HUBUNGAN ANTARA KECANDUAN CINTA DAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA REMAJA PUTRI AKHIR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi

  HUBUNGAN ANTARA KECANDUAN CINTA DAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA REMAJA PUTRI AKHIR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Oleh :

  Nama : Jessica Karina Ririhatuela NIM : 069114072

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

  

·

·

·

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian dari karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 13 Desember 2011 Penulis

  (Jessica Karina Ririhatuela)

  

HUBUNGAN ANTARA KECANDUAN CINTA DENGAN PERILAKU

SEKSUAL PRANIKAH PADA REMAJA PUTRI AKHIR

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji ada tidaknya hubungan antara kecanduan cinta

dengan perilaku seksual pranikah yang dilakukan oleh remaja putri akhir. Asumsinya yaitu jika

kecanduan cinta tinggi maka perilaku seksual pranikah cenderung tinggi juga. Hipotesis yang

diajukan adalah ada hubungan positif antara kecanduan cinta dengan perilaku seksual pranikah.

Subjek dalam penelitian ini adalah remaja berusia 18 -24 tahun yang belum menikah dan sudah

pernah pacaran, sebanyak 117 orang. Teknik pengambilan sample dalam penelitian ini

menggunakan teknik . Metode pengumpulan data dalam penelitian ini

menggunakan skala dengan menyebar kuesioner. Alat pengumpul data yang digunakan terdiri dari

dua alat ukur yaitu: skala kecanduan cinta dan perilaku seksual pranikah. Berdasarkan uji validitas

dan realiabilitas pada skala perilaku seksual diperoleh 50 item valid dengan koefisien reliabilitas

sebesar 0,986. Sedangkan untuk skala kecanduan cinta menggunakan skala dari Y.

Heri Widodo, S.Psi., M. Psi. Data penelitian dianalisis dengan menggunakan teknik korelasi

. Koefisien korelasi (r) yang diperoleh adalah 0,586 pada taraf

signifikansi 0,000 dengan probabilitas 0,000 (p > 0,05). Hal tersebut menyatakan bahwa hipotesis

penelitian ada hubungan positif antara kecanduan cinta dengan perilaku seksual pranikah pada

remaja putri diterima. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa variabel kecanduan cinta

memberi sumbangan sebesar 42,2% terhadap perilaku seksual pranikah. Kata kunci : kecanduan cinta, perilaku seksual pranikah

RELATION BETWEEN LOVES ADDICTED WITH PREMARITAL SEXUAL BEHAVIOR ON FEMALE IN LATE ADOLESCENCE

   !"

# $

$ %

  &'

'() * +

, - . ( / ( + / $ 1 2 '(& *

  '(''' '(''' 1 3 '('&2 "!(!4 Key words : loves addicted, premarital sexual behavior

  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

  Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Jessica Karina Ririhatuela Nomor Mahasiswa : 069114072

  Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

  

“Hubungan Antara Kecanduan Cinta Dengan Perilaku Seksual Pranikah

Pada Remaja Putri Akhir”

  beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, me- ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

  Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada Tanggal : 13 Desember 2011

  Yang Menyatakan (Jessica Karina Ririhatuela)

KATA PENGANTAR

  Puji syukur kepada Allah Bapa di surga karena atas berkatNya penulis dapat menylesaikan skripsi ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana psikologi di Universitas Sanata Dharma

  Peneliti menyadari keterbatasan yang dimiliki penulis, sehingga dengan bantuan dari berbagai pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Oleh karena itu peneliti ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada:

  1. Ibu Dr. Christina Siwi Handayani selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

  2. Ibu Titik Kristiyani M.Psi selaku Ketua Program Studi Psikologi, Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

  3. Bapak Heri Widodo.,S.Psi.,M.Psi selaku Dosen Pembimbing yang telah dengan sabar membimbing penulis. Dimana bapak telah banyak memberikan bimbingan, koreksi, pengetahuan dan saran dalam penulisan skripsi ini.

  4. Bapak selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing selama penulis kuliah di Fakultas Psikologi Sanata Dharma.

  5. Semua Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang telah membagikan pengetahuan dan ilmunya kepada penulis.

  6. Bapak C. Siswa Widyatmoko, M.S.Psi dan Ibu Monica E.M, Pshyc., selaku penguji yang telah memberikan saran dan kritik yang membangun bagi penulis.

  7. Mas Muji, Mas Gandung, Mas Doni, Bu Nanik, dan Pak Gie yang sudah membantu penulis selama di Fakultas Psikologi.

  8. Kedua orang tuaku Jimmy R Ririhatuela dan Eka Manoni Ririhatuela yang aku kasihi, terima kasih atas cinta kalian untukku sehingga aku dapat seperti sekarang ini. Besar keinginanku untuk memberi kebahagian pada kalian akan tetapi belum cukup besar untuk membalas kasih sayang dan pengorbanan kalian selama ini.

  9. Kakakku Anna Karenina yang selalu menjadi panutanku. Aku mengasihimu

  10. Mukti Sulaksono yang selalu ada menemaniku dan memberiku banyak semangat serta dukungan. Terima kasih untuk selalu setia mendukungku dalam segala situasi. Atas dukunganmu aku dapat menyelesaikan skripsi ini.

