PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI MUFRADAT MATA PELAJARAN BAHASA ARAB MELALUI MODEL MAKE A MATCH SISWA KELAS V MINU NGINGAS WARU SIDOARJO.

(1)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI MUFRADA<T MATA PELAJARAN BAHASA ARAB MELALUI MODEL

MAKE A MATCH SISWA KELAS V MINU NGINGAS

WARU SIDOARJO

SKRIPSI

Oleh:

LAILATUL MUSFIROH NIM. D57212078

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM PROGRAM STUDI PGMI


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

ABSTRAK

Lailatul Musfiroh, 2016. Peningkatan Kemampuan Memahami Mufrada>t Mata Pelajaran Bahasa Arab Melalui Model Make A Match Siswa Kelas V MINU Ngingas Waru Sidoarjo. Skripsi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah UIN Sunan Ampel Surabaya.

Dosen Pembimbing: Taufik, M. Pd. I

Kata kunci: ModelMake a Matchdan Kemampuan MemahamiMufrada>t. Penelitian ini dilakukan berdasarkan masalah yang ditemukan bahwa kemampuan memahami mufrada>t siswa kelas V MINU Ngingas Waru Sidoarjo masih sangat kurang. Berdasarkan hasil pra siklus dari 31 siswa hanya 8 siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM sedangkan 23 lainnya masih di bawah KKM. Hal ini disebabkan karena pendekatan yang digunakan ketika proses pembelajaran adalah Teacher Center, sehingga siswa kurang berperan aktif dalam proses pembelajaran dan menghambat pemahaman siswa. Oleh sebab itu untuk meningkatkan pemahaman mufrada>t siswa peneliti menggunakan model make a match.

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah: (1) Bagaimana penerapan model make a match dalam rangka meningkatkan pemahaman mufra>dat mata pelajaran bahasa Arab di kelas V MINU Ngingas Waru Sidoarjo?. (2) Bagaimana peningkatan pemahaman mufra>dat mata pelajaran bahasa Arab setelah diterapkan modelmake a matchdi kelas V MINU Ngingas Waru Sidoarjo?.

Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan diskriptif kualitatif penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus menurut model Kurt Lewin. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara, dokumentasi, tes tulis dan non tes berupa produk. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan nilai rata-rata dan persentase ketuntasan belajar siswa berdasarkan rumus yang telah ditentukan.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) penerapan model

make a match berlangsung dengan baik dibuktikan dengan hasil observasi guru dan siswa. Hasil observasi aktivitas guru pada siklus I diperoleh persentase 88% dengan kriteria baik. dan pada siklus II diperoleh persentase 95% dengan kriteria sangat baik. hasil observasi siswa pada siklus I diperoleh persentase 85% dengan kriteria baik. dan hasil observasi siswa pada siklus II diperoleh persentase 92% dengan kriteria sangat baik. (2) pada pemahaman mufrada>t juga mengalami peningkatan pada kegiatan pra siklus mencapai rata-rata 61,00 menjadi 68,36 pada siklus I dan meningkat lagi menjadi 88,74 pada siklus II. Begitu juga dengan persentase ketuntasan belajar kegiatan pra siklus 26,66% menjadi 60,34% pada siklus I dan meningkat lagi menjadi 91,66% pada siklus II.


(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN MOTTO ... iii

PERSEMBAHAN ... iv

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ... v

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

DAFTAR DIAGRAM ... xviii


(8)

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tindakan yang Dipilih... 6

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Lingkup Penelitian ... 7

F. Signifikasi Penelitian ... 8

BAB II : KAJIAN TEORI A.Pembelajaran Bahasa Arab ... 10

1. Pengertian Pembelajaran Bahasa Arab ... 10

2. Karakteristik Universal Bahasa Arab ... 12

3. Tujuan Pembelajaran Bahasa Arab ... 14

4. Pembelajaran Bahasa Arab di MI ... 16

B. Pembelajaran Mufrada>t ... 18

1. Pengertian Mufrada>t ... 18

2. Tujuan Pembelajaran Mufrada>t ... 19

3. Prinsip-prinsip Pemilihan Mufrada>t ... 20

C.Model Make a Match ... 21

1. Pengertian Model Pembelajaran ... 21

2. Langkah-langkah Model Make a Match ... 23


(9)

D.Peningkatan Pembelajaran Mufrada>t Mata Pelajaran Bahasa Arab

Melalui Model Make a Match ... 25

BAB III : PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A.Metode Penelitian ... 29

B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subyek Penelitian ... 33

C.Variabel yang Diselidiki ... 34

D.Rencana Tindakan ... 34

E. Data dan Cara Pengumpulannya ... 35

F. Teknik Analisis Data ... 38

G.Indikator Kinerja ... 42

H.Tim Peneliti dan Tugasnya ... 43

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Tiap Siklus ... 44

1. Penguasaan Kosakata (Mufrada>t) Mata Pelajaran Bahasa Arab Kelas V MINU Ngingas Sebelum Menggunakan Model Make a Match ... 44

2. Penerapan Model Make a Match di Kelas V MINU Ngingas ... 47

a. Hasil Penelitian Siklus I ... 47


(10)

B. Pembahasan ... 74 1. Aktivitas Guru dan Siswa Pada Siklus I dan II ... 74 2. Hasil Belajar Siswa Pada 2 Siklus ... 76

BAB V : PENUTUP

A. Simpulan ... 79 B. Saran ... 80

DAFTAR PUSTAKA

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

RIWAYAT HIDUP


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Hasil Tes Pengamatan Kosakata Bahasa Arab Pra Siklus ... 45

Tabel 2 Persentase Ketuntasan Belajar Pra Siklus ... 47

Tabel 3 Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus I ... 50

Tabel 4 Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus I ... 53

Tabel 5 Hasil Tes Pemahaman Kosakata Bahasa Arab Siklus I ... 55

Tabel 6 Distribusi Hasil Tes Pada Siklus I... 57

Tabel 7 Hasil Non Tes Keterampilan Menulis Mufrada>t Pada Siklus I ... 58

Tabel 8 Distribusi Hasil Non Tes Pada Siklus I ... 59

Tabel 9 Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus II ... 64

Tabel 10 Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus II ... 66

Tabel 11 Hasil Tes Pemahaman Kosakata Bahasa Arab Siklus II ... 69

Tabel 12 Distribusi Hasil Tes Pada Siklus II ... 71

Tabel 13 Hasil Non Tes Keterampilan Menulis Kosakata Siklus II ... 71

Tabel 14 Distribusi Hasil Non Tes Pada Siklus II ... 72

Tabel 15 Hasil Penelitian Peningkatan Pemahaman Mufrada>t Mata Pelajaran Bahasa Arab dengan Menggunakan Model Make a Match ... 78


(12)

DAFTAR GAMBAR


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Pernyataan Keaslian Tulisan Lampiran 2: Biografi Penulis

Lampiran 3: RPP Siklus I Lampiran 2: RPP Siklus II

Lampiran 4: Soal Pra Siklus dan Lembar Validasi

Lampiran 5: Hasil Observasi Aktifitas Guru Siklus I dan II Lampiran 6: Hasil Observasi Aktifitas Siswa Siklus I dan II Lampiran 7: Pedoman Wawancara Guru dan Siswa

Lampiran 8: Sampel Hasil Tes Pra Siklus Lampiran 9: Sampel Hasil Tes Siklus I Lampiran 10: Sampel Hasil Tes Siklus II Lampiran 11: Surat Keterangan Penelitian Lampiran 12: Surat Tugas

Lampiran 13: Surat Balasan

Lampiran 14: Kartu Konsultasi Skripsi Lampiran 15: Dokumentasi


(14)

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 1 Observasi Kegiatan Guru dan Siswa ... 75 Diagram 2 Rata-rata Hasil Pemahaman Siswa Pada II Siklus ... 76 Diagram 3 Ketuntasan Belajar Siswa ... 77


(15)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa Arab merupakan bahasa yang penting bagi masyarakat Islam manapun, dengan mempelajari bahasa Arab seseorang dapat memahami al-Qur’an dan hadits sebagai sumber hukum ajaran Islam. Di samping itu pembelajaran bahasa Arab bertujuan untuk memperkenalkan berbagai bentuk ilmu bahasa kepada peserta didik terutama di jenjang sekolah dasar atau MI, karena dapat membantu memperoleh kemahiran berbahasa, dengan menggunakan berbagai bentuk dan ragam bahasa untuk berkomunikasi, baik dalam bentuk lisan maupun tulisan.1

Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang digunakan oleh para pemakainya untuk berkomunikasi dan berinteraksi. Dewasa ini makin dirasakan betapa pentingnya bahasa sebagai alat komunikasi, maka dari itu para ahli bahasa dan bahkan semua ahli yang bergerak dalam bidang teori dan praktek bahasa menyadari bahwa segala interaksi dan segala macam kegiatan dalam masyarakat akan lumpuh adanya bahasa. Mustafa al-Ghulayani dalam bukunya Ahmad Muhtadi menyatakan bahwa: “Bahasa adalah kata atau lafal yang digunakan oleh setiap orang untuk menyampaikan maksud atau kehendak mereka.”

1


(16)

2

Dengan demikian bahasa Arab adalah kalimat yang dipergunakan oleh orang Arab untuk menyampaikan maksud dan tujuan mereka. Bahkan bahasa Arab juga menjadi salah satu bahasa resmi di forum-forum internasional, seperti PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa).2

Ada beberapa fungsi di dalam pembelajaran bahasa Arab yang perlu dikaji. Fungsi pembelajaran yang dimaksud adalah fungsi individual dan fungsi sosial. Fungsi individual terdiri dari fungsi humanistik, fungsi psikologis dan fungsi imajinatif. Sedangkan fungsi sosial mencakup fungsi interaktif, fungsi persuasif, dan fungsi kultural.3

Dalam Permenag RI nomor 02 tahun 2008, mata pelajaran Bahasa Arab di Madrasah Ibtida’iyah mulai diajarkan kepada siswa sejak kelas IV – VI, namun pada kurikulum 2013 terdapat perubahan yakni bahasa Arab sudah mulai diajarkan sejak kelas I sampai kelas VI. Ini menandakan bahwa kedudukan bahasa Arab semakin penting pada zaman modern.

Seperti halnya bahasa yang lain, bahasa Arab juga melalui empat keterampilan berbahasa yang sudah masyhur dikalangan ahli bahasa, diantaranya keterampilan mendengarkan (maha>rat al-Istima>’), berbicara

(maha>rat al-Kala>m), membaca (maha>rat al-Qiro>at) dan menulis (maha>rat al-Kita>bah).4

Dalam penguasaan keempat keterampilan bahasa tersebut, sebagian ahli bahasa berasumsi bahwa kemampuan kebahasaan seseorang hanya 2

Ahmad Muhtadi Anshor,Pengajaran Bahasa Arab Media dan Metode-metodenya, (Yogyakarta: Teras, 2009), 1-3.

