PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI MATERI AL-QUR’AN SEBAGAI PEDOMAN HIDUP DENGAN METODE SNOWBALL THROWING PADA SISWA KELAS XI MEKATRONIKA 1 DI SMK N 3 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20182019 SKRIPSI
PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI
MATERI AL-QUR’AN SEBAGAI PEDOMAN HIDUP
DENGAN METODE SNOWBALL THROWING PADA SISWA
KELAS XI MEKATRONIKA 1 DI SMK N 3 SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh:
Hani’ah NIM. 11114034
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2018
PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI
MATERI AL-QUR’AN SEBAGAI PEDOMAN HIDUP
DENGAN METODE SNOWBALL THROWING PADA SISWA
KELAS XI MEKATRONIKA 1 DI SMK N 3 SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh:
Hani’ah NIM. 11114034
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2018
MOTTO
Lakukan yang terbaik untuk kedua orang tuamu dan orang-orang yang menyayangimu meskipun sulit. Karena sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan.
(Q.S. Al-Insyirah 5-6)
PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat serta karunia-Nya, skripsi ini penulis persembahkan untuk:
1. Kedua orang tua saya, Bpk Slamet Widodo dan Ibu Siti Alfiyah yang selalu membimbingku, memberikan doa, nasihat, kasih sayang, serta motivasi dalam kehidupanku.
2. Kakek nenek saya, alm. Mbah kung Kumedi, mbah uti Sofiyah, mbah Kemi, mbah Murni yang selalu membimbing, menasihati serta memberi motivasi kepadaku.
3. Adik-adikku yang selalu memberikan semangat dan menghiburku dalam mengerjakan skripsi.
4. Sahabat dan teman dekatku, Atik, Desi, Putri, Nonik, Anis, Nafik yang selalu memberikan motivasi kepadaku dan membantu menyelesaikan skripsi ini.
5. Mas Dwi Prasetyo yang selalu memberikan motivasi, semangat, nasihat dan membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Rekan kerjaku di MI Sruwen IV yang selalu memberikan motivasi, semangat dan nasihat kepadaku.
7. Sahabat-sahabat seperjuanganku angkatan 2014 khususnya jurusan PAI.
Bismillahirrohmanirrohim,
Puji syukur
alhamdulillahi rabbil’alamin penulis panjatkan kepada Allah
Swt yang selalu memberikan nikmat, karunia, taufik serta hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul
Peningkatan Hasil Belajar PAI Materi Al- qur‟an Sebagai Pedoman Hidup Dengan
Metode Snowball Throwing pada Siswa Kelas XI Mekatronika 1 di SMK N 3 Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019.
Penulisan skripsi ini pun tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah berkenan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku dekan Fakultas Tarbiyan dan Ilmu Keguruan.
3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku ketua jurusan Pendidikan Agama Islam.
4. Bapak Imam Sutomo, M.Ag. selaku dosen Pembimbing Akademik.
5. Ibu Dra. Hj. Maryatin, M.Pd. selaku dosen pembimbing skripsi.
6. Bapak dan ibu dosen yang telah memberikan ilmu kepada penulis serta karyawan IAIN Salatiga sehingga penulis dapat menyelesaikan jenjang pendidikan S1.
7. Orang tua tercinta dan adik-adikku yang telah memberikan banyak doa dan dukungan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
ABSTRAK
Hani‟ah. 2018. Peningkatan Hasil Belajar PAI Materi Al-qur’an Sebagai
Pedoman Hidup dengan Metode Snowball Throwing Pada Siswa Kelas XI Mekatronika 1 di SMK N 3 Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019 . Skripsi,
Salatiga: Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Dra. Hj. Maryatin, M.Pd
Kata Kunci: hasil belajar dan snowball throwing
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar PAI materi Al- qur‟an sebagai pedoman hidup melalui penerapan metode
Snowball Throwing pada siswa kelas XI Mekatronika 1, SMK Negeri 3 Salatiga
tahun pelajaran 2018/2019.Jenis penelitian ini termasuk jenis Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan di kelas XI Mekatronika1 dan pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena bersifat deskriptif dan naturalistik. Pengumpulan data menggunakan lembar observasi dan tes yang dilaksanakan dalam dua siklus, kemudian dilakukan juga analisis penilaian yaitu dengan menggunakan rumus penilaian rata-rata kelas.
Hasil penelitian menunjukkan, bahwa penerapan metode ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran Pendidikan Agama Islam materi
Al- qur‟an sebagai pedoman hidup di kelas XI Mekatronika1. Hal tersebut
dibuktikan dengan adanya peningkatan hasil belajar secara signifikan, dimana hasil belajar siswa pada pra siklus dengan rata-rata kelas 69,88, presentase ketuntasan 32% mengalami peningkatan pada siklus I dengan rata-rata kelas 74, presentase ketuntasan 64% dan mengalami peningkatan kembali pada siklus II dengan rata-rata kelas 85,2, presentase ketuntasan 92%. Hasil tersebut juga menunjukkan bahwa penelitian tindakan kelas ini mencapai indikator ketuntasan yang ditentukan yaitu siswa dapat mencapai nilai diatas KKM 75 dan presentase ketuntasan diatas 85%.
