Peningkatan Hasil Belajar Matematika Bilangan Pecahan Melalui Model Pembelajaran The Learning Cell pada Siswa Kelas IV MI Ma’Arif Candirejo kec. Tuntang kab. Semarang Tahun Ajaran 2018/2019 - Test Repository

  

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA BILANGAN

PECAHAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THE

LEARNING CELL PADA SISWA KELAS IV MI MA’ARIF

  

CANDIREJO, KEC. TUNTANG KAB. SEMARANG

TAHUN AJARAN 2018/2019

SKRIPSI

  Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  

DESYA AYU WULANDARI

NIM 115 14 138

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2018

  

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA BILANGAN

PECAHAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THE

LEARNING CELL PADA SISWA KELAS IV MI MA’ARIF

  

CANDIREJO, KEC. TUNTANG KAB. SEMARANG

TAHUN AJARAN 2018/2019

SKRIPSI

  Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  

DESYA AYU WULANDARI

NIM 115 14 138

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2018

  

MOTTO

“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya

bersama kesulitan ada kemudahan, maka apabila engkau telah selesai (dari

sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain). Dan hanya

kepada Tuhanmulah engkau berharap” (QS. Al-Insyirah, 6-8).

  

PERSEMBAHAN

  Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat serta karunia-Nya, skripsi ini penulis persembahkan untuk:

  1. Almarhumah mbah Ruminah, mbah Hadi Suyatno, dan mbah Samiyem yang sudah membesarkan, memberikan kasih sayang, serta do’a.

  2. Orang tuaku tersayang, Bapak Ngatiyono dan Ibu Sriwahyuni.

  3. Mertuaku tersayang, almarhum Bapak Muhtaruddin dan Ibu Haryanti.

  4. Suamiku, Sersan Satu Khamid Shoiman.

  5. Sahabatku (Tika, Nana, Emma, Resty, Astri, Himma, Asri, Ulya, Lhaila, Lia) yang selalu memberikan semangat serta motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.

  6. MI Ma’Arif Candirejo.

  7. Teman-teman seperjuangan IAIN Salatiga angkatan 2014 khususnya jurusan PGMI.

KATA PENGANTAR

  Bismillahirrahmanirrahim Alhamdulillahirrabbil’alamin, puji syukur dipanjatkan kepada Allah SWT yang selalu memberikan nikmat, karunia, taufik, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Matematika Bilangan Pecahan dengan Menggunakan Model Pembelajaran The Learning Cell pada Siswa kelas IV MI Ma’Arif Candirejo kec. Tuntang kab. Semarang Tahun Ajaran 2018/2019”. Tidak lupa shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada nabi agung Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat, serta para pengikutnya yang selalu setia dan menjadikannya suri tauladan yang mana beliaulah satu-satunya umat manusia yang membawa umat manusia dari zaman kegelapan menuju zaman terang benderang yakni dengan ajaran agama Islam. Penulisan skripsi ini pun tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:

  1. Rektor IAIN Salatiga, bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd.

  2. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Bapak Suwardi, M.Pd.

  3. Ketua Jurusan PGMI IAIN Salatiga, Ibu Peni Susapti, M.Si.

  4. Pembimbing Akademik, Ibu Dra. Djami’atul Islamiyah, M.Ag.

  5. Pembimbing Skripsi, Ibu Dra. Siti Farikhah, M.Pd. yang sudah dengan ikhlas membimbing, mengarahkan, dan meluangkan waktu untuk penulis sehingga skripsi ini terselesaikan.

  6. Bapak dan Ibu dosen yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan, serta karyawan IAIN Salatiga sehingga penulis dapat menyelesaikan jenjang pendidikan S1. Penulis sepenuhnya sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, serta para pembaca pada umumnya. Aamiin.

  Salatiga, 29 Agustus 2018 Penulis

  

ABSTRAK

Wulandari, Desya Ayu. 2018. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Bilangan Pecahan

Melalui Model Pembelajaran The Learning Cell pada Siswa Kelas IV MI Ma’Arif Candirejo kec. Tuntang kab. Semarang Tahun Ajaran 2018/2019. Skripsi, Salatiga:

  Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah dan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dra. Siti Farikhah, M.Pd.

