PERBANDINGAN PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E DAN GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN INTERPRETASI SISWA SMA PADA KONSEP PENCEMARAN.

(1)

Novita Hardiani Utami, 2013

Perbandingan Penggunaan Model Pembelajaran Learning Cycle TE Dan Group Investigation (GI) Dalam Meningkatkan Kemampuan Interprestasi Siswa SMA Pada Konsep Pencemaran

PERBANDINGAN PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING

CYCLE 7E DAN GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN

KEMAMPUAN INTERPRETASI SISWA SMA PADA KONSEP PENCEMARAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi

Disusun oleh : Novita Hardiani Utami

(0907403)

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN METEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Novita Hardiani Utami, 2013

PERBANDINGAN PENGGUNAAN MODEL

PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E DAN GROUP

INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN

KEMAMPUAN INTERPRETASI SISWA SMA PADA

KONSEP PENCEMARAN

Oleh

Novita Hardiani Utami

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Novita Hardiani Utami 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Novita Hardiani Utami, 2013

Perbandingan Penggunaan Model Pembelajaran Learning Cycle TE Dan Group Investigation (GI) Dalam Meningkatkan Kemampuan Interprestasi Siswa SMA Pada Konsep Pencemaran

NOVITA HARDIANI UTAMI

PERBANDINGAN PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E DAN GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN

INTERPRETASI SISWA SMA PADA KONSEP PENCEMARAN

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING: Pembimbing I

Dr. Widi Purwianingsih, M.Si NIP. 196209211991012001

Pembimbing II

Any Aryani, M.Si NIP. 197105302001122001

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Biologi

Dr. Riandi, M.Si NIP. 196305011988031002


(4)

Novita Hardiani Utami, 2013

Perbandingan Penggunaan Model Pembelajaran Learning Cycle 7E dan Group Investigation (GI) dalam Meningkatkan Kemampuan

Interpretasi Siswa SMA pada Konsep Pencemaran

ABSTRAK

Suatu data tidak akan berguna bila tidak ditafsirkan (interpretasi). Masalah yang terjadi saat ini adalah kemampuan siswa dalam menginterpretasikan data dinilai masih rendah. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen terhadap dua kelas di salah satu SMA Negeri di Kota Bandung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan efektifitas penggunaan model pembelajaran Learning

Cycle 7E dan Group Investigation (GI) dalam meningkatkan kemampuan

interpretasi siswa pada konsep pencemaran lingkungan. Pengumpulan data menggunakan tiga instrumen berupa soal kemampuan interpretasi, lembar observasi, dan angket. Hasil penelitian menunujukkan bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan interpretasi siswa pada kedua kelas eksperimen sebelum pembelajaran, namun terdapat perbedaan kemampuan interpretasi siswa yang signifikan pada kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 setelah pembelajaran. Kemampuan akhir pada kelas eksperimen 1 lebih baik dibandingkan dengan kelas eksperimen 2, dan terdapat peningkatan kemampuan interpretasi yang signifikan pada kedua kelas eksperimen. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa model pembelajaran Learning Cycle 7E dan Group Investigation (GI) dapat meningkatkan kemampuan interpretasi siswa.

Kata kunci: Learning Cycle 7E, Group Investigation, Kemampuan Interpretasi, Konsep Pencemaran Lingkungan


(5)

Novita Hardiani Utami, 2013

Perbandingan Penggunaan Model Pembelajaran Learning Cycle TE Dan Group Investigation (GI) Dalam Meningkatkan Kemampuan Interprestasi Siswa SMA Pada Konsep Pencemaran

COMPARISON OF LEARNING CYCLE 7E AND GROUP INVESTIGATION (GI) TO IMPROVE HIGH SCHOOL STUDENT’S INTERPRETATION

SKILLS ON POLLUTION CONCEPT

Abstract

The data will be useless if it is not interpreted. Problems occurring today is the ability of students to interpret the data is still considered low. This study is a quasy-experimental study of the two classes in high school (SMA). This study aimed to compare the effectiveness of using the Learning Cycle 7E model and Group Investigation (GI) to improving students' interpretation on the pollution concept. Data is collected by using three instruments question about interpretation ability, observation sheets and questionnaires. The results show that there is no difference interpretation ability of the both research class before the treatment, but there are significantly differences of students' interpretation abilities in the experimental class and the control class after learning (treatment). The ability of the experimental class is better than the control class, and there is a significant increase of the interpretation ability of the both research class. Thus it can be conclude that the Learning Cycle 7E model and Group Investigation (GI) can improve students' interpretation ability.

Key Word: Learning Cycle 7E, Group Investigation, Interpretation ability, Pollution Concept


(6)

v

Novita Hardiani Utami, 2013

DAFTAR ISI

PERNYATAAN……….. i

KATA PENGANTAR………. ii

ABSTRAK………... iv

DAFTAR ISI……… v

DAFTAR TABEL……… viii

DAFTAR GAMBAR………... ix

DAFTAR LAMPIRAN……… x

BAB I PENDAHULUAN………..………. 1

A. Latar Belakang Penelitian……….. 1

B. Rumusan Masalah……….. 4

C. Batasan Masalah……… 5

D. Tujuan Penelitian……… 5

E. Manfaat Penelitian………. 5

F. Asumsi……… 6

G. Hipotesis………. 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA……….. 7

A. Keterampilan Proses Sains……….. 7

B. Kemampuan Interpretasi……… 9

C. Siklus Belajar (Learning Cycle)……….. 10

1. Perkembangan Siklus Belajar (Learning Cycle)……… 10

2. Model Pembelajaran Learning Cycle 7E……….. 12

a. Tahapan Model Pembelajaran Learning Cycle 7E…………... 12

b. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Learning Cycle 7E……….. 14


(7)

vi

Novita Hardiani Utami, 2013

Perbandingan Penggunaan Model Pembelajaran Learning Cycle TE Dan Group Investigation (GI) Dalam Meningkatkan Kemampuan Interprestasi Siswa SMA Pada Konsep Pencemaran

D. Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)………….. 16

1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI).. 17

2. Kelebihan dan Kekurangan Group Investigation (GI)…………. 19

E. Pencemaran Lingkungan………... 21

1. Pencemaran Tanah………. 21

2. Pencemaran Air………. 22

3. Pencemaran Udara……… 22

F. Penelitian-penelitian Terkait……… 23

BAB III METODE PENELITIAN………. 24

A. Lokasi dan Populasi/ Sampel………. 24

B. Desain Penelitian……….. 24

C. Metode Penelitian………..…….. 25

D. Definisi Operasional………... 25

E. Instrumen Penelitian………. 26

1. Tes keterampilan interpretasi siswa………... 26

2. Angket………..…. 26

3. Lembar Observasi………..…… 26

F. Analisis Uji Coba Soal……….. 27

1. Uji keterbacaan soal………... 27

2. Uji validitas soal………. 27

3. Uji reliabilitas……….………… 28

4. Daya Pembeda………...……… 28

5. Tingkat Kesukaran………. 29

G. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data………. 30

1. Pengolahan data hasil tes kemampuan interpretasi……… 30

2. Pengolahan data lembar observasi………. 31

3. Pengolahan data hasil angket………. 32


(8)

vii

Novita Hardiani Utami, 2013

I. Alur Penelitian……….. 33

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN………. 36

A. Hasil Penelitian……….. 36

1. Data Hasil Pretest dan Posttest………. 36

2. Data Hasil N-gain ……… 38

3. Data Siswa……… 41

4. Data Lembar Observasi……… 41

5. Data Hasil Angket……… 44

B. Pembahasan……… 47

1. Hasil Pretest dan Posttest……… 47

2. Peningkatan Kemampuan Interpretasi Siswa……….. 50

3. Keterlaksanaan Pembelajaran……….. 53

4. Angket Siswa……….. 54

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………. 57

A. Kesimpulan……… 57

B. Saran……….. 58

DAFTAR PUSTAKA……….. 59


(9)

viii

Novita Hardiani Utami, 2013

Perbandingan Penggunaan Model Pembelajaran Learning Cycle TE Dan Group Investigation (GI) Dalam Meningkatkan Kemampuan Interprestasi Siswa SMA Pada Konsep Pencemaran