DAFTAR ISI
SAMPUL ................................................................................................................. i LEMBAR BERLOGO ............................................................................................ ii JUDUL ................................................................................................................... iii PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................................... v PENGESAHAN KELULUSAN ............................................................................ vi MOTTO ................................................................................................................ vii PERSEMBAHAN ................................................................................................. vii KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii ABSTRAK ............................................................................................................. xi DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv DAFTAR DIAGRAM ........................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1 B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 2 C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 3
D. Kegunaan Penelitian .................................................................................. 3
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ........................................ 4
F. Metode Penelitian ....................................................................................... 4
G. Sistematika Penulisan .............................................................................. 14
BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori ............................................................................................. 15 B. Kajian Pustaka.......................................................................................... 33 BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum ..................................................................................... 36 B. Deskripsi Pelaksanaan.............................................................................. 39 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Per Siklus ................................................................................. 46 B. Pembahasan .............................................................................................. 56 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .............................................................................................. 57 B. Saran......................................................................................................... 57 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 59 LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa dalam % ........................ 13Tabel 3.1. Jumlah Siswa SMK N 3 Salatiga ......................................................... 39Tabel 4.1. Data Lengkap Siswa ............................................................................. 47Tabel 4.2. Daftar Hasil Nilai Ulangan Harian........................................................ 48Tabel 4.3. Daftar Ketuntasan Siswa Siklus I.......................................................... 50Tabel 4.4. Daftar Ketuntasan Siswa Siklus II ....................................................... 53Tabel 4.5. Peningkatan Jumlah Siswa yang Mencapai KKM Per Siklus .............. 55
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.1. Ketuntasan Hasil Ulangan Harian ................................................... 49 Diagram 4.2. Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I ................................................... 51 Diagram 4.3. Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II .................................................. 54 Diagram 4.4. Data Pencapaian Siswa Per Siklus ................................................... 55
terhadap siswa yang dilakukan di dalam sabuah kelas. Guru mengharapkan agar ilmu yang diberikan dapat dipahami betul oleh peserta didik dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Chairil Mustafidz (2009:73), guru adalah agen ilmu, pengajaran, dan pendidikan, yang sangat diharapkan oleh seorang anak untuk bisa mentransferkan kemampuannya. Posisi guru adalah sama dengan posisi seorang pendidik, artinya sudah semestinya seorang guru di sekolah bukan hanya berfungsi pada batas-batas pengajaran sebuah pelajaran belaka. Guru berfungsi sebagai fasilitator untuk peserta didik.
Keberhasilan pembelajaran yang dilaksanakan dalam suatu kelas tidaklah mudah. Ada berbagai faktor yang dapat menghambat keberhasilan dalam pelajaran tersebut baik dari guru itu sendiri, peserta didik, maupun lingkungan. Seperti cara mengajar guru yang masih menggunakan metode pembelajaran yang kurang sesuai maupun tidak cocok untuk materi pelajaran yang disampaikan sehingga membuat peserta didik tidak dapat menikmati pelajaran tersebut dan memahami materi secara keseluruhan.
Fasilitas juga mempengaruhi keberhasilan pembelajaran. SMK N 3 Salatiga merupakan sekolah yang menerapkan sistem blok pada pembelajaran yang berlangsung. Sistem blok diterapkan oleh SMK N 3 Salatiga karena minimnya ruangan yang tersedia pada sekolah tersebut. Dalam sistem blok terdiri dari dua blok, yaitu blok hitam dan blok putih, dimana blok hitam untuk pembelajaran afektif dan blok putih untuk pembelajaran produktif atau kejuruan. Sistem kerja blok tersebut dilakukan per minggu, satu minggu untuk blok putih dan satu minggu untuk blok hitam.
Kualitas dan keberhasilan pembelajaran yang dilakukan sangat dipengaruhi oleh kemampuan dan ketepatan guru dalam memilih, menyampaikan, menggunakan berbagai sarana, serta fasilitas ataupun metode pembelajaran yang digunakan.
Metode pembelajaran Snowball Throwing ini diterapkan dalam pembelajaran materi Al- qur‟an sebagai pedoman hidup karena metode ini diharapkan bisa menjadikan peserta didik lebih aktif dan mudah menguasai materi pembelajaran.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka dilakukan penelitian yang berjudul “PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI MATERI AL-
QUR‟AN SEBAGAI PEDOMAN HIDUP DENGAN METODE SNOWBALL THROWING PADA SISWA KELAS XI MEKATRONIK 1 di SMK N 3 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2018/2019 ”.
Apakah penerapan Metode Snowball Throwing dapat meningkatkan hasil belajar PAI materi Al- qur‟an sebagai pedoman hidup pada siswa kelas XI Mekatronika 1 di SMK N 3 Salatiga Tahun ajaran 2017/2018.
