PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI BILANGAN LONCAT MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CARD SORT PADA SISWA KELAS 1 MI MA’ARIF KUTOWINANGUN CANDEN KUTOWINANGUN LOR SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20152016 Diajukan untuk memenuhi kewajiban dan melengkapi syarat Guna M
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI BILANGAN
LONCAT MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CARD SORT
PADA SISWA KELAS 1 MI MA’ARIF KUTOWINANGUN
CANDEN KUTOWINANGUN LOR SALATIGA TAHUN
PELAJARAN 2015/2016
Diajukan untuk memenuhi kewajiban dan melengkapi syaratGuna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh :
Bilqis Ummu Lathifah
NIM. 11511067
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2016
i ii
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI BILANGAN
LONCAT MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CARD SORT
PADA SISWA KELAS 1 MI MA’ARIF KUTOWINANGUN
CANDEN KUTOWINANGUN LOR SALATIGA TAHUN
PELAJARAN 2015/2016
Diajukan untuk memenuhi kewajiban dan melengkapi syaratGuna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh :
Bilqis Ummu Lathifah
NIM. 11511067
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2016
iii iv
v vi vii
MOTTO
“Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga, dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-
Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”
(QS Al-Fathir: 1)
PERSEMBAHAN
Karya ini penulis persembahkan untuk: 1.
Ayahanda (Moestofa) dan Ibunda (Ariyani) yang telah membesarkan dan mendidikku dengan penuh kasih sayang dan pengorbanan baik secara lahir maupun batin dengan iringan do’a restu sehingga aku bisa seperti sekarang.
2. Kakakku Farhan salim, dan adikku Nadhia Min Rahmatika, terimakasih atas do’anya
3. Seluruh bapak ibu dosen yang telah bersedia memberikan ilmu kepadaku dan terima kasih atas dorongan dan motivasinya.
4. Kepada bapak Fatchurrohman, S.Ag., M.Pd. selaku pembimbing dan sekaligus sebagai motivator serta pengarah sampai selesainya penulisan skripsi ini.
5. Ani muslihah, Alfi fajri, Wira febriawan, Awalia, Martini, Abidu rahman terima kasih atas bantuannya, do’anya, motivasinya, dan perhatian kalian. Terimakasih karena ke gokilan kalian semua terasa ringan, lucu, gokil, menyenangkan.
6. Kawan-kawan seperjuangan angkatan 2011 wabil khusus PGMI B yang telah memberikan kegembiraan, motivasi dan semangat belajar.
7.
507, Taylor Swift, Sammy Simorangkir, Raihana, Maher Zain,yang selalu menemani saat melototi laptop untuk ngerjain skripsi.
8. Para pembaca yang budiman viii ix KATA PENGANTAR
Bismillaahirrahmaanirrahiim Segala puji bagi Allah penguasa segala alam dan sumber dari segala hukum, tidak ada Tuhan selain Allah. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan pada Nabi Muhammad SAW yang membawa risalah Allah terakhir dan sebagai penyempurna risalah sebelumnya.
Pada akhirnya penulisan skripsi ini bisa selesai, penulis sadar bahwa selesainya penulisan ini berkat bantuan dari orang-orang disekitarnya, tidak ada kata yang patut diucapkan untuk beliau-beliau ini kecuali terima kasih. Terima kasih ini penulis haturkan kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd., selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.
3. Ibu Peni Susapti, S.Si.,M.Si., selaku Ketua jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.
4. Bapak Rasimin, S.Pdi., M.Pd., selaku dosen pembimbing akademik.
5. Bapak Fatchurrohman, S.Ag.,M.Pd., selaku dosen pembimbing skripsi.
6. Kepala Sekolah, guru dan siswa kelas I MI Ma’arif Kutowinangun Canden Kutowinangun Salatiga yang membantu saya menyelesaikan sekripsi ini.
7. Kedua orang tuaku yang sangat saya sayangi dan saya jadikan panutan bagiku.
8. Kakak dan adikku yang selalu menjadi motivasi dalam mengerjakan skripsi ini.
9. Teman-teman seperjuangan PGMI 2011 dan khususnya PGMI B yang banyak memberikan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.
Dan semua yang telah membantu dalam penyelesaian penulisan skripsi ini, maaf tidak bisa disebutkan secara terperinci karena kekurangan penulis.
Salatiga,10 Maret 2016 Penulis
Bilqis Ummu Lathifah NIM.11511067 x
ABSTRAK
Lathifah, Bilqis Ummu 2016, Peningkatan Hasil Belajar Siswa Tentang Bilangan
Loncat melalui Model Pembelajaran Card Sort Pada Siswa Kelas 1 MI Ma’arif Kutowinangun Canden Kutowinangun Salatiga Tahun Pelajaran
Skripsi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah 2015/2016. Dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga Pembimbing Fatchurrohman, S.Ag., M.Pd.
Kata kunci : Hasil Belajar, Card Sort.