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Keterampilan Proses Sains dan Indikatornya……….. 7

2.2 Kelebihan dan Kelemahan Learning Cycle 7E……… 14

2.3 Karakteristik Cooperative Learning ……….……….. 16

2.4 Kelebihan dan Kekurangan Group Investigation (GI)………. 19

2.5 Perbandingan Sintaks dalam Model Pembelajaran Learning Cycle 7E dan Model Pembelajaran Group Investigation (GI)………….... 20

3.1 Desain Penelitian……….. 25

3.2 Kriteria Validitas Soal……….. 27

3.3 Kriteria Reliabilitas Soal……….. 28

3.4 Kriteria Daya Pembeda……… 28

3.5 Kriteria Tingkat Kesukaran………. 29

3.6 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen………... 29

3.7 Kriteria Indeks Gain……… 31

3.8 Kriteria Ketercapaian Pembelajaran……… 32

3.9 Kriteria Persentase Angket……….. 33

3.10 Langkah Pembelajaran Kedua Model………. 34

4.1 Rekapitulasi Nilai Pretest………. 37

4.2 Rekapitulasi Nilai Posttest……… 38

4.3 Rekapitulasi Nilai N-Gain Keterampilan Interpretasi……….. 39

4.4 Data Lembar Observasi Pada Kelas Eksperimen 1……….. 42


(10)

ix

Novita Hardiani Utami, 2013

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Perkembangan Siklus Belajar………..……….. 12

3.1 Alur penelitian………... 35

4.1 Grafik Rekapitulasi Perbedaan Rata-rata Nilai Pretest, dan Posttest, Kemampuan Interpretasi Siswa Kelas Eksperimen 1 dan 2…….. 40 4.2 Grafik Rekapitulasi Perbedaan Rata-rata Nilai N-Gain Kemampuan

Interpretasi Siswa Kelas Eksperimen 1 dan 2……… 40 4.3 Grafik Rekapitulasi Angket Kelas Eksperimen 1………..… 45 4.4 Grafik Rekapitulasi Angket Kelas Eksperimen 2………..… 45


(11)

x

Novita Hardiani Utami, 2013

Perbandingan Penggunaan Model Pembelajaran Learning Cycle TE Dan Group Investigation (GI) Dalam Meningkatkan Kemampuan Interprestasi Siswa SMA Pada Konsep Pencemaran

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

A.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen 1.. 64

A.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen 2.. 74

A.3 Lembar Kerja Siswa (LKS) Learning Cycle 7E……… 82

A.4 Lembar Kerja Siswa (LKS) Group Investigation……….. 88

B.1 Soal dan Kunci Jawaban Tes Kemampuan Interpretasi………… 94

B.2 Rubrik Penilaian Jawaban Siswa………... 100

B.3 Lembar Observasi Learning Cycle 7E……….. 103

B.4 Lembar Observasi Group Investigation……….… 104

B.5 Angket Respon Siswa……….…... 105

B.6 Pengelompokkan Siswa Berdasarkan Data Sekolah Kelas Eksperimen 1………. 107

B.7 Pengelompokkan Siswa Berdasarkan Data Sekolah Kelas Eksperimen 2………. 109

B.8 Jawaban Siswa Kelompok Unggul……… 111

B.9 Jawaban Siswa Kelompok Rendah………... 113

C.1 Rincian Hasil Perhitungan Uji Coba Instrumen……… 116

C.2 Rincian Hasil Perhitungan Pretest, Posttest, dan N-gain……….. 120

D.1 Surat Permohonan Izin Penelitian………. 123

D.2 Surat Keterangan Penelitian………. 124

E.1 Dokumentasi Penelitian……… 126


(12)

xi

Novita Hardiani Utami, 2013


(13)

1

Novita Hardiani Utami, 2013

Perbandingan Penggunaan Model Pembelajaran Learning Cycle TE Dan Group Investigation (GI) Dalam Meningkatkan Kemampuan Interprestasi Siswa SMA Pada Konsep Pencemaran

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Biologi merupakan salah satu cabang IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) yang memiliki banyak konsep yang harus dipahami siswa. Biologi sebagai satuan mata pelajaran merupakan salah satu mata pelajaran yang cenderung memiliki banyak konsep yang bersifat abstrak, sehingga banyak anggapan bahwa mata pelajaran biologi sulit untuk dipahami (Utami, 2012). Pembelajaran IPA menuntut adanya aspek proses, sehingga keterampilan proses menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam pembelajaran IPA. Dalam kurikulum berbasis kompetensi, keterampilan proses diangkat sebagai keterampilan yang perlu dikembangkan, digunakan dan diukur pencapaiannya (Rustaman et al., 2005: 77). Menurut Rustaman et al (2005: 80) ada sembilan jenis keterampilan proses sains (KPS) yaitu: Melakukan pengamatan (observasi), Mengelompokkan (klasifikasi), Menafsirkan (interpretasi), Meramalkan (prediksi), Berkomunikasi, Membuat hipotesis, Merencanakan percobaan, Menerapkan konsep, dan Mengajukan pertanyaan.

Kemampuan interpretasi merupakan salah satu jenis keterampilan proses sains yang masih kurang dikuasai siswa. Berdasarkan penelitian Setiawati (2008), dan Herawati (2011) kemampuan interpretasi siswa masih berada pada kategori sedang atau cukup walaupun telah diberikan pembelajaran dengan metode yang berbeda-beda oleh masing-masing peneliti. Kemampuan interpretasi sangat penting untuk dikuasai karena data yang diperoleh siswa saat melakukan percobaan atau penelitian tidak akan berguna bila tidak ditafsirkan (interpretasi). Belajar sains adalah membangun pengertian pada pengalaman yang lama, dimulai dari pengamatan benda atau gejala nyata kemudian diteruskan ke sajian dalam bentuk lebih verbal. Misalnya, dari mengukur pertumbuhan kecambah diteruskan ke menulis angka, membuat tabel, menggambar grafik, dan menjelaskannya secara tertulis atau lisan; dari pengamatan wujud benda direpresentasikan menjadi gambar. Keterampilan


(14)

2

Novita Hardiani Utami, 2013

interpretasi menjadi sangat penting dalam era pengetahuan dan teknologi saat ini karena berbagai informasi yang berhubungan dengan sains, ekonomi, bahkan demografi sering disajikan kuantitatif dalam bentuk grafik, tabel, teks, maupun gambar, sehingga diperlukan kemampuan interpretasi untuk menafsirkan bentuk-bentuk informasi tersebut. Menurut Rustaman et al (2005: 99) bahwa:

Guru sebaiknya membantu siswa mengembangkan keterampilan interpretasi dengan meminta mereka menunjukan pola dari sejumlah data yang sudah dikumpulkan, dengan mengajak mereka mengartikan maksud atau maknanya dengan menarik kesimpulan.

Salah satu teori belajar yang melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran adalah teori belajar kostruktivisme. Menurut paham konstruktivisme, pembelajaran adalah kegiatan yang aktif dimana siswa membangun sendiri pengetahuannya. Menurut Herron (1988 dalam Dahar, 1996: 164) salah satu strategi mengajar untuk menerapkan model konstruktivisme ialah siklus belajar (Learning Cycle). Learning cycle merupakan rangkaian tahapan-tahapan kegiatan yang terorganisasi sedemikian rupa, sehingga siswa dapat menguasai kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran dengan cara berperan aktif. Learning cycle merupakan model pembelajaran berbasis inquiry yang telah dikembangkan selama lebih dari 30 tahun yang lalu. Model Learning Cycle bertujuan untuk membantu mengembangkan berpikir siswa dari berpikir konkret ke abstrak atau dari konkret ke formal (Puspitasari, 2010). Learning Cycle terbagi menjadi tiga jenis, yaitu Learning Cycle 3E, Learning Cycle 5E, dan Learning Cycle 7E. Berdasarkan penelitian Reswari (2012) model pembelajaran Learning Cycle 7E dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa.

