MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS REPORT TEXT MELALUI MIND MAPPING PADA KELAS XI IPA 7 DI SMAN 8 DENPASAR TAHUN PELAJARAN 2014/2015.
TESIS
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS
REPORT TEXT
MELALUI
MIND MAPPING
PADA
KELAS XI IPA 7 DI SMAN 8 DENPASAR
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
ANAK AGUNG ISTRI MANIK WARMADEWI NIM 1390161065
PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI LINGUISTIK
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2016
(2)
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS
REPORT TEXT
MELALUI
MIND MAPPING
PADA
KELAS XI IPA 7 DI SMAN 8 DENPASAR
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister pada Program Magister, Program Studi Linguistik,
ProgramPascasarjana Universitas Udayana
ANAK AGUNG ISTRI MANIK WARMADEWI NIM 1390161065
PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI LINGUISTIK
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2016
(3)
Lembar Pengesahan
TESIS INI TELAH DISETUJUI Tanggal 14 April 2016
Pembimbing I,
Prof. Dr. Made Budiarsa, M.A. NIP 19530107 198103 1 002
Pembimbing II,
Dr. Ni Made Dhanawaty, M.S. NIP 19560806 198303 2 001
Mengetahui,
Ketua Program Studi Magister Linguistik Program Pascasarjana
Universitas Udayana,
Prof. Dr. Drs. Ida Bagus Putra Yadnya, M.A. NIP 19521225 197903 1 004
Direktur
Program Pascasarjana Universitas Udayana,
Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S.(K). NIP 19590215 198510 2 001
(4)
LEMBAR PENETAPAN PANITIA PENGUJI TESIS
Tesis Ini Telah Diuji pada Tanggal 14 April 2016
Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana No: 1652/UN14.4/HK/2016 Tanggal 14 April 2016
Panitia Penguji Tesis
Ketua : Prof. Dr. Made Budiarsa, M.A. Anggota : 1. Dr. Ni Made Dhanawaty, M.S.
2. Prof. Dr. Drs. Ida Bagus Putra Yadnya, M.A. 3. Dr. I G.A.G. Sosiowati, M.A.
(5)
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini ;
Nama : Anak Agung Istri Manik Warmadewi
NIM : 1390161065
Program Studi : Magister Linguistik, Konsentrasi Pembelajaran dan
Pengajaran Bahasa
Judul Tesis : “Meningkatkan Kemampuan Menulis Report Text melalui
Mind Mapping pada Kelas XI IPA 7 di SMAN 8 Denpasar
Tahun Pelajaran 2014/2015”
Dengan ini, menyatakan bahwa tesis ini ini bebas plagiat. Apabila di kemudian hari
terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai
dengan peraturan Mendiknas RI No 17, Tahun 2010 dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Demikian surat pernyataan ini dibuat agar dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Denpasar, 10 Februari 2016
Yang membuat pernyataan,
(6)
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur dipanjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang
Mahaesa karena berkat rahmat-Nya tesis dengan judul “Meningkatkan Kemampuan Menulis Report Text Melalui Mind Mapping pada Kelas XI IPA 7 di SMAN 8
Denpasar, Tahun Pelajaran 2014/2015” ini dapat diselesaikan. Penulis menyadari bahwa tersusunnya tesis ini bukan hanya atas kemampuan dan usaha penulis semata,
melainkan juga bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan
hati, penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setulus-tulusnya
kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan. Ucapan terima kasih penulis
sampaikan sedalam-dalamnya kepada pihak-pihak berikut.
Rektor Universitas Udayana Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD-KEMD.,
Direktur Pascasarjana Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp. S(K)., dan Ketua Program
Magister Linguistik Prof. Dr. Drs. Ida Bagus Putra Yadnya, M.A. yang juga selaku
penguji I, yang telah memberikan kesempatan dan berbagai kemudahan kepada penulis.
Prof. Dr. Made Budiarsa, M.A. selaku dosen pembimbing I dan Dr. Ni Made
Dhanawaty, M.S. selaku dosen pembimbing II atas bimbingan, motivasi, dan
perhatian saat proses penyelesaian tesis ini. Disampaikan juga ucapan terima kasih
kepada Dr. Ni Luh Nyoman Seri Malini, S.S.M.Hum selaku pembimbing akademik
atas bantuan dan bimbingan yang telah diberikan. Dr. IG.A.G. Sosiowati, M.A. dan
Dr. Ni Made Suryati, M.Hum. selaku tim penguji yang senantiasa memberikan kritik
(7)
Selanjutnya, kepada Bapak Drs. I Wayan Teguh, M.Hum. atas bantuan yang
diberikan dalam menyunting tesis ini. Bapak I Ketut Ebuh, S.Sos., Bapak I Nyoman
Sadra, S.S., Ibu Nyoman Adi Triani, S.E., dan I Gusti Ayu Putu Supadmini, staf
pegawai Pascasarjana Linguistik atas segala pelayanan yang diberikan, baik
berkenaan dengan administrasi akademik maupun administrasi keuangan selama
studi.
Disampaikan pula ucapan terima kasih kepada Bapak Kepala SMAN 8
Denpasar, Bapak Drs. Ida Bagus Ngurah, M.Si. dan Waka Kurikulum SMAN 8
Denpasar, Bapak Drs. I Wayan Subaga, M.Si. atas izin dan bantuan serta saran-saran
yang diberikan selama penelitian ini berlangsung. Guru-guru dan staf pegawai di
lingkungan SMAN 8 Denpasar yang selalu memberikan dukungan, motivasi dan bantuan dalam penyelesaian tesis ini.
Tidak lupa disampaikan terima kasih kepada kedua orang tua, Bapak Dr. Drs. Anak Agung Gde Raka, M.Si dan Ibu Anak Agung Ayu Raka yang selalu mendoakan, memberikan semangat, motivasi, dan yang telah membesarkan dan mendidik penulis dengan sangat baik dan penuh kasih sayang. Adik tercinta Anak Agung Gde Raka Gunawarman, S.T. M.T. yang membantu dan selalu memberikan dukungan, saran, dan motivasinya dalam penyelesaian tesis ini. Suami tercinta Anak Agung Gede Warmadewa yang selalu mendukung, memberikan saran, motivasi dengan penuh kasih sayang, dan menemani penulis dalam mengerjakan tesis ini. Sahabat-sahabat pada Konsentrasi Pembelajaran dan Pengajaran Bahasa atas semangat, kerja sama, motivasi yang diberikan.
(8)
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada siswa kelas XI IPA 7 tahun pelajaran 2014/2015 yang mendukung dalam penyelesaian tesis ini, dan pihak-pihak yang tak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu menyelesaikan tesis
ini. Semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Mahaesa selalu melimpahkan
rahmat-Nya kepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaan dan penyelesaian
tesis ini. Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, segala saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan. Penulis tetap
berharap tesis ini dapat dikembangkan lebih lanjut dan bermanfaat sebagaimana
mestinya.
Denpasar, 10 Februari 2016
Penulis,
(9)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana keterampilan peserta didik dalam menulis text, khususnya report text. Penelitian ini dilaksanakan dalam bentuk penelitian tindakan kelas, selain itu mind mapping sebagai metode pembelajaran diterapkan dalam meningkatkan kemampuan menulis peserta didik. Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui bagaimana kemampuan siswa dalam menulis report text sebelum diterapkannya mind mapping; (2) untuk mengetahui bagaimana kemampuan siswa dalam menulis report text
sesudah diterapkannya mind mapping; dan (3) untuk mengetahui kendala-kendala apa saja yang dihadapi siswa dalam belajar menulis khususnya dalam menulis report text. Teori konstruktivisme digunakan untuk menentukan model pembelajaran, dalam hal ini searah dengan metode mind mapping. Teori tata bahasa dan teori menulis digunakan sebagai acuan dalam membuat rubrik penilaian.
