PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROYEK DALAM PEMBELAJARAN SOSIOLOGI TERHADAP PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KONSEP KELOMPOK SOSIAL DI MASYARAKAT : Penelitian Kuasi Eksperimen di Kelas XI IIS SMA Negeri 9 Bandung.

(1)

Riska Lestari, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROYEK DALAM PEMBELAJARAN SOSIOLOGI TERHADAP PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KONSEP KELOMPOK SOSIAL DI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROYEK DALAM

PEMBELAJARAN SOSIOLOGI TERHADAP PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KONSEP KELOMPOK SOSIAL DI MASYARAKAT

(Penelitian Kuasi Eksperimen di Kelas XI IIS SMA Negeri 9 Bandung)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Sosiologi

Oleh

Riska Lestari

1005882

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2015


(2)

Riska Lestari, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROYEK DALAM PEMBELAJARAN SOSIOLOGI TERHADAP PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KONSEP KELOMPOK SOSIAL DI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

TOLERANSI PADA KONSEP KELOMPOK SOSIAL DI MASYARAKAT

(Penelitian Kuasi Eksperimen di Kelas XI IIS SMA Negeri 9 Bandung)

Oleh Riska Lestari

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Riska Lestari 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, di foto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Riska Lestari, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROYEK DALAM PEMBELAJARAN SOSIOLOGI TERHADAP PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KONSEP KELOMPOK SOSIAL DI MASYARAKAT


(4)

Riska Lestari, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROYEK DALAM PEMBELAJARAN SOSIOLOGI TERHADAP PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KONSEP KELOMPOK SOSIAL DI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri, oleh karena itu manusia disebut sebagai makhluk sosial. Manusia memiliki naluri untuk hidup dengan orang lain, untuk kelangsungan hidupnya manusia memerlukan manusia lainnya. Manusia berbeda dengan makhluk lainnya, manusia tidak dapat bertahan hidup tanpa ada manusia lain disekitarnya, berbeda dengan hewan, seekor anak ayam dapat bertahan hidup tanpa induknya, dapat mencari makan sendiri, begitupun dengan hewan lainnya.

Manusia oleh Tuhan tidak dikaruniai alat-alat fisik yang cukup untuk dapat bertahan hidup sendiri seperti hewan. Akan tetapi, manusia dikaruniai Tuhan dengan karunia yang lebih sempurna yaitu pikiran.

Menurut Soekanto (2007, hlm. 100) sejak dilahirkan manusia sudah mempunyai dua hasrat atau keinginan pokok, yaitu keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain dan keinginan untuk menjadi satu dengan suasana alam di sekelilingnya.

Untuk dapat menghadapi dan menyesuaikan diri dengan kedua lingkungan tersebut, manusia menggunakan pikiran, perasaan dan kehendaknya. Semuanya itu menimbulkan kelompok-kelompok sosial di dalam kehidupan manusia.

Kelompok sosial merupakan gejala yang sangat penting dalam kehidupan manusia karena sebagian besar kegiatan manusia berlangsung di dalamnya. Sejak dilahirkan, seorang individu sudah termasuk ke dalam anggota kelompok sosial yaitu keluarga. Keluarga merupakan tempat pertama kali individu saling mengenal dan berinteraksi sosial. Seiring dengan pertumbuhan dan perkembangannya, seorang individu akan bertambah keanggotannya sebagai anggota kelompok sosial lainnya seperti sebagai salah satu anggota rukun tetangga, rukun warga, umat agama, suku bangsa, atau kelompok etnik tertentu.

Kelompok-kelompok sosial tersebut tumbuh dan berkembang dalam suatu masyarakat. Sehingga dalam suatu masyarakat terdapat banyak


(5)

kelompok-2

Riska Lestari, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROYEK DALAM PEMBELAJARAN SOSIOLOGI TERHADAP PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KONSEP KELOMPOK SOSIAL DI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kelompok sosial. Tidak hanya manusia yang dapat berhubungan dengan manusia lainnya, melainkan suatu kelompok pun akan berhubungan dengan kelompok lainnya. Hubungan yang ditimbulkan dari hubungan antarkelompok tersebut menghasilkan kerja sama, persaingan maupun konflik.

Kenyataan bahwa Indonesia memiliki beraneka ragam kelompok sosial tidak hanya menimbulkan dampak positif melainkan dampak negatif juga pada perubahan kebudayaan dan kehidupan masyarakat, seperti rentan terhadap konflik, munculnya suatu prasangka dan stereotip dalam hubungan antarkelompok akan memunculkan sesuatu yang bertentangan sehingga hal tersebut memudahkan munculnya konflik. Tidak hanya itu, munculnya sikap etnosentrisme dalam suatu kelompok yaitu sikap atau pandangan yang menilai budaya lain dengan kaca mata budayanya sendiri, biasanya sikap etnosentrisme ini memandang bahwa budaya lain lebih rendah dari budayanya dan menganggap budaya sendiri lebih baik dari budaya lain. Hal tersebut merupakan dampak negatif dari keanekaragaman kelompok sosial di Indonesia.

Dalam kehidupan sosial kemasyarakatan di Indonesia diperlukan sikap hidup yang dapat mewujudkan kehidupan sosial kemasyarakatan yang tentram dan harmonis yakni dengan sikap toleransi. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mewujudkan sikap toleransi tersebut, yaitu dengan pembelajaran penanaman nilai-nilai toleransi, yang dilaksanakan di sekolah dengan menggunakan model pembelajaran yang di desain agar pembelajaran dapat berlangsung secara efektif.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 23 tanggal 23 Mei 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan, didalamnya menyebutkan bahwa standar kompetensi lulusan satuan pendidikan pada semua jenjang pendidikan peserta didik mampu menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi di lingkungan sekitarnya.

Pembelajaran Sosiologi memiliki peranan penting dalam menanamkan nilai-nilai toleransi. Pembelajaran Sosiologi dimaksudkan untuk mengembangkan pemahaman peserta didik akan fenomena kehidupan sehari-hari. Sebagaimana tujuan dari pembelajaran Sosiologi yang bersifat praktis yaitu untuk


(6)

Riska Lestari, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROYEK DALAM PEMBELAJARAN SOSIOLOGI TERHADAP PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KONSEP KELOMPOK SOSIAL DI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengembangkan keterampilan sikap dan perilaku siswa yang rasional dan kritis dalam menghadapi kemajemukan masyarakat, kebudayaan, situasi sosial serta berbagai masalah sosial yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.

Konflik yang muncul sebagai akibat dari suatu prasangka, stereotip dan sikap etnosentrisme dalam hubungan antarkelompok harus kita sikapi dengan menanamkan nilai-nilai toleransi. Nilai-nilai toleransi dapat kita tanamkan dalam kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran yang dapat merangsang siswa untuk berpartisipasi secara aktif dan kreatif, yaitu dengan model pembelajaran proyek.

Menurut Budimansyah (2008, hlm. 183) dengan model ini siswa berusaha membentuk identitas mereka sendiri dan membina hubungan dengan masyarakat, sebagian besar pada masa remaja, siswa mulai bergeser pemikirannya dari berfikir konkret menuju berfikir abstrak, para siswa berusaha menggali nilai-nilai yang menurut mereka baik atau buruk, sah atau tidak sah.

Sehingga perlu diterapkannya model pembelajaran yang dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar dengan lingkungannya dan dapat memberikan pengalaman yang bermakna.

Model pembelajaran proyek menurut Hardini dkk. (2012, hlm. 127) merupakan:

Model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada guru untuk mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek. Pembelajran berbasis proyek adalah penggunaan proyek sebagai model pembelajaran. Proyek – proyek meletakkan siswa dalam sebuah peran aktif yaitu sebagai pemecah masalah, pengambilan keputusan, peneliti, dan pembuat dokumen. Pembelajaran berbasis proyek dirancang untuk digunakan pada permasalahan kompleks yang diperlukan siswa dalam melakukan investigasi dan memahaminya.

Pembelajaran proyek memberikan banyak pengalaman kepada peserta didik, salah satunya peserta didik dapat mengembangkan dan mempraktikan keterampilan komunikasi dan kerjasama sehingga dapat menumbuhkan niali-nilai toleransi. Dalam pembelajaran proyek, peserta didik terdorong lebih aktif dalam belajar. Guru hanya sebagai fasilitator, mengevaluasi produk hasil kerja peserta didik yang ditampilkan dalam hasil proyek yang dikerjakan.


