ANALISIS OVERLAY UNTUK PEMBUATAN PETA RINCIAN PENGGUNAAN LAHAN DI KAWASAN LINDUNG HUTAN DAN NON HUTAN JAWA BARAT.

(1)

No. Daftar FPIPS : 2117/UN.40.2.4.1/PL/2014

ANALISIS OVERLAY UNTUK PEMBUATAN

PETA RINCIAN PENGGUNAAN LAHAN DI KAWASAN

LINDUNG HUTAN DAN NON HUTAN JAWA BARAT

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Program Studi Survei Pemetaan dan Informasi Geografis

Oleh :

Salmin Alfajri

1000731

PROGRAM STUDI SURVEI PEMETAAN DAN INFORMASI GEOGRAFIS

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Analisis Overlay untuk Pembuatan

Peta Rincian Penggunaan Lahan di

Kawasan Lindung Hutan dan Non

Hutan Jawa Barat

Oleh Salmin Alfajri

Sebuah tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Ahli Madya pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Salmin Alfajri 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tugas Akhir ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

ANALISIS OVERLAY UNTUK PEMBUATAN

PETA RINCIAN PENGGUNAAN LAHAN DI KAWASAN LINDUNG HUTAN DAN NON HUTAN JAWA BARAT

Oleh : SALMIN ALFAJRI

NIM. 1000731

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:

Dosen Tetap PLA,

Ir. Yakub Malik, M. Pd. NIP. 19590101 198901 1 001

Dosen Luar Biasa PLA,

Nita Nilawati Walla S.P NIP. 19700109 199903 2 003

Mengetahui,

Ketua Program Studi Survei Pemetaan dan Informasi Geografis

Prof. Dr. H. Darsihardjo, MS NIP. 19620921 198603 1 005


(4)

Salmin Alfajri, 2014

Analisis overlay untuk pembuatanpeta rincian penggunaan lahan di kawasan lindung hutan dan nonhutan Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

v

ABSTRAK

Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki persebaran kawasan lindung. Kawasan lindung di Jawa Barat dibagi menjadi 2 jenis yaitu kawasan lindung hutan dan kawasan lindung non hutan. Kawasan lindung hutan terdiri dari cadangan hutan lindung, hutan konservasi, hutan lindung, konservasi laut dan sebagainya. Kawasan lindung non hutan terdiri dari bahaya gunung api, penyangga hutan lindung, perlindungan geologi, rawan gerakan tanah, daerah resapan air dan sebagainya. Seiring dengan perkembangan zaman, pertumbuhan penduduk dari tahun ke tahun cukup pesat telah menyebabkan terjadinya pemanfaatan lahan di kawasan lindung secara tidak tepat dan bersifat merusak ketatanan kawasan lindung. Kondisi kerusakan kawasan lindung di Indonesia termasuk kawasan lindung di Jawa Barat saat ini telah menjadi keprihatinan banyak pihak secara nasional maupun internasional. Fenomena alih fungsi lahan dari kawasan lindung menjadi pemukiman, pertanian, pertambangan, industri dan fasilitas sosial pendukung lainnya harus segera diatasi. Untuk mengatasi masalah ini, kita harus tahu seberapa besar rincian perubahan penggunaan lahan dari kawasan lindung menjadi hal yang tersebut diatas dan di daerah mana saja kondisi kawasan lindung yang rusak dan tidak rusak. Setelah kita tahu rincian luas dan lokasinya maka kita bisa melakukan tindakan antisipasi perbaikan terhadap kawasan lindung yang rusak dan pencegahan untuk kawasan lindung yang masih bagus dan terjaga. Untuk mengetahui data rincian luas dan tempat penggunaan lahan di kawasan lindung kita bisa memanfaatkan software Arc GIS menggunakan teknik overlay. Kita bisa memanfaatkan tool – tool di overlay seperti: tool intersect , untuk mengetahui data rincian dan tempat penggunaan lahan di kawasan lindung hutan dan non hutan.

Kata Kunci: Jawa Barat, Jenis Kawasan Lindung di Jawa Barat, Kondisi Kawasan Lindung Hutan dan Non Hutan Jawa Barat, Teknik Overlay


(5)

Salmin Alfajri, 2014

Analisis overlay untuk pembuatanpeta rincian penggunaan lahan di kawasan lindung hutan dan nonhutan Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

vi

ABSTRAK

West Java is one of the provinces in Indonesia which has spread of protected areas. Protected areas in West Java are divided into 2 types, those are forest protected areas and non-forest protected areas. Forest protected area consists of protection non-forest reserves, conservation forest, protection forest, marine conservation, and so on. Non – forest protected area consists of volcanic hazards, protection forest buffering, geological protection, ground movement dangerous areas, water catchment areas and so on. Along with the times, the population growth over the years a fairly rapid has caused land use in protected areas is inappropriate and destructive protected areas. Damage condition of protected areas in Indonesia, including protected areas in West Java has now become the concern of many parties both nationally and internationally. The phenomenon of land conversion from protected areas into residential, agricultural, mining, industrial and other supported social facilities must be solved immediately. To overcome this problem, we need to know how much land use change details of protected areas into things mentioned above and in which areas protected area damaged condition and is not damaged. After we know the details of the vast and location so we can take action in anticipation of repairs to the damaged protected areas and for the prevention of protected areas those are still good and nature. To know the details of the data and the extensive use of land in protected areas we can utilize Arc GIS software by using overlay technique. We can utilize overlay tools such as: Intersect tool, this tool has function to determine the details of the data and the land use areas in forest and non – forest protected areas.

Key word: West Java, Protected Area Type in West Java, The Fact of Forest Protected Area and Non Forest Protected Area in West Java, Overlay Technique


(6)

Salmin Alfajri, 2014

Analisis overlay untuk pembuatanpeta rincian penggunaan lahan di kawasan lindung hutan dan nonhutan Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

vi

DAFTAR ISI

HALAMAN PERNYATAAN... i

KATA PENGANTAR... ii

UCAPAN TERIMA KASIH... iii

ABSTRAK... v

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL... x

DAFTAR GAMBAR... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Rumusan Masalah... 2

1.3 Pembatasan Masalah... 2

1.4 Tujuan... 2

1.5 Kegunaan... 3

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penggunaan Lahan... 4

2.1.1 Pengertian Penggunaan Lahan... 4

2.1.2 Tipe – Tipe Penggunaan Lahan... 4

2.1.3 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pola Penggunaan Lahan... 6

2.2 Perubahan Penggunaan Lahan... 9


(7)

Salmin Alfajri, 2014

Analisis overlay untuk pembuatanpeta rincian penggunaan lahan di kawasan lindung hutan dan nonhutan Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

vii

2.2.2 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Penggunaan Lahan... 9

2.2.3 Dampak Perubahan Penggunaan Lahan... 12

2.3 Kawasan Lindung... 13

2.3.1 Pengertian Kawasan Lindung... 13

2.3.2 Kriteria atau Ciri – Ciri Kawasan Lindung... 13

2.3.3 Unsur – Unsur Kawasan Lindung... 14

2.4 Perubahan Penggunaan Lahan di Kawasan Lindung Hutan dan Non Hutan Jawa Barat... 16 2.5 Pemanfaatan Software Arc GIS dalam Analisis Overlay untuk Pembuatan Peta Rincian Penggunaan Lahan di Kawasan Lindung Hutan dan Non Hutan Jawa Barat... 18 2.5.1 Pengenalan Arc GIS... 18

2.5.2 Pemanfaatan Software Arc GIS dalam Analisis Overlay untuk Pembuatan Peta Rincian Penggunaan Lahan di Kawasan Lindung Hutan dan Non Hutan Jawa Barat.... 24 2.5.2.1 Analisis Overlay... 24