Metode pengumpulan data dan teknik analisis data dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Data dikumpulkan melalui metode tes, observasi, kuesioner dan dokumentasi. Data kuantitatif dikumpulkan melalui tes dan kuesioner, sedangkan data kualitatif dikumpulkan melalui observasi. Hasil analisis data disajikan dalam bentuk tabel dan diagram dengan penjelasan deskripsi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) tes awal (pratindakan) menunjukkan nilai minimal adalah 60 dan nilai maksimal adalah 80. Sebanyak 36 orang siswa (94,73%) belum mencapai KKM dan 2 orang siswa (5,26%) mampu mencapai nilai KKM, yaitu 78 ke atas. (2) Pada siklus I mind mapping diterapkan, hasilnya menunjukkan sebanyak 11,90% peserta didik mampu memperoleh nilai yang mencapai KKM, dan 88,09% peserta didik memperoleh nilai di bawah KKM, yaitu di bawah nilai 78. Nilai terendah adalah 71 dan nilai tertinggi adalah 83, dengan nilai rata-rata 75,2. Pada siklus II, hasil karangan peserta didik memenuhi KKM dengan nilai terendah 78 dan nilai tertinggi, yaitu 89 dengan nilai rata-rata 81,5. (3) Kendala-kendala yang dihadapi siswa selama pelaksanaan tindakan, yaitu keterbatasan pengetahuan siswa dalam menulis karangan yang baik sesuai dengan struktur karangan tersebutdansuasana kelas yang gaduh merupakan salah satu kendala yang dihadapi.
(10)
ABSTRACT
This study aimed to determine the extent of students’ skills in writing the text, especially report text. The research was conducted in the form of classroom action research, and mind mapping as a learning method applied for improving students’ writing skills. The specific objectives of this study were (1) to find out how the students' ability to write report text before applying mind mapping; (2) to find out how the students' ability to write a report text after adopting of mind mapping; and (3) to determine any obstacles which were faced by students, especially in writing the report text. Constructivism theory was used to determine the learning model; in this case it has the same direction with mind mapping method. The theory of grammar and writing theory were used as a reference in making the assessment rubric.
Methods of data collection and data analysis techniques performed quantitatively and qualitatively. Data were collected through a method of testing, observation, questionnaires and documentation. The quantitative data collected through tests and questionnaires, while the qualitative data collected through observation. The results of the data analysis were presented in tables and charts with the description.
The results showed that (1) the pre-tests indicated a minimum scores were 60 and a maximum scores were 80. The indications of 36 students (94.73%)
categorized into a insufficient level and 2 students (5.26%) which were categorized into a sufficient level. (2) In the first cycle, mind mapping was applied, the results showed 11.90% of students that were categorized into a good level, and the indications of
88.09% students were categorized into insufficient level. The lowest score was 71 and the highest score was 83, and the average score was 75,2. The second cycle, all students were categorized into good level with the lowest scores were 78 and the highest scores were 89. The average score of students in the second cycle was 81.5. (3) Obstacles faced by students during the implementation of the action were the limitation knowledge of students in writing a good essay in accordance with the structure of the essay and a rowdy class was one of the obstacles encountered.
(11)
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
PERSYARATAN GELAR ... ii
LEMBAR PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PENETAPAN PANITIA PENGUJI TESIS ... iv
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ... v
UCAPAN TERIMA KASIH ... vi
ABSTRAK ... ix
ABSTRACT ... x
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xviii
DAFTAR DIAGRAM ... xix
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 4
1.3 Tujuan Penelitian ... 5
1.3.1 Tujuan Umum ... 5
1.3.2 Tujuan Khusus ... 5
1.4 Manfaat Penelitian ... 6
1.4.1 Manfaat Teoretis ... 6
(12)
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN
2.1 Kajian Pustaka ... 7
2.2 Konsep ... 12
2.2.1 Kemampuan Menulis ... 12
2.2.2 Report Text……… ... 14
2.2.3 Mind Mapping ... 15
2.3 Landasan Teori ... 16
2.3.1 Teori Keterampilan Menulis ... 17
2.3.2 Teori Tata Bahasa ... 20
2.3.3 Teori Konstruktivisme ... 21
2.4 Model Penelitian ... 26
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian ... 30
3.2 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian ... 30
3.3 Jenis dan Sumber Data ... 32
3.3.1 Jenis Data ... 32
3.3.2 Sumber Data ... 33
3.4 Instrumen Penelitian ... 33
3.4.1 Lembar Observasi ... 33
3.4.2 Kuesioner ... 34
3.4.3 Tes ……… ... 37
3.4.4 Gambar Mind Mapping……… ... 37
(13)
3.5.1 Proses Siklus 1 ... 38
3.5.2 Proses Siklus 2 ... 39
3.6 Metode dan Teknik Pengumpulan Data ... 39
3.7 Metode dan Teknik Analisis Data ... 40
3.7.1 Analisis Data Kuantitatif ... 41
3.7.2 Analisis Data Kualitatif ... 48
3.8 Penyajian Hasil Analisis Data ... 48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kemampuan Menulis Report Text Sebelum Menggunakan Mind Mapping pada Kelas XI IPA 7 di SMAN 8 Denpasar ... 50
4.1.1 Hasil Kuesioner Pratindakan ... 50
4.1.2 Hasil Tes Pratindakan Kuantitatif ... 53
4.1.3 Hasil Tes Pratindakan Kualitatif ... 56
4.2 Kemampuan Menulis Report Text Siswa Kelas XI IPA 7 SMAN 8 Denpasar Sesudah Diterapkannya Metode Mind Mapping ……… ... 73
4.2.1 Hasil Penelitian Tindakan Kelas Siklus I ... 73
4.2.1.1 Perencanaan Penelitian Tindakan Kelas Siklus I ... 73
4.2.1.2 Pelaksanaan Siklus I ... 74
4.2.1.3 Observasi Siklus I ……… ... 77
4.2.1.4 Hasil Siklus I secara Kuantitatif dan Kualitatif………... 78
4.2.2 Hasil Penelitian Tindakan Kelas Siklus II ... 104
4.2.2.1 Perencanaan Penelitian Tindakan Kelas Siklus II ... 104
4.2.2.2 Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Siklus II ... 105
(14)
4.3 Kendala-kendala yang Dihadapi Siswa dalam Menulis Report Text ... 137
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan ... 139
5.2 Saran ... 141
DAFTAR PUSTAKA ... 142
(15)
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ... 31
Tabel 3.2 Rubrik Penilaian ... 41
Tabel 3.3 Rubrik Penilaian dari Aspek Isi ... 42
Tabel 3.4 Rubrik Penilaian dari Aspek Organisasi ... 43
Tabel 3.5 Rubrik Penilaian dari Penggunaan Bahasa... 44
Tabel 3.6 Rubrik Penilaian dari Mekanik ... 45
Tabel 3.7 Kriteria Tingkat Kemampuan... 46
Tabel 4.1 Hasil Kuesioner Pratindakan ... 51
Tabel 4.2 Hasil Tes Pratindakan secara Kuantitatif ... 53
Tabel 4.3 Penilaian Karangan Siswa secara Umum pada Aspek Isi ... 58
Tabel 4.4 Penilaian Karangan Siswa secara Umum pada Aspek Organisasi ... 63
Tabel 4.5 Penilaian Karangan S31 ... 64
Tabel 4.6 Penilaian Karangan S19 ... 65
Tabel 4.7 Penilaian Karangan S20 ... 66
Tabel 4.8 Penilaian Karangan S42 ... 66
Tabel 4.9 Penilaian Karangan Siswa secara Umum pada Aspek Penggunaan Bahasa ... 68
Tabel 4.10 Penilaian Karangan S24 ... 69
Tabel 4.11 Penilaian Karangan S05 ... 70
Tabel 4.12 Penilaian Karangan S19 ... 70
Tabel 4.13 Penilaian Karangan S20 ... 71
Tabel 4.14 Penilaian Karangan Siswa secara Umum pada Aspek Mekanik ... 72
Tabel 4.15 Hasil Evaluasi Belajar Siklus I ... 79
Tabel 4.16 Perbandingan Nilai Rata-rata Pratindakan dan Siklus I ... 81
Tabel 4.17 Penilaian Karangan Siswa secara Umum pada Aspek Isi ... 86
(16)