(7)

4

Riska Lestari, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROYEK DALAM PEMBELAJARAN SOSIOLOGI TERHADAP PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KONSEP KELOMPOK SOSIAL DI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Model pembelajaran tersebut dapat dikatakan sebagai kegiatan pembelajaran yang dapat memberikan makna kepada peserta didik. Karena itu, kiranya model pembelajaran tersebut cocok diterapkan dalam pembelajaran Sosiologi, karena Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan sosial yang secara teoritis memiliki posisi strategi dalam mengkaji dan mempelajari masalah-masalah sosial, politik, dan budaya yang berkembang dalam masyarakat dan harus siap dengan pemikiran kritis untuk menjawab tantangan yang ada. Sehingga dengan menggunakan model pembelajaran tersebut siswa dapat diarahkan untuk terlibat langsung dalam menyelesaikan masalah nyata yang terjadi di masyarakat serta dapat menumbuhkan niali-nilai toleransi sebagai hasil refleksi dari pengalaman belajarnya.

Di sekolah bentuk keragaman kelompok sosial juga menimbulkan dampak negatif seperti bullying. Bullying sering kali terlihat sebagai bentuk-bentuk perilaku negatif berupa pemaksaan atau usaha menyakiti baik secara fisik maupun psikologis terhadap seseorang maupun kelompok yang dianggap lemah oleh seseorang atau sekelompok orang yang menganggap dirinya lebih kuat. Perbuatan tersebut sering terjadi di dalam sebuah kelompok seperti kelompok siswa di sekolah.

Menurut Wiyani (2012, hlm. 14) bullying merupakan perilaku agresif dan negatif seseorang atau sekelompok orang secara berulang kali yang menyalahgunakan ketidakseimbangan kekuatan dengan tujuan menyakiti targetnya (korban) baik secara mental maupun secara fisik.

Berdasarkan hasil observasi di SMA Negeri 9 Bandung, praktek bullying

masih terlihat seperti siswa mencemoh siswa lain, adanya dominasi suatu kelompok siswa terhadap kelompok siswa lain. Hal tersebut menunjukkan bahwa kurangnya internalisasi nilai-nilai toleransi pada diri siswa. Selain itu, proses pembelajaran kurang menumbuhkan motivasi belajar bagi siswa khususnya dalam pembelajaran Sosiologi sehingga siswa merasa bosan dan pemahaman siswa mengenai materi pembelajaran tidak tercapai secara maksimal.

Toleransi sangat perlu ditanamkan dalam diri siswa karena toleransi mengajarkan manusia untuk dapat hidup berdampingan dengan orang lain dan


(8)

Riska Lestari, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROYEK DALAM PEMBELAJARAN SOSIOLOGI TERHADAP PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KONSEP KELOMPOK SOSIAL DI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menumbuhkan kesadaran indahnya kebersamaan dalam masyarakat majemuk. Karena itu, dalam proses pembelajaran hendaknya ditanamkan nilai-niali toleransi pada diri siswa agar siswa menjadi masyarakat sekolah yang harmonis dan kompak di tengah keragaman.

Dengan pembelajaran model proyek, siswa akan tertarik untuk memahami konsep yang sedang dipelajari sehingga mampu meningkatkan pemahaman konsep tersebut sekaligus dapat menginternalisasikan nilai karakter yang terkandung di dalamnya.

Ketika nilai-nilai toleransi ditanamkan pada diri siswa melalui pembelajaran di sekolah dengan model pembelajaran yang di desain agar pembelajaran berlangsung secara efektif, diharapkan para siswa mampu memahami, menginternalisasikan dan menerapkan sikap hidup toleransi baik di sekolah maupun dalam kehidupan sosial kemasyarakatan mereka.

Dengan demikian untuk penelitian tersebut penulis mengangkat judul

“Pengaruh Model Pembelajaran Proyek dalam Pembelajaran Sosiologi terhadap Penanaman Nilai-nilai Toleransi pada Konsep Kelompok Sosial di Masyarakat

(Penelitian Kuasi Eksperimen di Kelas XI IIS SMA Negeri 9 Bandung)”. B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, dapat diidentifikasi masalah penelitian yaitu untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran proyek dalam meningkatkan pemahaman konsep kelompok sosial di masyarakat dan internalisasi nilai-nilai toleransi siswa pada pembelajaran Sosiologi di kelas XI IIS, serta untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran proyek terhadap penguasaan konsep kelompok sosial di masyarakat dan pengaruh model pembelajaran proyek terhadap internalisasi nilai-nilai toleransi yang akan diteliti, dilihat dari hasil pre tes dan post tes penguasaan konsep kelompok sosial di masyarakat, angket nilai-nilai toleransi dan angket aktivitas siswa dalam pembelajaran proyek.


(9)

6

Riska Lestari, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROYEK DALAM PEMBELAJARAN SOSIOLOGI TERHADAP PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KONSEP KELOMPOK SOSIAL DI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan sebelumnya, dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu apakah model pembelajaran proyek berpengaruh terhadap penanaman nilai-nilai toleransi pada konsep kelompok sosial di masyarakat? Agar lebih terinci masalah tersebut dijabarkan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut.

1. Seberapa besar perbedaan penguasaan konsep kelompok sosial di masyarakat antara siswa yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran proyek dengan siswa yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional?

2. Seberapa besar perbedaan internalisasi nilai-nilai toleransi antara siswa yang belajar konsep kelompok sosial di masyarakat dengan menggunakan model pembelajaran proyek dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional?

3. Adakah pengaruh yang signifikan dari aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran proyek terhadap penguasaan konsep kelompok sosial di masyarakat?

4. Adakah pengaruh yang signifikan dari aktivitas siswa dalam pembelajaran konsep kelompok sosial di masyarakat dengan menggunakan model pembelajaran proyek terhadap internalisasi nilai-nilai toleransi?

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah model pembelajaran proyek berpengaruh terhadap penanaman nilai-nilai toleransi pada konsep kelompok sosial di masyarakat. Adapun tujuan khususnya adalah sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui seberapa besar perbedaan penguasaan konsep kelompok sosial di masyarakat antara siswa yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran proyek dengan siswa yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional.


(10)

Riska Lestari, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROYEK DALAM PEMBELAJARAN SOSIOLOGI TERHADAP PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KONSEP KELOMPOK SOSIAL DI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Untuk mengetahui seberapa besar perbedaan internalisasi nilai-nilai toleransi antara siswa yang belajar konsep kelompok sosial di masyarakat dengan menggunakan model pembelajaran proyek dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional.

3. Untuk mengetahui pengaruh yang signifikan dari aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran proyek terhadap penguasaan konsep kelompok sosial di masyarakat.

4. Untuk mengetahui pengaruh yang signifikan dari aktivitas siswa dalam pembelajaran konsep kelompok sosial di masyarakat dengan menggunakan model pembelajaran proyek terhadap internalisasi nilai-nilai toleransi.

E. Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah dan memperkaya pengetahuan dalam khasanah pendidikan terutama pendidikan Sosiologi. Penelitian ini dapat bermanfaat secara teoretik dan praktis. Kedua manfaat tersebuat adalah sebagai berikut:

1. Teoretik

Secara teoretik penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran yang mungkin dapat digunakan sebagai sumber pengetahuan dan sebagai bahan kajian para insan akademik terutama untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran proyek dalam pembelajaran Sosiologi terhadap penanaman nilai-nilai toleransi pada konsep kelompok sosial di masyarakat.

2. Praktis

Secara praktis penelitian ini dapat bermanfaaat bagi peneliti, pendidik, peserta didik maupun sekolah.

a. Bagi Peneliti:

Dapat memberikan pengetahuan kepada peneliti sebagai calon pendidik khususnya matapelajaran Sosiologi untuk memanfaatkan model pembelajaran yang lebih efektif dalam melaksanakan pembelajaran terutama dalam menanamkan nilai-nilai toleransi.


