PENINGKATAN PEMAHAMAN MATA PELAJARAN FIQIH MATERI SHOLAT ID MELALUI METODE WORD SQUARE SISWA KELAS 4B MI AL ASYHAR GRESIK.

(1)

SKRIPSI

Oleh :

MEILANI AISYATUR RIDLO D07212054

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH 2016


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

viii ABSTRAK

Meilani Aisyatur Ridlo, 2016; PENINGKATAN PEMAHAMAN MATA PELAJARAN FIQIH MATERI SHOLAT ID MELALUI METODE WORD SQUARE SISWA KELAS 4B MI AL-ASYHAR GRESIK.

Kata kunci: Pemahaman Siswa, Fiqih, Metode Word Square

Mata pelajaran fiqih di Madrasah Ibtidaiyah adalah salah satu bagian mata pelajaran PAI yang diarahkan untuk menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati dan mengamalkan hukum Islam, yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, serta penggunaan pengalaman. Untuk itu siswa harus benar-benar bisa memahami materi yan telah diajarkan. Akan tetapi hasil wawancara peneliti dengan guru fiqih di kelas 4B MI Al-Asyhar Gresik menunjukkan bahwa dari 20 siswa, hanya 25% siswa yang memahami materi, dan selebihnya belum memahami materi tersebut. Hal ini disebabkan karena guru kurang memberikan variasi metode kepada siswa. Berdasarkan hasil wawancara tersebut, peneliti terdorong untuk melakukan perbaikan pengajaran melalui penelitian tindakan kelas dengan menggunakan metode Word Square.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimana penerapan metode Word Squaredalam meningkatan pemahaman mata pelajaran Fiqih materi Sholat Id siswa kelas 4B MI Al-Asyhar Gresik, 2) Bagaimana peningkatan pemahaman mata pelajaran Fiqih materi Sholat Id setelah diterapkan metode

Word Square siswa kelas 4B MI Al-Asyhar Gresik.

Peningkatan pemahaman siswa dalam PTK ini dilakukan dalam dua siklus dengan menggunakan model penelitian dari teory Kurt Lewin, yang mana dalam satu siklus terdapat empat langkah yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Subyek penelitian adalah siswa kelas 4B MI Al-Asyhar. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi, tes dan dokumentasi.

Berdasarkan hasil penelitian, penerapan metode Word Squre dalam meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran Fiqih materi Sholat Id dari siklus I ke siklus berikutnya berjalan sangat baik dengan langkah-langkah sebagai berikut: guru membagikan lembaran kegiatan sesuai arahan yang ada, siswa menjawab soal kemudian mengarsir huruf dalam kotak sesuai jawaban secara vertical, horizontal

maupun diagonal, guru memberikan poin setiap jawaban dalam kotak. Dalam

penerapan metode Word Square diperoleh hasil observasi aktivitas guru pada siklus I 84,5% meningkat menjadi 92,4% pada siklus II dan dari hasil aktivitas siswa pada siklus I 79,1% meningkat menjadi 90,1% pada siklus II, dan peningkatan ketuntasan belajar siswa pada mata pelajaran Fiqih materi Sholat Id dari siklus I 70% meningkat menjadi 90% pada siklus II.


(7)

xi

HALAMAN JUDUL...ii

HALAMAN MOTTO...iii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI...iv

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI...v

HALAMAN PERSEMBAHAN...vi

ABSTRAK...viii

KATA PENGANTAR...ix

DAFTAR ISI...xi

DAFTAR GAMBAR...xiv

DAFTAR LAMPIRAN...xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...1

B. Rumusan Masalah ...6

C. Tindakan yang Dipilih...6

D. Tujuan Penelitian...8

E. Lingkup Penelitian ...8

F. Manfaat Penelitian...9

G. Sistematika Pembahasan ...11

BAB II KAJIAN TEORI A. Pemahaman Siswa...13

1. Pengertian Pemahaman ...13


(8)

xii

2. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Fiqih ...29

3. Ruang Lingkup dan Karakteristik Mata Pelajaran Fiqih ...30

C. Sholat Id ...32

1. Pengertian Sholat Id ...32

2. Waktu Pelaksanaan Sholat Id...35

3. Tata Cara Sholat Id...36

D. MetodeWord Square...38

1. Pengertian MetodeWord Square...38

2. Kelebihan dan KekuranganWord Square ...40

3. Langkah-Langkah pembelajaranWord Square...40

BAB III METODE PTK A. Metode Penelitian...41

B. Subyek dan Setting Penelitian...42

C. Variabel yang Diteliti ...43

D. Rencana Tindakan ...43

E. Data dan Cara Pengumpulannya ...53

F. Indikator Kinerja ...60

G. Tim Peneliti dan Tugasnya...61

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Penggunaan MetodeWord Square...62

1. Siklus I ...62

2. Siklus II ...75

B. Pembahasan………...87

C. Peningkatan Pemahaman Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih Materi Sholat Id ...93


(9)

xiii DAFTAR PUSTAKA

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN RIWAYAT HIDUP


(10)

1 A. Latar Belakang

Fikih adalah suatu ilmu yang mempelajari bermacam-macam hukum Islam dan berbagai macam aturan hidup bagi manusia, baik bersifat individu maupun sosial. Beberapa ulama fikih seperti Imam Abu Hanifah mendefinisikan fikih sebagai pengetahuan seorang muslim tentang kewajiban dan haknya sebagai hamba Allah.1

Mata pelajaran fiqih di Madrasah Ibtidaiyah adalah salah satu bagian mata pelajaran PAI yang diarahkan untuk mnyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati dan mengamalkan hukum Islam, yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, serta penggunaan pengalaman.2

Pembelajaran fiqih merupakan sebuah proses belajar untuk membekali siswa agar dapat mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum Islam secara terperinci dan menyeluruh, baik berupa dalil aqli maupun dalil naqli. Pembelajaran fiqih berarti proses belajar mengajar tentang ajaran islam dalam segi hukum syara’ yang dilaksanakan didalam

1

Nazar Bakry,Fikih dan Ushul Fikih, (Jakarta: Rajawali, 1994), hlm 7.

2


(11)

kelas antara guru dan peserta didik dengan materi dan strategi pembelajaran yang telah direncanakan.3

Mengajar bukan hanya sebuah proses mekanis untuk menyajikan pelajaran dan kemudian menguji siswa, namun mengajar merupakan seni yang menyajikan kreativitas yang sistematis untuk mencapai tujuan pendidikan yang ditetapkan dengan beragam latar belakang siswa. Dengan rancangan pelaksanaan pembelajaran yang dibuat hendaknya dapat mengakomodasi itu semua.4

Tugas utama seorang guru adalah membelajarkan siswa. Ini berarti bahwa bila guru bertindak mengajar, maka diharapkan siwa berajar atau belajar. Dalam kegiatan belajar mengajar disekolah ditemukan hal-hal berikut:1) guru telah mengajar dengan baik. 2) ada siswa belajar dengan giat. 3) ada siswa pura-pura belajar. 4) ada siswa belajar dengan setengah hati. 5) ada siswa yang tidak belajar.5Oleh karena itu guru dituntut untuk memberikan yang terbaik kepada muridnya.

Realitasnya banyak ditemui oleh peneliti bahwa guru menguasai mata pelajaran dengan baik tetapi tidak melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik. Hal ini terjadi karena rendahnya tingkat perencanaan yang harus disiapkan oleh guru sehingga mengakibatkan pembelajaran kurang maksimal. Selain itu, kegiatan pembelajaran yang

3

Dede Rosyada,Hukum Islam dan Pranata Sosial,(Jakarta: PT Raja Grafindo, 1995), hlm 4.

4

Ameliasari T. Kusuma,menyusun PTK itu gampang(Jakarta: Esensi Erlangga group, 2013), hlm 5.

5


(12)

tidak didasarkan pada penggunaan metode pembelajaran sehingga berakibat rendahnya hasil pembelajaran.6

Penyebab utama rendahnya hasil belajar siswa yaitu kurangnya pemahaman siswa dalam materi yang diajarkan, hal ini dikarenakan kegiatan dalam proses pembelajaran yang masih didominasi paradigma mengajar dengan ciri-ciri sebagai berikut: guru aktif menyampaikan informasi, siswa pasif menerima, peserta didik dipaksa mempelajari apa yang diajarkan pendidik dengan sanksi mendapat hukuman jika tidak mengerjakan tugas, tidak dengan menumbuhkan kesadaran dan kebermaknaan dari proses belajar, siswa sangat bergantung pada guru, kesempatan untuk melakukan refleksi dan negosiasi melalui interaksi antar siswa, atau dengan guru juga kurang dikembangkan sehingga proses pembelajaran cenderung kaku, statis, monoton, tidak dialogis dan bahkan membosankan.7

Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara peneliti dengan guru Fiqih di MI Al-Asyhar desa Sugonlegowo Kecamatan Bungah kabupaten Gresik pada tanggal 8 November 2015. Dari hasil wawancara tersebut, masih banyak siswa yang belum memahami materi Sholat Id. Dari 20 siswa yang ada di kelas 4B hanya 25% siswa yang memahami materi, dan selebihnya belum memahami materi tersebut. Hal ini bisa dilihat dari kemampuan siswa kelas 4B MI Al-Asyhar nilainya belum mencapai KKM yang telah ditentukan yaitu 75, dari 20 siswa nilai rata-ratanya 59,5,

6

Hasil observasi kegiatan pembelajaran siswa kelas 4B MI Al-Asyhar, 8 November 2015

7


(13)

Sedangkan siswa yang dapat mencapai nilai KKM 75 hanya 5 siswa atau 25% dari jumlah siswa.8

MI Al-Asyhar merupakan suatu lembaga yang berada di Gresik, tepatnya di Kecamatan Bungah desa Sungonlegowo. Madrasah ini sudah berdiri sejak 1955. Bangunan yang dimiliki cukup bagus, beberapa fasilitas sudah ada, meski kurang lengkap. Sekolah ini tidak hanya tesedia untuk unit MI saja, tapi unit MTs dan MA pun juga tersedia. Tenaga pendidik di MI Al-Asyhar kebanyakan sudah sarjana dari lulusan beberapa perguruan tinggi di Jawa Timur.

Bapak M. Rofi’uddin, S.Ag. adalah guru mata pelajaran fiqih Kelas 4B MI Al-Asyhar, beliau mengajar selama 5 tahun. Ruang kelas 4B ini memiliki fasilitas yang kurang lengkap. Di dalamnya hanya ada jam dinding, kipas angin, lampu, kalender, papan tulis, bangku dan kursi untuk Guru dan siswa. minimnya media pembelajaran yang ada.

Suasana pembelajaran di kelas ini berlangsung aktif dan agak ramai. 8 siswa mengikuti pembelajaran, sedangkan 12 lainnya ada yang bermain dan mengobrol dengan temannya. Proses pembelajaran di kelas 4B dilaksanakan dengan menyusun RPP terlebih dahulu. Namun terkadang aplikasi pembelajaran tidak sesuai dengan apa yang ada di RPP. Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran cenderung konvensional.9

8

Hasil wawancara oleh guru kelas 4B MI Al-Asyhar Gresik, 8 November 2015

9


(14)

Berdasarkan analisis yang dilakukan peneliti, masalah mendasar yang membuat anak kurang memahami materi Sholat Id adalah karena pendekatan yang digunakan guru dalam pembelajaran adalah pendekatan konvensional. Guru menjelaskan dengan metode ceramah sehingga anak hanya pasif menerima penjelasan guru.

