PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI TENTANG TATA CARA SHOLAT BERJAMAAH PADA MATA PELAJARAN FIQIH MELALUI MEDIA WORD SQUARE DI KELAS II MI MUHAMMADIYAH 19 PACIRAN LAMONGAN.

(1)

PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI TENTANG TATA CARA SHOLAT BERJAMAAH PADA MATA PELAJARAN FIQIH MELALUI MEDIA WORD SQUARE DI KELAS II MI MUHAMMADIYAH 19 PACIRAN

LAMONGAN

SKRIPSI Oleh:

NOVI HIKMATUS TSANI NIM. D07212025

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH JUNI 2016


(2)

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Novi Hikmatus Tsani NIM : D07212025

Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa PTK yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya aku sebagai hasil tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa PTK ini hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.


(3)

(4)

(5)

(6)

ABSTRAK

Novi Hikmatus Tsani, 2016. Peningkatan pemahaman materi tentang tata cara sholat berjamaah pada mata pelajaran Fiqih melalui media Word Square di kelas II MI Muhammadiyah 19 Paciran Lamongan. Skripsi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, UIN Sunan Ampel Surabaya. Dosen Pembimbing, Irfan Tamwifi, M.Ag.

Penelitian ini dilatar belakangi oleh kurangnya pemahaman siswa terhadap pembelajaran Fiqih materi tata cara sholat berjamaah di kelas II MI Muhammadiyah Paciran Lamongan. Dari 16 siswa ada sebanyak 5 siswa (30%) yang mendapat nilai yang tuntas, dan 11 siswa (70%) yang belum tuntas. Untuk meningkatkan pemahaman tersebut, peneliti menggunakan media word squre. Media ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa melalui lembar kegiatan atau lembar kerja yang didalamnya berisi soal dan jawaban yang terdapat dalam kotak kata.

Tujuan penelitian ini adalah Untuk: 1) Mengetahui penerapan media word square untuk meningkatkan pemahaman tentang materi tata cara sholat berjamaah di kelas II MI Muhammadiyah 19 Paciran Lamongan. 2) Mengetahui peningkatan pemahaman siswa tentang materi tata cara sholat berjamaah di kelas II MI Muhammadiyah 19 Paciran Lamongan melalui media word square.

Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model PTK Kurt Lewin. Subjek penelitian ini terdiri dari 16 siswa kelas II MI Muhammadiyah 19 Paciran Lamongan. Tindakan ini menggunakan dua siklus (siklus I dan siklus II). Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, penilaian Tes tulis, dokumentasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) penerapan media word square pada mata pelajaran Fiqih dilakukan 2 siklus. Hasil observasi aktivitas guru pada siklus I 75 (cukup) dan meningkat pada siklus II 89,5 (baik). Sedangkan hasil observasi siswa pada siklus I 65 (cukup) dan meningkat pada siklus II 82,4 (baik). 2) peningkatan pemahaman siswa melalui media word square mampu meningkatkan pemahaman siswa. Pada siklus I rata-rata kelas 62,5 (cukup) dan siklus II meningkat menjadi 77,5 (baik). Peningkatan Prosentase ketuntasan belajar siswa siklus I diperoleh prosentase 43,75% (kurang) meningkat pada siklus II menjadi 87,5% (tinggi).


(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN MOTTO ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ...iv

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ... v

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ...vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ...xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tindakan yang Dipilih ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Lingkup Penelitian ... 6

F. Signifikan Penelitian ... 7

G. Penelitian Terdahulu ... 8

BAB II KAJIAN TEORI ... 11

A. Media Pembelajaran ... 11

1. PengertianMedia Pembelajaran ... 11

2. Fungsi Media Pembelajaran ... 13

3. Manfaat Media Pembelajaran ... 14

4. Jenis-jenis Media Pembeajaran ... 16

5. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran ... 17

B. Media Word Square ... 19

1. Pengertian Media Word Square ... 19

2. Langkah-langkah Media Word Square ... 20

3. Kelebihan Media Word Square ... 21

4. Kekurangan Media Word Square ... 22

5. Langkah-langkah Media Word Square ... 24

C. Pembelajaran Fiqih tentang Tata Cara Sholat Berjamaah ... .27


(8)

3. Fungsi Mata Pelajaran Fiqih ... .28

D. Ketentuan Tata Cara Sholat Berjamaah ... 29

1. Pengertian dan Hukum Sholat Berjamaah ... .29

2. Ketentuan Sholat Berjamaah ... .32

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS ... 36

A. Metode Penelitian ... 36

B. Setting dan Subjek Penelitian ... 41

C. Variabel yang Diteliti ... 43

D. Rencana Tindakan ... 44

E. Data dan Teknik Pengumpulan Data ... 50

F. Indikator Kinerja ... 55

G. Tim Peneliti dan Tugasnya ... 56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 58

A. Hasil Penelitian ... 58

1. Pra Siklus ... .59

2. Siklus I ... .62

3. Siklus II ... .72

B. Pembahasan ... .81

1. Siklus I ... .81

2. Siklus II ... .82

3. Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Siswa dan Guru ... .83

4. Peningkatan Pemahaman Siswa ... .85

BAB V PENUTUP... 88

A. Simpulan ... 88

B. Saran ... 89 DAFTAR PUSTAKA

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN RIWAYAT HIDUP


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1Jenis Media Pembelajaran ... 17

3.8 kriteria ketetapan hasil observasi guru dan siswa ... 53

4.1Rekapitulasi Hasil Pra siklus ... 60

4.2 Rubik Penilaian Tes Tulis ... 62

4.3 Rekapitulasi Hasil siklus I ... 67

4.4 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I ... 68

4.5 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 70

4.6 Rubik Penilian Tes Tulis ... 73

4.7 Rekapitulasi Hasil siklus II ... 76

4.8 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II ... 77


(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

3.1 Prosedur PTK Kurt Lewin ...39 4.1 Diagram Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I dan Siklus II ...83 4.2Diagram Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I dan Siklus II ...84 4.3 Diagram Nilai Rata-rata Kelas ...86 4.4 Diagram Prosenase ketuntasan belajar siswa ...86


(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Fiqih (fiqhu) menurut bahasa, berarti paham atau tahu, atau pemahaman yang mendalam yang membutuhkan pengarahan potensi akal.1Fiqih adalah salah satu bidang ilmu dalam syariat Islam yang secara khusus membahas tentang persoalan hukum yang mengatur berbagai aspek kehidupan manusia, baik kehidupan pribadi, bermasyarakat maupun kehidupan manusia dengan Tuhannya. Beberapa ulama fikih seperti Imam Abu Hanifah mendefinisikan fikih sebagai pengetahuan seorang muslim tentang kewajiban dan haknya sebagai hamba Allah.2

Pembelajaran Fiqih adalah jalan yang dilakukan secara sadar, terarah dan terancang mengenai hukum-hukum Islam yang berhubungan dengan perbuatan mukallaf baik bersifat ibadah maupun muamalah. Pembelajaran Fiqih bertujuan agaranak didik mengetahui, memahami serta melaksanakan ibadah sehari-hari dengan mengikuti tuntunan agama. Fiqih diajarkan kepada manusia dengan tujuan untuk mewujudkan manusia yang bertakwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia, dan menghasilkan manusia yang jujur, adil, berbudi pekerti,

1

Totok Jumantoro dan Samsul Munir, Kamus Ilmu Ushul Fiqih, (Jakarta: Amza, 2005), hal. 64


(12)

2

etis, saling menghargai, disiplin, harmonis dan produktif, baik personal maupun sosial.

Mata pelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah adalah salah satu bagian mata pelajaran pendidikan agama Islam yang diarahkan untuk menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, dan mengamalkan hukum islam, yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, serta penggunaan pengalaman.3Dengan adanya pembelajaran Fiqih diharapkan siswa dapat menjadi manusia yang selalu berupaya dalam menyempurnakan iman, taqwa, dan akhlak, serta aktif membangun peradaban dan keharmonisan kehidupan, khususnya dalam memajukan peradaban bangsa yang bermartabat.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan peneliti pada kelas II di MI Muhammadiyah 19 Paciran Lamongan pada mata pelajaran Fiqih tentang tata cara sholat berjamaah. Siswa kelas II mengalami kesulitan dalam pelajaran tersebut, yaitu dengan melihat nilai yang dibawah nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan adalah 65. Dari 16 siswa ada sebanyak 5 siswa (30%) yang mendapat nilai di atas KKM, dan 11 siswa (70%) mendapat nilai di bawah KKM, sehingga perlu adanya perbaikan dalam pembelajaran.Rata-rata

3Muhaimin,

Strategi Belajar Mengajar (Penerapannya Dalam Pembelajaran Agama), (Surabaya : CV. Citra Media, 1996), hal.30


(13)

3

kelas untuk Kompetensi Dasar tersebut 57,18 sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimal yang ditetapkan adalah 65.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan guru mata pelajaran Fiqih, beliau menyampaikan bahwa pembelajaran Fiqih guru sering menggunakan metode demonstrasi, ceramah dan penugasan, dan tidak adanya media yang digunakan dalam proses pembelajaran, hal ini dapat menjadikan siswa mudah bosan dan tidak terlibat secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar.4 Ketidakaktifan siswa pada pembelajaran Fiqih ini dikarenakan rendahnya daya pemahaman siswa dalam memahami bahasa atau istilah-istilah dalam fiqih.

Karateristik siswa kelas II masih tergolong kelas yang rendah, sehingga siswa mudah jenuh, bosan, ramai, sering bermain dengan teman sebangku, tidak fokus pada pelajaran, hal ini sering kita jumpai dalam proses belajar mengajar di kelas. Dengan demikian para pengajar atau guru dianjurkan untuk memilih metode yang didukung dengan media yang tepat dan cocok yang bisa mengaktifkan siswa dalam belajar serta membantu para siswa dalam meningkatkan pemahaman siswa.

Keberhasilan seorang guru di dalam kelas bukan hanya sekedar tercapainya suatu tujuan belajar, akan tetapi keberhasilan guru juga ditentukan sejauh mana mereka mengembangkan kecakapan siswanya, karena guru sebagai

4

Darajatul Ula, Guru Mata Pelajaran Fiqih, MI Muhammadiyah 19 Lamongan, wawancara pada hari sabtu tanggal 18Januari 2016.