(11)

8

Riska Lestari, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROYEK DALAM PEMBELAJARAN SOSIOLOGI TERHADAP PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KONSEP KELOMPOK SOSIAL DI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Diharapkan dapat bermanfaat sebagai wahana evaluasi untuk tercapainya pembelajaran yang efektif, terutama dalam pembelajaran Sosiologi.

c. Bagi Peserta Didik:

Menciptakan pembelajaran yang dapat melibatkan siswa aktif, kreatif dalam menghasilkan suatu karya terpilih, dan berkesan karena telah melakukan serangkaian proses belajar dari mengetahui, memahami diri sendiri, melakukan aktifitas dan belajar bekerjasama dengan rekan-rekan sehingga mampu meningkatkan nilai-nilai toleransi.

d. Bagi Sekolah:

Sebagai bahan pengembangan bagi pihak sekolah untuk lebih memperhatikan model pembelajaran yang digunakan pendidik dalam upaya melaksanakan pembelajaran yang efektif.

F. Struktur Organisasi

Struktur organisasi pada penulisan skripsi ini dapat dipaparkan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Pada pembahasannya terbagi menjadi beberapa sub bab, yang meliputi: latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta struktur organisasi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pada pembahasannya terbagi menjadi beberapa sub bab, yang meliputi: hakikat mata pelajaran Sosiologi, hakikat belajar dan pembelajaran Sosiologi, hakikat model pembelajaran proyek, hakikat konsep kelompok sosial di masyarakat, hakikat nilai-nilai toleransi, tinjauan hasil penelitian yang relevan, kerangka pikir dan hipotesis.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada pembahasannya terbagi menjadi beberapa sub bab, yang meliputi: lokasi dan waktu penelitian, populasi dan sampel penelitian, jenis dan desain penelitian, prosedur penelitian, variabel penelitian, instrumen penelitian dan pengembangan, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.


(12)

Riska Lestari, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROYEK DALAM PEMBELAJARAN SOSIOLOGI TERHADAP PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KONSEP KELOMPOK SOSIAL DI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada

pembahasannya berisi mengenai lokasi penelitian, hasil penelitian serta pembahasan hasil penelitian.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada pembahasannya terbagi menjadi dua sub pembahasan yaitu kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan, yang terdiri dari kesimpulan umum dan khusus serta saran yang diberikan berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan.


(13)

38 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 9 Bandung, yang beralamat di Jln. LMU. Suparmin 1A, Bandung. Alasan memilih sekolah tersebut sebagai tempat penelitian dikarenakan SMA Negeri 9 Bandung telah menerapkan kurikulum 2013 sehingga akan dikembangkan model pembelajaran proyek pada sekolah ini. Adapun waktu penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil dari bulan Agustus sampai dengan bulan September.

Gambar. 3.1


(14)

B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang

mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugiyono, 2012, hlm. 80). Sejalan dengan pengertian tersebut Heriati (2005, hlm. 2) mendefinisikan populasi

sebagai “suatu kesatuan manusia, objek, gejala, nilai-nilai, ukuran-ukuran atau kesatuan lainnya yang ada dalam ruang lingkup yang lebih luas dan memiliki

karakteristik umum yang dapat diobservasi”. Populasi dalam penelitian ini

diambil dari salah satu SMA Negeri yang ada di Kota Bandung. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IIS SMA Negeri 9 Bandung yang terdiri dari 4 kelas yaitu XI IIS 1, XI IIS 2, XI IIS 3, dan XI IIS 4.

2. Sampel

Menurut Heriati (2005, hlm. 2) “sampel adalah satu kesatuan sebagai bagian

dari populasi yang mewakili karakteristik populasi dan dijadikan sumber data

untuk analisis statistik”. Sedangkan menurut Sugiyono (2012, hlm. 81) sampel adalah

Bagian dari jumlah dan karakteritik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili).

Dalam penelitian ini menggunakan teknik sampling nonprobabilitas, dengan cara penarikan sampel secara purposive yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2012, hlm. 85). Dengan penarikan sampel secara purposive merupakan cara penarikan sampel yang dilakukan memiih subjek berdasarkan kriteria spesifik yang ditetapkan peneliti. Terdapat dua kelompok sampel yang dipilih dengan melakukan pretest untuk mengetahui keadaan awal yaitu kelas XI IIS 4 sebagai kelompok eksperimen sebanyak 23 orang siswa dan kelas XI IIS 1 sebagai kelompok kontrol sebanyak 38 orang siswa.


(15)

40

C. Jenis dan Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, sehingga pengumpulan data-data yang diperlukan dalam penelitian dapat berupa angka-angka, terkait dengan variabel yang akan di teliti. Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Eksperiment (eksperimen semu) dengan rancangan Non Equivalent Control Group Design. Dalam rancangan ini, sampel tidak dipih secara acak melainkan berdasarkan kriteria tertentu atau dengan cara memberikan pretest untuk mengetahui keadaan awal sehingga dapat menentukan kesetaraan atau kesejajaran untuk dijadikan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Terdapat dua kelompok sampel yang dipilih dengan pertimbangan tertentu. Yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang diberi pretest. Kemudian kelompok eksperimen diberi perlakuan (treatment). Setelahnya maka dilakukan posttest terhadap kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol.

Bentuk rancangannya adalah sebagai berikut:

Gambar. 3.2

Desain Penelitian Rancangan Non Equivalent Control Group Design

Keterangan:

01 dan 03 = pre test

02 dan 04 = post test

X = perlakuan (treatment)

E = kelompok eksperimen

K = kelompok kontrol

(Sugiyono, 2012, hlm. 79)

E 01 X 02


(16)

D. Prosedur Penelitian

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian, maka prosedur dalam penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap akhir. Ketiga tahap tersebut diuraikan dibawah ini:

1. Tahap persiapan

Langkah-langkah dalam tahap persiapan yakni:

a. Membuat silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). b. Membuat instrument penelitian.

c. Melakukan koordinasi dengan pihak sekolah yang akan diteliti. d. Menguji coba instrument penelitian.

e. Mengolah dan menganalisis data uji coba instrument. f. Menentukan sampel penelitian

2. Tahap pelaksanaan

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap pelaksanaan, diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Tahap ini dimulai dengan melakukan pre test baik terhadap kelompok eksperimen maupun terhadap kelompok kontrol dengan menggunakan tes tertulis dalam bentuk PG mengenai konsep kelompok sosial di masyarakat dan angket nilai-nilai toleransi.

Setelah tes diuji cobakan dan direvisi, selanjutnya soal terpilih tersebut diberikan kepada siswa sebagai tes awal. Soal pre test terdiri dari 30 butir soal PG mengenai konsep kelompok sosial di masyarakat dan 30 butir pernyataan mengenai nilai-nilai toleransi. Waktu yang diberikan untuk mengerjakan soal tes tersebut adalah 90 menit. Jumlah siswa pada kelompok eksperimen 23 orang dan kelompok kontrol sebanyak 38 orang. Pre test ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa mengenai konsep kelompok sosial di masyarakat dan untuk mengethui sikap awal siswa mengenai nilai-nilai toleransi.

b. Melaksanakan pembelajaran di kelas eksperimen dan kelas kontrol

Melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model proyek pada kelas eksperimen dan model pembelajaran konvensional pada


(17)

42

kelas kontrol. Materi yang disampaikan pada penelitian ini adalah kelompok sosial di masyarakat baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan dalam 6x pertemuan untuk kelas eksperimen dan 4x pertemuan untuk kelas kontrol.

c. Melaksanakan post test baik terhadap kelompok eksperimen maupun terhadap kelompok kontrol dengan menggunakan tes tertulis dalam bentuk PG mengenai konsep kelompok sosial di masyarakat dan angket nilai-nilai toleransi.

Post tes ini diberikan kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, dengan soal tes dan angket yang sama pada pre test yaitu soal PG mengenai konsep kelompok sosial di masyarakat dan angket mengenai nilai-nilai toleransi. Tujuan post test ini yaitu untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan pada bab sebelumnya. Selain angket mengenai nilai-nilai toleransi, kelompok eksperimen diberi angket mengenai aktifitas siswa dalam pembelajaran proyek diberikan pada hari yang sama dengan post test.

3. Tahap akhir

Pada tahap akhir, kegiatan yang dilakukan yaitu: a. Mengolah data hasil penelitian.

b. Menganalisis dan membahas hasil penemuan dalam penelitian. c. Menarik kesimpulan.