Slavin (2005) mengatakan bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit apabila mereka dapat saling mendiskusikan masalah-masalah itu dengan temannya (cooperative learning). Salah satu jenis cooperative learning (pembelajaran kooperatif) adalah tipe


(15)

3

Novita Hardiani Utami, 2013

Perbandingan Penggunaan Model Pembelajaran Learning Cycle TE Dan Group Investigation (GI) Dalam Meningkatkan Kemampuan Interprestasi Siswa SMA Pada Konsep Pencemaran

sesuai dengan proyek-proyek studi yang terintegrasi yang berhubungan dengan hal-hal semacam penguasaan, analisis (di dalamnya termasuk pula interpretasi), dan mensintesiskan informasi sehubungan dengan upaya menyelesaikan masalah yang bersifat multi aspek (Slavin, 2005). Lebih jauh Slavin (2005) mengatakan bahwa pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation akan sangat ideal untuk mengajari tentang biologi. Berdasarkan penelitian Mustikasari (2012) pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa (termasuk interpretasi).

Model pembelajaran Learning Cycle 7E dan pembelajaran Group

Investigation diteliti dalam penelitian ini karena kedua model ini dinilai

memiliki kemiripan dan persamaan dalam beberapa sintaks pembelajarannya. Selain itu sintaks-sintaks dalam kedua model pembelajaran tersebut dinilai dapat memfasilitasi dan melatihkan kemampuan interpretasi terhadap siswa. Pada model pembelajaran Learning Cycle 7E terdapat tahap explain dan tahap

extend yang dapat memfasilitasi kemampuan interpretasi siswa seperti

mengidentifikasi pola-pola dan hubungan dalam pengamatan. Pada pembelajaran Group Investigation terdapat tahap investigation dan presenting yang dapat melatihkan kemampuan interpretasi siswa seperti mengidentifikasi pola-pola, hubungan dalam pengamatan, dan membuat kesimpulan.

Konsep pencemaran lingkungan merupakan bagian dari materi biologi yang sangat berhubungan dengan pendidikan lingkungan hidup dan sangat erat dengan kehidupan sehari-hari. Menurut Summatmadja (1989 dalam Utami, 2012) hal ini dikarenakan permasalahan kehidupan manusia di bumi tidak hanya menyangkut manusia sebagai makhluk biologis semata, melainkan menyangkut manusia sebagai makhluk sosial dengan lingkungan yang memberikan jaminan terhadap kehidupan tersebut. Model pembelajaran

Learning Cycle 7E dan Group Investigation (GI) diterapkan dalam konsep

pencemaran karena materi mengenai pencemaran perlu diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Penggunaan model pembelajaran Learning Cycle 7E dan Group Investigation (GI) dalam mempelajari materi pencemaran diharapkan dapat menumbuhkan sikap sadar lingkungan karena sintaks dalam


(16)

4

Novita Hardiani Utami, 2013

kedua pembelajaran ini melibatkan siswa secara langsung dalam praktiknya. Kedua jenis pembelajaran ini pun memungkinkan siswa untuk melaporkan setiap temuan mereka dalam bentuk grafik, gambar, dan tabel sehingga siswa dapat mengetahui lebih jauh mengenai data-data tentang pencemaran berdasarkan hasil interpretasi grafik, gambar, dan tabel yang mereka buat.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan maka akan dilakukan penelitian mengenai model pembelajaran yang diterapkan pada konsep pencemaran dengan judul: “Perbandingan Penggunaan Model Pembelajaran Learning Cycle 7E dan Group Investigation (GI) dalam Meningkatkan Kemampuan Interpretasi Siswa SMA pada Konsep Pencemaran”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana perbandingan penggunaan model pembelajaran Learning Cycle 7E dengan Group Investigation (GI) dalam meningkatkan kemampuan interpretasi siswa SMA pada konsep pencemaran?”. Untuk lebih memperjelas rumusan masalah tersebut, maka dimunculkan beberapa penjabaran pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimanakah kemampuan interpretasi siswa sebelum pembelajaran dengan menggunakan Learning Cycle 7E dan Group Investigation (GI)? 2. Bagaimanakah kemampuan interpretasi siswa sesudah pembelajaran

dengan menggunakan Learning Cycle 7E dan Group Investigation (GI)? 3. Bagaimanakah peningkatan kemampuan interpretasi siswa dengan model

pembelajaran Learning Cycle 7E?

4. Bagaimanakah peningkatan kemampuan interpretasi siswa dengan pembelajaran Group Investigation (GI)?


(17)

5

Novita Hardiani Utami, 2013

Perbandingan Penggunaan Model Pembelajaran Learning Cycle TE Dan Group Investigation (GI) Dalam Meningkatkan Kemampuan Interprestasi Siswa SMA Pada Konsep Pencemaran

C. Batasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah maka penelitian dibatasi pada masalah: 1. Model pembelajaran yang digunakan pada kelas eksperimen adalah

Learning Cycle 7E yang meliputi tahapan elicit, engage, explore, explain, elaborate, extend, dan evaluate. Pembelajaran yang digunakan pada kelas

kontrol adalah model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI).

2. Kemampuan siswa yang akan diukur adalah jenis keterampilan interpretasi, yang meliputi menghubungkan hasil pengamatan, menemukan pola dari suatu pengamatan, dan menyimpulkan suatu pengamatan.

3. Materi yang diteliti dalam penelitian ini adalah pencemaran lingkungan, dibatasi pada konsep pencemaran tanah, udara, dan air yang mencakup jenis-jenis polutan, contoh, akibat, serta cara menanggulangi pencemaran.

D. Tujuan Penelitian

Mengetahui perbandingan efektifitas penggunaan model pembelajaran

Learning Cycle 7E dan Group Investigation (GI) dalam meningkatkan

kemampuan interpretasi siswa pada konsep pencemaran.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat kepada berbagai pihak baik bagi guru, siswa, dan dunia pendidikan. Manfaat tersebut diantaranya:

1. Bagi siswa, diharapkan mendapat pengalaman baru dalam belajar, sehingga dapat menimbulkan motivasi pada pembelajaran selanjutnya khususnya dalam keterampilan proses sains berinterpretasi setelah melalui pembelajaran Learning Cycle 7E atau pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI).


(18)

6

Novita Hardiani Utami, 2013

2. Bagi guru, dapat dijadikan referensi dan rekomendasi dalam memilih model dan pendekatan pembelajaran yang tepat dalam meningkatkan kemampuan interpretasi siswa.

3. Bagi peneliti, dapat menambah wawasan dan pengalaman sebagai bekal kelak setelah terjun langsung menjadi guru.

4. Bagi peneliti lain, memberikan informasi, referensi, dan pengalaman mengenai penelitian tetang Learning Cycle 7E dan atau pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI).

F. Asumsi

Adapun asumsi dalam penelitian ini yaitu:

1. Keterampilan proses sains yang dapat ditingkatkan melalui pembelajaran 7E adalah keterampilan menafsirkan pengamatan (interpretasi),

mengklasifikasikan, meramalkan, menerapkan konsep, dan

merencanakan percobaan (Fikriyati, 2012).

2. Aspek menginterpretasi data dengan penerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) menunjukan kategori cukup terampil (Sutanto, 2012).

G. Hipotesis

Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan interpretasi siswa yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 7E dengan siswa yang belajar dengan Group Investigation (GI).


