Efektifitas Teknik Self-Instruction dalam Mereduksi Stress Akademik pada Siswa Kelas XI MA YAROBI Kec. Grobogan, Kab. Grobogan Tahun 2016/2017 - Test Repository

EFEKTIFITAS TEKNIK SELF-INSTRUCTION DALAM MEREDUKSI

  

STRESS AKADEMIK PADA SISWA KELAS XI MA YAROBI

KEC. GROBOGAN, KAB. GROBOGAN

TAHUN 2016/2017 SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

  Disusun oleh ENGGAR SAYEKTI 111 11 132 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2017

  i

EFEKTIFITAS TEKNIK SELF-INSTRUCTION DALAM MEREDUKSI STRESS AKADEMIK PADA SISWA KELAS XI MA YAROBI KEC. GROBOGAN, KAB. GROBOGAN TAHUN 2016/2017 SKRIPSI

  ii

  Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

  Disusun oleh ENGGAR SAYEKTI 111 11 132 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2017

  iii iv

v

  

MOTTO

            

  Artinya:

  

“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan

mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi

tenteram”

(QS. Ar-Raad ayat 28)

  Hidup itu adalah permainan, jika engkau tidak bisa maka mencobalah, jika engkau gagal ulangilah, jika engkau berhasil satu tingkat naiklah ketingkat berikutnya, jika engkau berhasil menyelesaikannya beralihlah ke permainan yang lain, namun jika engkau telah melakukan semuanya dan masih gagal, bersabarlah karena itu adalah takdir. (Penulis)

  

vi

  

PERSEMBAHAN

  Skripsi ini penulis persembahkan kepada pihak-pihak yang penulis anggap mempunyai peran penting dalam hidup-Ku

1. Bp. Ibu. yang selalu memberikan motivasi, do’a dan bantuan material kepada penulis sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaiakan.

  2. Adek Suryo Prayogo, Kakak Nur Endah Setyowati dan Imam Afan Mustofa, Ponakan Gafar Arifudin dan M. Rijal Faras yang selalu mendampingi serta mengobati lelah penulis.

  3. Teman Nur Asyiyah, Faizin, Tegar, Lutvi, Saci, yang memberikan dorongan dan menghibur penulis di setiap kejenuhan.

  4. Almamater Ku tercinta IAIN Salatiga sebagai tempat menuntut ilmu.

  

vii

KATA PENGANTAR

  

ميحرلا نحمرلا للها مسب

  Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan taufiqnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Sholawat serta salam kami haturkan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya ke jalan kebenaran dan keadilan.

  Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas dan melengkapi syarata guna untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan. Adapun jugul skripsi ini adalah “Efektifitas Teknik Self-Instruction dalam Mereduksi Stress Akademik pada Siswa Kelas XI MA YAROBI Kec. Grobogan, Kab. Grobogan Tahun 2016/2017 ”.

  Penulisan skripsi ini tidak lepas dari berbagai pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun meteriil. Dengan penuh kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

  1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga

  2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga.

  3. Ibu Siti Rukhayati, M.Pd. selaku Ketua Jurusan PAI IAIN Salatiga

  4. Ibu Dr. Lilik Sriyanti, M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah berkenan secara ikhlas dan sabar meluangakan waktu serta mencurahkan pikiran dan tenaganya memberi bimbingan dan pengarahan yang sangat berguna sejak awal proses penyusunan dan penulisan hingga terselesaikannya skripsi ini.

  

viii ix

  

ABSTRAK

  Sayekti, Enggar. 2017. Efektifitas Teknik Self-Instruction dalam Mereduksi Stress Akademik pada Siswa Kelas XI MA YAROBI Kec. Grobogan, Kab.

  Grobogan Tahun 2016/2017. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

  Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing : Dr. Lilik Sriyanti, M.Si.

  Kata Kunci: self instruction dan stress akademik.

  Fenomena stress akademik yang terjadi di MA Yarobi Kec. Grobogan, Kab. Grobogan itu sendiri adalah banyaknya siswa yang bolos pada saat jam pelajaran berlangsung, banyak juga siswa yang mengaku jarang mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, menggerutu ketika guru memberikan tugas serta tidak merasakan kepuasan terhadap penjelasan guru di depan kelas. Selain itu, prestasi belajar yang diperoleh siswa menurun tidak memenuhi KKM baik dalam mata pelajaran maupun KKM yang telah ditentukan sekolah. Hal tersebut dapat dijadikan salah satu dasar untuk melakukan penelitian ini secara lebih mendalam.

  Adapun rumusan permasalahan yang penulis teliti, sebagai berikut: (1) Bagaimana pelaksanaan teknik self-instruction pada siswa? (2) Bagaimana tingkat stres akademik siswa sebelum dan sesudah pelaksanaan bimbingan dengan teknik self

  

instruction ? (3) Apakah teknik self-instruction efektif untuk mereduksi stres

  akademik siswa? Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif mendekatkan analisis data numerik (angka) yang dianalisis dengan metode statistik, teknik pengumpulan data menggunakan angket, interview dan observasi. Analisa data dengan penelitian jenis One-Group Pretest-Posttest Design (hasil perlakuan akan dibandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan).