  Hasil belajar Matematika di MI Candirejo kec. Tuntang kab. Semarang masih rendah

terbukti dengan hasil belajar siswa yang belum mencapai KKM 60. Hal ini dikarenakan

penyampaian materi pelajaran oleh guru yang monoton sehingga kurang menarik perhatian

siswa. Rumusan masalah dari penelitian ini adalah apakah dengan menggunakan model

pembelajaran the learning cell dapat meningkatkan hasil belajar matematika bilangan

pecahan pada kelas IV MI Ma’Arif Candirejo, kec. Tuntang kab. Semarang tahun ajaran

2018/2019?. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peningkatan hasil belajar matematika

bilangan pecahan melalui model pembelajaran the learning cell pada siswa kelas IV MI

Ma’Arif Candirejo kec. Tuntang kab. Semarang tahun ajaran 2018/2019.

  Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan langkah

perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi yang dilaksanakan dengan dua siklus.

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV MI MA’Arif Candirejo kec. Tuntang kab.

Semarang tahun ajaran 2018/2019 yang berjumlah 31 siswa terdiri dari 17 siswa laki-laki dan

14 siswa perempuan. Teknik pengumpulan data yan digunakan berupa observasi, wawancara,

dan dokumentasi.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran the learning cell dapat

meningkatkan hasil belajar siswa terhadap pembelajaran matematika materi bilangan

pecahan. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan dari setiap siklusnya. Yaitu pada

nilai rata-rata kelas dan juga persentase ketuntasan belajar siswa. Pada pra-siklus, diperoleh

dari data 31 siswa, ternyata yang tuntas belajar hanya 8 siswa, sedangkan 23 siswa

dinyatakan belum tuntas, dengan diperoleh rata-rata 45,8 dan persentase ketuntasan hanya

mencapai 25,8%. Pada siklus I, jumlah siswa yang tuntas belajar sebanyak 24 siswa, dengan

nilai rata-rata sebesar 67,4 dan persentase ketuntasan mencapai 77,4%. Dan pada siklus II,

jumlah siswa yang tuntas belajar sebanyak 29 siswa dengan nilai rata-rata 78,7 dan

persentase ketuntasan belajar mencapai 93,5%. Dengan demikian, ketuntasan belajar siswa

kelas IV MI Ma’Arif Candirejo kec. Tuntang kab. Semarang dalam pembelajaran matematika

materi bilangan pecahan dengan menggunakan model pembelajaran the learning cell

mencapai lebih dari 85%.

  Kata kunci: belajar, matematika, the learning cell

  

DAFTAR ISI

  SAMPUL LEMBAR BERLOGO HALAMAN SAMPUL…………………………………………………...……………i PERSETUJUAN PEMBIMBING……………….…………………...……….…........ii PENGESAHAN KELULUSAN…………………………………………..…............iii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN……………………………..……………..iv MOTTO DAN PERSEMBAH

  AN…………………………………………………….v KATA PENGANTAR…………………………………………………………..……vi ABSTRAK……………………………………………………………...………......viii DAFTAR ISI………………………………………………………………………....x DAFTAR TABEL……………………………………………………………..........xiv DAFTAR LAMPIRAN…………………………………….…………………..……xv

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang……………………………………………...…………………….1 B. Rumusan Masalah……………………………………...……………………........5 C. Tujuan Penelitian………………………………………….………………..…….5 D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan………………...……………….6 E. Kegunaan Penelitian……………………………………………..……….………6 F. Definisi Operasional……………………………………………..……………….8 1. Hasil Belajar…………………………………………………..……………….8

  2. Matematika……………………………………………………………..……..9 3.

  Pecahan………………………………………………………………………10 4. The Learning Cell……………………………………………………………10 G. Metode Penelitian……...…………………………………….………………….11 H. Subjek Penelitian ……………………………………………….………...…….13 I. Sistematika Penulisan………………….…………………………….…………..17

  BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori……………………………………………………………………..18 1. Hasil Belajar………………………………………………………………….18 a. Pengertian Belajar………………………………………………………...18 b. Ciri-ciri Belajar………………………………………...…………………19 c. Prinsip-prinsip Belajar……………………………………...…………….20 d. Tujuan Belajar…………………………………………………………….20 e. Pengertian Hasil Belajar…………………………………………………..21 2. Matematika…………………………………………………...……………...21 3. Pecahan…………………………………...………………………………….22 4. Model Pembelajaran………………………………………………...……….23 a. Pengertian Model Pembelajaran………………………………………….23 b. Ciri-ciri Model Pembelajaran……………………………………………..24 5. The Learning Cell…………………………………………………………....25 B. Kajian Materi Penelitian………………………………………..……………….26

  C.

