Islam Sebenar menurut al Quran version40

UNTUK MEREKA YANG PERCAYA KEPADA ALLAH, KITABNYA (AL QURAN) dan PARA RASULNYA. TIDAK ADA PAKSAAN DALAM BERAGAMA 2:256(al baqarah), 10:99(yunus).

54:17,22,32,40 (al Qamar) ‖Dan sungguh telah dimudahkan al Quran untuk dipelajari, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran‖ 47:24 (Muhammad) ‖Kenapa mereka tidak mendalami al Quran ini, atau apakah karena sudah terkunci hati mereka?‖ 20:2 (Ta Ha) ‖Kami tidak menurunkan al Quran ini untuk menyusahkan mu.‖

2: 99 (al Baqarah) ― Dan sungguh, Kami telah menurunkan ayat-ayat yang jelas ke padamu, dan tidaklah ada orang yang mengingkarinya/menentangnya selain orang- orang fasik.‖

17:36 (al Isra) ”Jangan mengikuti sesuatu yang kamu tidak punya pengetahuan tentangnya. Aku telah memberikanmu pendengaran, penglihatan dan otak (akal fikiran), dan kamu bertanggung-jawab untuk menggunakannya.‖

(Di anjurkan untuk membaca setiap halaman dengan teliti dari awal hingga akhir supaya bisa mendapat kefahaman yang lebih tepat, DAN SUPAYA TIDAK MENIMBULKAN FITNAH/PENINDASAN)

43:36 (Az-Zukhruf)Siapa saja yang mengabaikan pesan dari Yang Maha Pemurah, kami letakkan setan menjadi pendampingnya.

32:22 (As-Sajdah) Siapakah yang lebih zalim daripada orang yang telah diperingatkan dengan ayat2/bukti2 Tuhannya, kemudian mereka mengabaikannya? Sudah pasti Kami akan menghukum mereka yang berdosa.

72:17 (Al-Jinn) Sudah pasti Kami akan beri cobaan kepada mereka semua. Barangsiapa yang mengabaikan pesan Tuhannya, Dia akan menuntunnya ke dalam siksaan yang tambah berat.

ISLAM 1 (22:78)

1. Tidak ada tuhan selain Tuhan (Allah) Saja. 3:18(Al-Imran), 37:35(Al-Saffat), 47:19(Muhammad) (Dan tidak membeda- bedakan antara rasul-rasul dan nabi-nabi Allah: 2:136 (al-Baqarah), 2:285 (al-Baqarah), 3:84 (al-Imran), 4:152 (An-Nisa))

2. Mendirikan sholat 5 waktu. 22:78, 16:123. Subuh dan Isya ->24:58, Dzuhur ->17:78, Ashar->2:238, maghrib-> 11:114.

3. Berpuasa di bulan Ramadhan. 2:184,185.

4. Membayar zakat. 2:43, 83, 110, 177, 6:141, 7:156 etc

5. Menunaikan Haji. 2:196 etc

Kepercayaan 2:177 (al Baqarah) (Rukun Iman)

1. Percaya kepada Allah yang Maha Esa 2:136, 2:177,

2. Percaya kepada rasul-rasul dan nabi-nabi Allah. 2:136, 177, 185, 3:84, 4:152

3. Percaya kepada kitab-kitab Allah. 2:136, 177, 5:68

1 Disclaimer: Kami bukan dari golongan atau pihak manapun. Kami bukan dari aliran, sekte, mazhab, yayasan, institusi atau organisasi apapun, baru ataupun lama. Kami bukan al-Qiyadah, Ahmadiyah atau aliran baru maupun lama berkonsep negara Islam. Penyebaran

kebohongan atau gossip yang tidak benar dibenci Allah. (49:6,12).

4. Percaya kepada yang tidak terlihat (ghaib): 2:3

5. Percaya pada para malaikat 2:177, 285.

6. Percaya pada hari akhirat 2:62, 177, 3:114

7. Percaya adanya syurga dan neraka. 13:35, 47:15 etc

52 (al „Ankabut) : *Apakah tidak cukup bagi mereka bahwa Kami telah menurunkan ke padamu Kitab (Al Quran) yang

dibacakan ke pada mereka? Sungguh, dalam itu terdapat rahmat yang besar dan pelajaran bagi orang-orang yang beriman. Katakanlah, ―*Cukuplah Allah menjadi saksi antara aku dan engkau. Dia mengetahui apa yang di langit dan di bumi. Dan orang yang percaya ke pada yang batil dan ingkar ke pada Allah, mereka itulah orang- orang yang rugi.‖

Mari kita terlebih dahulu melihat bagaimana Allah memberi kita kebebasan untuk memilih jalan hidup kita. Segala sesuatu itu TIDAK

BOLEH DIPAKSA. Karena suatu paksaan itu adalah sejenis PENINDASAN. PENINDASAN adalah suatu tindakan yang memaksa, menakutkan, menghalang seorang dari menjalankan jalan hidupnya dengan damai. Ketika seseorang itu menjadi takut, terpaksa melarikan diri atau terpaksa bersembunyi (karena keselamatannya terancam) sehingga tidak bisa menjalankan jalan hidupnya dengan aman dan

damai, ini adalah suatu penindasan. ALLAH MENGECAM AKSI PENINDASAN 2:191, 193, 217, 8:39. Allah juga melarang kita untuk mengambil tindakan kekerasan kecuali terpaksa untuk membela-diri. Baca surah 2:190, 2:193 , 60:8-9. Allah menganjurkan jalan damai, 8:61, 4:90. Allah tidak suka tindakan kekerasan; 5:87. Allah menganjurkan kita untuk saling memaafkan dan bersifat toleransi 7:199. Allah melarang kita untuk membunuh diri, 4:29. Ayat2 ini semua juga jelas bahwa Allah melarang aksi terrorisme, bomb-bunuh-diri, dan kekerasan terhadap orang-orang yang tidak memerangi mu.

2:256 (al Baqarah) Tidak ada paksaan dalam beragama; jalan yang benar sekarang jelas beda dari jalan yang tidak benar. Siapa saja yang meninggalkan iblis dan mempercayakan Allah telah berpegang dengan ikatan yang paling kokoh; yang tidak akan putus. Allah Maha Mendengar, Maha Berkuasa.

Allah mengatakan bahwa PENINDASAN itu lebih buruk dari pembunuhan.

2:191 Kamu boleh membunuh mereka yang memerangimu (dalam perperangan), dan kamu boleh mengusir mereka dari tempat di mana kamu diusir. PENINDASAN LEBIH BURUK DARI PEMBUNUHAN. Jangan bertempur dengan mereka di Mesjid Suci, kecuali mereka menyerang kamu di situ. Jika mereka menyerangmu, kamu boleh membunuh mereka. Ini adalah pembalasan yang adil bagi mereka yang tidak percaya.

Fitnah adalah bahasa Arab yang artinya penindasan. Mungkin kebanyakan orang mempunyai kefahaman yang beda. Jika kita selidiki makna ‟fitnah‟ yang berasal dari bahasa Arab, artinya adalah penindasan atau ‟persecution‟. Kebanyakan orang mengartikannya dengan kebohongan, ini adalah pengartian yang keliru. Bukalah kamus bahasa Arab.

Peperangan disini maksudnya secara literal dalam perperangan yang mempertarungkan keselamatan dan nyawa. Jadi, tidak menjadi alasan untuk mengambil tindakan kekerasan atau membunuh seseorang hanya karena ‘berperang‘ mulut, atau hanya mempunyai perselisihan pendapat.

ALLAH TIDAK SUKA PENINDASAN DAN KEKERASAN.