Sebagai upaya meningkatkan pemahaman materi Sholat Id siswa kelas 4B MI Al-Asyhar, peneliti ingin mencoba metode yang lebih banyak melibatkan siswa, adanya metode pembelajaran lain dalam menyampaikan pelajaran yaitu dengan metode Word Square. Hal ini dikarenakan Word Square merupakan metode pembelajaran yang memadukan kemampuan menjawab pertanyaan dengan kejelian dalam mencocokkan jawaban pada kotak-kotak jawaban.Word Squaremerupakan penerapan metode bermain yang mana dengan sejumlah pertanyaan terpilih dapat merangsang siswa untuk berfikir efektif, siswa akan mudah tertarik untuk memperhatikan konsep yang sedang dipelajari dan siswa akan lebih mudah memahaminya. Dari paparan peneliti di atas, peneliti merasa tertarik untuk mengangkat masalah dalam penelitian tindakan kelas ini dengan judul :

Peningkatan Pemahaman Mata Pelajaran Fiqih Materi Sholat Id Melalui MetodeWord SquareSiswa Kelas 4B MI Al-Asyhar Gresik”.


(15)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini sebagai berikut :

1. Bagaimana penerapan Metode Word Square dalam meningkatan pemahaman mata pelajaran Fiqih materi Sholat Id siswa kelas 4B MI Al-Asyhar Gresik?

2. Bagaimana peningkatan pemahaman mata pelajaran Fiqih materi Sholat Id setelah diterapkan Metode Word Square siswa kelas 4B MI Al-Asyhar Gresik?

C. Tindakan yang Dipilih

Dari latar belakang tersebut, maka peneliti merasa terdorong untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan menerapkan metode Word Square terhadap peningkatan pemahaman dengan judul “Peningkatan Pemahaman Mata Pelajaran Fiqih Materi Sholat Id Melalui Metode Word Square Siswa Kelas 4B Al-Asyhar Gresik”.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini direncanakan dengan mengunakan dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Sesuai dengan penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan kelas, penelitian ini menggunakan model Kurt Lewin. Pada masing-masing siklus terdiri dari kegiatan sebagai berikut:


(16)

1. Perencanaan (planning)

pada tahap perencanaan peneliti menyusunan instrumen dan skenario penelitian, menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), menyusun instrument observasi, menyiapkan alat peraga/ media dan sumber belajar

2. Tindakan(action)

Tahap ini peneliti melakukan implementasi mengenai metode

Word Square untuk meningkatkan pemahaman siswa yang mengacu pada RPP dan skenario pembelajaran

3. Pengamatan (observation)

Pengumpulan data proses yang berupa lembar observasi guru dan siswa selama proses pembelajaran, untuk selanjutnya diolah, dianalisis dan diinterprestasikan. Pada tahap pengamatan ini hal-hal yang perlu diamati adalah sebagai berikut :

a. Keseluruhan aktifitas guru dan siswa dalam proses kegiatan pembelajaran dengan menggunakan lembar instrument observasi guru dan lembar instrument observasi siswa.

b. Kesesuaian pelaksanaan pembelajaran dengan RPP 4. Refleksi (reflection)

Pada tahap ini peneliti memeriksa instrument penelitian dan catatan hasil observasi, melakukan diskusi dengan guru kolaborator untuk mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan meliputi evaluasi mutu


(17)

dan waktu dari setiap macam tindakan, memperbaiki pelaksanakan tindakan sesuai hasil evaluasi untuk digunakan pada siklus berikutnya.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, maka tujuan pada penelitian ini sebagai berikut :

1. Mengetahui penerapan metode Word Square dalam meningkatan pemahaman Mata Pelajaran Fiqih materi Sholat Id siswa kelas 4B MI Al-Asyhar Gresik.

2. Mengetahui peningkatan pemahaman Mata Pelajaran Fiqih materi Sholat Id setelah diterapkan metode Word Square siswa kelas 4B MI Al-Asyhar Gresik.

E. Lingkup Penelitian

Agar penelitian ini bisa terfokus dan tidak terjadi kesimpangsiuran pembahasan, permasalahan tersebut akan dibatasi pada hal-hal tersebut di bawah ini :

1. Mata Pelajaran Fiqih materi Sholat Id. SK 3. Mengenal ketentuan sholat Id. KD 3.1 Menjelaskan tata cara sholat Id. Indikator 1. Siswa mampu menjelaskan pengertian sholat Id, 2. Siswa mampu menyebutkan macam-macam sholat Id, 3. Siswa mampu menjelaskan waktu pelaksanaan sholat Id, 4. Siswa mampu menjelaskan tata cara sholat Id.


(18)

2. Penelitian tindakan kelas ini dikenakan pada siswa kelas 4B MI Al-Asyhar Gresik.

3. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2015

–2016.

4. Metode yang dipakai adalah metode Word Square untuk meningkatkan pemahaman siswa pada materi Sholat Id.

F. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi siswa

a. Penelitian dilaksanakan agar menjadikan pembelajaran yang aktif, tidak hanya aktif pada guru, tetapi siswa juga berperan langsung dalam pembelajaran yang dilakukan, sehingga pembelajaran yang dilakukan akan mudah diingat oleh siswa.

b. Siswa bisa mendapatkan suasana belajar baru yang lebih menyenangkan sesuai dengan karakteristik mereka yang masih senang bermain-main dan melakukan hal-hal yang mereka suka. 2. Bagi guru

a. Penelitian dilaksanakan agar dapat mengevaluasi pembelajaran yang telah dilakukan, setelah guru dapat mengetahui masalah-masalah yang terdapat di kelas, maka guru akan berusaha untuk


(19)

memecahkan permasalahan, sehingga pembelajaran akan lebih efektive.

b. Mendapatkan ilmu pengetahuan baru dari hasil penelitian dan dapat langsung diterapkan di sekolah terutama dalam proses pembelajaran. Dengan menggunakan metode baru ini diharapkan mengurangi tingkat kejenuhan siswa dalam proses belajar yang selalu sama.

3. Bagi sekolah

Sebagai bahan rujukan bagi sekolah untuk mengadakan bimbingan dan pelatihan bagi guru-guru agar menggunakan metode word square

untuk diterapkan pada mata pelajaran lain. 4. Bagi peneliti

a. Dengan adanya Penelitian tindakan kelas, akan memberikan pengalaman yang sangat berharga buat peneliti, karena secara langsung peneliti akan melihat keadaan kelas, dan mengetahui problematika yang terdapat dikelas, sehingga dari penelitian itu, peneliti dapat belajar sebagai bekal mengajar pada masa yang akan datang.

b. Menambah ilmu pengetahuan dan memperluas wawasan tentang bagaimana penggunaan metode word square sebagai salah satu metode pembelajaran Fiqih.

c. Menjadi motivasi bagi mahasiswa bahwa proses pembelajaran tidak hanya selalu menggunakan buku pegangan dan papan, tapi


(20)

masih banyak strategi ataupun metode lain yang dapat digunakan. Serta dapat menambah perbendaharaan teknik bagi calon guru yang sebentar lagi akan benar-benar terjun ke masyarakat untuk mengabdikan diri dengan ilmu yang dimilikinya.

G. Sistematika Pembahasan

Untuk menghindari tumpang tindih atau berulang-ulangnya pengkajian, dipandang perlu untuk memaparkan sitematika pembahasan.

Bab I adalah pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tindakan yang dipilih, tujuan penelitian, lingkup penelitian, manfaat penelitian dan sistematika pembahasan.

Bab II adalah landasan teori yang mencakup empat bagian. Bagian pertama mencakup kajian teori yang terdiri dari: Pertama, pemahaman siswa meliputi pengertian pemahaman, indikator pemahaman, faktor-faktor yang mempengaruhi pemahaman, dan cara untuk meningkatkan pemahaman. Kedua, tentang mata pelajaran Fiqih meliputi pengertian mata pelajaran Fiqih, Fungsi dan Tujuan mata pelajaran Fiqih, dan ruang lingkup dan karakteristik mata pelajaran Fiqih. Ketiga, tentang Sholat Id meliputi pengertian Sholat Id, Waktu pelaksanaan Sholat Id, dan Tata cara Sholat Id. Keempat, tentang metode Word Square meliputi pengertian metode Word Square, kelebihan dan kekurangan Word Square, dan langkah-langkahWord Square.

Bab III adalah Metode PTK yang memuat tentang Metode penelitian, subjek dan setting penelitian, variable yang diteliti, rencana


(21)

tindakan, data dan cara pengumpulannya, indikato kinerja dan tim peneliti dan tugasnya

Bab IV adalah hasil penelitian yang membahas tentang deskripsi hasil penelitian dan pembahasannya.

Bab V adalah penutupan yang terdiri dari saran dan kesimpulan. Pembahasan ini juga dilengkapi dengan pengantar, abstraksi, daftar kepustakaan dan lampiran-lampiran yang memungkinkan untuk kelengkapan tulisan ini.


(22)

13 BAB II KAJIAN TEORI

A. Pemahaman Siswa

1. Pengertian Pemahaman

Secara bahasa peningkatan adalah proses, cara, perbuatan meningkatkan (usaha, kegiatan, dan sebagainya). Sedangkan pemahaman adalah suatu usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kefahaman terhadap suatu hal, yang dimaksud adalah meningkatkan kefahaman siswa terhadap suatu materi atau topik.10

Pemahaman adalah hasil belajar, misalnya peserta didik dapat menjelaskan dengan susunan kalimatnya sendiri atas apa yang dibacanya atau didengarnya, memberi contoh lain dari yang telah dicontohkan guru dan menggunakan petunjuk penerapan pada kasus lain.11

Berbicara mengenai peningkatan pemahaman, Bloom telah merumuskannya didalam sebuah teori pendidikan yaitu Taksonomi Bloom yang mengklasifikasikan tujuan pendidikan kedalam bentuk domain/ ranah/ kawasan, yaitu:12

10

Depdikbus, Kamus Umum Bahasa Indonesia ( Jakarta: Balai Pusaka, 1989), hlm 51.

11

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), hlm 24.

12


(23)

a. Cognitive Domain/ Ranah Kognitif

Berisi perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir.

Ranah ini terbagi dalam beberapa aspek, yaitu:13

1) Aspek pengetahuan, mencakup ingatan hal-hal yang pernah dipelajari dan disimpan dalam ingatan.

2) Aspek pemahaman, mencakup kemampuan untuk menangkap makna dari bahan yang dipelajari.

3) Aspek penerapan, mencakup kemampuan untuk menerapkan suatu kaidah atau metode bekerja pada suatu kasus/ problem yang konkrit dan baru.

4) Aspek analisis, mencakup kemampuan untuk merinci suatu kesatuan kedalam bagian-bagian, sehingga struktur keseluruhan atau organisasinya dapat difahami dengan baik.

5) Aspek sintesis, mencakup kemampuan untuk membentuk suatu kesatuan atau pola baru.

