TUGAS AKHIR PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP HASIL PEMBANGUNAN PRASARANA JALAN LINGKUNGAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2010

TUGAS AKHIR PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP HASIL PEMBANGUNAN PRASARANA JALAN LINGKUNGAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2010

Diajukan sebagai Syarat untuk Mencapai Jenjang Strata-1 Perencanaan Wilayah dan Kota

Disusun oleh: Fitria Nur Diatna

I 0608006

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

commit to user

ii

PENGESAHAN PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP HASIL PEMBANGUNAN PRASARANA JALAN LINGKUNGAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2010

Pembimbing I

Fitria Nur Diatna

I 0608006

Menyetujui, Surakarta, Juli 2012

Pembimbing II

Murtanti Jani Rahayu, ST, MT NIP. 197201172000032001

Mengesahkan,

Ir. Rizon Pamardi Utomo, MURP NIP. 195902221989031001

Ketua Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik

Ketua Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota

Dr. Ir. Mohamad Muqoffa, MT NIP. 19620610 199103 1 001

Pembantu Dekan I Fakultas Teknik

Ir. Galing Yudana, MT NIP. 19620129 198703 1 002

Kusno Adi Sambodo, ST, MT, Ph.D

NIP. 19691026 199503 1 002

commit to user

iii

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan untuk :

1. Allah SWT, dan Nabi Muhammad SAW

Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanya untuk ALLAH S.W.T yang maha gaib.

2. Bapak dan ibuku tercinta

Doamu mengiringi setiap langkahku, setiap jengkal kesuksesan dalam hidupku,

kupersembahkan untukmu bapak-ibu

3. Kakakku tersayang

Nasihatmu mengingatkanku untuk terus berlari mengejar mimpi

commit to user

iv

HALAMAN MOTTO

“Turn to Allah, He’s never far away, Put your trust in Him, raise your hands and pray, Insya Allah we’ll find our way“

“Don’t despair and never lose hope, Cause Allah is always by your side”

“Ketika satu pintu tertutup, pintu lain pasti akan terbuka”

“Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak mustahil; kita baru yakin kalau kita telah

berhasil melakukannya dengan baik”

commit to user

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “Pengaruh Partisipasi Masyarakat terhadap Hasil Pembangunan Prasarana Jalan Lingkungan yang Dibangun melalui Program PNPM MP di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2010. Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi syarat dalam mencapai jenjang Strata-1 Perencanaan Wilayah dan Kota di Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dalam Tugas Akhir ini penulis mencoba untuk mendiskripsikan mengenai partisipasi masyarakat dan kondisi prasarana jalan lingkungan yang dibangun melalui program PNPM MP di Kabupaten Sukoharjo pada tahun 2010, serta mengetahui pula pengaruh partisipasi yang ada tersebut terhadap kondisi prasarana jalan yang dibangun. Hal ini dimaksudkan agar diketahui dengan partisipasi masyarakat yang ada saat ini sejauh mana dapat memberikan pengaruh terhadap hasil pembangunan yang ada. Dimana hasil pembangunan tersebut merupakan hasil dari dan oleh masyarakat itu sendiri.

Penyelesaian tugas akhir ini tidak dapat terlepas dari dukungan berbagai pihak. Olehkarenaitu pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar- besarnya atas segala perhatian dan bantuan yang diberikan. Ucapan terimakasih penulis tujukan kepada :

1. Prof. Dr. Kuncoro Diharjo, ST, MT selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Dr.Ir.Mohamad Muqoffa, MT selaku Ketua Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Ir. Galing Yudana, MT selaku Ketua Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Murtanti Jani Rahayu, ST, MT selaku pembimbing akademik atas bimbingan dan saran yang diberikan selama proses perkuliahan sampai pada penyusunan tugas akhir.

5. Murtanti Jani Rahayu, ST, MT dan Ir. Rizon Pamardhi Utomo, MURP selaku dosen pembimbing seminar dan tugas akhir, yang telah berkenan memberikan waktu, dukungan, masukan, kritik dan kesabaran untuk membimbing penulis dalam penyusunan Tugas akhir hingga selesai.

6. Bapak Ibu dosen, terimakasih atas ilmu dan pengarahannya selama ini.

commit to user

vi

7. Bapak ibu responden serta pengurus BKM di Kabupaten Sukoharjo yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, yang telah berkenan memberikan waktu, tenaga dan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian dan menggali informasi sebanyak mungkin untuk melengkapi Tugas akhir ini.

8. Orangtuaku, Bapak dan ibu tercinta yang selalu ada untukku dan yang tiada hentinya memberikan doa, perhatiaan, serta dukungan yang tidak ternilai harganya di setiap langkah dalam hidupku. Karena untaian doa bapak ibu yang selalu mengiringiku, rintangan sesulit apapun didepanku menjadi mudah.

9. Kakaku tersayang, Agung Siswanto yang selalu memberi nasihat, dukungan, dan dengan sabar menemani survey disela-sela kesibukannya. Denganmu tempat baru menjadi mudah dijelajahi, Kabupaten Sukoharjo bisa dilalui dengan senyuman, terimakasih kakak terbaikku. Semoga kesuksesan selalu bersamamu dimanapun kamu berada.

10. Sahabat-sahabatku Choirunnisa Ratna Fauzia dan Fatamoya Grica Kusmayanti yang memberi solusi tak terpikirkan, terimakasih untuk persahabatan sederhana yang panjang ini.

11. Saudara-saudaraku Fitri Magdalena sinaga, Unin Restriana, Setyorini, Agnies Putri, Brilliantie Italiana, Anis Yuniarta, Inarotu Duja, dan Nour Eka Djayanti yang setia mendukung dan menjadi mendorongku untuk terus maju dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

12. Teman-teman seperjuangan mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Sebelas Maret Surakarta Angkatan 2008 yang telah memberikan dukungan dan bantuan sampai terselesaikannya Tugas Akhir ini.

13. Semua pihak yang telah membantu baik langsung maupun tidak langsung, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Dengan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih banyak

kekurangan. Kekurangan dan kesalahan yang ada adalah keterbatasan serta kemampuan penulis sebagai manusia biasa. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran untuk penelitian ini demi perbaikan dan penyempurnaan tulisan dan penelitian berikutnya. Penulis berharap penelitian ini dapat memberikan kontribusi positif bagi kepentingan praktis maupun akademis. Semoga tugas akhir ini bermanfaat. Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Surakarta, Juli 2012

Penulis

commit to user

vii

ABSTRAK

Penyediaan prasarana khususnya prasarana jalan lingkungan merupakan bagian terpenting dalam upaya pengembangan dan pembangunan dalam suatu wilayah permukiman. Jenis kegiatan pembangunan prasarana jalan lingkungan merupakan kegiatan yang mayoritas dilakukan di beberapa daerah di Kabupaten Sukoharjo melalui partisipasi masyarakat dalam program PNPM MP. Namun hasil dari prasarana jalan lingkungan yang dibangun melalui partisipasi masyarakat dengan kemampuan yang dimiliki masyarakat tesebut perlu dilihat pula bagaimana kondisinya. Hal ini penting dilakukan agar diketahui dengan partisipasi masyarakat yang telah ada saat ini, bagaimana pengaruhnya terhadap hasil pembangunan berupa kondisi prasarana jalan lingkungan.