Tabel 4.19 Penilaian Karangan S31 Siklus I ... 92
Tabel 4.20 Penilaian Karangan S29 Siklus I ... 93
Tabel 4.21 Penilaian Karangan S42 Siklus I ... 94
Tabel 4.22 Penilaian Karangan S27 Siklus I ... 95
Tabel 4.23 Penilaian Karangan Siswa secara Umum pada Aspek Penggunaan Bahasa ... 96
Tabel 4.24 Penilaian Karangan S24 Siklus I ... 98
Tabel 4.25 Penilaian Karangan S05 Siklus I ... 98
Tabel 4.26 Penilaian Karangan S14 Siklus I ... 99
Tabel 4.27 Penilaian Karangan S35 Siklus I ... 100
Tabel 4.28 Penilaian Karangan Siswa secara Umum pada Aspek Mekanik ... 101
Tabel 4.29 Lembar Pengamatan Siswa Siklus II ... 106
Tabel 4.30 Hasil Tes Siklus II ... 108
Tabel 4.31 Perbandingan Nilai Rata-rata Kelas Siklus I dan II ... 110
Tabel 4.32 Perbandingan Nilai Rata-rata Pratindakan, Siklus I, dan Siklus II ... 111
Tabel 4.33 Hasil Kuesioner Pascatindakan ... 113
Tabel 4.34 Penilaian Karangan Siswa secara Umum Berdasarkan Aspek Isi ... 117
Tabel 4.35 Penilaian Karangan Siswa secara Umum pada Aspek Organisasi ... 124
Tabel 4.36 Penilaian Karangan S31 Siklus II... 125
Tabel 4.37 Penilaian Karangan S29 Siklus II... 126
Tabel 4.38 Penilaian Karangan S42 Siklus II... 128
Tabel 4.39 Penilaian Karangan S27 Siklus II... 129
Tabel 4.40 Penilaian Karangan Siswa secara Umum pada Aspek Penggunaan Bahasa ... 130
Tabel 4.41 Penilaian Karangan S24 Siklus II... 132
Tabel 4.42 Penilaian Karangan S05 Siklus II... 133
Tabel 4.43 Penilaian Karangan S14 Siklus II... 134
(17)
(18)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Model Mind Mapping ... 26 Gambar 2.2 Model Penelitian ... 27 Gambar 2.3 Model PTK ... 28
(19)
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.1 Perbandingan Nilai Rata-rata Pratindakan & Siklus I... 82 Diagram 4.2 Peningkatan Nilai Rata-rata Kelas pada Siklus I dan Siklus II ... 110 Diagram 4.3 Peningkatan Nilai Rata-rata Kelas pada Siklus I dan Siklus II ... 111 Diagram 4.4 Perbandingan Nilai Rata-rata Pratindakan, Siklus I, dan Siklus II 112 Diagram 4.5 Perbandingan Nilai Rata-rata Pratindakan, Siklus I, dan Siklus II 112
(20)
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Bahasa Inggris sebagai bahasa internasional memerankan bagian yang sangat
penting. Selain digunakan sebagai media untuk berkomunikasi, baik secara lisan
maupun tertulis, juga digunakan untuk menguasai teknologi yang perkembangannya
menuntut manusia untuk mempelajarinya lebih dalam. Komunikasi sebagai praktik
sudah ada seiring dengan diciptakannya manusia dan manusia menggunakan
komunikasi dalam rangka melakukan aktivitas sosialnya. Oleh karena itu manusia
tidak mungkin tidak berkomunikasi (Mufid, 2009: 52).
Berkomunikasi adalah memahami dan mengungkapkan informasi, pikiran,
perasaan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya.
Kemampuan berkomunikasi adalah kemampuan menghasilkan teks lisan dan tulis
yang direalisasikan dalam empat keterampilan berbahasa, yaitu mendengarkan,
berbicara, membaca, dan menulis. Keempat keterampilan inilah yang digunakan
dalam pembelajaran bahasa Inggris, baik di tingkat SMP maupun di tingkat SMA,
agar pembelajar mampu berkomunikasi dan berwacana dalam bahasa Inggris pada
tingkat tertentu.
Keterampilan membaca dan keterampilan menulis berkaitan sangat erat, yaitu
antara yang satu dan yang lainnya saling membutuhkan. Seseorang dikatakan
(21)
2
sebagi pendukung. Artinya, keterampilan menulis dan membaca harus dimiliki oleh
setiap peserta didik. Bilamana mereka sudah menguasai keterampilan menulis dan
membaca kemudian didukung oleh dua keterampilan lainnya, yaitu mendengar dan
berbicara, diyakini bahwa mereka mampu mengeksplorasi atau merealisasikan
keterampilan tersebut dalam bentuk tulisan. Keterampilan merupakan bagian dari
perilaku, khususnya keterampilan menulis sangat urgen untuk dimiliki oleh setiap
peserta didik. Sebagaimana dikatakan oleh Ivan Petrovich Pavlov bahwa tingkah laku
yang dipelajari berfungsi sebagai instrumen (penolong) untuk mencapai hasil yang
dikehendaki (Azhari, 2004: 127). Keterampilan menulis dalam pengajaran sastra,
khususnya bahasa Inggris merupakan keterampilan yang tidak mudah. Keterampilan
ini menuntut kemampuan seseorang untuk menuangkan ide, gagasan, pikiran, dan
perasaan untuk menjadi buah karya sehingga orang lain dapat memahami karya
tersebut.
Pada Kurikulum 2013, tersusun suatu kompetensi dasar yang mengharuskan
siswa untuk menangkap makna dalam teks ilmiah faktual (factual report), lisan dan
tulis sederhana tentang orang, binatang, benda, gejala dan peristiwa alam dan sosial,
terkait dengan mata pelajaran lain di kelas XI. Pembelajaran menulis report text
(factual report) merupakan salah satu kompetensi dasar yang harus dilaksanakan,
tetapi dalam mencapai hasil yang baik sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal
yang ditentukan tidaklah hal yang mudah untuk dicapai baik dalam proses maupun
(22)
Menulis report text berarti peserta didik mampu mengembangkan
keterampilan menulis jenis text/genre yang berbentuk report. Report merupakan salah
satu genre yang memberikan suatu informasi kepada pembacanya dan merupakan
salah satu genre yang diajarkan kepada siswa di tingkat SMA dari beberapa genre
yang ada. Berdasarkan pembelajaran tersebut, idealnya peserta didik mampu
membuat tulisan berbentuk report. Di tingkat SMA, banyak sekolah yang mempunyai
ekstrakurikuler jurnalistik. Ekstrakurikuler tersebut lebih banyak menggeluti
bagaimana memberikan suatu informasi dalam berbagai hal. Artinya, sangat erat
berkaitan dengan report.
Pada umumnya peserta didik belum mampu membuat tulisan berbentuk report.
Mereka menganggap bahwa menulis itu sangat sulit, yaitu harus menuangkan ide-ide
atau gagasan yang membentuk suatu paragraf yang baik. Selain itu, mereka harus
mengetahui langkah-langkah atau kriteria dalam membuat suatu tulisan yang
berbentuk report.
Pemilihan model, metode ataupun teknik pembelajaran dalam keterampilan
menulis, khususnya menulis suatu karangan bukanlah hal yang mudah. Dengan
demikian, penelitian dirasa perlu untuk menemukan model, metode, ataupun teknik
pembelajaran apa yang tepat digunakan untuk meningkatkan kemampuan menulis
siswa. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menulis siswa dalam
menulis report text dengan menggunakan model pembelajaran mind mapping yang
disesuaikan dengan teknik mencatat kreatif dan ditunjang pula dengan penggunaan
(23)
4
dalam mengerjakan sesuatu, khususnya dalam menulis report text melalui mind
mapping. Dengan menggunakan mind mapping, siswa diharapkan mampu berpikir
lebih kreatif.
Seorang guru merasa bertanggung jawab untuk memecahkan
masalah-masalah yang dihadapi oleh peserta didik dalam membuat tulisan atau karangan. Oleh
karena itulah, penulis membuat penelitian tindakan kelas dengan judul
“Meningkatkan Kemampuan Menulis Report Text Melalui Mind Mapping pada Kelas XI IPA 7 di SMAN 8 Denpasar”.
1.2 Rumusan Masalah
Permasalahan yang timbul merupakan kesulitan yang terjadi dalam
pembelajaran bahasa Inggris. Adapun rumusan masalah tersebut adalah sebagai
berikut.
1) Bagaimanakah keterampilan menulis report text pada kelas XI IPA7 di SMAN 8
Denpasar sebelum menggunakan metode mind mapping?
2) Bagaimanakah keterampilan menulis report text pada kelas XI IPA7 di SMAN 8
Denpasar sesudah diterapkannya metode mind mapping?
3) Apakah kendala-kendala yang dihadapi siswa dalam belajar menulis khususnya
(24)
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu tujuan umum dan
tujuan khusus. Adapun kedua tujuan tersebut adalah sebagai berikut.