  11. Dena ponakanku yang selalu menyemarakkan suasana. Terima kasih untuk kecerian yang kamu berikan.

  12. Si Dem yang sudah menjadi bagian dari keluarga kami. Terimakasih untuk perhatannya selama ini.

  13. Made, Hermin, Ega, Listya dan Oki terima kasih atas persahabatan kita.

  Proses dari teman menjadi sahabat membutuhkan usaha pemeliharaan dari kesetiaan. Persahabatan sering menyuguhkan beberapa cobaan, tetapi persahabatan sejati bisa mengatasi cobaan itu bahkan bertumbuh bersama karenanya.

  14. Mr.Darryl and Ms. Tarra who had been so kind to help me in writing this abstract of thesis. Thank you for your kindness.

  16. Semua teman-teman RE B1-1 (Nadya, Jeny, Anton, Kristi, Syifa, Pita) makasih buat dukungannya. Senang mengenal kalian.

  17. Yhupa yang sudah dengan suka rela membantu dalam mengkoreksi skripsi ini

  18. Krisna teman penelitian payungku yang selalu bersemangat mengerjakan penelitian bersama.

  19. Teman-teman Psikologi angkatan 2006, senang berada diantara kalian saat aku berada di fakultas Psikologi. Senang mengenal kalian.

  20. Teman-teman bimbingan lainnya yang selalu semangat dan saling mendukung. Terimakasih untuk kerja sama dan solidaritasnya.

  21. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Terima kasih untuk dukungan, doa, dan kerjasamanya selama ini.

  Penulis percaya bahwa kasih dan karunia Tuhan selalu menyertai dan memberkati semua pihak yang telah membantu serta memberikan dukungannya selama proses penyusunan skripsi ini. Penulis menyadari jika skripsi ini masih memiliki kekurangan-kekurangan, untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang sifatnya membangun. Penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi orang lain.

  Yogyakarta, 13 Desember 2011 Penulis

  Jessica Karina Ririhatuela

  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING SKRIPSI........ ii HALAMAN PENGESAHAN...................................................................... . iii HALAMAN MOTTO.................................................................................. iv HALAMAN PERSEMBAHAN.................................................................. v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA...................................................... vi ABSTRAK.................................................................................................... vii

ABSTRACT.................................................................................................. viii

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH................. ix KATA PENGANTAR.................................................................................. x

DAFTAR ISI................................................................................................ xiii

DAFTAR TABEL........................................................................................ xvi

DAFTAR BAGAN....................................................................................... xviii

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ xix

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................

  1 A. Latar Belakang...................................................................................

  1 B. Rumusan Masalah..............................................................................

  10 C. Tujuan Penelitian...............................................................................

  10 D. Manfaat Penelitian.............................................................................

  10 BAB II LANDASAN TEORI......................................................................

  12

  1. Pengertian Dan Batasan...............................................................

  12 2. Ciri-ciri Remaja Putri Akhir...................................................

  13 3. Tugas Perkembangan...................................................................

  15 4. Tahap Perkembangan Seksualitas Pada Remaja PutriAkhir....

  17 5. Perilaku Seksual Pranikah pada Remaja Putri........................

  18 B. Perilaku Seksual Pranikah................................................................

  21 1. Pengertian Perilaku Seksual Pranikah.........................................

  21 2. Aspek-aspek Perilaku Seksual Pranikah......................................

  22 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Seksual Pranikah...

  26 4. Dampak Perilaku Seksual Pranikah.............................................

  27 C. Kecanduan Cinta................................................................................

  32 1. Pengertian Kecanduan Cinta........................................................

  32 2. Aspek-Aspek Kecanduan Cinta...................................................

  33 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecanduan Cinta.................

  34 4. Dampak Kecanduan Cinta...........................................................

  35 5. Gejala Kecanduan Cinta..............................................................

  37 D. Hubungan Antara Kecanduan Cinta Dengan Perilaku Seksual Pranikah Remaja Putri.......................................................................

  40 E. Hipotesis............................................................................................

  44 BAB III METODE PENELITIAN............................................................

  45 A. Jenis Penelitian..............................................................................

  45 B. Identifikasi Variabel Penelitian..........................................................

  45

  C. Definisi Operasional Penelitian.........................................................

  52 1. Uji Normalitas..............................................................................

  56 D. Hasil Penelitian..................................................................................

  54 2. Uji Linearitas.................................................................................

  55 1. Uji Normalitas................................................................................

  54 C. Uji Asumsi.........................................................................................

  54 B. Data Demografi Subjek Penelitian.....................................................

  54 A. Pelaksanaan Penelitian.......................................................................

  53 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...........................

  53 H. Pengujian Hipotesis Penelitian..………............................................

  52 2. Uji Linearitas...............................................................................

  51 G. Uji Asumsi Data.................................................................................

  46 1. Kecanduan Cinta..........................................................................

  50 3. Estimasi Reliabilitas..……...…………….............................…...

  50 2. Seleksi Item..................................................................................

  49 1. Estimasi Validitas........................................................................

  48 F. Kredibilitas Alat Ukur........................................................................

  48 2. Skala Perilaku Seksual Pranikah..................................................

  47 1. Skala Kecanduan Cinta................................................................

  47 E. Metode Dan Alat Pengambilan Data.................................................

  46 D. Subjek Penelitian...............................................................................

  46 2. Perilaku Seksual Pranikah............................................................