Pendekatan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan diskriptif kuantitatif. Pendekatan deskriptif dilakukan bertujuan untuk memberikan uraian dan pembahasan serta penjelasan dari variabel penelitian berupa partisipasi masyarakat yang meliputi bentuk dan tingkat partisipasi masyarakat tahap perencanaan dan pelaksanaan serta hasil pembangunan berupa kondisi prasarana jalan lingkungan yang dibangun. Besaran pengaruh tersebut dianalisa melalui metode persamaan regresi linear berganda untuk mengetahui pengaruh variabel satu terhadap variabel lainnya dengan menggunakan skoring masing-masing variabel.

Dari penelitian ini diketahui bahwa partisipasi masyarakat baik berupa bentuk partisipasi masyarakat tahap perencanaan maupun pelaksanaan sudah dinilai baik, sedangkan tingkat partisipasi yang ada pada tahap perencanaan maupun pelaksanaan juga tergolong tinggi. Selain itu hasil dari penelitian ini adalah diketahui pula bahwa hasil pembangunan prasarana jalan lingkungan yang dibangun di Kabupaten Sukoharjo dipengaruhi oleh partisipasi masyarakat yang ada pada tahap pelaksanaan. Partisipasi masyarakat pada tahap pelaksanaan ini didorong pula oleh adanya bentuk dan tingkat partisipasi masyarakat pada tahap perencanaan yang telah baik pula sehingga hasil yang diperoleh juga cukup baik.

Kata kunci : Partisipasi masyarakat, hasil pembanguan prasarana jalan lingkungan

commit to user

viii

ABSTRACT

The provision of environmental infrastructure, particularly neighborhood road infrastructure is an important part in the development and construction in a residential area. This type of neighborhood road infrastructure development activity is carried out by majority of several areas in Sukoharjo district through community participation in the program PNPM MP. But the result of the neighborhood road infrastructure that built through community participation with the capabilities of the community also needs to be seen how the condition. This is important to know that with existing public participation at this time, how they affect the result of the neighborhood road infrastructure development.

The approach in this research is descriptive quantitative. A descriptive approach used to provide a description and explanation of the study variables in the form of public participation that include forms and levels of community participation in the planning and implementation and also condition of the result of the neighborhood road infrastructure development. Magnitude of these effects are analyzed through the method of multiple linear regression equation to determine the effect of one variable to another variable using the scoring of each variable.

The result of this research shows that the community participation of both a form of public participation phase of the planning and implementation was rated as good, whereas

the existing level of participation at the planning and implementation is also high. Therefore,

the results of this study is also known that the result of the neighborhood road infrastructure development in Sukoharjo influenced by the existing public participation in the implementation stage. Public participation in the implementation stage is driven also by the form and level of community participation in the planning stages that have been good also, so the results obtained are also quite good.

Keywords : Community participation, Condition of neighborhood road infrastructure development

commit to user

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tingkatan Partisipasi menurut Arnstein (1969)……………………………….…..... 18 Gambar 2.2 Kerangka Pikir Penelitian…………………………………………………….…….. 29 Gambar 3.1 Grafik Uji Normalitas……………………………………………………………..... 36 Gambar 3.2 Kerangka Analisis…………………………………………………………….…….. 41 Gambar 4.1 Diagram Kehadiran dalam Mengikuti Pertemuan………………………………….. 54 Gambar 4.2 Diagram Keikutsertaan Menyampaikan Usulan/saran……………………………... 54 Gambar 4.3 Diagram Keterlibatan dalam Pengambilan Keputusan……………………………... 55 Gambar 4.4 Diagram Partisipasi Masyarakat dalam Bentuk Tenaga………………….………… 57 Gambar 4.5 Diagram Partisipasi Masyarakat dalam Bentuk Pikiran……………………….…… 57 Gambar 4.6 Diagram Partisipasi dalam Bentuk Uang…………………………………….…….. 58 Gambar 4.7 Diagram Partisipasi Dalam Bentuk Material…………………………………..…… 58 Gambar 4.8 Diagram Partisipasi Dalam Bentuk Keahlian…………………………………..…... 59

commit to user

xiii

DAFTAR PETA

Peta Batasan Penelitian….………………………………………………………………….……. 9 Peta Administrasi Lokasi Penelitian Tahun 2010………………………………………….…….. 45 Peta Lokasi Prasarana Jalan Lingkungan PNPM MP Kabupaten Sukoharjo Tahun 2010……… 50

commit to user

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Form Kuesioner Penelitian………………………………………………………..… 83 Lampiran 2: Form Wawancara…………………………………………………………………… 85 Lampiran 3: Hasil Jawaban Kuesioner…………………………………………………………… 86 Lampiran 4: Intisari Wawancara Dengan Narasumber…………………………………………… 94

Lampiran 5: Hasil Penghitungan Regresi Linear Berganda……………………………………… 96

commit to user

xv

DAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH

BKM

Badan Keswadayaan Masyarakat

BLM

Bantuan Langsung Masyarakat

KK miskin

Kepala Keluarga Miskin

KSM

Kelompok Swadaya Masyarakat LPB Lapis Pondasi Bawah

MCK

Mandi Cuci Kakus

MDGs

Millennium Development Goals

PJM Pronangkis Perencanaan Jangka Menengah Program Penanggulangan Kemiskinan PNPM MP

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan P2KP

Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan PS

Pemetaan Swadaya

RKM

Rembuk Kesiapan Masyarakat

RK

Refleksi Kemiskinan

RTLH

Rumah Tidak Layak Huni

RT

Rukun Tetangga

RW

Rukun Warga

commit to user

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.1.1 Partisipasi Masyarakat Partisipasi masyarakat dalam pembangunan merupakan kebutuhan dasar seperti halnya kebutuhan sandang, pangan, pendidikan, kesehatan dan transportasi. Partisipasi menurut Arnstein adalah bagaimana masyarakat dapat terlibat dalam perubahan sosial yang memungkinkan mereka mendapatkan bagian keuntungan dari kelompok yang berpengaruh (Mikkelsen, 2001). Selain itu Sumardi dan Evers dalam Prabawati (2011) menjelaskan bahwa partisipasi masyarakat adalah hak azasi, sehingga masyarakat harus diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam melakukan pembangunan. Kesempatan tersebut perlu diberikan karena tujuan pembangunan adalah untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat sesuai dengan yang mereka inginkan.

