PERILAKU ADAPTIF ANAK TUNAGRAHITA RINGAN PADA KELOMPOK USIA MENTAL 7, 9 DAN 11 TAHUN DENGAN ACUAN ANAK NON-TUNAGRAHITA.

(1)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ………... i

KATA PENGANTAR ………. ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ……… vi

DAFTAR GAMBAR/GRAFIK ……….. vii

DAFTAR LAMPIRAN ……….. viii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ……… 1

B. Fokus Penelitian ………..………… 8

C. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian ……… 8

D. Tujuan Penelitian ………..……….. 10

E. Kegunaan Hasi Penelitian ……… 11

F. Metode Penelitian ……… 12

G. Lokasi dan Subjek Penelitian ……….……….. 12

BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Perilaku Adaptif (Adaptfi Behavior) ……… 14

B. Anak Berkebutuhan Khusus ………. 18

C. Ketunagrahitaan ……… 21

D. Masalah Anak Tunagrahita ……….. 26

E. Pendidikan Berkebutuhan Khusus ……… 31

F. Perkembangan ……….. 34

G. Kognitif ……… 35

H. Konstruktivisme Sosial ……… 39

I. Teori Belajar Behavioristik ……….. 42


(2)

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Definisi Operasional Variabel ……… 53

B. Subjek Penelitian ……… 56

C. Tempat Penelitian ……… 60

D. Instrumen Penelitian ……… 60

E. Teknik Pengumpulan Data .………. 63

F. Tenik Analisis Data ………. 63

G. Prosedur Penelitian ……….. 64

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ……… 69

B. Pembahasan ………. 90

BAB V. KESIMPULAN A. Simpulan ……….. 101

B. Implikasi ……….. 102

C. Rekomendasi ……… 103


(3)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Aspek Perilaku Adaptif ………. 15

Tabel 2.2. Klasifikasi ketunagrahitaan ……….. 25

Tabel 2.3. Penguasaan Bahasa ……… 28

Tabel 4.1. Kondisi Perilaku Adaptif Anak Non-Tunagrahita

Kelompok Usia 7 tahun ……… 69

Tabel 4.2. Kondisi Perilaku Adaptif Anak Non-Tunagrahita

Kelompok Usia 9 tahun ……… 70

Tabel 4.3. Kondisi Perilaku Adaptif Anak Non-Tunagrahita

Kelompok Usia 11 tahun ……….. 71

Tabel 4.4. Kondisi Perilaku Adaptif Anak Tunagrahita Kelompok

Usia Mental 7 tahun ………. 72

Tabel 4.5. Kondisi Perilaku Adaptif Anak Tunagrahita Kelompok

Usia Mental 9 tahun ………. 73

Tabel 4.6. Kondisi Perilaku Adaptif Anak Tunagrahita Kelompok

Usia Mental 11 tahun ……… 74

Tabel 4.7. Data Progres Perilaku Adaptif Anak Tunagrahita

dengan Acuan Perilau Adaptif Anak Non-Tunagrahita 75

Tabel 4.8. Data Aspek Perilaku Adaptif Anak Tunagrahita dengan

Acuan Anak Non-Tunagrahita ……….. 79

Tabel 4.9 Data Kumulatif Perilaku Adaptif Anak Tunagrahita

Kelompok Usia Mental 7, 9 dan 11 Tahun ………….. 81

Tabel 4.10. Data Perilaku Adptif Anak Tunagrahita dengan Acuan

Anak Non-Tunagrahita ……… 90

Tabel 4.11 Data Perbandingan Antar Kelompok Usia Mental Anak

Tunagrahita ... 90

Tabel 4.12. Data Aspek Perilaku Adaptif Anak Tunagrahita dengan


(4)

DAFTAR GAMBAR/GRAFIK

Halaman

Gambar 2.1. Skema Kategori Ketunagrahitaan ……… 22

Gambar 2.2. Skema Perkembangan Kognitif ……… 36

Gambar 3.1. Bagan Pelaksanaan Penelitian ………. 66

Gambar 3.2. Bagan Tahapan Penelitian ……….. 67

Gambar 4.1. Grafik Perilaku Adaptif Anak Tunagrahita dengan Acuan Perilau Adaptif Anak Non-Tunagrahita ……. 76

Gambar 4.2. Grafik Perkembangan Perilaku Adaptif Anak Tunagrahita dengan Acuan Perilau Adaptif Anak Non-Tunagrahita ………. 76

Gambar 4.3 Grafik Kondisi Perilaku Adaptif Anak Tunagrahita Kelompok Usia 7 Tahun dengan Acuan Anak No-tunagrahita dan ideal ……… 77

Gambar 4.4. Grafik Kondisi Perilaku Adaptif Anak Tunagrahita Kelompok Usia 9 Tahun dengan Acuan Anak No-tunagrahita dan ideal ……… 78

Gambar 4.5. Grafik Kondisi Perilaku Adaptif Anak Tunagrahita Kelompok Usia 11 Tahun dengan Acuan Anak No-tunagrahita dan ideal ……… 79

Gambar 4.6 Grafik Aspek Perilaku Adaptif Anak Tunagrahita dengan Acuan Anak No-tunagrahita dan ideal ……. 80

Gambar 4.7. Grafik Rerata Kemampuan Perilaku Adaptif Anak Tunagrahita ……….. 81


(5)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I . : Data Hasil Penelitan

Lampiran II. : Suarat Permohonan dan Pernyataan Melakukan Penelitian

Lampiaran III. : Surat Pernyataan Jugedment Expert

Lampiran IV. : Jugedment Instrumen Observasi Perilaku Adaptif

Lampiran V. : Instrumen Observasi Perilaku Adaptif

LampiranVI. : Instrumen Asesmen Perilaku Adaptif


(6)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perilaku adaptif diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam memikul tanggung jawab sosial menurut ukuran perkembangan usia, tempat, waktu, dan norma-norma dimana anak itu berada di masyarakat, seperti norma hukum pemerintah, hukum agama, sosial dan budaya, serta perilaku adaptif secara akademis di sekolah.

Pembinaan perilaku adaptif pada anak tunagrahita menjadi sangat penting, karena perilaku adaptif yang baik akan membantu dirinya dalam bertingkahlaku sesuai dengan norma di tengah-tengah masyarakat. Semakin bertambahnya usia, semakin banyak pula tuntutan masyarakat terhadap keterampilan seorang indiviu, hal itu berlaku pula bagi anak tunagrahita. Mereka diharapkan dapat berperilaku sebagaimana halnya yang terjadi di masyarakat luas walaupun mereka mengalami hambatan untuk berperilaku seperti anak pada umumnya.

Perilaku adaptif secara ideal perlu dikembangkan pada anak tunagrahita, yang jelas-jelas mengalami hambatan inteligensi, sehingga mereka mengalami hambatan/kesulitan dalam mempelajari dan menyesuaikan diri dengan


(7)

lingkungan dimana mereka berada, termasuk menyesuaikan diri secara akademis di sekolah.

Ada tiga hal yang melatarbelakangi penelitian ini, Pertama adalah merujuk kepada ketunagrahitaan menurut AAMD, bahwa ketunagrahitaan merupakan kondisi anak yang mengalami hambatan perkembangan inteligensi dua standar deviasi di bawah rata-rata anak normal yang disertai dengan hambatan perilaku adaptif. Pada kriteria pertama merujuk kepada kemampuan inteligensinya secara kuantitatif dua standar deviasi di bawah rata-rata normal, namun pada kriteria ke dua yang sekaligus menjadi pertanyaan penelitian ini bagaimana kondisi perilaku adaptif anak tungrahita?.

Kedua bagaimana pentingnya perilaku adaptif diketahui oleh guru di sekolah, baik perilaku adaptif secara umum yang berkembang di masyarakat maupun perilaku adaptif secara akademis di sekolah, hal ini penting diketahuinya kondisi perilaku tersebut akan membantu dan memudahkan guru dalam menyusun materi pembelajaran atau proses bimbingan pada mereka.