  56

  2. Deskripsi Data Penelitian.............................................................

  57 E. Pembahasan........................................................................................

  60 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................

  65 A. Kesimpulan.......................................................................................

  65 B. Saran..................................................................................................

  65 1. Bagi Penelitan Selanjutnya..........................................................

  65 2. Bagi Remaja.................................................................................

  66 3. Bagi Orang Tua............................................................................

  66 DAFTAR PUSTAKA...................................................................................

  68

  

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Skor Item Perilaku Skala...............................................................

  48 Tabel 2 : % / Skala Perilaku Seksual (sebelum uji coba)..................

  49

  51 Tabel 4 : Data Usia Subjek Penelitian..........................................................

  / Tabel 3 : % Skala Perilaku Seksual (setelah uji coba)....................

  55 Tabel 5 : Data Domisili Subjek Penelitian....................................................

  55 Tabel 6 : Data Mean Teoritis dan Mean Empiris Skala Kecanduan Cinta dan Skala Perilaku Seksual Pranik................................................

  58 Tabel 7 : Kriteria kategorisasi Kecanduan Cinta dan Perilaku Seksual Pranikah subjek.............................................................................

  59 Tabel 8 : Jumlah kategorisasi Kecanduan Cinta dan Perilaku Seksual Pranikah subjek.............................................................................

  59

  DAFTAR BAGAN

  Bagan Hubungan Kecanduan Cinta dengan Perilaku Seksual Pranikah pada Remaja Putri Akhir...............................................................................

  43

  

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Skala Uji Coba.......................................................................

  73 Lampiran 2 : Reliabilitas Skala....................................................................

  82 Lampiran 3 : Angket Penelitian...................................................................

  85 Lampiran 4 : Hasil Penelitian......................................................................

  98

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja adalah masa dimana manusia mengalami peralihan dari

  masa kanak-kanak ke masa dewasa. Usia remaja tersebut juga masih terbagi lagi dalam tiga fase yaitu masa remaja awal 11-15 tahun, masa remaja pertengahan 15-18 tahun, dan masa remaja akhir 10-24 tahun (Sarwono, 2003). Pada masa ini fungsi-fungsi seksual pada diri remaja mulai berkembang yang mencapai tahap kematangan pada usia akhir remaja. Pada saat remaja mengalami puncak kematangan seksual maka akan memunculkan dorongan seksual yang diimbangi dengan rasa tertarik pada lawan jenisnya.

  Oleh karena adanya dorongan seksual inilah remaja terpicu untuk memenuhi kebutuhan seksualitasnya (Santrock, 2002) Dewasa ini, kaum remaja putri di Indonesia memiliki kebebasan dalam mengekspresikan dirinya. Kebebasan yang ada pada mereka sangat berbeda jika dibandingkan dengan beberapa generasi sebelumnya. Remaja putri pada saat ini adalah remaja yang hidup pada suatu zaman yang penuh dengan berbagai kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat pesat. Kemajuan teknologi tersebut memberikan berbagai kemudahan untuk mendapatkan informasi apapun yang diinginkan. Hal tersebut membuat para remaja dapat dengan mudah memperoleh sumber apapun yang mereka

  Lingkungan sosial yang dimiliki oleh para remaja putri ini pun mengalami perkembangan yang sangat pesat beberapa tahun terakhir ini (Set, 2009).

  Guna memenuhi hasrat keingintahuan akan hal-hal baru pada remaja yang cukup tinggi, maka dalam hal seksualitas remaja juga akan berusaha mencari informasi seputar seksualitas. Kemudahan penerimaan informasi dari berbagai media massa tersebut membuka peluang lebih besar bagi remaja untuk mendapatkan informasi tentang seksualitas. Hal tersebut semakin memperbesar kemungkinan bagi remaja untuk mendapatkan informasi yang salah karena diambil dari media massa dan teman sebaya tanpa pengawasan dari pihak yang lebih memahami hal tersebut. Informasi yang keliru itu bukan tidak mungkin membuat remaja rentan melakukan perbuatan beresiko yang dapat membahayakan kesehatannya seperti halnya perilaku seksual pranikah (Sarwono, 2003). Hal tersebut diperkuat juga dengan pernyataan dari Dr. Boyke Dian Nugraha, pakar seks dan spesialis Obstetri dan Ginekologi. Yaitu, penyebabnya maraknya perilaku seksual pranikah pada remaja dikarenakan peredaran gambar dan VCD porno di masyarakat, pemahaman akan nilai keagamaan kurang, pemaknaan cinta yang keliru, pengetahuan remaja akan seksualitas yang sangat sedikit dan belum adanya pendidikan seks secara reguler-formal di sekolah-sekolah (Creagh, 2004).

  Dewasa ini dalam lingkungan sosial masyarakat terjadi pergeseran paham mengenai seksualitas. Hal-hal yang berkaitan dengan masalah seksualitas tidak lagi dipandang terlalu tabu seperti ketika pada beberapa terbukanya banyak kesempatan yang dimiliki oleh mereka untuk bebas menunjukkan perasaan mereka terhadap lawan jenis, informasi berkaitan dengan seksualitas yang dapat mereka temui dengan sangat mudahnya, bebas untuk melakukan hubungan yang menuju ke arah yang lebih intim dengan lawan jenis dan lain sebagainya (Suryonoputro, Ford, Shaluhiyah, 2006).

