PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEMESTER I MATERI KONTROL DIRI MELALUI METODE POINT COUNTERPOINT PADA SISWA KELAS X IPA SMA NEGERI 2 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20182019 SKRIPSI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA

  

ISLAM SEMESTER I MATERI KONTROL DIRI MELALUI

METODE POINT COUNTERPOINT PADA

SISWA KELAS X IPA SMA NEGERI 2 SALATIGA

TAHUN PELAJARAN 2018/2019 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Disusun Oleh :

IRVAN DWI APRIYANTO NIM.111-14-246 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

MOTTO

  “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”

  (Q.S Ar Rum: 41)

  

PERSEMBAHAN

  Dengan segala puji syukur kepada Allah SWT, serta dukungan dan do’a dari orang-orang tercinta, dengan tersusunnya skripsi ini. Saya persembahkan rasa syukur dan terimakasih kepada, 1.

  Orang tuaku Bapak Alm. Mat Rondi dan Ibu Siti Kusnuriyah yang telah memberikan dukungan moril maupun materil serta do’a yang tiada henti untuk kesuksesan penulis.

  2. Keluarga tercinta, Mbk Diah yang slalu memberikan dukungan yang tiada henti. Serta Bulik Yuli yang tidak pernah lelah membimbing penulis hingga saat ini. Serta keluarga besar Mbh Sukarno yang telah memberikan dukungan dan do’a.

  3. Teman Seperjuangan di “AMOEBA”, Lukman Rahardian, Ardan Affifudin , Muhammad Najib, Murahman, Nizar Azim Mustofa, Haryo Febrianto, Ahmad, Arif Fatkhurohman, Muhamad Syaifudin, Muhammad Fahmi Widodo, Soma Wijaya, Fikri Adyani dan semua yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

  4. Teman seperjuangan PPL SMPN 4 Salatiga, Lukman, Imam, Arifin, Sami, Mira, Affra, Maimunah, Tina, Hinddun dan Bella.

  5. Teman seperjuangan KKN Ngaren Posko 98, Mas Ilham, Mas In’am, Yuniar, Lia, Simun, Tri, Aisyah dan mbk maskanah.

  6. Teman-teman di Himpunan mahasiwa Islam cabang Salatiga, Khususnya Komisariat Walisongo.

  7. Sahabat Tercinta, Ika Agustina, Novita Anggraeni, M. Asfuri, M. Nur Fauzi dan M. Nur faisal, yang tiada henti slalu mensuport dan dukungan kepada penulis.

  8. Teman-teman Jurusan Tarbiyah Progdi. PAI angkatan 2014 yang setia menemani dan memberi motivasi.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan taufiqnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.Sholawat serta salam penulis haturkan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya kejalan kebenaran dan keadilan.

  Shalawat serta salam penulis sampaikan kepada pemimpin umat dan penutup para Rasul, Muhammad SAW yang telah membimbing dan mendidik manusia dari masa kegelapan menuju masa yang sangat terang benderang dengan

  Skripsi yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam semester I materi Kontrol Diri melalui Metode Point Counterpoint Pada Siswa

  Kelas X IPA SMA Negeri 2 Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019 ” ini, diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Institut Agama Islam

  Negeri ( IAIN ) Salatiga.

  Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa banyak bantuan yang telah diberikan dari berbagai pihak, baik berupa material, maupun spiritual.

  Selanjutnya penulis haturkan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi- tingginya kepada :

1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama Islam

  Negeri (IAIN) Salatiga

  2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) 3. Ibu Hj. Siti Rukhayati, M. Ag selaku Ketua Program Studi Pendidikan

  Agama Islam (PAI), dan selaku Dosen Pembimbing yang telah berkenan meluangkan waktu dan pikiran untuk membimbing penulis dalam penulisan skripsi ini.

  4. Ibu Dr. Muna Erawati, M,Si. Selaku Pembimbing Akademik yang senantiasa membimbing dan mengarahkan dalam proses bimbingan akademik selama kuliah.

  5. Seluruh Dosen dan Karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak membantu selama kuliah hingga menyelesaikan skripsi.

  Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Salatiga Ibu Dra. Wahyu Tri Astuti, M.Pd.

  7. Guru Pendidikan Agama Islam SMA Negeri 2 Salatiga, Bapak M. Rifqi Munif, S.Pd.

  8. Seluruh pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

  Semoga segala amal yang telah diperbuat akan menjadi amal saleh, yang akan mendaptakan pahala yang berlipat dari Allah SWT, kelak di kemudian hari.

  Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat.

  Amin.ya rabbal ‘alamin.

  Salatiga, 18 Agustus 2018 Yang menyatakan

  

ABSTRAK

  Irvan Dwi Apriyanto. 2018. Peningkatan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam materi Kontrol Diri melalui Metode Point Counterpoint Pada Siswa KELAS X IPA SMA Negeri 2 Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019. Skripsi, Salatiga: Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Siti Rukhayati, M.Ag.

  Kata kunci: Hasil Belajar, Pendidikan Agama Islam, Metode Point Counterpoint Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah metode Point dapat meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam materi

  Counterpoint

  kontrol diri pada siswa Kelas X IPA SMA Negeri 2 Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019?.

  Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dengan dua siklus. objek penelitian adalah siswa Kelas X IPA SMA Negeri 2 Salatiga yang berjumlah 30 siswa sedangkan yang menjadi kolaborator dalam penelitian ini adalah guru Mapel PAI SMA Negeri 2 Salatiga. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah observasi, dan tes (pret test dan Post test).