  Hasil penelitian menunjukkan penggunaan teknik self-instruction efektif dalam mereduksi stress akademik pada siswa kelas XI MA YAROBI, Kec. Grobogan, Kab. Grobogan tahun 2016/2017. 1) Pelaksanaan teknik self-instruction guru bertindak sebagai model: (a) bertanya, (b) menjawab pertanyaan, (c) membimbing diri dan memfokuskan perhatian, (d) mengevaluasi diri dan mengoreksi kesalahan, (e) self-reinforcement. Kegiatan bimbingan dilaksanakan dalam 3 sesi, yakni: sesi pertama sebagai perkenalan dan untuk mengetahui tingkat stress akademik yang dialami siswa (siswa mengerjakan angket sebagai pre-test). Sesi

  

kedua , pemberian perlakuan teknik self instruction (evaluasi siswa terhadap guru

  dalam menyampaikan materi, guru dan peneliti menilai siswa dilihat dari aspek perilaku, pikiran dan emosi). Sesi ketiga, merupakan evaluasi yakni siswa mengerjakan angket yang sama untuk menilai stress akademik setelah dilakukan tindakan sebagai post-test; 2) Berdasarkan tabel perbandingan pre-test dan post-test, menunjukkan terdapat 20 siswa pada variabel sesudah mengalami peningkatan dari pada variabel sebelum. Rata-rata rangking (mean rank) = 10,50 merupakan pengurangan nilai rata-rata post-test sebesar 67,65 dengan nilai pretest sebesar 56,60; 3) Berdasarkan tabel paired samples test nilai t hitung sebesar -16,102 dengan sig 0.000.

  

x Tabel distribusi t dicari pada α = 5% : 2 = 2,5% dengan derajat kebebasan (df) n-1 atau 20-1 = 19. Hasil perhitungan yang didapat dari nilai signifikansi 0,05 > 0,000 dan t hitung (-16.015) < t tabel (2.093).

  

xi

  

xii

DAFTAR ISI

  HALAMAN BERLOGO ...................................................................................... i HALAMAN JUDUL ............................................................................................. ii HALAMAN NOTA PEMBIMBING .................................................................... iii PERNYATAAN PENGESAHAN ........................................................................ iv HALAMAN KEASLIAN TULISAN ................................................................... v MOTTO ................................................................................................................ vi PERSEMBAHAN ................................................................................................. vii KATA PENGANTAR .......................................................................................... viii ABSTRAK ............................................................................................................ ix DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii DAFTAR TABEL ................................................................................................. xiv DAFTAR BAGAN ............................................................................................... xv DAFTAR DIAGRAM ........................................................................................... xvi DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xvii

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................................

  1 B. Rumusan Masalah .....................................................................

  8 C. Tujuan Penelitian ......................................................................

  9 D. Manfaat Penelitian ....................................................................

  9 E. Definisi Operasional .................................................................

  10 F. Hipotesis ....................................................................................

  14

  

xiii

G. Metode Penelitian .....................................................................

  14 H. Sistematika Pembahasan ...........................................................

  20 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Self Instruction ..........................................................................

  23 B. Stress Akademik .......................................................................

  28 C. Efektifitas Teknik Self Instruction dalam Mereduksi Stress Akademik ..................................................................................

  38 BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Objek Penelitian ......................................................

  43 B. Pelaksanaan Penelitian ..............................................................

  52 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

  A. Analisis Data 1. Analisis Diskriptif Penerapan Teknik Self Instruction .......

  67

  2. Analisis Tingkat Stress Akademik Siswa Sebelum dan Sesudah Pelaksanaan Teknik Self Instruction ....................

  72 3. Analisi Uji Hipotesis ...........................................................

  76 B. Pembahasan ..............................................................................

  77 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ...............................................................................

  83 B. Saran .........................................................................................

  84 DAFTAR PUSTAKA

  

xiv

DAFTAR TABEL

  64 Tabel 3.12 Evaluasi Penerapan Teknik Self Instruction Siswa .........................

  74 Tabel 4.7 Hasil Analisis Uji Hipotesis .............................................................

  73 Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Pre-Test dan Post-Test ...................................

  72 Tabel 4.5 Perbandingan Hasil Jawaban Pre-Test dan Post-Test ......................

  71 Tabel 4.4 Analisis Hasil Post-Test ...................................................................

  70 Tabel 4.3 Kriteria Penggolongan Skala Post-Test ...........................................

  68 Tabel 4.2 Analisis Hasil Pre-Test ...................................................................

  65 Tabel 4.1 Kriteria Penggolongan Skala Pre-Test .............................................

  64 Tabel 3.13 Hasil Jawaban Post-Test ..................................................................

  60 Tabel 3.11 Lembar Evaluasi Guru .....................................................................

Tabel 3.1 Keadaan Guru MA YAROBI Kecamatan Grobogan, Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2013/2017 ............................................

  59 Tabel 3.10 Skor Jawaban Pre-Test .....................................................................

  58 Tabel 3.9 Hasil Uji Reliabilitas Stress Akademik Siswa .................................

  56 Tabel 3.8 Kriteria Reliabilitas Pernyataan Angket ..........................................

  55 Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas Instrumen Stress Akademik Siswa ...................