  Penelitian-penelitian yang telah dilakukan berkaitan dengan kaum remaja putri di Indonesia pada umumnya memiliki kesimpulan bahwa nilai- nilai hidup kaum remaja pada umumnya sedang mengalami proses perubahan. Remaja putri di Indonesia dewasa ini nampak lebih bertoleransi terhadap gaya hidup seksual pranikah. Misalnya, penelitian yang dilakukan oleh berbagai institusi di Indonesia selama kurun waktu tahun 1993-2002 menemukan bahwa 5%-10% wanita berusia 16-24 tahun telah melakukan hubungan seksual pranikah dengan pasangan yang seusia mereka (Suryonoputro, Ford, Shaluhiyah, 2006). Pernyataan tersebut didukung pula dengan adanya survei yang dilakukan BKKBN pada tahun 2008 yang mengemukakan bahwa 63% remaja di beberapa kota besar di Indonesia telah melakukan seks pra nikah. Dari hasil survei yang dilakukan Annisa Foundation tahun 2006 ditemukan 42,3% remaja SMP dan SMA di Cianjur, Jawa Barat, pernah berhubungan seks (“Makin Banyak Remaja Lakukan Seks Pranikah” 2010).

  Perilaku seksual pranikah pada remaja putri adalah perilaku yang terjadi disebabkan karena adanya dorongan seksual yang dilakukan oleh lawan jenis dan diantara mereka belum resmi terikat dalam perkawinan. Perilaku mereka. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil penelitian berikut ini yang menunjukkan bahwa perilaku seks pranikah berdampak pada hilangnya harga diri seorang wanita yaitu penderitaan kehilangan keperawanan (82%), rasa bersalah (51%), merasa dirinya kotor (63%), tidak percaya diri (41%), dan rasa takut tidak diterima (59%) (Subandriyo, 1999).

  Sebagai contoh dampak negatif yang paling sering kita dapati akibat perilaku seks pranikah ini bagi para remaja putri salah satu diantaranya adalah kehamilan dini. Kehamilan dini berakibat pada fisik dan psikis remaja yang mengalaminya. Masih banyak lagi dampak lain yang juga muncul dari perilaku seksual pranikah pada remaja putri, seperti perasaan bersalah, depresi, marah, aborsi, terkena penyakit infeksi menular seksual, dan sebagainya. Meski makin marak namun baik di negara maju atau negara berkembang, seks pranikah tetap saja menyandang citra buruk. Apalagi ditambah dengan banyaknya faktor merugikan yang bakal ditanggung oleh seseorang wanita yang berhubungan seks di luar nikah (Sarwono, 2003).

  Perilaku seksual pranikah pada remaja putri ini tidak terjadi begitu saja namun dapat disebabkan dari berbagai hal. Penyebab utama perilaku seksual remaja sehingga mengarah pada perilaku seksual pranikah adalah berkembangnya organ seksual. Dikatakan bahwa (kelenjar seks) yang tetap bekerja (seks primer) bukan saja berpengaruh pada penyempurnaan tubuh (khususnya yang berhubungan dengan ciri-ciri seks sekunder), melainkan juga berpengaruh jauh pada kehidupan psikis, moral, dan sosial seperti halnya adanya anggapan dari teman yang berpendapat bahwa keperawanan adalah sesuatu yang kuno, perkembangan informasi yang pesat, serta pengaruh budaya barat yang ditiru oleh remaja tanpa memikirkan adanya perbedaan kebudayaan, nilai, serta norma-norma dalam lingkungan masyakarat yang berbeda sehingga hal-hal tersebut menjadi pemicu untuk melakukan seks pranikah. Pemicu juga dapat datang dari diri remaja putri itu sendiri. Remaja umumnya memiliki rasa keingintahuan yang besar dan senang mencoba hal-hal baru seperti halnya dalam seksualitas, namun hal tersebut tidak diimbangi dengan pengetahuan yang cukup mengenai seksualitas. Selain beberapa pendorong remaja melakukan aktivitas seksual seperti di atas, ada pula pendorong lain yang muncul yaitu berupa cinta (Sarwono, 2003).

  Cinta yang dimaksud di atas adalah cinta erotik. Cinta yang berarti peleburan total antardua pribadi. Dalam hal ini hasrat seksual dengan mudah bisa bercampur aduk dan dirangsang oleh berbagai bentuk emosi yang kuat, dimana cinta adalah salah satunya (Fromm, 2005). Meninjau persoalan cinta dan seksualitas di kalangan remaja lebih dalam lagi maka didapati banyak remaja putri memiliki persepsi yang salah tentang cinta. Salah satu persepsi yang salah adalah pandangan bahwa “Cinta itu memiliki dan harus mau berkorban”. Maka ketika seorang remaja putri merasa jatuh cinta maka timbul keinginan untuk mempertahankan hubungannya sangat kuat. Sebagai akibatnya remaja tersebut akan rela melakukan apapun yang diinginkan oleh pasangannya termasuk hal yang paling tabu sekalipun termasuk berhubungan

  Kecanduan cinta sendiri memiliki arti yaitu ketika seseorang merasa sangat tergantung pada orang lain. Ketergantungannya tersebut berupa keinginan untuk diperhatikan dan dicintai dari orang tersebut. Keinginan tersebut membuat seseorang yang kecanduan cinta menjadi lebih terikat dan juga mengikat pasangannya tersebut agar pasangannya tidak dapat lepas darinya dan selalu memberinya perhatian serta cinta. (Mellody, Miller, Miller, 1992).

