STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS RUMAH MAKAN PADA "SAUNG KATINEUNG RASA" MELALUI ANALISIS SWOT.

(1)

STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS RUMAH MAKAN PADA “SAUNG

KATINEUNG RASA PUNCLUT” MELALUI ANALISIS SWOT SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pariwisata

Oleh : Siti Hanifah

1100126

PROGRAM STUDI MANAJEMEN INDUSTRI KATERING FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015


(2)

Oleh Siti Hanifah

1100126

Skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pariwisata

Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Siti Hanifah

Universitas Pendidikan Indonesia Agustus 2015

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

Skripsi ini tidak boleh perbanyak seluruhnya atau sebagian


(3)

(4)

ABSTRAK

Siti Hanifah, 1100126, Strategi Pengembangan Bisnis Rumah Makan Pada “Saung Katineung Rasa” Melalui Analisis SWOT di bawah bimbingan Prof. Dr. H. Eeng Ahman, MS dan Oce Ridwanudin SE, MM.

Penelitian dilatarbelakangi oleh pengaruh faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal terhadap volume penjualan di Rumah Makan Katineung Rasa. Rumusan masalah dalam penelitian adalah strategi apa yang paling cocok dan sesuai bagi Rumah Makan Katineung Rasa untuk mengembangkan usahanya. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui strategi pengembangan bisnis Rumah Makan Katineung Rasa berdasarkan analisis SWOT untuk meningkatkan volume penjualan. Penelitian dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif dengan metode analisis SWOT untuk merumuskan rencana strategi dan strategi usaha dengan memanfaatkan setiap kekuatan dan peluang yang ada untuk di analisis dengan kelemahan dan ancaman yang dihadapi agar dapat mengatasi dan mengurangi sekecil mungkin dengan menggunakan matriks IFAS, EFAS, IE. Maka penulis akan menganalisis dan merumuskan alternatif rencana dari strategi bisnis yang disusun berdasarkan faktor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor-faktor eksternal (peluang dan ancaman) yang terdapat pada Rumah Makan Katineung Rasa dengan menggunakan matriks QSPM (Quantitative

Strategic Planningg Matrix).

Hasil analisis alternatif strategi pengembangan bisnis dengan menggunakan matriks QSPM terdapat sebelas alternatif strategi. Terdapat hasil nilai TAS (Total

Attractives Scores) tertinggi sebesar 6,46 diketahui prioritas dari alternatif strategi

yaitu mempertahankan dan meningkatkan kualitas produk.


(5)

Siti Hanifah, 2015

STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS RUMAH MAKAN PADA “SAUNG KATINEUNG RASA PUNCLUT” ABSTRACT

Siti Hanifah, 1100126, Strategi Pengembangan Bisnis Rumah Makan Pada “Saung Katineung Rasa” Melalui Analisis SWOT, under the guidance Dr. H. Eeng Ahman, MS and Oce Ridwanudin SE, MM.

The background of this research is the influence of internal and external factors. The research aimed to showed what strategy that the most suitable for Saung Katineung Rasato develop the business. The main purpose of this research is to identify the development strategy for Rumah Makan Saung Katineung Rasa business based on is SWOT analysis for improve the selling target. The research approach that used is qualitative and quantitative with SWOT analysis method for formulate the strategy plan and business strategy by using every strength and oppurtunities that exist for combine with weakness and in order to the threats that could be minimized as small as possible by using the matrix EFE, IFE and IE. At this point writer will try to formulate an alternative plan through business strategy that arranged based on internal factors (Strength and Weakness) and external factors (Oppurtunities and Threat) that contained on Saung Katineung Rasa Punclut using matrix QSPM (Quantitative Strategic Planningg Matrix).

Result analysis of alternative strategies of business development there are twelvealternative. With the value TAS (Total Attractives Scores)top of 6,46 it is known that the priority of alternative strategies of improve and maintain the quality of products.


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK……….i

ABSTRACT………...ii

KATA PENGANTAR……….iii

UCAPAN TERIMA KASIH….…..………..………...v

DAFTAR ISI………vi

DAFTAR TABEL………...ix

DAFTAR GAMBAR………..…………xi

DAFTAR LAMPIRAN……….……….xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Penelitian………..1

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah………6

1.2.1 Identifikasi Masalah………..6

1.2.2 Rumusan Masalah……….6

1.3Tujuan Penelitian………...6

1.4Kegunaan Penelitian………...7

BAB II KAJIAN TEORI, KAJIAN PUSTAKA, DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1Konsep Industri Pariwisata………...……8

2.2Konsep Bisnis Restoran sebagai Atraksi Wisata Kuliner………..9

2.3Konsep Manajemen Strategik dalam Rumah Makan………...13

2.3.1 Definisi Manajemen Strategik………...14


(7)

2.3.3 Tahap-tahap Manajemen Strategi………..16

2.3.4 Perumusan Strategi………17

2.3.5 Pemilihan Strategi………..21

2.3.6 Analisis SWOT………..23

2.3.7 Matriks………...24

2.4Penelitian Terdahulu………...…………...………..29

2.5Strategi Pengembangan Usaha Pada Rumah Makan………...…30 2.6Kerangka Pemikiran……….32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1Lokasi dan Waktu Penelitian.………..…………35

3.2Metode Penelitian………35

3.2.1Teknik Pengumpulan Data………..36 3.2.1.1Data Primer………...………..37

3.2.1.2Data Sekunder………...39

3.3Informan penelitian………..40 3.3.1 Populasi dan Sampel………..41

3.3.2Teknik Sampling……….41 3.3.3Sampling Insedential………...42

3.4Definisi Operasional Variabel………..42

3.5Uji Instrumen Penelitian………..47

3.5.1Uji Validitas………47

3.5.2Uji Reliabilitas………50

3.6 Teknik Analisis Data………52

3.6.1Metode Pengolahan Data………52 3.6.1.1Tahap Input……….53

3.6.1.2Tahap Pemberian Bobot………...…...54

3.6.1.3Tahap Pencocokan………..58 3.6.1.4Tahap keputusan………..62 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


(8)

4.1.1 Visi………..65

4.1.2 Misi……….65

4.1.3Struktur Organisasi……….65

4.2Kondisi Lingkungan Eksternal……….66

4.3Kondisi Lingkungan Internal………...66 4.3.1Gambaran Umum Responden……….67

4.3.2Tanggapan Responden Terhadap Variabel Internal…………....70

4.3.3Rekapitulasi Variabel Internal………...80

4.3.4Hasil Wawancara Variabel Internal dan Eksternal……….83

4.4Analisis Faktor-Faktor Peluang, Ancaman, Kekuatan dan Kelemahan Rumah Makan Katineung Rasa………....94

4.5Formulasi Alternatif Strategi………....96

4.5.1Penilaian Matriks EFE………...96

4.5.2Penilaian Matriks IFE………98

4.5.3Penilaian Matriks IE……….…100

4.5.4Position Kuadran SWOT………..102

4.5.5Matriks SWOT………..103

4.6Penentuan Strategi Menggunakan QSPM………..115

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1Kesimpulan………120

5.2Saran………...122 DAFTAR PUSTAKA


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel Hal

1.1Jumlah dan daftar nama Rumah Makan di Bandung………...3

1.2Kunjungan Konsumen dan Volume Penjualan Saung Katineung Rasa……….4

2.1 Penelitian Terdahulu………...………29

3.1Jenis dan Sumber Data……….39

3.2Operasional Variabel………43

3.3Interpretasi Koefisien Korelasi………48

3.4Hasil Analisis Instrumen Internal di Rumah Makan Katineung Rasa……...49

3.5Hasil Pengujian Reliabilitas……….51

3.6Matriks EFE (eksternal factor evaluation)……….54

3.7Matriks IFE (internal factor evaluation)……….54 3.8Penilaian Bobot Faktor Internal………..55

3.9Penilaian Bobot Faktor eksternal..……….55

3.10Bobot dan Rating EFE (eksternal factor evaluation)………....57

3.11Bobot dan Rating IFE (internal factor evaluation)………...57 3.12Matriks QSPM (Quantitative Strategy Planning Matrix) ………63

4.1Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin………67 4.2Karakteristik Responden Berdasarkan Usia……….68

4.3Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir……….68

4.4Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan………69

4.5Tanggapan Konsumen terhadap tingkat kesesuaian porsi menu yang disajikan di Rumah Makan Katineung Rasa………71

4.6Tanggapan Konsumen terhadap Rasa, Aroma dan Warna Pada Menu Makanan di Rumah Makan Katineung Rasa………....72

4.7Tanggapan Konsumen Terhadap Penampilan Pada Menu Makanan di Rumah Makan Katineung Rasa………....73

4.8Tanggapan Konsumen Terhadap Hygiene Pada Menu Makanan di Rumah Makan Katineung Rasa………...74


(10)

4.9Tanggapan Konsumen Terhadap Harga Pada Menu Makanan di Rumah Makan Katineung Rasa………....75 4.10Tanggapan Konsumen Terhadap Menu Yang Dijual Rumah Makan

Katineung Rasa………76 4.11Tanggapan Konsumen Terhadap Indikator Promosi Di Rumah Makan

Katineung Rasa………..………..77 4.12Tanggapan Konsumen Terhadap Indikator Pelayanan Di Rumah Makan

Katineung Rasa………78

4.13Tanggapan Konsumen Terhadap Indikator PelayananDi Rumah Makan

Katineung Rasa………79

4.14Rekapitulasi Tanggapan Responden Terhadap Variabel Internal Di Rumah

Makan Katineung Rasa………80

4.15Penilaian Matriks EFE Di Rumah Makan Katineung Rasa………96 4.16Penilaian Matriks IFE Di Rumah Makan Katineung Rasa……….98 4.17Tabel Peringkat Alternatif Strategi Pada Saung Katineung Rasa……….…116


(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal

2.1Model Manajemen Strategi………..16

2.2 Analisis PEST………..19

2.3Analisis Lingkungan Indutri………20

2.4MatriksSWOT (TOWS)………...25

2.5 Matriks IE……….27

2.6Matriks BCG………27

2.7Matriks Portofolio Evolusi Produk atau Pasar……….28

2.8Kerangka Pemikiran……….34

3.1 Teknik pengumpulan Data “Triangulasi”………38 3.2 Teknik pengumpulan Data Triangulasi “sumber”………...39

3.3Matriks IE……….59

3.4Kuadran SWOT………59

3.5Matriks SWOT……….61

4.1Logo Rumah Makan Katineung Rasa………..64

4.2Struktur Organisasi Rumah Makan Katineung Rasa………...65

4.3Rekapitulasi Tanggapan Konsumen Terhadap Variabel Internal………81

4.4Garis KontinumVariabel Internal……….83

4.5Matriks IE Pada Rumah Makan Katineung Rasa………...101

4.6Position Kuadran SWOT Pada Rumah Makan Katineung Rasa…………...102

4.7Matriks SWOT Pada Rumah Makan Katineung Rasa………...104


(12)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Perkembangan pariwisata di dunia saat ini dari masa ke masa demikian pesat dan menjadi hal penting bagi setiap negara dan kalangan industri pariwisata. Indonesia merupakan negara yang mempunyai pariwisata yang semakin tumbuh dan berkembang pesat, karena di nilai dari aspek ekonomi yang berkaitan erat dengan pariwisata semakin berkembang di lihat dari banyaknya bermunculan usaha di bidang kuliner seperti : restoran, kedai, rumah makan dll. Seperti kita ketahui industri makanan dan minuman merupakan industri yang kontemporer yang berubah-ubah mengikuti perkembangan jaman dan selera konsumen. Berdasarkan pada jumlah kunjungan wisatawan yang datang ke Indonesia mengalami pertumbuhan tinggi seperti terlihat pada peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara yang sudah mencapai 9,5 juta periode Januari hingga desember 2014 meningkat di bandingkan periode yang sama pada tahun 2013. Perkembangan ini semakin menunjukan potensi sektor pariwisata sebagai sektor strategis dalam perekonomian nasional ke depan. Berikut data dari badan pusat statistik (Bps) jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke indonesia.

