedur yang ditempuh dalam mengawali data ini adalah sebagai berikut:

a. Memeriksa jumlah angket yang dikembalikan dan memeriksa jawabannya serta kebenaran pengisiannya.

b. Memberi kode/tanda sudah memeriksa lembar jawaban angket. c. Memberi skor pada lembar jawaban angket

d. Mengontrol data dengan uji statistik

e. Menguji hipotesis berdasarkan hasil pengolahan data.

5. Data mentah yang diperoleh dari penyebaran angket variabel X, yaitu kontribusi kelengkapan menggambar manual, sedangkan untuk variabel Y yaitu motivasi belajar siswa kelas XI TGB pada Standar Kompetensi menggambar konstruksi langit-langit.

3.10.1 Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang kita olah berdistribusi normal atau tidak. Hal ini penting untuk menentukan jenis statistik yang digunakan, jika data tersebut tidak berdistribusi normal, maka kita gunakan metode statistik non parametrik. Sedangkan jika data tersebut berdistribusi normal, maka kita dapat menggunakan statistik parametrik.

Langkah-langkah yang dilakukan untuk melakukan uji normalitas adalah: a. mencari skor terbesar dan terkecil;


(33)

        fh fh fi 2 2 

b. mencari banyaknya kelas ( BK );

BK = 1 + 3,3 Log n ( Rumus Sturgess ) (Sudjana, 2005: 47) c. mencari nilai panjang kelas ( p );

BK R

p i (Riduwan, 2011: 121)

d. membuat tabel distribusi frekuensi;

e. menghitung mean ( rata-rata ) dengan rumus:

n fX x 

(Sudjana, 2005: 70)

f. menghitung simpangan baku ( S ) dengan rumus:

) 1 .( ) ( . 2     n n fX fX n s

(Sudjana, 2005: 95)

g. membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara:

1 ) Menentukan batas kelas, yaitu angka skor kiri kelas interval pertama dikurangi 0,5 dan kemudian angka skor-skor kanan kelas interval ditambah 0,5.

(Riduwan, 2011: 122) 2 ) Mencari chi-kuadrat hitung ( χ2 hitung )

(Riduwan, 2011: 124)

3 ) Membandingkan χ2

hitungdan χ2 tabel dengan derajat kebebasan ( dk ) = k-1

pada tingkat kepercayaan 95 % untuk melihat taraf signifikansi, dengan

kriteria penerimaan hipotesis adalah χ2

hitung ≤ χ2 tabel, artinya data

berdistribusi normal.

Hasil Uji Normalitas Variabel X

Hasil perhitungan uji normalitas data variabel X didapat χ2

hitung = 1,246.

Nilai Chi Kuadrat (χ2 hitung) kemudian dikonsultasikan pada nilai (χ2

tabel) dengan derajat kebebasan dk= k – 1 = 8 -1 = 7, taraf signifikansi kesalahan 5%

didapat χ2


(34)

47

Lina Yumnaningsih, 2013

maka dapat disimpulkan bahwa sebaran data variabel X adalah berdistribusi normal. Hasil perhitungan uji normalitas dapat dilihat pada lampiran.

Hasil Uji Normalitas Variabel Y

Hasil perhitungan uji normalitas data variabel Y didapat χ2

hitung = 4,720.

Nilai Chi Kuadrat (χ2 hitung) kemudian dikonsultasikan pada nilai (χ2

tabel) dengan derajat kebebasan dk= k – 1 = 8 -1 = 7, taraf signifikansi kesalahan 5%

didapat χ2

tabel= 14,067, jadi χ2 hitung ≤ χ2 tabel. Berdasarkan kriteria pengujian, maka dapat disimpulkan bahwa sebaran data variabel Y adalah berdistribusi normal. Hasil perhitungan uji normalitas dapat dilihat pada lampiran.