  Kecanduan cinta tersebut lebih bersifat psikologis. Dikatakan bersifat psikologis dikarenakan tidak terpenuhinya kebutuhan psikologis (seperti kasih sayang, perhatian, kehangatan dan penerimaan seutuhnya) pada masa anak- anak (Mellody, Miller, Miller, 1992). Pernyataan tersebut sesuai dengan pemikiran Erick Erikson, seorang pakar perkembangan psikososial yang mengatakan bahwa orang yang pada masa batitanya tidak mengalami hubungan kelekatan emosional yang stabil, positif dan hangat dengan lingkungannya, yaitu orang tua dan keluarga, maka akan sulit mempercayai orang lain bahkan sulit mempercayai dirinya sendiri (Santrock, 2002). Selain karena pengalaman masa kecil kecanduan cinta dapat pula terjadi karena trauma psikologis yang pernah dialami seperti penyiksaan emosional dan fisik pada usia dini, atau menyaksikan sikap dan tindakan salah satu orang tua yang agresif dan kasar terhadap pasangan, dapat menghambat proses kematangan identitas kepribadian dan kestabilan emosinya. Pemandangan dan pengalaman tersebut kelak berpotensi mempengaruhi pola interaksinya dengan orang lain

  Berdasar atas perkembangan hubungan seksualitas pada remaja putri seperti tersebut di atas maka dapat pula kita lihat bahwa alasan yang sering muncul dan mendorong remaja putri melakukan hubungan seks pranikah adalah karena cinta. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Sarlito Sarwono (2003) bahwa dibanding dengan remaja pria (23%) dalam melakukan hubungan seks, remaja wanita (45%) lebih menghubungkan seks sebagai bukti cinta sebagai alasan mereka melakukan seks tersebut. Remaja putri beranggapan bahwa melakukan hubungan seks dengan lawan jenisnya maka mereka akan memiliki kekasih yang mencintainya (Santrock,2002). Melihat bahwa alasan cinta ini yang sering muncul ketika remaja putri melakukan hubungan seksual pranikah maka dapat ditinjau kembali mengenai cinta yang dimaksud oleh remaja putri tersebut. Jika dihubungkan dengan fenomena kecanduan cinta salah satu faktor yang mencirikan kecanduan cinta yaitu anggapan bahwa dengan seks berarti sama artinya ekspresi cinta tersebut.

  Oleh karenanya seks dianggap dapat dijadikan sebagai sebuah sarana sebagai pengungkap rasa cinta pada pasangannya (Arterburn, 2007). Melihat pola hubungan diatas maka dirasa penting untuk menghubungkan perilaku seksual remaja putri dengan kecanduan cinta.

  Banyak terdapat kasus kita dapati akhir-akhir ini di kalangan remaja putri yang menunjukkan gejala kecanduan cinta yang berujung pada perilaku seks pranikah. Seperti halnya gadis remaja bernama Marietta Nova Triani atau Nova (14) yang hilang sejak 6 Februari 2010 lalu pergi dari rumah hanya pernah bertemu langsung. Selama Nova bersama temannya bernama Febriari tersebut ternyata mereka melakukan hubungan seksual (”Merangkul dan Mencintai Anak-Anak Kita”, 2010). Hal ini salah satu bukti bahwa remaja kita sekarang memiliki kebutuhan terhadap cinta yang cukup besar sehingga dapat kita golongkan sebagai kecanduan cinta. Pada kasus ini para remaja rela kehilangan salah satu hal terpenting dalam hidup, yaitu keluarga dan rela meninggalkannya demi mempertahankan hubungan dengan pasangannya.

  Selain itu ada pula kasus seorang wanita bernama Brittany yang sering mendapat kekerasan dari pacarnya baik secara psikis maupun fisik akan tetapi ia selalu mau menerima kekasihnya tersebut sampai akhirnya tindak kekerasan yang dilakukan kekasihnya itu berujung pada tindakan kekasihnya yang hampir membuatnya kehilangan nyawanya. Ketika dia berusia 16 tahun, Brittany pertama kali berjumpa dengan laki-laki yang melakukan kekerasan terhadapnya. Pada mulanya, dia mengatakan bahwa hubungan mereka yang tampak sempurna. Kemudian berbagai hal berubah menjadi buruk. Banyak siksaan fisik dan verbal diterimanya, namun ia masih berusaha bertahan (Winfrey, 2010). Selain itu, ada pula kasus tentang Amber (38 tahun) adalah seorang pecandu cinta. Dalam acara Oprah Winfrey Show, ia menceritakan bagaimana perjalanannya menjadi seorang pecandu cinta. Ia mengatakan bahwa ia bertemu dengan seorang pria ketika umur 19 tahun. Sejak itu, ia sangat terobsesi dengannya selama 12 tahun namun diantara mereka tidak terdapat ikatan apapun. Salah satu bentuk obsesinya itu adalah tidak bisa keadaannya dan memberitahu bahwa ia sangat mencintainya. Menurutnya yang dipikirkan saat itu hanya pria itu dan ia tak mampu mengontrolnya.