2:193 Kamu boleh melawan mereka untuk menghapuskan PENINDASAN, dan untuk BEBAS MENYEMBAH ALLAH. Jika mereka

menahankan diri, kamu janganlah mengambil tindakan kekerasan. Kekerasan hanya diizinkan untuk melawan kekerasan.

[109:6] ”Untukmu agamamu, untuk aku agamaku.”

Mukadimah

Al Quran adalah sumber utama panduan Islam seluruh dunia. Ia telah menjadi buku yang dikagumi baik dipihak muslim maupun non- muslim. Sebuah kitab yang sayangnya belakangan ini jarang sekali diperhatikan maupun dikaji dengan mendalam secara terbuka. Sejarahnya sendiri sudah diketahui dan telah ada banyak buku/ makalah/ tulisan (literatur) yang menjelaskan riwayat sejarah turunnya al Quran. Sejarah bukanlah yang akan dibahas di sini. (Sekarang ini ada 6 versi berbeda catatan sejarah berdasarkan hadis mengenai ayat mana yang terakhir diturunkan. Sayangnya para ahli hadis dan ahli sejarah al Quran belum bisa menyelesaikan isu ini. Buku-buku yang kami baca mengenai hal ini seringkali berpihak atau mendukung hanya salah satu atau beberapa dari hadis mengenai ayat terakhir dan bahkan tidak menyebutkan yang lainnya.)

[54:17 (al Qamar)] Dan sungguh, telah Kami mudahkan al Quran untuk dipelajari, maka adakah orang yang mau

mengambil pelajaran?

“(Al Quran) Ini adalah penjelasan bagi manusia, dan supaya mereka diberi peringatan dengannya, dan supaya mereka mengetahui bahwasanya Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa dan agar orang-orang yang berakal mengambil pelajaran ”

14:52 (Ibrahim).

[6:51al Anam] Dan peringatkanlah dengan (Quran) ini kepada mereka yang mengingat hari di mana akan dikumpulkan semuanya

di hadapan Tuhan mereka, tidak ada Tuhan selain Dia, tidak ada

pelindung dan pemberi syafaat, supaya mereka mendapat keselamatan

12:111 (Yusuf) Di dalam sejarah mereka, ada pelajaran bagi mereka yang mempunyai AKAL FIKIRAN. Ini (makana hadisan) bukanlah HADIS yang direkayasa (dibuat-buat); ini (al Quran ini) membenarkan semua kitab-kitab sebelumnya, memberi (watafsila kulli syai‘in) penjelasan yang rinci untuk segala-galanya dan

sebuah cahaya petunjuk dan rahmat bagi mereka yang percaya.

6:116 (Al An ‘am) Jika kamu mengikuti KEBANYAKAN MANUSIA DI BUMI INI, mereka akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Mereka hanya mengikuti prasangka; mereka hanya menebak- nebak.

Tahukah anda dua agama yang paling dominan dimuka bumi sekarang ini adalah agama yang asalnya dari Kitab Allah, yaitu Torat, Injil dan al Quran? Lebih dari 3 milyar dari 6 milyaran manusia dimuka bumi ini adalah anggota/ahli/orang2 (member/people of the Books) yang menerima Kitab Allah yaitu beragama Nasrani, Islam dan juga Yahudi. Kita semua percaya bahwa Quran itu berlaku sepanjang zaman sampai kiamat. Jadi apakah mungkin ayat ini hanya berlaku pada zaman Nabi Muhammad? Baca lagi ayat ini dan fokuskan kepada ‘...mereka akan menyesatkan kamu dari jalan Allah..‘. Konteks ayat ini adalah sesat dari jalan Allah. Karena apa? Karena ‘...mereka hanya mengikuti prasangka, mereka hanya menebak- nebak‘, yaitu prasangka & tebak2kan itulah yang membuat orang belok/nyasar/menjauhi jalan Allah. Prasangka & tebak2kan dari apa? Di ambil dari mana? Di ayat ini jawabannya sudah tentu dari jalan Allah yang sebenarnya. Mereka membuat dugaan berlandaskan pengajaran orisinil Allah. Dugaan-dugaan ini menyimpang dari jalan Allah yang sebenarnya. Jadi jalan sebenarnya sudah wujud, namun mayoritas orang hanya mengikuti asumsi-asumsi yang diambil sebagiannya dari aslinya, penuh dengan prasangka & tebak2kan hingga jadi menyesatkan. Jadi kesimpulannya sederhana yaitu ayat ini tidak mungkin bermaksud hanya agama2/kepercayaan lain seperti Hindu, Confusiasme, Buddhisme dsbnya yang sama sekali bukan dari jalan Allah bahkan tidak ada hubungan dengan Kitab2Nya. Arti melenceng atau menyesatkan di ayat ini itu tentunya sesat bila dibandingkan dengan aslinya. Yaitu melenceng dari jalan yang sebenarnya.

Jadi jelas sekali ‟kebanyakkan orang‟ (aksyaraman) yang dimaksud diayat ini benar-benar kebanyakkan orang tanpa pengecualian karena lebih banyak orang dibumi ini memeluk agama yang berasal dari Kitab2Nya (mau itu sudah melenceng atau tidak dari aslinya) dibanding agama2 lain non-kitab Allah. Peringatan ini adalah buat kita juga yang merasa sudah benar agamanya maupun dasar2 dan ketentuan2 didalam agamanya. Kalau sudah merasa benar atau meyakini semuanya pasti benar dan sesuai dengan seluruh al Quran kenapa harus Jadi jelas sekali ‟kebanyakkan orang‟ (aksyaraman) yang dimaksud diayat ini benar-benar kebanyakkan orang tanpa pengecualian karena lebih banyak orang dibumi ini memeluk agama yang berasal dari Kitab2Nya (mau itu sudah melenceng atau tidak dari aslinya) dibanding agama2 lain non-kitab Allah. Peringatan ini adalah buat kita juga yang merasa sudah benar agamanya maupun dasar2 dan ketentuan2 didalam agamanya. Kalau sudah merasa benar atau meyakini semuanya pasti benar dan sesuai dengan seluruh al Quran kenapa harus

Yang lebih penting lagi adalah: jika anda percaya kepada peringatan Allah di ayat 6:112 ini tanyakan pada diri anda sendiri, ”Apakah yang selama ini diajarkan dan diikuti turun temurun dari dulu itu benar-benar sesuai dengan al Quran ?”. atau ‖Apakah dasar-dasar ketentuan yang katanya merupakan kesepakatan ulama-ulama itu benar-benar sesuai dengan seluruh al Quran?‖. Secara khusus pertanyaan ini justru sangat relevan bagi para pakar, guru dan pimpinan agama. Yang kedua adalah ‖Apakah anda harus takut, segan, ga enak, malu atau apalah untuk mencari tahu ?‖ dan ketiga ‖Apakah salah untuk melihat sendiri semua bukti-bukti dasar-dasar agama yang telah diajari turun temurun itu benar-benar sesuai dengan seluruh al Quran atau tidak? ‖. Yang keempat ‖Apakah mungkin ada atau malah banyak yang salah karena ternyata tidak terbukti dengan seluru h al Quran?‖ dan kelima, bagi mereka yang menyadari mungkin saja ada yang salah, pertanyaannya adalah ‖Bagaimana keselamatan kita di akhirat nanti jika dasar kepercayaan/iman dan keyakinan kita ternyata salah atau ada yang sudah dibelokkin, bukankah agama itu harus 100% sesuai dengan seluruh al Quran? ‖. Tidak kalah pentingnya pertanyaan berikut ini ‖Apa hak pihak-pihak atau orang-orang tertentu untuk marah2 bahkan mengambil tindak fisik/kekerasan jika anda coba mencari tahu atau mempersoalkan ajaran2 yang t elah ada selama ini?‖ Diawal makalah ini kami sudah mengutip ayat2 Quran yang dengan jelas melarang tindak kekerasan kecuali kalau kita duluan yang diserang dengan kekerasan untuk menghalangi/menindas hanya karena benar2

percaya kepada Allah dan apa yang diturunkanNya. Bukankah tidak ada paksaan dalam agama? Baca 2:193, 256, 10:99.