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar PAI materi Al- qur‟an sebagai pedoman hidup pada siswa melalui metode pembelajaran
Snowball Throwing di kelas XI Mekatronika1, SMK N 3 Salatiga Tahun ajaran 2018/2019.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis Penelitian ini dapat menambah khasanah pengetahuan tentang praktek pembelajaran yang diharapkan bisa meningkatkan hasil belajar siswa di sekolah dan dapat dijadikan sebagai bahan acuan di bidang penelitian sejenis atau sebagai bahan pengembangan apabila diadakan penelitian lanjutan.
2. Manfaat praktis
a. Bagi sekolah Penelitian ini dapat menambah teori di Fakultas Tarbiyah
Program Studi Pendidikan Pendidikan Agama Islam khusus Penelitian Tindakan Kelas dengan Tema Al- qur‟an sebagai pedoman hidup.
b. Bagi guru Pembelajaran dengan metode Snowball Throwing dapat membantu guru dalam mengajar khususnya materi Al- qur‟an sebagai pedoman hidup. c. Bagi siswa Siswa dapat memahami materi pelajaran lebih mudah dengan metode yang menarik.
d. Bagi peneliti Sebagai bahan mengembangkan metode pembelajaran.
Diharapkan dengan metode baru tersebut dapat lebih maksimal dalam melaksanakan pembelajaran.
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
Hipotesis pada penelitian ini yaitu metode pembelajaran Snowball
Throwing dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam materi Al- qur‟an sebagai pedoman hidup di kelas XI Mekatronika 1, SMK Negeri 3 Salatiga.
Indikator keberhasilan pada penelitian ini yaitu secara individual diharapkan siswa mendapatkan nilai sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan oleh sekolah pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yaitu 75. Sedangkan secara klasikal diharapkan siswa yang mendapatkan nilai diatas KKM sebanyak 85%.
F. Metode Penelitian
1. Rancangan penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan merupakan suatu pencarian sistematik yang dilaksanakan oleh para pelaksana program dalam kegiatannya sendiri (dalam pendidikan dilakukan oleh guru, dosen, kepala sekolah, konselor), dalam mengumpulkan data tentang pelaksanaan kegiatan, keberhasilan dan hambatan yang dihadapi untuk kemudian menyusun rencana dan melakukan kegiatan-kegiatan penyempurnaan (Sukmadinata, 2008: 140). Kegiatan ini dilaksanakan dalam proses pembelajaran di sebuah kelas. Menurut Saur Tampubolon (2014: 15) Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata berupa siklus melalui proses kemampuan mendeteksi dan memecahkan masalah. Jenis penelitian tindakan kelas ini dipilih karena penelitian tindakan kelas merupakan salah satu teknik agar pembelajaran yang dikelola peneliti selalu mengalami peningkatan melalui perbaikan secara terus menerus.
Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena bersifat deskriptif dan naturalistik. Penelitian ini bersifat deskriptif karena mendeskripsikan tentang keadaan penerapan metode pembelajaran snowball throwing, aktifitas belajar dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan Agama Islam Materi Al- qur‟an sebagai pedoman hidup di SMK N 3 Salatiga. Penelitian ini bersifat naturalistik karena proses pembelajaran terjadi secara alamiah, apa adanya dan tidak memanipulasi keadaan.
2. Subjek penelitian Penelitian dilaksanakan di SMK Negeri 3 Salatiga, yang berlokasi di Jalan Jafar Sodiq Raya No. 7a Jl. Ja‟far Shodiq Kel. Kalibening,
Kec. Tingkir Kota Salatiga. Kelas yang akan diteliti adalah kelas XI
Mekatronika1 yang berjumlah 33 siswa dengan menggunakan dua siklus penelitian.
3. Langkah-langkah penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
Berikut ini adalah gambaran keempat langkah dalam PTK yang dikemukakan oleh Arikunto (2006: 16) yang dikutip dalam “Panduan Penelitian Tindakan Kelas” (Suyadi, 2014: 49-65).
Pra Siklus Perencanaan
Refleksi SIKLUS 1 Pelaksanaan Pengamatan
Perencanaan Refleksi SIKLUS 2 Pelaksanaan
Pengamatan
SIKLUS 3
a. Pra Siklus Pra siklus dilakukan dalam sebuah penelitian dengan maksud mencari data awal yang akan dibuat perbandingan dengan hasil yang didapatkan pada pelaksanaan siklus I. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan nilai ulangan harian siswa pada materi sebelumnya untuk dijadikan data awal.
b. Siklus 1 1) Tahap 1: perencanaan
Perencanaan merupakan upaya dari peneliti untuk menyusun rencana penelitian yang akan dilakukan supaya penelitian dapat berjalan secara baik. Persiapan ini harus dilakukan secara teliti dan matang karena ini menyangkut keberhasilan dari penelitian ini. Dalam perencanaan penelitian ini, peneliti perlu melakukan tiga tahap kegiatan yaitu mengidentifikasi masalah, merumuskan masalah dan memecahkan masalah.