Fakta hasil observasi lapangan dalam penelitian Alimin (2007) menunjukkan bahwa anak-anak tunagrahita yang telah dan sedang mengikuti pendidikan di sekolah luar biasa, pada umumnya belum menunjukkan perkembangan yang diharapkan. Keadaan seperti itu, bukan semata-mata karena keterbelakangan mental yang dialami siswa, akan tetapi juga karena terdapat kesenjangan


(8)

dan harapan lingkungan, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa program pendidikan anak tunagrahita yang terjadi saat ini masih sangat menekankan

kepada aspek pengajaran yang bersifat akademik (semata-mata

menyampaikan bahan ajar), itupun dalam pelaksanaannya masih bersifat klasikal dan belum memperhitungkan perbedaan. Padahal esensi dari pendidikan anak tunagrahita ialah bahwa pendidikan lebih bersifat individual karena perbedaan-perbedaan individu pada anak tunagrahita sangat mencolok (Suhaeri HN& Edi Purwanto, 1996). Sehubungan dengan itu pengetahuan dan keterampilan para guru dalam pembelajaran anak tunagrahita perlu terus ditingkatkan

Berkaitan dengan perilaku adaptif belajar di sekolah secara pararel dan saling berhubungan erat dengan perkembangan kognitif dan perkembangan inteligensi, sementara dalam proses pembelajaran di sekolah sering kali penerapan pebelajaran pada anak tunagrahita disamakan dengan anak pada umumnya sehingga terjadi ada kesan memiliki garis lurus antara perkembangan anak tunagrahita dengan perkembangan anak pada umumnya. Pendapat ini dipengaruhi oleh pernyataan zigler dalam (Sutjihati, 1996:90)

“Para ahli psikologi perkembangan, umumnya menganggap bahwa jika anak tunagrahita dibandingkan dengan anak normal yang mempunyai MA yang sama secara teoritis akan memiliki tahap perkembangan kognitif yang sama. Pendapat ini didasarkan pada sebuah asumsi bahwa individu secara aktif mengkontruksi struktur internalnya melalui interaksi dengan lingkunan”

Ketiga, memperhatikan pendapat Jean Piaget, bahwa kognitif anak pada umumnya melalui fase-fase perkembangan. Fase-fase yang dimaksud dalam


(9)

penelitian ini adalah fase “Operasional Konkret” yaitu rentang usia 7 sampai 11 tahun yang sekaligus menjadi pertanyaan penelitian karena rentang usia tersebut sangat jauh. Jika dibandingkan anak usia 7 tahun atau setara dengan kelas satu SD sedangkan anak usia 11 tahun akan setara dengan kelas lima SD, oleh karenanya perlu di analisis paling tidak dijadikan tiga kelompok usia, yaitu bagaimana kondisi usia 7 tahun, 9 tahun dan 11 tahun agar diketahui tahapan perkembangannya, dalam hal ini adalah perkembangan perilaku adaptif agar guru lebih mudah menentukan materi pembelajaran yang sesuai dengan usia dan kebutuhannya.

Yang dimaksud oleh Jean Piaget mengenai perkembangan kognitif tersebut ditujukan pada anak normal, padahal fakta di lapangan dalam kehidupan sehari-hari adanya perbedaan yang nyata antara perkembangan anak tunagrahita dengan anak pada umumnya sekalipun memiliki usia mental yang sama, oleh karena itu penting untuk dikaji perbedaan kondisi tersebut. Permasalah tersebut di atas lebih lanjut dijelaskan bahwa kriteria ketunagrahitaan menurut AAMD (American Association on Mental Defeciency) definisi tentang tunagrahita adalah “Mental retardition refers to significantly subaverege general intellectual functioning exsisting concurrently with deficits in adaptive, and manifested during development period (Grossman dalam Robert Inggalls 1987 ) Definisi tersebut menekankan bahwa tunagrahita merupakan kondisi yang komplek, menunjukkan kemampuan intelektual yang rendah dan mengalami hambatan


(10)

1. Inteligensi anak tunagrahita secara nyata dua standar deviasi di bawah rata-rata anak pada umumnya;

2. Bersamaan dengan hal di atas, disertai mengalami hambatan dalam penyesuian/adaptasi dengan lingkungan (Maladaptif)

3. Dalam rentang masa perkembangan antara 0 sampai 18 tahun.

Berkaitan dengan hal di atas periaku adaptif sangatlah penting dimiliki oleh setiap individu di masyarakat dimana individu itu berada, adaptif terhadap norma-norma yang berlaku di masyarakat itu sendiri seperti norma agama, norma hukum negara, norma budaya dan norma di keluarga.

Perilaku adaptif secara sempit dalam pendidikan di sekolah diartikan pula sebagai penyesuaian terhadap proses pembelajaran di sekolah untuk mencapai fungsi dan tujuan pendidikan diantaranya adalah kemandirian, sebagaimana diamanatkan Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II pasal 3 adalah

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam

rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”

Perilaku adaptif bagi anak tunagrahita di persekolan (SLB) dijabarkan melalui pembelajaran/bimbingan Bina Diri mengenai Actifity Dailly Life (ADL) ataua diterjemahkan menjdi Keterampilan Hidup Sehari-hari, agar peserta didik


(11)

mencapai kemandirian. Untuk membelajarkan bina diri dan keterampilan hidup sehari-hari guru di sekolah harus memahami hambatan dalam perilaku adaptif peserta didik dan aspek-aspek perilaku adaptif sebagai rujukan, sedangkan memahami perilaku adaptif, perlu menganalisis kemampuan perilaku adaptif peserta didik agar proses pembelajaran yang berkaitan

dengan perkembangan perilaku adaptif sesuai dengan hambatan,

perkembangan dan kebutuhannya.

Kendala dalam periaku adaptif anak tunagrahita secara praktis di sekolah, belum jelasnya materi program khusus mengenai perilaku adaptif yang tepat dengan kebutuhan anak, sesuai dengan usia dan permasalahan yang dihadapi setiap anak, serta secara spesifik antara aspek dan tahapan. Kurikulum pendidikan anak tunagrahita yang cenderung menekankan hal-hal yang bersifat akademis, sedangkan bimbingan perilaku adaptif porsinya masih kurang, oleh karena itu masalah perilaku adaptif perlu dianalisis lebih jauh agar aspek-aspek perilaku adptif tersebut dapat diberikan secara tepat digunakan sesuai dengan tahapan usia dan permasalahannya.

Fakta di lapangan, hasil penelitian Soendari (2011:7) menyatakan bahwa kemampuan perilaku adaptif anak tunagrahita ringan secara umum menunjukkan bahwa sebagian besar (72,72%) memiliki kemampuan dengan kategori rendah, sedangkan sebagian kecil (27,27%) memiliki kemampuan dengan kategori sedang.


(12)

Melalui penelitian ini, diharapkan peneliti mengetahui kondisi/posisi secara empirik perilaku adaptif dengan referensi/acuan anak non-tunagrahita pada sepuluh aspek perilaku adaptif yang dilandasi oleh definisi anak tunagrahita dan definisi perilaku adaptif dari beberapa ahli.

Berkaitan dengan berbagai permasalahan pada anak tunagrahita terkait dengan periaku adaptif, tidak berarti perkembangan anak tunagrahita akan terhambat pada semua aspek perkembangannya, namun masih dapat mengoptimalkan potensi yang ada dan dimiliki oleh anak tunagrahita, terlebih lagi pada anak tunagrahita ringan yang masih memiliki potensi untuk mendapatkan pendidikan secara lebih baik.

Kedudukan atau posisi masalah yang diteliti dalam ruang lingkup program studi yang ditekuni peneliti dimana peneliti sebagai mahasiswa pendidikan kebutuhan khusus menganggap penting mengetahui seluruh aspek anak berkebutuhan khusus secara lebih dalam. Berkaitan dengan tugas pekerjaan, peneliti sebagai praktisi di lembaga pendidikan yang memfasilitasi penjaminan mutu pendidikan di sekolah, termasuk Sekolah Luar Biasa (SLB) dan sekolah yang melayani pendidikan anak berkebutuhan khusus (Inklusif), maka dari itu dilihat dari analisis kebutuhan USG (Urgent, Serius, Growth) masalah ini menjadi sangat penting dan perlu segera dikaji sebagai dasar landasan teoritis agar tepat dalam berpikir dan betindak, termasuk permasalaan teori perkembangan anak (perilaku adaptif) dalam penelitian ini.