(18)

Gambar. 3.3 Bagan Alur Penelitian Tahapan persiapan

Menyusun silabus dan RPP

Membuat instrumen

Uji coba instrumen

Analisis instrumem

Revisi instrumen

Tahapan pelaksanaan

Kelas eksperimen Kelas kontrol

Pre tes Pre tes

Pembelajaran proyek Pembelajaran konvensional

Post tes Post tes

Menarik kesimpulan

Mengolah dan menganalisis data hasil penelitian Tahapan akhir


(19)

44

E. Variabel Penelitian

Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012, hlm. 38).

Adapun variabel dalam penelitian ini diantaranya adalah sebagai berikut.

1. Model Pembelajaran Proyek sebagai Variabel X

Model pembelajaran proyek adalah suatu model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar dalam lingkungannya yang nyata sehingga mampu merefleksikan pengalaman belajarnya serta menghasilkan suatu karya terpilih yaitu portofolio. Model pembelajaran proyek terdiri dari enam langkah utama yaitu mengidentifikasi masalah yang ada di masyarakat, memilih masalah untuk kajian kelas, mengumpulkan informasi tentang masalah yang akan dikaji oleh kelas, mengembangkan portofolio kelas, penyajian portofolio ( show-case) dan refleksi pengalaman belajar.

2. Konsep Kelompok Sosial di Masyarakat sebagai Variabel Z

Kelompok sosial adalah kumpulan atau himpunan individu-individu yang hidup bersama dan saling berinteraksi satu sama lain. Himpunan manusia dapat dikatakan sebagai kelompok sosial apabila memiliki persyaratan sebagai berikut: adanaya kesadaran sebagai bagian dari kelompok, adanya hubungan timbal balik diantara anggotanya, ada suatu faktor pengikat, memiliki struktur, kaidah, dan pola perilaku yang sama, bersistem dan berproses. Kelompok sosial dapat diklasifikasikan berdasarkan tipenya diantaranya: kelompok solidaritas mekanik, kelompok solidaritas organik, gemeinschaft, gesellschaft, kelompok primer, kelompok sekunder, serta in-group dan out-group. Dalam hubungan antarkelompok, terdapat berbagai macam dimensi, yaitu dimensi sejarah, dimensi sikap, dimensi institusi, dan dimensi gerakan sosial. Selain itu, dalam hubungan antarkelompok juga terdapat berbagai kemungkinan pola hubungan antarkelompok ras. Diantaranya adalah proses akulturasi, dominasi, paternalisme, pluralisme dan integrasi.


(20)

3. Nilai-nilai Toleransi sebagai Variabel Y

Nilai-nilai Toleransi merupakan gagasan individu mengenai apa yang baik, benar dan yang diinginkan untuk di implementasikan dalam kehidupan melalui proses belajar sehingga akan melahirkan sikap menghargai perbedaan.

Nilai-nilai toleransi yang diharapkan tertanam pada diri para siswa adalah sebagai berikut:

a. Mencintai satu sama lain b. Bekerja sama

c. Menghargai persahabatan d. Terbuka dan ramah

e. Jujur terhadap apa yang dikatakan f. Bagaimana menghargai orang lain g. Bernegosiasi

h. Menghargai hidup dalam kondisi kedamaian

i. Mengetahui bahwa setiap manusia memiliki harga diri.

Tabel 3.1

Operasionalisasai Variabel Penelitian

No. Variabel Indikator Alat Ukur

1 Model pembelajaran proyek (X)

a. Mengidentifikasi masalah yang ada di masyarakat b. Memilih masalah untuk

kajian kelas

c. Mengumpulkan informasi tentang masalah yang akan dikaji oleh kelas

d. Mengembangkan portofolio kelas

e. Menyajikan portofolio (show-case)

f. Refleksi pengalaman belajar

Semantic diferensial osgood


(21)

46

No. Variabel Indikator Alat Ukur

2 Konsep kelompok sosial di masyarakat (Z)

a. Mendeskripsikan pengertian kelompok sosial

b. Mengidentifikasi syarat-syarat terbentuknya suatu kelompok sosial

c. Mengidentifikasi tipe-tipe kelompok sosial

d. Mendeskripsikan dimensi hubungan antarkelompok sosial

e. Mendeskripsikan pola hubungan anatarkelompok sosial

Skor dikotomi

3 Nilai-nilai toleransi (Y)

a. Mencintai satu sama lain b. Bekerja sama

c. Menghargai persahabatan d. Terbuka dan ramah

e. Jujur terhadap apa yang dikatakan

f. Bagaimana menghargai orang lain

g. Bernegosiasi

h. Menghargai hidup dalam kondisi kedamaian

i. Mengetahui bahwa setiap manusia memiliki harga diri


(22)

F. Instrumen Penelitian dan Pengembangannya

Dalam penelitian ini, instrument yang digunakan peneliti adalah sebagai berikut:

1. Tes Tertulis

Tes tertulis berkaiatan dengan variabel Z = konsep kelompok sosial di masyarakat yaitu digunakan umtuk mengukur pengetahuan siswa pada konsep kelompok sosial di masyarakat. Tes terdiri dari pre test dan post test, pre test digunakan untuk mengidentifikasi siswa dan mengetahui kemampuan awal siswa dalam konsep kelompok sosial di masyarakat, sedangkan post test untuk melihat hasil belajar siswa pada konsep kelompok sosial di masyarakat, yaitu dengan test objektif dalam bentuk pilihan ganda dengan 5 pilihan jawaban yang terdiri dari 30 butir soal.

Sebelum melakukan pre test dan post test kepada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol, terlebih dahulu soal diuji cobakan pada siswa kelas XII IPS 2 SMA Negeri 9 Bandung yang berjumlah 40 orang siswa untuk mengetahui item yang valid, keajegan suatu tes, daya pembeda, dan tingkat kesukaran pada tiap butir soal. Adapun langkah-langkahnya yaitu sebagai berikut: a. Uji validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2009, hlm. 65). Sebuah instrument dapat dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang hendak diukur (Sugiyono, 2012, hlm. 121). Dalam penelitian ini uji validitas yang digunakan untuk instrumen pengetahuan yang berupa skor dikotomi yaitu angka 0 untuk jawaban yang salah dan 1 untuk jawaban yang benar, digunakan korelasi point biserial

dengan rumus sebagai berikut:

Gambar. 3.4 Rumus Point Biserial


(23)

48

Keterangan:

Mi = mean skor tes (X) dari seluruh subjek yang mendapat angka 1 pada

aitem yang bersangkutan

Mx = mean skor tes dari seluruh subjek

Sx = deviasi standar skor tes

P = proporsi subjek yang mendapat angka 1 pada aitem yang bersangkutan (Azwar, 2012, hlm. 155).

Untuk melakukan interpretasi digunakan kriteria menurut Arikunto (2009, hlm. 75) sebagai berikut:

Tabel 3.2

Klasifikasi Validitas Butir Soal

Nilai rxy Kriteria

0,80 <r xy≤ 1,00 Sangat tinggi

0,60 <r xy≤ 0,80 Tinggi

0,40 <r xy≤ 0,60 Cukup

0,20 <r xy≤ 0,40 Rendah

0,00 <r xy≤ 0,20 Sangat rendah

Adapun rekapitulasi hasil perhitungan validitas pada soal penguasaan konsep kelompok sosial di masyarakat adalah sebagai berikut.

Tabel 3.3

Rekapitulasi Hasil Perhitungan Validitas Soal Penguasaan Konsep Kelompok Sosial di Masyarakat

Nomor Soal Kriteria

11. Tinggi

1,2,3,5,6,7,8,9, 12, 14, 16, 17, 18, 22, 23, 25, 26, 29, 30.

Cukup

10, 13, 15, 20, 21, 27. Rendah


(24)

b. Uji reliabilitas

Reliabilitas tes ini bertujuan untuk mengetahui keajegan atau konsistensi suatu tes, yaitu sejauh mana suatu tes dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang ajeg atau konsisten (tidak berubah-ubah). Dalam penelitian ini uji reliabilitas yang digunakan untuk instrumen pengetahuan adalah teknik koefisien reliabilitas

Kuder –Richardson-20 atau KR-20. Teknik tersebut adalah sebagai berikut:

Gambar. 3.5

Rumus Kuder –Richardson-20 Keterangan:

Sx2 = varians skor tes

K = banyaknya aitem dalam tes `

P = proporsi subjek yang mendapat angka 1 pada suatu aitem. (Azwar, 2012, hlm. 73).