Maka wisatawan mancanegara yang masuk ke Indonesia mengalami kenaikan setiap tahunnya, seperti menurut Mentri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menfarekraf) Mari Eka Pangestu faktor yang mempengaruhi kenaikan pariwisata Indonesia di sebabkan bidang dan kenyamanan bagi wisatawan, selain faktor tersebut yaitu harga kompetitif dengan negara lain yang di miliki pariwisata Indonesia, namun memiliki value of money yang tinggi.

Menurut Richard Sihite dalam Marpaung dan Bahar (2000:hlm46-47) menjelaskan pariwisata yaitu sebagai berikut :

“Pariwisata adalah suatu perjalanan yang di lakukan orang untuk sementara waktu, yang di selenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain meninggalkan tempatnya semula, dengan suatu perencanaan dan dengan maksud bukan untuk berusaha atau mencari nafkah di tempat yang di kunjungi, tetapi


(13)

semata-mata untuk menikmati kegiatan pertamasyaan dan rekreasi atau untuk

memenuhi keinginan beraneka ragam”.

Industri pariwisata menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang cepat yang di pengaruhi oleh industri pariwisata kecil dan menengah yang berpotensi dalam melahirkan pariwisata di suatu tempat, karena mayoritas pelaku bisnis di Indonesia adalah berskala usaha kecil. Sebagaimana di laporkan oleh Biro Pusat Statistik, jumlah pelaku bisnis usaha kecil di Indonesia sebanyak 14,1 juta usaha (96,1%) yang terus meningkat setiap tahunnya dan usaha kecil di Indonesia telah banyak memberikan kontribusi terhadap pendapatan domestik bruto dari Indonesia. Maka perkembangan ekonomi di Indonesia bergantung kepada perkembangan bisnis yang di jalankan oleh usaha kecil. Berdasarkan data dari badan pusat statistik ada sebelas provinsi yang paling sering di kunjungi oleh para wisatawan, salah satunya yaitu provinsi Jawa Barat yang merupakan salah satu tempat favorit wisatawan saat berkunjung ke Indonesia. Jawa barat memiliki Kota Bandung yang terkenal dengan kota kuliner dan merupakan salah satu kota yang berpengaruh dalam memberikan kontribusinya di industri pariwisata di Indonesia. Berikut data kunjungan wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara yang datang ke Kota Bandung.

Berdasarkan Data Biro Pusat Statistik (BPS) kunjungan wisatawan yang datang ke Kota Bandung mengalami peningkatan setiap tahunnya. Para wisatawan yang datang ke Kota Bandung selain ingin menikmati keindahan pariwisata Kota Bandung juga ingin menikmati kuliner yang terdapat di Kota tersebut. Para wisatawan yang berkunjung tidak akan kesulitan mencari wisata kuliner di Kota Bandung karena di setiap sudut kota Bandung terdapat banyak sekali tempat kuliner misalnya Restoran, Cafe, Kedai, dan Warung-warung yang menjajakan berbagai macam jenis kuliner yang banyak di dominasi oleh jenis restoran Ethnic

Food. Menurut Marsum WA (2005:hlm7-8) menjelaskan tentang restoran yaitu “Restoran adalah suatu tempat atau bangunan yang di organisasi secara komersial,

yang menyelenggarakan pelayanan dengan baik kepada semua tamunya baik


(14)

Tabel 1.1

Jumlah dan daftar nama Rumah Makan di Bandung

NO Klasifikasi Jumlah

1. Rumah Makan A 50

2. Rumah Makan B 150

3. Rumah Makan C 165

Jumlah 365

Sumber : Dinas Kebudayaan Kota Bandung : 2014

Berdasarkan tabel di atas klasifikasi Rumah Makan di bagi menjadi tiga, yaitu Rumah Makan A, Rumah Makan B, dan Rumah Makan C dengan total semua berjumlah 365. Rumah makan yang paling banyak adalah Rumah Makan C. Klasifikasi Rumah Makan A, B dan C di tentukan dari banyaknya jumlah karyawan, jumlah kursi dan meja yang tersedia. Pariwisata yang di miliki Kota Bandung sangat berpotensi, karena banyaknya wisata kuliner dan minat wisatawan domestik dan mancanegara yang datang sehingga Kota Bandung menjadi tempat favorit untuk di kunjungi. Melihat besarnya potensi dan melihat fenomena dalam dunia kuliner yang tidak pernah berhenti mengikuti jaman, para pembuka bisnis ramai membuka tempat wisata khususnya dalam bidang usaha makan atau Restoran. Banyak sekali kawasan wisata kuliner di Bandung yang terkenal dan banyak di kunjungi yaitu di Jalan Pasir,Kaliki, jalan Setiabudhi, Dago dengan menjual dan menyediakan berbagai jenis menu makanan khas Bandung sampai Internasional. Banyaknya wisata kuliner di Kota Bandung tidak sedikit para pelaku usaha kuliner yang masih mempertahankan kekhasan Bandung dengan menjual menu makanan khas Bandung. Salah satunya sebagai bisnis Rumah Makan Ethnic Food yaitu makanan khas sunda yang marak di daerah Punclut yang saat ini semakin banyak bermunculan.

Rumah Makan Saung Katineung Rasa merupakan Rumah Makan yang termasuk ke dalam Ethnic Food, karena menghidangkan dan menyajikan berbagai makanan khas sunda. Saung Katineung Rasa ini termasuk ke dalam klasifikasi Rumah Makan C. Pada awalnya pemilik hanya membuka Rumah Makan ini hanya pada saat hari libur, tetapi seiring berjalannya waktu dan minat pelanggan yang datang, Rumah Makan ini mengalami peningkatan, maka bisnis yang di kelola oleh Ibu Ikah ini di perbaiki dan sekarang Rumah Makan ini di buka setiap


(15)

hari. Dengan terus meningkatnya Industri Pariwisata di Indonesia, bagi para pelaku usaha di bidang kuliner seperti Rumah Makan Saung Katineung Rasa hal ini menjadi tantangan dan ancaman dalam memenangkan persaingan. Adapun data mengenai kunjungan dan penjualan menu paket di Rumah Makan Katineung Rasa yaitu sebagai berikut :

Tabel 1.2

Kunjungan Konsumen dan Volume Penjualan di Rumah Makan Katineung Rasa

Sumber : Penelitian di Rumah Makan Katineung Rasa : 2015

Keterangan Tabel :

Menu A : Paket Ayam Goreng dan Ayam Bakar Menu B : Paket Pepes Ayam

Menu C : Paket Pepes Ikan Mas

Menu D : Paket Ikan Gurame Goreng dan Bakar

Berdasarkan tabel di atas penjualan menu paket dengan harga Rp.25.000 yang paling di gemari oleh konsumen adalah paket ayam goreng dan ayam bakar. Terlihat pada tahun 2013 total penjualan mengalami kenaikan sebesar 13.248 dan data kunjungan konsumen sebesar 13.982. Maka kesimpulannya adalah setiap satu konsumen dapat membeli beberapa menu makanan dan tidak semua konsumen yang datang membeli menu makanan di Rumah Makan Katineung Rasa. Muncul permasalahan pada Rumah Makan ini adalah pada tabel penjualan beberapa menu mengalami penurunan dan pada menu lainnya mengalami peningkatan atau stabil, akan tetapi restoran ini tidak dapat mencapai target penjualan yang di tentukan oleh perusahaan. Terlihat pada tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar 13.248 dengan omset penjualan sebesar Rp.349.550.000 dan pada tahun 2014 kembali mengalami penurunan sebesar 12.480 dengan omset

Tahun Menu A

Menu B

Menu C

Menu

D Total Kunjungan

Omset Penjualan 2012 6.336 1.536 2.112 480 10.464 - Rp.261.600.000 2013 8.640 2.304 1.728 576 13.248 13.982 Rp.349.550.000 2014 7.200 2.688 1.920 672 12.480 12.502 Rp.312.000.000


(16)

penjualan yang menurun yaitu sebesar Rp.312.000.000. Dengan demikian volume penjualan pada Restoran Saung Katineung Rasa Punclut mengalami peningkatan dan penurunan volume penjualan selama 3 tahun terakhir ini.

Oleh karena itu Rumah Makan ini perlu melakukan pengembangan strategi usaha agar dapat mencapai target penjualan yang di inginkan. Begitu pula dengan keinginan Rumah Makan Saung Katineung Rasa yaitu ingin mengembangkan Rumah Makan ini lebih besar lagi, agar dapat mengembangkan usahanya maka di perlukan suatu strategi pengembangan usaha yang cocok agar mampu bersaing dengan para pembuka usaha khususnya Restoran khas Sunda yang marak di kawasan Punclut. Maka untuk menganalisis dan merumuskan strategi akan menggunakan analisis SWOT dengan melihat kondisi lingkungan internal dan eksternal pada Rumah Makan Saung Katineung Rasa.

Penelitian ini penting di lakukan agar Rumah Makan Saung Katineung Rasa dapat mencapai target penjualan juga agar dapat mengetahui strategi yang cocok untuk mengembangkan usahanya sehingga mampu bersaing dengan pesaing lainnya. Maka penulis akan mengangkat judul penelitian yaitu STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS RUMAH MAKAN PADA


(17)

1.2 Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah

Permasalahan yang muncul di Rumah Makan Saung Katineung Rasa yaitu volume penjualan yang mengalami penurunan dan juga keinginan Saung Katineung Rasa untuk mengembangkan usaha bisnisnya. Pada suatu bisnis apabila belum dapat mencapai target penjualan maka akan berpengaruh pada perkembangan usahanya. Oleh karena itu pada penelitian ini akan di teliti strategi yang cocok untuk Rumah Makan Saung Katineung Rasa dalam mengembangkan usahanya.