  Hasil penelitian penggunaan metode Point Counterpoint materi kontrol diri dapat meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam pada siswa Kelas X IPA SMA Negeri 2 Salatiga Tahun 2018/2019. Hal ini dibuktikan hasil yang diperoleh hasil belajar Pendidikan Agama Islam pada pra siklus siswa yang tuntas sebanyak 10 siswa atau 33,33% dan yang tidak tuntas sebanyak 20 siswa atau 66,67%, Setelah menggunakan metode Point Counterpoint pada siklus I terjadi peningkatan siswa yang tuntas sebanyak 24 siswa atau 80% dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 6 siswa atau 20% dengan nilai rata-rata 75,30. Pada siklus II terjadi peningkatan hasil belajar siswa, siswa yang tuntas sebanyak 30 siswa atau 100% dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 0 siswa atau 0%. dengan nilai rata-rata 82,33

  DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i HALAMAN BERLOGO................................................................................ Ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING........................................... Iii

HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ Iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN..................................................... v

MOTTO........................................................................................................... Vi

PERSEMBAHAN........................................................................................... Vii

KATA PENGANTAR.................................................................................... Viii

ABSTRAK.......................................................................................................

  X DAFTAR ISI................................................................................................... xi

  

DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. Xiii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................

  1 A. Latar Belakang .................................................................................... 1 B.

  Rumusan Masalah ............................................................................... 6 C. Tujuan Penelitian.................................................................................. 7 D. Hipotesis............................................................................................... 9 E. Metode Penelitian................................................................................. 13 F. Sistematika Penulisan........................................................................... 18

  

BAB II LANDASAN TEORI......................................................................... 20

A. Kajian Teori........................................................................................... 20

  1. Hasil Belajar...................................................................................... 20 2.

  Metode Point Counterpoint............................................................... 27 3. PendidikanAgama Islam.................................................................... 32 4. Materi Kontrol Diri........................................................................... 41 B. Kajian Pustaka....................................................................................... 44 BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN...................................................

  47 A. Deskripsi Pra Siklus............................................................................. 47 B.

  Deskripsi Pelaksanaan Siklus I............................................................ 49 C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II........................................................... 55

  61 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN..............................

  A.

  Deskripsi Paparan Siklus....................................................................... 61 1.

  Pra Siklus.......................................................................................... 61 2. Siklus I.............................................................................................. 62 3. Siklus II............................................................................................ 67 B. Perbandingan Hasil Antar Siklus.......................................................... 73 BAB V PENUTUP..........................................................................................

  76 A. Kesimpulan...................................................................................... 76 B.

  Saran................................................................................................ 76 DAFTAR PUSTAKA....................................................................................

  77 LAMPIRAN...................................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 Rencana pelaksanaan pembelajaran siklus I dan II Lampiran 2 Lembar evaluasi siklus I Lampiran 3 Lembar evaluasi siklus II Lampiran 4 Dokumentasi hasil evaluasi siklus I Lampiran 5 Dokumentasi hasil evaluasi siklus II Lampiran 6 Lembar pengamatan guru pada siklus I Lampiran 7 Lembar pengamatan guru pada siklus II Lampiran 8 Lembar pengamatan siswa pada kelas I Lampiran 9 Lembar pengamatan siswa pada kelas II Lampiran 10 Foto-foto kegiatan selama kegiatan penelitian Lampiran 11 Surat permohonan pembimbing skripsi Lampiran 12 Lembar konsultasi skripsi Lampiran 13 Surat permohonan ijin penelitian Lampiran 14 Surat keterangan penelitian Lampiran 15 Nilai SKK mahasiswa Lampiran 16 Daftar riwayat hidup

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan suatu lembaga yang bertujuan mempersiapkan

  anak untuk hidup sebagai anggota masyarakat yang sanggup berpikir sendiri dan berbuat efektif. Pelajaran di sekolah harus sesuai dengan keadaan masyarakat, dan sikap gotong royong hendaklah dijadikan suatu prinsip yang mewarnai praktek pengajaran untuk anak-anak (Nasution, 1986:147).

  Pengajaran yang baik adalah bukan sekedar mentransfer pengetahuan kepada peserta didik, akan tetapi bagaimana membantu peserta didik supaya dapat belajar. Kalau ini dihayati, maka pengajar tidak lagi menjadi pemeran sentral dalam proses pembelajaran (Zaini, 2008:17). Belajar yang hanya mengandalkan indera pendengaran mempunyai beberapa kelemahan, padahal hasil belajar seharusnya disimpan sampai waktu yang lama.

  Proses pembelajaran yang terjadi selama ini siswa menerima materi dari guru tanpa analisis kritis dari siswa, sehingga guru merupakan pusat informasi dengan segala interpretasinya sendiri. Guru menerima informasi pertama dari sumber bahan ajar, kemudian disampaikan kepada murid, sehingga murid menerima informasi kedua yang bersumber dari guru. Hal ini menyebabkan siswa pasif, kurang informatif, salah interpretatif karena mendapat informasi sumber kedua, bukan sumber pertama. Setelah mendapat informasi dari sumber kedua, murid tidak diberi kesempatan untuk menganalisis secara kritis materi yang disampaikan guru. Padahal, murid adalah sosok manusia yang mempunyai potensi unggul yang dapat dikembangkan melalui proses pembelajaran. Potensi kritis yang dimiliki oleh siswa menjadi tidak berkembang, sehingga mengakibatkan perkembangan kemampuan daya pikir siswa juga tidak berkembang.