Penelitian ini merupakan upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas
1 MI Ma’arif Kutowinangun Canden Kutowinangun lor pada Matematika dengan model pembelajaran Card Sort. Masalah yang dikaji adalah apakah penerapan model pembelajaran Card Sort dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Matematika pada siswa kelas 1
MI Ma’arif Kutowinangun Canden Kutowinangun Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016. Penelitian yang digunakan adalah penetilian tindakan kelas dengan model pembelajaran Card Sort. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 1 yang berjumlah
21 anak. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus setiap siklusnya merupakan rangkaian kegiatan yang terdiri dari: perencanaan, pelaksanaan, observasi, refleksi. Penelitian dilaksanakan pada mata pelajaran Matematika materi Bilangan Loncat 2, 3,dan 4 kelas 1 MI Ma’arif Kutowinangun dengan menggunakan model pembelajara Card Sort.
Penelitian ini menghasilkan peningkatan hasil belajar siswa. Pada pra siklus siswa yang tuntas sebanyak 11 siswa atau 52,3% dan 10 siswa atau 47,7% belum tuntas dengan rata-rata 66,19. Pada siklus I siswa yang tuntas sebanyak 15 siswa atau 71,42% dan 6 siswa atau 28,58% belum tuntas dengan rata-rata 80. Dan pada siklus II siswa yang tuntas sebanyak 20 siswa atau 95,3% dan 1 siswa atau 5,70% belum tuntas dengan rata-rata 94,30. Nilai akhir hasil belajar siswa dari pra siklus hingga siklus II memberi bukti bahwa penggunaan model pembelajaran Card sord pada mata pelajaran matematika materi bilangan loncat 2, 3,dan 4 di kelas 1 MI Ma’arif Kutowinangun mengalami peningkatan. xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................... i LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................. ii LEMBAR PENGESAHAN ........................................................ iii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................... iv MOTTO ......................................................................................... v PERSEMBAHAN .......................................................................... vi KATA PENGANTAR .................................................................... vii ABSTRAK ...................................................................................... viii DAFTAR ISI ..................................................................................... ix DAFTAR TABEL ..................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN A.
1 Latar Belakang Masalah .......................................
B.
4 Rumusan Masalah ...............................................
C.
4 Tujuan Penelitian ................................................
D.
5 Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ......
E.
5 Manfaat Penelitian ..............................................
F.
7 Definisi Operasional ............................................
G.
7 Metodologi Penelitian ..........................................
1.
7 Rancangan Penelitian ......................................
2.
9 Subjek Penelitian ............................................
3.
9 Langkah-langkah Penelitian .............................
4.
10 Instrumen Penelitian .......................................
5.
11 Pengumpulan Data ......................................... xii
6.
12 Analisis Data .................................................
H.
12 Sistematika Penulisan ........................................
BAB II KAJIAN PUSTAKA A.
15 Belajar dan Hasil belajar .....................................
1.
15 Pengertian belajar ............................................
2.
16 Ciri-ciri belajar ................................................
3.
18 Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar.
4.
22 Pengertian hasil belajar ....................................
5.
23 Wujud hasil belajar .........................................
B.
25 Model pembelajaran ..........................................
1.
25 Hakikat model pembelajaran ............................
2.
25 Unsur-unsur model pembelajaran .....................
C.
26 Model pembelajaran Card Sort ...........................
1.
26 Pengertian .....................................................
2.
26 Karakteristik...................................................
3.
27 Tujuan ..........................................................
4.
27 Langkah-langkah ...........................................
5.
27 Kelebihan dan kekurangan ..............................
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A.
29 Berisi gambaran umum lokasi penelitian ............. xiii
xiv B. Subjek penelitian .............................................
29 C. Deskripsi pelaksanaan penelitian prasiklus ..........
31 D. Deskripsi pelaksanaan penelitian siklus I ............
31 E. Deskripsi pelaksanaan penelitian siklus II ...........
35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.
Hasil penelitian persiklus ..................................
39 B. Pembahasan .....................................................
46 BAB V PENUTUP A.
Kesimpulan .....................................................
51 B. Saran ..............................................................
51 DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN-LAMPIRAN
xv
DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Daftar Guru MI Ma’arif Kutowinangun Salatiga................
29 Tabel 3.2 Nama Siswa Kelas 1 MI Ma’arif Kutowinangun................
30 Tabel 4.1 Data Nilai Pre Test Matematika Kelas 1.............................
39 Tabel 4.2 Data Nilai Siklus I Matematika Kelas 1............................. 41 Tabel 4.3 Data Nilai Siklus II Matematika Kelas 1...........................
44 Tabel 4.4 Data Hasil Rekapitulasi Nilai Matematika Persiklus.........
47 Tabel 4.5 Data Rekapitulasi Ketuntasan Belajar Matematika...........
48
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses mengubah tingkah laku manusia
menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri dan sebagai anggota masyarakat dalam lingkungan alam sekitar. Kemajuan ilmu pengetahuan akan mempengaruhi peningkatan kualiatas belajar, sehingga perlu adanya berfikir secara kritis, logis, terarah dan jelas.
Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan yang penting dalam pendidikan, karena matematika ilmu yang memdidik manusia untuk berfikir logos, teoritis, rasional dan percaya diri. Sehingga matematika menjadi dasar dari ilmu pengetahuan yang lain. Maka dari itu siswa harus menguasai matematika agar mereka dapat mengembangkan ilmu pengetahuan yang mereka miliki sehingga dapat mencapai tujuan pendidikan.
