MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) DALAM PEMBELAJARAN IPS DI KELAS VIII-G SMPN 14 BANDUNG.

(1)

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT)

DALAM PEMBELAJARAN IPS DI KELAS VIII-G SMPN 14 BANDUNG

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Disusun Oleh RIEFKI FIESTAWA

0901695

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT)

DALAM PEMBELAJARAN IPS

DI KELAS VIII-G SMP NEGERI 14 BANDUNG

Oleh : Riefki Fiestawa

0901695

Skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pendidikan Sosial

 Riefki Fiestawa 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

Skripsi ini Telah Diujikan Pada :

Hari, Tanggal : Jum’at, 17 januari 2014

Tempat : Gedung FPIPS lantai 2 UPI Bandung

Panitia ujian terdiri dari :

1. Ketua : Prof. Dr. Karim Suryadi, M.Si. NIP : 19700814 199402 1001 2. Sekretaris : Dr. Nana Supriatna, M.Ed.

NIP : 19611014 198601 1001 3. Penguji 1 : Prof. Dr. Aim Abdulkarim, M.Pd

NIP : 19590714 198601 1 001 Penguji 2 : Dr. Erlina Wijanarti, M.Pd

NIP : 19620718 198601 2 001 Penguji 3 : Dr. Encep Supriatna, M.Pd


(5)

ABSTRAK

Penelitian ini berawal dari keresahan penulis terhadap permasalahan yang terjadi di kelas VIII-G SMPN 14 Bandung terkait dengan tingkat motivasi belajar siswa. Permasalahan ini merupakan temuan dari observasi yang dilakukan pada beberapa kali pertemuan ketika peneliti melakukan praktek mengajar dalam rentang waktu bulan April sampai Juni 2013. Indikator permasalahan yang dijumpai adalah motivasi siswa dalam melaksanakan pembelajaran IPS yang rendah, keaktifan siswa yang masih kurang, kurang memahami makna dari pembelajaran IPS, rendahnya partisipasi peserta didik dalam pembelajaran, paradigma yang kurang baik kepada mata pelajaran IPS, kurangnya inisiatif dalam mengikuti proses belajar. Meninjau permasalahan yang akan diteliti berkaitan dengan proses pembelajaran, maka peneliti memilih Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan desain penelitian Kemmis dan Mc. Taggart yang dikembangkan pula oleh Suhardjono yang dilakukan dalam 4 siklus. Alternatif pemecahan masalah yang di pilih yaitu penggunaan model Cooprative Learning Tipe TGT (Teams Games Tournaments). Pelaksanaan kegiatan belajar menggunakan model Cooprative Learning Tipe TGT (Teams Games Tournaments) sebagai alternatif meningkatkan motivasi belajar siswa terhadap pembelajaran IPS dapat dikatakan berhasil. Adapun peningkatan motivasi belajar siswa dapat di lihat dari beberapa indikator yaitu tingkat perhatian siswa dalam pembelajaran IPS, kebutuhan siswa terhadap pembelajaran IPS, tingkat percaya diri siswa, dan kemampuan siswa dalam melaksanakan kegiatan TGT (Teams Games Tournaments). Seluruh aspek ini mengalami perkembangan dari siklus pertama hingga siklus keempat, dari kualitas cukup, baik, menjadi sangat baik dengan persentase 52%, 63%, 87%, dan 85% pada siklus keempat. Kesimpulannya, penggunaan model Cooprative Learning Tipe TGT (Teams Games Tournaments) dapat meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran IPS.

Kata Kunci: Motivasi belajar siswa dalam pemblajaran IPS, model Cooprative Learning Tipe TGT (Teams Games Tournaments).


(6)

Riefki Fiestawa, 2014

Meningkatkan motivasi belajar siswa dengan menggunakan model cooperative learning tipe Teams Games Tournament (TGT) dalam pembelajaran IPS di kelas VIII-G SMPN 14 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

This is research based on the facts about student motivation in studying, that happened in junior high school which is located on Bandung. In this case our research was focused on VIII-G SMPN 14 Bandung. A problem is constitute finding from observation which conducted at several meetings, when researcher doing teach practice in time span from April until June 2013. Indicate encounter problems is a motivation students when studying Social sciences very low, cooperative student very less, understand less about Social sciences, low of participate student, paradigm which defective for Social sciences and initiative which deficient for follow teaching and learning process. Objective problem will be research in connection with learning process, then researcher chose Class Action Research with research design from Kemmis and Mc.Targgart which expand by Suhardjono which conducted in 4 cycles. Alternative solution of problems which chosen is using specimen Cooperative Learning Type TGT (Teams Games Tournaments) as alternative for increase or upgrade a motivation student toward learning sosial sciences be able saying successful. Now motivate escalation students be able seeing from some indicate, that is rate attention students in sosial sciences, student necessary toward learning sosial sciences, the rate confidence students and competence students in doing activity TGT (Teams Games Tournaments) This is all aspect develop experience from cycles one until cycles four, of good enough quality, good, become successful with presentation 52%,63%,87% and 85% on four cycles. Conclusion, using specimen Cooperative Learning Type TGT (Teams Games Tournaments) toward increase motivate students for learning sosial sciences.

Key word : Motivate students for learning IPS lesson, specimen Cooperative Learning type TGT (Teams Games Tournaments)


(7)

(8)

Riefki Fiestawa, 2014

Meningkatkan motivasi belajar siswa dengan menggunakan model cooperative learning tipe Teams Games Tournament (TGT) dalam pembelajaran IPS di kelas VIII-G SMPN 14 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya bagi Allah SWT tuhan semesta alam beserta isinya yang telah memberikan rahmat, hidayah, berkah serta bimbingan-Nya. Shalawat beserta salam semoga tercurah limpah kepada rasul utusan Allah Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, dan kepada kita selaku umatnya.

Diawali dengan Bismillahirrahmanirrahim, dan diakhiri dengan ucapan

Alhamdulillahirabbil’alamin penulis telah menyelesaikan penelitian dengan judul

“Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model

Cooperative Learning Tipe Teams Games Tournament(TGT Dalam

Pembelajaran IPS Di Kelas VIII-G SMPN 14 Bandung”. Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial dan bentuk kontribusi sebagai mahasiswa kepada masyarakat dalam bidang pendidikan.

Skripsi ini membahas mengenai peningkatan motivasi belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Teams Games Tournaments (TGT). Melalui model Cooperative Learning tipe Teams Games Tournaments (TGT) yang disusun diharapkan mampu mengemas pembelajaran lebih menarik, sehingga mampu meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran IPS.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan mengingat terbatasnya pengetahuan serta pengalaman penulis, maka dari itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, terutama kepada Bapak Dr. Dadang Sundawa. M.Pd dan Ibu Yeni Kurniawati S.Pd, M.Pd yang telah membimbing penulis untuk menyelesaikan Skripsi ini.

Penulis sangat mengharapakan Skripsi yang telah disusun ini bisa menjadi sebuah ilmu yang berguna, khususnya bagi penulis dan bagi para pembaca pada umumnya dan penulis mengharapkan pula kritikan serta masukan yang bisa


(9)

membuat penulis menjadi lebih baik kedepannya. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih dan semoga Skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca.

Bandung, November 2013


(10)

Riefki Fiestawa, 2014

Meningkatkan motivasi belajar siswa dengan menggunakan model cooperative learning tipe Teams Games Tournament (TGT) dalam pembelajaran IPS di kelas VIII-G SMPN 14 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skipsi tepat pada waktunya. Shalawat serta salam penulis curah limpahkan kepada nabi dan rasul akhir zaman, Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya serta kepada kita semua selaku umatnya. Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak penulisan Skripsi ini tidak akan berjalan dengan baik. Oleh karena itu dengan ketulusan hati penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Bapak Dr. Dadang Sundawa, M.Pd selaku pembimbing I yang telah banyak memberikan pengarahan, motivasi dan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Ibu Yeni Kurniawati Sumantri, S.Pd.,M.Pd selaku dosen pembimbing II yang selalu memberikan arahan sekaligus memotivasi, dan membimbing dalam menyelesaikan skripsi.

3. Bapak Dr. Nana Supriatna, M.Ed. selaku ketua program studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.

4. Ayahku Muhammad Taher, Bundaku Syusilawati, Kakakku Reny Meyrani dan Suci Fajarwati serta keponakanku Ikbar Fariq Arifin terimakasih atas

semua do’a restu, pengorbanan, kasih sayang serta dukungannya yang

selalu diberikan setiap saat kepada penulis sehingga menjadi seperti sekarang ini. Semoga Allah SWT membalas dengan sebaik-baiknya balasan.

5. Seluruh dosen matakuliah program studi Pendidikan IPS yang telah sabar mendidik dan membimbing penulis.


(11)

6. Bu Arni dan bu Mina selaku Tata Usaha Program Studi Pendidikan IPS yang telah sabar melayani dan memberi informasi kepada kami.

7. Bapak Dani Ramdhani, M.Pd. selaku kepala sekolah SMPN 14 Bandung yang telah memfasilitasi penulis dalam melaksanakan penelitian.

8. Bapar Drs. Asep Sutarya. Selaku guru mitra yang telah bekerjasama dengan sangat baik, mejadi panutan, pembimbing yang begitu luar biasa, dan telah memberikan pengalaman yang berharga bagi penulis.

9. Peserta didik Kelas VIII G SMPN 14 Bandung yang telah memberikan pengalaman yang begitu berharga kepada penulis atas kesediaan, kerjasama, kerjakeras, dan seluruh kebaikan yang telah kalian berikan kepada penulis demi kelancaran penelitian ini. Sukses selalu untuk kalian semua.

10.Teman-teman Pendidikan IPS atas segala pengalaman, kebersamaan, motivasi, dan doa yang telah kalian berikan, semoga Allah SWT membalas dengan sebaik-baiknya balasan dan semoga skripsi ini menjadi dorongan untuk terus berkaya dan berkontribusi dalam bidangnya masing-masing.

11.#IPSMurni 09 khususnya Abdul Aziez Muslim, Agi Priatna, Agung Wiradimadja, Andri Purnama Jaelani, Dadan Kusnandar, Hamka Mujahid

Ma’ruf, Ilham Irdiansyah, Dena Yemin Meisendi, Yudha Irfani yang

selalu membimbing, memotivasi, memberi pengalaman hidup, serta sebagai tempat untuk berbagi cerita suka dan duka. Tawa dan senyuman yang telah tercipta menjadi modal jalinan silaturahim sampai akhir masa

dan menjadi do’a untuk kita semua, semoga kalian diberi kesuksesan,

panjang umur, ridha-Nya dan keberkahan di dunia dan di akhirat kelak. 12.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.