  Kajian Pustaka…………………………………………………………………..33 D.

  Kaitan antara Model Pembelajaran The Learning Cell dengan Pembelajaran Matematika………………………………………………………36

  BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Subjek Penelitian………………………………………………………………..38 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian………………………………….……...38 a. Identitas Madrasah…………………………………………...…………...38 b. Visi, Misi, dan Tujuan Madrasah…………………………………………39 c. Fasilitas Sarana dan Prasarana…………………………...……………….41 d. Keadaan Guru dan Karyawan……………………………...……………..42 e. Karakteristik Siswa Kelas IV………………………………..……………43 2. Waktu Penelitian………………………………………………...…………...44 B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I……………………………………...…………..44 C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II……………………………………..………….51 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian………………………………………………...………………..58 1. Deskripsi Penelitian Pra-Siklus……………………………...……………….58 2. Deskripsi Penelitian Siklus I…………………………...…………………….60 3. Deskripsi Penelitian Siklus II…………………………...……………………66 B. Pembahasan……………………………………………………………..………70 BAB V PENUTUP

  A.

  Kesimpulan……………………………………………………...………………76 B. Saran……………………………………………………………………..……...76

  DAFTAR PUSTAKA……………………………………………..…………………79 LAMPIRAN-

  LAMPIRAN………………………………………..…………………81

  

DAFTAR TABEL

1.

Tabel 3.1 Fasilitas Sarana dan Prasarana MI Ma’Arif Candirejo………………41 2.Tabel 3.2 Daftar Nama Guru dan Karyawan MI Ma’Arif Candirejo…...………42 3.Tabel 3.3 Daftar Siswa Kelas IV MI Ma’Arif Candirejo……………………….43 4.Tabel 3.4 Jadwal Pelaksanaan Penelitian……………………………………….44 5.Tabel 4.1 Nilai Ulangan Harian Siswa………………………………………….58 6.Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Guru Siklus I……………………………………...60 7.Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Siswa Siklus I…………………………………….61 8.Tabel 4.4 Data Hasil Belajar Siswa Siklus I…………………………………….62 9.Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Guru Siklus II…………………………………….65 10.Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Siswa Siklus II……………………………………66 11.Tabel 4.7 Data Hasil Belajar Siswa Siklus II…………………………………...67 12.Tabel 4.8 Jumlah Siswa Tuntas dan Belum Tuntas Ulangan Harian…………...70 13.Tabel 4.9 Jumlah Perolehan Nilai Siswa Siklus I……………………………….71 14.Tabel 4.10 Jumlah Perolehan Nilai Siswa Siklus II…………………………….72 15.Tabel 4.11 Nilai Hasil Belajar Siswa……………………………………………73

  

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I.......................................82

Lampiran 2 Lembar Pengamatan Guru Siklus I......................................................94

Lampiran 3 Lembar Pengamatan Siswa Siklus I....................................................95

Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II.....................................96

Lampiran 5 Lembar Pengamatan Guru Siklus II..................................................107

Lampiran 6 Lembar Pengamatan Siswa Siklus II.................................................108

Lampiran 7 Dokumentasi Penelitian.....................................................................109

Lampiran 8 Lembar Jawaban Ulangan Harian Siswa...........................................116

Lampiran 9 Lembar Jawaban Evaluasi Siklus I....................................................117

Lampiran 10 Lembar Jawaban Evaluasi Siklus II...................................................118

Lampiran 11 Lembar Konsultasi Skripsi................................................................119

  Surat Keterangan Pembimbing Skripsi..............................................120

  Lampiran 12

Lampiran 13 Surat Permohonan Izin Penelitian.....................................................121

Lampiran 14 Surat keterangan sudah melakukan penelitian...................................122

Lampiran 15 Lembar SKK......................................................................................123

Lampiran 16 Daftar Riwayat Hidup........................................................................125

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar akan membuat seseorang dari yang tidak tahu menjadi tahu, yang

  tidak bisa menjadi bisa dan terjadi perubahan tingkah laku pada dirinya baik secara langsung maupun tidak langsung. Proses pendidikan, kegiatan belajar dan pembelajaran merupakan suatu usaha yang amat strategis untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Belajar dimaknai sebagai proses perubahan tingkah laku sebagai akibat adanya interaksi antara individu dengan lingkungannya(Husdarta, 2014: 2).