3

Zulhannan,Teknik Pembelajaran Bahasa Arab Interaktif, (Jakarta: PT Raja Gravindo Persada, 2014), 4.

4


(17)

3

ditentukan oleh tingkat penguasaan terhadap tata bahasa (sintaksis) itu sendiri. Pendapat lebih condong terhadap penguasaan sintaksis (al-Nahwu) dan morfologi (al-S}arf). Ada pula yang menolak pendapat tersebut dan mengatakan bahwa tingkat kemampuan kebahasaan seseorang dipengaruhi oleh penguasaan seseorang terhadap arti kosakata (ma’na al-Mufra>dat).5

Salah satu komponen yang ada dan sangat penting dalam bahasa Arab adalah mufra>dat, karena tanpa mengetahui mufra>dat akan sulit bahkan tidak mungkin siswa akan mampu menguasai ketrampilan bahasa yang dimaksud. Atau boleh dikatakan pada awal pembelajaran siswa harus diarahkan untuk memperoleh penguasaan mufra>dat dengan baik. Oleh sebab itulah mufra>dat harus diajarkan dengan model dan teknik yang baik.6

Dalam pengajaran bahasa salah satu segi yang sering mendapat sorotan adalah segi model, sukses tidaknya suatu program pengajaran bahasa asing sering dinilai dari segi model yang digunakan sebab model yang menentukan isi dan cara mengajarkan bahasa.7 Menurut Ibnu Khaldun dalam bukunya Taufik, sesungguhnya pembelajaran itu merupakan profesi yang membutuhkan pegetahuan, keterampilan, dan kecermatan karena pembelajaran sama halnya dengan pelatihan yang

5

Syaiful Mustofa,Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Inovatif, (Malang: UIN-Maliki Press, 2011), 2.

6

Bisri Mustofa dan Abdul Hamid, Metode dan Strategi Pembelajaran Bahasa Arab, (Malang: UIN Maliki Press,2012), 68.

7


(18)

4

memerlukan kiat, strategi, dan ketelatenan, sehingga menjadi cakap dan professional.8

Problem menonjol yang dialami siswa ketika mempelajari bahasa Arab adalah rendahnya pemahaman tentang mufra>dat. Hal ini bisa dilihat dari KKM mata pelajaran bahasa Arab di kelas V MINU Ngingas ditetapkan sebesar 75, namun dari 31 siswa hanya 8 siswa yang dapat mencapai KKM sedangkan 23 siswa yang lain belum bisa mencapai KKM yang sudah ditetapkan. Selain itu data hasil wawancara guru mata pelajaran bahasa Arab menunjukan bahwa memang selama ini siswa dalam memahami mufra>dat sangat kurang, karena beberapa siswa kurang memperhatikan pada saat proses pembelajaran bahkan ada juga siswa yang bermain sendiri pada saat pembelajaran berlangsung.

Hal ini disebabkan karena model yang digunakan oleh guru mata pelajaran bahasa Arab kurang fariatif tanpa menggunakan model dan media yang dapat menunjang pemahaman mufra>dat siswa. Padahal fungsi guru adalah sebagai salah satu sumber belajar dan pengantar para siswa untuk dapat menguasai mata pelajaran yang diampunya, sehingga harus menyediakan lingkungan belajar yang kondusif bagi kegiatan belajar siswa dikelas dengan menggunakan berbagai macam metode pembelajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi peserta didik.

Berdasarkan paparan tersebut dapat disimpulkan bahwa masalah mendasar yang menghambat sulitnya pembelajaran bahasa Arab adalah

8


(19)

5

karena tidak adanya media ataupun metode yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk menarik perhatian siswa sekaligus mempermudah proses pembelajaran.

Dengan demikian, peneliti menawarkan solusi untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang mufra>dat mata pelajaran bahasa Arab dengan menggunakan modelmake a match.

Model make a match atau mencari pasangan diperkenalkan oleh Lena Curran, pada tahun 1994. Pada model ini siswa diminta mencari pasangan dari kartu yang telah disediakan oleh guru. Model ini merupakan cara aktif dan menyenangkan untuk meninjau ulang materi pelajaran.

Berdasarkan dari permasalahan di atas, maka perlu diadakan penelitian yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Memahami

Mufrada>t Mata Pelajaran Bahasa Arab Melalui Model Make a Match

Siswa Kelas VMINU Ngingas Waru Sidoarjo”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan model make a match dalam rangka meningkatkan pemahaman mufrada>t mata pelajaran bahasa Arab di kelas V MINU Ngingas Waru Sidoarjo?


(20)

6

2. Bagaimana peningkatan pemahaman mufrada>t mata pelajaran bahasa Arab setelah diterapkan model make a match di kelas V MINU Ngingas Waru Sidoarjo?

C. Tindakan yang Dipilih

Sesuai dengan rumusan masalah yang diteliti, maka dapat diambil sebuah tindakan yaitu penerapan model make a match dalam rangka meningkatkan pemahamanmufra>dat mata pelajaran bahasa Arab materi ﻲ ﻓ

di kelas V MINU Ngingas Waru Sidoarjo.

D. Tujuan Penelitian

Dari latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui penerapan model make a match dalam rangka meningkatkan pemahaman mufra>dat mata pelajaran bahasa Arab di kelas V MINU Ngingas Waru Sidoarjo.

2. Untuk mengetahui peningkatan pemahaman mufra>dat mata pelajaran bahasa Arab setelah diterapkan model make a match di kelas V MINU Ngingas Waru Sidoarjo

E. Lingkup Penelitian

Untuk memperjelas dalam proposal ini, maka perlu pembatasan permasalahan yang diharapkan agar tidak terjadi perluasan pembahasan


(21)

7

yang akan mengaburkan permasalahan yang dibahas. Hal ini dilakukan karena terbatasnya ruang dan waktu. Penelitian ini dibatasi hanya terkait hal-hal di bawah ini:

1. Penelitian tindakan kelas ini dikenakan pada siswa kelas V MINU Ngingas Waru Sidoarjo tahun ajaran 2015-2016.

2. Penelitian difokuskan pada mata pelajaran bahasa Arab kelas V semester genap, KD 3.2. Menemukan makna dari ujaran kata, frasa, dan kalimat sederhana terkait topik ،ﺔ ﺳ ر ﺪﻤ ﻟا ﺔ ﺒﺘﻜ ﻣ ﻲ ﻓ ،ﻞ ﺼ ﻔﻟا ﻲ ﻓ

, dan 4.2. Menyampaikan makna

dari ujaran kata, frasa, dan kalimat sederhana terkait topik: ﻲ ﻓ ﻞ ﺼ ﻔﻟا

, ﻤ ﻟا ﺔ ﺒﺘﻜ ﻣ ﻲ ﻓ ﺔ ﺳ ر ﺪ

, ,

ﻒ ﺼ ﻘﻤ ﻟا ﻲ ﻓ , karena di

dalam KD tersebet ada beberapa materi, maka hanya difokuskan pada satu materi saja yaitu: .

3. Untuk lebih memperjelaskan kembali penelitian ini, maka peneliti merumuskan indikator pencapaian kompetensi diantaranya:

3.2.1.Menyebutkanmufra>dattentang ت او دﻷ ا ﺔ ﺒﺘﻜ ﻣ ﻲ ﻓ

3.2.2.Menjelaskan makna dari mufra>dat tentang ت او دﻷ ا ﺔ ﺒﺘﻜ ﻣ ﻲ ﻓ

3.2.3. Menjelaskan makna kalimat sederhana tentang ت او دﻷ ا ﺔ ﺒﺘﻜ ﻣ ﻲ ﻓ

4.2.1. Menuliskan mufra>dat dan terjemahannya tentang ﺔ ﺒﺘﻜ ﻣ ﻲ ﻓ .


(22)

8

F. Manfaat atau Signifikasi Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini dapat menjadi sumber referensi bagi penelitian penulisan karya selanjutnya. Hasil penelitian yang akan dibahas dapat menjadi gambaran secara konseptual untuk memberikan alternatif dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang efektif, kreatif, dan menyenangkan, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi pembelajaran yang diajarkan.

2. Manfaat Praktis a. Bagi siswa

1) Memberikan pengalaman belajar bagi siswa.

2) Pembelajaran di kelas lebih aktif, kreatif, dan menyenangkan. 3) Siswa dapat lebih semangat dalam belajar bahasa Arab. b. Bagi Guru

1) Menambah wawasan guru tentang pentingnya penggunaan strategi yang fariatif dalam proses pembelajaran.

2) Merupakan upaya guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa. 3) Menambah pengalaman bagi guru dalam merancang

pembelajaran. c. Bagi Sekolah

1) Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk meningkatkan hasil belajar bahasa Arab.


(23)

9

2) Sebagai masukan kepada pihak sekolah tentang pentingnya pemanfaatan permainan dalam pembelajaran agar dapat diperoleh hasil belajar yang maksimal.


(24)

BAB II KAJIAN TEORI

A. Pembelajaran Bahasa Arab

1. Pengertian Pembelajaran Bahasa Arab

Pembelajaran adalah upaya untuk belajar. Kegiatan ini yang akan mengakibatkan siswa mempelajari sesuatu dengan cara efektif dan efesien, sedangkan bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan untuk berinteraksi dengan sesamanya dan digunakan untuk mengeluarkan ide-ide yang ada dalam fikiran baik lisan maupun tulisan.

Mata pelajaran bahasa Arab merupakan suatu mata pelajaran yang diarahkan untuk mendorong, membimbing, mengembangkan dan membina kemampuan serta menumbuhkan sikap positif terhadap bahasa Arab baik Reseptif maupun Produktif. Kemampuan reseptif yaitu kemampuan untuk memahami pembicaraan orang lain dan memahami bacaan. Kemampuan produktif yaitu kemampuan menggunakan bahasa alat komunikasi baik secara lisan maupun tulisan.

Pada umumnya motivasi dan dorongan mempelajari bahasa Arab di Indonesia adalah untuk tujuan agama, yaitu untuk mengkaji dan memperdalam ajaran Islam dari sumber-sumberyang berbahasa Arab. Akan tetapi pada saat ini bahasa Arab telah


(25)

11

menjadi suatu bagian dari mata pelajaran yang harus diajarkan di lembaga pendidikan formal. Terlebih lagi di lembaga pendidikan Islam, bahasa Arab merupakan suatu keharusan untuk diajarkan kepada peserta didik.