6) Aspek evaluasi, mencakup kemampuan untuk membentuk suatu pendapat mengenai sesuatu atau beberapa hal, bersama dengan tanggung jawab pendapat itu, yang berdasarkan criteria tertentu.

13


(24)

b. Affektive Domain/ Ranah Afektif

Berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara menyesuaikan diri.

Ranah ini terbagi dalam beberapa aspek, yaitu:14

1) Aspek penerimaan, mencakup kepekaan akan adanya suatu perangsang dan kesediaan untuk memperhatikan rangsangan itu, seperti buku pelajaran atau penjelasan yang diberikan oleh guru.

2) Aspek partisipasi, mencakup kerelaan umtuk memperhatikan secara aktif dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan.

3) Aspek penilaian/ penentuan sikap, mencakup kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap sesuatu dan membawa diri sesuai dengan penilaian itu.

4) Aspek organisasi, mencakup kemampuan untuk membentuk suatu sistem nilai sebagai pedoman dan pegangan dalam kehidupan.

5) Aspek pembentukan pola hidup, mencakup kemampuan untuk menghayati nilai-nilai kehidupansedemikian rupa, sehingga menjadi milik pribadi (internalisasi) dan menjadi pegangan nyata dan jelas dalam mengukur kehidupannya sendiri.

14


(25)

c. Psychomotoric Domain/ Ranah psikomotorik

Berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek keterampilan motorik, seperti tulisan tangan, mengetik, berenang, dan mengoperasikan mesin.

Ranah ini terbagi dalam beberapa aspek, yaitu:15

1) Aspek persepsi, mencakup kemampuan untuk mengadakan diskriminasi yang tepat antara dua perangsang atau lebih, berdasarkan pembedaan antara ciri-ciri fisik yang khas pada masing-masing rangsasngan.

2) Aspek kesiapan, mencakup kemampuan untuk menempatkan dirinya dalam keadaan akan memulai suatu gerakan atau rangkaian gerakan.

3) Aspek gerakan terbimbing, mencakup kemampuan untuk melakukan suaturangkaian gerak-gerik, sesuai dengan contoh yang diberikan (imitasi).

4) Aspek gerakan yang terbiasa, mencakup kemampuan untuk melakukan suatu rangkaian gerak-gerik dengan lancar, karena sudah dilatih secukupnya, tanpa memperlihatkan lagi contoh yang diberikan.

5) Aspek gerakan kompleks, mencakup kemampuan untuk melaksanakan suatu keterampilan, yang terdiri atas beberapa komponen, dengan lancar, tepat dan efisien.

15


(26)

6) Aspek penyesuaian pola gerakan, mencakup kemampuan untuk mengadakan perubahan dan penyesuaian pola gerak-gerik dengan kondisi setempat atau dengan menunjukkan suatu arah keterampilan yang telah mencapai kemahiran.

7) Aspek kreatifitas, mencakup kemampuan untuk melahirkan aneka pola gerak-gerik yang baru, seluruhnya atas dasar prakarsa dan inisiatif sendiri.16

2. Indikator Pemahaman

Indikator pemahaman menunjukkan bahwa pemahaman mengandung makna lebih luas atau lebih dalam dari pengetahuan. Dengan pengetahuan, seseorang belum tentu memahami sesuatu yang dimaksud secara mendalam, hanya sekedar mengetahui tanpa bisa menangkap makna dan arti dari sesuatu yang dipelajari. Sedangkan dengan pemahaman, seseorang tidak hanya bisa menghafal sesuatu yang dipelajari, tetapi juga mempunyai kemampuan untuk menangkap makna dari sesuatu yang dipelajari juga mampu memahami konsep dari pelajaran tersebut.17

16

Winkel, Psikologi Pengajaran, (Yogyakarta: Media Abdi, 2004), hlm 272-279.

17


(27)

Tabel 1.12: Kategori Hubungan dan Dimensi Proses Kognitif. 18

Kategori proses kognitif (Memahami)

Contoh

2.1 Mengartikan

Contoh, menguraikan dengan kata-kata sendiri dalam pidato

2.2 Memberikan contoh

Contoh, memberikan contoh macam-macam gaya lukisan artistic

2.3 Mengklasifikasi

Contoh, mengamati atau

menggambarkan kasus kekacauan mental

2.4 Menyimpulkan

Contoh, menulis kesimpulanpendek dari kejadian yang ditayangkan video

2.5 Menduga

Contoh, mengambil kesimpulan dasar-dasar contoh dari pembelajaran bahasa asing

2.6 Membandingkan

Contoh, membandingkan peristiwa-peristiwa sejarah dengan situasi sekarang

2.7 Menjelaskan

Contoh, menjelaskan penyebab

peristiwa penting di prancis abad ke 18

18

Wowo Sunaryo Kuswana, Taksonomi Kognitif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), hlm 117.


(28)

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemahaman

Pencapaian terhadap Tujuan Intruksional Khusus (TIK) merupakan tolak ukur awal dari keberhasilan suatu pembelajaran. Secara procedural, siswa dapat dikatakan berhasil dalam belajar ketika mereka dapat mencapai tuuan pembelajaran yang ditentukan, baik melalui tes-tes yang diberikan guru secara langsung dengan Tanya jawab atau melalui tes sumatif dan tes formatif yang dilakukan olh lembaga pendiikan dengan baik. Kategori baik ini dilihat dengan tingkat ketercapaian KKM. Untuk itu pasti terdapat hal-hal yang melatarbelakangi keberhasilan belajar siswa.19

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pemahaman sekaligus keberhasilan belajar siswa ditinjau dari segi kemampuan pendidikan adalah sebagai berikut:20

a. Tujuan

Tujuan adalah pedoman sekaligus sebagai sarana yang akan dicapai dalam kegiatan belajar mengajar. Perumusan tujuan akan mempengaruhi kegiatan pengajaran yang dilakukan oleh guru sekaligus mempengaruhi kegiatan belajar siswa . dalam hal ini tujuan yang dimaksud adalah pembuatan. Tujuan Intruksional Khusus (TIK) oleh gurur yang berpedoman pada pada Tujuan Intruksional Umum. Penulisan Tujuan Intruksional Khusus (TIK)

19

Ibid, hlm 288.

20


(29)

ini dinilai sangat penting dalam proses belajar mengajar, dengan alasan:21

1) Membatasi tugas dan menghilangkan kekaburan dan kesulitan di dalam pembelajaran.

2) Menjamin dilaksanakannya proses pengukuran dan penilaian yang tepat dalam menetapkan kualitas dan efektifitas pengalaman belajar siswa.

3) Dapat membantu guru dalam menentukan strategi yang optimal untuk keberhasilan belajar.

b. Guru

Guru adalah tenaga pendidikan yang memberikan sejumlah ilmu pengetahuan pada peserta didik di sekolah. Guru adalah orang yang berpengalaman dalam bidang profesinya. Di dalam satu kelas peserta didik satu berbeda dengan lainnya. Untuk itu setiap individu berbeda tingkat keberhasilan belajarnya.22

Dalam keadaan yang demikian itu seorang guru dituntut untuk memberikan suatu pendekatan atau belajar yang sesuai dengan keadaan peserta didik akan mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

21

Ivor K. Davies, Pengelolaan Belajar, (Jakarta: CV. Rajawali Pers, 1991), hlm 96.

22


(30)

c. Peserta didik

Peserta didik adalah orang yang dengan sengaja datang ke sekolah untuk belajar bersama guru dan teman sabayanya. Mereka memiliki latar belakang yang berbeda, bakat, minat dan potensi yang berbeda pula. Sehingga dalam satu kelas pasti terdiri dari peserta didik yang bervariasi karakteristik dan kepribadiannya. 23

Hal ini berakibat pada berbeda pula cara penyerapan materi atas tingkat pemahaman setiap peserta didik. Dengan demikian dapat diketahui bahwa peserta didik adalh unsur manusiawi yang mempengaruhi kegiatan belajar mengajar sekaligus hasil belajar atas pemahaman peserta didik.

d. Kegiatan Pengajaran

Kegiatan Pengajaran adalah proses terjadinya informasi antara guru dengan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar. Kegiatan pengajaran ini merujuk pada proses pembelajaran yang diciptakan guru dan sangat dipengaruhi oleh bagaimana keterampilan guru dalam mengolah kelas. komponen-komponen tersebut meliputi: pemilihan strategi pembelajaran, penggunaan media dan sumber belajar, pengajaran guru, sarana prasarana pendukung. Kesemuanya itu akan sangat membentuk kualitas belajar siswa. Dimana hal-hal

23

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zaini, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1996), hlm 126.


(31)

tersebut jika dipilih dan digunakan secara tepat, maka akan menciptakan suasana belajar yang PAKEMI (Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif Menyenangkan dan Inovatif).24

e. Suasana evaluasi

Keadaan kelas yang tenang, aman dan disiplin juga berpengaruh terhadap tingkat pemahaman peserta didik pada materi (soal) ujian yang sedang mereka kerjakan. Hal itu terkait denga konsentrasi dan kenyamanan siswa. Mempengaruhi bagaimana siswa memahami soal berarti pula mempengaruhi jawaban yang diberikan siswa. Jika hasil belajar siswa tinggi, maka tingkat keberhasilan proses belajar mengajar akan tinggi pula.25

f. Bahan dan alat evaluasi

Bahan dan alat evaluasi adalah salah satu komponen yang terdapat dalam kurikulum yang digunakan untuk mengukur pemahaman siswa. Alat evaluasi memiliki cara-cara dalam menyajikan bahan evaluasi, misalnya dengan memberikan butir soal bentuk benar salah (true-false), pilihan ganda (multiple-choice), menjodohkan (matching) , melengkapi (completation), dan essay. Dalam penggunaannya, guru tidak harus memilih

24

Ibid, hlm 127.

25


(32)

satu alat evaluasi tetapi bisa menggunakan lebih dari satu alat evaluasi.26

Penguasaan secara penuh (pemahaman) siswa tergantung pada bahan evaluasi atau soal yang diberikan guru kepada siswa. Jika siswa telah mampu mengerjakan atau bahan evaluasi dengan baik, maka siswa dapat dikatakan paham terhadap materi yang diberikan.

4. Cara Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa

Setelah diketahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pemahaman maka diketahui pula kalau pemahaman dapat dirubah. Pemahaman sebagai salah satu keampuan manusia yang bersifat fleksibel, sehingga pasti ad acara untuk meningkatkannya. Berdasarkan keterangan para ahli, dapat diketahi bahwa cara tersebut merupakan segala upaya perbaikan terhadap keterlaksanaan factor diatas yang belum berjalan secara maksimal.

Berikut adalah langkah-langkah yang dapat digunakan dalam upaya meningkatan pemahaman siswa: 27

a. Memperbaiki proses pengajaran

Langkah ini merupakan langkah awal dalam meningkatkan proses pemahaman siswa dalam belajar. Proses pengajaran tersebut melipiti: memperbaiki tujuan pembelajaran, bahan (materi) ,pembelajaran strategi, metode, dan media yang tepat serta

26

Ibid, hlm 130.