(14)

4

agent of change. Guru juga harus mengembangkan kreativitas para siswa melalui kecakupan motivasi dengan kondisi belajar yang kondusif.5

Dari beberapa paparan diatas, peneliti memilih menggunankan media word square sebagai langkah alternatif. Hal ini sebagaiupaya peningkatan pemahaman materi tata cara sholat berjamaah pada matapelajaran Fiqih melalui media word squaredi kelas II MI Muhammadiyah 19 Paciran Lamongan. Dengan diterapkannya media word square diharapkan mampu meningkatkan pemahaman dan keaktifan siswa dalam belajar pada mata pelajaran Fiqih tersebut.

Media word square adalah media pembelajaran yang memadukan antara kemampuan menjawab pertanyaan dengan kejelian dalam mencocokan jawaban pada kotak-kotak jawaban. Mirip seperti mengisi teka-teki silang tetapi bedanya jawabannya sudah ada namun disamarkan dengan menambahkan kotak tambahan dengan sembarang huruf penyamar atau pengecoh. salah satu dari sekian banyak metode pembelajaran yang dapat dipergunakan guru dalam mencapai tujuan pembelajaran. Media ini merupakan kegiatan belajar mengajar dengan cara guru membagikan lembar kegiatan atau lembar kerja sebagai alat untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang telah diajarkan.

5

Martinis Yamin, Profesionalisasi Guru dan Implementasi KTSP (Jakarta: Gaung Persada Press, 2011), hal. 104.


(15)

5

Alasan dipilihnya media word square adalah dengan adanya media word square guru dapat meningkatkan pemahaman siswa melalui lembar kegiatan atau lembar kerja yang didalamnya berisi soal dan jawaban yang terdapat dalam kotak kata. Pembelajaran ini membutuhkan suatu kejelian dan ketelitian dalam mencari pilihan jawaban yang ada dengan tepat.

Dari sinilah, peneliti akan melakukan penelitian tentang “peningkatan pemahamanmateri tata cara sholat berjamaah pada matapelajaran fiqih melalui media word square di kelas II MI Muhammadiyah 19 Paciran Lamongan”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka ada dua permasalahan yang akan diajukan dalam penelitian ini.

1. Bagaimana penerapan media word square untuk meningkatkan pemahaman materi tentang tata cara sholat berjamaah pada kelas II MI Muhammadiyah 19 Paciran Lamongan?

2. Bagaimana peningkatan pemahaman siswa tentang materi tata cara sholat berjamaah pada kelas II MI Muhammadiyah 19 Paciran Lamongan melalui media word square?


(16)

6

C. Tindakan yang dipilih

Tindakan yang dipilih untuk peningkatan pemahaman siswa pada mata pelajaran fiqih materi tata cara sholat berjamaah tersebut adalah dengan menggunakan media word square. Hal ini dikarenakan mampu membawa siswa mencapai tujuan pembelajaran (penguasaan materi pembelajaran) yang berkenaan atau relevan bagi mereka dan bermakna dalam kehidupannya.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada rumusan masalah diatas, penulis akan merumuskan penelitian ini dengan tujuan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui penerapan media word square untuk meningkatkan pemahaman tentang materi tata cara sholat berjamaah di kelas II MI Muhammadiyah 19 Paciran Lamongan.

2. Untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa tentang materi tata cara sholat berjamaah di kelas II MI Muhammadiyah 19 Paciran Lamongan melalui media word square?

E. Lingkup Penelitian

Agar penelitian ini bisa tuntas dan terfokus, sehingga hasil penelitiannya akurat, permasalahan tersebut di atas akan dibatasi pada hal-hal tersebut dibawah ini :


(17)

7

1. Subjek penelitian adalah pada siswa kelas II MI Muhammadiyah 19 Paciran Lamongan semester II tahun ajaran 2015/2016, karena kelas ini terdapat kesulitan pada mata pelajaran Fiqih terutama pada peningkatan pemahaman siswa pada mata pelajaran Fiqih materi tata cara sholat berjamaah

2. Penelitian ini difokuskan pada mata pelajaran Fiqih kelas II Semester II, dengan Kompetensi Dasar 3.1. Menjelaskan ketentuan tata cara sholat berjamaah.

F. Signifikansi Penelitian

Harapan penulis terhadap penelitian ini agar mempunyai manfaat :

1. Bagi Penulis

Penelitian ini mampu memberikan pengalaman bagi penulis dalam menyusun karya ilmiah, sehingga dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis dalam menganalisis permasalahan terutama dalam dunia pendidikan.

2. Bagi Siswa

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kesadaran bagi setiap siswa agar dapat melaksanakan kewajibannya untuk menjalankan perintah Allah SWT, terutama bagi siswa MI. Muhammadiyah 19 Paciran Lamongan.


(18)

8

3. Bagi Guru

Penelitian ini diharapkan memberikan masukan bagi guru untuk selalu bersemangat dalam mengarahkan siswa-siswinya, untuk selalu menjalankan perintah Allah SWT dan menjauhi semua larangannya.

4. Bagi Lembaga

Penelitian ini merupakan informasi bagi lembaga pendidikan, khususnya bagi MI. Muhammadiyah 19 Paciran Lamongan, berkenaan dengan peranan Guru dalam mendidik Siswa Siswi nya sesuai dengan apa yang dianjurkan dalam agama Islam.

G. Peneliti Terdahulu

Guna melengkapi skripsi ini, penulis melakukan pengkajian terhadap peneliti-peneliti yang relavan dengan penelitian ini, diantaranya:

1. Peneliti yang dilakukan oleh Dia Kurnia Lestari dengan skrisi yang berjudul “Penerapan Model Word Square Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar IPS Kelas III MI. Sunniyah Kisik Kalirejo Kabupaten Pasuruan” tahun ajaran 2012. Hasil penelitian ini menunjukkan penerapan model word square pada pembelajaran IPS kelas III MI. Sunniyah Kisik Kalirejo Kabupaten Pasuruan dapat meningkatkan hasil belajar siswa, hal ini terbukti dari hasil yang diperoleh siswa sebelum penerapan


(19)

9

model word square, test siklus I pertemuan I skornya 57,2 dan pertemuan II skornya76,2, pada siklus II pertemuan I mendapatkan skor 77,2 dan pertemuan II skornya 83,7. Saran yang disampaikan kepada guru yaitu bagi siswa yang belum mencapai ketuntasan individu, perlu adanya tindakan khusus dari guru untuk mendapatkan hasil yang optimal.6

2. Peneliti yang dilakukan oleh Gusmitawati Supandi dengan skripsi yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Word Square Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Social” Tahun Ajaran 20127. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif word square dapat meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial kelas IV B di Sekolah Dasar Negeri Cibalagung 5 Bogor. Selain itu, bahwa penerapan model pembelajaran ini dapat mengkatkan kualitas pelaksanaan pembelajaran dikelas serta meningkatkan keaktifan, kerjasama siswadalam proses pembelajaran.

3. Peneliti yang dilakukan oleh Budiyanto Skripsi dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Akhidah Akhlak dengan menggunakan metode word square pada kelas IV di MI AL-Barokah Purwokerto Kabupaten Wonogiri Tahun

6

Dia Kurnia Lestari,Penerapan Model Word Square Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar IPS Kelas III MI. Sunniyah Kisik Kalirejo Kabupaten Pasuruan, (Tahun ajaran 2012)

7

Gusmitawati Supandi, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Word Square Untuk , (Tahun Ajaran 2012)


(20)

10

Pelajaran 2011-20128. Hasil tidakan siklus I hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari awalnya yang hanya 24% siswa yang hasil belajarnya sesuai kriteria ketuntasan belajar menjadi 76% sedangkan pada tindakan siklus II mengalami peningkatan lagi menjadi 90% siswa. Untuk itu penggunaan metode word square mempunyai pengaruh besar dan dampak positif terhadao kemajuan dunia pendidikan.

Berdasarkan penelitian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul peningkatan pemahaman materi tata cara sholat berjamaah pada matapelajaran fiqih melalui media word square pada siswa kelas II MI Muhammadiyah 19 Lamongan. Penelitian yang penulis lakukan memiliki kesamaan dan perbedaan yakni kesamaanya yakni dengan penggunaan metodeword square, tetapi memiliki perbedaan pada materinya, yaitu peneliti pertama, dan kedua pada mata pelajaran IPS dan yang ke tiga pada mata pelajaran Akhidah Akhalak. Dalam hal ini penulis terfokus pada mata pelajaran Fiqih guna untuk peningkatan pemahaman siswa.

8

Budiyanto Peningkatan Hasil Belajar Akhidah Akhlak Dengan Menggunakan Metode Word Square Pada Kelas IV Di MI AL-Barokah Purwokerto Kabupaten Wonogiri, (Tahun Pelajaran 2011-2012)


(21)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian serta pembahasan mengenai penelitian tindakan kelas dengan judul ”peningkatan pemahaman materi tentang tata cara sholat berjamaah pada mata pelajaran fiqih melalui media word square di kelas II MI. Muhammadiyah 19 Paciran Lamonganakan dipaparkan dalam bab ini. Dari penelitian yang dilakukan, data yang dikumpulkan meliputi data hasil observasi aktivitas guru, data hasil observasi aktivitas siswa selama proses belajar mengajar, data hasil wawancara dan data penilaian tes tulis siswa pada setiap siklusnya.

Dari hasil penelitian yang dilakukan, peneliti memperoleh data hasil wawancara, data observasi aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung dan data aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran yang digunakan untuk mengetahui pengaruh dalam penerapan media word square

dalam meningkatkan pemahaman siswa pada materi tata cara sholat berjamaah mata pelajaran Fiqih. Sementara hasil tes tulis digunakan untuk mengetahui hasil ketuntasan belajar serta peningkatan pemahaman siswa setelah diterapkannya media word square dalam pelajaran Fiqih pada materi tata cara sholat berjamaah.


(22)

59

Adapun tahapan-tahapan penelitian tersebut akan dipaparkan sebagai berikut:

1. Pra siklus

Pada tahap ini hal yang dilakukan peneliti adalah meminta izin penelitian pada pihak sekolah, melakukan wawancara terhadap guru, observasi aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran berlangsung. Pada tahap awal peneliti meminta izin kepada pihak sekolah terutama kepala sekolah untuk melakukan penelitian tindakan kelas di kelas II MI. Muhammadiyah 19 Paciran Lamongan pada mata pelajaran Fiqih materi tata cara sholat berjamaah. Setelah kepala sekolah memberikan izin, kemudian peneliti melakukan wawancara terhadap guru mata pelajaran Fiqih kelas II. Wawancara dilakukan guna untuk menemukan masalah yang ada dalam pembelajaran di kelas, mengidentidikasi masalah, menentukan batasan masalah dalam pembelajaran Fiqih dan selanjutnya adalah merumuskan serta menentukan hipotesis tindakan sebagai pemecah masalah kemudian merumuskan judul perencanaan kegiatan pembelajaran berbasis Penelitian tindakan kelas (PTK).