  Kemampuan orang untuk belajar merupakan ciri penting yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Manusia dalam belajar membutuhkan proses dan unsur kesengajaan. Supaya dapat mengembangkan diri secara optimal maka secara berkelanjutan manusia senantiasa belajar untuk mendapatkan kebenaran demi kebahagiaan dan cita-cita. Inilah salah satu alasannya mengapa Allah menyatakan bahwa antara orang-orang yang berilmu dengan yang tidak berilmu tidak boleh disamakan. Sebab hanya orang yang berilmulah yang dapat mengambil pelajaran, sehingga ia dapat mengambil manfaat dari proses kehidupan ini.

  Sebagaimana firman Alah SWT:

  لاءاَنآٌتِناَقَوُهْنَّمَأ يِذَّلايِوَتْسَيْلَهْلُقِهِّبَرَةَمْحَروُجْرَيَوَةَرِخ ْلْاُرَذْحَيًامِئاَقَوًادِجاَسِلْيَّل ٩ - ِباَبْلَ ْلْااوُلْوُأُرَّكَذَتَياَمَّنِإَنوُمَلْعَي َلََنيِذَّلاَوَنوُمَلْعَيَن

  • Katakanlah: “Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” Sesungguhnya orang yang barakallah yang dapat menerima pelajaran.”(Q.S. Az-Zumar: 9)

  Dari penjelasan diatas, dapat dipahami bahwa manusia yang tidak terdorong untuk belajar (mendapatkan kebenaran), pada dasarnya adalah mengingkari watak alamiahnya, karena belajar itu hakikatnya merupakan kebutuhan asasi manusia. Dorongan ini ada dalam diri manusia untuk menemukan berbagai hakikat sebagaimana adanya. Artinya manusia ingin mendapatkan pengetahuan tentang alam dan wujud benda-benda dalam keadaan sesungguhnya (Ihsana, 2017:8).

  Matematika adalah suatu aktivitas manusia. Matematisi menemukan konsep matematika dengan berbuat, melakukan refleksi terhadap tindakan (aktivitasnya) lalu menemukan hasilnya berupa konsep-konsep, sifat konsep-konsep, hubungan antara konsep-konsep, aturan-aturan dan prinsip-prinsip (Slamet, 2005: 24).

  Salah satu materi dalam mata pelajaran matematika di kelas IV MI adalah menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan. Siswa mengalami kesulitan pada materi ini karena siswa belum memahami cara menyamakan penyebut. Baik itu pada operasi penjumlahan pecahan, maupun pengurangan pecahan. Untuk menyelesaikan operasi hitung bilangan pecahan membutuhkan pemahaman konsep yang lebih sulit dibandingkan operasi hitung bilangan lainnya.Sehingga banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami operasi hitung bilangan pecahan yang menjadikan hasil belajar siswa pada operasi hitung bilangan pecahan masih rendah.

  Sudah sering kita mendengar bahwa matematika kerap kali menjadi monster yang menakutkan bagi anak. Anak tidak suka belajar matematika, bahkan mendengar matematika saja, dibenaknya seolah sudah tergambar sesuatu yang menyeramkan dan menakutkan. Sering kali matematika yang hadir didepan dan yang banyak dikenal hanyalah matematika yang penuh dengan rumus, abstrak, teoritis, dan kering. Padahal sebenarnya ada sisi menarik dalam matematika yang selama ini belum dikenal, dan sayangnya jarang dihadirkan di kelas (Sriyanto, 2007: 33). Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar. Hal ini dimaksudkan untuk membekali mereka dengan kemampuan berpikir logis, analistis, sistematis, kritis, kreatif serta kemampuan bekerja sama. Dalam membelajarkan matematika kepada peserta didik, apabila guru masih menggunakan paradigma pembelajaran satu arah, yaitu umumnya dari guru ke peserta didik, maka guru akan lebih mendominasi pembelajaran.

  Dengan demikian, pembelajaran cenderung monoton sehingga mengakibatkan peserta didik merasa jenuh dan tersiksa. Oleh karena itu, dalam membelajarkan matematika kepada peserta didik, guru hendaknya lebih memilih berbagai variasi pendekatan, strategi, metode ataupun model yang sesuai dengan situasi sehingga tujuan pembelajaran yang direncanakan akan tercapai. Perlu diketahui bahwa baik atau tidaknya suatu pemilihan pendekatan pembelajaran akan tergantung tujuan pembelajarannya, kesesuaian dengan materi pembelajaran, tingkah perkembangan peserta didik, kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran serta mengoptimalkan sumber-sumber belajar yang ada (Daryanto, 2013: 412).