Alasan-alasan penggunaan pendekatan partisipatif bagi perencanaan dan pengelolaan pembangunan secara garis besar dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu (1) masyarakat berhak untuk ikut dan terlibat dalam hal-hal yang menyangkut kehidupan mereka, berhak terlibat dalam keputusan-keputusan dan keberadaan mereka sehari-hari dan masa depan mereka, (2) jika masyarakat benar-benar diberi kesempatan (dan haknya), untuk terlibat secara aktif dalam pembangunan, maka pembangunan diperkirakan berlangsung lebih efektif dan efisien. Sesuai dengan salah satu semangat otonomi daerah, perlibatan dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan akan menjadi kekuatan dan pendorong yang efektif.

Partisipasi dan pemberdayaan merupakan dua buah konsep yang saling berkaitan dalam perencanaan dan pengelolaan pembangunan. Untuk menumbuhkan partisipasi masyarakat diperlukan upaya berupa pemberdayaan. Dengan proses pemberdayaan ini diharapkan partisipasi masyarakat akan meningkat. Konsep pembangunan dengan pendekatan Tri-daya yaitu: perlindungan dan kelestarian lingkungan, perlindungan dan pembangunan sosial serta pengembangan ekonomi, dilakukan melalui pengokohan kelembagaan masyarakat merupakan aktualisasi dari prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan. Sehingga nantinya diharapkan dapat tercipta wadah organisasi yang mampu menjadi wadah perjuangan kaum miskin dalam menyuarakan aspirasi dan kebutuhan mereka. Menurut Myrdal, para penguasa elit menyadari bahwa kecil sekali harapan adanya perencanaan yang efektif dalam

commit to user

pembangunan, bila tanpa dukungan masyarakat (Conyers, 1994: 154). Masyarakat sendiri yang akan merasakan dan menilai apakah pembangunan tersebut berhasil atau tidak.

1.1.2 Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Telah kita ketahui bahwa dana anggaran pembangunan yang tersedia adalah relative terbatas, sedangkan pembangunan yang dibutuhkan jumlahnya relative banyak. Melalui proses pembangunan partisipatif, kesadaran kritis dan kemandirian masyarakat, terutama masyarakat miskin, dapat ditumbuhkembangkan untuk menunjang implementasi pembangunan yang ada dan yang direncanakan. Penekanan dalam hal kemandirian (selfhelp), maksudnya ialah masyarakat itu yang mengelola dan mengorganisasikan sumber-sumber lokal baik yang bersifat materil, pikiran, maupun tenaga (Slamet,1994:6). Olehkarena itu, diperlukan persepsi yang sama antara masyarakat dan pemerintah agar pembangunan yang dilaksanakan dapat sesuai dengan yang diharapkan dan yang dibutuhkan oleh masyarakat. Selain itu, peran pemerintah dalam penyediaan fasilitas sarana dan prasarana secara langsung semakin lama harus semakin dikurangi dan digantikan perannya sehingga dapat merangsang dan mengarahkan peran organisasi non pemerintah dan masyarakat dalam partisipasi pembangunan. Oleh karena itu perlu adanya peningkatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan.

Sejarah telah mencatat bahwa masyarakat Indonesia, terutama mereka yang tinggal di pedesaan dapat menyelesaikan berbagai pekerjaan atas dasar gotong-rotong atau swadaya. Dengan dana yang terbatas, mereka mampu dan berhasil menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan fisik yang mahal, misalnya mesjid, balai desa, bahkan sekolah dan lain sebagainya. Konsep partisipasi masyarakat dalam pembangunan sudah mulai dikenalkan oleh pemerintah sejak awal tahun 1980-an melalui istilah pemberdayaan masyarakat. Masyarakat diharapkan untuk dapat berpartisipasi dalam membangun serta menjaga lingkungan dimana mereka berada. Untuk mensukseskan gerakan pemberdayaan masyarakat tersebut kemudian pemerintah membentuk beberapa lembaga akar rumput, LKMD/k, PKK, dan Karang Taruna sebagai wadah dalam mendorong komunitas lokal untuk berpartisipasi dan menjunjung solidaritas bersama. Penggiat pemberdaya masyarakat kebanyakan adalah staf pemerintah atau yang ditunjuk oleh pemerintah yang bekerja sebagai penghubung antara kebijakan serta agenda pembangunan dengan apa yang harus dilakukan oleh komunitas. Pendekatan pemberdayaan masyarakat selama ini telah banyak diupayakan melalui berbagai pembangunan sektoral maupun regional. Namun karena dilakukan secara parsial dan tidak berkelanjutan, efektivitasnya dipandang masih belum optimal.

ada tahun 2008, pemerintah melaksanakan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM MP), kelanjutan pelaksanaan P2KP (Program

commit to user

Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan) tahun 1999. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri atau lebih dikenal dengan PNPM Mandiri adalah program nasional penanggulangan kemiskinan terutama yang berbasis pemberdayaan masyarakat.

Ruang lingkup kegiatan PNPM-Mandiri pada dasarnya terbuka bagi semua kegiatan penanggulangan kemiskinan yang diusulkan dan disepakati oleh masyarakat. Program PNPM Mandiri telah menjangkau lebih dari 50.000 desa di perdesaan dan perkotaan sekaligus memberikan manfaat kepada lebih dari 11 juta keluarga melalui pencapaian yang signifikan (worldbank,2010). Salah satu fokusnya adalah penyediaan dan perbaikan prasarana lingkungan permukiman dengan partisipasi masyarakat dalam setiap tahapan pembangunan. Pembangunan lingkungan berupa penyediaan prasarana jalan merupakan bagian terpenting dalam upaya pengembangan dan pembangunan wilayah.

Secara mendasar, penataan lingkungan atau infrastruktur mempunyai dampak langsung terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat secara berkesinambungan. Prasarana jalan yang dibangun atau ditingkatkan melalui program PNPM MP digunakan untuk membangkitkan manfaat-manfaat bagi masyarakat, seperti membuka isolasi; mempermudah pengiriman sarana produksi; mempermudah pengiriman hasil produksi ke pasar, baik yang di desa maupun yang di luar, dan meningkatkan jasa pelayanan sosial, termasuk kesehatan, pendidikan dan penyuluhan.

