IMPLEMENTASI METODE TAHSIN DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA AL-QUR’AN DI SMP NEGERI 4 UNGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN 20162017 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar

  

IMPLEMENTASI METODE TAHSIN

DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA AL- QUR’AN

  

DI SMP NEGERI 4 UNGARAN

KABUPATEN SEMARANG

TAHUN AJARAN 2016/2017

SKRIPSI

  

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh

LYNDA FITRI ARIYANTI

  

NIM 11413020

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU PENDIDIKAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2016

  

MOTTO

            

           

  Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah

menciptakan manusia dengan segumpal darah, Bacalah dan Tuhanmulah yang

Maha Mulia, Yang mengajar manusia dengan pena, Dia mengajarkan manusia

apa yang tidak diketahuinya(QS. Al Alaq:1-5) (Terjemah Al-

  Qur’an, hlm 597).

  

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan untuk:

   Kedua orang tuaku Bapak Madji & Ibu Paisri yang sangat ku cintai dan kusayangi,

  terima kasih telah membesarkanku dan mendidikku dengan penuh kasih sayang dan kesabaran.

   Kakakku Jumain, Amim Suprapti yang selalu kubanggakan, terima kasih atas kasih

  dan sayang, motivasi dan do’a yang telah diberikan

   Keponakanku Habib Wahyu Prasetya, Alfina Mutiara Aminatur Rahma, Muhammad

  Raihan Akbar, Ana Nurul Fitriya, Lalita Ramadhani Candraningtyas, Dimas Agus Hidayatullah, Muhammad Budi Fadail yang telah memberi senyum polos dan sayang.

   Pak dhe Aris, Budhe Utami, Paklek Karjo, Bulek Buntari yang kusayangi, terimakasih atas do’a dan motivasi yang selalu kalian berikan.

   Keluarga Besar dari Mbah Karsam & Mbah Kasirin yang sangat saya hormati dan saya harapkan ridlonya.

   Sahabatku Alfiyatul Jamilah, S.Sy. Siti Nilna Faizah, S.Pd.I. Farikhatul Ulya, yang selalu meghibur di kala suka maupun duka dan menemani setiap hariku.

   Bunda-bunda dan anak didik PAUD Wafdaa Kids Center Klepu Pringapus yang senantiasa memberikan warna warni canda dan tawa kepadaku.

   Bapak Drs. Basyiran Sudjak, Ibu Indhah Setyawati, S.Psi, Evi Hutri Prio Susanto,

  Terima kasih atas Motivasi, dorongan, dan do’a yang telah kalian berikan.

   Keluarga Ekspais 13 yang selalu terkenang di dalam hati, semoga silaturrahmi tetap

  selalu terjaga

KATA PENGANTAR

  

   

  Ya Allah, dzat yang maha segalanya. Alha

  mdulillahi robbil’alamin, segala

  puji dan Syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Taufiq serta Hidayah-Nya yang tiada terhingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Implementasi Metode Tahsin Dalam Pembelajaran Membaca Al-

  Qur’an Di SMP Negeri 4 Ungaran Tahun Ajaran 2016/2017

  ” Sholawat dan salam tetap tercurahkan kepada Nabi utusanMu Muhammad

  Rasul KekasihMu sang pembawa risalah Uswatun Khasanah beserta keluarga dan para sahabatnya. Mudah-mudahan kita diakui sebagai umatnya dan mendapat syafaat di yaumul qiyamah kelak.

  Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat dan tugas untuk memperoleh gelar Sarjana Kependidikan (S.Pd.) di Institiut Agama Islam Negeri (IAIN)

  Salatiga. Skripsi ini berjudul “Implementasi Metode Tahsin Dalam Pembelajaran Membaca Al-

  Qur’an Di SMP Negeri 4 Ungaran Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2016/2017

  ” Penulis skripsi ini pun tidak akan dapat terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.

  Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

  1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. Rektor IAIN Salatiga.

  2. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. Ketua Progdi PAI IAIN Salatiga.

  

ABSTRAK

  Ariyanti, Lynda Fitri. 2017. Implementasi Metode Tahsin Dalam Pembelajaran

  Membaca Al- Qur’an Di SMP Negeri 4 Ungaran Kabupaten Semarang.

  Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Salatiga. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Dosen Pembimbing Dr. M.Ghufron, M.Ag.

  Kata kunci: Implementasi Metode Tahsin, Pembelajaran Membaca Al-

  Qur’an Metode tahsin yaitu suatu cara untuk tilawah Al-

  Qur’an yang menitikberatkan pada makhroj, sifat-sifat huruf dan tajwid, pembacaan alifnya tidak berkepanjangan cukup diayun. Metode ini melalui sistem talaqqi (bertemu langsung) dan musyafahah (pembetulan bibir saat membaca) guru atau syaikh yang sanadnya bersambung sampai kepada Rasulullah SAW. Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti ingin mengetahui lebih dalam Bagaimana implementasi metode Tahsin dalam pembelajaran membaca Al-

  Qur’an di SMP Negeri 4 Ungaran Kabupaten Semarang? Apa faktor penghambat dan pendukung implementasi metode tahsin dalam meningkatkan kemampuan membaca Al- Qur’an pada siswa kelas VIII di SMP 4 Ungaran Kabupaten Semarang? Metode yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif.