Tidak terlalu sulit untuk melihat dimana ajaran-ajaran al qiyadah, Quran Suci, Eden, ahmadiyah dll itu sudah melenceng. Tidak begitu menyusahkan pula melihat dimana yang benar itu dibelokkan oleh mereka karena fahaman tertentu. Karena sekiranya pun mereka menggunakan ayat2 al Quran untuk mendukung doktrin/fahaman mereka sudah pasti pemahaman pada doktrin itu bertentangan dengan ayat2 lainnya. Allah berfirman bahwa ayat2Nya tidak mungkin ada yang saling bertentangan (Al-nesa 4:82, 6:115). Secara langsung ini berarti pemahaman yang sudah benar dan telah di cek/diteliti ke seluruh isi al Quran tidak akan bertentangan dengan satu pun ayatNya. Pemahaman itu harus 100% sesuai dengan seluruh al Quran baru bisa dianggap benar. Dengan memastikan pemahaman itu sesuai dengan seluruh Quranlah kita terhindar dari mengambil kesimpulan yang tidak akurat apalagi salah. Quran jadi bentengnya. Perumpamaannya seperti jalur busway yang menetapkan koridor bis-bis busway, jadi ga melenceng kemana-mana. Kalau masih ada yang berlawanan/bertentangan maka sepintar dan sehebat apapun pemahaman itu atau para penulisnya, bagaimanapun anda suka dan

menyayangi pahaman itu, pasti masih ada cacatnya atau bahkan bisa saja salah total. Koq bisa gitu? Karena hanya Allah saja yang

Maha Mengetahui dan sudah pasti terjamin benar 100%. Kita manusia yang ga bisa apa-apa ini sangat lemah dan penuh kekurangan

dan sebenarnya harus mengalah kepada apa yang di wahyukanNya. Sekiranya ada satu ayat atau potongan dari satu ayat dikutip untuk menjelaskan atau membuktikan sesuatu maka penjelasan/keterangan atau pembuktian itu tidak boleh bertentangan apalagi

berlawanan dengan satu pun ayatNya. Ia haruslah konsisten dan mendukung kebenaran2 yang ada diseluruh al Quran! Asumsi, kemungkinan atau prasangka semata tidak bisa dijadikan patokkan bahkan kesepakatan ulama sekalipun. Jadi ga sulit koq untuk melindungi diri dari ajaran yang sesat. Allah menyatakan di Ali Imran 3:7 bahwa ada orang2 yang bisa saja membelokkan arti ayat2 ‘mutasyabihat‘ (ayat yang memilikki arti ganda atau perumpamaan) untuk menyesatkan. Tapi pelajaran dari ayat 6:112 ini juga mengajak

kita untuk mengintrospeksi semua ajaran yang selama ini dianggap mayoritas itu benar. Apalagi jika anda memahami ayat 17:36, yang mana Allah dengan tegas melarang kita untuk tidak mengikuti sesuatupun jika belum benar2 punya pengetahuan tentangnya!!

Orang bisa saja membuat dugaan berdasarkan ajaran asli Allah dengan mempergunakan terkaan dan akhirnya menambah-nambahkan ajaran tanpa otorisasi dari Allah sendiri dan akhirnya menyesatkan orang-orang dari ajaran asli Allah apalagi dengan ayat2 mutasyabihat seperti yang diFirmankan di 3:7.

2:213 (al Baqarah) Orang-orang tadinya satu komunitas ketika Allah mengutus para nabi-nabi membawa berita-berita gembira dan ancaman. Dia menurunkan bersama mereka Kitab, membawa kebenaran, untuk mengadili orang-orang yang dalam pertikaian. ...........

Kitab Allah membawa kebenaran.

5:77 (al Maedah) Ka takanlah, ‖wahai orang-orang Kitab, jangan

melampaui batas-batas agama mu sehingga keluar dari apa

yang BENAR, dan janganlah mengikuti pendapat-pendapat orang-orang yang telah tersesat jauh dan telah menyesatkan banyak sekali orang-orang; mereka jauh tersesat dari jalan yang

BENAR .‖

11:56 (Hud) ‖Saya telah meletakan kepercayaan saya kepada Allah, Tuhanku dan Tuhanmu. Tidak satu makhlukpun yang tidak Dia kendalikan. Tuhanku berada di jalan yang BENAR.

Kitab Allah -> jalan yang paling benar dan pasti benar. Satu-satunya sumber dari Allah yang tidak ada keraguan didalamnya.

Di ayat 5:77, Allah memerintahkan kita supaya tidak keluar dari apa yang benar, yaitu jangan keluar dari batas-batas KitabNya. Maka, kita juga dilarang mengikuti pendapat-pendapat pribadi atau orang-orang yang TIDAK SEJALAN dengan yang BENAR. Ini berarti kita hendaklah mengikuti apa yang ada di KITAB ALLAH tanpa keraguan dan tanpa mempertanyakan hikmah atau kebijaksanaan Allah. Janganlah kita ikuti ajaran-ajaran yang bengkok/melenceng dari Kitab Allah. Ayat ini juga menyatakan bahwa orang-orang yang telah melampaui batas telah menyesatkan banyak orang dari jalan yang benar, yaitu dari jalan Kitab Allah. Coba kita dengan OBYEKTIF melihat diri kita sendiri dan masyarakat komunitas kita. Apakah kita termasuk golongan yang mengikut-ikut orang-orang ini atau kita yang memimpin banyak orang ke jalan yang salah tanpa disadari?

10:32 (Yunus) Begitulah Allah, Tuhanmu sebenarnya. Apakah setelah KEBENARAN itu, kecuali KEBATILAN? Bagaimana kamu bisa mengabaikannya?

Allah -> Benar ->Kitab Allah -> Benar. Setelah kebenaran -> Batil/kepalsuan

Allah mengatakan bahwa apapun setelah atau selain kebenaran itu adalah kebatilan, yaitu, kepalsuan atau kebohongan. Dan Allah dengan tegas menyatakan bahwa DIA yang BENAR, maka KITAB ALLAH itulah yang BENAR. Maka TIDAK ADA KOMPROMI ATAU TOLERANSI MENGENAI HAL INI.

BAGAIMANA SEKIRANYA KITA MENGIKUTI SESUATU YANG TIDAK ADA DASARNYA DENGAN YANG BENAR ITU, TETAPI KITA TIDAK SADAR? APAKAH ANDA TAHU PASTI APA YANG ANDA IKUTI ITU YANG BENAR? ANDA PERNAH MEMBUKTIKANNYA? ANDA MEMPUNYAI ILMU YANG TIDAK BISA DIRAGUKAN LAGI? ATAU ANDA HANYA MENGIKUTINYA AJA, KARENA BEGITULAH YANG DIAJARKAN, ATAU BEGITULAH KEPERCAYAAN KELUARGA ATAU KOMUNITAS ANDA?

17:36 ”Jangan mengikuti sesuatu sebelum kamu membuktikan sendiri kebenarannya. Aku telah memberikanmu pendengaran, penglihatan dan otak (akal fikiran), dan kamu bertanggung-jawab untuk menggunakannya. ”

Tafsir ayat ini bisa juga seperti berikut,. ‖ Jangan mengikuti sesuatu yang kamu tidak punya pengetahuan tentangnya.............‖ yang sebenarnya sama saja arti/maknanya!