2.5.2.2 Software Arc GIS dalam Analisis Overlay untuk Pembuatan Peta Rincian Penggunaan Lahan di Kawasan Lindung Hutan dan Non Hutan Jawa Barat... 32 BAB III DESKRIPSI TEMPAT PROGRAM LATIHAN AKADEMIK DAN PELAKSANAAN PROGRAM LATIHAN AKADEMIK 3.1 Deskripsi Tempat Program Latihan Akademik... 34

3.1.1 Profil Tempat Program Latihan Akademik... 34

3.1.2 Sejarah Kantor BPLHD Provinsi Jawa Barat... 34

3.1.3 Arti Lambang BPLHD Provinsi Jawa Barat... 35

3.1.4 Visi dan Misi BPLHD Provinsi Jawa Barat... 35


(8)

Salmin Alfajri, 2014

Analisis overlay untuk pembuatanpeta rincian penggunaan lahan di kawasan lindung hutan dan nonhutan Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

viii

3.1.4.2 Misi BPLHD Provinsi Jawa Barat... 36

3.1.5 Tugas Pokok BPLHD Provinsi Jawa Barat... 37

3.1.6 Fungsi Pokok BPLHD Provinsi Jawa Barat... 37

3.1.7 Rencana Program Kerja dan Rencana Strategis BPLHD Provinsi Jawa Barat... 37

3.1.8 Struktur Organisasi BPLHD Provinsi Jawa Barat... 39

3.1.9 Deskripsi Pekerjaan Tiap Bidang di BPLHD Provinsi Jawa Barat... 41

3.2 Deskripsi Pelaksanaan Program Latihan Akademik... 43

3.2.1 Deskripsi Kegiatan Program Latihan Akademik... 43

3.2.2 Jadwal Kerja Kegiatan Program Latihan Akademik... 44

3.2.3 Masalah dan Cara Penyelesaian... 44

3.2.4 Pembimbingan... 45

3.2.4.1 Pembimbingan dari Dosen Tetap Program Latihan Akademik di Universitas Pendidikan Indonesia... 45 3.2.4.2 Pembimbingan dari Dosen Luar Biasa Program Latihan Akademik di BPLHD Provinsi Jawa Barat... 45 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Analisis Overlay untuk Pembuatan Peta Rincian Penggunaan Lahan di Kawasan Lindung Hutan dan Non Hutan Jawa Barat... 47 4.1.1 Peta Rincian Penggunaan Lahan di Kawasan Lindung Hutan Jawa Barat... 49

4.1.2 Peta Rincian Penggunaan Lahan di Kawasan Lindung Non Hutan Jawa Barat.... 56

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan... 66

5.2 Saran... 67


(9)

Salmin Alfajri, 2014

Analisis overlay untuk pembuatanpeta rincian penggunaan lahan di kawasan lindung hutan dan nonhutan Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ix

CV PENULIS... 70 LAMPIRAN

Lampiran 1 Peta Rincian dan Data Excel Penggunaan Lahan di Kawasan Lindung Hutan Jawa Barat Per Kabupaten atau Kota...

71

Lampiran 2 Peta Rincian dan Data Excel Penggunaan Lahan di Kawasan Lindung Non Hutan Jawa Barat Per Kabupaten atau Kota...


(10)

Salmin Alfajri, 2014

Analisis overlay untuk pembuatanpeta rincian penggunaan lahan di kawasan lindung hutan dan nonhutan Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki persebaran kawasan lindung. Kawasan lindung di Jawa Barat tersebar di seluruh Kabupaten atau Kota dengan luas yang sesuai dengan kondisi dan karakteristik wilayahnya. Kawasan lindung di Jawa Barat dibagi menjadi 2 jenis yaitu kawasan lindung hutan dan kawasan lindung non hutan. Kawasan lindung hutan terdiri dari cadangan hutan lindung, hutan konservasi, hutan lindung, konservasi laut dan sebagainya. Contoh kawasan lindung hutan yaitu cagar alam arca domas dan cagar alam yan lapa di Kabupaten Bogor. Kawasan lindung non hutan terdiri dari bahaya gunung api, penyangga hutan lindung, perlindungan geologi, rawan gerakan tanah, daerah resapan air dan sebagainya. Contoh kawasan lindung non hutan adalah kawasan bahaya gunung api galunggung, terletak di Kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten Garut.

Kondisi kawasan lindung di Jawa Barat pada tahun 2011 cukup memprihatinkan dengan laju kerusakan hutan 23.341 ha – 33.951 ha per tahun, yang menyebabkan terbentuknya lahan kritis. Luas lahan kritis di Jawa Barat mencapai 682.784,29 ha di dalam kawasan hutan, dan 369.986,5 ha di luar kawasan hutan (Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat, 2009). Tingginya luas lahan kritis tersebut diantaranya disebabkan oleh konversi kawasan hutan menjadi areal non-kehutanan, perladangan, perambahan hutan serta illegal logging.

Padahal kawasan lindung memiliki fungsi yang spesifik terutama berkaitan dengan ketersediaan air. Air merupakan sumber kehidupan yang sangat penting terhadap keberlanjutan kehidupan bagi semua mahkluk hidup. Undang – undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Ketentuan Pokok Kehutanan yang menjelaskan bahwa hutan lindung merupakan kawasan hutan karena keadaan sifat alamnya diperuntukkan guna pengaturan tata air, pencegahan banjir dan erosi serta pemeliharaan kesuburan tanah.

Kondisi kerusakan kawasan lindung di Indonesia termasuk kawasan lindung di Jawa Barat saat ini telah menjadi keprihatinan banyak pihak secara nasional maupun internasional. Fenomena alih fungsi lahan dari kawasan lindung menjadi pemukiman, pertanian, pertambangan, industri dan fasilitas sosial pendukung lainnya harus segera diatasi. Untuk mengatasi masalah ini, kita harus tahu seberapa besar rincian perubahan penggunaan lahan


(11)

Salmin Alfajri, 2014

Analisis overlay untuk pembuatanpeta rincian penggunaan lahan di kawasan lindung hutan dan nonhutan Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2

dari kawasan lindung menjadi hal yang tersebut diatas dan di daerah mana saja kondisi kawasan lindung yang rusak dan tidak rusak. Setelah kita tahu rincian luas dan lokasinya maka kita bisa melakukan tindakan antisipasi perbaikan terhadap kawasan lindung yang rusak dan pencegahan untuk kawasan lindung yang masih bagus dan terjaga.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis merasa tertarik untuk mengetahui fakta penggunaan lahan di kawasan lindung Hutan dan Non Hutan Jawa Barat(seberapa besar rincian penggunaan lahannya dan berada di daerah administrasi mana penggunaan lahan itu). Atas dasar itu penulis mengambil judul dalam tugas akhir ini adalah “Analisis Overlay

untuk Pembuatan Peta Penggunaan Lahan di Kawasan Lindung Hutan dan Non Hutan

Jawa Barat”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah dalam tugas akhir ini dapat dinyatakan dalam bentuk pertanyaan “Bagaimanakah Proses Analisis Overlay dalam Pembuatan Peta Rincian Penggunaan Lahan di Kawasan Lindung Hutan dan Non Hutan Jawa Barat?

1.3. Pembatasan Masalah

Agar tugas akhir ini lebih terfokus dan terarah, maka diperlukan pembatasan masalah yang akan diteliti. Maka berdasarkan rumusan masalah diatas batasan masalah pada tugas akhir ini adalaha:

a. Mendiskripsikan fakta penggunaan lahan yang terjadi di kawasan lindung hutan dan non hutan Jawa Barat.

b. Memetakan rincian penggunaan lahan yang terjadi di kawasan lindung hutan dan non hutan Jawa Barat dengan mengoverlay beberapa peta yaitu peta admin kecamatan se – Jawa Barat, peta kawasan lindung hutan se – Jawa Barat, peta kawasan lindung non hutan se – Jawa Barat dan peta penggunaan lahan se – Jawa Barat menggunakan software Arc GIS 10.