Kenyataan menunjukkan bahwa mutu dan relevansi pendidikan matematika khususnya pada pendidikan dasar di indonesia masih sangat memprihatinkan. Hal tersebut dikarenakan matematika merupakan mata pelajaran yang sukar dipahami sehingga kurang di minati oleh sebagian siswa sekolah dasar.
Berkurangnya minat siswa terhadap mata pelajaran matematika menyebabkan rendahnya pemahaman belajar matematika, untuk meningkatkan pemahaman belajar matematika, guru perlu melakukan pembaharuan dalam proses belajar mengajar. Sebagian besar siswa kurang berminat terhadap mata pelajaran matematika dikarenakan matematika adalah ilmu yang berhubungan dengan sesuatu yang abstrak, maka dari itu diperlukan sesuatu kegiatan yang konkret sehingga dapat membantu penyajian materi. Kegiatan ini bisa di namakan model pembelajaran. Model pembelajaran sangat bermanfaat bagi guru maupun siswa. Model pembelajaran ini mempunyai peranan yang sangat dalam memahami konsep matematika. Model pembelajaran matematika diperlukan guru dalam menyampaikan pelajaran matematika. Karena dengan adanya model pembelajaran ini guru sedikit lebih mudah dalam menerangkan materi pelajaran matematika. Selain itu model pembelajaran ini di gunakan untuk menarik perhatian siswa dalam mempelajari matematika. Dengan kata lain model pembelajaran merupakan media transfer pengetahuan dari pendidik kepada siswa.
Di dalam KBM harus ada interaksi antara guru dengan siswa untuk menunjang pembelajaran matematika yang berkualitas. Hal yang menjadi hambatan disebabkan karena kurang dikemasnya pembelajaran matematika dengan model pembelajaran yang menarik, menantang dan menyenangkan. Para guru sering kali menyampaikan materi matematika pada bilangan loncat pada siswa kelas 1 sekolah dasar dengan cara lama, hanya dengan metode ceramah. Sehingga pembelajaran matematika cenderung monoton, membosankan dan kurangnya minat siswa, sehingga berdampak pada pemahaman siswa yang masih rendah. Akibatnya banyak kritikan yang di tujukan kepada guru-guru yang mengajarkan siswa untuk berhitung, antara lain rendahnya daya kreasi guru dan siswa dalam proses pembelajaran dan kurangnya variasi pembelajaran matematika yang menyenangkan.
Pelajaran yang baik adalah pembelajaran yang melibatkan peran aktif siswa-siswanya karena dengan keaktifannya siswa akan lebih mudah memahami pelajaran yang disampaikan dan tujuan pembelajaran akan dicapai dengan baik. Guru harus mampu memberikan ruang bagi siswanya untuk mengembangjan kratifitas dan kemandirian sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki siswa sehingga hasil belajar yang akan dicapai dapat memuaskan.
Keberhasilan dalam pembelajaran ditentukan oleh ketuntasan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Ketuntasan tersebut dapat dicapai salah satunya dengan memilih model pembelajaran yang sesuai. Guru di tuntut untuk dapat memilih model pembelajaran yang dapat memacu semangat setiap siswa untuk secara aktif ikut terlibat dalam pengalaman belajarnya (Rusman, 2010:229).
Berdasarkan pengamatan yang saya lakukan di MI Ma’arif Kutowinangun, masalah utama dalam pembelajaran adalah kurangnya motivasi siswa mengikuti pembelajaran. Siswa yang duduk di depanlah yang mendengarkan guru menjelaskan sedangkan siswa yang duduk di belakang ada yang mengerjakan soal yang lain, bercerita dengan temannya, bahkan ada yang mengganggu temannya yg sedang belajar.
Selain itu metode yang digunakan oleh guru masih sangat sederhana seperti menjelaskan pelajaran hanya dengan berceramah di depan kelas. Tentu saja siswa akan cenderung bosan untuk mengikuti pembelajaran. Diskusi kelompok yang dilakukanpun masih sederhana, siswa yang mau mengungkapkan hasil kelompoknya hanyalah siswa yang pandai dan yang lainnya hanya ikut-ikutan. Media yang digunakan oleh guru masih sangat sederhana, hanya menggunakan gambar yang ada di dalam lembar kerja siswa dan buku paket. Jadi siswa hanya terpaku kedalam buku pelajaran.
Bilangan loncat merupakan pokok bahasan yang diajarkan pada kelas I semester I. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan wali kelas I hasil belajar siswa pada pokok bahasan tersebut kurang memuaskan. Siswa masih banyak yang kesulitan menghafalkan angka. Siswa yang aktif hanya siswa yang pandai saja. Selain itu nilai siswa yang mencapai KKM dari 21 siswa hanya 9 orang yang memenuhinya. KKM untuk mata pelajaran matematika di MI Ma’arif Kutowinangun adalah 70. Nilai rata-rata dalam kelas tersebut adalah 65 .