(12)

Riefki Fiestawa, 2014

Meningkatkan motivasi belajar siswa dengan menggunakan model cooperative learning tipe Teams Games Tournament (TGT) dalam pembelajaran IPS di kelas VIII-G SMPN 14 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(13)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMAKASIH... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Sistematika Penulisan ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran IPS ... 8

1. Pengertian Pembelajaran IPS ... 8

2. Tujuan Pembelajaran IPS ... 10

3. Dimensi Pembelajaran IPS ... 12

4. Karakteristik Pembelajaran IPS ... 16

B. Model Pembelajaran Kooperative (Cooperative Learning)... 17

1. Konsep Dasar Model Cooperative Learning ... 17

2. Karakteristik Model Cooperative Learning ... 18

3. Ciri-Ciri Model Cooperative Learning ... 20

4. Keunggulan dan Kelemahan Model Cooperative Learning ... 21


(14)

Riefki Fiestawa, 2014

Meningkatkan motivasi belajar siswa dengan menggunakan model cooperative learning tipe Teams Games Tournament (TGT) dalam pembelajaran IPS di kelas VIII-G SMPN 14 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Pengertian Teams Games Tournament (TGT) ... 22

2. Ciri-ciri Teams Games Tournament (TGT) ... 24

3. Langkah-langkah Teams Games Tournament (TGT) ... 26

D. Hubungan Model Cooperative Learning Tipe Teams Games Tournament (TGT) Dengan Pembelajaran IPS ... 28

E. Motivasi Belajar ... 29

1. Pengertian Motivasi Belajar ... 29

2. Prinsip-prinsip Motivasi Belajar ... 31

3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar ... 34

4. Fungsi Motivasi Dalam Belajar ... 35

5. Macam-macam Motivasi ... 37

F. Hubungan Motivasi Belajar Dengan Pembelajaran IPS ... 38

G. Hubungan Model Cooperative Learning Tipe Teams Games Tournament (TGT) ... 39

BAB III METODE PENELITIAN A.Lokasi Dan Subjek Penelitian ... 41

B.Desain Penelitian ... 41

C.Metode Penelitian ... 46

D.Definisi Operasional ... 48

1. Model Cooperative learning tipe Teams Games Tournament (TGT) ... 48

2. Motivasi Belajar... 50

E.Instrumen Penelitian ... 53

F. Teknik Pengolahan Data Dan Analisis Data ... 58

1. Teknik Pengolahan Data ... 58

2. Analisis Data ... 59

G.Teknik Pengumpulan Data ... 60 BAB IV HASIL PENELITIAN


(15)

A. Deskripsi Data Penelitian ... 62

1. Deskripsi Sekolah ... 62

2. Deskripsi Kelas Penelitian ... 64

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 65

1. Kegiatan Pra Tindakan ... 65

2. Deskripsi Tindakan Pembelajaran Siklus Pertama ... 66

3. Deskripsi Tindakan Pembelajaran Siklus Kedua ... 88

4. Deskripsi Tindakan Pembelajaran Siklus Ketiga ... 111

5. Deskripsi Tindakan Pembelajaran Siklus Keempat ... 137

C. Deskripsi Hasil Pengolahan Data Penelitian... 158

1. Deskripsi Hasil Wawancara ... 158

2. Data Hasil Peninjauan Perkembangan Motivasi Belajar siswa ... 159

3. Data Hasil Peninjauan Tindakan Guru Dalam Menerapkan Model Cooperative Learning tipe Teams Games Tournament ... 163

D. Analisis Hasil Penelitian ... 166

1. Perencanaan Pembelajaran IPS Dengan Menggunakan Model Cooperative Learning Tipe TGT (Teams Games Tournament) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Di Kelas VIII-G SMPN 14 Bandung ... 167

2. Pelaksanaan Pembelajaran IPS Dengan Menggunakan Model Coopertaive Learning Tipe TGT (Teams Games Tournament) Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Di Kelas VIII-G SMPN 14 Bandung ... 170

3. Refleksi Dalam Menerapkan Model Cooperative Learning Tipe TGT (Teams Games Tournament) Sebagai Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas VIII-G SMPN 14 Bandung ... 176


(16)

Riefki Fiestawa, 2014

Meningkatkan motivasi belajar siswa dengan menggunakan model cooperative learning tipe Teams Games Tournament (TGT) dalam pembelajaran IPS di kelas VIII-G SMPN 14 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Kendala Dan Upaya Dalam Menerapkan Model Cooperative Learning Tipe TGT (Teams Games Tournament) Sebagai Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dalam pembelajaran IPS Di Kelas VIII-G SMPN 14 Bandung ... 177 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 179 B. Saran ... 183

DAFTAR PUSTAKA ... 185 LAMPIRAN


(17)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Format Penilaian Observasi Tindakan Pelaksanaan Model

Cooperative Learning tipe TGT ... 53 Tabel 3.2 Rubrik Penilaian Observasi Tindakan Pelaksanaan Model

Coopertaive Learning tipe TGT ... 54 Tabel 3.3 Format Penilaian Observasi Terhadap Motivasi Belajar Siswa . 56 Tabel 3.4 Rubrik Penilaian Observasi Terhadap Motivasi Belajar Siswa . 56 Tabel 3.5 Klasifikasi Kegiatan Guru dan Siswa ... 58 Tabel 4.1 Format Penilaian Observasi Terhadap Motivasi Belajar Siswa

Siklus Pertama ... 75 Tabel 4.2 Format Penilaian Observasi Tindakan Pelaksanaan Model

Cooperative Learning tipe TGT ... 84 Tabel 4.3 Format Penilaian Observasi Terhadap Motivasi Belajar Siswa

Siklus Kedua ... 96 Tabel 4.4 Format Penilaian Observasi Tindakan pelaksanaan Model

Cooperative Learning tipe TGT Siklus Kedua ... 107 Tabel 4.5 Format Penilaian Observasi Terhadap Motivasi Belajar Siswa

Siklus Ketiga ... 119 Tabel 4.6 Format Penilaian Observasi Tindakan pelaksanaan Model

Cooperative Learning tipe TGT Siklus Ketiga ... 131 Tabel 4.7 Format Penilaian Observasi Terhadap Motivasi Belajar Siswa

Siklus Keempat ... 143 Tabel 4.8 Format Penilaian Observasi Tindakan pelaksanaan Model

Cooperative Learning tipe TGT Siklus Keempat ... 155 Tabel 4.9 Presentase Laporan Perkembangan Motivasi Siswa ... 160 Tabel 4.10 Konversi Rata-rata (Presentase) ... 160


(18)

Riefki Fiestawa, 2014

Meningkatkan motivasi belajar siswa dengan menggunakan model cooperative learning tipe Teams Games Tournament (TGT) dalam pembelajaran IPS di kelas VIII-G SMPN 14 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.11 Presentase Tindakan Pelaksanaan Model Cooperative Learning

tipe TGT ... 164

Tabel 4.12 Konvensi Rata-rata (Presentase) ... 164

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Tahapan Model Cooperative Learning tipe TGT ... 27

Gambar 3.1 Tahapan Penelitian PTK ... 45

Gambar 3.2 Penghitungan Format Observasi ... 58

Gambar 3.3 Fase Esensial Penelitian ... 61

Gambar 4.1 Diagram Perkembangan Motivasi Belajar Siswa Setiap Kelompok ... 161

Gambar 4.2 Diagram Presentase Perkembangan Motivasi Siswa ... 162

Gambar 4.3 Diagram Perbandingan Tindakan Guru Dalam Pelaksanaan Model Cooperative Learning tipe TGT ... 165

Gambar 4.4 Diagram Presentase Tindakan Guru Dalam Pelaksanaan Model Cooperative Learning tipe TGT ... 166


(19)

(20)

Riefki Fiestawa, 2014

Meningkatkan motivasi belajar siswa dengan menggunakan model cooperative learning tipe Teams Games Tournament (TGT) dalam pembelajaran IPS di kelas VIII-G SMPN 14 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pelajaran IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang bertujuan untuk menumbuhkan karakter individu yang lebih baik. Dalam proses pembelajarannya lebih menekankan pada kemampuan dan keterampilan peserta didik untuk memahami serta menanamkan nilai-nilai bersosial yang baik, dan menuntut siswa untuk aktif. Menurut NCSS dalam Sapriya et al. (2008:6) mengemukakan beberapa prinsip pembelajaran IPS yang memiliki kekuatan (powerful), yaitu bermakna (meaningful), integrative (terpadu), berbasis nilai (value-based), menantang (challenging) dan aktif (active).

Sebagai salah satu pelajaran yang sangat penting bagi pembentukan karakter individu. Dalam proses pembelajarannya, IPS harus menciptakan suasana kelas yang kondusif. Dimana proses pembelajaran tidak hanya berpusat pada guru saja, namun harus diawali pembelajaran yang berpusat kepada siswa, suasana kelas yang lebih aktif, serta guru harus mampu mendesain pembelajaran IPS menjadi menarik bagi para siswa. Berkaitan dengan hal ini selaras dengan pendapat Surya (2004:7) yang mengemukakan tentang ciri-ciri proses pengajaran yang efektif, diantaranya yaitu :

1. Berpusat pada siswa, dalam hal ini siswa menjadi subjek utama. Oleh karena itu, dalam proses pengajaran hendaknya siswa menjadi perhatian utama dari para guru

2. Interaksi edukatif antara guru dengan siswa, maksudnya guru harus memahami serta dapat menumbuhkan rasa percaya diri siswa.

3. Suasana demokratis, suasana kelas yang demokratis ini akan lebih banyak memberikan kesempatan siswa untuk berlatih mewujudkan dan mengembangkan hak dan kewajibannya.


(21)

4. Variasi metode mengajar, dengan metode mengajar bervariasi, guru tidak mengajar hanya dengan satu metode saja, melainkan berganti-ganti sesuai dengan keperluannya.

5. Guru profesional, guru harus mempunyai keahlian yang memadai, rasa tanggung jawab yang tinggi serta memiliki rasa kebersamaan dengan sejawatnya.

6. Bahan yang sesuai dan bermanfaat, harus bersumber pada kurikulum yang telah ditetapkan.

7. Lingkungan yang kondusif, keberhasilan suatu pendidikan akan banyak ditentukan oleh keadaan lingkungannya.

8. Sarana belajar yang menunjang, proses pembelajaran dan pengajaran akan berlangsung secara efektif apabila ditunjang dengan sarana yang baik.