Secara teoritis terdapat empat orientasi pendidikan bahasa Arab sebagai berikut:

a. Belajar bahasa Arab untuk tujuan memahami dan memahamkan ajaran Islam. Orientasi ini dapat berupa belajar keterampilan pasif (mendengarkan dan membaca), dan dapat pula mempelajari keterampilan aktif (berbicara dan menulis). b. Belajar bahasa Arab untuk tujuan memahami ilmu-ilmu dan

keterampilan berbahasa Arab. Orientasi ini cenderung menempatkan bahasa Arabsebagai disiplin ilmu atau obyek studi yang harus dikuasai secara akademik.

c. Belajar bahasa untuk kepentingan profesi praktis dan pragmatis, seperti mampu berkomunikasi lisan dalam bahasa Arab untuk bisa menjadi TKI, diplomat, turis, misi dagang, atau untuk melanjutkan studi di salah satu Negara Timur Tengah, dan sebagainya.


(26)

12

d. Belajar bahasa Arab untuk memahami dan menggunakan bahasa Arab sebagai media bagi kepentingan orientalisme, kapitalisme, imperalisme, dan sebagainya.1

Adapun ruang lingkup pembelajaran bahasa Arab meliputi: unsur-unsur kebahasaan, terdiri atas tata bahasa (qawaidu al-Lughah), kosa kata (mufra>dat), pelafalan dan ejaan (as}wat

‘A robiyah), keterampilan berbahasa, yaitu menyimak (istima>’), berbicara (kala>m), membaca (qiro>’ah), dan menulis (kita>bah), dan aspek budaya yang terkandung dalam teks lisan dan tulisan.2

2. Karakteristik Universal Bahasa Arab

Bahasa Arab memiliki karakteristik yang unik dan universal. Dikatakan unik karena bahasa Arab memiliki ciri khas yang membedakannya dengan bahasa lainnya, sedangkan universal berarti adanya kesamaan nilai antara bahasa Arab dengan bahasa lainnya. Karakteristik universalitas bahasa Arab antara lain dapat diuraikan sebagai berikut;

a. Bahasa Arab memiliki ragam bahasa, yang meliputi:

1) ragam sosial atau sosiolek yaitu ragam bahasa yang menunjukan stratifikasi sosial ekonomi penuturnya.

1

Acep Hermawan,Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), 89-90.

2

Abdul Hamid, dkk,Pembelajaran Bahasa Arab, Pendekatan, Metode, Strategi, Materi, dan Media, (Malang: UIN-Malang Press), 160.


(27)

13

2) ragam geografis, ragam bahasa yang menunjukan letak geografis penutur antara satu daerah dengan daerah lain, sehingga melahirkan dialek yang beragam

3) ragam idiolek yaitu ragam bahasa yang menunjukan integritas kepribadian setiap individu masyarakat (

).

b. Bahasa Arab dapat diekspresikan secara lisan ataupun tulisan. c. Bahasa Arab memiliki sistem, aturan dan perangkat yang

tertentu, yang antara lain:

1) Sistemik, bahasa yang memiliki sistem standard yang terdiri dari sejumlah sub-sub sistem (sub sistem tata bunyi, tata kata, kalimat, gramatikal, wacana dan sebagainya). 2) Sistematis, artinya bahasa Arab juga memiliki aturan-aturan

khusus, dimana masing-masing komponen sub sistem bahasa bekerja secara sinergis dan sesuai dengan fungsinya. 3) Komplit, maksudnya bahasa itu memiliki semua perangkat yang dibutuhkan oleh masyarakat pemakai bahasa itu ketika digunakan sebagai alat komunikasi dalam berinteraksi dan bersosialisasi antar mereka.

d. Bahasa Arab memiliki sifat yang arbitrer dan simbolis. Arbitrer berarti suka, artinya tidak adanya hubungan rasional antara lambang verbal dengan acuannya. Dengan sifat simbolis yang


(28)

14

dimiliki bahasa, manusia dapat mengabstraksikan berbagai pengalaman dan buah pikirannya tentang berbagai hal.

e. Bahasa Arab berpotensi untuk berkembang, produktif dan kreatif, karena perkembangan bahasa selalu mengikuti perkembangan peradaban manusia, sehingga muncul kata dan istilah-istilah bahasa baru yang digunakan untuk mengkomunikasikan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang.

f. Bahasa Arab merupakan fenomena individu dan fenomena sosial. Sebagai fenomena individu, bahasa merupakan ciri khas kemanuisaan, bersifat insani karena hanya manusia yang mempunyai kemampuan berbahasa verbal. Adapun sebagai fenomena sosial, bahasa merupakan konvensi suatu masyarakat pemilik atau pemakai bahasa itu. Seseorang menggunakan bahasa sesuai norma-norma yang disepakati atau ditetapkan untuk bahasa tersebut. Kesepakatan yang dimaksudkan pada dasarnya merupakan kebiasaan yang berlangsung turun temurun dari nenek moyang yang sifatnya mengikat dan harus diikuti oleh semua pengguna bahasa.3

3. Tujuan Pembelajaran Bahasa Arab

Tujuan pembelajaran bahasa Arab dibagi menjadi dua, yaitu:

3


(29)

15

a. Tujuan Umum

Tujuan umum pembelajaran bahasa Arab adalah:

1) Agar siswa dapat memahami Qur an dan al-Hadits sebagai sumber hukum Islam dan ajarannya 2) Dapat memahami dan mengerti buku-buku agama

dan kebudayaan Islam yang ditulis dalam bahasa Arab

3) Supaya pandai berbicara dan mengarang dalam bahasa Arab

4) Untuk digunakan sebagai alat pembantu keahlian lain (supplementary)4

5) Untuk membina ahli bahasa Arab yang benar-benar professional.

b. Tujuan Khusus

Tujuan khusus merupakan penjabaran dari tujuan umum, yaitu untuk memperkenalkan berbagai bentuk ilmu bahasa kepada peserta didik agar memperoleh kemahiran berbahasa, dengan menggunakan berbagai bentuk dan ragam bahasa untuk berkomunikasi, baik dalam bentuk lisan maupun tulisan.5

4

Ahmad Muhtadi Anshor,Pengajaran Bahasa Arab Media dan Metode-metodenya, (Yogyakarta: Teras, 2009), 7.

5


(30)

16

4. Pembelajaran Bahasa Arab di MI

Mata pelajaran bahasa Arab merupakan suatu mata pelajaran yang diarahkan untuk mendorong, membimbing, mengembangkan, dan membina kemampuan serta menumbuhkan sikap positif terhadap bahasa Arab baik reseptif maupun produktif. Kemampuan reseptif yaitu kemampuan untuk memahami pembicaraan orang lain dan memahami bacaan. Kemampuan produktif yaitu kemampuan menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi baik secara lisan maupun secara tertulis. Kemampuan bahasa arab serta sikap positif terhadap bahasa arab sangat penting dalam membantu memahami sumber ajaran islam yaitu al-qur an dan hadits, serta kitab-kitab bahasa arab yang berkenaan dengan Islam bagi peserta didik.

Untuk itu bahasa Arab di Madrasah Ibtidaiyah dipersiapkan untuk pencapaian kompetensi dasar bahasa, yang mencangkup empat keterampilan berbahasa yang diajarkan secara integral, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Meskipun begitu, pada tingkat pendidikan dasar dititik beratkan pada kecakapan menyimak dan berbicara sebagai landasan berbahasa. Pada tingkat menengah, keempat kecakapan berbahasa diajarkan secara seimbang. Adapun pada tingkat lanjut dikonsentrasikan pada kecakapan membaca dan menulis, sehingga peserta diidk diharapkan mampu mengakses berbagai referensi berbahasa Arab.


(31)

17

Mata pelajaran bahasa Arab memiliki tujuan sebagai berikut:

a. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Arab, baik lisan maupun tulis, yang mencangkup empat kecakapan barbahasa, yakni menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

b. Menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya bahasa Arab sebagai salah satu bahasa asing untuk menjadi alat utama belajar, khususnya dalam mengkaji sumber-sumber ajaran Islam.

c. Mengembangkan pemahaman tentang saling keterkaitan antara bahasa dan budaaya serta memperluas cakrawala budaya. Dengan demikian, peserta didik diharapkan memiliki wawasan lintas budaya dan melibatkan diri dalam keragaman budaya.6

Hanya saja permasalahan yang sering muncul dalam pembelajaran bahasa Arab di Madrasah Ibtidaiyah dan sekolah-sekolah Islam lainnya yang memasukkan mata pelajaran bahasa Arab adalah lemahnya kemampuan siswa dalam berbahasa Arab pasif terlebih kemampuan bahasa Arab aktif.7

6

Permenag-no-000912-tahun-2013 7

Taufik,Pembelajaran Bahasa Arab MI (Metode Aplikatif dan Inovatif Berbasis ICT), (Surabaya: PMN, 2014), 109.


(32)

18

B. PembelajaranMufrada>t 1. PengertianMufrada>t

Kosakata (mufrada>t) jamak dari mufrad yang dalam bahasa InggrisnyaVocable atau sering disebut denganvocabulary, artinya himpunan kata atau khazanah kata yang diketahui oleh seseorang atau kelompok, atau merupakan bagian dari suatu bahasa tertentu. Ada juga yang mengartikan sebagai kumpulan kosakata yang digunakan oleh seseorang baik lisan maupun tulisan yang sudah memiliki pengertian dan uraian terjemahannya tanpa dirangkaikan dengan kata-kata lain serta tersusun secara abjadiyah.8 Kekayaan kosakata seseorang secara umum dianggap merupakan gambaran dari intelegensi atau tingkat pendidikannya. Kosakata merupakan salah satu dari tiga unsur bahasa yang sangat penting dikuasai, dan merupakan salah satu alat untuk mengembangkan kemampuan berbahasa Arab seseorang.

Menurut Horn, kosakata adalah sekumpulan kata yang membentuk sebuah bahasa. Peran kosakata dalam menguasai empat kemahiran berbahasa sangat diperlukan, sebagaimana yang dinyatakan Vallet bahwa kemampuan seseorang untuk memahami empat kemahiran berbahasa tersebut sangat bergantung pada penguasaan kosakata yang dimiliki. Meskipun demikian pembelajaran bahasa tidak identik dengan hanya mempelajari

8


(33)

19

kosakata. Dalam arti untuk memiliki kemahiran berbahasa tidak cukup hanya dengan menghafal sekian banyak kosakata.