Salah satu alternatif rancangan pembelajaran yang harus diterapkan dalam materi bilangan loncat pada siswa kelas 1 sekolah dasar menurut peneliti dan guru kelas 1 MI Ma’arif Kutowinangun yaitu dengan menggunakan model pembelajaran Card Sort Model pembelajaran merupakan suatu Card Sort metode pemilahan kartu. Model pembelajaran Card Sort ini menciptakan suasana belajar matematika anak dengan menyenangkan dan anak tidak akan bosan untuk belajar berhitung matematika karena model pembelajaran ini anak tidak hanya berhitung biasa melainkan anak bisa belajar sambil bermain.
Sehubungan dengan hal tersebut maka perlu diadakan penelitian tindakan kelas untuk membuktikan bahwa melalui penerapan model pembelajaran Card Sort dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang bilangan loncat kelas 1
Mi Ma’arif Kutowinangun Canden Kutowinangun Lor Salatiga.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) tersebut ber judul “PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG BILANGAN LONCAT MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CARD SORT PADA SISWA KELAS 1 MI MA’ARIF KUTOWINANGUN CANDEN KUTOWINANGUN LOR SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2015/2016
” B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah dengan menggunakan model pembelajaran Card Sort dapat meningkatkan hasil belajar siswa tentang bilangan loncat pada siswa kelas 1 di MI Ma’arif Kutowinangun Canden Kutowinangun Lor Salatiga Tahun 2015/2016?.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang di harapkan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas penggunaan model pembelajaran Card Sort dalam meningkatkan hasil belajar bilangan loncat pada kelas 1 MI Ma’arif Kutowinangun Canden Kutowinangun Salatiga tahun pelajaran 2015/2016.
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan 1. Hipotesis Tindakan
Hipotesis dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Card
Sort dapat meningkatkan hasil belajar bilangan loncat siswa kelas 1 MI
Ma’arif Kutowinangun Canden Kutowinangun Lor Salatiga tahun pelajaran 2015/2016.
2. Indikator Keberhasilan
Penggunaan model pembelajaran Card Sort dikatakan berhasil apabila indikator yang diharapkan dapat tercapai.adapun indikator yang di rumuskan peneliti adalah: a.
Secara individu Siswa di harapkan dapat mencapai skor ≥ 70 pada materi bilangan loncat.
b.
Secara Klasikal Presentase 80% sebanyak dari total siswa dalam satu kelas mendapat ≥ 70.
E. Manfaat Penelitian 1.
Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi baru bagaimana cara mengatasi permasalahan yang muncul dalam proses kegiatan belajar mengajar khususnya dalam mata pelajaran Matematika, terutama dalam hal meningkatkan hasil belajar siswa, kemudian dapat melihat apakah dengan penggunaan model pembelajaran Card Sort dalam pembelajaran Matematika dapat meningkatkan hasil belajar pada bilangan loncat kelas 1 MI Ma’arif
Kutowinangun Canden Kutowinangun Salatiga tahun pelajaran 2015/2016?
Apabila siswa tertarik untuk belajar, maka hasil belajar tentang bilangan loncat dapat meningkat sehingga dapat tercipta sumber daya manusia yang handal dan dapat dipergunakan dalam kehidupan sehari- hari dan dapat menyesuaikan sesuai dengan perkembangan zaman. Hasil penelitian juga dapat menambah khasanah keilmuan pendidikan Sekolah dasar (SD) atau Madrasah ibtidaiyah (MI) khususnya mata pelajaran matematika.
2. Manfaat Praktis a.
Manfaat bagi Guru Membantu mengatasi permasalahan pembelajaran yang dihadapi oleh guru dan menambah wawasan serta keterampilan pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
b.
Manfaat bagi Siswa 1)
Proses belajar mengajar Matematika di MI Ma’arif Kutowinangun Canden Kutowinangun Lor Salatiga menjadi menarik dan menyenangkan.
2) Dapat meningkatkan hasil belajar tentang bilangan loncat siswa.
3) Meningkatkan keaktifan dan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran.
4) Meningkatkan keberanian siswa mengungkapkan pendapat, ide, pertanyaan, dan saran.
c.
Manfaat bagi sekolah 1)
Meningkatkan mutu sekolah melalui peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika. 2)
Sekolah dapat berkembang karena memiliki guru- guru yang kratif, inovatif dan profesional. d.
Manfaat bagi Pendidikan 1)
Dapat menemukan kekurangan dan kelebihan dalam pembelajaran sehingga dapat memperbaiki kekurangan tersebut dan pada akhirnya pemahaman siswa akan meningkat. 2)
Dunia pendidikan akan semakin maju karena guru semakin profesional dan kreatif dalam meningkatkan pembelajaran.
F. Definisi Operasional 1.
Hasil belajar Menurut Sudjana (1990:21),
“Hasil Belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya”.
2. Bilangan loncat Deretan bilangan yang memiliki pola tertentu atau deretan bilangan yang berpola sesuai dengan pola bilangan yang di tentukan. Bilangan loncat dapat dikatakan juga sebagai himpunan bilangan-bilangan yang di urutkan dengan aturan-aturan tertentu dan membentuk sauatu barisan yang berpola.