Untuk melakukan interpretasi digunakan kriteria menurut Arikunto (2009, hlm. 75) sebagai berikut:

Tabel 3.4 Interpretasi Reliabilitas

Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas

0,81 < r≤ 1,00 Sangat Tinggi

0,61 < r≤ 0,80 Tinggi

0,41 <r≤ 0,60 Cukup

0,21 <r≤ 0,40 Rendah

0,00 <r≤ 0,20 Sangat Rendah

Adapun rekapitulasi hasil perhitungan reliabilitas soal penguasaan konsep kelompok sosial di masyarakat adalah 0,86. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut maka variabel dinyatakan reliabilitasnya sangat tinggi.


(25)

50

c. Daya pembeda

Daya pembeda butir soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang kurang pandai (berkemampuan rendah) (Arikunto, 2009, hlm. 211). Selanjutnya, Arikunto (2009, hlm. 213) mengemukakan bahwa daya pembeda butir soal ini dihitung dengan menggunakan rumus:

Gambar. 3.6 Rumus Daya Pembeda Keterangan :

D = daya pembeda butir soal

JA = jumlah peserta kelompok atas

JB = jumlah peserta kelompok bawah

BA = jumlah peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar

BB = jumlah peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar

PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Nilai indeks diskriminasi daya pembeda butir soal berkisar antara 0,00 – 1,00. Semakin tinggi indeks diskriminasi, maka semakin baik instrumen tersebut dapat membedakan siswa pandai dan siswa kurang pandai.

Tabel 3.5

Interpretasi Daya Pembeda

Indeks Daya Pembeda Kriteria Daya Pembeda

Negatif Sangat buruk, harus dibuang 0,00 – 0,20 Buruk (poor), sebaiknya dibuang 0,20 – 0,40 Sedang (satisfactory)

0,40 – 0,70 Baik (good)

0,70 – 1,00 Baik sekali (excellent) (Arikunto, 2009, hlm. 218)


(26)

Adapun rekapitulasi hasil perhitungan daya pembeda pada soal penguasaan konsep kelompok sosial di masyarakat adalah sebagai berikut.

Tabel 3.6

Rekapitulasi Hasil Perhitungan Daya Pembeda Soal Penguasaan Konsep Kelompok Sosial di Masyarakat

d. Tingkat kesukaran

Arikunto (2009, hlm 209) mengemukakan bahwa untuk mencari tingkat kesukaran suatu instrumen dapat digunakan rumus berikut ini:

Gambar. 3.7

Rumus Tingkat Kesukaran Keterangan :

P = Indeks Kesukaran

B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar

JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Nilai P yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk menentukan tingkat kesukaran butir soal dengan menggunakan kriteria pada tabel 3.7 sebagai berikut:

Nomor soal Kriteria Daya Pembeda

19, 28. Buruk (poor), sebaiknya dibuang

15, 23, 24, 27, 29. Sedang (satisfactory)

2, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 14, 16, 17, 20, 21, 22, 25, 26, 30.

Baik (good)


(27)

52

Tabel 3.7

Interpretasi Tingkat Kesukaran Butir soal

Nilai P Kriteria

0,00 <P≤ 0,30 Sukar

0,31 ≤P≤ 0,70 Sedang

0,71 ≤P≤ 1,00 Mudah

Adapun rekapitulasi hasil perhitungan tingkat kesukaran pada soal penguasaan konsep kelompok sosial adalah sebagai berikut.

Tabel 3.8

Rekapitulasi Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal Penguasaan Konsep Kelompok Sosial di Masyarakat

Nomor Soal Kriteria

3, 15, 17, 19, 24, 27, 28, 29. Sukar 1, 2, 4, 5, 6, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 16,

18, 20, 21, 22, 25, 30.

Sedang

7, 8, 23, 26. Mudah

2. Angket

Kuesioner atau angket merupakan “teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawabnya” (Sugiyono, 2012, hlm. 142). Dalam

penelitian ini menggunkan dua angket, angket pertama berkaitan dengan variabel Y = nilai-nilai toleransi yaitu untuk mengetahui sikap siswa dalam menginternalisasikan nilai-nilai toleransi, alat ukur yang digunakan dalam angket pertama yaitu skala likert sedangkan angket ke dua berkaitan dengan variabel X = model pembelajaran proyek yaitu untuk mengukur aktivitas siswa terhadap pelaksanaan model pembelajran proyek menggunakan alat ukur semantic differensial osgood untuk angket ini peneliti berkonsultasi dengan pembimbing. Sebelum angket nilai-nilai toleransi disebarkan ke pada para siswa, terlebih dahulu angket di ujicobakan untuk mengetahui kevalidan dan keajegan suatu pernyataan. Adapun langkahnya yaitu:


(28)

a. Uji validitas

Untuk mengetahui valid atau tidaknya sebuah pernyataan dengan skala likert, peneliti menggunakan rumus korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson (Pearson Product Moment). Adapun rumusnya menurut Arikunto (2009, hlm. 72) adalah sebagai berikut:

Gambar. 3.8

Rumus Korelasi Product Moment

Keterangan:

rxy = koefisien korelasi antara variabel x dan y

X = skor tiap butir soal

Y =skor total butir soal

N = jumlah siswa

Untuk melakukan interpretasi digunakan kriteria menurut Arikunto (2009, hlm. 75) sebagai berikut:

Tabel 3.9

Klasifikasi Validitas Butir Soal

Nilai rxy Kriteria

0,80 <r xy≤ 1,00 Sangat tinggi

0,60 <r xy≤ 0,80 Tinggi

0,40 <r xy≤ 0,60 Cukup

0,20 <r xy≤ 0,40 Rendah

0,00 <r xy≤ 0,20 Sangat rendah

Adapun rekapitulasi hasil perhitungan validitas pada angket nilai-nilai toleransi adalah sebagai berikut.

r xy =

N ∑XY –(∑X) (∑Y)

√ {N∑X2(∑X)2


(29)

54

Tabel 3.10

Rekapitulasi Hasil Perhitungan Validitas Angket Nilai-nilai Toleransi

No. T Korelasi Validitas Sig. Korelasi Keterangan

1 3,75 0,595 Cukup Sangat signifikan Dipakai

2 1,63 0,417 Cukup Signifikan Dipakai

3 3,87 0,631 Tinggi Sangat signifikan Dipakai

4 2,20 0,502 Cukup Sangat signifikan Dipakai

5 4,20 0,430 Cukup Signifikan Dipakai

6 4,72 0,505 Cukup Sangat signifikan Dipakai

7 3,13 0,426 Cukup Signifikan Dipakai

8 2,36 0,361 Rendah Signifikan Dipakai

9 2,30 0,441 Cukup Signifikan Dipakai

10 3,41 0,394 Rendah Signifikan Dipakai

11 3,15 0,434 Cukup Signifikan Dipakai

12 2,39 0,415 Cukup Signifikan Dipakai

13 1,96 0,370 Rendah Signifikan Dipakai

14 5,80 0,421 Cukup Signifikan Dipakai

15 3,88 0,391 Rendah Signifikan Dipakai

16 0,63 0,104 Sangat

rendah

- Direvisi

17 2,46 0,365 Rendah Signifikan Dipakai

18 1,12 0,265 Rendah - Direvisi

19 3,25 0,478 Cukup Sangat signifikan Dipakai

20 2,12 0,308 Rendah - Direvisi

21 2,52 0,383 Rendah Signifikan Dipakai

22 1,82 0,285 Rendah - Direvisi

23 3,18 0,373 Rendah Signifikan Dipakai

24 0,75 0,096 Sangat

rendah

- Direvisi

25 3,73 0,377 Rendah Signifikan Dipakai

26 3,84 0,517 Cukup Sangat signifikan Dipakai

27 2,39 0,378 Rendah Signifikan Dipakai

28 2,42 0,421 Cukup Signifikan Dipakai

29 1,32 0,262 Rendah - Direvisi


(30)

b. Uji reliabilitas

Untuk menguji keandalan alat ukur untuk pernyataan dengan skala likert digunakan rumus formula koefisien Alpha, menurut Azwar (2012, hlm. 68) sebagai berikut.