a) Identifikasi masalah Peneliti harus bisa mengenali masalah apa yang terjadi. Dalam mengenali masalah, peneliti harus bisa mengenali masalah secara tepat karena identifikasi yang tepat akan mengarahkan pada hasil penelitian sehingga dapat bermanfaat bagi peningkatan hasil belajar siswa. Sebaliknya, identifikasi masalah yang salah hanya akan membuat penelitian menjadi sia-sia, di samping memboroskan waktu dan biaya. b) Merumuskan masalah Langkah kedua dalam merencanakan PTK adalah menganalisis berbagai kemungkinan penyebab munculnya permasalahan yang diangkat. Jadi, setelah menemukan masalah yang riil, problematik, bermanfaat, dan fleksibel, maka masalah tersebut harus ditemukan akar penyebabnya. Akar masalah tersebut harus digali sedalam-dalamnya sehingga ditemukan akar masalah yang benar-benar menjadi penyebab utama terjadinya masalah. Akar masalah inilah yang nantinya akan menjadi tolok ukur tindakan.
c) Pemecahan masalah Dalam pemecahan masalah, peneliti memutuskan tindakan yang tepat untuk memecahkan masalah yang dihadapi. 2) Tahap 2: acting (pelaksanaan)
Pelaksanaan adalah menerapkan apa yang telah direncanakan pada tahap satu, yaitu bertindak di kelas. Pada tahap ini, tindakan harus sesuai dengan rencana, tetapi harus terkesan alamiah dan tidak direkayasa. Hal ini akan berpengaruh dalam proses refleksi pada tahap empat dan hasilnya dapat disinkronkan dengan maksud semula.
3) Tahap 3: observation (pengamatan) Observasi adalah alat untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. Pada langkah ini, peneliti harus menguraikan jenis data yang dikumpulkan, cara mengumpulkan, dan alat atau instrumen pengumpulan data.
4) Tahap 4: refleksi Refleksi yaitu mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan berdasarkan data yang telah terkumpul kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya.
c. Siklus 2 Langkah penelitian pada siklus 2 ini pada dasarnya sama dengan langkah penelitian pada siklus 1.
4. Teknik pengumpulan data Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik sebagai berikut: a. Observasi
Metode Observasi adalah metode penelitian yang menggunakan cara pengamatan terhadap objek yang menjadi pusat perhatian penelitian (Muliawan, 2014: 62).
Peneliti melakukan pengamatan terhadap siswa selama pembelajaran berlangsung. Hal yang diamati berupa keaktifan siswa dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam materi Al- qur‟an sebagai pedoman hidup menggunakan metode pembelajaran Snowball Throwing.
b. Tes Tes digunakan untuk mengetahui tingkat hasil belajar siswa pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam materi Al- qur‟an sebagai pedoman hidup yang dilaksanakan di kelas XI
MEKATRONIKA 1, SMK Negeri 3 Salatiga. Tes ini diberikan pada setiap siklus penelitian, dimana pada siklus I soal yang diberikan lebih mudah daripada soal yang diberikan pada siklus II.
c. Catatan lapangan Catatan lapangan digunakan untuk mencatat hal-hal yang penting selama proses pembelajaran untuk acuan pengembangan atau perbaikan pada pembelajaran yang dilakukan. Seperti hal-hal apa saja yang harus ditambahkan ataupun diganti untuk proses pembelajaran yang lebih baik dari sebelumnya.
5. Instrumen penelitian Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dari penelitian. Adapun instrumen penelitian dalam penelitian ini meliputi:
a. Lembar observasi Lembar observasi ini berisi tentang data penilaian yang akan diamati oleh guru. b. Lembar soal tes Lembar soal tes berisi tentang soal-soal yang akan dikerjakan oleh siswa yang kemudian hasilnya digunakan sebagai acuan peneliti untuk mengetahui keberhasilan dalam suatu pembelajaran dikelas tersebut.
c. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana pelaksanaan pembelajaran berisi tentang rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih.
RPP berfungsi sebagai acuan bagi guru untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar agar lebih terarah dan berjalan secara efektif dan efisien.
d. Silabus Silabus merupakan rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran dengan tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar yang dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan.
e. Materi pembelajaran Materi pembelajaran merupakan bahan ajar yang akan dipelajari peserta didik dalam suatu proses pembelajaran. Materi pembelajaran pada penelitian ini adalah Iman kepada kitab-kitab Allah.
6. Pengumpulan data Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan lembar observasi dan tes kognitif. Lembar observasi untuk menilai kegiatan siswa saat pembelajaran berlangsung dan lembar tes kognitif untuk menilai hasil belajar siswa setelah tindakan dilaksanakan.