Kosakata merupakan kumpulan kata-kata tertentu yang akan membentuk bahasa. Kata adalah bagian terkecil dari bahasa yang sifatnya bebas. Pengertian ini membedakan antara kata dengan morfem. Morfem adalah satuan bahasa terkecil yang tidak bisa dibagi atas bagian bermakna yang lebih kecil dan maknanya relatif stabil. Maka kata terdiri dari morfem-morfem.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kosakata (mufra>dat) merupakan kata-kata yang membentuk bahasa yang diketahui seseorang, dan kumpulan kata tersebut akan digunakan dalam menyusun kalimat atau berkomunikasi dengan masyarakat baik secara lisan maupun tulisan. Komunikasi seseorang yang dibangun dengan penggunaan kosakata yang tepat dan memadai menunjukkan gambaran kecerdasan dan tingkat pendidikan si pemakai bahasa.

2. Tujuan PembelajaranMufrada>t

Tujuan utama Pembelajaranmufra>dat adalah:

1. Memperkenalkan kosakata baru kepada peserta didik, baik melalui bahan bacaan maupunfahm al-Musmu’. 2. Melatih peserta didik untuk dapat mengucapkan


(34)

20

baik dan benar mengantarkan kepada kemahiran berbicara dan membaca secara baik dan benar pula. 3. Memahami makna kosakata, baik secara

denotatif/leksikal (berdiri sendiri) maupun ketika digunakan dalam konteks kalimat tertentu (makna konotatif dan gramatikal).

4. Mampu menggunakan kosakata tersebut dalam berekspresi, baik secara lisan (berbicara) maupun tulisan (mengarang) sesuai dengan konteks yang benar.9

3. Prinsip-prinsip PemilihanMufrada>t

Kekayaan mufrada>t yang dimiliki oleh bahasa Arab termasuk sangat melimpah, bahkan mungkin paling banyak di antara bahasa-bahasa di dunia. Walaupun belum ada hasil penelitian yang menunjukkan mengenai jumlah pasti kosakata Arab, tetapi dapat dipastikan bahwa jumlahnya ribuan bahkan jutaan kata.

Oleh karena tidak mungkin dan bahkan mustahil semua kosakata/Mufradat diajarkan, maka diperlukan adanya prinsip-prinsip dalam pemilihan Mufradat.

1. Tawatur (Frequency), artinya memilih mufrada>t (kosa kata) yang sering digunakan.

9

Syaiful Mustofa,Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Inovatif, (Malang: UIN-Maliki Press, 2011), 61-63.


(35)

21

2. Tawazzu’ (Range), artinya memilih mufradat yang banyak digunakan di Negara-negara Arab

3. Mata>h}iyah (Avalability), artinya memilih kata tertentu dan bermakna tertentu.

4. Ulfah (Familiarity), artinya memilih kata-kata yang familiar dan terkenel serta meninggalkan kata-kata yang jarang terdengar penggunaannya.

5. Shumu>l (Coverege), artinya memilih kata-kata yang dapat digunakan dalam berbagai bidang dan tidak terbatas hanya pada bidang-bidang tertentu.

6. A hammiyah, artinya memilih kata-kata yang sering dibutuhkan penggunaannya oleh siswa daripada kata-kata yang terkadangtidak dibutuhkan atau jarang dibutuhkan.

7. ‘Uru>bah, artinya memilih kata-kata Arab walaupun ada

bandingannya dalam bahasa lain.10

C. ModelMake a Match

1. Pengertian Model Pembelajaran

Model pembelajaran merupakan suatu teknik pembelajaran yang digunakan guru dalam mengajarkan suatu pokok bahasan (materi) tertentu dan dalam pemilihan suatu model harus 10

Bisri Mustofa dan Abdul Hamid,Metode dan Strategi Pembelajaran Bahasa Arab, (Malang: UIN-Maliki Press, 2012), 69.


(36)

22

disesuaikan terlebih dahulu dengan materi pelajaran, tingkat perkembangan kognitif siswa, dan sarana atau fasilitas yang tersedia sesuai dengan tujuan pembelajaran sehingga model pembelajaran yang diterapkan dapat tercapai.

Menurut Rusman Model Make a Match (membuat pasangan) merupakan salah satu jenis dari metode dalam pembelajaran kooperatif. Metode ini dikembangkan oleh Lorna Curran pada tahun 1994. Salah satu cara keunggulan teknik ini adalah peserta didik mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik, dalam suasana yang menyenangkan.

Anita Lie menyatakan bahwa model pembelajaran tipe

Make a Match atau bertukar pasangan merupakan teknik belajar yang memberi kesempatan siswa untuk bekerjasama dengan orang lain. Teknik ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match adalah suatu teknik pembelajaran mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam semua mata pelajaran dan tingkatan kelas.11

11

http://www.kajianpustaka.com/2015/03/model-pembelajaran-tipe-make-match.html (diakses pada hari selasa, tanggal 3 februari 2016).


(37)

23

2. Langkah-langkah Model PembelajaranMake a Match

Langkah-langkah model pembelajaran make a match adalah sebagai berikut:

a. Pada kartu indeks yang terpisah, tulislah pertanyaan tentang apapun yang diajarkan di kelas. Buatlah kartu pertanyaan dengan jumlah yang sama dengan setengah jumlah siswa b. Pada kartu yang terpisah, tulislah jawaban atas

masing-masing pertanyaan itu

c. Campurkan dua kumpulan kartu tersebut

d. Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan soal atau jawaban.

e. Setiap siswa memikirkan jawaban atau soal dari kartu yang dipegang

f. Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya

g. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin

h. Jika siswa tidak dapat mencocokkan kartunya dengan kartu temannya akan mendapatkan hukuman yang telah disepakati bersama.

i. Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar setiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya.


(38)

24

j. Siswa juga bisa bergabung dengan dua atau tiga siswa lainnya yang memegang kartu yang cocok

k. Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan terhadap materi pelajaran.12

3. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Make a Match

a. Kelebihan Model PembelajaranMake a Match

Pembelajaran kooperatif model make a matchmemberikan manfaat bagi siswa, di antaranya sebagai berikut:

1) Mampu menciptakan suasana belajar aktif dan menyenangkan

2) Materi pembelajaran yang disampaikan lebih menarik perhatian siswa

3) Mampu meningkatkan hasil belajar siswa mencapai taraf ketuntasan belajar secara klasikal

4) Suasana kegembiraan akan tumbuh dalam proses pembelajaran

5) Kerjasama antar sesama siswa terwujud dengan dinamis

6) Munculnya dinamika gotong royong yang merata di seluruh siswa.

12

Zainal Aqib, Model-model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif), (Bandung: Yrama Widya, 2013), 23-14.


(39)

25

b. Kekurangan Model PembelajaranMake a Match

Selain manfaat yang dirasakan oleh siswa, model pembelajaran make a match mempunyai beberapa kelemahan, di antaranya:

1) Sangat memerlukan bimbingan dari guru untuk melakukan kegiatan

2) Waktu yang tersedia perlu dibatasi karena besar kemungkinan siswa bisa banyak bermain-main dalam proses pembelajaran

3) Guru perlu persiapan bahan dan alat yang memadai 4) Susah dikendalikan jika di dalam kelas muridnya

terlalu banyak

5) Bisa mengganggu ketenangan belajar kelas disebelahnya.13

D. Peningkatan Kemampuan Memahami Mufrada>t Mata Pelajaran Bahasa Arab Melalui ModelMake a Match

Dalam upaya meningkatkan kemampuan memahami kosakata (mufra>dat) mata pelajaran bahasa Arab yang dilakukan pada kelas V MINU Ngingas, maka model Make a Match merupakan alternatif pemecahan masalah.

13

Imas Kurniasih dan Berlin Sani,Ragam Pengembangan Model Pembelajaran, (t.t: Kata Pena, 2015), 56-58.


(40)

26

Tujuan adanya model pembelajaran adalah agar siswa lebih mudah menangkap informasi yang disampaikan oleh guru, dan pembelajaran tidak membosankan. Begitu pula dengan model pembelajaranmake a match

Model make a match ini dimainkan dengan cara membagikan kartu yang berupa soal dan jawaban kepada masing-masing siswa, kemudian setiap siswa mencari pasangan atau mencocokkan kartu yang dipegang dengan kartu temannya, dengan tujuan untuk melatih peserta didik agar lebih cermat dan lebih kuat pemhamannya terhadap suatu materi pelajaran.

Sebagai upaya untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam memahami materi maka akan disajikan aktifitas-aktifitas pembelajaran yang sesuai pendekatan kooperatif dengan menggunakan model make a match atau mencari pasangan , yakni sebagai berikut:

1. Buatlah potongan-potongan kertas sejumlah peserta dalam kelas. 2. Tulis pertanyaan tentang materi yang btelah diberikan sebelumnya

pada potongan kertas yang telah dipersiapkan. Setiap kertas satu pertanyaan.

3. Pada potongan kertas yang lain, tulislah jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat.

4. Kocokklah semua kertas tersebut sehingga akan tercampur antara soal dan jawaban.


(41)

27

5. Bagikan setiap peserta satu kertas. Jelaskan bahwa ini aktivitas yang dilakukan berpasangan. Sebagian peserta akan mendapatkan soal dan sebagian yang lain akan mendapatkan jawaban.

6. Mintalah peserta untuk mencari pasangannya. Jika sudah ada yang menemukan pasangannya, mintalah mereka untuk duduk berdekatan. Jelaskan juga agar mereka tidak memberikan materi yang mereka dapatkan kepada teman yang lain.

7. Setelah semua peserta menemukan pasangan dan duduk berdekatan, mintalah setiap pasangan secara bergantian membacakan soal yang diperolaeh dengan suara keras kepada teman-teman lainnya. Selanjutnya soal tersebut dijawab oleh pasangannya. Demikian seterusnya.

8. Akhiri proses ini dengan klarifikasi dan kesimpulan serta tindak lanjut.14

Model make a match untuk meningkatkan pemahaman kosakata bahasa Arab sudah pernah diteliti sebelumnya oleh Asfihatun Nikmah yang berjudul Penerapan Metode Make a Match Untuk Meningkatkan Pemahaman Kosa Kata Bahasa Arab Siswa Kelas IV di MI Miftahul Huda Tawangrejo Wonodadi Blitar Tahun Ajaran 2011/2012 .

Pada penelitian tersebut materi yang digunakan adalah siswa kelas IV MI Miftahul Huda dengan model

14


(42)

28

pengelompokan menjadi dua kelompok, yaitu kelompok kartu soal dan kartu jawaban, sedangkan penelitian ini dilakukan pada kelas V MINU Ngingas dengan materi tanpa adanya pengelompokan, karena pengelompokan akan terjadi secara langsung setelah semua siswa menerima pasangan dari kartu yang dipegang.

