Penerapan prinsip good government governance dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban alokasi dana desa .Studi kasus desa Wijirejo Kecamatan Pandak Kabupaten Bantul.

(1)

PERENCANAAN, PELAKSANAAN, DAN PERTANGGUNGJAWABAN ALOKASI DANA DESA

Studi Kasus Desa Wijirejo Kecamatan Kabupaten Bantul

Maria Fransisca Vina Febriani Manaan NIM : 132114057

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2017

Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan dan menganalisis penerapan prinsip good government governance khususnya prinsip transparansi dan akuntabilitas dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban alokasi dana desa di Desa Wijirejo Kecamatan Pandak Kabupaten Bantul.

Jenis penelitian ini adalah studi kasus dengan pendekatan analisis deskriptif. Teknik pengumpulan data yang dilakukan terdiri dari wawancara, kuesioner, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa prinsip transparansi dan akuntabilitas telah diterapkan dengan baik dalam perencanaan dan pelaksanaan alokasi dana desa. Sedangkan dalam pertanggungjawaban alokasi dana desa, meskipun prinsip transparansi akuntabilitas sudah diterapkan dengan baik, masih ditemukan kesulitan dalam proses administrasi. Kendala utamanya adalah peraturan yang berubah-ubah setiap tahunnya, sehingga Pemerintah Desa masih memerlukan pendampingan dari Pemerintah Daerah dalam penyesuaian perubahan peraturan.

Kata Kunci : alokasi dana desa, good government governance, transparansi, akuntabilitas.


(2)

APPLICATION OF GOOD GOVENRMENT GOVERNANCE PRINCIPS IN THE PLANNING, IMPLEMENTATION, AND RESPONSIBILITY OF VILLAGE FUND

ALLOCATION

A Case Study atDesa Wijirejo Kecamatan Kabupaten Bantul

Maria Fransisca Vina Febriani Manaan Student Number: 132114057

Sanata Dharma University Yogyakarta

2017

This Research aims to describe and analyze the application of Good Government Governance principles in the planning, implementation, and responsibility process of village fund allocation at Desa Wijirejo, Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul.

This research was a case study with descriptive analytical approach. The data collection techniques are interview, questionnaire, observation, and documentation. The analysis technique is descriptive qualitative analysis.

The result indicated that the principles of transparency and accountability have been well implemented in the planning and application process of the village fund allocation. While in the responsibility there was a difficulty in the administration process. The main constraint was the regulation that change annually, so that the Village Government still need assistance from the Local Government to respond to regulatory changes.

Keywords: village fund allocation, good government governance, transparency, accountability


(3)

ALOKASI DANA DESA

Studi Kasus Desa Wijirejo Kecamatan Pandak Kabupaten Bantul

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh:

Maria Fransisca Vina Febriani Manaan NIM : 132114057

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA 2017


(4)

i

PENERAPAN PRINSIP GOOD GOVERNMENT GOVERNANCE

DALAM PERENCANAAN, PELAKSANAAN, DAN

PERTANGGUNGJAWABAN ALOKASI DANA DESA

Studi Kasus Desa Wijirejo Kecamatan Pandak Kabupaten Bantul

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh:

Maria Fransisca Vina Febriani Manaan NIM : 132114057

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA 2017


(5)

ii

S k r i p s i

PENERAPAN PRINSIP GOOD GOVERNMENT GOVERNANCE

DALAM PERENCANAAN, PELAKSANAAN, DAN

PERTANGGUNGJAWABAN ALOKASI DANA DESA

Studi Kasus Desa Wijirejo Kecamatan Pandak Kabupaten Bantul

Oleh :

Maria Fransisca Vina Febriani Manaan NIM : 132114057

Telah disetujui oleh:

Dosen Pembimbing,


(6)

iii

SKRIPSI

PENERAPAN PRINSIP GOOD GOVERNMENT GOVERNANCE

DALAM PERENCANAAN, PELAKSANAAN, DAN

PERTANGGUNGJAWABAN ALOKASI DANA DESA

Studi Kasus Desa Wijirejo Kecamatan Pandak Kabupaten Bantul

Dipersiapkan dan ditulis oleh: Maria Fransisca Vina F. M

NIM: 132114057

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Pada Tanggal ... 2017

dan dinyatakan memenuhi syarat Susunan Dewan Penguji

Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua ...

Sekretaris ...

Anggota ...

Anggota ...

Anggota ...

Yogyakarta, 2017 Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma Dekan


(7)

iv

LEMBAR PERSEMBAHAN

“Pertolonganku adalah dari Tuhan, yang menciptakan langit dan bumi” [Mazmur 121:2]

Apa yang kau alami kini, Mungkin tak dapat engkau mengerti.

Satu hal tanamkan dihati,

Indah semua yang Tuhan beri [Maria Shandi]

“Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketuklah, maka pintu akan dibukakan bagimu”.

[Ulangan 31:6]

Ku persembahkan untuk:

Tuhan Yesus Bapak Servasius Yori Manaan dan Mama Weldetrudis Herly Astuty Mas Vanny, Mbak Endar, Mbak Vita, Mas Andy, Mbak Nia Neva, Areta dan Ben Keluarga besar Sahabat dan teman


(8)

v

UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN AKUNTANSI PROGRAM STUDI AKUNTANSI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul: PENERAPAN PRINSIP GOOD GOVERNMENT GOVERNANCE DALAM PERENCANAAN, PELAKSANAAN, DAN PERTANGGUNGJAWABAN ALOKASI DANA DESA” Studi Kasus Desa Wijirejo Kecamatan Pandak Kabupaten Bantul dan diajukan untuk diuji pada tanggal 14 Juni 2017 adalah hasil karya saya.

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.

Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja ataupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.

Yogyakarta, 31 Juli 2017 Yang membuat pernyataan,


(9)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswi Universitas Sanata Dharma: Nama : Maria Fransisca Vina F. M

NIM : 132114057

Demi pengembangan ilmu pengetahuan saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: PENERAPAN

PRINSIP GOOD GOVERNMENT GOVERNANCE DALAM

PERENCANAAN, PELAKSANAAN, DAN PERTANGGUNGJAWABAN

ALOKASI DANA DESA” Studi Kasus Desa Wijirejo Kecamatan Pandak

Kabupaten Bantul.

Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal 31 Juli 2017


(10)

vii

KATA PENGANTAR

Puji Syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan berkat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan, dukungan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Drs. J. Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D., selaku Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian di Universitas Sanata Dharma kepada penulis.

2. A. Yudi Yuniarto, S.E., MBA., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

3. Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Akt., QIA., CA., selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian di Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma kepada penulis.

4. Dr. Fr. Ninik Yudianti., M. ACC, QIA selaku dosen pembimbing skripsi yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.


(11)

viii

5. Ilsa Haruti Suryandari, SE., SIP., M.Sc., AK., CA. selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan motivasi dalam menyelesaikan studi. 6. Kepala Desa Wijirejo dan segenap pamong Desa Wijirejo yang telah

memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian.

7. Bapak, Ibu, kakak-kakak, keponakan beserta keluarga besar tercinta atas doa, kasih sayang, perhatian, masukkan dan pengorbanan yang begitu besar secara moral maupun material sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

8. Sahabat dan teman seperjuanganku Mbak Karin, Alma, Tata, Siska, Lidya, Martin, Indah, Ensa, Mbak Agatha, Kak Aven, Kak Dita, Mbak Maria, Kak Stella, Mbak Fanny, dan teman-teman MPAT Kelas A terimakasih telah menemani, memberi motivasi dan berproses bersama sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.

9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Yogyakarta, 31 Juli 2017


(12)

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ... ix

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xi

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ... xii

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

ABSTRAK ... xiv

ABSTRACT ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Batasan Masalah ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 7

1. Bagi Peneliti... ... 7

2. Bagi Akademisi... ... 7

3. Bagi Instansi Yang Bersangkutan ... . 8

F. Sistematika Penulisan ... 8

BAB II LANDASAN TEORI ... 10

A. Desa ... 10

1. Pengertian Desa ... 10

2. Struktur Organisasi Desa ... 12

B. Alokasi Dana Desa ... 14

C. Good Government Governance ... 15

D. Prinsip Transparansi ... 16

E. Prinsip Akuntabilitas ... 18

F. Perencanaan, Pelaksanaan, dan Pertanggungjawaban Alokasi Dana Desa ... 19

1. Perencanaan ADD ... 20

2. Pelaksanaan ADD ... 20

3. Pertanggungjawaban ADD ... 21

G. Kerangka Pemikiran ... 22

BAB III METODE PENELITIAN ... 23

A. Jenis Penelitian ... 23

B. Jenis dan Sumber Data ... 23

1. Data Primer ... 23


(13)

x

C. Teknik Pengumpulan Data ... 24

1. Wawancara ... 24

2. Kuesioner ... 25

3. Observasi ... 27

4. Dokumentasi ... 27

D. Tempat dan Waktu Penelitian ... 27

1. Tempat Penelitian ... 27

2. Waktu Penelitian ... 28

E. Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel ... 28

1. Prinsip Good Government Governance ... 28

2. Perencanaan Alokasi Dana Desa ... 28

3. Pelaksanaan Alokasi Dana Desa ... 28

4. Pertanggungjawaban Alokasi Dana Desa ... 28

F. Teknik Analisis Data ... 29

G. Kerangka Penelitian... 39

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA WIJIREJO ... 40

A. Deskripsi Wilayah Penelitian ... 40

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 44

A. Deskripsi Data Responden ... 44

1. Responden Berdasarkan Usia ... 45

2. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 46

3. Responden Berdsarkan Lama Jabatan ... 46

4. Responden Berdasarkan Pendidikan ... 47

B. Deskripsi Hasil Kuesioner ... 47

C. Penerapan Prinsip Good Government Governance dalam Perencanaan ADD di Desa Wijirejo ... 54

D. Penerapan Prinsip Good Government Governance dalam Pelaksanaan ADD di Desa Wijirejo ... 59

E. Penerapan Prinsip Good Government Governance dalam Pertanggungjawaban ADD di Desa Wijirejo ... 64

F. Evaluasi Penerapan Prievalnsip Good Government Governance dalam Perencanaan, Pelaksanaan, dan Pertanggungjawaban ADD di Desa Wijirejo ... 68

BAB VI PENUTUP ... 74

A. Kesimpulan ... 74

B. Keterbatasan ... 75

C. Saran ... 75

DAFTAR PUSTAKA ... 76


(14)

xi

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1 Pengukuran Variabel Prinsip Good Government Governance,

Perencanaan ADD, Pelaksanaan ADD,

dan Pertanggungjawaban ADD ... 29

Tabel 4.1 Pekerjaan Masyarakat Desa Wijirejo Tahun 2016 ... 41

Tabel 4.2 Jumlah Prasarana Pendidikan Desa Wijirejo Tahun 2016 ... 42

Tabel 4.3 Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Wijirejo Tahun 2016 ... 42

Tabel 4.4 Sarana/Prasarana Kesehatan Desa Wijirejo Tahun 2016 ... 43

Tabel 4.5 Sarana/Prasarana Ibadah Desa Wijirejo Tahun 2016 ... 43

Tabel 5.1 Data Profil Responden ... 44

Tabel 5.2 Data Responden berdasarkan Usia ... 65

Tabel 5.3 Data Responden berdasarkan Jenis Kelamin ... 46

Tabel 5.4 Data Responden berdasarkan Lama Jabatan ... 46

Tabel 5.5 Data Responden berdasarkan Pendidikan ... 47

Tabel 5.6 Data Hasil Kuesioner Transparansi ... 48


(15)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan Struktur Organisasi Pemerintah Desa ... 13 Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran ... 22 Gambar 3.1 Kerangka Penelitian ... 39


(16)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Surat Ijin Penelitian ... 79

LAMPIRAN 2 Kuesioner Penelitian ... 80

LAMPIRAN 3 Daftar Pertanyaan Wawancara ... 85


(17)

xiv

ABSTRAK

PENERAPAN PRINSIP GOOD GOVERNMENT GOVERNANCE DALAM PERENCANAAN, PELAKSANAAN, DAN PERTANGGUNGJAWABAN

ALOKASI DANA DESA

Studi Kasus Desa Wijirejo Kecamatan Kabupaten Bantul

Maria Fransisca Vina Febriani Manaan NIM : 132114057

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2017

Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan dan menganalisis penerapan prinsip good government governance khususnya prinsip transparansi dan akuntabilitas dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban alokasi dana desa di Desa Wijirejo Kecamatan Pandak Kabupaten Bantul.

