PENINGKATKAN PEMAHAMAN MATA PELAJARAN FIQIH MATERI KETENTUAN KURBAN MELALUI COOPERATIVE SCRIPT DI KELAS V MI BANU HASYIM WARU SIDOARJO.

(1)

PENINGKATKAN PEMAHAMAN MATA PELAJARAN FIQIH MATERI KETENTUAN KURBAN MELALUICOOPERATIVE SCRIPT

DI KELAS V MI BANU HASYIM WARU SIDOARJO

SKRIPSI

Oleh NORMIAH NIM. D07212024

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH 2016


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

ABSTRAK

Normiah, 2016. Peningkatkan Pemahaman Mata Pelajaran FiqihMateri Ketentuan Kurban Melalui Cooperative ScriptDi Kelas V MI Banu Hasyim Waru Sidoarjo

Penelitian ini dilatarbelakangi permasalahan berupa belum tuntasnya nilai KKM siswa pada mata pelajaran fiqih di kelas V MI Banu Hasyim Sidoarjo. Permasalahan tersebut adalah 14 siswa atau 66 % siswa belum tuntas pada mata pelajaran fiqih materi ketentuan kurban. Adapun nilai kriteria ketuntasan minilaml (KKM) tersebut adalah 75. Hasil tersebut diperoleh dari wawancara dengan guru yang menyatakan 14 orang dari 21 orang siswa belum mencapai nilai KKM atau 66 %. Sedangkan yang mencapai nilai KKM adalah 7 orang atau 34 %.

Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui penerapan model

pembelajaranCooperative Scriptdalam meningkatkan hasil belajar mata pelajaran

fiqihmateri ketentuan kurbandi kelas V MI Banu Hasyim Sidoarjo. (2) Untuk

mengetahuipeningkatan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran Fiqih materi

ketentuan kurbandi kelas V MI Banu Hasyim Sidoarjo, melalui model

pembelajaranCooperative Script.

Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan model penelitian menurut Kurt Lewwin. Penelitian ini terdiri daari dua siklus. Siklus I ini melalui beberapa langkah yaitu, perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Sedangkan pada siklus II hanya melalui tiga langkah yaitu perencanaan kembali, pelaksanaan, dan observasi. Penelitian ini dilakukan dengan dua siklus karena hasil yang pada siklus I belum memenuhi indicator penelitian.

Setelah melakukan penelitian tersebut, diperoleh hasil Peningkatan yang terjadi mengenai aktivitas guru pada siklus I dengan nilai 68, sedangkan pada siklus II menjadi 73. Peningkatan yang terjadi mengenai aktivitas siswa pada siklus I dengan nilai 50, sedangkan pada siklus II menjadi 74. Peningkatan pemahaman siswa ditandai dengan ketuntasan belajar yang terdapat pada siklus pembelajaran. Dua siklus tersebut masing-masing mendapatkan hasil yang berbeda. Siklus I dengan nilai ketuntasan belajar 76 % menjadi 90 % pada siklus II.


(7)

DAFTAR ISI

Halaman Sampul ... i

Halaman Judul... ii

Lembar Persetujuan ... vi

Lembar Pengesahan ... vii

Abstrak ... viii

Daftar Isi... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian... 6

D.Tindakan Penelitian... 6

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN TEORI A. Pemahaman Mata Pelajaran Fiqih ... 9

1. Pengertian Fiqih ... 9

2. Tujuan Mata Pelajaran Fiqih... 10

3. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Fiqih ... 12

B. Materi Ketentuan Kurban... 13

1. Pengertian Kurban ... 13

2. Sejarah Kurban... 15

3. Tujuan Kurban ... 17

4. Tujuan Mempelajari Materi Ketentuan Kurban... 18

5. Waktu Pelaksanaan Kurban ... 19

6. Syarat Binatang Kurban ... 20


(8)

8. Sunah dalam Kurban... 22

9. Pembagian Daging Binatang Kurban... 23

C. ModelCooperative Script... 25

1. PengertianCooperative Script... 25

2. TujuanCooperative Script... 26

3. Langkah-LangkahCooperative Script... 28

4. KelebihanCooperative Script...30

5. KekuranganCooperative Script... 31

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode penelitian... 34

B. Setting Penelitian ... 36

C. Variabel Yang Diteliti ... 37

D. Rencana Tindakan ... 37

E. Data dan Cara Pengumpulannya... 43

F. Indikator Kinerja ... 46

G. Tim Peneliti dan Tugasnya ... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil penelitian ... 48

1. Siklus I ... 49

2. Siklus II ... 60

B. Pembahasan ... 71

1. Penerapan ModelCooperative Script... 71

2. Peningkatan Pemahaman Materi Ketentuan Kurban ... 74

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 78

B. Saran ... 79


(9)

(10)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Fiqih merupakan salah satu mata pelajaran yang terdapat dalam

kurikulum madrasah Ibtidaiyah. Di sekolah tingkat dasar umum, mata

pelajaran ini termasuk dalam mata pelajaran PAI. Mata pelajaran Fiqih di MI

memiliki pokok bahasan tentang pengamalan ibadah sehari-hari yang sesuai

dengan tuntunan agama Islam. Semua kajian dan pokok bahasan tersebut

mengacu pada Al-Qur’an dan Hadits. Mata pelajaran fiqih diberikan kepada

anak usia madrasah ibtidaiyah dengan tujuan untuk membentuk karakter dan

pribadi muslim yang taat beragama. Dengan demikian, siswa akan belajar

mengamalkan ajaran agama Islam dengan baik dan benar.

Fiqih pada awalnya adalah bagian dari ilmu syariah. Fiqih kemudian

berkembang menjadi disiplin ilmu tersendiri yang kemudian disebut ilmu

fiqih. Dapat dikatakan bahwa Fiqih berasal dari ilmu yang sudah ada. Dalam

bukunya Deden Makbuloh, Ibnu Khaldun mengatakan bahwa: “Fiqih adalah pengetahuan tentang hukum-hukum Allah mengenai perbuatan-perbuatan

orang-orang yang mukallaf seperti wajib, haram, sunat, makruh, dan mubah.

Jadi, fiqih merupakan disiplin ilmu yang berisi peraturan-peraturan yang

memberi pegangan dan pedoman dalam berperilaku.1

Fiqih merupakan bagian dari pendidikan Islam yang bertujuan untuk

menanamkan jiwa taqarrub kepada Allah. Oleh karena itu mata pelajaran ini

1


(11)

2

sangat penting bagi siswa. Dengan mempelajari fiqih, diharapkan siswa akan

menjadi manusia yang taat kepada Allah swt. Oleh sebab itu guru memiliki

peran yang besar dalam membantu siswa untuk menyerap ilmu yang ada di

dalamnya.Begitu juga sebaliknya siswa juga berusaha agar dapat memahami

mata pelajaran tersebut dengan baik dalam proses pembelajaran agar

mencapai tujuan yang diharapkan.2

Proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas belum tentu berjalan

sesuai dengan apa yang diharapkan. Seringkali terdapat kendala-kendala yang

menghambat keberhasilan suatu pembelajaran. Kendala tersebut bisa

disebabkan oleh siswa, guru, lingkungan, maupun faktor lain yang berasal

dari dalam maupun dari luar. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata

pelajaran Fiqih MI Banu Hasyim Sidoarjo, guru tersebut mengatakan bahwa

ingin meningkatkan kualitas pembelajran fiqih agar pemahaman siswa

meningkat menjadi lebih baik. Hal ini dilakukan dengan harapan agar

kualitas pembelajaran meningkat menjadi lebih efektif dan efesien.

Dengan meningkatkan kualitas pembelajaran, maka meningkat pula

prestasi siswa untuk mencapai nilai KKM. Adapun nilai kriteria ketuntasan

minilaml (KKM) pada mata pelajaran Fiqih di kelas V MI Banu Hasyim

Sidoarjo adalah 75. Berdasarkan hasil wawancara, guru menyatakan 14

orang dari 21 orang siswa belum mencapai nilai KKM atau sama dengan 66

% siswa belum mencapai nilai KKM. Sedangkan yang mencapai nilai KKM

2


(12)

3

adalah 7 orang atau 34 %.3 Oleh karena itu, pemahaman siswa terhadap

materi pelajaran Fiqih masih perlu ditingkatkan lagi.

Hal tersebut bisa terjadi akibat adanya kesalahpahaman antara

keinginan guru dan siswa. Beberapa faktor yang menjadi penyebab terjadi

kurangnya pemahaman siswa terhadap mata pelajaran fiqih materi ketentuan

kurban adalah karena siswa belum mampu untuk memahami materi yang

cukup banyak dengan waktu yang singkat. Selain itu, guru juga

menyampaikan materi tersebut terlalu cepat sehingga siswa mengalami

kesulitan untuk memahaminya. Penyebab lain kurang maksimalnya proses

pembelajaran adalahtidak adanya kesesuaian antara gaya belajar siswa

dengan cara mengajar guru. Selain itu adalah kondisi kelas yang kurang

menyenangkan sehingga dapat mengganggu konsentrasi siswa.

Hal lain yang juga bisa menjadi penyebab kurangnya pemahaman

siswa terhadap mata pelajaran fiqih adalah karena kurangnya media yang

digunakan oleh guru. Selain itu, guru juga belum menggunakan metode,

strategi atau model pembelajaeran yang sesuai dengan karakteristik dan gaya

belajar siswa. Ketika melakukan proses pembelajaran, guru hanya terpusat

pada siswa-siswa yang aktif dan cenderung berada didepan kelas. Padahal

masih ada siswa yang masih membutuhkan perhatian lebih karena faktor

intelegensi yang berbeda antara satu siswa dengan siswa yang lain. Setiap

siswa juga memiliki kapasitas pemahaman yang berbeda dalam hal

menangkap informasi yang masuk dari guru. Secara umum, menurut

3


(13)

4

Mustaqim dalam bukunya menyebutkan perbedaan individu dapat dibedakan

menjadi dua, yaitu perbedeaan berdimensi satu yang digolongkan menurut

IQ dan perbedaan dalam bakat dan minatnya.

Dengan demikian tugas pendidik adalah memberikan informasi yang

lebih luas agar kemampuan siswa dapat berkembang secara maksimal,

khususnya dalam memberikan pemahaman pada mata pelajaran fiqih.4Guru

sebagai pendidik merasa perlu untuk mencari solusi dari permasalahan yang

terjadi di dalam kegiatan belajar mengajar tersebut. Dalam hal ini guru

bersama peneliti mencoba mencari solusinya.

Solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan

menerapkan suatu model pembelajran CTL (Cooperative Teaching and

Learning). Salah satu model pembelajaran yang ada pada model

pembelajaran CTL (Cooperative Teaching and Learning) adalah model

pembelajaran tipe Cooperative Script. Model Cooperative Script dapat

digunakan oleh guru untuk meningkatkan ketuntasan belajar siswa pada mata

pelajaran fiqih materi ketentuan kurban.

Model pembelajaran ini adalah model pembelajaran yang lebih

berpusat pada siswa (Student Center). Model pembelajaran ini menuntut

siswa menjadi lebih aktif mencari, menggali dan menemukan

informasi-informasi yang terdapat dalam materi pelajaran. Pembelajaran akan menjadi

lebih aktif , kreatif dan menyenangkan bagi siswa. Oleh karena itu, model

4


(14)

5

Cooperative Script ini akan meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran fiqih materi ketentuan kurban.