7. Analisis data Analisis data adalah menganalisis data yang telah terkumpul guna mengetahui seberapa besar keberhasilan tindakan dalam penelitian untuk perbaikan belajar siswa (Suyadi, 2011:85).
a. Penilaian tugas dan tes Peneliti menjumlahkan nilai yang diperoleh siswa, selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa kelas tersebut sehingga diperoleh nilai rata-rata. Nilai rata-rata ini didapat dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Aqib,2014:40): Keterangan: X = nilai rata-rata jumlah semua nilai siswa jumlah siswa b. Penilaian untuk ketuntasan belajar Untuk menghitung presentase ketuntasan belajar, digunakan rumus sebagai berikut (Aqib, 2014:41):
Tabel 1.1. Kriteria tingkat keberhasilan belajar siswa dalam %Tingkat keberhasilan (%) Arti
>80% Sangat tinggi 60-79% Tinggi 40-59% Sedang 20-39% Rendah
<20% Sangat rendah Hasil belajar siswa bisa dikatakan berhasil jika tingkat keberhasilannya mencapai 85%.
c. Indikator keberhasilan Indikator keberhasilan dalam penelitian ini sesuai dengan ketentuan nilai dari pihak sekolah. Ketuntasan siswa dalam memahami materi mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) 75.
8. Sistematika penulisan Sistematika penulisan menunjukkan urutan gambaran pembahasan menyeluruh dari awal hingga akhir yang terdiri dari empat bab yang telah penulis susun secara sistematis sebagai berikut.
Bab I (pendahuluan) : berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, hipotesis tindakan dan indikator keberhasilan, serta metode penelitian.
Bab II (landasan teori) : berisi tentang kajian teori (meliputi hasil belajar, metode Snowball Throwing, Pendidikan Agama Islam,
Materi Al- qur‟an sebagai pedoman hidup) dan kajian pustaka
Bab III (pelaksanaan penelitian) : berisi tentang deskripsi pelaksanaan siklus I dan deskripsi pelaksanaan siklus II. Bab IV (hasil penelitian dan pembahasan) : berisi tentang deskripsi dari siklus I dan siklus II serta pembahasan siklus I dan siklus
II. Bab V (penutup) : berisi tentang kesimpulan dan saran.
BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Hasil Belajar Sebelum membahas tentang hasil belajar, perlu diketahui apa
maksud dari belajar terlebih dahulu. Belajar pada hakikatnya adalah aktivitas manusia untuk melakukan perubahan tingkah laku pada diri individu yang belajar untuk mencapai berbagai kompetensi, keterampilan dan sikap. Belajar dapat dimulai sejak manusia lahir sampai akhir hayat dan sebagai karakteristik yang membedakan antara manusia dengan makhluk lain (Idris, 2015:3).
Belajar dapat diartikan serangkaian kegiatan jiwa dan raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotorik (Djamarah, 2002:141). Belajar merupakan suatu proses perubahan, maksudnya yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya (Slameto, 2002:2).
Berdasarkan pada pengertian belajar yang telah dikemukakan diatas, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan proses perubahan yang dilakukan oleh seseorang untuk menuju perubahan yang lebih baik dari keadaan sebelumnya. Perubahan tersebut mancakup berbagai aspek seperti aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik.
Belajar tidak selalu berjalan dengan lancar, belajar juga memiliki hambatan-hambatan selama proses belajar berlangsung yang mengakibatkan terganggunya proses belajar dan hasil yang tidak sesuai. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar antara lain (Munjahid, 2007: 11-18):
1. Faktor indogin Faktor indogin yaitu faktor yang berasal dari diri sendiri (pelajar maupun mahasiswa). Faktor ini dibagi menjadi dua, yaitu: a. Faktor biologis, merupakan faktor yang berhubungan dengan jasmani. Faktor ini meliputi:
1) Kesehatan Belajar membutuhkan badan yang sehat. Jika badan tidak sehat, belajar akan terganggu dan pelajaran sukar untuk dipahami. Maka dari itu kesehatan merupakan faktor yang penting dalam belajar.
2) Cacat badan Cacat badan merupakan salah satu faktor penghambat belajar karena siswa yang memiliki cacat badan akan mengalami kesulitan dalam belajar. Cacat badan tersebut dapat berupa setengah buta, setengah tuli, gangguan bicara dan sebagainya.
Anak-anak yang memiliki cacat badan harus mendapatkan perhatian khusus atau dimasukkan ke sekolah yang memiliki pendidikan khusus seperti sekolah luar biasa. b. Faktor fisiologis, merupakan faktor yang berhubungan dengan rohaniah. Faktor ini meliputi: 1) Intelligensi
Faktor intelegensi merupakan faktor yang besar pengaruhnya terhadap kemampuan belajar anak. Jika pembawaan intelegensi seorang anak rendah, maka anak tersebut susah mencapai hasil belajar yang baik. Walaupun anak tersebut sudah mempelajari pelajaran dengan sebaik-baiknya, jika memang memiliki bawaan intelligensi yang rendah, maka anak tersebut tetap mengalami kesulitan dalam belajar dan membutuhkan waktu yang cukup lama dalam menguasai materi pelajaran. Anak akan merasa kesulitan dalam memahami apa yang dipelajarinya, sehingga perlu bantuan khusus dari pendidik maupun orang tua. 2) Perhatian
Perhatian juga merupakan faktor yang besar pengaruhnya terhadap kemampuan belajar anak. Pelajaran yang menarik akan membuat anak tertarik pada pelajaran dan memperhatikan pelajaran, akan tetapi pelajaran yang tidak menarik akan membuat anak merasa bosan pada pembelajaran tersebut dan tidak memperhatikan pelajaran sehingga tidak bisa mencapai hasil belajar yang baik. Oleh sebab itu, pendidik harus bisa membuat pelajaran menjadi menarik bagi anak- anak.