17:46 Kami letakkan pembatas menutupi akal fikiran mereka, untuk menghalang mereka dari memahaminya (al Quran), dan ketulian di telinga mereka. Dan ketika engkau menyebutkan (dzakarta) Tuhanmu (rabbaka) dengan al Quran (filqurani) SAJA (wahdahu), mereka melarikan diri dengan kebencian. (Baca hal 28)

InsyaAllah, makalah ini tidak menambah-nambahkan, merubah atau membengkokan apa yang telah tertulis di al Quran. Makalah ini adalah suatu usaha untuk menyampaikan ulang apa yang Allah wahyukan, yakni al Quran, ke dalam bahasa kita sendiri supaya, insyaAllah, menyadarkan diri kita sendiri akan keBENARAN yang telah sampai di tangan kita selama 1400 tahun.

Sebelum kita berdiskusi lebih lanjut, kita harus sama-sama ada pengertian dasar mengenai al Quran agar seluruh diskusi menjadi sehat dan meluruskan keimanan. Nomor yang di depan (kiri) adalah nomor Surah dan nomor setelah tanda ‗:‘ / dibagian kanan adalah nomor ayat dalam surahnya. Jika dituliskan nomor Surah & Ayat-ayat dalam tanda kurung dan dikutip arti/ tafsir serta konteks ayat-ayat tersebut, sebaiknya anda membaca, memikirkan dan memperhatikan sendiri ayat-ayatnya serta logika penyampaian maupun kesimpulan yang diambil di sini sehingga tidak timbul kesalah-fahaman dan fitnah/penindasan sehingga tidak bisa bebas beragama [ ―…..Sedangkan penindasan lebih kejam dari pembunuhan….2:217 (al Baqarah)]. Kami hanyalah menyampaikan keterangan bukan mengajarkan. Juga,

kita harus memahami ayat pada surah di bawah ini, 29:46 (al „Ankabut).

― Dan janganlah kamu berdebat dengan ahli kitab, melainkan dengan cara yang paling baik, kecuali dengan orang-orang zalim ― Dan janganlah kamu berdebat dengan ahli kitab, melainkan dengan cara yang paling baik, kecuali dengan orang-orang zalim

Harus ditekankan bahwa, kami beriman kepada semua rasul-rasul dan nabi-nabi yang telah diutus Allah untuk umat manusia tanpa

membeda-bedakan antara mereka (2:136, 285 al Baqarah, 3:84 al-Imran, 4:152 An-Nisa). Mereka adalah manusia pilihan Allah yang membawa kebaikan dan kebenaran. Yang DiutusNya sebagai rahmat, pembawa berita gembira, peringatan, ilmu-ilmu dan juga amaran (dalam bentuk wahyu) bagi semua umat manusia.. Allah yang Maha Pemurah dan Maha Pengasih telah menganugerahkan kita dengan utusan-utusanNya dan wahyu-wahyu yang penuh petunjuk dan pedoman yang sempurna dan lengkap, agar orang-orang beriman

mempunyai jalan yang jelas dan benar untuk selamat di dunia dan akhirat. Maka atas seluruh nikmat, rahmat dan hikmah Allah kepada manusia sambil kita orang-orang yang beriman berjalan mencari rezeki atau kesuksesan dibumi ini, diwajibkan menyayangi Allah

melebihi kehidupan duniawi. Termasuk melebihi anak-anak sendiri, isteri atau suami, melebihi harta-harta yang ada dan seterusnya (orang-orang yang beriman dengan otomatis akan menyayangi Allah melebihi semuanya tanpa perlu diperintahkan). Kita juga diwajibkan untuk mencintai Allah dan rasul-rasul-Nya melebihi semua orang dan semua benda yang ada. [9:24 (at Taubah)]. Artikel ini juga adalah suatu karya yang menekankan cinta kita terhadap Allah dan rasul-rasulNya.

Renungkan dan fahami tanpa ada yang dibelokkan ayat-ayat berikut dari al Quran (Surah 20 (Tha Ha): 124-128):

Surah 20 (Tha Ha):

124. Dan barang siapa berpaling dari peringatanKu, maka sungguh, dia akan menjalani kehidupan yang sempit, dan Kami akan mengumpulkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta

125 . Dia berkata ‖Ya Tuhanku, mengapa Engkau kumpulkan aku dalam keadaan buta, padahal dahulu aku dapat melihat?‖ 126. Dia (Allah) berfirman ―Demikianlah, dahulu telah datang ke padamu ayat-ayat Kami, dan Kamu mengabaikannya, jadi begitu pula

pada hari ini ka mu diabaikan‖ 127. Dan demikianlah Kami membalas orang yang melampaui batas dan tidak percaya pada ayat-ayat Tuhannya. Sungguh, azab

diakhirat itu lebih berat dan lebih kekal. 128. Maka tidakkah menjadi petunjuk bagi mereka berapa banyak sebelum mereka yang Kami binasakan, padahal mereka melewati (di

bekas-bekas) tempat tinggal mereka (yang dibinasakan itu)? Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.

Surah 5 (al Ma‟idah):43-50

Surah 5 ( al Ma‟idah):

43. Dan bagaimana mereka akan mengangkatmu menjadi hakim mereka, padahal mereka mempunyai Taurat yang di dalamnya hukum Allah, nanti mereka berpaling setelah itu? Sungguh, mereka bukan orang-orang yang beriman.

44. Sungguh Kami yang menurunkan Kitab Taurat di dalamnya petunjuk dan cahaya. Yang dengan Kitab itu para nabi yang berserah diri ke pada Allah memberi putusan atas perkara orang Yahudi, demikian juga para ulama dan pendeta-pendeta mereka, sebab mereka

diperintahkan memelihara kitab-kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya. Karena itu janganlah kamu takut ke pada manusia, takutlah ke padaKu. Dan janganlah kamu juall ayat-ayatKu dengan harga murah. Barangsiapa tidak memutuskan dengan

apa yang diturunkan Allah, maka mereka itulah orang-orang kafir.

45. Kami telah menetapkan bagi mereka di dalamnya bahwa nyawa dengan nyawa, mata dengan mata, hidung dengan hidung, telinga

dengan telinga gigi dengan gigi, dan luka-luka ada kisasnya. Barangsiapa melepaskannya, maka itu penebus dosa baginya. Barang siapa

tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itulah orang-orang zalim.

46. Dan Kami teruskan jejak mereka dengan mengutus Isa putra Maryam, membenarkan Kitab yang sebelumnya, yaitu Taurat. Dan Kami menurunkan Injil ke padanya, di dalamnya terdapat petunjuk dan cahaya, dan membenarkan Kitab yang sebelumnya yaitu Taurat, dan sebagai petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang bertakwa.

47. Dan hendaklah pengikut Injil memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah di dalamnya. Barang siapa tidak

memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itulah orang-orang fasik.

48. Dan Kami telah menurunkan Kitab (al Quran) ke padamu dengan membawa kebenaran, yang membenarkan kitab-kitab yang

diturunkan sebelumnya dan menjaganya, maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang diturunkan Allah dan janganlah

engkau mengikuti keinginan mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang ke padamu. Untuk setiap umat di antara

kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Kalau Allah menghedaki, niscaya kamu dijadikanNya satu umat, tetapi Allah hendak

menguji kamu terhadap karunia yang telah diberikanNya ke padamu (al Quran), maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya ke pada Allah kamu semua kembali, lalu diberitaukanNya ke padamu terhadap apa yang dahulu kamu perselisihkan,

49. dan hendaklah engkau memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah engkau

mengikuti keinginan mereka. Dan waspadalah terhadap mereka, jangan sampai mereka memperdayakan engkau terhadap sebagian apa yang diturunkan Allah ke padamu. Jika mereka berpaling, maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah berkehendak menimpakan musibah ke pada mereka disebabkan sebagian dosa-dosa mereka. Dan sungguh, kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik.