Model Cooperative Scriptini akan menjadikan suasana pembelajaran

menjadi lebih menyenangkan dan memunculkan semangat belajar bagi

siswa.Dengan harapan, setelah menerapkan model ini siswa akan menjadi

lebih aktif dalam proses pembelajaran di dalam kelas. Jika siswa melakukan

hal yang demikian, maka siswa akan mendapatkan nilai standart yang sesuai

dengan nilai KKM.

CooperativeScript merupakanmodel pembelajaran dimana siswa bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan mengikhtisarkan,

bagian-bagian dari materi yang dipelajari. Model ini diperkenalkan oleh Densereau.

Model pembelajaran ini adalah bagian dari model pembelajaran Contextual

Teaching and Learning (CTL). Model pembelajaran ini akan membiasakan kepada siswa untuk membuat ringkasan, kesimpulan maupun mengumpulkan

ide pokok dari suatu materi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan

masalahpadapeneitianini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanapenerapan model pembelajaran Cooperative Scriptdalam

meningkatkan pemahaman matapelajaran FiqihMateriKetentuan


(15)

6

2. Bagaimanapeningkatan pemahamansiswapada matapelajaran

FiqihMateriKetentuan kurbandikelas V MI Banu HasyimSidoarjo,

melalui penerapan model pembelajaranCooperative Script

C. TujuanPenelitian

Berdasarkanrumusan diatas,tujuanpenelitianiniadalah:

1. Untuk mengetahui penerapan model pembelajaran Cooperative

Scriptdalam meningkatkan pemahaman matapelajaran fiqihmateriketentuan kurbandikelas V MI Banu HasyimSidoarjo

2. Untuk mengetahuipeningkatan pemahamansiswapada matapelajaran

Fiqih materiketentuan kurbandikelas V MI Banu HasyimSidoarjo,

melalui model pembelajaranCooperative Script

D. Tindakan Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti mencoba untuk memberikan solusi dari

pemecahan masalah yang terdapat pada siswa kelasV MI Banu

HasyimSidoarjo dalam memahami materi ketentuan kurban melalui model

pembelajaran Cooperative Script.Dengan metode ini, hasil belajar peserta

didik akan meningkat karena dalam penerapannya, metode ini menekankan

pada keaktifan siswa. Pembelajaran yang berpusat pada siswa ini jauh lebih

efektif jika diterapkan dengan baik dari pada metode yang dipakai oleh guru


(16)

7

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti

pada siswa kelas siswa kelasV MI Banu Hasyim Sidoarjo ini adalah:

1. Mata pelajaran Fiqih MateriKetentuan Kurban

Adapun Kompetensi Intinya adalah: menerima, menjalankan, dan

menghargai ajaran agama Islam dengan kompetensi dasar: memahami

ketentuan kurban

2. Penerapan model pembelajaranCooperative Script

3. Hasil belajar ranah kognitif tingkat pemahaman peserta didik pada meteri

ketentuan kurban

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian pada penelitian tindakan kelas ini

adalah sebagai berikut:

1. Manfaat teoritis

Secarateoritis, hasil penelitian inidiharapkan dapat memberikan

kontribusi yang besar terhadap peningkatan motivasi belajar siswa kelas

V MI Banu Hasyim, Sidoarjo dalam memahami materi

2. Manfaat praktis

a. Bagi guru

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan

pertimbangan bagi guru untuk melaksanakan program pembelajaran


(17)

8

keterampilan siswa dalam memahami pada materi pelajaran fiqih.

Selain itu penelitian ini akan menambah pengalaman dan wawasan

guru untuk menerapkan metode-metode pembelajaran yang

bervariasi ssesuai dengan kebutuhan siswa.

b. Bagi siswa

Untuk mengetahui dan mengukur seberapa besar tingkat

pemahaman belajar siswa terhadap mata pelajaran bahasa Jawa

dengan menerapkan model pembelajaranCooperative Script.

c. Bagi sekolah

Untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerja para guru

yang berperan serta mengajar dan mendidik disekolah tersebut

sehingga terciptanya hasil pembelajaran yang berguna untuk

menanamkan nilai-nilai pendidikan kepada para siswa. Jika siswa

memiliki pemahaman belajar yang bagus, maka apa yang diajarkan

oleh guru akan mudah untuk diterima oleh siswa.

d. Bagi peneliti

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai pengalaman, masukan,

refleksi peneliti ketika menjadi tenaga pendidik maupun untuk

melakukan penelitian-penelitian lainnnya. Penelitian ini dapat

dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam proses perencanaan

pembelajaran khususnya dalam mata pelajaran fiqih atau mata

pelajaran agama. Penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai bahan


(18)

BAB II KAJIAN TEORI A. PEMAHAMAN MATA PELAJARAN FIQIH

1. Pengertian Fiqih

Fiqih menurut bahasa (etimologi) adalah paham. Secara istilah, Fiqih

adalah disiplin ilmu yang mempelajari dan menguraikan norma-norma

hukum dasar yang terdapat dalam Al-Qur’an danketentuan-ketentuan umum

yang terdapat dalam sunnah Nabi. Sunah Nabi yang dijadikan referensi

adalah sumber tertulis yang biasanya terdapat dalam kitab-kitab hadits.

Selain itu, fiqih sebagai ilmu yang membahas mengenai hukum-hukum

Islam praktis. Oleh karena itu, fiqih akan menjawab setiap pertanyaan

mengenai dasar dan landasan yang menyangkut ibadah sehari-hari. Seperti

makanan yang halal dan haram, thaharah, shalat, zakat, warisan, puasa, jual

beli, pernikahan, dan sebagainya.5

Fiqih juga memiliki peranan penting dalam Islam. Fiqih bertujuan

menjelaskan bagaimana penerapan hukum-hukum dalam melaksanakan

segala perbutan terkait dengan hukumnya dalam Islam.6Maksudnya

adalah setiap hukum dijelaskan secara rinci berdasarkan pada isi kandunngan

dalam al-Qu’an dan as-Sunnah.

5

Abdul Fatah Idris, Abu Ahmadi,Terjemahan Fiqih Islam Lengkap(Jakarta: Rineka Cipta.1990) 1-3 6


(19)

10

Fiqih sebagai sumber yang mendasari suatu hukum yang berdasarkan

pada isi kandungan al-Qur’an dan al-Hadist seperti yang disebutkan dalam

firman Allah SWT yakni “Dirikanlah sholat” (QS. An-Nisa :77) dan

“Janganlah kamu mendekati zina” (QS. Al-Isra:32) dan juga dalil-dalil

khusus lain tentang masalah hukum dalam Islam.7 Jadi fiqih merupakan

himpunan dalil dan ayat Al-Quran yang mendasari hukum Al-Quran.

Mata pelajaran Fiqih adalah unsur mata pelajaran pendidikan Islam

(PAI) pada sekolah umum. Pada madrasah, fiqih menjadi salah satu mata

pelajaran wajib yang diberikan kepada peserta didik mulai kelas satu sampai

kelas enam. Selain itu, beberapa mata pelajaran pendidikan Islam lainnya

adalah Al-Qur’an Hadits, Akidah Akhlak dan Sejarah Kebudayaan Islam.8

Salah satu pendidikan Islam tersebut adalah Fiqih. Dengan adanya mata

pelajaran fiqih, peserta didik akan belajar untuk memahami hukum-hukum

dan aturan-aturan dalam menjalankan perintah Allah swt. Selain itu, mata

pelajaran fiqih penting bagi peserta didik sebagai sumber untuk

mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.

2. Tujuan Mata Pelajaran Fiqih

Mata pelajaran Fiqih diarahkan untuk mendorong, membimbing,

mengembangkan, dan membina siswa untuk dapat mengetahui, memahami,

serta menghgayati hukum-hukum dalam Islam. Untuk memidahkan proses

7

Abdul Aziz Muhammad Azzam,Fiqih Muamalah, (Jakarta: Bumi Akasara. 2010) 4-5 8


(20)

11

tersebut, mata pelajaran fiqih terlebih dahulu membahas hukum-hukum

tentang kegiatan yang sering dijumpai oleh peserta didik dalam

lingkungannya. Seperti halnya ibadah shalat, puasa, zakat, haji dan umroh.

Dengan demkian, sedikit demi sedikit siswa akan membangun sendiri

pengetahuannya tentang agama. Sehingga peserta didik memiliki pedoman

dalam mengamalkan ilmu yang mereka dapat pada kehidupan sehari-hari.

Mata pelajaran fiqih untuk tingkat madrasah Ibtidaiyah ditekankan

pada pemahaman, pengalaman dan pembiasaan.Selain itu fiqih juga penting

sebagai bekal untuk peserta didik dalam melaksanakan hukum Islam secara

sederhana dalam ibadah dan perilaku sehari-hari serta sebagai bekal untuk

pendidikan dijenjang berikutnya.9

Dengan mempelajari fiqih, diharapkan terwujudnya pribadi muslim

yang baik. Ukuran baik dalam Islam ialah seperti yang dicontohkan oleh

Nabi Muhammad saw. Dalam hadits Nabi dijelaskan bahwa jika seseorang

menginginkan kehidupan dunia maka harus dengan ilmu, barang siapa yang

menginginkan kehidupan akherat maka harus dengan ilmu, dan barang siapa

yang mengingnkan keduanya juga harus dengan ilmu. Mempelajari fiqih

merupakan salah satu jalan untuk melaksakan kewajiban menuntut ilmu.

Adapun tujuan pembelajaran fiqih di Madrsah Ibtidaiyah, adalah

sebagai berikut.10

9

Muhaimin,Strategi Belajar Mengajar(Surabaya:CV Citra Media. 1996) 130 10


(21)

12

a. Agar peserta didik dapat mengetahui pelaksanaan hukum Islam baik dari

aspek ibadah maupun muamalah untuk dijadikan sebagi pedoman hidup

dalam kehidupan pribadi dan sosial.

b. Agar peserta didik dapat melaksanakan dan mengamalkan ketentuan

hukum Islam dengan baik dan benar sebagai perwujudan ketaatan dalam

menjalankan perintah Allah swt.

3. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Fiqih

Adapun ruang lingkup mata pelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah

meliputi:11

a. Fiqih Ibadah

Fiqih ibadah ialah hukum-hukum yang menngatur hubungan

manusia dengan Tuhan atau urusan yang berkaitan dengan akherat.

Artinya segala perbuatan yang dikerjakan dengan tujuan mendekatkan

diri kepada Allah. Seperti shalat, puasa, haji, shalat, zakat dan lain

sebagainya. Semuanya diatur dengan jelas dalam fiqih sesuai dengan

pedoman agama Islam yaitu al-Qur’an dan al-Hadits. Fiqih ibadah ini

menekankan pada pemahaman dan pendalaman dalam setiap ibadah

yang telah disebutkan diatas serta hubungan langsung antara manusia

dengan Sang Maha Pencipta.

b. Fiqih Muamalah

11


(22)

13

Fiqih muamalah berhubungan dengan masalah hukum-hukum

yang berlaku dalam kehidupan sosial. Hubungan antara sesama manusia

diatur dengan jelas oleh Allah swt dalam kitabNya. Fiqih muamalah

salah satunya adalah memberikan pemahaman mengenai

ketentuan-ketentuan tentang suatu perbuatan. Contohnya dalam hal makanan dan

minuman yang halal dan haram, khitan, qurban serta tata cara

pelaksanaan jual beli, pinjam meminjam dan lain-lain.