Dari hasil wawancara dan observasi awal terhadap guru kelas II MI Muhammadiyah 19 Paciran Lamongan, yang dilakukan pada tanggal 18 Januari 2016 bahwa dengan rendahnya aktivitas siswa dalam pembelajaran Fiqih berdampak pada pemahaman siswa, berdasarkan hasil wawancara yang


(23)

60

dilakukan peneliti dengan guru mata pelajaran Fiqih, beliau menyampaikan bahwa pembelajaran Fiqih guru sering menggunakan metode demonstrasi ceramah dan penugasan, dan tidak adanya media yang digunakan dalam proses pembelajaran, hal ini dapat menjadikan siswa mudah bosan dan tidak terlibat secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar.

Hasil belajar siswa pada mata pelajaran Fiqih khususnya pada materi tata cara sholat berjamaah cukup rendah, kriteria ketuntasan materi tersebut berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti dengan guru Fiqih adalah minimal nilai 65 sedangkan hasil belajar siswa kelas II sebagian besar dibawah nilai KKM. Hal ini dapat dilihat dari nilai ulangan harian yang diperoleh dari guru mata pelajaran Fiqih adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1

Rekapitulasi Hasil Pra Siklus

No Uraian Hasil Pra Siklus

1 2 3

Nilai rata-rata siswa Jumlah siswa yang tuntas Prosentase ketuntasan

57,18 5

P = � �ℎ � � � �

�ℎ � 100%

= 5

16 100%


(24)

61

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa kelas II pada pelajaran Fiqih materi tata cara sholat berjamaah masih belum mencapai hasil yang maksimal, hal ini dapat dilihat dari 19 siswa hanya 5 siswa yang nilainya tuntas sedangkan 11 siswa lainnya belum mencapai ketuntasan atau masih dibawah KKM yang telah ditentukan sehingga dapat dihitung prosentase ketuntasan belajar siswa pada kelas II pada materi ini adalah 31,25%.46 Hasil ini belum dapat memenuhi prosentase yang telah

ditentukan oleh MI Muhammadiyah 19 yaitu nilai minimal 65 dengan prosentase ketuntasan minimal 85%.

Adapun refleksi dari pra siklus khususnya pada peningkatan pemahaman materi tentang tata cara sholat berjamaah pada mata pelajaran fiqih melalui media word square di kelas II MI. Muhammadiyah 19 Paciran Lamongan, bahwa pada pembelajaran Fiqih guru sering menggunakan metode demonstrasi, ceramah dan penugasan, dan tidak adanya media yang digunakan dalam proses pembelajaran, hal ini dapat menjadikan siswa mudah bosan dan tidak terlibat secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Ketidakaktifan siswa pada pembelajaran Fiqih ini dikarenakan rendahnya daya pemahaman siswa dalam memahami materi yang telah diajarkan.

Dengan demikian para pengajar atau guru dianjurkan untuk memilih metode yang didukung dengan media yang tepat dan cocok yang bisa

46


(25)

62

mengaktifkan siswa dalam belajar serta membantu para siswa dalam meningkatkan pemahaman siswa.

2. Siklus I

a. Perencanaan (Planning)

Pada perencanaan siklus I ini peneliti berkolaborasi dengan guru mata pelajaran untuk membahas permasalahan-permasalahan yang muncul dalam kegiatan belajar mengajar. Dari peermasalahan tersebut selanjutnya dicarikan alternatif pemecahan masalahnya. Dari hasil pengkajian terhadap beberapa metode dan media yang dianggap dapat mengatasi permasalahan dalam kurangnya pemahaman siswa, maka dipilihlah media yang cocok untuk diterapkan dalam proses pembelajaran. Media yang dipilih adalah media word square, dimana media tersebut memiiki keunggulan diantaranya yaitu: dapat mendorong pemahaman siswa, siswa dapat bersikap teliti dalam mengerjakan lembar kerja word square, dan dapat merangsang siswa untuk berfikir secara efiktif.

Dengan diterapkannya, media tersebut dalam pembelajaran Fiqih pada materi tata cara shalat berjamaah, siswa diharapkan dapat mempelajari materi tersebut dengan utuh dan tidak hanya sekedar mentransfer ilmu dan pengetahuan yang dilakukan oleh guru terhadap


(26)

63

siswa, akan tetapi siswa dapat membangun sendiri pengetahuannya melalui teori dan pengalaman-pengalaman yang pernah siswa alami, khususnya dalam kehidupan sehari-hari. Tentunya pengalaman yang dimaksudkan itu harus sesuai dengan materi yang dibahas, yaitu tata cara sholat berjamaah.

Hal-hal yang perlu disiapkan peneliti dalam perencanaan siklus I adalah sebagai berikut:

1. RPP dengan menggunakan media word square (terlampir 4.10)

2. Instrumen observasi aktivitas siswa (terlampir 4.11)

3. Instrumen observasi aktivitas guru (terlampir 4.12)

4. Instrumen evaluasi berupa Lembar Kerja Individu (terlampir 4.13)

5. Lembar penilaian tes tulis (terlampir 4.14)

Adapun rubik penilaian hasil belajar siswa adalah Sebagai berikut:

Tabel 4.2

Rubik Penilaian Tes Tulis

Soal no 1-10 Keterangan:

a. Jika jawaban benar : skor 10 b. Jika jawaban salah tapi diisi : skor 0


(27)

64

b. Pelaksanaan(Acting)

Pada kegiatan belajar pada siklus I dilksanakan pada hari Selasa tanggal 08 Maret 2016 di kelas II MI Muhammadiyah 19 Paciran Lamongan. Kelas ini memiliki jumlah siswa 16 yang terdiri dari 7 laki-laki dan 9 perempuan. Pelaksanaan siklus I berlangsung selama 2 jam pelajaran dengan alokasi waktu 2x35 menit, materi yang akan disampaikan adalah tata cara sholat berjamaah.

Pada penelitian ini, guru bertindak sebagai pengajar dengan menggunakan media word square, sedangkan peneliti bertindak sebagai observer yang memperhatikan perilaku dan sikap siswa selama kegiatan belajar juga memperhatikan ketrampilan guru dalam mengelolah proses belajar mengajar dikelas dengan mengisi lembar observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa yang telah disiapkan sebelumnya.

Adapun kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan mengacu pada RPP siklus I yang telah disiapkan sebelumnya. Kegiatan tersebut meliputi kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup yang telah disusun dengan menggunakan media word square.

Pembelajaran dimulai dengan mengucapkan salam,

“Assalamu’alaikum Wr.Wb”, secara serentak siswa menjawab

“Wassalamu’alaikum Wr.Wb”. selanjutnya siswa dan guru berdo’a besama-sama dengan menbaca surat Al-Fatihah dan dilanjut dengan


(28)

65

Siswa serentak menyambut sapaan guru dengan bersemangat. Selanjutnya guru melakukan apersepsi berdasarkan pengalam siswa dalam kehidupan siswa sehari-hari.“ “Sholat termasuk rukun islam yang ke berapa ?“Apa yang kalian ketahui tentang sholat berjamaah ?“apa hukumnya dari sholat berjamaah?”,? dalam pemberian apersepsi hanya beberapa siswa yang menjawab pertanyaan dari guru , selain itu guru juga menyampaikan kompentensi, tujuan pembelajaran serta materi yang akan dipelajari. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sebarapa besar pengetahuan yang telah dimiliki siswa.

Pada kegiatan inti, selama 15 menit siswa mendengarkan penjelasan yang diberikan guru tekait materi yang telah diajarkan oleh guru, yaitu tata cara sholat berjamaah, dalam tahap ini hanya beberapa siswa yang mendengarkan penjelasan dari guru sedangkan terdapat beberapa siswa yang bermain dengan teman sebangkunya. Setelah menjelaskan guru bersama siswa melakukan tanya jawab, serta memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya terkait materi yang belum difahami, hal ini bertujuan sejauh mana siswa memahami materi yang telah diajarkan, selanjutnya guru membagikan lembar kerja siswa, adapun tugas yang harus diselesaikan adalah menjawab soal-soal dengan menggunakan media word square secara individu, sebelum mengerjakan guru memberikan intruksi kepada siswa tentang bagaimana cara siswa


(29)

66

mengerjakan lembar kerja tersebut, selesai mengerjakan soal, setiap siswa mengumpulkan tugas yang telah dikerjakan, kemudian dilanjutkan guru memberikan penguatan atas jawaban dari pertanyaan tersebut. Pada awal penggunaan media word square terdapat beberapa siswa yang masih kebingungan dalam mencari jawaban, sehingga guru masih berperan dalam mengerjakan lembar kerja tersebut.

Pada tahap penutupan dalam pembelajaran Fiqih dengan menggunakan media word square guru melakukan refleksi dengan memberikan pertanyaan tentang apa yang telah dipelajari hari ini? Tentang kegiatan apa yang dilakukan ? dan apa manfaat mempelajari materi tersebut?. Kemudian guru menginformasikan materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya yaitu Praktik Sholat Berjamaah. Selanjutnya guru mengucapkan salam “Assalamu’alaikum Warahmatullahhi Wabarokatuh”, dan siswa menjawab secara serentak dengan mengucapkan “Wassalamu’alaikum Wr.Wb”.

Adapun rekapitulasi hasil tes tulis dengan menggunakan media


(30)

67

Tabel 4.3

Rekapitulasi Hasil Siklus I

No Uraian Hasil Siklus I

1 2 3

Nilai rata-rata siswa Jumlah siswa yang tuntas Prosentase ketuntasan

62,5 7

P = � �ℎ � � � �

�ℎ � 100%

= 7

16 100%

= 43,75%

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa penggunaan media word squre pada materi tata cara sholat berjamaah pada mata pelajaran fiqih belum mencapai hasil yang maksimal. Hal ini dapat dilihat dari 16 siswa hanya 7 siswa yang nilainya tuntas, sedangkan 9 siswa lainnya belum mencapai ketuntasan atau masih berada dibawah KKM sehingga dapat dihitung prosentase ketuntasan siswa kelas II pada materi tata cara sholat bejamaah adalah sebersar 43,75%.47 Hasil ini belum dapat memenuhi

prosentase ketuntasan yang telah ditentukan yaitu 65 atau dengan prosentase ketuntasan minimal sebesar 80%. Oleh karena itu perlu diadakan perbaikan siklus selanjutnya.