  Cara pertama untuk membuat siswa aktif belajar adalah dengan memberi kesempatan kepada siswa untuk mendapatkan sumber informasi pertama. Siswa dibimbing dan diarahkan kepada sumber belajar pertama, seperti fenomena sosial, pengalaman kehidupan sehari-hari, buku, majalah, surat kabar, jurnal, hasil penelitian dan sebagainya. Semua sumber informasi pertama disajikan kepada siswa, sehingga siswa akan melakukan beberapa hal, seperti : masalah, Memecahkan masalah, Mengambil kesimpulan, Melaksanakan kesimpulan. Dengan begitu siswa akan merasa dihargai, dihormati dan diperhatikan oleh guru, sehingga dalam dirinya timbul dan tumbuh kepercayaan untuk memecahkan beberapa persoalan.

  Cara kedua untuk membuat siswa aktif belajar adalah dengan mengajak berpikir kritis. Guru menyajikan materi dengan analisis guru, akan berbeda dengan dengan siswa yang menerima informasi dengan berpikir kritisnya siswa. Ketika siswa diberi kesempatan untuk mengkritisi materi pelajaran, siswa akan melakukan beberapa hal, antara lain : Mengidentifikasi masalah dengan pertanyaan kritis, Membuat kunci pokok untuk membuat hipotesis, Menyusun data dan fakta, Menguji validitas hipotesis dengan cara berpikir kritis.

  Towaf (1996) juga mengamati adanya kelemahan-kelemahan pendekatan yang digunakan dalam pendidikan. Ia mengatakan bahwa pendekatan yang digunakan masih cenderung normatif. Kurang kreatifnya guru agama dalam menggali metode yang bisa dipakai untuk pendidikan agama menyebabkan pelaksanaan pembelajaran cenderung monoton (Muhaimin, 2001:90). Oleh karena itu, jika secara umum pendidikan di indonesia memerlukan berbagai inovasi dan kreatifitas agar tetap berfungsi optimal ditengah arus perubahan, maka pendidikan agama juga membutuhkan berbagai upaya inovasi agar eksistensinya tetap bermakna bagi kehidupan siswa sebagai seorang pribadi, anggota masyarakat, dan dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara. Selain itu inovasi dan kreativitas, terutama dalam penerapan tidak keluar dari koridor nilai-nilai agama Islam yang menjadi tujuan dari agama itu sendiri (Ismail, 2008:4).

  Pendidik diharapkan bekerja profesional, mengajar secara sistematis dan berdasarkan prinsip didaktik metodik yang berdaya guna dan berhasil guna (efisien dan efektif). Artinya pendidik dapat merekayasa sistem pembelajaran secara sistematis dalam penyelenggaraan kegiatan pembelajaran aktif (Mudjiono, 2002:117-118). Pembelajaran aktif disini dapat diartikan bahwa tidak hanya pengajar yang menjadi sumber belajar satu-satunya. Peserta didik diharapkan dapat melaksanakan apa yang menjadi tanggung jawabnya baik didalam kelas maupun diluar kelas. Belajar Aktif itu sangat diperlukan oleh peserta didik untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimum. Ketika peserta didik pasif, atau hanya menerima dari pengajar, ada kecenderungan untuk cepat melupakan apa yang telah diberikan.

  Belajar tentu saja harus dilaksanakan melalui proses kognitif (tahapan- tahapan yang bersifat aqliah). Dalam hal ini, sistem memori yang terdiri atas memori sensori, memori jangka pendek, dan memori jangka panjang berperan sangat aktif dan menentukan berhasil atau gagalnya seseorang dalam meraih pengetahuan dan keterampilan (Syah, 2015:86). Maka seorang guru memerlukan strategi belajar-mengajar yang memungkinkan atau memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan kegiatan belajar dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Strategi apa yang dipilih dan digunakan, pada hakikatnya bergantung pada kemampuan guru sendiri, yang ditandai oleh tingkat pengetahuan, proses belajar-mengajar dalam bidang umumnya dan strategi belajar-mengajar pada bidang studi khususnya.

  Strategi pembelajaran yang berkesan monoton oleh guru membuat siswa kurang berminat untuk mengikuti dan melaksanakan proses belajar mengajar. Kurangnya sarana prasarana sekolah seperti laboratorium yang bersifat dwi fungsi, buku-buku pembelajaran, dan motivasi siswa juga mempengaruhi proses pembelajaran. Selain itu, terdapat juga fenomena beberapa guru yang sangat lambat atau malah tidak mengembalikan pekerjaan siswa sehingga siswa acuh tidak acuh dengan apa yang dikerjakannya.

  Hasil wawancara dengan guru Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri

  2 Salatiga pada tanggal 21 Mei 2018 diperoleh bahwa masih banyak siswa yang kurang antusias mengikuti proses pembelajaran, hal ini terlihat dari aktivitas siswa yang masih sibuk berbicara dengan teman sebangkunya pada saat guru sedang menjelaskan, siswa jarang mengajukan pertanyaan, mengemukakan pendapat dan cenderung tidak aktif dalam proses pembelajaran, serta Hasil Belajar siswa Kelas X IPA SMA Negeri 2 Salatiga masih tergolong rendah dimana masih banyaknya nilai siswa yang tidak memenuhi KKM 75. Hal ini dikarenakan dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru seringkali menggunakan strategi pembelajaran yang berpusat pada guru, padahal apabila guru terus menerus menggunakan strategi pembelajaran seperti itu maka akan sulit bagi siswa untuk berperan aktif dalam suatu kegiatan pembelajaran karena guru bertindak sebagai pusat informasi sehingga akan terbentuk komunikasi satu cepat bosan dan hilangnya minat dalam pembelajaran. Maka dari itu pembelajaran Pendidikan Agama Islam membutuhkan suatu strategi pembelajaran yang menarik untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran sehingga hasil belajarnya dapat meningkat.