  Dari hasil studi penelitian siswa kelas IV MI Ma’Arif Candirejo menunjukkan, siswa kesulitan dalam menerima pelajaran dengan materi-materi yang berhubungan dengan penjumlahan dan pengurangan berbagai bentuk pecahan. Terutama ketika berhadapan pada soal-soal operasi penjumlahan dan pengurangan pecahan yang penyebutnya tidak sama. Dibuktikan dengan masih banyaknya siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). KKM untuk mata pelajaran matematika yang diterapkan di MI Ma’Arif Candirejo adalah 60. Dari 31 siswa kelas IV, baru 8 siswa yang mencapai nilai KKM. Ini berarti masih banyak siswa yang belum menguasai materi operasi pecahan.

  Oleh sebab itu, perlu adanya alternatif pemecahan, diantaranya model pembelajaran yang dirasa cocok untuk meningkatkan hasil belajar pada materi operasi pecahan adalah dengan menggunakan model pembelajaran the learning

  

cell (Hisyam dkk, 2008: 43) learning cell (sel belajar) atau peserta didik

  berpasangan, menunjuk pada suatu bentuk belajar kooperatif dalam bentuk berpasangan di mana peserta didik bertanya dan menjawab pertanyaan secara bergantian berdasar pada materi bacaan yang sama.

  Berdasarkan uraian yang dikemukakan diatas, peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul

  “PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THE LEARNING CELL PADA SISWA KELAS IV MI MA’ARIF CANDIREJO, KEC. TUNTANG KAB. SEMARANG TAHUN AJARAN 2018/2019 ”.

  B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan pada latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah dalam Penelitian Tindakan kelas (PTK) ini adalah “Apakah dengan menggunakan model pembelajaran the learning cell dapat meningkatkan hasil belajar matematika bilangan pecahan pada kelas IV MI Ma’Arif Candirejo, kec. Tuntang kab. Semarang tahun ajaran 2018/2019?”.

  C. Tujuan Penelitian

  Tujuan dari Penelitian Tindakan Kelas ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar matematika bilangan pecahan melalui model pembelajaran the learning cell pada siswa kelas IV MI Ma’arif Candirejo, kec. Tuntang kab. Semarang tahun ajaran 2018/2019.

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan 1. Hipotesis Tindakan

  Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan (Sugiyono, 2006:96). Dalam penelitian ini, rumusan hipotesisnya adalah terjadi peningkatan hasil belajar matematika bilangan pecahan melalui model pembelajaran the learning cell (sel belajar) pada siswa kelas I

  V MI Ma’Arif Candirejo, kec. Tuntang kab. Semarang tahun ajaran 2018/2019.

2. Indikator Keberhasilan

  Penerapan model pembelajaran the learning cell (sel belajar) ini dapat dikatakan efektif apabila hasil belajar yang diharapkan dapat tercapai. Adapun indikatornya dapat dirumuskan sebagai berikut: a.

  Secara Individu: Adanya peningkatan hasil belajar matematika bilangan pecahan yang mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal)

  60.

  b.

  Secara klasikal: Ketuntasan siswa secara klasikal dalam materi bilangan pecahan yang mencapai presentase nilai 85% siswa mencapai KKM.

E. Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan Teoritik

  Hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi masukan yang ilmiah dalam khasanah keilmuan yang berkaitan dengan bidang pendidikan.

  Menambah wawasan dalam bidang penelitian dan pembuatan karya ilmiah, dan memberikan sumbangan pikiran bagi lembaga dimana tempat mahasiswa menimba ilmu.

2. Manfaat Praktis

  Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan sumbangan manfaat yang baik yang berarti bagi siswa, guru, dan sekolah yaitu: a.

  Manfaat bagi siswa 1)

  Menumbuhkan motivasi dan semangat baru untuk mengikuti pembelajaran matematika.

  2) Meningkatkan hasil belajar siswa dalam kegiatan belajar mengajar matematika.

  3) Menigkatkan keaktifan siswa selama proses belajar mengajar matematika.

  4) Meningkatkan kemampuan pemahaman siswa dalam memahami materi matematika.

  b.

  Manfaat bagi guru 1)

  Memberikan masukan bagi guru untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan menarik minat belajar siswa.