(31)

68

c. Pengamatan (Observing)

Berikut ini adalah data hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti pada siklus I. Sesuai dengan yang direncanakan, observasi yang dilakukan yaitu terhadap aktivitas guru, aktivitas siswa dengan menggunakan media word square.

Adapun rekapitulasi hasil observasi aktivitas guru siklus I selama pembelajaran Fiqih adalah sebagai berikut :

Tabel 4.4

Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I

No Uraian Hasil observasi

aktivitas guru Siklus I 1

2 3

Skor observasi guru.

Skor maksimal observasi guru. Nilai perolehan akhir observasi guru/

36 48 �= �

� � = 75

Dari hasil observasi aktivitas guru yang dilakukan peneliti pada siklus I dengan menggunakan media word square pada mata pelajaran Fiqih materi tata cara sholat berjamaah, dapat diketahui bahwa jumlah skor yang diperoleh adalah 36 dengan jumlah skor maksimal yaitu 48. Dengan demikian jumlah nilai skor yang diperoleh secara keselurah


(32)

69

adalah 7548, yang berarti aktivitas guru selama kegiatan pembelajaran

belum terlaksana secara maksimal, guru juga belum dapat menerapkan RPP yang disusun secara sempurna.

Ketika dalam melakukan apersepsi guru kurang membangkitkan semangat siswa sehingga siswa kurang bersemaangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, guru masih kesulitan dalam mengondisikan siswa ketika proses pembelajaran berlangsung, dalam menjelaskan materi terdapat beberapa siswa terlihat bermain dengan teman sebangkunya, sehingga ketika guru melontarkan pertanyaan kepada siswa, hanya beberapa siswa yang merespon pertanyaan, diakhir pembelajaran guru juga tidak memberikan penguatan secara verbal dan memberikan dorongan pada siswa yang kurang aktif.

Sedangkan hasil rekapitulasi observasi aktivitas siswa selama pembelajaran fiqih pada siklus I adalah sebagai berikut :


(33)

70

Tabel 4.5

Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I

No Uraian Hasil observasi

aktivitas siswa Siklus I 1

2 3

Skor observasi siswa

Skor maksimal observasi siswa. Nilai perolehan akhir observasi siswa

26 40 �= ��

= 65

Dari hasil observasi aktivitas siswa yang dilakukan peneliti pada siklus I dengan menggunakan media word square pada mata pelajaran Fiqih materi tata cara sholat berjamaah, dapat diketahui bahwa jumlah skor yang diperoleh adalah 26 dengan jumlah skor maksimal yaitu 40.49

Dengan demikian jumlah nilai skor yang diperoleh secara keselurah adalah 65, yang berarti aktivitas siswa selama kegiatan pembalajaran dengan menggunakan media word square termasuk dalam kategori “cukup” hal ini dapat dilihat ketika proses pembelajaran berlangsung terdapat beberapa siswa yang mondar-mandir selama proses pembelajaran dilakukan, hanya sedikit siswa yang mendengarkan penjelasan guru dan terdapat beberapa siswa yang bermain dengan teman sebangkunya, siswa masih kesulitan dalam mengerjakan lembar kerja


(34)

71

siswa dan masih melibatkan guru dalam mengerjakan lembar kerja tersebut, siswa kurang disiplin dalam hal waktu ketika menyelesaikan tugas sehingga siswa dapat mengganggu dalam kegiatan selanjutnya.

d. Refleksi (Reflecting)

Berdasarkan hasil dari data-data yang dijelasan diatas, adapun hal-hal yang perlu dilakukan perbaikan dalam proses belajar mengajar melalui media word square pada meteri tata cara sholat berjamaah di kelas II MI Muhammaduyah 19 Paciran Lamongan adalah sebagai berikut:

1. Siswa sulit dikondisikan dalam mengikuti proses pembelajaran, 2. Siswa kurang mengkondisikan waktu dalam menyelesaikan

tugasnya, sehingga dapat mengganggu untuk kegitan selanjutnya. 3. Siswa masih kebingungan dalam menyelesaikan tugas dengan

menggunakan media word square, sehingga masih melibatkan guru dalam mengerjakan tugas tersebut.

4. Penggunaan media yang kurang maksimal.

5. Dari hasil pengamatan selama penelitian, peneliti dan guru menyimpulkan bahwa pelaksanaantindakan selama siklus I masih kurang maksimal sehingga perlu diadakannya perbaikan pada siklus II.


(35)

72

6. Berdasasarkan hasil tes tulis yang diakukan siswa, diperoleh nilai rata-rata kelas sebesar 62,5. Dari 16 siswa siswa yang mencapai KKM sebanyak 7 siswwa (43,75%) dan yang belum mencapai KKM sebanyak 9 siswa (56,25%). Dari hasil beajar pada siklus I ini belum dikatakan tuntas, karena masih belum mencapai kategori ketuntasan yang telah ditetapkan oleh peneliti dari awal yakni 80%.

3. Siklus II

a. Perencanaan (Planning)

Bardasarkan hasil refleksi dari siklus I yang masih terdapat beberapa kekurangan yang ditemukan dalam pelaksanaan pembelajaran, peneliti bersama guru berupaya untuk memperbaiki dan mengatasi kendala yang terdapat pada siklus I. Perencanaan dalam penelitian yang dilakukan pada siklus II secara garis besar sama dengan perencanaan yang dilakukan pada siklus I, akan tertapi terdapat beberapa perubahan seperti lebih mengondisikan kelas, terdapat media yang bervariasi dalam kegiatan belajar mengajar, pemberian pertanyaan yang menantang kepada siswa, serta memberikan soal yang berbeda dari siklus I ke siklus II. Adapun yang perlu dipersiapkan dalam pelaksanaan siklus II adalah instrumen penelitian dan persiapan perangkat pembelajaran.


(36)

73

Hal-hal yang disiapkan peneliti dalam perencnaan siklus I adalah sebagai berikut:

1. RPP dengan menggunakan media word square (terlampir 4.17)

2. Instrumen observasi aktivitas siswa (terlampir 4.18)

3. Instrumen observasi aktivitas guru (terlampir 4.19)

4. Instrumen evaluasi berupa Lembar Kerja Individu (terlampir 4.20)

5. Lembar penilaian tes tulis (terlampir 4.21)

Adapun rubik penilaian hasil belajar siswa adalah Sebagai berikut:

Tabel 4.6

Rubik Penilaian Tes Tulis

b. Pelaksanaan (Acting)

Pelaksanaan siklus II dilakukan pada hari selasa tanggal 15 Maret 2016. Subjek penelitiannya adaah siswa kelas II MI Muhammadiyah 19 Paciran Lamongan dengan jumlah siswa 16 yang terdiri dari 7 laki-laki dan 9 perempuan. Pelaksanaan siklus II berlangsung selama 2 jam

Soal no 1-10 Keterangan :

a. Jika jawaban benar : skor 10 b. Jika jawaban salah tapi diisi : skor 0


(37)

74

pelajaran dengan alokasi waktu 2x35 menit, materi yang akan disampaikan adalah tata cara sholat berjamaah.

Kegitan pembelajaran pada siklus II ini dirancang untuk memperbaiki pembelajaran yang sebelumnya, hal ini bertujuan agar kualitas dalam pembelajaran meningkat dan pencapaian siswa dalam memahai materi tata cara sholat berjamaah pada siklus II mengalami peningkatan. Sesuai dengan apa yang telah tertulis dalam rancangan RPP, pelaksanaan tindakan pada siklus II dijalankan sesuai dengan apa yang dirancang peneliti. Pembelajaran dimulai dengan mengucapkan salam,

“Assalamu’alaikum Wr.Wb”, secara serentak siswa menjawab

“Wassalamu’alaikum Wr.Wb”. kemudian siswa dan guru berdo’a besama-sama dengan menbaca surat Al-Fatihah dan dilanjut dengan

icebreaker dengan menyakan kabar (Apa kabar hari ini? Alhamdulillaah... luar biasa...beeerrsemangat!!) Siswa serentak menyambut sapaan guru dengan bersemangat. Selanjutnya guru melakukan apersepsi dengan menanyakan materi yang sudah dipelajari pada minggu sebelumnya.“siapa yang memimpin makmum dalam sholat ?“disebut apakah makmum yang terlambat dalam sholat ? dengan semangat siswa menjawab pertanyaan yang diberikan guru.

Guru menjelaskan kembali materi yang telah diajarkan yaitu tata cara sholat berjamaah selama 15 menit, setelah menjelaskan guru


(38)

75

melontarkan pertanyaan kepada siswa “orang yang memimpin sholat disebut ?“Sebutkan salah satu syarat menjadi makmum?“makmum yang terambat dalam sholat disebut?” guru menunjuk salah satu siswa untuk menjawab pertanyaan tersebut, dengan bersemangat siswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Hal ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana siswa memahai materi yang telah diajarkan yaitu tata cara sholat berjamaah.

Pada tahap selanjutnya masing-masing siswa mendapat lembar kerja siswa yang sudah disiapkan oleh guru, guru mmemberikan arahan kepada siswa dalam mmengerjakan tugas (individu) agar siswa dapat saling menghargai dalam mengerjakan lembar kerja tersebut, setelah mengerjakan soal, masing-masing siswa mengumpulkan hasil kerja siswa yang sudah dikerjakan. Melalui media word square secara bergantian siswa maju kedepan untuk mengisi jawaban dari lembar kerja siswa yang sudah disiapkan guru di papan tulis, guru memberikan penguatan terhadap jawaban-jawaban dari pertanyaan yang diujikan. Sebelum proses pembelajaran diakhiri guru bersama siswa melakukan refleksi dengan memberikan pertanyaan tentang apa yang telah dipelajari hari ini? Tentang kegiatan apa yang dilakukan ? dan apa manfaat mempelajari materi tersebut?. Kemudian guru menginformasikan materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya yaitu Praktik Sholat


(39)

76

Berjamaah.Selanjutnya guru mengucapkan salam “Assalamu’alaikum Warahmatullahhi Wabarokatuh”, dan siswa menjawab secara serentak dengan mengucapkan “Wassalamu’alaikum Wr.Wb”.

