Uji Aktivitas Antioksidan dan Penentuan Kandungan Fenolik Total Pada Pakkat (Calamus caesius Blume.)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Antioksidan adalah senyawa pemberi elektron (elektron donor) atau
reduktan yang memiliki berat molekul kecil, tetapi mampu menginaktivasi
berkembangnya reaksi oksidasi, dengan cara mencegah terbentuknya radikal
bebas dan dapat menghambat reaksi oksidasi dengan cara mengikat radikal bebas
dan molekul yang sangat reaktif. Akibatnya, kerusakan sel akan dihambat
(Winarsi, 2007).
Radikal bebas adalah molekul yang mempunyai satu atau lebih elektron
tidak berpasangan, sifatnya sangat tidak stabil dan sangat reaktif sehingga dapat
menimbulkan kerusakan pada komponen sel seperti deoxyribonucleic acid
(DNA), lipid, protein dan karbohidrat. Peranan antioksidan sangat penting dalam
menetralkan dan menghancurkan radikal bebas yang dapat menyebabkan
kerusakan sel dan juga merusak biomolekul di dalam tubuh yang akhirnya dapat
memicu terjadinya penyakit degeneratif. Karena itu, tubuh memerlukan
antioksidan tambahan dari luar yang dapat membantu melindungi tubuh dari
serangan radikal bebas (Soekmanto, dkk., 2007).
Buah dan sayuran banyak mengandung vitamin E, vitamin C dan senyawa
polifenol sebagai sumber antioksidan yang dapat menetralisir radikal bebas

sehingga atom dengan elektron yang tidak berpasangan memperoleh pasangan
elektron dan menjadi tidak reaktif lagi. Berbagai studi yang dilakukan telah
membuktikan bahwa mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan dalam

1
Universitas Sumatera Utara

jumlah besar dapat menurunkan resiko penyakit degeneratif termasuk kanker
hingga dua kali

lebih besar dibandingkan dengan mereka yang kurang

mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan (Kosasih, dkk., 2004).
Salah satu sayuran lalapan yang diminati warga di Medan, terutama
masyarakat Tapanuli Selatan khususnya masyarakat Mandailing adalah rotan
muda atau yang biasa disebut dengan pakkat merupakan makanan khas berbuka
puasa. Pengolahan pakkat yang biasa dilakukan oleh masyarakat yaitu rotan muda
dibakar lebih dahulu dengan kayu bakar sekitar 15 menit, setelah matang rotan
muda kemudian dikupas dan dipotong-potong dengan ukuran sekitar 10 cm.
Kalau tidak mau dibakar bagian yang lembut tersebut sesudah di potong-potong

dapat juga direbus seterusnya disajikan dengan sambal kecap khusus khas
Mandailing. Pakkat ini sangat diminati karena memiliki khasiat sebagai
pembangkit nafsu makan disaat berbuka puasa ataupun sahur. Selain itu dapat
dipercaya

menyembuhkan berbagai penyakit diantaranya kencing manis dan

malaria (Harrist, 2014).
Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa pakkat mengandung senyawa
kimia antara lain vitamin C (Yusnora, 2016), senyawa flavonoid, alkaloid, tanin,
saponin, glikosida, karbohidrat (Surbakti, 2016), protein (Lubis, 2015), dan
berbagai mineral seperti kalsium, kalium, magnesium (Ahyar, 2015)
Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
tentang Uji Aktivitas Antioksidan dan Penentuan Kandungan Fenolik Total pada
Pakkat (Calamus caesius Blume.). Dalam hal ini, peneliti memilih metode
pemerangkapan radikal bebas 1,1-diphenyl-2-picryhydrazil (DPPH) menggunakan
analisa nilai IC50 (Inhibitory Concentration) sebagai penentuan aktivitas

2
Universitas Sumatera Utara


pemerangkapan

radikal

bebas,

nilai

tersebut

menggambarkan

besarnya

konsentrasi senyawa uji yang dapat memerangkap radikal bebas sebesar 50% dan
metode Folin-Ciocalteu (kandungan fenolik total).

1.2 Perumusan Masalahh
Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:
a. Berapakah kekuatan aktivitas antioksidan (nilai IC50) pakkat yang segar, rebus
dan bakar dengan menggunakan metode pemerangkapan radikal bebas
1,1-diphenyl-2-picryhydrazil (DPPH)?
b. Berapakah kadar fenolik total dengan metode Folin-Ciocalteu pada pakkat
yang segar, rebus dan bakar?

1.3 Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka hipotesis penelitian adalah
sebagai berikut:
a. Pakkat segar memiliki aktivitas antioksidan dalam kategori yang kuat dari
pada pakkat rebus dan bakar.
b. Kadar fenolik total pada pakkat segar lebih besar daripada kadar fenolik total
pada pakkat rebus dan bakar dengan metode Folin-Ciocalteu.

3
Universitas Sumatera Utara

1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk menentukan kekuatan aktivitas antioksidan (nilai IC50) dengan
menggunakan

metode

pemerangkapan

radikal

bebas

1,1-diphenyl-

2-picryhydrazil (DPPH) pada pakkat yang segar, rebus dan bakar.
b. Untuk menentukan kandungan fenolik total dengan metode Folin-Ciocalteu
pada pakkat yang segar, rebus dan bakar.

1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah untuk memberikan informasi kepada
masyarakat tentang aktivitas antioksidan dan kandungan fenolik total pada pakkat

yang segar, rebus dan bakar.

1.6 Kerangka Pikir Penelitian
Kerangka pikir penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.1
Variabel Bebas

Pakkat Segar,
Pakkat Rebus, dan
Pakkat Bakar

Variabel Terikat

Parameter

Kandungan Fenolik
Total

Kadar Fenolik Total
Pakkat Segar,
Rebus, dan Bakar


Uji Aktivitas
Antioksidan dengan
Metode DPPH

Nilai IC50 Pakkat
Segar, Rebus, dan
Bakar

Gambar 1.1 Skema Kerangka Pikir Penelitian.

4
Universitas Sumatera Utara