50. Apakah hukum jahiliah yang mereka kehendaki? Siapakah yang lebih baik daripada Allah bagi orang-orang yang meyakini(Nya)?

Menurut anda, apakah tafsir di atas sulit untuk difahami? Ada yang tidak jelas? Apa kita perlu seorang guru untuk menjelaskan makna ayat-ayat ini?

2:272 (al Baqarah) Bukan tugas mu untuk membimbing (memberi petunjuk) siapa pun. Hanya Allah yang memberi petunjuk kepada siapapun (untuk mendapat petunjuk) ….

Ayat ini bukan hanya berlaku untuk rasul, tetapi juga

untuk semua orang yang ingin mendapat bimbingan. Manusia menjadi Islam bukan karena rasul, tetapi karena Allah atas

kehendakNya. Tugas utama seorang rasul atau nabi, termasuk Nabi Muhammad, menurut al Quran yang sempurna, adalah hanya untuk menyampaikan (3:20). Seorang itu menjadi Islam bukan karena Nabi Muhammad, tetapi karena bimbingan dan petunjuk Allah. Maka jika seseorang mengatakan dia Islam karena Nabi Muhammad, atau karena orang-orang tertentu (guru, orang tua, ustaz atau karena pernikahan), orang tersebut menjadi sekutu Allah!

Tugas seorang guru dalam isu ini bukanlah mengajarkan tetapi seharusnya hanya menyampaikan atau menunjukkan ayat-ayat Allah yang

lurus dan benar dengan objektif tanpa dibelokkan artinya. Ingat Nabi Muhammad sendiri semasa hidupnya juga diperintahkan hanya untuk mengikuti [5:48-

50 (al Ma‟idah)] dan menyampaikan saja [5:92 & 99 (al Ma‟idah)] bukan untuk mengajarkan. Dan terserah bagi setiap murid yang menerima pesan ini untuk percaya atau tidak apa yang disampaikan guru tersebut karena tidak ada paksaan dalam beriman, 2:256(al Baqarah), 10: 99-100 (Yunus). Yang mengajar al Quran justru adalah Allah, baca 55:2 (ar Rahman). Dia-lah yang akan memasukkan inspirasi dan pengertian ke dalam qolbu orang-orang yang benar beriman, 75:16-19 (al

Qiyamah). Seorang guru haruslah bisa memicu murid-muridnya untuk berfikir dan menggunakan akal dan logika dalam mendalami ilmu apapun. Suatu pernyataan dari si guru haruslah didukung dengan bukti-bukti nyata [ baca 17:36-38 (al Isra‘)] dan penjelasan yang masuk akal.

Penyampaian seperti ini, bisa lebih produktif sehingga ilmu yang benar itu bisa disampaikan dan diterima secara ikhlas dan lurus tanpa

perlu „mendoktrin‟ atau „mem-brain-wash‟. Seorang guru janganlah bersifat ‗menggurui‘ sehingga setiap kata seorang guru itu dianggap benar tanpa ada keraguan karena manusia itu sangat mungkin melakukan kesalahan! Seorang guru hendaklah mengajak murid-muridnya berdiskusi di ‗level‘ atau tingkat yang sama tanpa ada perbedaan derajat antara satu dengan yang lain (termasuk dengan diri guru itu sendiri). Dengan demikian, seorang guru bisa juga mendapat inspirasi tentang pemahaman baru dari muridnya. Inspirasi-inspirasi dalam pemahaman yang lebih dalam bukanlah suatu yang wujud dengan sendirinya. Semua ‗inspirasi‘ atau pemahaman yang benar wujud dari Allah sendiri. Dengan ini, seorang ‗guru‘ tidak lagi menjadi seorang ‗guru‘, malah, InsyaAllah, menjadi hamba Allah yang beriman

seperti orang-orang yang telah diberi nikmatNya (al Fatihah ayat 7). Begitu juga dengan murid-muridnya. Dengan ini, tidak ada lagi makna seorang guru. Guru bagi orang-orang beriman adalah al Quran itu sendiri (dan Allah).

Orang-orang yang beriman dengan benar adalah orang-orang yang MEMPERCAYAKAN ALLAH TANPA SETITIK KERAGUANpun

(dengan itu, beriman kepada al Quran). Dan mereka percaya dengan yakin bahwa dengan kesabaran dan keyakinan (iman yang tulus ikhlas dan benar) bahwa Allah sendiri dengan kehendakNya akan membuka hati mereka agar ilmu dan Islam yang benar akan masuk ke dalam qolbu mereka, sehingga dapat memahami jalan yang lurus (al Fatihah ayat 6).

Orang-orang yang takut mempelajari al Quran hingga percaya bahwa perlu seorang guru untuk mengajarkan mereka supaya tidak salah, adalah orang yang ragu dalam beriman dan tidak mempunyai keyakinan terhadap Allah (untuk mengajarkannya). Orang- orang seperti ini tidak akan berfikir bahwa al Quran itu mudah. Akibat kepercayaan ini, Allah akan mengunci hati mereka.

Bacalah seterusnya artikel ini dan Insya Allah, kami akan menyampaikan kepada pembaca ayat-ayat al Quran yang menjelaskan semua isu-isu dan keterangan-keterangan yang kami tekankan di sini.

41:44 (Fussilat) Jikalau Kami turunkan al Quran itu dalam bahasa selain bahasa Arab, mereka akan berkata, ―Mengapa ditur unkan dalam bahasa itu?‖ Apakah dalam bahasa Arab atau tidak, katakanlah ―Al Quran itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang beriman. Dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga mereka ada sumbatan, sedang al Quran itu suatu kegelapan bagi mereka. Seolah-olah mereka dipanggil dari tempat jauh.‖

Ayat ini jelas bahwa bahasa itu tidak menjadi kendala dalam memahami al Quran. Dengan menggunakan tafsir yang ada, anda bisa dengan baik (insya Allah) mempelajari kandungan al Quran itu. Dan jika anda terus mempelajari tafsir yang ada (berulang-ulang membaca tafsir al Quran dari ujung ke ujung dan mempelajarinya), insya Allah, anda akan lebih memahami al Quran itu dan memperdalam ilmu anda sehingga anda sendiri bisa menemukan jika sekiranya ada tafsir beberapa ayat yang kurang akurat. Berbagai cara bisa anda lakukan. Jangan hanya menggunakan tafsir dari hanya satu penerbit, tetapi gunakan beberapa tafsir dari beberapa penerbit. Dengan menggunakan kamus, anda tidak perlu menguasai bahasa Arab untuk mencari makna-makna yang tepat. Dengan usaha yang sederhana seperti ini, dengan niat yang benar, dan keikhlasan, insya Allah, pengertian yang lurus dan benar akan masuk ke dalam hati anda sehingga memperkuat iman dan memperdalam pengertian anda tentang kebenaran itu. Gunakanlah akal fikiran anda dan yakinlah (dan memohon) ke pada Allah yang Maha Bijaksana, Dia-lah sebaik-baik pembimbing dan pelindung.

―Dan sungguh, Kami telah menurunkan ayat-ayat

yang jelas ke padamu, dan tidaklah ada orang yang mengingkarinya/menentangnya selain orang- orang fasik.” [2: 99 (al Baqarah)].