1.4. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang hendak dicapai melalui tugas akhir ini adalah:


(12)

Salmin Alfajri, 2014

Analisis overlay untuk pembuatanpeta rincian penggunaan lahan di kawasan lindung hutan dan nonhutan Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3

a. Untuk menghasilkan deskripsi fakta penggunaan lahan yang terjadi di kawasan lindung hutan dan non hutan Jawa Barat.

b. Mampu memetakan rincian penggunaan lahan yang terjadi di kawasan lindung hutan dan non hutan Jawa Barat menggunakan software Arc GIS 10.

1.5. Kegunaan

Berdasarkan tujuan yang telah dikemukakan di atas, maka setelah tugas akhir ini selesai dilakukan dan hasilnya diperoleh, diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut:

a. Secara Teoritis

Melalui tugas akhir ini penulis berharap dapat memberikan sumbangan terhadap perkembangan keilmuan sistem informasi geografis pada umumnya, serta menambah pemahaman berkaitan dengan analisis spasial teknik overlay penggunaan lahan di kawasan lindung hutan dan non hutan menggunakan software Arc GIS 10.

b. Secara Praktis

Bagi seluruh kalangan, baik dari kalangan akademisi ataupun pihak yang lainnya, penulis berharap tugas akhir ini dapat memberikan pilihan tambahan ilmu dan pemahaman berkaitan dengan analisis spasial yakni teknik overlay menggunakan software Arc GIS 10, sehingga penulis berharap mahasiswa mampu membuat peta sejenis yang berkaitan dengan analisis spasial.


(13)

Salmin Alfajri, 2014

Analisis overlay untuk pembuatanpeta rincian penggunaan lahan di kawasan lindung hutan dan nonhutan Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 34

BAB III

DESKRIPSI TEMPAT PROGRAM LATIHAN AKADEMIK DAN PELAKSANAAN PROGRAM LATIHAN AKADEMIK

3.1 Deskripsi Tempat Program Latihan Akademik 3.1.1 Profil Tempat Program Latihan Akademik

Nama : Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Provinsi Jawa Barat

Bentuk Badan Hukum : Lembaga Teknis Daerah Provinsi Jawa Barat

Alamat : Jl. Naripan No. 25 Bandung 40111 – Jawa Barat Telepon (62-22) 4204871

Fax. (62-22) 4231570

Website : www.bplhdjabar.go.id Email : bplhd@bplhdjabar.go.id

3.1.2 Sejarah Kantor BPLHD Provinsi Jawa Barat

Pelaksanaan fungsi kewenangan lingkungan hidup tingkat Provinsi Jawa Barat sebelum tahun 1998 dilaksanakan oleh Sekretariat Daerah melalui unit kerja Biro Bina Lingkungan Hidup. Sejalan dengan terbitnya Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No. 4 Tahun 1998 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Bapedalda Provinsi Jawa Barat maka Biro Bina Lingkungan Hidup melebur menjadi Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (Bapeldada) Provinsi Jawa Barat. Bapeldada Provinsi Jawa Barat beroperasi sejak tanggal 11 Agustus 1998 dengan pimpinan Drs. Dodo Perdata, MA serta berkantor sementara di Jl. Merak No. 13 Bandung. Pada tahun 1999 kantor Bapeldada berlokasi tetap di Jl. Sampurna No. 18 Bandung setelah sempat terlebih dahulu berkantor sementara di Jl. Garut No. 11 Bandung.

Kemudian seiring terbitnya Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No. 16 Tahun 2000 tentang Lembaga Teknis Daerah Provinsi Jawa Barat berubah menjadi Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Hidup (BPLHD) Provinsi Jawa Barat. Pada tahun 2001, terjadi estafet kepemimpinan BPLHD ke Ir. Lex Laksmana Zainal Lan, Dipl. HE. Kepemimpina beliau kemudian diserahkan kepada Ade Suhanda Adnawijaya, SH, M. Si pada tahun 2004. Pada tahun


(14)

Salmin Alfajri, 2014

Analisis overlay untuk pembuatanpeta rincian penggunaan lahan di kawasan lindung hutan dan nonhutan Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 35

2006, kepemimpina BPLHD diserahkan kepada Dr. Ir. Agus Rachmat, M.T. kepemimpinan beliau berakhir dengan memasuki purna bhakti pada tahun 2008 dan digantikan oleh Dr. Ir. Setiawan Wangsaatmaja, Dipl. SE, M. Eng. Organisasi Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Hidup (BPLHD) Provinsi Jawa Barat berubah lagi menjadi Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Provinsi Jawa Barat berdasarkan Perda No. 22 tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Jawa Barat.

3.1.3 Arti Lambang BPLHD Provinsi Jawa Barat

Gambar 3.1 Logo BPLHD Provinsi Jawa Barat

Sebagai instansi yang bergerak di bidang lingkungan hidup BPLHD ingin menunjukkan semangat etos kerja yang ditunjukkan pada logo BPLHD diatas, diantaranya: a. Gambar logo Jawa Barat menunjukkan bahwa BPLHD adalah instansi di bawah naungan

pemerintah Provinsi Jawa Barat.

b. Gambar daun tersenyum menunjukkan bahwa BPLHD dan semua staf didalamnya selalu ramah dan tersenyum dalam melayani masyarakat.

c. Tulisan green dan smile office menunjukkan bahwa BPLHD selalu berusaha untuk menghijaukan dan terlihat segar juga selalu tersenyum dalam setiap kegiatannya.

3.1.4 Visi dan Misi BPLHD Provinsi Jawa Barat

Sebagai instansi pemerintahan, BPLHD juga memiliki visi dan misi yaitu:


(15)

Salmin Alfajri, 2014

Analisis overlay untuk pembuatanpeta rincian penggunaan lahan di kawasan lindung hutan dan nonhutan Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 36

Penetapan visi sebagai bagian dari perencanaan strategis, merupakan suatu langkah penting dalam perjalanan suatu organisasi. Dalam rangka mendukung Visi Jawa Barat yaitu

“TERCAPAINYA MASYARAKAT JAWA BARAT MANDIRI, DINAMIS DAN

SEJAHTERA”, Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Provinsi Jawa Barat

sebagai perangkat daerah menetapkan visi yang berkaitan dengan pengelolaan dan pengendalian, BPLHD Provinsi Jawa Barat menetapkan visi yaitu “MENJADI AGEN PERUBAHAN

DALAM SIKAP DAN PRILAKU RAMAH LINGKUNGAN GUNA MENCAPAI

PEMBANGUNAN YANG BERKELANJUTAN 2013”

3.1.4.2 Misi BPLHD Provinsi Jawa Barat

Misi merupakan sesuatu yang harus dilaksanakan agar visi organisasi dapat tercapai dan berhasil dengan baik. Dengan disusunnya misi diharapkan seluruh pegawai dan pihak lain yang berkepentingan dapat mengenal organisasi , mengetahui peran dan program – programnya serta hasil yang akan diperoleh dimasa yang akan datang.

Pada misi ke 4 Pemerintahan Provinsi Jawa Barat (2008 – 2013) yaitu:

“MENINGKATKAN DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN

UNTUK PEMBANGUNAN YANG BERKELANJUTAN”, yang bertujuan menciptakan

keseimbangan daya dukung dan daya tamping lingkungan, dengan sasaran 1) terkendalinya pertumbuhan dan persebaran penduduk; 2) terjaganya kecukupan air baku; 3) berkurangnya tingkat pencemaran, kerusakan lingkungan, dan resiko bencana; 4) meningkatnya fungsi kawasan lindung Jawa Barat. Kriteria tersebut merupakan harapan masyarakat Jawa Barat untuk hidup berkecukupan baik sandang maupun pangan secara berkelanjutan, hal ini dapat terwujud apabila fungsi pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan dapat tercipta.