27


(33)

pengadaan evaluasi belajar. Yang mana evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan. Tes ini bisa berupa tes formatif, tes subsubmatif dan sumatif.

b. Adanya kegiatan bimbingan belajar

Keiatan bimbingan belajar merupakan bantuan yang diberikan kepada individu tertentu agar mencapai taraf perkembangan dan kebahagiaan secara optimal. Adapun tujuan dari kegiatan bimbingan belajar adalah:28

1) Mencarikan cara-cara belajar yang efektif dan efisien bagi siswa.

2) Menunjukkan cara-cara mempelajari dan menggunakan buku pelajaran.

3) Memberikan informasi dan memilih bidang studi sesuai dengan bakat, minat, kecerdasan, cita-cita dan kondisi fisik atau kesehatannya.

4) Membuat tugas sekolah dan mempersiapkan diri dalam ulangan atau ujian.

5) Menunjukkan cara-cara mengatasi kesulitan belajar. c. Menumbuhkan waktu belajar

Berdasarkan perumusan Jhon Aharoil (1963) dalam observasinya mengatakan bahwa bakat untuk suatu bidang studi

28


(34)

tertentu ditentukan oleh tingkat belajar siswa menurut waktu yang disediakan pada tingkat tertentu.29

Ini megandung arti bahwa waktu yang tepat untuk mempelajari suatu hal akan memudahkan sesorang dalam mengerti hal tersebut dengan cepat cepatdan tepat.

d. Pengadaan umpan balik (feedback) dalam belajar

Umpan balik merupakan respon terhadap akibat pebuatan dari tindakan kita dalam belajar. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa guru harus sering mengadakan umpan balik sebagai pemahaman belajar. Hal ini dapat diberikan kepastian kepada siswa terhadap hal-hal yang masih dibingungkan terkait materi yang dibahas dalam pembelajaran. Juga dapat dijadikan tolak ukur guru atau kekurangan-kekurangan dalam penyampaian materi. Yang paling penting adalah dengan adanya umpan balik, jika terjadi kesalahan pemahaman pada siswa akan memperbaiki kesalahannya.30

e. Motivasi Belajar

Menurut Mc. Donald, motivation is a energy change within the person characterized by affective arousal and anticipatory goal reactions. Motivasi adalah perubahan energy dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi

29

Mustaqim dan Abdul Wahid, Psilkologi Pendidikan, (Jakarta: Rinek Cipta, 2003), hlm 13.

30


(35)

untuk mencapai tujuan.31 “perubahan energy dalam diri seseorang itu berbentuk suatu aktivitas nyata berupa kegiatan fisik. Karena seseorang mempunyai motivasi yang kuat untuk mencapainya dengan segala upaya yang dapat dia lakukan untuk mencapainya.32

Dalam kegiatan belajar motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa dapat yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar dapat tercapai.33

f. Pengajaran perbaikan (Remedial Teaching)

Remedial Teaching adalah upaya perbaikan terhadap pembelajaran yang tujuannya belum tercapai secara maksimal. Pembelajaran remidi ini dilakukan oleh guru terhadap siswanya dalam rangka mengulang kembali materi pelajaran yang mendapatkan nilai kurang memuaskan sehingga setelah dilakukan pengulangan tersebut siswa dapat meningkatkan hasil belajar lebih baik.

31

Oemar Hamalik, Proses Belajar Menajar (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007), hlm 115.

32

Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002), hlm 114.

33


(36)

Pengajaran perbaikan biasanya mengandung kegiatan-kegiatan sebagai brikut:34

1) Mengulang pokok bahasan seluruhnya

2) Mengulang bagian dari pokok bahasan yang hendak dikuasai 3) Memecahkan masalah atau menyelesaikan soal-soal secara

bersama-sama

4) Memberikan tugas khusus g. Keterampilan mengadakan variasi

Keterampilan mengadakan variasi dalam pembelajaran adalah suatu kegiatan dalam proses interaksi belajar mengajar yang menyenangkan. Ditujukan untuk mengatasi kebosanan siswa pada strategi pembelajaran yang monoton. Sehingga dalam situasi belajar mengajar siswa senantiasa aktif dan berfokus pada materi pelajaran yang disampaikan.35

B. Mata Pelajaran Fiqih

1. Pengertian Mata Pelajaran fiqih

Mata pelajaran fiqih adalah salah satu bagian dari Pendidikan Agama Islam yang mempelajari tentang fiqih ibadah, terutama menyangkut pengenalan dan pemahaman tentang cara-cara pelaksanaan rukun Islam mulai dari ketentuan dan tata cara pelaksanaan taharah, shalat, puasa, zakat, sampai dengan pelaksanaan

34

Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002), hlm 25.

35


(37)

ibadah haji, serta ketentuan tentang makanan dan minuman, khitan, qurban, dan cara pelaksanaan jual beli dan pinjam meminjam.36

Sedangkan kata fiqih itu sendiripun memiliki arti, Fiqih menurut

bahasa “tahu atau faham, atau pemahaman yang mendalam yang

membutuhkan pengarahan potensi akal. Abdul Wahhab Khallaf

berpendapat bahwa fiqih adalah “hukum-hukum syara’ yang bersifat

praktis (amaliah) yang diperoleh dari dalil-dalil yang rinci”. 37

Sedangkan menurut istilah yang digunakan para ahli fiqih (fuqaha), fiqih merupakan ilmu pengetahuan yang membicarakan atau membahas tentang hukum-hukum islam yang bersumber pada

Al-Qu’an, as-Sunnah dan dalil-dalil terperinci.38

Ibnu Al-Qoyyim mengatakan bahwa fiqih lebih khusus daripada faham, yakni pemahaman mendalam terhadap berbagai isyarat

Al-Qur’an, secara tekstual maupun kontekstual. Tentu saja, secara logika,

pemahaman akan diperoleh apabila sumber ajaran yang dimaksudkan bersifat tekstual maupun kotekstual. Hasil dari pemahaman terhadap teks-teks ajaran islam disusun secara sistematis agar mudah diamalkan. Oleh karena itu, ilmu fiqih merupakan ilmu yang mempelajari ajaran islam yang disebut dengan syariat yang besifat amaliah (praktis) yang diperoleh dari dalil-dalil yang sistematis.39

36A. Syafi’I Karim,

Fiqih Ushul Fiqih, (Bandung: Pustaka, 2006), hlm 11.

37

Totok Jumantoro dan Samsul Munir, Kamus Ilmu Ushul Fiqih, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), hlm 64.

38

Murni Djamal , Methodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Departemen Agama RI, 1986), hlm 2.

39


(38)

Dari definisi-definisi diatas dapat disimpulkan, bahwa Fiqih adalah

ilmu yang menjelaskan tentang hukum syari’ah, yang berhubungan

dengan segala tindakan manusia baik berupa ucapan ataupun perbuatan. Pembelajaran Fiqih adalah sebuah proses belajar untuk membekali siswa agar dapat mengetahui dam memahami pokok-pokok hokum islam secara terperinci dan menyeluruh, baik berupa dalil aqli atau naqli.40

2. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Fiqih a. Fungsi Pembelajaran Fiqih

Mata pelajaran fiqih di Madrasah Ibtidaiyah berfungsi mengarahkan dan mengantarkan peserta didik agar dapat memahami pokok-pokok hukum islam dan tata cara pelaksanaannya untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehingga menjadi muslim yang selalu taat menjalankan syariat islam secara

Kaaffah (sempurna). 41 b. Tujuan Pembelajaran Fiqih

Tujuan dari fiqih adalah menerapkan aturan-aturan atau hukum-hukum dalam kehidupan. Sedangkan tujuan dari penerapan aturan-aturan itu untuk mendidik manusia agar memiliki sikap dan karakter taqwa dan menciptakan kemaslahatan bagi manusia. Kata

“taqwa” adalah kata yang memiliki makna luas yang mencakup

40

Ibid, hlm 13.

41Ahmad Rofi’i,

Pembelajaran Fiqih, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2009), hlm 6.


(39)

semua karakter dan sikap yang baik. Dengan demikian fiqih dapat digunakan untuk membentuk karakter.42

Mata pelajaran fiqih di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan untuk membekali peserta didik agar dapat:43

a. Mengetahui dan memahami pokok-pokok hokum islam secara terperinci dan menyeluruh, baik berupa dalil naqli dan aqli, melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hokum islam dengan benar.

b. Mengetahui dan memahami cara-cara pelaksanaa hukum Islam baik yang menyangkut aspek ibadah maupun muamalahuntuk dijadikan pedoman hidup dalam kehidupan pribadi dan social. c. Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan huku islam dengan

baik dan benar sebagai perwujudan dari ktaatan dalam menjalankan ajaran agama islam baik dalam hubungan manusia dengan Allah SWT dengan diri manusia itu sendiri.

3. Ruang lingkup dan Karakteristik Mata Pelajaran Fiqih a. Ruang lingkup Mata Pelajaran Fiqih

Ruang lingkum mata pelajaran fiqih di Madrasah Ibtidaiyah meliputi:44

42

Ibid, hlm 7.

43

Permenag RI No.02 Tahun 2008, Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah Ibtidaiyah, (Jakarta: Direktorat Pendidikan Madrasah, 2008), hlm 34.

44

Permenag RI No.02 Tahun 2008, Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah Ibtidaiyah, (Jakarta: Direktorat Pendidikan Madrasah, 2008), hlm 23.


(40)

1) Fiqih ibadah, yang menyangkut: pengenalan dan pemahaman tentang cara pelaksanaan rukun islam yang baik dan benar, seperti: tata cara thaharah, sholat, puasa, zakat, dan ibadah haji. 2) Fiqih Muamalah, yang menyangkut: pengenalan dan

pemahaman ketentuan makan dan minum yang halal dan haram, khitan, kurban, serta tata cara pelaksanaan jual beli dan pinjam meminjam.

b. karakteristik Mata Pelajaran Fiqih

Mata Pelajaran fiqih yang merupakan bagian dari pelajaran agama di Madrasah mempunyai ciri khas dibandingkan dengan pelajaran lainnya, karena pada pelajaran tersebut memikul tanggung jawab untuk dapat memberi motivasi dan kompensansi sebagai manusia yang mampu memahami, melaksanakan dan mengamalkan hukum islam yang berkaitan dengan ibadah mahdhoh dan muamalah serta dapat mempraktekkannya dengan benar dalam kehidupan sehari-hari.

Disamping mata pelajaran yang mempunyai ciri khusus juga materi yang diajarkannya mencakup ruang lingkup yang sangat luas yang tidak hanya dikembangkan dikelas, penerapan hokum Islam yang ada di dalam mata pelajaran fiqih pun harus sesuai dengan yang berlaku dalam masyarakat.45

45


(41)

C. Sholat Id

1. Pengertian Sholat Id

Sholat Id adalah sholat Sunnah 2 rokaat yang dilaksanakan satu tahun sekali pada dua hari raya yaitu hari raya Idul Fitri dan hari raya Idul Adha yang sering dikenal dengan sholat Idain. Sholat ini dilaksanakan umat islam untuk menyambut ke dua hari raya sehingga disebut dengan istilah Idain artinya dua hari raya. 46 Adapun ke dua hari raya yaitu:

a. Sholat Idul Fitri

Idul Fitri berasal dari Bahasa Arab yaitu dari kata Id dan Fitri. Kata Id berarti kembali dan kata Fitri berarti suci atau bersih. Jadi kata Idul Fitri berarti kembali menjadi suci. Sholat Idul Fitri adalah sholat Sunnah dua rokaat yang dilaksanakan oleh seluruh umat islam setiap tanggal 1 syawal. Sholat ini dilaksanakan setelah kaum muslimin melaksanakan puasa Ramadhan sebulan penuh.47

Di Indonesia hari raya Idul Fitri sudah popular, seluruh umat islam melaksanakan sholat ini, karena hari raya Idul Fitri dijadikan peristiwa tersendiri untuk dapat brkumpul dan bersilaturrahmi dengan keluarga dan seluruh masyarakat baik di kampong, desa maupun kota. Hari raya ini adalah hari raya yang sangat istimewa karena juga sebagai hari kemenangan umat Islam

46

Syekh Zainuddin Al-Malibari Asy-Syafi’I, Fathul Muin, (Kudus: Menara Kudus, 1984), hlm 268.