Allahu Akhbar!! Orang-orang yang beriman, tidak akan membantah Kebenaran dari Allah! Sudah pasti al Quran itu mudah untuk dipelajari dan jelas. Kita hanya perlu kesabaran, keinginan, keikhlasan, keyakinan, keimanan dan menggunakan akal fikiran. Bagi orang yang betul- betul beriman, InsyaAllah, semua kualitas ini akan ada di qolbunya dengan otomatis dengan kehendakNya

Coba anda perhatikan cerita-cerita tentang nabi-nabi dan para rasul kita, adakah di antara mereka ini sebelumnya seorang ulama

atau ahli agama? Contoh, Nabi Isa menyeru orang-orang Yahudi untuk kembali ke jalan yang benar, sedangkan pada waktu itu, agama atau ahli agama? Contoh, Nabi Isa menyeru orang-orang Yahudi untuk kembali ke jalan yang benar, sedangkan pada waktu itu, agama

mereka), Nabi Muhammad mendapat wahyu ayat-ayat al Quran dan dia diberi tugas untuk menyampaikan ayat-ayat tersebut supaya Islam

yang aslinya dari Ibrahim (22:78) bisa dibersihkan kembali dan disempurnakan. Sekarang, kita renungkan kembali kenapa tidak seorang pun di antara orang-orang pilihan Allah ini tadinya seorang ulama agama pada

waktu itu. Fakta ini menyatakan bahwa, bimbingan, petunjuk dan ajaran itu semuanya datang dari Allah (2:272 dan 55:2, 75:19).

Kita Islam bukan karena guru kita, atau karena orang tua kita, atau karena Nabi Muhammad. Kita Islam karena kehendak Allah dan petunjukNya (tergantung juga dengan pilihan kita sendiri), jika kita beruntung mendapatkan rahmat ini. Para nabi dan rasul adalah ‗alat‘ bagi Allah untuk menyampaikan pesanNya (42:51). Dan setelah pesan-pesan itu sampai, Allah yang akan memilih siapa saja dengan kehendakNya yang akan mendapat petunjuk itu dan akhirnya terbimbing ke jalan yang lurus. Karena itu surah al Fatihah itu adalah inti bacaan di dalam Sholat kita setiap hari.

55:1 Yang Maha Pemurah

55:2 Yang mengajar al Quran

75:17 Kamilah yang akan mengumpulkannya menjadi al Quran

75:18 Setelah kami membacakannya, kamu hendaklah mengikuti al Quran tersebut.

75:19 Kemudian, Kamilah yang akan menjelaskannya Coba kita renungkan… jika sekiranya anda hidup di zaman Nabi Muhammad, dan anda penganut agama yang ada di zaman itu (sebelum

Muhammad menyeru kembali ke Islam), dan kemudian Nabi Muhammad menyeru kepada anda supaya membersihkan diri anda, dan meninggalkan agama orang tua anda, apakah anda akan langsung menerimanya dan pesan yang dia sampaikan?? Sekiranya anda menjawab ‘insya Allah‘ (sudah pasti dengan izin Tuhan), tentunya anda sadar bahwa jika anda sudah berpegang kepada apa yang ada sebelum Nabi Muhammad menyampaikan al Quran, belum tentu anda langsung percaya/beriman kepadanya. Anda tentunya berakal fikiran dan menyadari tidak semudah itu meninggalkan kepercayaan lama turun-temurun. Disinilah letak masalah rasul2Nya yang dikisahkan didalam al Quran.

Coba baca al Quran (terjemahannya) dengan sepenuhnya dan simak kembali sejarah-sejarah para nabi-nabi dan rasul-rasul kita. Setiap kali Allah mengutus seorang di antara kaumnya untuk meninggalkan agama orang tua mereka (karena telah sesat), utusan-utusan Allah ini dimusuhi, dibenci, dan banyak yang dibunuh.

Apabila anda melihat seorang ulama, yang memakai jubah, serban dan mempunyai banyak gelar dan kelulusan pendidikan tinggi,

kemungkinan besar, anda, seperti kebanyakan orang, akan menghormati dia dan akan percaya akan omongannya. Tetapi, apabila orang

biasa, yang tidak mempunyai latar belakang pendidikan formal, dan tidak mempunyai gelar apa-pun, apakah anda akan percaya orang ini jika sekiranya dia menyeru kembali ke ajaran Allah? Kita tidak perlu membohongi diri kita karena kebanyakan kita sebenarnya hipokrit, musyrik dan amat bias. Kita lebih cendrung memandang orang yang diberi gelar-gelar manusia kebanding orang-orang yang benar diberi petunjuk Allah. Karena apa? Pada dasarnya kita ini bias, tidak pernah menyelidiki dan membuktikan sendiri kebenaran itu, dan kita lebih cendrung mencari jalan pintas dan mudah, akhirnya kebanyakan orang tidak bisa mendapat petunjuk karena mereka telah memilih jalan demikian dan akhirnya Allah mengunci hati mereka. Kebanyakan orang akan lebih cendrung, tanpa disadari, berpegang kepada apa yang telah diajari orang tua mereka dan guru-guru mereka walaupun ajaran-ajaran tersebut tidak konsisten dengan isinya sendiri apalagi diteliti dengan seluruh al Quran ..

Ingat, Nabi Muhammad dan setiap rasul-rasul itu adalah orang biasa (18:110). Jadi, kita jangan menganggap kita ini tidak layak mendapat petunjuk dan bimbiingan. Jika kita memilih untuk tidak percaya, atau jika kita kurang yakin akan kemampuan kita (dan terutama jika kurang yakin Allah akan memberi petunjuk), Allah bisa saja akhirnya tidak memberi petunjuk ke pada kita, walaupun kita pergi berguru dengan ustaz atau ulama.

18:110 Katakanlah, ―Saya tidak lain hanya manusia biasa seperti kamu, yang diberi 18:110 Katakanlah, ―Saya tidak lain hanya manusia biasa seperti kamu, yang diberi

Surah Muhammad, 47:24 : Kenapa mereka tidak mempelajari al Quran ini

dengan baik? Apakah pikiran mereka dikunci? Sedangkan ayat ini adalah tantangan bagi mereka yang belum percaya… dan jika sekiranya mereka benar mempelajari al Quran ini,

mereka akan mendapati bagaimana sempurnanya al Quran ini dan insya Allah, mereka akan akhirnya percaya. Bagaimana pula dengan kita-kita ini yang mengakui diri kita Islam? Apakah sudah khatam al Quran (dan terjemahannya)? Apakah kita

sudah mendalami dan mempelajari al Quran ini dengan baik? Padahal Allah sendiri memberi tantangan kepada mereka yang masih belum percaya untuk benar-benar mempelajari al Quran ini, dan jika sekiranya mereka ragu, cobalah membuat seumpama surah-surah al Quran ini.

TIDAK ADA ALASAN LAGI UNTUK TIDAK MEMPELAJARI AL QURAN. Paradigma

Mayoritas orang-orang Islam telah terkunci dalam paradigma yang tertinggal dan kuno. Paradigma di sini berarti ‗mind set, world view‖ atau cara berfikir dan cara melihat dunia. Seringkali literatur-literatur Islam sekarang membahas pemahaman beberapa ayat al Quran dengan mengutip pemahaman orang-orang lain. Banyak kutipan diambil dari pemahaman orang-orang terdahulu yang hidup beberapa ratus tahun lalu. Malah, banyak literatur yang mengambil dan menyadur dari tulisan-tulisan yang ditulis lebih dari seribu tahun yang lalu. Sering juga kutipan ini dianggap sebagai pemahaman yang bagus dan sempurna karena yang mengungkapkannya adalah imam-imam besar yang ternama sehingga kita tidak perlu lagi mempertanyakan penjelasan-penjelasan mereka.