  54 Tabel 3.6 Kisi-kisi Angket Stress Akademik ...................................................

  53 Tabel 3.5 Desain Penelitian One-Group Pretest--Posttest Design ...................

  51 Tabel 3.4 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Pada Siswa Kelas XI MA Yarobi Kecamatan Grobogan, Kabupaten Grobogan Tahun 2016/2017 ........................................................................................

  50 Tabel 3.3 Daftar Responden ............................................................................

  45 Tabel 3.2 Keadaan Sarana Prasarana MA YAROBI Kecamatan Grobogan, Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2013/2017 ..........................

  77

  

DAFTAR BAGAN

  Bagan I Struktur Organisasi MA YAROBI Kecamatan Grobogan, Kabupaten Grobogan Tahun 2016/2017 ..........................................

  47

  

xv

  

xvi

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1 Perbedaan Hasil Jawaban Pre-Test dengan Post-Test ...................

  73 Diagram 4.2 Grafik Uji Normalitas Skor Pre-Test ............................................

  75 Diagram 4.3 Grafik Uji Normalitas Skor Post-Test ...........................................

  75

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Surat Izin Penelitian Lampiran 3 Surat Balasan Penelitian Lampiran 4 Lembar Konsultasi Skripsi Lampiran 5 Daftar Nilai SKK Lampiran 6 Angket Stress Akademik (Pre-Test dan Post-Test) Lampiran 7 Jawaban Hasil Penelitian Sesi I (Pre Test)

  “Angket Stress Akademik Siswa Kelas XI MA Yarobi Tahun 2016/2017”

  Lampiran 8 Jawaban Hasil Penelitian Sesi I (Post Test) “Angket Stress Akademik Siswa Kelas XI MA Yarobi Tahun 2016/2017”

  Lampiran 9 Hasil Analisis Data Menggunakan SSPS Lampiran 10 Evaluasi Kegiatan Lampiran 11 Dokumentasi Penelitian Lampiran 12 Pernyataan Publikasi Skripsi

  

xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

  hidupnya, tak terkecuali remaja. Erickson dalam Sobur (2003:136) menyatakan bahwa remaja merupakan individu yang berada dalam rentang usia 12-18 tahun.

  Pada masa ini individu mengalami transisi dari masa anak menuju masa dewasa. Pada masa ini, individu mulai merasakan terjadinya perubahan dalam dirinya baik secara fisik, psikis, sosial serta intelektualnya. Transformasi intelektual yang khas dari cara berpikir remaja memungkinkan mereka untuk mencapai intergrasi dalam hubungan sosial dengan orang dewasa.

  Harapan yang tinggi tersebut dapat membuat remaja mengalami konflik dan rentan stres. Zaleski dalam Wilks (2008:107) menemukan bahwa jumlah peristiwa dalam kehidupan yang penuh stres mengalami peningkatan pada saat seseorang berstatus sebagai pelajar. Sebagian besar usia sekolah menengah bertepatan dengan masa remaja. Remaja yang tidak mampu menghadapi tuntutan pendidikan menunjukkan ketidaksenangan dengan menjadi orang yang berprestasi rendah, bekerja dibawah kemampuan dalam setiap mata pelajaran atau dalam mata pelajaran yang tidak disukai. Stres akademik merupakan produk kombinasi dari tuntutan terkait dengan bidang akademik yang melebihi kemampuan yang dimiliki individu. Jika siswa tidak dapat mengatasi stres

  

1

  2

  akademik dengan efektif, maka kemungkinan akan menimbulkan konsekuensi kesehatan psiko-sosial-emosional.

  Goodman & Leroy dalam Mc Kean & Misra (2000: 41) menyatakan yang berkaitan dengan waktu dan kesehatan dan self-imposed. Para siswa juga mengemukakan mengalami stres akademik pada setiap semester dengan sumber stres akademik yang tinggi akibat dari belajar sebelum ujian, kompetisi nilai, dan dari begitu banyak materi yang harus dikuasai dalam waktu yang singkat. Senada dengan hal tersebut, Desmita (2011:297) menyatakan bahwa stresor akademik merupakan sumber stres yang berasal dari proses belajar mengajar atau hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan belajar, yang meliputi tekanan untuk naik kelas, lama belajar, mencontek, banyak tugas, mendapat nilai ulangan, birokrasi, mendapatkan beasiswa, keputusan menentukan jurusan dan karir, serta kecemasan ujian dan manajemen waktu.

  Greenberger dalam Rafidah (2009:16) menyatakan bahwa masalah akademik merupakan sumber stres utama bagi pelajar. Beberapa penelitian terdahulu menunjukkan bahwa tingkat stres akademik siswa tergolong dalam kategori tinggi. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nurakhman (2009:66) di SMA Pasundan 2 Bandung menunjukkan terdapat 48,3% siswa dengan tingkat stres sangat tinggi, 45% siswa berada pada kategori tinggi, 6,67% kategori sedang dan tidak ada seorangpun siswa (0%) yang berada pada kategori rendah dan sangat rendah.