(19)

24

Novita Hardiani Utami, 2013

Perbandingan Penggunaan Model Pembelajaran Learning Cycle TE Dan Group Investigation (GI) Dalam Meningkatkan Kemampuan Interprestasi Siswa SMA Pada Konsep Pencemaran

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Populasi/ Sampel

Lokasi dilakukannya penelitian ini adalah Sekolah Menengah Atas Negeri 25 yang beralamat di Jl. Baturaden VIII no.21 kota Bandung. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Kelas X SMA Negeri 25 Bandung semester genap tahun ajaran 2012/2013 sebanyak 12 kelas. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dua kelas siswa SMA Kelas X SMA Negeri 25 Bandung semester genap tahun ajaran 2012/2013 yang dipilh dengan cara purposive sampling. Kelas sampel untuk kelas eksperimen dengan model

Learning Cycle 7e adalah kelas X-7 sedangkan untuk kelas kontrol dengan Group Investigation adalah kelas X-12. Pemilihan kedua kelas penelitian

tersebut didasarkan pada alasan karena kedua kelas tersebut termasuk dalam kategori kelas yang heterogen (bukan kelas unggulan dan bukan kelas asor) berdasarkan data dari pihak sekolah dan kedua kelas tersebut memiliki jam pelajaran Biologi pada hari yang sama, sehingga kemungkinan kebocoran soal dapat diminimalisir.

B. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan desain penelitian pretest-posttest control

group design (Sugiyono, 2010). Kedua kelas yang digunakan diambil tidak

melalui randomisasi, melainkan dengan purposive sampling. Mula-mula kedua kelas yang digunakan dalam penelitian diberi pretest terlebih dahulu untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan awal yang telah dimiliki siswa siswa. Selanjutnya diberikan perlakuan, dalam hal ini model pembelajaran Learning

Cycle 7E dan Group Investigation (GI). Kemudian dilakukan posttest untuk


(20)

25

Novita Hardiani Utami, 2013

Tabel 3.1. Desain Penelitian

KELOMPOK PRETEST PERLAKUAN POSTTEST

Eksperimen O1 X1 O2

Kontrol O1 X2 O2

Keterangan : O1 : nilai pretest

O2 : nilai posttest

X1 : perlakuan dengan learning cycle 7E

X2 : perlakuan dengan Group Investigation (GI)

C. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian quasy experiment (Sugiyono, 2010). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Learning Cycle 7E dan pembelajaran kooperatif tipe Group

Investigation (GI), sedangkan variabel terikatnya adalah kemampuan

interpretasi siswa.

D. Definisi Operasional

Untuk menghindari berbagai penafsiran yang berbeda terhadap definisi yang digunakan dalam penelitian, maka diberikan penjelasan mengenai definisi operasional sebagai berikut:

1. Model pembelajaran yang digunakan dalam kelas eksperimen adalah model pembelajaran Learning Cycle 7E yaitu model pembelajaran yang memusatkan kegiatan pembelajaran pada siswa. Tahapan-tahapan dalam pembelajaran Learning Cycle 7E antara lain : elicit, engage, explore,

explain, elaborate, extend, dan evaluate. Pembelajaran pada kelas kontrol

adalah pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) yang terdiri dari enam tahapan, yaitu: grouping, planning, investigation, organizing,

presenting, dan evaluating.

2. Keterampilan interpretasi yang akan diukur adalah kemampuan siswa dalam menghubungkan hasil-hasil pengamatan, menemukan pola dari suatu seri pengamatan, dan menyimpulkan. Keterampilan interpretasi siswa nilai menggunakan tes tertulis berupa soal essay.


(21)

26

Novita Hardiani Utami, 2013

Perbandingan Penggunaan Model Pembelajaran Learning Cycle TE Dan Group Investigation (GI) Dalam Meningkatkan Kemampuan Interprestasi Siswa SMA Pada Konsep Pencemaran

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Tes keterampilan interpretasi siswa

Instrumen dalam penelitian tes keterampilan interpretasi yang digunakan adalah soal essay dengan rubrik penilaian. Menurut Sukardi (2009) tes essay telah digunakan untuk mengungkapkan keterampilan menginterpretasi atas dasar kegiatan praksis maupun kegiatan eksperimen di laboratorium. Soal yang diberikan mencakup seluruh indikator keterampilan interpretasi yaitu: menghubungkan hasil-hasil pengamatan, menemukan pola dari suatu seri pengamatan, dan menyimpulkan. Suharno (1984) menyatakan bahwa soal dalam bentuk essay menuntut kemampuan mengorganisir, menginterpretasi dan menghubung-hubungkan yang telah dimilikinya. Soal dan rubrik penilaian yang digunakan untuk mengukur keterampilan interpretasi siswa sebelumnya telah melalui tahap judgment expert dari para dosen ahli. Soal kemudian diujicobakan dan dihitung validitas, reliabilitas, daya pembeda, serta tingkat kesukarannya.

2. Angket

Angket diberikan kepada siswa setelah kegiatan pembelajaran selesai. Pemberian angket ini bertujuan untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran yang digunakan terhadap kemampuan interpretasi dan materi pencemaran.

3. Lembar Observasi

Observasi atau pengamatan sebagai alat penilaian banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku individu atau pun proses terjadinya suatu kegiatan yang diamati. Observasi dapat mengukur atau menilai hasil atau proses belajar, misalnya tingkah laku siswa saat belajar, tingkah laku guru saat mengajar, kegiatan diskusi siswa, partisipasi siswa dalam simulasi, dan penggunaan alat peraga saat mengajar (Sudjana, 2010). Teknik observasi dilakukan setiap pembelajaran berlangsung. Observasi ini bertujuan unutk mengetahui keterlaksanaan pembelajaran. Lembar observasi berbentuk format isian,


(22)

27

Novita Hardiani Utami, 2013

dimana observer hanya perlu membubuhkan tanda checklist ( √ ) jika kriteria dalam daftar cek sesuai dengan hasil pengamatan.

F. Analisis Uji Coba Soal

Setelah melakukan proses uji coba soal untuk instrumen, data yang diperoleh kemudian dianalisis. Analisis yang dilakukan antara lain uji keterbacaan soal, validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran. Untuk menghitung analisis validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran butir soal hasil uji coba instrumen diuji dengan menggunakan

software program ANATESUraian 0.4.7 version.

1. Uji keterbacaan soal

Soal yang baik adalah soal yang dapat dimengerti oleh siswa. Soal yang digunakan harus menggunakan bahasa yang sederhana, lugas, dan tidak bermakna ganda. Uji keterbacaan soal dilakukan dengan menanyakan langsung pada siswa bila ada soal yang tidak dimengerti atau bermakna ganda. Pada saat proses uji coba, tidak ditemukan soal yang tidak dimengerti siswa atau bermakna ganda.

2. Uji validitas soal

Sebuah tes dinyatakan valid bila tes tersebut mengukur apa yang seharusnya diukur. Jadi validitas menunjukan ketepatan sebagai alat ukur. Hasil uji validitas pada setiap soal dilihat pada kolom korelasi kemudian diinterpretasi dengan kriteria seperti pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2. Kriteria Validitas Soal

RENTANG KLASIFIKASI

0,80-1,00 Sangat tinggi

0,60-0,80 Tinggi

0,40-0,60 Cukup

0,20-0,40 Rendah

0,00-0,20 Sangat rendah

(Arikunto, 2009) Setelah soal diuji validitas dengan bantuan software program ANATES

Uraian 0.4.7 version hasil interpretasi soal bervariasi ada yang cukup dan


(23)

28

Novita Hardiani Utami, 2013

Perbandingan Penggunaan Model Pembelajaran Learning Cycle TE Dan Group Investigation (GI) Dalam Meningkatkan Kemampuan Interprestasi Siswa SMA Pada Konsep Pencemaran

digunakan dalam penelitian. Rekapitulasi hasil analisis uji coba soal disajikan pada Tabel 3.6.