B. Materi Ketentuan Kurban 1. Pengertian Kurban

Secara bahasa kurban berasal dari kata qaruba, yaqrubu, qurban

yang artinya dekat, mendekat.Secara istilah menurut ahli fiqih, kurban

adalah menyembelih ternak pada hari raya haji (kurban) dan hari-hari tasyrik

untuk mendekatkan diri kepada Allah.12

Menurut Sulaiman Rasyid dalam bukunya menyebutkan kurban

adalah binatang yang disembelih dengan tujuan ibadah kepada Allah pada

hari raya haji dan tiga hari setelahnya (11,12,13). Waktu menyembelih

kurban dimulai dari matahari setinggi tombak pada hari raya haji sampai

terbenam matahari tanggal 13 bulan haji.13

12

Abdul Fatah Idris, Abu Ahmadi,Terjemahan Fiqih Islam Lengkap(Jakarta: Rineka Cipta.1990) 311 13


(23)

14

Dari keterangan diatas, makna kurban berarti mendekatkan diri

kepada Allah swt dan berusaha menyingkirkan hal-hal yang dapat

membatasi kedekatan kita kepada Allah swt. Kurban adalah melakukan

peyembelihan hewan kurban yang dilakukan pada tanggal 10, 11, 12 dan 13

Zulhijjah dengan niat semata-mata karena Allah. Kurban merupakan salah

satu sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah.14

Kurban hukumnya sunnat muakkad bagi yang mampu

melakukannya, baik kaya ataupun miskin. Kekayaan seseorang tidak

berpengaruh dalam melaksanakan kurban.15Hukum kurban adalah sunnat

muakkad untuk orang-orang ynag memmpunyai kesanggupan sesperti yang

disebutkan dalam firman Allah surat Al-Kautsar ayat 2:“Maka dirikanlah

shalat karena Tuhanmu dan berkurbanlah”

Imam Malik berpendapat kurban hukumnya wajib (bbagi orang yang

kuat). Sedangkan Imam Abu Hanaifah berpendapat kurban hukumnya wajib

untuk orang yang bermukim (tidak bepergian) dan yang mempunyai

kesanggupan. Pendapat wajibnya kurban tidak sesuai dengan sabda Nabi:

“Aku diperintah berkurban dan itu sunnnat bagimu” (HR. Tarmidzi).Dalam

hadits lain nabi juga bersabda: “Kurban diwajibkan kepadaku (Nabi) dan

tidak kepadamu”(HR. Daruquthni).16

14

Tim penyusun,Fiqih kelas V(Surabaya: CV. Mia, 2015) 5-6 15

Abdullah Lam bin Ibrahim,Fiqih Finansial, (Solo: Era Intermedia, 2005) 211 16


(24)

15

Dengan memperhatikan kedua hadits Nabi dan dalil al-Qur’an

diatas, maka dapat dikatakan bahwa hukumnya berkurban sunnat muakkad,

yaitu sunnat yang dianjurkan. Orang yang berkurban haruslah orang yang

mampu menyediakan hewan kurbannya tanpa berhutang. Mampu dalam arti

disini bukan hanya secara materi, melainkan keimanan seseorang dalam

melaksanakan kurban.

2. Sejarah Kurban

Perintah Allah pertama kali untuk melaksanakan kurban dimulai

sejak kenabian Ibrahim as. Nabi Ibrahim diturunkan kepada kaum kafir

yang menyembah berhala. Raja yang berkuasa pada saat itu adalah Raja

Namrud. Raja Namrud adalah raja yang sangat kufur, sewenang-wenang,

sombong dan zalim. Dakwah nabi Ibrahim mengalami banyak tantangan

karena kaum yang membangkang. Namun nabi Ibrahim tetap sabar dan

selalu mengharap limpahan rahmat Allah swt.

Nabi Ibrahim memiliki dua orang isteri yang keduanya belum

melahirkan anak sampai usia senja mereka. Namun ternyata, sesuatu yang

tidak terduga ternyata terjadi. Perkawinan nabi Ibrahim dengan Hajar

melahirkan seorang putera yang bernama Isma’il. Setelah itu, isteri nabi Ibrahim yang kedua juga melahirkan seorang putera yang bernama Ishaq.

Kebahagiaan nabi Ibrahim tersebut merupakan sebuah cobaan untuk

menguji keimanan beliau. Banyak rintangan yang dihadapi nabi Ibrahim


(25)

16

Ibrahim adalah ketika Allah memberikan mimpi kepada nabi Ibrahim untuk

menyembelih putranya Isma’il. Tanpa keraguan sedikitpun, nabi Ibrahim menjalankan mimpi tersebut. Nabi Ibrahim menceritakan perihal mimpi

tersebut kepada Isma’il. Dengan iman yang kuat dan kokoh, Isma’il bersedia menjalankan perintah tersebut demi tugas dan pengabdiannya kepada

Allah.17

Sebagaimana firman Allah yang terdapat dalam surat As-Shaffat

ayat 102.

“Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpiku bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu” Ia menjawab ”Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, insyaallah engkau mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”

Maka atas persetujuan anaknya, nabi Ibrahim melaksanakan tugas

suci yang sungguh-sungguh berat. Seorang bapak harus menyembelih

anaknya. Tapi karena keimanan keduanya, perintah Allah tersebut

dilaksanakan dengan penuh keimanan. Maka dibaringkanlah Ismai’il yang sangat dicintainya. Nabi Ibrahim segera mengeluarkan pedangnya dan

mengarahkan kelehernya nabi Ismi’il. Namun sungguh keajaiban karena leher nabi Isma’il tidak bisa disembelih. Nabi Ibrahim selanjutnya mendapat

17Rafi’udin,


(26)

17

seruan dari Allah: “Hai Ibrahim, sesungguhnya engaku membenarkan mimpimu itu!”, dan selanjutnya Allah menggantikan Isma’il dengan seekor

kambing. Dalam surat As-shaffat ayat 107: “Dan Kami tebus anak itu

dengan seekor sembelihan yang besar.”

Inilah awal mula kurban dilaksanakan oleh nabi Ibrahim dan nabi

Isma’il. Keduanya sudah menunjukkan keimanan yang sangat besar dan kokoh dalam menjalankan perintah Allah swt. Kisah inilah yang sampai

sekarang selalu mengingkatkan kaum muslimin untuk berkurban.

3. Tujuan Kurban

Sebagaimana dalam cerita nabi Ibrahim, kurban merupakan sarana

komunikasi antara hamba kepada Tuhannya. Keimanan seseorang akan

terlihat secara tidak langsung dengan melaksakan kurban. Perintah ini hanya

berlaku kepada umat Islam yang mampu melaksanakannya. Adapun tujuan

kurban adalah sebagai berikut.18

a. Untuk mendekatkan diri kepda Allah swt.

Kurban pada dasarnya dilakukan untuk menunjukkan rasa syukur

kita kepada Allah. Karena harta dan apa yang dimiliki oleh manusia

hanyalah milik Allah dan sudah seharusnya digunakan di jalan Allah.

Orang yang berkurban haruslah dengan niat semata-mata karena Allah.

b. Melatih jiwa sosial terhadap sesama muslim dan mendidik jiwaikhlas.

18

Abdul Fatah Idris, Abu Ahmadi,Terjemahan Fiqih IslamLengkap,(Jakarta: Rineka Cipta. 1990) 312-313


(27)

18

Dengan melaksanakan kurban, maka akan tumbuhlah rasa ingin

berbagi, peduli terhadap sesama muslim khususnya bagi mereka yang

belum mampu untuk berkurban. Salah satu gambaran yang

menumbuhkan jiwa sosial adalah berbagi daging kurban untuk mereka

yang kurang mampu.

c. Untuk mempererat tali persaudaraan antar sesama umat Islam.

Dengan adanya pelaksanaan kurban, akan memberikan manfaat

yang besar bagi kaum muslimin. Salah satu manfaatnya adalah

terjalinnya hubungan antara panitia kurban dengan orang yang

berkurban, antara orang kaya dan orang miskin.

d. Mengambil pelajaran tentang keimanan dan ketakwaan nabi Ibrahim

dan nabi Isma’il.

Pengorbanan yang luar biasa telah kita ketahui dari cerita nabi

Ibrahim yang rela mengorbankan anaknya demi menjalankan perintah

Allah. Sebagai seorang muslim, kita juga harus bisa melawan semua

godaan dalam menjalankan perintah Allah. Salah satunya adalah

perintah berkurban.

4. Tujuan Mempelajari Materi Ketentuan Kurban

Dengan mempelajari materi ketentuan kurban, peserta didik

diharapkan mampu memahami isi dari materi tersebut. Materi ketentuan

kurban termasuk kedalam materi fiqih ibadah. Materi tersebut sesuai dengan


(28)

19

2014 Nomor 57 tentang Kurikulum SD/MI.19 Dengan adanya materi

ketentuan kurban diharapkan peserta didik dapat dengan mudah

memahaminya sehingga kelak akan mampu melaksakan ibadah kurban

secara mandiri.

Materi ini penting diberikan pada peserta didik sebagai pedoman

dasar untuk mengkaji dan memahami nilai-nilai agama Islam. Penanaman

nilai-nilai tersebut dimulai sejak usia dini khususnya pada tingkat madrasah

peserta didik akan belajar materi yang lebih kompleks. Hal ini

dilaksakanakan dengan harapan akan terbentuknya generasi muslim yang

berkualitas. Selain itu, siswa akan belajar memahami maksud yang

terkandung dalam setiap ibadah yang dilakukan.

Pada dasarnya, anak usia madrasah memiliki kecenderungan selalu

ingin mengetahui hal-hal yang belum mereka ketahui, suka bertanya

mislalnya anak bertanya mengapa kita harus melakukan kurban, mengapa

kita wajib melaksanakan shalat, wajib berpuasa dibulan Ramadhan dan

pertanyaan-pertanyaan lainnya. Dengan adanya materi ketentuan kurban ini

akan memberikan jawaban dan penjelasan kepada peserta didik tentang

pelaksanaan kurban tersebut.

5. Waktu pelaksanaan kurban

Menurut sebagian besar ulama bahwa waktu pelaksanaan

penyembelihan hewan kurban adalah tanggal 10 dan tiga hari sesudahnya

19


(29)

20

11,12 dan 13 Zulhijjah yang disebut dengan hari tasyrik.Adapun waktu

pelaksanaan penyembelihan Kurban adalah sebagai berikut:

a. Awal waktu penyembelihan adalah setelah salat Idul Adha. Hal ini

didasarkan pada hadis Nabi Muhammad saw yang artinya:“Dari Annas

bin Malik ra. berkata, Nabi saw bersabda, “Barangsiapa menyembelih hewan kurban sebelum salat Idul Adha, maka ia menyembelih untuk dirinya sendiri. Adapun barangsiapa menyembelih hewan kurban setelah salat Idul Adha, maka sembelihannya telah sempurna dan ia sesuai dengan sunah kaum muslimin”(HR.Bukhari)

b. Akhir waktu penyembelihan adalah pada akhir hari tasyrik,

sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw: “Seluruh hari-hari Tasyrik

adalah waktu penyembelihan”(HR. Ahmad). Sedeangkan menurut

Imam Syafi’i akhir waktu penyembelihan hewan kurban adalah sebelum matahari terbenam pada tanggal 13 Zulhijjah.

