ANALISIS PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN AL-QUR’AN HADIS DI MA GUPPI WINDUSARI MAGELANG TAHUN PELAJARAN 20172018 SKRIPSI

  

ANALISIS PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN

AL- QUR’AN HADIS

  

DI MA GUPPI WINDUSARI MAGELANG

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

  

Diajukan Untuk Memenuhi sebagai Tugas Dan Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

  

Putri Aprilianingrum

NIM. 111-14-307

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2018

  ANALISIS PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN AL- QUR’AN HADIS DI MA GUPPI WINDUSARI MAGELANG SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi sebagai Tugas Dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh : Putri Aprilianingrum NIM. 111-14-307 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2018

  

MOTTO

ۚ ِة وَلَّصلا اَو ِرْبَّصلا اِب ْاوُنْ يِعَتْساَو ىَلَع َّلاِإ ٌةَرْ يِبَكَل اَهَّ نِإَو ٥٤ خلْا َنْيِعِش

  Artinya: “Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu´ “ (Qs. Al-Baqarah: 2 : 45).

  

PERSEMBAHAN

  Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat serta karunia-Nya, dengan segala kerendahan hati, skripsi ini penulis persembahkan kepada :

  1. Orang tuaku tercinta bapak Silih Warno dan ibu Sri Utami yang senantiasa mencurahkan kasih sayang, dukungan moral maupun materiil dan doa yang tak pernah putus untuk putri-putrinya.

  2. Untuk saudara kandunngku adikku Ani Nisfulaili, yang selalu memberikan senyuman kecil dan candaan yang luar biasa ketika saya benar-benar lelah.

  3. Bapak Abdul Syukur selaku dosen pembimbing yang selalu memberikan nasehat-nasehat dan telah sabar membimbing penyusunan skripsi ini

  4. Terimakasih untuk Siti Alifah, Sahabatku dan sudah seperti kakak kandungku sendiri, yang selalu memberikan semangat, nasehat-nasehat dan selalu mendengarkan keluh kesahku.

  5. Sahabat-sahabat seperjuanganku, Atik, Nonik, Hanik, Anis, Nafi’, dan Desi yang telah memberikan nasehat-nasehat dan semangat yang tak pernah lelah.

  6. Terimakasih untuk Arif hidayat yang selalu mensuport, menemaniku, dan yang selalu saya repotkan.

  7. Sahabat-sahabatku di organisasi ekstra kampus kota Salatiga, terimakasih atas do’a dan motivasinya.

  8. Sahabat-sahabat seperjuanganku 2014 khususnya jurusan PAI.

KATA PENGANTAR

  Bismillahirrahmanirrohim

  Puji syukur

  alhamdulillahi robbil‟alamin, penulis panjatkan kepada Allah

  SWT yang selalu memberikan nikmat, karunia, taufik, serta hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

  Tidak lupa shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi agung Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat, serta para pengikutnya yang selalu setia dan menjadikannya suri tauladan yang mana beliaulah satu- satunya umat manusia yang dapat memformasi umat manusia dari zaman kegelapan menuju terang benderang, yakni dengan ajarannya agama Islam.

  Penulisan skripsi ini pun tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada : 1.

  Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd, selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Bapak Suwardi, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.

  3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI).

  4. Bapak Drs. Abdul Syukur, M.Si sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah dengan ikhlas mencurahkan pikiran dan tenaganya serta pengorbanan waktunya dalam membimbingn penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

  5. Ibu Siti Rukhyati, M.Ag selaku pembimbing akademik.

  

Daftar Isi

  SAMPUL................................................................................................................ i LOGO.................................................................................................................... ii JUDUL................................................................................................................... iii PERSETUJUAN PEMBIMBING.......................................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAAN............................................................................. v PENGESAHAN KELULUSAN........................................................................... vi MOTTO................................................................................................................ vii PERSEMBAHAN.................................................................................................viii KATA PENGANTAR........................................................................................... ix DAFTAR ISI......................................................................................................... xi DAFTAR TABEL................................................................................................ xiii DAFTAR GAMBAR........................................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xv ABSTRAK........................................................................................................... xvi

  

  

   DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP

  DAFTAR TABEL Tabel 4.1 : Data Guru dan Karyawan .....................................................

  52 Tabel 4.2 : Data Peserta Didik .................................................................. 53 Tabel 4.3 : Data Sarana dan Prasana ........................................................

  54

DAFTAR FOTO 1.

  Gedung Sekolah MA GUPPI WINDUSARI 2. Ruangan Guru 3. Pembelajaran Di Kelas 4. Wawancara Dengan Guru Matpel Al-Qur’an Hadis 5. Wawancara Dengan Siswa 6. Wawancara Dengan Waka Kurikulum 7. Wawancara Dengan Waka Kesiswaan 8. Wawancara Dengan Kepala Sekolah

DAFTAR LAMPIRAN 1.

  Daftar SKK 2. Surat Tugas Pembimbing Skripsi 3. Surat Permohonan Izin Penelitian 4. Surat Keterangan Melakukan Penelitian 5. Lembar Konsultasi

  

ABSTRAK

  Aprilianingrum, Putri. 2018. Analisis Problematika Pembelajaran Al-

  Qur‟an Hadis Di MA GUPPI WINDUSARI (Studi Kasus Dikelas X IPS MA GUPPI Windusari). Skripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam.

  Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Drs. Abdul Sykur, M.Si

  Kata Kunci: Problematika, Problematika Pembelajaran Al- Qur’an Hadis.