  Salah satu strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan siswa adalah strategi pembelajaran Point counterpoint, yaitu merupakan suatu metode diskusi yang memungkinkan siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran dimana siswa diarahkan agar mampu menanggapi dan mengemukakan pendapat terkait dengan hal-hal yang didiskusikan. Format tersebut mirip dengan perdebatan namun kurang formal dan berjalan lebih cepat.

  Strategi tersebut memiliki kelebihan, diantaranya yaitu : Siswa dituntut untuk aktif mengeluarkan pendapat dalam kelompoknya, siswa dituntut untuk berfikir secara kritis mengenai isu yang dibahas dalam kelompok, melatih siswa untuk memaparkan hasil diskusi dan menerima tanggapan dari teman atau kelompok lainnya.

  Berdasarkan hal ini peneliti menarik kesimpulan untuk melakukan penelitian dengan judul:

  “ Peningkatan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Semester I materi Kontrol Diri melalui Metode Point counterpoint Pada Siswa Kelas X

  IPA SMA Negeri 2 Salatiga Tahun Pelajara n 2018/2019 ”.

  B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang di atas, maka sebagai rumusan masalahnya Pendidikan Agama Islam Semester I materi Kontrol Diri pada Siswa Kelas X

  IPA SMA Negeri 2 Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019? C.

   Tujuan Penelitian

  Berdasarkan rumusan masalah penelitian di atas, maka tujuan penelitiannya ini adalah Untuk mengetahui peningkatan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Semester I materi Kontrol Diri setelah diterapkannya Model Point Counterpoint pada Siswa Kelas X IPA di SMA Negeri 2 Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019.

  D. Manfaat Penelitian

  Penelitian ini dapat memberikan manfaat kepada beberapa kalangan, yaitu:

  1. Manfaat teoritis Secara teoritis diharapkan penelitian ini memberikan manfaat sebagai salah satu sumber bacaan dan bahan informasi dalam mengkaji masalah yang relevan dengan hasil penelitian.

  2. Manfaat praktis a.

  Bagi siswa 1)

  Meningkatkan partisipasi siswa karena sistem pembelajarannya yang lebih menarik dan menyenangkan serta bersifat student center.

  2) Meningkatkan kemampuan siswa untuk berfikir melalui strategi b.

  Bagi guru 1)

  Memberikan gambaran kepada guru tentang strategi pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan keaktifan maupun partisipasi siswa di dalam proses pembelajaran. 2)

  Memberikan tambahan pengetahuan tentang strategi dalam pembelajaran PAI yang dapat digunakan untuk meningkatkan keaktifan dan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran.

  3) Memotivasi guru untuk dapat memberikan materi pelajaran secara menarik agar siswa menjadi lebih aktif.

  4) Memberi tambahan pengetahuan kepada guru untuk dapat memilih strategi pembelajaran yang tepat sehingga proses pembelajaran menjadi lebih efektif.

  c.

  Bagi Sekolah 1)

  Memberikan saran dalam upaya mengembangkan proses pembelajaran yang mampu meningkatkan partisipasi dan kemampuan berpikir siswa sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan. 2)

  Sebagai acuan kebijakan sekolah dalam penyelenggaraan pembelajaran yang dapat meningkatkan partisipasi dan kemampuan berpikir untuk

E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan 1.

  Hipotesis Tindakan Hipotesis Penelitian Tindakan Kelas ini adalah: Penerapan Metode

  Point Counterpoint dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X IPA

  Pendidikan Agama Islam materi Kontrol Diri di SMA Negeri 2 Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019.

2. Indikator Keberhasilan

  Indikator pencapaian dalam penelitian tindakan Kelas X IPA Pendidikan Agama Islam materi Kontrol Diri di SMA Negeri 2 Salatiga ini adalah meningkatnya hasil belajar siswa. apabila peserta didik mampu memperoleh nilai dengan KKM 75 dan meningkatnya Hasil Belajar ditandai rata-rata nilai hasil lebih dari 70. Dan rata-rata siswa yang mendapatkan nilai tersebut dinyatakan tuntas apabila telah mencapai 85 % dari jumlah siswa Kelas X IPA yang ada di SMA Negeri 2 Kota Salatiga.

F. Metode Penelitian 1.

  Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dengan dua siklus. Menurut Suharsimi Arikunto, Penelitian pembelajaran. Selain itu penelitian tindakan kelas bukan hanya sekedar mengajar, tetapi juga harus ada upaya meningkatkan hasil, yaitu lebih baik dari sebelumnya. Ide yang dicobakan dalam penelitian tindakan harus cemerlang dan guru sangat yakin bahwa hasilnya akan lebih baik dari biasanya (Arikunto, 2012:2).

  Penelitian ini dikembangkan berdasarkan permasalahan yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses belajar mengajar di kelas. Peneliti akan melakukan sebanyak 2 siklus yang setiap siklus terdiri dari 4 komponen yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting), observasi (observing), dan refleksi

  (reflecting). Untuk lebih jelasnya tahapan-tahapan dalam penelitian tindakan kelas (Arikunto, 2012:137) menjabarkan sebagai berikut:

Gambar 1.1. Penelitian Tindakan Kelas Model Suharsimi Arikunto 2.

  Waktu dan Subjek Penelitian Penelitian dilaksanakan Jl. Tegalrejo No.

  79 Kota Salatiga, Tegalrejo, Kec. Argomulyo, Kota Salatiga Prov. Jawa Tengah pada tanggal 20 Juli

  • – 25 Agustus 2018. Sedangkan subjek penelitian adalah siswa Kelas X IPA SMA Negeri 2 Salatiga yang berjumlah 30 siswa. Sedangkan yang menjadi kolaborator dalam penelitian ini adalah guru Mapel PAI SMA Negeri 2 Salatiga.