Penelitian terdahulu merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan pada siswa kelas IV di MI Miftahul Huda Tawangrejo Wonodadi Blitar pada tanggal 19 mei 2012 dengan jumlah subjek penelitian siswa kelas IV adalah sebanyak 30 anak. Pelaksanaan penelitian tindakan ini diawali dengan pra tindakan dan tindakan siklus I dan siklus II.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model

make a matchdalam meningkatkan pemahaman kosakata bahasa Arab dapat meningkatkan hasil belajar siswa setelah dilakukan tindakan. Nilai rata-rata siswa dari hasil pre test sebesar 63, nilai rata-rata yang dicapai siswa pada siklus I sebesar 75, dan nilai rata-rata siswa ketika siklus II sebesar 90,33. Nilai rata-rata tersebut selalu mengalami kenaikan dalam setiap siklus, meskipun masih ada beberapa siswa yang nilainya masih di bawah KKM, tapi nilai rata-rata tersebut tergolong memuaskan dan mengalami peningkatan.15

15


(43)

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

A. Matode Penelitian

Metode penelitian senantiasa dibutuhkan di dalam suatu penelitian.Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dengan demikian metode penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan.1

Metode yang digunakan dalam penelitihan ini adalah penelitian tindakan kelas yang berasal dari bahasa Inggris yaitu Classroom Action Research.

Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru kelasnya sendiri dengan jalan merancang, melaksanakan, mengamati, dan merefleksikan tindakan melalui beberapa siklus secara kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu proses pembelajaran di kelas.2

1

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, (Bandung: Alfabeta, 2010), 6.

2

Kunandar ,Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru, (Jakarta: RajaGrafindo persada, 2011), 46.


(44)

30

Bila penelitian tindakan yang berkaitan dengan bidang pendidikan dilaksanakan dalam kawasan sebuah kelas, maka penelitian tindakan ini dinamakan penelitian tindakan kelas. Dengan kata lain, penelitian tindakan kelas adalah penelitian praktis yang dimaksudkan untuk memperbaiki pembelajaran di kelas. Upaya perbaikan ini dilakukan dengan melaksanakan tindakan untuk mencari jawaban atas permasalahan yang diangkat dari kegiatan tugas sehari-hari di kelas.3

Dalam pelaksanaanya, penelitian tindakan kelas ini menggunakan model Kurt Lewin, yang menyatakan bahwa dalam satu siklus terdiri dari empat langkah pokok yaitu :

1. Perencanaan (Planning)

Pada tahap ini yang harus dilakukan adalah:

a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP

b. Menyusun fasilitas dari sarana pendukung yang diperlukan di kelas

c. Mempersiapkan instrumen untuk merekam dan menganalisis data mengenai proses dan hasil tindakan, yaitu lembar kerja, lembar observasi guru dan siswa.

2. Aksi atau tindakan (acting)

Yaitu tindakan yang dilakukan adalah melaksanakan tindakan yang telah dirumuskan pada RPP dalam situasi yang

3

Basrowi dan Suwandi, Prosedur Penelitian Tindakan Kelas, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2008), 24-25.


(45)

31

aktual meliputi kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup.

3. Pengamatan (observation)

Yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat. Dalam tahap ini guru pelaksana mencatat sedikit demi sedikit apa yang terjadi agar memperoleh data yang akurat untuk perbaiki siklus berikutnya.

4. Refleksi (reflecting)

Yaitu mengingat dan merenungkan suatu tindakan seperti yang telah dicatat dalam observasi. Refleksi berusaha memahami proses, masalah, persoalan, dan kendala yang nyata dalam tindakan strategis.

Apabila digambarkan dalam bentuk visualisasi, maka model Kurt Lewinakan tergambar dalam bagan lingkaran seperti berikut:


(46)

32

Gambar 3.1 Model PTK Kurt Lewin

Penelitian tindakan kelas termasuk penelitian kualitatif walaupun data yang dikumpulkan bisa saja bersifak kuantitatif.Penelitian tindakan kelas berbeda dengan penelitian formal yang bertujuan untuk menguji hipotesis dan mengembangkan teori yang bersifat umum (general).Penelitian tindakan kelas lebih bertujuan untuk memperbaiki kinerja, sifatnya kontekstual dan hasilnya tidak untuk digeneralisasi. Namun demikian hasil PTK dapat saja diterapkan oleh orang lain yang mempunyai latar yang mirip dengan yang dimiliki peneliti.4

4

Ekawarna, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: GP Press Goup, 2013), 6. Identifikasi

Masalah

SIKLUS

I

SIKLUS II

Perencanaan ulang Observasi (observing)

Refleksi (reflecting)

Perencanaan (planning)

Tindakan (acting)


(47)

33

B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek penelitian

1. Setting penelitian

Setting dalam penelitian ini meliputi: tempat penelitian dan waktu penelitian PTK sebagai berikut:

a. Tempat Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di MINU Ngingas Waru Sidoarjo untuk mata pelajaran Bahasa Arab.

b. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada pertengahan semester genap, yaitu pada bulan Maret 2016. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik Madrasah, karena PTK memerlukan beberapa siklus yang membutuhkan beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif di kelas.

2. Subjek Penelitian

Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V tahun ajaran 2015/2016 dengan jumlah siswa sebanyak 31 orang, terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan.

C. Variabel yang Diteliti

Variabel-variabel penelitian yang dijadikan titik incar untuk menjawab permasalahan yang dihadapi yaitu:


(48)

34

1. Variabel input : Siswa kelas V MINU Ngingas Waru Sidoarjo

2. Variabel Proses : Penerapan model make a match dalam proses pembelajaran

3. Variabel output : Peningkatan kemampuan memahami Mufrada>t bahasa Arab.

D. Rencana Tindakan

Berdasarkan penelitian tindakan kelas model kurt lewin, maka dapat diperinci sebagai berikut:

1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini, kegiatan yang harus dilakukan peneliti antara lain:

a. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

b. Mempersiapkan fasilitas dari sarana pendukung yang diperlukan di kelas

c. Mempersiapkan instrumen untuk merekam dan menganalisis data mengenai proses dan hasil tindakan.


(49)

35

Pada tahap ini peneliti melaksanakan tindakan yang telah dirumuskan pada RPP dalam situasi yang aktual. Meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

3. Observasi

Pada tahap pengamatan ini, kegiatan yang dilakukan oleh peneliti sebagai berikut:

1. Mengamati guru dalam proses pembelajaran.

2. Mengamati perilaku siswa-siswi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

4. Refleksi

Pada tahap ini guru dan observer mengevaluasi seluruh tindakan yang dilakukan berdasarkan hasil observasi. Hasil observasi dikumpulkan, kemudian dianalisis untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan mencari kendala-kendala atau kekurangan-kekurangan selama pembelajaran berlangsung. Jika ternyata hasil yang diperoleh belum berhasil maka akan dilakukan siklus selanjutnya.

E. Data dan Cara Pengumpulannya

1. Sumber Data

Sumber data dalam PTK ini adalah: a. Siswa


(50)

36

Untuk mendapatkan data tentang penigkatan kemampuan menulis siswa selama proses kegiatan belajar mengajar.

b. Guru

Untuk melihat tingkat keberhasilan implementasi media gambar terhadap peningkatan kemampuan menulis dalam proses pembelajaran.

2. Teknik pengumpulan data

Dalam pengumpulan data ini peneliti menggunakan beberapa teknik yaitu: observasi, tes, wawancara, dan dokumentasi.

a. Observasi

Observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara sengaja, sistematis mengenai fenomena sosial dengan gejala-gejala psikis untuk kemudian dilakukan pencatatan.5

Observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Dalam hal ini peneliti melakukan observasi dengan cara datang ke madrasah mengamati siswa pada saat proses pembelajran berlangsung dan wawancara pada guru mata pelajaran tentang pemahaman siswa pada mata pelajaran yang akan diteliti.

b. Tes dan Non Tes

5

Ronny Hanitiji Soemitro, Metodologi Penelitian Hukum, cet 2, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1985), 62.


(51)

37

Pelaksanaan tes dilakukan untuk memperoleh data mengenai kemampuan memahami mufrada>t siswa.Tes ini dilakukan dalam dua bentuk, yakni Pretest dan Postest. Pretest dilakukan untuk menguju kemampuan awal siswa sebelum tindakan dilakukan. Sedangkan Postest dilakukan pada setiap akhir siklus untuk mengetahui perkembangan hasil belajar siswa dari waktu ke waktu.Peneliti membuat tes berupa butiran-butiran soal yang dapat menguji penguasaan kosakata siswa dan harus dijawab oleh siswa.

Sedangkan non tes dilakukan untuk memperoleh data tentang keterampilan menulis mufrada>tmata pelajaran bahasa Arab.Non tes ini dilakukan pada akhir pembelajaran dalam setiap siklus.

c. Wawancara

Wawancara adalah suatu bentuk komunikasi verbal yang bertujuan untuk memperoleh informasi, seperti melakukan percakapan.6 Wawancara ini digunakan untuk memperoleh data tentang keberhasilan belajar mata pelajaran bahasa Arab, serta menemukan kesulitan yang dihadapi guru selama proses belajar mengajar.

d. Dokumentasi

6


(52)

38

Dokumentasi ini diperlukan untuk melengkapi data yang diperlukan oleh peneliti serta mendokumentasikan setiap perkembangan yang terjadi setiap kali setelah tindakan baru saja dilakukan.