3) Minat Minat seringkali timbul bila ada perhatian. Karena itu untuk menimbulkan minat, sebaiknya juga harus menimbulkan perhatian. 4) Bakat
Bakat merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar anak. Anak yang memiliki bakat dalam suatu pelajaran akan cepat memahami dan menguasai pelajaran tersebut sehingga mendapatkan hasil belajar yang baik. Sedangkan anak yang tidak memiliki bakat dalam suatu pelajaran tersebut akan merasa kesulitan dalam memahami dan menguasai pelajaran tersebut sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama dibandingkan dengan anak yang memiliki bakat dalam pelajaran tersebut untuk mendapatkan hasil yang baik. 5) Emosi
Emosi yang tidak stabil akan mengganggu belajar anak, karena masalah yang kecil saja akan membuat emosi yang mendalam bagi anak tersebut bahkan sampai menimbulkan gejala negatif seperti tak sadarkan diri, kejang dan sebagainya. Anak yang memiliki emosi yang tidak stabil membutuhkan situasi yang tenang dan penuh perhatian agar belajar dapat berjalan lancar.
2. Faktor exogin Faktor exogin merupakan faktor yang berasal dari luar atau dapat juga disebut sebagai lingkungan yang mempengaruhi keberhasilan anak dalam belajar. Faktor ini meliputi:
a. Lingkungan keluarga merupakan faktor yang berasal dari lingkungan sekitar keluarga, diantaranya: 1) Faktor orang tua
Sikap dan hubungan orang tua dengan anak haruslah terjalin dengan baik. Hubungan orang tua pada anak yang baik adalah hubungan yang dilandasi kasih sayang dan tanggung jawab yang tinggi di sertai dengan bimbingan, bahkan kalau perlu disertai dengan pemberian hadiah dan hukuman dengan tujuan memajukan belajar anak.
Sikap orang tua yang yang terlalu memanjakan anak, bersikap acuh kepada anak, dan terlalu kasar kepada anak tidaklah baik karena akan membuat anak kesulitan dalam belajar. 2) Faktor suasana rumah
Suasana rumah mempengaruhi hasil belajar anak. Suasana rumah yang tenang dapat membantu anak dalam belajar, sedangkan suasana rumah yang gaduh seperti anggota keluarga yang terlalu banyak, rumah juga dijadikan tempat usaha akan membuat anak kesulitan dalam belajar karena terganggu konsentrasinya.
3) Faktor ekonomi keluarga Ekonomi keluarga berpengaruh pada hasil belajar anak. Anak yang dibesarkan oleh keluarga yang mampu akan mendapatkan fasilitas yang baik sehingga membuat anak menjadi semangat dalam belajar. Sebaliknya, anak yang dibesarkan dalam keluarga yang ekonominya rendah tidak bersemangat dalam belajar karena fasilitas belajar yang kurang.
b. Lingkungan sekolah merupakan faktor yang berasal dari lingkungan sekitar sekolah, diantaranya: 1) Cara penyajian belajar yang kurang baik.
Penyajian belajar yang kurang baik dapat disebabkan oleh guru yang kurang menguasai materi pelajaran maupun penerapan metode pembelajaran dengan baik sehingga mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar.
2) Hubungan guru dan murid yang kurang baik.
Antara guru dan murid hendaknya mempunyai hubungan yang baik, karena dengan adanya hubungan yang baik diantara keduanya akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Seorang anak akan merasa tertarik dengan suatu pelajaran karena adanya hubungan baik terhadap guru yang mengampu pelajaran tersebut.
3) Hubungan antara anak dengan anak yang kurang menyenangkan.
Hubungan yang baik antara anak satu dengan yang lainnya berpengaruh terhadap hasil belajar karena jika mereka mempunyai hubungan yang baik, maka akan timbul rasa senang dan nyaman di dalam kelas sehingga dapat menerima pelajaran dengan baik. Sebaliknya, jika hubungan diantara mereka kurang baik, bahkan ada salah satu anak yang dikucilkan maka akan timbul rasa malas masuk kedalam kelas dan tidak dapat memahami pelajaran ketika belajar.
4) Bahan pelajaran yang terlalu tinggi diatas kemampuan normal anak.
Materi yang diberikan tidak sesuai dengan usia dan kemampuan anak akan sulit untuk dipahami karena mereka harus memahami apa yang seharusnya belum mereka pelajari. 5) Alat belajar di sekolah yang tidak lengkap.