1.2.2 Rumusan Masalah

Adapun beberapa permasalahan yang akan di bahas pada penelitian ini yaitu sebagai berikut :

1. Bagaimana keadaan faktor internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan bagi Rumah Makan Saung Katineung?

2. Bagaimana keadaan faktor eksternal yang menjadi peluang dan ancaman bagi Rumah Makan Saung Katineung?

3. Bagaimana strategi pengembangan usaha di Rumah Makan Saung Katineung?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka tujuan penelitian ini yaitu sebagai berikut :

1. Untuk menganalisis faktor internal yang dilihat dari kekuatan dan kelemahan Rumah Makan Saung Katineung.

2. Untuk menganalisis faktor eksternal yang merupakan peluang dan ancaman di Rumah Makan Saung Katineung.

3. Untuk menganalisis strategi pengembangan dalam meningkatkan volume penjualan di Rumah Makan Saung Katineung.


(18)

1.4 kegunaan penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini di lakukan dengan harapan dapat memberikan maanfaat kepada beberapa pihak :

a. Manfaat teoritis

Penelitian ini di harapkan memberi manfaat dalam ilmu mengenai Manajemen Strategi khususnya dalam strategi pengembangan usaha dalam industri kuliner. dan dalam upaya mencapai target penjualan pada Saung Katineung Rasa.

b.Manfaat praktis

1. Penelitian ini di harapkan dapat memberikan masukan kepada Rumah Makan Katineung Rasa dalam upaya menentukan strategi yang cocok dalam upaya mencapai target penjualan pada Saung Katineung Rasa. 2. Sebagai kajian lanjutbagi yang berminat dalam penelitian ini atau

hal-hal yang belum di ungkapkan dalam penelitian ini.

c. Manfaat bagi Penulis

Penelitian ini menjadi tambahan pengetahuan dan wawasan penulis mengenai pengembangan usaha dalam industri kuliner dan upaya dalam mengembangkan pengetahuan dan teori-teori yang di dapat selama dalam perkuliahan dan sesuai dengan keadaan lapangan.


(19)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada Rumah Makan Katineung Rasa yang terletak di Jalan Cimbuleit, Punclut Bandung. Pemilihan tempat dilakukan secara sengaja

(purposive) dengan pertimbangan penelitian yang dilakukan berdasarkan pada

usaha dan kegiatan dalam pengembangan usaha yang ingin dilakukan oleh Rumah Makan Saung Katineung Rasa dalam usaha meningkatkan volume penjualan berdasarkan target penjualan yang diinginkan oleh Rumah Makan Katineung Rasa. Kegiatan penenlelitian ini dilakukan dengan proses penyususnan proposal sebagai tahap awal penelitian yaitu pada bulan Desember hingga Mei 2015. Kemudian dilakukan pengumpulan data, pengolahan data dan analisis data-data sebagai hasil penelitian.

3.2 Metode Penelitian

Untuk menjawab rumusan masalah di perlukan metode penelitian. Secara umum metode penelitian di artikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan kegunaan tertentu. Metode penelitian memiliki empat kunci yaitu cara ilmiah, data, tujuan, kegunaan tertentu. Menurut Sugiyono (2014:hl5) memaparkan bahwa:

“Metode penelitian dapat di artikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat di temukan, di kembangkan, dan di buktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat di gunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang bisnis”.

Dalam penelitian kualitatif, proses penelitian dan ilmu pengetahuan tidak sesederhana apa yang terjadi pada penelitian kuantitatif, karena sebelum memberi sumbangan kepada ilmu pengetahuan, tahap penelitian kualitatif melampaui berbagai tahapan berpikir kritis-ilmiah, yang mana seorang peneliti


(20)

menangkap berbagai fakta atau fenomena-fenomena sosial, melalui pengamatan di lapangan, kemudian menganalisisnya dan berupaya melakukan dan berupaya melakukan dan memberikan teori berdasarkan apa yang di teliti itu, akan terjadi tiga kemungkinan terhadap masalah yang di bawa oleh peneliti dalam melakukan penelitian secara kualitatif. Pertama masalah yang di bawa peneliti, sehingga sejak awal penelitian sama sampai akhir penelitian. Kedua masalah yang di bawa peneliti, setelah penelitian tersebut berkembang di perluas dan memperdalam masalah yang telah di siapkan sebelumnya. Ketiga masalah yang di bawa peneliti setelah memasuki lapangan berbeda sehingga harus mengganti masalah penelitian. Menurut Sugiyono (2014:hlm7) memaparkan bahwa :

“Metode Kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme,di gunakan untuk meneliti pada obyek yang alamiah dimana peneliti sebagai instrumen kunci.”

“Metode kuantitatif di namakan metode tradisional, karena metode ini sudah cukup lama di gunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode ilmiah/scienfic karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit/empiris, obyektif, terukur, rasional, dan sistematis”. Pada penelitian ini di lakukan dua metode yaitu pendekatan secara kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Pendekatan kualitatif akan di gunakan untuk mendapatkan gambaran perkembangan usaha di Rumah makan Saung Katineung Rasa. Deskriptif kuantitatif akan di gunakan untuk mendapatkan penilaian dari konsumen yang datang ke Rumah Makan Saung Katineung Rasa untuk mendapatkan penilaian dari konsumen terhadap Rumah Makan Saung Katineung Rasa.

3.2.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam melakukan penelitian mempunyai peranan penting, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data dari lapangan. Jika di lihat dari sumber data yang di peroleh, maka pengumpulan data dapat menggunakan dua sumber yaitu primer dan sekunder. Sumber primer adalah pengumpulan data yang di dapat langsung dari sumber data, sedangkan sekunder merupakan pengumpulan data yang di dapat secara tidak langsung


(21)

misalnya: di dapat dari oranglain atau dokumen. Di bawah ini adalah rincian sumber data primer dan sekunder yaitu :

3.2.1.1 Data Primer

Data primer merupakan data yang dikumpulkan dan diperoleh dari hasil penelitian langsung yang dilakukan oleh peneliti untuk menjawab masalah dan tujuan. Dalam penelitian ini, maka sumber data yang di peroleh adalah sebagai berikut :

a. Survei Observasi

Teknik observasi yaitu pengamatan langsung dengan cara terjun langsung ke lokasi penelitian untuk mengamati secara jelas aktifitas dan perilaku, serta gambaran umum lokasi penelitian.

b. Wawancara

Wawancara di gunakan sebagai teknik pengumpulan data dengan cara melakukan studi untuk mengetahui permasalahan yang harus di teliti dan juga untuk mengetahui responden yang terjadi yang lebih mendalam. Wawancara akan di lakukan kepada informan satu : yaitu Ibu Ikah selaku pemilik dan Manajer di Restoran Katineung Rasa. Menurut Meoleong (2009:hlm186) yaitu sebgai berikut :

“ Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) dan yang diwawancarai (interview).

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur yang dilakukan secara mendalam untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan pada penelitian ini, dengan melakukan wawancara pada sumber data atau informan yang menguasai dan memahami data yang di perlukan oleh peneliti.

c. Kuisioner

Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data dengan cara memberikan pertanyaan kepada responden. Penyebaran kuisioner di lakukan kepada konsumen yang datang ke Restoran Katineung Rasa untuk mengetahui penilaian kualitas pelayanan dan penilaian kepuasan konsumen.


(22)

d. Dokumentasi / studi Literatur

Dokumentasi merupakan pengumpulan data catatan peristiwa saat melakukan penelitian. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya penting seseorang. Menurut Sugiyono (2013:hlm240) yaitu :

“Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Dokumen merupakan catatan yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.”

e. Triangulasi

Dalam teknik pengumpulan data triangulasi yaitu dengan menggabungkan berbagi data yang di peroleh dari berbagai macam teknik guna menguji kredibilitas data. Dimana dalam mendapatkan data yang berbeda-beda tetapi tetap menggunakan teknik yang sama. Berikut gambaran teknik Tringulasi yaitu :

Gambar 3.1

Teknik pengumpulan Data “Triangulasi” (bermacam-macam cara pada

sumber yang sama

Observasi Wawancara Dokumentasi

Sumber Data Sama


(23)

Gambar 3.2

Teknik pengumpulan Data Triangulasi “sumber” ( satu teknik

pengumpulan data pada bermacam-macam sumber data A,B,C).

3.2.1.2 Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang di dapat secara tidak langsung diperoleh dan dikumpulan melalui oranglain atau melalui dokumen. Dalam penelitian ini penulis memperoleh sumber data sekunder yang bersumber dari artikel, media internet dan buku-buku yang memiliki hubungan dengan masalah yang di teliti. Berikut adalah sumber data yang akan di peroleh sebagai berikut :

Tabel 3.1

Jenis dan Sumber Data

No Jenis Data Data Sumber

1 Primer 1. Observasi

2. Wawancara faktor

Rumah Makan Saung Katineung Rasa.

Pemilik Rumah Makan Saung Wawancara

mendalam

A

B


(24)

eksternal dan internal 3. Kuisioner

4. Dokumentasi

Katineung Rasa.

Konsumen dan karyawan

Konsumen dan karyawan Rumah Makan Saung Katineung Rasa. 2 Sekunder Teori berdasarkan

masalah yang di teliti.

Artikel, media Internet dan Buku-buku.

Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2015.

3.3 Informan penelitian

Dalam penelitian ini tidak menggunakan istilah populasi, tetapi oleh spradley (Sugiyono, 2012:hlm215) dinamakan “social situation” atau situasi sosial. Penelitian ini dimulai dari kaus atau maslah tertentu yang ada pada situasi social tertentu dan hasil kajiannya tidak akan diberlakukan ke populasi, tetapi ditransferkan ke tempat lain pada situasi sosial yang memiliki kesamaan dengan situasi social pada kasus yang dipelajari.

Analisis pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode

nonprobability sampling yaitu purposive sampling. Menurut Sugiyono

(2014:hlm63-64) probability sampling dan simple random sampling yaitu sebagai berikut:

“Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel yang

memberikan sumber data dengan pertimbangan tertentu.”

Responden yang di pilih dengan melakukan pertimbangan tertentu, maka akan di pilih orang yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan. Maka pada penelitian ini yang menjadi informan satu yaitu pemilik Rumah Makan Katineung Rasa akan di wawancarai mengenai faktor eksternal dan internal, karena dianggap paling tahu tentang apa yang di harapkan peneliti. Wawancara hanya dilakukan kepada satu informan karena yang bertanggungjawab pada Rumah Makan Katineung Rasa dan pada tahap pengambilan keputusan di Rumah Makan tersebut dilakukan oleh pemilik sekaligus manajernya. Untuk menguatkan penelitian ini akan di lakukan penyebaran kuisioner kepada karyawan untuk penilaian kepuasan kerja dan kepada konsumen yang datang ke Rumah Makan Saung Katineung Rasa guna


(25)

menanyakan kualitas produk dan kualitas pelayanan di Rumah Makan Saung Katineung Rasa. Berikut merupakan teknik sampling yang di ambil yaitu :

3.3.1 Populasi dan Sampel

Menurut Sugiyono (2014:hlm61) definisi populasi adalah sebagai berikut :

“Wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan kemudian di tarik kesimpulannya.”