F. Teknik Analisis Data

Untuk mengetahui keefektifan model make a match dalam kegiatan pembelajaran perlu dilakukan analisis data. Untuk mengetahui sejauh mana perkembangan siswa dalam memahami mufrada>tmata pelajaran bahasa Arab, maka analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif komparatif yaitu membandingkan nilai tes antar siklus.Terdapat dua jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian tindakan kelas ini, yaitu secara kualitatif dan kuantitatif. Data yang bersifat kualitatif dapat diperolah dari: (1) tes individu, (2) observasi, (3) wawancara, (4) dokumentasi, sedangkan data yang bersifat kuantitatif dapat diperoleh dari penilaian kemampuan siswa. Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau presentase ketuntasan belajar siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung pada setiap siklusnya dengan cara memberikan evaluasi tes tulis pada akhir siklus. Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana sebagai berikut:


(53)

39

Penilaian tes individu ini diperolah dari hasil tes pemahaman kosakata bahasa Arab siswa yang terdiri dari sepuluh soal uraian yang dinyatakan dengan rumus:

����������ℎ����ℎ�� = ����������ℎ��

���� ������� × 100

Setelah nilai siswa diketahui, peneliti menjumlahkan nilai yang diperoleh siswa selanjutnya dibagi dengan jumlah rata-rata. Sudjana menyatakan bahwa untuk menghitung rata-rata kelas dihitung dengan menggunakan rumus:

X= ∑�

Keterangan:

X : Nilai rata-rata

ΣX : Jumlah nilai semua siswa

ΣN : Jumlah siswa

Sedangkan penilaian ketuntasan belajar berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar, seorang siswa dikatakan berhasil jika telah mencapai taraf penguasaan minimal nilai 75. Untuk menghitung presentasi ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut:

�= ����������������������


(54)

40

Adapun kriteria ketuntasan/kelulusan belajar siswa secara keseluruhan adalah sebagai berikut:

Sangat baik 91-100% Baik 81-90%

Cukup 70-80%

Kurang 50-69% Sangat kurang 0-50% 2. Observasi

a. Guru

Observasi terhadap guru sebagai pengajar, akan dicari persentase kemampuan guru dalam proses pembelajaran bahasa Arab dengan menggunakan model make a match. Adapun analisis observasi dihitung dengan menggunakan rumus:

� = � × 100 Keterangan:

P = Prosentasi yang akan dicari f = jumlah skor yang diperoleh guru N = jumlah seluruh skor ideal

Adapun kriteria tingkat keberhasilan guru dalam proses pembelajaran:

Sangat baik 91-100% Baik 81-90%


(55)

41

Cukup 70-80% Kurang 50-69% Sangat Kurang 0-50% b. Siswa

Observasi terhadap siswa sebagai pelajar, akan dicari persentase kemamapuan siswa pada saat proses proses pembelajaran bahasa Arab berlangsung dengan menggunakan model make a match. Adapun analisis observasi dihitung dengan menggunakan rumus:

� = � × 100 Keterangan:

P = Prosentasi yang akan dicari f = jumlah skor yang diperoleh siswa N = jumlah seluruh skor ideal

Adapun kriteria tingkat keberhasilan siswa pada saat proses pembelajaran bahasa Arab berlangsung:

Sangat baik 91-100% Baik 81-90% Cukup 70-80% Kurang 50-69% Sangat Kurang 0-50% 3. Wawancara


(56)

42

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik wawancara terstruktur, setiap pertanyaan yang akan diajukan kepada responden telah dipersiapkan sebelumnya (terlampir). Wawancara dilakukan kepada guru dan siswa.Teknik ini digunakan untuk memperkuat serta meluruskan data yang diperoleh peneliti. Hasil wawancara akan dideskrepsikan dalam bentuk naratif sebagai pertimbangan peneliti dalam menganalisis data.

G. Indikator Kinerja

Indikator merupakan acuan tingkat keberhasilan dari kegiatan penelitian tindakan kelas (PTK) dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran. Pada PTK ini yang akan dilihat indikator kinerjanya selain siswa adalah guru, karena guru merupakan fasilitator yang sangat berpengaruh terhadap kinerja siswa.

1) Siswa

Yang menjadi indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini adalah apabila terjadi peningkatan terhadap siswa dalam kemampuan memahami Mufrada>t mata pelajaran Bahasa Arab kelas V MINU Ngingas Waru Sidoarjo setelah menggunakan model make a match. Hal ini dapat diketahui melalui posttest yang dilakukan setelah pembelajaran dilaksanakan.Dalam hal ini siswa mampu mendapatkan nilai minimal 75. Dan kelas dapat dikatakan


(57)

43

tuntas secara klasikal jika kelas tersebut terdapat setidaknya 80% siswa yang mencapai nilai lebih dari sama dengan 75.

2) Guru

Apabila hasil observasi kemampuan guru setidaknya mencapai 81 %.

H. Tim Peneliti dan Tugasnya

1. Peneliti

a. Nama : Lailatul Musfiroh b. Nim : D57212078

c. Jur/Fak : PGMI/ Tarbiyah dan Keguruan.

d. Tugas :

1. Bertanggung jawab atas kelancaran pelaksanaan kegiatan. 2. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan

instrument penelitian yang lain. 3. Terlibat dalam semua jenis kegiatan. 2. Guru Mapel

a. Nama : Moch. Irfan, S. Ag.

b. Jabatan : Guru mata pelajaran bahasa Arab. c. Tugas :


(58)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian Tiap Siklus

Hasil penelitian ini akan diuraikan dalam tahapan-tahapan pada setiap siklusnya. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus yakni siklus I dan siklus II. Sebelum siklus dilaksanakan terdapat pra siklus yang bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan awal siswa.

1. Penguasaan Kosakata (Mufrada>t) Mata Pelajaran Bahasa Arab Kelas V MINU Ngingas Sebelum Menggunakan Model Make a Match

Tahap pra siklus ini dilaksanakan pada hari kamis tanggal 17 maret 2016. Pada tahap ini peneliti memberikan pretest dalam bentuk tes tulis yang berjumlah lima soal. Tes ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan sekaligus perkembangan siswa sebelum dengan setelah menggunakan model make a match dalam pembelajaran kosakata bahasa Arab materi ّيباتكلا اودأا بتكم يف.


(59)

45

Tabel 4.1

Hasil Tes Pengamatan Kosakata Bahasa Arab Pra Siklus

No. Nama Siswa Nilai

Keterangan

T TT

1.

AMR 80

2.

AEM 65

3.

ARM 80

4.

AF 51

5.

APA 75

6.

DAF 55

7.

DARN 60

8.

HA 55

9.

INN 70

10. JF 11.

LA 80

12.

MAF 70

13.

MIA 65

14.

MIM 50

15.

MMMF 50

16.

MAD 70

17.


(60)

46

18.

MFA 19.

MFA 70

20.

MG 70

21.

MJF 50

22.

MNF 50

23.

MUN 65

24.

NWA 80

25.

NMK 65

26.

OS 60

27.

RR 40

28.

RFS 65

29.

RAN 75

30.

VHU 85

31.

WDS 80

Jumlah Skor 1836 8 22

Keterangan:

T : Tuntas


(61)

47

Tabel 4.2

Persentase Ketuntasan Belajar Pra Siklus Nilai rata-rata tes siswa

= 61

Jumlah siswa yang tuntas 8

Persentase ketuntasan belajar

Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa tingkat kemampuan memahami kosakata (mufrada>t) siswa sebelum menggunakan model make a match sangat rendah. Dengan persentase ketuntasan belajar hanya 26,66% sangat lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 75%. Dari hasil tes pra siklus di atas dapat disimpulkan bahwa persentase ketuntasan belajar siswa masuk pada kriteria sangat kurang.

Selain dari hasil pra siklus di atas, peneliti juga melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran bahasa Arab. Beliau mengatakan pemahaman mufrada>t siswa kelas V memang sangat kurang ini diakibatkan karena bahasa Arab merupakan bahasa asing dan bukan termasuk bahasa sehari-sahari

2. Penerapan Model Make a Match di Kelas V MINU Ngingas a. Hasil Penelitian Siklus I


(62)

48

Sisklus ini terdiri dari empat tahap, yakni perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.

1. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), media pembelajaran, instrumen penilaian dan soal tes siklus I.

2. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan pada siklus I ini dilaksanakan pada tanggal 23 Maret 2016 di kelas V dengan jumlah siswa 31 siswa, namun pada saat penelitian berlangsung ada dua siswa yang tidak masuk dikarenakan sakit. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Proses pembelajaran dilakukan berdasarkan perencanaan pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Pada tahap ini dilakukan proses pembelajaran dengan model make a match untuk memahami mufrada>t mata pelajaran bahasa Arab, sedangkan peran siswa adalah mencari pasangan dari kartu yang dipegangnya, sedangkan guru mata pelajaran bahasa Arab bertugas sebagai fasilitator dan pembimbing siswa untuk belajar.

Pembelajaran diawali dengan bermain tepuk-tepuk untuk memunculkan semangat para siswa, kemudian sedikit


(63)

49

mengulas pelajaran minggu lalu dan memotivasi agar siswa semangat belajar. Pada kegiatan inti semua siswa mengamati gambar tentang ّيباتكلا اودأا بتكم يف yang ada di buku siswa kemudian diikuti pertanyaan yang berhubungan dengan gambar. Setelah itu guru membagikan kartu yang berisi mufra>dat atau terjemahannya kepada masing-masing siswa sedangkan siswa mencari pasangan yang cocok dari kartu yang dipegang. Selanjutnya siswa yang sudah menemukan pasangan dari kartu yang dipegang berkumpul membuat kelompok dan membacakan kartu yang dibawanya secara bergiliran.

Ketika siswa terlihat mulai jenuh dan kurang fokus guru kembali mengajak siswa untuk melakukan tepuk-tepuk seperti yang berada di awal pembelajaran. Kemudian dilanjutkan kembali dengan membaca kartu yang dipegang pada setiap kelompok.

Setelah semua siswa sudah membacakan kartu yang dipegang, dilanjutkan dengan mengerjakan soal-soal yang berkaitan dengan pelajaran untuk mengetahui seberapa jauh siswa memahami pelajaran yang telah dipelajari.

Sebelum kegiatan berakhir bersama-sama menyimpulkan pembelajaran yang sudah dilakukan dan melakukan refleksi. Dan kegiatan belajar mengajar ditutup


(64)

50

dengan memberikan semangat atau motivasi kepada siswa untuk tetap semangat belajar.

3. Tahap Observasi

Observasi (pengamatan) dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran. Mulai dari mengamati perhatian siswa terhadap materi yang diberikan, perhatian siswa terhadap media, mengamati keaktifan siswa dalam pembelajaran mufrada>t, kemampuan siswa dalam menyampaikan hasil diskusinya sampai pada kemampuan siswa dalam menjawab soal yang berhubungan dengan pembelajaran mufrada>t.