Gambar. 3.9

Rumus Formula Koefisien Alpha

Keterangan:

Sy12 dan Sy22 = varians skor belahan 1 dan belahan 2

Sx2 = varians skor tes

Untuk melakukan interpretasi digunakan kriteria menurut Arikunto (2009, hlm. 75) sebagai berikut:

Tabel 3.11 Interpretasi Reliabilitas

Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas

0,81 < r≤ 1,00 Sangat Tinggi

0,61 < r≤ 0,80 Tinggi

0,41 <r≤ 0,60 Cukup

0,21 <r≤ 0,40 Rendah

0,00 <r≤ 0,20 Sangat Rendah

Adapun rekapitulasi hasil perhitungan reliabilitas pada angket nilai-nilai toleransi adalah 0,89. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut maka variabel dinyatakan memiliki reliabilitas sangat tinggi.

3. Dokumentasi

Menurut Arikunto (2006, hlm. 158) dokumentasi adalah mencari dan mengumpulkan data mengenai hal-hal yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, notulen, rapot, agenda dan sebagainya. Peneliti menggunakan

r

xx

’ ≥ α = 2[1

- (S

y1 2

+ Sy

2 2

) / S

x 2


(31)

56

instrumen dokumentasi untuk memperoleh dokumen atau data yang diperlukan dalam penelitian.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya, tes tertulis, angket atau kuisioner dan dokumentasi. Ketiga teknik tersebut dijelaskan sebagai berikut:

1. Tes Tertulis

Tes tertulis digunakan untuk mengukur variabel Z = konsep kelompok sosial di masyarakat yaitu untuk memperoleh data mengenai kemampuan kognitif dari siswa terhadap konsep kelompok sosial di masyarakat dan untuk mengukur sejauhmana pengetahuan dan kemampuan siswa yang satu dengan yang lainnya.

2. Angket

Dalam penelitian ini menggunakan dua angket yaitu, angket nilai-nilai toleransi untuk mengukur variabel Y, angket ini digunakan untuk memperoleh data mengenai sikap siswa dalam menginternalisasikan nilai-nilai toleransi dan angket aktivitas siswa dalam pembelajaran proyek untuk mengukur variabel X digunakan untuk memperoleh data mengenai aktivitas siswa dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran proyek.

3. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk menunjang data-data yang diperlukan peneliti.

H. Teknik Analisis Data 1. Menyeleksi Data

Data diseleksi agar dapat diolah lebih lanjut dengan cara memeriksa jawaban responden sesuai dengan kriteria yang ditetapkan.


(32)

2. Menentukan Bobot Nilai

Penentuan bobot nilai untuk setiap kemungkinan jawaban pada setiap item variabel penelitian dengan menggunakan skala penilaian yang telah ditentukan kemudian menentukan skornya.

3. Melakukan Analisis

Dari hasil analisis ini akan diketahui rata-rata, median, standar deviasi dan varians dari masing-masing variabel.

4. Analisis Indeks Gain

Untuk mengetahui peningkatan penguasaan konsep kelompok sosial di masyarakat dan peningkatan internalisasi nilai-nilai toleransi pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, maka dilakukan analisis pada data pre tes, post tes dan gain. Berikut ini adalah rumus gain ternormalisasai:

Gambar. 3.10 Rumus N-Gain

Hasil perhitungan indeks gain tersebut selanjutnya di interpretasikan sesuai dengan kategori indeks gain menurut Hake (1999) sebagaimana tercantum dalam tabel di bawah ini.

Tabel 3.12 Kategori Indeks Gain

Rentang Gain Kategori

NG > 0,70 Tinggi

0,30 < NG < 0,70 Sedang

NG < 0,30 Rendah


(33)

58

5. Uji Normalitas

Tujuan dari uji normalitas adalah untuk mengetahui sebaran dari populasi data sampel yang diperoleh. Apakah sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi data skor pre tes dan post tes berdistribusi normal atau tidak. Untuk melakukan pengujian normalitas tersebut, penulis menggunakan uji two sample kolmogorov smirnov dengan level signifikan adalah α = 0,05 dengan bantuan program software SPSS versi 20 for windows. Hipotesis yang digunakan adalah:

H0 : Data berasal dari populasi yang berdistribusi normal

H1 : Data berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal

Uji normalitas dilakukan dengan uji statistik Kolmogorov-Smirnov karena sampel lebih dari 50. Kriteria pengujian yang digunakan adalah jika nilai

signifikansi yang didapatkan dari perhitungan lebih besar dari α = 0,05 maka H0

diterima, namun jika nilai signifikasi yang didapatkan dari perhitungan lebih kecil

dari α = 0,05 maka H0 ditolak.

6. Uji Hipotesis

Setelah dilakukan uji normalitas, kemudian dilakukan uji hipotesis. Untuk melakukan uji hipotesis ini digunakan data pre tes dan post tes ternormalisasi dari penguasaan konsep kelompok sosial di masyarakat dan angket nilai-nilai toleransi. Hipotesis diuji menggunakan uji Mann Whitney, uji ini merupakan salah satu jenis tes non parametrik yang digunakan untuk menguji signifikansi dari dua sampel yang berasal dari dua populasi yang berbeda. Sama halnya dengan uji normalitas, pada uji hipotesis ini peneliti juga menggunakan program software SPSS versi 20 for windows.

Adapun hipotesis statistik yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. H0 : Penguasaan konsep kelompok sosial di masyarakat siswa yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran proyek sama dengan penguasaan konsep kelompok sosial di masyarakat siswa


(34)

yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional.

H1 : Penguasaan konsep kelompok sosial di masyarakat siswa yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran proyek lebih besar dari pada penguasaan konsep kelompok sosial di masyarakat siswa yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional.

b. H0 : Internalisasi nilai-nilai toleransi siswa yang belajar konsep

kelompok sosial di masyarakat dengan menggunakan model pembelajaran proyek sama dengan internalisasi nilai-nilai toleransi siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional.

H1 : Internalisasi nilai-nilai toleransi siswa yang belajar konsep

kelompok sosial di masyarakat dengan menggunakan model pembelajaran proyek lebih besar dari pada internalisasi nilai-nilai toleransi siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional.

Uji yang dilakukan adalah uji dua pihak, sehingga α yang digunakan adalah

α = 0,05. Kriteria pengujiannya yaitu jika nilai Sig. lebih besar dari 0,05 maka H0

diterima, begitu juga sebaliknya jika nilai Sig. lebih kecil dari 0,05 maka H0 di

tolak dan H1 diterima.

7. Uji Korelasi

Selanjutnya setelah dilakukan uji normalitas dan uji hipotesis, maka dilakukan uji korelasi antara aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran proyek terhadap penguasaan konsep kelompok sosial di masyarakat dan aktivitas siswa dalam pembelajaran konsep kelompok sosial di masyarakat dengan menggunakan model pembelajaran proyek terhadap internalisasi nilai-nilai toleransi. Pada uji korelasi ini peneliti menggunakan post tes ternormalisasi dari angket aktivitas siswa dalam pembelajaran proyek, penguasaan konsep kelompok sosial di masyarakat dan angket nilai-nilai toleransi.


(35)

60

Sama halnya dengan uji statistik sebelumnya, pada uji korelasi ini penulis menggunakan program software SPSS versi 20 for windows. Adapun hipotesis statistik yang diajukan adalah sebagai berikut.

a. H0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran proyek terhadap penguasaan konsep kelompok sosial di masyarakat.

H1 : Terdapat pengaruh yang signifikan dari aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran proyek terhadap penguasaan konsep kelompok sosial di masyarakat. b. H0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari aktivitas siswa

dalam pembelajaran konsep kelompok sosial di masyarakat dengan menggunakan model pembelajaran proyek terhadap internalisasi nilai-nilai toleransi.

H1 : Terdapat pengaruh yang signifikan dari aktivitas siswa dalam pembelajaran konsep kelompok sosial di masyarakat dengan menggunakan model pembelajaran proyek terhadap internalisasi nilai-nilai toleransi.

Kriteria pengujiannya yaitu jika nilai Sig. lebih besar dari 0,05 maka H0

diterima, begitu juga sebaliknya jika nilai Sig. lebih kecil dari 0,05 maka H0 di


(36)

Riska Lestari, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROYEK DALAM PEMBELAJARAN SOSIOLOGI TERHADAP PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KONSEP KELOMPOK SOSIAL DI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Ahmadi, A. (1991). Kamus Lengkap Sosiologi. Solo: CV. Aneka. Arends, R. I. (2008). Learning to teach. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Arikunto. (2006). Metodelogi penelitian. Yogyakarta: Bina Aksara.