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui problematika pembelajaran Al- Qur’an Hadis di MA GUPPI Windusari. Fokus masalah yang akan dikaji adalah: 1) Apa saja problematika pembelajaran AL-

  Qur’an Hadis di MA GUPPI Windusari Magelang. 2) Apa saja usaha upaya dalam mengatasi problematika pembelajaran Al-

  Qur’an Hadis. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penelitian ini dilakukan dengan tahap persiapan, pelaksanaan dan peneyelesaian. Objek penelitian adalah peserta didik dan pendidik. Teknik pengumpulan data menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan tiga komponen utama yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

  Hasil penelitian diketahui bahwa problematika pembelajaran Al- Qur’an

  Hadis di MA GUPPI Windusari terdiri dari: problematika pada peserta didik, pendidik, sarana dan prasarana, dan lingkungan masyarakat dan lingkungan sekolah yang kurang baik. Upaya mengatasi problematika pembelajaran Al- Qur’an Hadis meliputi: guru harus memberikan metode yang kreatif dalam pembelajaran agar siswa bisa lebih berkembang, ada pengulangan bab yang belum bisa, upaya dari sekolah untuk menggiatkan managemen sekolah baik dari guru maupun karyawan, pihak sekolah sudah mengajukan proposal ke KEMENAG dan donatur dalam pengembangan sarana dan prasarana, dan guru harus mampu mengkondisikan siswa jika berada dalam lingkungan kelas ataupun luar kelas.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia pendidikan adalah dunia yang sangat penting dalam

  kehidupan manusia. Manusia yang selalu diiringi pendidikan, kehidupannya akan selalu berkembang ke arah yang lebih baik. Tidak ada zaman yang tidak berkembang, tidak ada kehidupan manusia yang tidak bergerak, dan tidak ada manusia pun yang hidup dalam stagnasi peradaban. Dan semuanya itu bermuara pada pendidikan, karena pendidikan adalah pencetak peradaban manusia (Sholeh Hamid, 2014:11).

  Pendidikan juga yang akan menentukan generasi yang baik atau tidak itu semua tergantung dengan pendidikan yang di perolehnya. Baik di sekolah yang sifatnya formal ataupun non formal. Keduanya sangat berperan penting dalam kelangsungan peradaban.

  Dekade terakhir ini dunia pendidikan nasional sedang mengalami berbagai perubahan yang cukup mendasar, berkaitan dengan Undang- undang Sistem Pendidikan Nasional, manajemen dan kurikulum, yang diikuti oleh perubahan-perubahan teknis lainnya. Perubahan-perubahan tersebut diharapkan pada gilirannya dapat menyelesaikan berbagai permasalahan pendidikan, baik masalah konvensional, maupun kontemporer.

  Hingga saat ini, masalah pendidikan masih menjadi perhatian khusus oleh pemerintah. Pasalnya indeks pembangunan pendidikan untuk semua atau education for all (EFA) di Indonesia menurun tiap tahunnya. Tahun 2011 Indonesia berada diperingkat 69 dari 127 negara dan merosot dibandingkan tahun 2010 yang berada pada posisi 65. Salah satu penyebab rendahnya indeks pembangunan pendidikan di Indonesia adalah tingginya jumlah anak putus sekolah. Sedikitnya setengah juta anak usia sekolah dasar (SD) dan 200 ribu anak usia sekolah menengah pertama (SMP) tidak dapat melanjutkan pendidikan (Kompri, 2015:80).

  Selain permasalahan pada indeks pembangunan, Indonesia juga mengalami masalah-masalah keguruan, mulai dari buruknya infrastruktur dan mutu guru. Bahkan SDM terutama peserta didik yang pada zaman sekarang jauh dari kata moralitas. Maka peningkatan mutu pendidikan harus digerakkan terutama dalam proses belajar mengajar didalam kelas harus dilakukan secara efektif. Proses belajar mengajar yang efektif akan berguna untuk meningkatkan kemampuan pengetahuan, sikap, dan keterampilan dalam pembelajaran. Pembelajaran yang berkualitas sangat tergantung pada proses belajar mengajar dimana pendidik dan peserta didik harus saling berkesinambungan, antara motivasi siswa dalam belajar dan kreatifitas pendidik dalam menguasai kelas.

  Sementara itu di dalam Al- Qur’an di tegaskan bahwasanya Al-

  Qur’an juga mengintroduksikan dirinya sebagai pemberi petunjuk kepada jalan yang lebih lurus. Petunjuk-petunjuk bertujuan memberi kesejahteraan dan kebahagian bagi manusia, baik secara pribadi maupun kelompok, dan karena itu ditemukan petunjuk bagi manusia dalam kedua bentuk tersebut

  (Quraish Shihab, 1996:172). Al- Qur’an juga kitab suci terakhir untuk umat manusia, dimana di dalamnya bersifat universal, lengkap dan mampu menghadapi tantangan zaman yang dapat merubah dunia dari kejahiliyah menjadi sekarang ini.

  Firman Allah surat An-Nahl 89 sebagai berikut :

  

ًَٰلَع اًديِهَش َكِب بَنۡئِجَو ۡۖۡنِهِسُفنَأ ۡنِّه نِهۡيَلَع اًديِهَش ٖةَّهُأ ِّلُك يِف ُثَعۡبَن َم ۡىَيَو

ٱ

ٰيَر ۡشُبَو َبَٰتِكۡل َكۡيَلَع بَنۡلَّزَنَو ِءَٰٓ َلَُؤََٰٰٓه

ٗةَو ۡحَرَو ي ٗدُهَو ٖء ۡيَش ِّلُكِّل بٗنَٰيۡبِت

  ٩٨ َنيِوِل ۡسُوۡلِل Artinya: “(Dan ingatlah) akan hari (ketika) Kami bangkitkan pada

tiap-tiap umat seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri dan Kami

datangkan kamu (Muhammad) menjadi saksi atas seluruh umat manusia.

Dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Quran) untuk menjelaskan

segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-

orang yang berserah diri.”