Alat belajar atau fasilitas yang lengkap akan membuat hasil belajar anak baik karena kebutuhan belajar mereka terpenuhi, sedangkan alat belajar yang tidak lengkap akan menghambat belajar anak.
6) Jam pelajaran yang kurang tepat.
Jam pelajaran yang kurang tepat juga mempengaruhi belajar anak. c. Lingkungan masyarakat merupakan faktor yang berasal dari lingkungan sekitar masyarakat, diantaranya: 1) Teman bergaul
Pemilihan teman dalam bergaul akan mempengaruhi belajar anak, karena sikap anak akan sama dengan teman bergaulnya.
Anak yang bergaul dengan temannya yang rajin akan ikut rajin dan anak yang bergaul dengan temannya yang malas, maka anak tersebut juga akan ikut-ikutan malas. 2) Banyaknya kegiatan lain
Anak yang memiliki banyak kegiatan lain selain belajar, seperti kegiatan dalam organisasi, kegiatan yang diberikan orang tua dan sebagainya akan terganggu konsentrasinya antara belajar dengan kegiatan-kegiatan tersebut.
Hasil belajar pada dasarnya adalah suatu kemampuan berupa keterampilan dan perilaku yang diperoleh seseorang sebagai akibat dari latihan atau pengalaman yang diperoleh. Dalam hai ini, Gagne dan Briggs mendefinisikan hasil belajar sebagai kemampuan yang diperoleh seseorang sesudah mengikuti proses belajar (Sam‟s, 2010: 33).
Hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar (Susanto, 2013: 5). Hasil belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku, walaupun tidak semua perubahan tingkah laku merupakan hasil belajar akan tetapi aktivitas belajar umumnya disertai perubahan tingkah laku (Ainurrahman, 2013: 37). Lingkup penilaian hasil belajar mencakup kompetensi sikap (spiritual dan sosial), pengetahuan, dan keterampilan (Warso, 2017:130).
Metode pembelajaran Snowball Throwing diharapkan dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam materi Al- qur‟an sebagai pedoman hidup di kelas XI MEKATRONIK 1 di SMK Negeri 3 Salatiga
Pembelajaran Snowball Throwing adalah suatu model pembelajaran yang membagi murid dalam beberapa kelompok, setiap anggota kelompok memiliki tanggungjawab untuk membuat sebuah soal yang berkaitan dengan materi pelajaran yang dipelajari dan dituliskan pada sebuah kertas kemudian dibentuk menyerupai bola, setelah itu bola tersebut dilempar ke murid yang lain selama durasi waktu yang ditentukan, yang selanjutnya masing-masing murid menjawab pertanyaan dari bola yang diperolehnya (Hamdayama, 2014: 158).
Model pembelajaran Snowball Throwing termasuk dalam jenis model pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam struktur kerja sama yang teratur pada kelompok yang terdiri atas dua orang atau lebih (Tampubolon, 2014: 89).
Menurut Ibrahim dalam (Hosnan, 2014: 239), stretegi pembelajaran
kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidaknya ada tiga tujuan
pembelajaran, yaitu: a. Meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik.
b. Penerimaan yang luas terhadap orang yang berbeda menurut ras, budaya, kelas sosial, kemampuan, maupun ketidakmampuan.
c. Mengajarkan kepada siswa keterampilan kerja sama dan kolaborasi.
Keterampilan ini penting karena banyak anak muda dan orang dewasa masih kurang dalam keterampilan sosial.
Agus Suprijono, (2011:128) menjelaskan langkah-langkah metode
Snowball Throwing sebagai berikut: a. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan.
b. Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing- masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi.
c. Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing- masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya.
d. Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok.
e. Kemudian kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa lain selama kurang lebih 15 menit. f. Setelah siswa dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian.
g. Evaluasi.
h. Penutup.
Metode Snowball Throwing memiliki kelebihan dan kekurangan dalam pelaksanannya. Hamdayama, (2014) menguraikan kelebihan dan kekurangan metode Snowball Throwing sebagai berikut:
a. Kelebihan Metode Snowball Throwing Metode Snowball Throwing mempunyai beberapa kelebihan yang semuanya melibatkan dan keikutsertaan siswa dalam pembelajaran.
Kelebihan itu adalah : 1) Suasana pembelajaran menjadi menyenangkan karena siswa seperti bermain dengan melempar bola kertas kepada siswa lain.
2) Siswa mendapat kesempatan untuk mengembangkan kemampuan brpikir karena diberi kesempatan untuk membuat soal dan diberikan pada siswa lain. 3) Membuat siswa siap dengan berbagai kemungkinan karena siswa tidak tahu soal yang dibuat temannya seperti apa.
4) Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. 5) Pendidik tidak terlalu repot membuat media karena siswa terjun langsung dalam praktik.
6) Pembelajaran menjadi lebih efektif.