  3 Perubahan tuntutan belajar dari masa sebelumnya juga menyebabkan

  munculnya gejala stress. Kondisi ini, disebabkan oleh tuntutan yang tinggi terhadap prestasi siswa dari tahun ke tahun Kementerian Pendidikan dan pemerintah daerah kabupaten dan kota juga menuntut dan menekan pihak sekolah agar mencapai prestasi yang tinggi serta tingkat kelulusan siswa yang harus mendekati 100 %. Tuntutan yang tinggi, seringkali menjadi pemicu munculnya stres pada peserta didik khususnya pada mereka yang tidak memiliki kesiapan dan kedisiplinan dalam belajar. Menurut Baldwin (dalam Desmita, 2009) dalam menghadapi beban pelajaran di rasa cukup berat di sekolah akan dapat menimbulkan stress pada remaja, terutama bagi remaja midle school, mengingat pada masa ini remaja pada umumnya mengalami tekanan dari pihak sekolah dan kadangkala dari orang tua untuk memperoleh nilai yang tinggi agar dapat melanjutkan pendidikan ke sekolah favorit. Lebih lanjut Rainham (dalam Desmita, 2009) menyatakan bahwa pada masa-masa sekolah menengah pertama di satu sisi merupakan kesempatan untuk mendapatkan pengalaman yang sangat berharga bagi remaja, tetapi di sisi lain mereka dihadapkan dengan banyaknya tuntutan dan perubahan yang cepat yang pada akhirnya dapat membuat mereka mengalami masa-masa yang penuh dengan stress. Stress di bidang akademik pada anak muncul ketika harapan untuk meraih prestasi akademik meningkat, baik dari orang tua, guru ataupun teman sebaya. Harapan tersebut seringkali tidak sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki (Shahmohammadi, 2011).

  4 Penelitian lain yang dilakukan oleh Nurmalasari (2011:290) mengenai

  tingkat stres akademik siswa SMP I Lembang menunjukkan bahwa 22,07% siswa mengalami stres akademik pada area fisik; 19,03% pada area perilaku; Eagleston (Roberson, 1985:5) menyatakan bahwa anak atau remaja yang menghadapi seperangkat tuntutan tanpa kemampuan yang memadai akan meresponnya dengan cara yang berbahaya atau maladaptif. Sehingga dapat menimbulkan respon perilaku, seperti: menarik diri, penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan serta perilaku membolos. Dalam area kognitif, ketidakseimbangan antara tuntutan dengan kemampuan ini dapat mengakibatkan perasaan rendah diri dan selalu merasa gagal.

  Berdasarkan berbagai penelitian (Nurdini, 2009: 6), siswa yang mengalami stres akademik menunjukan perilaku seperti bolos sekolah, cemas menghadapi ulangan atau ujian, mencontek, tidak peduli terhadap materi, tidak menguasai kompetensi, tidak betah di sekolah, takut menghadapi guru, tidak dapat berkonsentrasi di kelas, ingin pindah kelas, cemas terhadap materi yang sulit, jenuh kalau ada pelajaran tambahan, takut terhadap pelajaran tertentu, panik menghadapi tugas yang menumpuk atau sulit, tidak percaya diri ketika mengisi jawaban soal-soal, dan lelah mengikuti ekstrakurikuler. Stres akademik pada siswa dapat memberi dampak pada siswa antara lain motivasi belajar rendah, tidak berhasil menguasai materi-materi

  5

  pelajaran, gagal dalam mencapai standar kelulusan yang ditetapkan, dan lebih jauh berkonsekuensi pada keberhasilan siswa dalam proses pengembangan diri.

  Stres akademik yang terjadi pada siswa maka diperlukan suatu pemberian bahwa bimbingan merupakan upaya yang diberikan untuk membantu individu untuk mengembangkan potensinya secara optimal. Layanan bimbingan dan konseling yang membantu siswa dalam permasalahan akademik atau belajar adalah bimbingan akademik. Bimbingan akademik adalah bimbingan yang diarahkan untuk membantu siswa dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah akdemik. Bimbingan akademik diberikan agar siswa dapat menghadapi tuntutan yang datang dari sekolah sehinga siswa dapat melakukan penyesuaian diri secara baik dan optimal di sekolah (Yusuf dan Nurihsan, 2006: 10). Siswa yang mengalami stres akademik memerlukan upaya bantuan bimbingan akademik yang bersifat responsif. Layanan responsif merupakan layanan bantuan bagi para siswa yang memiliki kebutuhan atau masalah yang memerlukan bantuan segera (Yusuf dan Nurihsan, 2006:28).

  Strategi yang digunakan adalah dengan teknik konseling yang dapat dilakukan secara individual ataupun kelompok.

  Menurut Sarafino (1990:87) salah satu faktor eksternal stres adalah faktor komunitas dan masyarakat. Contohnya yaitu pengalaman stres anak-anak di sekolah dan di beberapa kejadian kompetitif. Pada penelitian Armacort (dalam Rice, 1993:274) tentang stressor pada 1301 pelajar di daerah pinggir kota di

  6 Wisconsin. Dia menemukan bahwa stres yang dialami oleh pelajar disana adalah

  karena merasa takut, aktivitas sekolah, tekanan teman sebaya, dan kecocokan dengan lingkungan sekolah. Sumber utama stres di sekolah adalah adanya terlihat lebih cerdas. Banyaknya kasus-kasus yang terjadi dan semakin banyak stresor yang timbul, semakin meningkat pula tingkat stres pada remaja. Oleh karenanya penelitian ini dilakukan merupakan langkah awal untuk mendeskripsi tingkat stress akademik yang terjadi di siswa kelas XI MA Yarobi Kec.