3. Uji reliabilitas

Reliabilitas berkaitan dengan keajegan atau ketetapan soal. Suatu tes dinyatakan mempunyai reliabitas yang tinggi jika tes tersebut memberikan hasil yang tetap. Hasil uji reliabilitas dapat dilihat langsung pada kolom reliabilitas kemudian diinterpretasi dengan kriteria seperti pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3. Kriteria Reliabilitas Soal

RENTANG KLASIFIKASI

0,80-1,00 Sangat tinggi

0,60-0,80 Tinggi

0,40-0,60 Cukup

0,20-0,40 Rendah

0,00-0,20 Sangat rendah

(Arikunto, 2009)

Setelah soal diuji reliabilitas dengan bantuan software program ANATES

Uraian 0.4.7 version hasilnya menunjukan angka 0,80 dengan kriteria tinggi.

Rekapitulasi hasil analisis uji coba soal disajikan pada Tabel 3.6. 4. Daya pembeda

Daya pembeda adalah kemampuan soal untuk membedaka antara siswa yang pandai atau berkemampuan tinggi dengan siswa yang kurang pintar atau berkemampuan rendah. Hasil uji daya pembeda dapat dilihat langsung pada kolom daya pembeda dalam bentuk persen (%) kemudian diubah kedalam bentuk desimal dan diinterpretasi dengan kriteria seperti pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4. Kriteria Daya Pembeda

RENTANG KLASIFIKASI

0,71-1,00 Baik sekali

0,41-0,70 Baik

0,21-0,40 Cukup

0,00-0,20 Jelek

Negatif Tidak baik (sebaiknya dibuang)

(Arikunto, 2009) Setelah soal diuji daya pembedanya dengan bantuan software program

ANATESUraian 0.4.7 version hasil interpretasi soal ada yang baik dan


(24)

29

Novita Hardiani Utami, 2013

5. Tingkat kesukaran

Soal essay hendaknya memperhatikan juga pada tingkat kesukaran soal. Soal yang baik adalah yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Hasil uji tingkat kesukaran dapat dilihat pada kolom reliabilitas dalam bentuk persen (%) yang sudah diinterpretasi dengan kriteria seperti pada Tabel 3.5.

Tabel 3.5. Kriteria Tingkat Kesukaran

RENTANG KLASIFIKASI

0,71-1,00 Mudah

0,31-0,70 Sedang

0,00-0,30 Sukar

(Arikunto, 2009)

Setelah soal diuji tingkat kesukarannya dengan bantuan software program

ANATESUraian 0.4.7 version hasil interpretasi soal seluruhnya bertaraf

sedang, tidak terlalu sukar dan tidak terlalu sulit. Rekapitulasi hasil analisis uji coba soal disajikan pada Tabel 3.6.

Tabel 3.6. Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen Nomor Soal Daya Pembeda Tingkat Kesukaran

Validitas Reliabilitas Keterangan

1 0,34

(cukup) 0,67 (sedang) 0,535 (cukup) Tinggi Dipakai

2 0,27

(cukup) 0,61 (sedang) 0,587 (cukup) Dipakai

3 0,31

(cukup) 0,52 (sedang) 0,547 (cukup) Dipakai

4 0,47

(baik) 0,60 (sedang) 0,571 (cukup) Dipakai

5 0,36

(cukup) 0,63 (sedang) 0,659 (tinggi) Dipakai

6 0,38

(cukup) 0,62 (sedang) 0,614 (tinggi) Dipakai

7 0,38

(cukup) 0,69 (sedang) 0,626 (tinggi) Dipakai

8 0,25

(cukup) 0,67 (sedang) 0,427 (cukup) Dipakai

9 0,25

(cukup) 0,62 (sedang) 0,537 (cukup) Dipakai

10 0,36

(cukup) 0,68 (sedang) 0,452 (cukup) Dipakai


(25)

30

Novita Hardiani Utami, 2013

Perbandingan Penggunaan Model Pembelajaran Learning Cycle TE Dan Group Investigation (GI) Dalam Meningkatkan Kemampuan Interprestasi Siswa SMA Pada Konsep Pencemaran

G. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data

Pengumpulan data dilakukan denganmenggunakan tiga instrumen yaitu soal kemampuan interpretasi, angket, dan lembar observasi. Soal tes kemampuan interpretasi diberikan sebelum dan sesudah pembelajaran. Selama pembelajaran berlangsung, lembar observasi digunakan untuk melakukan observasi terhadap siswa. Setelah pembelajara selesai siswa diminta mengisi angket untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan.

1. Pengolahan data hasil tes kemampuan interpretasi

Tes kemampuan interpretasi dilaksanankan dengan pretest dan posttest. Setelah tes dilaksanakan, data yang diperoleh kemudian diolah dengan langkah-langkah:

a) Uji prasyarat

Uji prasayarat merupakan pengujian awal untuk menentukan apakah pengujian hipotesis dilakukan dengan uji parametrik atau non-parametrik. Uji prasyarat ini meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. Uji prasyarat diolah dengan bantuan program SPSS 20.0 for windows. Untuk menghindari hasil kesimpulan yang bias dalam penelitian, maka hasil pretest dan posttest diuji normalitasnya. Uji normalitas merupakan pengujian untuk mengetahui apakah suatu data berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan Uji Shapiro-Wilk dengan taraf signifikasi α = 0,05. Apabila data hasil uji normalitas menunjukan data berdistribusi normal, maka pengujian dilanjutkan dengan uji homogenitas. Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui asumsi varians yang homogen atau tidak. Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan Uji Levene dengan taraf signifikansi α = 0,05. Bila data hasil uji normalitas menunjukan data tidak berdistribusi normal, maka pengujian dilanjutkan dengan uji non-parametrik. Uji non-parametrik dilakukan dengan menggunakan Uji Mann-Whitney.

b) Uji hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji t independent dengan taraf signifikansi α = 0,05. Jika nilai signifikansi lebih besar dari α = 0,05 maka H0


(26)

31

Novita Hardiani Utami, 2013

diterima dan H1 ditolak, begitu pula sebaliknya. Jika H0 diterima berarti tidak

ada perbedaan rata-rata yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Jika H1 diterima berarti terdapat perbedaan rata-rata yang signifikan

antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

H0 = tidak ada perbedaan rata-rata yang signifikan antara kelas eksperimen

dan kelas kontrol.

H1 = terdapat perbedaan rata-rata yang signifikan antara kelas eksperimen

dan kelas kontrol.

c) N-gain

Gain merupakan selisih nilai pretest dan posttest. Gain menunjukan

peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep, peningkatan kemampuan berpikir, maupun hasil belajar lainnya setelah pembelajaran yang dilakukan oleh guru. N-gain merupakan nilai gain yang dinormalisasikan. Hasil belajar siswa dianalisis sebelum dan sesudah pembelajaran untuk melihat N-gain yang terjadi. Indeks gain dihitung dengan rumus:

Untuk mengetahui kriteria peningkatan yang diperoleh, maka hasil perhitungan dari indeks gain diinterpretasikan sesuai dengan Tabel 3.7.

Tabel 3.7. Kriteria Indeks Gain

RENTANG KRITERIA

Tinggi

Sedang

Rendah

(Hake, 1999) 2. Pengolahan data lembar observasi

Data yang diperoleh dari lembar observasi bersifat kualitatif. Data yang bersifat kualitatif diolah dengan menggunakan analisis statistik deskriptif. Data dari lembar observasi diberi skor satu bila indikator dalam pembelajaran


(27)

32

Novita Hardiani Utami, 2013

Perbandingan Penggunaan Model Pembelajaran Learning Cycle TE Dan Group Investigation (GI) Dalam Meningkatkan Kemampuan Interprestasi Siswa SMA Pada Konsep Pencemaran

muncul dan nol bila indikator dalam pembelajaran tidak muncul. Skor yang diperoleh kemudian diolah dengan rumus:

Keterangan:

NP = nilai persen yang dicari atau diharapkan R = skor mentah yang diperoleh

SM = skor maksimum ideal yang diharapkan

Hasil perhitungan kemudian diinterpretasi sesuai dengan kriteria pada tabel 3.8 untuk mengetahui persentase ketercapaian pembelajaran.