Pertanyaan kita sekarang adalah; Apakah pemahaman manusia sekarang lebih dangkal dari orang-orang zaman dulu? Apakah kita sendiri tidak mampu untuk mentafsir al Quran dan memahaminya lebih baik dari mereka? Sekarang, manusia telah menciptakan (sudah pasti dengan inspirasi dan izin dari Allah) komputer, telah mengantar manusia ke bulan dan pulang dengan selamat, menciptakan pesawat terbang yang bisa menyeberangi lautan luas dalam waktu beberapa jam, yang telah menciptakan sistem komunikasi elektronik sehingga siapapun bisa berkomunikasi secara instan di manapun mereka berada di dunia ini. Kita telah menyadari bahwa ilmu-ilmu bedasarkan penelitian dan penyelidikkan yang memiliki landasan pemikiran yang obyektif dan mengacu ke pada cara-cara pembuktian terperinici yang rasional akan (Insya Allah) membawa kemajuan pada pengetahuan, pemahaman serta teknologi manusia.

Intinya adalah sekiranya sesuatu itu benar maka penyelidikan & penelitian ilmiah yang terperinci dengan parameter-parameter/ cara-cara yang disiplin dan ketat akan tetap membuktikan kebenarannya bahkan dapat membuka jalan untuk pengetahuan tambahan yang tadinya belum diketahui. Dan sebaliknya jika dari awal sudah tidak benar maka akan terbukti tidak benar, dan mungkin dapat menjawab kenapa

perkiraan awalnya tidak benar walaupun kita tidak menyukai kenyataannya – fakta adalah fakta, terlepas dari kita suka atau tidak.

Mayoritas dan Kebiasaan Tradisional, kepercayaan massa, kepercayaan mainstream

Memang dalam kesibukan dan kesulitan yang kita harus lewati setiap hari mengikuti apa yang sudah ada, kebanyakan orang itu lebih

gampang dan mudah. Lebih mudah untuk mengikuti arus tanpa banyak berfikir asalkan mereka itu mayoritas. Menjadi golongan minoritas dan mendukung golongan minoritas yang benar, tidaklah mudah karena dampaknya adalah kita justru dianggap sesat

atau di pihak yang salah. Ini akan menimbulkan banyak kritikan dan tantangan karena kebenaran ini tidak pernah menjadi suatu yang

didukung oleh mayoritas. Suatu kelemahan sifat manusia sehingga menjadi sulit bagi kita untuk tidak mengikuti arus (mayoritas). Manusia itu cendrung mengikut arus massa dan takut untuk melawan arus itu walaupun ianya suatu yang amat benar dan logis.

Ini adalah tragedi yang berleluasa di semua sejarah komunitas dunia. Contoh: Beberapa ahli astronomi beberapa abad yang silam ditangkap, disiksa dan malah dibunuh karena mengungkapkan penemuan baru yang melawan arus normal di zaman itu, terutama kepercayaan gereja Katolik, padahal penemuan mereka tidak melanggar kitab Injil pada prinsipnya. Mereka ditangkap, disiksa dan dibunuh karena melanggar dogma-dogma dan doktrin hukum-hukum agama Katolik yang ditetapkan para pendeta dan bukan hukum Allah di kitab Injil. Maka akhirnya pada tahun ‘90-an, setelah 400 tahun berlalu sejak hukuman mati yang mereka tetapkan kepada Galileo, akhirnya gereja Katolik meminta maaf dan mengakui kesalahan doktrin dan keputusan tersebut!

2:256 (al Baqarah) Tidak ada paksaan dalam

beragama; jalan yang benar sekarang jelas beda dari jalang yang tidak benar. Siapa saja yang meninggalkan iblis dan mempercayakan Allah telah berpegang dengan ikatan yang paling kokoh; yang tidak akan putus. Allah Maha Mendengar, Maha Berkuasa.

Allah menegaskan bahwa tidak ada paksaan dalam beragama. Maka segala kepercayaan orang yang berbeda2 tidak boleh kita paksakan untuk tunduk atau patuh ke sebuah kepercayaan tertentu, apapun itu agamanya, APAPUN ALIRANNYA. Tetapi Allah Allah menegaskan bahwa tidak ada paksaan dalam beragama. Maka segala kepercayaan orang yang berbeda2 tidak boleh kita paksakan untuk tunduk atau patuh ke sebuah kepercayaan tertentu, apapun itu agamanya, APAPUN ALIRANNYA. Tetapi Allah

Quran ini. Jadi, semuanya tergantung PILIHAN KITA SENDIRI bukan desakan, paksaan atau tekanan orang lain. Sekarang timbul isu-isu atau ajaran- ajaran yang dikatakan ‘sesat‘ oleh kepercayaan ‟mainstream‟/populer. Walaupun kebanyakan mereka

ini kemungkinan memang sesat, mereka langsung ditindas massa masyarakat dengan tindakan kekerasan walaupun mereka menjalankan kepercayaan mereka dengan aman dan damai. Ini menimbulkan kekhawatiran dan keraguan di hati mereka-mereka yang ingin

menjalankan jalan hidup dengan kepercayaan mereka sendiri. Akhirnya, sesuatu yang ternyata BENAR, dan hanya sebilangan kecil saja

yang mengikut jalan benar ini (12:103, 6:116) , orang-orang enggan mengikuti kebenaran yang nyata karena menjadi takut untuk berpisah dari kepercayaan mainstream/populer yang ada. Takut ditindas, dikeroyok massa dan takut dipenjarakan.

3:175 Adalah suatu cara iblis untuk menanamkan rasa takut kedalam pengikutnya. Jangan takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada Aku, jika kamu percaya

Pertama kali Nabi Muhammad menyeru untuk tidak mempersekutukan Allah, beliau menjadi orang yang tidak popular dan beliau diTINDAS, padahal sebelumnya, beliau itu adalah orang yang dihormati, dan dikenal sebagai seorang yang lemah lembut.

Kita tidak perlu menyebutkan lagi kisah nabi-nabi Allah ketika menjalankan tugas mereka. Pada akhirnya yang benar imannya adalah

yang minoritas karena mayoritas yang tetap sesat setelah diberi peringatan dan amaran oleh nabi-nabi dan rasul-rasulNya telah diazab Allah 6:112- 115 (al An‘am). Hanya kesuksesan Nabi Muhammad dan para khalifah-khalifah pertama pada awal peradaban Islam yang

berhasil memberi kekuasaan kepada yang minoritas dan akhirnya menjadi mayoritas. Tetapi, kita akan buktikan bahwa sejarah itu terus

berulang. Zaman sekarang, orang yang betul-betul beriman dengan benar adalah sebilangan minoritas kecil. Ini adalah sebuah fakta yang telah dijelaskan Allah pada 2:8-13 (al Baqarah) dan 6:113- 116 (al An‘am). Fikirkan ayat 116, di mana Allah menegaskan bahwa mayoritas manusia itu hanya mengikuti perkiraan/prasangka yang mendustakan ketentuan-ketentuanNya. Konteks dan sifat amaran ini umum! Sekiranya Allah telah menyatakan demikian maka kita harus memikirkan apakah mungkin kita ini termasuk golongan- golongan mayoritas yang dimaksudkan. Tidak mungkin kita semua sudah sempurna imannya atau ini hanya berlaku buat orang-orang kafir/musyrik (kristen, hindu, ateist, dll) sehingga amaran ini tidak berlaku bagi kita umat ‘Islam‘ dan membatalkan ayat-ayat Allah ini. Dialah Tuhan Yang Maha Mengetahui segala-galanya!