3.10.2 Uji Kecenderungan

Perhitungan uji kecenderungan dilakukan untuk mengetahui kecenderungan suatu data berdasarkan kriteria melalui skala penilaian yang telah ditetapkan sebelumnya. Langkah perhitungan uji kecenderungan sebagai berikut:

a. Menghitung rata-rata dan simpangan baku dari masing-masing variabel dan sub variabel.

b. Menentukan skala skor mentah. Pada penelitian ini menggunakan kriteria sebagai berikut.

Tabel 3.5 Skala Skor Mentah

Skala Skor Mentah Kriteria Variabel X Kriteria Variabel Y

-1,5.SD Sangat Lengkap Sangat Tinggi

-0,5.SD > X -1,5.SD Lengkap Tinggi

+0,5.SD > X -0,5.SD Cukup Lengkap Cukup Tinggi

+ 1,5.SD > X +0,5.SD Kurang Lengkap Kurang Tinggi

> +1,5.SD Tidak Lengkap Tidak Tinggi

c. Menentukan frekuensi dan membuat persentase untuk menafsirkan data kecenderungan variabel dan sub variabel.


(35)

3.10.3 Analisis dan Pengujian Hipotesis

Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam analisa korelasi adalah :

a. Menghitung koefisien korelasi

Rumus yang digunakan adalah rumus koefisien korelasi Pearson Product

Momen yaitu:

  

n x2

 

x 2.(

n y2

 

y 2)

y x xy n r      

(Riduwan. 2011: 138)

Sebagai pedoman kriteria penafsiran koefisian korelasi harga r akan dikonsultasikan dengan tabel interpretasi nilai r sebagai berikut :

Tabel 3.6 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r

Sumber : (Riduwan, 2011: 138)

b. Uji hipotesis

Pengujian hipotesis bertujuan untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan pada penelitian ini ditolak atau diterima. Untuk menguji hipotesis digunakan rumus statistik, sebagai berikut :

2 2 . r n n r t  

 (Riduwan, 2011: 139)

Hasil t hitung selanjutnya dibandingkan dengan harga t tabel pada taraf

kepercayaan 95 %. Kriteria pengujian adalah diterima H0 dan koefisien korelasi

tidak berarti, jika t hitung < t tabel pada dk = n-2.

Besarnya nilai r Interpretasi

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

0,60 – 0,799 Kuat

0,40 – 0,59 Cukup kuat

0,20 – 0,399 Rendah


(36)

49

Lina Yumnaningsih, 2013

c. Uji koefisien Determinasi

Koefisien determinasi bertujuan untuk mengetahui besarnya persentase kontribusi antar variabel, kontribusi tersebut dihitung dengan koefisien determinasi. Untuk menghitung uji koefisien determinasi digunakan rumus:

100 ). (r2

KD (Riduwan, 2011: 139)

3.11 Alur Pikir Penelitian

Alur pikir atau kerangka pemikiran adalah dasar pemikiran dari penelitian yang disintesiskan dari fakta-fakta, observasi dan kajian kepustakaan. Uraian dalam kerangka berpikir menjelaskan hubungan keterkaitan antar variabel penelitian yang dijelaskan secara mendalam dan relevan dengan permasalahan yang diteliti, sehingga dapat dijadikan dasar untuk menjawab permasalahan penelitian. Kerangka berpikir dapat digambarkan dengan bagan yang menunjukan alur pikir peneliti. Alur pikir penelitian ini dapat dilihat pada lampiran.


(37)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari sebuah penelitian merupakan jawaban dari rumusan masalah dan tujuan penelitian. Berdasarkan dari rumusan masalah, tujuan penelitian, pengolahan data, pengujian hipotesis, dan hasil penelitian ini maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil yang didapat dari uji kecenderungan, gambaran umum mengenai kontribusi fasilitas menggambar manual berada pada kategori cukup lengkap. Dapat terlihat dari hasil tersebut, berarti fasilitas menggambar manual yang dimiliki dan disediakan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tasikmalaya untuk siswa maupun fasilitas menggambar manual yang dimiliki oleh masing-masing siswa masih cukup lengkap.