Berdasarkan ciri-ciri proses pembelajaran yang efektif tersebut pada dasarnya selaras dengan proses pengajaran IPS yang ideal, dimana kelas merupakan laboratorium yang memberikan ruang kebebasan kepada siswa untuk mengemukakan pendapat, dan guru mampu menggali potensi dan kepercayaan diri siswa, dan menanamkan pemahaman nilai-nilai sosial kepada siswa melalui metode yang bervariasi dalam suasana kelas yang kondusif. Selaras dengan pendapat tersebut Achmadi dan Shuyadi (dalam Djamarah 2005:11) berpendapat bahwa dalam pembelajaran harus terjadi interaksi yang menggambarkan hubungan aktif dua arah dengan sejumlah pengetahuan sebagai mediumnya, sehingga interaksi itu merupakan hubungan yang bermakna dan kreatif. Oleh karena itu proses pembelajaran harus menghubungkan kedua arah antara guru dan siswa yang berlangsung dalam ikatan tujuan pendidikan.

Akan tetapi pada kenyataan yang terjadi di lingkungan sekolah, proses pembelajaran IPS masih banyak mengalami kendala. Hal tersebut terjadi karena kurang mampunya guru dalam mengemas pembelajaran di kelas. Tidak sedikit guru yang kesulitan dalam memadukan materi pelajaran IPS dengan keadaan yang ada dalam kehidupan masyarakat. Hal ini disebabkan oleh kurangnya informasi


(22)

3

Riefki Fiestawa, 2014

Meningkatkan motivasi belajar siswa dengan menggunakan model cooperative learning tipe Teams Games Tournament (TGT) dalam pembelajaran IPS di kelas VIII-G SMPN 14 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang diperoleh oleh guru dan kurang terampilnya guru dalam mengemas pembelajaran di kelas.

Berdasarkan pengamatan secara langsung ke SMPN 14 Bandung, fakta yang ditemukan di lapangan bahwa pelajaran IPS dikenal dengan mata pelajaran yang membosankan dimata siswa. Hal ini terlihat dari tingkat antusias siswa pada saat pelajaran IPS, siswa hanya mendengarkan penjelasan dari guru sehingga iklim di dalam kelas cenderung pasif karena pembelajaran berpusat pada guru saja.

Hal ini disebabkan karena kurang bervariasinya model pembelajaran yang digunakan, sehingga untuk siswa SMPN 14 Bandung menyebabkan kejenuhan pada saat pelajaran IPS. Kejenuhan yang dialami siswa pada pelajaran IPS di kelas selain karena model yang kurang bervariasi, metode pengajaran yang mengandalkan teks book yang bersifat hapalan dan metode ceramah dan tanya jawab yang dominan. Sehingga terjadi kurangnya interaksi dan kerjasama antara siswa dengan guru maupun siswa dengan siswa yang lainnya, hal tersebut yang menyebabkan kejenuhan siswa, kebosanan yang kemudian membentuk rendahnya hasil belajar siswa.

Berkaitan dengan masalah tersebut bahwa upaya perbaikan harus terus ditingkatkan karena jika terus dibiarkan, dikhawatirkan siswa semakin mengabaikan mata pelajaran IPS di sekolah, maka penulis dan guru berupaya meningkatkan perbaikan dalam permasalahan tersebut. Penulis mencoba menerapkan model pembelajaran yang berbeda dari yang biasa diterapkan di SMPN 14 Bandung kelas VIII G. Model pembelajaran yang akan diterapkan yaitu dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning tipe teams games tournament, model ini diharapkan dapat membantu siswa untuk dapat belajar secara aktif dalam pelajaran IPS, dan membantu siswa keluar dari rasa jenuh ketika belajar IPS.


(23)

Berdasarkan penelitian terdahulu yang telah dilakukan, bahwa tipe TGT mampu meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pelajaran IPS. Seperti dijelaskan berikut ini:

Penelitian yang dilakukan oleh Yeni Supartini (2008) yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa : Penelitian Tindakan Kelas Pada Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Kelas X 7 SMAN 1 Banjaran”, dan penelitian yang dilakukan oleh Widya Riyani (2009) yang berjudul “Penggunaan Metode Cooperative Learning Dengan Menggunakan Teknik T-G-T (Teams-Games-Tournaments) Untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa Dalam Pembelajaran Pkn : Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas VII I SMP PGRI I Kota Cimahi”. Hasil penelitian tersebut bahwa penerapan model cooperative learning mampu mendorong siswa untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran Pkn, dan mengembangkan civic skills (keterampilan kewarganaan) yang meliputi keterampilan intelektual dan keterampilan berpatisipasi, salah satunya yaitu siswa mempunyai karakteristik siswa aktif dalam pembelajaran Pkn.

Berdasarkan penelitian terdahulu dapat diketahui bahwa penggunaan model pembelajaran cooperative learning tipe TGT ternyata mempunyai pengaruh dalam hasil belajar siswa. Selain itu penerapan model pembelajaran ini yang memiliki unsur permainan dan unsur pertandingan akademik dapat mempengaruhi siswa untuk aktif dan memotivasi siswa dalam pembelajaran IPS, di samping itu dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab siswa, kerjasama, dan persaingan sehat dalam kegiatan pembelajaran.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk mengkaji proses pembelajaran IPS dengan judul.

Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Tipe Team Game


(24)

5

Riefki Fiestawa, 2014

Meningkatkan motivasi belajar siswa dengan menggunakan model cooperative learning tipe Teams Games Tournament (TGT) dalam pembelajaran IPS di kelas VIII-G SMPN 14 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tournament (TGT) Dalam Pembelajaran IPS Di Kelas VIIIG SMPN 14 Bandung”

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan beberapa rumusan masalah sebagai berikut,

1. Rumusan Masalah Umum

“Bagaimana proses mengembangkan model pembelajaran kooperatif (Coopertive Learning) dengan tipe TGT (Team Game Tournament) dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada pembelajaran IPS di kelas VIIIG SMPN 14 Bandung”

2. Rumusan Masalah Khusus

a. Bagaimana mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif (Cooperative learning) dengan tipe TGT (Team Game Tournament) dalam meningkatkan motivasi belajar di kelas VIIIG SMPN 14 Bandung ?

b. Bagaimana melaksanakan proses kegiatan pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di kelas VIIIG SMPN 14 Bandung ?

c. Bagaimana guru melakukan refleksi setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) tipe TGT (Team Game Tournament) dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di kelas VIIIG SMPN 14 Bandung ?

d. Kendala apa yang dihadapi dan bagaimana cara mengatasi kendala tersebut dalam menggunakan model pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) tipe TGT (Team Game


(25)

Tournament) dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di kelas VIIIG SMPN 14 Bandung ?

C. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui model pembelajaran, cooperative learning tipe teams game tournament mampu meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS, di kelas VIIIG di SMPN 14 Bandung, melalui Penelitian Tindakan Kelas.

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengkaji tentang kegunaan dan manfaat metode pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) tipe TGT (Time Games Tournament) dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada pembelajaran IPS di kelas VIIIG SMPN 14 Bandung.

2. Tujuan Khusus

a. Mendeskripsikan tahap perencanaan pelaksanaan pembelajaran dalam melaksanakan model Cooperative Learning tipe TGT (Teams Games Tournaments) dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di kelas VIIIG SMPN 14 Bandung

b. Mendeskripsikan langkah-langkah dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model Cooperative Learning tipe TGT (Teams Games Tournaments) dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di kelas VIIIG SMPN 14 Bandung.

c. Mendeskripsikan dan membuktikan seberapa efektif model Cooperative Learning tipe TGT (Teams Games Tournaments) dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada pembelajaran IPS.

d. Mendeskripsikan kendala-kendala yang muncul yang dihadapi guru serta cara mengatasi kendala-kendala tersebut dalam menggunakan model Cooperative Learning tipe TGT (Teams Games Tournaments)


(26)

7

Riefki Fiestawa, 2014

Meningkatkan motivasi belajar siswa dengan menggunakan model cooperative learning tipe Teams Games Tournament (TGT) dalam pembelajaran IPS di kelas VIII-G SMPN 14 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di kelas VIIIG SMPN 14 Bandung.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis:

a. Bagi peneliti sendiri terutama sebagai latihan untuk berfikir kritis,ilmiah dan sistematis dalam menghadapi masalah-masalah pendidikan terutama dalam pembelajaran IPS

b. Peneliti memperoleh pemahaman serta aplikasi dari model cooperative learning tipe TGT (Time Games Tournament) yang diterapkan dalam pembelajaran IPS.

2. Manfaat Praktis:

Dengan diadakannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan kontribusi bagi berbagai pihak, terutama pihak-pihak yang berhubungan dengan dunia pendidikan seperti:

a. Bagi Guru

Merupakan salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat digunakan dan dikembangkan oleh guru.

b. Bagi siswa

1) Meningkatkan motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran IPS di kelas.

2) Meningkatkan pemahaman materi siswa. 3) Agar pembelajaran lebih menyenangkan. c. Bagi sekolah


(27)

1) Sekolah dapat lebih meningkatkan kualitas pendidikan dengan mengembangkan model-model pembelajaran baru dengan didukung oleh fasilitas yang memadai

2) Meningkatkan kinerja sekolah melalui peningkatan profesionalisme guru.

E. Sistematika Penulisan

Bab I Pendahuluan. Pada bab ini berisi tentang, latar belakang masalah, rumusan masalah, pemecahan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi

Bab II Kajian Teori. Pada bab ini memaparkan mengenai rujukan-rujukan teori para ahli yang dijadikan sebagai landasan dalam mengembangkan konseptual permasalahan dan hal-hal yang dikaji di dalam penelitian ini.

Bab III Metode Penelitian. Bab ini terbagi ke dalam beberapa sub bab yakni: metode dan desain penelitian, lokasi dan subjek penelitian, prosedur penellitian, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan dan analisis data, dan verivikasi data.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. Di dalam bab ini memaparkan mengenai hasil data yang diperoleh selama dilakukannya penelitian

Bab V Kesimpulan dan Saran. Bab ini berisi mengenai keputusan dan hasil yang didapatkan berdasarkan rumusan yang diajukan dalam penelitian ini.