6. Syarat binatang kurban

Binatang yang hendak dikurbankan harus memiliki beberapa

syarat-syarat tertentu. Hal tersebut dikarenakan kurban memiliki makna ibadah, yaitu

makna takwa dan taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah. Niat yang baik

maka hendaklah dengan hewan kurban yang baik juga. Seekor unta, sapi atau

kerbau untuk tujuh orang dan seekor kambing untuk satu orang.

Adapun hewan yang diperintahkan untuk kurban menurut tuntunan


(30)

21

a. Hewan untuk dijadikan kurban adalah hewan yang sehat dan gemuk,

tidak kena penyakit, tidak boleh cacat seperti pincang, buta, terpotong

telinga dan sebagainya.

Oleh karena itu hewan yang pincang, buta atau juling matanya,

kurus dan lain-lain tidak boleh untuk berkurban. Sehingga apabila ada

orang yang sengaja memberikan hewan kurban yang tidak memenuhi

syarat diatas maka hukumnya dianggap tidak sah.

“Dari Bara’ bin Aib berkata, “Rasulullah saw ditanya, Apa yang harus dijauhi untuk hewan kurban? Beliau memberikan isyarat dengan tangannya lantas bersabda, Ada empat (empat perkara tersebut adalah) hewan yang jels-jelas pincang kakinya, ) hewan yang jels buta sebelah, hewan yang sakit dan hewan yang kurus tak bergajih.”(HR. Malik)

b. Hewan yang dapat dijadikan sebagai hewan kurban adalah kambing,

sapi, kerbau dan unta. Hewan-hewan tersebut harus memenuhi

syarat-syarat tertentu antara lain sebagai berikut.

1) Domba telah berumur satu tahun atau telah berganti giginya.

2) Kambing telah berumur dua tahun lebih

3) Sapi atau kerbau telah berumur dua tahun lebih

4) Unta, telah berumur lima tahun lebih. Tidak boleh menyembelih

hewan yang masih jaz’ah artinya belum cukup umurnya, misalkan sapi yang masih berumur dua tahun dan kambing berumur 18 bulan,


(31)

22

7. Syarat Sahibul Kurban

Sahibul Kurban adalah orang yang melakukan kurban.Bagi sahibul

kurban terdapat syarat-syarat sebagai berikut.

a. Orang yang melaksanakan kurban hendaklah orang Islam, merdeka, akil

balig. Orang selain Islam tidak sah berkurban.

b. Dapat menyediakan hewan kurbannya tanpa berutang. Kurban yang

dilakukan adalah berasal dari hartanya sendiri. Tidak boleh sampai

berutang untuk berkurban.

8. Sunah dalam Kurban

Selain sunah yang berlaku pada penyembelihan hewan secara umum,

pada waktu menyembelih disunahkan hal-hal antara lain:

a. Disunahkan orang yang berkurban untuk menyembelih hewan yang

dikurbankannya sendiri tanpa diwakilkan. Hal ini sesuai dengan hadis

Nabi Muhammad saw. riwayat Anas bin Mali ra, yang artinya: “Nabi

Muhammad saw berkurban dengan ekor gibas berwarna putih agak kehitam-hitaman yang bertanduk Beliau menyembelih sendiri keduanya dengan tangan beliau sendiri seraya menyebut asma Allah dan bertakbir (bismillahiAllahuakbar). Beliau meletakkan kaki beliau diatas belikat kedua kambing itu (ketika hendak menyembelih).”(HR. Muslim)

b. Membaca basmalah. Membaca basmalah dalam menyembelih hewan

kurban adalah sunnah. Sesuai dengan hadits nabi tentang kurban.


(32)

23

c. Menghadapkan kekiblat. Dengan mengikuti sunnah nabi yang

menyembelih hewan kurban dan menghadapkannya ke arah kiblat.

Kiblat adalah sebaik-baik arah. Dan ini hukumnya juga sunnah.

d. Membaca takbir. Anas meriwayatkan bahwa nabi menyembelih kurban

dua ekor domba membaca basmalah dan takbir, dan menginjakkan

kakinya (rasul) pada leher kurban (domba).

e. Membaca shalawat atas Nabi Muhammad saw. Imam Syafi’i

menentukan membaca shalawat dalam menyembelih berdasar qiyas

bahwa nama nabi selalu disebut bersama nama Allah.

f. Berdoa. Semoga Allah berkenan menerima kurban tersebut sebagaimana

hadits nabi yang artinya“Ya Allah terimalah kurban Muhammad,

keluarga Muhammmad, dan dari umat Muhammad.”(HR. Ahmad dan Muslim)

g. Bersegera membagikan daging kurban dalam keadaan bersih. Daging

yang sudah dicuci, segera dibagi-bagikan kepada fakir miskin, tetangga

dan sanak kerabat.

h. Disunahkan bagi orang yang berkurban makan sedikit dari daging

kurbannya (maksimal sepertiga). Khusus untuk orang yang berkurban

karena nazar, dilarang baginya makan daging kurbannya.

9. Pembagian Daging Binatang Kurban

Adapun pemanfaatan hasil sembelihan kurban yang dibolehkan


(33)

24

a. Dimakan oleh sahibul kurban (orang yang berkurban)

Menurut mazhab Syafii, Maliki, dan Hanafi, orang yang

beribadah kurban hukumnya boleh untuk memakan daging kurbannya

sendiri dan boleh pula bagi keluarganya untuk ikut serta memakannya.

Bahkan sunah untuk memakan daging kurbannya sendiri. Sedangkan

menurut mazhazhab Hambali adalah wajib memakannya. Hal ini

berdasarkan dari ayat Al-Qur’an yang artainya: “Maka makanlah

sebagiannya dan beri makanlah orang yang rela dengan apa yang ada

padanya (yang tidak meminta-minta) dan orang yang meminta.”

(QS.Al-Hajj:36)

b. Disedekahkan kepada fakir miskin untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Daging kurban lebih dianjurkan untuk diberikan kepada kaum muslim

yang fakir dan miskin dengan niat shadaqah.

c. Dihadiahkan kepada kerabat untuk mengikat tali silaturahmi, pada

tetangga dalam rangka berbuat baik, pada saudara muslim lainnya agar

memperkuat ukhuwah Islamiyah. Apabila daging itu diberikan kepada

muslim yang dapat dikategorikan kaya (cukup dan terpenuhi

ekonominya), maka daging itu diberikan dengan niat memberikan

hadiah.

Selain itu terdapat larangan dalam kurban yang antara lain.

a. Bagian apapun dari hewan kurban tidak boleh dijual oleh orang yang


(34)

25

Rasulullah yang artinya, “Janganlah kamu jual daging denda haji dan daging kurban. Makan dan sedekahkanlah dagingnya itu, ambillah kulitnya dan jangan dijual.”(HR. Ahmad)

b. Orang yang berkurban karena suatu nazar tidak boleh makan daging

kurbannya

c. Menurut mazhab Syafii dan mazhab Maliki, tidak boleh memberikan

daging kurban kepada selain muslim, sebagaimana zakat fitrah, karena

ia tidak digolongkan termasuk orang yang berhak menerimanya.

C. ModelCooperative Script

1. PengertianCooperative Script

Cooperative Scriptberasal dari gabungan dua kata yang berbeda. CooperativeScript diambil dari kalimat bahasa Inggris. Cooperative artinya

kerjasama.20Script artinya naskah atau sebuah tulisan.21CooperativeScript

dapat diartikan suatu kegiatan siswa untuk bekerjasama dalam pembelajaran

dengan berpedoman pada sebuah tulisan.

CooperativeScript merupakan model pembelajaran dimana siswa bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan mengikhtisarkan,

bagian-bagian dari materi yang dipelajari. Model ini diperkenalkan oleh Densereau.

20

Andre Ardiansyah,Pocket Dictionary, (Surabaya: Pustaka Agung Harapan. 2009) 60 21


(35)

26

Model pembelajaran ini adalah bagian dari model pembelajaran Contextual

Teaching and Learning(CTL).22

Menurut Lambiotte, Cooperative Script ditujukan untuk membantu

siswa berfikir secara sistematis dan berkonsentrasi pada materi pelajaran.

Siswa jugga dilatih untuk saling bekerja sama satu sama lain dalam suasana

yang menyenangkan. Cooperative Script memungkinkan siswa untuk

menemukan ide-ide pokok dari gagasan besar yang disampaikan oleh guru.23

Ativitas ini mendorong siswa terbiasa untuk membuat ringkasan atau resume

dari suatu sinopsis serta mendorong para siswa untuk terbiasa

mengungkapkan gagasannya sendiri, maupun mendengarkan orang lain

dengan penuh perhatian.24

2. TujuanCooperative Script

Beberapa tujuan pembelajaran dengan menerapkan mmodel

pembelajaranCooperative Scriptadalah sebagai berikut:25

a. Membiasakkan siswa untuk berani dalam menyampaikan pendapat atau

gagasan.

Salah satu faktor yang membuat siswa tidak percaya diri

mengungkapkan pendapatnya adalah apabila siswa hanya mempunyai

22

Zainal Aqib,Model-Model, Media dan Strategi Pembelajaran Kontekstual(Bandung:Yrama Media. 2013) 19

23

Miftahul HudaModel-Model Pengajaran dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2014) 213-214

24

Warsono Hariyono,Pembelajaran Aktif,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2014) 205 25

Zainal Aqib,Model-Model, Media dan Strategi Pembelajaran Kontekstual(Bandung:Yrama Media. 2013) 19


(36)

27

kesempatan untuk mendengarkan dan hanya sedikit saja kesempatan

untuk berbicara. Pada kesempatan yang sedikit itu, biasanya siswa yang

aktif akan menguasai kelas sedangkan yang aktif hanya mendengarkan.

Salah satu tujuan dari metode ini adalah untuk melatih keb eranian siswa

dalam menyampaikan pendapatnya untuk menyimpulkan isi materi.

Semua siswa harus mengungkapkan pendapat dan gagasannya.

b. Melatih siswa untuk bekerja sama dengan tenan

Dengan metode ini, kerja sama antar teman harus merupakan salah

satu faktor yang membuat pembelajaran berjalan sesuai dengan yang

diinginkan. Dengan kerja sama dengan temannya, siswa akan terbiasa

berkomunikasi aktif. Selain itu siswa juga belajar untuk menjadi

pendengar yang baik.

c. Melatih keterampilan berbicara pada siswa

Siswa belajar berbicara secara komunikatif dengan temannya

dengan tujuan agar informasi yang disampaikan dapat diterima oleh

siswa yang lainnya. Karena semua siswa dituntut untuk berbicara, maka

secara tidak langsung, siswa akan terlatih untuk berbicara.

d. Siswa belajar untuk saling menghargai.

Ketika siswa yang lain mendapat giliran menjelaskan, maka salah

satu dari siswa menjadi pendengar yang baik. Begitu juga sebaliknya

jika siswa yang menjelaskan kurang jelas maka siswa pendengar akan


(37)

28

Cooperative Script ini diharapkan dapat menumbuhkan sikap saling menghargai antar sesama siswa. Model pembelajaran ini tidak akan

berjalan dengan baik, tanpa adanya sikap saling menghargai.

e. Mengajarkan siswa berfikir kritis.