(13)

Sehubungan dengan hal tersebut, maka peneliti ingin mengkaji tentang perilaku adaptif anak tunagrahita dengan judul penelitian “Perilaku Adaptif Anak Tunagrahita Ringan pada Kelompok Usia Mental 7, 9 dan 11 Tahun, dengan Acuan Anak Non-Tunagrahita, yang secara rinci dibagi menjadi dua bagian:

1. Bagian Pertama

Mengukur kemampuan perilaku adaptif Anak Tunagrahita kelompok usia 7, 9 dan 11 tahun berdasarkan aspek-aspek perilku adaptif, untuk mengetahui aspek-aspek mana saja yang dapat diberikan dalam pembelajaran/bimbingan bagi anak tunagrahita pada usia mental 7, 9 dan 11 tahun, baik di sekolah maupun di rumah

2. Bagian Kedua

Mengukur kemampuan perilku adaptif Anak Non-Tunagrahita kelompok usia 7, 9 dan 11 tahun dengan menggunakan instrument yang sama, dengan tujuan untuk mengetahui posisi ideal secara empirik dan

bagaimana kondisi perilaku adaptif anak tunagrahita dengan

acuan/referensi anak non-tunagrahita.

B. Fokus Penelitian

Dari berbagai permasalahan bagi Anak Tunagrahita seperti halnya dipaparkan pada latar belakang masalah di atas maka penelitian ini difokuskan pada:


(14)

1. Perilaku Adaptif

Dari ketiga kriteria anak tunagrahita dari AAMD, maka yang akan diteliti pada kesempatan ini adalah kriteria yang kedua yaitu “Hambatan Perilaku Adaptif.”

2. Usia

Dari kategori usia anak adalah 0 sampai dengan 18 tahun, maka penelitian ini fokus pada anak tunagrahita usia mental 7 sampai dengan 11 tahun dan anak non-tunagrahita usia 7 sampai dengan 11 tahun. Dimana baik anak tunagrahita maupun anak non-tunagrahita mereka berada pada jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD).

C. Rumusan Masalah

Sebagaimana yang telah dipaparkan dalam latar belakang masalah, pertama yang berkaitan dengan perilaku adaptif yang merujuk pada definisi anak tunagrahita dari AAMD yaitu belum jelasnya bagaimana kondisi perilaku adaptif anak tunagrahita bila mengacu kepada kondisi perilaku adaptif anak non-tunagrahita. Kedua berkaitan dengan pentingnya pembelajaran atau bimbingan perilaku adaptif di sekolah yang merujuk kepada hasil asesmen yang memuat kemampuan maupun kelemahan anak tunagrahita agar program pembelajaran sesuai dengan kebutuhannya. Ketiga merujuk kepada teori perkembangan dari Jean Piaget, bahwa perkembangan itu melalui fase-fase dan kemampuan perkembangan sesuai dengan fasenya diantranya adalah fase operasional konkret dimana perkembangan ini ada pada rentang usia 7 sampai dengan 11 tahun, yang menjadi permasalahan dalam hal ini adalah sangat


(15)

jauhnya rentang usia tersebut di atas, maka dari itu perlu dianalisis menjadi tiga kelompok usia mental yaitu menjadi kelompok usia mental 7 tahun, kelompok usia mental 9 tahun dan kelompok usia mental 11tahun.

Bertitik tolak dari rumusan masalah di atas, maka diajukan pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimanakah kondisi perilaku adaptif anak tunagrahita Ringan dengan usia mental 7 sampai dengan 11 tahun?, pada 10 aspek, yaitu: menolong diri, perkembangan fisik motorik, komunikasi, sosial, kognitif, kesehatan, berbelanja, domestik, orientasi lingkungan, dan vokasional;

2. Bagaimanakah perbandingan kondisi perilaku adaptif pada anak

tunagrahita kelompok usia mental 7, dengan 9 tahun; dan usia mental 9 dengan 11 tahun?’

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Adapun yang menjadi tujuan utama dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran kemampuan perilaku adaptif anak tunagrahita usia mental 7 sampai 11 tahun dengan acuan/referensi kemampuan perilaku adaptif anak non-tunagrahita pada usia level yang sama,

2. Tujuan Khusus

Sedangkan yang menjadi tujuan secara khusus yang sesuai dengan rumusan masalah dan pertanyaan penelitian adalah:


(16)

a. Mendapatkan gambaran bagaimana kondisi 10 aspek perilaku adaptif, yaitu menolong diri, perkembangan fisik motorik, komunikasi, sosial, kognitif, kesehatan, berbelanja, domestik, orientasi lingkungan, dan vokasional anak non-tunagrahita dengan usia mental 7 sampai dengan 11 tahun sebagai acuan;

b. Mendapatkan gambaran bagaimana kondisi 10 aspek perilaku adaptif,

yaitu menolong diri, perkembangan fisik motorik, komunikasi, sosial, kognitif, kesehatan, berbelanja, domestik, orientasi lingkungan, dan vokasional anak tunagrahita dengan usia mental 7 sampai dengan 11 tahun;

c. Mendapatkan gambaran bagaimana perbandingan kondisi perilaku

adaptif pada anak tunagrahita kelompok usia mental 7, dengan 9 tahun; dan usia mental 9 dengan 11 tahun?’

E. Kegunaan Hasil Peneitian

Kegunaan atau manfaat yang didapat dari penelitian ini adalah:

1. Kegunaan Teoritis

Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang jelas mengenai kemampuan perilaku adaptif anak tunagrahita pada uasia 7 sampai dengan 11 tahun, dalam menjawab kegamangan praktisi di lapangan sebagai pijakan berpikir dan bertindak.

2. Kegunaan Praktis


(17)

1) Guru dapat memahami kemampuan perilaku adaptif peserta didiknya yang selanjutnya menjadi bahan pertimbangan berfikir dan bertindak, baik dalam menyusun kurikulum, silabus, rencana pembelajaran maupun dalam pelayanan pembelajaran.

2) Guru dapat memanfaatkan Instrumen penelitian ini untuk

dijadikan instrumen asesmen dalam melihat kemampuan maupun hambatan peserta didik secara individual.

b. Bagi Orang Tua

Bagi orang tua mengetahui kemampuan maupun hambatan anaknya, agar dapat berkolaborasi/kerjasama antara pembelajaran di sekolah dengan perilaku adaptif di rumah.

F. Metode Peneitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, dengan pendekatan kuantitatif, dengan teknik pengumpulan data melalui observasi langsung terhadap subyek penelitian oleh peneliti, maupun melalui pemberdayaan guru di sekolah dan orang tua di rumah, dengan menggunakan format ceklish, dan teknik analisis data menggunakan statistik deskriptif.

G. Lokasi Dan Subyek Penilitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian terhadap anak tunagrahita bertempat di Sekolah Luar Biasa (SLB) bagian C secara acak di pedesaan dan di perkotaan yaitu di


(18)

Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi dan Kota Bandung, Sedangkan penelitian bagi anak non-tunagrahita di Sekolah Dasar Reguler bertempat di SD Babakanpari Desa Batujajar Timur Kecamatan Batujajar Kabupaten Bandung Barat.

2. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah Anak Tunagrahita Ringan usia mental 7 sampai dengan 11 tahun, sebanyak 30 orang dan anak non-tunagrahita usia kronologis dan sekaligus usia mental 7 sampai dengan 11 tahun, sebanyak 30 orang.


(19)

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian pada dasarnya adalah cara ilmiah untuk mengumpulkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Data yang diperoleh melalui penelitian ini adalah data empiris (teramati) yang mempunyai kriteria yaitu valid (Sugiono, 2008:2).

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Best dalam (Sukardi, 2005:152) menyatakan bahwa “Metode penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasikan objek sesuai dengan apa adanya”. Pendekatan yang digunakan dilihat dari ciri-ciri metode ilmiah jenis data menurut sifatnya adalah data kuantitatif (diskrit atau nominal), dengan teknik pengumpulan data melalui observasi. Tujuan secara umum adalah melihat, menguji, dan memahami masalah, dalam hal ini menggali informasi kondisi perilaku adaptif anak tunagrahita dengan acuan perilaku adaptif anak non-tunagrahita pada usia mental yang sama. Dengan demikian penelitian ini dilakukan dalam dua bagian penelitian.