3. Model pembelajaran Sebagai suatu desain yang menggambarkan proses rincian dan penciptaan situasi lingkungan yang memungkinkan siswa berinteraktif sehingga terjadi perubahan atau perkembangan pada siswa.
4. Card Sort
Card Sort adalah suatu strategi dari pembelajaran aktif yang
memilah dan memilih kartu/menyortir kartu, card sort merupakan kegiatan kolaboratif yang bisa digunakan untuk mengajarkan konsep penggolongan sifat, fakta, tentang suatu objek, atau mengulangi informasi. Card Sort lebih mengutamakan gerakan fisik yang dapat membantu untuk memberi energi kepada kelas yang telah letih/kurang bersemangat (Silberman,2007:157)
G. Metodologi Penelitian 1. Rancangan Penelitian
Penelitian yang dilakukan menggunakan penelitian tindakan kelas, istilah dalam bahasa inggrisnya adalah classroom action research yang berarti action research (penelitian dengan tindakan) yang dilakukan di kelas. Menurut Kemmis Dan Carr (198:26) mengemukakan bahwa: penelitian tindakan merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif yang dilakukan oleh pelaku dalam masyarakat sosial dan bertujuan untuk memperbaiki pekerjaanya, memahami pekerjaan ini serta situasi dimana pekerjaan ini dilakukan. Sedangkan pendapat lain mengemukakan PTK adalah Proses penetapan dan suatu tindakan- tindakan baru, baik terhadap anak didik didalam kelas maupun warga lain di lingkungan sekolah, sebagai alternatif pemecahan masalah (sam’s,2010:57).
Arikunto dalam bukunya mengungkapkan Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya (Arikunto,2006:58). Jadi secara garis besarnya penelitian tindakan kelas adalah jenis penelitian yang dilakukan oleh guru kelas untuk memecahkan masalah atau meningkatkan mutu pembelajaran dilakukan secara bertahap dan terus menerus.
Alasan peneliti menggunakan jenis penelitian tindakan kelas karena melalui penelitian ini seorang peneliti terjun langsung dan ikut berperan langsung dalam proses penelitian. Penelitian mengumpulkan data observasi kelas, wawancara dengan guru dan siswa. Adapun gambaran tahap penelitian (Arikunto,2006:16) adalah sebagai berikut :
Perencanaan Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan
Pengamatan Perecanaan
Refleksi Pelaksanaan
SIKLUS II
Pengamatan
? Gambar 1.1 Skema siklus Penelitian menurut Arikunto (2006: 16).
2. Subyek penelitian
Dalam penelitian ini yang dijadikan subjek penelitian adalah siswa kelas 1 MI Ma’arif Kutowinangun Canden Kutowinangun Lor
Salatiga. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan penerapan model pembelajaran Card Sort setelah itu dilakukan refleksi.
3. Langkah-langkah penelitian
Arikunto (2006:20), mengemukakan bahwa tahap-tahap dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri dari empat tahapan penting,meliputi: Planning (rencana) , Action (tindakan), Observation (pengamatan), Reflection (refleksi). Lebih jelasnya sebagai berikut:
a) Tahap rencana (planning)
Merupakan bagian awal yang harus dilakukan peneliti sebelum seluruh rangkaian kegiatan dilakukan. Kegiatan yang dilakukan adalah: 1)
Guru membuat kartu angka untuk penerapan model pembelajaran Card Sort. 2) Mempersiapkan sumber belajar yang relevan. 3) Menyusun daftar pertanyaan untuk tanya jawab. 4)
Menyusun lembar pengamatan pembelajaran untuk mengetahui kondisi siswa dalam proses pembelajaran. 5)
Menyusun lembar pengamatan aktivitas guru dalam pembelajaran. 6)
Menyusun test formatif untuk siswa
b) Tahap tindakan (action)
Merupakan pelaksanaan yang telah dibuat yang berupa penerapan pembelajaran sesuai dengan skenario pembelajaran yang tertulis pada RPP dan tahap perencanaan. Kegiatan pembelajaran terdiri dari tiga kegiatan, yaitu pendahuluan, inti (Elaborasi, Eksplorasi,dan Konfirmasi) dan penutup.
c) Tahap pengamatan (observation)
Pada tahap ini segala aktivitas siswa dalam proses pembelajaran diamati, dicatat dan dinilai, kemudian dianalisis untuk dijadikan umpan balik pengamatan tersebut meliputi keaktifan dan inisiatif siswa selama kegiatan pembelajaran.
d) Tahap refleksi (reflection), meliputi :
1) Mencatat hasil observasi dan pelaksanaan pembelajaran.
2) Evaluasi hasil observasi.
3) Analisis hasil pembelajaran. Memperbaiki kelemahan siklus I pada siklus II.
Hasil refleksi berupa refleksi terhadap perencanaan yang telah dilaksanaan tersebut, yang akan dipergunakan untuk memperbaiki kinerja guru pada tahap selanjutnya, yaitu siklus II dan seterusnya.
4. Instrumen Penelitian
Instrumen pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian tindakan ini adalah: a.