Adapun rekapitulasi hasil tes tulis pada siklus II dengan menggunakan media word square adalah sebagai berikut:

Tabel 4.7

Rekapitulasi Hasil Siklus II

No Uraian Hasil Siklus II

1 2 3

Nilai rata-rata siswa Jumlah siswa yang tuntas Prosentase ketuntasan

77,5 14

P = � �ℎ � � � �

�ℎ � 100%

=14

16 100%

= 87,5%

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa bpenggunaan media

word square pada mata pelajran Fiqih materi tata cara sholat berjamaah dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas II. Nilai rata-rata kelas yang semula hanya 62,5 pada siklus I meningkatmenjadi 77,5 pada siklus II. Sedangkan jumlah siswa yang lulus jugamengalami peningkatan cukup signifikan, dari 7 siswa menjadi 14 siswa.Itu berarti prosentase kelulusan mengalami kenaikan 43,75% dari siklus sebelumnya yaitu siklus I.50


(40)

77

c. Observasi (Observing)

Berikut ini adalah data hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti pada siklus II. Sesuai dengan yang direncanakan, observasi yang dilakukan yaitu terhadap aktivitas guru, aktivitas siswa dengan menggunakan media word square.

Adapun rekapitulasi hasil observasi aktivitas guru siklus II selama pembelajaran Fiqih adalah sebagai berikut :

Tabel 4.8

Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II

No Uraian Hasil observasi

aktivitas guru Siklus II 1

2 3

Skor observasi guru

Skor maksimal observasi guru Nilai perolehan akhir observasi guru/ siswa

43 48 �=

� � = 89,5

Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa data hasil observasi guru yang sudah dilakukan pada siklus II dengan mengunakan media word square, skor yang diperoleh adalah 43 dengan jumlah skor maksimal 48.51 Dengan demikian bahwa aktivitas guru selama kegiatan


(41)

78

pembelajaran dengan menggunakan media word square memperoleh skor secara keseluruhan sebesar 89,5.

Berdasarkan hasil observasi terhadap aktivitas guru pada saat proses belajar mengajar melalui media word square telah terjadi peningkatan, seperti ketika guru memberikan apersepsi diawal pelajaran, ketika guru melontarkan pertanyaan kepada siswa, hampir seluruh siswa menjawab pertanyaan guru, dan dengan adanya media pembelajaran yang bervariasi siswa bersemangat dalam mengikuti pembelajaran, sehingga aktivitas pembelajaran dapat berlangsung dengan baik. Hal itu dibuktikan dengan jumah skor dari kemampuan guru dalam mengajar telah mencapai 89,5dan dikategorikan “baik” maka tidak perlu dilakukan

kegiatan observasi lagi.

Sedangkan hasil rekapitulasi observasi aktivitas guru selama pembelajaran fiqih pada siklus II adalah sebagai berikut :

Tabel 4.9

Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II

No Uraian Hasil observasi

aktivitas siswa Siklus II 1

2 3

Skor perolehan observasi siswa Skor maksimum observasi siswa. Nilai perolehan akhir observasi guru/ siswa

33 40 �= �


(42)

79

Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa data hasil observasi siswa yang sudah dilakukan pada siklus II dengan mengunakan media word square, skor yang diperoleh adalah 33 dengan jumlah skor maksimal 40.52 Dengan demikian bahwa aktivitas siswa selama kegiatan

pembelajaran dengan menggunakan media word square memperoleh skor secara keseluruhan sebesar 82,5.

Dalam pelaksanaan siklus II telah terjadi peningkatan, yaitu seperti siswa sudah bisa dikondisikan, ketika mengerjakan lembar kerja, siswa sudah paham dengan penerapan media word square dan tahu apa yang harus mereka lakukan dan tidak bingung lagi sehingga tidak melibatkan guru dalam mengerjakan lembar kerja tersebut, siswa mendengarkan penjelasan dari guru dengan lebih baik dan tidak ramai atau gaduh dengan teman sebangkunya. Hal tersebut berdasarkan pada perolehan hasil observasi siswa yang memiliki rata-rata 82,5 dan tergolong kategori “baik”.

d. Refleksi (Reflecting)

Adapun keberhasilan yang diperoleh dari KBM dalam hasil belajar melalui media word square pada materi tata cara sholat berjamaah


(43)

80

di kelas II MI Muhammaduyah 19 Paciran Lamongan adalah sebagai berikut:

1. Siswa sudah mampu dalam mengikuti proses pembelajaran, dan lebih memperhatikan guru ketika guru memberikan penjelasan terkait materi yang teah diajarkan.

2. Dalam menyelesaikan lembar kerja siswa, siswa sudah paham dengan penerapan media word square dan tahu apa yang harus mereka lalukakan sehingga tidak melibatkan guru dalam mengerjakan lembar kerja tersebut.

3. Penggunaan media yang maksimal, dan melibatkan semua siswa dalam penerapannya.

4. Dari hasil pengamatan yang dilakukan peneliti dalam kegiatan siklus II dapat disimpulkan, bahwasannya dalam pelaksanaan tindakan siklus II, guru dapat menerapkan media word square dengan baik sehingga tidak perlu diadakan siklus yang selanjutnya.

5. Hasil belajar siswa melalui penerapan media word squre juga mengalami peningkatan berdasarkan pada tes hasil belajar siswa dengan prosentase ketuntasan yang sebelumnya sebesar 43,75% menjadi 87,5%.


(44)

81

B. Pembahasan 1. Siklus I

Dalam penelitian tindakan kelas yang dilakukan pada siklus I dengan menggunakan media word square masih belum bisa dikatakan berhasil. Hal ini dapat dilihat dari hasil prosentase yang didapatkan guru dan siswa ketika menerapkan media word square pada proses pembelajaran. Hasil aktivitas guru diperoleh skor 75, sedangkan aktivitas siswa diperoleh 65 dan keduanya tergolong kategori cukup. Dari hasil tersebut masih belum bisa dikatakan tuntas karena jumlah skor yang diperoleh belum mencapai skor yang telah ditetapkan yakni 80.

Pada proses pembelajaran siklus I, guru belum bisa menerapkan media word square secara maksimal. Hal ini terlihat ketika guru memberikan intruksi untuk menerapkan media tersebut, siswa terlihat bingung dengan apa yang harus dilakukan karena penjelasan yang disampaikan kurang jelas bagi siswa. Selain itu belum pernah diterapkannya media word square membuat siswa merasa bingung ketika mengerjakan lembar kerja siswa. Berdasarkan RPP yang telah dibuat, guru sudah mampu menerapkannya cukup baik meskipun masih terdapat beberapa langkah-langkah yang belum


(45)

82

dilaksanakan. Hal tersebut dikarenakan waktu yang digunakan ketika proses pembelajaran belum di rancang dengan baik.

2. Siklus II

Pada tahap siklus II, kegiatan pembelajaran yang dilakukan sudah mengalami peningkatan, hal ini dapat dilihat dari hasil prosestase yang diperoleh guru dan siswa pada saat proses belajar mengajar. Pada aktivitas guru diperoleh nilai skor sebesar 90,3, sedangkan aktivitas siswa diperoleh nilai skor sebesar 82,5 dan keduanya tergolong dalam kategori “baik”. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa penerapan media word square dalam proses pembelajaran sudah berhasil dengan baik, karena hasil yang didapatkan sudah memenuhi kriteria yang telah ditentukan. Keberhasilan dalam proses pembelajaran tersebut dikarenakan adanya perbaikan yang dilakukan terhadap kekurangan yang terdapat pada siklus I.

Pada proses pembelajaran siklus II, peneliti yang bertindak sebagai guru sudah mampu menerapkan media word square dengan baik, hal ini terlihat ketika guru memberikan intruksi untuk menerapkan model tersebut dan siswa mampu untuk melakukan kegiatan yang diminta oleh guru. Selain itu guru sudah mampu


(46)

83

menerapkan langkah-langkah yang terdapat pada RPP dengan baik karena waktu yang digunakan sudah direncanakan dengan baik, sehingga proses pembelajaran pada siklus II berjalan dengan efektif dan efisien.

3. Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Siswa a. Perbandingan Hasil Observasi Guru

Dari hasil observasi guru yang telah didapatkan pada siklus I dan siklus II dalam penerapan media word square dapat disimpulkan melalui diagram berikut ini :

Diagram 4.1

Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I dan Siklus II

Dari diagram di atas dapat diketahui bahwa aktivitas guru pada siklus I dan siklus II mengalami peningkatan. Pada siklus I

0 20 40 60 80 100


(47)

84

perolehan skor mencapai 75 sedangkan siklus II perolehan skor mencapai 89,5. Peningkatan pada siklus ini mencapai 14,5.

b. Perbandingan Hasil Observasi Siswa

Berdasarkan hasil pengamatan mengenai aktivitas siswa pada siklus I dan II diperoleh hasil perbandingan yang dapat disimpulkan pada diagram berikut ini :

Diagram 4.2

Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I dan Siklus II

Dari diagram di atas dapat diketahui bahwa aktivitas siswa pada siklus 1 dan siklus II mengalami peningkatan. Pada siklus I skor yang diperoleh sebesar 65, sedangkan siklus II skor diperoleh sebesar 82,5. Sehingga peningkatan pada siklus ini mencapai 23,75%.

0 20 40 60 80 100


(48)

85

Dilihat dari grafik di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa sesudah diterapkan media word square dapat membuat siswa lebih aktif dalam pembelajaran Fiqih, siswa awalnya pasif kini menjadi lebih aktif, saling menghargai dalam mengerjakan lembar kerja siswa, berani bertanya kepada guru, tidak malu maju ke depan dan lebih bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran. Hal ini juga dapat meningkatkan kualitas guru dalam mengelola pembelajaran.

4. Peningkatan Pemahaman Siswa

Adapun pembahasan hasil dari penelitian tentang peningkatanpemahaman pada mata pelajaran Fiqih meteri tata cara sholat berjamaah di MI. Muhammadiyah 19 Paciran Lamongan. Berdasarkan hasilpenelitian yang telah dijabarkan di atas, dapat diketahui bahwa terjadipeningkatan pemahaman terhadap meteri tata cara sholat berjamaah di MI. Muhammadiyah 19 Paciran Lamongan, setelah diterapkannya Media word square.Analisis hasil dari siklus I dan siklus II menghasilkan nilai rata-rata kelas dan Prosentasen Ketuntasan belajar yang ditunjukkan pada tabel berikut:


(49)

86

Diagram 4.3 Nilai Rata-rata Kelas

Nilai rata-rata kelas yang diperoleh siswa Pada siklus I sebesar 62,5 dan pada siklus II meningkat kembali menjadi 77,5.