3. Langkah-langkah Penelitian

  Pelaksanaan pembelajaran dalam pertemuan mengikuti siklus rancangan penelitian tindakan kelas. Berikut ini adalah tahapan-tahapan intervensi tindakan yang dilakukan pada penelitian, yaitu: a.

  Perencanaan

  Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah mempersiapkan desain metode diskusi, yaitu: 1)

  Mempersiapkan sebuah masalah yang mempunyai beberapa perspektif (sudut pandang).

  2) Menentukan beberapa pesrpektif mengenai kontrol diri (mujahadah an- nafs ).

  3) Mempersiapkan name tag sebagai penanda penentuan perspektif bagi tiap kelompok (name tag merah: Kelompok 1, name tag kuning:

  Kelompok 2, name tag hijau: Kelompok 3, name tag biru: Kelompok 4 dan name tag putih: Kelompok 5).

  4) Mempersiapkan media gambar (Tawuran Pelajar, radikalisme dan

  5) Membuat lembar observasi untuk melihat aktifitas diskusi siswa dalam pembelajaran.

  b.

  Pelaksanaan tindakan Adapun langkah-langkah pembelajaran pada pelaksanaan tindakan ini adalah:

  1) Tahap pendahuluan dengan rincian sebagai berikut:

  a) Mensosialisasikan kepada siswa tentang metode point counterpoint

  b) Membentuk kelompok siswa yang telah direncanakan

  c) Menjelaskan prosedur dalam pelaksanaan point counterpoint

  d) Memberikan kegiatan awal berkaitan dengan materi yang akan diajarkan.

  2) Tahap pengembangan dengan rincian sebagai berikut:

  a) Membagi lima kelompok, dimana masing-masing kelompok memiliki ketua kelompok.

  b) Tiap kelompok memiliki perspektif yang berbeda dengan kelompok lain mengenai materi yang akan di diskusikan.

  3) Tahapan penerapan dengan rincian sebagai berikut:

  a) Masing-masing ketua kelompok mengambil secara acak pita berwarna yang akan menentukan perspektif kelompok mereka yang akan di diskusikan.

  b) Masing-masing kelompok mendiskusikan dengan sesama teman sekelompoknya mengenai materi atau tema disesuaikan dengan c)

  Masing-masing kelompok yang diwakili oleh ketua kelompok mengungkapkan/mempresentasikan hasil diskusi mereka mengenai materi yang disesuaikan dengan perpektif yang telah ditentukan.

  d) Setelah seluruh kelompok mengungkapkan/mempresentasikan pendapatnya, kelompok lain boleh memberi sanggahan terhadap hasil ungkapan/presentasi dari kelompok lainnya.

  e) Menyimpulkan kegiatan diskusi (Tawuran Pelajar, radikalisme, dan ekstrimisme).

  c.

  Observasi Kegiatan pengamatan terhadap semua aspek yang terjadi selama tindakan dilakukan dengan continue setiap kali pembelajaran berlangsung.

  Di dalam pembelajaran dilakukan pengamatan aktifitas diskusi siswa dan kegiatan guru/peneliti dalam mengolah kelas saat pembelajaran oleh observer.

  d.

  Evaluasi dan Refleksi Tahap ini mengkaji kekurangan dari tindakan yang telah diberikan. Hal ini dilakukan dengan cara melihat efesiensi waktu dan kemampuan siswa dalam mempresentasikan dan menanggapi permasalahan. Selain itu peneliti mengevaluasi hasil belajar yang diperoleh setelah pembelajaran. Peneliti ingin melihat perubahan atau peningkatan hasil belajar akibat penggunaan metode point counterpoint yang diberikan pada pembelajaran PAI di Kelas X IPA SMA Negeri 2 setelah penggunaan metode point couterpoint atau hasil belajar justru merendah dari hasil belajar sebelum penggunaan metode point

  counterpoint . Jika hasil masih belum sesuai dengan yang diharapkan pada siklus 1, maka akan dilanjutkan pada siklus berikutnya.

4. Teknik Pengumpulan Data

  Dalam sebuah penelitian, data merupakan bagian terpenting karena tujuan utama dari suatu penelitian adalah untuk mendapatkan data. Oleh karena itu terdapat beberapa teknik pengumpulan data agar mendapatkan data yang sesuai dengan standar yang ditetapkan. Teknik pengumpulan data yang sesuai dengan standar yang ditetapkan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah observasi dan tes (pret test dan Post test). a.

  Lembar observasi (siswa dan guru) Observasi adalah teknik pengumpulan data dimana peneliti melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan (Riduwan, 2004:104). Pada lembar obvservasi siswa untuk melihat aktivitas siswa ketika proses pembelajaran berlangsung. aktivitas siswa yang diamati ketika proses pembelajaran disesuaikan dengan indikator-indikator pendekatan pembelajaran Point

  Counterpoint di Kelas X IPA SMA Negeri 2 Salatiga.

  Lembar observasi guru untuk melihat aktivitas guru/peneliti ketika proses pembelajaran berlangsung. aktivitas guru mengenai bagaimana menyampaikan prosedur pelaksanaan metode point mengatur/memoderatori jalannya pembelajaran.

  b.

  Tes hasil belajar Tes merupakan seperangkat rangsangan (stimulus) yang diberikan kepada seseorang dengan masud untuk medapatkan jawaban- jawaban yang dijadikan skor angka. (Hamdani dan Doni dkk, 2008: 77). Jadi, Tes adalah alat untuk mengetahui atau mengukur hasil belajar siswa, tes yang dilakukan pada penelitian ini dilakukan pada sebelum pelaksanaan metode point counterpoint (pre tes) dan setelah pelaksanaan metode poin counterpoint (post tes). Instrumen yang digunakan adalah tes pilihan ganda untuk mengetahui hasil belajar siswa Kelas X IPA SMA Negeri 2 Salatiga.