Maka dapat di artikan bahwa populasi adalah bukan hanya orang dan juga bukan sekedar jumlah pada obyek dan subyek, akan tetapi juga benda dan obyek alam yang meliputi seluruh karakteristik yang di miliki oleh subyek dan obyek tersebut. Pada penelitian ini yang menjadi populasi (subyek) yaitu pemilik sekaligus manajer sebanyak 2 responden, karyawan Saung Katineung Rasa sebanyak 5 responden dan konsumen yang datang sebanyak 35 responden sedangkan populasi obyeknya yaitu kinerja para karyawan Saung Katineung Rasa. Berikut penjelasan penggunaan sampling yaitu :

3.3.2 Teknik Sampling

Menurut sugiyono (2014:62) sampel adalah: “Bagian dari jumalah karakteristik yang di miliki oleh populasi tersebut.” Sugiyono (2014:hlm62) teknik sampling adalah “Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel”. Teknik sampel di kelompokkan menjadi dua yaitu Probability Sampling dan Nonprobability Sampling. probability sampling yaitu teknik

pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel sedangkan

Nonprobability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak

member peluang/kesempatan sama bagi setiap unsure atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.

Roscoe dalam buku Research Methods For Business (1982:hlm253) memberikan saran-saran tentang ukuran sampel untuk penelitian seperti berikut ini : “Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai


(26)

dengan 500”. Berdasarkan teori tersebut pada penelitian ini menggunakan ukuran sampel sebanyak 37 orang yang terdiri dari pemilik, karyawan dan konsumen untuk mengetahui penilaian mengenai variabel internal. Adapun penjelasn dari teknik sampling yang digunakan yaitu sebagai berikut :

3.3.3Sampling Insedentaial

Sampling Insedential adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insedential bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.

Pada penelitian ini menggunakan teknik sampling insedential untuk mengetahui penilaian pengunjung Rumah Makan Katineung Rasa terhadap faktor internal di Rumah Makan Katineung Rasa. Penyebaran dilakuakan dengan responden sebanyak 35 orang responden.

3.4 Definisi Operasional Variabel

Operasional variabel merupakan petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya mengukur suatu variabel dimana terdapat konsep teoritik, konsep empirik, dan konsep analitik. Konsep teoritik merupakan variabel utama yang bersifat umum, konsep empirik merupakan konsep yang bersifat operasional yang merupakan penjabaran dari konsep teoritik, sedangkan konsep analitik merupakan penjabaran dari konsep empirikyang menunjukan darimana data tersebut diperoleh. Operasional variabel dapat membantu peneliti menyusun kuisioner untuk berdasarkan indikator yang ada. Di bawah ini adalah rincian dari operasional variabel yaitu sebagai berikut :


(27)

Tabel 3.2

Operasional Variabel Variabel Konsep Teoritis Konsep

Empiris Konsep Analitis Skala Strategi

Pengembangan Bisnis

“ Manajemen strategi adalah Sebagai seni dan pengetahuan dalam merumuskan, mengimplementas ikan, serta mengevaluasi keputusan-keputusan lintas fungsional yang memampukan sebuah organisasi mencapai tujuannya.” David(2009:hlm5) Faktor Internal meliputi Strength (kekuatan) dan Weakness (kelemahan) Strength (kekuatan)

1. Porsi yang disajikan. 2. Rasa makanan

yang dijual. 3. Harga murah dan

terjangkau. 4. Mempunyai

fasilitas lain (sound, mushola, toilet).

5. Mempunyai cukup banyak pelanggan tetap.

6. Tempat yang luas. 7. Suasana tempat

yang bisa melihat pemandangan. 8. Kebersihan

makanan. 9. Kualitas bahan. 10.Pelayanan dan

penyajian makanan khas sunda.

11.Keadilan pemberian gaji. 12.Tingkat kepuasan

yang diberikan atasan berupa dukungan. 13.Tingkat keterlibatan atasan dalam membantu memecahkan masalah. 14.Kesesuaian penghasilan yang diberikan oleh Rumah makan lebih dari cukup. 15.Tingkat kenyamanan dalam bekerja. Interval Interval Interval Interval Interval Interval Interval Interval Interval Interval Interval Interval Interval Interval Interval


(28)

16.Tingkat keadilan terhadap rekan kerja menerima anda dengan baik.

Interval

Weakness (kelemahan)

1. Tempat parkir mobil kurang luas. 2. Tidak memiliki

inovasi menu berbeda.

3. Belum mempunyai seragam

perusahaan.

4. Belum mempunyai sertifikasi standar hygiene dan sanitasi. 5. Tidak memanfaatkan teknologi untuk promosi. 6. Kurangnya pengetahuan karyawan tentang pelayanan dan promosi. 7. Menu yang di

tawarkan sama. 8. Sistem Manajemen

perusahaan yang kurang.

9. Lokasi rumah makan bagian punclut atas. 10. Persaingan harga

produk Interval Interval Interval Interval Interval Interval Interval Interval Interval Interval


(29)

Faktor Eksternal meliputi Oppurtunity (Peluang) dan Threats (Ancaman) Oppurtunity (Peluang)

1. Lokasi rumah makan yang banyak dilintasi kendaraan. 2. Minat wisatawan

luar kota terhadap makanan khas sunda.

3. Minat konsumen akan keindahan dan suasana Punclut yang sejuk.

4. Harga yang ditawarkan terjangkau. 5. Punclut sebagai

daerah tujuan wisata saat

weekend.

6. Banyak pelanggan tetap.

7. Lokasi yang cukup luas memungkinkan pengunjung untuk membuat acara. 8.Banyaknya pengunjung yang berolahraga di kawasan punclut. 9. Punclut menjadi

rute pintas

kemacetan menuju lembang.

10. Punclut di kenal sebagai daerah wisata kuliner. 11. Kemajuan teknologi untuk sarana promosi. Interval Interval Interval Interval Interval Interval Interval Interval Interval Interval Interval


(30)

Sumber : Penelitian, 2015.

12. Gaya hidup konsumen untuk makan diluar.

Interval

Threats (Ancaman)

1.Banyaknya pesaing sejenis.

2. Menu yang ditawarkan sama. 3. Menu baru yang

dibuat mudah di tiru.

4. Kondisi cuaca. 5. Menurunnya minat

konsumen yang datang ke punclut.

6. Trend makanan

luar yang

menjamur seperti makanan korea. 7. Kenaikan bahan

baku makanan tidak stabil. 8.Pesaing yang sudah

membuat promosi dengan teknologi. 9. Lebih luasnya area

parkir dan tempat yang dimiliki pesaing.

10. Maraknya usaha kuliner di kawasan punclut (muncul pendatang baru). Interval Interval Interval Interval Interval Interval Interval Interval Interval Interval


(31)

3.5Uji Instrumen Penelitian

Dalam menggunakan penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu peneliti sebagai instrumen juga harus “divalidasi” seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian yang selanjutnya terjun langsung ke lapangan. Peneliti kualitatif sebagai human instrument berfungsi menetapkan fokus penelitian belum jelas kepastian masalahnya, sumber datanya dan hasil yang di harapkan pun belum jelas karena bersifat sementara dan akan di ketahui perkembangannya setelah peneliti memasuki lapangan obyek penelitian. Seperti menurut sugiyono (2014:hl399) berpendapat mengenai definisi instrumen penelitian secara kualitatif yaitu sebagai berikut : “ Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain dari pada menjadikan manusia sebagai instrumen peneliti utama”.

Maka dalam penelitian kualitatif instrumen utamanya adalah peneliti sendiri, namun setelah penelitian menjadi jelas maka akan di kembangkan instrumen penelitian sederhana yang di harapkan dapat di temukan data untuk melangkapi data yang di temukan melalui observasi dan wawancara. Jadi pada penelitian ini dalam pengumpulan data, analisis dan membuat kesimpulan akan turun langsung ke obyek penelitian di Rumah Makan Saung Katineung Rasa. Menurut Moleong (2006:hlm169) adalah sebagai berikut :

“Ciri-ciri umum manusia sebagai instrumen mencangkup diri atas pengetahuan, memproses mengikhtisarkan dan memanfatkan kesempatan untuk mencara respons yang tidak lazim.”

3.5.1 Uji Validitas

Instrument yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Dapat dikatakan valid menunjukan bahwa intrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Dengan menggunakan intrumen yang valid dan realibel merupakan syarat untuk mendapatkan hasil penilitian yang valit dan juga realibel. Pada uji validitas ini peneliti akan menyebarkan 30 responden dengan taraf signifikasi 5% rumusnya yaitu (n-2) = (35-2) = 33, dan didapat harga r tabel


(32)

0,344(Syofian Siregar, 2012:316). Untuk pengujian validitas dalam penelitian ini akan menggunakan rumus korelasi Product Moment yaitu sebagai berikut :

∑ ∑

√ – ∑ ∑ ∑ Sumber Sugiyono (2012:hlm228)

Keterangan :

r = Koefisien Validitas item yang di cari X = Skor Total

∑X = Jumlah Skor dalam distribusi X ∑Y = Jumlah Skor dalam distribusi Y

∑ = Jumlah Kuadrat dalam Skor distribusi X ∑ = Jumlah Kuadrat dalam Skor distribusi Y N = Banyaknya Responden

Tabel dibawah ini, merupakan tabel pedoman untuk memberikan interpretasi terhadap koefisien korelasi :

Tabel 3.3

Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat Sumber : Sugiyono (2012:hlm23)

Menurut Ating dan Sambas (2006:hlm49). Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur validitas instrument adlah sebagai berikut :

1. Mengumpulkan data

2. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkapnya lembaran data yang terkumpul.

3. Memberikan skor (skoring) terhadap item-item yang perlu diberi skor. �� =


(33)

4. Membuat tabel pembantu untuk mendapatkan skor-skor pada item yang diperoleh untuk setiap repondennya.

5. Menghitung nilai koefisien korelasi product moment untuk setiap bulir atau item dari data observasi yang diperoleh.

6. Membandingkan nilai koefisien product moment hasil perhitungan dengan nilai koefisien korelasi product moment yang terdapat dalam tabel.

7. Membuat kesimpulan. Maka jika r hitung lebih besar dari r tabel, maka instrument tersebut valid. Jika r hitung lebih kecil dari r tabel maka instrument tersebut tidak valid.