2. Gambaran umum mengenai motivasi belajar siswa berdasarkan uji kecenderungan berada pada kategori cukup tinggi. Hal ini berarti masih banyak yang harus dilakukan agar motivasi belajar siswa menjadi lebih tinggi lagi. Berarti hal yang berkontribusi dalam meningkatkan motivasi belajar siswa tidak hanya dari kelengkapan fasilitas menggambar manual saja.

3. Besarnya kontribusi kelengkapan fasilitas menggambar manual terhadap motivasi belajar siswa di SMK Negeri 2 Tasikmalaya sebesar 19,551%. Dengan besarnya persentase tersebut, kontribusi kelengkapan fasilitas menggambar manual terdapat pada kategori cukup kuat dan signifikan terhadap motivasi belajar siswa pada standar kompetensi menggambar konstruksi langit-langit di SMK Negeri 2 Tasikmalaya.

5.2 Saran

Berdasarkan dari hasil penelitian, kelengkapan fasilitas menggambar manual memberikan hasil yang cukup kuat berkontribusi terhadap motivasi


(38)

68

Lina Yumnaningsih, 2013

belajar siswa, maka ada beberapa saran yang ingin disampaikan. Berikut saran yang diajukan, diantaranya:

1. Bagi siswa, agar lebih bisa memanfaatkan waktu dalam menyelesaikan tugas menggambar konstruksi langit-langit tepat waktu dan lebih bisa memanfaatkan fasilitas belajar baik yang diberikan sekolah maupun peralatan yang dimiliki siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. 2. Bagi guru, alangkah lebih baik jika memperhatikan kinerja siswa dalam

menyelesaikan tugas tepat waktu serta memberikan motivasi-motivasi setiap awal masuk kelas sebelum pelajaran dimulai dan setelah berakhirnya jam belajar di sekolah agar siswa dapat menyelesaikan tugas menggambar tepat waktu dan termotivasi agar dapat mencapai nilai yang baik sesuai yang diharapkan.

3. Bagi sekolah, dari hasil penelitian ini bisa dijadikan acuan agar sekolah lebih melengkapi fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan dan yang dapat menunjang siswa dalam belajar dan menyelesaikan tugas.

4. Bagi peneliti selanjutnya agar mengkaji lebih luas dan mendalam lagi mengenai masalah kelngkapan fasilitas menggambar manual yang berkontribusi terhadap motivasi belajar siswa, dengan menggunakan instrumen penelitian yang berbeda tetapi masih dalam permasalahan yang sama atau menambahkan variabel lain yang belum dimunculkan dalam penelitian ini.


(39)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Darmadi, Hamid. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Departemen Pendidikan Nasional. (2009). Pedoman Analisa Kebutuhan sarana

Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan Program Keahlian Teknik Bangunan. Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan.

Departemen Pendidikan Nasional Universitas Pendidikan Indonesia. (2011).

Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI.

Depdiknas. (2002). Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Puskur, Balitbang Depdiknas.

Hamalik, Oemar. (2003). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Akasara.

Hasan, Iqbal. (2004). Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: Bumi Aksara.

Masgun. (2008). Gambar Teknik. [Online]. Tersedia:

http://mazgun.wordpress.com/2008/10/30/gambar-teknik/ [12 Juni 2012]

Mulyasa. (2005). Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta : Depdiknas.

Mursalin, Mushlihin. (2012). Aspek Motivasi dalam Perencanaan Pembelajaran. [Online]. Tersedia: http://www.referensimakalah.com/2012/06/aspek-motivasi-dalam-perencanaan.html [3 Juli 2012]

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar


(40)

70

Lina Yumnaningsih, 2013

Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar Melalui

Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami, (Jakarta:PT Refika Aditama,

2007)

Purwanto, Gandung dan Raharjo T. (2003). Dasar-Dasar Gambar

Teknik. Jakarta: CV Media

Riduwan. (2011). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti

Pemula. (Edisi Kelima). Bandung : Alfabeta.

Sabri, M. Alisuf. (2001). Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan. Jakarta: C.V. Pedoman Ilmu Jaya.