  Grobogan, Kabupaten Grobogan Tahun 2016/2017. Sehingga dapat menjadi data awal untuk menentukan langkah lanjut bagi terentasnya permasalahan stress di kalangan siswa.

  Hollon and Beck (Lazarus & Folkman, 1984: 336) memaparkan beberapa pendekatan yang dapat digunakan untuk menangani stres yang dialami individu yaitu behavioral affective yang digunakan untuk menangani kecemasan yang menghambat perilaku berpotensi, pendekatan dinamis yang dapat digunakan untuk mengatasi kemarahan serta pendekatan cognitive yang digunakan untuk menangani pemikiran maladaptif serta penyimpangan pemrosesan informasi. Selain itu, pendekatan lain yang dapat digunakan dalam mereduksi stres akademik siswa adalah dengan self instruction training. Bush (2003) mengungkapkan bahwa self instruction training digunakan untuk melakukan intervensi pada masalah-masalah emosional dan perilaku.

  Meichenbaum (Dobson, 2010:15) menyatakan bahwa perubahan kognitif

  7

  individu dapat dilakukan dengan menggunakan verbalisasi diri. Teknik yang dapat digunakan dalam verbalisasi diri tersebut adalah self-instruction training.

  Menurut Bryant dan Budd (1982:259) self-instruction training merupakan teknik yang cocok digunakan dalam mengatasi masalah emosional dan perilaku.

  Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa teknik self-instruction dapat digunakan dalam menangani masalah emosi dan perilaku. Bryant dan Budd (1982:266) menyatakan bahwa teknik self-instruction efektif untuk meningkatkan kemandirian dalam mengerjakan tugas-tugas. Begitu juga Baker dan Butler (1984) yang menemukan keefektivan self-instruction dalam menurunkan kecemasan siswa. Berdasarkan pendapat tersebut, teknik self-instruction dapat digunakan sebagai salah satu intervensi untuk mereduksi stres akademik yang dialami siswa. Manusia dilahirkan dengan segenap potensi dan seperangkat kemampuan dari Tuhan untuk dimanfaatkan dalam pemenuhan kebutuhan. Perilaku merupakan salah satu perantara manusia untuk mencapai tujuan dalam memenuhi kebutuhan manusia. Perilaku dalam psikologi, dipandang sebagai sesuatu yang dapat diubah dan dapat dipelajari. Sebagaimana dalam firman Allah QS. Al-Baqarah ayat 286, berbunyi:

                     

                                 

    

  

  8 Artinya: Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (mereka berdoa): "Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau hukum Kami jika Kami lupa atau Kami tersalah. Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau bebankan kepada Kami beban yang berat Tuhan Kami, janganlah Engkau pikulkan kepada Kami apa yang tak sanggup Kami memikulnya. beri ma'aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah penolong Kami, Maka tolonglah Kami terhadap kaum yang kafir."

  Hasil pra penelitian fenomena stress akademik yang terjadi di MA Yarobi Kec. Grobogan, Kab. Grobogan itu sendiri adalah banyaknya siswa yang bolos pada saat jam pelajaran berlangsung, banyak juga siswa yang mengaku jarang mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, menggerutu ketika guru memberikan tugas serta tidak merasakan kepuasan terhadap penjelasan guru di depan kelas. Selain itu, prestasi belajar yang diperoleh siswa menurun tidak memenuhi KKM baik dalam mata pelajaran maupun KKM yang telah ditentukan sekolah. Hal tersebut dapat dijadikan salah satu dasar untuk melakukan penelitian ini secara lebih mendalam. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk membahas lebih dalam tentang hal tersebut. Sehingga penulis mengambil judul skripsi: “Efektifitas Teknik Self-Instruction dalam Mereduksi

  Stress Akademik pada Siswa Kelas XI MA YAROBI Kecamatan Grobogan, Kabupaten Grobogan Tahun 2016/2017

  ”.

B. Rumusan Masalah

  Dalam rangka mengetahui jawaban penelitian perlu merumuskan permasalahan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang penulis teliti, sebagai berikut :

  9

  1. Bagaimana pelaksanaan bimbingan dengan menggunakan teknik self-

  

instruction pada siswa kelas XI MA Yarobi Kecamatan Grobogan,

  Kabupaten Grobogan Tahun 2016/2017?

  2. Bagaimana tingkat stres akademik yang dialami siswa kelas XI MA Yarobi Kecamatan Grobogan, Kabupaten Grobogan Tahun 2016/2017 sebelum dan sesudah pelaksanaan bimbingan dengan teknik self instruction?

  3. Apakah teknik self-instruction efektif untuk mereduksi stres akademik siswa kelas XI MA Yarobi Kecamatan Grobogan, Kabupaten Grobogan Tahun 2016/2017?

  C. Tujuan Penelitian

  Untuk mencapai hasil yang baik, maka peneliti menetapkan tujuan yang ingin dicapai. Adapun tujuan penelitian, sebagai berikut:

  1. Untuk mengetahui pelaksanaan bimbingan dengan menggunakan teknik self-

  

instruction pada siswa kelas XI MA Yarobi Kecamatan Grobogan, Kabupaten

Grobogan Tahun 2016/2017.