Pada bagian pertama ingin melihat, menguji dan memahami perilaku adaptif anak tunagrahita, agar mendapatkan gambaran kondisi perilaku adaptif anak non-tunagrahita sebagai acuan atau referensi kondisi perilaku adaptif anak non-tunagrahita.


(20)

Pada bagian kedua ingin melihat, menguji dan memahami kondisi perilaku adaptif anak tunagrahita baik secara aspek-peraspek, perkelompok usia mental maupun secara keseluruhan, melihat seperti apa kondisi perilaku adaptif anak tunagrahita dengan acuan perilaku adaptif anak non-tunagrahita, dan selanjutnya bagaimana perbandingan gradasi kondisi perilaku adaptif anak tunagrahita antara kelompok usia mental 7 tahun dengan kelompok usia mental 9 tahun, dan perbandingan gradasi antara kelompok usia mental 9 tahun dengan kelompok usia mental 11 tahun.

Kriteria penilaian dan penskoran yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Nilai 3 bila anak mampu melakukan kegiatan/berperilaku sesuai dengan norma yang berlaku (mandiri);

2. Nilai 2 bila anak mampu melakukan kegiatan/berperilaku, namun

memerlukan penjelasan dalam melakukannya;

3. Nilai 1 bila anak mampu melakukan kegiatan/berperilaku, namun

memerlukan bimbingan dalam melakukannya; dan

4. Nilai 0 bila anak tidak mampu melakukan kegitan/berperilaku salah suai. dan rentang penskoran adalah:

1. Skor 3 adalah 3 - 2.5 2. Skor 2 adalah 2,49 – 1,5 3. Skor 1 adalah 1,49 – 1


(21)

A. Definisi Operasional Variabel

Agar istilah-istilah pada penelitian ini tidak menjadi salah tafsir atau standar ganda, maka beberapa hal yang menjadi fokus penelitian perlu didefinisikan secara konsep, yaitu sebagai berikut:

1. Perilaku Adaptif

Perilaku adaptif adalah salah satu dari ketiga kriteria ketunagrahitaan tersebut di atas diartikan secara bebas merupakan kematangan diri dan sosial seseorang dalam melakukan kegiatan umum sehari-hari sesuai dengan keadaan umur dan berkaitan dengan budaya kelompok (Kelly, 1978:5; Patton, 1986:135; Reynolds, 1987:34-35)

Perilaku adaptif yang diteliti dibagi menjadi sepuluh aspek, yaitu:

a. Self-helf, personal appearance (Menolong diri, penampilan pribadi) yang meliputi: makan, minum, berpakain, pergi ke WC, berias diri, dan memelihara kesehatan.

b. Physical development (Perkembangan pisik) yang meliputi: keterampilan motorik kasar dan motorik halus

c. Communication (Komunikasi) yang meliputi: bahasa reeptif dan bahasa ekspresif

d. Personal, sosial skills (Keterampilan social) yang meliputi: keterampian bermain, keterampilan berinteraksi, berpartisipasi dalam keompok, bersikap ramah dalam pergaulan, perilaku seksual, bertanggungjawab, memanfaatkan waktu luang, mengekspresikan emosi.


(22)

e. Cognitive functioning (Fungsi kognitif) yang meliputi: pengetahuan akademik dasar, membaca, menulis, fungsi nomerik, mengetahui konsep waktu, uang, dan pengukuran.

f. Healt care, personal welfare (Memelihara kesehatan dan keselamatan diri) meliputi: mengatasi luka, masalah kesehatan, pencegahan terhadap masalah kesehatan, memelihara diri secara praktek.

g. Consumer skills (Keterampilan berbelanja) meliputi: penggunaan uang, belanja, kegiatan di bank, cara mengatur pembelanjaran. h. Domestic skills (Keterampilan domestic) yang meliputi: kebersihan

rumah, memelihara dan memperbaiki barang-barang yang ada di rumah, cara membersihkn atau mencuci, keterampilan di dapur, dan menjaga keselamatan rumah tangga

i. Community orientation (Orientasi pada lingkungan masyarakat) yang meliputi: keterampilan melakukan perjalanan, memanfaatkan sumber-sumber lingkungan, penggunaan telepon/HP, dan menjaga keselamatan lingkungan.

j. Vocational skills (Keterampilan vokasional) yang meliputi: sikap dan kebiasaan dalam bekerja, keterampilan mencari pekerjaan, dan keselamatan kerja.


(23)

2. Kelompok Usia Mental

Kelompok usia mental 7 sampai dengan 11 tahun, adalah usia kemampun mental hasil perhitungan Cronoloical Age (CA) kali Inteligency Question

(IQ), dibagi 100.( = ) sebagai contoh ( ) = 7 ℎ.

Kelompok usia tersebut di atas adalah bukan sebuah titik usia melainkan rentang usia, seperti di bawah ini:

a. Kelompok usia 7 tahun, 7;00 – 8;11;31

b. Kelompok usia 9 tahun, 9;00 – 10;11;31

c. Kelompok usia 11 tahun, 11;00 – 11;11;31

3. Anak Tunagrahita

Anak Tunagrahita dalam definisi Anak Tunagrahita dari American Assosiation Mental Deficiency (AAMD) adalah anak yang mengalami hambatan perkembangan inteligensi, secara nyata (1) Kemampuan inteligensnya secara nyata dua standar deviasi di bawah rata-rata; (2) bersamaan dengan itu mengalami ambatan dalam periaku adaptif; (3) dalam masa perkembangan usia 0 sampai dengan 18 tahun.

4. Anak Non-Tunagrahita

Yang dimaksud dengan anak non-tunagrahita adalah anak yang secara umum berkemampuan berada pada level rata-rata tanpa mengalami hambatan perkembangan inteligensi


(24)

5. Acuan MA yang sama

Acuan MA yang sama dimaksud adalah, hasil pengukuran dengan menggunakan instrumen yang sama pada Anak Non-Tunagrahita dengan kelompok usia yang sama, yaitu usia 7, 9, dan 11 tahun.

B. Subjek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah Anak Tunagrahita usia mental 7 sampai dengan 11 tahun, berdasarkan jenis kelamin laki-laki sebanyak 16 orang, dan perempuan sebanyak 14 orang, berdasarkan kelompok usia mental adalah kelompok usia mental 7 tahun sebanyak 10 orang; kelompok usia mental 9 tahun sebanyak 10 orang; dan kelompok usia mental 11 tahun sebanyak 10 orang, dan jumlah keseluruhan sebanyak 30 orang secara random dari SLB di Kabupaten Bandung dan, Kabupaten Bandung Barat, di Kota Cimahi dan Kota Bandung.

Subjek penelitian lain disamping anak tunagrahita, juga diukur pula perilaku adaptif Anak Non-Tungrhita, berdasarkan jenis kelamin terdiri dari laki-laki sebanyak 18 Orang, dan perempuan sebanyak 12 orang, jumlah kelompok usia mental 7 tahun sebanyak 10 orang, kelompok usia mental 9 tahun sebanyak 10 orang, kelompok usia mental 11 tahun sebanyak 10 orang, dan jumlah keseluruhan sebannyak 30 orang pada usia yang sama dan dengan menggunakan instrumen yang sama sebagai referensi atau acuan, agar kemampuan perilaku adaptif anak tunagrahita dapat diukur bagaimana level atau posisi kemampuan perilaku adaptifnya.