  Selain itu juga, Hadis mempunyai pengertian bahwa segala sesuatu yang bersumber dari Nabi Muhammad SAW, berupa perkataan, perbuatan dan taqrir dan sifatnya (Untung Ranuwijaya,1996:1). Jadi, segala sesuatu yang Nabi lakukan semua itu bersifat ketetapan yang mutlak.

  Terlepas dari pengertian diatas, Hadis memiliki posisi kedua setelah Al- Qur’an dalam validitas kehujahan isi kandungannya. Disinilah

  Hadis menduduki dan menempati fungsinya, yaitu sebagai sumber ajaran kedua. Hadis ini menjadi penjelas (mubayyin) dari isi kandungan Al- Qur’an tersebut. Terkait pentingnya seorang muslim mempelajari dan mengamalkan Al-

  Qur’an Hadis maka dalam Islam pun menganjurkan demikian. Karena tujuan akhir dari usaha pendidikan Islam adalah kepribadian muslim (Zuharini, 1995:186). Maka, seorang muslim yang akan menjadi tombak perubahan pendidikan harus memiliki kepribadian muslim, agar dapat melakukan perubahan-perubahan sesuai dengan ajaran Islam.

  Mempelajari Al- Qur’an Hadis adalah kewajiban bagi seluruh kaum muslimin, karena keduanya merupakan sumber hukum agama Islam.

  Sebagai pegangan dan pedoman hidup bagi kaum muslimin yang menginginkan kebahagian dunia akhirat, maka Al- Qur’an Hadis perlu dipelajari agar dalam menjalani kehidupan tidak tersesat. Salah satunya madrasah yang memberikan kurikulum belajar agama lebih banyak dibandingkan dengan kurikulum di sekolah umum. Sebab mata pelajaran Agama Islam di madrasah dibagi menjadi sub-sub pelajaran. Seperti Aqidah Akhlaq, Bahasa Arab, Al-

  Qur’an Hadis, Fiqh dan Sejarah Kebudayaan Islam. Hal itu diharapkan dapat memperoleh penyampaian yang lebih luas dalam mendalami materi yang diajarkan kepada siswa.

  Maka Al- Qur’an Hadis adalah pedoman hidup umat Islam sepanjang masa dan tidak terbatas ruang dan waktu. Dalam hal ini menjadi kewajiban bagi guru madrasah untuk menginternalisasikan pembelajaran Al-

  Qur’an Hadis dalam proses belajar mengajar di kelas. Sebagai pengajar atau pendidik, guru memiliki peran yang penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas pengajaran yang dilaksanakannya. Oleh sebab itu, guru harus memikirkan dan membuat perencanaan secara seksama dalam meningkatkan kesempatan belajar bagi siswanya dan memperbaiki kualitas mengajarnya.

  Hal ini menuntut perubahan-perubahan dalam pengorganisasian kelas, penggunaan metode mengajar, strategi belajar mengajar, maupun sikap dan karakteristik guru dalam mengelola proses belajar mengajar, sehingga mampu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, sebagaimana yang telah dirumuskan dalam UU Sisdiknas Nomor 20 tahun 2003 pasal 3, bahwa pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Kastolani, 2014:1). Jadi, diadakannya perubahan- perubahan dikelas agar tidak monoton dalam pembelajaran. Sehingga, jika ditemukan problem-problem dalam pembelajaran, seorang pendidik dapat memecahkan masalah tersebut dengan baik.

  MA GUPPI Windusari Magelang merupakan salah satu lembaga pendidikan lanjutan tingkat atas (SLTA) yang berada di tengah-tengah desa windusari Kidul. GUPPI itu sendiri memiliki kepanjangan “Gabungan Usaha Perbaikkan Pendidikan Indonesia”. MA GUPPI Windusari juga merupakan sekolah yang siswa-siswinya heterogen. Ada yang dari sekolah umum (SMP) dan ada juga berasal dari Madrasah Tsanawiyah (MTs). Dalam hal ini MA GUPPI Windusari Magelang mempunyai harapan besar siswanya mampu membaca dan menulis Al- Qur’an dengan baik dan benar. Dikarenakan Pendidikan Agama Islam sebagai identitasnya, maka hampir sebagian besar mata pelajaran yang terdapat di madrasah memerlukan kemampuan baca tulis Al-

  Qur’an dengan baik khususnya pada pembelajaran Al- Qur’an Hadis.

  Dalam rangka pencapaian tujuan itu tidak pernah terlepas dari kendala atau hambatan karena kegiatan belajar mengajar itu selalu ada hambatan atau kendala. Sehingga hambatan atau kendala dalam pengajaran itu akan mengakibatkan kesulitan belajar apabila tidak segera diatasi. Dari hasil wawancara singkat dengan guru Al-

  Qur’an Hadis di MA GUPPI Windusari Magelang, ditemukan beberapa hambatan- hambatan dalam proses belajar mengajar. Sehingga hasil belajar mereka kurang memuaskan, padahal yang diharapkan mereka akan dapat mencapai tujuan yang diharapakan yaitu dapat membaca, menulis, menghafalkan dan menghayati Al-

  Qur’an Hadis serta menanamkan pengertian, pemahaman, pengahayatan isi kandungan ayat-ayat Al- Qur’an

  Hadis serta mendorong, membina dan membimbing akhlak dan perilaku siswa agar berpedoman kepada isi kandungan ayat-ayat Al- Qur’an Hadis.

  Bahkan banyak diantara mereka yang belum lancar baca tulis Al- Qur’an, padahal mereka sebagai siswa MA harusnya memiliki kemampuan baca tulis Al-

  Qur’an yang lebih baik dibandingkan dengan siswa SMA/SLTA pada umumnya. Dalam hal ini, MA GUPPI Windusari adalah sekolah yang siswa-siswinya heterogen. Ada yang dari sekolah umum (SMP) dan ada juga berasal dari Madrasah Tsanawiyah (MTs).