Berdasarkan hasil perhitungan yang didapat dari responden, dengan menggunakan pengujian validitas product moment, dapat diketahui bahwa dari 15 pernyataan mengenai variabel internal di Rumah Makan Katineung Rasa dinyatakan valid yaitu pernyataan dari 3 responden yang terdiri dari pemilik, karyawan dan konsumen yang datang ke Rumah Makan Katineung Rasa. Berikut ini untuk lebih jelasnya, disajikan dalam tabel berikut ini :

Tabel 3.4

Hasil Analisis Instrumen Internal di Rumah Makan Katineung Rasa

No Butir

Instrumen r Hitung r Tabel Keterangan

1. 0,605 0,344 Valid

2. 0,407 0,344 Valid

3. 0.653 0,344 Valid

4. 0.503 0,344 Valid

5. 0,700 0,344 Valid

6. 0,649 0,344 Valid

7. 0,492 0,344 Valid

8. 0,658 0,344 Valid

9. 0,530 0,344 Valid

10. 0,627 0,344 Valid

11. 0,512 0,344 Valid

12. 0,530 0,344 Valid

13. 0,420 0,344 Valid

14. 0,558 0,344 Valid

15. 0,511 0,344 Valid


(34)

3.5.2 Uji Reliabitas

Instrumen penelitian selain harus valid, juga harus dapat dipercaya (reliabel). Tujuan dari uji realibitas yaitu untuk mengetahui sejauh mana konsistensi akurasi dan presiktabilitas suatu alat ukur (kuisioner) yang dilakukan dalam waktu yang berbeda namun hasil penelitian tetap sama. Dalam uji realibitas digunakan metode koefisien korelasi product moment. Pengujian realibitas kuisioner penelitian dilakukan dengan rumus alpha cronbach.

Korelasi alpha cronbach merupakan statistik yang paling umum digunakan untuk menguji realibitas duatu intrumen penelitian. Menurut Syofian Siregar (2012:hlm176), tahapan perhitungan uji realibitas dengan menggunakan teknik alpha cronbach yaitu sebagai berikut :

4 Menentukan nilai varians setiap butir pernyataan

∑ ∑ Keterangan :

Varians Butir ∑ Jumlah Skor Item Jumlah Responden 5 Menentukan nilai varians total

∑ ∑

Keterangan :

Varians Total ∑ Jumlah Skor item


(35)

Jumlah Responden

6 Menentukan Realibitas instrument, yaitu :

{ ∑ } Sumber : Sugiyono (1012:hlm365)

Keterangan :

Mean kuadrat antara subyek ∑ Mean kuadrat kesalahan Varians total

Setelah diperoleh hitung maka selanjutnya untuk dapat diputuskan instrumen tersebut reliabel atau tidak, maka variabel internal tersebut dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf kesalahan 5%. Jika hitung lebih besar dari r tabel, maka dapat disimpulkan instrumen tersebut reliabel dan dapat digunakan untuk penelitian.

Berdasarkan jumlah kuisioner mengenai variabel Internal yang di uji sebanyak 35 orang dengan perhitungan uji realibitas menggunakan teknik alpha

cronbach yaitu dapat dikatakan reliabel jika hasil pengujian lebih dari 0,70. Dapat

dilihat pada tabel berikut ini hasil pengujian realibitas yaitu sebagai berikut: Tabel 3.5

Hasil Pengujian Reliabilitas

No. Variabel Keterangan

1 Internal 0,860 Reliabel


(36)

3.6 Teknik Analisis Data

Dalam penelitian kualitatif, data di peroleh dari berbagai sumber. Dengan pengamatan secara terus menerus sampai datanya jenuh. Bogdan dalam buku Sugiyono (2014:hl428) bahwa :

“Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang di peroleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah di pahami, dan temuannya dapat di informasikan kepada orang lain .”

Analisis data di lakukan dengan mengorganisasikan data lalu memaparkannya ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun pola, memilih mana yang penting yang akan di pelajari dan membuat kesimpulan yang dapat di ceritakan kepada oranglain.

Menurut Nasution (1998) dalam buku Sugiyono (2014:hlm429) memaparkan bahwa : “ Analisis telah di mulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsungterus sampai ke penulisan hasil penelitian. Analisis data menjadi pegangan bagi penelitian selanjutnya sampai jika mungkin teori yang grounded.”

Maka seperti di jelaskan diatas analisis data dalam penelitian kualitatif di lakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan. Namun dalam penelitian kualitatif, analisis data lebih di fokuskan selama proses di lapangan bersamaan dengan pengumpulan data.

3.6.1 Metode Pengolahan Data

Menurut David (2009:hlm154) data yang didapatkan diolah dan di analisis berdasarkan pada konsep-konsep manajemen strategis yang ada. Analisis terhadap data-data yang telah diperoleh akan di lakukan melalui analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Analisis deskriptif akan digunakan untuk mengetahui gambaran mengenai visi, misi, dan menggambarkan keadaan dari lingkungan perusahaan terkait dengan kekuatan, kelemahan, peluang, ancaman, yang dimiliki oleh perusahaan, serta perumusan strategi yaitu menggunakan matriks SWOT. Kemudian analisis kuantitatif dengan menggunakan matriks EFE (External Factor Evaluation), matriks IFE (internal


(37)

QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) yang akan memberikan alternatif strategi yang cocok untuk perusahaan yang di teliti.

Metode pengolahan dan analisis data terdiri dari analisis deskriptif dan analisis lingkungan perusahaan. Alat bantu pada penelitian ini yaitu untuk merumuskan strategi menggunakan matriks faktor internal (IFE), matriks eksternal (EFE), Kuadran SWOT, matriks IE, analisis SWOT, dan matriks QSPM. Di bawah ini merupakan penjelasan dari penyusunan strategi yaitu :

3.6.1.1Tahap input

Tahap input merupakan tahapan pengumpulan data-data dan informasi untuk membuat berbagai keputusan kecil dalam matriks faktor-faktor eksternal dan internal guna merumuskan strategi. Pada tahap ini di lakukan menganalisis faktor eksternal dan internal di Rumah Makan Katineung Rasa yang menjadi kelemahan dan kekuatan juga peluang dan ancaman bagi Rumah Makan Saung Katineung Rasa. Di bawah ini tahapan penyusunan matriks IFE dan EFE, yaitu:

a. Analisis faktor lingkungan Eksternal dan Internal

Tahap analisis fator-faktor internal dan eksternal dilakukan dengan cara mendata seluruh kekuatan dan kelemahan yang oleh perusahaan. Kemudian juga mendata yang merupakan peluang dan ancaman yang di hadapi oleh perusahaan. Dalam penyajian yang digambarkan matriks, faktor yang bersifat positif (kekuatan dan peluang) akan di tulis sebelum faktor yang bersifat negatif (kelemahan dan ancaman).

b. Analisis Faktor Eksternal EFE (Eksternal Factor Evaluation)

EFE (Eksternal Factor Evaluation) yaitu untuk meringkas dan mengevaluasi informasi ekonomi, demografi sosial, politik, hukum dan teknologi. Matriks EFE memberikan wawasan kepada kita tentang berbagai kemungkinan peluang yang akan di raih dan berbagai ancaman yang kita hadapi, juga digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam


(38)

menghadapi lingkungan di luar perusahaan. Berikut ini merupakan tabel matriks EFE menurut David (2009:hlm159):

Tabel 3.6

Matriks EFE (eksternal factor evaluation) Faktor-faktor

Eksternal Bobot Rating

Bobot X Rating (weight score) Peluang

Ancaman

Total 1,00 Total weight

score Sumber : David dalam Umar (2010:h79)

c. Analisis Faktor Internal IFE (internal Factor evaluation)

Menurut David (2009) matriks IFE (internal Factor evaluation) merupakan alat formulasi strategi untuk meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan untama dalam area fungsional bisnis dan juga akan memberikan dasar untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi antara area-area tersebut. Dengan matriks IFE dapat diketahui kemampuan perusahaan dalam menghadapi lingkungan internalnya dan juga untuk mengetahui faktor-faktor penting yang dimiliki oleh perusahaan. Berikut ini merupakan tabel matriks IFE menurut David dalam Umar (2010:hlm81):

Tabel 3.7

Matriks IFE (internal factor evaluation) Faktor-faktor

Internal Bobot Rating

Bobot X Rating (weight score) Kekuatan

Kelemahan

Total 1,00 Total weight

score Sumber : David dalam Umar (2010:hlm81)

3.6.1.2 Tahap Pemberian Bobot

Pada analisis internal dan eksternal, pemberian bobot dilakukan dengan mengajukan kuisioner pada pihak manajemen atau ahli strategi. Bobot akan


(39)

menunjukan tingkat kepentingan relatif suatu faktor terhadap keberhasilan suatu perusahaan dalam suatu industri (Industry Based).

a. Penentuan bobot pada setiap faktor akan menggunakan skala untuk mengisis pada kolom-kolom matriks. Skala yang digunakan adalah sebagai berikut :

1 = Jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal. 2 = Jika indikator horizontal sama penting dengan indikator vertikal. 3 = Jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal.

Tabel 3.8

Penilaian Bobot Faktor Internal Faktor Strategis

Internal A B C D … Total Bobot

A B C D Total

Sumber : Kinnear dan Taylor dalam Arissiana (2007) Tabel 3.9

Penilaian Bobot Faktor Eksternal Faktor Strategis

Eksternal A B C D … Total Bobot

A B C D Total

(Sumber: Kinnear dan Taylor dalam Arissiana, 2007 dalam Ariessiana Nusawanti)

Bobot yang diberikan pada setiap faktor berada pada kisaran 0,0 (tidak penting) hingga 1,0 (paling penting) yang diperoleh dengan menentukan nilai tiap faktor terhadap total nilai faktor. Faktor-faktor yang memiliki pengaruh besar


(40)

pada perusahaan akan diberi bobot yang tinggi, tanpa memperdulikan apakah faktor tersebut termasuk kedalam kelemahan atau kekuatan serta peluang ataupun ancaman. Jumlah seluruh bobot yang di berikan pada setiap faktor sama dengan 1,0. Bobot setiap variabel diperoleh dengan membagi jumlah nilai setiap variabel terhadap jumlah nilai keseluruhan variabel dengan menggunakn rumus :

Keterangan : = Bobot variabel ke-i

= Nilai variabel ke-i i = Jumlah variabel

n = jumlah variabel

a. Pemberian Peringkat (Rating)

Menurut David (2009), peringkat(Rating) menggambarkan seberapa besar dan efektif strategi perusahaan saat ini dalam merespon faktor strategis yang ada. Penilaian peringkat untuk lingkungan eksternal diberikan nilai dalam skala sebagai berikut :

1 = Respon perusahaan jelek 2 = Respon perusahaan rata-rata 3 = Respon perusahaan diatas rata-rata 4 = Respon perusahan superior

Sedangkan untuk lingkungan internal diberikan nilai dalam skala sebagai berikut :

1 = Sangat lemah (kelemahan utama) 2 = Lemah (kelemahan minor) 3 = Kuat (kekuatan minor)


(41)

b. Perkalian Bobot dan Peringkat

Untuk menentukan nilai tertimbang setiap faktor yang diperoleh dari perkalian bobot dan peringkat setiap faktor. Nilai tertimbang setiap faktor kemudian dijumlahkan untuk memperoleh total nilai tertimbang bagi organisasi David (2009).