(25)

Validitas penetapan usia mental untuk anak tunagrahita dilakukan dengan dua cara, yang pertama melalui tes inteligensi oleh psikolog; dan yang kedua dengan jugedment dari guru di sekolah masing-masing. Jugedment guru dilakukan dengan pertimbangan bahwa guru juga berkemampuan untuk melihat bagaimana kemampuan dan kelemahan anak baik melalui asesmen statis yaitu dengan menggunakan instrument yang sudah baku, maupun dengan cara asesmen dinamis yang setiap saat mengamati mencatat dan memahami kemampuan tersebut di atas, walaupun seorang guru secara legal formal tidak memiliki kewenangan untuk mengeluarkan lisensi, tetapi untuk kepentingan pembelajaran guru dapat melakukan dan menggunakan hasil asesmennya. Data subyek penelitian yang dimaksud adalah sebagai berikut: 1. Data subjek penelitian (Anak Tunagrahita) adalah sebagai berikut:

Table 3.1

Data Subjek Penelitian Anak Tunagrahita

NO. NAMA L/P

TGL LAHIR

/CA

IQ MA SEKOLAH

1 A L 1 Agust

1999

C/70 8;4

Purnama Asih

2 SM P 19 Des 1998 C/60 7;8 Purnama Asih

3 N P 12 Peb.

1999

C/70 8;4

Purnama Asih

4 LB P 7 Juli 1999 C/60 7;2 Aditya

5 ID L 25 Nop

1988

C/60 7;8

Aditya

6 DNF P 1 Juli 2000 C/70 7;7 Aditya

7 RM L 20 juni 1997 C/60 8;4 Pambudhi

Dharma

8 AS P 31 Agust

1998

C/60 7;8 Pambudhi

Dharma

9 MIM L 17 Mei

2001

C/70 7


(26)

11 TH L 16 Nop. 1997

C/70 9;8

Purnama Asih

12 AA L 12 Nop

1998

C/70 9;1

Purnama Asih

13 AT L 22 Agust

1998

C/70 9;1

Purnama Asih

14 B L 25 Juni

1995

C/60 9;6

Aditya

15 RS P 13 April

1998

C/70 9;1

Aditya

16 FJA L 15 Juni

1997

C/70 9;8

Aditya

17 DMJ P 1 Juni 1995 C/60 9;6 Pambudhi

Dharma

18 RTM L 1 Jan 1998 C/70 9;1 Pambudhi

Dharma

19 R P 2 Sept 1998 C/70 9;1 Teratai

20 FR L 5 Januari

1998

C/70 9;1

Teratai

21 M P 26 April

1991

C/70 11

Purnama Asih

22 PR P 2 Juni 1994 C/70 11;9 Purnama Asih

23 ASR L 5 April

1990

C/60 12;6

Purnama Asih

24 RM P 28 Juli 1991 C/70 11 Aditya

25 ID P 14 Mei

1990

C/60 12

Aditya

26 SA L 27 Mei

1991

C/70 11

Aditya

27 SM P 22 April

1992

C/60 11;4 Pambudhi

Dharma

28 MY L 24 Juni

1992

C/60 11;4 Pambudhi

Dharma

29 DS L 18 April

1995

C/70 11;2

Teratai

30 IHIP P 25 Mei

1990

C/60 12;6


(27)

2. Data subjek penelitian (Anak Non-Tunagrahita) adalah sebagai berikut: Table 3.2

Data Subjek Penelitian Anak Non-Tunagrahita

NO. NAMA L/P TGL

LAHIR /CA IQ MA SEKOLAH

1 AE P 11 Juli 2004 7 th SD

Babakanpari

2 S P 28 Juli 2004 7 th SD

Babakanpari

3 RS L 29 Mei 2003 8 th SD

Babakanpari

4 MR L 8 Januari

2003 8 th

SD

Babakanpari

5 AM L 7 Agustus

2003 8 7h

SD

Babakanpari

6 PSD P 23 Maret

203 8 th

SD

Babakanpari

7 DSJ L 14 April

2003 8 th

SD

Babakanpari

8 AAS L 7 Pebruari

2003 8 th

SD

Babakanpari

9 SN P 4 Agustus

2003 8 th

SD

Babakanpari

10 SB P 4 Maret

2003 8 th

SD

Babakanpari 11

RA L

9 Januari

2002 9 th

SD

Babakanpari 12

R L 21 Juli 2001 10 th

SD

Babakanpari 13

S L

20 Maret

2002 9 th

SD

Babakanpari 14

JM L

2 Januari

2001 10 th

SD

Babakanpari 15

FRL P

14 Januari

2001 10 th

SD

Babakanpari 16

FA P

23 Pebruari

2001 10 th

SD

Babakanpari 17

CM L 5 Juni 2001 10 th

SD

Babakanpari 18

DP L 18 Juni 2001 10 th

SD

Babakanpari 19

R L

2 Pebruari

2002 9 th

SD


(28)

20

DS L 24 Mei 2002 9 th

SD

Babakanpari

21 SE P

23 September

2000

11 th SD

Babakanpari

22 HG L 7 Nopember

2000 11 th

SD

Babakanpari

23 DN P 8 Nopember

2000 11 th

SD

Babakanpari

24 SS L 30 Desember

2000 11 th

SD

Babakanpari

25 D L 17 Juli 1999 11 th SD

Babakanpari

26 B L

30 September

1999

11 th SD

Babakanpari

27 NI P 14 Juni 1999 11

7h

SD

Babakanpari

28 S P 13 Pebruari

1999 11 th

SD

Babakanpari

29 AAS L 5 Desember

2000 11 th

SD

Babakanpari

30 AN P 26 Agustus

1999 11 th

SD

Babakanpari

C. Tempat Penelitian

Penelitian ini bertempat di Sekolah Luar Biasa (SLB) bagian C dan Sekolah Dasar Reguler secara acak di pedesaan dan di perkotaan, dengan tujuan untuk meminimalisir adanya perbedaan budaya antara pedesaan dengan perkotaan, yaitu di Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi dan Kota Bandung.dengan rincian sebagai berikut:

1. Sekolah Luar Biasa

SLB yang dijadikan tempat penelitian ini adalah :

a. SLB Purnama Asih (Kabupaten Bandung Barat)


(29)

c. SLB Pambudi Dharma (Kota Cimahi)

d. SLB Teratai (Kota Bandung)

e. SLB Pelita Hafiz (Kota Bandung)

2. Sekolah Reguler

Pengambilan data bagi anak non-tunagrahita sebagai referensi adalah di SDN Babakan Pari Desa Batujajar Timur Kecamatan Batujajar Kabupaten Bandung Barat.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini diadopsi dari penelitian yang terdahulu, yaitu “Upaya Pembinaan Perilaku Adaptif Anak Tunagrahita Ringan Dilihat dari Perspektif Orang Tua” (Mulyawati. DK 2010), kemudian dimodifikasi disesuaikan dengan usia mental, baik komponen aspeknya maupun pensekorannya dan divalidasi secara konsep oleh ahli di bidangnya.

1. Validasi Konsep

Instrumen penelitian ini divalidasi oleh tujuh orang Jugement Expert, dengan rincian sebagai berikut:

Table 3.3 Data Jugedment Expert

No. Nama Rekomendasi

1. Dr. Zaenal Alimin, M.Pd.

Substansi butir pengukuran

dikaitkan dengan indikator dan aspek yang diobservasi

2. Dr. Dedi Kurniadi, M.Pd.

Aspek Vocational tidak diartikan sebagai pekerjaan yang sebenarnya, tetapi diartikan pada pekerjaan di rumah dan di sekolah


(30)

bahasa Indonesia dan penulisan bahasa Inggris

4. Drs. MIF Baihaqi, M.Si. Tatacara pengetikan dan

huruf/angka

5. Dra. Sri Widati, M.Pd. Kebahasaan redaksi yang lebih

santun

6. Dra. Rahayu S, M.Si. Sudah sesuai namun redaksi dan

huruf kalimat dilengkapi

7. Drs. Maman Abdurahman,

M.Pd

Kalimat harus objektif dan

operasional agar dapat di ukur

2. Validasi Konten (Uji Coba Instrumen)

Instrumen diujicobakan kepada lima orang calon observer (guru) dari dua sekolah, yaitu

Table 3.4

Data Guru Uji Coba Instrumen

No. Nama Guru Asal Sekolah Keterangan

1. Yati Sarnengsih, S.Pd. SLB Pelita Hafizh Isi Instrumen

dapat dipahami, dapat diisi dan dapat dihitung.