  Berpijak dari berbagai permasalahan diatas, penulis akan meneliti apa saja yang menjadi problem dalam pembelajaran Al- Qur’an Hadis.Oleh karena itu, penulis akan melakukan penelitian dengan judul “ Analisis

  Problematika Pembelajaran Al- Qur’an Hadis di MA GUPPI Windusari,

  Magelang (Studi kasus kelas X IPS MA GUPPI Windusari)”.

  B.

   Fokus Penelitian

  Untuk mempermudah peneliti dalam menganalisis hasil penelitian, maka penelitian ini difokuskan pada berikut :

1. Apa saja problematika pembelajaran Al-Qur’an Hadis di MA GUPPI

  Windusari Magelang? 2. Apa saja upaya dalam mengatasi problematika pembelajaran Al-

  Qur’an Hadis di MA GUPPI Windusari Magelang? C.

   Tujuan Penelitian

  Sesuai dengan rumusan masalah yang ada maka tujuan yang hendak dicapai adalah : a.

  Untuk mengetahui problematika pembelajaran Al-Qur’an Hadis di MA GUPPI Windusari Magelang.

  b.

  Untuk mengetahui upaya yang harus dilakukan dalam pemecahan problematika pembelajaran Al- Qur’an Hadits di MA GUPPI Windusari, Magelang.

D. Manfaat Penelitian

  Kajian ini berharap agar temuannya dapat memberikan kontribusi secara teoretik dan praktis diantaranya :

  1. Manfaat Teoritis Kajian ini bermanfaat untuk menyediakan informasi dan sumbangan ilmiah bagi pendidikan yang berkaitan dengan problematika pembelajaran pendidikan Al- Qur’an Hadis.

  2. Manfaat Praktis a.

  Sebagai pedoman dalam rangka melaksanakan tugas pendidik yang akan terjun langsung untuk mengamalkan segala ilmu yang telah dipelajari.

  b.

  Dapat dimanfaatkan oleh guru pendidikan agama Islam yang mengampu mata pelajaran Al- Qur’an Hadis dalam mengelola kelas yang salah satunya dengan menerapkan solusi yang didadapatkan pada persoalan-persoalan tersebut dalam masyarakat umum.

  c.

  Dapat dimanfaatkan oleh lembaga pendidikan sebagai tambahan informasi tentang bagaimana pelaksanaan pendidikan agama Islam dan bahan kajian tentang problematika dan pemecahan dalam Al- Qur’an Hadis..

  d.

  Sebagai acuan atau bandingan agar dapat mengambil kebaikan dan mengatasi keburukannya.

E. Penegasan Istilah 1.

  Analisis Analisis adalah suatu usaha untuk mengurai suatu masalah atau fokus kajian menjadi bagian-bagian (decomposition), sehingga susuanan/tatanan bentuk sesuatu yang diurai itu tampak dengan jelas dan karenanya bisa secara lebih terang ditangkap maknanya atau lebih jernih dimengerti duduk diperkaranya (Satori dan Komariah, 2017: 200) 2. Problematika

  Problematika atau masalah adalah sesuatu yang membutuhkan tindakan tetapi sulit atau membingungkan. Problem juga merupakan kesenjangan antara keadaan sekarang dengan tujuan yang ingin dicapai, sementara kita tidak mengetahui apa yang harus dikerjakan untuk mencapai tujuan tersebut (Isrok’atun dan Nurdinah, 2018: 1).

3. Pembelajaran

  Pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik (Nata, 2010: 36).

  Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar(Fathurrohman, 2017: 36).

4. Al-Qur’an Hadis

  Al- Qur’an merupakan kalamullah yang juga merupakan bukti atas kebenaran Nabi Muhammad saw. Serta dijadikan sebagai pedoman hidup manusia, khususnya bagi umat Islam (Kurdi dkk, 2010: 35).

  Al- Qur’an Hadis adalah sumber hukum Islam yang menjadi panutan seluruh umat Islam.

F. Sistematika Penulisan

  Untuk mempermudah penulisan dan pemahaman secara menyeluruh tentang penelitian ini, maka sistematika penulisannya adalah sebagai berikut :

  BAB I : Pendahuluan yang meliputi : Latar Belakang Masalah, Fokos Penelitian, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Penegasann Istilah Dan Sistematika Penulisan. BAB II : KAJIAN PUSTAKA yang meliputi: landasan teori yang

  menelaah terhadap pokok permasalahan problematika pembelajaran Al- Qu’an Hadis dan kajian pustaka terdahulu.

  BAB

  III : METODE PENELITIAN yang meliputi : Jenis Penelitian

  Penelitian

  Lokasi dan Waktu , Sumber Data, Prosedur Pengumpulan Data, Analisis Data, Pengecekan Keabsahan Data

  BAB

  IV : PAPARAN DAN ANALISIS DATA yang meliputi : Paparan Data, Analisis Data

  BAB V : PENUTUP yang meliputi : Simpulan, dan Saran.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Karakteristik Problematika Pembelajaran Al-Qur’an Hadits 1. Problematika Pembelajaran Problem adalah satu pernyataan matematik yang menuntut

  pemecahan sesuatu hal yang tidak diketahui, situasi sekarang yang mengandung sifat khusus yang tidak diketahui atau yang baru, untuk diketahui secara pasti.

  Problematic;problematical yaitu menyinggung suatu masalah atau situasi dengan hasil yang tidak menentu (Chaplin, 1981: 387).

  Problema/problematika berasal dari bahasa Inggris yaitu "problematic" yang artinya persoalan atau masalah. Sedangkan dalam bahasa Indonesia, problema berarti hal yang belum dapat dipecahkan; yang menimbulkan permasalahan (Depdikbud, 2002;276).