Pedoman / lembar observasi Lembar pengamatan digunakan untuk mengamati secara langsung kegiatan yang dilakukan siswa dan guru dalam proses pembelajaran bilangan loncat melalui model pembelajaran Card
Sort
b. Tes Tes dilakukan dengan memberikan soal mengenai materi yang telah disampaikan (lembar soal) untuk mendapatkan informasi atau data tentang pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan dengan model pembelajran Card Sort.
5. Pengumpulan data Data merupakan informasi-informasi tentang obyek penelitian.
Data digunakan untuk menjawab masalah-masalah yang telah dirumuskan dan menguji hipotesis. Dalam pengumpulan data penelitian ini cara mengumpulkan data dengan menggunakan metode: a.
Pengamatan Pengamatan adalah suatu pengamatan langsung terhadap peserta didik dengan memperhatikan tingkah lakunya secara teliti
(Farikhah,2006:10). Dalam setiap siklus guru melakukan pengamatan kepada siswa untuk mengetahui sejauh mana perhatian aktivitas, dan prestasi belajar terhadap materi yang diajarkan.
b.
Tes Tes digunakan untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap mata pelajaran Matematika. Pada setiap siklus guru memberikan tes tertulis dalam bentuk uraian untuk mengukur pemahaman siswa dalam pemahaman terhadap materi bilangan loncat.
c.
Dokumentasi Dokumentasi yang digunakan peneliti pada penelitian ini adalah silabus, rencana pelaksanaan tindakan (RPP) dan nilai siswa sebelum diterapkan model pembelajaran Card Sort. Silabus merupakan rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran, pengelolaan kelas yang digunakan oleh peneliti sebagai landasan penyusunan RPP. Sedangkan RPP sendiri merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman pembelajaran guru dan disusun dalam tiap-tiap putaran pembelajaran. Nilai siswa sebelum dan sesudah menggunakan model pembelajaran Card Sort untuk mengetahui sejauh mana siswa menguasai materi pelajaran.
Selain itu peneliti menggunakan foto jalannya pembelajaran untuk menjadi penguat dari penelitian.
6. Analisis Data
Sesuai dengan rancangan penelitian yang digunakan maka analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis dan refleksi dalam setiap siklusnya berdasarkan hasil penelitian yang terekam dalam tes dan format pengamatan lainnya. Analisis reflektif dilakukan peneliti bersama guru kelas I MI
Ma’arif Kutowinangun Canden Kutowinangun Lor Salatiga, sebagai pijakan untuk menemukan program aksi pada siklus selanjutnya atau untuk mendeteksi bahwa kajian tindakan kelas ini sudah mencapai tujuannya. Peneliti ini menggunakan analisis deskriptif. Deskriptif yang digunakan berupa persentase sebagai berikut: Keterangan:
P = Persentase F = Frekuensi N = Jumlah siswa (Djamarah, 2000: 225-226).
H. Sistematika Penulisan
Sistematika yang digunakan dalam penulisan skripsi ini sebagai berikut: 1.
Bagian Awal Bagian awal skripsi mencakup tentang sampul, lembar berlogo, halaman judul, persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian tulisan, moto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran.
2. Bagian Inti
BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Masalah J. Rumusan Masalah K. Tujuan Penelitian L. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan M. Manfaat Penelitian N. Definisi Operasional O. Metodologi Penelitian 7. Rancangan Penelitian 8. Subjek Penelitian 9. Langkah-langkah Penelitian 10. Instrumen Penelitian 11. Pengumpulan Data 12. Analisis Data P. Sistematika Penulisan
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar dan Hasil belajar 6. Pengertian belajar 7. Ciri-ciri belajar 8. Prinsip-prinsip belajar 9. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar 10. Pengertian hasil belajar 11. Wujud hasil belajar B. Model pembelajaran 3. Hakikat model pembelajaran.
4. Unsur-unsur model pembelajaran.
C.
Model pembelajaran Card Sort 6.
Pengertian 7. Karakteristik 8. Tujuan 9. Langkah-langkah 10.
Kelebihan dan kekurangan
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN F. Berisi gambaran umum lokasi penelitian G. Subyek penelitian H. Deskripsi pelaksanaan penelitian prasiklus I. Deskripsi pelaksanaan penelitian siklus I J. Deskripsi pelaksanaan penelitian siklus II BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN C. Berisi uraian hasil penelitian dan pembahasan penelitian yang telah dilakukan serta perbandingan hasil belajar antar siklus. D. Pembahasan. BAB V PENUTUP C. Kesimpulan D. Saran 3. Bagian Akhir
Bagian akhir mencakup daftar pustaka, lampiran-lampiran dan daftar riwayat hidup penulis.
BAB II Kajian Pustaka A. Belajar dan Hasil Belajar 1. Pengertian Belajar Secara umun belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku akibat adanya interaksi individu dengan lingkungannya. Dalam arti luas mencakup pengetahuan, pemahaman, keterampilan,
sikap dan sebagainya. Setiap perilaku ada yang tampak atau dapat diamati dan ada pula yang tidak dapat diamati. Belajar adalah perubahan kemampuan dan posisi seseorang yang dapat dipertahankan dalam suatu periode tertentu dan bukan merupakan hasil dari proses pertumbuhan (Rosma Hartiny,2010: 31).