Diagram 4.4

Prosentase Ketuntasan Belajar Siswa 0

20 40 60 80

Sikus I Siklus II

0,00% 10,00% 20,00% 30,00% 40,00% 50,00% 60,00% 70,00% 80,00% 90,00%


(50)

87

Prosentase ketuntasan dari hasil tes pada siklus I sebesar 43,75%siswa yang tuntas yaitu sebanyak 7 siswa, dan siklus II hasil yang diraihsiswa semakin meningkat menjadi 87,5% siswa yang tuntas yaitu 14.


(51)

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan untuk melakukan penelitian pembelajaran di kelas dalam rangka perbaikan mutu pembelajaran. Dalam penelitian ini, peneliti langsung terjun ke lapangan dalam kegiatan pembelajaran bersama guru dan siswa selama pembelajaran berlangsung, yakni menggunakan bentuk kolaboratif, yang mana guru merupakan mitra kerja peneliti. Adapun unsur-unsur yang dapat dijadikan sasaran/objek PTK tersebut adalah: (1) guru, (2) siswa, (3) materi pembelajaran, (4) peralatan atau sarana pendidikan, (5) hasil pembelajaran, (6) lingkungan dan (7) pengelolaan.

Menurut Suharsimi Arikunto menjelaskan PTK dengan memisahkan kata-kata dari penelitian – tindakan – kelas:

1 Penelitian adalah menunjukkan pada kegiatan mencermati suatu objek, dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang diminati.


(52)

37

2 Tindakan menunjukkan pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk peserta didik.

3 Kelas adalah dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik, yakni sekelompok peserta didik dalam waktu sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas Merupakan suatu bentuk penelitihan yang bersifat reflektif dengan melalukan tindakan - tindakan tertentu agar memperbaiki dan atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran yang dilakukan secara bersama dikelas secara profesional.37

Adapun ciri-ciri khusus dari penelitihan tindakan kelas adalah sebagai berikut :

1. Dalam penelitihan kelas ada komitmen pada peningkatan pendidikan.

2. Dalam penelitihan tindakan kelas, ada maksud yang jelas untuk melakukan intervensi kedalam dan peningkatan pemahaman dan praktik seseorang serta untuk meerina tanggung jawab dari dirinya sendiri.

3. Pada penelitihan tindakan kelas melekat yang berpengetahuan, berkomitmen dan bermaksud. Tindakan dalam PTK direncanakan berdasarkan hasil

37

Rido Kurniyanto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Surabaya: LAPIS PGMI, 2009), paket. 3, hal. 9-10


(53)

38

refleksi kritis terhadap prktik terkait berdasarkan nilai yang diyakini kebenarannya.

4. Dalam penelitian tindakan kelas dilakukan pemantauan sistematik untuk menghasilkan data atau informasi yang valid.

5. Penelitian tindakan kelas melibatkan deskripsi autentik tentang tindakan. 6. Perlunya validasi. Dalam hal ini melibatkan : (a) Pembuatan pernyataan, (b)

Pemeriksaan kritis terhadap pernyataan lewat pencocokan dengan bukti, (c) pelibatan pihak lain dalam proses validasi. Validasi terjadi dalam beberapa tingkatan, yaitu : (a) Validasi diri, yaitu penjelasan yang diberikan peneliti tentang praktik atau kegiatan yang telah dilaksanakan, (b) Validasi sejawat, yaitu pemeriksan kritis terhadap bukti oleh teman sejawat. (c) validasi publik yaitu upaya meyakinkan publik tentang kebenaran claim peneliti.38

PTK ini menggunakan model penelitihan tindakan dari Kurf Lewin, yang berbentuk spiral dari siklus I ke siklus II. Dan setiap siklus, kegiatan yang dilakukan meliputi planing (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), reflektion (refleksi). Sebelum masuk pada siklus I dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan yang ada.

Alur PTK menurut Kurf Lewin, dapat dijelaskan sebagai berikut:

38Kunandar, Langkah Mudah Penelitan Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru


(54)

39

Gambar 3.1 : Alur PTK menurut Kurf Lewin

Secara keseluruhan, bagan tersebut mempunyai empat tahapan dalam PTK yang membentuk suatu siklus PTK yang digambarkan dalam bentuk spiral. Untuk mengatasi suatu masalah, mungkin diperlukan lebih dari satu siklus. Siklus-siklus tersebut saling terkait dan berkelanjutan, yang mana siklus kedua, dilaksanakan apabilah masih ada hal-hal yang kurang berhasil dalam siklus pertama. Siklus ketiga, dilaksanakan karena siklus kedua belum mengatasi masalah, begitu juga siklus-siklus berikutnya.39


(55)

40

Untuk mengatasi masalah dan memperbaiki proses pembelajaran agar lebih bermutu maka mungkin diperlukan lebih dari satu siklus. Tahapan-tahapan dalam siklus tersebut meliputi:

1. Perencanaan (Planning).

Sebelum melaksanakan tindakan, peneliti harus menyusun perencanaan (planning), yaitu dengan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan dikelas, mempersiapkan instrumen untuk merekam dan menganalisis data mengenai proses dan hasil tindakan. Kedua, setelah perencanaan tersusun dengan rapi dan matang,

2. Tindakan (Acting)

Pada tahap ini, peneliti melaksanakan yang telah dirumuskan pada RPP pada situasi yang aktual, yang meliputi kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup.

3. Pengamatan (Observing)

Pada tahapan ini peneliti melaksanakan pengamatan (observing) dikelas yang meliputi: 1) mengamati perilaku siswa-siswi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran; 2) memantau kegiatan diskusi/kerja sama antar siswa-siswi dalam kelompok; 3) mengamati pemahaman tiap-tiap anak terhadap penguasaan materi pembelajaran yang telah dirancang sesuai dengan tujuan PTK.


(56)

41

4. Refleksi

Pada tahap ini, yang harus dilakukan peneliti adalah mencatat hasil observasi, mengevaluasi hasil observasi, menganalisis hasil pembelajaran, mencatat kelemahan-kelemahan untuk dijadikan bahan penyusunan rancangan siklus berikutnya, sampai tujuan PTK tercapai.40

B. Setting dan Subjek Penelitian

Setting penelitian ini meliputi beberapa hal yakni: tempat, waktu dan objek penelitian tindakan kelas. Berikut perincian setting penelitian tidakan kelas yang dipilih peneliti :

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian tindakan kelas yang dipilih peneliti adalah MI Muhammadiyah 19 Paciran Lamongan pada kelas II. MI ini berada di kawasan pemukiman penduduk tepatnya di dusun Sidokumpul desa Weru kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan. Lokasi penelitian ini termasuk lingkungan pantura dimana penduduk yang ada disekitar MI ini sebagian besar bekerja sebagai nelayan. MI. Muhammadiyah 19 Lamongan berdiri pada tahun 1990-an tepatnya di Jl. Simpang Tiga Barat No.1 Dsn. Sidokumpul, Kec. Paciran, Kab. Lamongan.

40

Rido Kurniyanto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Surabaya: LAPIS PGMI, 2009), paket. 5, hal. 13.


(57)

42

MI.Muhammadiyah 19 ini memiliki fasilitas yang cukup lengkap dintaranya yaitu: 9 ruang kelas yang terdiri dari : 6 ruang kelas, 1 ruang guru, 1 ruang perpustakaan dan 1 lap computer. Selain ruang kelas sekolah ini mempunyai kegiatan ekstrakulikuler, diantaranya yaitu : MADDIN (Madrasah Dinniyah), ngaji kitab, muhadhoroh, drum band, ke Hw-an dan tapak suci, kegiatan tersebut wajib diikuti semua siswa. MI Muhammadiyah 19 ini memiliki 19 tenaga pengajar yang rata-rata sudah sarjana dan sebagian besar pengajar di MI Muhammadiyah ini merupakan penduduk asli dusun Sidokumpul dan telah lama mengajar di sekolah tersebut.

2. Waktu Penelitian.

Penelitian tindakan kelas ini dimulai dilakukan pada 18 Januari 2016 sampai 15 Maret 2016 dengan pelaksanaan 2 siklus.

3. Subjek penelitian

Objek penelitian penelitian kelas ini adalah siswa kelas II MI Muhammadiyah 19 Paciraan Lamongan pada tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 16 siswa yang terdiri dari 9 perempuan dan 7 laki-laki. Di kelas tersebut terdapat beberapa siswa yang memiliki kemampuan memahami yang cukup rendah dan sering kali memiliki kesulitan dalam pembelajaran. Penelitian ini dilakukan bersama dengan Ibu Darajatul ‘Ula S.Ag yang


(58)

43

merupakan guru Fiqih di kelas II, beliau mengajar di MI tersebut sejak lulus dari pendidikan tingkat menengah dan sekarang sudah bergelar sarjana agama. Suasana ruang belajar kelas II tidak jauh berbeda dengan kelas yang pada umumnya. Bangku yang digunakan berbentuk persegi panjang dengan kepasitas 2 orang perbangku, selain itu terdapat 2 buah kipas angin, 1 papan tulis, 1 proyektor dan hiasan dinding yang merupakan hasil karya siswa.

C. Variabel yang Diteliti

Yang menjadi sasaran dalam PTK ini adalah “peningkatan pemahaman materi tentang tata cara sholat berjamaah pada mata pelajaran fiqih melalui media word square pada siswa kelas II MI Muhammadiyah 19 Paciran- Lamongan

Disamping variabel tersebut masih ada beberapa variabel yang lain yaitu: a. Variabel input : Siswa kelas II MI Muhammadiyah 19 Paciran

Lamongan.

b. Variabel Proses : Media Word Square

c. Variabel output : Peningkatan pemahaman materi tata cara shoal tberjamaah


(59)

44

D. Rencana Tindakan

Penelitian ini di rancang dengan menggunakan model siklus, dan dilaksanakan dalam dua siklus, setiap siklus terdiri atas beberapa tahap, yaitu: tahap membuat rencana tindakan, melaksanakan tindakan, mengadakan pemantauan atau observasi, mengadakan refleksi.

Peneliti memilih model siklus karena apabila pada awal pelaksanaan adanya kekurangan, maka peneliti bisa mengulang kembali dan memperbaiki pada siklus-siklus selanjutnya sampai apa yang di inginkan peneliti tercapai. Jika sampai pada siklus dua belum berhasil, maka peneliti melanjutkan ke siklus berikutnya.