Dalam pembahasan ini akan disajikan data berupa hasil observasi kegiatan guru dengan siswa selama pelaksanaan tindakan. Dari lembar observasi kegiatan guru dan siswa selama proses belajar mengajar berlangsung diperoleh data sebagai berikut:

a) Hasil observasi kegiatan guru Tabel 4.3

Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus I

No Aspek Yang Diamati Skor

P

ersia

pa

n

1 Persiapan fisik guru dalam mengajar

3 2 Persiapan perangkat pembelajaran (RPP) 4 3 Persiapan media pembelajaran 4


(65)

51 P elaksa na an Kegiatan awal:

1 Guru mengucapkan salam

4 2 Guru dan siswa berdoa bersama-sama 3 3 Guru menanyakan kabar peserta didik 3 4 Guru mengabsen kehadiran siswa 3 5 Guru dan siswa melakukan tepuk semangat 3 6 Guru menanyakan pelajaran minggu lalu

4 7 Guru menyampaikan tema dan tujuan

pembelajaran. 4

8 Guru mengondisikan siswa 3

Kegiatan Inti:

1 Guru membimbing siswa untuk mengamati

gambar yang ada di buku siswa 3 2 Guru memancing siswa untuk bertanya

tentang gambar 4

3 Guru menyampikan materi 4

4 Guru membagikan kartu 3

5 Guru menjelaskan aturan main 3 6 Guru meminta siswa agar memikirkan

jawaban dari kartu yang dipegang 3 7 Guru meminta siswa untuk mencari

pasangan dari kartu yang mereka pegang 4 8 Guru meminta siswa agar mereka

berkumpul dengan kelompoknya. 4 9 Guru membimbing Setiap kelompok untuk

membacakan soal dan jawaban dari kartu yang dipegang

3 10 Guru membimbing semua siswa untuk


(66)

52

dibaca.

11 Guru meminta semua siswa untuk menuliskan 5 mufrada>t beserta terjemahannya

4 Kegiatan akhir:

1 Guru dan siswa menyimpulkan tentang

materi yang dipelajari. 3

2 Guru meminta siswa merefleksikan kegian

pembelajran yang sudah dilakukan 4 3 Guru bertanya tentang materi yang sudah di

pelajari 3

4 Guru menyampiakan tema yang akan

dipelajari minggu depan 3

5 Guru berdoa 4

6 Guru mengucapkan salam 4

Jumlah Skor Perolehan 98

Berdasarkan tabel hasil observasi kegiatan guru pada siklus I di atas, kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran dapat diketahui dengan rumus:

= 88%

Dari perhitungan di atas, dengan skor yang diperoleh dari kegiatan guru sebesar 98 dari skor maksimal 112


(67)

53

menghasilkan persentase sebanyak 88%. Dengan persentase tersebut maka tingkat keberhasilan guru dalam melakukan pembelajaran masuk dalam kriteria Baik.

b) Hasil Observasi Kegiatan Siswa. Tabel 4.4

Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus I

No Aspek Yang Diamati Skor

P

ersia

pa

n

1 Persiapan fisik siswa dalam mengikuti

pembelajaran 4

2 Persiapan alat perlengkapan belajar 4 3 Persiapan performance siswa 4 Kegiatan awal:

1 Siswa menjawab salam

4

2 Siswa berdoa bersama-sama 4

3 Siswa menjawab pertanyaan kabar dari guru 4 4 Siswa memperhatikan guru saat

mengabsensi 3

5 Siswa melakukan tepuk semangat 3 6 Siswa masih mengingat materi yang

diajarkan sebelumnya 2

7 Siswa menyimak tema dan tujuan

pembelajaran yang disampaikan guru 3

8 Siswa terkondisikan 3

Kegiatan Inti:


(68)

54

siswa

2 Siswa bertanya tentang gambar 3 3 Siswa menyimak penjelasan dari guru

tentang materi 3

4 Siswa menerima kartu 4

5 Siswa menyimak aturan main 4

6 Siswa-siswi memikirkan jawaban dari kartu

yang dipegang 4

7 Semua siswa bersemangat mencari pasangan dari kartu yang mereka pegang. 4 8 Dengan senang mereka berkumpul dengan

kelompoknya 4

9 Setiap kelompok membacakan soal dan

jawaban dari kartu yang dipegang 4 10 Kelompok lain mengkoreksi jawaban

temannya 3

11 Setiap siswa menuliskan 5 mufrada>t beserta

terjemahannya 2

Kegiatan akhir:

1 Siswa menyimpulkan tentang materi yang

dipelajari bersama guru 2

2 Siswa merefleksikan kegian pembelajran

yang sudah dilakukan 2

3 Siswa menjawab pertanyaan guru tentang

materi yang sudah di pelajari 4 4 Siswa menyimak materi yang akan

dipelajari minggu depan dari guru 3

5 Siswa berdoa 4

6 Siswa menjawab salam 4


(69)

55

Berdasarkan hasil observasi kegiatan siswa yang dilakukan, diperoleh skor sebesar 95 dari skor maksimal 112. Dengan demikian maka persentase kegiatan siswa pada siklus I ini adalah:

= 85%

Berdasarkan persentase yang diperoleh yakni 84% maka kegiatan siswa pada siklus I ini termasuk dalam kriteria Baik.

c) Hasil Tes Siswa Tabel 4.5

Hasil Tes Pemahaman Kosakata (Mufrada>t) Bahasa Arab Siklus I

No. Nama Siswa Nilai

Keterangan

T TT

1.

AMR 78

2.

AEM 75

3.

ARM 77

4.

AF 58

5.


(70)

56

6.

DAF 78

7.

DARN 66

8.

HA 49

9.

INN 10.

JF 75

11.

LA 66

12.

MAF 24

13.

MIA 75

14.

MIM 55

15.

MMMF 16.

MAD 78

17.

MBR 78

18.

MFA 60

19.

MFA 83

20.

MG 76

21.

MJF 35

22.

MNF 48

23.

MUN 50

24.

NWA 75

25.

NMK 98

26.


(71)

57

27.

RR 34

28.

RFS 75

29.

RAN 79

30.

VHU 83

31.

WDS 83

Jumlah Skor 1966 18 11

Keterangan: T : Tuntas TT : Tidak Tuntas

Tabel 4.6

Distribusi Hasil Tes Pada Siklus I Nilai rata-rata tes pemahaman

mufrada>t siswa = 67,79

Jumlah siswa yang tuntas 18

Persentase ketuntasan belajar


(72)

58

Dari data tabel di atas rata-rata tes siswa dalam memahami mufrada>t pada siklus I sebesar 66,79, sedangkan persentase ketuntasan belajar siswa sebanyak 62,06%.

Tabel 4.7

Hasil Non Tes Keterampilan Menulis (Mufrada>t) Bahasa Arab Siklus I

No Nilai T TT No Nilai T TT

1. 25 17 25

2. 83 18 25

3. 100 19 100

4. 83 20 83

5. 83 21 25

6. 83 22 25

7. 100 23 42

8. 42 24 100

9. 25 83

10. 100 26 67

11. 25 27 100

12. 100 28 25

13. 42 29 83

14. 83 30 100


(73)

59

16. 100 Jumlah 17 12

Keterangan: T : Tuntas TT : Tidak Tuntas

Tabel 4.8

Distribusi Hasil Non Tes Pada Siklus I Nilai rata-rata non tes

keterampilan menulis mufrada>t

siswa = 68,93

Jumlah siswa yang tuntas 17

Persentase ketuntasan belajar

Dari data tabel di atas menunjukan nilai rata-rata tes keterampilan menulis mufrada>t siswa pada siklus I adalah 68,93, sedangkan persentase ketuntasan belajar siswa sebanyak 58,62%.

Setelah peneliti mengetahui hasil evaluasi siklus I di atas dapat disimpulkan bahwa rata-rata tes siswa dari kemampuan memahami dan keterampilan menulis mufrada>t


(74)

60

adalah 68,36, sedangkan persentase ketuntasan belajar siswa secara keseluruhan 60,34%. Ini menunjukkan adanya peningkatan dari 61 menjadi 69,36. Sehingga peningkatan yang terjadi sebesar 8,36. Begitupula dengan persentase ketuntasan belajar siswa yang awalnya 26,66% menjadi 60,34%. Dari persentase tersebut menunjukkan adanya peningkatan sebesar 33,68%. Dengan demikian dapat disimpulkan ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I ini masuk pada kriteria kurang.

4. Tahap Refleksi

Pada tahap ini akan dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan penerapan model make a match.

Pada siklus I ini memang telah terjadi peningkatan pada hasil tes siswa jika dibandingkan dengan hasil pretest. Namun peningkatan tersebut masih belum memenuhi indikator keberhasilan sebagaimana yang diharapkan. Masih terdapat 18 dari 31 siswa yang nilainya belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal sebagaimana yang ditentukan.

Pada siklus I ini masih banyak kekurangan yang perlu mendapatkan perhatian. Diantaranya adalah masih ada beberapa siswa yang masih belum memperhatikan ketika guru menjelaskan serta kurangnya antusias siswa ketika bermain


(75)

61

make a match. Hal ini yang dapat mempengaruhi hasil tes siswa pada siklus I. kemudian jika dilihat dari segi penulisannya siswa juga masih banyak mengalami kesalahan meskipun mayoritas siswa sudah hafal mufra>dat. Hal ini bisa dilihat ketika peneliti mengoreksi hasil tes siklus I.

b. Hasil Penelitian Siklus II a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), media pembelajaran, instrumen penilaian dan soal tes siklus I.

b. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan pada tanggal 30 Maret 2016 di kelas V dengan jumlah siswa 31 siswa. Dalam hal ini peneliti tetap menjadi guru. Adapun proses belajar mengajar pada siklus II ini juga mengacu pada rencana pelaksanaan pembelajaran dengan memperhatikan revisi yang ada pada siklus I, sehingga pada siklus II ini tidak terjadi kesalahan ulang yang ada pada siklus II.


(76)

62

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I diketahui bahwa salah satu kekurangannya adalah peneliti kurang mengembangkan model pembelajaran yang digunakan.

Kegiatan pembelajaran pada siklus ini tidak jauh beda dengan siklus I hanya saja ada sedikit penambahan. Pembelajaran masih tetap diawali dengan kegiatan bermain tepuk-tepuk untuk memusatkan perhatian siswa, kemudian bertanya tentang pembelajaran minggu lalu, setelah itu guru menyampaikan tema yang akan dipelajari tentang بتكم يف

ّيباتكلا اودأا serta tujuan yang akan dicapai setelah melakukan

pembelajaran. Pada kegiatan inti siswa diminta untuk memperhatikan gambar yang ada di buku siswa dan bertanya tentang gambar, setelah itu guru menjelaskan sekilas tentang materi dan bermain make a match dengan cara membagikan kartu kepada semua siswa yang berisi mufrada>t atau terjemahannya sedangkan siswa mencari pasangan dari kartu yang mereka pegang.