  Problem atau masalah adalah sesuatu yang membutuhkan tindakan, tetapi sulit atau membingungkan. Problem juga merupakan kesenjangan antara keadaan sekarang dengan tujuan yang ingin dicapai, sementara kita tidak mengetahui apa yang harus dikerjakan untuk mencapai tujuan tersebut (Isrok’atun dan Nurdinah, 2018: 1).

  Menurut penulis, problematika atau masalah adalah sesuatu yang belum bisa dipecahkan karena harus melewati beberapa solusi untuk mencapainya, dan situasi tertentu mungkin hanya bisa terajdi hanya pada dirinya, akan tetapi tidak terjadi pada orang lain.

  Sedangkan menurut KBBI, pembelajaran berarti proses, cara, perbuatan, menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.

  Pembelajaran menurut UU Sisdiknas No. 20/2003, BAB I Pasal 1 Ayat 20 adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Sementara menurut Gagne,

  

instruction atau pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan

  untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk untuk memengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal (Khanifatul, 2014:14).

  Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

  Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik akan dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan peserta didik. Dengan kata lain pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik (Fathurrohman, 2017: 36).

  Pembelajaran adalah setiap kegiatan yang dirancang oleh guru untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan atau nilai yang baru dalam suatu proses yang sistematis melalui tahap rancangan, pelaksanaan dan evaluasi dalam konteks kegiatan belajar mengajar (Leefudin, 2014: 14).

  Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan, bahwa pembelajaran adalah proses belajar mengajar yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik didalam lingkungan belajar yang kondusif. Sehingga tercapai interaksi belajar mengajar antara peserta didik dan pendidik.

  a.

  Prinsip-prinsip Pembelajaran 1)

  Pembelajaran sebagai usaha memperoleh perubahan perilaku Prinsip ini mengandung makna bahwa ciri utama proses pembelajaran adalah perubahan perilaku dalam diri individu.

  Artinya seseorang yang telah mengalami pembelajaran akan berubah perilakunya. Tetapi tidak semua perubahan perilaku sebagai hasil pembelajaran. 2)

  Hasil pembelajaran ditandai dengan perubahan perilaku secara keseluruhan Bahwa perubahan perilaku sebagai hasil pembelajaran meliputi semua aspek perilaku dan bukan hanya satu aspek atau dua aspek saja. Perubahan-perubahan perilaku itu meliputi aspek-aspek kognitif, afektif, konatif dan motorik.

  3) Pembelajaran merupakan suatu proses

  Pembelajaran itu merupakan suatu aktivitas yang berkesinambungan. Didalam aktivitas itu terjadi tahapan- tahapan aktivitas yang sistematis dan terarah. Jadi, pembelajaran bukan sebagai suatu benda atau keadaan statis, melainkan merupakan suatu rangkaian aktivitas-aktivitas yang dinamis dan saling berkaitan. 4)

  Proses pembelajaran terjadi karena adanya sesuatu yang mendorong dan ada sesuatu tujuan yang hendak dicapai Bahwa aktivitas pembelajaran terjadinya karena adanya kebutuhan yang harus dipuaskan, dan adanya tujuan yang ingin dicapai. Atas dasar prinsip ini, maka pembelajaran akan terjadi apabila individu merasakan adanya kebutuhan yang mendorong dan ada sesuatu yang perlu dicapai untuk memenuhi kebutuhannya. Dengan kata lain, pembelajaran merupakan suatu aktivitas untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan.

  5) Pembelajaran merupakan bentuk pengalaman

  Pengalaman pada dasarnya adalah kehidupan melalui situasi yang nyata dengan tujuan tertentu. Perubahan perilaku yang diperoleh dari pembelajaran, pada dasarnya merupakan pengalaman. Ini berarati bahwa selama individu dalam proses pembelajaran hendaknya tercipta suatu situasi kehidupan yang menyenangkan sehingga memberikan pengalaman yang berarti (Leefudin, 2014: 16-18). b.

  Teori-teori belajar 1)

  Teori belajar menurut konsepsi ahli-ahli ilmu jiwa daya, yang disebut juga Vermogens-psychologie atau The Faculty

  Psychology. Menurut teori ini jiwa manusia mempunyai daya-

  daya, misalnya : daya mengenal, daya mengingat, daya berpikir, daya fantasi dan sebagainya.

  2) Teori tanggapan, yang mengemukakan teori ini ialah Herbart yang menentang teori ilmu jiwa daya karena dianggap tidak ilmiah, sebab psikologi daya tidak dapat menerangkan kehidupan jiwa. Herbart menghendaki supaya psikologi mampu menerangkan kehidupan jiwa untuk itu ia mengemukakan Teori Tanggapan ini.

  3) Teori asosiasi dari Thorndike, suatu perbuatan emosional menimbulkan respons pada anak, jadi perbuatan ini kalau sering diulangi menjadi suatu proses yang otomatis .

  4) Teori trial and error, belajar disini hanya proses mencoba-coba, kadang-kadang salah, tetapi akhirnya akan berhasil. Dalam proses ini banyak energi yang terbuang karena percobaan- percobaan itu tidak berdasarkan suatu insight.

  5) Teori medan dari Lewin, seseorang yang mengahdapi masalah kalau ingin memecahkan masalah maka orang akan meletakkan persoalan itu pada suatu medan atau contexnya sehingga terpecahkan masalahnya.

  6) Teori Gestalt, teori ini dikemukakan oleh Koffka dan Kohler dari Jerman yang sekarang menjadi tenar diseluruh dunia.

  Belajar yang penting adanya penyesuaian pertama ialah memperoleh respons yang tepat untuk memecahkan problem yang dihadapi. 7)

  Teori behaviorisme, dikemukakan oleh Watson dengan pendapatnya pengetahuan harus bersifat positif, sehingga objeknya harus dapat diamati ialah berupa tingkah laku. Tingkah laku ialah reaksi organisme sebagai keseluruhan terhadap perangsang dari luar.