1.1.3

Sebaliknya, prasarana jalan lingkungan permukiman yang tidak

memadai mengakibatkan lumpuhnya perekonomian, serta terhambatnya hubungan antar masyarakat, komunikasi tersumbat, dan suasana hidup yang tidak nyaman, tidak teratur dan tidak sehat

Program Pembangunan di Kabupaten Sukoharjo Program dan proyek kegiatan pemberdayaan bertujuan untuk mengurangi angka

kemiskinan dan juga membuka lapangan pekerjaan baru di setiap daerah. Pada kurun waktu tahun 2000-2006 program penanggulan kemiskinan seperti Program Pengembangan Kecamatan (PPK) mendapat tanggapan yang baik di Kabupaten Sukoharjo, hasil yang dapat dilihat adalah pengadaan sarana dan prasarana seperti pembangunan sekolah, saluran irigasi, pelayanan kesehatan, pembetonan jalan, dan lain sebagianya. Keberhasilan program-program sebelumnya membuat pemerintah kembali berusaha untuk meningkatkan efektivitas penanggulangan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja dengan mencanangkan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM), Kelebihan dari program ini adalah telah menggunakan pendekatan pemberdayaan masyarakat, dimana masyarakat melakukan perencanaan, pelaksanaan dalam setiap kegiatan pembangunan yang dilaksanakan. Perbaikan dalam hal fisik baik berupa sarana maupun prasarana yang ada di Kabupaten Sukoharjo

commit to user

difokuskan sebagai upaya pemberantasan kemiskinan. Pengentasan kemiskinan bukan hanya tujuan daerah melainkan juga program nasional. Oleh sebab itu dalam pelaksanaannya harus berkesinambungan, dengan cara peningkatan kemandirian masyarakat dalam upaya perbaikan kualitas lingkungan dan dalam mendukung usaha ekonomi masyarakat, salah satunya melalui PNPM. (Sumber: Solopos, 2010).

Jenis kegiatan pembangunan prasarana jalan lingkungan merupakan kegiatan yang mayoritas dilakukan di beberapa daerah di Kabupaten Sukoharjo. Berdasarkan data tahun 2010, sebanyak 221 atau 35% kegiatan lingkungan yang dilakukan berupa pembangunan jalan lingkungan, dan selebihnya berupa pembanguan MCK, saluran air, RTLH, penunjang jalan, jembatan, dan perbaikan fasilitas pendidikan. Hal tersebut dikarenakan kondisi jalan lingkungan yang ada masih memerlukan banyak perbaikan, khususnya untuk mendukung transportasi, dan kegiatan perekonomian masyarakat yang ada.

Di Kabupaten Sukoharjo, lokasi PNPM MP adalah di enam kecamatan, yaitu Kecamatan Grogol, Sukoharjo, Kartasura, Mojolaban, Gatak, dan Kecamatan Baki. Namun pada tahun 2010 Kecamatan yang memperoleh bantuan BLM hanya ada di lima kecamatan yaitu Kecamatan Sukoharjo, Kartasura, Mojolaban, Gatak, dan Kecamatan Baki dikarenakan keterbatasan dana dari pemerintah. Perjalanan program PNPM MP Kabupaten Sukoharjo sudah dimulai sejak tahun 2004, yaitu adanya program P2KP, dan sejak tahun 2007 berubah menjadi PNPM. Dilihat dari kinerja serta hasil yang dicapai hingga saat ini, di beberapa kelurahan mendapat tanggapan yang baik, karena beberapa program lanjutan dengan nilai bantuan yang lebih besar berhasil diterima di beberapa Kelurahan yang ada di lima Kecamatan tersebut (Koran Jogja,2011). Selain itu, hasil dari prasarana jalan lingkungan yang dibangun melalui partisipasi masyarakat dengan kemampuan yang dimiliki masyarakat tesebut perlu dilihat pula bagaimana kondisinya. Kondisi tersebut tergantung dari bagaimana partisipasi masyarakat, karena masyarakat sendiri yang merencanakan dan masyarakat sendiri pula yang melaksanakan pembangunan tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, beberapa isu yang muncul di Kabupaten Sukoharjo adalah tingginya angka kemiskinan sehingga kemampuan masyarakat untuk memperbaiki lingkungannya masih rendah, perlunya perbaikan kualitas prasarana jalan lingkungan. Melalui program PNPM MP masyarakat sendiri yang harus menangani persoalan di lingkungan permukiman mereka melalui perencanaan, pelaksanaan pembangunan. Di Kabupaten Sukoharjo pada tahun 2010 pelaksanaan program PNPM MP dilaksanakan di lima kecamatan, dan keberlanjutan program tersebut masih berjalan hingga saat ini. Oleh karena itu dengan

commit to user

mengambil lima kecamatan tersebut dapat dijadikan representasi pelaksanaan partisipasi masyarakat yang ada di Kabupaten Sukoharjo. Hasil dari prasarana jalan lingkungan yang dibangun melalui partisipasi masyarakat tersebut perlu dilihat pula apakah memiliki kondisi yang baik. Kondisi tersebut tergantung dari bagaimana partisipasi masyarakat, karena masyarakat sendiri yang merencanakan dan masyarakat sendiri pula yang melaksanakan pembangunan tersebut melalui kegiatan gotong-royong.

1.3

Berdasarkan penjelasan dan isu tersebut diatas, maka, research question penelitian ini adalah:

”Bagaimana pengaruh partisipasi masyarakat terhadap hasil pembangunan prasarana jalan lingkungan yang dibangun melalui program PNPM MP?”

Tujuan dan Sasarn

Berdasarkan latar belakang permasalahan dan perumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh partisipasi masyarakat terhadap hasil pembangunan berupa kondisi prasarana jalan lingkungan yang dibangun melalui program PNPM MP.

1)

Untuk Mencapai Tujuan di atas, maka sasaran penelitian adalah sebagai berikut: Mengetahui Bentuk dan Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam tahap perencanaan, dan pelaksanaan pembangunan

2)

jalan lingkungan

Mengetahui kondisi jalan lingkungan

3)

yang pembangunannya melibatkan partisipasi masyarakat melalui program PNPM Mandiri Perkotaan. Mengetahui pengaruh partisipasi masyarakat terhadap hasil pembangunan berupa kondisi prasarana jalan lingkungan yang dibagun

melalui program PNPM Mandiri Perkotaan.

1.4 Hasil yang diperoleh dari penelitian ini, diharapkan dapat memberikan sumbangan

secara ilmiah dan secara praktis dalam mengetahui tingkat partisipasi masyarakat. Dimana hal ini menjadi salah satu pertimbangan dalam pemberian bantuan program pemerintah yang masih berlanjut di masa yang akan datang untuk meningkatkan kualitas masyarakat dan menyelesaikan permasalahan sosial, ekonomi, dan lingkungan yang masih banyak dialami di berbagai daerah.

Manfaat Penelitian

Dalam perencanaan wilayah dan kota, peran partisipasi masyarakat sangat besar dalam mendukung pembangunan yang ada khususnya pembangunan di lingkungan permukiman. Oleh karena itu dengan mengukur partisipasi yang ada di lima kecamatan yang ada sebagai representasi partisipasi masyarakat di Kabupaten Sukoharjo, tentunya dapat dijadikan sebagai

commit to user

pertimbangan dalam pengembangan kualitas partisipasi masyarakat dalam membangun lingkungan mereka melalui program-program dari pemerintah lainnya.