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana
keterampilan siswa dalam menulis text, khususnya text report. Selain itu, untuk
memberikan suatu gambaran tentang model pembelajaran yang digunakan dalam
meningkatkan kemampuan menulis siswa.
1.3.2 Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah sebagai berikut.
1) Untuk mengetahui bagaimana siswa kelas XI IPA7 di SMAN 8 Denpasar
dalam keterampilan menulis khusunya dalam menulis report text sebelum
digunakan metode mind mapping.
2) Untuk mengetahui kemampuan siswa kelas XI IPA 7 di SMAN 8 Denpasar
dalam keterampilan menulis khususnya dalam menulis report text setelah
digunakan metode mind mapping.
3) Untuk mendeskripsikan kendala-kendala yang dihadapi siswa dalam belajar
(25)
6
1.4 Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan inspirasi ataupun
sumbangan dalam masyarakat. Manfaat yang diharapkan terdiri atas dua aspek,
meliputi manfaat teoretis dan manfaat praktis.
1.4.1 Manfaat Teoretis
Secara teoretis hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khazanah
ilmu pengetahuan tentang bahasakhususnya dalam aspek pembelajaran menulis
report text. Selain itu, hasil penelitian ini juga dapat digunakan sebagai bahan
refrerensi untuk penelitian selanjutnya yang ada relevansinya.
1.4.2 Manfaat Praktis
Manfaat praktis penelitian ini adalah untuk mendorong pengajar dalam
melaksanakan pembelajaran yang lebih inovatif dan kreatif, sehingga dapat mengatasi
berbagai masalah pembelajaran utamanya dalam keterampilan menulis. Bagi siswa
atau pelajar hasil penelitian ini bermanfaat untuk melatih menumbuhkan cara berpikir
imajinatif dan kreatif demi peningkatan keterampilan menulis khususnya dalam
(26)
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN
2.1Kajian Pustaka
Metode mind mapping dalam keterampilan menulis telah menjadi bahan
kajian para penulis yang memiliki atensi perihal tersebut. Terkait dengan penelitian
yang dilakukan, suatu kebetulan peneliti membahas perihal yang memiliki relevansi
sehingga perlu dilakukan kajian dengan hasil kajian para penulis dimaksud. Untuk
itu, pada bagian berikut ini dipaparkan beberapa hasil karya tulis para peneliti
sebelumnya.
Penelitian pertama dilakukan oleh Ayunda (2013) dengan judul “Keefektifan Penggunaan Teknik Mind-Mapping dalam Pembelajaran Menulis Cerpen Bertolak
dari Peristiwa yang Pernah Dialami Siswa Kelas IX SMP Negeri 18 Malang”.
Penelitian ini merupakan eksperimen dengan desain penelitian control group pre-test
- post-test. Relevansi penelitian ini terhadap penelitian yang dilakukan terdapat pada
variabel yang menjadi sasaran perubahan, yaitu sama-sama meneliti kemampuan
menulis walaupun jenis tulisan berbeda, yaitu cerpen dan report. Variabel tindakan
yang digunakan dalam penelitian ini sama-sama menggunakan model pembelajaran
mind mapping. Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen, bukan penelitian
tindakan kelas. Keunggulan penelitian ini adalah penggunaan mind mapping yang
(27)
peristiwa yang pernah dialami siswa kelas IX SMP Negeri 18 Malang. Namun, tidak
dipaparkannya rubrik penilaian sebagai pedoman penilaian dengan jelas dalam
penelitian yang dilakukan. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa dalam
pembelajaran menulis cerpen pada aspek kemampuan menyampaikan menggunakan
pembelajaran mind mapping lebih efektif dibandingkan dengan teknik pembelajaran
konvensional.
Penelitian kedua dilakukan oleh Jenny (2012) berjudul “Penggunaan Teknik Peta Pikiran (mind mapping) dalam Kemampuan Menulis Karya Ilmiah oleh Siswa
Kelas XI SMA Negeri 4 Tebing Tinggi Tahun Pembelajaran 2012/2013”. Dalam penelitian itu dibahas perubahan yang signifikan dari penggunaan teknik peta pikiran
(mind mapping) dalam kemampuan menulis karya ilmiah. Masalah yang diangkat
dalam penelitian itu adalah lemahnya kemampuan menulis siswa khususnya dalam
menulis karya ilmiah. Penelitian itu menggunakan desain pengukuran, yang
dilakukan sebanyak dua kali, yaitu sebelum dan sesudah eksperimen. Metode yang
digunakan dalam penelitian itu adalah metode eksperimen dengan model desain
penelitian one group pre-test post-test yang hanya dilaksanakan pada satu kelas
(kelompok). Keunggulan penelitian itu adalah kemampuan menulis siswa meningkat
setelah diterapkannya metode mind mapping. Di samping itu, ada perubahan yang
signifikan setelah mind mapping diterapkan dalam kemampuan menulis karya ilmiah
khususnya artikel oleh siswa kelas XI SMA Negeri 4 Tebing Tinggi tahun
pembelajaran 2012/2013. Namun, tidak dipaparkan secara spesifik kriteria
(28)
penelitian yang dilakukan penulis yang menggunakan model penelitian tindakan
kelas.
Penelitian ketiga dilakukan oleh Nunik (2013) dalam tulisannya yang berjudul
“Peningkatan Keterampilan Menulis Deskripsi Melalui Metode Mind Mapping”
penelitian itu berupa penelitian tindakan kelas yang membahas keterampilan menulis
deskripsi siswa melalui metode mind mapping. Keunggulan penelitian itu adalah
kemampuan menulis siswa meningkat setelah diterapkannya mind mapping. Namun,
dalam penelitian itu juga ditemukan kendala, yaitu kurangnya wawasan guru terhadap
mind mapping, walaupun dapat diatasi dengan memberikan wawasan yang luas
kepada guru bersangkutan. Penelitian itu mengambil topik mengenai keterampilan
menulis deskripsi dengan tujuan penelitian meningkatkan keterampilan menulis
deskripsi melalui metode mind mapping pada siswa kelas IV SD Negeri Sine 01
Sragen. Bentuk penelitian itu adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri tiga siklus.
Tiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.
Hasil penelitian itu adalah penerapan metode mind mapping dapat meningkatkan
keterampilan menulis deskripsi pada siswa kelas IV SD Negeri Sine 01 Sragen tahun
ajaran 2012/2013. Hal itu dibuktikan dengan meningkatnya nilai keterampilan
menulis deskripsi, yaitu pada prasiklus nilai rata-rata siswa adalah 65. Pada siklus I
nilai rata-rata siswa adalah 74,5, pada siklus II nilai rata-rata siswa adalah 78,8, dan
pada siklus III nilai rata-rata siswa sebesar 84,6. Ketuntasan nilai keterampilan
menulis deskripsi pada prasiklus sebanyak 19 siswa atau 39%; pada siklus I siswa
(29)
siswa atau 74%; pada siklus II siswa yang mendapat nilai di atas KKM sebanyak 42
siswa atau 86% dan siklus III siswa yang mendapat nilai di atas KKM sebanyak 46
siswa atau 94%. Namun, dalam penelitian tersebut tidak dijelaskan penggunaan teori
menulis, serta tidak adanya rubrik penilaian yamg digunakan sebagai acuan dalam
menentukan penilaian. Perbedaan penelitian itu dengan penelitian yang dilakukan
adalah penelitian itu mengambil topik tentang menulis karangan deskripsi bukan
report text.
Penelitian keempat dilakukan oleh Sondang (2013) yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Model Peta Pikiran (Mind Map) terhadap Kemampuan Menulis
Karangan Deskripsi oleh Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Sidikalang Kab. Dairi Tahun
Pembelajaran 2013/2014” dalam penelitian itu dibahas mind mapping terhadap kemampuan menulis karangan deskripsi. Relevansinya dengan penelitian ini adalah
sama–sama menggunakan model pembelajaran Mind Mapping. Perbedaannya adalah penelitian itu menggunakan karangan deskripsi, sedangkan penelitian yang dilakukan
ini menggunakan report text. Objeknya adalah siswa kelas XI di sekolah kejuruan
dengan keterampilan menulis deskripsi. Tujuan penelitian itu adalah untuk
mengetahui lebih jelas perubahan yang signifikan dari penggunaan model peta
pikiran (mind map) terhadap kemampuan menulis karangan deskripsi. Metode yang
digunakan dalam penelitian itu adalah metode eksperimen dengan model desain
penelitian one group pre-test post-test design yang hanya dilaksanakan pada satu
kelas (kelompok). Namun, tidak dipaparkan secara spesifik kriteria penulisannyabaik
(30)
penelitian tersebut terlihat bahwa penggunaan model mind mapping dalam
pembelajaran, dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis karangan
deskripsi.