47

Ainul Yakin Makki Abdullah, Fiqih (Untuk Madrasah Ibtidaiyah yang Sederajat kelas 4),


(42)

setelah selama satu bulan melaksanakan ibadah puasa Ramadhan yang diakhiri dengan pembagian Zakat Fitrah.

Hal- hal yang disunnahkan sebelum Shalat Idul Fitri adalah : 48

1) Mandi sebelum berangkat ke tempat shalat

2) Memakai pakaian yang paling bagus dari yang dimiliki 3) Makan dan minum terlebih dahulu sebelum shalat Id 4) Memakai wangi-wangian

5) Melewati jalan yang berbeda ketika berangkat dan pulang dari Shalat Id

6) Mendengarkan khutbah Idul Fitri

7) Mengumandangkan takbir dari terbenamnya matahari akhir bulan Ramadhan sampai selesainya pelaksanaan shalat Id. b. Shalat Idul Adha

Shalat Idul Adha adalah shalat sunnah 2 rekaat yang dilaksanakan ummat Islam setiap tanggal 10 Zulhijjah. Idul Adha berasal dari kata Id dan Adha. Id berarti kembali dan Adha berarti qurban. Jadi, kata Idul Adha berartikembali berqurban, maksudnya kembali melakukan penyembelihan hewan qurban, sehingga dapat disebut juga dengan istilah Idul Qurban. Idul Adha dapat disebut juga dengan istilah Idul Haji karena pada tanggal 10 Zulhijjah

48


(43)

tersebut umat Islam yang menunaikan ibadah haji telah menyelesaikan rangkaian ibadah haji.49

Rangkaian Shalat Id ini senantiasa dikaitkan dengan penyembelihan hewan Qurban baik sapi, kerbau, maupun kambing yang dilaksanakan selama 4 hari yaitu tanggal 10 Zulhijjah ( Hari Raya Idul Adha) dan tanggal 11,12,13 Zulhijjah atau juga disebut hari Tasyrik. Sebagaimana firman Allah dalam Al-qur’an surat Al -Kautsar ayat 2:50







Artinya: maka dirikanlah sholat dan berkorbanlah

Hal-hal yang dikerjakan sebelum melaksanakan shalat Idul Adha adalah sebagai berikut:51

1) Mandi terlebih dahulu

2) Memakai pakaian yang paling bagus dari yang dimiliki 3) Tidak makan dan minum sebelum shalat Id

4) Memakai wangi-wangian

5) Melewati jalan yang berbeda ketika berangkat dan pulang dari tempat Shalat Id

6) Mendengarkan khutbah Idul Adha

49

Ibid, hlm 64.

50

Departemen Agama, Al-Qur’an Terjemah., hlm 602.

51


(44)

7) Mengumandangkan takbir mulai malam tanggal 10 sampai dengan tanggal 13 Zulhijja.

2. Waktu pelaksanaan Sholat Id

Salat idul fitri dilaksanakan pada tanggal 1 syawal yaitu sejak matahari terbit dua penggalah sampai tergelincirnya matahari atau mulai pukul 06.30 sampai pukul 11.30. Sedangkan salat idul adha dilaksanakan pada tanggal 10 dzulhijah yaitu pada pagi hari pikul 06.00 sampai 11.30.

Sebagai orang Islam kita tidak lepas adanya ketentuan-ketentuan yang selalu mengikat baik hukum sunah maupun wajib. Ketentuan shalat Idul fitri dan idul adha perlu dihayati dan dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari agar mendapat manfaat dan hikmahnya. Diantara manfaat dan hikmah idain adalah:52

Hikmah yang terkandung dari hari raya Idul Fitri adalah:

a. Meningkatkan kasih sayang kepada fakir miskin b. Mempererat hubungan persaudaraan

c. Menyempurnakan pahala ibadah pada bulan Ramadhan.

d. Lebih menekatkan diri kepada Allah Swt melalui takbir, tahmid dan tahlil, serta dzikir dan doa

e. Menghapuskan dosa dan kesalahan terhadap orang lain dengan saling memaafkan.

52


(45)

Hikmah yang terkandung pada Idul Adha:53

a. Tanggung jawab sebagai pondasi aktivitas. Nabi Ibrahim AS mencontohkan tingginya rasa tanggung jawab itu dalam menunaikan tugasnya. Ia berupaya istiqamah terhadap amanah yang diembannya.

b. Semangat yang tinggi dalam menjalani sebuah pengorbanan seperti yang dicontohkan Nabi Ibrahim dan keluarganya yang harus merelakan buah hatinya di Makkah yang masih tak berpenduduk saat itu.

c. Kemampuan bekerjasama dengan pihak lain. Nabi Ibrahim dan Ismail mencontohkan kerjasama yang apik di saat mengutarakan maksudnya hendak mengorbankan putranya karena menjalankan perintah Allah Swt. Bak gayung bersambut, Ismail dengan lapang dada merespon dengan baik maksud ayahnya. Kendati yang disambelih ternyata seekor domba, karena Allah tidak menghendaki qurban dalam bentuk manusia, tetapi dalam bentuk hewan.

3. Tata Cara Sholat Id

Syarat dan rukun salat id sama dengan salat fardu. Bedanya pada niat dan takbir. Salat idul; fitri terdapat 12 kali takbir. Yaitu 7 kali takbir pada rekaat pertama dan 5 kali takbir pada rekaat kedua.

53


(46)

Adapun niat salat id : 54

a. Niat Salat Idul fitri

ِرْطِفْلاِدْيِعةَنس ْيِ لصا

ىلاعت ِ ِلاًم ْومْأم ِنْيتعْكر

Artinya : saya sengaja salat sunah idul fitri dua rekaat sebagai

makmum karena Allah ta’ala.

b. Niat salat idul Adha

ىلاعت ِ ِلاًم ْومْأم ِنْيتعْكر ىحْض ْْاِدْيِعةَنس ْيِ لصا

Artinya : saya sengaja salat sunah idul adha dua rekaat sebagai

makmum karena Allah ta’ala.

Adapun tata cara ( kaifiat ) salat Idul Fitri adalah :55

a. Tidak terdapat adzan dan iqomah b. Menghadap kiblat

c. Niat

d. Mengerjakan salat Idul Fitri 2 Rekaat dengan berjamaah

e. Disunahkan takbir 7 kali pada rekaat pertama dan 5 kali pada rekaat ke dua

f. Mengangkat kedua tangan setinggi bahu setiap kali takbir g. Imam menyaringkan bacaan salat

54

As-shiddiq Quraisy, Fasholatan Lengkap Menggunakan Bahasa Jawa, (Surabaya: Wisma Pustaka, 1981), hlm 138.

55

Anis Tanwir Hadi, Pengantar Fiqih 4, (Solo: PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2009), hlm 66.


(47)

h. Dibacakan Khotbah setelah selesai salat i. Khotbah salat Idul Fitri diawali dengan takbir

Dalam pelaksanaan salat idul adha terdapat 12 kali takbir. Adapun tata cara salat Idul Adha adalah :56

a. Tidak terdapat adzan dan iqomah b. Menghadap kiblat

c. Niat

d. Mengerjakan salat Idul Adha 2 Rekaat dengan berjamaah

e. Disunahkan takbir 7 kali pada rekaat pertama dan 5 kali pada rekaat ke dua

f. Mengangkat kedua tangan setinggi bahu setiap kali takbir g. Imam menyaringkan bacaan salat

h. Dibacakan Khotbah setelah selesai salat i. Khotbah salat Idul Fitri diawali dengan takbir

D. Metode Word Square

1. Pengertian Metode Word Square

Word Square (Acak Kata) adalah permaian menemukan kata kata tertentu dalam kolom yang tersusun secara acak. Mencari dan menemukan kata dalam pembelajaran melalui metode Word Square

(Acak Kata) adalah aktivitas yang dilakukan siswa dengan cara mencari sampai tahap menemukan kata, kata yang dicari adalah

56


(48)

kosakata yang mengandung arti dari materi ajar diantara sederet kata-kata yang tersusun secara acak.57

Word square adalah model pengembangan dari metode ceramah yang diperkaya dan berorientasi pada keaktifan siswa dalam pembelajaran model ini juga model yang memadukan kemampan menjawab pertanyaan dengan kejelian dalam mencocokkan jawaban pada kotak-kotak jawaban.

Model ini sedikit mirip dengan mengisi teka-teki silang, akan tetapi perbedaan yang mendasar adalah model ini sudah memiliki jawaban, namun disamarkan dengan menambah kotak tambahan dengan sembarang huruf atau angka penyama atau pengecoh.58

Istimewanya model pembelajaran ini adalah bisa dipraktikkan untuk semua mata pelajaran. Hanya tinggal bagaimana guru dapat memprogram sejumlah pertanyaan terpilih yang dapat merangsang siswa untuk bisa berpiki efektif.

Metode pembelajaran Word square secara teknis adalah kegiatan belajar mengajar dengan cara guru membagikan lembar kegiatan atau lembar kerja sebagai alat untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang telah diajarkan. Adapun instrument utama metode ini adalah lembar kegiatan atau kerja berupa pertanyaan

57

Alamsyah Said dan Andi Budimanjaya, 95 Strategi Mengajar MultipleIntelligences (Mengajar Sesuai Kerja Otak dan Gaya Belajar Siswa), (Jakarta: Prenadameda Group, 2015), hlm 107.

58

Model Pembelajaran Word Square di akses dari

https://rumahdesakoe.blogspot.co.id/2011/05/model-pembelajaran-word-square.html?m=1 pada tanggal 26 November 2015.


(49)

atau kalimat yang perlu dicari jawabannya pada susunan huruf acak pada kolom yang telah disediakan.

2. Kelebihan dan kekurangan Word Swuare a. Kelebihan Word Square ini antara lain: 59

1) Dapat mendorong pemahaman siswa terhadap materi pelajaran 2) Siswa akan terlatih untuk disiplin

3) Sebagai latihan untuk bersikap teliti dan kritis 4) Merangsang siswa untuk berfikir efektif b. Kekurangan Word Swuare ini antara lain:60

1) Dengan materi yang telah dipersiapkan, akhirnya dapat menumpulkan kreatifitas siswa.

2) Siswa tinggal menerima bahan mentah

3) Siswa tidak dapat mengembangkan materi yang ada dengan kemampuan atau potensi yang dimilikinya.