  2) Meningkatkan kreativitas guru dalam menggunakan model pembelajaran terhadap materi yang akan disampaikan.

  3) Guru mampu mendeteksi permasalahan yang ada di dalam proses pembelajaran, sekaligus mencari alternatif pemecahan masalah yang tepat.

  c.

  Manfaat bagi sekolah 1)

  Hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang baik pada sekolah dalam rangka perbaikan kualitas pembelajaran.

2) Meningkatkan kualitas pendidikan.

  3) Sebagai masukan bagi sekolah untuk melakukan pembinaan guru dalam inovasi dan implementasi model-model pembelajaran dalam matematika.

F. Definisi Operasional

  Agar tidak terjadi multi tafsir dalam memahami istilah-istilah yang ada dalam judul, maka perlu adanya penegasan istilah.

1. Hasil Belajar

  Hasil belajar adalah berupa skor/nilai. Susanto (2013:5) makna hasil belajar, yaitu: perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, atau psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar.

  Daryanto dan Rahardjo (2012: 27) mengemukakan tiga ranah hasil belajar yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik, untuk aspek kognitif terdiri dari enam tingkatan yaitu: pengetahuan, pemahaman, pengertian, aplikasi, analisa, sintesa, dan evaluasi. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya proses belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku secara keseluruhan baik yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor.

  Berdasarkan dari beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli seperti yang dikutip diatas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan tingkah laku dan kemampuan-kemampuan yang dimilki siswa setelah menerima pengalaman belajar yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor.

2. Matematika

  Menurut Mulyani Sumantri yang dikutip oleh Rosma (2010:12) matematika adalah pengetahuan yang tidak kalah pentingnyadalam kehidupan sehari-hari.Oleh karena itu tujuan pengajaran matematika ialah agar peserta didik dapat berkonsultasi dengan mempergunakan angka-angka dan bahasa dalam matematika. Pengajaran matematika harus berusaha mengembangkan suatu pengertian sistem angka, keterampilan menghitung dan memahami simbol-simbolyang sering kali dalam buku-buku pelajaran mempunyai arti khusus. Pelajaran matematika perlu ditekankan pada arti dan pemecahan berbagai masalah yang seringkali ditemui dalam kehidupan sehari-hari.

  Sedangkan menurut Susanto (2013: 185) Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir dan berargumentasi, memberikan kontribusi dalam penyelesaian masalah sehari- hari dan dalam dunia kerja, serta memberikan dukungan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

  Berdasarkan uraian di atas, maka matematika dapat diartikan sebagai sebuah ilmu yang mempelajari suatu perhitungan angka-angka yang tidak akan pernah lepas dari kehidupan.

  3. Pecahan

  Kata pecahan berasal dari kata latin fractio, suatu bentuk kata lain dari

  frangere , yang berarti membelah (memecah). Secara historis, pecahan

  pertama kali digunakan untuk merepresentasikan bilangan yang bernilai kurang dari bilangan cacah serta digunakan dalam memecah dan membagi makanan, perdagangan, dan pertanian (Purnomo, 2015: 10).

  Pecahan dapat diartikan sebagai bagian dari sesuatu yang utuh. Dalam ilustrasi gambar, bagian yang dimaksud adalah bagian yang diperhatikan, yang biasanya ditandai dengan arsiran. Bagian inilah yang dinamakan pembilang. Adapun bagian yang utuh adalah bagian yang dianggap sebagai satuan, dan dinamakan penyebut (Heruman, 2007: 43).

  Berdasarkan dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa pecahan adalah istilah dalam matematika berupa bilangan yang terdiri dari pembilang dan penyebut.

  4. The Learning Cell (Sel Belajar)

  Salah satu dari beberapa sistem terbaik untuk membantu pasangan peserta didik belajar dengan lebih efektif adalah learning cell, yang dikembangkan oleh Goldschmid dari Swiss Federal Institute of Technology di Lausanne (Hisyam dkk, 2008: 43) learning cell atau peserta didik berpasangan, menunjuk pada suatu bentuk belajar kooperatif dalam bentuk berpasangan, dimana peserta didik bertanya dan menjawab pertanyaan secara bergantian berdasar pada materi bacaan yang sama.