2. Anita Sumirat, S.Pd. SLB Pelita Hafizh

3. Neni Sariningsih, S.Pd. SLB Purnama Asih

4. Tjutju Tjahayati, S.Pd. SLB Purnama Asih

3. Instrumen

Instrumen data ceklis yang digunakan secara lengkap dapat dilihat pada lampiran, namun kisi-kisinya dapat dilihat sebagai berikut:

Table 3.5

Instrumen yang Divalidasi

No. Aspek Sub Aspek

Jumlah Soal Sebelum Jumlah Soal Sesudah

1 Self-help,

Personal Appearance

1.1.Feeding, eating, dringking 1.2.Dreasing 1.3.Toileting 1.4.Grooming, hygiene 15 15 7 7 10 12 7 5


(31)

Development 1.2.Fine motor skils 8 6

3 Communication 3.1.Receptive language

3.2.Expressive language

5 4

4 4

4 Personal, Socia

Skils 1.1.Play skills 1.2.Interaction skills 1.3.Group participation 1.4.Sosial amenities 1.5.Self-direction, responsibility 1.6.Expression of emotion

4 4 6 4 3 4 4 5 4 4 3 4

5 Cognitive

functioning 5.1.Pre-academics 5.2.Reading 5.3.Writing 5.4.Numeric function 5.5.Time 5.6.Money 5.7.Measurement 11 4 6 4 7 5 2 11 4 5 4 6 5 6

6 Health Care,

Personal Welfare

6.1.Treatment of injuries, health problems

6.2.Prevention of health problems 6.3.Child-care practices 6 5 4 4 6 8

7 Consumer

Skills

7.1. Money handling 7.2. Purchasing 7.3. Banking 7.4. Budgeting 3 5 2 3 2 6 2 3

8 Domestic Skill 8.1.Household cleaning

8.2.Property mainteninance,

repair 8.3.Cloting care 8.4.Kitchn skills 8.5.Household safety 6 4 4 9 3 6 2 4 9 3

9 Community

Orientation

9.1.Travel skills

9.2.Utilization of community

resources 9.3.Telephon usage 9.4.Community safety 7 3 4 3 7 3 4 3

10 Vocational

Skills

10.1.Work habit and attitude

1.2. Work performance

1.3. Sosial vocational behavior 1.4. Work safety

3 3 2 - 3 4 3 4


(32)

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi langsung. Observasi diakukan dengan secara langsung kepda subjek penelitian melalui pemberdayaan guru di sekolah dan orang tua siswa di rumah.

Agar hasi observasi dapat dipertanggungjawabkan dengan adanya kesamaan persepsi dan teknik pengisian instrumen, maka terlebih dahulu dilakukan “Bintek” yaitu penjelasan bagaimana melakukan observasi dan pengisian data ceklish kepada guru dan orang tua

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data menggunakan statistik deskriptif yaitu:

a. Menghitung masing-masing aspek agar diketahui kemapuan dan ambatan

masing-masing aspek, secara individual langsung menggunakan instrumen. (menghitung, merata-ratakan dan mengintervretasikan) baik data anak tunagrahita maupun anak non-tungrahita

b. Menghitung dan merata-ratakan seluruh aspek untuk mengetahui

kemampun dan hambatan secara keseluruhan secara individual langsung

menggunakan instrumen. (menghitung, merata-ratakan dan

mengintervretasikan) baik data anak tunagrahita maupun anak non-tungrahita

c. Menghitung berdasarkan kelompok usia agar dapat melihat kemampuan secara kelompok usia (7, 9 mapun 11 tahun) baik data anak tunagrahita maupun anak non-tungrahita


(33)

d. Mengnalisis aspek manakah yang dominan kemampuan secara kelompok usia (7, 9 mapun 11 tahun) bagi anak tunagrahita dengan acuan data anak non-tunagrahita

G. Prosedur Penelitian

Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, pada penelitian ini terdiri dari dua bagian, yaitu bagian pertama melihat, menguji dan memahami kondisi perilaku adaptif anak non-tunagrahita dan bagian yang kedua menguji dan memahami kondisi perilaku adaptif anak tunagrahita. Proses persiapan, pengambila dan pengolahan data penelitian ini pada masing-masing kelompok baik anak non-tungrahita maupun anak tunagrahita adalah sebagai berikut:

1. Pembuatan instrumen

Instrumen dibuat dengan mengacu kepada pendapat dari Beirne-Smith et all (2002:99), divalidasi oleh Jugedment Ekspert dan diujicobakan kepada empat orang guru di dua Sekolah Luar Biasa (SLB).

2. Identifikasi Subjek Penelitian

Setelah mendapatkan ijin penelitian dan skaligus ijin memberdayakan guru termasuk kesediaan orang tua siswa di tiap-tiap sekolah yang dijadikan tempat penelitian, langkah pertama adalah mengidentifikasi kasus dengan memperhatikan criteria sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi usia mental subyek penelitian dengan cara melihat Usia kronologis anak, mengumpulkan dokumen anak yang melalui


(34)

memperhatikan informasi dari guru mengenai kemampuan kecerdasan anak, apakah setara dengan inteligensi berapa dan akhirnya dapat menemukan Usia Mental.

b. Mengelompokkan subyek penelitian di masing-masing sekolah

berdasarkan kelompok usia 7, 9 dan 11 tahun.

3. Pengambilan Data

Pengambilan data dilakukan oleh guru di masing-masing sekolah melalui observasi/pengamatan dengan mengunakan instrumen dengan cara menceklis pada skor yang sesuai dengan kondisi anak

4. Pengolahan Nilai

Yang dimaksud dengan pengolahan nilai dalam hal ini adalah menghitung banyaknya ceklish pada masing masing kolom dikalikan dengan skor dibagi banyaknya indikator pertanyaan.

5. Analisis Data

Kegiatan analisis data adalah terdiri dari:

a. Pengolahan data

b. Interpretasi data

c. Melihat data anak tunagrahita dengan acuan anak non-tunagrahita d. Menbandingkan kondisi anak tunagrahita antara kelompok usia

mental 7 dengan 9 dan 9 dengan 11 tahu


(35)

Gambaran kerangaka penelitian ini secara skematik adalah sebagai berikut:

Gambar 3.1.

Bagan Pelaksanaan Penelitian Keterangan

NTG : Non-Tunagrahita

TG : Tunagrahita

U : Usia (Cronological Age/CA)

MA : Mental Age (usia mental)

PB : Proses Belajar

<--- : Acuan

: Perbandingan

U7

MA 7

U9

MA 9

U11

MA 11

NTG

TG


(36)

Gambar 3.2.

Bagan Tahapan Penelitian TIDA Y TIDA Y ANALISIS KONSEP 1. AAMD 2. PIaget RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimanakah kondisi perilaku adaptif anak tunagrahita dengan acuan perilaku adaptif nak non-tunagrahita pada 10 aspek perilaku adaptif?

2. Bagaimanakah perbandingan kondisi perilaku adaptif pada anak tunagrahita kelompok usia mental 7, dengan 9 tahun, dan 9 dengan 11 tahun?’

DRAF FORM DATA CEKLISH

10 ASPEK

VALIDASI Konten / Isi

AHLI

Jugedmen Expert Uji Cob oleh Guru

OBSRVASI LANGSUNG / TDK. LANGSUNG DAN ANGKET GURU KELAS

SUBJEK PENELITIAN ATG IQ (60 – 70) MA 7, 9 dan 11 th. CA 10;00 – 18;71 th. 7 = 10;00 – 12;84 9 = 12;85 – 15;70 11 = 15;71 – 18;33

PROFIL DATA 1. Masing-masing

aspek Individu 2. Seluruh aspek

Individual 3. Kelompok usia

(7, 9 mapun 11 tahun) REVISI REVISI OLAH/ANALISIS DATA VALIDASI Konsep

1. Perilku Adaptif Anak Tunagrahita pada usia mental 7, 9, dan 11 tahun?;

2. Perbandingan kondisi anak tunagrahita kelompok usia 7, 9 dan 11 tahun Hasil Penlitian Perilaku Adaptif Adaptif Behavior Instrumen Perilaku Adaptif Instrumen tervalidasi Instrumen Penelitan sebgai Instrumen Asesmen


(37)

BAB V

KESIMPULAN DAN PEMBAHASAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan interpretasi data yang telah peneliti gambarkan pada bab sebelumnya, maka diambil simpulan sebgai berikut: 1. Kondisi perilaku adaptif Anak Tunagrahita usia mental tujuh sampai

dengan sebelas tahun yang mengacu pada perilaku adaptif Anak Non-Tunagrahita pada usia mental yang sama dengan diukur oleh instrumen yang sama, kondisi perilaku adaptif anak tunagrahita berbeda dengan kondisi perilaku adaptif anak non-tunagrahita walaupun usia mentalnya sama.