Jenis penelitian ini adalah studi kasus dengan pendekatan analisis deskriptif. Teknik pengumpulan data yang dilakukan terdiri dari wawancara, kuesioner, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa prinsip transparansi dan akuntabilitas telah diterapkan dengan baik dalam perencanaan dan pelaksanaan alokasi dana desa. Sedangkan dalam pertanggungjawaban alokasi dana desa, meskipun prinsip transparansi akuntabilitas sudah diterapkan dengan baik, masih ditemukan kesulitan dalam proses administrasi. Kendala utamanya adalah peraturan yang berubah-ubah setiap tahunnya, sehingga Pemerintah Desa masih memerlukan pendampingan dari Pemerintah Daerah dalam penyesuaian perubahan peraturan.

Kata Kunci : alokasi dana desa, good government governance, transparansi, akuntabilitas.


(18)

xv

ABSTRACT

APPLICATION OF GOOD GOVENRMENT GOVERNANCE PRINCIPS IN THE PLANNING, IMPLEMENTATION, AND RESPONSIBILITY OF

VILLAGE FUND ALLOCATION

A Case Study atDesa Wijirejo Kecamatan Kabupaten Bantul

Maria Fransisca Vina Febriani Manaan Student Number: 132114057

Sanata Dharma University Yogyakarta

2017

This Research aims to describe and analyze the application of Good Government Governance principles in the planning, implementation, and responsibility process of village fund allocation at Desa Wijirejo, Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul.

This research was a case study with descriptive analytical approach. The data collection techniques are interview, questionnaire, observation, and documentation. The analysis technique is descriptive qualitative analysis.

The result indicated that the principles of transparency and accountability have been well implemented in the planning and application process of the village fund allocation. While in the responsibility there was a difficulty in the administration process. The main constraint was the regulation that change annually, so that the Village Government still need assistance from the Local Government to respond to regulatory changes.

Keywords: village fund allocation, good government governance, transparency, accountability


(19)

1

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Indonesia adalah negara yang menganut prinsip demokrasi dalam sistem pemerintahannya. Demokrasi dalam pemerintahan dipahami sebagai pemerintahan yang berasal dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Selanjutnya, untuk mewujudkan pemerintahan yang demokratis, pemerintah Indonesia melaksanakan pemerintahannya dengan sistem desentralisasi. Dalam UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah telah diatur mengenai pelaksanaan sistem desentralisasi di negara Indonesia. Pemerintah pusat memberikan kewenangan yang lebih besar kepada daerah untuk melakukan serangkaian proses, mekanisme dan tahap perencanaan yang dapat menjamin keselarasan pembangunan (Thomas,2013). Selanjutnya, untuk mendukung penerapan sistem desentralisasi, pemerintah menggunakan sistem otonomi daerah. Berdasarkan UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan UU Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan kedua atas UU Nomor 23 Tahun 2014, otonomi daerah merupakan hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri Urusan Pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam rangka mewujudkan otonomi daerah, pemerintah memberikan hak, wewenang dan kewajiban kepada masing-masing daerah untuk mengelola


(20)

sumber daya yang dimiliki daerah tersebut untuk mencapai kesejahteraan masyarakat.

Sistem desentralisasi dan sistem otonomi daerah yang diterapkan pemerintah Indonesia sejak era reformasi ini telah menuntut pemerintah daerah untuk semakin mandiri dalam pembangunan daerah masing-masing dengan berdasar pada pemberdayaan potensi dan masyarakat setempat. Sistem desentralisasi diterapkan hingga pemerintahan tingkat desa.

Menurut UU nomor 6 tahun 2014 tentang desa, desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal-usul, dan atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pemerintahan desa memiliki peran yang penting dalam pelaksanaan pelayanan publik. Oleh karena itu, pemerintah desa memerlukan kewenangan tersendiri dan fasilitasi dari pemerintahan di atasnya untuk menjalankan pemerintahannya. Dalam pembangunan desa, pemerintah pusat telah menyerahkan wewenang seutuhnya kepada pemerintah desa. Selanjutnya, pemerintah pusat dan pemerintah daerah berperan menjadi fasilitator, memberikan bantuan dana, melakukan pembinaan dan pengawasan.


(21)

Selanjutnya, untuk mendukung pembangunan desa, pemerintah pusat melalui pemerintah daerah memberikan dukungan dana bagi setiap desa, melalui adanya Alokasi Dana Desa.

Alokasi Dana Desa adalah dana yang dialokasikan oleh pemerintah Kabupaten/Kota untuk Desa, yang bersumber dari bagian dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh kabupaten atau kota untuk menunjang segala sektor di masyarakat, serta untuk memudahkan pemerintah dalam melaksanakan kegiatan pemerintahan, pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa, khususnya dalam melakukan pemerataan dalam penataan keuangan dan akuntabilitasnya, serta untuk mendorong peningkatan swadaya gotong royong masyarakat. Alokasi Dana Desa (ADD) bersumber dari bagi hasil pajak dan sumber daya alam ditambah Dana Alokasi Umum (DAU) yang diterima oleh pemerintah kabupaten / kota setelah dikurangi Dana Alokasi Khusus (DAK) paling sedikit 10 % diperuntukkan bagi desa dengan pembagian secara merata dan adil dengan penerapan rumus Alokasi Dana Desa Minimal dan Alokasi Dana Desa Proporsional (BPMPD, 2014 dalam Wida, 2016).

Dengan adanya Alokasi Dana Desa, pemerintah desa diharapkan dapat melaksanakan pembangunan sesuai dengan prioritas kebutuhan masyarakat, masalah yang dihadapi, aspirasi masyarakat, dan potensi yang dimiliki. Alokasi dana desa yang dapat mendukung pembangunan desa menuntut pengelolaan yang baik dari pemerintah desa supaya dapat digunakan dengan optimal dan jauh dari resiko penyelewengan oleh pihak pengelola. Maka dari itu, pengelolaan alokasi dana desa, mulai dari perencanaan, penerapan hingga


(22)

pertanggungjawabannya diharapkan dapat sesuai dengan prinsip Good Government Governance atau tata kelola pemerintahan yang baik, diantaranya adalah transparan dan akuntabel.

Good Government Governance (Soepomo, 2007 dalam Yudea, 2009) merupakan proses penciptaan lingkungan atau atmosfir kelembagaan yang memungkinkan adanya interaksi antar strata pemerintahan dan antara pemerintah dan rakyatnya (masyarakat dan swasta/dunia usaha) dalam suatu tata nilai yang baik dan disepakati bersama. Menurut Organization for Economic Cooperation and Development, ada 4 hal pokok yang menjadi prinsip dari Good Government Governance yaitu keadilan, transparansi, akuntabilitas, dan tanggungjawab. Penerapan prinsip-prinsip Good Government Governance pada dasarnya merupakan perwujudan keamanahan pengelola dalam menjalankan tugas yang diamanatkan kepadanya dan kejujuran dalam pelaporan keuangan (Pratolo, 2010). Transparansi dan akuntabilitas adalah prinsip Good Government Governance yang harus diterapkan oleh setiap level pemerintahan. Dengan penerapan prinsip transparansi, masyarakat akan memperoleh informasi aktual dan faktual yang berguna bagi mereka dalam berbagai hal. Akuntabilitas adalah prinsip pertanggungjawaban publik dimana pemerintah bertanggung jawab terhadap pelaporan mulai dari proses penganggaran atau perencanaan, penerapan, hingga pertanggungjawaban. Pratolo (2010) menyebutkan bahwa apabila informasi disampaikan secara transparan kepada masyarakat, maka akan menimbulkan suatu kepercayaan yang tinggi dari masyarakat terhadap


(23)

pemerintah sehingga akan menimbulkan kinerja pemerintah menjadi lebih baik. Apabila pertanggungjawaban pejabat publik terhadap masyarakat diterapkan dengan baik oleh pemerintah kepada masyarakat, maka akan menimbulkan suatu kepercayaan yang tinggi dari masyarakat terhadap pemerintah sehingga akan menimbulkan kinerja pemerintah menjadi lebih baik.

Penelitian ini dilakukan di Desa Wijirejo dengan berfokus pada penerapan prinsip transparansi dan akuntabilitas yang dilakukan oleh pemerintahan desa dalam mengelola alokasi dana desa. Penelitian ini penting dilakukan karena hasil penelitian dapat dijadikan sebagai evaluasi bagi pemerintah Desa Wijirejo dalam pengelolaan Alokasi Dana Desa.Desa Wijirejo adalah salah satu dari empat desa yang ada di Kecamatan Pandak Kabupaten Bantul. Desa Wijirejo terdiri dari 10 dusun, yaitu dusun Pandak, Bajang, Gesikan 3, Gesikan 4, Bergan, Ngeblak, Pedak, Kauman, Gedongsari, dan Kualangan. Desa Wijirejo termasuk salah satu desa maju di Kecamatan Pandak. Desa Wijirejo mendapatkan alokasi dana desa mulai dari tahun 2015 yaitu sebesar Rp1.178.378.000 sedangkan dalam Anggaran Pendapatan Belanja Desa tahun 2016, jumlah alokasi dana desa Wijirejo sebesar Rp1.223.300.000.