1.5 Batasan Penelitian

1.5.1 Batasan Substansi

Penelitian ini membahas pengaruh partisipasi masyarakat terhadap kondisi prasarana jalan lingkungan yang dibangun melalui Program PNPM MP di Kabupaten Sukoharjo pada tahun 2010. Mengambil program PNPM MP sebagai batasan untuk mengetahui partisipasi masyarakat yang ada di Kabupaten Sukoharjo dikarenakan dalam program ini menggunakan pendekatan pemberdayaan masyarakat, dimana masyarakat melakukan perencanaan, pelaksanaan sendiri dalam setiap kegiatan pembangunan yang dilaksanakan. Selain itu melalui program ini bentuk pembangunan partisipatif yang ada telah memiliki batasan dan terprogram baik dari segi, meliputi beberapa hal yaitu telah adanya rujukan teknis yang jelas dalam pelaksanaan kegiatan, terdapat pendampingan sehingga masyarakat lebih terarah, serta memiliki batasan yang jelas dalam setiap tahapan dan apa yang harus dilaksanakan. Sehingga dapat memberikan batasan gambaran partisipasi yang seperti apa yang diberikan oleh masyarakat disetiap tahap pembangunan yang dilalui serta memiliki hasil pembangunan yang terukur secara teknis yang dijadikan sasaran penelitian. Pemilihan tahun 2010 sebagai tahun yang akan diteliti bagaimana partisipasi masyarakat serta hasil pembangunan yang ada karena dilihat berdasarkan pelaksanaan program yang telah selesai secara keseluruhan pada semua kecamatan, serta masih dimungkinkannya masyarakat mengingat kembali bagaimana peran mereka dalam pembangunan prasarana jalan melalui program tersebut. Adapun substansi yang akan menjadi fokus dalam penelitian ini, yaitu:

Hasil pelaksanaan pembangunan prasarana jalan lingkungan yang dibangun melalui program PNPM MP tahun 2010 . Pada bagian ini akan dijelaskan hasil pembangunan berupa kondisi jalan lingkungan yang telah dibangun melalui Program PNPM MP. Kondisi tersebut dilihat dari data sekunder mengenai volume pekerjaan dan dimensi jalan yang dibangun antara perencanaan dan pelaksanaan.

Bentuk dan tingkat partisipasi masyarakat pada tahap perencanaan, dan pelaksanaan pembangunan jalan lingkungan yang dibangun melalui Program PNPM MP tahun 2010. Pada tahap perencanaan akan dijelaskan partisipasi masyarakat dalam bentuk kehadiran warga mengikuti pertemuan, menyampaikan usulan/saran, dan keterlibatan dalam pengambilan keputusan; pada tahap pelaksanaan hanya akan dijelaskan partisipasi masyarakat dalam bentuk tenaga, uang, material, pikiran dan keahlian. Untuk tingkat partisipasi dilihat dengan skoring tingkat partisipasi baik dalam tahap perencanaan, dan pelaksanaan.

commit to user

Pengaruh bentuk dan tingkat partisipasi masyarakat terhadap hasil pembangunan prasarana jalan lingkungan . Pembahasan mengenai pengaruh bentuk dan tingkat partisipasi masyarakat pada tahap perencanaan maupun pelaksanaan terhadap hasil pembangunan prasarana jalan lingkungan adalah untuk melihat dari segi partisipasi masyarakat, variabel mana yang memberikan pengaruh besar terhadap hasil pembangunan berupa kondisi prasarana jalan lingkungan yang dibangun melalui program PNPM MP pada tahun 2010 di Kabupaten Sukoharjo.

1.5.2 Batasan Spasial

Di Kabupaten Sukoharjo terdapat enam kecamatan yang menjalankan program PNPM MP, yakni Kecamatan Kartasura, Sukoharjo, Mojolaban, Baki, Gatak serta Grogol yang berbatasan langsung dengan Kota Surakarta. Namun untuk tahun 2010, satu kecamatan yaitu Kecamatan Grogol tidak mendapat Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) sehingga tidak ada pelaksanaan fisik melalui PNPM MP di Kecamatan tersebut. Oleh karena itu penelitian ini ditujukan hanya pada lima kecamatan yaitu Kecamatan Kartasura, Sukoharjo, Mojolaban, Baki serta Gatak

1.6 Sistematika Penulisan

. Di lima kecamatan ini melaksanakan pembangunan fisik salah satunya berupa kegiatan pembangunan prasaran jalan lingkungan. Berikut adalah peta lokasi penelitian yang ada di Kabupaten Sukoharjo.

Sebagai dokumentasi dan akhir dari penelitian yang telah dilakukan, maka disusun laporan penelitian dengan sistematika sebagai berikut: Tahap Pendahuluan, disini dijelaskan mengenai mengapa penelitian dengan tema partisipasi masyarakat diambil. Dari isu yang ada kemudian ditentukan rumusan masalah yang akan diketahui jawabannya melalui tujuan-tujuan serta sasara penelitian, yang kemudian dijadikan sebagai dasar dalam melalkukan penjelajahan teoritis yang dibutuhkan dalam penelitian.

Tahap Tinjauan Pustaka, memuat berbagai tinjauan teori yang akan dijadikan sebagai rujukan dasar dalam menentukan variabel penelitian, sehingga penelitian yang dilakukan memiliki dasar secara teoritis. Oleh karena itu, tunjauan pustaka yang diperlukan meliputi tentang pengertian partisipasi masyarakat, bentuk-bentuk partisipasi masyarakat, tingkat partisipasi masyarakat, pembangunan prasarana jalan lingkungan, partisipasi masyarakat dalam perencanaan, dan pelaksanaan pembangunan prasarana jalan lingkungan, yang kemudian dapat ditarik kesimpulan berupa variabel terpilih berdasarkan tinjauan teori untuk menjadi unit atau objek yang akan diteliti.

commit to user

Tahap Metode Penelitian, dari variabel penelitian yang diperoleh dari tinjauan pustaka yang ada, kemudian ditentukan bagaimana cara agar variabel tersebut dapat diperoleh melalui indicator yang ada dan kemudian ditentukan cara yang tepat untuk menganalisisnya agar tujuan dari penelitian dapat tercapai untuk menjawab rumusan masalah yang ada. Pada tahap ini akan diulas mengenai cara dan alat yang digunakan dalam mengumpulkan serta menganalisis data yang ada untuk memenuhi sasaran yang ingin dicapai. Di dalamnya terdapat pula pendekatan yang digunakan dalam penelitian, metode penelitian yang digunakan baik pada tahap pengumpulan, data yang dibutuhkan dalam penelitian, analisis serta sintesis, dan kerangka penelitian.