(28)

Riefki Fiestawa, 2014

Meningkatkan motivasi belajar siswa dengan menggunakan model cooperative learning tipe Teams Games Tournament (TGT) dalam pembelajaran IPS di kelas VIII-G SMPN 14 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Lokasi tempat melaksanakan penelitian adalah SMP Negeri 14 Bandung. SMP Negeri 14 Bandung terletak di jalan Lapangan supratman No. 8 Bandung. Kolaborator peneliti adalah guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kelas VII dan kelas VIII, yaitu Bapak Drs. Asep Sutarya. Adapun yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas VIII-G yang berjumlah 44 orang, yaitu terdiri dari 19 orang siswa laki-laki dan 25 orang siswa perempuan. Alasan peneliti memilih kelas VIII-G karena di kelas ini ditemukan permasalahan yang sesuai dengan judul skripsi peneliti, yang perlu diperbaiki dalam proses belajar mengajar di kelas VIII-G

B. Desain penelitian

Pada penelitian tindakan kelas ini, peneliti menggunakan model siklus yang diterapkan oleh Suhardjono. Penerapan model PTK model ini dimulai dengan siklus pertama dari empat kegiatan. Menurut Suhardjono (2012:75) apabila sudah diketahui letak keberhasilan dan hambatan dari tindakan yang dilaksanakan pada siklus pertama tersebut, guru (bersama peneliti) menentukan rancangan untuk siklus kedua. Alasan peneliti menggunakan model ini bahwa setiap langkah-langkah yang dilakukan lebih efektif dan ideal dalam penelitian yang dilakukan.

Langkah-langkah penelitian dalam penelitian ini sebagai berikut 1. Perencanaan

Tahap ini berupa menyusun rancangan tindakan yang menjelaaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan


(29)

bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Pada tahap perencanaan ini peneliti memfokuskan tentang meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS di dalam kelas VIII-G SMPN 14 Bandung. Permasalahan yang ditemukan di lapangan bahwa siswa merasa jenuh dan bosan tentang apa yang dipelajari dalam pembelajaran IPS di kelas, sehingga tidak terjadi interaksi yang baik antar guru dengan siswa, maupun siswa dengan siswa dalam pembelajaran IPS di kelas. Berdasarkan hal tersebut peneliti merancang suatu alternatif model pembelajaran yang diharapkan mampu memecahkan masalah tersebut, model yang dipillih oleh peneliti yaitu Model Cooperative Learning Tipe Team Game Tournament (TGT). Model Cooperative Learning tipe TGT yang berunsurkan permainan dan kompetisi diharapkan mampu menciptakan pembelajaran di kelas lebih menarik, sehingga mampu meningkatkan motivasi belajar siswa.

Pada tahap perencanaan ini perlu diperhatikan pula mengenai bagaimana tindakan tersebut dilakukan agar dalam proses pelaksanaan dapat berjalan sesuai yang diharapkan. Dalam tahap ini peneliti bersama guru mitra menyusun serangkaian rencana kegiatan tindakan yang akan dilakukan untuk mendapatkan hasil yang baik, berdasarkan analisis masalah yang didapat atas rencana yang direncanakan bersama-sama.

a. Menentukan kelas yang akan dijadikan sebagai tempat penelitian. b. Melakukan observasi prapenelitian terhadap kelas yang akan

digunakan untuk penelitian

c. Meminta kesediaan guru mitra dalam penelitian yang akan dilaksanakan.

d. Menyusun kesepakatan dengan guru mitra mengenai waktu penelitian.


(30)

43

Riefki Fiestawa, 2014

Meningkatkan motivasi belajar siswa dengan menggunakan model cooperative learning tipe Teams Games Tournament (TGT) dalam pembelajaran IPS di kelas VIII-G SMPN 14 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

f. Merencanakan tahap-tahap dalam melaksanakan model cooperative learning tipe TGT yang akan digunakan dalam KBM.

g. Menyusun instrumen yang akan digunakan di dalam penelitian h. Merencanakan diskusi yang akan dilakukan oleh peneliti dengan

guru mitra

i. Membuat rencana perbaikan sebagai tindak lanjut yang akan dilakukan peneliti dengan guru mitra

j. Merencanakan pengolahan data dari hasil yang diperoleh dari penelitian.

2. Tindakan (act)

Pada tahap tindakan yaitu penerapan pelaksanaan strategi yang telah direncanakan pada tahap perencanaan. Dalam tahap ini penerapan atau tindakan perlu mengacu pada rencana yang rasional dan terukur. Tindakan yang dilakukan pada penelitian ini yakni sebagai berikut:

a. Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang telah disusun bersama antara peneliti dengan mitra peneliti di sekolah, pada tahap perencanaan yaitu tindakan yang sesuai dengan silabus dan rencana pengajaran yang telah disusun

b. Menerapkan pembagian kelompok belajar siswa dengan pembagian kelompok secara heterogen, dilanjutkan diskusi antar anggota kelompok, dan membagi setiap anggota kelompok ke dalam meja tournament.

c. Mempersiapkan instrumen soal yang digunakan dalam model cooperative learning tipe TGT

d. Melakukan penialaian pada proses pembelajaran serta penilaian pada proses melaksanakan model cooperative learning tipe TGT dalam pembelajaran IPS.


(31)

e. Melakukan diskusi balikan dengan mitra peneliti atas kekurangan dalam menerapkan model cooperative learning tipe TGT.

f. Melakukan wawancara kepada siswa mengenai pelaksanaan model cooperative learning tipe TGT

g. Melakukan revisi tindakan sebagai tindak lanjut untuk siklus selanjutnya

h. Melakukan pengolahan data 3. Pengamatan (observe)

Pengamatan dalam PTK mempunyai fungsi sebagai alat untuk merekam atau mendokumentasi kegiatan tindakan yang diberikan kepada subjek, pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Pada proses pengamatan pengumpulan data dilakukan menggunakan format penilaian yang telah disusun, termasuk juga pengamatan secara cermat pelaksanaan tindakan dari waktu ke waktu serta dampak terhadap proses belajar.

Dalam tahap ini pelaksanaan observasi atau pengamatan dilakukan bersamaan dengan proses dilaksanakannya tindakan. Pada kegiatan observasi ini peneliti melakukan:

a. Pengamatan terhadap keadaan kelas VIII-G yang sedang diteliti b. Pengamatan terhadap tugas yang diberikan siswa dengan pokok

bahasan yang berlangsung

c. Pengamatan kesesuaian penerapan model cooperative learning tipe Tipe Game Tournament

d. Pengamatan terhadap perkembangan motivasi belajar siswa dengan mengamati kegiatan tournament dalam model cooperative learning.


(32)

45

Riefki Fiestawa, 2014

Meningkatkan motivasi belajar siswa dengan menggunakan model cooperative learning tipe Teams Games Tournament (TGT) dalam pembelajaran IPS di kelas VIII-G SMPN 14 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

e. Pengamatan terhadap kefektifan pelaksanaan model cooperative learning tipe TGT dalam proses pembelajaran.

Pada tahap ini peneliti melakukan peninjauan kembali terhadap siswa dan gru di kelas dan mencatat kekurangan dalam setiap tindakan yang dilakukan yang selanjutnya akan direvisi dan dijadikan perencanaan baru dan tindakan selanjutnya.

4. Refleksi

Pada tahap refleksi dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul , kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya (Suhardjono, 2012:80).

Pada tahap ini peneliti melakukan

a. Kegiatan diskusi balikan dengan mitra peneliti dan siswa setelah tindakan dilakukan

b. Merefleksikan hasil diskusi balikan untuk siklus selanjutnya c. Mendiskusikan hasil observasi kepada dosen pembimbing

Gambar 3.1 Tahap Penelitian PTK

Siklus I

Permasalahan nnn

Permasalaha n baru hasil refleksi

Perencanaan tindakan I

Pelaksanaan tindakan I

Pengamatan/ pengumpulan data I Refleksi I

Perencanaan tindakan II

Pelaksanaan tindakan II


(33)

Siklus II

(Sumber Suhardjono, 2012:74) C. Metode Penelitian

Berdasarkan kajian dari permasalahan penelitian, metode yang akan digunakan adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau yang juga dikenal sebagai Classroom Action Research. Sukardi (2003:210) mengungkapkan bahwa penelitian tindakan adalah cara suatu kelompok atau seseorang dalam mengorganisasi suatu kondisi sehingga mereka dapat mempelajari pengalaman mereka dan membuat pengalaman mereka dapat diakses oleh orang lain. Penggunaan metode penelitian tindakan kelas ini didasarkan pada pemikiran bahwa melalui metode ini maka guru yang lebih mengenal keadaan kelasnya dapat melakukan penelitian secara langsung untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran sesuai dengan permasalahan yang ada.

PTK merupakan bagian dari penelitian yang sifatnya kualitatif. Dalam Wiriaatmadja (2005:4), salah satu bentuk kajian inkuiri yang termasuk kualitatif adalah penelitian emansipatoris tindakan yang merupakan studio mikro untuk membangun ekspresi konkret dan praktis aspirasi perubahan di dunia sosial (atau pendidikan) untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas kinerja para praktisnya. Menurut Hopkins, penelitian kelas (classroom research) yang

Pengamatan/

pengumpulan data II Refleksi II

Apabila pemaslahan belum terselesaikan

Dilanjutkan ke siklus berikutnya


(34)

47

Riefki Fiestawa, 2014

Meningkatkan motivasi belajar siswa dengan menggunakan model cooperative learning tipe Teams Games Tournament (TGT) dalam pembelajaran IPS di kelas VIII-G SMPN 14 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kemudian disebutnya dengan classroom action research adalah penamaan lain dari penelitian emansipatoris, selain digunakan dalam masalah-masalah sosial, penelitian tindakan juga digunakan dalam menghadapi permasalahan pendidikan. pengertian PTK berdasarkan kata dasarnya menurut Arikunto (2006:2-3).

1. Penelitian - menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik dan penting bagi peneliti.

2. Tindakan - menunjuk pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa.

3. Kelas - dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.

Berdasarkan uraian tersebut dapat dilihat bahwa intinya PTK adalah aktifitas pencermatan terhadap suatu proses pembelajaran dengan melakukan tindakan yang disengaja dan telah terencana. Jika melihat pengertian dia atas maka penelitian tindakan tindakan kelas tidak hanya dapat dilakukan di dalam kelas, tetapi juga di luar kelas seperti di perustakaan, laboratorium, bahkan ketika anak sedang melakukan kunjungan. Pada intinya ketika siswa melakukan pembelajaran secara bersamaan di suatu tempat maka tindakan dapat dilakukan.