Motivasi penulis dalam melakukan penelitian mengenai Penerapan Prinsip Good Government Governance dalam Perencanaan, Pelaksanaan, dan Pertanggungjawaban Alokasi Dana Desa (Studi Kasus Desa Wijirejo Kecamatan Pandak Kabupaten Bantul) adalah karena penulis ingin


(24)

mendeskripsikan dan menjelaskan penerapan prinsip Good Government Governance dalam perencanaan hingga pertanggungjawaban pengelolaan Alokasi Dana Desa yang terdapat di Desa Wijirejo Kecamatan Pandak Kabupaten Bantul.

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Apakah prinsip Good Government Governance telah diterapkan dalam perencanaan Alokasi Dana Desa di Desa Wijirejo?

2. Apakah prinsip Good Government Governance telah diterapkan dalam pelaksanaan Alokasi Dana Desa di Desa Wijirejo?

3. Apakah prinsip Good Government Governance telah diterapkan dalam pertanggungjawaban Alokasi Dana Desa di Desa Wijirejo?

C.Batasan Masalah

Dalam penelitian ini, penulis membatasi permasalahan yang akan diteliti. Penerapan prinsip Good Government Governance yang akan diteliti berfokus pada penerapan prinsip transparansi dan akuntabilitas, dari keempat prinsip yang ada, yakni keadilan, transparansi, akuntabilitas, dan responsibilitas. Hal ini dilakukan karena prinsip transparansi dan akuntabilitas dinilai sebagai prinsip yang paling dekat kaitannya dengan peranan masyarakat secara langsung, mengingat tujuan Alokasi Dana Desa adalah mendukung pemerintah desa untuk melaksanakan pembangunan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.


(25)

D.Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah sebagaimana tersebut diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk:

1. Mendeskripsikan dan menganalisis penerapan prinsip Good Government Governance dalam perencanaan Alokasi Dana Desa di Desa Wijirejo. 2. Mendeskripsikan dan menganalisis penerapan prinsip Good Government

Governance dalam pelaksanaan Alokasi Dana Desa di Desa Wijirejo. 3. Mendeskripsikan dan menganalisis penerapan prinsip Good Government

Governance dalam pertanggungjawaban Alokasi Dana Desa di Desa Wijirejo.

E.Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat meberikan manfaat bagi berbagai pihak antara lain:

1. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan bagi peneliti tentang penelitian dan tentang transparansi dan akuntabilitas pengelolaan Alokasi Dana Desa.

2. Bagi Akademisi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi tambahan pengetahuan bagi kemajuan akademisi dan dapat dijadikan acuan atau referensi bagi penelitian selanjutnya.


(26)

Sebagai masukan kepada Pemerintah Desa Wijirejo Kecamatan Panarukan dalam meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan Alokasi Dana Desa.

F. Sistematika Penulisan

Bab I: Pendahuluan

Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah. batasan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II: Landasan Teori

Pada bab ini akan diungkapkan mengenai teori-teori yang menyangkut alokasi dana desa dan Good Government Governance yang akan dipakai penulis sebagai dasar untuk menganalisis data-data yang diperoleh dari Desa Wijirejo.

Bab III: Metode Penelitian

Pada bab ini terdiri dari jenis penelitian, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, lokasi penelitian, variabel penelitian, pengukuran variabel, keabsahan data, teknik analisis data, dan kerangka pemecahan masalah yang akan digunakan untuk menjawab permasalahan.

Bab IV: Gambaran Umum Objek Penelitian

Pada bab ini berisi mengenai gambaran umum Desa Wijirejo, yang menjadi lokasi penelitian.


(27)

BabV: Analisis Data Dan Pembahasan

Pada bab ini akan diuraikan analisis data dan hasil penelitian yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang diteliti.

BabVI: Penutup

Pada bab ini berisi kesimpulan dari hasil analisis data dan pembahasan dalalm BAB V, keterbatasan penelitian, dan saran yang sekiranya berguna bagi instansi terkait.


(28)

BAB II

LANDASAN TEORI

A.Desa

1. Pengertian Desa

Menurut UU No. 6 Tahun 2014, Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pemerintah Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pemerintah Desa adalah kepala desa atau yang disebut dengan nama lain dibantu perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintah Desa. Badan Permusyawaratan Desa (BPD) merupakan lembaga perwujudan dalam demokrasi penyelenggaraan pemerintah desa. Anggota BPD ialah wakil dari penduduk desa bersangkutan berdasarkan keterwakilan wilayah. Anggota BPD terdiri dari ketua RW, pemangku adat, golongan profesi, pemuka agama atau tokoh masyarakat lainnya.

Menurut Paul H. Landis dalam Syachbrani (2012), Desa adalah suatu wilayah yang jumlah penduduknya kurang dari 2.500 jiwa dengan ciri-ciri: pergaulan hidup yang saling kenal-mengenal antar penduduk; pertalian


(29)

perasaan yang sama tentang suatu kesukaan dan kebiasaan; kegiatan ekonomi yang pada umumnya agraris dan masih dipengaruhi oleh alam sekitar, seperti iklim dan keadaan serta kekayaan alam. Syarat dalam pembentukan sebuah desa, di antaranya sebagai berikut :

1. Batas usia desa induk paling sedikit 5 (lima) tahun terhitung sejak pembentukan;

2. Jumlah penduduk, yaitu:

a. Wilayah Jawa paling sedikit 6.000 (enam ribu) jiwa atau 1.200 (seribu dua ratus) kepala keluarga;

b. Wilayah Bali paling sedikit 5.000 (lima ribu) jiwa atau 1.000 (seribu) kepala keluarga;

c. Wilayah Sumatera paling sedikit 4.000 (empat ribu) jiwa atau 800 (delapan ratus) kepala keluarga;

d. Wilayah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara paling sedikit 3.000 (tiga ribu) jiwa atau 600 (enam ratus) kepala keluarga;

e. Wilayah Nusa Tenggara Barat paling sedikit 2.500 (dua ribu lima ratus jiwa atau 500 (lima ratus) kepala keluarga;

f. Wilayah Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, SulawesiTenggara, Gorontalo, dan Kalimantan Selatan paling sedikit 2.000 (dua ribu) jiwa atau 400 (empat ratus) kepala keluarga;

g. Wilayah Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Utara paling sedikit 1.500 (seribu lima ratus) jiwa atau 300 (tiga ratus) kepala keluarga;


(30)

h. Wilayah Nusa Tenggara Timur, Maluku, dan Maluku Utara paling sedikit 1.000 (seribu) jiwa atau 200 (dua ratus) kepala keluarga; dan

i. Wilayah Papua dan Papua Barat paling sedikit 500 (lima ratus) jiwa atau 100 (seratus) kepala keluarga.

3. Wilayah kerja yang memiliki akses transportasi antarwilayah;

4. Sosial budaya yang dapat menciptakan kerukunan hidup bermasyarakat sesuai dengan adat istiadat Desa;

5. Memiliki potensi yang meliputi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya ekonomi pendukung;

6. Batas wilayah Desa yang dinyatakan dalam bentuk peta Desa yang telah ditetapkan dalam peraturan Bupati/ Walikota;

7. Sarana dan prasarana bagi Pemerintahan Desa dan pelayanan publik; dan

8. Tersedianya dana operasional, penghasilan tetap, dan tunjangan lainnya bagi perangkat Pemerintah Desa sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.

2. Struktur Organisasi Desa

Menurut UU No. 6 Tahun 2014 Tentang Desa, dalam melaksanakan pemerintahan desa, terdapat tugas pemerintahan yang harus dilakukan oleh tiap desa. Tugas Pemerintah Desa adalah sebagai berikut :

a. Memimpin penyelenggaran Pemdes berdasarkan kegiatan yang di tetapkan bersama BPD


(31)

b. Mengajukan Rencana Peraturan Desa c. Menetapkan Peraturan Desa

d. Mengajukan Rencana APBDes

e. Membina kehidupan Masyarakat Desa f. Membina perekonomian Desa

g. Mengkoordinasiakan Pembangunan Desa secara partisipatif dan Swadaya Masyarakat

h. Meningkatkan Kesejahteraan rakyat i. Ketentraman dan ketertiban

j. Menjalin hubungan kerja sama dengan mitra Pemdes k. Pengembangan Pendapatan Desa dan sebagainya

Struktur Organisasi Pemerintah di tiap Desa di seluruh Kabupaten Bantul dapat dilihat pada Gambar 2.1 berikut:

Sumber : Peraturan Bupati Bantul Nomor 42 Tahun 2016

LURAH DESA BPD

SEKRETARIAT DESA CARIK DESA

URUSAN KEUANGAN

SEKSI PEMERINTAHAN

SEKSI PELAYANANAN SEKSI

KESEJAHTERAAN

PEDUKUHAN

URUSAN TATA USAHA

DAN UMUM

URUSAN PERENCANAAN

Keterangan:

: garis komando/tanggung jawab : garis koordinasi


(32)

B.Alokasi Dana Desa

Menurut UU No. 6 Tahun 2014 dana Desa adalah dana yang bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara yang diperuntukkan bagi desa yang ditransfer melalui anggaran pendapatan dan belanja daerah kabupaten/kota dan digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan, pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat. Alokasi Dana Desa adalah dana perimbangan yang diterima kabupaten/kota dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah kabupaten/kota setelah dikurangi Dana Alokasi Khusus. ADD sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) paling sedikit 10% (sepuluh perseratus) dari dana perimbangan yang diterima kabupaten/kota dalam anggaran pendapatan dan belanja daerah setelah dikurangi dana alokasi khusus. Secara terperinci, pengalokasian ADD dalam APBDes wajib memperhatikan peruntukannya dengan persentase anggaran : 1. Paling sedikit 70% (tujuh puluh perseratus) dari jumlah anggaran belanja desa digunakan untuk mendanai penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan desa, dan pemberdayaan masyarakat desa, 2. Paling banyak 30% (tiga puluh perseratus) dari jumlah anggaran belanja desa yang digunakan untuk penghasilan tetap dan tunjangan kepala desa dan perangkat desa, operasional Pemerintah Desa, tunjangan dan operasioanal Badan Permusyawaratan Desa, dan insentif rukun tetangga (RT) dan rukun warga (RW).


(33)

Tujuan Alokasi Dana Desa adalah:

1. Meningkatkan penyelenggaraan pemerintah desa dalam pelaksanaan pembangunan dan kemasyarakatan sesuai dengan kewenangannya; 2. Meningkatkan kemampuan lembaga kemasyarakatan dalam

perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pembangunan secara partisipastif sesuai dengan potensi desa;

3. Meningkatnya pemerataan pendapatan, kesempatan kerja dan kesempatan berusaha bagi masyarakat desa;

4. Mendorong peningkatan swadaya gotong royong. C.Good Government Governance

Good Government Governance merupakan proses penciptaan lingkungan atau atmosfir kelembagaan yang memungkinkan adanya interaksi antar strata pemerintahan dan antara pemerintah dan rakyatnya (masyarakat dan swasta/dunia usaha) dalam suatu tata nilai yang baik dan disepakati bersama (Soepomo, 2007, dalam Yudea, 2009).Organization for Economic Cooperation and Development menyebutkan 4 hal pokok yang menjadi prinsip dasar Good Government Governance, yaitu:

1. Keadilan (Fairness)

Melindungi segenap kepentingan dan stakeholder lainnya dari rekayasa-rekayasa dan transaksi-transaksi yang bertentangan dengan peraturan yang berlaku.