Tabel 3.10

Matriks IFE (internal factor evaluation) Faktor-faktor Kunci Internal Bobot (a) Rating (b) Nilai Tertimbang (c) = (a) x (b) Kekuatan

1….. …. …. ….

2….. …. …. ….

3.…. …. …. ….

Kelemahan

1….. …. …. ….

2….. …. …. ….

3.…. …. …. ….

Jumlah …. …. ….

Sumber David (2012)

Total penilaian tertimbang pada matriks IFE dan EFE akan berada pada kisaran nilai 1,0 (tertendah) hingga 4,0 (tertinggi), dengan nilai rata-rata 2,5. Semakin tinggi total nilai tertimbang pada matriks IFE dan EFE maka mengindikasikan bahwa perusahaan merespon faktor eksternal beberapa peluang atau ancaman dengan sangat baik, dan juga begitu pula sebaliknya.

Tabel 3.11

Matriks EFE (External factor evaluation) Faktor-faktor Kunci Internal Bobot (a) Rating (b) Nilai Tertimbang (c) = (a) x (b) Kekuatan

1….. …. …. ….

2….. …. …. ….

3.…. …. …. ….

Kelemahan

1….. …. …. ….

2….. …. …. ….

3.…. …. …. ….

Jumlah …. …. ….


(42)

3.6.1.3 Tahap Pencocokan (Matching Strage)

Mencocokan faktor-faktor keberhasilan yaitu eksternal dan internal merupakan kunci untuk menciptakan solusi alternatif yang tepat dan cocok dalam pengembangan usaha dan bukan untuk memilih strategi terbaik dan pada analisis faktor internal dan eksternal. Untuk tahap pencocokan menggunakan alat analisis yaitu matriks IE dan matriks SWOT. Adapun penjelasan pada tahap pencocokan yaitu :

1) Matriks internal – Eksternal (IE)

Matriks IE dalam pengertiannya bahwa alat untuk menempatkan divisi-divisi organisasi dalam sebuah diagram sistematis. Matriks IE di dasarkan pada dua dimensi yaitu skor IFE yang di simpan pada sumbu x dan total skor EFE yang di simpan pada sumbu y. Untuk mengetahui strategi yang tepat untuk Saung Katineung Rasa maka harus menggunakan matriks IE. Matriks IE memiliki tiga implikasi strategi yang berbeda, yaitu:

a. Growth and Build SBU yang berada pada sel I, II, IV dapat

menggambarkan kondisi grow dan build. Strategi yang cocok adalah strategi intensif yaitu penetrasi pasar, pengembangan pasar atau pengembangan prosuk dan strategi integrasi yaitu integrasi ke belakang, integrasi ke depan dan integrasi horizontal.

b. Hold and maintain SBU yang berada pada sel III, V, dan VII dapat menggambarkan kondisi hold dan maintain. Strategi yang cocok adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk.

c. Harvest or Divest SBU yang berada pada sel VI, VIII, dan IX dapat

menggambarkan kondisi harvest dan divestiture. Strategi yang cocok adalah penciutan dan divestasi. Berikut adalah matriks IE (internal-external) :


(43)

Matriks IE

Kuat Rata-rata Lemah

3,0-4,0 2,0-2,9 1,0-1,99

Gambar 3.3 Matriks IE Sumber David (2012:hlm343)

2) Position Kuadran SWOT

Setelah memasukkan data ke dalam matriks EFE dan IFE dan memberi bobot dan rating untuk masing-masing indikator. Tahapan kerja yang selanjutnya yaitu menghitung jumlah skor yang didapat dari kedua matriks tersebut. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui posisi perusahaan itu sendiri. Untuk mengetahui nilai sumbu x dan y yaitu sebagai berikut :

X= Total Kekuatan – Total Kelemahan Y= Total Peluang –Total Ancaman

Gambar 3.3 Position Kuadrant SWOT Sumber : Pearce dan Robinson (1998)

Gambar 3.4 Kuadran SWOT I

(Growth and Build)

II

(Growth and Build)

III

(Hold and Maintain) IV

(Growth and Build)

V

(Hold and Maintain)

VI

(Harvest or Divest) VII

(Hold and Maintain)

VIII

(Harvest or Divest)

IX

(Harvest or Divest) Kuat 3,0-4,0

Skor EFE Rata-rata 2,0-2,9

Lemah 1,0-1,99

O Opportunity

Kuadran III Kuadran I

(-,+) mengubah strategi (+,+) progresif

Weakness Strength

W S

Kuadran IV Kuadran II

(-,-) Strategi bertahan (+,-) Diverivikasi strategi


(44)

Adapun keterangan dari masing-masing kuadran yaitu sebagai berikut :

a. Kuadran I (Positif, positif) posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat dan berpeluang, rekomendasi strategi yang diberikan adalah progresif, artinya organisasi dalam kondisi prima dan mantap, sehingga sangat di mungkinkan untuk terus melakukan ekpansi memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal.

b. Kuadran II (Positif, negative) posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuatu namun menghadapi tantangan yang besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Diverivikasi strategi, artinya organisasi dalam kondisi mantap, namun menghadapi sejumlah tantangan berat sehingga diperkirakan roda organisasi akan mengalami kesulitan untuk terus berputar bila hanya bertumpu pada strategi sebelumnya. Maka, organisasi disarankan untuk segera memperbanyak ragam strategi taktisnya.

c. Kuadran III (Negatif, positif) posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah namun sangat berpeluang. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah mengubah strategi, artinya organisasi disarankan untuk mengubah strategi sebelumnya. Sebab strategi yang lama dikhawatirkan sulit untuk dapat menangkap peluang yang ada sekaligus memperbaiki kinerja organisasi.

d. Kuadran IV (Negatif, negative) posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah dan menghadapi tantangan besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah strategi bertahan, artinya kondisi internal organisasi berada pada pilihan dilematis. Maka, organisasi disarankan untuk menggunakan strategi bertahan, mengendalikan kinerja internal agar tidak semakin terperosok. Strategi ini di pertahankan sambil terus membenahi diri.

3) Matriks SWOT

SWOT adalah sebuah alat pencocokan yang penting dan membantu para manajer mengembangkan empat jenis strategi SO kelemahan),dan strategi WO (kelemahan-peluang), strategi ST


(45)

(kekuatan-ancaman) dan strategi WT (kelemahan-(kekuatan-ancaman). Mencocokan faktor eksternal dan internal merupakan hal yang sulit dalam mengembangkan matriks SWOT dan membutuhkan penilaian yang baik. Untuk membuat matriks SWOT harus melalui delapan langkah yaitu sebagai berikut :

a. Membuat daftar peluang eksternal utama perusahaan. b. Membuat daftar ancaman eksternal utama perusahaan. c. Membuat daftar kekuatan internal utama perusahaan. d. Membuat daftar kelemahan internal utama perusahaan

e. Mencocokan kekuatan internal dengan peluang eksternal, kemudian catat hasilnya pada strategi SO.

f. Mencocokan kelemahan internal dengan peluang eksternal, kemudian catat strategi WO pada sel yang di tentukan.

g. Mencocokan kekuatan internal dengan ancaman ekssternal, kemudian catat strategi ST pada sel yang di tentukan.

h. Mencocokan kelemahan internal dengan ancaman eksternal, kemudian catat strategi WT pada sel yang di tentukan.

Matriks SWOT dapat menggambarkan bagaimana peluang dan ancaman dari lingkungan eksternal perusahaan yang dapat di antisipasi oleh kakuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan. Berikut adalah bentuk dari matriks SWOT yaitu:

Faktor Internal Faktor Eksternal

Kekuatan (S) Daftarkan 5-10 kekuatan

internal disini

Kelemahan (W) Daftarkan 5-10 kelemahan

internal disini

Peluang (O) Daftarkan 5-10 peluang

eksternal disini

Strategi (SO) Buat strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang.

Strategi (WO) Buat strategi yang menggunakann peluang untuk mengatasi dan mengurangi kelemahan. Ancaman (T)

Daftarkan 5-10 ancaman eksternal disini

Strategi (ST) Buat strategi yang menggunakan kekuatan menghadapi ancaman.

Strategi (WT) Buat strategi yang memperkecil kelemahan dan menghindari ancaman

Gambar 3.5 Matriks SWOT/TOWS Sumber Whellen dan Hunger (2003:hlm231)


(46)

a) Strategi SO (Strength-Opportunity)

Strategi ini dibuat berdasarkann jalan pikir perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.

b) Strategi WO (Weakness-Opportunity)

Strategi ini diterapkan dengan mencoba meminimalkan kelemahan atau dengan memperbaiki kelemahan dalam rangka mencoba meraih peluang yang ada

c) Strategi ST (Strength-Threats)

Strategi ini yaitu dengan menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untu mencoba mengatasi atau memperkecil ancaman yang akan dihadapi oleh perusahaan.

d) Strategi WT (Weakness-Threats)

Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensive, yaitu dengan mencoba dan berusaha meminimalkan atau mengurangi kelemahan dalam rangka mencegah ancaman yang harus dihadapi.

3.6.1.4 Tahap Keputusan

Setelah beberapa alternatif strategi dihasilkan dari tahap pencocokan, maka tahap selanjutnya akan dilakukan tahap keputusan. Menurut David (2009), terdapat satu teknik yang dapat digunakan untuk merumuskan alternatif strategi mana yang terbaik. Teknik ini adalah Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif (Quantitative Strategy Planning Matriks-QSPM), QSPM menggunakan input dari analisis tahap satu dan hasil dari pencocokan analisis tahap kedua untuk menentukan secara objektif yang berdasarkan pada faktor keberhasilan kunci internal dan kunci eksternal yang telah di identifikasi sebelumnya. Berikut ini adalah enam langkah yang di butuhkan untuk mengembangkan QSPM, yaitu sebagai berikut :

a.Membuat daftar peluang/ancaman eksternal dan kekuatan/kelemahan internal kunci perusahaan pada kolom kiri dalam QSPM. Informasi ini harus diambil secara langsung dari matriks EFE dan IFE. Minimum lima


(47)

sampai sepuluh faktor keberhasilan kunci internal dimasukkan dalam QSPM.

b. Bobot antara masing-masing faktor internal dan eksternal harus sama dengan yang terdapat pada IFE dan EFE.

c. Evaluasi matrik SWOT dan identifikasi alternatif-alternatif strategi yang harus dipertimbangkan perusahaan untuk diimplementasikan.

d. Tentukan nilai daya tari (Attractive Scores-AS). Nilai daya tarik ditentukan dengan mengevaluasi masing-masing faktor internal dan eksternal kunci. Kemudian berikan nilai daya tarik adalah 1 = tidak menarik, 2 = agak menarik, 3 = cukup menarik, dan 4 = sangat menarik. e. Hitung total nilai daya tarik (Total Attractiveness Scores-TAS). Total nilai

daya tarik didefinisikan sebagai produk dari pengalian bobot (langkah kedua dengan nilai daya tarik mengindikasikan daya tarik dari masing-masing alternatif strategi dengan hanya mempertimbangkan pengaruh faktor keberhasilan kunci internal atau eksternal yang terdekat. Semakin tinggi totl nilai daya tarik, semakinmenarik alternatif strategi tersebut. f. Hitung penjumlahan total nilai daya tarik. Tambahkan total nilai daya

tarik dalam masing-masing kolom strategi dari QSPM. Penjumlahan total nilai daya tarik (STAS) menunjukan mana yang paling menarik dari setiap set alternatif. Nilai STAS yang paling tinggi berarti strategi tersebut yang paling layak digunakan dan diaplikasikan untuk perusahaan.