Dalam model pembelajaran ini siswa yang menjadi pendengar

dituntut untuk teliti dalam menyimak dan mengoreksi gagasan/materi

yang kurang dari pembicara. Oleh karena itu siswa pembicara harus

membuat kesimpulan selengkap mungkin yang memuat gagasan dan ide

pokok dari suatu materi.

3. Langkah-LangkahCooperative Script

Adapun langkah-langkah model pembelajaran Cooperative

Scriptadalah sebagai berikut:26

a. Guru membagi siswa untuk berpasangan. Cara membagi siswa untuk

berpasangan, guru memiliki banyak pilihan untuk membagi siswa

berpasangan. Salah satunya bisa dengan menyuruh siswa untuk

berurutan menyebutkan dua nama yang sejenis misalnya nama

pahlawan, ilmuan, bulan, planet, benua, provinsi dan lain-lain.

b. Guru membagikan wacana/materi kepada setiap siswa untuk dibaca

kemudian siswa membuat ringkasan. Setelah siswa berpasangan, guru

membagikan materi yang berbeda kepada setiap pasangan. Dalam hal

ini diberlakukan seperti itu karena menyesuaikan dengan kondisi materi

26


(38)

29

yang cukup banyak. Siswa membaca dan memahami materi sesuai

dengan cara mereka masing-masing. Kemudian siswa menyimpulkan

materi mereka dengan menulis ringkasan tanpa dibatasi jumlah

kalimatnya atau boleh dalam bentuk lain seperti tabel dan peta konsep.

c. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai

pendengar. Guru secara acak menyebukan nama dari salah satu nama

yang disebutkan diatas. Misalnya nama Asia dan Australia. Guru

menyebutkan Australia berperan sebagai pembicara terlebih dahulu.

d. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan

memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya.Sementara pendengar

melakukan hal berikut:

1) Menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang

lengkap.

2) Membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan

menghubungkan materi sebelumnya atau materi lainnya.

e. Bertukar peran, siswa yang menjadi pembicara akan bertukar menjadi

pendengar begitu juga sebaliknya pendengar akan menjadi pembicara.

Guru akan memberitahukan kepada siswa ketika saatnya berganti

peran.

f. Guru dan siswa menyimpulkan bersama-sama. Kesimpulan yang

dilakukan bersma-sama berurutan sesuai dengan materi yang sudah


(39)

30

g. Penutup. Jika ada yang masih kurang jelas, guru memberikan

kesempatan kepada siswa untuk bertanya.

4. KelebihanCooperative Script

Model pembelajaran Cooperative Script memiliki beberapa kelebihan

yaitu sebagai berikut.

a. Dapat menumbuhkan ide-ide atau gagasan baru, daya berfikir kritis,

serta mengembangkan jiwa keberanian dalam menyampaikan hal-hal

baru yang diyakini benar. Kelebihan ini dapat dilihat pada saat siswa

membuat ringlasan materi dan menyampaikannya.

b. Mengajarkan siswa untuk percaya kepada guru dan lebih percaya lagi

pada kemampuan sendiri untuk berfikir, mencari informasi dari sumber

lain dan belajar dari siswa lain. Siswa perlu untuk memiliki pengetahuan

lain dalam mengoreksi kekurangan dari temannya. Sebaiknkya juga

siswa harus memiliki referensi lain untuk melengkapi materi

ringkasannya. Agar semakin banyak ilmu yang dapat mereka peroleh.

c. Mendorong siswa untuk berlatih memecahkan masalah dengan

mengungkapkan idenya secara verbal dan membandingkan ide siswa

dengan ide temannya. Dua siswa yang berbeda walaupun memiliki

materi yang sama, kemungkinan besar akan memiliki kesimpulan

gagsan/ide pokok yang berbeda. perbedaan itu bagi siswa mungkin


(40)

31

akan memperkaya siswa untuk bisa memecahkan masalah yang terdapat

dalam kelompoknya.

d. Membantu siswa belajar menghormati siswa yang pintar dan siswa yang

kurang pintar dan menerima perbedaan yang ada. Siswa yang pintar

bisanya lebih percaya diri. Namun tidak selamanya siswa yang kurang

pintar itu merasa kurang. Pada model pembelajaran ini guru harus

menyampaikan sikap apa saja yang harus dimiliki oleh siswa.

e. Memotivasi siswa yang kurang pandai agar mampu mengungkapkan

pemikirannya. Siswa harus menyampaikan gagasan/ide pokok yang

mereka buat walaupun sedikit.

f. Memudahkan siswa berdiskusi dan melakukan interaksi sosial. Karena

model pembelajaran ini berpasangan, maka akan memudahkan siswa

berkomunikasi dua arah kepada pasangannya.

g. Meningkatkan kemampuan berfikir kreatif. Kreatif disini adalah siswa

harus bisa menyimpulkanm materi dengan bahasa dan kalimatnnya

sendiri.27

5. KekuranganCooperative Script

Beberapa kekurangan yang terdapat dalam model pembelajaran ini,

diantaranya adalah:

27

Miftahul HudaModel-Model Pengajaran dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2014) 214


(41)

32

a. Ketakutan beberapa siswa untk mengeluarkan ide karena akan dinilai

oleh teman dalam kelompoknya. Siswa yang kurang pintar akan

memiliki perasaan seperti ini. Namun guru harus memberikan

penjelasan bahwa semua siswa sama. Beberapa siskap yang harus

dimiliki siswa dalam pembelajran ini adalah teliti, kreatif dan berani.

Sikap tersebut akan membantu mengatasi masalah siswa yang kurang

percaya diri karena merasa kurang pintar.

b. Menyampaikan model pembelajaran ini kepada siswa akan menyita

waktu yang lama jika siswa tidak mampu memahami

langkah-langkahnya. Maslah ini berlaku pada siswa kelas bawah sekolah dasar.

c. Keharusan guru untuk melaporkan setiap penampilan siswa dan tiap

tugas siswa untuk menghitung hasil prestasi kelompok, dan ini bukan

tugas yang sebentar. Kegiatan ini bisa disiasati dengan menyampaikan

kesimpulan bersama-sama antara guru dengan siswa. Dan mengoreksi

lembar kesimpulan dan koreksi yang telah dikumpulkan siswa kepada

guru.

d. Kesulitan membentuk kelompok yang solid dan dapat bekerja sama


(42)

33

e. Kesulitan menilai siswa sebagai individu karena mereka berada dalam

kelompok. Untuk menilai siswa secara individu, guru dapat melihat

ringkasan terlulis dari setiap siswa.28

28

Miftahul HudaModel-Model Pengajaran dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2014) 215


(43)

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian

Penelitian ini berbentuk classroom research activity atau penelitian

yang berbentuk tindakan. Tindakan yang dilakukan ialah berupa tindakan

didalam kelas atau (PTK). Menurut, Suharsimi, Suhardjono dan Supardi

menyatakan mengenai pengertian PTK dengan memisahkan kata-kata dari

penelitian–tindakan–kelas:29

1. Penelitian adalah menunjukkan kegiatan mencermati suatu objek, dengan

menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk mendapatkan

data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu dalam

hal yang diminati.

2. Tindakan menunjukkan pada suatu gerak kegiatan yang sengaja

dilakukan dengan tujuan tertentu, dalam penelitian berbentuk rangkaian

siklus kegiatan untuk peserta didik.

3. Kelas dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi

dalam pengertian yang lebih spesifik, yakni sekelompok peserta didik

dalam waktu sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama

pula.

Penelitian ini dilakukan oleh peneliti bekerjasama dengan guru yang

bersangkutan. Penelitian tindakan kelas ini termasuk penelitian kualitatif.

Untuk melakukan penelitian ini diperlukan kerjasama antara guru dan peneliti

29


(44)

35

untuk mendapatkan jawaban daari suatu permasalahan yang terdapat dalam

proses pembelajaran khususnya pembelajaran didalam kelas.

Ciri-ciri penelitian tindakan kelas menurut Suharsimi Ari Kunto:

1. Bersifat inkuirireflektif,yaitu permaslahan dalam PTK merupakan

permasalahan yang nyata dalam proses pembelajaran didalam kelas.

2. Kooperatif, yaitu adanya kerjasama antara peneliti dengan guru kelas

dalam mengadakan perbaikan proses pembelajaran.

3. Reflektif, yaitu penelitian bersifat berkelanjutan untukmengetahui sejauh

mana peningkatan dari pelaksaanaan tindakan yang dilakukan untuk

kemudian melakukan proses perbaikan pada siklus selanjutnya.30

PTK ini menggunakan model Penilitian Tindakan Kelasdari Kurt

Lewwin yang berbentuk spiral dari siklus I kesiklus II. Dan setiap siklus,

kegiatan yang dilakukan meliputiplanning, actuating, observation, dan

reflection. Sebelum melakukan kegiatan diatas, terlebih dahulu peneliti harus mengidentifikasi permasalahan yang akan diangkat. Untuk siklus selanjutnya,

dilakukan setelah refleksi dan perencanaan ulang.31

Berikut gambaran model penelitian menurut Kurt Lewwin.

30

Rido Kurniyanto, dkk,Penelitian Tindakan Kelas,(Surabaya: LAPIS PGMI paket 3.2009) 10 31


(45)

36

Gambar 1.1 siklus penelitian menurut Kurt Lewwin

B. SettingPenelitian

Penelitian ini dilakukan pada siswa dikelas VMI Banu Hasyim

sidoardjo. Penelitian dilaksanakan ketika pelajaran Fiqih berlangsung sesuai

dengan materi pelajaran yang bersangkutan. Subjek penelitiannya adalah

siswa kelas V MI Banu Hasyim Sidoardjo.

1. Tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan di MI Banu Hasyim Sidoardjopada siswa

kelas V.

2. Waktu penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada pertengahan semester genap

yaitu pada bulan Februari 2016. Identifikasi

Masalah

SIKLUS

I

SIKLUS II

Perencanan ulang Observasi (observing)

Refleksi (reflecting

)

Perencanan (planning)

Tindakn (acting)

Dst sseterseterusny


(46)

37

3. Subyek penelitian

Subyek penelitian pada penelitian ini adalah pada siswa di V MI

Banu Hasyim Sidoardjoketika pelajaran Fiqihtahun ajaran 2015-2016

dengan jumlah siswa sebanyak 21 yaitu 10 siswa perempuan dan 11

siswa laki-laki. Pemilihan kelas ini dilakukan dengan pertimbangan

bahwa hasil belajar dikelas ini masih perlu ditingkatkan berdasarkan hasil

observasi yang telah dilakukan dikelas tersebut. Penerapan model

pembelajaran Cooperative Script dipilih kerena sebelumnya belum

pernah diterapkan pada mata pelajaran fiqih.

C. Variabel Yang Diteliti

Dalam penelitian ini terdapat beberapa variabel, yaitu:

1. Variable input: siswa kelas V MI Banu Hasyim Sidoardjo.

2. Variable output:siswa materi pelajaran ketentuan kurban mata pelajaran

Fiqih pada siswa di kelas V MI Banu Hasyim Sidoardjo.