5. Instrumen Penelitian a.

  Observasi b.

  Tes 6. Analisis Data

  Menurut Suyadi (2010:85) analisis data adalah menganalisa data yang telah terkumpul guna mengetahui beberapa besar keberhasilan tindakan dalam penelitian untuk perbaikan belajar siswa.

  a.

  Rata-rata Kelas Untuk memperoleh nilai rata-rata tes formatif, dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

  ∑ X (X) =

  N X : Nilai rata-rata

  : Jumlah semua nilai siswa ΣX N : Jumlah siswa (Djamarah, 2006:64)

  Sedangkan untuk membuktikan presentase ketuntasan belajar siswa, maka hasil penilitian akan dianalisis dengan rumus sebagai berikut: Ftb

  P = N X 100 %

  Keterangan : P : Nilai dalam persen Ftb : Frekuensi tingkat belajar N : Jumlah keseluruhan (Djamarah, 2006: 225-226).

  b.

  Ketuntasan siswa

  Ketuntasan siswa diukur menggunakan KKM yang sudah ditetapkan oleh SMA Negeri 2 Salatiga pada Pendidikan Agama Islam materi Kontrol Diri Tahun Pelajaran 2018/2019 yaitu 75. Jika hasil belajar siswa tersebut sama atau melebihi KKM berarti siswa tersebut tuntas. Bila kurang dari KKM berarti siswa tersebut tidak tuntas.

  c.

  Indikator Pencapaian Penelitian Tindakan Kelas Indikator pencapaian penelitian tindakan Kelas pada Kelas X

  IPA di SMA Negeri 2 Salatiga adalah meningkatnya Hasil Belajar peserta didik mampu memperoleh nilai dari Pendidikan Agama Islam materi Kontrol Diri dengan KKM 75 dan mencapai belajar klasikal 85 %.

G. Sistematika Penulisan

  Bagian awal berisi halaman sampul, lembar logo, halaman judul skripsi, lembar persetujuan pembimbing, lembar persetujuan pengesahan, lembar pernyataan keaslian penulisan, lembar moto penulis, lembar persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar bagan, daftar diagram, daftar lampiran.

  BAB I Berisi pendahuluan. Meliputi Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan, Metode Penelitian (Rancangan Penelitian, Subjek Penelitian, Langkah-langkah Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, Instrumen Penelitian dan Analisis Data) dan Sistematika Penulisan.

  BAB II Landasan Teori. Mencakup penjelasan Hasil Belajar, Metode Point counterpoint , Pendidikan Agama Islam di SMA, dan Efektifitas Penggunaan Metode Point counterpoint. BAB III Pelaksanaan penelitian. Berisi Deskripsi Pelaksanaan Siklus I (perencanaan, pelaksanaan,pengamatan, dan refleksi) dan Deskripsi Pelaksanaan Siklus II

  BAB IV Meliputi hasil penelitian dan pembahasan, meliputi deskripsi per siklus dan pembahasan. BAB V Meliputi Penutup, meliputi: kesimpulan dan saran. Sedangkan pada bagian akhir pada skripsi ini terdiri dari daftar pustaka, lampiran-lampiran, dan riwayat hidup penulis.

BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Hasil Belajar a. Hakekat Belajar Suyono dan Hariyanto (2011:9) mengungkapkan, belajar adalah

  suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap dan pengokohan kepribadian. Belajar juga merupakan proses menjadi tahu atau proses memperoleh pengetahuan. Kontak manusia dengan alam diistilahkan pengetahuan.

  Menurut Purwanto, 2011:38) menyatakan, belajar adalah aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, keterampilan dan sikap.

  Belajar dalam konteks pendidikan menurut (Harsanto, 20115:87) bahwa, kegiatan belajar selalu harus memberikan perubahan pada subjek yang belajar. Perubahan tersebut terjadi karena adanya pengalaman interaksi pembelajar dengan oranglain atau dengan lingkungannya.

  Dari beberapa definisi di atas dapatlah diambil kesimpulan bahwa belajar adalah proses perubahan salam diri kita adalah perubahan yang terencana dan bertujuan. Kita belajar belajar dengan tujuan sesuatu lebih dulu kita tetapkan.

  b.

  Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Setelah suatu proses belajar berakhir, maka siswa memperoleh suatu hasil belajar. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Tujuan utama yang ingin dicapai dalam kegiatan pembelajaran adalah hasil belajar. Hasil belajar digunakan untuk mengetahui sebatas mana siswa dapat memahami serta pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengetahuan-pengetahuan, sikap-sikap, apresiasi, abilitas, dan keterampilan.

  Menurut Dimyati dan Mudjiono (2013: 3) bahwa, hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar.

  Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar. Menurut Hamalik (2004: 49) “mendefinisikan hasil belajar sebagai tingkat penguasaan yang dicapai oleh pelajar dalam mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan.

  Hasil belajar merupakan pengukuran dari penilaian kegiatan belajar atau proses belajar yang dinyatakan dalam symbol, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada periode tertentu. Menurut Susanto (2013: 5) perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari belajar.

  Berdasarkan pengertian hasil belajar di atas, dapat penulis simpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu hasil yang diperoleh siswa setelah siswa tersebut melakukan kegiatan belajar dan pembelajaran serta bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang dengan melibatkan aspek kognitif, afektif maupun psikomotor, yang dinyatakan dalam c.