Tabel 3.8. Kriteria Ketercapaian Pembelajaran.

KETERLAKSANAAN (%) KRITERIA

87,6 – 100 Sangat baik

62,6 – 87,5 Baik

37,6 – 62,5 Sedang

25,0 – 37,5 Kurang

0,00 – 24,9 Sangat kurang

(Arikunto, 2009)

3. Pengolahan data hasil angket

Data yang diperoleh dari angket siswa bersifat kualitatif. Data yang bersifat kualitatif diolah dengan menggunakan analisis statistik deskriptif. Data dari angket siswa yang diperoleh kemudian diolah dengan rumus:

Persentase yang diperoleh kemudian diinterpretasikan sesuai dengan kriteria pada Tabel 3.9.


(28)

33

Novita Hardiani Utami, 2013

Tabel 3.9. Kriteria Persentase Angket

PERSENTASE KRITERIA

100% Seluruhnya

75% – 99% Hampir seluruhnya 51% – 74% Sebagian besar

50% Setengahnya

25% – 49% Hampir setengahnya 1% – 24% Sebagian kecil

0% Tidak seorangpun

(Arikunto, 2009)

H. Prosedur Penelitian

Secara umum penelitian ini dilakukan dalam tiga tahapan, yaitu:

1. Tahap persiapan yang meliputi melaksanakan kajian literatur yang relevan dengan penelitian, pembuatan RPP, pembuatan instrumen penelitian, uji coba instrumen dan analisis uji coba intrumen.

2. Tahap pelaksanaan yang meliputi pemberian pretest pada kelas eksperimen, kegiatan pembelajaran, serta pemberian posttest dan angket. 3. Tahap Pelaporan yang terdiri dari analisis data, penulisan laporan hasil

penelitian dan menyimpulkan hasil penelitian.

I. Langkah Pembelajaran

Model pembelajaran Learning Cycle 7E dan Group Investigation memiliki beberapa sintaks atau tahapan-tahapan dalam pembelajarannya. Maka dari itu diperlukan penjabaran guna memperjelas rincian aktivitas pembelajaran yang digunakan dengan kedua model pembelajaran. Penjabaran langkah-langkah pembelajaran secara umum untuk setiap sintaks pada kedua pembelajaran dapat dilihat pada tabel 3.10.


(29)

34

Novita Hardiani Utami, 2013

Perbandingan Penggunaan Model Pembelajaran Learning Cycle TE Dan Group Investigation (GI) Dalam Meningkatkan Kemampuan Interprestasi Siswa SMA Pada Konsep Pencemaran

Tabel 3.10. Langkah Pembelajaran EKSPERIMEN

(Learning Cycle 7E)

Kontrol (Group Investigation) A. Tahap Elicit:

Guru menggali pengetahuan awal siswa dengan memberikan pertanyaan yang membuat siswa berpikir.

B. Tahap Engagement:

Guru memicu minat siswa dan merangsang keingintahuan siswa dengan memberikan pertanyaan untuk penyelidikan dan

menimbulkan keyakinan siswa mengenai topik yang akan dibahas.

C. Tahap Explore:

Siswa secara berkelompok diminta melakukan praktikum sesuai dengan petunjuk pada lembar kerja siswa.

D. Tahap Explain:

Guru dan siswa bersama-sama mendiskusikan hasil pengamatan dari setiap kelompok.

E. Tahap Elaborate:

Guru dan siswa bersama-sama membahas jawaban pertanyaan yang tertera di LKS.

F. Tahap Extend:

Siswa secara berkelompok melakukan diskusi mengenai permasalahan yang diberikan Guru dan mengaitkannya dengan disiplin ilmu lain. G. Tahap Evaluate:

Guru memberikan post test pada siswa.

A. Tahap Grouping: Guru membagi siswa menjadi enam kelompok kecil. Guru memicu minat siswa dan merangsang keingintahuan siswa dengan mempresentasikan

permasalahan dan isu mengenai pencemaran. B. Tahap Planning:

Siswa diminta

memformulasikan masalah yang akan diteliti dan merencanakan bagaimana cara melaksanakan praktikum.

C. Tahap Investigation: Siswa secara berkelompok diminta melakukan

praktikum sesuai dengan rancangan yang dibuat kelompoknya masing-masing.

D. Tahap Organizing: Guru dan siswa bersama-sama membahas hasil pengamatan dari setiap kelompok.

E. Tahap Presenting:

Setiap perwakilan kelompok siswa maju untuk

mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya mengenai jawaban LKS pada praktikum yang dilakukan sebelumnya. F. Tahap Evaluating:

Selama siswa melakukan diskusi kelas dan diskusi kelompok Guru menilai aktivitas akademik siswa.


(30)

35

Novita Hardiani Utami, 2013

J. Alur Penelitian

Adapun alur penelitian yang dilakukan sebagai berikut:

Gambar 3.1. Alur penelitian. Perumusan Masalah

Draft Proposal

Penentuan Subjek Penelitian

Penyusunan Instrumen Seminar Proposal

Judgment Pembuatan Surat Ijin

Penelitian

Uji Coba Instrumen Observasi Subjek

Penelitian Revisi

Instrumen Baru

Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan Pretest Pembelajaran pada

Kelas Eksperimen dengan Model Learning Cycle 7E

Pembelajaran pada Kelas Kontrol dengan

Group Investigation

Pelaksanaan Posttest

Pengolahan Data dan Analisis Hasil


(31)

57

Novita Hardiani Utami, 2013

Perbandingan Penggunaan Model Pembelajaran Learning Cycle TE Dan Group Investigation (GI) Dalam Meningkatkan Kemampuan Interprestasi Siswa SMA Pada Konsep Pencemaran

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di salah satu SMA Negeri di Kota Bandung terhadap siswa kelas X pada konsep pencemaran lingkungan untuk meningkatkan keterampilan interpretasi siswa dengan menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 7E pada kelas eksperimen dan Group Investigation pada kelas kontrol, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Kemampuan interpretasi siswa sebelum pembelajaran pada kedua kelas eksperimen adalah sama.

2. Kemampuan interpretasi siswa setelah pembelajaran dengan model

Learning Cycle 7E pada kelas eksperimen dan Group Investigation pada

kelas kontrol mengalami perbedaan yang signifikan.

3. Nilai rata-rata posttest kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol sehingga dapat dikatakan sehingga dapat dikatakan kemampuan akhir pada kelas eksperimen lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol.

4. Berdasarkan pengolahan statistik terdapat peningkatan kemampuan interpretasi siswa yang signifikan pada kedua kelas eksperimen dengan kategori sedang. Dengan demikian model pembelajaran Learning Cycle 7E dan Group Investigation dapat meningkatkan kemampuan interpretasi siswa.

5. Respon siswa terhadap model pembelajaran Learning Cycle 7E dan

Group Investigation pada konsep pencemaran lingkungan pada umumnya

positif. Siswa merasa senang belajar dengan menggunakan model

Learning Cycle 7E dan Group Investigation. Hal ini dapat terlihat dari

hasil angket siswa yang menunjukan bahwa hampir semua pernyataan dijawab positif oleh siswa dari kedua kelas eksperimen.


(32)

58

Novita Hardiani Utami, 2013

B. Saran

Berdasarkan uraian dan kesimpulan yang telah dipaparkan mengenai perbandingan model pembelajaran Learning Cycle 7E dan Group Investigation dalan konsep pencemaran lingkungan, maka dapat diajukan beberapa saran antara lain:

1. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi dan rekomendasi dalam memilih model pembelajaran dalam proses belajar mengajar yang lebih menyenangkan bagi siswa.