  2. Untuk mengetahui tingkat stres akademik yang dialami siswa kelas XI MA Yarobi Kecamatan Grobogan, Kabupaten Grobogan Tahun 2016/2017 sebelum dan sesudah pelaksanaan bimbingan dengan teknik self instruction.

  3. Untuk mengetahui efektifitas penggunaan teknik self-instruction dalam menangani stres akademik siswa kelas XI MA Yarobi Kecamatan Grobogan, Kabupaten Grobogan Tahun 2016/2017.

  D. Kegunaan Penelitian

  Setelah adanya data dan informasi yang diperoleh dari penelitian tentang efektifitas teknik self-instruction dalam mereduksi stress akademik pada siswa kelas XI MA Yarobi Kecamatan Grobogan, Kabupaten Grobogan Tahun

  10

  2016/2017, maka harapan peneliti dari penelitian ini dapat memberikan manfaat secara praktis maupun teoritis, yaitu:

  1. Manfaat teoritis

  a. Menambah pengetahuan dan mengembangkan ilmu yang telah diperoleh selama kuliah, sehingga penelitian ini merupakan wahana untuk mengembangkan ilmu yang dimiliki penulis.

  b. Penelitian ini digunakan sebagai referensi atau bahan kajian di bidang ilmu pengetahuan.

  c. Dapat dijadikan referensi dalam mengembangkan pengetahuan tentang teknik self instruction dalam mengurangi stress akademik pada siswa.

  2. Manfaat praktis

  a. Bagi guru, dapat membantu menangani stres akademik yang dialami siswa dengan menerapkan teknik self-instruction.

  b. Bagi siswa, diharapkan dapat memiliki keterampilan bantuan diri melalui teknik self-instruction dalam mereduksi stres akademik.

  c. Bagi sekolah, penerapan teknik self-instruction untuk menurunkan tingkat stres akademik bukan hanya berimplikasi pada pemahaman seorang konselor terhadap pendekatan teknik self-instruction, tetapi juga menuntun konselor untuk memiliki kepribadian yang mampu menjadi model (sabar, empati, respek kepada orang lain).

E. Definisi Operasional

  Agar tidak terjadi kesalah pahaman dalam penulisan skripsi ini, perlu penulis jelaskan mengenai istilah-istilah yang terdapat dalam judul di atas.

  Istilah-istilah tersebut adalah :

  11

  1. Teknik Self Instruction

  Self instruction , merupakan sebuah metode yang diadaptasi dari

  modifikasi konseling kognitif perilaku yang dikembangkan oleh Meichenbaum pada tahun 1977. Meichenbaum menduga bahwa beberapa perilaku maladaptif dipengaruhi oleh pikiran irasional yang menyebabkan verbalisasi diri yang tidak tepat (Baker & Butler, 1984). Dengan kata lain, merupakan sebuah latihan untuk meningkatkan kontrol diri dengan menggunakan verbalisasi diri sebagai rangsangan dan penguatan selama menjalani treatment (Blackwood, et al., dalam Tang, 2006:76 ). Self instruction adalah suatu teknik untuk membantu klien terhadap apa yang konseli katakan kepada dirinya dan menggantikan pernyataan diri yang lebih adaptif (Ilfiandra, 2008). Hal ini berdasarkan pada asumsi Meichenbaum (Baker & Butler, 1984) yang menyatakan bahwa individu yang mengalami perilaku salah dikarenakan pikiran irasional yang diakibatkan kesalahan dalam melakukan verbalisasi diri.

  Berdasarkan beberapa pengertian diatas yang dimaksud teknik self

  instruction adalah suatu cara mengubah perilaku sesuai tujuan yang hendak

  dicapai dengan mengganti verbalisasi diri yang kurang tepat menjadi verbalisasi yang lebih dapat diterima.

  Adapun indikator teknik self instruction, sebagai berikut:

  a. Aspek keberartian (significance), adanya kepedulian, perhatian dan afeksi yang diterima oleh individu dari lingkungan.

  12

  b. Aspek kekuatan (power), kemampuan individu untuk bisa mengatur perilaku sendiri dan mempengaruhi perilaku orang lain.

  c. Aspek kemampuan (competence), ditandai dengan perfomansi individu dalam mengerjakan bermacam-macam tugas dengan baik sesuai dengan tingkat usia dan tugas perkembangannya.

  d. Aspek kebajikan (virtue), ditandai dengan ketaatan individu terhadap standar moral, etika dan prinsip-prinsip religius.

  2. Stress akademik merupakan stress yang disebabkan oleh academic

  stressor . Academic stressor yaitu stress siswa yang bersumber dari proses

  belajar mengajar atau hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan belajar yang meliputi: tekanan untuk naik kelas, lama belajar, mencontek, banyak tugas, mendapat nilai ulangan, birokrasi, mendapatkan beasiswa, keputusan menentukan jurusan dan karir serta kecemasan ujian dan manajemen waktu

  Penelitian Wilks (2008:106-125) menunjukkan bahwa masa menempuh pendidikan di sekolah menengah merupakan suatu pengalaman yang berharga bagi remaja, tetapi disisi lain banyak siswa berpendapat bahwa menempuh pendidikan yang lebih tinggi merupakan masa transisi yang ditandai dengan seperangkat tuntutan yang berkaitan dengan pengaturan. Stress akademik merupakan produk kombinasi dari tuntutan

  13

  terkait dengan bidang akademik yang melebihi kemampuan yang dimiliki individu.