Misi BPLHD Provinsi Jawa Barat yang sedang dan akan kita wujudkan dalam Program atau Kegiatan pada tahun 2008 – 2013 yang merupakan penjabaran dari Misi Jawa Barat pada butir 4 yaitu adalah sebagai berikut:

a. Meningkatkan kualitas lingkungan (air, udara dan tanah);

b. Menjaga keselarasan dan keseimbangan pemanfaatan SDA untuk kesejahteraan rakyat;

c. Mengelola lingkungan berdasarkan perkembangan sains dan teknologi; d. Meningkatkan kinerja pengelolaan lingkungan dunia usaha dan industry;


(16)

Salmin Alfajri, 2014

Analisis overlay untuk pembuatanpeta rincian penggunaan lahan di kawasan lindung hutan dan nonhutan Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 37

e. Membangun kewaspadaan dan partisipasi masyarakat yang responsive; f. Mebangun masyarakat peduli lingkungan (green society);

g. Meningkatkan efektifitas penerapan peraturan lingkungan;

h. Mengembangkan balai kliring (clearing house) lingkungan hidup.

3.1.5 Tugas Pokok BPLHD Provinsi Jawa Barat

Berdasarkan Undang – Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 16 tahun 2000 tentang Lembaga Teknis Daerah Provinsi Jawa Barat serta Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 63 tahun 2001 tentang Tentang Tugas Pokok Fungsi dan Rincian Tugas Unit Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Barat, mempunyai tugas pokok yaitu: merumuskan kebijakan teknis dan melaksanakan kewenangan di bidang Pengendalian Lingkungan Hidup sesuai kebutuhan daerah dan kewenangan yang dilimpahkan.

3.1.6 Fungsi Pokok BPLHD Provinsi Jawa Barat

Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 22 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Jawa Barat, serta Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 63 Tahun 2001 tentang Tugas Pokok, Fungsi, Rincian Tugas Unit dan Tata Kerja Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Barat, dalam menyelenggarakan tugas pokoknya, Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Barat mempunyai fungsi:

a. Penyelenggaran koordinasi dan pengendalian lingkungan hidup meliputi Tata Kelola, Konservasi dan Mitigasi Bencana dan Penataan Hukum, Kemitraan dan Pengembangan Kapasitas Lingkungan;

b. Penyelenggaraan fasilitas pengendalian lingkungan hidup kepada Kabupaten atau Kota dan mitra kerja di bidang lingkungan hidup;

c. Penyelenggaraan kesekretariatan Badan.

3.1.7 Rencana Program Kerja dan Rencana Strategis (Renstra) BPLHD Provinsi Jawa Barat


(17)

Salmin Alfajri, 2014

Analisis overlay untuk pembuatanpeta rincian penggunaan lahan di kawasan lindung hutan dan nonhutan Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 38

Rencana Program beserta sasarannya yang ada di Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Barat adalah sebagai berikut:

a. Program Pengendalian Pencemaran dan Pengrusakan Lingkungan, dengan sasaran: 1. Mengurangi beban pencemaran badan air oleh industry dan domestic;

2. Mengurangi beban emisi dari kendaraan bermotor dan industry; 3. Mengawasi pemanfaatan B3 dan pembuangan limbah B3;

4. Mengembangkan produksi yang lebih bersih (Cleaner Production) dan EPCM (Environmental Pollution Control Manager).

b. Program Rehabilitasi dan Konservasi Lingkungan Hidup, dengan sasaran: 1. Mengoptimalkan pelaksanaan rehabilitasi lahan kritis;

2. Menanggulangi kerusakan lahan bekas pertambangan, TPA dan bencana; 3. Meningkatkan konservasi air bawah tanah;

4. Rehabilitasi dan konservasi keanekaragaman hayati.

c. Program Penanggulangan Bencana Alam dan Perlindungan Masyarakat, dengan sasaran: 1. Meningkatkan mitigasi bencana dan adaptasi dengan perubahan iklim;

2. Meningkatkan ketahanan masyarakat terhadap bencana;

3. Meningkatkan kemampuan dan jumlah sumber daya penanggulangan bencana. d. Program Pengelolaan Kawasan Lindung, dengan sasaran:

1. Melakukan penataan dan perbaikan fungsi kawasan lindung; 2. Meningkatkan pengamanan dan perlindungan kawasan; 3. Mengembangkan kawasan lindung baru;

4. Meningkatkan kemitraan dan pemberdayaan masyarakat sekitar kawasan lindung. e. Program Pengelolaan Ekosistem dan Laut, dengan sasaran:

1. Meningkatkan kondisi kawasan mangrove dan terumbu karang; 2. Meningkatkan vegetasi pelindung pantai;

3. Menyiapkan pranata pengelolaan pesisir, laut dan pulau kecil.

Rencana Strategis (Renstra) Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) untuk tahun 2008 – 2013 merupakan langkah – langkah kontribusi BPLHD Provinsi Jawa Barat untuk pencapaian tujuan serta sasaran yang ditetapkan Provinsi Jawa Barat. Untuk itu prinsip perencanaannya pun dilandasi dan dibatasi oleh kewenangan yang dimiliki lembaga ini sebagai


(18)

Salmin Alfajri, 2014

Analisis overlay untuk pembuatanpeta rincian penggunaan lahan di kawasan lindung hutan dan nonhutan Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 39

Lembaga Teknis Daerah yang ditetapkan oleh PERDA No. 22 Tahun 2008, dimana BPLHD Provinsi Jawa Barat selaku institusi tingkat Provinsi, peranannya menjadi fasilitator guna mengimplementasikan makna Otonomi Daerah berdasarkan UU No. 32 Tahun 2004 dan perkembangan minat masyarakat.

Berdasarkan kajian kewenangan lembaga teknis daerah, BPLHD Provinsi Jawa Barat menitik beratkan peranannya selaku coordinator dan fasilitator bagi seluruh stake holder (pihak terkait) yang terdiri dari institusi sektoral, mayarakat, dunia usaha, dunia pendidikan dan LSM di tingkat Provinsi maupun Kabupaten atau Kota.

Dalam Rencana Strategis ini program maupun kegiatan merupakan refleksi dari pada visi, misi yang telah ditetapkan pada tahun 2008 yang merupakan perencanaan yang berkesinambungan dan berkaitan sangat erat, sehingga dengan demikian pada tahun 2008 – 2013 besar kemungkinan tidak banyak perubahan kecuali untuk program – program bersifat wajib (mandotary programme) yang dicanangkan oleh pusat seperti Proyek Ptokasih (Program Kali Besih), Langit Biru (Program Pengendalian Pencemaran Udara) dan ADIPURA tidak tertutup kemungkinan terjadi perubahan dalam arti kata perencanaan pengembangannya dan tujuan serta sasarannya.

Pada pelaksanaanya, Rencana Strategis ini sangat ditentukan oleh komitmen, keterlibatan serta dukungan dari pada masyarakat serta pihak eksekutif dan legislative, baik dalam bentuk fasilitasi kebijakan maupun pendanaan dalam upaya – upaya pengendalian lingkungan hidup dalam skala makro maupun mikro, khususnya dalam aspek – aspek yang sangat erat kaitannya dengan implementasi program dan kegiatan yang menjaddi kewenangan BPLHD Provinsi Jawa Barat.