Selanjutnya, penelitian Kurnia (2012) yang berjudul “Penggunaan Metode Peta Pikiran (Mind Mapping) untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Puisi”. Dalam penelitian itu dibahas penggunaan model mind mapping untuk meningkatkan
kemampuan menulis puisi dengan menggunakan penelitian tindakan kelas.
Relevansinya dengan penelitian ini adalah sama–sama menggunakan model mind mapping. Di samping itu, dalam keterampilan menulis puisi juga dapat digunakan
model mind mapping yang mampu meningkatkan keterampilan menulis puisi dalam
bahasa Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Pengumpulan
data dilakukan dengan wawancara, observasi, dokumentasi dan tes. Validitas data
menggunakan validitas isi. Namun, tidak dipaparkan secara jelas mengenai teori yang
digunakan, serta tidak adanya rubrik sebagai acuan penilaian.
Penelitian terakhir yaitu penelitian Darmayoga yang berjudul “Pengaruh Implementasi Metode Pembelajaran Mind Mapping Terhadap Hasil Belajar IPS
Ditinjau dari Minat Belajar pada Siswa Kelas IV SD Sathya Sai Denpasar Tahun
Pelajaran 2012/2013”. Dalam penelitian tersebut dibahas tentang bagaimana pengaruh implementasi metode pembelajaran Mind Mapping terhadap hasil belajar
IPS yang ditinjau dari minat belajar siswa. Penelitian ini merupakan penelitian semu
dengan desain the posttest-only control group design. Instrument penelitian yang
(31)
belajar. Data yang diperoleh, dianalisis dengan menggunakan Anacova. Hasil yang
diperoleh menunjukkan bahwa metode pembelajaran mind mapping mampu
meningkatkan minat siswa untuk belajar IPS, sehingga siswa menjadi lebih aktif dan
dapat mengembangkan kemampuan berfikir kritis. Selain itu terdapat kontribusi yang
positif dan signifikan minat belajar terhadap hasil belajar IPS kelas IV SD Sathya Sai
Denpasar. Relevansinya dengan penelitian ini adalah sama–sama menggunakan model mind mapping.
Berdasarkan penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa mind mapping
sangat berpengaruh terhadap kemampuan siswa, baik dalam menulis karangan
deskripsi, cerpen, karya ilmiah, puisi maupun dalam pembelajaran bidang studi IPS.
Sehubungan dengan hal tersebut, perlu dikembangkan penelitian-penelitian yang
dapat meningkatkan kemampuan menulis report text siswa. Penelitian yang dilakukan
berbeda dengan penelitian di atas. Adapun penelitian yang dilakukan adalah untuk
meningkatkan kemampuan menulis report text. Semua penelitian terdahulu yang
disebutkan di atas sangat membantu untuk menentukan tahap tahap yang harus
dilakukan dalam penulisan penelitian ini serta dapat dibandingkan hasil yang
diperoleh nantinya.
2.2Konsep
2.2.1Kemampuan Menulis
Menurut Robbin (http://idtesis.com/pengertian-kemampuan/), kemampuan
(32)
melaksanakan tugasnya. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
kemampuan merupakan kecakapan setiap individu untuk menyelesaikan
pekerjaannya atau menguasai hal-hal yang ingin dikerjakan dalam suatu pekerjaan.
Selain itu, kemampuan juga dapat dilihat dari tindakan tiap-tiap individu.
Kemampuan terbagi menjadi beberapa kelompok, antara lain seperti berikut.
1) Kemampuan intelektual, yaitu kemampuan yang dimiliki seseorang untuk
melakukan aktivitas yang membutuhkan kemampuan berpikir
2) Kemampuan fisik merupakan kemampuan melakukan tugas-tugas yang
menuntut tenaga atau stamina berupa keterampilan, kekuatan, atau karakteristik
serupa.
Aktivitas menulis merupakan suatu bentuk manifestasi kemampuan dan
keterampilan berbahasa yang paling akhir dikuasai oleh pembelajar bahasa setelah
kemampuan mendengarkan, berbicara, dan membaca. Dibandingkan dengan tiga
kemampuan berbahasa yang lain, kemampuan menulis lebih sulit dikuasai bahkan
oleh penutur asli bahasa yang bersangkutan. Hal itu disebabkan oleh kemampuan
menulis menghendaki penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur di luar
bahasa (Iskandarwassid, 2013:248).
Merujuk dari konsep di atas, dapat disimpulkan bahwa, kemampuan menulis
dapat diartikan sebagai kapasitas seseorang dalam menulis yang tidak dapat
dilepaskan dari kemampuan intelektual seseorang. Mengingat kemampuan menulis
memerlukan kemampuan berpikir yang ditunjang dengan kemampuan seseorang
(33)
2.2.2 Report text
Salah satu teks yang diajarkan di SMA adalah report text. Di dalam report text
juga terdapat description text, yang juga menggambarkan suatu hal yang terdapat
dalam report text. Kata ‘report’ berasal dari bahasa Inggris, artinya ‘menyampaikan’,
mengacu kepada sesuatu yang sudah terbukti kevalidannya setelah melalui berbagai
proses penyelidikan (observasi). Report text merupakan genre teks yang khusus untuk
melaporkan hasil observasi (penelitian) secara sistematik. Karena berupa
laporan, report text harus ditulis dalam keadaan selugas-lugasnya tanpa ada sesuatu,
sekecil apa pun yang dilebih-lebihkan.
Griffith (2000: 37), menyimpulkan bahwa Report is a text which presents
information about something, as it is. It is as a result of systematic observation and analysis (report text adalah teks yang menginformasikan sesuatu apa adanya, tanpa
dilebih-lebihkan, sebagai hasil dari proses penelitian dan analisis sistematik)
(diunggah dari BeritaRemaja.com).
Report text mempunyai ciri kebahasaan seperti menggunakan general nouns,
menggunakan relating verbs untuk menjelaskan ciri, action verbs dalam menjelaskan
perilaku, menggunakan present tense untuk menyatakan suatu yang umum,
menggunakan paragraph dengan topic sentence untuk menyusun sejumlah informasi.
Report text memiliki dua struktur umum (generic structure), yaitu general
classification (pernyataan umum yang menerangkan subjek laporan, keterangan dan
klasifikasinya), dan description (penjabaran dari klasifikasi yang disajikan dengan
(34)
Berdasarkan konsep di atas, dapat disimpulkan bahwa report text adalah
untuk menyampaikan informasi hasil pengamatan dan analisa yang sistematis.
Informasi yang dijelaskan dalam report text bersifat umum. Secara bahasa report text
adalah teks yang berfungsi untuk memberikan informasi tentang suatu peristiwa atau
situasi, setelah diadakannya investigasi dan melalui berbagai pertimbangan.
2.2.3 Mind Mapping
Mind mapping merupakan cara termudah untuk menempatkan informasi ke
dalam otak dan mengambil informasi ke luar dari otak. Mind mapping adalah cara
mencatat yang kreatif, efektif, dan secara harfiah akan “memetakan” pikiran-pikiran kita (Buzan, 2011: 4). Mind mapping bisa dibandingkan dengan peta kota. Bagian
tengah mind mapping sama halnya dengan pusat kota dan mewakili gagasan
terpenting; jalan-jalan protokol yang memancar keluar dari pusat kota merupakan
pikiran-pikiran utama dalam proses berpikir, jalan-jalan atau cabang-cabang sekunder
merupakan pikiran sekunder (Buzan, 2011: 4).
Peta pikiran yang ditemukan oleh Tony Buzan ini didasarkan pada cara kerja
otak menyimpan informasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa otak manusia tidak
menyimpan informasi dalam kotak-kotak sel saraf yang terjejer rapi, tetapi
dikumpulkan pada sel-sel saraf yang bercabang-cabang. Apabila dilihat sekilas sel-sel
saraf tersebut akan tampak seperti cabang-cabang pohon. Jika informasi disimpan
(35)
membuat proses belajar semakin mudah. Artinya, mind mapping merupakan salah
satu keterampilan paling efektif dalam proses berpikir kreatif.