Mengacu pada penilaian perilaku adaptif secara peraspek, kondisi pada aspek fisik motorik tidak teralu jauh perbedaanya walaupun masih tetap kondisinya di bawah rata-rata anak non-tunagrahita, tetapi berkaitan dengan aspek fungsi kognitif dan yang berkaitan dengan kegiatan yang memerlukan kecerdasan, seperti perilaku adaptif akademis, memelihara kesehatan dan keselamatan diri, keterampilan berbelanja dan kemampuan perawatan peralatan rumahtangga kondisinya jauh di bawah rata-rata, baik pada kelompok usia mental 7 tahun, 9 tahun maupun usia mental 11 tahun.


(38)

2. Perbandingan kondisi perilaku adaptif Anak Tunagrahita usia mental tujuh tahun dengan sembilan tahun dan sembilan tahun dengan sebelas tahun, pada usia mental tujuh tahun dengan sembilan tahun perbedaannya sangat jauh, namun perbandingan pada usia mental sembilan tahun dengan sebelas tahun cenderung sama, walupun ada gradasi peningkatan tidak begitu jauh, tetpi melihat perbandingan perilaku adaptif anak non-tunagrahita dari usia tujuh tahun ke sembilan tahun dan usia sembilan tahun ke sebelas tahun progresnya terus meningkat stabil.

B. Implikasi

Implikasi dari hasil penelitian ini paling tidak ada dua hal,: Pertama mendapatkan informasi dari hasil penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan kondisi perilaku adaptif antara anak tunagrahita dengan anak non-tunagrahita, walaupun dengan usia mental yang sama. Kedua mendapatkan informasi adanya perbedaan perkembangan perilaku adaptif anak tunagrhita pada setaip jenjang usia kelompok, yaitu usia mental 7 tahun dengan 9 tahun; dan usia mental 9 tahun dengan 11 tahun

1. Dalam menyusun materi pembelajaran/bimbingan perilaku adaptif anak tunagrahita tidak mengacu pada perkembangan anak non-tunagrahita, tetapi harus mengacu pada perkembangan yang terjadi pada anak tungrahita itu sendiri karena hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan walaupun usia mentalnya sama. Pertimbangan materi


(39)

bimbingan tersebut di atas, terutama pada rentang usia tujuh dan sembilan tahun

2. Dalam menggali informasi kemampuan dan kelemahan kondisi perilaku adaptif untuk kepentingan menyusun program bimbingan perilaku adaptif anak tunagrahita perlu melakukan assesmen, hasil penelitian ini dapat diijadikan rujukan dalam menyusun program bimbingan; dan instrument penelitian ini dapat dijadikan instrument asesmen.

C. Rekomendasi 1. Teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini dapat dijadikan salah satu pilihan sebagai landasan berfikir dan bertindak bagi praktisi pendidikan di lapangan.

2. Praktis

a. Bagi Guru

Dalam menyusun program pembelajaran atau bimbingan perilaku adaptif, agar guru tidak merujuk kepada perilaku adaptif anak non-tunagrahita tetapi harus merujuk kepada perkembangan yang terjadi pada anak tunagrahita karena kondisi perilaku adaptif anak non-tunagrahita dan kondisi perilaku adaptif anak non-tunagrahita tidak sebanding lurus. Pertimbangan penyusunan materi tersebut di atas terutama akan terjadi pada aspek-aspek kognitif.


(40)

Dalam menggali informasi kekuatan dan kelemahan perilaku adaptif untuk kepentingan pnyusunan program pembelajaran guru perlu melakukan asesmen, maka dari itu instrumen penelitian ini dapat digunakan menjadi instrumen asesmen.

b. Bagi Orang tua

Rekomendasi bagi orang tua, hasil penelitian ini dapat dijadikan landasan berkolaborasi dengan sekolah bagaimana memperlakukan dan membimbing anak di rumah yang sesuai dengan pembelajaran di sekolah agar anak mendapatkan pengajaran, pendidikan dan latihan yang sesuai dengan kebutuhannya.

c. Bagi Peneliti

Agar adanya penelitian lanjutan dengan pertanyaan penelitiaan sebagai berikut:

1) Mengapa perbandingan kelompok usia mental 9 dengan 11 tahun tidak ada peningkatan?

2) Hasil penelitian ini kondisi perilaku adaptif secara kualitatif hasil interpretasi data anak tunagrahita ringan menunjukan kategori adaptif namun memerlukan pengarahan dalam berperilaku. Apakah setelah usia mental 18 tahun anak tunagrahita dapat mandiri

3) Model bimbingan seperti apa mengingat kondisi anak tunagrahita

kelompok usia 7 tahun harus dengan kategori dapat melakukan tetapi harus mendapatkan bimbingan?, dan model bimbingan


(41)

seperti apa terhadap anak tunagrahita kelompok usia mental 9 dan 11 dengan kategori dapat melakukan tetapi memerlukan pengarhan dalam melakukannya?.


(42)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (1993). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Abdurrahman, M. (1998). Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta, Depdiknas

Delphie, B. (2006). Pembelajaran Anak Brkebutuhan Khusus. Bandung: Refika Aditama

Delphie, B. (2005). Bimbingan Perilaku Adaptif. Malang: Elang Mas

Jean David Smith, Inklusif Sekolah Ramah Untuk Semua, ………. Mulyawati, D.K. (2010). Upaya Pembinaan Perilaku Adaptif pada Anak

Tunagrahita Ringan Dilihat dari Perspektif Orang Tua (Skripsi), Bandung: Jurusan Psikologi FIP UPI

Rochyadi, E. (2010). Model Pembelajaran Berbasis Kesadaran Linguaistik dan Kesadaran Persepsi Visual untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca UPI Bandung: (Disertasi) tidak diterbitkan

Santrock, J.W. (2007). Child Development. Jakarta: Erlangga (Alih Bahasa Mila Rachmawati, editor Wibi Hardani)

Skjorten, M.D. (2001). Education – Special Need Education. Oslo: Unfub Forlag (Alih Bahasa oleh Susi Septaviana Rakhmawati, editor Didi Tarsidi)

Susetyo, B. (2010). Statistika Terapan untuk Analisis Data Penelitian. Bandung: Refika Aditama

Sukardi (2005). Metodologi Penelitian Pendidika. Jakarta: Bimi Aksara

Sutjihati, (1996) Psikologi Anak Luar Biasa. Jakarta: Depdiknas (tidak diterbitkan)

Vygotsky, L. (1978). Mind in Society. Pikiran dalam Masyarakat. London: Harvard University Press. London: Harvard University Press.

Yusuf, LN, S. (2002). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Remaja Rosdakarya


(43)

http://file.upi.edu/Direktori/A.FIP/JUR.PEND.LUARBIASA/195310141987032.S RIWIDATI/MKBDBG/binadiri.pdf

http://cafestudi061.wordpress.com/2008/09/11/pengertian-belajar-dan-perubahan-perilaku-dalam-belajar/

http://www.scribd.com/doc/20903776/Teori-Belajar-Behavioristik-Gagne http://coe.sdsu.edu/eet/articles/gagnesevents/

http://haydar85.wordpress.com/2008/07/04/teori-belajar-behavioristik/

http://www.google.co.id/search?hl=id&client=firefox-a&rls=org.mozilla%3Aen-US

http://www.perpustakaan-online.blogspot.com/2008/04/teori-belajar behavioristik.html

http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en| id&u=

http://carbon.ucdenver.edu/~mryder/itc_data/constructivism.htm http://id.wikipedia.org/wiki/Tunagrahita


(44)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (1993). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Abdurrahman, M. (1998). Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta, Depdiknas

Delphie, B. (2006). Pembelajaran Anak Brkebutuhan Khusus. Bandung: Refika Aditama

Delphie, B. (2005). Bimbingan Perilaku Adaptif. Malang: Elang Mas

Jean David Smith, Inklusif Sekolah Ramah Untuk Semua, ………. Mulyawati, D.K. (2010). Upaya Pembinaan Perilaku Adaptif pada Anak

Tunagrahita Ringan Dilihat dari Perspektif Orang Tua (Skripsi), Bandung: Jurusan Psikologi FIP UPI

Rochyadi, E. (2010). Model Pembelajaran Berbasis Kesadaran Linguaistik dan Kesadaran Persepsi Visual untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca UPI Bandung: (Disertasi) tidak diterbitkan

Santrock, J.W. (2007). Child Development. Jakarta: Erlangga (Alih Bahasa Mila Rachmawati, editor Wibi Hardani)

Skjorten, M.D. (2001). Education – Special Need Education. Oslo: Unfub Forlag (Alih Bahasa oleh Susi Septaviana Rakhmawati, editor Didi Tarsidi)

Susetyo, B. (2010). Statistika Terapan untuk Analisis Data Penelitian. Bandung: Refika Aditama

Sukardi (2005). Metodologi Penelitian Pendidika. Jakarta: Bimi Aksara

Sutjihati, (1996) Psikologi Anak Luar Biasa. Jakarta: Depdiknas (tidak diterbitkan)

Vygotsky, L. (1978). Mind in Society. Pikiran dalam Masyarakat. London: Harvard University Press. London: Harvard University Press.