3.1.8 Struktur Organisasi BPLHD Provinsi Jawa Barat

Sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 22 Tahun 2008 tentang tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Jawa Barat, Struktur Organisasi BPLHD Provinsi Jawa Barat adalah dapat dilihat pada gambar berikut. Sementara itu komposisi jabatan structural dan jabatan fungsional Organisasi BPLHD Provinsi Jawa Barat berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 22 Tahun 2008 serta Keputusan Gubernur Nomor 821.27/Kep.490.T/Peg/2005 tentang


(19)

Salmin Alfajri, 2014

Analisis overlay untuk pembuatanpeta rincian penggunaan lahan di kawasan lindung hutan dan nonhutan Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 40

Jabatan Fungsional, maka komposisi jabatan structural dan jabatan fungsional dapat dilihat pada table berikut ini:

Tabel 3.1

Komposisi Jabatan Struktural dan Jabatan Fungsional Organisasi BPLHD Provinsi Jawa Barat

No Jabatan

Struktural/Fungsional

Perda No. 22 Tahun 2008

Kepgub No.

821.27/Kep.490.T/Peg/2005

1 Eselon II 1 -

2 Eselon III 5 -

3 Eselon IV 11 -

Jumlah 17 -

Tabel 3.2

Komposisi Pegawai BPLHD Provinsi Jawa Barat Berdasarkan Tingkat Pendidikan, Kondisi Bulan Desember 2008

No Pendidikan Golongan Jumlah

I II III IV

1 SD 1 1

2 SLTP 2 2

3 SLTA 6 26 32

4 Sarjana Muda/Akademi 2 10 12

5 Strata 1 (S1) 28 2 30

6 Strata 2 (S2) 18 6 24


(20)

Salmin Alfajri, 2014

Analisis overlay untuk pembuatanpeta rincian penggunaan lahan di kawasan lindung hutan dan nonhutan Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 41

Jumlah 1 10 82 9

Gambar 3.2

Struktur Organisasi BPLHD Provinsi Jawa Barat

3.1.9 Deskripsi Pekerjaan Tiap Bidang di BPLHD Provinsi Jawa Barat


(21)

Salmin Alfajri, 2014

Analisis overlay untuk pembuatanpeta rincian penggunaan lahan di kawasan lindung hutan dan nonhutan Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 42

Tugas Pokok: merumuskan, menetapkan, memimpin, mengkoordinasikan, dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan tugas pokok badan serta mengkoordinasikan dan membina UPTB

2. Sekretaris Badan

Tugas Pokok: menyelenggarakan koordinasi perencanaan dan program badan, pengkajian perencanaan dan program, pengelolaan keuangan, kepegawaian dan umum.

3. Kepala Sub Bagian Kepegawaian dan Umum

Tugas Pokok: melaksanakan pengelolaan administrasi kepegawaian, kelembagaan, ketatalaksanaan, umum, dan perlengkapan.

a. Sub Bagian Keuangan

Tugas Pokok: melaksanakan pengelolaan administrasi keuangan di lingkungan badan. b. Sub Bagian Perencanaan dan Program

Tugas Pokok: melaksanakan koordinasi perencanaan dan penyusunan program.

4. Bidang I Tata Kelola Lingungan

Tugas Pokok: menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis dan fasilitasi tata kelola lingkungan.

a. Sub Bidang PELHS

Tugas Pokok: melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis dan fasilitasi penyelarasan dan evaluasi lingkungan hidup strategis.

b. Sub Bidang Pengkajian Amdal dan Teknologi Lingkungan

Tugas Pokok: melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis dan fasilitasi pengkajian amdal dan teknologi lingkungan.

5. Bidang II Pengendalian Pencemaran Lingkungan

Tugas Pokok: menyelenggarakan pengkajian teknis serta fasilitasi pengendalian pencemaran lingkungan.


(22)

Salmin Alfajri, 2014

Analisis overlay untuk pembuatanpeta rincian penggunaan lahan di kawasan lindung hutan dan nonhutan Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 43

a. Sub Bidang Pemantauan PPL

Tugas Pokok: melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis dan fasilitasi pemantauan pencemaran lingkungan.

b. Sub Bidang Pembinaan PPL

Tugas Pokok: melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis dan fasilitasi pembinaan pengendalian pencemaran lingkunngan.

6. Bidang III Konservasi SDA dan Mitigasi Bencana a. Kepala Bidang III

Tugas Pokok: menyelanggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis serta fasilitasi konservasi SDA dan mitigasi bencana.

b. Sub Bidang KSDA

Tugas Pokok: melaksnakan penyusunan bahan kebijakan teknis dan fasilitasi konservasi SDA dan pemulihan kerusakan lingkungan.

c. Sub Bidang Mitigasi Bencana

Tugas Pokok: melaksnakan penyusunan bahan kebijakan teknis dan fasilitasi mitigasi bencana.

7. Bidang IV Penataan Hukum, Kemitraan dan Pengembangan Kapasitas a. Kepala Bidang IV

Tugas Pokok: menyelanggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis dan fasilitasi penataan hukum, kemitraan dan pengembangan kapasitas lingkungan.

b. Sub Bidang Penataan Hukum Lingkungan

Tugas Pokok: melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis dan fasilitasi penataan hukum lingkungan.

c. Sub Bidang Pengembangan Kapasitas dan Kemitraan Lingkungan

Tugas Pokok: melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis dan fasilitasi kapasitas dan kemitraan lingkungan.


(23)

Salmin Alfajri, 2014

Analisis overlay untuk pembuatanpeta rincian penggunaan lahan di kawasan lindung hutan dan nonhutan Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 44

3.2 Deskripsi Pelaksanaan Program Latihan Akademik 3.2.1 Deskripsi Kegiatan Program Latihan Akademik

Kegiatan penulis selama melakukan kegiatan program latihan akademik di kantor BPLHD Provinsi Jawa Barat di bidang Konservasi Sumber Daya Alam(KSDA) adalah kegiatan GIS, seperti: penulis membuat peta analisis overlay menggunakan software Arc GIS, layouting dan men-digit peta.

Selain itu, penulis juga membantu bagian administrasi dan hal lainnya, seperti: membantu persuratan yang masuk dan keluar, dan sekali – kali penulis membantu karyawan di di bidang Konservasi Sumber Daya Alam(KSDA) membuat power point dan excel.

3.2.2 Jadwal Kerja Kegiatan Program Latihan Akademik

Jadwal kerja penulis melakukan kegiatan program latihan akademik di kantor BPLHD Provinsi Jawa Barat di bidang Konservasi Sumber Daya Alam(KSDA) adalah setiap hari kerja yaitu senin – jumat. Setiap karyawan dan peserta magang diharuskan melakukan apel pagi jam 07:30 WIB dan mulai bekerja pada jam 08:00 WIB, istirahat siang pada jam 12:00 – 13:00 WIB, setelah itu kita diharuskan kembali bekerja sampai jam pulang yakni jam 16:00 WIB.

Kegiatan program latihan akademik dimulai dari minggu ke-dua bulan Oktober 2013 hingga akhir desember 2013, selama itu penulis mempunyai kewajiban untuk mengerjakan pekerjaan yang menjadi tugas penulis di tempat program latihan akademik.

3.2.3 Masalah dan Cara Penyelesaian

Pada setiap kegiatan yang dijalani selalu ada kendala atau masalah yang dihadapi, namun setiap kendala atau masalah tentu memiliki jalan keluar untuk mengatasi hal itu. Dalam kegiatan program latihan akademik, masalah – masalah yang penulis hadapi selama kegiatan program latihan akademik antara lain:

a. Pada minggu pertama penulis melakukan kegiatan program latihan akademik di kantor BPLHD Provinsi Jawa Barat di bidang Konservasi Sumber Daya Alam(KSDA), penulis bingung kegiatan apa yang harus dilakukan, karena penulis tidak mendapatkan info terkait gambaran kegiatan PLA yang akan dilakukan di bidang KSDA. Penulis hanya diberikan


(24)

Salmin Alfajri, 2014

Analisis overlay untuk pembuatanpeta rincian penggunaan lahan di kawasan lindung hutan dan nonhutan Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 45

orientasi awal oleh Divisi Humas BPLHD Provinsi Jawa Barat terkait sejarah, visi, misi, bidang – bidang dan jadwal kegiatan PLA.