Selanjutnya, Sugiarto (2004:75) berpendapat sebagai berikut. Peta pikiran
adalah teknik meringkas bahan yang perlu dipelajari dan memproyeksikan masalah
yang dihadapi ke dalam bentuk peta atau teknik grafik sehingga lebih mudah
dipahami. Sebagai latihan, kegiatan ini dapat mengoptimalkan fungsi otak kiri dan
kanan. Kemudian dalam aplikasinya sangat banyak membantu untuk memahami
masalah dengan cepat karena telah terpetakan. Secara tidak langsung, peta pikiran
(mind mapping) dapat membantu untuk menjabarkan gagasan ataupun ide menjadi
suatu tulisan yang baik. Poin – poin yang sudah dijabarkan dapat dikembangkan menjadi suatu tulisan yang lebih baik.
Berdasarkan konsep yang dipaparkan di atas merujuk dari teori Buzan, mind
mapping dapat diartikan sebagai proses memetakan pikiran untuk menghubungkan
konsep-konsep permasalahan tertentu dari cabang-cabang sel saraf membentuk
korelasi konsep menuju pada suatu pemahaman dan hasilnya dituangkan langsung di
atas kertas dengan animasi yang disukai dan gampang dimengerti oleh pembuatnya.
Sehingga tulisan yang dihasilkan merupakan gambaran langsung dari cara kerja
koneksi-koneksi di dalam otak.
2.2 Landasan Teori
Berdasarkan rumusan permasalahan yang dipaparkan di depan, dibutuhkan
(36)
permasalahan tersebut. Teori-teori yang dimaksud, yaitu teori menulis, terutama
tentang bagaimana aturan ataupun tata cara dalam menulis sebuah karangan. Teori ini
digunakan untuk memecahkan permasalahan keterampilan menulis siswa report text
kelas XI IPA7 SMAN 8 Denpasar sebelum menggunakan metode mind mapping.
Teori tata bahasa, yaitu tentang aturan dalam tata bahasa Inggris. Teori ini digunakan
untuk memecahkan permasalahan tentang kendala-kendala yang dihadapi siswa
dalam menulis. Kemudian teori konstruktivisme, yaitu teori tentang perkembangan
intelektual siswa digunakan untuk memecahkan permasalahan dalam keterampilan
menulis report text siswa kelas XI IPA 7 SMAN 8 Denpasar sesudah diterapkannya
metode mind mapping.
2.3.1 Teori Keterampilan Menulis
Dalman (2014:101) menyebutkan bahwa dalam menulis harus dipenuhi tiga
syarat, yaitu sebagai berikut.
a. Kesatuan
Kesatuan dalam pargraf adalah semua kalimat yang membina paragraf
harus secara bersama-sama menyatakan suatu hal atau tema tertentu.
b. Kepaduan
Yang dimaksud dengan kepaduan adalah kekompakkan hubungan antara
(37)
c. Perkembangan
Yang dimaksud dengan perkembangan karangan adalah penyusunan atau
perincian ide yang membina karangan.
Selanjutnya dijelaskan bahwa menulis merupakan proses perubahan bentuk
pikiran atau angan-angan atau perasaan dan sebagainya menjadi wujud lambang atau
tanda atau tulisan yang bermakna. Sebagai proses, menulis melibatkan serangkaian
kegiatan yang terdiri atas tahap prapenulisan, penulisan, dan pascapenulisan. Menulis
dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan
menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Menulis merupakan sebuah
proses kreatif untuk menuangkan gagasan dalam bahasa tulis. Menulis tidaklah
mudah karena dalam menulis juga harus diimbangi dengan membaca. Membaca
sebagai awal dari pengetahuan untuk isi atau gagasan dari tulisan itu sendiri. Selain
menjelaskan menulis, Dalman (2014:48) juga menjelaskan tentang persyaratan
paragraf yang mencakup:
1) persyaratan kesatuan dan keutuhan
2) persyaratan pengembangan
3) persyaratan kepaduan atau koherensi
4) persyaratan kekompakan atau kohesi
Menurut Suparno dan Yunus (2008:13), menulis merupakan suatu kegiatan
penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau
medianya. Tarigan (2008:233) mengemukakan bahwa menulis ialah menurunkan atau
(38)
oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafis tersebut
dan dapat memahami bahasa dan grafis itu. Perlu diketahui bahwa tulisan yang baik
akan menghasilkan paragraf yang baik.
Menurut Fuad dkk. (2009: 117--130) dalam Dalman (2005: 55), syarat
paragraf yang baik harus memiliki unsur. Pertama, kepaduan bentuk gramatikal
(cohesion in form), seperti penggunaan kata transisi, penggunaan pronominal,
penggunaan repetisi, penggunaan sinonimi, penggunaan elipsasi. Kedua, yaitu
kepaduan makna (coherence in meaning), seperti kekokohan kalimat penjelas,
kelogisan urutan peristiwa, waktu, ruang, dan proses.
Berdasarkan pendapat para pakar di atas dapat disimpulkan bahwa menulis
adalah proses penyampaian pikiran, angan-angan, perasaan dalam bentuk
lambang/tanda/tulisan yang bermakna. Dalam kegiatan tersebut terdapat suatu
kegiatan merangkai, menyusun, melukiskan suatu lambang/tanda/tulisan berupa
kumpulan huruf yang membentuk kata, kumpulan kata membentuk kelompok kata
atau kalimat, kumpulan kalimat membentuk paragraf, dan kumpulan paragraf
membentuk wacana/karangan yang utuh dan bermakna. Selain itu, sebuah paragraf
dikatakan baik bilamana memenuhi syarat kesatuan (kohesi) dan kepaduan (koheren).
Kesatuan berarti bahwa dalam sebuah paragraf hanya terdapat satu gagasan utama
atau kalimat utama, sedangkan kepaduan adalah sebuah paragraf hendaknya
memperlihatkan hubungan antarkalimat yang mendukung kalimat utama atau gagasan
(39)
2.3.2 Teori Tata Bahasa
Bahasa merupakan sekumpulan tanda, aturan, struktur, dan pola yang
terbentuk dalam satu kesatuan yang utuh. Dalam pembelajaran bahasa tentu tidak
akan terlepas dari tata bahasa yang dalam bahasa Inggris biasa disebut grammar. Tata
bahasa atau grammar adalah suatu aturan dalam membentuk dan mengombinasikan
kata menjadi suatu kalimat (Hornoby, 1989: 542). Upaya mempelajari tata bahasa
akan mempertinggi kepandaian menggunakan bahasa. Selanjutnya Chaer (2012: 367)
menjelaskan bahwa tata bahasa setiap bahasa terdiri atas tiga komponen, yaitu (1)
komponen sintaksis, (2) komponen semantik, dan (3) komponen fonologi.
Menurut Yule (2010: 83), tata bahasa adalah proses menggambarkan struktur
frasa dan kalimat sedemikian rupa sehingga mencakup semua unsur dalam suatu
bahasa dan mengatur urutan nontata bahasa yang terkandung di dalamnya. Sementara
itu, Richards (dalam Nunan, 2005:2) menyatakan bahwa tata bahasa adalah gambaran
sebuah bahasa dan cara penyampaian suatu bentuk, seperti kata dan frasa yang
dipadukan sehingga menghasilkan kalimat dalam bahasa tertentu.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa tata
bahasa merupakan tonggak acuan dalam mempelajari bahasa karena dalam tata
bahasa digambarkan semua unsur dalam kalimat. Terkait dengan hal tersebut, dalam
mempelajari karangan report text juga digunakan tata bahasa. Dalam bahasa Inggris,
penggunaan tata bahasa mengerucut pada penggunaan ciri kebahasaan yang salah
(40)
Simple present tense adalah bentuk tenses yang menyatakan kegiatan yang
menjadi rutinitas sehari-hari ataupun tentang suatu fakta. Pola kalimat pada simple
prsent tense secara umum adalah S + V1 + O atau untuk orang ketiga tunggal
menggunakan pola S + V1 (s/es) + O pada kalimat positif, S + do not + V1 + O atau
S + does not + V1 + O (untuk orang ketiga tunggal) pada kalimat negatif dan do + S
+ V1 + O atau does + S + V1 + O (untuk orang ketiga tunggal) pada kalimat
pertanyaan. Kata keterangan waktu yang digunakan dalam simple present tense
adalah kata, seperti every day, every week, in the morning, on Monday, etc. Di pihak
lain, kata keterangan waktu yang menunjukkan tingkat frekuensi, seperti always,
seldom, generally, etc. Sebagai contoh Earth moves around the sun (Masmedia, 2014
: 52--54).