7) Aspek kognitif, afektif, dan psikomotor dapat tercapai.
b. Kekurangan Metode Snowball Throwing 1) Sangat bergantung pada kemampuan siswa dalam memahami materi sehingga apa yang dikuasai siswa hanya sedikit. Hal ini dapat dilihat dari soal yang dibuat siswa biasanya hanya seputar materi yang sudah dijelaskan atau seperti contoh soal yang diberikan. 2) Ketua kelompok yang tidak mampu menjelaskan dengan baik tentu menjadi penghambat bagi angota lain untuk memahami materi sehingga diperlukan waktu yang tidak sedikit untuk siswa mendiskusikan materi pelajaran.
3) Tidak ada kuis individu maupun penghargaan kelompok sehingga siswa saat berkelompok kurang termotivasi untuk bekerja sama tapi tidak menutup kemungkinan bagi guru untuk menambahkan pemberian kuis individu dan penghargaan kelompok.
4) Memerlukan waktu yang panjang. 5) Murid yang nakal cenderung untuk berbuat onar. 6) Kelas sering kali gaduh karena kelompok dibuat oleh murid. Kelemahan-kelamahan pada metode snowball throwing tersebut dapat ditutupi dengan cara berikut: 1) Guru menerangkan terlebih dahulu materi yang akan didemonstrasikan secara sigkat dan jelas.
2) Mengoptimalisasi waktu dengan cara memberi batasan dalam pembuatan kelompok dan pembuatan pertanyaan.
3) Guru ikut serta dalam pembuatan kelompok sehingga kegaduhan biasa diatasi.
4) Memisahkan grup anak yang dianggap sering membuat gaduh dalam kelompok yang berbeda.
5) Tidak menutup kemungkinan bagi guru untuk menambahkan pemberian kuis individu dan penghargaan kelompok.
Dr. Muhammad Al-Jamaly dalam Muhaimin (2002) berpendapat bahwa Pendidikan Agama Islam adalah upaya pengembangan, mendorong serta mengajak manusia lebih maju dengan berlandaskan nilai-nilai yang tinggi dan kehidupan yang mulia. Sehingga terbentuk pribadi yang lebih sempurna, baik yang berkaitan dengan akal, perasaan maupun perbuatan.
Zakiah Daradjat (2011:86) mengemukakan pendidikan agama Islam sebagai berikut:
a. Pendidikan agama islam ialah usaha berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar kelak setelah selesai pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam serta menjadikannya sebagai pandangan hidup (way of life).
b. Pendidikan agama Islam ialah pendidikan yang dilaksanakan berdasarkan najaran Islam. c. Pendidikan agama Islam ialah pendidikan dengan melalui ajarn-ajaran agama Islam, yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam yang telah diyakini secara menyeluruh, serta menjadikan ajaran agama Islam itu sebagai suatu pandangan hidupnya demi keselematan dan kesejahteraan hidup di dunia maupun di akhirat kelak.
Berdasarkan pengertian mengenai pendidikan agama Islam yang telah dikemukakan diatas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan agama Islam merupakan pendidikan yang dilaksanakan berdasarkan ajaran agama Islam dengan harapan peserta didik dapat mengamalkan ajaran- ajaran agama yang telah diyakininya secara menyeluruh dalam kehidupan sehari-hari.
Ada tiga aspek dalam tujuan pendidikan (Asronun, 2006: 78), ketiga aspek tersebut antara lain: a. Aspek kognitif yang meliputi pembinaan nalar, seperti kecerdasan, kepandaian, serta daya pikir.
b. Aspek afektif yang meliputi pembinaan hati, seperti pengembangan rasa, kalbu, serta rohani.
c. Aspek psikomotorik, yaitu pembinaan jasmani seperti kesehatan badan, serta keterampilan.
Al- qur‟an ialah firman Allah berupa wahyu yang disampaikan oleh
Jibril kepada Nabi Muhammad SAW. di dalamnya terkandung ajaran pokok yang dapat dikembangkan untuk keperluan seluruh aspek kehidupan melalui ijtihad (Daradjat, 2011.19).
Pedoman merupakan hal yang menjadi dasar (pegangan,petunjuk, dsb) untuk menentukan atau melaksanakan sesuatu sedangkan hidup berarti masih terus ada, bergerak, dan bekerja sebagaimana mestinya. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2007). Pedoman hidup dapat diartikan sebagai suatu hal yang menjadi dasar atau pegangan bagi manusia selama hidupnya untuk melakukan sesuatu perbuatan ataupun tindakan.
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa Al- qur‟an sebagai pedoman hidup yaitu setiap makhluk hidup dalam menjalankan kegiatan setiap harinya berpegangan kepada Al- qur‟an, menjadikannya sebagai petunjuk dalam hidupnya.
Adapun ayat-ayat Al- qur‟an yang menjelaskan bahwa Al-Qur‟an adalah pedoman hidp bagi manusia, antara lain: QS. Al-Baqarah ayat 2-3.
Artinya :
“Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa (yaitu) mereka yang beriman