  8) Teori belajar menurut J. Brunner, ialah alangkah baiknya bila sekolah dapat menyediakan kesempatan bagi siswa untuk maju dengan cepat sesuai dengan kemampuan siswa dalam mata pelajaran tertentu.

  9) Teori belajar dari Piaget, yaitu anak mempunyai struktur mental yang berbeda dengan orang dewasa. Mereka bukan merupakan orang dewasa dalam bentuk kecil, mereka mempunyai cara yang ikhlas untuk menyatakan kenyataan dan untuk mengahayati dunia sekitarnya.

  10) Teori dari R. Gagne, yaitu suatu proses untuk memperoleh modifikasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku (Roestiyah, 1986: 142-150). c.

  Strategi Pembelajaran 1)

  Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi serta dan kualifikasi perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik sebgaimana yang diharapkan. 2)

  Memilih sistem pendekatan belajar dan mengajar berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup masyarakat.

  3) Memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan oleh guru dalam menunaikan kegiatan mengajarnya.

  4) Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau kriteria serta standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam melakukan evaluasi dalam melakukan kegiatan belajar mengajar selanjutnya akan dijadikan umpan balik buat penyempurnaan sistem intruksional yang bersangkutan secara keseluruhan (Suardi, 2018:29-30).

  d.

  Pendekatan Pembelajaran Terdapat lima pendekatan pembelajaran yang perlu dipahami guru untuk dapat mengajar dengan baik antara lain

  (Mulyasa, 2011:96-104) : 1)

  Pendekatan Kompetensi Kompetensi menunjuk kepada kemampuan melaksanakan sesuatu yang diperoleh melalui pembelajaran dan latihan, mulai dari menggosok gigi sampai dengan operasi jantung. Dalam hubungannya dengan proses pembelajaran, kompetensi menunjuk kepada perbuatan (performance) yang bersifat rasional memenuhi spesifikasi tertentu dalam proses belajar.

  2) Pendekatan Keterampilan Proses

  Merupakan pendekatan pembelajaran yang menekankan pada proses belajar, aktivitas, dan kreativitas peserta didik dalam memperoleh pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap, serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

  3) Pendekatan Lingkungan

  Merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang berusaha untuk meningkatkan keterlibatan peserta didik melalui pendayagunaan lingkungan sebagai sumber belajar. Pendekatan ini berasumsi bahwa kegiatan pembelajaran akan menarik perhatian peserta didik jika apa yang dipelajari diangkat dari lingkungan, sehingga apa yang dipelajari berhubungan dengan kehidupam dan berfaidah bagi lingkungan. 4)

  Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching Learning) Merupakan salah satu model pembelajaran berbasis kompetensi yang dapat digunakan untuk mengefektifkan dan menyukseskan implementasi kurikulum. CTL merupakan konsep pembelajaran yang menekankan pada keterkaitan antara materi pembelajaran dengan dunia kehidupan peserta didik secara nyata, sehingga para peserta didik mampu menghubungkan dan menerapkan kompetensi hasil belajar dalam kehidupana sehari-hari. 5)

  Pendekatan Tematik (Thematic Approach) Merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang digunakan untuk mengadakan hubungan yang erat dan serasi antara berbagai aspek yang mempengaruhi peserta didik dalam proses belajar. Oleh karena itu pendekatan tematik sering juga disebut pendekatan terpadu (integrated).

  e.

  Jenis-jenis belajar Terdapat lima jenis belajar diantaranya sebagai berikut

  (Thoha, Abdul, 2007: 218-219) : 1)

  Perceptional type of learning, yaitu belajar berdasarkan pengamatan inderawi sensual dengan proses mengamati, melihat, mendengar, meraba, dan proses persepsi lainnya. 2)

  Motor type of learning, dalam belajar anak menggunakan segala aktifitas geraknya. Berdasarkan stimulus dari guru anak memberikan respon berupa gerak-gerak tertentu, ini lebih tepat kaitannya dengan materi keterampilan seperti kesenian, olahraga, teknik, bahasa dan sebagainya. 3)

  Memory type of learning, yaitu tipe belajar menekankan pada hafalan seperti menghafal rumus-rumus, definisi pengertian, ketentuan-ketentuan dalam perundang-undangan dan lain sebagainya. Disini upayanya adalah bagaimana materi hafalan itu tidak mudah dilupakan dalam memori anak. Penggunaan sehari-hari terhadap materi hafalan tentu akan lebih melekat pada memori anak.

  4) Problem solving type of learning, yaitu tipe belajar yang lebih menekankan pada kemampuan daya pikir dalam memecahkan suatu masalah (problem solving).

  f.

  Metode-Metode Pembelajaran Adapun metode-metode pembelajaran menurut Zakiah

  Drajat antara lain (Zakiah, 2008:289-310) : 1)

  Metode Ceramah, memberikan pengertian dan uraian suatu masalah 2)

  Metode Diskusi, memecahkan masalah dengan berbagai tanggapan 3)

  Metode Eksperimen, mengetahui proses terjadinya suatu proses 4)

  Metode Demonstrasi, menggunakan alat peraga untuk memperjelas sebuah masalah 5)

  Metode pemberian tugas, dengan cara tertentu secara bebas dan bertanggung jawab 6)

  Metode Socio Drama, menunjukan tingkah laku kehidupan 7)

  Metode Drill, mengukur daya serap terhadap pelajaran 8)

  Metode Kerja Kelompok 9)

  Metode Tanya Jawab g.

  Tujuan Pembelajaran Tujuan pembelajaran mempunyai 4 unsur yaitu sebagai berikut (Daryanto, 2012: 20-25) :

  1) Persiapan (preparation)

  Tujuan tahap persiapan adalah untuk menimbulkan minat peserta belajar, memberi mereka perasaan positif mengenai pengalaman belajar yang akan datang dan menempatkannya dalam situasi optimal untuk belajar.