2.3.3 Teori Konstruktivisme
Konstruktivisme perspektif Simmel dan Weber (dalam Maliki 2012: 254)
mengatakan bahwa perilaku manusia secara fundamental berbeda dengan perilaku
objek alam. Manusia selalu bertindak sebagai agen dalam bertindak mengonstruk
realitas kehidupan sosial. Cara yang dilakukan bergantung pada cara memahami atau
memberikan makna terhadap perilaku mereka sendiri. Di lain pihak dikatakan bahwa
perilaku manusia adalah generative (bersifat diwariskan). Dengan demikian, perilaku
tersebut juga merupakan pengalaman, baik sebagai kepemilikan peribadi maupun
diwariskan kepada generasi yang lain. Skinner (dalam Koswara, 1991:75)
(41)
ditentukan oleh aturan-aturan, bisa diramalkan, dan bisa dibawa ke dalam kontrol
lingkungan atau bisa dikendalikan. Hal ini menyebabkan seseorang mempunyai
pengetahuan dan menjadi lebih dinamis. Pendekatan konstruktivisme mempunyai
beberapa konsep umum seperti di bawah ini.
1) Pelajar aktif membina pengetahuan berasaskan pengalaman yang sudah ada.
2) Dalam konteks pembelajaran, pelajar seharusnya membina sendiri
pengetahuan mereka.
3) Pentingnya membina pengetahuan secara aktif oleh pelajar sendiri melalui
proses saling memengaruhi antara pembelajaran terdahulu dan pembelajaran
terbaru.
4) Unsur terpenting dalam teori ini ialah seseorang membina pengetahuan
dirinya secara aktif dengan cara membandingkan informasi baru dengan
pemahamannya yang sudah ada.
5) Ketidakseimbangan merupakan faktor motivasi pembelajaran yang utama.
Faktor ini berlaku apabila seorang pelajar menyadari gagasan-gagasannya
tidak konsisten atau tidak sesuai dengan pengetahuan ilmiah
6) Bahan pengajaran yang disediakan perlu mempunyai perkaitan dengan
pengalaman pelajar untuk menarik minat pelajar.
Salah satu teori atau pandangan yang terkenal berkaitan dengan teori belajar
konstruktivisme adalah teori perkembangan mental Piaget. Teori ini biasa juga
(42)
kesiapan anak untuk belajar, yang dikemas dalam tahap perkembangan intelektual
dari lahir hingga dewasa. Setiap tahap perkembangan intelektual yang dimaksud
dilengkapi dengan ciri-ciri tertentu dalam mengonstruksi ilmu pengetahuan.
Misalnya, pada tahap sensori motor anak berpikir melalui gerakan atau perbuatan.
Piaget yang dikenal sebagai konstruktivis pertama yang menegaskan bahwa
manusia memiliki struktur pengetahuan dalam otaknya, seperti kotak-kotak yang
masing-masing mempunyai makna yang berbeda-beda. Oleh karena itu, dalam proses
belajar terjadi dua proses, yaitu proses organisasi informasi dan adaptasi
(Cahyo:2013: 37).
Proses organisasi adalah proses ketika manusia menghubungkan informasi
yang diterimanya dengan struktur- struktur pengetahuan yang sudah disimpan atau
sudah ada sebelumnya dalam otak. Di pihak lain proses adaptasi adalah proses yang
berisi dua kegiatan. Pertama, menghubungkan atau mengintergrasikan pengetahuan
yang diterima manusia atau disebut asimilasi. Kedua, mengubah struktur pengetahuan
baru sehingga akan terjadi kesinambungan (ekuilibrium).
Berdasarkan teori-teori tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa belajar
adalah proses aktif peserta didik dalam mengontruksi arti, wacana, dialog,
dan pengalaman fisik. Dalam proses belajar tersebut terjadi proses asimilasi dan
menghubungkan pengalaman atau informasi yang sudah dipelajari. Prinsip
dalam pembelajaran teori kontruktivisme adalah sebagai berikut.
(43)
2) Berlandaskan beragam sumber informasi materi dapat dimanipulasi peserta
didik.
3) Pendidik lebih bersikap interaktif dan berperan sebagai fasilitator dan
mediator.
4) Program pembelajaran dibuat bersama peserta didik.
5) Strategi pembelajaran, student-centered learning, dilakukan dengan belajar
aktif, belajar mandiri, kooperatif, dan kolaboratif.
Secara garis besar, prinsip-prinsip konstruktivisme yang diterapkan dalam belajar
mengajar adalah sebagai berikut.
1) Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri.
2) Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru ke murid, kecuali hanya dengan
keaktifan murid sendiri untuk menalar.
3) Murid aktif mengonstruksi secara terus-menerus sehingga selalu terjadi perubahan
konsep ilmiah.
4) Guru sekadar membantu menyediakan saran dan situasi agar proses konstruksi
berjalan lancar.
5) Menghadapi masalah yang relevan dengan siswa.
6) Struktur pembelajaran seputar konsep utama pentingnya sebuah pertanyaan.
7) Mencari dan menilai pendapat siswa.
8) Menyesuaikan kurikulum untuk menanggapi anggapan siswa.
Model pembelajaran kooperatif mind mapping dapat diterapkan dalam
(44)
Pembuatan mind mapping terlebih dahulu akan membantu siswa menyusun
informasi, melancarkan aliran pikiran, dan mengurangi hambatan dalam kegiatan
menulis karangan.
Dalam membuat mind mapping, Buzan memberikan beberapa langkah untuk
mempermudah dalam menggunakan mind mapping. Adapun langkah dalam membuat
mind map menurut Buzan (2011: 15) adalah sebagai berikut.
1) Dimulai dari bagian tengah kertas kosong yang sisi panjangnya diletakkan
mendatar (landscape).
2) Menggunakan warna yang menarik karena bagi otak, warna sama menariknya
dengan gambar. Warna membuat peta pikiran (mind mapping) lebih hidup,
menambah energi pada pemikiran yang kreatif, dan menyenangkan.
3) Hubungkan cabang utama ke gambar pusat, hubungkan
cabang-cabang tingkat dua dan tingkat tiga ke tingkat satu dan dua, dan seterusnya.
Hal ini dilakukan karena otak senang mengaitkan dua (atau tiga atau empat)
hal sekaligus. Apabila cabang-cabang dihubungkan, akan lebih mudah
dimengerti dan diingat.
(45)
Gambar 1. Model Mind Mapping
2.3Model Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Hasil penelitian dianalisis
menggunakan gabungan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kualitatif
digunakan untuk memaparkan penjelasan tiap-tiap masalah. Pendekatan kuantitatif
digunakan untuk menganalisis kemampuan menulis siswa sebelum dan sesudah
diterapkan model pembelajaran tersebut dalam bentuk angka. Analisis data
menggunakan teknik statistika. Penyajian hasil analisis dibantu dengan tabel
sederhana dan grafik. Secara garis besar, model penelitian dapat digambarkan sebagai
(46)
Catatan:
Menunjukkan hambatan Menunjukkan keterkaitan Menunjukkan saling keterkaitan
Gambar 2 Model Penelitian
Kemampuan siswa kelas XI IPA 7 dalam menulis report text
Kemampuan siswa setelah tindakan
Kendala yang muncul dalam tindakan Kemampuan siswa
sebelum tindakan
Diterapkan PTK melalui Mind
Mapping
Analisis
Data Teori Tata
Bahasa Siswa
HASIL Teori
Konstruktivisme
Teori
(47)
Gambar 3 Model PTK
Model penelitian di atas menunjukkan keefektifan mind mapping dengan
penelitian tindakan kelas dalam memecahkan permasalahan menulis report text di
kelas XI IPA 7 SMAN 8 Denpasar. Selain itu, juga diterapkan beberapa teori yang
berkaitan dengan penelitian ini, seperti teori tata bahasa, teori menulis, dan teori
konstruktivisme.