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Syaiful Bahri Djamarah,2011: 13).
Howard L. Kingskey mengatakan bahwa learning is the proses by
which behavior (in the broader sense) is originated or changed through practice or training. Belajar adalah proses dimana tingkah
laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktik atau latihan (Syaiful Bahri Djamarah,2011:12).
Dari beberapa pendapat di atasnya bahwa belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan melibatkan dua unsur, yaitu jiwa dan raga. Gerak raga yang ditunjukkan harus sejalan dengan proses jiwa untuk mendapatkan perubahan. Tentu saja perubahan yang di harapkan bukan perubahan fisik, tetapi perubahan jiwa dengan sebab masuknya kesan- kesan yang baru.
Akhirnya dapat disimpulkan bahwa adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, psikomotorik.
2. Ciri-ciri Belajar
Jika hakikat belajar adalah perubahan tingkah laku,maka ada beberapa perubahan tertentu yang dimasukkan ke dalan ciri-ciri belajar menurut (Syaiful Bahri Djamarah 2011:15) ciri-ciri belajar adalah : a. Perubahan yang terjadi secara sadar
Individu yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu atau sekurang-kurangnya induvidu merasakan telah terjadi adanya suatu perubahan dalam jiwa. Misalnya ia menyadari bahwa pengetahuannya bertambah, jadi perubahan tingkah laku individu yang terjadi karena mabuk atau dalam keadaan tidak sadar, tidak termasuk kategori perubahan dalam pengertian belajar. Karena indivodu yang bersangkutan tidak menyadari akan perubahan tersebut.
b.
Perubahan dalam belajar bersifat fungsional Perubahan yang terjadi dalam diri individu berlangsung terus menerus dan tidak statis. Suatu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya, misalnya, jika seorang anak belajar menulis, maka ia akan mengalami perubahan dari tidak dapat menulis menjadi dapat menulis.
Perubahan itu berlangsung terus menerus hingga kecakapan menulisnya menjadi lebih baik dan sempurna.
c.
Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif Dalam perbuatan belajar, perubahan-perubahan itu selalu bertambah dan tertuju untun memperoleh suatu yang lebih baik dari sebelumnya. Dengan demikian, makin banyak usaha belajar itu dilakukan, makin banyak dan makin baik perubahan yang diperoleh.
Perubahan yang bersifat aktif. Artinya bahwa perubahn itu tidak terjadi dengan sendirinya,malainkan karena usaha individu sendiri.
d.
Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara Perubahan yang bersifat sementara (temporer) yang terjadi hanya untuk beberapa saat saja, seperti berkeringat,keluar air mata, menangis, tidak digolongkan dalam pengertian belajar. Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat menetap atau permanen. Ini berarti bahwa tingkah laku yang yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap. Misalnya, kecakapan seorang anak dalam memainkan piano setelah belajar, tidak akan hilang, melainkan akan terus dimiliki dan bahkan makin berkembang bila terus dipergunakan atau dilatih.
e.
Perubahan dalan belajar bertujuan atau terarah Perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai. Misalnya seseorang yang belajar membaca, sebelumnya sudah menetapkan apa yang mungkin dapat dicapai dengan belajar membaca. Dengan demikian, perbuatan belajar dilakukan senantiasa terarah pada tingkah laku yang telah di tetapkannya.
f.
Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Jika sesorang belajar sesuatu, sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyaluruh dalam sikap kebiasaan, keterampilan, pengetahuan.
g.
Prinsip-prinsip belajar Prinsip-prinsip belajar menurut teori gestalt (Syaiful Bahri Djamarah, 2011:20-22) adalah sebagai berikut:
a) Belajar berdasarkan keseluruhan
Orang berusaha menghubungkan suatu pelajaran yang lain sebanyak mungkin. Bahan pelajaran tidak dianggap terpisah, tetapi merupakan satu kesatuan.
b) Belajar adalah suatu proses perkembangan Manusia sebagai suatu organisme yang berkembang.
Kesediannya mempelajari sesuatu tidak hanya ditentukan oleh kematangan jiwa batiniah, tetapi juga perkembangan anak karena lingkungan dan pengalaman.
c) Anak didik sebagai organisme keseluruhan
Anak didik belajar tidak hanya intelektualnya saja tetapi juga emosional dan jasmaniahnya. Dalam pembelajaran selain mengajar guru juga memdidik untuk membentuk pribadi anak didik.
d) Terjadi transfer
Belajar pada pokoknya yang terpenting penyesuaian pertama, yaitu memperoleh tanggapan yang tepat. Mudah atau sukarnya masalah itu terutama adalah masalah pengamatan. Bila dalam suatu kemampuan telah dikuasai betul-betul, maka dapat dipindahkan untuk menguasai kemampuan yang lain.
e) Belajar adalah reorganisasi pengalaman
Pengalaman adalah hadir dari suatu antara anak didik dengan lingkungannya.
f) Balajar harus dengan insight
Suatu saat dalam proses belajar dimana sesorang melihat pengertian tentang sangkut paut dengan hubungan-hubungan tertentu dalam unsur yang mengandung problem. g) Belajar lebih berhasil bila berhubungan dengan minat, keinginan, dan tujuan.