Cara Penyelesaian:

Penulis bertanya langsung kepada ketua bidang KSDA yakni ibu nita tentang hal – hal yang harus penulis lakukan di bidang KSDA, kemudian ibu nita memberikan gambaran apa yang harus dikerjakan sehingga penulis dapat memulai kegiatan PLA di bidang KSDA.

b. Penulis masih kurang paham terkait penggunaan tool – tool yang ada pada software Arc GIS, seperti dalam pembuatan peta analisis overlay, layouting dan proses digitasi.

Cara Penyelesaian:

Penulis berkonsultasi dengan kang Reza Sopiyana(karyawan di KSDA) dan kang Arif Nurrohman(karyawan di Bidang I).

3.2.4 Pembimbingan

Penulis melakukan pembimbingan oleh Dosen Pembimbing Tetap dari Universitas Pendidikan Indonesia dan Dosen Luar Biasa di di kantor BPLHD Provinsi Jawa Barat di bidang Konservasi Sumber Daya Alam(KSDA).

3.2.4.1 Pembimbingan dari Dosen Tetap Program Latihan Akademik di Universitas Pendidikan Indonesia

Pembimbingan oleh Dosen Pembimbing Tetap di Universitas Pendidikan Indonesia dilaksanakan pada bulan mei sampai sebelum dilaksanakannya pengumpulan TA, hari melakukan bimbimbingan bervariasi tergantung keberadaan dosen di kampus dan kesibukan dosen pembimbing tetap. Dosen Pembimbing Tetap yaitu Bapak Ir. Yakub Malik, M. Pd.

Konsultasi yang dilakukan adalah mengkoreksi hasil dari tugas akhir yang penulis buat, melakukan kunjungan ke tempat program latihan akademik di kantor BPLHD Provinsi Jawa Barat di bidang Konservasi Sumber Daya Alam(KSDA) dan memberikan tips – tips kepada penulis dalam mengatasi masalah – masalah yang penulis hadapi dalam proses pembuatan tugas akhir ini.


(25)

Salmin Alfajri, 2014

Analisis overlay untuk pembuatanpeta rincian penggunaan lahan di kawasan lindung hutan dan nonhutan Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 46

3.2.4.2 Pembimbingan dari Dosen Luar Biasa Program Latihan Akademik di BPLHD Provinsi Jawa Barat

Pembimbingan oleh Dosen Luar Biasa Program Latihan Akademik di BPLHD Provinsi Jawa Barat dilaksanakan semenjak penulis melaksanakan kegiatan PLA di kantor BPLHD Provinsi Jawa Barat sampai selesai. Dosen Luar Biasa PLA yaitu Ibu Nita Nilawati, S.P dan dibantu oleh Kang Reza Sopiyana serta Kang Arif Nurrohman.

Banyak hal yang penulis konsultasikan dengan dosen luar biasa seperti bagaimana tatacara kegiatan yang harus penulis lakukan untuk pertama kali dalam kegiatan PLA di bidang KSDA di kantor BPLHD Provinsi Jawa Barat. Dosen Luar Biasa PLA juga memberi masukan dan kritikan kepada penulis terkait tugas akhir yang penulis buat. Kemudian penulis berkonsultasi dengan Kang Reza Sopiyana dan Kang Arif Nurrohman terkait kesulitan – kesulitan yang penulis hadapi dalam mengerjakan setiap pekerjaan yang menjadi tanggung jawab penulis di bidang KSDA.


(26)

Salmin Alfajri, 2014

Analisis overlay untuk pembuatanpeta rincian penggunaan lahan di kawasan lindung hutan dan nonhutan Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

66

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil overlay keempat peta tersebut yaitu peta kawasan lindung hutan jawa barat, peta kawasan lindung non hutan jawa barat, peta penggunaan lahan di jawa barat dan peta admin kecamatan di jawa barat menjadi peta rincian penggunaan lahan di kawasan lindung hutan dan non hutan jawa barat, penulis menyimpulkan antara lain:

a. Luas provinsi jawa barat yaitu ± 37.100,6132 km2, ini berarti luas kawasan lindung hutan di jawa barat sebesar 12,37 % yaitu 4.590,976549 km2 dan luas kawasan lindung non hutan di jawa barat sebesar 32,86 % yaitu 12.190,12474 km2.

b. Rincian luas jenis kawasan lindung hutan di jawa barat terdiri dari hutan lindung sebesar 54,06 % yaitu 2.481,843 km2, hutan konservasi sebesar 38,63 % yaitu 1.773,372 km2, cadangan hutan lindung sebesar 7,31 % yaitu 335,7615 km2.

c. Rincian luas jenis kawasan lindung non hutan di jawa barat terdiri dari bahaya gunung api sebesar 5,43 % yaitu 661,4162 km2, penyangga hutan lindung sebesar 6,71 % yaitu 818,4161 km2, perlindungan geologi sebesar 8,96 % yaitu 1.092,826 km2, rawan gerakan tanah sebesar 53,67 % yaitu 6.542,75 km2 dan daerah resapan air sebesar 25,22 % yaitu 3.074,716 km2.

d. Rincian luas penggunaan lahan di kawasan lindung hutan di jawa barat terdiri dari hutan primer sebesar 6,57 % yaitu 301,4927 km2, hutan sekunder sebesar 42,81 % yaitu

1965,391 km2, kebun campuran sebesar 14,75 % yaitu 677,2013 km2, perkebunan sebesar 0,01 % yaitu 0,425886 km2, permukiman sebesar 12,42 % yaitu 569,983 km2, sawah sebesar 3,78 % yaitu 173,5613 km2, semak atau belukar sebesar 3,26 km2 yaitu 149,4474 km2, tambak atau empang sebesar 5,09 % yaitu 233,8083 km2, tanah terbuka sebesar 1,28 % yaitu 58,55548 km2, tegalan atau ladang sebesar 9,94 % yaitu 456,3268 km2, tubuh air sebesar 0,10 % yaitu 4,783717 km2.

e. Rincian luas penggunaan lahan di kawasan lindung non hutan di jawa barat terdiri dari hutan primer sebesar 0,08 % yaitu 10,13955 km2, hutan sekunder sebesar 2,68 % yaitu


(27)

Salmin Alfajri, 2014

Analisis overlay untuk pembuatanpeta rincian penggunaan lahan di kawasan lindung hutan dan nonhutan Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

67

327,2236 km2, kebun campuran sebesar 40,58 % yaitu 4946,504 km2, mangrove sebesar 0,002 % yaitu 0,286734 km2, perkebunan sebesar 0,01 % yaitu 1,619845 km2,

permukiman sebesar 12,47 % yaitu 1520,436 km2, rawa sebesar 0,05 % yaitu 5,602362 km2, sawah sebesar 22,78 % yaitu 2.777,139 km2, semak atau belukar sebesar 1,50 % yaitu 182,9684 km2, tambak atau empang sebesar 0,001 % yaitu 0,11584 km2, tanah terbuka sebesar 0,44 % yaitu 54,10746 km2, tegalan atau ladang sebesar 19,10 % yaitu 2.327,715 km2, tubuh air sebesar 0,30 % yaitu 36,27705 km2.

f. Berdasarkan data rincian luas dan jenis penggunaan lahan di kawasan lindung hutan dan non hutan jawa barat terdapat berbagai jenis penggunaan lahan yang tidak seharusnya berada di kawasan lindung hutan dan non hutan tersebut, sehingga perlu adanya tindakan nyata dari pihak terkait untuk mencegah semakin merusaknya kawasan lindung dan perlu adanya tindakan pencegahan seperti: pembatasan pemberian izin HPH, zonasi kawasan yang boleh dan tidak boleh dimanfaatkan, memperketat undang – undang terkait pelestarian kawasan lindung hutan dan non hutan, pemberian hukuman yang adil bagi pelaku perusak kawasan lindung hutan dan non hutan.