Tabel 3.12

Matriks QSPM (Quantitative Strategy Planning Matrix)

Faktor Utama Bobot Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3 AS TAS AS TAS AS TAS Faktor Eksternal

Faktor Internal


(48)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian pada objek yang di teliti, maka dapat ditarik kesimpulan dalam upaya untuk melakukan strategi pengembangan bisnis pada Rumah Makan Katineung Rasa Punclut yaitu sebagai berikut :

1. Hasil analisis berdasarkan gambaran faktor eksternal yang menjadi peluang dari Rumah Makan Katineung Rasa yaitu, lokasi rumah makan yang banyak dilintasi kendaraan, minat wisatawan luar kota terhadap makanan khas sunda, minat konsumen akan keindahan dan suasana Punclut yang sejuk, harga yang ditawarkan terjangkau, Punclut sebagai daerah tujuan wisata saat weekend, banyak pelanggan tetap, lokasi yang cukup luas memungkinkan pengunjung untuk membuat acara, banyaknya pengunjung yang berolahraga di kawasan punclut, Punclut menjadi rute pintas kemacetan menuju lembang, Punclut di kenal sebagai daerah wisata kuliner, kemajuan teknologi untuk sarana promosi dan gaya hidup konsumen untuk makan diluar. Sedangkan faktor eksternal yang menjadi ancaman yang akan di hadapi Rumah Makan Katineung Rasa yaitu, Banyaknya pesaing sejenis, menu yang ditawarkan sama, menu baru yang dibuat mudah di tiru, Kondisi cuaca, menurunnya minat konsumen yang datang ke punclut, trend makanan luar yang menjamur seperti makanan korea, kenaikan bahan baku makanan tidak stabil, pesaing yang sudah membuat promosi dengan teknologi, lebih luasnya area parkir dan tempat yang dimiliki pesaing, dan maraknya usaha kuliner di kawasan punclut (muncul pendatang baru).

2. Hasil analisis berdasarkan gambaran faktor internal yang menjadi kekuatan yang dimiliki oleh Rumah Makan Katineung Rasa yaitu, Porsi yang disajikan, rasa makanan yang dijual, harga murah dan terjangkau, mempunyai fasilitas lain (sound, mushola, toilet), mempunyai cukup banyak pelanggan tetap, tempat yang luas, suasana tempat yang bisa melihat pemandangan, kebersihan makanan, kualitas bahan yang baik, pelayanan dan penyajian makanan khas


(49)

sunda, tingkat kepuasan terhadap kebebasan bekerja, keadilan pemberian gaji, tingkat kepuasan yang diberikan atasan berupa dukungan, tingkat keterlibatan atasan dalam membantu memecahkan masalah, kesesuaian penghasilan yang diberikan oleh Rumah makan lebih dari cukup, tingkat kenyamanan dalam bekerja dan tingkat keadilan terhadap rekan kerja menerima anda dengan baik. faktor internal yang menjadi kelemahan yang dimiliki oleh Rumah Makan Katineung Rasa yaitu, tempat parkir mobil kurang luas, tidak memiliki inovasi menu berbeda, belum mempunyai seragam perusahaan, belum mempunyai sertifikasi standar hygiene dan sanitasi, tidak memanfaatkan teknologi untuk promosi, kurangnya pengetahuan karyawan tentang pelayanan dan promosi, menu yang di tawarkan sama, sistem Manajemen perusahaan yang kurang, lokasi rumah makan bagian punclut atas dan persaingan harga produk.

3. Hasil analisis terhadap matriks IE dan QSPM menunjukan bahwa alternatif-alternatif strategi pengembangan usaha di Rumah Makan katineung Rasa yang perlu dilakukan untuk mengembangkan usahanya adalah sebagai berikut :

a.Mempertahankan rasa, porsi, dan Harga dengan kualitas yang baik, b.Meningkatkan kualitas dan pelayanan yang diberikan pada konsumen. c.Membuat lahan parkir sementara untuk mobil dengan bekerja sama dengan

pihak lain.

d.Memberikan pelatihan sistem informasi manajemen kepada karyawan. e.Melakukan survei pasar untuk mengahadapi kenaikan bahan baku. f.Membuat SOP standar operasional kerja.

g.Membuat promosi yang memanfaatkan teknologi untuk menarik pelanggan baru.

h.Memperluas pangsa pasar untuk pelajar dan mahasiswa

i.Membuat pengembangan produk dengan berbagai pilihan menu paket perorangan maupun paket rombongan.

j.Menjaga hubungan baik antara atasan dan karyawan agar komunikasi berjalan terus.


(50)

5.2 Saran

Adapun saran-saran yang diberikan berdasarkan penelitian yang bertujuan menjadi masukan bagi Rumah Makan Katineung Rasa yaitu dengan mengatasi kelemahan yang dihadapi agar target yang diinginkan Rumah Makan Katineung Rasa dapat tercapai dan juga dalam kegiatan pengembangan usahanya, yaitu sebagai berikut :

1. Rumah Makan Katineung Rasa diharapkan dapat mempertahankan hubungan yang baik dengan karyawan agar tercipta lingkungan kerja yang nyaman, kondusif dan juga meningkatkan SDM dengan memberikan pelatihan manajerial. Mempertahankan hubungan yang baik dengan karyawan dapat memotivasi kinerja setiap karyawan, selain itu juga untuk meningkatkan SDM dengan memberikan pelatihan juga bertujuan untuk membantu kelancaran aktifitas agar lebih efisien.

2. Rumah Makan Katineung Rasa diharapkan dapat melakukan promosi dengan melakukan perkembangan teknologi. Promosi dengan perkembangan teknologi dapat dilakukan seperti membuat website, melakukan melalui media sosial seperti facebook, twitter, serta memanfaatkan lokasi yang strategis yang banyak di lalui banyak orang untuk memasang spanduk, juga dengan membuat stiker untuk dibagikan kepada konsumen. Tujuan melakukan promosi yaitu untuk menambah pangsa pasar juga menambah volume penjualan serta untuk menarik konsumen baru dan mempertahankan konsumen yang sudah ada.

3. Rumah Makan Katineung Rasa diharapkan terus mempertahankan mutu produk juga melakukan evaluasi dalam penetapan harga jual. Mempertahankan mutu produk dapat dilakukan dengan terus memberikan bahan baku produk yang berkualitas dan dengan selalu menjaa kebersihan lingkungan produksi. Sedangkan untuk melakukan evaluasi penetapan harga jual dapat dilakukan dengan merencanakan


(51)

dengan baik yaitu, menghitung biaya bahan baku, produksi,l harga jual serta menghitung keuntungan dalam setiap produk.

4. Melakukan pengembangan produk yang bertujuan untuk menghindari konsumen beralih pada produk rumah makan lain atau produk yang sama (subtitusi). Dengan membuat inovasi pada menu makanan yang disediakan, mengubah nama menu menjadi lebih menarik, juga dengan membuat menu-menu paket untuk kalangan pelajar dan mahasiswa dengan harga terjangkau, membuat menu paket rombongan yang menarik, selain menambah pendapatan juga dapat menambah pangsa pasar atau pelanggan.

5. Kurang luasanya lokasi parkir untuk mobil, sebaiknya Rumah Makan Katineung Rasa melakukan perluasan lokasi parkir, bekerja sama dengan pihak lain, atau bisa dengan cara menyewa lahan kosong agar para konsumen yang datang tidak kesulitan untuk menyimpan kendaraan pribadinya.

6. Menawarkan kerja sama kepada investor dalam meningkatkan sumber pemodalan bagi kegiatan pengembangan usaha, karena sumber permodalan merupakan salah satu kendala dan hambatan utama bagi Rumah Makan Katineung Rasa dalam mengembangkan usahanya. Mengusahakan sumber permodalan juga dapat dilakukan dengan mencari investor terdekat melalui prinsip 3F (family, friend, dan flee). 7. Melakukan efesiensi dan efektifitas produksi untuk menghadapi

kembali kenaikan harga BBM, gas dan bahan baku produksi lainnya. Efesiensi produksi dapat dilakukan dengan cara menghemat penggunaan listrik dan air, serta dengan melakukan pengontrolan terhadap persediaan bahan baku. Penghematan BBM juga dapat dilakukan dengan cara melakukan menghemat pembelanjaan, untuk menghemat gas dapat dilakukan dengan mematikan gas apabila sedang tidak diperlukan atau tidak melakukan produksi, sedangkan untuk menghadapi naiknya bahan baku Rumah Makan Katineung Rasa dapat melakukan penyimpanan barang (stock). Melakukan efesiensi dan


(52)

efektif produksi memungkinkan rumah makan untuk mengalihkan sebagian keuangan untuk biaya promosi.

8. Bagi kegiatan penelitian selanjutnya di sarankan dapat melakukan penelitian mengenai evaluasi kinerja organisasi terhadap implementasi strategi, juga penelitian mengenai kepuasan konsumen individu yang dapat mempengaruhi proses pembelian ulang dan loyalitas.


(53)

DAFTAR PUSTAKA

Amir. 2011, Manajemen Strategik: Konsep dan Aplikasi, Grafindo, Jakarta. Bagyono. 2005, Pariwisata dan Perhotelan, Alfabeta, Bandung.

Bartono, PH. 2005, Analisis Food Product : Studi Food Cost dan Pedoman

Trainning, Andi Offset, Yogyakarta.

Freed R, David. 2009, Manajemen Strategis, Terjemahan, Salemba Empat, Jakarta.

Kotler, Philip. 2009, Manajemen Pemasaran, Terjemahan, PT Indeks, Jakarta. Luthans, Fred. 2006, Perilaku Organisasi, Andi, Yogyakarta.