Siklus 1

a. Perencanaan (Planning)

Pada tahap ini peneliti membuat rancangan RPP, menyusun fasilitas atau sarana seperti media yang di perlukan dikelas, mempersiapkan instrumen untuk menganalis data mengenai proses dan hasil tindakan yaitu : lembar kerja, lembar observasi guru dan lembar observasi siswa.

b. Pelaksanaan (Action)

Tahap ini peneliti (guru) melaksanakan pembelajaran dengan materi Sholat Berjamaah dengan menggunaan mediaword square.


(60)

45

1) Guru menyiapkan siswa sebelum pelajaran dimulai. Pelaksanaan pembelajaran dengan langkah-langkah yang direncanakan dalam RPP, yaitu:

Kegiatan awal

a) Guru mengucapkan salam “Assalamulaikum Wr.Wb”

b) Guru mengajak siswa berdo’a bersama, dengan membaca

“Bismillahirahmanirrahim” secara bersama-sama

c) Guru menanyakan kabar “bagaimana kabarnya hari ini”. siswa menjawab: Alhamdulilah, Luar biasa, Allahu Akbar... semangat belajar, yess!!!

d) Guru mengecek kehadiran siswa-siswi.

e) Guru melakukan apersepsi dengan menanyakan materi yang sudah dipelajari pada minggu sebelumnya.

f) menyampaikan tujuan pembelajaran.

Kegiatan Inti

a) Siswa mendengarkan penjelasan terkait materi Tata Cara Sholat Berjamaah yang dijelaskanoleh guru.

b) Guru melontarkan pertanyaan kepada siswa c) Siswa menjawab pertanyaan dari guru

d) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya terkait materi yang belum dipahami.


(61)

46

e) Masing-masing siswa mendapat Lembar Kerja Siswa yang telah

diberikan oleh guru.

f) Siswa memperhatikan arahan guru, agar dapat saling menghargai dalam mengerjakan lembar kerja siswa yang diberikan oleh guru. g) Siswa mengerjakan Lembar Kerja Siswa yang diberikanoleh guru.

h) Masing-masing siswa mengumpulkan hasil kerja siswa yang sudah dikerjakan

i) Guru memberi penguatan terhadap jawaban-jawaban pertanyaan dari setiap kelompok.

j) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang pertanyaan yang belum mereka mengerti atau belum terjawab.

k) Siswadan guru bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari

Kegiatan Penutup

a) Siswa melakukan refleksi

b) Guru memberikan umpan balik terhadap apa yang sudah dilakukan demi perbaikan selanjutnya

c) Guru menginformasikan materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya tentang “Praktik Sholat Berjamaah”.

d) Guru dansiswa mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan Hamdalah“Alhamdulillahirobbilalamin” secara bersama-sama.


(62)

47

e) Guru mengucapkan salam “Assalamu’alaikum Warahmatullahhi Wabarokatuh”.

c. Pengamatan (Observing)

Pada tahap ini yang harus dilakukan peneliti adalah:

1. Mengamati perilaku siswa siswi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

2. Memantau kegiatan siswa siswi selama proses kegiatan pembelajaran 3. Mengamati pemahaman tiap-tiap anak terhadap penguasaan materi

pembelajaran yang telah dirancang sesuai dengan tujuan PTK.

Pengmatan pada tahap ini mengenai penerapan media word squre

dalam proses pembelajaran dengan menggunakan instrumen penelitian.

d. Refleksi (Reflection)

Pada tahap ini yang harus dilakukan peneliti adalah:

1. Mencatat hasil observasi: mencatat kendala yang telah terjadi selama penerapan media word square

2. Mengevaluasi hasil observasi: mengevaluasi kendala yang telah terjadi selama peneraapan media word square. Pada tahap ini peneliti bisa melakukan diskusi dengan guru kolaborator untuk mengevaluasi


(63)

48

tindakan yang dilkukan yang mencakup: evaluasi evisiensi dan waktu dari setiap macam tindakan.

3. Menganalisis hasil pembelajaran: pada tahap ini peneliti menganalisis hasil pembelajaran apakah sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam RPP.

4. Menentukan kelemahan-kelemahan yang telah terjadi selama penerapan media word square untuk dijadikan bahan penyusunan rancangan siklus berikutnya.

5. Evaluasi tindakan pada siklus I

Siklus II

a. Perencanaan (Planning)

1. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (rpp) berdasarkan refleksi pada siklus I dan penetapan pemecahan masalah.

2. Pengembangan program tindakan dari siklus I.

b. Pelaksanaan(acting).

Melakukan pembelajaran fiqih materi tata cara sholat berjamaah dengan menggunakan mediaword square sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) hasil refleksi siklus I.


(64)

49

c. Pengamatan (observing).

1. Mengamati perilaku siswa siswi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran siklus II.

2. Memantau kegiatan diskusi atau kerja sama antara siswa-siswi dalam kelompok maupun kelompok lain ketika mengejakan lembar kerja siswa dengan menggunakan media word square pada siklus II.

3. Mengamati pemahaman tiap-tiap anak terhadap penguasaan materi pembelajaran yang telah dirancang sesuai dengan tujuan PTK pada siklus II.

d. Refleksi (reflection)

Melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus I dan siklus II serta diskusi dengan guru kolaborator untuk mengevaluasi untuk membuat kesimpulan atas pelaksanaan pembelajaran fiqih materi tata cara sholat berjamaah melalui model word square dalam meningkatkan pemahaman terhadap mata pelajaran fiqih setelah melaksanakan rangkaian kegiatan mulai dari siklus I sampai ke siklus II.


(65)

50

E. Data dan Cara Pengumpulan 1. Data

Data adalah bahan mentah yang diolah sehingga menghasilkan informasi atau keterangan, baik kualitatif maupun kuantitatif yang menunjukkan fakta.41

Adapun data yang diambil dalam penelitian ini meliputi dua macam, yaitu:

a) Data Kualitatif

Yaitudata yangberhubungan dengan kategorisasi, karateristik yang berwujud pertanyaan atau berupa fakta-fakta. Adapun yang termasuk dalam data kualitatif pada penelitian ini adalah data yang dapat peneliti dari hasil wawancara dengan guru mata pelajaran fiqih, data aktivitas guru juga aktivitas siswa.

b) Data Kuantitatif

Yaitu data yang berwujud angka-angka. Data kuantitatif dalam penelitian ini bisa didapatkan dari jumlah siswa, nilai tes hasil belajar siswa, serta prosentase dan instrument aktivitas guru dan aktivitas siswa.


(66)

51

2. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini diupayakan agar bisa mendapatkan data yang yang benar-benar valid, maka peneliti melakukan pengumpulan data dengan cara sebagai berikut:

a. Wawancara

Wawancara atau interview adalah sebuah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antar pewawancara dengaan responden, atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara.42

Penelitian mengadakan wawancara yang dijadikan sebagai subyek yaitu guru kelas II MI. Muhammadiyah 19 Paciran Lamongan yakni Ibu Darajatul ‘Ula. Teknik wawancara ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang hasil belajar siswa materi tata cara sholat berjamaah sebelum kegiatan PTK dilakukan.

Adapun instrumen yang digunakan pada pengumpulan data adalah sebagai berikut:

1) Pedoman wawancara guru sebelum tindakan(terlampir 3.2)

2) Pedoman wawancara guru sesudah tindakan (terlampir 3.3)

3) Pedoman wawancara siswasetelah tindakan (terlampir 3.4)

42 Burhan Bungin, Metode Penilian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2005), hal.


(67)

52

b. Observasi

Merupakan proses pengamatan atau pengindraan langsung terhadap kondisi, situasi, proses, dan prilaku saat proses pembelajaran berlangsung. Observasi dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar dan penerapan materi yang dilaksanakan guru dengan peneliti.

Adapun Instrumen yang digunakan pada pengumpulan data adalah sebagai berikut:

1) Format lembar observasi aktivitas guru (terlampir 3.5)

2) Format lembar observasi aktivitas siswa (terlampir 3.6)

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah laporan tertulis tentang suatu peristiwa yang isinya terdiri dari penjelasan dan pemikiran terhadap peristiwa tersebut. Dokumen terdiri atas buku-buku, surat, dokumen resmi, foto. Dalam penelitian ini dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data-data yang ada pada lembaga sekolah sebagai penunjang data.

d. Tes

Tes adalah sebuah alat atau prosedur sistematik bagi pengukuran sebuah contoh prilaku. Tes ini digunakan untuk memperoleh data


(68)

53

tentang hasil belajar siswa kelas II materi tata cara sholat berjamaah sebelum dan sesudah adanya tindakan yang dilakukan.

3. Teknik Analisis Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data perpaduan dari data kualitatif dan data kuantitatif. Dengan demikian analisis data dari penelitian ini adalah analisis deskriptif kuantitatif dan deskripsi kualitatif yang dibandingkan pada tiap siklus. Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis data sebagai berikut:

1) Analisis Hasil Aktivitas Guru dan Siswa

Data tentang aktivitas siswa dianalisis dengan menghitung nilai perolehan aktivitas guru dan siswa, rumus menghitung nilai perolehan aktivitas siswa dan guru adalah :

=

100

Keterangan:

P = Nilai perolehan akhir observasi guru/ siswa

f = Skor perolehan observasi guru/ siswa

M = Skor maksimum observasi guru/ siswa

Untuk memberikan makna terhadap penyekoran, maka digunakan ketetapan penilaian terhadap aktivitas guru dan siswa sebagai berikut:


(69)

54

Tabel 3.8

Kriteria ketetapan hasil observasi guru dan siswa

No Kriteria Skor

1. Amat Baik 91-100

2. Baik 81-90

3. Cukup 71-80

4. Kurang 60-70

5. Sangat kurang < 60

2) Analisis Ketuntasan

Penelitian ini menjumlahkan nilai yang diperoleh siswa selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa kelas tersebut sehingga diperoleh nilai rata-rata. Menurut Sudjna, bahwa untuk menghitung rata-rata kelas digunakan rumus sebagai berikut:43

=

∑�

Keterangan:

X : nilai rata-rata

∑X : jumlah semua nilai siswa

N : banyak siswa


(70)

55

Untuk menentukan ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II dapat digunakan rumus:44

P =

� � ℎ � ℎ� � �

100%

Keterangan :

P : prosentase yang akan dicari

Kriteria ketuntasan siswa dikatakan tuntas apabila memperoleh ≥ 65% maksimal. Dan suatu pembelajaran dikatakan efektif jika ketuntasan

klasikalnya ≥ 80% maksudnya jika dalam satu kelas siswa berhasil ≥ 80% maka ketuntasannya tercapai.