Arikunto, S. (2009). Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Bandung:Bumi Aksara. Azwar, S. (2012). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Bahruddin. (2010). Teori belajar dan pembelajaran. Yogyakarta: Arruz.

Borba, M. (2008). Membangun kecerdasan moral: tujuh kebajikan utama agar anak bermoral tinggi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Budimansyah, D. (2010). Model pembelajaran Sosiologi. Bandung: PT. Genesindo.

Budimansyah, D. (2012). Perancangan pembelajaran berbasis karakter. Bandung: Widya Aksara Press.

Budimansyah, D. & Suryadi, K. (2008). PKn dan masyarakat multikultural. Bandung: Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan SPs Universitas Pendidikan Indonesia.

Budiyono, K. (2007). Nilai-nilai kepribadian dan kejuangan bangsa Indonesia. Bandung: Alfabeta.

Djamarah & Zaini. (2006). Strategi belajar mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Dwi, N. J. & Suyanto, B. (2011). Sosiologi teks pengantar & terapan. Jakarta:

Kencana edisikeempat.

Fitri, A. Z. (2012). Pendidikan karakter berbasis nilai dan etika di sekolah. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Hamalik, O. (2006). Proses belajar mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Hardini, Isriani, & Puspitasari, D. (2012). Strategi pembelajaran terpadu (teori, konsep dan implementasinya). Yogyakarta: Familia.


(37)

100

Riska Lestari, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROYEK DALAM PEMBELAJARAN SOSIOLOGI TERHADAP PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KONSEP KELOMPOK SOSIAL DI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hasan, S. H. (2010). Pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan.

Heriati, T. (2005). Statistika deskriptip. Bandung: Prisma Press.

Ibrahim & Syaodih. (2003). Perencanaan pengajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Komalasari, K. (2010). Pembelajaran kontekstual. Bandung: PT. Refika Aditama. Malihah, S. E. & Kolip, U. (2011). Pengantar Sosiologi. Jakarta: Kencana.

Masduqi, I. (2011). Berislam secara toleran. Bandung: Mizan.

Munawwir, I. (1984). Sikap Islam terhadap kekerasan, damai, toleransi dan solidaritas. Surabaya: PT Bina Ilmu

Ruhimat, T. dkk. (2009). Kurikulum & pembelajaran. Bandung: Jurusan Kurtekpen FIP UPI.

Rusman. (2012). Belajar dan pembelajaran berbasis komputer mengembangkan profesionalisme guru abad 21. Bandung: Alfabeta.

Sagala, S. (2010). Konsep dan makna pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Soyomukti, N. (2010). Pengantar Sosiologi: dasar analisis, teori & pendekatan menuju analisis masalah-masalah sosial, perubahan sosial & kajian- kajian strategis. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Soekanto, S. (2007). Sosiologi suatu pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sugiyono. (2012). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukarjo & Komarudin. (2009). Landasan pendidikan konsep dan aplikasinya. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Supardan, D. (2009). Pengantar ilmu sosial sebuah kajian pendekatan struktural. Jakarta: PT Bumi aksara.

Tirtarahardja, U. & Sulo, S. (2005). Pengantar pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.

Trianto. (2007). Model pembelajaran terpadu dalam teori dan praktek. Surabaya: Pustaka Ilmu.


(38)

Riska Lestari, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROYEK DALAM PEMBELAJARAN SOSIOLOGI TERHADAP PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KONSEP KELOMPOK SOSIAL DI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Wahab, AA & Sapriya (2005). Teori dan landasan Pendidikan Kewarganegaraan. UPI Press Bandung.

Wahyudin, U. (2014). Islamic education and moral values 2. Bandung: Facil. Wiyani, N. A. (2012). Save our children from school bullying. Jogjakarta: Ar-

Ruzz Media.

Zubaedi. (2012) . Desain pendidikan karakter: konsepsi dan aplikasinya dalam lembagapendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Skripsi dan Tesis

Miftah, F. E. (2010). Pengaruh model project citizen dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan terhadap penanaman nilai-nilai anti korupsi siswa SMA pada konsep sistem hukum dan peradilan nasional (studi kuasi eksperimen di kelas X SMA 1 Cimahi). (Tesis). Sekolah Pascasarjana. Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Riqotul, W. L. (2012). Penanaman nilai-nilai toleransi beragama (studi pada pembelajaran PAI di SMP Negeri 23 Semarang). (Skripsi). Fakultas Tarbiyah. Institut Agama Islam Negeri Walisongo, Semarang.

Sudrajat, R. (2012). Pengaruh pembelajaran PKN berbasis portofolio terhadap pengembangan karakter siswa sebagai warga negara (studi eksperimental kuasi pada pembelajaran pendidikan kewarganegaraan di Kelas X sekolah mengah atas Bina Dharma 2 Bandung). (Tesis). Sekolah Pascasarjana. Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Jurnal

Budimansyah, D. (2008). Repitalisasi pembelajaran Pkn melalui praktik belajar kewarganegaraan (project citizen). Acta civicus, 1(2), hlm. 179-198. Desak, M. S. A. N. (2011). Pembelajaran berbasis proyek untuk meningkatkan

kreativitas dan hasil belajar tentang hidangan Bali. Jurnal pendidikan dan pengajaran. 44(1-3), hlm. 52-59.

Dokumen

Departemen Pendidikan Nasional. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.


(39)

102

Riska Lestari, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROYEK DALAM PEMBELAJARAN SOSIOLOGI TERHADAP PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KONSEP KELOMPOK SOSIAL DI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 23 tanggal 23 Mei 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan.

Internet

Abrar, R. A. (2013). Mendidikkan nilai-nilai toleransi dalam pembelajaran. [Online]. Tersedia di: http://abrarrkt.blogspot.com/2013/01/mendidikkan-nilai-toleransi.html. Diakses 04 Juli 2014.

Hake, R.R. (1999). Analyzing change / gain scores. [Online] Tersedia di http://www.physics.indiana.edu. Diakses 04 Juli 2014.


(1)

yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional.

H1 : Penguasaan konsep kelompok sosial di masyarakat siswa yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran proyek lebih besar dari pada penguasaan konsep kelompok sosial di masyarakat siswa yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional.

b. H0 : Internalisasi nilai-nilai toleransi siswa yang belajar konsep

kelompok sosial di masyarakat dengan menggunakan model pembelajaran proyek sama dengan internalisasi nilai-nilai toleransi siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional.

H1 : Internalisasi nilai-nilai toleransi siswa yang belajar konsep

kelompok sosial di masyarakat dengan menggunakan model pembelajaran proyek lebih besar dari pada internalisasi nilai-nilai toleransi siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional.

Uji yang dilakukan adalah uji dua pihak, sehingga α yang digunakan adalah

α = 0,05. Kriteria pengujiannya yaitu jika nilai Sig. lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima, begitu juga sebaliknya jika nilai Sig. lebih kecil dari 0,05 maka H0 di tolak dan H1 diterima.

7. Uji Korelasi

Selanjutnya setelah dilakukan uji normalitas dan uji hipotesis, maka dilakukan uji korelasi antara aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran proyek terhadap penguasaan konsep kelompok sosial di masyarakat dan aktivitas siswa dalam pembelajaran konsep kelompok sosial di masyarakat dengan menggunakan model pembelajaran proyek terhadap internalisasi nilai-nilai toleransi. Pada uji korelasi ini peneliti menggunakan post tes ternormalisasi dari angket aktivitas siswa dalam pembelajaran proyek, penguasaan konsep kelompok sosial di masyarakat dan angket nilai-nilai toleransi.


(2)

Sama halnya dengan uji statistik sebelumnya, pada uji korelasi ini penulis menggunakan program software SPSS versi 20 for windows. Adapun hipotesis statistik yang diajukan adalah sebagai berikut.

a. H0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran proyek terhadap penguasaan konsep kelompok sosial di masyarakat.

H1 : Terdapat pengaruh yang signifikan dari aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran proyek terhadap penguasaan konsep kelompok sosial di masyarakat. b. H0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari aktivitas siswa

dalam pembelajaran konsep kelompok sosial di masyarakat dengan menggunakan model pembelajaran proyek terhadap internalisasi nilai-nilai toleransi.

H1 : Terdapat pengaruh yang signifikan dari aktivitas siswa dalam pembelajaran konsep kelompok sosial di masyarakat dengan menggunakan model pembelajaran proyek terhadap internalisasi nilai-nilai toleransi.