5.2 Saran

Dari hasil overlay keempat peta tersebut dan melihat berbagai literatur terkait fakta penggunaan lahan di kawasan lindung hutan dan non hutan jawa barat, penulis memberikan saran kepada pihak terkait terkait penggunaan lahan yang sesuai dengan jenis kawasan lindungnya, antara lain:

a. Perlu adanya rincian jenis – jenis penggunaan lahan yang di perbolehkan dan tidak diperbolehkan di kawasan lindung hutan dan non hutan jawa barat.

b. Penulis berharap setiap instansi yang terkait dengan pengelolaan kawasan lindung hutan dan non hutan jawa barat bisa duduk bersama untuk berdiskusi dan bertindak nyata untuk menjaga keberlangsungan kawasan lindung hutan dan non hutan yang ada di jawa barat. c. Tindakan nyata itu terlihat dari berbagai kegiatan – kegiatan, seperti: pembatasan

pemberian izin HPH, zonasi kawasan yang boleh dan tidak boleh dimanfaatkan, memperketat undang – undang pelestarian kawasan lindung hutan dan non hutan,


(28)

Salmin Alfajri, 2014

Analisis overlay untuk pembuatanpeta rincian penggunaan lahan di kawasan lindung hutan dan nonhutan Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 68

DAFTAR PUSTAKA

Admin (2014). Sejarah Singkat, Visi dan Misi, Tugas Pokok dan Fungsi, Rencana Program dan Rencana Strategis, Struktur Organisasi dan Profil Setiap Bidang BPLHD Jawa Barat. [Online]. Tersedia:

http://www.bplhd.Jabar.go.id [13 Februari 2014]

Adisasmita, R. (2010). Pembangunan Kawasan dan Tata Ruang. Yogyakarta : Graha Ilmu

Anonymous (2010). Modul Arc GIS [Online]. Tersedia:

http://titikkordinat.files.wordpress.com/2011/12/modul-arcgis.pdf [07 Mei 2014]

Ariyanto. (2010). Bab II Pengenalan Arc GIS [Online]. Tersedia: http:// bab-2-pengenalan-arc-gis1.pdf [09 Mei 2014]

Arsyad, S. (1989). Konservasi Tanah dan Air. Bogor : IPB Pers

Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat. (2013). BAB II Pengantar Arc GIS 10. [Online]. Tersedia:

http://bappeda.ntbprov.go.id/wp-content/uploads/2013/09/Bab02_PengantarArcGIS10.pdf [07 Mei 2014] Bintarto, R. (1979). Metode Analisa Geografi. Jakarta : LP3ES

Direktorat Tata Guna Tanah. (1984). Penggunaan Tanah Kecamatan atau Kabupaten atau Kota Madya Provinsi Sulawesi Selatan. Jakarta : Publikasi Nomor 274

Kartasapoetra. (2005). Teknologi Konservasi Tanah dan Air. Jakarta : Rineka Cipta


(29)

Salmin Alfajri, 2014

Analisis overlay untuk pembuatanpeta rincian penggunaan lahan di kawasan lindung hutan dan nonhutan Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 69

Keputusan Presiden No. 32 Tahun 1990 Tentang Pengelolaan Kawasan Lindung Libre. (2014). BAB II Tinjauan Pustaka 2011 Yul – Libre. [Online]. Tersedia:

http://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/32628586/BAB_II_Ti

njauan_Pustaka__2011yul-libre.pdf?AWSAccessKeyId=AKIAJ56TQJRTWSMTNPEA&Expires=13 95915063&Signature=CFC3SQaSUEtu%2BOdxbTddmjqPfMc%3D [27 Maret 2014]

Ron. (2005). BAB II Tinjauan Pustaka. [Online]. Tersedia:

http://www.damandiri.or.id/file/ronilaipbbab2.pdf [27 Maret 2014] Sitorus, Santun. (1995). Evaluasi Sumber Daya Lahan. Bandung : Tarsito Soemarno. (2008). Pengelolaan Lahan Kering Pertanian. [Online]. Tersedia:

http://PENGELOLAAN_LAHAN_KERING_PERTANIAN_Drs.,Soemarn o-2008.pdf [27 Maret 2014]

Sumaatmadja, Nursid. (1988). Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisa Keruangan. Bandung : Alumni

Undang – Undang Republik Indonesia No. 26 Tahun 2007 Tentang Kawasan Lindung

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Windaadju. (2014). BAB 9 Georeferencing. [Online]. Tersedia:

http://windaadju.files.wordpress.com/2012/10/bab-9-geoprocessing.pdf [15 Juni 2014]


(30)

Salmin Alfajri, 2014

Analisis overlay untuk pembuatanpeta rincian penggunaan lahan di kawasan lindung hutan dan nonhutan Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 70

Yuniarto dan Woro, S. (1991). Evaluasi Sumber Daya Lahan – Kesesuaian Lahan. Yogyakarta : Fakultas Geografi UGM


(1)

Salmin Alfajri, 2014

Analisis overlay untuk pembuatanpeta rincian penggunaan lahan di kawasan lindung hutan dan nonhutan Jawa Barat

3.2.4.2 Pembimbingan dari Dosen Luar Biasa Program Latihan Akademik di BPLHD Provinsi Jawa Barat

Pembimbingan oleh Dosen Luar Biasa Program Latihan Akademik di BPLHD Provinsi Jawa Barat dilaksanakan semenjak penulis melaksanakan kegiatan PLA di kantor BPLHD Provinsi Jawa Barat sampai selesai. Dosen Luar Biasa PLA yaitu Ibu Nita Nilawati, S.P dan dibantu oleh Kang Reza Sopiyana serta Kang Arif Nurrohman.

Banyak hal yang penulis konsultasikan dengan dosen luar biasa seperti bagaimana tatacara kegiatan yang harus penulis lakukan untuk pertama kali dalam kegiatan PLA di bidang KSDA di kantor BPLHD Provinsi Jawa Barat. Dosen Luar Biasa PLA juga memberi masukan dan kritikan kepada penulis terkait tugas akhir yang penulis buat. Kemudian penulis berkonsultasi dengan Kang Reza Sopiyana dan Kang Arif Nurrohman terkait kesulitan – kesulitan yang penulis hadapi dalam mengerjakan setiap pekerjaan yang menjadi tanggung jawab penulis di bidang KSDA.


(2)

Salmin Alfajri, 2014

Analisis overlay untuk pembuatanpeta rincian penggunaan lahan di kawasan lindung hutan dan nonhutan Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil overlay keempat peta tersebut yaitu peta kawasan lindung hutan jawa barat, peta kawasan lindung non hutan jawa barat, peta penggunaan lahan di jawa barat dan peta admin kecamatan di jawa barat menjadi peta rincian penggunaan lahan di kawasan lindung hutan dan non hutan jawa barat, penulis menyimpulkan antara lain:

a. Luas provinsi jawa barat yaitu ± 37.100,6132 km2, ini berarti luas kawasan lindung hutan di jawa barat sebesar 12,37 % yaitu 4.590,976549 km2 dan luas kawasan lindung non hutan di jawa barat sebesar 32,86 % yaitu 12.190,12474 km2.

b. Rincian luas jenis kawasan lindung hutan di jawa barat terdiri dari hutan lindung sebesar 54,06 % yaitu 2.481,843 km2, hutan konservasi sebesar 38,63 % yaitu 1.773,372 km2, cadangan hutan lindung sebesar 7,31 % yaitu 335,7615 km2.

c. Rincian luas jenis kawasan lindung non hutan di jawa barat terdiri dari bahaya gunung api sebesar 5,43 % yaitu 661,4162 km2, penyangga hutan lindung sebesar 6,71 % yaitu 818,4161 km2, perlindungan geologi sebesar 8,96 % yaitu 1.092,826 km2, rawan gerakan tanah sebesar 53,67 % yaitu 6.542,75 km2 dan daerah resapan air sebesar 25,22 % yaitu 3.074,716 km2.