Karakteristik PTK menurut Hopkins dalam Wiriaatmadja (2005:25) adalah penelitian tindakan kelas bersifat emansipatoris dan membebaskan (liberating) karena penelitian ini mendorong kebebasan berpikir dan beragurmen pada pihak


(35)

siswa dan mendorong guru untuk bereksperimen, meneliti, dan menggunakan kearifan dalam mengambil keputusan atau judgment. Sedangkan Wardhani, dkk (2007:15-17) karakteristik PTK adalah (1) munculnya kesadaran pada diri guru bahwa pembelajaran yang dilakukannya selama ini di kelas mempunyai masalah yang perlu diselesaikan; (2) self reflektive inquiry atau penelitian melalui refleksi diri; (3) PTK dilakukan di dalam kelas, sehingga fokus penelitian ini adalah kegiatan pembelajaran berupa perilaku guru dan siswa dalam berinteraksi; (4) PTK bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran. Metode penelitian tindakan kelas dilakukan untuk memperbaiki proses pembelajaran di kelas VIII-G SMP Negeri 14 Bandung dengan menerapkan model pembelajaran cooperative learning tipe TGT. Fokus peneliti dalam penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan motivasi belajar siswa melalui model pembelajaran cooperative learning tipe TGT.

D. Definisi Operasional

1. Model Cooperative Learning tipe TGT (Time Games Tournament) Team Games Tournament (TGT) adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan serta reinforcement (komalasari, 2010:67). Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih relaks, aktif, serta mampu meningkatkan motivasi belajar siswa. Adapun langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam menerapkan model Cooperative learning tipe Teams Games Tournament yaitu: a. Penyajian kelas

Pada awal pembelajaran, guru menyiapkan materi dalam penyajian kelas, biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung atau dengan ceramah, diskusi


(36)

49

Riefki Fiestawa, 2014

Meningkatkan motivasi belajar siswa dengan menggunakan model cooperative learning tipe Teams Games Tournament (TGT) dalam pembelajaran IPS di kelas VIII-G SMPN 14 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memerhatikan dan memahami materi yang disampaikan guru, karena akan membantu siswa bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan pada saat game karena skor game akan menentukan skor kelompok.

b. Kelompok (tim)

Kelompok terdiri dari 6 sampai 7 orang siswa yang anggotanya heterogen dilihat dari prestasi akedimiknya, jenis kelamin, dan ras atau etnik. Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat game.

c. Games Tournament

Dalam permainan ini setiap siswa bersaing merupakan wakil dari kelompoknya. Siswa yang mewakili kelompoknya, masing-masing ditempatkan dalam meja-meja turnamen. Tiap-tiap meja turnamen ditempati 5 sampai 6 orang peserta, dan diusahakan agar tidak ada peserta dari kelompok yang sama.

Peraturan dalam meja turnamen:

1. Permainan dimulai dengan membagikan kartu-kartu soal untuk bermain (kartu soal kunci ditaruh terbalik di atas meja sehingga soal dan kunci tidak terbaca).

2. Setiap pemain dalam tiap meja menentukan dulu pembaca soal dan pemain dalam tiap meja menentukan dulu pembaca soal dan pemain yang pertama dengan cara undian.

3. Kemudian pemain yang menang undian yang berisi nomor soal diberikan kepada pembaca soal. Pembaca soal akan membacakan soal sesuai dengan nomor undian yang diambil oleh pemain.


(37)

4. Selanjutnya soal dikerjakan secara mandiri oleh pemain dan penantang sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dalam soal. Setelah waktu untuk mengerjakan soal selesai maka pemain akan membacakan hasil pekerjaannya yang akan ditanggapi oleh penantang searah jarum jam. 5. Setelah itu pembaca soal akan membuka kunci jawaban dan skor hanya

diberikan kepada pemain yang menjawab benar atau penantang yang pertama kali memberikan jawaban yang benar.

6. Jika semua jawaban salah maka kartu dibiarkan.

7. Permainan dilanjutkan pada kartu soal berikutnya sampai semua kartu soal habis dibacakan, dimana posisi pemain diputar searah putaran jarum jam, agar semua peserta dalam meja turnamen dapat berperan sebagai pembaca soal, pemain dan penantang. Setiap peserta harus dapat kesempatan sebagai pemain, penantang dan pembaca soal.

8. Setelah semua kartu terjawab, setiap pemain dalam satu meja menghitung jumlah kartu yang diperoleh dan menentukan berapa poin yang diperoleh berdasarkan rabel yang telah disediakan.

9. Selanjutnya setiap pemain kembali kepada kelompok asalnya untuk melaporkan poin yang diperoleh dan melaporkan poin yang diperoleh kepada ketua kelompok.

10.Ketua kelompok memasukan poin yang diperoleh anggota kelompoknya pada tabel yang telah disediakan, kemudian menentukan kriteria penghargaan yang diterima oleh kelompoknya.

d. Team recognize (penghargaan kelompok)

Guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing tim akan mendapat sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang ditentukan.


(38)

51

Riefki Fiestawa, 2014

Meningkatkan motivasi belajar siswa dengan menggunakan model cooperative learning tipe Teams Games Tournament (TGT) dalam pembelajaran IPS di kelas VIII-G SMPN 14 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Motivasi dalam penelitian ini peneliti menerapkan teori motivasi model ARCS, dalam penerapannya ada empat kategori kondisi motivasional yang harus diperhatikan oleh guru dalam menerapkan prinsip-prinsip motivasi dalam proses belajar mengajar, sehingga menghasilkan pembelajaran yang menarik, bermakna dan memberikan tantangan bagi siswa. Keempat kondisi motivasional sebagai berikut :

1. Perhatian (attention)

Perhatian siswa muncul didorong rasa ingin tahu. Oleh sebab itu rasa ingin tahu ini perlu mendapat rangsangan, sehingga siswa akan meberikan perhatian, dan perhatian tersebut terpelihara selama proses pembelajaran di kelas. Rasa ingin tahu ini dapat dirangsang atau dipancing melalui elemen-elemen yang baru, aneh, lain dengan yang sudah ada, kontraduktif atau kompleks. Elemen – elemen ini perlu diterapkan dalam rancangan pembelajaran, hal ini mampu memberikan stimulus rasa ingin tahu siswa. Namun perlu diperhatikan agar stimulus tersebut digunakan tidak berlebihan, sebab akan menjadikan stimulus tersebut menjadi hal yang biasa dan kehilangan keefektifannya. Hal ini peneliti merumuskan strategi untuk menjaga dan meningkatkan perhatian siswa yaitu sebagai berikut:

1) Peneliti dalam proses pembelajaran menggunakan model cooperative learning tipe Teams games tournament dalam model ini yang berunsurkan game diharapkan mampu menumbuhkan perhatian siswa dan minat belajar siswa.

2) Peneliti menggunakan peristiwa nyata, dan contoh-contoh dalam memperjelas konsep yang digunakan

3) Pada penyampaian materi disisipkan sedikit humor agar siswa tidak jenuh


(39)

Relevansi menunjukkan adanya hubungan materi pelajaran dengan kebutuhan dan kondisi siswa. Motivasi siswa akan terpelihara jika mereka menganggap apa yang dipelajari memenuhi kebutuhan pribadi, atau bermanfaat dan sesuai dengan nilai yang dipegang. Peneliti perlu menerapkan strategi yang menunjukan bahwa siswa memiliki relevansi terhadap pembelajaran yang dipelajari, strategi yang digunakan peneliti sebagai berikut :

1) Menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa 2) Peneliti menyampaikan materi secara terperinci 3) Peneliti memfasilitasi siswa untuk bertanya

4) Peneliti menerapkan model cooperative learning tipe teams games tournament yang dimaksudkan untuk menumbuhkan tingkat relevansi atau kebutuhan siswa terhadap pembelajaran yang mereka pelajari.

3. Kepercayaan diri (confidance)

Merasa diri kompeten atau mampu, merupakan potensi untuk dapat berinteraksi secara positif dengan lingkungan. Bandura (1977), mengembangkan lebih lanjut konsep tersebut dengan mengajukan konsep “self efficacy”. Konsep tersebut berhubungan dengan keyakinan pribadi bahwa dirinya memiliki kemampuan untuk melakukan suatu tugas yang menjadi syarat keberhasilan.

Prinsip yang berlaku dalam hal ini adalah bahwa motivasi akan meningkat sejalan dengan meningkatnya harapan untuk berhasil. Harapan ini seringkali dipengaruhi oleh pengalaman sukses di masa lampau. Motivasi dapat menghasilkan ketekunan yang membawa keberhasilan (prestasi), dan selanjutnya pengalamn tersebut akan memotivasi siswa untuk mengerjakan tugas berikutnya. Strategi yang digunakan peneliti untuk meningkatkan percaya diri siswa adalah


(40)

53

Riefki Fiestawa, 2014

Meningkatkan motivasi belajar siswa dengan menggunakan model cooperative learning tipe Teams Games Tournament (TGT) dalam pembelajaran IPS di kelas VIII-G SMPN 14 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1) Peneliti meningkatkan harapan siswa untuk berhasil dengan memperbanyak pengalaman siswa, misalnya mengurutkan materi dari yang mudah ke sukar, menyusun materi agar mudah dipahami. 2) Peneliti meningkatkan harapan berhasil siswa dengan strategi

belajar yang memungkinkan kontrol keberhasilan berada di tangan siswa itu sendiri. Hal ini peneliti menerapkan dengan model cooperative learning tipe teams games tournament dalam pembelajaran.

4. Kepuasan (satisfaction)

Keberhasilan dalam mencapai suatu tujuan akan menghasilkan kepuasan, dan siswa akan termotivasi untuk terus berusaha mencapai tujuan yang serupa. Kepuasan karena mencapai tujuan dipengaruhi oleh konsekuensi yang diterima, baik secara yang berasal dari dalam maupun dari luar siswa. Kepuasan tersebut meliputi perasaan gembira, perasaan ini dapat timbul kalua orang tersebut mendapatkan penghargaan terhadap dirinya. Hal ini peneliti menerapkan strategi untuk menumbuhkan kepuasan siswa diantaranya dengan :

1) Memberikan penghargaan secara verbal kepada siswa yang bertanya dan menjawab pertanyaan

2) Peneliti menerapkan model cooperative learning tipe teams games tournament. Dalam penerapannya model cooperative learning tipe teams games tournament ini diakhiri dengan pemberian pengahargaan kelompok.