3. Langkah-langkah pembelajaran Word Square 61

a. Guru menyampaikan materi sesuai dengan tujuan pembelajaran materi tersebut.

b. Guru membagikan lembaran kegiatan sesuai arahan yang ada c. Siswa menjawab soal kemudian mengarsir huruf dalam kotak

sesuai jawaban secara vertical, horizontal maupun diagonal. d. Berikan poin setiap jawaban dalam kotak

59

Imas Kurniasih dan Berlin Sani, Ragam Pengembangan Model Pembelajaran, (Yogyakarta: Kata Pena, 2015), hlm 97.

60

Ibid, hlm 98.

61

Zainal Aqib, Model-Mode, Media, dan Strategi Pembelajaran Konstekstual (Inovatif), (Bandung: Yrama Widya, 2013), hlm 32.


(50)

41

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Pada penelitian ini metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang di desain untuk membantu guru mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di kelas, informasi ini bermanfaat untuk mengambil keputusan yang tepat untuk menentukan metode yang seharusnya digunakan dalam proses pembelajaran, demi peningkatan profesionalisme guru, prestasi belajar, kelas dan sekolahan.

Menurut Suyanto, PTK adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas.61

Karakteristik utama penelitian tindakan adalah bahwa penelitian dilakukan memalui refleksi diri. Artinya, dalam penelitian tindakan, pelaku praktik, seperti pendidik, merupakan pelaku utama penelitian.Karakteristik lainya adalah adanya latar belakang permasalahan praktis dalam pelaksanaan tugas sehari-hari pendidik, diselenggarakan secara kolaboratif antara peneliti, pendidik, kepala sekolah atau ketua penyelenggara, peserta didik dan orang tua dan adanya peran ganda pendidik sebagai praktisisekaligus sebagai peneliti praksisnya sendiri.Selain itu terdapat prinsip penelitian tindakan yang

61

Basrowi dan Suwandi, Prosedur Penelitian Tindakan Kelas (Bogor: Ghalia Indonesia, 2008), hlm 26.


(51)

merujuk pada berbagai ketentuan atau arahan dasar agar penelitian tindakan dapat berjalan sebagaimana mestinya dan memberikan hasil yang optimal.62

Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif kuantitatif dan kualitatif yaitu prosedure pemecahan masalah yang diselidiki dengan berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, yang intrepetasinya bergantung pada ketajaman analisis, objektfitas, sistematik dan sistemik.63 Kemudian Setelah itu dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yang berupa rumus-rumus sederhana seperti penilaian hasil belajar serta ketuntasan dalam pembelajaran secara perorangan maupun klasikal.

B. Subyek dan Setting Penelitian 1. Subyek penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas 4B MI Al-Asyhar Sungonlegowo Bungah Gresik tahun ajaran 2015 – 2016 dengan jumlah 20 siswa yang mana seluruhnya adalah siswa perempuan.

2. Setting penelitian

a. Tempat penelitian : MI Al- Asyhar Sungonlegowo Bungah Gresik b. Waktu penelitian : semester genap tahun ajaran 2015 – 2016.

62

Ishak Abdulhak, Penelitian Tindakan Dalam Pendidikan Non Formal(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2012), hlm 56.

63


(52)

C. Variable yang Diteliti

Dalam penelitian ini yang diselidiki mengenai upaya meningkatkan pemahaman siswa dengan menggunakan Metode Word Square pada mata pelajaran Fiqih kelas 4B MI Al-Asyhar.

Adapun rincian yang diteliti yaitu:

1. Variable Input: siswa kelas 4B Madrasah Ibtidaiayah Al-Asyhar Sungonlegowo Bungah Gresik.

2. Variable Output: peningkatan pemahaman mata pelajaran Fiqih materi Sholat Id

3. Variable proses: Penerapan Metode Word Square

D. Rencana Tindakan

Penelitian ini dilakukan dengan memberikan tindakan berupa: 1. Rencana penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan memberikan tindakan dengan menggunakan metode Word Square, mata pelajaran Fiqih, pada materi Sholat Id, dengan harapan adanya peningkatan pemahaman pada siswa, dalam perencanaan penelitian dilakukan kegiatan antara lain:

a. Persiapan pelaksanaan PTK

b. Persiapan penyusunan intrumen dan skenario penelitian 1) Menyusun RPP

2) Menyusun instrument observasi 3) Menentukan pelaku tindakan


(53)

4) Menentukan pelaku observasi

c. Menyiapakan alat peraga yang digunakan dalam penelitian d. Menyusun rencana tindakan

Tindakan yang akan diberikan adalah berupa penerapan metode Word Square, dan bidang pengembangan yang diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa.

2. Pelaksanaan penelitian

Penelitian tindakan kelas ini menggunakan model penelitian dari teory Kurt Lewin.Karena di dalam model tersebut menyatakan bahwa didalam satu siklus terdapat empat langkah yaitu planning (perencanaan),

acting (tindakan), observing (observasi), reflecting (refleksi).64

64


(54)

Adapun penelitian ini terdiri dari 2 siklus. Tindakan Siklus 1

a. Perencanaan

Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap ini adalah: 1) Menentukan pokok bahasan

2) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran siklus 1 yang difokuskan pada perencanaan langkah-langkah perbaikan atau skenario tindakan yang diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa pada materi Sholat Id. Dalam rencana perbaikan pembelajaran ini peneliti menerapkan metode Word Square.

Identifikasi masalah

Perencanaan

(Planning)

Tindakan (Acting) Refleksi

(Reflecting)

Observasi

(Observing)

Perencanaan Ulang

Siklus I

Siklus II

dst


(55)

3) Mengembangkan skenario pembelajaran 4) Menyiapkan sumber belajar

5) Menyiapkan fasilitas dan sarana pendukung 6) Menyiapkan instrumen pengumpulan data yaitu:

a) Lembar pengamatan aktivitas siswa b) Lembar pengamatan aktivitas guru c) Lembar instrumen RPP

d) Lembar validasi instrumen RPP

7) Merencanakan kriteria keberhasilan perbaikan pembelajaran a) Hasil observasi aktivitas siswa dan guru selama proses

pembelajaran telah mencapai prosentase 85%

b) Hasil berapa siswa tuntas secara perorangan maupun secara klasikal

b. Tahap pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan siklus 1 peneliti melakukan pembelajaran yang didampingi oleh guru. Yang pelaksanaanya sebagai berikut:

Kegiatan awal

Kegiatan awal dilakukan selama 10 menit dengan kegiatan sebagai berikut:

1) Guru mengucapkan salam.

2) Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan basmalah bersama-sama.


(56)

3) Guru mengecek kehadiran siswa

4) Guru memotivasi dan mengajak siswa untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran.

(are you ready?? Yes I’am ready. Bagaimana kabarnya hari ini?

Paling happy, paling siap papap cuap aye-aye Semangat.huuuu haaaa^_^)

5) Guru melakukan apersepsi yaitu mengajukan pertanyaan sekilas tentang sholat Id (siapa yang pernah melakukan sholat Id) 6) Guru menerangkan secara singkat materi yang akan disampaikan

dan menyampaikan tujuan yang akan dicapai Kegiatan inti

(50menit)

1) Siswa membuka buku paket Fiqih halaman 61

2) Siswa diberi kesempatan untuk mempelajari materi sholat Id dalam buku dengan waktu 5 menit.

3) Guru bersama siswa bertanya jawab tentang sholat Id yang telah dipelajari dengan cara siswa mengangkat tangan.

4) Siswa bertanya tentang hal-hal yang belum difahami

5) Guru menjelaskan tentang hal-hal yang belum difahami siswa. 6) Guru membagikan lembaran kegiatan sesuai arahan yang ada 7) Siswa menjawab soal kemudian mengarsir huruf dalam kotak

sesuai jawaban secara vertical, horizontal maupun diagonal dengan batas waktu 25 menit.


(57)

8) Siswa berlomba-lomba mengumpulkan tercepat (untuk mengukur nilai waktu).

9) Guru memberi nilai waktu pada lembar kerja siswa yang sudah dikumpulkan

10) Guru bersama siswa membahas soal yang telah diujikan

11) Guru memberikan penguatan terhadap materi yang telah diajarkan.

Kegiatan Akhir

Tahap Akhir dilaksanakan selama 10 menit dengan rincian kegiatan sebagai berikut:

1) Guru memberikan umpan balik dengan cara mengajukan pertanyaan- pertanyaan kepada siswa secara merata.

2) Bersama-sama siswa dan guru membuat kesimpulan hasil belajar 3) Guru melakukan evaluasi

4) Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya dan memberi tugas membaca materi selanjutnya di rumah

5) Siswa bersama guru membaca hamdalah untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran

6) Guru menutup pembelajaran dengan salam c. Tahap Observasi

Pada tahap ini peneliti dibantu dengan guru melakukan pengumpulan data proses yang berupa lembar observasi guru dan


(58)

siswa selama proses pembelajaran dan hasil belajar siswa dengan mengevaluasi satu persatu di akhir pembelajaran. Untuk selanjutnya diolah, dianalisis dan diinterprestasikan. instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar pengamatan saat pembelajaran. Instrumen ini digunakan untuk mengukur kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran. Serta digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Lembar pengamatan ini diisi oleh peneliti dan dilaksanakan saat pembelajaran berlangsung. (Lihat Lampiran tentang observasi aktivitas guru dan siswa pada lampiran No. 5 hlm. 20 dan lampiran No. 6 hlm. 25)

d. Tahap Refleksi

Hasil yang didapatkan dalam proses observasi dikumpulkan serta diananlisis. Dari analisis tersebut, tim peneliti melakukan refleksi diri apakah metode Word Square dapat meningkatkan pemahaman pada mata pelajaran Fiqih materi Sholat Id siswa kelas 4B di MI Al Asyhar Gresik. Setelah tindakan yang sudah dilakukan pada siklus I guru dan observer melakukan diskusi untuk membahas kendala-kendala maupun hasil dari tindakan secara keseluruhan mulai dari awal proses perencanaan sampai refleksi.


(59)

Tindakan Siklus II a. Tahap Perencanaan

Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap ini adalah: 1) Identifikasi masalah pada siklus I dan penerapan alternatif

pemecahan masalah

2) Menentukan pokok bahasan

3) Membuat ulang rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan metode Word Square

4) Mengembangkan skenario pembelajaran 5) Menyiapkan sumber belajar

6) Menyiapkan fasilitas dan sarana pendukung 7) Mengembangkan format evaluasi pembelajaran b. Tahap pelaksanaan

Kegiatan awal

Kegiatan awal dilakukan selama 10 menit dengan kegiatan sebagai berikut:

1) Guru mengucapkan salam

2) Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan basmalah bersama-sama

3) Guru mengecek kehadiran siswa

4) Guru memotivasi dan mengajak siswa untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran


(60)

(are you ready?? Yes I’am ready. Bagaimana kabarnya hari ini? Paling happy, paling siap papap cuap aye-aye Semangat.huuuu haaaa^_^)

5) Guru melakukan apersepsi yakni mengenai pembelajaran sebelumnya tentang sholat Id

6) Guru menerangkan secara singkat materi yang akan disampaikan dan menyampaikan tujuan yang akan dicapai

Kegiatan Inti

1) Siswa membentuk 3 kelompok sesuai dengan barisan bangkunya. 2) Siswa diberi kesempatan untuk mempelajari materi sholat Id

dalam buku dengan waktu 5 menit. 3) Guru mengadakan game dengan aturan:

Masing-masing kelompok berebut menjawab pertanyaan dari guru yang berkaitan dengan materi yang telah dibaca, kelompok yang menjawab terlebih dahulu dan jawabannya benar mendapat skor, dan kelompok yang mendapatkan skor tinggi adalah pemenangnya.