2. Sebaiknya guru lebih sering melatihkan keterampilan proses sains (KPS) pada siswa khususnya keterampilan interpretasi.

3. Pada pelaksanaannya model pembelajaran Learning Cycle 7E dan Group

Investigation memerlukan waktu dan tenaga yang cukup banyak dalam

merencanakan kegiatan yang akan dilakukan setiap tahapannya. Untuk itu diperlukan perencanaan yang matang dan pengelolaan kelas yang baik ketika pembelajaran.

4. Bagi peneliti lain, model pembelajaran Learning Cycle 7E dan Group

Investigation dapat digunakan pada keterampilan proses sains lainnya pada

materi yang berbeda.

5. Bagi peneliti lain yang tertarik menggunakan model pembelajaran

Learning Cycle 7E dan Group Investigation, disarankan agar melakukan


(33)

59

Novita Hardiani Utami, 2013

Perbandingan Penggunaan Model Pembelajaran Learning Cycle TE Dan Group Investigation (GI) Dalam Meningkatkan Kemampuan Interprestasi Siswa SMA Pada Konsep Pencemaran

DAFTAR PUSTAKA

Abdulkadir and Ahmet. (2013). “The Effect Of 5E Learning Cycle Model in Teaching Trigonometry on Students’ Academic Achievement and The Permanence Of Their Knowledge”. International Journal on New Trends in Education and Their Implications. 4, 73-87.

Arikunto, S. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi 2009). Jakarta: Bumi Aksara

Bybee, R. W. et al. (2006). The BSCS 5E Instructional Model: Origin and

Effectiveness. [online]. Tersedia: http://science.education.nih.gov/ houseofreps.nsf/AppendixD.pdf [2 Agustus 2012]

Dahar, R.W. (1996). Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga

Djamarah, S. B. (2008). Rahasia Sukses Belajar (Edisi Revisi 2008). Jakarta: Rineka Cipta

Eisenkraft, A. (2003). “Expanding The 5E Model”. The Science Teacher. 70(6).56-59. [online]. Tersedia: http://its-abouttime.com/htmls/ap/ eisenkrafttst.pdf [2 Agustus 2012]

Fikriyati, A. (2012). Pembelajaran Koloid Berbasis Learning Cycle 7e dengan

Metode Praktikum untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Penguasaan Konsep Siswa SMA. Tesis Magister pada FPS UPI Bandung:

tidak diterbitkan.

Herawati, D. (2011). Peranan Model Pembelajaran 5e Berbasis Inquiry dalam

Meningkatkan Keterampilan Interpretasi Siswa pada Konsep Alat Indera. Skripsi Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI Bandung: tidak

diterbitkan.

LoGuidice, T. (2011). Cooperative and Small Group Learning. [online]. tersedia: http//co-operation.org/pages/cl-methods.pdf

Lorsbach, A. (2006). The Learning Cycle as a Tool For Planning Science

Instruction. [online]. tersedia: http//coe.ilstu.edu/scienceed/lorsbach.pdf


(34)

60

Novita Hardiani Utami, 2013

Mustikasari, M. (2012). Pengaruh Model Pembelajaran Tipe Koopertif Tipe

Group Investigation (MPKTGI) Terhadap Peningkatan Keterampilan Proses Siswa pada Materi Titrasi Asam-Basa. Skripsi Jurusan

Pendidikan Biologi FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Nurvitasari, I. (2012). Penerapan Model Project Based Learning Untuk

Meningkatkan Keterampilan Proses Sains pada Konsep Sistem Peredaran Darah Hewan Invertebrata. Skripsi Jurusan Pendidikan

Biologi FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Palar, H. (2008). Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Jakarta: Rineka Cipta.

PERMEN. (2006). PERMEN No.22 Tahun 2006 tentang Standar Isi. Puskur: Balitbang Diknas

Puspitasari, A. S. (2010). Profil Pertanyaan Siswa SMP Melalui Penerapan

Learning Cycle pada Konsep Ekosistem. Skripsi Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Rachman, A. (2012). Implementasi Model Pembelajaran Learning Cycle 7E

Sebagai Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI TITL 2 SMK N 2 Pengasih. Skripsi Jurusan Pendidikan Teknik Mekatronika

Fakultas Teknik UNY Yogyakarta: tidak diterbitkan.

Raharjo. (2009). “Pengaruh Pembelajaran Kooperatif GI dan PBL Terhadap Hasil Belajar Siswa”. Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains. 1, 49-56.

Reswari, G. P. (2012). Penerapan Model Pembelajarn Learning Cycle 7E untuk

Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Prestasi Belajar Siswa.

Skripsi Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Rustaman, N. et al. (2005). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Laboratorium PBM Biologi FPMIPA UPI

Setiawati. (2008). Kemampuan Interpretasi Siswa SMA Setelah Pembelajaran

Menggunakan Metode Bermain Peran (Role Play) pada Konsep Sistem Reproduksi. Skripsi Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI Bandung:


(35)

61

Novita Hardiani Utami, 2013

Perbandingan Penggunaan Model Pembelajaran Learning Cycle TE Dan Group Investigation (GI) Dalam Meningkatkan Kemampuan Interprestasi Siswa SMA Pada Konsep Pencemaran

Slavin, R. E. (2005). Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media

Sugiyono. (2010). Metodelogi Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Sudjana, N. (2010). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Suharno, R. (1984). Testologi, Pengantar. Jakarta: PT. Bina Aksara

Sukardi, H. M. (2009). Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Sutanto, H. (2012). Profil Keterampilan Proses Sains dan Peningkatan Prestasi

Belajar Fisika SMA dalam Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation. Skripsi Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA

UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Sutriyono. (2012). “Efektivitas Pembelajaran Suhu dan Kalor Dengan Strategi Group Investigation Berbantuan CD Interaktif Kelas X”. Jurnal Penelitian Pembelajaran Fisika. 3. (1). 59-73.

Trianto. (2010). Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara

Trisnawati, G. (2009). Analisis Keterampilan Proses Sains Melalui Praktikum

dengan Pendekatan Free Inquiry pada Sub Konsep Pencemaran Air.

Skripsi Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.

UULH. (1982). Undang-undang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4

Tahun 1982. Tidak diterbitkan.

Utami, R. (2012). Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5e untuk

meningkatkan Pengauasaan Konsep Siswa pada Konsep Pencemaran Lingkungan. Skripsi Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI Bandung:


(1)

35

J. Alur Penelitian

Adapun alur penelitian yang dilakukan sebagai berikut:

Gambar 3.1. Alur penelitian. Perumusan Masalah

Draft Proposal

Penentuan Subjek Penelitian

Penyusunan Instrumen Seminar Proposal

Judgment Pembuatan Surat Ijin

Penelitian

Uji Coba Instrumen Observasi Subjek

Penelitian Revisi

Instrumen Baru

Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan Pretest Pembelajaran pada

Kelas Eksperimen dengan Model Learning Cycle 7E

Pembelajaran pada Kelas Kontrol dengan

Group Investigation

Pelaksanaan Posttest

Pengolahan Data dan Analisis Hasil


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di salah satu SMA Negeri di Kota Bandung terhadap siswa kelas X pada konsep pencemaran lingkungan untuk meningkatkan keterampilan interpretasi siswa dengan menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 7E pada kelas eksperimen dan Group Investigation pada kelas kontrol, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Kemampuan interpretasi siswa sebelum pembelajaran pada kedua kelas eksperimen adalah sama.

2. Kemampuan interpretasi siswa setelah pembelajaran dengan model Learning Cycle 7E pada kelas eksperimen dan Group Investigation pada kelas kontrol mengalami perbedaan yang signifikan.

3. Nilai rata-rata posttest kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol sehingga dapat dikatakan sehingga dapat dikatakan kemampuan akhir pada kelas eksperimen lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol.

4. Berdasarkan pengolahan statistik terdapat peningkatan kemampuan interpretasi siswa yang signifikan pada kedua kelas eksperimen dengan kategori sedang. Dengan demikian model pembelajaran Learning Cycle 7E dan Group Investigation dapat meningkatkan kemampuan interpretasi siswa.