E. Instrumen Penelitian

Data yang diperoleh dalam penelitian merupakan rangkaian yang tidak dapat dipisahkan, oleh karena itu data dalam suatu penelitian merupakan hal yang


(41)

mutlak adanya dalam suatu penelitian. Dalam hal ini data yang diperlukan adalah bagaimana guru merencanakan, melaksanakan tindakan hingga refleksi yang juga mencakup pada motivasi belajar siswa setelah menggunakan model cooperative learning tipe TGT dalam pembelajaran. Ada berbagai macam bentuk instrumen yang digunakan meliputi wawancara, observasi hingga studi dokumentasi melalui penilaian oleh guru mitra. Format penilaian yang digunakan meliputi Sangat kurang, kurang, cukup, baik, sangat baik yang di kutip dari Usman (2011). Adapun pada penelitian ini instrumen yang digunakan sebagai berikut:

Tabel 3.1 Format Penilaian Observasi Tindakan Pelaksanaan Model Cooperative Learning Tipe Games Tournament (TGT)

No Aspek yang dinilai

Kriteria Penlaian

SK K C B SB

1 Penyajian materi

2 Pembagian kelompok secara heterogen 3 Pelaksanaan game

4 Pelaksanaan tournament

5 Pemberian penghargaan kelompok Jumlah

Rata-Rata Keseluruhan Keterangan:

SB = Sangat Baik (bobot nilai 5) B = Baik (Bobot Nilai 4)

C = Cukup (bobot nilai 3) K = Kurang (Bobot Nilai 2)


(42)

55

Riefki Fiestawa, 2014

Meningkatkan motivasi belajar siswa dengan menggunakan model cooperative learning tipe Teams Games Tournament (TGT) dalam pembelajaran IPS di kelas VIII-G SMPN 14 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.2 Rubrik Penilaian Observasi Tindakan Pelaksanaan Model Cooperative Learning Tipe Games Tournament (TGT)

No Aspek yang dinilai Skala

Nilai

Penjelasan 1 Penyajian materi

Untuk butir ini perlu memperhatikan 1) Materi yang disampaikan benar tidak

menyimpang

2) Penyampaian materi lancar

3) Penyampaian materi dilakukan secara sistematis

4) Bahasa yang digunakan jelas dan mudah dipahami SK Tidak ada syarat yang dipenuhi K Hanya satu syarat yang dipenuhi C Dua syarat yang dipenuhi B Tiga Syarat dipenuhi SB Empat Syarat dipenuhi 2 Pembagian kelompok secara heterogen

1) Pembagian kelompok sesuai prestasi akademik

2) Pembagian kelompok berdasarkan jenis kelamin

3) Pembagian kelompok berdasarkan ras atau etnis

4) Pembagian kelompok terdiri 6-7 anggota kelompok SK Tidak ada syarat yang dipenuhi K Hanya satu syarat yang dipenuhi C Dua syarat yang dipenuhi B Tiga Syarat dipenuhi SB Empat Syarat dipenuhi 3 Pelaksanaan game

1) Game yang dilaksanakan menarik perhatian siswa

2) Game yang dilaksanakan mampu meningkatkan pemahaman siswa

SK Tidak ada syarat yang dipenuhi K Hanya satu syarat yang dipenuhi


(43)

3) Game yang dilaksanakan Mampu meningkatkan motivasi siswa 4) Game yang dilaksanakan mampu

menumbuhkan sikap saling menghargai C Dua syarat yang dipenuhi B Tiga Syarat dipenuhi SB Empat Syarat dipenuhi 4 Pelaksanaan tournament

1) Membagi siswa kedalam meja-meja tournament

2) Membagi soal-soal tournament 3) Memfasilitasi siswa untuk memulai

tournament

4) Menetukan skor yang diperoleh siswa

SK Tidak ada syarat yang dipenuhi K Hanya satu syarat yang dipenuhi C Dua syarat yang dipenuhi B Tiga syarat yang dipenuhi SB Empat syarat yang dipenuhi 5 Penghargaan kelompok

1) Pemberian penghargaan secara verbal 2) Pemberian penghargaan berupa hadiah

pada pemenang kegiatan TGT 3) Memberikan penguatan pada seluruh

kelompok

4) Memberikan penilaian terhadap kinerja kelompok SK Tidak ada syarat yang dipenuhi K Hanya satu syarat yang dipenuhi C Dua syarat yang dipenuhi B Tiga syarat yang dipenuhi SB Empat syarat yang dipenuhi


(44)

57

Riefki Fiestawa, 2014

Meningkatkan motivasi belajar siswa dengan menggunakan model cooperative learning tipe Teams Games Tournament (TGT) dalam pembelajaran IPS di kelas VIII-G SMPN 14 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.3 Format Penilaian Observasi Terhadap Motivasi Belajar Siswa

No Aspek yang dinilai

Kriteria Penlaian

SK K C B SB

1 Tingkat perhatian siswa dalam proses pembelajaran IPS

2 Tingkat keinginan atau kebutuhan siswa terhadap pembelajaran IPS

3 Tingkat percaya diri siswa

4 Kemampuan siswa dalam kegiatan Teams Games Tournament

Jumlah

Rata-Rata Keseluruhan Keterangan:

SB = Sangat Baik (bobot nilai 5) B = Baik (Bobot Nilai 4)

C = Cukup (bobot nilai 3) K = Kurang (Bobot Nilai 2)

SK = Sangat Kurang (Bobot Nilai 1)

Tabel 3.4 Rubrik Penilaian Observasi Terhadap motivasi Belajar Siswa

No Aspek yang dinilai Skala

Nilai

Penjelasan 1 Tingkat perhatian siswa dalam proses

pembelajaran

Untuk butir ini perlu memperhatikan 1) Siswa memperhatikan penjelasan guru 2) Kecepatan siswa dalam merespon materi

yang disampaikan

3) Siswa Mencatat bagian penting materi 4) Siswa tidak main-main pada saat guru

menjelaskan materi SK Tidak ada syarat yang dipenuhi K Hanya satu syarat yang dipenuhi C Dua syarat yang dipenuhi


(45)

B Tiga Syarat dipenuhi SB Empat Syarat dipenuhi 2 Tingkat kebutuhan atau keinginan siswa dalam

pembelajaran IPS

1) Siswa aktif dalam bertanya dan menjawab 2) Mandiri dalam mengerjakan tugas individu 3) Siswa mengumpulkan tugas tepat waktu 4) Bekerjasama dalam mengerjakan tugas

kelompok SK Tidak ada syarat yang dipenuhi K Hanya satu syarat yang dipenuhi C Dua syarat yang dipenuhi B Tiga Syarat dipenuhi SB Empat Syarat dipenuhi 3 Tingkat percaya diri siswa

1) Siswa berani bertanya tentang sesuatu yang belum dipahami

2) Siswa berani menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru

3) Siswa berani menyampaikan pendapat 4) Siswa mampu mengerjakan soal secara

mandiri SK Tidak ada syarat yang dipenuhi K Hanya satu syarat yang dipenuhi C Dua syarat yang dipenuhi B Tiga Syarat dipenuhi SB Empat Syarat dipenuhi 4 Kemampuan siswa dalam melaksanakan

kompetisi

1) Serius dalam melaksanakan kegiatan tournament TGT

2) Bersaing secara sehat dalam kegiatan

SK Tidak ada syarat yang dipenuhi K Hanya satu syarat yang


(46)

59

Riefki Fiestawa, 2014

Meningkatkan motivasi belajar siswa dengan menggunakan model cooperative learning tipe Teams Games Tournament (TGT) dalam pembelajaran IPS di kelas VIII-G SMPN 14 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3) Bertanggung jawab terhadap kelompok dalam pelaksanaan kegiatan tournament TGT

4) Saling menghargai sesama kompetitor

C

Dua syarat yang dipenuhi B

Tiga syarat yang dipenuhi SB

Empat syarat yang

dipenuhi F. Rencana Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data

1. Teknik Pengolahan Data

Hasil dari perolehan data dilapangan selanjutnya penelitii akan melakukan pengolahan data. Pengolahan data yang bersifat deskriptif atau kualitatif akan diolah selama proses penelitian dilaksanakan. Sedangkan data yang bersifat kuantitatif sebagai salah satu dukungan data dari pengolahan data deskriptif, data akan diolah menggunakan statistik deskriptif dengan presentase (%) pengamatan dengan menggunakan nilai rata-rata. Pengolahan data observasi tersebut menggunakan perhitungan sebagai berikut :

Gambar 3.2 Perhitungan Format Observasi

Persentase Aktivitas guru = Perolehan Skor x 100%

Seluruh Aktifitas

Persentase Aktivitas siswa = Perolehan Skor x 100%

Seluruh Aktifitas

(I Wayan Santyasa, 2007: 24) Sedangkan klasifikasi yang digunakan sebagai berikut,

Tabel 3.5 Klasifikasi Kegiatan Guru dan Siswa


(47)

85% - 100 % Sangat baik

70% - 84,99% Baik

55% - 69,99 % Cukup

40% - 54,99 % Kurang

0 – 39,99% Sangat Kurang

( I wayan Santyasa, 2007: 24)

2. Analisis Data

Dalam suatu proses analisis data, ada dua faktor yang menjadi perhatian terhadap hasil penelitian kita, yang pertama adalah reabilitas dan yang kedua adalah validitas.

Hopkins (1993) dalam Wiriatmadja (2010:168) mengemukakan, ada beberapa bentuk validasi yanag dapat dilakukan dalam suatu Penelitian tindakan kelas, (1) member chek (2) saturasi (3)expert opinion.

1. Member Chek

Yaitu memeriksa kembali keterangan-keterangan atau informasi data yang dipeoleh selama observasi atau wawancara dari narasumber. Apakah keterangan atau informasi tersebut berubah atau tidaknya, sehingga peneliti dapat menyimpulkan berhasil atau tidaknya penelitian yang dilakukan.

2. Saturasi

Yaitu suatu situasi dimana data telah menjadi jenuh dan tidak ada tambahan data baru. Dalam hal ini peneliti juga akan menganalisis sejauh mana proses itu berlangsung dan akan mengehenti serta menyimpulkan hasil penelitian tersebut ketika data telah menjadi


(48)

61

Riefki Fiestawa, 2014

Meningkatkan motivasi belajar siswa dengan menggunakan model cooperative learning tipe Teams Games Tournament (TGT) dalam pembelajaran IPS di kelas VIII-G SMPN 14 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

jenuh atau tidak adanya informasi baru yang peneliti temukan selama penelitian berlangsung.