Tahap Hasil Penelitian, dengan menggunakan metode yang dipilih untuk memperoleh data berdasarkan indicator penelitian yang ada, kemudian diperoleh hasil berupa data mengenai hasil penelitian yang menjadi bahan utama yang akan dianalisis dalam tahap selanjutnya. Didalamnya terkait tentang partisipasi masyarakat dan kondisi prasarana jalan lingkungan yang dibangun melalui Program PNPM MP Kabupaten Sukoharjo Tahun 2010. Dalam tahap ini, hasil penelitian ini berupa kondisi kependudukan di lokasi penelitian terkait dengan karakteristik masyarakat yang akan dijadikan sebagai sample dalam penelitian, kondisi prasarana jalan lingkungan di lokasi penelitian di Kabupaten Sukoharjo yang dibangun melalui PNPM Mandiri Perkotaan, serta Partisipasi masyarakat pada pembangunan prasarana jalan lingkungan melalui PNPM Mandiri Perkotaan di Kabupaten Sukoharjo. Partisipasi masyarakat disini berupa bentuk dan tingkat partisipasi masyarakat baik pada tahap perencanaan maupun tahap pelaksanaan. Dari hasil penelitian berupa data yang diperoleh ini kemudian dijadikan bahan untuk dianalisis menggunakan metode yang telah ditentukan pada tahap pembahasan.

Tahap Pembahasan, Merupakan deskripsi dari setiap langkah analisis yang dilakukan. Pada tahap ini akan dianalisis mengenai bentuk dan tingkat partisipasi masyarakat serta bagaimana pengaruhnya terhadap kondisi prasarana jalan lingkungan yang dibangun melalui PNPM Mandiri Perkotaan.

Tahap Kesimpulan mengulas mengenai hasil pembahasan secara ringkas, sekaligus untuk mengetahui apakah setiap sasaran penelitian yang ditentukan di awal telah tercapai. Dalam tahap ini juga akan berisi saran bagi hasil penelitian ini maupun saran untuk menambah khasanah penelitian yang akan datang.

commit to user

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Dalam penelitian mengenai Pengaruh partisipasi masyarakat terhadap hasil pembangunan prasarana jalan lingkungan, terlebih dahulu perlu dipahami mengenai pengertian pengaruh, teori mengenai partisipasi masyarakat, teori tahapan partisipasi, terkait dengan bentuk dan tingkat partisipasi masyarakat serta teori mengenai prasarana jalan lingkungan. Berdasarkan kamus besar bahasa Indonesia, pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari seseorang (orang,benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang. Menurut Badudu dan Zain (1994) pengertian pengaruh adalah daya yang menyebabkan sesuatu terjadi, sesuatu yang dapat membentuk atau mengubah sesuatu yang lain atau tunduk atau mengikuti karena kuasa atau kekuatan orang lain. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pengaruh merupakan suatu daya yang dapat membentuk atau mengubah sesuatu yang lain. Sehubungan dengan adanya penelitian yang dilakukan oleh penulis, pengaruh merupakan bentuk hubungan sebab akibat antar variabel. Dalam hal ini partisipasi masyarakat akan memberikan pengaruh maupun membentuk kondisi prasarana jalan lingkungan yang dibangun melalui partisipasi masyarakat. Partisipasi masyarakat menjadi salah satu faktor pendukung keberhasilan pembangunan, dilain pihak juga dapat dikatakan bahwa pembangunan berhasil kalau dapat meningkatkan kapasitas masyarakat, termasuk dalam berpartisipasi.

2.1 Partisipasi Masyarakat

2.1.1 Pengertian Masyarakat

Masyarakat dalam konteks pemberdayaan masyarakat adalah masyarakat atau community dalam bahasa inggris, atau juga komunitas Roesmidi (2006). Secara etimologis “community” berasal dari communital yang berakar pada communete atau common. Community mempunyai dua arti (Talizi, 1990:49) yaitu Sebagai kelompok sosial yang bertempat tinggal di lokasi tertentu memiliki kebudayaan dan sejarah yang sama, serta sebagai satuan pemukiman yag terkecil, di atasnya ada kota kecil (town), dan di atas kota kecil ada kota atau kota besar (city). Masyarakat dapat diartikan sebagai sekumpulan dari sejumlah orang dalam suatu tempat tertentu yang menunjukkan adanya pemilikan norma- norma hidup bersama walaupun di dalamnya terdapat berbagai lapisan antara lain lingkungan sosial (Y.B. Suparlan, 1990: 85). Selain itu, menurut A.W.Wijaya,(1985: 34), masyarakat

commit to user

didefinisikan sebagai sekelompok orang yang mempunyai identifikasi sendiri yang membedakan dengan kelompok lain dan hidup di dalam wilayah atau daerah tertentu secara tersendiri. Kelompok ini, baik sempit maupun luas mempunyai perasaan akan adanya persatuan di antara kelompok itu. Sekelompok orang dapat dikatakan masyarakat apabila di dalamnya terdapat proses saling mempengaruhi satu sama lain.

2.1.2 Pengertian Partisipasi Masyarakat

Partisipasi berasal dari kata participacion dan kata kerjanya participate artinya peran serta, ikut mengambil bagian. Secara popular menjadi participation artinya peran atau ikut serta untuk mengambil bagian dalam kegiatan tertentu. Kemudian Partisipasi menurut Arnstein dalam Mikkelsen (2001) adalah bagaimana masyarakat dapat terlibat dalam perubahan sosial yang memungkinkan mereka mendapatkan bagian keuntungan dari

kelompok yang berpengaruh. Menurut Soelaiman (1985: 6) Partisipasi masyarakat diartikan

sebagai keterlibatan aktif warga masyarakat, baik secara perorangan, kelompok atau kesatuan masyarakat dalam proses pembuatan keputusan bersama, perencanaan dan pelaksanaan program dan pembangunan masyarakat, yang dilaksanakan di dalam maupun diluar lingkungan masyarakat atas dasar rasa kesadaran dan tanggungjawab. Secara konseptual partisipasi masyarakat merupakan alat dan tujuan pembangunan masyarakat, dengan demikian berfungsi sebagai penggerak dan pengarah proses perubahan sosial. Mikkelsen (2001) menginventarisasi enam pengertian yang berbeda tentang partisipasi yaitu:

1) Partisipasi adalah kontribusi sukarela dari masyarakat kepada proyek tanpa ikut serta

dalam pengambilan keputusan;

2) Partisipasi adalah usaha membuat masyarakat semakin peka dalam meningkatkan kemauan menerima dan kemampuan menanggapi proyek-proyek pembangunan;

3) Partisipasi adalah proses yang aktif, yang mengadung arti bahwa orang atau kelompok

terkait mengambil inisiatif dan menggunakan kebebasannya untuk menggunakan hal itu;

4) Partisipasi adalah pemantapan dialog antara masyarakat setempat dengan para staf

dalam melakukan persiapan, pelaksanaan dan monitoring proyek, agar memperoleh informasi mengenai konteks lokal dan dampak-dampak social;