5. Respon siswa terhadap model pembelajaran Learning Cycle 7E dan Group Investigation pada konsep pencemaran lingkungan pada umumnya positif. Siswa merasa senang belajar dengan menggunakan model Learning Cycle 7E dan Group Investigation. Hal ini dapat terlihat dari hasil angket siswa yang menunjukan bahwa hampir semua pernyataan dijawab positif oleh siswa dari kedua kelas eksperimen.


(3)

58

B. Saran

Berdasarkan uraian dan kesimpulan yang telah dipaparkan mengenai perbandingan model pembelajaran Learning Cycle 7E dan Group Investigation dalan konsep pencemaran lingkungan, maka dapat diajukan beberapa saran antara lain:

1. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi dan rekomendasi dalam memilih model pembelajaran dalam proses belajar mengajar yang lebih menyenangkan bagi siswa.

2. Sebaiknya guru lebih sering melatihkan keterampilan proses sains (KPS) pada siswa khususnya keterampilan interpretasi.

3. Pada pelaksanaannya model pembelajaran Learning Cycle 7E dan Group Investigation memerlukan waktu dan tenaga yang cukup banyak dalam merencanakan kegiatan yang akan dilakukan setiap tahapannya. Untuk itu diperlukan perencanaan yang matang dan pengelolaan kelas yang baik ketika pembelajaran.

4. Bagi peneliti lain, model pembelajaran Learning Cycle 7E dan Group Investigation dapat digunakan pada keterampilan proses sains lainnya pada materi yang berbeda.

5. Bagi peneliti lain yang tertarik menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 7E dan Group Investigation, disarankan agar melakukan penyempurnaan dari penelitian ini di tiap tingkat sekolah formal.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Abdulkadir and Ahmet. (2013). “The Effect Of 5E Learning Cycle Model in Teaching Trigonometry on Students’ Academic Achievement and The Permanence Of Their Knowledge”. International Journal on New Trends in Education and Their Implications. 4, 73-87.

Arikunto, S. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi 2009). Jakarta: Bumi Aksara

Bybee, R. W. et al. (2006). The BSCS 5E Instructional Model: Origin and Effectiveness. [online]. Tersedia: http://science.education.nih.gov/ houseofreps.nsf/AppendixD.pdf [2 Agustus 2012]

Dahar, R.W. (1996). Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga

Djamarah, S. B. (2008). Rahasia Sukses Belajar (Edisi Revisi 2008). Jakarta: Rineka Cipta

Eisenkraft, A. (2003). “Expanding The 5E Model”. The Science Teacher. 70(6).56-59. [online]. Tersedia: http://its-abouttime.com/htmls/ap/ eisenkrafttst.pdf [2 Agustus 2012]

Fikriyati, A. (2012). Pembelajaran Koloid Berbasis Learning Cycle 7e dengan Metode Praktikum untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Penguasaan Konsep Siswa SMA. Tesis Magister pada FPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Herawati, D. (2011). Peranan Model Pembelajaran 5e Berbasis Inquiry dalam Meningkatkan Keterampilan Interpretasi Siswa pada Konsep Alat Indera. Skripsi Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.

LoGuidice, T. (2011). Cooperative and Small Group Learning. [online]. tersedia: http//co-operation.org/pages/cl-methods.pdf

Lorsbach, A. (2006). The Learning Cycle as a Tool For Planning Science Instruction. [online]. tersedia: http//coe.ilstu.edu/scienceed/lorsbach.pdf [2 Agustus 2012]


(5)

60

Mustikasari, M. (2012). Pengaruh Model Pembelajaran Tipe Koopertif Tipe Group Investigation (MPKTGI) Terhadap Peningkatan Keterampilan Proses Siswa pada Materi Titrasi Asam-Basa. Skripsi Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Nurvitasari, I. (2012). Penerapan Model Project Based Learning Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains pada Konsep Sistem Peredaran Darah Hewan Invertebrata. Skripsi Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Palar, H. (2008). Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Jakarta: Rineka Cipta.

PERMEN. (2006). PERMEN No.22 Tahun 2006 tentang Standar Isi. Puskur: Balitbang Diknas

Puspitasari, A. S. (2010). Profil Pertanyaan Siswa SMP Melalui Penerapan Learning Cycle pada Konsep Ekosistem. Skripsi Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Rachman, A. (2012). Implementasi Model Pembelajaran Learning Cycle 7E Sebagai Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI TITL 2 SMK N 2 Pengasih. Skripsi Jurusan Pendidikan Teknik Mekatronika Fakultas Teknik UNY Yogyakarta: tidak diterbitkan.

Raharjo. (2009). “Pengaruh Pembelajaran Kooperatif GI dan PBL Terhadap Hasil Belajar Siswa”. Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains. 1, 49-56.

Reswari, G. P. (2012). Penerapan Model Pembelajarn Learning Cycle 7E untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Prestasi Belajar Siswa. Skripsi Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Rustaman, N. et al. (2005). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Laboratorium PBM Biologi FPMIPA UPI

Setiawati. (2008). Kemampuan Interpretasi Siswa SMA Setelah Pembelajaran Menggunakan Metode Bermain Peran (Role Play) pada Konsep Sistem Reproduksi. Skripsi Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.


(6)

Slavin, R. E. (2005). Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media

Sugiyono. (2010). Metodelogi Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Sudjana, N. (2010). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Suharno, R. (1984). Testologi, Pengantar. Jakarta: PT. Bina Aksara

Sukardi, H. M. (2009). Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Sutanto, H. (2012). Profil Keterampilan Proses Sains dan Peningkatan Prestasi Belajar Fisika SMA dalam Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation. Skripsi Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Sutriyono. (2012). “Efektivitas Pembelajaran Suhu dan Kalor Dengan Strategi Group Investigation Berbantuan CD Interaktif Kelas X”. Jurnal Penelitian Pembelajaran Fisika. 3. (1). 59-73.

Trianto. (2010). Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara

Trisnawati, G. (2009). Analisis Keterampilan Proses Sains Melalui Praktikum dengan Pendekatan Free Inquiry pada Sub Konsep Pencemaran Air. Skripsi Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.

UULH. (1982). Undang-undang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982. Tidak diterbitkan.

Utami, R. (2012). Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5e untuk meningkatkan Pengauasaan Konsep Siswa pada Konsep Pencemaran Lingkungan. Skripsi Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.


Dokumen yang terkait

Penerapan pembelajaran kooperatif model group investigation untuk meningkatkan hasil belajar sosiologi SMA SIT Fajar Hidayah Kotawisata-Cibubur: penelitian tindakan di SMA Fajar Hidayah pada kelas X

0 6 75

Pengaruh Model Learning Cycle 7E Terhadap Kemampuan Koneksi Matematik Siswa

7 19 177

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (Gi) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas V Sdit Bina Insani ( Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Sdit Bina Insani Kelas V Semester Ii Serang-Banten )

0 3 184

Peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis melalui model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation siswa kelas IV SD Negeri Sukamaju 3 Depok

0 6 189

Pengaruh penggunaan LKS berbasis learning Cycle 7E pada pembelajaran konstruktivisme konsep sistem peredaran darah

0 4 12

IMPLEMENTASI METODE KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

0 6 183

Perbedaan Sikap Ilmiah Siswa antara yang Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dengan Group Investigation (GI) pada Konsep Fungi

0 18 288

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN PENALARAN ILMIAH SISWA SMA.

0 3 43

PERBANDINGAN EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E DAN 7E DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP CAHAYA PESERTA DIDIK.

0 0 49

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) MELALUI PROYEK TERBIMBING DAN EKSPERIMEN TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATERI UNSUR, SENYAWA DAN CAMPURAN PADA SISWA KELAS VII SEMESTER I SMP NEGERI 2 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 20112012

0 0 91