  2) Penyampaian (presentation)

  Tahap penyampaian dalam siklus pembelajaran dimaksudkan untuk mempertemukan peserta belajar dengan materi belajar yang mengawali proses belajar secara positif dan menarik. Presentasi berarti pertemuan dimana fasilitator dapat memimpin, tetapi peserta belajar yang harus menjalani pertemuan itu.

  3) Pelatihan (practice)

  Tahap latihan ini dalam siklus pembelajaran berpengaruh terhadap 70% atau lebih pengalaman belajar keseluruhan.

  Dalam tahap inilah pembelajaran yang sebenarnya berlangsung.

  4) Penampilan Hasil (performance)

  Tujuan tahap ini adalah untuk memastikan bahwa pembelajaran tetap melekat dan berhasil diterapkan dan membantu peserta belajar menerapkan dan memperluas pengetahuan atau keterampilan baru.

  e.

  Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar Faktor yang datang dari diri siswa terutama kemampuan yang dimilikinya. Faktor kemampuan siswa besar pengaruhnya terhadap hasil belajar antara lain (Susanto: 2016:15-18) :

  1) Kecerdasan anak, kecerdasan siswa sangat membantu pengajar untuk menentukan apakah siswa itu mampu mengikuti pelajaran yang diberikan dan untuk meramalkan keberhasilan siswa setelah mengikuti pelajaran yang diberikan meskipun tidak akan terlepas dari faktor lainnya.

  2) Kesiapan atau kematangan, adalah tingkat perkembangan mana individu/organ-organ sudah berfungsi sebagaimana mestinya. Dalam proses belajar, kematangan atau kesiapan ini sangat menentukan keberhasilan dalam belajar tersebut.

  3) Bakat anak, setiap orang memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai tingkat tertentu.

  4) Kemauan belajar, salah satu tugas guru yang kerap sukar dilaksanakan ialah membuat anak menjadi mau belajar atau menjadi giat untuk belajar. Keengganan siswa untuk belajar mungkin disebabkan karena ia belum mengerti bahwa belajar sangat penting untuk kehidupannya kelak. Kemauan belajar yang tinggi disertai dengan rasa tanggung jawab yang besar tentunya berpengaruh positif terhadap hasil belajar yang diraihnya. Karena kemauan belajar menjadi salah satu penentu dalam mencapai keberhasilan belajar. 5)

  Minat, berati kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Seorang siswa yang menaruh minat belajar terhadap pelajaran akan memusatkan perhatiannya lebih banyak daripada siswa lainnya. Kemudian karena pemusatan perhatian yang intensif terhadap materi itulah yang memungkinkan siswa tadi untuk belajar lebih giat lagi, dan akhirnya mencapai prestasi yang diinginkan. 6)

  Model penyajian materi pelajaran yang menyenangkan, tidak membosankan, menarik dan mudah dimengerti oleh para siswa tentunya berpengaruh secara positif terhadap keberhasilan belajar.

  7) Pribadi dan sikap guru yang kreatif dan inovatif dalam perilakunya, maka siswa akan meniru gurunya yang aktif dan kreatif ini.

  8) Suasana penagajaran yang tenang, terjadinya dialog yang kritis antara siswa dengan guru, dan menumbuhkan suasana yang aktif diantara siswa tentunya akan memberikan nilai lebih pada proses pengajaran. Sehingga keberhasilan siswa dalam belajar dapat meningkat secara maksimal.

  9) Kompetensi guru, ialah guru yang profesional memiliki kemampuan-kemampuan tertentu. Kemampuan-kemampuan itu diperlukan dalam membantu siswa dalam belajar.

  Keberhasilan siswa belajar akan banyak dipengaruhi oleh kemampuan guru yang profesional. Guru yang profesional adalah guru yang memiliki kompeten dibidangnya dan menguasai dengan baik bahan yang akan diajarkan serta mampu memilih metode belajar mengajar yang tepat sehingga pendekatan itu bisa berjalan dengan semestinya.

  10) Masyarakat, terdapat berbagai macam tingkah laku manusia dan berbagai macam latar belakang pendidikan. Oleh karena itu, pantaslah dalam dunia pendidikan lingkungan masyarakat pun akan ini ikut memengaruhi kepribadian siswa. Kehidupan modern dengan keterbukaan serta kondisi yang luas banyak dipengaruhi dan dibentuk oleh kondisi masyarakat ketimbang oleh keluarga dan sekolah.

  h.

  Hambatan-hambatan dalam pembelajaran Dalam proses belajar yang dialami siswa tidak selalu lancar seperti yang diharapkan. Kadang-kadang mereka mengalami kesulitan atau hambatan dalam belajar. Bila diteliti dengan saksama hambatan dalam belajar itu dapat digolongkan sebagai berikut (Roestiyah, 1982: 157-158) :

  1) Endogen, ialah hambatan yang dapat timbul dari diri anak sendiri. Hal ini dapat bersifat antara lain : a)

  Biologis, ialah hambatan yang bersifat kejasmanian, seperti kesehatan, cacat badan, kurang makan dan sebagainya.

  b) Psikologis, ialah hambatan yang bersifat psikis seperti perhatian, minat, bakat, IQ, konstelasi psikis yang berwujud emosi dan gangguan psikis.

  2) Eksogen, ialah hambatan yang dapat timbul dari luar diri anak seperti, dari orang tua yang berwujud cara mendidik, hubungan orang tua dengan anakanya, susana rumah, keadaan sosial ekonomi.