5) Partsipasi adalah keterlibatan sukarela oleh masyarakat dalam perubahan yang

ditentukannya sendiri;

6) Partisipasi adalah keterlibatan masyarakat dalam pembangunan diri, kehidupan dan

lingkungan mereka.

commit to user

Partisipasi masyarakat diartikan sebagai keterlibatan aktif warga masyarakat, baik secara perorangan, kelompok atau kesatuan masyarakat dalam proses pembuatan keputusan bersama, perencanaan dan pelaksanaan program dan pembangunan masyarakat, yang dilaksanakan di dalam maupun diluar lingkungan masyarakat atas dasar rasa kesadaran dan tanggungjawab, demikian antara lain yang dijelaskan Soelaiman (1985: 6). Menurut Keith Davis (Sastropoetro, 1988:14) di dalam pengertian partisipasi ini terdapat tiga buah unsur yang penting sehingga memerlukan perhatian yang khusus yaitu:

1) Bahwa partisipasi sesungguhnya merupakan suatu keterlibatan mental dan perasaan,

lebih dari semata-mata atau hanya keterlibatan secara jasmaniah.

2) Unsur kedua adalah kesediaan memberikan sumbangan kepada usaha mencapai tujuan

kelompok.

3) Unsur ketiga adalah unsur tanggung jawab. Berdasarkan uraian di atas, maka partisipasi tidak saja identik dengan keterlibatan secara fisik dalam pekerjaan dan tugas saja akan tetapi menyangkut keterlibatan diri atau ego, sehingga akan timbul tanggung jawab dan sumbangan yang besar dan penuh terhadap kelompok.

2.1.3 Pentingnya Partisipasi dalam Pembangunan

Pengertian Pembangunan adalah segala upaya untuk mewujudkan perubahan sosial besar-besaran dari suatu keadaan kehidupan nasional menuju keadaan baru yang lebih baik (Katz dalam Ndraha, 1990) perubahan sosial tersebut meliputi berbagai aspek kehidupan dan berlangsung secara terus menerus. Pembangunan meliputi segi anatomic (bentuk), fisiologik (kehidupan), dan behavioral (perilaku). Sedangkan menurut (Jayadinata, 1999:4), pembangunan ialah mengadakan atau membuat atau mengatur sesuatu yang belum ada. Pembangunan dan pengembangan (development) dilakukan untuk kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan ini dapat merupakan pembangunan fisik dan pembangunan social ekonomi.

Partisipasi/peran serta masyarakat dalam pembangunan merupakan aktualisasi dan ketersediaan dan kemampuan anggota masyarakat untuk berkorban dan berkontribusi dalam implementasi program/proyek yang dilaksanakan (Adisasmita, 2006: 38). Pemahaman partisipasi masyarakat dalam pembangunan adalah keterlibatan masyarakat dalam pembangunan. Mayarakat sebagai subyek yang teribat aktif dalam menentukan kebijakan dan sebagai kelompok sasaran yang menerima manfaat dari pelaksanaan pembangunan. Menurut Conyers dalam Slamet (1994), ada tiga alasan utama mengapa partisipasi masyarakat mempunyai sifat yang sangat penting dalam pelaksanaan pembangunan, yaitu:

commit to user

1) Partisipasi masyarakat merupakan suatu alat guna memperoleh informasi mengenai

kondisi, kebutuhan dan sikap masyarakat setempat, yang tanpa kehadirannya program pembangunan serta proyek-proyek akan gagal.

2) Bahwa masyarakat akan lebih mempercayaai proyek atau program pembangunan jika

merasa dilibatkan dalamproses persiapan dan perencanaannya, karena mereka akan lebih mengetahui seluk beluk proyek tersebut dan akan mempunyai rasa memiliki terhadap proyek tersebut. Kepercayaan semacam ini adalah penting khususnya bila mempunyai tujuan agar dapat diterima oleh masyarakat.

3) Merupakan suatu hak demokrasi bila masyarakat dilibatkan dalam pembnagunan masyarakat mereka sendiri. Dapat dirasakan merekapun mempunyai hak untuk turut “urun rembug” (memberikan saran) dalam menentukan jenis pembnagunan yang akan dilaksanakan di daerah mereka. Partisipasi masyarakat yang dimaksudkan adalah partisipasi dalam keseluruhan proses

pembangunan mulai dari pengambilan keputusan dalam identifikasi masalah dan kebutuhan, perencanaan program, pelaksanaan serta dalam evaluasi dan pemanfaatan. Dengan partisipasi masyarakat dalam berbagai tindakan bersama melalui aktivitas lokal telah terjadi proses belajar sosial yang kemudian dapat meningkatkan kapasitas masyarakat untuk berpartisipasi secara lebih baik dalam tindakan bersama dan aktifitas lokal berikutnya. Dari sudut pandang yang lain, partisipasi masyarakat dalam pembangunan juga dapat berkedudukan sebagai input sekaligus output. Partisipasi masyarakat menjadi salah satu faktor pendukung keberhasilan pembangunan, dilain pihak juga dapat dikatakan bahwa pembangunan berhasil kalau dapat meningkatkan kapasitas masyarakat, termasuk dalam berpartisipasi. Peningkatan kapasitas masyarakat untuk berpartisipasi secara lebih baik sebagai salah satu tolak ukur keberhasilan pembangunan juga merupakan pencerminan, bahwa dalam pembangunan masyarakat lebih memberikan fokus perhatian pada aspek manusia dan masyarakatnya bukan semata-mata pada fisik materiil.

2.1.4 Tahap-tahap Partisipasi

Guna memahami tahap-tahap partisipasi disini dikemukakan oleh Ndraha (1990: 103) mengetengahkan enam tahap partisipasi, yaitu (1) Partisipasi melalui kontak dengan pihak lain (contact change) sebagai salah satu titik awal perubahan sosial, (2) Partisipasi dalam memperhatikan/ menyerap dan memberi penilaian terhadap informasi baik menerima maupun menolak, (3) Partisipasi dalam perencanaan pembangunan termasuk pengambilan keputusan, (4) Partisipasi dalam pelaksanaan operasional pembangunan, (5) Partisipasi dalam menerima,

commit to user

memelihara dan mengembangkan hasil pembangunan, (6) Partisipasi dalam menilai pembangunan sejauh mana kesesuaian dengan rencana.