G. Metode Penelitian 1. Rancangan Peneltian Tindakan Kelas

  PTK ditandai dengan adanya tindakan. Tindakan tersebut dilakukan tidak hanya sekali. Akan tetapi, beulang-ulang sampai dengan tujuan PTK tercapai. Menurut (Suharsimi, dkk 2016: 143-144) setiap tindakan terdiri dari rangkaian empat kegiatan sebagai berikut: a.

  Perencanaan merupakan kegiatan merancang secara rinci tentang apa dan bagaimana tindakan yang akan dilakukan . PTK untuk pengembangan profesi guru, kegiatan ini berupa menyiapkan bahan ajar, menyiapkan rencana mengajar, merencanakan bahan untuk pembelajaran, serta menyiapkan hal lain yang diperlukan dalam proses pembelajaran.

  b.

  Tindakan adalah kegiatan inti dalam PTK. Bagi guru, tindakan ini berupa penerapan model/cara mengajar yang baru. Pada PTK untuk pengembangan profesi guru, tindakan dilakukan sekurang-kurang dalam dua siklus. c.

  Pengamatan merupakan tindakan pengumpulan informasi yang akan dipakai untuk mengetahui apakah tindakan yang dilakukan telah berjalan sesuai dengan rencana yang diharapkan. Pengamatan dapat berupa pengumpulan data melalui observasi, tes, kuisioner, dan lain.

  d.

  Evaluasi dan refleksi selanjutnya berdasarkan pada hasil evaluasi pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan. Hasil refleksi digunakan untuk melakukan perbaikan pada perencanaan di tahapan (siklus) berikutnya.

Gambar 1.1 Siklus dalam PTK

  Perencanaan Tindakan Perencanaan permasalahan ke-I

  Tindakan ke-I Siklus ke-I

  Pengamatan/ Refleksi ke-I Pengumpulan data ke-I Permasalahan baru hasil refleksi Perencanaan

  Pelaksanaan Tindakan Tindakan ke- Siklus ke-II ke-II

  II Pengamatan/ Bila Refleksi ke-II Pengumpulan data ke-II permasalahan belum selesai…

  Lanjutkan ke siklus berikutnya…

  (Suharsimi dkk, 2016:144)

H. Subjek Penelitian 1. Subjek penelitian

  Subjek penelitian adalah peserta didik kelas IV MI Ma’Arif Candirejo, kec. Tuntang kab. Semarang Tahun Ajaran 2018/2019, berjumlah 31 siswa yang terdiri dari 17 siswa laki-laki, 14 siswa perempuan dan guru yang mengampu mata pelajaran Matematika.

  a.

  Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di ruang kelas I V MI Ma’Arif Candirejo, kec. Tuntang kab. Semarang.

  b.

  Waktu Penelitian Waktu pelaksanaan penelitian ini adalah pada semester 1 tahun ajaran 2018/2019 pada bulan Agustus.

2. Instrumen Penelitian

  Instrumen merupakan sesuatu yang mempunyai kedudukan penting, karena instrumen akan menentukan kualitas data yang dikumpulkan (Suharsimi, 2010: 92). Instrumen berfungsi untuk mempermudah dan memperlancar dalam pengumpulan data. Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas adalah: a.

  Lembar observasi, yaitu alat yang digunakan dalam kegiatan mengamati dalam proses penelitian.

  b.

  Soal, digunakan untuk mendapatkan data kuantitatif berupa nilai yang menggambarkan pencapaian target ketuntasan belajar siswa. c.

  Silabus, silabus berfungsi sebagai acuan untuk penyusunan dan pengembangan RPP.

  d.

  RPP, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun dan dikembangkan dari silabus.

  e.

  Materi pembelajaran, berisi materi-materi yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran.

3. Pengumpulan Data a.

  Observasi Guru melakukan pengamatan terhadap siswa pada setiap siklus, untuk mengetahui sejauh mana pemahaman dan peningkatan hasil belajar siswa terhadap materi matematika yang diajarkan.

  b.

  Wawancara Wawancara dilakukan kepada guru mata pelajaran matematika kelas IV MI Ma’Arif Candirejo, kec. Tuntang kab. Semarang untuk memperoleh informasi mengenai kendala atau kesulitan dalam pembelajaran matematika.

  c.

  Dokumentasi Metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data tentang profil sekolah, sarana prasarana, alat yang digunakan dan hal- hal yang dianggap perlu dan penting dalam penelitian.

4. Analisis Data

  Untuk analisis tingkat keberhasilan atau persentase ketuntasan belajar siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung pada tiap siklusnya, dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir siklus. Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana berikut ini (Zainal dkk, 2009: 40-41). Penelitian ini menggunakan analisis data dengan rumus sebagai berikut: a.