2. Pengertian Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadis

  Pembelajaran Al- Qur’an Hadis merupakan landasan yang signifikan dalam pendidikan agama, memang bukan satu-satunya yang menentukan dalam pembentukan akhlak peserta didik. Tetapi Al- Qur’an Hadis mampu memberikan kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempratekkan nilai-nilai ketauhidan (agama) dan akhlakul karimah di kehidupan sehari-hari.

  a.

  Pengertian Al-Qur’an Al-

  Qur’an merupakan kalamullah yang juga merupakan bukti atas kebenaran Nabi Muhammad saw. Serta dijadikan sebagai pedoman hidup manusia, khususnya bagi umat Islam. Untuk menemukan pedoman-pedoman yang terkandung didalamnya, maka Al- Qur’an tidak hanya dijadikan sebagai kitab suci yang dibaca melainkan sebagai kitab suci yang dipahami kandungan maknanya (Kurdi dkk, 2010: 35).

  Sumber utama hukum Islam ialah Al- Qur’an. Al-Qur’an menurut bahasa berarti bacaan. Menurut istilah, Al-

  Qur’an adalah himpunan wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. Untuk disampaikan kepada manusia sebagai pedoman hidup untuk mencapai kebahagian hidup di dunia dan akhirat (Mustofa dan Abdul, 2013: 9).

  Al- Qur’an dikalangan para ulama dan pakar bahasa Arab, tidak ada kesepakatan tentang ucapan, asal pengambilan dan arti kata Al-

  Qur’an. Beberapa ulama pakar mendefinisikannya dengan sebagai berikut : Menurut Syafi’i, kata Al-Qur’an adalah nama asli dan tidak pernah dipungut dari kata lain. Kata tersebut khusus dipakai untuk menjadi nama firman Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.

  Menurut Al-Zajjaj, kata Al- Qur’an berasal dari dari kata al-

  

qar‟u yang berati himpunan dan ternyata Al-Qur’an telah

menghimpun sari pati kitab-kitab suci terdahulu.

  Menurut Al-Lihyani, kata al- Qur’an berasal dari kata kerja

  

qara‟a yang berarti membaca dengann kata fu‟lan, namun dengan arti

  maqru‟ yang dalam bahasa Indonesia berarti dibaca atau bacaan.

  Menurut Shubhi Shalih, dari semua pendapat di atas hanya pendapat Al-Lihyani yang dipandang paling kuat dan itulah sebabnya diterima oleh jumhur ulama. Hal ini dikarenakan Al- Qur’an sendiri telah mempergunakan kata qur‟antanpa al dengan arti bacaan (Athaillah, 2010:11-13).

  Dapat disimpulkan bahwa Al- Qur’an itu sendiri merupakan kitab suci yang dijadikan pedoman untuk seluruh umat manusia dalam menjalani kehidupan yang fana. Dengan cara mempelajarinya melalui menafsirkan ayat-ayat yang terkandung didalam Al- Qur’an.

  b.

  Pengertian Hadis Hadis menurut bahasa adalah khabar atau berita. Menurut istilah Hadis adalah segala berita yang disandarkan kepada Nabi

  Muhammad saw. Meliputi: sabda, perbuatan beliau, dan perbuatan para sahabat yang beliau diamkan dalam arti membenarkannya (taqrir) (Mustofa dan Abdul, 2013: 13).

  Beberapa pengertian hadis menurut ahli hadis, sebagai berikut: 1)

  Hadis dalam pengertian ahli Hadis

   ٍةَّيِقْلَخ ٍةَفْصَو وَأ ِرْيِرْقَ ت ْوَأ ٍلْعِف ْوَأ ٍلْوَ ق ْنِم ِّيِبَّنلا ِنَع َرَ ثَأ اَم ُّلُك ْوَأ اَهَدْعَ ب ْوَأ ِةَثْعِبْلا َلْبَ ق َنَاك ٌءاَوَس ٍةَرْ يِس ْوَأ ٍةَّيِقُلُخ

Dokumen yang terkait

PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AL-QUR’AN HADITS DI MI MA’ARIF TEJOSARI KECAMATAN NGABLAK KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 20142015 SKRIPSI

1 2 90

PERAN KEPALA MADRASAH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DI MTs NEGERI WINDUSARI KECAMATAN WINDUSARI KABUPATEN MAGELANG TAHUN AJARAN 20142015

0 1 117

PENGARUH LINGKUNGAN FISIK DAN KENYAMANAN BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR FIQIH DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI WINDUSARI KECAMATAN WINDUSARI KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015 - Test Repository

0 1 67

PENGARUH PENGAJARAN KITAB TA’LIMUL MUTA’ALLIM TERHADAP PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SISWA KELAS XI DI MA MA’ARIF PONGGOL GRABAG MAGELANG TAHUN PELAJARAN 20142015 SKRIPSI

0 0 98

INTERFERENSI BAHASA JAWA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEMESTER 1 MI AL IMAN SENOBAYAN KECAMATAN SECANG KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 20172018 SKRIPSI

0 2 113

PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS III-B DI MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI KOTA SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20172018 SKRIPSI

0 0 108

PROBLEMATIKA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI MAN 2 MAGELANG TAHUN PELAJARAN 20172018 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

0 0 185

ENINGKATAN HASIL BELAJAR AQIDAH AKHLAK MATERI HUSNUZHAN, TAWADHU’, TASAMUH DAN TA’AWUN MELALUI MODEL LEARNING CYCLE PADA SISWA KELAS VIII C MTs NEGERI 1 WINDUSARI KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 20172018 SKRIPSI

1 3 150

PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMK SARASWATI SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20172018 SKRIPSI

1 1 149

PENINGKATAN HASIL BELAJAR AL-QUR’AN HADIS MATERI SIKAP TASAMUH MENGGUNAKAN METODE QUESTIONS STUDENTS HAVE PADA SISWA KELAS VII MTs NEGERI SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20172018 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

0 0 154