4) Siswa bertanya tentang hal-hal yang belum difahami

5) Guru menjelaskan tentang hal-hal yang belum difahami siswa. 6) Guru membagikan lembaran kegiatan sesuai arahan yang ada 7) Siswa menjawab soal kemudian mengarsir huruf dalam kotak

sesuai jawaban secara vertical, horizontal maupun diagonal dengan batas waktu 25 menit.


(61)

8) Siswa berlomba-lomba mengumpulkan tercepat (untuk mengukur nilai waktu).

9) Guru memberi nilai waktu pada lembar kerja siswa yang sudah dikumpulkan

10)Siswa yang nilainya tertinggi mendapat reward dari guru 11)Guru bersama siswa membahas soal yang telah diujikan

12)Guru memberikan penguatan terhadap materi yang telah diajarkan.

Kegiatan Akhir

Tahap Akhir dilaksanakan selama 10 menit dengan rincian kegiatan sebagai berikut:

1) Guru memberikan umpan balik dengan cara mengajukan pertanyaan- pertanyaan kepada siswa secara merata.

2) Bersama-sama siswa dan guru membuat kesimpulan hasil belajar 3) Guru melakukan evaluasi

4) Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya dan memberi tugas membaca materi selanjutnya di rumah

5) Siswa bersama guru membaca hamdalah untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran


(62)

c. Tahap Observasi

Tahap observasi dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran yang berlangsung. Observasi diarahkan pada poin-poin dalam pedoman yang disisipkan peneliti. Pedoman dalam observasi ini telah dibuat dalam lembar aktivitas siswa dan aktivitas guru selama proses pembelajaran. (Lihat Lampiran tentang observasi aktivitas guru dan siswa pada lampiran No. 11 hlm. 36 dan lampiran No. 12 hlm. 41)

d. Tahap Refleksi

Hasil yang diperoleh dari tindakan siklus II melalui pengamatan dan penilaian hasil pemahaman siswa kemudian dianalisis. Setelah tindakan yang sudah dilakukan pada siklus II guru dan observer melakukan diskusi untuk membahas kendala-kendala maupun hasil dari tindakan secara keseluruhan mulai dari awal proses perencanaan sampai refleksi.

E. Data dan Cara Pengumpulannya 1. Data

Data adalah semua keterangan seseorang yang dijadikan responden maupun yang berasal dari dokumen-dokumen baik dalam bentuk statistik atau dalam bentuk lainnya guna keperluan penelitian yang dimaksud.65 Di

65


(63)

dalam penelitian ini, data yang diperlukan untuk dianalisis adalah data kegiatan siswa dan kegiatan gruu serta data kemampuan siswa.

a. Analisis data

Analisis data merupakan cara yang digunakan dalam mengolah data yang berhubungan erat dengan perumusan masalah yang telah diajukan sehingga dapat digunakan untuk menarik kesimpulan. Data yang diperoleh akan diolah dan dianalisis secara deskriptif kuantitatif dan kualitatif yaitu:

1) Data kuantitatif

Data kuantitatif merupakan data yang berwujud angka-angka. Adapun yang termasuk dalam data kuantatif pada penelitian ini, meliputi:

a) Data jumlah siswa kelas 4B

b) Data prosentase ketuntasan minimal c) Data nilai siswa

d) Data persentase aktivitas guru dan siswa

Untuk analisis tingkat keberhasilan atau prosentase ketuntasan belajar siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung pada tiap pertemuan, dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tulis pada setiap akhir pertemuan. Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yang berupa rumus-rumus sederhana sebagai berikut:


(64)

a) Penilaian hasil belajar (Tes)

Peneliti menjumlahkan nilai yang diperoleh siswa selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa kelas tersebut sehingga diperoleh nilai rata-rata. Nilai rata-rata ini didapat dengan mengunakan rumus:

�̅ =

Keterangan:

�̅ = Nilai siswa

�� = �� �ℎ � �� �� �� ����� �� = �� �ℎ �����

b) Ketuntasan belajar

Ada dua kategori ketuntasan belajar yanitu secara perorangan dan klasikal

a. Ketuntasan secara perorangan

Seorang siswa dikatakan tuntas belajar apabila telah mencapai skor minimal atau telah memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM). Untuk KKM pada mata pelajaran Fiqih di MI Al-Asyhar Gresik yaitu sebesar 75. Seorang siswa dikatakan memenuhi kriteria ketuntasan minimal apabila:

(a) Siswa mendapat skor > 75 maka akan dikatakan tuntas (b) Siswa mendapat skor < 75 maka akan dikatakan belum


(65)

b. Ketuntasan secara klasikal

Kelas dikatakan tuntas apabila 85% dari siswanya telah mencapai skor > KKM. Untuk menghitung prosentase ketuntasan klasikal digunakan rumus sebagai berikut:

P = N ×F %

Keterangan:

P= prosentase yang akan dicari F= jumlah siswa yang tuntas N=jumlah seluruh siswa

Hasil penelitian yang telah diperoleh tersebut kemudian diklarifikasikan kedalam bentuk penskoran nilai siswa dengan menggunakan kriteria standart penilain

madrasah ibtida’iyah sebAgai berikut:

90-100 : sangat baik 70-89 : baik 50-69 : cukup baik 0-49 : tidak baik 2) Data kualitatif

Data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang memberikan gambaran kenyataan atau fakta sesuai data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai siswa untuk mengetahui respon siswa terhadap kegiatan serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung.


(66)

b. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah:

1) Sumber data primer yang meliputi: guru kelas , siswa kelas 4B, hasil penelitian.

2) Sumber sekunder yang meliputi: dokumentasi dan buku. 2. Cara Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang dibutuhakan perlu mengetahui hal-hal yang akan dijelaskan sebagai berikut:

a. Wawancara

Wawancara merupakan teknis pengumpulan data yang digunakan untuk mendapatkan keterangan-keterangan lisan dari narasumber yang dapat memberikan informasi mengenai penelitian yang dilakukan.66 Teknik ini digunakan untuk memperoleh data tentang kendala siswa dalam belajar, hasil belajar siswa, metode yang digunakan guru dalam pembelajaran. Instrumen yang digunakan adalah panduan wawancara. Wawancara ini dilakukan sebelum menggunakan metode Word Square

saat pembelajaran fiqih dan setelah menggunakan metode Word Square saat pembelajaran fiqih. (Panduan wawancara dapat dilihat dilampiran No.7 hlm, 29, Lampiran No. 8 hlm 31, dan lampiran No. 9 hlm. 32)

66


(67)

b. Observasi

Observasi (pengamatan) merupakan upaya yang dilakukan pelaksana PTK untuk merekam segala peristiwa dan kegiatan yang terjadi selama tindakan itu berlangsung dengan menggunakan alat bantu atau tidak.67

Observasi dalam PTK dapat dilakukan untuk memantau guru dan siswa. Sebagai alat pemantau kegiatan guru, observasi digunakan untuk mencatat setiap tindakan yang dilakukan guru sesuai dengan masalah dalam PTK itu sendiri. Misalnya, mengamati dan mencatat setiap tindakan guru dalam setiap siklus atau tindakan pembelajaran sesuai dengan fokus masalah. Hal tersebut juga berlaku dalam observasi jika digunakan sebagai alat pemantau kegiatan siswa. Dalam pelaksanaanya digunakan alat bantu checklist, skala penilaian atau alat mekanik seperti kamera, foto dan lainnya.

Data yang telah diperoleh dari hasil observasi tentang aktivitas guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran akan dianalisis. Data yang diperoleh akan dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

P = �

� x 100%

67

Basrowi dan Suwandi, Prosedur Penelitian Tindakan Kelas, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2008), hlm 139.


(68)

Keterangan:

P = Prosentase aktivitas guru/siswa F = Banyak aktivitas guru/siswa

N = Jumlah aktivitas guru/siswa keseluruhan

Untuk memberikan makna terhadap angka prosentase, maka digunakan ketetapan sebagai berikut :

90%-100%: sangat baik 70%-89% : baik 50%-70% : cukup baik < 49% : tidak baik c. Pengukuran Tes

Teknik tes digunakan untuk mengetahui dan mengukur kemampuan yang dimiliki siswa.Tes yang digunakan adalah tes tulis. Tes ini bertujuan untuk mengukur pemahaman siswa pada materi Sholat Id, Dari hasil belajar tersebut dapat diketahui keberhasilan menggunakan metode Word Square dalam meningkatkan pemahaman siswa.

d. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya.68

68

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 1993), hlm 231.


(69)

Pembuktian dilakukan dengan mencari bukti-bukti dokumenter, berupa dokumen arsip jurnal, peta, dan catatan lapangan. Peneliti menggunakan metode ini untuk mengetahui sejarah berdirinya MI Al-Asyhar Gresik, absensi kelas untuk mengetahui data siswa yang mengikuti mata pelajaran Fiqih, serta catatan lapangan dari hasil pengamatan, dan lain sebagainya.

F. Indikator Kinerja

Indikator kinerja berarti alat penunjuk atau sesuatu yang menunjukkan kualitas sesuatu. Adapun indikator yang diharapkan oleh peneliti, yaitu: 1. Meningkatnya nilai rata-rata tes pemahaman siswa dalam

pembelajaran Fiqih ≥75.

2. Guru dapat menerapkan pembelajaran sesuai RPP yang telah dikembangkan mencapai 80%.

3. Meningkatnya prosentase hasil belajar siswa melalui metode Word Square mencapai  75%. Pencapaian tersebut dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang mendapat nilai di atas KKM yaitu 75.

4. Perolehan skor rata-rata kelas minimal 75.

Siswa dinyatakan tuntas secara individual jika mendapatkan nilai minimal 75. Sedangkan keberhasilan kelas ditetapkan sebesar 75%. Artinya bahwa jika dalam evaluasi, diperoleh hasil belajar minimal 75% siswa kelas 4B berhasil secara individual, maka metode pembelajaran yang diterapkan dapat dikatakan berhasil. Demikian sebaliknya, jika siswa


(70)

kelas 4B yang berhasil secara individual masih dibawah 75% maka metode pembelajaran yang diterapkan dapat dikatakan belum berhasil.

G. Tim Peneliti dan Tugasnya

Adapun tim peneliti yang terlibat langsung dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Nama : Meilani Aisyatur Ridlo

Jabatan : Mahasiswi Prodi PGMI UIN Sunan Ampel Surabaya Tugas : - Menyusun perencanaan pembelajaran

-Menyususn laporan observasi -Menyusun laporan hasil penelitian 2. Nama : M. Rofi’uddin, S.Ag.