(34)

Meningkatkan keterbukaan (disclosure) dari kinerja pemerintah daerah secara teratur dan tepat waktu (timely basis) serta benar (accurate) 3. Dapat dikontrol (Accountibility)

Menciptakan sistem pengawasan yang efektif didasarkan atas distribusi dan keseimbangan kekuasaan (distribution and balance of power) 4. Tanggungjawab (Responsibility)

Pemerintah memiliki tanggungjawab untuk mematuhi hukum dan ketentuan peraturan yang berlaku termasuk tanggap terhadap kepentingan masyarakat.

D.Prinsip Transparansi

Pada Pasal 4 ayat 7 Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia No. 37 Tahun 2007, tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, dikatakan transparan adalah prinsip keterbukaan yang memungkinkan masyarakat untuk mengetahui dan mendapatkan akses informasi seluas-luasnya tentang keuangan daerah. Dengan adanya transparansi menjamin akses atau kebebasan bagi setiap orang untuk memperoleh informasi tentang penyelenggaraan pemerintahan, yakni informasi tentang kebijakan, proses pembuatan dan pelaksanannya, serta hasil-hasil yang dicapai.

Transparansi pengelolaan keuangan publik merupakan prinsip Good Government Governance yang harus dipenuhi oleh organisasi sektor publik. Dengan dilakukannya transparansi tersebut publik akan memperoleh informasi yang aktual dan faktual, sehingga mereka dapat menggunakan informasi tersebut


(35)

untuk (1) membandingkan kinerja keuangan yang dicapai dengan yang direncanakan (realisasi v.s anggaran), (2) menilai ada tidaknya korupsi dan manipulasi dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban anggaran, (3) menentukan tingkat kepatuhan terhadap peraturan perundangan yang terkait, (4) mengetahui hak dan kewajiban masing-masing pihak, yaitu antara manajemen organisasi sektor publik dengan masyarakat dan dengan pihak lain yang terkait (Mahmudi, 2010).

Setidaknya ada enam prinsip transparansi yang dikemukakan oleh Humanitarian Forum Indonesia (HFI) dalam Rahmawati (2014) yaitu:

1. Adanya informasi yang mudah dipahami dan diakses (dana, cara pelaksanaan, bentuk bantuan atau program)

2. Adanya publikasi dan media mengenai proses kegiatan dan detail keuangan.

3. Adanya laporan berkala mengenai pendayagunaan sumber daya dalam perkembangan proyek yang dapat diakses oleh umum.

4. Laporan tahunan

5. Website atau media publikasi organisasi 6. Pedoman dalam penyebaran informasi

Kristiantem (2006) dalam Rahmawati (2014) menyebutkan bahwa transparansi dapat diukur melalui beberapa indikator :

a. Kesediaan dan aksesibilitas dokumen b. Kejelasan dan kelengkapan informasi c. Keterbukaan proses


(36)

d. Kerangka regulasi yang menjamin transparansi E.Prinsip Akuntabilitas

Menurut Lembaga Administrasi Negara dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan RI, dalam Subroto (2009), akuntabilitas adalah kewajiban untuk memberikan pertanggungjawaban atau menjawab dan menerangkan kinerja dan tindakan seseorang/pimpinan suatu unit organisasi kepada pihak yang memiliki hak atau yang berwenang meminta pertanggungjawaban. Akuntabilitas adalah hal yang penting untuk menjamin nilai – nilai seperti efisiensi, efektifitas, reliabilitas, dan prediktibilitas. Suatu akuntabilitas tidak abstrak tapi kongkrit dan harus ditentukan oleh hukum melalui seperangkat prosedur yang sangat spesifik mengenai masalah apa saja yang harus dipertanggungjawabkan. Sulistiyani dalam Subroto (2009) menyatakan bahwa tranparansi dan akuntabilitas adalah dua kata kunci dalam penyelenggaraan pemerintahan maupun penyelenggaraan perusahaan baik, dinyatakan juga bahwa dalam akuntabilitas terkandung kewajiban untuk menyajikan dan melaporkan segala kegiatan terutama dalam bidang administrasi keuangan kepada pihak yang lebih tinggi. Akuntabilitas dapat dilaksanakan dengan memberikan akses kepada semua pihak yang berkepentingan, bertanya atau menggugat pertanggungjawaban para pengambil keputusan dan pelaksaan baik ditingkat program, daerah dan masyarakat. Dalam hal ini maka semua kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan Alokasi Dana Desa harus dapat diakses oleh semua unsur yang berkepentingan terutama masyarakat di wilayahnya.


(37)

Akuntabilitas adalah prinsip pertanggungjawaban publik yang berarti bahwa proses penganggaran mulai dari perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan harus benar-benar dapat dilaporkan dan dipertanggungjawabkan kepada DPRD dan masyarakat. Masyarakat tidak hanya memiliki hak untuk mengetahui anggaran tersebut tetapi juga berhak untuk menuntut pertanggungjawaban atas rencana ataupun pelaksanaan anggaran tersebut (Mardiasmo, 2002: 105).

Menurut Solihin (2007) dalam Rahmawati (2014) indikator minimum akuntabilitas yaitu :

a. Adanya kesesuaian antara pelaksanaan dengan standar prosedur pelaksanaan

b. Adanya sanksi yang ditetapkan atas kesalahan atau kelalaian dalam pelaksanaan kegiatan

c. Adanya output dan outcome yang terukur

F. Perencanaan, Pelaksanaan, dan Pertanggungjawaban Alokasi Dana Desa (ADD)

Perencanaan, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban ADD berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 113 Tahun 2014 pasal 20, 24, dan 38 tentang Pengelolaan Keuangan Desa.

1. Perencanaan ADD

a. Sekretaris Desa menyusun Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa berdasarkan RKPDesa tahun berkenaan.


(38)

b. Sekretaris Desa menyampaikan Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa kepada Kepala Desa.

c. Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan oleh Kepala Desa kepada Badan Permusyawaratan Desa untuk dibahas dan disepakati bersama.

d. Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa disepakati bersama sebagaimana dimaksud pada ayat (3) paling lambat bulan Oktober tahun berjalan.

2. Pelaksanaan ADD

a. Semua penerimaan dan pengeluaran desa dalam rangka pelaksanaan kewenangan desa dilaksanakan melalui rekening kas desa.

b. Khusus bagi desa yang belum memiliki pelayanan perbankan di wilayahnya maka pengaturannya ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota.

c. Semua penerimaan dan pengeluaran desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus didukung oleh bukti yang lengkap dan sah. 3. Pertanggungjawaban ADD

a. Kepala Desa menyampaikan laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa kepada Bupati/Walikota setiap akhir tahun anggaran.


(39)

b. Laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri dari pendapatan, belanja, dan pembiayaan.

c. Laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dengan Peraturan Desa.

d. Peraturan Desa tentang laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilampiri:

a. format Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APBDesa Tahun Anggaran berkenaan;

b. format Laporan Kekayaan Milik Desa per 31 Desember Tahun Anggaran berkenaan; dan

c. format Laporan Program Pemerintah dan Pemerintah Daerah yang masuk ke desa.


(40)

G.Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran Penerapan Prinsip Good Government Governance Dalam Perencanaan, Pelaksanaan, dan Pertanggungjawaban Alokasi Dana Desa dapat digambarkan dalam bagan kerangka pikir sebagaimana Gambar 2.2 berikut :

 UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa

 UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

 Peraturan Bupati Bantul Nomor 19 Tahun 2016

Pengelolaan Alokasi Dana Desa di tingkat Desa

Perencanaan ADD Pelaksanaan ADD Pertanggungjawaban ADD

Partisipasi Transparansi

Transparansi Akuntabilitas

Akuntabilitas


(41)

BAB III Metode Penelitian

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah studi kasus dengan pendekatan analisis deskriptif. Teknik studi kasus adalah salah satu teknik pengumpulan data yang dibutuhkan dengan cara menarik sampel dari unit sampel tertentu yang berhubungan dan dipelajari secara lebih mendalam (Wiyono, 2011:135).

B. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. 1. Data Primer

Data primer menurut Sanusi (2014:104) adalah data yang pertama kali dicatat dan dikumpulkan oleh peneliti. Peneliti dapat mengontrol tentang kualitas data tersebut, dapat mengatasi kesenjangan waktu antara saat dibutuhkan data itu dengan yang tersedia, dan peneliti lebih leluasa dalam menghubungkan masalah penelitiannya dengan kemungkinan ketersediaan data di lapangan. Di dalam penelitian ini data primer diperoleh melalui wawancara langsung, observasi, dan kuesioner yang ditujukan kepada pihak yang bersangkutan dengan pengelolaan Alokasi Dana Desa di Desa Wijirejo. Data primer dalam penelitian ini berupa penilaian para narasumber dan responden terhadap penerapan prinsip Good Government Governance dalam pengelolaan Alokasi Dana Desa


(42)

Wijirejo yang tertuang dalam jawaban kuesioner dan wawancara, serta hasil observasi peneliti terhadap pengelolaan Alokasi Dana Desa Wijirejo dalam bentuk foto.

2. Data Sekunder

Menurut Sanusi (2014:104), data sekunder adalah data yang sudah tersedia dan dikumpulkan oleh pihak lain. Peneliti dapat memanfaatkan data tersebut menurut kebutuhannya. Data sekunder penelitian ini diperoleh dari data milik pemerintahan Desa Wijirejo dan data di Kecamatan Pandak. Data-data tersebut antara lain berupa data jumlah penduduk Desa Wijirejo, data wilayah Desa Wijirejo,laporan keuangan Desa Wijirejo, dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa Wijirejo tahun 2016. Selain itu, data sekunder dalam penelitian ini juga dapat berupa foto-foto yang tersedia berkaitan dengan pelaksanaan pengelolaan Alokasi Dana Desa Wijirejo.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: 1. Wawancara

Teknik ini dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara lisan kepada para pejabat desa Wijirejo yang akan menjadi narasumber dalam penelitian ini. Narasumber yang akan diwawancara adalah Kepala Desa, Sekretaris Desa, Kepala Urusan Kesejahteraan, Kepala Urusan Keuangan, Ketua BPD (Badan


(43)

Permusyawaratan Desa), Ketua LPMD (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa), Kepala Urusan Pemerintahan dan Sekretaris TPK (Tim Pengelola Kegiatan). Wawancara yang akan dilakukan berkaitan dengan bagaimana penerapan prinsip Good Government Governance yang dibatasi pada prinsip transparansi dan prinsip akuntabilitas berlangsung dalam pengelolaan ADD yang dibatasi pada proses perencanaan, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban. Selain itu, wawancara ini dilakukan agar peneliti dapat memperoleh jawaban yang lebih mendalam dan lebih lengkap dari para narasumber. Dalam penelitian ini peneliti membuat 13 daftar pertanyaan wawancara (terlampir) yang akan diajukan kepada para pejabat desa Wijirejo yang akan menjadi narasumber dalam penelitian ini. Wawancara yang dilakukan oleh peneliti dibantu dengan alat perekam. Alat perekam ini digunakan untuk bahan cross check bila pada saat analisa terdapat data, keterangan atau informasi yang tidak sempat dicatat oleh peneliti.

2. Kuesioner

Teknik ini dilakukan dengan mengajukan serangkaian daftar pertanyaan (terlampir) kepada para pejabat desa dan perwakilan masyarakat Desa Wijirejo yang menjadi responden dalam penelitian ini. Kuesioner ini akan digunakan untuk memperoleh data tentang apakah prinsip Good Government Governance yang dibatasi pada prinsip transparansi dan akuntabilitas diterapkan atau tidak


(44)

diterapkan pada proses pengelolaan Alokasi Dana Desa yang dibatasi pada proses perencanaan, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban. Dalam penelitian ini terdapat 17 item pertanyaan yang ada pada kuesioner, dengan indikator pertanyaan mengenai penerapan prinsip transparansi dalam perencanaan ADD sejumlah 3 pertanyaan, penerapan prinsip transparansi dalam pelaksanaan ADD sejumlah 4 pertanyaan, penerapan prinsip transparansi dalam pertanggungjawaban ADD sejumlah 5 pertanyaan. Selanjutnya, indikator pertanyaan mengenai penerapan prinsip akuntabilitas dalam perencanaan ADD sejumlah 2 pertanyaan, penerapan prinsip akuntabilitas dalam pelaksanaan ADD sejumlah 1 pertanyaan, dan penerapan prinsip akuntabilitas dalam pertanggungjawaban ADD sejumlah 2 pertanyaan. Dalam penelitian ini terdapat 25 orang responden yang terdiri dari Kepala Desa, Sekretaris Desa, Kepala Urusan Keuangan, Kepala Urusan Kesejahteraan dan 1 (satu) anggotanya, 2 (dua) orang pegawai kelurahan,Ketua BPD (Badan Permusyawaratan Desa) dan 3 (tiga) anggotanya, Ketua LPMD (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa) dan 3 (tiga) anggotanya, Sekretaris TPK 2016 (Tim Pengelola Kegiatan), serta 9 (sembilan) Kepala Dukuh di Desa Wijirejo. 3. Observasi

Teknik observasi dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat kegiatan yang dilaksanakan dan objek-objek yang


(45)

dibangun dari hasil pelaksanaan Alokasi Dana Desa tahun 2016 di Desa Wijirejo. Teknik observasi ini dilakukan dengan alat bantu yaitu kamera, agar peneliti dapat mengabadikan kegiatan dan melampirkan foto objek-objek yang menjadi hasil pelaksanaan Alokasi Dana Desa tahun 2016 di Desa Wijirejo. Selain itu peneliti akan menggunakan alat bantu lain yaitu catatan baik berupa daftar cek atau penilaian peneliti atas hasil observasi.

4. Dokumentasi

Teknik ini dilakukan dengan mendokumentasikan data-data milik pemerintah Desa Wijirejo, yaitu data jumlah penduduk Desa Wijirejo, data profil Desa Wijirejo, laporan keuangan Desa Wijirejo tahun 2016, dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa Wijirejo tahun 2016. Dokumen-dokumen tersebut akan digunakan sebagai dokumen pendukung dalam penelitian ini.

D. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Wijirejo, Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul, Yogyakarta.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Desember 2016 hingga Februari 2017.


(46)

E. Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel

Dalam penelitian ini, terdapat dua variabel yang digunakan, yaitu : 1. Prinsip Good Government Governance

Variabel prinsip Good Government Governance yang akan diteliti dibatasi pada prinsip transparansi dan akuntabilitas.

2. Perencanaan Alokasi Dana Desa 3. Pelaksanaan Alokasi Dana Desa

4. Pertanggungjawaban Alokasi Dana Desa

Pengukuran semua variabel tersebut dilakukan dengan checklist penerapan prinsip Good Government Governance yaitu untuk prinsip transparansi dan akuntabilitas dalam proses perencanaan, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban alokasi dana desa. Variabel-variabel tersebut akan diukur menggunakan skala nominal dengan pilihan jawaban ya dan tidak dengan disertai keterangan.

Tabel 3.1 Pengukuran Variabel Prinsip Good Government Governance, Perencanaan ADD, Pelaksanaan ADD, dan Pertanggungjawaban ADD

Pilihan Jawaban

Kuesioner Kriteria

Ya

Prinsip Good Government Governance diterapkan dalam Perencanaan, Pelaksanaan, dan Pertanggungjawaban Alokasi Dana Desa

Tidak

Prinsip Good Government Governance tidak diterapkan dalam Perencanaan, Pelaksanaan, dan Pertanggungjawaban Alokasi Dana Desa


(47)

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif kualitatif.

Dalam menjawab rumusan masalah tentang “Apakah prinsip Good Government Governace telah diterapkan dalam perencanaan Alokasi Dana Desa

di Desa Wijirejo”, peneliti akan melakukan beberapa tahapan sebagai berikut :

1. Menjumlah jawaban dari kuesioner yang telah diisi oleh responden sesuai dengan klasifikasi yang ditentukan.

Peneliti akan menjumlah jawaban “ya” pada kuesioner yang berarti bahwa prinsip Good Government Governace telah diterapkan dalam perencanaan Alokasi Dana Desa, dan jawaban “tidak” yang berarti bahwa prinsip Good Government Governace tidak diterapkan dalam perencanaan Alokasi Dana Desa.

2. Mempersentasekan jumlah jawaban dari kuesioner.

Peneliti akan membagi jumlah responden yang menjawab ya atau tidak dari setiap pertanyaan kuesioner dengan jumlah seluruh responden yaitu 25 orang responden yang terdiri dari Kepala Desa, Sekretaris Desa, Kepala Urusan Keuangan, Kepala Urusan Kesejahteraan dan 1 (satu) anggotanya, 2 (dua) orang pegawai kelurahan, Ketua BPD (Badan Permusyawaratan Desa) dan 3 (tiga) anggotanya, Ketua LPMD (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa)


(48)

dan 3 (tiga) anggotanya, Sekretaris TPK 2016 (Tim Pengelola Kegiatan), serta 9 (sembilan) Kepala Dukuh di Desa Wijirejo. Hasil dari pembagian tersebut akan dikalikan dengan 100% sehingga akanmenghasilkan persentase jumlah jawaban ya atau tidak dari setiap pertanyaan.

3. Menganalisis hasil dari kuesioner yang telah dipersentasekan.

Peneliti akan menganalisis total jawaban yang telah dipersentasekan. Total persentase akan menghasilkan pembahasan mengenai prinsip Good Government Governace yang diterapkan dalam perencanaan Alokasi Dana Desa di Desa Wijirejo. Selain itu, keterangan yang ada dalam kuesioner akan membantu peneliti dalam menganalisis lebih mendalam tentang seberapa jauh penerapan prinsip Good Government Governace yang diterapkan dalam perencanaan Alokasi Dana Desa di Desa Wijirejo atau alasan mengapa prinsip Good Government Governace tidak diterapkan dalam perencanaan Alokasi Dana Desa.

4. Mendeskripsikan hasil wawancara yang telah dilakukan.

Peneliti akan mendeskripsikan hasil jawaban wawancara dari para narasumber Kepala Desa, Sekretaris Desa, Kepala Urusan Kesejahteraan, Kepala Urusan Keuangan, Ketua BPD (Badan Permusyawaratan Desa), Ketua LPMD (Lembaga Pemberdayaan


(49)

Masyarakat Desa), Kepala Urusan Pemerintahan dan Sekretaris TPK (Tim Pengelola Kegiatan) yang berkaitan dengan bagaimana penerapan prinsip Good Government Governace dalam perencanaan Alokasi Dana Desa Wijirejo.

5. Menganalisis hasil wawancara yang telah dideskripsikan.

Peneliti akan menganalisis jawaban para narasumberyakni Kepala Desa, Sekretaris Desa, Kepala Urusan Keuangan, Ketua BPD (Badan Permusyawaratan Desa), Ketua LPMD (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa), dan Kepala Urusan Pembangunan mengenai penerapan prinsip Good Government Governace dalam perencanaan Alokasi Dana Desa. Selain itu, peneliti akan menganalisis keseuaian antara hasil jawaban wawancara tersebut dengan hasil jawaban kuesioner. Hal ini dilakukan agar peneliti dapat mendapatkan hasil pembahasan yang lebih mendalam mengenai penerapan prinsip Good Government Governace dalam perencanaan Alokasi Dana Desa Wijirejo.

6. Menarik kesimpulan dari hasil analisis jawaban kuesioner dan jawaban wawancara.

Peneliti akan menarik kesimpulan dari pembahasan yang telah dilakukan oleh peneliti. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah prinsip Good Government Governace telah diterapkan dalam perencanaan Alokasi Dana Desa, seberapa jauh prinsip Good


(50)

Government Governace diterapkan dalam perencanaan Alokasi Dana Desa, dan alasan atau hambatan yang ada jika prinsip Good Government Governace tidak diterapkan dalam perencanaan Alokasi Dana Desa.

Dalam menjawab rumusan masalah tentang “Apakah prinsip Good Government Governace telah diterapkan dalam pelaksanaan Alokasi Dana Desa di Desa Wijirejo”, peneliti akan melakukan beberapa tahapan sebagai berikut :

1. Menjumlah jawaban dari kuesioner yang telah diisi oleh responden sesuai dengan klasifikasi yang ditentukan.

Peneliti akan menjumlah jawaban “ya” pada kuesioner yang berarti bahwa prinsip Good Government Governace telah diterapkan dalam perencanaan Alokasi Dana Desa, dan jawaban “tidak” berarti bahwa prinsip Good Government Governace tidak diterapkan dalam pelaksanaan Alokasi Dana Desa.

2. Mempersentasekan jumlah jawaban dari kuesioner.

Peneliti akan membagi jumlah responden yang menjawab ya atau tidak dari setiap pertanyaan kuesioner dengan jumlah seluruh responden yaitu 25 orang responden yang terdiri dari Kepala Desa, Sekretaris Desa, Kepala Urusan Keuangan, Kepala Urusan Kesejahteraan dan 1 (satu) anggotanya, 2 (dua) orang pegawai kelurahan, Ketua BPD (Badan Permusyawaratan Desa) dan 3 (tiga) anggotanya, Ketua LPMD (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa) dan 3 (tiga) anggotanya, Sekretaris TPK 2016 (Tim Pengelola


(51)

Kegiatan), serta 9 (sembilan) Kepala Dukuh di Desa Wijirejo. Hasil dari pembagian tersebut akan dikalikan dengan 100% sehingga akan menghasilkan persentase jumlah jawaban ya atau tidak dari setiap pertanyaan.

3. Menganalisis hasil dari kuesioner yang telah dipersentasekan.

Peneliti akan menganalisis total jawaban yang telah dipersentasekan. Total persentase akan menghasilkan pembahasan mengenai prinsip Good Government Governace yang diterapkan dalam pelaksanaan Alokasi Dana Desa di Desa Wijirejo. Selain itu, keterangan yang ada dalam kuesioner akan membantu peneliti dalam menganalisis lebih mendalam tentang seberapa jauh penerapan prinsip Good Government Governace yang diterapkan dalam pelaksanaan Alokasi Dana Desa di Desa Wijirejo atau alasan mengapa prinsip Good Government Governace tidak diterapkan dalam pelaksanaan Alokasi Dana Desa.

4. Mendeskripsikan hasil wawancara yang telah dilakukan.

Peneliti akan mendeskripsikan hasil jawaban wawancara dari para narasumber yakni Kepala Desa, Sekretaris Desa, Kepala Urusan Kesejahteraan, Kepala Urusan Keuangan, Ketua BPD (Badan Permusyawaratan Desa), Ketua LPMD (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa), Kepala Urusan Pemerintahan dan Sekretaris TPK (Tim Pengelola Kegiatan) yang berkaitan dengan bagaimana penerapan


(52)

prinsip Good Government Governace dalam pelaksanaan Alokasi Dana Desa Wijirejo.

5. Menganalisis hasil wawancara yang telah dideskripsikan.

Peneliti akan menganalisis jawaban para narasumber yakni Kepala Desa, Sekretaris Desa, Kepala Urusan Keuangan, Ketua BPD (Badan Permusyawaratan Desa), Ketua LPMD (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa), dan Kepala Urusan Pembangunan mengenai penerapan prinsip Good Government Governace dalam pelaksanaan Alokasi Dana Desa. Selain itu, peneliti akan menganalisis keseuaian antara hasil jawaban wawancara tersebut dengan hasil jawaban kuesioner. Hal ini dilakukan agar peneliti dapat mendapatkan hasil pembahasan yang lebih mendalam mengenai penerapan prinsip Good Government Governace dalam perencanaan Alokasi Dana Desa Wijirejo.

6. Menarik kesimpulan dari hasil analisis jawaban kuesioner dan jawaban wawancara.

Peneliti akan menarik kesimpulan dari pembahasan yang telah dilakukan oleh peneliti. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah prinsip Good Government Governace telah diterapkan dalam pelaksanaan Alokasi Dana Desa dan seberapa jauh prinsip Good Government Governace diterapkan dalam pelaksanaan Alokasi Dana Desa, dan alasan atau hambatan yang ada jika prinsip Good


(53)

Government Governace tidak diterapkan dalam pelaksanaan Alokasi Dana Desa.

Dalam menjawab rumusan masalah tentang “Apakah prinsip Good Government Governace telah diterapkan dalam pertanggungjawaban Alokasi Dana Desa di Desa Wijirejo”, peneliti akan melakukan beberapa tahapan sebagai berikut:

1. Menjumlah jawaban dari kuesioner yang telah diisi oleh responden sesuai dengan klasifikasi yang ditentukan.

Peneliti akan menjumlah jawaban “ya” pada kuesioner yang berarti bahwa prinsip Good Government Governace telah diterapkan dalam perencanaan Alokasi Dana Desa, dan jawaban “tidak” berarti bahwa prinsip Good Government Governace tidak diterapkan dalam pertanggungjawaban Alokasi Dana Desa.

2. Mempersentasekan jumlah jawaban dari kuesioner.

Peneliti akan membagi jumlah responden yang menjawab ya atau tidak dari setiap pertanyaan kuesioner dengan jumlah seluruh responden yaitu 25 orang responden yang terdiri dari Kepala Desa, Sekretaris Desa, Kepala Urusan Keuangan, Kepala Urusan Kesejahteraan dan 1 (satu) anggotanya, 2 (dua) orang pegawai kelurahan, Ketua BPD (Badan Permusyawaratan Desa) dan 3 (tiga) anggotanya, Ketua LPMD (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa) dan 3 (tiga) anggotanya, Sekretaris TPK 2016 (Tim Pengelola Kegiatan), serta 9 (sembilan) Kepala Dukuh di Desa Wijirejo. Hasil dari


(54)

pembagian tersebut akan dikalikan dengan 100% sehingga akan menghasilkan persentase jumlah jawaban ya atau tidak dari setiap pertanyaan.

3. Menganalisis hasil dari kuesioner yang telah dipersentasekan.

Peneliti akan menganalisis total jawaban yang telah dipersentasekan. Total persentase akan menghasilkan pembahasan mengenai prinsip Good Government Governace yang diterapkan dalam pertanggungjawaban Alokasi Dana Desa di Desa Wijirejo. Selain itu, keterangan yang ada dalam kuesioner akan membantu peneliti dalam menganalisis lebih mendalam tentang seberapa jauh penerapan prinsip Good Government Governace yang diterapkan dalam pertanggungjawaban Alokasi Dana Desa di Desa Wijirejo atau alasan mengapa prinsip Good Government Governace tidak diterapkan dalam pertanggungjawaban Alokasi Dana Desa.

4. Mendeskripsikan hasil wawancara yang telah dilakukan.

Peneliti akan mendeskripsikan hasil jawaban wawancara dari para narasumber yakni Kepala Desa, Sekretaris Desa, Kepala Urusan Kesejahteraan, Kepala Urusan Keuangan, Ketua BPD (Badan Permusyawaratan Desa), Ketua LPMD (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa), Kepala Urusan Pemerintahan dan Sekretaris TPK (Tim Pengelola Kegiatan) yang berkaitan dengan bagaimana penerapan prinsip Good Government Governace dalam pertanggungjawaban Alokasi Dana Desa Wijirejo.


(55)

5. Menganalisis hasil wawancara yang telah dideskripsikan.

Peneliti akan menganalisis jawaban para narasumber yakni Kepala Desa, Sekretaris Desa, Kepala Urusan Keuangan, Ketua BPD (Badan Permusyawaratan Desa), Ketua LPMD (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa), dan Kepala Urusan Pembangunan mengenai penerapan prinsip Good Government Governace dalam pertanggungjawaban Alokasi Dana Desa. Selain itu, peneliti akan menganalisis keseuaian antara hasil jawaban wawancara tersebut dengan hasil jawaban kuesioner. Hal ini dilakukan agar peneliti dapat mendapatkan hasil pembahasan yang lebih mendalam mengenai penerapan prinsip Good Government Governace dalam perencanaan Alokasi Dana Desa Wijirejo.

6. Menarik kesimpulan dari hasil analisis jawaban kuesioner dan jawaban wawancara.

Peneliti akan menarik kesimpulan dari pembahasan yang telah dilakukan oleh peneliti. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah prinsip Good Government Governace telah diterapkan dalam pertanggungjawaban Alokasi Dana Desa dan seberapa jauh prinsip Good Government Governace diterapkan dalam pertanggungjawaban Alokasi Dana Desa, dan alasan atau hambatan yang ada jika prinsip Good Government Governace tidak diterapkan dalam pertanggungjawaban Alokasi Dana Desa.


(56)

G.Sistematika Penelitian

Berdasarkan uraian pendahuluan, landasan teori dan metode penelitian, peneliti mencoba memberikan gambaran umum mengenai kerangka penelitian pada Gambar 3.1 sebagai berikut:

Mulai

Selesai Pengumpulan Data

Data Primer Data Sekunder

Kesimpulan Pembahasan Wawancara

Kuesioner Observasi

Dokumen-dokumen terkait

Analisis Data Analisis Deskripstif

Kualitatif


(57)

BAB IV

Gambaran Umum Desa Wijirejo

A.Deskripsi Wilayah Penelitian

Desa Wijirejo merupakan salah satu desa di wilayah Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul, dibentuk pada tahun 1946, yang berjarak 1 km dari pusat pemerintahan Kecamatan, dan 6 km dari Ibukota Kabupaten Bantul.

Batas-batas wilayah Desa Wijirejo secara geografis adalah sebagai berikut: Sebelah Utara : Desa Guwosari Kecamatan Pajangan

Sebelah Selatan : Desa Triharjo Kecamatan Pandak Sebelah Barat : Desa Sendangsari Kecamatan Pajangan Sebelah Timur : Desa Gilangharjo Kecamatan Pandak

Desa Wijirejo adalah desa dengan tipologi persawahan dan memiliki luas wilayah 4.679.559 Ha. Desa Wijirejo terdiri dari 10 (sepuluh) pedukuhan, yaitu pedukuhan Pandak, Bajang, Gesikan III, Gesikan IV, Bergan, Ngeblak, Pedak, Kauman, Gedongsari, dan Kwalangan. Jumlah penduduk Desa Wijirejo Tahun 2016 tercatat sebanyak 12.479 jiwa terdiri dari 6160 laki-laki dan 6319 perempuan. Jumlah penduduk suatu desa dapat menjadi pertimbangan bagi pemerintah desa dalam pelaksanaan pembangunan, karena penduduk adalah sumberdaya yang sekaligus menjadi subyek dan sasaran pembangunan. Berdasarkan data di Tahun 2015, jumlah penduduk Desa Wijirejo adalah


(58)

sebanyak 10.448 jiwa dan pada Tahun 2016 menjadi 12.479 jiwa sehingga dalam kurun waktu satu tahun telah terjadi pertambahan penduduk sebanyak 2.031 jiwa. Berdasarkan data monografi Desa Wijirejo, sebagai desa dengan tipologi persawahan, mayoritas pekerjaan atau mata pencaharian masyarakat adalah petani. Hal ini dibuktikan dengan jumlah penduduk yang bekerja sebagai petani sebanyak 1386 orang dan buruh tani sebanyak 890 orang. Secara lebih rinci data pekerjaan masyarakat Desa Wijirejo dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1 Pekerjaan Masyarakat Desa Wijirejo Tahun 2016

No Pekerjaan Jumlah Satuan

1 Pegawai Negeri Sipil 455 Orang

2 TNI/Polri 65 Orang

3 Swasta 250 orang

4 Wiraswasta/Pedagang 590 orang

5 Petani 1386 orang

6 Tukang 450 orang

7 Buruh Tani 890 orang

8 Pensiunan 255 orang

9 Nelayan 0 orang

10 Peternak 60 orang

11 Jasa 2 orang

12 Pengrajin 197 orang

13 Pekerja Seni 0 orang

14 Lainnya 0 orang

15 Tidak Bekerja/Penganggur 0 orang

Sumber: Data Monografi Desa Wijirejo Tahun 2016

Pendidikan adalah hal yang akan sangat membantu kemajuan pembangunan desa. Dengan pendidikan yang berkualitas, sebuah desa dapat memiliki SDM yang nantinya berguna dan berperan penting dalam masyarakat desa. Dilihat dari jumlah lembaga pendidikan yang ada, Desa Wijirejo


(59)

memiliki 21 buah bangunan sekolah dan dilihat dari tingkat pendidikan masyarakat, Desa Wijirejo memiliki 4987 orang yang yang lulus sekolah. Secara lebih rinci dapat dilihat pada tabel 4.2 dan 4.3 berikut ini:

Tabel 4.2 Jumlah Prasarana Pendidikan Desa Wijirejo Tahun 2016

No Sarana/Prasarana Jumlah Satuan

1 Perpustakaan Desa 1 buah 2 Gedung Sekolah PAUD ada buah 3 Gedung Sekolah TK 8 buah 4 Gedung Sekolah SD 7 buah 5 Gedung Sekolah SMP 3 buah 6 Gedung Sekolah SMA 2 buah 7 Gedung Perguruan Tinggi 0 buah

Sumber: Data Monografi Desa Wijirejo Tahun 2016

Tabel 4.3 Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Wijirejo Tahun 2016 No Tingkat Pendidikan Masyarakat Jumlah Satuan

1 Taman Kanak-Kanak 315 orang 2 Sekolah Dasar/Sederajat 1696 orang

3 SMP 1849 orang

4 SMU/SMA 522 orang

5 Akademi/D1-D3 285 orang

6 Sarjana 265 orang

7 Pascasarjana S2 8 orang 8 Pascasarjana S3 0 orang 9 Pondok Pesantren 50 orang 10 Pendidikan Keagamaan 0 orang 11 Sekolah Luar Biasa 5 orang 12 Kursus Ketrampilan 0 orang 13 Tidak Lulus 0 orang 14 Tidak Sekolah 9 orang

Sumber: Data Monografi Desa Wijirejo Tahun 2016

Selain pendidikan, kelengkapan sarana/prasarana lainnya seperti kesehatan, ibadah dan olahraga juga dapat mendukung pemerintah desa dalam melaksanakan pembangunan melalui pemberdayaan masyarakat. Masyarakat dapat memanfaatkan semua sarana/prasarana yang dimiliki desa untuk


(60)

melaksanakan kegiatan positif dan berguna bagi pembangunan desa. Menurut data monografi tahun 2016, Desa Wijirejo memiliki 1 buah puskesmas, 10 buah posyandu di setiap dusun, 15 buah masjid, 1 buah sarana olahraga (lapangan bola). Secara lebih rinci dapat dilihat pada tabel 4.4, 4.5 dan 4.6 berikut ini:

Tabel 4.4 Sarana/Prasarana Kesehatan Desa Wijirejo Tahun 2016 No Sarana/Prasarana Jumlah Satuan

1 Puskesmas 1 buah

2 Poskesdes 0 buah

3 UKBM (Posyandu/Polindes) 10 buah

Sumber: Data Monografi Desa Wijirejo Tahun 2016

Tabel 4.5 Sarana/Prasarana Ibadah Desa Wijirejo Tahun 2016 No Sarana/Prasarana Jumlah Satuan

1 Masjid 15 buah

2 Mushola 17 buah

3 Gereja 2 buah

4 Pura 0 buah

5 Klenteng 0 buah


(61)

BAB V

Analisis Data Dan Pembahasan

A.Deskripsi Data Responden

Dalam penelitian ini, responden adalah orang – orang yang mempunyai pengetahuan tentang pengelolaan ADD dan memiliki tugas atau ikut berpartisipasi dalam pengelolaan ADD Desa Wijirejo tahun 2016. Oleh karena itu, peneliti telah menentukan responden dalam penelitian ini, yaitu perwakilan pamong desa, perwakilan dari tim pengelola ADD, perwakilan BPD (Badan Permusyawaratan Desa), dan perwakilan dari LKD (Lembaga Kemasyarakatan Desa). Dari hasil yang diperoleh, terdapat 25 orang responden yang terdiri dari Kepala Desa, Sekretaris Desa, Kepala Urusan Keuangan, Kepala Urusan Kesejahteraan dan 1 (satu) anggotanya, 2 (dua) orang pegawai kelurahan, Ketua BPD (Badan Permusyawaratan Desa) dan 3 (tiga) anggotanya, Ketua LPMD (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa) dan 3 (tiga) anggotanya, Sekretaris TPK 2016 (Tim Pengelola Kegiatan), serta 9 (sembilan) Kepala Dukuh di Desa Wijirejo. Deskripsi karakteristik responden dalam penelitian ini terdiri dari frekuensi dan persentase dari usia, jenis kelamin, dan lama jabatan.

Tabel 5.1 Data Profil Responden

No Nama Pendidikan

Jenis

Kelamin Jabatan Usia

1 Drs. H. Murtanda S1 Pria Kepala Desa 58 tahun 2

H. Fauzi Afnan,

S.P. S1 Pria Sekretaris Desa 48 tahun

3 Bintara, S.Pd. S1 Pria

Kepala Seksi

Kesejahteraan 48 tahun 4 Heri Sujoko, S.E. S1 Pria

Kepala Urusan

Keuangan 40 tahun

5 Danang Agus R. S1 Pria

Staf Honorer

Pembangunan 27 tahun


(62)

No Nama Pendidikan

Jenis

Kelamin Jabatan Usia

6 Budi Martanta S1 Pria Staf Keuangan 46 tahun

7 Ig. Widodo SMA Pria

Staf

Kesejahteraan 49 tahun

8 Agus Widodo SMA Pria

Sekretaris TPK

ADD 2016 52 tahun 9 S. Yori Manaan D3 Pria Ketua 1 LPMD 60 tahun 10 Drs. Edy Riyanta S1 Pria Ketua 2 LPMD 55 tahun

11 L. Maryanto S1 Pria Anggota LPMD 59 tahun

12 Muhajir D3 Pria Anggota LPMD 56 tahun

13 Surami, A.Ma.Pd. D3 Pria Ketua BPD 67 tahun 14 Slamet Aliyadi D3 Pria Anggota BPD 65 tahun 15 Supardi, S.Pd. S1 Pria Anggota BPD 52 tahun 16

Drs. H.R.

Soedjianto S1 Pria

Wakil Ketua

BPD 66 tahun

17 Tumijo D3 Pria Dukuh Pedak 48 tahun

18 H. Durori SMA Pria Dukuh Kauman 60 tahun

19 Sutardi SMA Pria

Dukuh

Kwalangan 43 tahun

20 H. Maryadi SMA Pria Dukuh Ngeblak 53 tahun

21 Siam SMP Wanita

Dukuh

Gedongsari 57 tahun 22 Tulus Sunardi SMA Pria Dukuh Bergan 60 tahun

23 Tatang Subagyo SMA Pria

Dukuh Gesikan

IV 52 tahun

24 Kabirun SMA Pria

Dukuh Gesikan

III 49 tahun 25 Amin Margiyatna D3 Pria Dukuh Bajang 47 tahun Sumber: Data Diolah

1. Responden Berdasarkan Usia

Tabel 5.2 Data Responden Berdasarkan Usia

Usia Jumlah (orang) Persentase (%)

20 - 30 Tahun 1 4

31 - 40 Tahun 1 4

41 - 50 Tahun 8 32

51 - 60 Tahun 12 48

61 - 70 Tahun 3 12

Total 25 100


(63)

Berdasarkan tabel 5.2 dapat diketahui bahwa jumlah responden tertinggi dalam penelitian ini berusia 51 – 60 tahun sebanyak 12 responden. Lainnya 8 responden berusia 41 – 50 tahun, 3 responden berusia 61 – 70 tahun, 1 responden berusia 20 – 30 tahun, dan 1 responden 31 – 40 tahun. 2. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 5.3 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah (orang) Persentase (%)

Pria 24 96

Wanita 1 4

Total 25 1

Sumber: Data Diolah

Berdasarkan tabel 5.3 dapat kita ketahui bahwa jumlah responden laki-laki lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah responden perempuan. Dalam penelitian ini hanya terdapat 1 responden wanita dan sisanya sebanyak 24 orang responden laki-laki.

3. Responden Berdasarkan Lama Jabatan

Tabel 5.4 Data Responden Berdasarkan Lama Jabatan Lama Jabatan Jumlah (orang) Persentase (%)

1 - 5 Tahun 6 24 6 - 10 Tahun 4 16 11 - 15 Tahun 7 28 16 - 20 Tahun 2 8

≥ Tahun 6 24

Total 25 100

Sumber: Data Diolah

Berdasarkan tabel 5.4 dapat kita ketahui bahwa persentase tertinggi 28 persen untuk responden dengan lama jabatan 11 – 15 tahun yaitu sebanyak 7 orang. Berikutnya masing-masing 24 persen untuk responden


(64)

dengan lama jabatan 1 – 5 tahun dan lebih dari 21 tahun masing-masing sebanyak 6 orang, 16 persen untuk responden dengan lama jabatan 6 – 10 tahun sebanyak 4 orang, dan terakhir 8 persen untuk responden dengan lama jabatan 16 – 20 tahun sebanyak 2 orang.

4. Responden Berdasarkan Pendidikan

Tabel 5.5 Data Responden Berdasarkan Pendidikan

Tingkat pendidikan Jumlah (orang) Persentase (%)

SMP 1 4

SMA 8 32

D3 6 24

S1 10 40

Total 25 100

Sumber: Data Diolah

Berdasarakan tabel 5.5 dapat kita ketahui bahwa tingkat pendidikan terakhir sebagian besar responden adalah strata 1 atau S1, yakni sebesar 40 persen atau sebanyak 10 orang. Lainnya sebanyak 8 responden berpendidikan SMA, 6 responden berpendidikan D3, dan 1 responden berpendidikan SMP.

B.Deskripsi Hasil Kuesioner

Deskripsi ini berisi data penelitian atau hasil dari kuesioner yang telah disebarkan tentang variabel yang digunakan. Deskripsi hasil kuesioner memuat jumlah jawaban ya, jawaban tidak, dan jumlah tidak dijawab. Berikut ini merupakan deskripsi hasil kuesioner secara rinci:


(65)

Tabel 5.6 Data Hasil Kuesioner Transparansi

Variabel Pertanyaan Ya

Persen tase

(%) Tidak

Persen tase (%) Tidak Jawab Persen tase (%) Perenca naan ADD

1. Apakah ada musyawarah rencana penggunaan dana Alokasi Desa ?

25 100 0 0 0 0

2. Adakah akses untuk masyarakat terhadap informasi mengenai rencana penggunaaan Alokasi Dana Desa ?

25 100 0 0 0 0

3. Apakah tersedia

informasi yang tepat dan akurat mengenai

jumlah Alokasi Dana Desa ?

24 96 1 4 0 0

Pelaksa naan ADD

4. Apakah proses pelaksaan ADD dilakukan secara terbuka ?

25 100 0 0 0 0

5. Apakah tersedia

informasi mengenai

laporan berkala penggunaan Dana Alokasi Desa ?


(66)

Variabel Pertanyaan Ya

Persen tase

(%) Tidak

Persen tase (%) Tidak Jawab Persen tase (%) 6. Apakah

masyarakat dapat mengakses informasi

mengenai

laporan berkala penggunaan Alokasi Dana Desa ?

25 100 0 0 0 0

7. Apakah ada Partisipasi masyarakat dalam pelaksaan Alokasi Dana Desa ?

25 100 0 0 0 0

Pertang gungjaw aban ADD

8. Apakah ada keterbukaan mengenai hasil pelaksanaan ADD ?

24 96 1 4 0 0

9. Apakah tersedia

informasi mengenai laporan

pertanggungjaw aban ADD ?

25 100 0 0 0 0

10. Apakah masyarakat dapat mengakses informasi mengenai laporan pertanggungjaw aban ADD ?


(67)

Variabel Pertanyaan Ya

Persen tase

(%) Tidak

Persen tase Tidak Jawab Persen tase (%) 11. Apakah ada

keterbukaan informasi mengenai

dokumen hasil pelaksanaan ADD ?

24 96 1 4 0 0

12. Apakah masyarakat dapat mengakses informasi

mengenai

dokumen hasil pelaksaan ADD ?

25 100 0 0 0 0

Sumber: Data Diolah

Tabel 5.7 Data Hasil Kuesioner Akuntabilitas

Variabel Pertanyaan Ya

Persen tase

(%) Tidak

Persen tase (%) Tidak Menja wab Persen tase (%) Perenca naan ADD

13. Apakah ada laporan

mengenai

rincian dana dan kegiatan

penggunaan dana ADD kepada

masyarakat ?

25 100 0 0 0 0

14. Apakah Tim pelaksana turut hadir dalam rapat rencana penggunaan dana ADD ?


(1)

Pertanyaan Hasil Wawancara Partisipan Selain pelaporan tertulis, kita juga

mengadakan pertemuan yang bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan pembangunan. ADD 2016 kemarin tanggal 31 Desember 2016 sudah dinyatakan 0 rupiah.

Kepala Desa, 23 Januari 2017

LPJ (laporan tertulis), setelah selesai pekerjaan kita mengadakan pertemuan dengan warga atau paling tidak dengan panitia pelaksana didusun untuk pelaporan dan kroscek pengeluaran habis berapa, dll, dan evaluasi hasil pekerjaan apakah sesuai memenuhi syarat atau belum. Kalau misalnya ada perubahan pekerjaan atau material, akan ada berita acaranya. Kemudian ada laporan belanja, laporan pekerjaan.

Kasi Pembangunan, 23 Januari 2017

laporan dari TPK atau laporan pertanggungjawaban

Kasi

Pemerintahan, 20 Januari 2017 LPJ, penyampaian informasi pada

warga dengan sosialisasi, dalam bentuk buku juga ada.

Sekretaris Desa, 20 Januari 2017 LPJ yang dibuat secara berkala,

setiap hari dicicil, dan berisi dokumentasi (foto), Laporan berkala (tiap kali kita ke lapangan), TPK (Tim Pengelola Kegiatan) membuat laporan secara lisan mingguan kepada PK (Pelaksana Kegiatan- Kasi Kesejahteraan).

Sekretaris TPK ADD 2016, 20 Januari 2017

3. Apakah ada kesulitan dari pemerintah desa dalam membuat pertanggungjawaban

administrasi? Ya, ini tergantung penerima dana, tapi kalau ini kan tidak ada kesulitan, soalnya yang mengerjakan TPK. Jadi penerima dana itu hanya mengerjakan, kalau material-material yang membelanjakan kan TPK.

Ketua BPD, 19 Januari 2017


(2)

Pertanyaan Hasil Wawancara Partisipan Jelas Ada. Karena ini adalah hal-hal

yang baru (peraturan baru), kita harus belajar dalam 1 tahun ini. Kesulitannya adalah perubahan sistem dari permendagri 37 tahun 2007 ke permendagri 113 dan SISKUDES (Sistem Keuangan Desa) yang diberlakukan tahun 2017 (mewajibkan banyak buku/ laporan yang dibuat) . Kami masih kesulitan dalam menyesuaikan perubahan. Namun kami juga dibantu oleh pemerintah daerah bagian pemerintah desa yang banyak mem-backup kami. Mereka (pemda) juga tahu (kesulitan kami), makanya misalkan ada 10 buku yang harus dibuat, mereka bilang step-by-step, misalkan 3 buku dulu untuk tahun ini, 5 buku untuk tahun depan.

Kaur

Keuangan, 20 Januari 2017

Tidak ada. Ketua LPMD,

19 Januari 2017 Kesulitan kami adalah

menyesuaikan peraturan SISKEUDES dari atas yang selalu berubah. Belum lama ini kaur keuangan mengikuti Bimtek SISKEUDES.

Kepala Desa, 23 Januari 2017

Ya, ada. Kadang-kadang aturan pemerintah itu berubah-ubah (format, pajak). Misal kalau dulu seluruh pajak ditanggung pemerintah, sekarang pajak ditanggung (dikurangkan dari jumlah dana) oleh masyarakat/ pedukuhan (penerima dana) dipotong dari setiap jumlah yang dibagikan ke masing-masing pedukuhan. Lalu kalau dulu biaya pelaporan ditanggung desa, sekarang tidak, karena harus dimasukkan ke biaya pelaporan setiap pedukuhan. Nah itu yang menjadi kesulitan kita mau menganggarkan dimana, karena tidak boleh dilaporkan.

Kasi

Pembangunan, 23 Januari 2017


(3)

Pertanyaan Hasil Wawancara Partisipan Solusinya, kita akan menyisihkan

terlebih dahulu dana untuk biaya pelaporan dan pajak, karena dana APBDes tidak boleh digunakan untuk biaya semacam itu. Ada juga pelatihan-pelatihan yang diadakan oleh Pemda Bantul untuk melatih bagian keuangan desa dalam menyesuaikan peraturan.

Tidak ada.

Kasi

Pemerintahan, 20 Januari 2017 sampai saat ini tidak ada. Sekretaris Desa, 20 Januari 2017 Tidak ada. Karena sesuai dengan

RAB, dan kita tinggal mengikuti saja.

Sekretaris TPK ADD 2016, 20 Januari 2017 4. Apakah dalam proses

pelaporan telah melalui jalur struktural yang telah ditentukan?

Ya, jelas melalui jalur struktural yang ada

Ketua BPD, 19 Januari 2017 Ya, kita mematuhi

Kaur

Keuangan, 20 Januari 2017 Ya.

TPK-DESA-KECAMATAN-PEMDA

Ketua LPMD, 19 Januari 2017 Ya, jelas. Kita tidak berani

menyimpang dari aturan.

Kepala Desa, 23 Januari 2017 Ya, telah sesuai.

Kasi

Pembangunan, 23 Januari 2017 Ya, telah sesuai.

Kasi

Pemerintahan, 20 Januari 2017

Ya, jelas Sekretaris Desa,

20 Januari 2017 Ya.

Sekretaris TPK ADD 2016, 20 Januari 2017 5. Apakah hasil

pelaksanaan program alokasi dana desa telah sesuai dengan yang telah direncanakan

sebelumnya?

Sudah paling tidak 90%. Setiap akhir tahun ada evaluasi bersama pembangunan yang sudah dilaksanakan apakah sesuai dengan yag sudah direncanakan sebelumnya.

Ketua BPD, 19 Januari 2017


(4)

Pertanyaan Hasil Wawancara Partisipan Ya. Kita wajib sesuai dengan

rencana yang disusun. Jika ada perubahan, harus disampaikan di berita acara. Presentasenya 90%. Kemarin ada berita acara mengenai perubahan peralihan material (semen) yang bertambah.

Kaur Keuangan, 20Januari 2017

Sudah 95% sesuai. Ketua LPMD, 19 Januari 2017 Ya, telah sesuai. Dari segi kualitas,

70 %. Kita tidak berani keluar dari PAGU (aturan yang ditentukan) untuk setiap proyeknya, maka kita harus selalu sesuaikan dengan standar untuk semua materinya.

Kepala Desa, 23 Januari 2017

Ya, sesuai bahkan lebih, bisa 110%. Kalau kurang kayaknya gak ada, tapi kalau lebih, banyak. Misalnya rabat beton itu rencananya 100meter, hasilnya 110meter dengan kualitas dan volume yang sama, karena terbatu dengan adanya swadaya dari masyarakat.

Kasi

Pembangunan, 23 Januari 2017 Ya sesuai tidak ada

perubahan-perubahan, diatas 90%. Tapi terkadang masyarakat (tim dusun) terlambat dalam membuat laporan-laporan untuk laporan pertanggungjawaban.

Kasi

Pemerintahan, 20 Januari 2017

Ya, telah sesuai 90%. Sekretaris Desa, 20 Januari 2017 Ya sesuai hampir 100%.

Sekretaris TPK ADD 2016, 20 Januari 2017


(5)

2016


(6)

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA (Studi Tentang Pelaksanaan Prinsip Partisipasi, Transparansi dan Akuntabilitas di Desa Kurungan Nyawa Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran)

0 4 15

ANALISIS PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA (Studi Tentang Pelaksanaan Prinsip Partisipasi, Transparansi dan Akuntabilitas di Desa Kurungan Nyawa Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran)

5 30 102

EFISIENSI USAHATANI PADI ORGANIK DI DESA WIJIREJO KECAMATAN PANDAK KABUPATEN BANTUL

0 4 99

EVALUASI PEMANFAATAN DANA DESA UNTUK PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR (Studi Kasus di Desa Gilangharjo, Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul Tahun 2015)

9 33 151

PERAN PERANGKAT DESA UNTUK MENGEMBANGKAN PRINSIP TRANSPARANSI DALAM GOOD GOVERNANCE Peran Perangkat Desa Untuk Mengembangkan Prinsip Transparansi Dalam Good Governance Pada Pemerintahan Desa(Studi Kasus Di Desa Pabelan Kecamatan Kartasura Kabupaten Suko

0 2 16

PERAN PERANGKAT DESA UNTUK MENGEMBANGKAN PRINSIP TRANSPARANSI DALAM GOOD GOVERNANCE Peran Perangkat Desa Untuk Mengembangkan Prinsip Transparansi Dalam Good Governance Pada Pemerintahan Desa(Studi Kasus Di Desa Pabelan Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoh

0 5 17

IMPLEMENTASI PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI PEMERINTAHAN DESA Implementasi Prinsip Good Governance Di Pemerintahan Desa (Studi Kasus di Kantor Kepala Desa Gedongan Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen).

0 4 15

IMPLEMENTASI PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI PEMERINTAHAN DESA Implementasi Prinsip Good Governance Di Pemerintahan Desa (Studi Kasus di Kantor Kepala Desa Gedongan Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen).

0 2 10

Penerapan prinsip good government governance dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban alokasi dana desa .Studi kasus desa Wijirejo Kecamatan Pandak Kabupaten Bantul

3 8 125

Analisis Pertanggungjawaban Alokasi Dana Anggaran Dengan Pendekatan Good Governance Pada Desa Talang Buluh Kecamatan Talang Kclapa Kabupaten Banyuasin

0 0 97