d. Rincian luas penggunaan lahan di kawasan lindung hutan di jawa barat terdiri dari hutan primer sebesar 6,57 % yaitu 301,4927 km2, hutan sekunder sebesar 42,81 % yaitu

1965,391 km2, kebun campuran sebesar 14,75 % yaitu 677,2013 km2, perkebunan sebesar 0,01 % yaitu 0,425886 km2, permukiman sebesar 12,42 % yaitu 569,983 km2, sawah sebesar 3,78 % yaitu 173,5613 km2, semak atau belukar sebesar 3,26 km2 yaitu 149,4474 km2, tambak atau empang sebesar 5,09 % yaitu 233,8083 km2, tanah terbuka sebesar 1,28 % yaitu 58,55548 km2, tegalan atau ladang sebesar 9,94 % yaitu 456,3268 km2, tubuh air sebesar 0,10 % yaitu 4,783717 km2.

e. Rincian luas penggunaan lahan di kawasan lindung non hutan di jawa barat terdiri dari hutan primer sebesar 0,08 % yaitu 10,13955 km2, hutan sekunder sebesar 2,68 % yaitu


(3)

Salmin Alfajri, 2014

Analisis overlay untuk pembuatanpeta rincian penggunaan lahan di kawasan lindung hutan dan nonhutan Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

327,2236 km2, kebun campuran sebesar 40,58 % yaitu 4946,504 km2, mangrove sebesar 0,002 % yaitu 0,286734 km2, perkebunan sebesar 0,01 % yaitu 1,619845 km2,

permukiman sebesar 12,47 % yaitu 1520,436 km2, rawa sebesar 0,05 % yaitu 5,602362 km2, sawah sebesar 22,78 % yaitu 2.777,139 km2, semak atau belukar sebesar 1,50 % yaitu 182,9684 km2, tambak atau empang sebesar 0,001 % yaitu 0,11584 km2, tanah terbuka sebesar 0,44 % yaitu 54,10746 km2, tegalan atau ladang sebesar 19,10 % yaitu 2.327,715 km2, tubuh air sebesar 0,30 % yaitu 36,27705 km2.

f. Berdasarkan data rincian luas dan jenis penggunaan lahan di kawasan lindung hutan dan non hutan jawa barat terdapat berbagai jenis penggunaan lahan yang tidak seharusnya berada di kawasan lindung hutan dan non hutan tersebut, sehingga perlu adanya tindakan nyata dari pihak terkait untuk mencegah semakin merusaknya kawasan lindung dan perlu adanya tindakan pencegahan seperti: pembatasan pemberian izin HPH, zonasi kawasan yang boleh dan tidak boleh dimanfaatkan, memperketat undang – undang terkait pelestarian kawasan lindung hutan dan non hutan, pemberian hukuman yang adil bagi pelaku perusak kawasan lindung hutan dan non hutan.

5.2 Saran

Dari hasil overlay keempat peta tersebut dan melihat berbagai literatur terkait fakta penggunaan lahan di kawasan lindung hutan dan non hutan jawa barat, penulis memberikan saran kepada pihak terkait terkait penggunaan lahan yang sesuai dengan jenis kawasan lindungnya, antara lain:

a. Perlu adanya rincian jenis – jenis penggunaan lahan yang di perbolehkan dan tidak diperbolehkan di kawasan lindung hutan dan non hutan jawa barat.

b. Penulis berharap setiap instansi yang terkait dengan pengelolaan kawasan lindung hutan dan non hutan jawa barat bisa duduk bersama untuk berdiskusi dan bertindak nyata untuk menjaga keberlangsungan kawasan lindung hutan dan non hutan yang ada di jawa barat. c. Tindakan nyata itu terlihat dari berbagai kegiatan – kegiatan, seperti: pembatasan

pemberian izin HPH, zonasi kawasan yang boleh dan tidak boleh dimanfaatkan, memperketat undang – undang pelestarian kawasan lindung hutan dan non hutan,


(4)

Salmin Alfajri, 2014

Analisis overlay untuk pembuatanpeta rincian penggunaan lahan di kawasan lindung hutan dan nonhutan Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Admin (2014). Sejarah Singkat, Visi dan Misi, Tugas Pokok dan Fungsi, Rencana Program dan Rencana Strategis, Struktur Organisasi dan Profil Setiap Bidang BPLHD Jawa Barat. [Online]. Tersedia:

http://www.bplhd.Jabar.go.id [13 Februari 2014]

Adisasmita, R. (2010). Pembangunan Kawasan dan Tata Ruang. Yogyakarta : Graha Ilmu

Anonymous (2010). Modul Arc GIS [Online]. Tersedia:

http://titikkordinat.files.wordpress.com/2011/12/modul-arcgis.pdf [07 Mei 2014]

Ariyanto. (2010). Bab II Pengenalan Arc GIS [Online]. Tersedia: http:// bab-2-pengenalan-arc-gis1.pdf [09 Mei 2014]

Arsyad, S. (1989). Konservasi Tanah dan Air. Bogor : IPB Pers

Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat. (2013). BAB II Pengantar Arc GIS 10. [Online]. Tersedia:

http://bappeda.ntbprov.go.id/wp-content/uploads/2013/09/Bab02_PengantarArcGIS10.pdf [07 Mei 2014]

Bintarto, R. (1979). Metode Analisa Geografi. Jakarta : LP3ES

Direktorat Tata Guna Tanah. (1984). Penggunaan Tanah Kecamatan atau Kabupaten atau Kota Madya Provinsi Sulawesi Selatan. Jakarta : Publikasi Nomor 274

Kartasapoetra. (2005). Teknologi Konservasi Tanah dan Air. Jakarta : Rineka Cipta


(5)

Salmin Alfajri, 2014

Analisis overlay untuk pembuatanpeta rincian penggunaan lahan di kawasan lindung hutan dan nonhutan Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keputusan Presiden No. 32 Tahun 1990 Tentang Pengelolaan Kawasan Lindung Libre. (2014). BAB II Tinjauan Pustaka 2011 Yul – Libre. [Online]. Tersedia:

http://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/32628586/BAB_II_Ti

njauan_Pustaka__2011yul-libre.pdf?AWSAccessKeyId=AKIAJ56TQJRTWSMTNPEA&Expires=13 95915063&Signature=CFC3SQaSUEtu%2BOdxbTddmjqPfMc%3D [27 Maret 2014]

Ron. (2005). BAB II Tinjauan Pustaka. [Online]. Tersedia:

http://www.damandiri.or.id/file/ronilaipbbab2.pdf [27 Maret 2014]

Sitorus, Santun. (1995). Evaluasi Sumber Daya Lahan. Bandung : Tarsito Soemarno. (2008). Pengelolaan Lahan Kering Pertanian. [Online]. Tersedia:

http://PENGELOLAAN_LAHAN_KERING_PERTANIAN_Drs.,Soemarn o-2008.pdf [27 Maret 2014]

Sumaatmadja, Nursid. (1988). Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisa Keruangan. Bandung : Alumni

Undang – Undang Republik Indonesia No. 26 Tahun 2007 Tentang Kawasan Lindung

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Windaadju. (2014). BAB 9 Georeferencing. [Online]. Tersedia:

http://windaadju.files.wordpress.com/2012/10/bab-9-geoprocessing.pdf [15 Juni 2014]


(6)

Salmin Alfajri, 2014

Analisis overlay untuk pembuatanpeta rincian penggunaan lahan di kawasan lindung hutan dan nonhutan Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Yuniarto dan Woro, S. (1991). Evaluasi Sumber Daya Lahan – Kesesuaian Lahan. Yogyakarta : Fakultas Geografi UGM