3. Variable proses: peningkatan hasil belajar siswa materi pelajaran

ketentuan kurban mata pelajaran Fiqih pada siswa di kelasVMI Banu

Hasyim Sidoardjo

D. Rencana Tindakan

Tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah dimulai

dengan tindakan siklus satu. Pada siklus perteama ini, peneliti akan


(47)

38

belum sesuai dengan keinginan. Model penelitian Kurt Lewwin ini akan

memberikan alternatif pemecahan masalah tersebut. Pemecahannya adalah

jika peneliti belum mendapatkan hasil yang didarapkan, maka perlu adanya

penelitian dalam siklus berikutnya. Maksudnya adalah jika permasalahan

yang diteliti belum mendapatkan penyelesaian, maka dapat dilakukan

penelitian selanjutnya yang serupa sampai peneliti menemukan

penyelesaiannya.

Siklus 1

1. Perencanaan (planning)

Pada tahap ini peneliti membuat rancangan RPP,menyusun fasilitas

atau sarana seperti media yang diperlukandikelas,mempersiapkan

instrument untuk menganalisis data mengenai proses dan hasil tindakan

yaitu: lembar kerja siswa, lembar observasi guru dan lembar observasi

siswa.

2. Tahap pelaksanaan

Tahap ini peneliti mengamati aktivitas guru dalam melaksanakan

pembelajaran dengan menggunakan metode Cooperative Script yang

telah dirumuskan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

Berikut ini adalah uraian RPP yang digunakan selama pembelajaran

dalam siklus I berlangsung.

a. Kegiatan Awal


(48)

39

2) Guru mengucapkan salam “Assalamualaikum warahmutullah

wabarkatuh”

3) Guru dan siswa memulai pelajaran dengan berdoa bersama

membaca basmalah

4) Guru menanyakan kabar siswa “Bagaimana kabarnya hari ini

anak-anak?”

5) Guru mengecek kehadiran siswa dengan absensi

6) Guru menanyakan kepada siswa tentang pelajaran sebelumnya

dan mengaitkan dengan materi pelajaran hari ini yaitu ketentuan

kurban

7) Guru memotivasi siswa dengan tepuk MI Banu Hasyim

Tepuk MI Banu Hasyim....

prok prok prok M, prok prok prok I, prok prok prok Ba, prok prok prok Nu, prok prok prok Ha, prok prok prok Syim, MI Banu Hasyim.. Yes Yes Yes

8) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai

9) Guru menyampaikan materipelajaran hari ini yaitu ketentuan

kurban

b. Kegiatan Inti

1) Guru menyampaikan alur pembelajaran hari ini dengan model


(49)

40

2) Siswa berpasangan dengan teman sebangkunya dan

menyebutkan kode masing-masing 1 dan 2.

3) Setiap siswa mendapat wacana/materi yang berisi materi

ketentuan kurban.

4) Siswa kemudian membaca materi yang dibagikan guru kemudian

siswa membuat ringkasan dengan waktu yang telah ditentukan.

5) Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai

pendengar.

6) Siswa yang menjadi pembicara membaca ringkasannya selengkap

mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam

ringkasannya. Sementara pendengar

menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang

lengkap dan membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok

dengan menghubungkan materi sebelumnya atau materi lainnya.

7) Siswa kemudian bertukar peran, siswa yang menjadi pembicara

akan bertukar menjadi pendengar begitu juga sebaliknya

pendengar akan menjadi pembicara.

8) Siswa mendapatkan lembar kerja kelompok

9) Siswa mempresentasikan dengan temannya

c. Kegiatan Akhir

1) Guru dan siswa bersama-sama mengamati video kurban

2) Siswa mengerjakan lembar kerja individu menuliskan isi video


(50)

41

3) Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang sudah diipelajari

hari ini secara lisan

4) Guru memberikan penguatan dengan bertanya kepada siswa

“bagaimana pembelajran hari ini?”,”apa saja ynag sudah lkalian pelajari?” “apa yang belum kalian mengerti?”

5) Guru memberikan umpan balik yang positif kepada siswa

seperti“pintar, bagus, belajar lagi!”

6) Guru memberikan tugas rumah kepada siswa LKS hal 20

7) Guru menyampaikan materi selanjutnya yaitu haji dan umrah

8) Guru menutup pelajaran bersama siswa dengan membaca

“Alhamdulillahirabbil Alamin”

9) Guru mengucapkan salam “Wassalamualaikumwarahmutullah wabarkatuh”

3. Tahap observasi

Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan terhadap proses

pembelajaran dikelas. Hal yang dilakukan peniliti adalahsebagai berikut:

a. Mengamati semua proses pembelajaran dan mencatat semua masalah

atau kekurangan pada pembelajaran fiqih dengan mengunakan model

pembelajarancooperative script.

b. Mengisi data yang diperlukan dalam peneleitian seperti mengisi

lembar observasi yang meliputi lembar pengamatan siswa, lembar


(51)

42

Seetelah melakukan pengamatan di kelas, selanjutnya peneliti harus

melakukan analisis hasil observasi yang dilaksanakan pada siklus 1.

Peneliti mengevaluasi hasil observasi, menganalisis hasil pembelajaran

untuk mengetahui apa saja kegiatan yang dilakukan selama proses

pembelajaran. Dalam penelitian ini, peneliti juga akan mencatat

kelemahan-kelemahan dalam tindakan siklus 1. Jika belum tercapai

maka akan dilakukan langkah selanjutnya.

4. Refleksi

Pada tahap ini guru dan peneliti mengevaluasi seluruh tindakan

yang telah dilakukan. Jika hasil dari penelitian ini belum maksimal maka

akan dilakukan siklus selanjutnya untuk meningkatkan hasil dan kinerja

guru dalam mencapai hasil yang diinginkan. Berikut ini uraian kegiatan

yang akan dilakukan pada siklus II.

Siklus II

a. Perencanaan (planning)

1) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran berdasarkan pada

siklus I dan penetapan alternatif pemecahan masalah

2) Mengembangkan tindakan dari siklus I

b. Pelaksanaan

Dalam tahap ini peneliti akan menerapkan dan

mengembangkan RPP yang telah dibuat pada siklus I.


(52)

43

1) Mengamati perilaku siswa dalam mengikuti kegiatan

pembelajaran siklus II

2) Memantau kegiatan diskusi siswa-siswi dalam menerangkan

materi antar sesama teman

3) Mengamati pemahaman masing-masing anak terhadap

penguasaan materi pembelajaran yang telah dirancang sesuai

dengan tujuan PTK pada siklus II.

E. Data dan Cara Pengumpulannya

Keberhasilan suatu penelitian didukung oleh sumber data. Sumber

data dalam penelitian adalah subjek dari mana data diperoleh.32

1. Sumber data.

Adapun sumber data yang diperoleh pada penelitian ini

berasaldari:

a. Siswa,yaitu hasil belajar dan kegiatan belajar siswa kelas V MI Banu

Hasyim Sidoarjo.

b. Guru, yaitu hasil dari kegiatan mengajar guru mata pelajaran Fiqih

materi ketentuan kurban.

2. Teknik pengumpulan data

a. Tes

Tes dilakukan dengan cara melakukan penilaian dalam bentuk

tes tertulis berupa pertanyaan. Pertanyaan tersebut berkaitan dengan

32

Suharsimi Arikunto, Supardi. Penelitian Tindakan Kelas(Madiun: IKIP PGRI Madiun.2011) 126


(53)

44

materi pelajaran yang telah direncanakan pada rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP). Hal tersebut dilakukan untuk memperoleh nilai

dari kegiatan belajar siswa yaitu materi ketentuan kurban pada mata

pelajaran Fiqih. Aspek yang dinilai adalah pemahaman materi

ketentuan kurban. Penilaian dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan

yang telah disediakan oleh peneliti. Siswa akan menjawab

pertanyaan tersebut. Pertanyaan-pertanyaan tersebut berbentuk

butir soal yang terdapat dalam RPP.(Terlampir)

b. Observasi

Observasi merupakan proses pengamatan langsung mengenai

aktivitas guru dan aktivitas siswa pada pembelajaran fiqih materi

ketentuan kurban pada siswa di kelasV MI Banu Hasyim Sidoardjo.

(Terlampir)

c. Wawancara

Wawancara dilakukan untuk mengetahui kesulitan apa saja

yang dihadapi oleh guru dalam proses pembelajaran. Untuk

memperoleh data yang akurat maka wawancara dilakukan oleh

peneliti kepada guru dan siswa dengan instrumen wawancara sebagai

berikut.

Instrumen wawancara Pembelajaran Fiqih materi ketentuan

kurban sebelum menggunakan meetodeCooperative Script


(54)

45

1) Apakah anda mengalami kesulitan dalam mengajarkan mata

pelajaran Fiqih?

2) Apa saja masalah yang ditemukan dalam kegiatan pembelajaran

mata pelajaran Fiqih?

3) Apa saja yang menjadi penyebab masalah tersebut?

4) Bagaimana tingkat pemahaman siswa pada pembelajaran

Fiqih?

Responden Siswa

1) Menurut kalian, apakah pelajaran Fiqih selama ini

menyenangkan?

2) Apakah kalian dapat memahami materi ketentuan Kurban

dengan baik?

3) Apa saja kesulitan kalian dalam pembelajaran materi ketentuan

Kurban?

4) Apa yang menyebabkan kalian kesulitan dalam memahami

materi ketentuan Kurban?

Instrumen wawancara Pembelajaran Fiqih materi ketentuan

kurban sesudah menggunakan meetodeCooperative Script

Responden Guru

1) Bagaimana pendapat anda setelah menerapkan metode

Cooperative Script pada mata pelajaran Fiqih materi ketentuan kurban?


(55)

46

2) Bagaimana pendapat anda mengenai proses pembelajaran yang

telah dilakukan dengan metodeCooperative Script?

3) Apa saja yang masih perlu diperbaiki dari pembelajaran yang

telah ibu lakukan?Apa saran ibu untuk memperbaiki proses

pembelajaran selanjutnya?

Responden Siswa

1) Bagaimana pendapat kalian tentang pembelajaran Fiqih yang

baru saja kalian ikuti?

2) Apakah kalian senang dengan pembelajaran tadi? Mengapa?

3) Apakah kalian dapat memahami materi ketentuan kurban

dengan mudah?

4) Apakah kalian memahami sebagian besar materi yang

disampaikan ketika proses pembelajaran tadi?

F. Indikator kinerja

Penelitian ini dapat dikatakan selesai jika memenuhi indikator sebagai

berikut. Adapun indikator yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini

adalah sebagai berikut :

1. Meningkatnya prosentase ketuntasan belajar siswa minimsl 80%.

2. Meningkatnya pemahaman belajar siswa minimal dengan nilai rata-rata

siswa 80.

3. Sekurang-kurang nya 80% dari siswa sekelas telah mencapai nilai


(56)

47

G. Tim Peneliti dan Tugasnya

Dalam penelirian ini, peneliti bertugas sebagai perencana, pelaksana,

penganalisis, mengumpulkan data dan kehadiran peneliti diketahui oleh

guru-guru dan kepala sekolah tentang statusnya sebagai peneliti disekolah tersebut

dengan fokus penelitian tindakan kelas yang dilakukan pada siswa kelas V MI

Banu Hasyim Sidoarjo. Adapun peneliti dan guru mata pelajaran adalah

sebagai berikut.