  Evaluasi Hasil Belajar Evaluasi merupakan unsur penting dalam proses pembelajaran, karena melalui evaluasi dapat diketahui apakah tujuan yang direncanakan atau perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dapat tercapai atau tidak. Evaluasi hasil belajar yang berhubungan dengan tugas guru rutin dapat dilakukan evaluasi hasil, yang juga dapat dijadikan umpan balik.

  Purwanto mengungkapkan, hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. Aspek perubahan itu mengacu kepada taksonomi tujuan pengajaran yang dikembangkan oleh Bloom, Simpson dan Harrow mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik (Purwanto, 2011:45).

  Hasil belajar perlu dievaluasi. Evaluasi yang dimaksud sebagai cermin untuk melihat kembali apakah tujuan yang ditetapkan telah tercapai dan apakah proses belajar mengajar telah berlangsung efektif untuk memperoleh hasil belajar.

  Remmer (1967) mengemukakan, paling tidak ada tiga manfaat penting dari hasil evaluasi, yaitu untuk membantu pemahaman perkembangan peserta didik menjadi lebih baik, untuk menjelaskan pertumbuhan dan perkembangan peserta didik kepada orang tua, dan membantu pemahaman peserta didik menjadi lebih baik, untuk menjelaskan pertumbuhan dan perkembangan peserta didik kepada orang tua, dan membantu guru dalam membuat perencanaan pembelajaran d.

  Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Dalyono menerangkan bahwa berhasil tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan oleh dua faktor yaitu:

  1) Faktor Internal (yang berasal dari dalam diri orang yang belajar)

  a) Kesehatan

  Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya terhadap kemampuan belajar. Bila seseorang yang tidak selalu sehat, sakit kepala, demam, batuk dan sebagainya dapat mengakibatkan tidak bergairah untuk belajar. Demikian pula halnya jika kesehatan rohani (jiwa kurang baik).

  b) Intelegensi dan Bakat

  Kedua aspek kejiwaan ini besar sekali pengaruhnya terhadap kemampuan belajar. Seseorang yang mempunyai intelegensi yang tinggi umumnya mudah belajar dan hasilnya pun cenderung baik. Bakat juga besar pengaruhnya dalam menentukan keberhasilan belajar. Jika seseorang yang mempunyai intelegensi yang tinggi dan bakatnya ada dalam bidang yang dipelajari maka proses belajar akan lebih mudah dibandingkan orang yang hanya memiliki intelegensi tinggi saja atau bakat saja.

  c) Minat dan Motivasi

  Minat dapat timbul karena adanya daya tarik dari luar dan juga datang dari sanubari. Timbulnya minat belajar disebabkan menaikkan martabat atau memperoleh pekerjaan yang baik serta ingin hidup senang atau bahagia. Begitu pula seseorang yang belajar dengan motivasi yang kuat akan melaksanakan kegiatan belajarnya dengan sungguh-sungguh penuh gairah dan semangat belajar.

  d) Cara belajar

  Cara belajar seseorang juga mempengaruhi pencapaian hasil belajarnya. Belajar tanpa memperhatikan teknik dan faktor fisiologis, psikologis, dan ilmu kesehatan akan memperoleh hasil yang kurang maksimal.

  2) Faktor Eksternal (yang berasal dari luar diri orang belajar)

  a) Keluarga

  Faktor orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan anak dalam belajar, misalnya tinggi rendahnya pendidikan, besar kecilnya penghasilan dan perhatian.

  b) Sekolah

  Keadaan sekolah tempat belajar turut mempengaruhi tingkat keberhasilan anak seperti kualitas guru, metode mengajarnya, kesesuaian kurikulum dengan kemampuan anak, keadaan fasilitas atau perlengkapan di sekolah dan sebagainya.

  c) Masyarakat sekitar tempat tinggal keadaan masyarakatnya terdiri dari orang- orang yang berpendidikan, terutama anak-anaknya, rata-rata bersekolah tinggi dan moralnya baik, hal ini akan mendorong anak untuk lebih giat belajar.

  d) Lingkungan sekitar

  Keadaan lingkungan tempat tinggal, juga sangat mempengaruhi hasil belajar. Keadaan lingkungan, bangunan rumah, suasana sekitar, keadaan lalu lintas dan sebagainya semua ini akan mempengaruhi kegairahan belajar (Dalyono, 1997:55-60).

  e.

  Tujuan dan Fungsi Hasil Belajar

  Adapun tujuan dan fungsi dari hasil belajar tersebut adalah: 1)

  Memberikan umpan balik kepada guru dan siswa dengan tujuan memperbaiki cara belajar-mengajar, mengadakan perbaikan dan pengayaan bagi siswa, serta menempatkan siswa pada situasi belajar- mengajar yang lebih tepat sesuai dengan tingkat kemampuan yang dimilikinnya. 2)

  Memberikan informasi kepada siswa tentang tingkat keberhasilannya dalam belajar dengan tujuan untuk memperbaiki, mendalami atau memperluas pelajarannya. 3)

  Menentukan nilai hasil belajar siswa yang antara lain dibutuhkan pemberian laporan kepada orang tua, penentuan kenaikan kelas, dan diadakan pengukuran. Pengukuran adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengumpulkan informasi dalam upaya kemampuan menyerap materi pelajaran yang diberikan. Salah satu caranya adalah dengan memberikan evaluasi yang rutin setiap akhir proses pembelajaran yang berlangsung (Dalyono, 1997:75-76).

2. Metode Point counterpoint a.

  Pengertian Point Counterpoint Point counter point merupakan model pembelajaran dengan teknik hebat untuk merangsang diskusi dan mendapatkan pemahaman lebih mendalam tentang berbagai isu yang kompliks. Format point counter point, mirip dengan sebuah perdebatan, namun tidak terlalu formal dan berjalan lebih cepat.