Penambahan pada siklus II ini ada pada cara pengelompokannya. Setelah semua siswa menemukan pasangan dari kartu yang mereka pegang para siswa berkumpul dengan kelompok lain dan saling bertukar kartu agar pengetahuan tentang mufrada>t semakin bertambah banyak. Setelah itu masing-masing kelompok membacakan kartu yang


(77)

63

mereka pegang di depan untuk dikoreksi bersama. Selanjutnya setiap siswa menuliskan satu mufrada>t yang telah dipelajari sebelumnya.

Pada kegiatan penutup siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari serta mereflesikannya dan ditutup dengan

membaca do’a.

c. Tahap Observasi

Observasi (pengamatan) dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran. Mulai dari mengamati perhatian siswa terhadap materi yang diberikan, perhatian siswa terhadap media, mengamati keaktifan siswa dalam pembelajaran mufrada>t, kemampuan siswa dalam membacakan mufrada>t sampai pada kemampuan siswa dalam menjawab soal yang berhubungan dengan pembelajaran mufrada>t.

Dalam pembahasan ini akan disajikan data berupa hasil observasi kegiatan guru dengan siswa selama pelaksanaan tindakan serta hasil evaluasi pemahaman mufrada>t. Dari lembar observasi kegiatan guru dan siswa selama proses belajar mengajar berlangsung diperoleh data sebagai berikut:


(78)

64

Tabel 4.9

Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus II

No Aspek Yang Diamati Skor

P

ersia

pa

n 1 Persiapan fisik guru dalam mengajar 4 2 Persiapan perangkat pembelajaran (RPP) 4 3 Persiapan media pembelajaran 4

P

elaksa

na

an

Kegiatan awal:

1 Guru mengucapkan salam

4 2 Guru dan siswa berdoa bersama-sama 4 3 Guru menanyakan kabar peserta didik 4 4 Guru mengabsen kehadiran siswa 4 5 Guru dan siswa melakukan tepuk semangat 4 6 Guru menanyakan pelajaran minggu lalu

3 7 Guru menyampaikan tema dan tujuan

pembelajaran. 4

8 Guru mengondisikan siswa 4

Kegiatan Inti:

1 Guru membimbing siswa untuk mengamati

gambar yang ada di buku siswa 3 2 Guru memancing siswa untuk bertanya

tentang gambar 3

3 Guru menyampikan materi 4

4 Guru membagikan kartu 4

5 Guru menjelaskan aturan main 3 6 Guru meminta siswa agar memikirkan

jawaban dari kartu yang dipegang 4 7 Guru meminta siswa untuk mencari 4


(1)

78

Tabel 4.15

Hasil Penelitian Peningkatan Pemahaman Mufrada>t Mata Pelajaran

Bahasa Arab dengan Menggunakan Model Make a Match

No Aspek Pra Siklus Siklus I

Siklus II

Persentase peningkatan

1. Aktivitas guru - 88 95 7

2. Aktivitas siswa - 84 92 8

3. Rata-rata kelas 61,00 68,36 88,74 20,38

4.

Ketuntasan belajar

26,66% 60,34% 91,66% 31,32%

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian peningkatan pemahaman mufrada>t mata pelajaran bahasa Arab dengan menggunakan model make a match terjadi peningkatan dalam empat aspek: yakni (1) aspek aktivitas guru siklus I dan siklus II terjadi peningkatan sebesar 7. (2) aspek akitivitas siswa siklus I dan siklus II juga mengalami peningkatan sebesar 8. (3) aspek rata-rata kelas dari siklus I ke siklus II terjadi peningkatan sebesar 20,38. (4) aspek ketuntasan belajar dari siklus I ke siklus II terjadi peningkatan persentase sebesar 31,32%.

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan model make a match dapat meningkatkan pemahaman mufrada>t mata pelajaran bahasa Arab materi ّيباتكلا اودأا بتكم يف.


(2)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

79 BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dari data yang diperoleh selama dua siklus dengan menerapkan modelmake a matchdapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Penerapan model make a match dalam mata pelajaran bahasa Arab siswa kelas V di MINU Ngingas Waru Sidoarjo, dapat dilihat dari langkah-langkah model pembelajaran make a match, diantaranya: (a) Pada kartu indeks yang terpisah, tulislah pertanyaan tentang apapun yang diajarkan di kelas. Buatlah kartu pertanyaan dengan jumlah yang sama dengan setengah jumlah siswa. (b) Pada kartu yang terpisah, tulislah jawaban atas masing-masing pertanyaan itu. (c) Campurkan dua kumpulan kartu tersebut. (d) Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan soal atau jawaban. (e) Setiap siswa memikirkan jawaban atau soal dari kartu yang dipegang. (f) Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya. Penerapan modelmake a match ini telak dilaksanakan dengan baik. Hal ini dapat dilihat pada hasil skor observasi guru meningkat dari siklus I sebesar 88 (baik) sedangkan siklus II menjadi 95 (sangat baik). dan hasil observasi siswa


(3)

80

meningkat dari siklus I sebesar 84 (baik) menjadi 92 (sangat baik) pada siklus II.

2. Peningkatan pemahamna mufradat mata pelajaran bahasa Arab siswa kelas V MINU Ngingas Waru Sidoarjo setelah menggunakan model make a match mengalami peningkatan. Dilihat dari ketuntasannya, pada siklus I 60,34% dan pada siklus II menjadi 91,66%. Dan setiap siklus dilakukan dengan cara empat tahap, meliputi: (1) tahap perencanaan yaitu persiapan yang dilakukan sehubungan akan dilakukan tindakan kepada siswa. (2) tahap pelaksanaan, yaitu penjabaran tindakan yang akan dilakukan, skenario kerja tindakan perbaikan, dan prosedur tindakan yang akan diterapkan. (3) tahap observasi, yaitu kegiatan pengumpulan data pada saat proses pembelajaran berlangsung, yang meliputi: aktifitas siswa, aktifitas guru, dan evaluasi tiap siklus. (4) tahap refleksi, yaitu kegiatan yang difokuskan pada upaya untuk menganalisis, mensintesis, memaknai, menjelaskan dan menyimpulkan.

B. Saran

Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang dilakukan di MINU Ngingas Waru Sidoarjo agar proses kegiatan pembelaran berjalan efektif dengan penerapan model pembelajaran make a matchdapat meningkatkan pemahaman mufrada>t siswa, maka ada beberapa saran yang dapat


(4)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

81

1. Untuk melaksanakan belajar yang aktif memerlukan persiapan yang matang, sehingga guru harus mampu menentukan atau memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan dengan model pembelajaran make a match, sehingga dapat diperoleh hasil yang optimal. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar mufrada>t, guru hendaknya lebih sering melatih siswa untuk penemuan, walaupun hanya pada taraf sederhana. Dimana siswa nantinya dapat menemukan pengetahuan baru, memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa berhasil atau mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.

2. Dalam kegiatan belajar mengajar guru diharapkan menjadikan model make a match sebagai salah satu alternatif dalam pembelajaran terutama pada pembelajaranmufrada>t (kosa kata) untuk meningkatkan aktifitas dan prestasi siswa.

3. Karena kegiatan ini sangat bermanfaat khususnya bagi guru dan siswa, maka diharapkan kegiatan ini dapat dilakukan secara berkesinambungan dalam mata pelajaran bahasa Arab maupun pelajaran lain.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Akib, Zainal. 2013. Model-Model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif). (Bandung: CV Yrama Widya).

Basrowi dan Suwandi. 2008. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas. (Bogor: Ghalia Indonesia).

Ekawarna. 2013. Penelitian Tindakan Kelas. (Jakarta: GP Press Goup).

Hamid, Abdul dkk. 2014. Pembelajaran Bahasa Arab, Pendekatan, Metode, Strategi, Materi, dan Media. (Malang: UIN-Malang Press).

Hanitiji Soemitro, Ronny. 1985. Metodologi Penelitian Hukum. (Jakarta: Ghalia Indonesia).

Hermawan, Acep. 2011. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya).

Khalilullah, M. t.th. Media Pembelajaran Bahasa Arab. (Yogyakarta: Aswaja Pressindo).

Kunandar. 2011. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. (Jakarta: Raja Grafindo persada).

Kurniasih, Imas dan Berlin Sani. 2015. Ragam Pengembangan Model Pembelajaran. (t.t: Kata Pena).

Muhtadi Anshor, Ahmad. 2009. Pengajaran Bahasa Arab Media dan Metode-metodenya. (Yogyakarta: Teras).

Mustofa, Bisri dan Abdul Hamid. 2012. Metode dan Strategi Pembelajaran Bahasa Arab. (Malang: UIN Maliki Press).

Mustofa, Syaiful. 2011. Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Inovatif. (Malang: UIN-Maliki Press).

Nasution. 1996. Metode Research. (Jakarta: PT. Bumi Aksara).

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. (Bandung: Alfabeta).


(6)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Taufik. 2014. Pembelajaran Bahasa Arab MI, (Surabaya: PMN).

Zulhannan. 2014. Teknik Pembelajaran Bahasa Arab Interaktif. (Jakarta: PT Raja Gravindo Persada).

http://repo.iain-tulungagung.ac.id/982/ (diakses pada tanggal 10 maret 2016).


Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran kooperatif metode make A match terhadap pemahaman konsep matematika siswa

4 18 201

Efektivitas pembelajaran kooperatif model make a match dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS: penelitian tindakan kelas di SMP Islam Al-Syukro Ciputat

0 21 119

Penerapan strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity) untuk meningkatkan kemampuan memahami isi cerita anak pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa Kelas III MINU Wedoro Waru Sidoarjo.

6 11 119

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MATA PELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL SOMATIC AUDITORY VISUALIZATION INTELLECTUALLY PADA SISWA KELAS V MINU NGINGAS WARU SIDOARJO.

0 0 128

PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI ISRA’ MIRAJ NABI MUHAMMAD PADA MATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM MELALUI MODEL COURSE REVIEW HOREY KELAS IV DI MINU NGINGAS WARU SIDOARJO.

1 2 88

PENINGKATAN KEMAMPUAN MELAKUKAN OPERASI HITUNG PERKALIAN PADA SISWA KELAS II MINU WEDORO WARU SIDOARJO MELALUI MEDIA CONGKLAK.

3 9 111

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V MINU NGINGAS WARU SIDOARJO.

0 0 108

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN DALAM PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI MEDIA BIG BOOK KELAS IV MINU WARU II SIDOARJO.

0 1 112

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TATA CARA IBADAH HAJI MENGGUNAKAN METODE NHT : NUMBERED HEAD TOGETHER KELAS V MINU WARU 1 SIDOARJO.

0 2 110

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS V MINU NGINGAS WARU PADA MATERI TUMBUHAN HIJAU DENGAN MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN.

0 0 90