Sardiman, A.M. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Soedijarto. (1993). Menuju Pendidikan Nasional Yang Relevan dan Bermutu. Cetakan ke-4. Jakarta: Balai Pustaka.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukardi. (2003). Bimbingan dan Penyuluhan Belajar di Sekolah. Bandung: Usaha Nasional.

Suprian. (2005). Evaluasi Pendidikan. Bandung: Pendidikan Teknik Bangunan FPTK UPI.

Suryana, E. (2005). Kontribusi Penguasaan Mata Kuliah Teknologi Komputer

terhadap Penyelesaian Tugas Terstruktur Mahasiswa Program Studi

Pendidikan Teknik Sipil FPTK UPI (Studi Kasus pada Mata Kuliah Struktur Beton I). Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Syukron. (2009). Pengaruh Efektivitas Penggunaan Sarana Belajar Pada

Kompetensi Melakukan Rutinitas Pengelasan Menggunakan Las Busur Manual Terhadap Prestasi Belajar Siswa Tingkat 1 SMK Negeri 2 Bandung di Balai Pengembangan Teknologi Pedidikan (BPTP). Skripsi Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI: tidak diterbitkan.


(41)

Thursan Hakim. (2005). Belajar Secara Efektif. Jakarta: Puspa Swara.

Ilmu Akuntansi. 2012. Pengertian Sarana Pendidikan. [Online]. Tersedia:

http://belajarpsikologi.com/pengertian-sarana-pendidikan/ [6 September 2012]

Usman, Moh.Uzer. 2004. Menjadi Guru Profesional. Bandung : PT.Remaja Rosda Karya.

____________ . (2011). Kontribusi. [Online]. Tersedia: http://id.wikipedia.org [2 juli 2012]

____________. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : UPI

http://akhmadsudrajat.files.wordpress.com/2010/02/lamp-permen-no-40-tahun-2008-smk.pdf [14 Februari 2013]


(1)

49

c. Uji koefisien Determinasi

Koefisien determinasi bertujuan untuk mengetahui besarnya persentase

kontribusi antar variabel, kontribusi tersebut dihitung dengan koefisien

determinasi. Untuk menghitung uji koefisien determinasi digunakan rumus:

100

).

(

r

2

KD

(Riduwan, 2011: 139)

3.11

Alur Pikir Penelitian

Alur pikir atau kerangka pemikiran adalah dasar pemikiran dari penelitian

yang disintesiskan dari fakta-fakta, observasi dan kajian kepustakaan. Uraian

dalam kerangka berpikir menjelaskan hubungan keterkaitan antar variabel

penelitian yang dijelaskan secara mendalam dan relevan dengan permasalahan

yang diteliti, sehingga dapat dijadikan dasar untuk menjawab permasalahan

penelitian. Kerangka berpikir dapat digambarkan dengan bagan yang menunjukan

alur pikir peneliti. Alur pikir penelitian ini dapat dilihat pada lampiran.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1

Kesimpulan

Kesimpulan dari sebuah penelitian merupakan jawaban dari rumusan

masalah dan tujuan penelitian. Berdasarkan dari rumusan masalah, tujuan

penelitian, pengolahan data, pengujian hipotesis, dan hasil penelitian ini maka

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1.

Berdasarkan hasil yang didapat dari uji kecenderungan, gambaran umum

mengenai kontribusi fasilitas menggambar manual berada pada kategori

cukup lengkap. Dapat terlihat dari hasil tersebut, berarti fasilitas

menggambar manual yang dimiliki dan disediakan Sekolah Menengah

Kejuruan Negeri 2 Tasikmalaya untuk siswa maupun fasilitas

menggambar manual yang dimiliki oleh masing-masing siswa masih

cukup lengkap.

2.

Gambaran umum mengenai motivasi belajar siswa berdasarkan uji

kecenderungan berada pada kategori cukup tinggi. Hal ini berarti masih

banyak yang harus dilakukan agar motivasi belajar siswa menjadi lebih

tinggi lagi. Berarti hal yang berkontribusi dalam meningkatkan motivasi

belajar siswa tidak hanya dari kelengkapan fasilitas menggambar

manual saja.