Rangkuti, Freddy. 2009, Analisis SWOT, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Robbins, Stephen. 2005, Manajemen, PT Indeks, Jakarta.

Salusu. 1996, Pengambilan Keputusan Strategik, PT Gramedia, Jakarta. Siagian, Sondang. 2004, Manajemen Strategik, PT Bumi Aksara, Jakarta. Sugiyono. 2011, Statistika untuk Peenelitian, CV Alfabeta, Bandung.

Umar, H. 2008, Strategic Manajemen In Action. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Wahjono, IS. 2010, Bisnis Modern, Graha Ilmu, Surabaya.

WA, Marsum. 2005, Restoran dan segala Permasalahannya, Andi, Yogyakarta. Wheelen, Hunger. 2005, Manajemen Strategik, Terjemahan, Andi, Yogyakarta. Yoeti. 1996, Pengantar Pariwisata, Angkasa, Jakarta.


(54)

Tesis dan Skripsi

Fahmi Nur annissa. 2012. Strategi Pengembangan Bisnis Pada Warung Cepot. Skripsi. Program Studi Manajemen Industri Katering, Bandung.

Fauziansyah, Kaisar. 2013, Analisis Strategi Pengembangan Usaha Pada kedai Iga Bakar Mang Opan Dalam Meningkatkan Volume penjualan, Skripsi, Program Studi Manajemen Industri Katering, Bandung.

Hendrayana, Made. 2011. Analisis Strategi Pengembangan Makanan Tradisional Bali pada Hotel di Kawasan Sanur. Program Studi Magister Agrobisnis, Denpasar.


(1)

sunda, tingkat kepuasan terhadap kebebasan bekerja, keadilan pemberian gaji, tingkat kepuasan yang diberikan atasan berupa dukungan, tingkat keterlibatan atasan dalam membantu memecahkan masalah, kesesuaian penghasilan yang diberikan oleh Rumah makan lebih dari cukup, tingkat kenyamanan dalam bekerja dan tingkat keadilan terhadap rekan kerja menerima anda dengan baik. faktor internal yang menjadi kelemahan yang dimiliki oleh Rumah Makan Katineung Rasa yaitu, tempat parkir mobil kurang luas, tidak memiliki inovasi menu berbeda, belum mempunyai seragam perusahaan, belum mempunyai sertifikasi standar hygiene dan sanitasi, tidak memanfaatkan teknologi untuk promosi, kurangnya pengetahuan karyawan tentang pelayanan dan promosi, menu yang di tawarkan sama, sistem Manajemen perusahaan yang kurang, lokasi rumah makan bagian punclut atas dan persaingan harga produk.

3. Hasil analisis terhadap matriks IE dan QSPM menunjukan bahwa alternatif-alternatif strategi pengembangan usaha di Rumah Makan katineung Rasa yang perlu dilakukan untuk mengembangkan usahanya adalah sebagai berikut :

a.Mempertahankan rasa, porsi, dan Harga dengan kualitas yang baik, b.Meningkatkan kualitas dan pelayanan yang diberikan pada konsumen. c.Membuat lahan parkir sementara untuk mobil dengan bekerja sama dengan

pihak lain.

d.Memberikan pelatihan sistem informasi manajemen kepada karyawan. e.Melakukan survei pasar untuk mengahadapi kenaikan bahan baku. f.Membuat SOP standar operasional kerja.

g.Membuat promosi yang memanfaatkan teknologi untuk menarik pelanggan baru.

h.Memperluas pangsa pasar untuk pelajar dan mahasiswa

i.Membuat pengembangan produk dengan berbagai pilihan menu paket perorangan maupun paket rombongan.

j.Menjaga hubungan baik antara atasan dan karyawan agar komunikasi berjalan terus.


(2)

122

Siti Hanifah, 2015

STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS RUMAH MAKAN PADA “SAUNG KATINEUNG RASA PUNCLUT” MELALUI ANALISIS SWOT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5.2 Saran

Adapun saran-saran yang diberikan berdasarkan penelitian yang bertujuan menjadi masukan bagi Rumah Makan Katineung Rasa yaitu dengan mengatasi kelemahan yang dihadapi agar target yang diinginkan Rumah Makan Katineung Rasa dapat tercapai dan juga dalam kegiatan pengembangan usahanya, yaitu sebagai berikut :

1. Rumah Makan Katineung Rasa diharapkan dapat mempertahankan hubungan yang baik dengan karyawan agar tercipta lingkungan kerja yang nyaman, kondusif dan juga meningkatkan SDM dengan memberikan pelatihan manajerial. Mempertahankan hubungan yang baik dengan karyawan dapat memotivasi kinerja setiap karyawan, selain itu juga untuk meningkatkan SDM dengan memberikan pelatihan juga bertujuan untuk membantu kelancaran aktifitas agar lebih efisien.

2. Rumah Makan Katineung Rasa diharapkan dapat melakukan promosi dengan melakukan perkembangan teknologi. Promosi dengan perkembangan teknologi dapat dilakukan seperti membuat website, melakukan melalui media sosial seperti facebook, twitter, serta memanfaatkan lokasi yang strategis yang banyak di lalui banyak orang untuk memasang spanduk, juga dengan membuat stiker untuk dibagikan kepada konsumen. Tujuan melakukan promosi yaitu untuk menambah pangsa pasar juga menambah volume penjualan serta untuk menarik konsumen baru dan mempertahankan konsumen yang sudah ada.

3. Rumah Makan Katineung Rasa diharapkan terus mempertahankan mutu produk juga melakukan evaluasi dalam penetapan harga jual. Mempertahankan mutu produk dapat dilakukan dengan terus memberikan bahan baku produk yang berkualitas dan dengan selalu menjaa kebersihan lingkungan produksi. Sedangkan untuk melakukan evaluasi penetapan harga jual dapat dilakukan dengan merencanakan


(3)

dengan baik yaitu, menghitung biaya bahan baku, produksi,l harga jual serta menghitung keuntungan dalam setiap produk.

4. Melakukan pengembangan produk yang bertujuan untuk menghindari konsumen beralih pada produk rumah makan lain atau produk yang sama (subtitusi). Dengan membuat inovasi pada menu makanan yang disediakan, mengubah nama menu menjadi lebih menarik, juga dengan membuat menu-menu paket untuk kalangan pelajar dan mahasiswa dengan harga terjangkau, membuat menu paket rombongan yang menarik, selain menambah pendapatan juga dapat menambah pangsa pasar atau pelanggan.

5. Kurang luasanya lokasi parkir untuk mobil, sebaiknya Rumah Makan Katineung Rasa melakukan perluasan lokasi parkir, bekerja sama dengan pihak lain, atau bisa dengan cara menyewa lahan kosong agar para konsumen yang datang tidak kesulitan untuk menyimpan kendaraan pribadinya.

6. Menawarkan kerja sama kepada investor dalam meningkatkan sumber pemodalan bagi kegiatan pengembangan usaha, karena sumber permodalan merupakan salah satu kendala dan hambatan utama bagi Rumah Makan Katineung Rasa dalam mengembangkan usahanya. Mengusahakan sumber permodalan juga dapat dilakukan dengan mencari investor terdekat melalui prinsip 3F (family, friend, dan flee). 7. Melakukan efesiensi dan efektifitas produksi untuk menghadapi

kembali kenaikan harga BBM, gas dan bahan baku produksi lainnya. Efesiensi produksi dapat dilakukan dengan cara menghemat penggunaan listrik dan air, serta dengan melakukan pengontrolan terhadap persediaan bahan baku. Penghematan BBM juga dapat dilakukan dengan cara melakukan menghemat pembelanjaan, untuk menghemat gas dapat dilakukan dengan mematikan gas apabila sedang tidak diperlukan atau tidak melakukan produksi, sedangkan untuk menghadapi naiknya bahan baku Rumah Makan Katineung Rasa dapat melakukan penyimpanan barang (stock). Melakukan efesiensi dan


(4)

124

Siti Hanifah, 2015

STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS RUMAH MAKAN PADA “SAUNG KATINEUNG RASA PUNCLUT” MELALUI ANALISIS SWOT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

efektif produksi memungkinkan rumah makan untuk mengalihkan sebagian keuangan untuk biaya promosi.

8. Bagi kegiatan penelitian selanjutnya di sarankan dapat melakukan penelitian mengenai evaluasi kinerja organisasi terhadap implementasi strategi, juga penelitian mengenai kepuasan konsumen individu yang dapat mempengaruhi proses pembelian ulang dan loyalitas.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Amir. 2011, Manajemen Strategik: Konsep dan Aplikasi, Grafindo, Jakarta. Bagyono. 2005, Pariwisata dan Perhotelan, Alfabeta, Bandung.

Bartono, PH. 2005, Analisis Food Product : Studi Food Cost dan Pedoman

Trainning, Andi Offset, Yogyakarta.

Freed R, David. 2009, Manajemen Strategis, Terjemahan, Salemba Empat, Jakarta.

Kotler, Philip. 2009, Manajemen Pemasaran, Terjemahan, PT Indeks, Jakarta. Luthans, Fred. 2006, Perilaku Organisasi, Andi, Yogyakarta.

Rangkuti, Freddy. 2009, Analisis SWOT, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Robbins, Stephen. 2005, Manajemen, PT Indeks, Jakarta.

Salusu. 1996, Pengambilan Keputusan Strategik, PT Gramedia, Jakarta. Siagian, Sondang. 2004, Manajemen Strategik, PT Bumi Aksara, Jakarta. Sugiyono. 2011, Statistika untuk Peenelitian, CV Alfabeta, Bandung.

Umar, H. 2008, Strategic Manajemen In Action. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Wahjono, IS. 2010, Bisnis Modern, Graha Ilmu, Surabaya.

WA, Marsum. 2005, Restoran dan segala Permasalahannya, Andi, Yogyakarta. Wheelen, Hunger. 2005, Manajemen Strategik, Terjemahan, Andi, Yogyakarta. Yoeti. 1996, Pengantar Pariwisata, Angkasa, Jakarta.


(6)

Siti Hanifah, 2015

STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS RUMAH MAKAN PADA “SAUNG KATINEUNG RASA PUNCLUT” MELALUI ANALISIS SWOT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tesis dan Skripsi

Fahmi Nur annissa. 2012. Strategi Pengembangan Bisnis Pada Warung Cepot. Skripsi. Program Studi Manajemen Industri Katering, Bandung.

Fauziansyah, Kaisar. 2013, Analisis Strategi Pengembangan Usaha Pada kedai Iga Bakar Mang Opan Dalam Meningkatkan Volume penjualan, Skripsi, Program Studi Manajemen Industri Katering, Bandung.

Hendrayana, Made. 2011. Analisis Strategi Pengembangan Makanan Tradisional Bali pada Hotel di Kawasan Sanur. Program Studi Magister Agrobisnis, Denpasar.