Kriteria pengujiannya yaitu jika nilai Sig. lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima, begitu juga sebaliknya jika nilai Sig. lebih kecil dari 0,05 maka H0 di tolak dan H1 diterima.


(3)

Riska Lestari, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROYEK DALAM PEMBELAJARAN SOSIOLOGI TERHADAP PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KONSEP KELOMPOK SOSIAL DI MASYARAKAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Ahmadi, A. (1991). Kamus Lengkap Sosiologi. Solo: CV. Aneka. Arends, R. I. (2008). Learning to teach. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Arikunto. (2006). Metodelogi penelitian. Yogyakarta: Bina Aksara.

Arikunto, S. (2009). Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Bandung:Bumi Aksara. Azwar, S. (2012). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Bahruddin. (2010). Teori belajar dan pembelajaran. Yogyakarta: Arruz.

Borba, M. (2008). Membangun kecerdasan moral: tujuh kebajikan utama agar anak bermoral tinggi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Budimansyah, D. (2010). Model pembelajaran Sosiologi. Bandung: PT. Genesindo.

Budimansyah, D. (2012). Perancangan pembelajaran berbasis karakter. Bandung: Widya Aksara Press.

Budimansyah, D. & Suryadi, K. (2008). PKn dan masyarakat multikultural. Bandung: Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan SPs Universitas Pendidikan Indonesia.

Budiyono, K. (2007). Nilai-nilai kepribadian dan kejuangan bangsa Indonesia. Bandung: Alfabeta.

Djamarah & Zaini. (2006). Strategi belajar mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Dwi, N. J. & Suyanto, B. (2011). Sosiologi teks pengantar & terapan. Jakarta:

Kencana edisikeempat.

Fitri, A. Z. (2012). Pendidikan karakter berbasis nilai dan etika di sekolah. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Hamalik, O. (2006). Proses belajar mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Hardini, Isriani, & Puspitasari, D. (2012). Strategi pembelajaran terpadu (teori, konsep dan implementasinya). Yogyakarta: Familia.


(4)

Hasan, S. H. (2010). Pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan.

Heriati, T. (2005). Statistika deskriptip. Bandung: Prisma Press.

Ibrahim & Syaodih. (2003). Perencanaan pengajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Komalasari, K. (2010). Pembelajaran kontekstual. Bandung: PT. Refika Aditama. Malihah, S. E. & Kolip, U. (2011). Pengantar Sosiologi. Jakarta: Kencana.

Masduqi, I. (2011). Berislam secara toleran. Bandung: Mizan.

Munawwir, I. (1984). Sikap Islam terhadap kekerasan, damai, toleransi dan solidaritas. Surabaya: PT Bina Ilmu

Ruhimat, T. dkk. (2009). Kurikulum & pembelajaran. Bandung: Jurusan Kurtekpen FIP UPI.

Rusman. (2012). Belajar dan pembelajaran berbasis komputer mengembangkan profesionalisme guru abad 21. Bandung: Alfabeta.

Sagala, S. (2010). Konsep dan makna pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Soyomukti, N. (2010). Pengantar Sosiologi: dasar analisis, teori & pendekatan menuju analisis masalah-masalah sosial, perubahan sosial & kajian- kajian strategis. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Soekanto, S. (2007). Sosiologi suatu pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sugiyono. (2012). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukarjo & Komarudin. (2009). Landasan pendidikan konsep dan aplikasinya. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Supardan, D. (2009). Pengantar ilmu sosial sebuah kajian pendekatan struktural. Jakarta: PT Bumi aksara.

Tirtarahardja, U. & Sulo, S. (2005). Pengantar pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.

Trianto. (2007). Model pembelajaran terpadu dalam teori dan praktek. Surabaya: Pustaka Ilmu.


(5)

Riska Lestari, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROYEK DALAM PEMBELAJARAN SOSIOLOGI TERHADAP PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KONSEP KELOMPOK SOSIAL DI MASYARAKAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Wahab, AA & Sapriya (2005). Teori dan landasan Pendidikan Kewarganegaraan. UPI Press Bandung.

Wahyudin, U. (2014). Islamic education and moral values 2. Bandung: Facil. Wiyani, N. A. (2012). Save our children from school bullying. Jogjakarta: Ar-

Ruzz Media.

Zubaedi. (2012) . Desain pendidikan karakter: konsepsi dan aplikasinya dalam lembagapendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Skripsi dan Tesis

Miftah, F. E. (2010). Pengaruh model project citizen dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan terhadap penanaman nilai-nilai anti korupsi siswa SMA pada konsep sistem hukum dan peradilan nasional (studi kuasi eksperimen di kelas X SMA 1 Cimahi). (Tesis). Sekolah Pascasarjana. Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Riqotul, W. L. (2012). Penanaman nilai-nilai toleransi beragama (studi pada pembelajaran PAI di SMP Negeri 23 Semarang). (Skripsi). Fakultas Tarbiyah. Institut Agama Islam Negeri Walisongo, Semarang.

Sudrajat, R. (2012). Pengaruh pembelajaran PKN berbasis portofolio terhadap pengembangan karakter siswa sebagai warga negara (studi eksperimental kuasi pada pembelajaran pendidikan kewarganegaraan di Kelas X sekolah mengah atas Bina Dharma 2 Bandung). (Tesis). Sekolah Pascasarjana. Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Jurnal

Budimansyah, D. (2008). Repitalisasi pembelajaran Pkn melalui praktik belajar kewarganegaraan (project citizen). Acta civicus, 1(2), hlm. 179-198. Desak, M. S. A. N. (2011). Pembelajaran berbasis proyek untuk meningkatkan

kreativitas dan hasil belajar tentang hidangan Bali. Jurnal pendidikan dan pengajaran. 44(1-3), hlm. 52-59.

Dokumen

Departemen Pendidikan Nasional. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.


(6)

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 23 tanggal 23 Mei 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan.

Internet

Abrar, R. A. (2013). Mendidikkan nilai-nilai toleransi dalam pembelajaran. [Online]. Tersedia di: http://abrarrkt.blogspot.com/2013/01/mendidikkan-nilai-toleransi.html. Diakses 04 Juli 2014.

Hake, R.R. (1999). Analyzing change / gain scores. [Online] Tersedia di http://www.physics.indiana.edu. Diakses 04 Juli 2014.


Dokumen yang terkait

IMPLEMENTASI PENANAMAN NILAI NILAI KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH KELAS X DI SMA NEGERI 1 PEMALANG

4 44 149

Pemahaman Nilai-Nilai Multikultural Dalam Pembelajaran Sosiologi Untuk Meningkatkan Toleransi Siswa di SMA Taruna Bakti Bandung.

0 8 25

PENGARUH KEGIATAN EKSTRAKURIKULER TERHADAP PERILAKU SOSIAL SISWA KELAS XI IIS SMA NEGERI 9 BANDUNG.

0 4 53

PERBEDAAN KEBERHASILAN MODEL TUKAR (LEARNING EXCHANGE) DENGAN MODEL SIKLUS (LEARNING CYCLE) UNTUK MENUMBUHKAN MOTIVASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI : Kuasi eksperimen terhadap siswa kelas xi iis di sma negeri 14 bandung.

0 1 42

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLES NON EXAMPLES DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP STRUKTUR SOSIAL PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI : Studi Kuasi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas XI IIS SMA Negeri 1 Kramatwatu Kabupaten Serang Banten.

0 2 45

PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA: studi kuasi eksperimen pada mata pelajaran ekonomi kelas XI iis Sma negeri 6 bandung.

0 1 37

PENDEKATAN KLARIFIKASI NILAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN SEBAGAI POLA PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KARAKTER : Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas X SMA Negeri 3 Bandung.

1 6 323

PENGARUH MODEL PROJECT CITIZEN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP PENANAMAN NILAI-NILAI ANTI KORUPSI SISWA SMA PADA KONSEP SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL(Studi Kuasi Eksperimen di Kelas X SMA I Cimahi).

0 0 58

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEPAHLAWANAN JENDERAL SOEDIRMAN UNTUK PENANAMAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH KELAS XI IPS SMA (STUDI KASUS DI SMA NEGERI 1 SUKOHARJO).

1 5 14

PENGARUH MODEL PROJECT CITIZEN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP PENANAMAN NILAI-NILAI ANTI KORUPSI SISWA SMA PADA KONSEP SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL ipi325613

0 1 20