3. Ekspert opinion

Yaitu berkonsultasi dengan pakar atau dosen dalam hal ini dosen pembimbing penelitian. Pakar atau pembimbing akan memeriksa semua tahapan kegiatan penelitian dan memberikan arahan atau judgements terhadap masalah-masalah penelitian yang peneliti kemukakan.

F. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian tindakan kelas yang akan dilakukan, peneliti akan menggunakan beberapa teknik pengumpulan yang tujuannnya adalah agar data yang diperoleh valid dan sesuai dengan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini.

Ada 3 teknik pengumpulan data yang akan dilakukan oleh peneliti yang dalam hal ini ; (1) Wawancara, (2) Observasi dan (3) Analisis dokumen.

a. Wawancara

Denzin dalam Goetz dan LeCompte (1984) dalam Ruswandi (2007:161) mengatakan wawancara merupakan pertanyaan-pertanyaan verbal kepada orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang dipandang perlu. Wawancara yang peneliti akan dilakukan dalam hal ini mencakup orang-orang yang dianggap sebagai informan kunci yang bisa memberikan situasi tertentu. Sedangkan menurut Hopkin (1993) dalam Wiriatmadja (2010: 117), mengatakan


(49)

bahwa wawancara yang dilakukan didalam kelas perlu dilihat dari sudut pandang yang lain. Orang-orang tersebut bisa jadi siswa, guru.

Dalam hal ini peneliti berencana akan mewawancarai guru mitra dan siswa kelas VIII G SMPN 14 Bandung untuk mencari data awal sebelum peneliti melakukan penelitian tindakan kelas. Walaupun demikian tidak menutup kemungkinan penelitipun dalam proses berjalannya PTK ini akan juga mewawancarai kembali.

b. Observasi

Tiga fase essensial yang mesti dilakukan dalam mengobservasi suatu kelas adalah pertemuan perecanaan, observasi kelas dan diskusi balikan.

Gambar 3.3 : Fase Esensial

(Wiriatmadja, 2010)

Ketiga langkah ini memerlukan kepercayaan dan sikap saling membantu antara guru yang melaksanakan pembelajaran dan observer atau pengamat. Yang perlu diingat adalah bahwa upaya ini dilakukan untuk

Pertemuan

Observasi Kelas Diskusi balikan


(50)

63

Riefki Fiestawa, 2014

Meningkatkan motivasi belajar siswa dengan menggunakan model cooperative learning tipe Teams Games Tournament (TGT) dalam pembelajaran IPS di kelas VIII-G SMPN 14 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memperbaiki proses pembelajaran di kelas bukan untuk mengkritik guru yang kurang berhasil.

c. Analisis Dokumen

Ada banyak macam dokumen yang akan peneliti gunakan dalam penelitian tindakan kelas nanti yang bisa membantu peneliti dalam pengumpulan data penelitian yang ada kaitannya dengan permasalahan di kelas, diantaranya; (1) Silabus dan rencana pengajaran (2) Kurikulum (3) Tugas siswa (4) Data-data siswa (5) buku pelajaran IPS kelas VIII yang digunakan dan dokumen-dokumen lainnya yang bisa membantu pengumpulan data.


(51)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan menyimpulkan hasil akhir dari penelitian yang telah dilakukan dan merekomendasikan terhadap berbagai pihak mengenai hasil yang telah dicapai baik dari pihak sekolah, guru, siswa, maupun peneliti sendiri. Adapun kesimpulan dan hasil rekomendasinya adalah sebagai berikut:

A. Kesimpulan

Meningkatkan motivasi belajar siswa dengan menggunakan model Cooperative Learning tipe TGT (Teams Games Tournaments) dalam pembelajaran IPS di kelas VIII-G SMPN 14 Bandung dapat disimpulkan sebagai berikut:

Pertama, Perencanaaan Pembelajaran IPS Dengan Menggunakan Model Cooperative Learning Tipe tipe TGT (Teams Games tournaments) untuk meningkatkan motivasi belajar siswa di kelas VIII-G SMPN 14 Bandung dilakukan melalui tahapan penyusunan silabus dan RPP yang tepat agar memungkinkan pelaksanaan PTK yang sesuai dengan permasalahan yang dihadapi oleh siswa. Setelah penyusunan silabus dan RPP yang tepat, peneliti bersama guru mitra menentukan strategi dalam menerapkan model cooperative learning tipe TGT di kelas, kemudian peneliti menyusun materi yang akan dijelaskan dalam menjelaskan materi peneliti menerapkan beberapa penguatan dengan harapan mampu memotivasi siswa, misalnya mengaitkan materi yang diajarkan dengan keadaan lingkungan sekitar siswa.

Selanjutnya peneliti bersama guru mitra menggolongkan siswa kedalam kelompok belajar, kelompok dibagi secara heterogen berdasarkan tingkat akademik, jenis kelamin, ras atau suku, setelah itu peneliti


(52)

180

Riefki Fiestawa, 2014

Meningkatkan motivasi belajar siswa dengan menggunakan model cooperative learning tipe Teams Games Tournament (TGT) dalam pembelajaran IPS di kelas VIII-G SMPN 14 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menyusun strategi dalam pelaksanaan turnamen. Dalam turnamen peneliti menyusun soal-soal turnamen, kemudian peneliti membagi anggota kelompok kedalam meja-meja turnamen, setiap meja turnamen terdiri dari perwakilan setiap kelompok dalam meja turnamen peserta dibagi secara homogen berdasarkan tingkat akademiknya. Pada meja turnamen ini siswa diarahkan untuk bersaing sehat, kemudian peneliti merencanakan pengahragaan kelompok. Dengan adanya persaingan dan penghargaan kelompok mampu memotivasi siswa dalam proses pembelajaran. Perkembangan motivasi siswa dalam pembelajaran IPS mencapai hasil yang maksimal, hal ini disebabkan oleh perecanaan yang dilakukan berdasarkan pertimbangan dengan guru mitra yang pada setiap siklusnya terus diperbaiki.

Kedua, Pelaksanaan pembelajaran IPS dengan menggunakan model cooperative learning tipe TGT (Teams Games Tournament) dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di kelas VIII-G SMPN 14 Bandung diawali dengan penjelasan materi yang dilakukan oleh guru, dalam menjelaskan materi guru mengaitkan materi dengan keadaan lingkungan sekitar siswa, kemudian guru membagi siswa kedalam kelompok belajar dalam setiap kelompok terdiri dari 6-7 anggota kelompok, selanjutnya guru memberikan berupa tugas kelompok dan memfasilitasi siswa untuk bekerja sama dalam kelompok.

Kemudian pada pertemuan selanjutnya guru memfasilitasi siswa untuk diskusi dan membahas tugas yang telah dikerjakan oleh kelompok, selanjutnya guru membagi anggota setiap kelompok kedalam meja-meja turnamen pada setiap meja turnamen terdiri dari 6-7 siswa, setelah itu guru menjelaskan aturan dalam kegiatan turnamen, selanjutnya guru memfasilitasi siswa untuk memulai kegiatan turnamen, selama berlangsungnya kegiatan turnamen guru melakukan penilaian. Pada


(53)

kegaiatan akhir, guru menilai hasil perolehan setiap kelompok dalam melakukan kegiatan turnamen, kemudian guru memberikan apresiasi berupa pujian dan reward kepada kelompok yang memperoleh skor turnamen tertinggi. Perkembangan motivasi belajar siswa dengan menerapkan model cooperative learning tipe TGT mencapai hasil yang maksimal, hal tersebut disebabkan oleh penerapan yang dilakukan berdasarkan perencanaan yang telah disusun bersama dengan guru mitra, sehingga penerapan model cooperative learning tipe TGT dalam meningkatkan motivasi belajar siswa mampu mencapai hasil yang diharapkan.

Ketiga, Merefleksi dalam menerapkan model Cooperative Learning tipe TGT (Teams Games Tournaments) sebagai upaya meningkatkan motivasi belajar siswa pada pembelajaran IPS di kelas VIII-G SMPN 14 Bandung.

Dalam penelitian ini ditemukan berbagai hasil dari refleksi yang dilakukan selama proses penelitian berlangsung dengan fokus peneliti yaitu, menerapkan model cooperative learning tipe TGT dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa, sesuai dengan hasil refleksi yang dilakukan selama empat siklus bahwa dalam menerapkan model cooperative learning tipe TGT memiliki kelebihan dan kekurangan dalam proses pembelajarannya.

Kelebihan menggunakan model cooperative learning tipe TGT dalam penelitian ini anatara lain, mampu meningkatkan rasa tanggung jawab siswa dalam pembelajaran baik tanggung jawab pada kelompok maupun pada dirinya sendiri.


(54)

182

Riefki Fiestawa, 2014

Meningkatkan motivasi belajar siswa dengan menggunakan model cooperative learning tipe Teams Games Tournament (TGT) dalam pembelajaran IPS di kelas VIII-G SMPN 14 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kegiatan turnamen, ternyata mampu meningkatkan motivasi siswa dalam belajar. Terlebih dari para siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran dan bersemangat dalam belajar hal ini dikarenakan siswa ingin menang dan mendapatkan reward dari guru dalam kegiatan turnamen.

Selanjutnya kelebihan dalam model cooperative learning tipe TGT secara afektif menumbuhkan rasa gotong royong antar sesama anggota kelompok, kemudian menumbuhkan sikap salng menghargai terhadap sesama kompetitor dalam kegiatan turnamen.

Kekurangan menggunakan cooperative learning tipe TGT diperlukan banyak waktu dalam pengondisian kelas, guru cenderung kesulitan ketika mengatur siswa untuk duduk berkelompok. Selanjutnya perlu kemampuan guru dalam membagi kelompok agar setiap kelompok memiliki anggota yang merata.

Manajemen kelas yang sedikit rumit, terutama dalam pengaturan perpindahan kelompok ketika akan melaksanakan turnamen, dengan pembelajaran yang berkelompok dalam cooperative learning tipe TGT memungkinkan siswa untuk mengobrol dan main-main dengan sesama anggotanya.

Keempat, Kendala guru dalam menerapkan model Cooperative Learning tipe TGT sebagai upaya meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VIII-G SMPN 14 Bandung.

Dalam penelitian ini ditemukan berbagai kendala yang cukup berpengaruh pada kegiatan cooperative learning tipe TGT yang mempengaruhi perkembangan motivasi siswa. Kendala yang muncul diakibatkan siswa belum terbiasa melaksanakan kegiatan TGT, kemudian pengkondisian kelas yang memakan waktu lama pada kegiatan turnamen,


(55)

kendala selanjutnya siswa sulit untuk berpatisipasi aktif dalam proses pembelajaran.