1. Guru

Nama : Ruhima Naharil Mumtazah, S.Pd.I

Jabatan : Guru fiqih MI Banu Hasyim

Tugas : Guru memiliki tugas bekerjasama dengan peneliti dalam merencanakan, melasksanakan dan melakukan observasi pada penelitian ini.

2. Mahasiswa

Nama : Normiah

NIM : D07212024

Tugas : Peneliti memiliki tugas merencanakan, melakukan observasi dan mengumpulkan data, melaksanakan dan menerapkan pemecahan masalah pada penelitian tindakan kelas.


(57)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MI Banu Hasyim Sidoarjo. Adapun

judul penelitian ini adalah Peningkatkan Pemahaman Mata Pelajaran Fiqih

Materi Ketentuan Kurban Melalui Cooperative Script di kelas V MI Banu

Hasyim Waru Sidoarjo. Hasil penelitian pada penelitian tindakan kelas ini

akan dijelaskan dalam bentuk uraian dan dilengkapi dengan data-data

penelitian. Adapun beberapa cara pengambilan data adalah dengan

melakukan observasi aktivitas guru, observasi aktivitas siswa selama proses

pembelajran, data hasil wawancara dan tes penilaian hasil pembelajaran.

Data dari hasil wawancara, observasi aktivitas siswa dan aktivitas

guru akan digunakan sebagai alat untuk mengetahui pengaruh penerapan

model Cooperative script untuk meningkatkan pemahaman belajar mata

pelajaran fiqih materi ketentuan kurban pada siswa kelas V MI Banu Hasyim,

Sidoarjo. Selain itu terdapat data hasil penilaian pembelajaran adalah untuk

mengetahui ketuntasan dan pemahaman siswa terhadap materi ketentuan

kurban mata pelajaran fiqih pada siswa kelas V MI Banu Hasyim, Sidoarjo.

Hasil penelitian ini diperoleh berdasarkan tindakan yang telah

dilakukan pada siklus-siklus pembelajaran. Terdapat dua siklus pembelajaran


(58)

49

1. Siklus I

Pada siklus I ini peneliti menggunakan beberapa tahapan

perencanaan sebelum tindakan. Beberapa tahapan pembelajaran pada

siklus I ini menyesuaikan dengan metode penelitian menurut Kurt

Lewwin yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.

a) Perencanaan

Perencanaan tindakan pada penelitian ini dimulai dengan

mencari permasalahan yang ada dalam pembelajaran di kelas.

Peneliti melakukan wawancara dengan guru yang bersangkutan.

Setelah wawancara, terdapat masalah pada pembelajaran fiqih.

Peneliti bersama guru kemudian mencarikan solusi untuk

menyelesaikan masalah tersebut. Setelah berdiskusi, guru dan

peneliti akan mencoba untuk memberikan metode pembelajaran

yang menarik sesuai dengan kondisi siswa.

Guru dan peneliti sepakat untuk menggunakan model

CooperativeScript pada siswa kelas V MI Banu Hasyim Sidoarjo. Adapun hal-hal yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut.

1) Menyiapkan lembar observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa

2) Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran

3) Menyiapkanmedia, alat dan bahan yang diperlukan.

b) Pelaksanaan tindakan

Pada tahap ini, peneliti menjalankan rencana tindakan yang


(59)

50

adalah menerapkan rencana pembelajran yang meliputi kegiatan

awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Pembelajaran pada siklus I ini

dilaksanakan pada hari jum’at tanggal 29 April 2016 dengan jumlah siswa 10 orang perempuan dan 11 orang laki-laki. Kegiatan

pembelajaran berlangsung mulai pukul 09.45 - 11.00 WIB atau 2

jam pembelajaran 2x35 menit.

Pada kegiatan awal, guru melaksanakan tindakan secara

berurutan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang

telah di buat. Peneliti bertindak sebagai observer. Guru memulai

dengan mengucapkan salam, doa, absensi, menyampaikan tujuan

pembelajaran dan menanyakan kepada siswa tentang materi minggu

lalu. Respon dari siswa terlihat sangat antusias dan bersemangat. Hal

itu terlihat ketika guru meminta mereka untuk tepuk banu hasyim.

Suara mereka kompak. Kemudian guru menyampaikan materi yang

akan dipelajari hari ini.

Guru membagi siswa berpasangan kemudian membagikan

materi yang berbeda antara satu dengan yang lain. Siswa membaca

dan membuat kesimpulan dari materi tersebut dengan waktu yang

sudah ditentukan. Siswa mengikuti proses pembelajaran dengan

menerapkan model pembelajaran Cooperative Script. Siswa segera

membaca materi yang telah dibagikan oleh guru. Siswa kemudian

membaca petunjuk yang ada pada lembar unjuk kerja dan mengalami


(60)

51

Guru kemudian memberikan penjelasan dan petunjuk kepada siswa

untuk berdiskusi dengan modelCooperative Script. Siswa kemudian

mengerjakan lembar kerja yang telah dibsgikan, yaitu mengerjakan

lembar unjuk kerja menuliskan kesimpulan dan setelah mereka

prresentasi kepada pasangannya bergantian kemudian menuliskan

kekurangan dari temannya. Mereka menuliskan dikolom komentar

dan koreksi.

Pada kegiatan penutup ini guru menayangkan video tentang

sejarah kurban, sedangkan siswa menonton dan menyimak dengan

menjawab lembar kerja catatan terbimbing tentang sejarah kurban.

Setelah selesai, guru melakukan refleksi dan penguatan dengan

bertanya kepada siswa bertanya kepada siswa “bagaimana pembelajran hari ini?”,”apa saja ynag sudah lkalian pelajari?” “apa yang belum kalian mengerti?”. Setelah mendapat respon dari

siswa, guru memberikan umpan balik dan motivasi yang positif

kepada siswa. Guru menutup pembelajran dengan berdoa bersama

mengucapkan hamdalah dan mengucapkan salam penutup.

Wassalamualaikum warahmatullahiwabarkatuh. Siswa menjawab salam bersama-sama.

Adapun hasil tes pada pembelajaran siklus I ini akan diuraikan

dalam bentuk tabel sebagai berikut.

Tabel 4.1


(61)

52

No Uraian Nilai

1 Skor yang diperoleh 1647

2 Rata-rata 78

3 Ketuntasan 76 %

Tabel diatas menunjukkan bahwa nilai rata-rata siswa adalah

78,5 dengan ketuntasan siswa sebesar 76 % atau sama dengan 16

orang siswa yang tuntas dan 5 orang yang belum tuntas. Tabel

tersebut menjelaskan bahwa penerapan model pembelajaran

Cooperative Scriptdapat meningkatkan kulaitas pembelajaran siswa. Selain penilaian unjuk kerja, terdapat penilaian mengamati

video tentang sejarah kurban. Berikut ini rekapitulasi nilai siswa

mengamati video kurban dengan lembar kerja melengkapi cerita.

Tabel 4.2

Rekapitulasi Nilai Mengamati Video

No Uraian Nilai

1 Skor yang diperoleh 1473

2 Rata-rata 70

3 Ketuntasan 57 %

Tabel diatas menunjukkan bahwa skor yang diperoleh siswa

adalah rata-rata 70. Sedangkan yang tuntas hanya 57 % atau 12

siswa dari jumlah siswa kelas V yaitu 21 siswa.

Data lain tentang hasil tes pembelajaran juga terdapat pada

hasil nilai uraian siswa pada pembelajaran Fiqih materi ketentuan


(62)

53

Tabel 4.3

Rekapitulasi Nilai Soal Uraian

No Uraian Nilai

1 Skor yang diperoleh 1658

2 Rata-rata 79

3 Ketuntasan 71 %

Nilai siswa yang tersaji pada tabel diatas adalah nilai tes soal

uraian. Skor yang diperoleh oleh siswa seluruhnya adalah 1658

dengan nilai rata-rata 79. Prosentase ketuntasan siswa adalah sebesar

71,4 %. Jumlah siswa yang tuntas adalah 15 siswa sedangkan siswa

yang belum tuntas adalah berjumlah 6 orang.

c) Observasi

Peneliti dalam melakukan penelitian ini bertindak sebagai

observer dalam kegiatan pembelajaran siklus I. Beberapa hal yang

diamati oleh peneliti adalah aktivitas guru selama pembelajaran

siklus I berlangsung. Peneliti mengamati apakah guru sudah

melaksanakan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan rencana

pelaksanaan pembelajaran yang sudah disiapkan oleh peneliti.

Apakah guru sudah melaksanakan pembeljaran sesuai dengan model

pembelajaaran yang digunnakan.

Berikut ini hasil penilaian aktivitas guru selama pembelajaran Siklus I.

Tabel 4.4


(63)

54

No Kegiatan Skor

1 Pendahuluan

Mengucapkan salam Mengajak siswa berdoa

Memastikan kehadiran siswa (absen)

Melakukan apersepsi dan menanyakan kabar siswa Memberikan motivasi dengan tepuk

Menyampaikan tujuan pembelajaran

4 4 3 3 3 4 2 Kegiatan Inti

Menyampaikan alur pembelajaran dengan model pembelajaranCooperative Script

Membentuk siswa berpasangan

Membagikan wacana/materi yang berisi materi ketentuan kurban.

Memfasilitasi siswa melakukan diskusi dengan model pembelajaranCooperative Script

Mengajukan pertanyaan dalam bentuk lembar kerja Memberikan penguatan dan kesimpulan

2 3 3 2 3 2

3 Kegiatan penutup

Memfasilitasi siswa untuk mengamati video kurban Memberikan lembar kerja individu tentang isi video kurban

Mengajak siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari secara lisan

Memberikan penguatan dengan bertanya kepada siswa Memberikan apresiasi dan komentar serta umpan balik positif kepada siswa

Memberikan tindak lanjut dengan tugas LKS

Menyampaikan materi selanjutnya yaitu haji dan umrah Mengajak siswa berdoa bersama

Mengucapkan salam penutup

3 3 2 3 3 3 3 3


(64)

55

3

Skor Perolehan 68

Kriteria Skor Baik

Dari tebel diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa guru sudah

menerapkan model pembelajaran dengan baik. Namun hasil yang

diperoleh masih belum mencapai sasaran yang diharapkan oleh

peneliti. Oleh karena itu perlunya dilakukan siklus selanjutnya.

Selain melakukan observasi aktivitas guru, peneliti juga

melakukan observasi aktivitas siswa selama pembelajaran

menggunakan model pembelajaran Cooperarite Script. Peneliti

mengisi aktivitas siswa berdasarkan lembar observasi yang sudah

disiapkan sebelumnya. Kegiatan ini dilakukan untuk mendapatkan

hasil bagaimana proses penerapan model pembelajaran Cooperarite

Script. Jika berjalan sesuai dengan harapan, maka penelitian ini dianggap berhasil. Namun jika belum mencapai sasaran, maka

penelitian ini akan dilanjutkan ketahap selanjutnya. Berikut ini hasil

pengamatan peneliti tentang hasil obsservasi aktivitas siswa.