  Penilaian Tugas dan Tes Peneliti menjumlahkan nilai yang diperoleh siswa, selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa kelas tersebut sehingga diperoleh nilai rata-rata. Nilai rata-rata ini didapat dengan menggunakan rumus: x = Keterangan: x = Nilai rata-rata X = Jumlah nilai semua siswa = Jumlah siswa b.

  Penilaian untuk Ketuntasan Belajar Ada dua kategori ketuntasan belajar, yaitu secara perorangan dan secara klasikal.Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar, digunakan rumus sebagai berikut: P = x 100%

  Analisis ini dilakukan pada saat tahapan refleksi. Hasil analisis ini digunakan sebagai bahan refleksi untuk melakukan perencanaan lanjut dalam siklus selanjutnya. Hasil analisis juga dijadikan sebagai bahan refleksi dalam memperbaiki rancangan pembelajaran atau bahkan mungkin sebagai bahan pertimbangan dalam penentun model pembelajaran yang tepat.

I. Sistematika Penulisan

  BAB I : Pendahuluan Meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan

  dan indikator keberhasilan, kegunaan penelitian, definisi operasional, metode penelitian, pengumpulan data, analisis data, dan sistematika penulisan.

  BAB II :Landasan Teori Meliputi kajian teori yang berisi tentang penjabaran hasil belajar, matematika,

  pecahan,model pembelajaran the learning cell (sel belajar), kajian materi penelitian, kajian pustaka dan kaitan pembelajaran matematika dengan model pembelajaran the learning cell.

  BAB III : Pelaksanaan Penelitian Berisi subjek penelitian, deskripsi pelaksanaan siklus I (perencanaan,

  pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi), deskripsi pelaksanaan siklus II, dan seterusnya.

  BAB IV : Hasi Penelitian dan Pembahasan Berisi tentang deskripsi persiklus (data hasil penelitian, refleksi) dan pembahasan. BAB V : Penutup Berisi kesimpulan dan saran.

BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Hasil Belajar a. Pengertian Belajar Sebelum membahas tentang hasil belajar, terlebih penulis memaparkan

  tentang makna belajar. Belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dengan sengaja dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep, pemahaman, atau pengetahuan baru sehingga memungkinkan seseorang terjadinya perubahan perilaku yang relatif tetap baik dalam berpikir, merasa, mapun dalam bertindak (Ahmad, 2013: 4).

  Belajar dimaknai sebagai proses perubahan tingkah laku sebagai akibat adanya interaksi antara individu dengan lingkungannya. Tingkah laku itu mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap (Husdarta dan Yudha, 2014: 2-3).

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning pada Siswa Sekolah Dasar

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning pada Siswa Sekolah Dasar

0 0 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning pada Siswa Sekolah Dasar

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning pada Siswa Sekolah Dasar

0 0 70

Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Rangka Manusia Melalui Metode Pembelajaran Picture And Picture Pada Siswa Kelas IV MI Nurul Anwar Jetis Kecamatan Bandungan Tahun Ajaran 2016/2017 - Test Repository

0 0 170

Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Daur Hidup Hewan pada Siswa Kelas IV Melalui Media Audio-Visual di MI Asysyafi’iyyah Jatirejo Suruh Kab. Semarang Tahun Ajaran 2016/2017 - Test Repository

0 0 148

Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Alat Pernafasan pada Manusia Melalui Metode Demontrasi pada Siswa Kelas V MI Ma’arif Pulutan Salatiga Tahun Ajaran 2016/ 2017 - Test Repository

0 0 122

Peningkatan Hasil Belajar IPA materi Ciri-Ciri dan Kebutuhan Makhluk Hidup Melalui Strategi Pembelajaran Mind Maps Pada Siswa Kelas III MI Suruh 01 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2016/2017 - Test Repository

0 0 150

Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Sifat-sifat Bangun Datar Melalui Pembelajaran Berbasis Budaya pada Siswa Kelas V MI Al-Huda Munggangsari 2 Kec. Kaliangkrik Kab. Magelang Tahun Ajaran 20015/2016 - Test Repository

0 0 164

Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Operasi Hitung Perkalian Dengan Pendekatan Gasing Pada Siswa Kelas IVa MI Gondoriyo Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang Tahun 2016/2017 - Test Repository

0 0 125