Kendala-kendala tersebut dapat diatasi dengan melakukan upaya-upaya perbaikan yakni, memberikan arahan yang jelas kepada siswa mengena aturan dalam kegiatan cooperative learning tipe TGT, kemudian mengatur tempat duduk kelompok sejak awal, jadi ketika proses kegiatan cooperative learning tipe TGT berlangsung siswa tidak lagi mencari tempat untuk kelompoknya, selanjutnya guru perlu memanajemen waktu dalam pengelolaan kelas dan memiliki sikap tegas pada pengkondisian kelas, selanjutnya guru memberikan kesempatan kepada seluruh siswa yang kurang aktif agar memberikan komentar, antara lain dengan memberikan pertanyaan langsung kepada siswa yang kurang berpatisipasi. B. Saran

Berdasarkan pengalaman penelitian selama melaksanakan penellitian dalam menerapkan model pembelajaran cooperative learning tipe TGT untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS, berikut saran bagi beberapa pihak yang terkait dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:

Bagi pihak sekolah, peneliti berharap dengan menerapkan model cooperative learning tipe TGT dapat meningkatkan motivasi belajar siswa di SMPN 14 Bandung. Selain itu sekolah sebagai aspek yang memfasilitasi siswa dalam proses pembelajaran perlu dikembangkan media-media penunjang bagi proses pembelajaran, sehingga mampu membantu siswa dalam kegiatan pembelajaran. Selanjutnya pihak sekolah mendukung dan memotivasi guru untuk menerapakan berbagai metode pembelajaran yang inovatif, dan terus mengembangkan tugas-tugas yang menyetuh pada aspek kreatif dan inovatif yang dimiliki siswa agar sekolah


(1)

Indikator Pencapaian Kompetensi

Penilaian Teknik Bentuk

Instrumen

Contoh Instrumen menentang

pemerintahan kolonial Belanda di berbagai daerah

 Mengidentifikasi

pengaruh kebijakan pemerintah kolonial Belanda di Indonesia

 Mengidentifikasi

perkembangan agama nasrani di Indonesia pada masa kolonial Belanda

Tes tulis

Tes tulis

Tes uraian menjodoh kan

tes uraian

 Apa dampak positif yang dirasakan rakyat indonesia saat ini dari proses penjajahan

Sebutkan faktor-faktor penyebab kurang

berkembangnya agama nasrani di Indonesia

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nama Sekolah : SMP N 14 Bandung

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial


(2)

Standar Kompetensi : 2. Memahami proses kebangkitan nasional

Kompetensi Dasar : 2.2 menguraikan proses terbentuknya kesadaran nasional,

identitas Indonesia, dan perkembangan pergerakan kebangsaan Indonesia

Alokasi Waktu : 4 x 40 menit (2x pertemuan)

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah proses pembelajaran diharapkan peserta didik dapat :

1. Menjelaskan pengaruh perluasan kekuasaan kolonial, perkembangan pendidikan barat

dan perkembangan pendidikan islam terhadap munculnya nasionalime Indonesia

2. Mendeskripsikan peranan golongan terpelajar, profesional dalam menumbuhkan

kesadaran nasional. B. Materi Ajar

1. Pengaruh perluasaan kekuasaan kolonial politik etis (balas budi)

2. Perkembangan pendidikan barat dan pendidikan islam pada masa kolonial Belanda

3. Peranan golongan terpelajar dalam menumbuhkan kesadaran nasional

C. Metode Pembelajaran

1. Ceramah

2. Dialog

3. Cooperative Learning tipe Teams Games Tournament

D. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran

Pertemuan 1

1. Pendahuluan

 Apersepsi (5 menit)

1. Pendidik memfasilitasi peserta didik untuk berdo’a sebelum pembelajaran 2. Pendidik mengecek kehadiran peserta didik.


(3)

3. Pendidik membacakan SK KD dan tujuan pembelajaran yang diharapkan

 Motivasi (10 Menit)

1. Pendidik memberikan penguatan kepada peserta didik

2. Pendidik menanyakan salah satu nama pahlawan dari jawa barat

3. Pendidik kemudian menanyakan peran pahlawan tersebut

4. Pendidik kemudian memberikan pujian pada peserta didik yang berani untuk menjelaksan.

2. Kegiatan Inti

 Eksplorasi (25 Menit)

1. Pendidik menjelaskan materi mengenai awal proses perkembangan

keasadaran nasional, dengan menjelaskan mengenai politik etis

2. Pendidik menjelaskan perkembangan pendidikan barat dan pendidikan islam di Indonesia

3. Pendidik menjelaskan mengenai peranan golongan terpelajar.

 Elaborasi (30 Menit)

1. Pendidik melakukan tanya jawab terhadap peserta didik

2. Pendidik membagi peserta didik kedalam kelompok belajar. Kelompok dibagi dalam 6-7 kelompok secara heterogen

3. Pendidik memberikan tugas pada setiap kelompok

 Konfirmasi (5 menit)

1. Pendidik membahas tugas yang telah dikerjakan oleh setiap kelompok

2. Pendidik dan peserta didik bersama-sama meluruskan konsep yang belum

dipahami oleh peserta didik

3. Kegiatan Penutup

1. Pendidik melakukan penilaian kepada peserta didik selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

2. Pendidik memberikan kesimpulan terhadap materi yang telah dipelajari 3. Pendidik memberikan apresiasi kepada seluruh peserta didik agar termotivasi.


(4)

4. Pendidik memberikan arahan mengenai kegiatan pembelajaran yang akan dilakuakan pada pertemuan selanjutnya

Pertemuan 2

1. Pendahuluan ( 10 menit )

 Apersepsi

1. Pendidik memfasilitasi peserta didik untuk berdo’a sebelum pembelajaran 2. Pendidik mengecek kehadiran peserta didik.

3. Pendidik membacakan SK KD dan tujuan pembelajaran yang diharapkan

4. Pendidik mengatur kursi peserta didik secara berkelompok, kelompok yang telah dibagi pada pertemuan selanjutnya

 Motivasi

1. Pendidik bertanya pada peserta didik yang masih pasif mengenai materi yang telah dibahas pada pertemuan sebelumnya

2. pendidik memberikan penguatan terhadap pertanyaan yang diberikan kepada peserta didik

3. pendidik memberikan pujian pada peserta didik yang berani bertanya dan menjawab

2. Kegiatan Inti

 Eksplorasi (20 Menit)

1. Pendidik memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berdiskusi sebelum dilakukan kegiatan Teams Games Tournament

2. Pendidik membagi setiap anggota kelompok ke dalam meja-meja

tournament dalam kegiatan Teams Games Tournament

3. Pendidik menjelaskan aturan dan cara permainan dalam kegiatan Teams Games Tournament

4. Sebelum di mulai kegiatan TGT Pendidik memberikan kesempatan peserta

didik untuk bertanya tentang kegiatan Teams Games Tournament yang belum dipahami

5. Pendidik membagikan kartu-kartu soal di setiap meja-meja tournament dalam kegiatan Teams Games Tournament


(5)

 Elaborasi (45 Menit)

1. Pendidik memfasilitasi peserta didik untuk memulai kegiatan Teams Games Tournament

2. Pendidik mengamati dan melakukan penilaian di setiap meja-meja tournament dalam kegiatan Teams Games Tournament

3. Pendidik memberikan skoring pada setiap kelompok yang telah

melaksanakan kegiatan Teams Games Tournament

 Konfirmasi (5 menit)

1. Pendidik melakukan tanya jawab bersama peserta didik

2. Pendidik dan peserta didik bersama-sama meluruskan konsep yang belum

dipahami oleh peserta didik

3. Pendidik memberikan penghargaan kepada kelompok yang mendapatkan

skor tertinggi

3. Kegiatan Penutup

1. Pendidik melakukan penilaian kepada peserta didik selama kegiatan

pembelajaran berlangsung.

2. Pendidik memberikan apresiasi kepada seluruh peserta didik agar termotivasi.

E. Sumber Belajar

1. Buku teks IPS penulis Muh. Nurdin. Dkk. Dan jelajah cakrawala sosial penulis Nurhadi

2. Buku teks IPS Terpadu penulis Drs. Supradiyono


(6)

Indikator Pencapaian Kompetensi

Penilaian Teknik Bentuk

Instrumen

Contoh Instrumen

 Menjelaskan pengaruh

perluasan kekuasaan kolonial, perkembangan pendidikan barat dan perkembangan pendidikan islam terhadap munculnya nasionalime Indonesia

 Mendeskripsikan peranan

golongan terpelajar, profesional dalam

menumbuhkan kesadaran nasional.

Tes lisan

Tes Tulis

Tes lisan

Tes tulis

Tes Uraian

Tes uraian

Tes Uraian

Tes uraian

Penganjur politik balas budi di Indonesia Ialah

Isi dari trilogi Van Defenter meliputi

Jelaskan perbedaan pendidikan barat dengan pendidikan islam Jelaskan pelaksanaan politik etis yang dilakukan belanda

 Jenis pendidikan setingkat SMP pada zaman pemerintah hindia belanda ialah

 Sebutkan sifat dan ciri-ciri pergerakan nasional  Sebutkan faktor yang

menyebabkan timbulnya gerakan nasional


Dokumen yang terkait

Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Melalui Model Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) Pada Konsep Sistem Koloid

0 7 280

Peningkatan hasil belajar kimia siswa dengan mengoptimalkan gaya belajar melalui model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) penelitian tindakan kelas di MAN 11 Jakarta

0 27 232

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams-Games Tournament) terhadap pemahaman konsep matematika siswa

1 8 185

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournament (TGT) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa

2 8 199

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di MTs Islamiyah Ciputat

1 40 0

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe teams-games-tournament (tgt) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa (kuasi eksperimen pada Kelas XI IPA Madrasah Aliyah Negeri Jonggol)

0 5 199

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Team Games Tournament) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi

1 3 310

Penerepan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik Kelas VIII-3 SMPN 3 Kota Tangerang Selatan 2015/2016 Dalam Pelajaran IPA

0 4 10

PENERAPAN PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) MELALUI MEDIA ULAR TANGGA Penerapan Pembelajaran Cooperative Learning Tipe TGT (Teams Games Tournament) Melalui Media Ular Tangga Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Mater

0 0 15

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT)

0 1 202