  Sebuah debat bisa menajadi metode berharga untuk meningkatkan pemikiran dan perenungan, terutama jika siswa diharapkan mengemukakan pendapat yang berentangan dengan diri mereka sendiri. Ini merupakan strategi debat yang secara aktif melibatkan tiap siswa di dalam kelas.

  Zaini (2007:42) mengungkapkan bahwa, strategi pembelajaran

  

Point counterpoint adalah merupakan pendekan dalam pembelajaran yang

  sangat baik digunakan untuk melibatkan siswa dalam mendiskusikan isu- isu kelompok secara mendalam. Dalam pandangan lain Silberman untuk merangsang diskusi dan mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang berbagai isu komplek format tersebut mirip dengan sebuah perdebatan namun kurang formal dan berjalan dengan lebih cepat (Silberman, 2006:30).

  Metode Point counterpoint mengandalkan kerja sama kelompok untuk mendiskusikan suatu masalah yang dibahas oleh kelompoknya sendiri dimana setelahnya kelompok itu akan beradu argumen, membandingkan pendapat kelompoknya dengan kelompok lain yang memiliki pandangan/perspektif yang berbeda dari suatu masalah yang dibahas dengan kelompoknya.

  Dari penjelasan teori di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran Point Counterpoint merupakan pendekatan dalam pembelajaran dengan cara diskusi yang memiliki kesamaan dengan depat pendapat, hanya saja dalam strategi pembelajaran Point Counterpoint suasana belajar cenderung lebih bebas dan tidak terlalu formal. Dengan demikian dimungkinkan bagi siswa mempunyai keleluasaan untuk mengemukakan atau mengeluarkan pendapat dalam proses diskusi.

  b.

  Prosedur Metode Point Counterpoint Hamruni mengungkapkan beberapa langkah-langkah prosedur yang harus dilakukan dalam pelaksanaan metode Point Counterpoint, yaitu:

  Pilihlah sebuah masalah yang memiliki dua perspektif (sudut pandang) atau lebih.

  2) Bagilah kelas ke dalam kelompok-kelompok menurut jumlah perspektif yang telah ditetapkan, dan mintalah tiap kelompok mengungkapkan, mendiskusikan lasan-alasan yang melandasi sudut pandang masing- masing tim. Doronglah mereka bekerja dengan partner tempat duduk atau kelompok-kelompok inti yang kecil.

  3) Gabungkan kembali seluruh kelas, tetapi mintalah para anggota dari tiap kelompok untuk duduk bersama dengan jarak antara sub-sub kelompok.

  4) Jelaskan bahwa peserta didik bisa memulai perdebatan. Setelah itu peserta didik mempunyai kesempatan menyampaikan sebuah argumen yang sesuai dengan posisi yang telah ditentukan. Teruskan diskusi tersebut, dengan bergerak secara cepat maju-mundur diantara kelompok-kelompok. 5)

  Simpulkan kegiatan tersebut dengan membandingkan isu-isu sebagaimana anda melihatnya. Berikan reaksi dan diskusi lanjutan (Hamruni, 2012:164).

  Dalam menerapkan strategi ini menurut Silberman ada beberapa variasi yang dapat dilakukan, yaitu sebagai berikut : 1)

  Sebagai ganti sebuah perdebatan kelompok dengan kelompok, pasangkan peserta didik individual dari kelompok

  • – kelompok berbeda dan seruhlah mereka saling beragumen. Ini dapat dilakukan secara saat yang sama.

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI MATERI TAJWID MELALUI MEDIA APLIKASI AL-KALAM PADA SISWA KELAS X MIPA 4 SMA NEGERI 3 BOYOLALI SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2016/2017 - Test Repository

0 0 140

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI SEJARAH PERKEMBANGAN ISLAM NUSANTARA DENGAN METODE MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS IX I SEMESTER 1 SMP NEGERI 1 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20172018 SKRIPSI Diajukan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidik

1 2 169

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI MENELADANI PERJUANGAN DAKWAH RASULULLAH SAW DI MADINAH MENGGUNAKAN METODE TUTOR SEBAYA PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20172018 SKRIPSI

0 0 173

PENINGKATAN HASIL BELAJAR FIQIH MATERI PUASA RAMADHAN MELALUI METODE SNOWBALL THROWING PADA SISWA KELAS VIII SEMESTER I MTs SUDIRMAN TRUKO TAHUN PELAJARAN 20182019 SKRIPSI

0 2 121

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI MENELADANI PERJUANGAN DAKWAH RASULULLAH SAW DI MADINAH MELALUI METODE CRITICAL VIDEO PADA SMA NEGERI 3 SALATIGA KELAS X MIPA 2 TAHUN PELAJARAN 2017 - Test Repository

0 4 191

PENINGKATAN HASIL BELAJAR FIQIH MATERI SUJUD SYUKUR DAN SUJUD TILAWAH MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS VIII A SEMESTER I MTs NEGERI SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20182019 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna

0 5 130

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI TAJWID DENGAN METODE CARD SORT PADA SISWA KELAS XII MEKATRONIKA 2 SMK NEGERI 3 SALATIGA TAHUN 20182019 SKRIPSI

0 1 158

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IBADAH MATERI PUASA MELALUI METODE MIND MAPPING PADA SISWA KELAS VIII SEMESTER I SMP MUHAMMADIYAH SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20182019 SKRIPSI

2 10 146

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI PERILAKU TERPUJI MENGGUNAKAN METODE ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 1 SURUH KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2017/2018 - Test Repository

0 0 149

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI MATERI AKHLAK SEMESTER II DENGAN METODE GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS X AKUTANSI SMK PGRI 2 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20172018 SKRIPSI

0 2 162