  Amber merasa ingin mencintainya dan dicintai setiap saat. (Winfrey, 2009). Kasus tersebut merupakan salah satu bukti seseorang mengalami kecanduan cinta.

  Dampak dari kecanduan cinta tersebut bisa dirasakan secara langsung oleh yang bersangkutan. Mereka tidak dapat menikmati hubungan yang terjalin sebab pikiran dan perasaannya selalu diliputi ketakutan. Tidak jarang ketakutan tersebut makin tidak rasional dan melahirkan tindakan yang tidak rasional pula, misalnya tidak memperbolehkan pasangannya pergi kerja karena takut direbut orang (Mellody, Miller, Miller, 1992).

  Ciri lainnya dari seseorang yang mengalami kecanduan cinta adalah manipulatif. Sesorang yang mengalami kecanduan cinta akan berbuat sesuatu yang dapat membuat pasangannya mengikuti kehendaknya atau memenuhi kebutuhannya. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan seks untuk mengendalikan pasangannya tersebut. Bagi para pecandu cinta, seks adalah sarana yang paling ampuh untuk mengikat pasangan mereka agar mereka dapat selalu berada di dekat orang yang mereka inginkan (Mellody, Miller, Miller, 1992).

  Melihat fenomena di atas, maka peneliti ingin mengetahui apakah ada hubungan antara kencanduan cinta dengan perilaku seksual pranikah pada remaja putri.

  B. Rumusan Masalah

  Masalah yang ingin diketahui dari penelitian ini adalah “ Apakah terdapat hubungan pada remaja putri yang mengalami kecanduan cinta dengan perilaku seksual pranikah mereka? “

  C. Tujuan Penelitian

  Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan kecanduan cinta pada remaja putri dengan perilaku seksual remaja serta tingkat perilaku seksual yang dimiliki oleh remaja putri yang mengalami kecanduan cinta.

  D. Manfaat Penelitian

  Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat secara teoritis dan praktis

  1. Manfaat Teoritis Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi ilmu pengetahuan terutama di bidang psikologi perkembangan dan psikologi klinis tentang kecanduan cinta yang berpengaruh dalam perilaku seksual pranikah yang dilakukan oleh remaja putri.

  2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu memberikan informasi khususnya kepada para orang tua, konselor sekolah dan guru dalam upaya membimbing dan memotivasi siswi remaja untuk membangun hubungan yang sehat dengan lawan jenis dan dapat menjadi pemahaman yang benar mengenai masalah cinta dan seksualitas agar tidak terjadi kekeliruan pemahaman yang dapat menimbulkan masalah di kemudian hari.

BAB II LANDASAN TEORI A. Remaja Akhir

1. Pengertian dan Batasan Manusia melalui proses perkembangan dari bayi hingga dewasa.

  Pada rentang proses perkembangan ini, masa remaja merupakan masa yang paling penting karena masa ini bisa dikatakan sebagai masa pencarian identitas diri (Hurlock, 2004). Pada masa remaja tersebut terdapat beberapa tahapan. Remaja akhir merupakan puncak dari masa remaja dan peralihan memasuki masa dewasa. Masa remaja akhir ini sering disebut sebagai masa yang berasal dari bahasa latin

  5 yang berarti menjadi dewasa atau perkembangan

  menjadi dewasa (Monks, 2006). Pada masa ini anak mulai merasa mantap dan stabil karena arah dan tujuan hidup mereka sudah mulai memiliki pola yang jelas. Hal tersebut disebabkan pada masa adolesensi anak mulai menemukan nilai-nilai hidup baru, sehingga semakin jelas pemahaman tentang diri sendiri (Kartono, 2006).

  Masa remaja sendiri memiliki batasan seperti yang diungkapkan oleh Sarwono (2003) yaitu berlangsung pada usia 11-24 tahun.

  Sedangkan untuk tahapan masa remaja akhir berlangsung pada rentang usia 19-24 tahun yang merupakan masa menuju periode dewasa awal.

  Menurut Elfi Yuliani Rochmah, M.Pd.I remaja akhir memiliki karakteristik seperti dibawah ini :

  1. Kestabilan bertambah 2. Lebih matang dalam menghadapi masalah.

  3. Campur tangan orang dewasa berkurang.

  4. Ketenangan emosi bertambah.

  5. Realistis bertambah.

  6. Lebih banyak perhatian pada lambang-lambang kematangan.

2. Ciri-Ciri Remaja Putri Akhir

  a. Perkembangan Fisik Perubahan fisik yang terjadi selama masa remaja pada remaja putri adalah payudara yang membesar pada awal masa remaja menjadi lebih penuh dan membulat di akhir masa remaja serta tumbuhnya rambut kemaluan dan rambut pada ketiak (Santrock, 2003). Selain itu, siklus menstruasi pada remaja putri akhir juga telah mengalami kestabilan, yaitu secara teratur setiap bulan sehingga penyakit yang dikarenakan menstruasi yang tidak teratur pada masa remaja awal tidak lagi dirasakan (Mappiare, 1982).