3.

Besarnya kontribusi kelengkapan fasilitas menggambar manual terhadap

motivasi belajar siswa di SMK Negeri 2 Tasikmalaya sebesar 19,551%.

Dengan besarnya persentase tersebut, kontribusi kelengkapan fasilitas

menggambar manual terdapat pada kategori cukup kuat dan signifikan

terhadap motivasi belajar siswa pada standar kompetensi menggambar

konstruksi langit-langit di SMK Negeri 2 Tasikmalaya.

5.2

Saran

Berdasarkan dari hasil penelitian, kelengkapan fasilitas menggambar

manual memberikan hasil yang cukup kuat berkontribusi terhadap motivasi


(3)

68

belajar siswa, maka ada beberapa saran yang ingin disampaikan. Berikut saran

yang diajukan, diantaranya:

1.

Bagi siswa, agar lebih bisa memanfaatkan waktu dalam menyelesaikan

tugas menggambar konstruksi langit-langit tepat waktu dan lebih bisa

memanfaatkan fasilitas belajar baik yang diberikan sekolah maupun

peralatan yang dimiliki siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

2.

Bagi guru, alangkah lebih baik jika memperhatikan kinerja siswa dalam

menyelesaikan tugas tepat waktu serta memberikan motivasi-motivasi

setiap awal masuk kelas sebelum pelajaran dimulai dan setelah

berakhirnya jam belajar di sekolah agar siswa dapat menyelesaikan tugas

menggambar tepat waktu dan termotivasi agar dapat mencapai nilai yang

baik sesuai yang diharapkan.

3.

Bagi sekolah, dari hasil penelitian ini bisa dijadikan acuan agar sekolah

lebih melengkapi fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan dan yang dapat

menunjang siswa dalam belajar dan menyelesaikan tugas.

4.

Bagi peneliti selanjutnya agar mengkaji lebih luas dan mendalam lagi

mengenai masalah kelngkapan fasilitas menggambar manual yang

berkontribusi terhadap motivasi belajar siswa, dengan menggunakan

instrumen penelitian yang berbeda tetapi masih dalam permasalahan yang

sama atau menambahkan variabel lain yang belum dimunculkan dalam

penelitian ini.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT.

Rineka Cipta.

Darmadi, Hamid. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Departemen Pendidikan Nasional. (2009). Pedoman Analisa Kebutuhan sarana

Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan Program Keahlian Teknik

Bangunan. Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan.

Departemen Pendidikan Nasional Universitas Pendidikan Indonesia. (2011).

Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI.

Depdiknas. (2002). Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Puskur, Balitbang

Depdiknas.

Hamalik, Oemar. (2003). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Akasara.

Hasan, Iqbal. (2004). Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: Bumi

Aksara.

Masgun. (2008). Gambar Teknik. [Online]. Tersedia:

http://mazgun.wordpress.com/2008/10/30/gambar-teknik/

[12 Juni 2012]

Mulyasa. (2005). Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta : Depdiknas.

Mursalin, Mushlihin. (2012). Aspek Motivasi dalam Perencanaan Pembelajaran.

[Online]. Tersedia:

http://www.referensimakalah.com/2012/06/aspek-motivasi-dalam-perencanaan.html

[3 Juli 2012]

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar

Nasional Pendidikan. Jakarta : Depdiknas.


(5)

70

Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar Melalui

Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami, (Jakarta:PT Refika Aditama,

2007)

Purwanto, Gandung dan Raharjo T. (2003). Dasar-Dasar Gambar

Teknik. Jakarta: CV Media

Riduwan. (2011). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti

Pemula. (Edisi Kelima). Bandung : Alfabeta.

Sabri, M. Alisuf. (2001). Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan. Jakarta:

C.V. Pedoman Ilmu Jaya.

Sardiman, A.M. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:

Rajawali Pers.