Ini adalah suatu tragedi manusia. Musibah ini amat mempengaruhi kita semua apabila kita harus memilih jalan menuju keselamatan. Al Quran itu berkali-kali memperingatkan kita supaya tidak terpengaruh dengan tekanan kelompok dan lingkungan sosial. Ia mendidik dan menyadari kita dengan menggunakan berbagai cara dan contoh pelajaran-pelajaran untuk menjadi pegangan. Allah telah memerintahkan kita dengan jelas untuk menggunakan qolbu (otak, akal fikiran, hati nurani dan jiwa) kita dan menguji/membuktikan kebenaran semua

informasi yang kita terima ( 17:36 al Isra ‟). Dan kita diperingatkan dengan jelas bahwa setiap jiwa/roh itu akan menanggung SENDIRI

setiap pilihannya dan tidak akan menanggung beban dosa orang lain ( 6:164 al Araf). Walaupun demikian, kita tetap saja tersesat, tergoda dan tertekan untuk memilih jalan pintas yaitu mengikuti arus massa. Iblis berhasil untuk menghasut kita sehingga merasa tidak nyaman

apabila tidak popular. Iblis telah menanamkan rasa takut di dalam hati kita. Takut sendirian dan penolakan massa.

Mewarisi dengan buta cara-cara keluarga atau moyang kita beribadah karena takut atas tekanan sosial walaupun melanggar ketetapan al Quran, adalah suatu kehancuran tragis yang berleluasa. Ini adalah satu contoh bagaimana kita cendrung memilih jalan yang mudah (dengan mengikut arus/tekanan massa). Allah telah banyak memperingatkan kita, tapi jarang yang taat dan beriman.

Membabi-buta mengikuti orang tua kita tanpa memeriksa kebenarannya : Tragedi kemanusian yang hebat.

[14:10 (Ibrahim)] Berkata rasul-rasul mereka, ―Apakah ada keraguan terhadap Allah, pencipta langit dan bumi? Dia menyeru kamu untuk memberi ampunan ke pada dirimu dari dosa-dosamu dan memberi tangguh sampai masa yang ditentukan.‖ Mereka berkata, ―Kamu tidak lain hanyalah manusia seperti kami juga.

Kamu menghendaki untuk menghalang

kami dari cara-cara nenek-moyang kami beribadah. Datangkanlah ke pada kami bukti yang nyata.‖ (2:170 al Baqarah) Dan apabila

dikatakan ke pada mereka, ―Ikutilah apa yang telah diturunkan Al lah‖, mereka menjawab ―Kami mengikuti apa dikatakan ke pada mereka, ―Ikutilah apa yang telah diturunkan Al lah‖, mereka menjawab ―Kami mengikuti apa

dikatakan ke pada mereka, ―Marilah ikut apa yang diturunkan Allah dan mengikuti rasul.‖ Mereka menjawab,

―Cukuplah untuk kami apa yang kami dapati orang tua kami lakukan.‖ Bagaimana jika sekiranya mereka tidak tahu apa-apa dan tidak

mendapat petunjuk?

Selidiki semua informasi yang diwarisi. (7:28 al Araf) Mereka telah

melakukan dosa besar, mereka berkata ―Kami mendapati orang tua kami mengerjakan yang demikian itu, dan Allah

menyuruh kami mengerjakannya.‖ Katakanlah, “Sesungguhnya Allah tidak pernah menyeru perbuatan dosa. Mengapa kamu mengada-adakan terhadap Allah apa yang kamu tidak ketahui?”

(43:22 az Zukhruf) Bahkan mereka berkata, ―Kami mendapati orang tua kami mengerjakan beberapa ritual ibadah dan kami mengikuti jejak langkah mereka.‖ (43:23) Dan demikianlah, Kami telah mengutus seorang pemberi amaran ke pada setiap kommunitas dan pemimpin komunitas tersebut mengatakan , ―Kami mendapati orang tua kami mengerjakan suatu ritual ibadah dan kami mengikuti jejak-jejak mereka.‖

(43:24) (rasul itu) berkata, “Bagaimana jika sekiranya aku membawa petunjuk yang lebih baik daripada apa yang kamu warisi dari

orang tua mu?” Mereka menjawab, ―Kami mengingkari pesan yang kamu sampaikan.‖ Mengikuti orang tua (moyang) kita tanpa membuktikan dulu benar atau tidaknya ajaran agamanya: Tragedi meluas

(31:21 Luqman) Apabila dikatakan ke pada mereka,

“Ikutilah apa yang diturunkan

Allah. ” Mereka menjawab, ―Tidak, kami mengikuti apa yang

kami dapati orang tua kami kerjakan.‖ Bagaimana jika sekiranya Iblis yang memimpin mereka ke dalam siksaan api Neraka? Kita merasa lebih enak apabila kita bersamaan dengan arus mayoritas. Syaitan menghasut kita supaya kita bergabung dengan golongan-

golongan besar yang mana moralitas mereka telah kita terima bulat-bulat tanpa banyak permasalahan. Padahal banyak darinya tidak

disahkan oleh al Quran. Ini adalah satu contoh di mana tekanan sebaya dan tekanan sosial mengakibatkan kita memilih jalan yang mudah. Allah telah banyak memperingatkan kita di dalam al Quran supaya tidak terjebak ke dalam ilusi ―kumpulan mayoritas yang kaya, popular dan kuat.‖ Iblis akhirnya akan menghasut dan menguasai kebanyakan orang. Kenapa kita ini tergoda dan kagum dengan kekuatan yang akan mengajalkan kita? Allah hanya mendukung mereka yang berusaha berjalan di jalanNya yang benar dan inilah yang benar dan mempunyai kekuatan yang besar.

Syaitan menghasut mayoritas

(34:20 Saba‘) Syaitan mendapatkan mereka mudah menerima keinginannya (syaitan). Mereka mengikutnya, kecuali sebilangan kecil yang beriman.

Kemenangan yang pasti

(10:103 Yunus) Kami akhirnya menyelamatkan

rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman. Ini adalah kewajiban (ketetapan yang pasti) Kami untuk menyelamatkan orang-orang yang beriman.

(3:160 al Imran) Jika Allah mendukung kamu, maka tak ada yang bisa mengalahkan kamu.

Jika Allah meninggalkan kamu, maka siapa lagi yang bisa mendukung kamu? Hanya ke pada Allah saja orang-orang beriman meletakkan kepercayaannya.

Mayoritas

(19:73 Maryam) Apabila ayat- ayat Kami dibacakan dengan jelas, orang-orang yang tidak percaya mengatakan ke pada orang-orang yang percaya ―Siapa di antara kita yang lebih makmur? Siapa golongannya lebih besar (mayoritas)?‖

(19:74 Maryam) Banyak umat sebelum mereka yang telah Kami binasakan; mereka lebih kuat, dan lebih makmur.

(2:249 al Baqarah) …Orang- orang yang sadar dan yakin akan menemui Allah berkata,

“Banyak golongan yang kecil telah mengalahkan golongan

yang besar dengan Izin Allah. Allah beserta dengan orang- orang yang sabar (memperkuat pendirian iman mereka).‖

(11:62 Hud) Mereka berkata ―Hai Saleh, engkau dulu adalah orang yang terkenal (disukai/popular) sebelum ini. Apakah kamu sekarang melarang kami menyembah apa yang disembah oleh orang tua kami? Sesungguhnya kami meragukan apa yang telah kamu serukan ke pada kami.‖

Yang tidak beriman akan kalah (11:63 Hud) Sale h berkata, ―Hai

kaumku, bagaimana jika aku membawa bukti yang nyata dari Tuhanku, dan Rahmat dariNya? Siapa yang akan membantuku dari azab Allah jika aku mendurhakaiNya? Kamu akan hanya menambah kerugianku‖