  Pada masa ini pertumbuhan fisik pada remaja relatif berkurang. Pada remaja putri pertumbuhan tinggi badan mulai melambat pada usia 18 tahun dan cenderung lebih banyak pada penyempurnaan pada bentuk fisik mencapai kesempurnaan bentuk tubuh orang dewasa. Seperti halnya wajah yang simetris, bentuk bahu yang berimbang dengan pinggul dan anggota badan lainnya (Mappiare, 1982).

  b. Perkembangan Psikologis Remaja Putri Sikap remaja akhir dapat dikatakan lebih stabil yang berarti lebih mengandalkan pemikirannya sendiri dalam memutuskan sesuatu. Walaupun terkadang masih sering goyah pendiriannya akan tetapi mereka sudah dapat menyimpulkan baik dan buruk serta benar dan salah pengaruh dari lingkungannya itu. Sama halnya ketika mereka menghadapi masalah, maka remaja akan menghadapinya dengan perasaan yang lebih teratur dan dibatasi oleh norma-norma orang dewasa (Mappiare, 1982).

  Sikap yang paling menonjol pada remaja akhir adalah tertutup terhadap orang dewasa terutama pemecahan masalah pribadi. Hal ini dikarenakan mereka ingin lebih mandiri dengan dapat memecahkan persoalannya sendiri. Namun, remaja dapat lebih terbuka dengan teman sebayanya dan lebih dapat mengungkapkan permasalahan yang dialaminya tersebut (Mappiare, 1982). Menurut Kartini Kartono (2006) hal tersebut dikarenakan pada masa ini remaja putri berusaha untuk berdiri sendiri dalam suasana kebebasan dan banyak melepaskan ikatan afektif yang lama Hal tersebut membuat sikap kritis semakin berkembang terhadap dunia sekitarnya. Remaja putri berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Hal itu menurunkan penilaian terhadap orang tua dan lebih menghormati pribadi lain yang dianggap lebih sesuai dengan dirinya.

  c. Perkembangan Sosial Remaja Putri Pada masa remaja banyak didapati perubahan dari segi sosial. Saat masa anak-anak mereka sangat tergantung pada orang tua dan ketika remaja mereka berusaha melepaskan diri mereka dari orang tuanya. Hal tersebut disebabkan karena keinginan remaja untuk mencapai otonomi diri dan mendapat pengakuan serta keinginan bersikap mandiri. Remaja melakukan gerakan ke arah kelompok teman sebaya untuk mencari rasa aman. Namun, pada masa ini remaja mulai memilih-milih dalam berteman. Mereka akan memilih teman yang sesuai dengan minat mereka dan mulai dapat membina hubungan yang baik dengan lawan jenisnya. Pada remaja putri lebih memilih kelompok pertemanan dengan jumlah yang lebih kecil dibanding remaja pria dan lebih memiliki kriteria yang lebih jelas dan pasti (Hurlock 2003).

3. Tugas Perkembangan

  Tugas perkembangan masa remaja difokuskan pada upaya mencapai kemampuan bersikap dan berperilaku secara dewasa. Adapun tugas-tugas perkembangan remaja adalah (Hurlock 2004): a. Mampu menerima keadaan fisiknya.

  b. Mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa.

  c. Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang berlainan jenis.

  d. Mencapai kemandirian emosional.

  e. Mencapai kemandirian ekonomi.

  f. Mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang sangat diperlukan untuk melakukan peran sebagai anggota masyarakat.

  g. Memahami dan menginternalisasikan nilai-nilai orang dewasa dan orang tua.

  h. Mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan untuk memasuki dunia dewasa. i. Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan. j. Memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab kehidupan keluarga.

  Berdasarkan beberapa tugas perkembangan remaja tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa tugas-tugas perkembangan remaja adalah berperilaku serta bersikap yang bertanggung dalam menyikapi perubahan yang terjadi dalam lingkungannya.

4. Tahap Perkembangan Seksualitas Pada Remaja Putri Akhir

  Pada remaja akhir kelenjar seks seseorang sudah berada pada taraf matang dan perilaku seksnya mengalami perkembangan yang dikarenakan dari matangnya kelenjar seks tersebut. Pematangan kelenjar seks ini bukan berarti menghentikan kerja ovaries. Hal tersebut dilihat pada tetapnya menstruasi setiap bulan yang sudah teratur sehingga mereka tidak lagi merasa sakit dan pusing karena menstruasi yang tidak teratur seperti saat remaja awal. Gonad yang tetap bekerja juga berpengaruh pada psikis, moral, dan sosial remaja (Mappiare, 1982).