Yusuf, LN, S. (2002). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Remaja Rosdakarya


(45)

http://file.upi.edu/Direktori/A.FIP/JUR.PEND.LUARBIASA/195310141987032.S RIWIDATI/MKBDBG/binadiri.pdf

http://cafestudi061.wordpress.com/2008/09/11/pengertian-belajar-dan-perubahan-perilaku-dalam-belajar/

http://www.scribd.com/doc/20903776/Teori-Belajar-Behavioristik-Gagne

http://coe.sdsu.edu/eet/articles/gagnesevents/

http://haydar85.wordpress.com/2008/07/04/teori-belajar-behavioristik/

http://www.google.co.id/search?hl=id&client=firefox-a&rls=org.mozilla%3Aen-US

http://www.perpustakaan-online.blogspot.com/2008/04/teori-belajar

behavioristik.html

http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en| id&u=

http://carbon.ucdenver.edu/~mryder/itc_data/constructivism.htm http://id.wikipedia.org/wiki/Tunagrahita


(1)

Dalam menggali informasi kekuatan dan kelemahan perilaku adaptif untuk kepentingan pnyusunan program pembelajaran guru perlu melakukan asesmen, maka dari itu instrumen penelitian ini dapat digunakan menjadi instrumen asesmen.

b. Bagi Orang tua

Rekomendasi bagi orang tua, hasil penelitian ini dapat dijadikan landasan berkolaborasi dengan sekolah bagaimana memperlakukan dan membimbing anak di rumah yang sesuai dengan pembelajaran di sekolah agar anak mendapatkan pengajaran, pendidikan dan latihan yang sesuai dengan kebutuhannya.

c. Bagi Peneliti

Agar adanya penelitian lanjutan dengan pertanyaan penelitiaan sebagai berikut:

1) Mengapa perbandingan kelompok usia mental 9 dengan 11 tahun tidak ada peningkatan?

2) Hasil penelitian ini kondisi perilaku adaptif secara kualitatif hasil interpretasi data anak tunagrahita ringan menunjukan kategori adaptif namun memerlukan pengarahan dalam berperilaku. Apakah setelah usia mental 18 tahun anak tunagrahita dapat


(2)

seperti apa terhadap anak tunagrahita kelompok usia mental 9 dan 11 dengan kategori dapat melakukan tetapi memerlukan pengarhan dalam melakukannya?.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (1993). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Abdurrahman, M. (1998). Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta, Depdiknas

Delphie, B. (2006). Pembelajaran Anak Brkebutuhan Khusus. Bandung: Refika Aditama

Delphie, B. (2005). Bimbingan Perilaku Adaptif. Malang: Elang Mas

Jean David Smith, Inklusif Sekolah Ramah Untuk Semua, ………. Mulyawati, D.K. (2010). Upaya Pembinaan Perilaku Adaptif pada Anak

Tunagrahita Ringan Dilihat dari Perspektif Orang Tua (Skripsi), Bandung: Jurusan Psikologi FIP UPI

Rochyadi, E. (2010). Model Pembelajaran Berbasis Kesadaran Linguaistik dan Kesadaran Persepsi Visual untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca UPI Bandung: (Disertasi) tidak diterbitkan

Santrock, J.W. (2007). Child Development. Jakarta: Erlangga (Alih Bahasa Mila Rachmawati, editor Wibi Hardani)

Skjorten, M.D. (2001). Education – Special Need Education. Oslo: Unfub Forlag (Alih Bahasa oleh Susi Septaviana Rakhmawati, editor Didi Tarsidi)

Susetyo, B. (2010). Statistika Terapan untuk Analisis Data Penelitian. Bandung: Refika Aditama

Sukardi (2005). Metodologi Penelitian Pendidika. Jakarta: Bimi Aksara

Sutjihati, (1996) Psikologi Anak Luar Biasa. Jakarta: Depdiknas (tidak diterbitkan)


(4)

http://file.upi.edu/Direktori/A.FIP/JUR.PEND.LUARBIASA/195310141987032.S RIWIDATI/MKBDBG/binadiri.pdf

http://cafestudi061.wordpress.com/2008/09/11/pengertian-belajar-dan-perubahan-perilaku-dalam-belajar/

http://www.scribd.com/doc/20903776/Teori-Belajar-Behavioristik-Gagne http://coe.sdsu.edu/eet/articles/gagnesevents/

http://haydar85.wordpress.com/2008/07/04/teori-belajar-behavioristik/

http://www.google.co.id/search?hl=id&client=firefox-a&rls=org.mozilla%3Aen-US

http://www.perpustakaan-online.blogspot.com/2008/04/teori-belajar behavioristik.html

http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en| id&u=

http://carbon.ucdenver.edu/~mryder/itc_data/constructivism.htm http://id.wikipedia.org/wiki/Tunagrahita


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (1993). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Abdurrahman, M. (1998). Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta, Depdiknas

Delphie, B. (2006). Pembelajaran Anak Brkebutuhan Khusus. Bandung: Refika Aditama

Delphie, B. (2005). Bimbingan Perilaku Adaptif. Malang: Elang Mas

Jean David Smith, Inklusif Sekolah Ramah Untuk Semua, ………. Mulyawati, D.K. (2010). Upaya Pembinaan Perilaku Adaptif pada Anak

Tunagrahita Ringan Dilihat dari Perspektif Orang Tua (Skripsi), Bandung: Jurusan Psikologi FIP UPI

Rochyadi, E. (2010). Model Pembelajaran Berbasis Kesadaran Linguaistik dan Kesadaran Persepsi Visual untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca UPI Bandung: (Disertasi) tidak diterbitkan

Santrock, J.W. (2007). Child Development. Jakarta: Erlangga (Alih Bahasa Mila Rachmawati, editor Wibi Hardani)

Skjorten, M.D. (2001). Education – Special Need Education. Oslo: Unfub Forlag (Alih Bahasa oleh Susi Septaviana Rakhmawati, editor Didi Tarsidi)

Susetyo, B. (2010). Statistika Terapan untuk Analisis Data Penelitian. Bandung: Refika Aditama

Sukardi (2005). Metodologi Penelitian Pendidika. Jakarta: Bimi Aksara

Sutjihati, (1996) Psikologi Anak Luar Biasa. Jakarta: Depdiknas (tidak diterbitkan)


(6)

http://file.upi.edu/Direktori/A.FIP/JUR.PEND.LUARBIASA/195310141987032.S RIWIDATI/MKBDBG/binadiri.pdf

http://cafestudi061.wordpress.com/2008/09/11/pengertian-belajar-dan-perubahan-perilaku-dalam-belajar/

http://www.scribd.com/doc/20903776/Teori-Belajar-Behavioristik-Gagne

http://coe.sdsu.edu/eet/articles/gagnesevents/

http://haydar85.wordpress.com/2008/07/04/teori-belajar-behavioristik/

http://www.google.co.id/search?hl=id&client=firefox-a&rls=org.mozilla%3Aen-US

http://www.perpustakaan-online.blogspot.com/2008/04/teori-belajar

behavioristik.html

http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en| id&u=

http://carbon.ucdenver.edu/~mryder/itc_data/constructivism.htm http://id.wikipedia.org/wiki/Tunagrahita