Jabatan : Guru Fiqih kelas 4B MI Al Asyhar Gresik Tugas : - Menyusun persiapan KBM

-Bertanggung jawab dalam semua jenis kegiatan


(71)

62 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.Penerapan Penggunaan Metode Word Square Dalam Peningkatan Pemahaman Siswa Pada Materi Sholat Id

1. Siklus I

Pada penelitian tindakan kelas ini, siklus I dilaksanakan pada tanggal 23 Februari 2016 dalam satu kali pertemuan dengan waktu 2 x 35 menit. Siklus pertama terdiri dari empat tahap, yakni perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi yang akan diuraikan sebagai berikut:

a. Rencana Tindakan

Pada penelitian tindakan kelas siklus I, tahap pertama yang dilakukan peneliti adalah menetapkan indikator pemahaman siswa sekaligus membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan menggunakan metode Word Square dalam meningkatkan pemahaman siswa mata pelajaran fiqih materi Sholat Id, menyusun instrumen evaluasi pembelajaran dengan model soal mengarsir huruf dalam kotak dan soal uraian, menyiapkan instrumen observasi aktivitas siswa dan guru saat proses pembelajaran fiqih menggunakan metode Word Square,

menyiapkan alat-alat pengajaran yang mendukung ( stopwatch dan kalkulator) dan sumber belajar (sekolah, guru, buku paket, dan buku LKS). Hal-hal tersebut di atas digunakan untuk menunjang kegiatan pembelajaran agar proses pembelajaran dapat berjalan secara terencana dan terprogram sesuai dengan tujuan yang diharapkan.


(1)

95

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data tentang peningkatan pemahaman siswa pada mata pelajaran Fiqih materi Sholat Id melalui metode Word Square siswa kelas 4B MI Al-Asyhar Gresik. Peneliti dapat mengambil kesimpulan sesuai dengan rumusan masalah yang telah diajukan yakni sebagai berikut:

1. Penerapan metode Word Square dalam meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran Fiqih materi Sholat Id melalui metode Word Square siswa kelas 4B MI Al-Asyhar Gresik dengan langkah-langkah sebagai berikut, pertama siswamempelajari materi sholat Id dalam buku dengan waktu 5 menit, guru bersama siswa bertanya jawab tentang sholat Id yang telah dipelajari dengan cara siswa mengangkat tangan, guru menjelaskan tentang hal-hal yang belum difahami siswa, guru membagikan lembaran kegiatan sesuai arahan yang ada , siswa menjawab soal kemudian mengarsir huruf dalam kotak sesuai jawaban secara vertical, horizontal maupun diagonal dengan batas waktu 25 menit, siswa berlomba-lomba mengumpulkan tercepat (untuk mengukur nilai waktu), guru bersama siswa membahas soal yang telah diujikan serta memberi penguatan jika ada yang salah dalam menjawab serta melakukan evaluasi dengan cara merekap nilai siswa untuk mengetahui nilai pemahaman pada mata pelajaran fiqih khususnya materi Sholat Id secara individu. Dalam penerapan metodeWord Squarediperoleh hasil observasi pada siklus I dan


(2)

96

siklus II pada lembar observasi aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran, yaitu 84,5% pada siklus I dan 92,4% dalam siklus II. Sedangkan hasil observasi aktivitas siswa pada tiap siklusnya yaitu 79,1% pada siklus I, dan pada siklus II mencapai 90,1%.

2. Peningkatan pemahaman siswa pada mata pelajaran Fiqih materi Sholat Id melalui metode Word Square siswa kelas 4B MI Al-Asyhar Gresik pada siklus I dan siklus II mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata nilai hasil belajar siswa dan persentase ketuntasan belajar siswa, yaitu rata-rata nilai belajar siklus I hanya mencapai 75,34 dengan persentase ketuntasan belajar sebesar 70%. Kemudian rata-rata nilai belajar siswa meningkat pada siklus II rata-rata nilai belajar telah mencapai 87,25 dengan persentase ketuntasan belajar 90%. Sehingga terjadi peningkatan persentase ketuntasan dari siklus I ke siklus II sebesar 20%.

B. Saran

Dari pengalaman selama melaksanakan penelitian tindakan di kelas 4B MI Al-Asyhar Gresik, dapat disampaikan saran-saran sebagai berikut:

1. Sesuai dengan mata pelajaran fiqih sebaiknya siswa tidak hanya menerima dan menghafal tetapi juga harus dirangsang untuk berfikir efektif sehingga siswa lebih mudah untuk memahami materi yang disampaikan oleh guru.


(3)

97

2. Hendaknya Metode Word Square dapat digunakan oleh Guru dalam kegiatan belajar mengajar, karena dengan metode Word Square ini dapat meningkatkan keaktifan dan pemahaman siswa.

3. Metode pembelajaran dapat digunakan sebagai alternatif untuk mengajar fiqih, tidak hanya itu saja tetapi juga dapat digunakan pada saat mengajar pelajaran lain, misalanya: IPS, Bahasa Indonesia dan lain lain. Tergantung guru tersebut ingin berkreasi dalam proses belajar mengajar atau tidak. Namun tidak semua materi pelajaran dapat diajarakan menggunakan metode Word Square ini. Karena guru juga harus mengetahui situasi, kondisi dan Materi yang akan diajarkan oleh peserta didik


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Abdulhak, Ishak. 2012.Penelitian Tindakan Dalam Pendidikan Non Formal. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Abu Ahmadi dan Widodo Supriono. 1991. Pikologi Belajar. Jakarta:Rineka Cipta. Al-Malibari Asy-Syafi’i , Syekh Zainuddin. 1984. Fathul Muin. Kudus: Menara

Kudus.

Alamsyah Said dan Andi Budimanjaya. 2015. 95 Strategi Mengajar MultipleIntelligences (Mengajar Sesuai Kerja Otak dan Gaya Belajar Siswa. Jakarta: Prenadameda Group.

Arikunto, Suharsimi. 1993. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Aqib, Zainal. 2013. Model-Model, Media, dan Strategi Pembelajaran Konstekstual (Inovatif). Bandung: Yrama Widya.

Bahri Djamarah, Syaiful. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. Bakry, Nazar. 1994.Fikih dan Ushul Fikih. Jakarta: Rajawali.

Basrowi dan Suwandi. 2008. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas, Bogor: Ghalia Indonesia.

Beni Ahmad Saebani dan Januri. 2008. Fiqih Ushul Fiqh. Bandung: Pustaka Setia. Davies, Ivor K. 1991.Pengelolaan Belajar. Jakarta: CV. Rajawali Pers.

Depdikbus. 1989.Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pusaka. Dimyati. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamal, Murni. 1986. Methodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Departemen Agama RI.

Hamalik, Oemar. 2007. Proses Belajar Menajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Imas Kurniasih dan Berlin Sani. 2015. Ragam Pengembangan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Kata Pena.


(5)

Kusuma, Ameliasari T. 2013. menyusun PTK itu gampang. Jakarta: Esensi Erlangga group.

MA, Muhaimin. 1996.Strategi Belajar Mengajar. Surabaya: Citra Media.

Makki Abdullah, Ainul Yakin. 2008. Fikih (untuk Madrasah Ibtidaiyah yang Sederajat kelas 4). Sidoarjo: Media Ilmu.

Mardalis. 2006.Metode Penelitian.Jakarta: Bumi Aksara.

Model Pembelajaran Word Square di akses dari

https://rumahdesakoe.blogspot.co.id/2011/05/model-pembelajaran-word-square.html?m=1

Mustaqim dan Abdul Wahid. 2003. Psilkologi Pendidikan. Jakarta: Rinek Cipta. Permenag RI No.02 Tahun 2008, Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi

Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Direktorat Pendidikan Madrasah.

Quraisy, As-shiddiq. 1981. Fasholatan Lengkap Menggunakan Bahasa Jawa. Surabaya: Wisma Pustaka.

Rido Kurnianto, dkk. , 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Surabaya: Aprinta.

Rofi’i, Ahmad Pembelajaran Fiqih. 2009. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI.

Rosyada, Dede. 1995.Hukum Islam dan Pranata Sosial.Jakarta: PT Raja Grafindo. Sadirman. 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo. Subagyo , Joko. 2006. Metode Penelitian dalam teori dan praktek. Jakarta: Rineka

Cipta.

Sudjana, Nana. 1989. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung : Siar Baru. Sudjana, Nana. 1995. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

Sunaryo Kuswana, Wowo. 2012. Taksonomi Kognitif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.


(6)

Syafi’I Karim, A. 2006.Fiqih Ushul Fiqih. Bandung: Pustaka.

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zaini. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Tanwir Hadi, Anis. 2009. Pengantar Fiqih 4. Solo: PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

Tim Bina Karya Guru. 2009.Bina Fikih.Jakarta: Erlangga.ss

Totok Jumantoro dan Samsul Munir. 2005. Kamus Ilmu Ushul Fiqih. Jakarta: Rineka Putra.

Uzer Usman, M. 1990.Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.. Winkel. 2004.Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abdi.


Dokumen yang terkait

Peningkatan pemahaman materi gaya mata pelajaran IPA melalui strategi practice rehearsal pairs siswa kelas IV MI Al-Ihsan Gedangan Sidoarjo.

0 2 119

Peningkatan pemahaman materi Tayamum mata pelajaran Fiqih melalui metode Scramble pada siswa Kelas III MI Bahrul Ulum Sidoarjo.

6 47 105

Peningkatan pemahaman materi jenis-jenis pekerjaan pada mata pelajaran IPS melalui metode Course Review Horray di kelas III MI Miftahul Huda Driyorejo Gresik.

0 0 112

PENINGKATAN PEMAHAMAN MATA PELAJARAN PKn MATERI SEJARAH SUMPAH PEMUDA MELALUI METODE CONCEPT MAPPING SISWA KELAS III MI AL-KARIMI DUKUN GRESIK.

0 0 132

Peningkatan pemahaman materi alat pencernaan manusia mata pelajaran IPA melalui model Word Square siswa kelas V MI Bahrul Ulum Sidoarjo.

0 1 110

Peningkatan pemahaman mata pelajaran PKn materi harga diri melalui metode pair check pada siswa kelas III MI Ihyaul Ulum Canga’an Ujungpangkah Gresik.

0 0 144

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI MATERI ASMA AL-AYYAM PADA MATA PELAJARAN BAHASA ARAB DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI CARD SORT SISWA KELAS I MI AL-ASYHAR GRESIK.

0 104 101

PENINGKATAN PEMAHAMAN MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK MATERI KALIMAT THAYYIBAH (TA’AWUD) MELALUI METODE COURSE REVIEW HORAY PADA SISWA KELAS III MI AL ISLAM PANTENAN PANCENG GRESIK.

3 13 114

PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI TENTANG TATA CARA SHOLAT BERJAMAAH PADA MATA PELAJARAN FIQIH MELALUI MEDIA WORD SQUARE DI KELAS II MI MUHAMMADIYAH 19 PACIRAN LAMONGAN.

1 4 108

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH MATERI SHOLAT MELALUI PENERAPAN METODE GUIDED TEACHING KELAS III DI MI AL-ISLAH KALEGEN BANDONGAN MAGELANG TAHUN AJARAN 2009/2010 - Test Repository

0 0 76