  Menurut peneliti stress di bidang akademik adalah respon individu dengan kemampuan untuk mencapainya sehingga situasi tersebut mengakibatkan perubahan respon dalam diri individu tersebut, baik secara fisik maupun psikologis.

  Adapun indikator-indikator dalam stress akademik, sebagai berikut:

  a. Indikator fisik (objektif dalam bentuk keluhan fisik, seperti: muka memerah, pucat, lemah dan merasa tidak sehat, jantung berdebar-debar, gemetar, sakit perut, pusing, badan kaku dan berkeringat dingin).

  b. Indikator perilaku (tampak dari perilaku-perilaku menyimpang, seperti: munculnya rasa cemas, sensitif, sedih, kemarahan, frustasi).

  c. Indikator pikiran (tampak dalam gejala sulit berkonsentrasi, mudah lupa dan sulit mengambil keputusan, seperti: kesulitan memusatkan perhatian dalam belajar, sulit mengingat pelajaran atau mudah lupa, sulit memahami bahan pelajaran, berpikir negatif pada diri dan lingkungan).

  d. Indikator psikologis (lebih dikaitkan pada aspek emosi, seperti: mudah marah, sedih dan tersinggung merusak, menghindar, membantah, berkata kotor, menghina, menunda-nunda penyelesaian tugas sekolah, malas sekolah dan terlibat dalam kegiatan mencari kesenangan secara berlebih- lebihan dan beresiko).

  14 F.

   Hipotesis

  Hipotesis diartikan suatu jawaban yang sementara terhadap suatu permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. berikut: “penerapan teknik self-instruction efektif dalam menangani stres akademik siswa kelas XI MA Yarobi Kecamatan Grobogan, Kabupaten Grobogan Tahun 2016/2017”.

G. Metode Penelitian

  Metode yang digunakan dalam penelitian ini, sebagai berikut :

  1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang mendekatkan analisis pada data numerik (angka) yang dianalisis dengan metode statistik. Menurut Creswell, pendekatan kuantitatif merupakan penelitian yang bekerja dengan angka, yang datanya berwujud bilangan, dan datanya dianalisis dengan menggunakan statistik untuk menjawab pertanyaan atau hipotesis penelitian yang sifatnya spesifik dan untuk melakukan prediksi bahwa suatu variabel tertentu mempengaruhi variabel yang lain (Hasa, 2004:13). Pada dasarnya pendekatan kuantitatif melaksanakan penelitian dengan cara sistematis, terkontrol, empirik, dan bisa menengahi hipótesis yang diasumsikan menengahi fenomena alam (Hasa, 2004:2).

  Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan korelasional yang ingin mengukur hubungan variabel bebas dan variabel

  15

  terikat. Menurut Sumadi, tujuan penelitian dengan pendekatan korelasional ini adalah untuk mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan faktor dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain

  2. Instrumen pengukuran Penelitian ini status peneliti diketahui oleh informan atau responden.

  Peneliti bersifat terbuka dan menampakkan bahwa dirinya adalah seorang peneliti yang sedang melakukan penelitian serta mengharap ada respon dari responden. Adapun cara yang digunakan untuk mengungkap pelaksanaan teknik self instruction menggunakan wawancara dan observasi secara langsung, sedangkan untuk stress akademik menggunakan angket/quesioner scoring menggunakan skala yang ditetapkan alat ukur DASS (depression anxiety stress scale) yaitu selalu (3), sering (2), kadang-kadang (1) dan tidak pernah (0).

  3. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah MA Yarobi Kecamatan

  Grobogan, Kabupaten Grobogan Tahun 2016/2017. Sedangkan waktu penelitian ini direncanakan dan dilaksanakan pada bulan Juli 2016 sampai dengan selesai.

  4. Populasi dan Sampel Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

  16

  dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah jumlah siswa kelas XI MA Yarobi Kecamatan Grobogan, Kabupaten Grobogan Tahun 2016/2017.

  1991:104). Tehnik sampling adalah cara yang digunakan untuk mengambil sampel (Suharsimi Arikunto, 1991:106). Dalam hal ini Sutrisno Hadi (1995:73), berpendapat bahwa tidak ada ketentuan yang mutlak berapa sampel yang harus diambil dari populasi. Ketidakpastian ini menimbulkan keraguan dalam penyelidikan. Adapun teknik sampling yang penulis gunakan adalah teknik purposive random sampling. Adapun dalam penelitian mengambil sampel secara acak yakni 20 responden/siswa dari keseluruhan jumlah siswa kelas XI A dan XI B dengan mendasarkan pada prestasi akademik siswa dan saran dari guru MA Yarobi Grobogan.

  5. Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data secara holistik integrative relevan dengan fokus, maka teknik pengumpulan data yang akan dipakai meliputi : a. Metode Angket

  Angket atau kuesioner adalah teknik pengumpulan data melalui formulir-formulir yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara tertulis pada seseorang atau sekumpulan orang untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan dan informasi yang diperlukan oleh peneliti (Mardalis, 2002:67). Teknik pengumpulan data ini digunakan untuk

  17

  mengetahui tingkat stress akademik pada siswa kelas XI MA Yarobi Kecamatan Grobogan, Kabupaten Grobogan Tahun 2016/2017.

  b. Metode Interview untuk mendapatkan informasi secara langsung dengan mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan yang sistematis kepada para responden. Wawancara bermakna tahapan cara interview (pewawancara) dengan responden, dan kegiatannya dilakukan secara lisan (Hadi, 2000:196).