F. Indikator Kinerja

Indikator kinerja adalah suatu kriteria yang digunakan untuk melihat tingkat keberhasilan dari kegiatan PTK dalam meningkatkan atau memperbaiki PBM dikelas. Indikator kinerja harus realistik dan data dapat diukur (jelas cara pengukurannya)45.

Adapun indikator yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut :

44Haris Supatno, Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru / PLPG 2008, (Surabaya: Departemen

Unesa, 2008), hal, 185

45


(71)

56

1. Peneitian ini dianggap selesai apabila pemahaman siswa pada pelajaran fiqih materi tata cara sholat berjamaah mencapai KKM 65.

2. Rata-rata pemahaman siswa terhadap materi tata cara sholat berjamaah mencapai ≥ 75

3. Prosentase keberhasilan siswa yang mencapai KKM sebesar ≥ 85%. 4. Skor aktivitas guru mencapai 80

5. Skor aktivitas siswa mencapai 80

G. Tim Peneliti dan Tugasnya

Penelitian tindakan kelas ini menggunakan bentuk kolaborasi. Disini yang menjadi kolaborator adalah guru yang bersangkutan. Selain menjadi kolaborator guru juga berperan sebagai observator bersama-sama dengan peneliti dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas. Mereka bertanggung jawab penuh pada penelitian tindakan kelas ini. Peneliti dan kolaborator terlibat sepenuhnya dalam perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi pada tiap-tiap siklusnya. Adapun tim peneliti dalam penelitian ini adalah:

1. Guru kolaborasi

a. Nama : Darajatul ‘Ula, S.Ag sebagai guru mata pelajaran Fiqih kelas II di MI. Muhammadiyah 19 Paciran Lamongan


(72)

57

b. Tugas : Bertanggung jawab atas semua jenis kegiatan pembelajaran, mengamati pelaksanaan pembelajaran, dan terlibat dalam perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.

2. Peneliti

a. Nama : Novi Hikmatus Tsani b. Status : Mahasiswa

c. Tugas : Menyusun perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi, menyebarkan angket kepada siswa, pelaksana kegiatan, mengamati dan mengisi lembar observasi siswa, melakukan diskusi dengan guru kolaborator, dan menyusun lapora hasil penelitian.


(73)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian serta pembahasan mengenai penelitian tindakan kelas dengan judul ”peningkatan pemahaman materi tentang tata cara sholat berjamaah pada mata pelajaran fiqih melalui media word square di kelas II MI. Muhammadiyah 19 Paciran Lamonganakan dipaparkan dalam bab ini. Dari penelitian yang dilakukan, data yang dikumpulkan meliputi data hasil observasi aktivitas guru, data hasil observasi aktivitas siswa selama proses belajar mengajar, data hasil wawancara dan data penilaian tes tulis siswa pada setiap siklusnya.

Dari hasil penelitian yang dilakukan, peneliti memperoleh data hasil wawancara, data observasi aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung dan data aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran yang digunakan untuk mengetahui pengaruh dalam penerapan media word square

dalam meningkatkan pemahaman siswa pada materi tata cara sholat berjamaah mata pelajaran Fiqih. Sementara hasil tes tulis digunakan untuk mengetahui hasil ketuntasan belajar serta peningkatan pemahaman siswa setelah diterapkannya media word square dalam pelajaran Fiqih pada materi tata cara sholat berjamaah.


(1)

BAB V PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam dua siklus dengan menerapkan media word square dalam pembelajaran Fiqih

materi tata cara sholat berjamaah pada siswa kelas II MI Muhammadiyah 19 Paciran Lamongan, dapat diambil simpulan sebagai berikut:

1. Penerapan media word square pada siswa kelas II MI. Muhammadiyah 19

Paciran Lamongan memerlukan 2 siklus. Setiap sisklusnya siswa melakukan proses pembelajaran yang sama, yaitu mencari jawaban secara vertikal dan horizontal yang terdapat pada kolom word square. Pada siklus I siswa merasa

kebingungan ketika mengerjakan lebar kerja dan penggunaan media yang tidak maksimal. Hal ini dapat dilihat dari hasil aktivitas guru pada siklus I dapat diperoleh 75 (cukup) dan aktivitas siswa dapat diperoleh 65 (cukup). Sedangkan pada siklus II siswa sudah mengalami peningkatan, dimana siswa sudah tau apa yang harus dikerjakan dan dengan adanya media yang bervariasi siswa dapat mengikuti proses pembelajaran dengan bersemangat. Hal ini dapat dilihat dari hasil aktivitas guru pada siklus II dapat diperoleh 89,5 (baik), dan aktivitas siswa dapat diperoleh 82,5 (baik).


(2)

89

2. Peningkatan pemahaman siswa pada materi tata cara sholat berjamaah dengan

menggunakan media word square yang dilakukan pada siklus I dan siklus II

telah mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari adanya peningkatan hasil belajar pada setiap siklusnya. Pada siklus I nilai rata-rata yang didapatkan siswa adalah 62,5 dengan prosentase ketuntasan 43,75% yang

dikategorikan “kurang” karena masih di bawah prosentase yang dikehendaki

yakni 85%, sedangkan nilai rata-rata siklus II diperoleh 77,5 dengan

prosentase ketuntasan 87,5% yang dikategorikan “sangat baik”. Sehingga terjadi peningkatan posentase ketuntasan dari siklus I ke siklus II sebesar

43,75%.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di MI Muhammadiyah 19 Paciran Lamongan, terdapat beberapa saran yang dapat membangun dan meningkatkan kualitas pendidikan yang ada di MI Muhammadiyah 19 Paciran Lamongan. Berikut ini saran yang bisa dijadikan perbaikan:

1. Pada proses pembelajaran,para guru dianjurkan untuk melibatkan seluruh siswa untuk aktif karena guru tidak selalu yang harus memberikan semua materi. Berikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara mandiri dalam mencari pengetahuan yang mereka inginkan, karena dengan membaca mereka akan lebih mengingat dari apa yang telah mereka


(3)

90

temukan dan sebaiknya melakukan pembelajaran yang lebih riil karena

bisa membuat peserta didik lebih paham dan mengerti tentang materi yang diajarkan.

2. Dalam menggunakan berbagai model, media, strategi, pendekatan atau metode pada proses pembelajaran harus disesuaikan dengan karakteristik siswa. Jika model, metode ataupun strategi yang digunakan tidak sesuai dengan karakteristik siswa maka dapat memengaruhi hasil belajar yang didapatkan siswa.


(4)

   

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Aziz. 2010. Fikih Ibadah. (Jakarta: Amzah).

Abdul Wahab Sayyed. 2010. Fiqih Ibadah, (Jakarta: Amzah).

Ahmad. 1996. Tafsir Metodologi Pengajaran Islam. (Bandung: Remaja Rosdakarya).

Arsyad. 2007. Media Pembelajaran. (Jakarta: Raja Grafindo Persada).

Ash Hasbi Shiddieqy. 1994. Kuliah Ibadah, (Jakarta: Bulan Bintang).

Asnawir dan M. Basyiruddin Usman. 2002. Media Pembelajaran. (Jakarta: Ciputat

Pers).

Azhar Arsyad. 2003. Media Pembelajaran. ( Jakarta: PT Raja Grafindo Persada).

Azhar Arsyad. 2003. Media Pembelajaran. (Jakarta: Departemen Pendidikan

Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Tenaga Kependidikan).

Budiyanto. 2012. Peningkatan Hasil Belajar Akhidah Akhlak Dengan Menggunakan Metode Word Square Pada Kelas IV Di MI AL-Barokah Purwokerto

Kabupaten Wonogiri. Skripsi Fakultas Agama Islam. Universitas

Muhammadiyah Ponorogo.

Burhan Bungin. 2005. Metode Penilian Kuantitatif. (Jakarta: Kencana Prenada

Media Grup).

Darajatul Ula. Guru Mata Pelajaran Fiqih. MI Muhammadiyah 19 Lamongan, pada

hari sabtu tanggal 18Januari 2016.

Dia Kurnia Lestari. 2012. Penerapan Model Word Square Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar IPS Kelas III MI. Sunniyah Kisik Kalirejo

Kabupaten Pasuruan.Skripsi Fakultas Ilmu Pendidikan UM.

El-Jazairi. 1991. Pola Hidup Muslim. (Bandung: Remaja Posda Karya).

Gusmitawati Supandi. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Word Square Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Ilmu


(5)

   

   

Pengetahuan Social, Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

Universitas Pakuan

Haris Supatno. 2008. Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru / PLPG 2008,

(Surabaya: Departemen Unesa,)

Ibnu Ahmad Hambal. 1974. Betulkanlah Shalat Anda. (Jakarta: Bulan Bintang).

Imas Kurniasih. 2015. Ragam Pengembangan Model Pembelajaran. (Yogyakarta:

Kata Pena).

John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia.

Kementrian Agama Republik Indonesia. 2010. Mushaf Aisyah Al-Qur’an dan

Terjemah untuk Wanita. (Bandung: Jabal Raudhatul Jannah).

Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitan Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan

Profesi Guru (Jakarta : PT. Raja GrafindoPersada)

Martinis Yamin. 2011. Profesionalisasi Guru dan Implementasi KTSP (Jakarta:

Gaung Persada Press).

Muhaimin. 1996. Strategi Belajar Mengajar. (Penerapannya Dalam Pembelajaran

Agama), (Surabaya : CV. Citra Media).

Muhammad Rifa’i. 2011. Tuntutan Shalat Lengkap. (Semarang: Karya Toko Putra.

Munadi. , 1996. Media Pembelajaran sebuah Pendekatan Baru. (Jakarta: Gaung

Persada).

Mustafa Diibu., 1986. Fiqih Menurut Mazhab Syafi’i. (Semarang: Cahaya Indah).

Nana Sudjana. 1998. Evaluasi Hasil Belajar, (Bandung: Pustaka Mertiana).

Permenag RI No.02 Tahun 2008. Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi

Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah Ibtidaiyah, (Jakarta:

Direktorat Pendidikan Madrasah).

Rido Kurniyanto, dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas, (Surabaya: LAPIS PGMI).

Sulaiman Rasjid. 2001. Fiqih Islam, (Yogyakarta: Sinar Baru Algen Sindo).

Suparmin, dkk. 2013. LKS Fikih Kelas II, (Semarang: Rahma Media Pustaka).


(6)

   

   

Ulum, pembelajaran Fiqih,

http://blogeulum.blogspot.com/2013/02/mata-pelajaran-fiqih.html. diakses pada tanggal 29 Oktober 2015

Zainal Aqib, Model-model, Media dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovativ),