UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR AL-QUR'AN HADITS MELALUI METODE STIR THE CLASS DI KELAS IV MINU NGINGAS SIDOARJO.
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR AL-QUR’AN HADITS MELALUI METODE STIR THE CLASS
DI KELAS IV MINU NGINGAS SIDOARJO
SKRIPSI
Oleh:
LENY ISMIYANTI NIM. D07212015
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH 2016
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
ABSTRAK
Leny Ismiyanti, 2016. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Al-Qur’an Hadits Melalui Metode
Stir The Class di Kelas IV MINU Ngingas Sidoarjo, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah (PGMI). Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK). Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya
Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan fenomena yang terdapat pada siswa kelas IV MINU Ngingas Waru Sidoarjo yaitu motivasi belajar siswa di kelas tersebut masih rendah yakni 64,1%. Keadaan ini disebabkan oleh beberapa hal, anatar lain : (1) pembelajaran masih menggunakan metode ceramah (2) kurang tertariknya siswa dalam pembelajaran al-Qur’an Hadits (3) penggunaan metode yang kurang tepat. Peneliti memilih metode Stir The Class untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi di kelas IV MINU Ngingas Sidoarjo.
Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimana penerapan metode Stir The class dalam meningkatkan motivasi belajar al-Qur’an Hadits siswa kelas IV MINU Ngingas Waru Sidoarjo dan bagaimana peningkatan motivasi belajar al-Qur’an Hadits dengan menggunakan metode Stir The Class di kelas IV MINU Ngingas Waru Sidoarjo.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah PTK ( Penelitian Tindakan Kelas ). Dalam pelaksanaanya, penelitian tindakan kelas ini menggunakan model Kurt Lewin yang dalam siklusnya terdapat empat komponen, dimulai dari perencanaan ( planning ), Tindakan ( acting ), Pengamatan ( observing ), dan Refleksi ( reflecting ). Dalam pengumpulan data peneliti menggunakan wawancara, observasi, angket dan dokumentasi.
Penerapan metode Stir The Class dalam meningkatkan motivasi belajar al-Qur’an Hadits dalam pelaksanaanya telah berjalan dengan baik pada setiap siklusnya. Dimana dalam penerapanya yakni peserta didik membentuk menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok akan memperoleh nomer yang sama dengan kelompok lain dan setiap kelompok akan berdiskusi tentang materi Surat al-Lahab. Masing-masing kelompok yang dipanggil nomernya akan pindah kekelompok lain untuk menyampaikan hasil diskusinya. Guru akan membacakan soal dan siswa yang dipanggil nomernya pada setiap kelompok akan menjawab. Dalam penerapan metode Stir
The Class diperoleh hasil observasi aktivitas guru di siklus I adalah 74% sedangkan pada siklus
II adalah 94%. Pada hasil observasi aktivitas siswa siklus I adalah 77% sedangkan pada siklus II adalah 95%. Hasil nilai rata-rata angket motivasi belajar sebelum dilakukan tindakan adalah 64,1%, pada siklus I adalah 81,4% dan meningkat menjadi 91,0% pada siklus II. Hasil nilai tugas yang diperoleh pada siklus I memperoleh presentase 85% dan pada siklus II memperoleh presentase 92%. Hal ini menunjukan peningkatan motivasi belajar siswa yang dapat dikatagorikan sangat baik karena sudah mencapai target yang diharapkan.
(7)
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ... i
HALAMAN JUDUL ... ii
HALAMAN MOTTO ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
LEMBAR PEERSETUJUAN SKRIPSI ... ... v
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... vi
ABSTRAK ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ………. 1
B. Rumusan Masalah ……… 5
C. Tindakan yang Dipilih ………. 5
D. Tujuan Penelitian ………. 5
E. Lingkup Penelitian ………... 6
F. Manfaat Penelitian ……… 7
G. Sistematika Pembahasan ……….. 8
BAB II KAJIAN TEORI A. Motivasi Belajar 1. Pegertian Motivasi Belajar ………. 10
2. Macam-macam Motivasi ……… 11
(8)
5. Manfaat Motivasi Belajar ……….. 13
6. Teori Motivasi Belajar ………...… 14
B. Hakikat al-Qur’an Hadits 1. Pengertian al-Qur’an Hadits ……….. 16
2. Tujuan dan Fungsi Mata Pelajaran al-Qur’an Hadits ………… 18
3. Ruang Lingkup Pembelajaran al-Qur’an Hadits ……… 18
C. Metode Stir The Class 1. Pengertian Metode Stir The Class ………... 19
2. Langkah-langkah Metode Stir The Class ……….. 21
3. Kelebihan Metode Stir The Class ………. 22
4. Kekurangan Stir The Class ……… 22
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ……….. 23
B. Setting dan Subyek Penelitian ……… 26
C. Variabel yang diteliti ……….. 27
D. Rencana Tindakan ……….. 27
E. Data dan Cara Pengumpulannya ………. 31
F. Indikator Kinerja ………. 36
G. Tim Peneliti dan Tugasnya………... 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ……….. 38
1. Pra Siklus ………. 38
2. Siklus I ………. 39
3. Siklus II ……… 50
(9)
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ……….. 67
B. Saran ……….... 68
DAFTAR PUSTAKA ... 70
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ……….. 72
RIWAYAT HIDUP ………. 73
(10)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
al-Qur’an Hadits berasal dari al-Qur’an dan Hadits. al-Qur’an berasal dari kata ﻦــﺋ اﺮـــﻘﻟا (al-Qara’in) jamak dari ﺔـــﻨ ﺮــﻗ (qarinah) yang berarti indikator (petunjuk). 1 al-Qur’an adalah kalam Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi dan Rasul terakhir melalui Malaikat Jibril yang tertulis dalam mushaf dan sampai kepada kita dengan jalan tawatur, sebagai pedoman hidup manusia dan membacanya merupakan ibadah yang diawali dengan surat al-Fatihah dan diakhiri dengan surat an-Nas. Hadits atau al-Hadits menurut bahasa berarti al-Jadid (sesuatu yang baru), lawan kata dari al-qadim (sesuatu yang lama). Kata hadits juga berarti al-Khabar (berita), yaitu sesuatu yang dipercakapkan dan dipindahkan dari seseorang kepada orang lain. 2
Jadi al-Qur’an sendiri adalah kitab suci umat islam yang digunakan manusia sebagai pedoman hidup dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan Hadits adalah sebagai perkuat dari al-Qur’an, Menciptakan hukum syari’at (tasyri’) yang belum dijelaskan oleh al-Qur’an, dan Hadis mencabang dari pokok dalam al-Qur’an. Mata pelajaran al-Qur’an Hadits merupakan unsur mata pelajaran pendidikan agama Islam pada Madrasah Ibtidaiyah yang penting dipelajari peserta didik sejak dini. Dengan memahami al-Qur’an dan Hadits sejak dini, peserta didik sudah mengerti sumber ajaran agama islam
1 Tim penyusun MKD IAIN sunan ampel surabaya, Studi Al-Qur’an, (Surabaya: IAIN Sunan
Ampel Press, 2011), hlm. 01
(11)
2
dan mampu mengamalkan isi pandangannya sebagai petunjuk dan landasan dalam kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran al-Qur’an Hadits diarahkan untuk menumbuh kembangkan pengetahuan peserta didik terhadap al-qur’an dan Hadits, sehingga mendapat pengetahuan keduanya dengan baik dan benar. Pembelajaran al-Qur’an Hadits di Madrasah Ibtidaiyah menekankan proses kegiatan belajar yang berorientasi pada kemampuan dasar yang harus di miliki oleh seorang muslim. Diantanranya adalah kemampuan dalam membaca, menulis, menghafal, mengartikan, memahami, dan mengamalkan al-Qur’an dan Hadits.
Seorang guru harus mampu membaca al-Qur’an dengan benar dengan memahami arti dari isi kandungan al-Qur’an. Seorang guru tentu harus mempersiapkan pendekatan-pendekatan pembelajaran yang akan digunakan dalam menyampaikan materinya. Selain itu, seorang guru yang baik juga dituntut untuk mempersiapkan sumber belajar dan media pembelajarannya dengan baik demi tercapanya tujuan pembelajaran yang akan disampaikan.
Dari hasil yang saya amati pada kelas IV MINU Ningas mata pelajaran al-Qur’an Hadits, peserta didik kurang adanya semangat dan motivasi dalam proses belajar pembelajaran al-Qur’an Hadits di kelas. Hal itu dikarenakan guru yang masih menggunakan metode ceramah saat pembelajaran dan pengunaan metode yang kurang tepat. Peserta didik hanya mendengarkan dan kurang memahami pelajaran. Hal itu terlihat dari 27 peserta didik, 7 siswa tidak aktif bertanya, 6 siswa kurang aktif bertanya, 4
(12)
3
siswa tidak mampu menjawab pertanyaan guru, dan 10 siswa aktif dalam bertanya dan menjawab. Kondisi seperti ini menjadi beban bagi guru mata pelajaran al-Qur’an Hadits kelas IV MINU Ngingas Waru Sidoarjo karena dengan KKM 75, hanya sebagian peserta didik yang mampu terpenuhi. Hal ini terlihat dari hasil angket saat observasi awal, dari 27 siswa yang mendapat nilai 40-55 satu siswa, sebanyak lima anak mendapat nilai 50-55, tujuh siswa yang mendapat nilai 60-65, nilai 65-75 sebanyak delapan siswa, dan enam siswa untuk siswa yang mendapat nilai 75-80.
Hal utama yang harus dilakukan dalam pembelajaran adalah dengan membangkitkan motivasi belajar, karena dengan adanya motivasi belajar siswa dapat merubah motivasi siswa kepada mata pelajaran. Siswa yang merasa senang terhadap mata pelajaran, tentunya akan meningkatkan motivasi belajar, karena mereka dapat mengambil manfaat dengan menganggap penting pelajaran tersebut bagi kehidupanya.3
Dari masalah tersebut dapat disimpulkan bahwasanya motivasi belajar peserta didik sangat penting pada pelajaran al-Qur’an Hadits. Materi akan susah ditangkap bagi peserta didik apabila motivasi belajar siswa tidak ada. Dengan metode baru yang menarik peserta didik akan termotivasi dalam belajar mata pelajaran al-Qur’an Hadits. Sehingga dapat memenuhi KKM yang diinginkan. Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan diantaranya : Stir The Class, Short Card, picture and picture, dan lain-lain. Dari metode tersebut, metode Stir The Class lebih dipilih peneliti karena
(13)
4
cocok digunakan dalam pelajaran Qur’an Hadits terutama materi Surat al-Lahab dan dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa al-Qur’an Hadits di kelas IV MINU Ngingas Waru Sidoarjo.
Metode Stir The Class adalah salah satu variasi dari metode
Numbered Head Togther yang menggunakan nomer dibagikan kepada siswa dan dibagi kelompok. Setiap kelompok akan mempunyai nomer yang berbeda namun sama dengan kelompok lain. Setiap nomer yang dipanggil oleh guru akan pindah kekelompok yang berada didekatnya untuk menyampaikan hasil diskusinya. Aktivitas ini juga mendorong siswa untuk berpikir dalam suatu tim yang berubah-ubah. 4 Manfaat dari metode ini agar siswa lebih mudah dalam memahami materi yang telah diperoleh dengan berdiskusi dan menukarkan ide/gagasan yang diperoleh dari kelompok lain. Dari metode ini diharapkan mampu menumbuhkan motivasi belajar peserta didik dalam belajar.
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul : “Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Al-Qur’an Hadits Melalui Metode Stir The Class Di Kelas IV MINU Ngingas Sidoarjo”
4 Warsono, Hariyanto, Pembelajaran Aktif Teori dan Asesmen, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
(14)
5
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti dapat merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana penerapan metode Stir The Class dalam meningkatkan motivasi belajar al-Qur’an Hadits siswa kelas IV MINU Ngingas Waru Sidoarjo ?
2. Bagaimana peningkatan motivasi belajar al-Qur’an Hadits dengan menggunakan metode Stir The Class di kelas IV MINU Ngingas Waru Sidoarjo ?
C. Tindakan yang Dipilih
Tindakan yang dipilih untuk mengatasi permasalahan rendahnya motivasi belajar dalam mempelajari mata pelajaran al-Qur’an Hadits materi menghafal surat al-Lahab dengan menerapkan metode Stir The Class pada siswa kelas IV MINU Ngingas Waru Sidoarjo yang dilakukan 2 siklus yang setiap siklusnya terdiri dari perencanaa (Planning), pelaksanaan tindakan
(acting), observasi (observing), dan refleksi (reflecting).
D. Tujuan Penelitian
Berikut tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui penerapan metode Stir The Class dalam belajar al-Qur’an Hadits pada siswa kelas IV MINU Ngingas Waru Sidoarjo
(15)
6
2. Untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar al-Qur’an Haits siswa dengan menggunakan metode Stir The Class di MINU Ngingas Waru Sidoarjo
E. Lingkup Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, peneliti membahas tentang pengingkatan motivasi belajar peserta didik kelas IV MINU Ngingas Waru Sidoarjo pada mata pelajaran al-Qur’an Hadits materi Surat al-Lahab. Adapun kompetensi inti, kompetensi dasar, dan indikator :
1. Kompetensi Inti :
1) Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya
2) Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya
3) Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain
4) Menyajikan pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain
(16)
7
2. Kompetensi dasar :
3.1Mengetahui surat al-Lahab 3. Indikator :
3.1.1 Siswa mampu melafalkan Surat al-Lahab beserta artinya
3.1.2 Siswa mendiskripsikan arti Surat al-Lahab
F. Manfaat Penelitian
Manfaat secara umum yaitu :
1. Proses belajar mengajar al-Qur’an Hadits di MINU Ngingas Waru Sidoarjo akan lebih menyenangkan
2. Ditemukannya metode baru yang lebih baik, baru dan variatif Manfaat secara khusus yaitu :
1. Peserta didik
a. Peserta didik akan lebih tertarik dalam menerima dan mengaplikasikan pelajaran al-Qur’an Hadits yang disampaikan oleh guru
b. Meningkatkan motivasi keaktifan peserta didik untuk ikut serta dalam berlangsungnya proses pembelajaran
(17)
8
Guru mendapatkan variasi baru dalam melaksanakan proses pembelajaran sehingga peserta didik menjadi lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran.
3. Penulis
Menambah wawasan dan pengetahuan lebih dalam bentuk karya ilmiah yang berupa tulisan serta landasan dalam mengajar al-Qur’an Hadits
G. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan selengkapnya dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
BAB I : Pendahuluan, yang meliputi: (a) Latar Belakang Masalah, (b) Rumusan masalah, (c) Tindakan yang dipilih, (d) Tujuan Penelitian, (e) Lingkup penelitian, (f) Manfaat penelitian, (g) sistematika pembahasan.
BAB II : Kajian teori, yang meliputi: (a) Motivasi Belajar, (b) Hakikat al-Qur’an Hadits, (c) Metode Stir The Class.
BAB III : Metode Penelitian, yang meliputi: (a) Metode penelitian, (b) Setting dan Subyek Penelitian, (c) Variabel yang diteliti, (d) Rencana tindakan, (e) Data dan Cara Pengumpulannya, (f) Indikator Kinerja, (g) Tim peneliti dan Tugasnya.
(18)
9
BAB IV : Hasil penelitian dan pembahasan, yang meliputi: (a) hasil penelitian, (b) Pembahasan
(19)
BAB II KAJIAN TEORI
A. Motivasi Belajar
1. Pengertian Motivasi Belajar
Menurut Mc. Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Perubahan energi dalam diri seseorang itu berbentuk suatu aktivitas nyata berupa kegiatan fisik. Karena seseorang mempunyai tujuan tertentu dari aktivitasnya, maka seseorang mempunyai motivasi yang kuat untuk mencapainya dengan segala upaya yang dapat dia lakukan untuk mencapainya. 5
Menurut Sadirman, motivasi berasal dari kata motif yang dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktifitas-aktifitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. 6
Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau penguatan yang dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu. Motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswi yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku. 7
5Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, 01, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2002), hal; 114 6 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2006),
hal ; 73
(20)
11
Dalam proses belajar, motivasi belajar sangatlah diperlukan bagi pelajar. Seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Hal itu merupakan pertanda bahwa sesuatu yang kan dikerjakan itu tidak menyentuh kebutuhanya. Segala sesuatu yang menarik bagi orang lain belum tentu menarik minat orang lain selama sesuatu tersebut tidak bersentuhan dengan kebutuhanya.
2. Macam-macam Motivasi
Macam-macam motivasi dapat dilihat dari beberapa sudut pandang, yaitu anatara lain:
a. Motivasi Jasmani Dan Rohaniah
Ada beberapa ahli yang menggolongkan jenis motivasi ini menjadi dua jenis yakni motivasi jasmani dan motivasi rohaniah. yang termasuk masuk motivasi jasmani seperti reflex, insting otomatis, dan nafsu. Sedangkan yang termasuk motivasi rohaniah dalah kemauan. 8 b. Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik
1) Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsic adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsi tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.
(21)
12
2) Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah kebalikan dari motivasi instrinsik. Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar.
Motivasi belajar dikatakan ekstrinsik bila anak didik menempatkan tujuan belajarnya di luar faktor-faktor situasi belajar. Anak didik belajar karena ingin mencapai tujuan yang terletak di luar hal yang dipelajarinya. Misalnya, untuk mencapai angka tinggi, diploma, gelar, kehormatan dan sebagainya. 9
3. Tujuan Motivasi Belajar
Tujuan dari adanya motivasi belajar dalam diri seorang siswa adalah untuk menggerakkan atau menggungah siswa agar timbul keinginan dan kemauanya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau tujuan tertentu. Bagi seorang guru, tujuan motivasi adalah untuk menggerakan atau memacu para siswanya agar timbul keinginan dan kemauanya untuk meningkatkan prestasi belajarnya sehingga tercapai tujuan pendidikan sesuai dengan yang diharapkan dan ditetapkan di dalam kurikulum sekolah. 10
9 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, hal ; 115-117
(22)
13
4. Indikator Motivasi Belajar
Indikator yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat motivasi seseorang antara lain:11
a) Adanya hasrat dan keinginan belajar
b) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar
c) Adanya harapan dan cita-cita dimasa yang akan datang d) Adanya penghargaan dalam belajar
e) Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar f) Adanya lingkungan belajar yang kondusif
5. Manfaat Motivasi Belajar
Adapun manfaat motivasi di dalam belajar di antaranya sebagai berikut: 12
a) Memberikan dorongan semangat kepada siswa atau mahasiswa untuk rajin belajar dan mengatasi kesulitan belajar.
b) Mengarahkan kegiatan belajar siswa atau mahasiswa kepada suatu tujuan tertentu yang berkaitan dengan masa depan dan cita-cita.
c) Membantu siswa atau mahasiswa untuk mencari suatu metode belajar yang tepat dalam mencapai tujuan belajar yang diinginkan.
11 Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya, hal.23.
(23)
14
6. Teori Motivasi
Belajar dapat timbul karena hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita. Apabila kebutuhan tersebut telah terpenuhi dan terpuaskan maka aktivitas tersebut akan berkurang dan sesuai dengan dinamika kebutuhan manusia akan timbullah kebutuhan baru lainnya.13 Keadaan yang tidak seimbang antara kebutuhan dan aktivitas ini perlu adanya motivasi.
Maslow menciptakan sebuah Hierarki kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Hierarki beranggapan bahwa pada waktu orang telah memuaskan satu tingkat kebutuhan tertentu, mereka ingin bergeser ke tingkat yang lebih tinggi.
Gambar 3.1 Hierarki Kebutuhan Maslow
(24)
15
Maslow mengemukakan lima tingkat kebutuhan seperti pada gambar di atas : 14
a. Kebutuhan Fisiologis
Kebutuhan yang harus dipuaskan untuk dapat tetap hidup, termasuk makanan, perumahan, pakaian, udara untuk bernapas, dan sebagainya. b. Kebutuhan akan Rasa Aman
Ketika kebutuhan fisiologis seseorang telah dipuaskan, perhatian dapat diarahkan kepada kebutuhan akan keselamatan. Keselamatan itu, termasuk merasa aman dari setiap jenis ancaman fisik, atau kehilangan, serta merasa terjamin.
c. Kebutuhan akan Cinta Kasih atau Kebutuhan Sosial
Ketika seseorang telah memuaskan kebuttuhan fisiologis dan rasa aman, kepentingan berikutnya adalah hubungan anatar manusia. Cinta kasih dan kasih saying yang diperlukan pada tingkat ini, mungkin disadari melalui hubungan-hubungan anatar pribadi yang mendalam, tetapi juga yang dicerminkan dalam kebutuhan untuk menjadi bagian berbagai kelompok sosial.
d. Kebutuhan akan Penghargaan
Percaya diri dan harga diri maupun kebutuhan akan pengakuan orang lain akan kepandaian.
e. Kebutuhan Aktualisasi Diri
(25)
16
Kebutuhan tersebut ditempatkan paling atas pada Hierarki Maslow dan berkatan dengan keinginan pemenuhan diri. Ketika semua kebutuhan lain sudah dipuaskan, seseorang ingin mencapai secara penuh potensinya.
B. Hakikat al-Qur’an Hadits 1. Pengertian al-Qur’an Hadits
al-qur’an Hadits berasal dari al-Qur’an dan Hadits. al-Qur’an berasal dari kata ﻦــﺋ اﺮـــﻘﻟا (al-Qara’in) jamak dari ﺔـــﻨ ﺮــﻗ (qarinah) yang berarti indikator (petunjuk). 15 al-Qur’an adalah kalam Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi dan Rasul terakhir melalui Malaikat Jibril yang tertulis dalam mushaf dan sampai kepada kita dengan jalan tawatur, sebagai pedoman hidup manusia dan membacanya merupakan ibadah yang diawali dengan surat al-Fatihah dan diakhiri dengan surat an-Nas. Sebagai sumber tertinggi ajaran Islam, al-Qur’an sejak masa Nabi Muhammad SAW, sudah dipelajari para sahabat dengan tujuan memahami kandunganya dan banyak pula ilmu yang sangat erat hubunganny dengan al-Qur’an. 16 Hadits atau al-Hadits menurut bahasa berarti al-Jadid (sesuatu yang baru), lawan kata dari al-qadim (sesuatu yang lama). Kata hadits juga berarti al-Khabar (berita), yaitu sesuatu yang dipercakapkan dan dipindahkan dari seseorang kepada orang lain. 17
15 Tim penyusun MKD IAIN sunan ampel surabaya, Studi Al-Qur’an, hlm. 01
16 Quraish Shihab, Sejarah dan ulum Al-Quran, ( Jakarta : Pustaka Firdaus, 2013 ), hlm. 39 17 Tim penyusun MKD IAIN sunan ampel surabaya, Studi Hadits, hlm. 01
(26)
17
Jadi al-qur’an sendiri adalah kitab suci umat islam yang digunakan manusia sebagai pedoman hidup dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan Hadits adalah sebagai perkuat dari al-qur’an, Menciptakan hukum syari’at (tasyri’) yang belum dijelaskan oleh al-Qur’an, dan Hadis mencabang dari pokok dalam al-Qur’an. Mata pelajaran al-Qur’ah Hadits merupakan unsur mata pelajaran pendidikan agama Islam pada Madrasah Tsanawiyah yang merupakan kepada peserta didik untuk memahami al-Qur’an dan Hadits sebagai sumber ajaran agama Islam dan mengamalkan isi pandangannya sebagai petunjuk dan landasan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Tujuan dan Fungsi Mata Pelajaran al-qur’an Hadits
Mata pelajaran al-Qur’an Hadits memiliki tujuan dan fungsi itu sendiri agar peserta didik merasa senang dalam membaca al-Qur’an Hadits, menghafal al-Qur’an Hadits, dan memahami arti al-Qur’an dan Hadits.
Sedangkan fungsi dari mata pelajaran al-Qur’an dan Hadits pada madrasah memiliki fungsi sebagai berikut: 18
a. memberikan kemampuan dasar kepada peserta didik dalam membaca, menulis, membiasakan, dan menggemari membaca al-Qur’an dan Hadis
18Permendikbud,, Tentang Pedoman Kurikulum 2013 Mata Pelajaran PAI dan Bahasa Arab,
(27)
18
b. memberikan pengertian, pemahaman, penghayatan isi kandungan ayat-ayat al-Qur’an-Hadis melalui keteladanan dan pembiasaan
c. membina dan membimbing perilaku peserta didik dengan berpedoman pada isi kandungan ayat al-Qur’an dan Hadis.
3. Ruang Lingkup Pembelajaran al-Qur’an Hadits
Ruang lingkup pembelajaran al-Qur’an Hadits di Madrasah Ibtidaiyah meliputi :
a. Pengetahuan dasar membaca dan menulis al-Qur’an yang benar sesuai dengan kaidah ilmu tajwid
b. Hafalan surat-surat pendek dalam al-Qur’an dan pemahaman sederhana tentang arti dan makna kandunganya, serta pengalamannya melalui keteladanan dan pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari
c. Pemahaman dan pengalaman melalui keteladanan dan pembiasaan mengenai hadis-hadis yang berkaitan dengan keutamaan membaca al-Qur’an, kebersihan, niat, menghormati orang tua, persaudaraan, silaturahmi, takwa, menyayangi anak yatim, shalat berjamaah, ciri-ciri orang munafik, dan amal salih.
(28)
19
C. Metode Stir The Class
1. Pengertian Metode Stir The Class
Stir berasal dari Bahasa Inggris yang memiliki arti menggerakan dan Class adalah kelas. Jadi Stir The Class adalah menggerakan kelas atau menyetir kelas. Stir The Class adalah metode pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh Spencer Kagan. Struktur-struktur yang dikembangkan lebih sederhana sehingga mudah diimplementasikan dalam kegiatan pembelajaran.19Stir The Class merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternative terhadap struktur kelas. 20
Stir The Class pada dasarnya merupakan variasi diskusi kelompok dengan ciri khusus guru menunjuk seorang siswa yang mewakili kelompoknya tanpa memberi tahu siapa yang akan mewakili kelompoknya tersebut. Karena setiap siswa dari kelompoknya memegang nomor yang sudah sitentukan oleh guru. Metode ini menjamin keterlibatan total semua siswa. Metode ini juga merupakan upaya yang sangat baik untuk meningkatkan tanggung jawab individual dalam diskusi kelompok. 21
Metode Stir The Class ini siswa memiliki banyak kesempatan untuk mengemukakan pendapat dan mengolah informasi yang di dapat dari kelompok berubah-ubah dan dapat meningkatkan keterampilan
19 Warsono dan Hariyanto, Pembelajaran Aktif Teori dan Asesmen, (Surabaya: Remaja
Rosdakarya, 2012), hal ; 213
20 Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Surabaya: Prestasi
Pusaka, 2007), hal ; 62
21 Mohamad Nur, Pembelajaran Kooperatif, ( Surabaya: Pusat Sains dan Matematika Sekolah
(29)
20
berkomunikasi. Setiap anggota kelompok bertanggung jawab terhadap keberhasilan kelompoknya dan ketuntasan materi yang dipelajari dan dapat menyampaikan informasi yang jelas kepada kelompok lain. 22
2. Langkah-Langkah Metode Stir The Class
Adapun langkah-langkah pembelajaran metode Stir The Class antara lain: 23
1) Siswa berkelompok dan masing-masing kelompok terdiri dari 4 orang.
2) Tiap anggota kelompok diberi nomor 1-4
3) Setiap kelompok berdiri bahu-membahu membentuk sebuah lingkaran.
4) Guru mengajukan sebuah pertanyaan.
5) Setiap kelompok berdiskusi atas jawaban yang diajukan guru. 6) Guru memanggil salah satu nomor
7) Siswa dengan nomor yang dipanggil, keluar dari kelompoknya dan pindah ke kelompok lain.
8) Siswa yang menuju kelompok lain, kemudian bertukar pikiran dengan kelompok baru.
9) Kegiatan ini terjadi perputaran siswa antar kelompok.
10) Kegiatan terus dilanjutkan dengan memanggil nomor yang lain sampai pertanyaan yang tersedia atau watu pembelajaran habis.
22 Rusman, Model-model Pembelajaran, ( Bandung: PT Raja Grafindo Persada, 2010), hal ; 218 23 Warsono dan Hariyanto, Pembelajaran Aktif Teori dan Asesmen, (Surabaya: Remaja
(30)
21
3. Kelebihan Metode Stir The Class
Kelebihan dari metode Stir The Class adalah : 24
1) Menyiapkan mental peserta didik karena semua siswa memegang nomor.
2) Setiap siswa melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh 3) Terjasi interaksi antar siswa dalam menjawab soal
4) Tidak ada murud yang mendominasi dalam kelompok karena adanya nomor yang membatasi
4. Kekurangan Metode Stir The Class
Kekurang metode Stir The Class adalah : 25
1) Tidak efektif jika jumlah peserta didik terlalu banyak
2) Proses diskusi dapat berjalan lancar jika ada siswa yang sekedar menyalin pekerjaan siswa yang pandai tanpa memiliki pemahaman yang memadai.
3) Penggelompokan siswa memerlukan pengaturan tempat duduk yang berbeda-beda serta membutuhkan waktu khusus.
24Nisvauli, “ Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Sumber Energi dan Kegunaanya Melalui Metode Sstir The Class Pada Siswa kelas III MI Nadlatul ulama’ “ ( Surabaya: UIN Sunan Ampel, 2015 ). Hal 32
(31)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam rangka melakukan perbaikan mutu pelaksanaan pembelajaran. Pertama kali penelitian tindakan kelas yang diperkenalkan oleh ahli psikologi sosial Amerika Serikat yaitu Kurt Lewin pada tahun 1946, yang selanjutnya dikembangkan oleh Stephen Kemmis , Robbin Mc Taggart, John Elliot, Dave Ebbutt dan lainnya
Pada awalnya penelitian tindakan kelas menjadi salah satu model penelitian yang dilakukan untuk mengatasi cara praktis berbagai masalah pada bidang pekerjaan tertentu dimana peneliti melakukan pekerjaannya (secara praktis). Misalnya dibidang kesehatan, hukum, sosial, eksakta, maupun pengelolaan sumber daya manusia (SDM).
Ada beberapa macam pola pelaksanaan PTK yang dikembangkan oleh para ahli, tetapi yang paling terkenal ada 5 model yaitu: Model Lewin, Model McKernan, Model Ebbut, Model Elliot, dan Model Kemmis & Mc Taggart. Model-model tersebut memiliki pola dasar yang sama,
(32)
24
yaitu serangkaian kegiatan penelitian berupa rangkaian siklus dimana pada setiap akhir siklus akan membentuk siklus baru hasil revisi/perbaikan.26
Dalam pelaksanaannya, penelitian tindakan kelas ini peneliti menggunakan model Kurt Lewin. Karena Model Kurt Lewin dirasa cocok dalam penelitian tindakan kelas yang dipilih oleh peneliti. Model Kurt Lewin merupakan model yang selama ini menjadi acuan pokok (dasar) dari berbagai model action research, terutama classroom action research (CAR). Lewin adalah orang pertama yang memperkenalkan action research. Konsep pokok action research menurut Lewin terdiri dari empat komponen, yaitu: (1) Perencanaan (planning), (2) tindakan (acting), (3) Pengamatan (observing), dan (4) Refleksi (reflecting). 27
Apabila digambarkan dalam bentuk visualisasi, maka model Kurt Lewin akan tergambar dalam bagan lingkaran seperti berikut:
26 Trianto, Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) Teori & Tindakan, (Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2011)
(33)
25
Gambar 3.128
Secara keseluruhan empat tahapan dalam penelitian tindakan kelas tersebut membentuk suatu siklus penelitian tindakan kelas yang digambarkan dalam bentuk spiral. Untuk mengatasi suatu masalah, mungkin diperlukan lebih dari satu siklus. Siklus-siklus tersebut saling terkait dan berkelanjutan. Siklus kedua, dilaksanakan bila masih ada hal-hal yang kurang berhasil dalam siklus pertama. Siklus ketiga, dilaksanakan karena siklus kedua belum mengatasi masalah, begitu juga siklus-siklus berikutnya.
28https://www.google.com/search?q=model+kurt+lewin&client=firefoxb&biw=1010&bih=452&n oj=1&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwjM3NTyhafNAhXBQpQKHVXwAnoQ_A UICCgB#imgrc=bJjd5lD2Oe_ZZM%3A ( diakses pada tanggal 15 juni 2016)
(34)
26
Sebelum melakukan penelitian tindakan kelas ini, peneliti melakukan observasi awal dengan membagikan angket motivasi belajar dan melakukan wawancara pada guru dan siswa untuk : menemukan masalah, melakukan identifikasi masalah, menentukan batasan masalah, menganalisis masalah dengan menentukan faktor-faktor yang diduga sebagai penyebab utama terjadinya masalah, merumuskan gagasan-gagasan pemecahan masalah dengan merumuskan hipotesis-hipotesis tindakan sebagai pemecahan, menentukan pilihan hipotesis tindakan pemecahan masalah, merumuskan judul perencanaan kegiatan pembelajaran berbasis PTK.29
B. Setting dan Subyek Penelitian 1. Setting Penelitian
a. Tempat Penelitian : MINU Ngingas Waru Sidoarjo
b. Waktu Penelitian : semester genap tahun ajaran 2015-2016 2. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV MINU Ngingas Waru Sidoarjo
(35)
27
C. Variable yang Diteliti
Variabel-variabel penelitian yang dijadikan titik focus untuk menjawab permasalahan yang dihadapi yaitu :
1. Variabel Input : Siswa kelas IV MINU Ngingas Waru Sidoarjo 2. Variabel Proses : Penerapan Metode Stir The Class
3. Variabel Output :Peningkatan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran al-Qur’an Hadits materi memahami arti surat al-Lahab
D. Rencana Tindakan
Dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti menggunakan model penelitian tindakan Kurt Lewin. Pada setiap siklus meliputi empat komponen yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan atau tindakan, (3) pengamatan, (4) refleksi.
Beberapa prosedur yang peneliti lakukan di kelas IV MINU Ngingas Waru Sidoarjo sebagai berikut :
1. Menyusun Perencanaan
a. Menentukan pokok bahasan
b. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran yang difokuskan pada perencanaan langkah-langkah perbaikan atau skenario tindakan yang diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada pelajaran al-Qur’an Hadits. Dalam rencana perbaikan pembelajaran ini peneliti menerapkan model Stir The Class.
(36)
28
d. Menyiapakan Angket
e. Menyiapkan intrumen pengumpulan data yaitu : 1) Lembar pengamatan aktivitas siswa 2) Lembar pengamatan aktivitas guru 3) Lembar instrumen RPP
2. Tindakan
Pada tahap ini peneliti melaksanakan tindakan yang telah dirumuskan pada RPP dalam situasi yang actual. Meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
a. Kegiatan Awal
1) Guru mengucapkan salam 2) Menanyakan kabar siswa
3) Melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa
4) Memberikan ice breaking dengan tepuk “ tepuk semangat “ untuk memfokuskan perhatian siswa
5) Guru mengulas materi sebelumnya dengan menanyakan “ Siapa yang ingat kemarin kita belajar apa ?” kemudian menanyakan “ siapa yang pernah dengar surat al-Lahab 6) Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari 7) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
(37)
29
b. Kegiatan Inti
1) Siswa membuka buku paket halaman 76 tentang surat al-Lahab dan siswa membacanya (mengamati)
2) siswa membaca bersama surat Al-Lahab beserta artinya 3) Siswa membentuk menjadi beberapa kelompok
4) Setiap kelompok membaca surat al-Lahab dengan bergantian pada setiap kelompok (mengkomunikasikan)
5) guru membagikan nomor kepada setiap kelompok dengan nomor yang berbeda
6) siswa dipanggil dengan nomor yang telah didapat
7) nomor yang dipanggil akan berpindah kekelompok yang lain untuk berdiskusi atau menanyakan kesimpulan arti dari surat al-Lahab (menalar)
8) guru akan memberikan beberapa pertanyaan “ bagaimana bunyi dari surat al-Lahab ayat ke 2 ?” dan dilakukan terus bergiliran kepaada nomer yang selanjutnya akan dipanggil dengan pertanyaan yang berbeda (bertanya)
9) Siswa bernyanyi bersama sambil membentuk lingkaran dan membawa bulpen yang dilempar disamping kanan temannya sampai guru bilang stop
10) siswa yang menerima bulpen akan membacakan Surat al-Lahab dan arti dari Surat al-al-Lahab (mencoba)
(38)
30
c. Kegiatan Penutup
1) guru melakukan tanya jawab kepada siswa tentang surat al-Lahab
2) bersama-sama siswa dan guru membuat kesimpulan dari hasil belajar tentang materi surat al-Lahab
3) Guru menyampaikan materi yang akan diajarkan pada pertemuan selanjutnya tentang “ Memahami Isi Kandungan Surat al-Lahab”
4) siswa dan guru membca doa bersama untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran
5) guru mengucapkan salam
3. Observasi Guru
Pada tahap pengamatan ini, kegiatan yang dilakukan oleh peneliti sebagai berikut:
1. Mengamati perilaku siswa-siswi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
2. Memantau kegiatan diskusi/kerja sama antar siswa-siswi dalam kelompok
3. Mengamati pemahaman tiap-tiap anak terhadap penguasaan materi pembelajaran yang telah dirancang sesuai dengan tujuan penelitian tindakan kelas
(39)
31
4. Refleksi
Pada tahap ini guru dan observer mengevaluasi seluruh tindakan yang dilakukan berdasarkan hasil observasi. Hasil observasi dikumpulkan, kemudian dianalisis untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan mencari kendala-kendala atau kekurangan-kekurangan selama pembelajaran berlangsung. Jika ternyata hasil yang diperoleh belum berhasil maka akan dilakukan siklus selanjutnya.
E. Data dan Cara Pengumpulannya
1. Data
Data adalah semua keterangan seseorang yang dijadikan responden maupun yang berasal dari dokumen-dokumen baik dalam bentuk statistic atau dalam bentuk lainya guna keperluan penelitian yang dimaksud. 30
2. Cara Pengumpulan Data
Cara pengumpulan data yang dikumpulkan dalam penelitian tindakan kelas ini anatara lain :
a. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui percakapan dan tanya jawab, baik secara
30 Joko, Subagyo, Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek, ( Jakarta : Rineka Cipta, 2006 ), hal : 87
(40)
32
langsung maupun tidak langsung dengan responden untuk mencapai tujuan tertentu. 31
Data yang diperoleh dari guru dan siswa untuk menanyakan kesulitan yang dihadapi guru saat mengajar dan mengajukan pertanyaan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran al-Qur’an Hadits, wawancara dilakukan kepada guru mata pelajaran dan sebagian siswa kelas IV MINU Ngingas Waru Sidoarjo. Wawancara dilakuakn pada siswa kelas IV MINU Ngingas yang berhubungan dengan motivasi belajar al-Qur’an Hadits.
Adapun instrument yang digunakan adalah lembar wawancara guru dan siswa. Hal-hal yang berkaitan dengan proses wawancara dapat lihat pada instrument wawancara dengan guru dan instrument wawancara siswa sebelum siklus I dan siklus II (lampiran 25 halaman 53). Dan instrument wawancara dengan guru dan instrument wawancara dengan siswa sesudah siklus I dan siklus II (lampiran 26 halaman 54).
b. Observasi
Observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, objektif dan rasional mengenai berbagai
(41)
33
fenomena baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan tertentu. 32
Tekhnik observasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang aktifitas guru yang perlu diamati adalah persiapan, pelaksanaan diantaranya kegiatan awal, kegiatan inti, dan penutup, dan pengelolaan waktu (lampiran 27 halaman 55). Aktifitas siswa selama proes pembelajaran Qur’an Hadits tentang Surat al-Lahab di MINU Ngingas Sidoarjo kelas IV yang perlu diamati meliputi: kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup (lampiran 28 halaman 57).
c. Angket
Angket adalah instrument penelitian yang berisi serangkaian pertanyaan atau pernyataan untuk menjaring data atau informasi yang harus dijawab responden secara bebas sesuai debgan pendapatnya. 33
Angket yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan skala likert. Bentuk skala Likert dalam penelitian ini berupa pilihan dengan alternative 4 jawaban yang harus dipilih oleh subyek. Terdapat dua jenis pernyataan dalam angket ini yaitu favourable
dan unfavourable. Pernyataan favourable adalah pernyataan yang berisi hal-hal positif mengenai objek atau pernyataan yang bersifat
32 Ibid 33 Ibid
(42)
34
mendukung terhadap obyek yang hendak diungkap. Sebaliknya,
unfavourable adalah pernyataan yang berisi hal-hal negative mengenai sikap yang tidak mendukung atau kontra kepada obyek yang hendak diungkap. Sistem penilaian itemnya sebagai berikut :
Tabel 3.1
Sistem Penilaian Butir Angket
Jawaban Skor favourable Skor Unfavourable
Sangat setuju 5 1
Setuju 4 2
Kurang Setuju 3 3
Tidak Setuju 2 4
Sangat Tidak Setuju 1 5
Kisi-kisi instrument butir angket dibuat sesuai dengan indikator motivasi diantaranya: adanya hasrat dan keinginan berhasil, butir instrumennya meliputi: saya menguasai pelajaran al-Qur’an Hadits dan saya tidak menguasai pelajaran al-al-Qur’an Hadits. adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, butir instrumennya meliputi: saya selalu belajar al-Qur’an Hadits di rumah dan saya tidak pernah belajar al-Qur’an Hadits.adanya harapan dan cita-cita dimasa yang akan datang, butir instrumennya meliputi: saya ingin menjadi guru mata pelajaran al-Qur’an Hadits dan saya ingin menjadi guru mata pelajaran al-Qur’an Hadits.
(43)
35
adanya penghargaan dalam belajar, butir instrumennya meliputi: saya senang jika mendapat hadiah dari guru pelajaran al-Qur’an Hadits dan saya tidak tertarik jika mendapat hadiah dari guru pelajaran al-Qur’an Hadits. adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, butir instrumennya meliputi: saya merasa tertarik dengan kegiatan berdiskusi saat pelajaran al-Qur’an Hadits dan saya merasa tidak tertarik dengan kegiatan berdiskusi saaat pelajaran al-Qur’an Hadits. adanya lingkungan belajar yang kondusif, butir instrumennya meliputi: saya merasa nyaman pada saat pembelajaran al-Qur’an Hadits dan saya merasa tidak nyaman pada saat pembelajaran al-Qur’an Hadits. (lampiran 29 halaman 59)
d. Dokumentasi
Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data yang ada disekolah sebagai penunjang. Tekhnik dokumentasi ini digunakan untuk menggumpulkan data mengenai profil sekolah MINU Ngingas Waru Sidoarjo, struktur organisasi sekolah, keadaaan tenaga pendidik dan data keadaan siswa, dan data lain yang menunjang selama penelitian.
F. Indikator Kinerja
Indikator kinerja dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut :
(44)
36
1. Setelah dilakukan penelitian diharapkan motivasi belajar siswa pada pelajaran al-Qur’an Hadits dapat meningkatkan dari rendah ketinggi. 2. Aktivitas guru dan siswa menunjukan kriteria baik jika
sekurang-kurangnya mencapai 80% dalam kegiatan pemebelajaran, tetapi jika belim mencapai nilai 80% maka harus melanjutkan siklus selanjutnya 3. Meningkatkanya jumlah siswa yang berhasil mencapai kriteria
motivasi belajar tinggi
4. Jika sekurang-kurangnya 80% dari jumlah siswa mencapai kriteria motivasi belajar tinggi maka dinyatakan berhasil, tetapi jika belum mencapai 80% dari jumlah siswa maka harus melanjutkan siklus berikutnya.
G. Tim Peneliti dan Tugasnya
Penelitian ini merupakan penelitian kolaboratif, dimana peneliti bekerja sama dengan guru mata pelajaran al-Qur’an Hadits kelas IV MINU Ngingas Sidoarjo sebagai kolaborator. Dalam pelaksanaan peneliti bertugas sebagai berikut : perencana, pelaksana, pengumpulan data, analisis, dan evaluasi. Peneliti menyimpulkan data berdasarkan data yang benar-benar diperoleh selama proses penelitian berlangsung.
(45)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dibahas hasil penelitian disertai hasil analisis dan
pembahasan tentang upaya meningkatkan motivasi belajar al-Qur’an Hadits melalui
metode stir the class di kelas IV MINU Ngingas Sidoarjo.
A. Hasil Penelitian
Hasil penelitian dalam penelitian tindakan kelas ini dibedakan dalam tiga kegiatan yaitu:
1) Pra siklus 2) Siklus I 3) Siklus II
1. Pra Siklus
Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah 27 siswa kelas IV MINU Ngingas Sidoarjo. Kegiatan pra siklus yang dilakukan pada siswa kelas IV menemukan permasalahan dalam pembelajaran al-Qur’an Hadits yaitu motivasi belajar siswa yang rendah, sebagaimana ditunjukan dalam hasil angket motivasi belajar siswa adalah siswa yang memperoleh nilai 40-50 sebanyak satu siswa, dari nilai 50-55 sebanyak lima siswa, tujuh siswa yang memperoleh nilai 60-65, yang memperoleh nilai 65-75 sebanyak delapan siswa dan enam siswa untuk
siswa yang memperoleh nilai 75-80. (lampiran 1 halaman 2)
Dari hasil angket yang diperoleh tersebut siswa kelas IV MINU Ngingas Sidoarjo mendapat rata-rata 64,1% dari jumlah nilai perolehan keseluruhannya adalah 1732 dari 27 siswa. Dengan keterangan MST ( Motivasi Sangat Tinggi ) jika nilai 86-100, MT ( Motivasi Tinggi ) jika nilai 76-85, MR (
(46)
39
Motivasi Rendah ) jika nilai 66-75, dan MSR ( Motivasi Sangat Rendah ) jika nilai 50-65.
Maka dapat diketahui bahwa motivasi belajar siswa kelas IV MINU Ngingas Sidoarjo masih banyak yang memiliki motivasi belajar rendah. Dari analisis perhitungan kondisi awal tersebut diperoleh secara keseluruhan siswa kelas IV memiliki rata-rata motivasi belajar sebesar 64,148 dengan kriteria rendah.
2. Siklus I
Berdasarkan hasil kondisi awal yang menunjukkan bahwa banyak siswa yang memiliki motivasi belajar rendah, maka peneliti bersama guru mata pelajaran al-Qur’an Hadits memberikan tindakan kepada siswa malalui metode Stir The Class. Tekhnik pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dalam setiap
siklus terdiri dari perencanaan ( Planning ), tindakan (acting ), Observasi
(observing ), dan Refleksi ( reflecting ).
a. Perencanaan ( Planning )
Pada siklus I yang dilakukan peneliti pada penelitian tindakan kelas adalah menyiapkan instrument pembelajaran, menyusun rencana perangkat
pembelajaran (RPP) dengan menggunakan metode pembelajaran Stir The
Class dalam upaya meningkatkan motivasi belajar al-Qur’an Hadits materi pembelajaran surat al-Lahab. Menyiapkan lembar angket, instrument observasi aktivitas guru dan instrument observasi aktifitas siswa saat proses pembelajaran al-Qur’an Hadits, menyiapkan alat peraga atau media yang akan
(47)
40
digunakan dan sumber belajar. Hal tersebut diatas digunakan agar dapat menunjang kegiatan pembelajaran sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
b. Tindakan (Acting)
Pada tahap ini, peneliti melaksanakan rencana tindakan pembelajaran sesuai prosedur dan perencanaan yang dilakukan oleh peneliti sehingga penelitian tindakan dilaksanakan sebanyak satu kali pertemuan setiap siklusnya. Setiap kali pertemuan peneliti menyampaikan materi pembelajaran
dengan menggunakan metode yang telah dipilih yaitu metode Stir The Class
dengan ditambah pengisian angket motivasi belajar oleh siswa pada setiap akhir jam pelajaran.
Pelaksanaan tindakan pada siklus I ini dilaksanakan pada Hari Rabu tanggal 6 April 2016. Pada pertemuan ini siswa cukup terlihat masih semangat dalam menerima pembelajaran al-Qur’an Hadits karena masih jam pertama. Guru mengucapkan dan menyakan kabar siswa dengan disertai mengecek kehadiran siswa. Siswa diajak bertepuk semangat untuk memfokuskan perhatian siswa. Setelah mereka fokus dan siap menerima pelajaran, guru mengulas materi sebelumnya dengan menanyakan “ siapa yang ingat kemarin kita belajar apa ?” dari 27 siswa hanya 3 siswa yang masih ingat materi sebelumnya, kemudian menanyakan “ siapa yang pernah dengar surat al-Lahab ?” beberapa siswa ada yang menjawab mendengar dan ada beberapa siswa yang hanya diam saja.
Siswa membuka buku paket halaman 76 tentang Surat al-Lahab dan membaca bersama Surat al-Lahab beserta artinya. Guru menjelaskan dengan singkat tentang materi Surat al-Lahab dan siswa membentuk menjadi beberapa
(48)
41
kelompok. Setiap kelompok akan dibagikan nomer yang berbeda siswa. Guru menjelaskan aturannya, siswa akan mendiskusikan arti dari Surat al-Lahab dengan mendiskripsikan melalui bahasa mereka sendiri. Siswa yang dipanggil nomernya oleh guru akan pindah kekelompok sebelahnya dan akan tukar pendapat dari diskusi sebelumnya. Pada kegiatan selanjutnya, siswa yang dipanggil nomernya akan menjelaskan atau memperesentasikan hasil diskusinya. Setelah itu guru memberikan penguatan dari hasil diskusi. Siswa melakukan permainan dengan cara melingkar dan bernyanyi sambil mengoper pulpen yang dipegang, saat lagu selesai siswa yang memegang bullpen akan membacakan Surat al-Lahab beserta artinya.
Setelah permainan selesai, siswa duduk kembali dan terkondisi kembali. Kemudian guru melakukan tanya jawab bersama siswa dan memberikan penguatan serta kesimpulan pada pembelajaran hari ini.
(49)
42
Pada tahap observasi ini peneliti mengamati bagaimana penerapan
metode Stir The Class yang dilakukan di kelas IV MINU Ngingas Waru, yang
mana hasil dari penelitian adalah sebagai berikut:
1) Hasil Observasi Aktifitas Guru Selama Kegiatan Pembelajaran
Berlangsung. (lampiran 7 halaman 19)
Hasil observasi aktifitas guru terdapat beberapa aspek yang perlu diamati dan beberapa nilai dari angka 1-4 yang dapat diperoleh dari beberapa aspek tersebut. Dari persiapakan terdapat tiga aspek yang perlu diamati diantaranya guru menyiapkan RPP ( Rencana Perangkat Pembelajaran ) mendapatkan nilai 3 karena dalam menyiapkan RPP guru masih belum lengkap hal tersebut dilihat dari daftra nilai, guru menyiapkan absensi siswa mendapat nilai 3 karena dalam menyiapkan absensi guru masih harus mengambil buku absen di kantor terlebih dahulu saat pembelajaran akan dimulai, dan aspek yang perlu diamati lagi adalah guru menyiapkan instrument penilaian siswa mendapat nilai 3 karena dalam instrument penilaian siswa guru masih belum lengkap hal tersebut dilihat dari kurang persiapan RPP.
Aspek yang perlu diamati selanjutnya adalah kegiatan awal. Dalam kegiatan awal terdapat beberapa aspek yang perlu diamati diantaranya adalah guru mengucapkan salam dalam aspek ini guru mendapatkan nilai tiga karena dalam penyampaian salam suara guru kurang lantang sehingga siswa ada yang mendengar dan ada yang tidak, aspek selanjutnya penyampaian apersepsi dalam kegiatan ini guru mendapat nilai 2 karena dalam aspek ini guru kurang bersemangat dalam penyampaian apersepsi sehingga siswa kurang bersemangat untuk
(50)
43
menjawab, dalam aspek menyampaikan tujuan pembelajaran guru mendapat nilai 2 karena tujuan pembelajaran hanya tersampaikan satu tujuan pembelajaran tidak sesuai dengan RPP yang mana dalam tujuan pembelajaran tertulis dua.
Kegiatan inti terdapat aspek yang perlu diamati terkait dengan kegiatan aktivitas guru diantaranya adalah guru menjelaskan materi secara sederhana mendapat nilai 3 karena dalam kegiatan ini siswa masih kurang memahami materi yang disampaikan guru, dalam mengali pengetahuan awal siswa dengan bertanya jawab guru mendapat nilai 3 karena dalam guru mengali pengetahuan siswa hanya dengan satu pertanyaan dan dirasa masih kurang. Dalam pembagian kelompok guru mendapat nilai 3 karena dalam pembagian kelompok kurang merata, dalam penjelasan mengenai tugas kelompok siswa masih kurang faham dengan tugas yang diberikan guru dan dalam aspek ini guru mendapkan nilai 3, saat mengarahkan diskusi kelompok siswa guru mendapat nilai 4 karena dalam aspek ini guru mengarahkan diskusi kelompok dengan baik.
Pada aspek berikutnya dalam kegiatan inti adalah perwakilan kelompok berkunjung kekelompok lain untuk menyampaikan hasil diskusi dalam kegiatan ini guru mendapatkan nilai 3 karena dalam kunjungan kekelompok lain siswa masih kurang teratur. Dalam kegiatan penutup saat guru melakukan umpan balik dengan mengajukan pertanyaan terkait materi yang disampaikan ada beberapa siswa yang masih kurang aktif bertanya sehingga guru mendapat nilai 3, guru melakukan penguatan dengan menarik kesimpulan bersama peserta didik mengenai materi Surat al-Lahab mendapat nilai 3 karena masih kurang sederhana dalam
(51)
44
menyimpulkan materi pembelajaran, guru memeberikan ice breaking dan
menyampaikan materi pelajaran yang akan datang mendapat nilai tiga
karena guru hanya memberikan ice breaking tanpa menyampaikan materi
pelajaran yang akan datang.
Ada dua aspek yang diamati dalam pengelolaan waktu diantaranya adalah melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan yang direncanakan dalam RPP guru mendapat nila 3 karena masih beberapa kegiatan yang masih lebih dalam penggunaan waktu yang telah direncanakan dalam RPP dan melaksanakan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah terjadwal dalam kegiatan ini guru masih kurang tepat waktu saat mengakhiri pelajaran yang sudah terjadwal dari sekolah.
Dari hasil di atas perolehan hasil pengamatan aktifitas guru pada siklus I mendapatkan nilai 74 dengan jumlah skor 50 termasuk kriteria baik. Dengan kriteria kemampuan guru sangat tidak baik ( 0-49 ), cukup ( 50-69 ), baik ( 70-89 ), sangat baik ( 90-100 ). Merujuk indikator keberhasilan yang telah ditentukan, persentase yang dihasilkan berada dibawah indikator yang ditentukan yaitu 80. Dari perolehan nilai yang telah dijelaskan di atas, disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas ini perlu adanya perbaikan pada siklus II.
2) Hasil Observasi Aktivitas Siswa Selama Kegiatan Pembelajaran Berlangsung.
(lampiran 9 halaman 21)
Hasil observasi aktivitas siswa terdapat beberapa aspek yang perlu diamati dan beberapa nilai 1-4 yang diperoleh dari aspek tersebut. Pada kegiatan awal terdapat beberapa aspek yang perlu diamati diantaranya adalah ketika siswa menjawab salam guru mendapat nilai 4 karena siswa menjawab dengan lantang
(52)
45
meski kurang kompak karena beberapa siswa yang tidak terdengar saat guru mengucapkan salam, antusias siswa dengan apresiasi yang disampaikan guru mendapat nilai 4 karena siswa sangat antusias saat guru memberikan apresiasi, saat siswa mendengarkan tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru siswa yang dibelakang tidak mendengar dan mendapat nilai 3.
Kegiatan inti juga ada beberapa aspek yang perlu diamati diantaranya adalah siswa memperhatikan dan memahami materi yang disampaikan guru mendapat nilai 3 karena siswa dirasa masih kurang memperhatikan guru saat penyampaian materi ini terlihat beberapa siswa yang masih asik dengan menulis sendiri, siswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru mendapat nilai 3 karena hanya beberapa siswa yang mampu menjawab pertanyaan yang telah dberikan guru, siswa memposisikan diri sesuai dengan kelompok yang sudah ditentukan namun masih ada beberapa siswa yang tidak mau sekelompok dengan siswa lain dalam aspek ini mendapat nilai 3, siswa berdiskusi sesuai dengan instrument guru mendapat nilai 3 karena masih ada satu kelompok yang masih kurang jelas saat guru memberikan instrument.
Dari hasil observasi di atas dapat dijelaskan bahwa dengan
menggunakan metode Stir The Class pada mata pelajaran al-Qur’an Hadits materi
Surat al-Lahab pada siklus I diperoleh persentase 77. Hasil tersebut menunjukkan bahwa aktifitas siswa pada saat proses pembelajaran dalam kategori baik dengan kriteria kemampuan siswa sangat baik ( 0-49 ), cukup (50-69 ), baik ( 70-89 ), sangat baik ( 90-100 ). Persentase yang dihasilkan masih dibawah indikator penelitian yang ditentukan yaitu 80. Dari perolehan nilai yang telah dijelaskan di atas, disimpulkan bahwa perlu diadakannya perbaikan pada siklus II.
(53)
46
3) Hasil Instrument Angket Motivasi Belajar Pada Siklus I. (lampiran 13 halaman
25)
Dari angket yang telah disebar pada kelas IV MINU Ngingas Sidoarjo diperoleh hasil motivasi belajar sebagai berikut: siswa yang memperoleh skor 65-70 satu siswa, satu siswa yang memperoleh skor 65-70-75, yang memperoleh skor 75-80 sebanyak sebelas siswa, tujuh siswa yang memperoleh skor 80-85 dan yang memperoleh skor 85-90 sebanyak tujuh siswa.
Data angket dihitung dengan menggunakan rumus:
Untuk mengetahui rata-rata nilai motivasi belajar: X = ∑X
N
Keterangan : X = rata-rata ∑X = jumlah seluruh nilai siswa N = jumlah siswa
Untuk mengetahui persentase motivasi belajar hasil kuesioner siswa dalam satu kelas, digunakan rumus:
Keterangan:
P = persentase perolehan
x = jumlah siswa memperoleh nilai ≥80
N = jumlah siswa
Hasil persentase dapat dikategorikan sebagai berikut:
Persentase yang Diperoleh Keterangan
(54)
47
60% < 80% Motivasi Tinggi (MT)
40% < 60% Motivasi Sedang (MS)
20% < 40% Motivasi Rendah (MR)
0% < 20% Motivasi Sangat Rendah (MSR)
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa kelas IV MINU Ngingas Waru pada siklus I terhadap mata pelajaran al-Qur’an Hadits
materi surat al-Lahab dengan menggunakan metode Stir The Class tergolong
dalam kategori sangat tinggi dengan persentase sebesar 81%. Pada siklus I ini belum persentase yang didapat belum mencapai indikator kinerja yang dikehendaki, sehingga perlu diadakannya perbaikan dalam siklus II.
4) Hasil Nilai Tugas Siswa Siklus I. (lampiran 6 halaman 17)
Hasil nilai tugas siswa diperoleh dari tugas lisan yang sudah dilaksanakan oleh siswa kelas IV MINU Ngingas. Tugas lisan ini mempunyai beberapa aspek yang dinilai berikut adalah aspek yang perlu dinilai yaitu mahrijul huruf, intonasi (lagu), kelancaran, dan memahami arti. Dari keempat aspek tersebut masing-masing mempunyai penilain 1-3, pada aspek mahrijl huruf siswa mendapat nilai 1 jika membaca dengan mahrijul huruf yang kurang tepat, jika membaca dengan mahrijul huruf yang cukup tepat mendapat nilai 2, dan nilai 3 jika membaca dengan mahrijul huruf yang tepat.
Pada aspek intonasi (lagu) siswa mendapat nilai 1 jika menggunakan intonasi yang kurang merdu dan tepat, menggunakan intonasi yang cukup merdu an tepat mendapat nilai 2, dan mendapat nilai 3 jika menggunakan
(55)
48
intonasi yang merdu dan tepat. Pada aspek kelancaran, siswa mendapat nilai 1 jika membaca sesuai dengan urutan surat dan kurang lancar, membaca sesuai dengan urutan surat dan cukup lancar mendapat nilai 2, dan mendapat nilai 3 jika siswa membaca sesuai dengan urutan surat dan lancar. Aspek selanjutnya adalah memahami arti siswa memperoleh nilai 1 jika mendiskripsikan arti kurang baik, nilai 2 jika mendiskripsikan arti dengan baik dan nilai 3 jika mendiskripsikan arti dengan baik dan lancar.
Dari keempat aspek yang dinilai dan kriteri penilain di atas, dari 27 siswa kelas IV MINU Ngingas memperoleh nilai sebagai berikut dari nilai 50-60 ada 7 siswa, 8 siswa memperoleh nilai 61-70 dan nilai 71-85 sebanyak 12 siswa. Dari hasil penilaian tersebut, kelas IV MINU Ngingas pada pembelajaran al-Qur’an Hadits dengan tugas menghafal Surat al-Lahab dan memahami artinya hanya 12 siswa yang memenuhi KKM dan 15 anak yang belum mampu memenuhi KKM., sehingga perlu diadakannya perbaikan dalam siklus II.
d. Refleksi (reflecting)
Pada tahap ini peneliti bersama guru mata pelajaran menganalisis data yang diperoleh dan direfleksikan sebagai bahan evaluasi untuk melaksanakan perbaikan pada siklus berikutnya. Temuan yang diperoleh dijadikan acuan bagi perumusan pembelajaran untuk dilaksanakan pada kegiatan selanjutnya.
Hal-hal yang perlu dilakukan perbaikan pada siklus II adalah sebagai berikut :
1) Berdasarkan hasil observasi siklus I terdapat kemampuan guru dalam
mengelola pembelajaran dengan menggunakan metode Stir The Class
(56)
49
dikarenakan masih terdapat indikator yang mendapat nilai rendah, yaitu : nilai mendiskripsikan arti surat al-Lahab masih banayak yang di bawah KKM. Selain itu ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan kembali oleh guru dalam proses mengajar yaitu: guru kurang menguasai kelas saat pembentukan kelompok sehingga membutuhkan waktu yang lama, guru membagikan nomer kepada masing-masing kelompok tidak merata hal tersebut dikarenakan pembagian kelompok yang kurang merata. Sehingga hal tersebut dapat berpengaruh terhadap proses pembelajaran di kelas IV MINU Ngingas.
2) Berdasarkan observasi proses pembelajaran siswa, siswa masih belum
memahami fungsi dari nomer yang telah dibagikan guru. Hal tersebut karena mereka masing belum mengenal atau masinh asing dengan media yang mereka dapat.
3) Pada siklus I dalam meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV
MINU Ngingas Waru Sidoarjo mata pelajaran al-Qur’an Hadits materi surat al-Lahab memperoleh presentase 81%, dengan 27 siswa yang mendapatkan skor angket ≥80 dan hasil tugas siswa memperoleh presentase 56% dengan 27 siswa yang memenuhi KKM.
4) Setelah pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada siklus I, hasil observasi
aktivitas guru diperoleh persentasenya sebesar 74 dan masih perlu adanya perbaikan saat proses pembelajaran dan menyesuaikan rencana pembelajaran yang telah dibuat, sedangkan hasil observasi aktifitas siswa persentase yang diperoleh sebesar 77 dan masih kurangnya motivasi belajar siswa saat pembelajaran al-Qur’an Hadits. Hasil ini belum mencapai target yang diharapkan. Sehingga perlu adanya
(57)
50
perbaikan pada siklus II supaya guru dan siswa dapat menerapkan
metode Stir The Class dengan lebih baik dan hasilnya meningkat
melampaui target yang diharapkan.
3. Siklus II
Hasil refleksi pada siklus I ditemukan adanya beberapa hal yang belum maksimal yang dijalankan peneliti dalam melaksanakan proses pembelajaran. Hal-hal yang kurang tersebut sekaligus menjadi perbaikan pada pelaksanaan pembelajaran pada siklus II. Pada pelaksanaan penelitian tindakan kelas siklus II ini dilaksanakan dalam empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, obsevasi, dan refleksi
a. Perencanaan (Planning)
Pada siklus II yang dilakukan peneliti pada penelitian tindakan kelas sama halnya dengan siklus I dengan menyiapkan instrument pembelajaran, menyusun rencana perangkat pembelajaran (RPP) dengan menggunakan
metode pembelajaran Stir The Class dalam upaya meningkatkan motivasi
belajar al-Qur’an Hadits materi pembelajaran surat al-Lahab. Menyiapkan lembar angket, instrument observasi aktivitas guru dan instrument observasi aktifitas siswa saat proses pembelajaran al-Qur’an Hadits, menyiapkan alat peraga atau media yang akan digunakan dan sumber belajar. Hal tersebut di atas digunakan agar dapat menunjang kegiatan pembelajaran sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
(58)
51
Pada tahap ini, peneliti melaksanakan rencana tindakan pembelajaran
sesuai prosedur dan perencanaan yang dilakukan oleh peneliti sehingga penelitian tindakan dilaksanakan sebanyak satu kali pertemuan setiap siklusnya. Setiap kali pertemuan peneliti menyampaikan materi pembelajaran dengan menggunakan
metode yang telah dipilih yaitu metode Stir The Class dengan ditambah pengisian
angket motivasi belajar oleh siswa pada setiap akhir jam pelajaran.
Pelaksanaan tindakan pada siklus II ini dilaksanakan pada Hari Rabu tanggal 13 April 2016. Pada pertemuan ini siswa sudah terlihat benar-benar semangat dalam menerima pembelajaran al-Qur’an Hadits karena masih jam pertama. Guru mengucapkan dan menyakan kabar siswa dengan disertai mengecek kehadiran siswa. Siswa bernyanyi “anak kambing saya” bersama agar siswa bersemangat. Setelah mereka fokus dan siap menerima pelajaran, guru mengulas materi sebelumnya dengan menanyakan “ siapa yang masih ingat tentang materi surat al-Lahab kemarin? “ ?” dari 27 siswa, 25 siswa menjawab masih ingat. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari dan tujuan pembelajaran.
Setelah siswa mengetahui materi yang akan mereka pelajari, mereka membuka buku paket halaman 76 tentang surat al-Lahab dan membaca bersama surat al-Lahab beserta artinya. Guru menjelaskan dengan singkat tentang materi surat al-Lahab dan siswa membagi menjadi 5 kelompok. Setiap kelompok akan dibagikan nomer yang berbeda siswa. Guru menjelaskan aturannya, siswa akan mendiskusikan arti dari surat al-Lahab dengan mendiskripsikan melalui bahasa mereka sendiri. Siswa yang dipanggil nomernya oleh guru akan pindah kekelompok sebelahnya dan akan tukar pendapat dari diskusi sebelumnya. Pada
(59)
52
kegiatan selanjutnya, siswa yang dipanggil nomernya akan menjelaskan atau memperesentasikan hasil diskusinya dan akan mendapat pertanyaan dari guru dengan meneruskan ayat dari surat al-Lahab yang dibacakan oleh guru. Setelah itu guru memberikan penguatan dari hasil diskusi. Siswa bernyanyi bersama sambil melempar bola anatar kelompok, kelompok yang mendapat bola setelah nyanyian selesai maka akan menjawab arti dari ayat surat al-Lahab yang akan dibacakan oleh guru. Dalam putaran kedua kelompok yang menerima bola akan diberikan kesempatan brtanya kepada temanaya mengenai surat al-Lahab dan guru membenarkan apabila ada jawaban yang kurang tepat. Guru memanggil nomer yang dipegang siswa dan menghafal surat al-Lahab beserta artinya di depan kelas.
c. Observasi (Observing)
Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan terhadap guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Dalam tahap ini juga dilakukan oleh peneliti sebagai tindak lanjut dari proses pembelajaran yang telah selesai dilakukan. Pengamatan terhadap guru dan siswa kelas IV MINU Ngingas Waru ini dilakukan oleh kolabolator (guru mata pelajaran al-Qur’an Hadits). Adapun
hasil penerapan metode Stir The Class dapat dilihat dalam tabel hasil pengamatan
di bawah ini :
1) Hasil Observasi Aktivitas Guru Selama Kegiatan Pembelajaran Berlangsung. (lampiran 16 halaman 40)
Hasil observasi aktivitas guru terdapat beberapa aspek yang perlu diamati dan beberapa nilai anga 1-4 yang dapat diperoleh dari beberapa aspek tersebut. Dari persiapan guru menyiapkan RPP memperoleh nilai 4 karena guru sudah lengkap dalam menyiapkan RPP sebelumnya, nilai 4
(60)
53
diperoleh saat guru menyiapkan absensi karena sebelum pembelajaran buku absen sudah disiapkan di atas meja guru, dan guru menyiapkan instrument penilaian siswa mendapat nilai 4 karena guru sudah membuat instrument penilaian siswa sebelum pembelajaran dimulai dan guru merasa siap.
Dalam kegiatan awal, aspek yang perlu diamati adalah saat guru mengucapkan salam meperoleh nilai 3 karena suara guru masih kurang lantang, guru menyiapkan apersepsi mendapat nilai 3 karena masih kurang adanya antusias siswa, dan penyampaian tujuan pembelajaran mendapat nilai 3 karena masih pada siklus I guru hanya menyampaikan satu tujuan pembelajaran dan kurang sesuai dengan rencana pembelajaran yang tertulis dua tujuan pembelajaran.
Aspek yang diamati pada kegiatan inti adalah guru menjelaskan materi secara sederhana memperoleh nilai 4 karena materi yang disampaikan sangat jelas dan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh siswa, guru menggali pengetahuan awal siswa dengan bertanya jawab memperoleh nilai 3 karena hanya sebagian siswa yang menjawab pertanyaan dari guru, saat guru membagi menjadi beberapa kelompok siswa sudah dibagi secara merata hal ini pemperoleh nilai 4, dalam penjelasan tugas kelompok guru sangat jelas dengan pelan dan terprinci hal ini memperoleh nilai 4, saat guru mengarahkan diskusi guru ulet dan sabar hal ini memperoleh nilai 4, dan saat perwakilan kelompok berkunjung kekelompok lain untuk menyampaikan hasil diskusi guru mengarahkan dengan baik dan merata hal tersebut mendapat nilai 4.
Aspek yang perlu diamati lagi dalam kegiatan penutup adalah saat guru melakukan umpan balik dengan mengajukan pertanyaan terkait materi yang disampaikan memperoleh nilai 4 karena guru melakukan umpan
(61)
54
balik dengan baik dan siswa antusias, memperoleh nilai 4 saat guru melakukan pengauatan dengan menarik kesimpulan bersama peserta didik mengenai materi karena bahasa yang digunakan sederhana dan dapat difahami oleh
siswa, guru memebrikan ice breaking dan menyiapkan materi pelajaran yang
akan datang kedua hal ini tersampaikan dengan antusias siswa yang tinggi dan memperoleh nilai 4.
Dalam aspek pengelolaan waktu ada dua aspek yang perlu diamati diantaranya melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan yang direncanakan dalam RPP mendapat nilai 4 karena kegiatan yang dilakukan guru sesuai dengan apa yang direncanakan dan melaksanakan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah terjadwal memperoleh nilai 4 karena waktu yang digunakan guru pada saat pembelajaran berlangsung sesuai dengan waktu yang telah terjadwal dari sekolah.
Berdasarkan hasil di atas, maka proses pembelajaran telah berjalan dengan baik dan sesuai dengan prosedur yang telah direncanakan pada awal pertemuan. Hasil siklus II ini yaitu sebesar 94% dari jumlah skor 64 dan dapat dikatakan sangat baik dari kriteria kemmpuan guru sangat baik ( 0-49 ), cukup ( 50-69 ), baik ( 70-89 ), sangat baik ( 90-100 ).
2) Hasil Observasi Aktivitas Siswa Selama Kegiatan Pembelajaran Berlangsung.
(lampiran 17 halaman 42)
Hasil observasi aktivitas siswa terdapat beberapa aspek yang perlu diamati dan beberapa nilai 1-4 yang diperoleh dari aspek tersebut. Pada kegiatan awal ketika siswa menjawab salam diperoleh nilai 4 karena siswa lebih semangat
(62)
55
menjawab salam dan kompak, diperoleh nilai 4 pada saat siswa merasa antusias dengan apresiasi yang disampaikan guru karena siswa sangat antusias dan siswa mendengarkan tujuan pembelajaran yang disampaikan guru siswa menyimak apa yang disampaikan guru terkait tujuan pembelajaran hal ini memperoleh skor 4.
Dalam kegiatan inti siswa memperhatikan dan memahami materi yang disampaikan guru dengan menyimak materi yang disampakan guru dan memperoleh nilai 4, memperoleh 4 saat siswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru karena siswa kompak dan berebut ketika guru memberikan pertanyaan, siswa memposisikan diri sesuai dengan kelompok yang sudah ditentukan memperoleh nilai 4 karena siswa duduk berkelompok sesuai dengan urutan absen, dan siswa berdiskusi sesuai dengan instrument guru mendapat nilai 4 karena siswa menjalankan tugas kelompok sesuai dengan instrument yang dibacakan guru.
Pada kegiatan penutup ada tiga aspek yang perlu diamati diantaranya adalah siswa menanyakan hal yang belum jelas tentang pembelajaran al-Qur’an Hadits materi surat al-Lahab memperoleh nilai 3 karena dalam kegiatan ini hanya beberapa siswa yang aktif bertanya, siswa mencatat hasil diskusi dan menyimpulkan materi pelajaran memperoleh nilai 3 karena pada kegiatan ini siswa terfokus pada kegiatan menghafal surat al-Lahab, dan aspek yang perlu diamati lagi adalah ketika siswa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru terkait dengan materi yang telah disampaikan memperoleh nilai 4 karena siswa antusias menjawab pertanyaan guru saat meneruskan ayat yang telah dibacakan guru.
(63)
56
Dari hasil di atas siswa telah melakukan proses pembelajaran dengan baik dan sesuai dengan yang diinginkan. Hasil siklus II ini yaitu sebesar 95% dari jumlah skor 38 dan dapat dikatakan sangat baik dengan kriteria kemampuan siswa yaitu sangat tidak baik ( 0-49 ), cukup ( 50-69 ), baik ( 70-89 ), dan sangat baik ( 90-100 ).
3) Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa Pada Siklus II. (lampiran 20 halaman 46)
Dari angket yang telah disebar pada kelas IV MINU Ngingas Sidoarjo diperoleh hasil motivasi belajar siswa sebagai berikut: dari 27 siswa kelas IV MINU Ngingas Sidoarjo nilai 80-85 sebanyak dua siswa, 12 siswa yang mendapat nilai 85-90, nilai 90-95 sebanyak 9 siswa, dan nilai 95-100 sebanyak 4 siswa.
Data angket dihitung dengan menggunakan rumus:
Untuk mengetahui persentase motivasi belajar hasil kuesioner siswa dalam satu kelas, digunakan rumus:
Keterangan:
P = persentase perolehan
x = jumlah siswa memperoleh nilai ≥80
(64)
57
Hasil persentase dapat dikategorikan sebagai berikut:
Persentase yang Diperoleh Keterangan
80 % 100% Motivasi Sangat Tinggi (MST)
60% < 80% Motivasi Tinggi (MT)
40% < 60% Motivasi Sedang (MS)
20% < 40% Motivasi Rendah (MR)
0% < 20% Motivasi Sangat Rendah (MSR)
Berdasarkan hasil di atas, maka dapat diketahui bahwa motivasi belajar siswa kelas IV MINU Ngingas Waru telah mengalami kenaikan. Dari perhitungan tersebut diperoleh secara keseluruhan siswa kelas IV MINU Ngingas Waru memiliki rata-rata motivasi belajar sebesar 91,037 % dari jumlah skor 2458. Pada siklus II ini dapat dikatakan bahwa rata-rata motivasi belajar siswa al-Qur’an Hadits sudah sangat tinggi.
4) Hasil Nilai Tugas Siswa Siklus II (lampiran 15 halaman 38)
Hasil nilai tugas siswa diperoleh dari tugas lisan yang sudah dilaksanakan oleh siswa kelas IV MINU Ngingas. Tugas lisan ini mempunyai beberapa aspek yang dinilai berikut adalah aspek yang perlu dinilai yaitu mahrijul huruf, intonasi (lagu), kelancaran, dan memahami arti. Dari keempat aspek tersebut masing-masing mempunyai penilain 1-3, pada aspek mahrijl huruf siswa mendapat nilai 1 jika membaca dengan mahrijul huruf yang kurang tepat, jika membaca dengan mahrijul huruf yang cukup tepat mendapat nilai 2, dan nilai 3 jika membaca dengan mahrijul huruf yang tepat.
(65)
58
Pada aspek intonasi (lagu) siswa mendapat nilai 1 jika menggunakan intonasi yang kurang merdu dan tepat, menggunakan intonasi yang cukup merdu an tepat mendapat nilai 2, dan mendapat nilai 3 jika menggunakan intonasi yang merdu dan tepat. Pada aspek kelancaran, siswa mendapat nilai 1 jika membaca sesuai dengan urutan surat dan kurang lancar, membaca sesuai dengan urutan surat dan cukup lancar mendapat nilai 2, dan mendapat nilai 3 jika siswa membaca sesuai dengan urutan surat dan lancar. Aspek selanjutnya adalah memahami arti siswa memperoleh nilai 1 jika mendiskripsikan arti kurang baik, nilai 2 jika mendiskripsikan arti dengan baik dan nilai 3 jika mendiskripsikan arti dengan baik dan lancar.
Dari keempat aspek yang dinilai dan kriteri penilain diatas, dari 27 siswa kelas IV MINU Ngingas memperoleh nilai sebagai berikut dari nilai 55-70 ada 3 siswa, 20 siswa memperoleh nilai 75-85 dan nilai 90-100 sebanyak 4 siswa. Dari hasil penilaian tersebut, kelas IV MINU Ngingas pada pembelajaran al-Qur’an Hadits dengan tugas menghafal surat pendek dan memahami artinya sudah hampir memenuhi KKM. Hal ini terlihar dari 27 siswa 24 siswa sudah memenuhi KKM dan mampu mengahfal surat al-Lahab dan artinya dengan lancar dan baik.
d. Refleksi (reflecting)
Secara keseluruhan kegiatan pembelajaran Qur’an Hadits materi surat al-Lahab dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV MINU Ngingas
Waru dengan menggunakan metode Stir The Class berjalan dengan baik dan lancar
sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun oleh peneliti.
(1)
65
Gambar 4.2
Grafik Rata-Rata Kenaikan Motivasi Belajar Siswa
0 20 40 60 80 100
pra siklus siklus I siklus II
pra siklus siklus I siklus II
Berdasarkan analisis data, diperoleh bahwa metode Stir The Class dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran al-Qur’an Hadits yang dapat dilihat dari hasil nilai angket motivasi belajar siswa. Hasil nilai rata-rata angket motivasi belajar pada siklus I adalah 81,4 % dan meningkat pada siklus II menjadi 90,1%.
(2)
BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Penerapan metode Stir the Class dalam meningkatkan motivasi belajar al-Qur’an Hadits siswa kelas IV MINU ngingas Waru Sidoarjo telah berjalan dengan baik melalui perbaikan dan refleksi dari setiap siklusnya. Pada siklus pertama, siswa diberikan ice breaking dengan melakukan “tepuk semangat” sebelum kegiatan pembelajaran dimulai. Setelah menerima ice breaking siswa lebih bersemangat dalam menerima pembelajaran al-Qur’an Hadits. Dalam kegiatan pembelajaran dengan cara berdiskusi dan berpindah kekelompok lain untuk berdiskusi. Sedangkan pada siklus kedua, siswa diberikan ice breaking dengan bernyanyi “ anak kambing saya” agar lebih semangat lagi dalam menerima pelajaran al-Qur’an Hadits. Pada siklus I siswa mendiskusikan arti surat al-Lahab dengan mendiskripsikannya dan mampu membacakan potongan ayat dari Surat al-Lahab. Pada siklus II siswa lebih aktif karena dalam siklus II lebih menggunakan lisan pada saat pembelajaran berlangsung. Guru membacakan ayat dari surat al-Lahab dan siswa akan meneruskan ayat dari surat al-Lahab dan membacakan artinya dari ayat yang telah dibacakan oleh guru, siswa juga mampu menghafal surat al-Lahab dan artinya. Hasil nilai rata-rata dari observasi aktivitas guru dalam penerapan metode Stir The Class pada siklus I adalah 74% dan pada siklus II adalah 94%. Sedangkan hasil observasi aktivitas siswa dalam penerapan metode Stir The Class adalah 77% pada siklus I dan 95% pada siklus II.
(3)
68
2. Berdasarkan analisis data, dapat diketahui bahwa metode Stir The Class dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran al-Qur’an Hadits. Peningkatan motivasi belajar siswa sebesar 64,1% pada pra siklus, 81,4% pada siklus I dan 91,0% pada siklus II. Dan dapat dilihat pula dari hasil belajar siswa pada siklus I 85% dan pada siklus II 92%.
B. Saran
Berdasarkan smpulan hasil penelitian di MINU Ngingas Waru Sidoarjo di atas, maka dapat disampaikan saran-saran sebagai berikut :
1. Bagi Guru
Dengan kondisi tertentu, penggunaan metode stir the class dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Oleh karena itu, diharapkan bagi guru mata pelajaran al-Qur’an Hadits memiliki kemauan dalam mengembangkan kegiatan belajar mengajar agar dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa.
2. Bagi Siswa
Dengan mealaksanakan penelitian tindakan kelas (PTK) dapat mendorong siswa dalam kegiatan belajar. Sehingga hasil yang diperoleh juga semakin meningkat. Oleh karena itu, siswa selalu hendak mempersiapkan dirinya dalam mengikuti pembelajaran al-Qur’an Hadits agar prestasi belajarnya semakin lebih baik dan meningkat.
3. Bagi Pihak Sekolah
Pihak sekolah sebaiknya memberikan dukungan kepada guru agar dapat mengembangkan kegiatan belajar mengajar. Selain itu, pihak sekolah seharusnya
(4)
69
memberikan sarana prasana yang lebih bak lagi untuk mendukung proses belajar mengajar di dalam kelas dan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Hamzah. 2009. Teori Motivasi dan pengukurannya, ( Jakarta : PT Bumi Aksara )
https://www.google.com/search?q=model+kurt+lewin&client=firefoxb&biw=1010&bih=452 &noj=1&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwjM3NTyhafNAhXBQp QKHVXwAnoQ_AUICCgB#imgrc=bJjd5lD2Oe_ZZM%3A ( diakses pada tanggal 15 juni 2016)
Joko Subagyo. 2006. Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek, ( Jakarta : Rineka Cipta )
Mohamad Nur. 2008 . Pembelajaran Kooperatif, ( Surabaya: Pusat Sains dan Matematika
Nisvauli. 2015. “ Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Sumber Energi dan Kegunaanya
Melalui Metode Sstir The Class Pada Siswa kelas III MI Nadlatul ulama’ “ ( Surabaya: UIN Sunan Ampel )
Ngalim Purwanto. 1990. Psikologi Pendidikan, ( Jakarta : PT Remaja Rosdakarya )
Permendikbud,tentang pedoman kurikulum 2013 mata pelajaran PAI dan Bahasa Arab, nomer 165 tahun 2014
Quraish ShihaB. 2013. Sejarah dan ulum Al-Quran, ( Jakarta : Pustaka Firdaus )
Rudi Kurnianto. 2009. Penelitian Tindakan Kelas Paket 5, (Surabaya : LAPIS-PGMI )
Rusman. 2010. Model-model Pembelajaran, ( Bandung: PT Raja Grafindo Persada )
Syaiful Bahri Djamarah. 2002. Psikologi Belajar, 01, (Jakarta : PT Rineka Cipta)
Sardiman. 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada)
Thursan Hakim. 2000. Belajar Secara Efektif, (Jakarta: Puspa Swara )
Tim penyusun MKD IAIN sunan ampel Surabaya. 2011. Studi Al-Qur’an, (Surabaya: IAIN
Sunan Ampel Press)
Tim penyusun MKD IAIN sunan ampel Surabaya. 2011. Studi Hadits, (Surabaya: IAIN
(6)
Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Surabaya:
Prestasi Pusaka )
Trianto. 2011. Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research)
Teori & Tindakan, (Jakarta: Prestasi Pustakaraya )
Warsono, Hariyanto. 2012. Pembelajaran Aktif Teori dan Asesmen, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya )
Zainal Arifin. 2011. Penelitian Pendidikan, ( Bandung : PT Remaja Rosdakarya )