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta.

Soedijarto. (1993). Menuju Pendidikan Nasional Yang Relevan dan Bermutu.

Cetakan ke-4. Jakarta: Balai Pustaka.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sukardi. (2003). Bimbingan dan Penyuluhan Belajar di Sekolah. Bandung: Usaha

Nasional.

Suprian. (2005). Evaluasi Pendidikan. Bandung: Pendidikan Teknik Bangunan

FPTK UPI.

Suryana, E. (2005). Kontribusi Penguasaan Mata Kuliah Teknologi Komputer

terhadap Penyelesaian Tugas Terstruktur Mahasiswa Program Studi

Pendidikan Teknik Sipil FPTK UPI (Studi Kasus pada Mata Kuliah Struktur

Beton I). Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Syukron. (2009). Pengaruh Efektivitas Penggunaan Sarana Belajar Pada

Kompetensi Melakukan Rutinitas Pengelasan Menggunakan Las Busur

Manual Terhadap Prestasi Belajar Siswa Tingkat 1 SMK Negeri 2

Bandung di Balai Pengembangan Teknologi Pedidikan (BPTP). Skripsi

Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI: tidak diterbitkan.


(6)

Thursan Hakim. (2005). Belajar Secara Efektif. Jakarta: Puspa Swara.

Ilmu Akuntansi. 2012. Pengertian Sarana Pendidikan. [Online]. Tersedia:

http://belajarpsikologi.com/pengertian-sarana-pendidikan/

[6 September

2012]

Usman, Moh.Uzer. 2004. Menjadi Guru Profesional. Bandung : PT.Remaja

Rosda Karya.

____________ . (2011). Kontribusi. [Online]. Tersedia:

http://id.wikipedia.org

[2

juli 2012]

____________. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : UPI

http://akhmadsudrajat.files.wordpress.com/2010/02/lamp-permen-no-40-tahun-2008-smk.pdf

[14 Februari 2013]


Dokumen yang terkait

HUBUNGAN KELENGKAPAN FASILITAS BELAJAR SISWA DENGAN MOTIVASI BELAJAR MENGGAMBAR TEKNIK PADA SISWA JURUSAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 1 REMBANG

1 11 202

KEEFEKTIFAN PROJECT BASED LEARNING PADA HASIL BELAJAR SISWA MENGGAMBAR BUSANA DI SMK NEGERI 2 JEPARA

3 73 204

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN TRAINING WITHIN INDUSTRY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGAMBAR KONSTRUKSI TANGGA SISWA KELAS XI KOMPETENSI KEAHLIAN TGB SMK NEGERI 2 PEMATANGSIANTAR.

0 1 30

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN KREATIVITAS SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR MENGGAMBAR KONSTRUKSI BANGUNAN SMK NEGERI HUMBANG HASUNDUTAN.

0 2 31

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI MENGGAMBAR KONSTRUKSI ATAP DI SMK NEGERI 1 MAJALENGKA.

0 1 53

PENGARUH PEMANFAATAN AUTOCAD DALAM PENYELESAIAN TUGAS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETESI MENGGAMBAR KONSTRUKSI KUSEN PINTU DAN JENDELA DI SMK NEGERI 2 TASIKMALAYA.

1 4 52

PENGARUH KETERSEDIAAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN MENGGAMBAR BANGUNAN GEDUNG DI SMKN 1 SUMEDANG.

1 2 42

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI PADA MATA PELAJARAN MENGGAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 1 SEYEGAN.

1 1 110

KONTRIBUSI KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MENGGAMBAR BANGUNAN GEDUNG SISWA KELAS XI TEKNIK GAMBAR BANGUNAN DI SMK NEGERI 2 WONOSOBO.

5 16 124

PEMANFAATAN FASILITAS LABORATORIUM MENGETIK MANUAL SEBAGAI SUMBER BELAJAR PADA STANDAR KOMPETENSI MENGETIK MANUAL KOMPETENSI KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI 1 KLATEN.

0 0 131