  Metode ini ditujukan kepada guru dan siswa kelas XI MA Yarobi Kecamatan Grobogan, Kabupaten Grobogan Tahun 2016/2017 untuk mengetahui pelaksanaan bimbingan menggunakan teknik self instruction.

  c. Metode Observasi Observasi sebagai pengamatan dan pencatatan dengan sistematis fenomena yang diselidiki (Hadi, 2000:136). Metode ini digunakan untuk mendapatkan data tentang pelaksanaan teknik self instruction siswa kelas

  XI MA Yarobi Kecamatan Grobogan, Kabupaten Grobogan Tahun 2016/2017.

  6. Teknik Analisis Data Analisa data pada penelitian merupakan penelitian eksperimen jenis

  Dalam penelitian ini hasil perlakuan One-Group Pretest-Posttest Design. akan dibandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan. Adapun desain penelitian ini, sebagai berikut:

  18 Sebelum Perlakuan Sesudah

  O

  2 Sumber: Sugiyono(2010: 111)

1 X O

  Keterangan : O

  1 = nilai pretest (sebelum diberikan perlakuan)

  O

  2 = nilai posttest (sesudah diberikan perlakuan) X = perlakuan yang diberikan.

  Adapun langkah-langkah yang dilakukan, sebagai berikut:

  a. Uji Validitas Validitas merupakan tingkat dimana suatu alat pengukur mengukur apa yang akan diukur. Data penelitian tidak akan berguna apabila instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian tidak memiliki validitas dan reliabilitas yang tinggi. Teknik korelasi yang digunakan adalah. (Sudjana, 2002: 369) Keterangan : r ; koefisien korelasi antara item (X) dengan skor total (Y) X ; skor setiap item Y ; skor total N ; jumlah responden

  19

  b. Uji Reliabilitas Realibilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau sama pula (Siregar, 2010: 173).

  Dalam setiap penelitian adanya kesalahan pengukuran ini cukup besar. Karena itu untuk mengetahui hasil penelitian pengukuran yang sebenarnya, kesalahan pengukuran itu sangat diperhitungkan.

  c. Uji Normalitas Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.

  Seperti diketahui bahwa uji t dan f mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram serta melihat nilai signifikan dari uji Kolmogrov-Smirnov.

  d. Uji Partial (t-test) Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen (X) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (Y).

  Signifikan berarti pengaruh yang terjadi dapat berlaku untuk populasi (dapat digeneralisasikan). Dimana t tabel > t hitung , H diterima. Jika t tabel <

  20

  t hitung , maka H

  1

  diterima diterima, begitupun jika sig > α (0,05), maka H H

  1 o ditolak H 1 diterima.

  ditolak dan jika sig < α (0,05), maka H

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN KEAKTIFAN SISWA MENGIKUTI KEGIATAN PESANTREN KILAT TERHADAP SIKAP KEDISIPLINAN SISWA DALAM BELAJAR (Studi Kasus pada Siswa MTs. YAROBI Grobogan Tahun Pelajaran 2005/2006) - Test Repository

1 1 112

PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASIBELAJAR MEMBACA AL QUR’AN (Studi Kasus pada Santri TPQ Hidayatush Shibyan Desa Brabo Kec. Tanggungharjo Kab. Grobogan Tahun2006) - Test Repository

0 0 83

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHAFAL BACAAN SHALAT FARDHU MELLAUI METODE DRILL Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas II SDN Kenteng 02 Kec. Susukan Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010) - Test Repository

1 2 112

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM BUDAYA JAWA (Telaah Prosesi Adat Pemakaman pada Masyarakat Pager Kec. Kaliwungu Kab. Semarang Tahun 2014) - Test Repository

0 4 163

Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Daur Hidup Hewan pada Siswa Kelas IV Melalui Media Audio-Visual di MI Asysyafi’iyyah Jatirejo Suruh Kab. Semarang Tahun Ajaran 2016/2017 - Test Repository

0 0 148

Korelasi Antara Pemahaman Materi Pendidikan Agama Islam Dengan Perilaku Beragama Siswa Kelas XI di SMK Negeri 1 Ngablak Kab. Magelang Tahun Pelajaran 2015/2016 - Test Repository

0 1 115

Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Sifat-sifat Bangun Datar Melalui Pembelajaran Berbasis Budaya pada Siswa Kelas V MI Al-Huda Munggangsari 2 Kec. Kaliangkrik Kab. Magelang Tahun Ajaran 20015/2016 - Test Repository

0 0 164

Judul Skripsi : Pembiasaan Sedekah dalam Pembentukan Nilai-Nilai Karakter Siswa di SMA N 1 Tuntang Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017 - Test Repository

0 0 148

Judul Skripsi : Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Materi Menyimak Cerita Anak Melalui Media Wayang Sumpit Pada Siswa Kelas III MI Miftahul Huda Sumberejo 01 Kec. Pabelan Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017 - Test Repository

0 0 137

Implementasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Agama Islam di MTs Sudirman Jambu Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017 - Test Repository

0 0 120