Hal ini terjadi bila banyak hubungan dengan apa yang diperlukan anak didik dalam kehidupan sehari-hari.
h) Belajar berlangsung terus menerus
Dalam rangka untuk memperoleh ilmu pengetahuan sebanyak- banyaknya, anak didik harus terus belajar. Tidak hanya disekolah, tetapi diluar sekolah, lingkungan, dan masyarakat anak didik harus belajar.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar
Menurut Baharudin dan Wahyuni (2008:19-28) faktor-faktor yang mempengeruhi proses belajar adalah sebagai berikut: a.
Faktor internal 1)
Faktor fisiologis Faktor fisiologis adalah faktor yang berhubungan dengan kondisi individu. Faktor ini dibedakan menjadi dua macam yaitu:
a) Keadaan tonus jasmani
Keadaan tonus jasmani pada umumnya sangat mempengaruhi aktifitas belajar seseorang. Kondisi fisik yang sehat dan bugar akan memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan belajar individu. sebaiknya, kondisi fisik yang lemah dan sakit akan menghambat tercapainya hasil belajar yang maksimal.
b) Keadaan fungsi jasmani
Selama proses belajar berlangsung, peran fungsi jasmani pada tubuh manusia sangat mempengaruhi hasil belajar, terutama panca indra. Panca indra yang berfungsi dengan baik akan mempermudah aktifitas belajar yang baik pula. Dalam proses belajar, pancaindra merupakan pintu masuk bagi segala informasi yang diterima dan ditangkap oleh manusia, sehingga dapat mengenal dunia luar. 2)
Faktor psikologis Faktor-faktor psikologi adalah keadaan psikologi sesorang yang dapat mempengaruhi proses belajar. Beberapa faktor psikologis yang utama mempengaruhi proses belajar adalah:
a) Kecerdasan/inteligensi siswa
Pada umumnya kecerdasan diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik dalam mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengang cara yang tepat. Kecerdasan merupakan faktor psikologis yang paling penting dalam proses belajar siswa, karena itu menentukan kualitas belajar siawa. Semakin tinggi tingkat intelegensi seorang individu, semakin besar peluang individu tersebut meraih sukses dalam belajar. Sebaiknya semakin rendah tingkat intelegensi individu, semakin sulit individu itu mencapai kesuksesan belajar.
b) Motivasi
Motivasi adalah salah satu faktor yang mempengaruhi keefektifan kegiatan belajar siswa. motivasilah yang mendorong siswa ingin melakukan kegiatan belajar
c) Minat
Minat berarti kecederungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat memberikan pengaruh terhadap aktivitas belajar. Karena jika seseorang tidak memiliki minat untuk belajar,ia tidak akan semangat atau bahkan tidak mau belajar.
d) Sikap
Sikap adlah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap objek, orang, peristiwa, dan sebagainya. Baik secara positif maupun negative. Sikap siswa dalam belajar dapat mempengaruhi oleh perasaan senang atau tidak senang pada performan guru, pelajaran atau lingkungan sekitarnya.
e) Bakat
Bakat adalah kemampuan seseorang yang menjadi salah satu komponen yang diperlukan dalam proses belajar seseorang. Apanila bakat seseorang sesuai dengan bidang yang sedang dipelajari, maka bakat itu akan mendukung proses belajarnya sehingga kemungkinan besar ia akan berhasil.
b.
Faktor eksternal 1)
Lingkungan sosial
a) Lingkungan sosial sekolah seperti guru, administrasi dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi proses belajar seorang siswa. Hubungan yang harmonis antar ketiganya dapat menjadi motivasi bagi siswa untuk belajar lebih baik di sekolah. Perilaku yang simpatik dan dapat menjadi teladan seorang guru atau admintrasi dapat menjadi pendorong bagi siswa untuk belajar.
b) Lingkungan sosial masyarakat. Kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal siswa akan memepengaruhi belajar sisiwa. Lingkungan siswa yang kumuh, banyak pengangguran dan anak terlantar juga dapat mempengaruhi aktivitas belajar siswa, paling tidak siswa kesulitan ketika memerlukan teman belajar, diskusi atau meminjam alat-alat belajar yang kebetulan belum dimilikinya.
c) Lingkungan sosial keluarga. lingkungan ini sangat mempengaruhi kegiatan belajar. Ketegangan keluarga, sifat-sifat orangtua, demografi keluarga (letak rumah), pengelolaan keluarga semuanya dapat memberi dampak terhadap aktivitas belajar siswa. Hubungan antara keluarga, orangtua, kakak, atau adik yang harmonis akan membantu siswa melakukan aktivitas dengan baik. 2)
Lingkungan nonsosial Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial adalah:
a) Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang segar, tidak panas dan tidak dingin, sinar yang tidak terlalu silau/kuat, atau tidak terlalu lemah/gelap, suasana yang sejuk dan tenang. Sebaiknya, bila kondisi alam tidak mendukung proses belajar siswa akan terhambat.