Dalam model penelitian di atas menunjukkan bahwa siswa yang mempunyai
hambatan dalam kemampuan menulis, khususnya menulis report text. Kemampuan
siswa dalam menulis mempunyai keterkaitan dengan tiga masalah yang diangkat
dalam penelitian ini, yaitu kemampuan siswa dalam menulis report text sebelum
diterapkannya mind mapping, kemampuan siswa dalam menulis report text setelah Pengamatan
SIKLUS II SIKLUS I
Evaluasi
Perencanaan
Refleksi Pelaksanaan
Pelaksanaan
Refleksi
(48)
diterapkannya mind mapping, dan kendala yang dihadapi siswa dalam tindakan yang
diberikan.
Kemampuan siswa sebelum tindakan diberikan mempunyai keterkaitan
dengan teori yang digunakan dalam penelitian ini. Teori konstruktivisme digunakan
untuk menentukan model pembelajarannya. Teori ini searah dengan model
pembelajaran mind mapping, yaitu belajar sebagai hasil dari konstruksi mental. Siswa
dapat belajar dengan baik jika mampu mengaktifkan konstruk pemahaman mereka
sendiri. Jadi antara teori konstruktivisme dan mind mapping menunjukkan saling
keterkaitan. Selanjutnya, teori tata bahasa diaplikasikan untuk acuan dalam membuat
rubrik penilaian tata bahasa. Demikian juga dengan teori menulis yang diaplikasikan
dalam penelitian ini sebagai acuan dalam membuat rubrik penilaian yang berkaitan
dengan rubrik isi, organisasi dan mekanik penulisan karangan. Teori-teori tersebut
juga sebagai acuan dalam menganalisis data. Teori menulis juga diaplikasikan untuk
memecahkan kendala yang dihadapi siswa. Kemampuan menulis report text juga
dihadapi dengan kendala yang muncul ketika tindakan dilakukan. Kendala yang
muncul berkaitan dengan penerapan mind mapping untuk mengatasinya.
Kemampuan siswa setelah tindakan sangat berkaitan dengan penerapan mind
mapping. Kemampuan siswa setelah tindakan diterapkan melalui mind mapping
dengan menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK). Dari tindakan yang dilakukan,
(1)
2) Berlandaskan beragam sumber informasi materi dapat dimanipulasi peserta didik.
3) Pendidik lebih bersikap interaktif dan berperan sebagai fasilitator dan mediator.
4) Program pembelajaran dibuat bersama peserta didik.
5) Strategi pembelajaran, student-centered learning, dilakukan dengan belajar aktif, belajar mandiri, kooperatif, dan kolaboratif.
Secara garis besar, prinsip-prinsip konstruktivisme yang diterapkan dalam belajar mengajar adalah sebagai berikut.
1) Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri.
2) Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru ke murid, kecuali hanya dengan keaktifan murid sendiri untuk menalar.
3) Murid aktif mengonstruksi secara terus-menerus sehingga selalu terjadi perubahan konsep ilmiah.
4) Guru sekadar membantu menyediakan saran dan situasi agar proses konstruksi berjalan lancar.
5) Menghadapi masalah yang relevan dengan siswa.
6) Struktur pembelajaran seputar konsep utama pentingnya sebuah pertanyaan. 7) Mencari dan menilai pendapat siswa.
8) Menyesuaikan kurikulum untuk menanggapi anggapan siswa.
Model pembelajaran kooperatif mind mapping dapat diterapkan dalam pembelajaran bahasa Inggris sebagai langkah awal dalam kegiatan menulis karangan.
(2)
Pembuatan mind mapping terlebih dahulu akan membantu siswa menyusun informasi, melancarkan aliran pikiran, dan mengurangi hambatan dalam kegiatan menulis karangan.
Dalam membuat mind mapping, Buzan memberikan beberapa langkah untuk mempermudah dalam menggunakan mind mapping. Adapun langkah dalam membuat
mind map menurut Buzan (2011: 15) adalah sebagai berikut.
1) Dimulai dari bagian tengah kertas kosong yang sisi panjangnya diletakkan mendatar (landscape).
2) Menggunakan warna yang menarik karena bagi otak, warna sama menariknya dengan gambar. Warna membuat peta pikiran (mind mapping) lebih hidup, menambah energi pada pemikiran yang kreatif, dan menyenangkan.
3) Hubungkan cabang utama ke gambar pusat, hubungkan cabang-cabang tingkat dua dan tingkat tiga ke tingkat satu dan dua, dan seterusnya. Hal ini dilakukan karena otak senang mengaitkan dua (atau tiga atau empat) hal sekaligus. Apabila cabang-cabang dihubungkan, akan lebih mudah dimengerti dan diingat.
(3)
Gambar 1. Model Mind Mapping
2.3Model Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Hasil penelitian dianalisis menggunakan gabungan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kualitatif digunakan untuk memaparkan penjelasan tiap-tiap masalah. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk menganalisis kemampuan menulis siswa sebelum dan sesudah diterapkan model pembelajaran tersebut dalam bentuk angka. Analisis data menggunakan teknik statistika. Penyajian hasil analisis dibantu dengan tabel sederhana dan grafik. Secara garis besar, model penelitian dapat digambarkan sebagai berikut.
(4)
Catatan:
Menunjukkan hambatan Menunjukkan keterkaitan Menunjukkan saling keterkaitan
Gambar 2 Model Penelitian
Kemampuan siswa kelas XI IPA 7 dalam menulis report text
Kemampuan siswa setelah tindakan
Kendala yang muncul dalam tindakan Kemampuan siswa
sebelum tindakan
Diterapkan PTK melalui Mind
Mapping
Analisis Data Teori Tata
Bahasa Siswa
HASIL Teori
Konstruktivisme
Teori Menulis
(5)
Gambar 3 Model PTK
Model penelitian di atas menunjukkan keefektifan mind mapping dengan penelitian tindakan kelas dalam memecahkan permasalahan menulis report text di kelas XI IPA 7 SMAN 8 Denpasar. Selain itu, juga diterapkan beberapa teori yang berkaitan dengan penelitian ini, seperti teori tata bahasa, teori menulis, dan teori konstruktivisme.
Dalam model penelitian di atas menunjukkan bahwa siswa yang mempunyai hambatan dalam kemampuan menulis, khususnya menulis report text. Kemampuan siswa dalam menulis mempunyai keterkaitan dengan tiga masalah yang diangkat dalam penelitian ini, yaitu kemampuan siswa dalam menulis report text sebelum diterapkannya mind mapping, kemampuan siswa dalam menulis report text setelah
Pengamatan SIKLUS II SIKLUS I
Evaluasi
Perencanaan
Refleksi Pelaksanaan
Pelaksanaan Refleksi
(6)
diterapkannya mind mapping, dan kendala yang dihadapi siswa dalam tindakan yang diberikan.
Kemampuan siswa sebelum tindakan diberikan mempunyai keterkaitan dengan teori yang digunakan dalam penelitian ini. Teori konstruktivisme digunakan untuk menentukan model pembelajarannya. Teori ini searah dengan model pembelajaran mind mapping, yaitu belajar sebagai hasil dari konstruksi mental. Siswa dapat belajar dengan baik jika mampu mengaktifkan konstruk pemahaman mereka sendiri. Jadi antara teori konstruktivisme dan mind mapping menunjukkan saling keterkaitan. Selanjutnya, teori tata bahasa diaplikasikan untuk acuan dalam membuat rubrik penilaian tata bahasa. Demikian juga dengan teori menulis yang diaplikasikan dalam penelitian ini sebagai acuan dalam membuat rubrik penilaian yang berkaitan dengan rubrik isi, organisasi dan mekanik penulisan karangan. Teori-teori tersebut juga sebagai acuan dalam menganalisis data. Teori menulis juga diaplikasikan untuk memecahkan kendala yang dihadapi siswa. Kemampuan menulis report text juga dihadapi dengan kendala yang muncul ketika tindakan dilakukan. Kendala yang muncul berkaitan dengan penerapan mind mapping untuk mengatasinya.
Kemampuan siswa setelah tindakan sangat berkaitan dengan penerapan mind mapping. Kemampuan siswa setelah tindakan diterapkan melalui mind mapping
dengan menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK). Dari tindakan yang dilakukan, dianalisis dengan analisis kuantitatif dan analisis kualitatif.