Tabel 4.5


(65)

56

No Kegiatan Skor

1 Pendahuluan

Siswa menjawab salam dengan tertib Siswa merespon saat diabsen

Siswa antusias menanggapi apersepsi dari guru Siswa mendengarkan guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai

Siswa antusias menerimamateripelajaran

3 3 3 2

2

2 Kegiatan Inti

Siswa menyimak guru saat menyampaikan alur pembelajaran dengan model pembelajaranCooperative Script

Siswa membentuk kelompok berpasangan

Siswa membaca wacana/materi yang berisi materi ketentuan kurban.

Siswa melakukan diskusi dengan model pembelajaran Cooperative Script

Siswa menyelesaikan tugas yang ada dilembar kerja Siswa memberikan kesimpulan dengan menjawab pertanyaan dari guru

3

2 2

2

3 2


(66)

57

3 Kegiatan penutup

Siswa bersama-sama mengamati video kurban Siswa mengerjakan lembar kerja individu Siswa menuliskan isi video kurban

Siswa menyimpulkan materi yang sudah diipelajari hari ini secara lisan

Siswa bertanya jawab dengan guru

Siswa merespon dengan baik umpan baik yang diberikan oleh guru

Siswa menerima tugas rumah mengerjakan LKS Siswa mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru tentsng materi selanjutnya yaitu haji dan umrah

Siswa berdoa bersama dengan tertib Siswa menjawab salam bersama-sama

3 3 3 2 2 3 2 3 3 4

Skor Perolehan 50

Kriteria Skor cukup

Berdasarkan hasil observasi diatas, dapat disimpulkan bahwa

siswa masih belum terkendali. Masih banyak aktivitas siswa yang

belum dilakukan dengan maksimal seperti siswa berdiskusi dengan

pasangannya hanya sebentar dan ada siswa lain yang mengganggu.

Siswa tidak merespon baik saat guru memberi tugas. Siswa tidak

sepenuhnya mendengarkan saat guru menjelaskan.

d) Refleksi

Dari hasil pembelajaran pada siklus I, peneliti menyimpulkan

bahwa penelitian ini perlu dilakukan kembali agar mencapai sasaran


(67)

58

peneliti mengatakan demikian. Berdasarkan hasil pembelajaran dan

pengamatan yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa guru telah

melaksanakan pembelajaran dengan cooperative Script dengan

cukup baik. Namun terdapat beberapa hal yang perlu diperbaiki dan

disempurnakan. Seperti pada saat guru memberikan apersepsi pada

siswa mengenai materi dengan kehidupan nyata. Guru hanya

sebentar menjelaskan kepada siswa. Selain itu, guru seringkali

berdiri didepan kelas dan kurang memantau keseluruhan aktivitas

siswa. Siswa masih ada yang bermain dengan temannya.

Beberapa hal yang menyebabkan kegiatan pembelajaran

siklus I ini belum berhasil adalah sebagai berikut.

1) Hasil Observasi Guru

Dari hasil observasi guru, dapat dilihat bahwa guru

masih mengalami kesulitan dalam menerapkan model

pembelajaran Cooperarite Script. Hal ini berdasarkan pada

hasil nilai observasi guru pada siklus I. Guru masih

membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menjelaskan

langkah-langkah penerapan model pembelajaran Cooperarite

Script.

2) Hasil Observasi siswa

Hasil pengamatan siswa pada siklus I ini dapat melihat

pada hasil observasi siswa. Nilai yang diperoleh pada lembar


(1)

77

Tabel 4.13

Hasil Penelitian Siklus I dan Siklus II

Ketuntasan Prosentase Rata-rata Tuntas Tidak Tuntas

Siklus I 76 % 75,8 16 5

Siklus II 90 % 85,8 19 2

Tabel di atas menunjukkan hasil ketutasan siswa pada siklus I adalah 76 % dengan nilai rata-rata siswa pada mata pelajaran fiqih materi ketentuan kurban adalah 75,3. Pada siklus I ini siswa yang belum tuntas terdapat 5 orang siswa. Sedangkan pada siklus II, ketuntasan siswa meningkat menjadi 90 % dengan nilai rata-rata siswa 85,8. Pada siklus II ini hanya 2 dari 21 orang siswa yang tidak tuntas.

Penetian ini sudah melewati dua siklus. Kedua siklus memiliki hasil yang berbeda seperti yang sudah dijelaskan diatas. Tindakan pada siklus I masih belum mencapai hasil yang diharapkan sehingga perlunya dilakukan tindakan siklus II. Pada tindakan siklus II ini, diperoleh hasil yang memenuhi indikator penelitian yaitu meningkatnya ketuntasan belajar siswa minimal 80 %. Oleh karena itu, penelitian ini tidak perlu dilanjutkan ke siklus selanjutnya.


(2)

78 BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Penerapan model Cooperative Script dalam meningkatkan pemahaman

mata pelajaran fiqih materi ketentuan kurban di kelas V MI Banu Hasyim Sidoarjo dilakukan dengan dua siklus. Kedua siklus penelitian ini menunjukkan hasil yang berbeda. Perbedaan tersebut terletak pada observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa. Peningkatan yang terjadi mengenai aktivitas guru pada siklus I dengan nilai 68, sedangkan pada siklus II menjadi 73. Peningkatan yang terjadi mengenai aktivitas siswa pada siklus I dengan nilai 50, sedangkan pada siklus II menjadi 74. Jadi, dengan penerapan modelCooperative Script,aktivitas guru dan aktivitas siswa mengalami peningkatan.

2. Peningkatan pemahaman mata pelajaran fiqih materi ketentuan kurban di kelas V MI Banu Hasyim Sidoarjo menunjukkan hasil yang diharapkan. Hasil tersebut adalah tercapainya peningkatan pemahaman siswa yang telah dilakukan dengan dua siklus pembelajaran. Peningkatan pemahaman siswa ditandai dengan ketuntasan belajar yang terdapat pada siklus pembelajaran. Dua siklus tersebut masing-masing mendapatkan hasil yang berbeda. Siklus I dengan nilai ketuntasan belajar 76 % menjadi 90 % pada siklus II. Begitu juga yang terjadi dengan penilaian pada lembar kerja yang lain juga mengalami peningkatan.


(3)

79

B. SARAN

Adapun saran dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Bagi Guru

Sebagai tenaga pengajar dan pendidik, sebaiknya guru banyak mencoba model dan strategi yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Sehingga siswa merasa belajar dengan penuh tantangan untuk mengenal hal-hal baru yang lebih menyenangkan daripada selalu menerapkan pembelajaran yang sudah dilakukan selama ini. Dengan menggunakan model Cooperative Script siswa lebih mudah untuk menyampaikan gagasan kepada temannya sehingga akan menumbuhkan sikap percaya diri dan menggali bakat yang mereka miliki.

2. Bagi Sekolah

Sekolah sudah memiliki fasilitas penunjang proses pembelajaran seperti LCD, proyektor, papan tulis, ruang kelas, meja, kursi dan kipas angin. Fasilitas tersebut akan sangat bermanfaat jika digunakan oleh semua guru. Sebaiknya semua guru dapat menggunakannya secara optimal untuk menuju pembelajaran yang lebih menyenangkan, efektif dan efesien. Diharapkan penelitian ini secara tidak langsung dapat meningkatkan semangat mengajar dan mendidik bagi guru yang ada di sekolah tersebut.


(4)


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Aziz Muhammad Azzam. 2010:Fiqih Muamalah, Bumi Akasara. Jakarta Abdul Fatah Idris, Abu Ahmadi.1990: Terjemahan Fiqih Islam Lengkap,Rineka

Cipta. Jakarta

Abdullah Lam bin Ibrahim. 2005:Fiqih Finansial, Era Intermedia. Solo Agus Suprijono.2009:Cooperative Learning, Pustaka Pelajar.Surabaya

Alaiddin Kotto. 2004: Ilmu Fiqih dan Ushul Fiqih, PT Raja Grafindo Persada. Jakarta

Andre Ardiansyah. 2009:Pocket Dictionary, Pustaka Agung Harapan. Surabaya Deden Makbuloh. 2012: Pendidikan Agama Islam, PT Raja Grafindo Persada.

Jakarta

Heri Juhari Mucthar. 2012:Fikih Pendidikan, PT Remaja Rosdakarya. Bandung Miftahul Huda. 2014:Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran, Pustaka

Pelajar. Yogyakarta

Mohammad Daud Ali. 1990:Hukum Islam, PT Raja Grafindo Persada.Jakarta Muhaimin. 1996:Strategi Belajar Mengajar, CV Citra Media. Surabaya Mustaqin. 2008:Psikologi pendidikan,Pustaka Pelajar. Semarang

Nur Uhbiyati, Abu Ahmadi. 1997:Ilmu pendidikan Islam, Pustaka Setia. Bandung Permendikbud Tahun 2014 Nomor 57 tentang Kurikulum SD/MI

Rafi’udin. 1997:Lentera 25 NabiRasul,Kalam Mulia. Jakarta

Rido Kurniyanto, dkk. 2009:Penelitian Tindakan Kelas,LAPIS PGMI. Surabaya

Suharsimi Arikunto, Supardi. 2011:Penelitian Tindakan Kelas, IKIP PGRI Madiun.


(6)

81

Tim penyusun. 2015:Fiqih kelas V, CV.Mia. Surabaya

Tim penyusun.2007:PenilitianTindakanKelas,UINSA Press.Surabaya

Warsono Hariyono. 2014:Pembelajaran Aktif, PT Remaja Rosdakarya.Bandung Zainal Aqib, 2013: Model-Model, Media dan Strategi Pembelajaran Kontekstual,


Dokumen yang terkait

Peningkatan pemahaman materi Tayamum mata pelajaran Fiqih melalui metode Scramble pada siswa Kelas III MI Bahrul Ulum Sidoarjo.

6 47 105

Peningkatan pemahaman mata pelajaran IPS materi masalah sosial di daerahnya melalui metode cooperative integrated reading and composition (CIRC) pada siswa kelas IV MI Darun Najah Kajeksan Tulangan Sidoarjo.

0 0 106

Peningkatan pemahaman materi alat pencernaan manusia mata pelajaran IPA melalui model Word Square siswa kelas V MI Bahrul Ulum Sidoarjo.

0 1 110

PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI KEUTUHAN NKRI MELALUI PENERAPAN METODE MIND MAPPING PADA MATA PELAJARAN PKN KELAS V MI NURUL ISLAM SIDOARJO.

1 2 93

Peningkatan pemahaman materi penggolongan makhluk hidup mata pelajaran IPA melalui strategi identitas korporat siswa kelas III MI Darussalam Sidoarjo.

0 0 119

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI METODE COOPERATIVE, INTEGRATED, READING, AND COMPOSITION (CIRC) SISWA KELAS V MI ROUDLOTUL BANAT SIDOARJO.

0 0 116

PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI PUASA RAMADHAN MATA PELAJARAN FIQIH MENGGUNAKAN STRATEGI JOYFUL LEARNING PADA SISWA KELAS III MI ISLAMIYAH TAMAN SIDOARJO.

0 0 107

PENINGKATAN PEMAHAMAN MATA PELAJARAN FIQIH MATERI SHOLAT ID MELALUI METODE WORD SQUARE SISWA KELAS 4B MI AL ASYHAR GRESIK.

0 8 109

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER DI MI WACHID HASYIM WONOMLATI KREMBUNG SIDOARJO.

0 0 126

Peningkatan Pemahaman Materi Pelajaran Rukun Iman Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas I MI Banu Hasyim Waru Sidoarjo

0 0 14