Selain itu, partisipasi masyarakat juga dijelaskan dalam beberapa tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan (Purba, 2005). Pada tahap perencanaan, orang sekaligus diajak untuk membuat keputusan. Yang dimaksud membuat keputusan ini adalah menunjuk sesara langsung seperangkat aktivitas tingkah laku yang lebih luas dan bukannya semata-mata hanya membuat pilihan di antara berbagai alternative. Pembuatan keputusan dalam arti yang sesungguhnya adalah sama dengan perencanaan. Di dalam kegiatan partisipatif perencanaan pembangunan mencakup merumuskan tujuan, maksud, dan target ; merumuskan program-program, menilai program apakah program tersebut dapat mewujudkan tujuan, merencanakan dan menilai biaya dan sumber-sumber biayanya, yang ringkasnya dapat disebut penyiapan rencana. Setelah rencana disiapkan, selanjutnya adalah menerima rencana. Proses ini biasanya lebih bersifat formal, asal saja setiap orang yang terlibat menyiapkan rencana sepenuhnya, sehingga dalam banyak hal membuat keputusan adalah sejajar dengan menyiapkan rencana. (Slamet,1994). Pola umum partisipasi dalam pengambilan keputusan dalam proses perencanaan yaitu: 1) Keputusan awal, 2) Keputusan dalam proses pembentukan proyek, 3) Keputusan operasional. Keputusan awal meliputi keputusan tentang:

a) Kebutuhan dan prioritas proyek,

b) Tujuan-tujuan proyek,

c) Lokasi proyek, dan

d) Desain proyek Sedangkan keputusan dalam proses pembentukan proyek meliputi keputusan tentang:

a) Penetapan bahwa proyek memenuhi kebutuhan dan prioritas

b) Perubahan-perubahan dan intervensi untuk penyesuaian dengan perkembangan lokal

c) Penetapan lokasi difusi dan diseminasi, dan

d) Re-desain proyek Pada tahap pelaksanaan pembangunan prasarana lingkungan berpegang pada penyampaian kebenaran (truth), ketepatan (appropriateness), kejujuran/ketulusan (sincerity), transparency, equality, dan kepercayaan (Purba, 2005:86). Ada beberapa prinsip dalam pelaksanaan pembangunan, termasuk dalam pembangunan prasarana diantaranya adalah:

1) Prinsip partisipatif. Harus dipahami bahwa pelaksanaan kegiatan ini bukanlah milik

segolongan orang atau kepentingan pihak tertentu saja, tetapi merupakan kepentingan bersama dan merupakan hasil keputusan bersama, yang hasilnya akan dirasakan manfaatnya oleh semua pihak yang berkepentingan;

commit to user

2) Prinsip warga sebagai pelaksana, orang luar sebagai fasilitator. Dalam pelaksanaan

kegiatan orang luar harus menyadari bahwa mereka hanya berperan sebagai fasilitator dan bukannya guru, penyuluh atau instruktur serta pelaksana kegiatan tersebut.

2.1.5 Bentuk-bentuk Partisipasi Masyarakat

Menurut Keith Davis (dalam Sastropoetro 1988:16), bentuk-bentuk partisipasi meliputi:

1. Konsultasi, biasanya dalam bentuk jasa;

2. Sumbangan spontan berupa uang dan barang;

3. Mendirikan proyek yang sifatnya berdikari dan donornya berasal dari pihak ketiga;

4. Mendirikan proyek yang sifatnya berdikari dan dibiayai seluruhnya oleh masyarakat;

5. Sumbangan dalam bentuk kerja;

6. Aksi massa;

7. Mengadakan pembangunan di kalangan keluarga;

8. Membangun proyek masyarakat yang bersifat otonom. Bentuk partisipasi yang diberikan masyarakat dalam tahap pembangunan ada beberapa

bentuk, yaitu (Ericson dalam Slamet, 1994: 89):

1) Partisipasi di dalam tahap perencanaan (idea planing stage). Partisipasi pada tahap ini

maksudnya adalah pelibatan seseorang pada tahap penyusunan rencana dan strategi dalam penyusunan kepanitian dan anggaran pada suatu kegiatan/proyek. Masyarakat berpartisipasi dengan memberikan usulan, saran dan kritik melalui pertemuan- pertemuan yang diadakan;

2) Partisipasi di dalam tahap pelaksanaan (implementation stage). Partisipasi pada tahap

ini maksudnya adalah pelibatan seseorang pada tahap pelaksanaan pekerjaan suatu proyek. Masyarakat disini dapat memberikan tenaga, uang ataupun material/barang serta ide-ide sebagai salah satu wujud partisipasinya pada pekerjaan tersebut;

3) Partisipasi di dalam pemanfaatan (utilitazion stage). Partisipasi pada tahap ini maksudnya adalah pelibatan seseorang pada tahap pemanfaatan suatu proyek setelah proyek tersebut selesai dikerjakan. Partisipasi masyarakat pada tahap ini berupa tenaga dan uang untuk mengoperasikan dan memelihara proyek yang telah dibangun.

2.1.6 Tingkat Partisipasi Masyarakat

Pada awal tahun 1969, Sherry Arnstein (1969) memperkenalkan gagasan “tangga partisipasi”. Konsep ini pada intinya adalah melihat keterlibatan masyarakat dari tahapan partisipasi yang paling tinggi hingga ke partisipasi semu seperti masnipulasi. Gagasan ini

commit to user

sangat berguna untuk menjelaskan dan menguraikan berbagai jenis partisipasi dalam tingkatan proses pengambilan keputusan. Terdapat delapan tangga tingkat partisipasi berdasarkan kadar kekuatan masyarakat dalam memberikan pengaruh perencanaan, seperti berikut:

1) Manipulasi (Manipulation)

Pada tingkat ini partisipasi masyarakat berada di tingkat yang sangat rendah. Bukan hanya tidak berdaya, akan tetapi pemegang kekuasaan memanipulasi partisipasi masyarakat melalui sebuah program untuk mendapatkan “persetujuan” dari masyarakat. Masyarakat sering ditempatkan sebagai komite atau badan penasehat dengan maksud sebagai “pembelajaran” atau untuk merekayasa dukungan mereka. Partisipasi masyarakat dijadikan kendaraan public relation oleh pemegang kekuasaan. Praktek pada tingkatan ini biasanya adalah program-program pembaharuan desa. Masyarakat diundang untuk terlibat dalam komite atau badan penasehat dan sub-sub komitenya. Pemegang kekuasaan memanipulasi fungsi komite dengan “pengumpulan informasi”, “hubungan masyarakat” dan “dukungan.” Dengan melibatkan masyarakat di dalam komite, pemegang kekuasaan mengklaim bahwa program sangat dibutuhkan dan didukung. Pada kenyataannya, hal ini merupakan alasan utama kegagalan dari program-program pembaharuan pedesaan di berbagai daerah.

2) Terapi (Therapy)

Dengan berkedok melibatkan peran serta masyarakat dalam perencanaan, para perancang memperlakukan anggota masyarakat seperti proses penyembuhan pasien dalam terapi. Meskipun masyarakat terlibat dalam banyak kegiatan, pada kenyataannya kegiatan tersebut lebih banyak untuk mengubah pola pikir masyarakat yang bersangkutan daripada

mendapatkan masukan dari mereka.

3) Pemberian Informasi (Informing)