  Pada perkembangan seksual ini yang mendapat pengaruh besar dari gonad adalah minat terhadap lawan jenis. Remaja putri akhir memiliki pola kencan yang dijalani sudah lebih serius. Selain itu, dorongan seks dalam diri remaja juga meningkat tetapi dorongan seks tersebut tertahan karena perkembangan moral remaja akhir yang telah matang sehingga pertimbangan akan moral tersebutlah yangmenjadi penahan pada remaja akhir untuk menekan dorongan seksualnya tersebut. Namun, jika dorongan seks yang terlampau kuat maka remaja berada pada suatu konflik yang pada akhirnya lebih mengikuti dorongan seksualnya itu dan mencari alasan untuk pembenaran diri karena melakukan hal tersebut. Selain berpengaruh pada hasrat seksual remaja, gonad juga mempengaruhi interaksi sosial mereka. Gonads memberikan pengaruh terhadap minat pada pergaulan sosial yang bersifat rekreatif

  Pada anak perempuan yang berada pada tahap remaja akhir,

  # lebih lama dihayati dibandingkan dengan anak laki-

  unsur-unsur laki. Hal tersebut disebabkan oleh adanya perbedaan anatomis. Pada remaja putri tidak begitu paham bahwa alat kelamin mereka merupakan pelaksanaan dari hasrat cintanya. Namun, seringkali mereka menekan hasrat seksual mereka dan mengubahnya menjadi bentuk fantasi tapi hal tersebut tidak selamanya dapat meredam gejolak seksual tersebut. Pada akhirnya timbul kebingungan dan rasa takut dalam diri mereka untuk memenuhi dorongan tersebut dan terkadang mencari jalan keluar yang keliru terhadap permasalahan itu salah satunya adalah perilaku sekusal pranikah (Kartono, 2006).

5. Perilaku Seksual Pranikah Pada Remaja Putri

  Perbuatan seks di luar nikah, selamanya tidak dibenarkan dalam norma kehidupan, baik norma agama maupun norma sosial. Walau demikian, pada kenyataannya kasus hubungan seks pranikah makin meluas. Bahkan dari sekian banyak kasus yang ada, seks pranikah kebanyakan dilakukan oleh kalangan remaja. Awalnya remaja putri menyalurkan dorongan seksualnya hanya dalam bentuk fantasi seksual yang menyala-nyala dan tidak serius. Kemudian meningkat pada keinginan untuk perealisasian fantasi tersebut (Kartono, 2006).

  Jiwa remaja putri tersebut belum stabil maka tindakan seksualnyaa dampak tingginya keinginan seks dikalangan remaja. Tingginya keinginan seks ini, merupakan dampak dari cepatnya perkembangan hormon dan organ reproduksi pada remaja sehingga mendorong perilaku seksual pranikah (Sarwono, 2003). Remaja putri belajar untuk mengaitkan hubungan seks dengan cinta. Mereka sering merasionalisasi tingkah laku seksual mereka dengan mengatakan pada diri sendiri bahwa mereka terhanyut akan cinta. Sejumlah peneliti menemukan bahwa alasan utama remaja putri aktif secara seksual adalah karena jatuh cinta dan banyak dari mereka berhubungan seks dengan orang yang dicintainya dengan harapan untuk dinikahi. Selain alasan cinta adapun karena didorong kekasih, yaitu berharap mendapatkan kekasih dari hubungan seksual tersebut (Santrock, 2003).

  Beberapa faktor yang menyebabkan perilaku seksual pada remaja dapat dilihat pada penjelasan di bawah ini :

a. Faktor Fisik Remaja Putri

  Secara fisik, remaja putri memiliki organ-organ seksual yang sudah mulai aktif, artinya sudah berfungsi sebagaimana adanya. Pada wanita, mereka sudah mulai menstruasi dan sudah memproduksi sel telur yang bila dibuahi akan menimbulkan kehamilan. Pada masa remaja, libido menguat dan berfungsi dengan baik sehingga ketika libido sedang naik, dorongan seksual atau nafsu seksual remaja memuncak sehingga mudah terangsang. Dalam situasi ini godaan untuk melampiaskan nafsu

b. Faktor Psikologis Remaja Putri

  Remaja saat ini sedang mencari identitas diri. Artinya mereka sedang mencari siapa dirinya karena itu mereka akan berusaha mengidentifikasikan dirinya dengan tokoh atau orang yang mereka kagumi. Untuk menemukan identitas dirinya itu, ia juga banyak bergaul dengan teman-teman sejenisnya. Pergaulan yang diperlukan adalah penerimaan dari teman-temannya. Kebutuhan untuk diterima diantara teman-temannya memungkinkan remaja jatuh ke kebiasaan untuk ikut- ikutan melakukan tindakan yang buruk atau mencoba-coba hal yang berbahaya bagi orang lain dan fatal bagi dirinya serta suatu tindakan yang tidak peduli lagi pada nilai-nilai moral (Santrock, 2002).

  Pada masa ini remaja putri yang masih kurang cukup berpengalaman terkadang terlalu besar menilai penghayatan emosional dan sering sekali mudah jatuh cinta dibanding remaja pria. Oleh karenanya mereka dengan mudah mengorbankan segala sesuatu untuk orang yang dicintainya walaupun pada kenyataannya perasaan tersebut tidak stabil dan mudah berganti pasangan. Hal tersebut merupakan salah satu ciri gadis remaja menurut Kartini Kartono (2006), yaitu ingin dicintai dan mematahkan hati banyak laki-laki. Perilaku ini dikarenakan remaja putri ingin menunjukkan kemampuan mereka. Namun, bukan tidak mungkin hal tersebut membawa mereka pada perilaku seksual pranikah.

c. Faktor Sosial Remaja Putri

  Teman sebaya berperan penting dalam perkembangan remaja sebab interaksi dengan teman sebaya memberi kesempatan untuk belajar bagaimana mengendalikan perilaku sosial, mengembangkan ketrampilan dan minat yang sesuai dengan usia, dan berbagi masalah dan perasaan.