  Penelitian dilakukan mulai bulan November 2016 sampai dengan April 2017 di SMP Negeri 4 Ungaran Kabupaten Semarang. Responden adalah pengampu BTA yang berjumlah 3 orang, dan 3 perwakilan siswa SMP Negeri 4 Ungaran. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan interview (wawancara) kemudian data di transkrip menjadi data yang lengkap.

  Implementasi metode tahsin dalam pembelajaran membaca Al- Qur’an disesuaikan dengan tingkat bacaan siswa. Dan tetap menggunakan strategi dan metode pembelajaran. Strategi Pembelajaran yang dimaksud adalah secara Individual, klasikal individual, klasikal baca simak, metode tutor sebaya, dan metode pemberian tugas. Faktor penghambat : masih banyaknya peserta yang kemampuan bacaan Al-

  Qur’an masih terbata-bata, kurangnya ketertarikan untuk mendalami bacaan Al- Qur’an, bacaan siswa yang belum sesuai tajwid, harga jilid tahsin lebih mahal. kurangnya tenaga pendidik, kurangnya waktu pembelajaran, sarana prasarana. Faktor pendukung, diantaranya: faktor internal: faktor yang muncul dari pribadi siswa sendiri, dan faktor eksternal, yaitu faktor keluarga, institusional, lingkungan sekolah.

  DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i

  

PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................................... ii

PENGESAHAN KELULUSAN ......................................................................... iii

  PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................................. iv MOTTO ................................................................................................................... v PERSEMBAHAN ................................................................................................. vi KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii ABSTRAK ............................................................................................................ ix DAFTAR ISI ........................................................................................................... x DAFTAR TABEL ................................................................................................ xii DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xiii

  BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ..................................................................................... 1 B. Fokus Penelitian .................................................................................................. 8 C. Tujuan Penelitian ................................................................................................ 8

D. Kegunaan Penelitian .......................................................................................... 8

E. Penegasan Istilah ............................................................................................... 10 F. Metode Penelitian ............................................................................................. 14

  1. Pendekatan dan Jenis Penelitian ........................................................................ 12

  2. Kehadiran Peneliti ............................................................................................. 13

  3. Lokasi Penelitian ............................................................................................... 13

  4. Sumber Data ...................................................................................................... 13

  5. Prosedur Pengumpulan Data ............................................................................. 14

  6. Analisis Data ..................................................................................................... 16

  7. Pengecekan Keabsahan Data ............................................................................. 17

  G. Sistematika Penulisan ........................................................................................ 18

  BAB II : KAJIAN PUSTAKA A.Metode Tahsin .................................................................................................... 19

  1. Pengertian Metode Tahsin ................................................................................. 19

  2. Tujuan Metode Tahsin ....................................................................................... 27

  3. Unsur-unsur Dalam Metode Tahsin ................................................................... 29

  B. Pembelajaran Al- Qur’an di SMP 4 Ungaran Kabupaten Semarang ................ 41

  1. Pembelajaran Al- Qur’an ................................................................................... 41

  …46

  2. Pola Pembelajaran …………………………………………………………………………………………….

  3. Teknik Mengajar Tahsin .................................................................................... 52

  4. Langkah-langkah Impl ementasi ……………………...……………………….55

  5. Strategi Pembelajaran ………………………………………………………….56

  BAB III : PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A. Paparan Data ..................................................................................................... 59 B. Temuan Penelitian ............................................................................................. 66

  1. Implementasi Metode Tahsin dalam Pembelajaran Membaca Al- Qur’an. ........ 66

  2. Faktor Penghambat dan Pendukung Implementasi Metode Tahsin ................... 71

BAB IV : ANALISA DATA A. Implementasi Metode Tahsin dalam Pembelajaran Membaca Al-Qur

  ’an. ....... 76

  B. Faktor Penghambat dan Pendukung Implementasi Metode Tahsin .................. 81

  BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ....................................................................................................... 85

  1. Implementasi Metode Tahsin dalam Pembelajaran Membaca Al- Qur’an….…85

  3. Faktor Penghambat dan Pendukung Implemntasi Metode Tahs in…………….85 B. Saran

  …………………………………………………………………………..86

  C. Penutu p………………………………………………………………………..86

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

  DAFTAR TABEL DAN BAGAN

TABEL 3.1 Data Guru Ekstra BTA di SMP Negeri 4 UngaranTABEL 3.2 Data jumlah siswa kelas VIII di SMP Negeri 4 UngaranTABEL 3.3 Daftar Responden

  BAGAN STRUKTUR ORGANISASI SMP NEGERI 4 UNGARAN

DAFTAR LAMPIRAN 1.

  Daftar Riwayat Hidup 2. Lembar Konsultasi 3. Pedoman wawancara 4. Dokumentasi Observasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Islam merupakan suatu sistem pendidikan yang

  memungkinkan seseorang dapat mengarahkan kehidupannya sesuai dengan cita-cita Islam, sehingga dengan mudah membentuk hidupnya sesuai ajaran Islam. Materi yang diajarkan dalam pendidikan Islam adalah materi tentang agama Islam yang berupa: fiqh, hadist, dan salah satunya adalah Al-Q ur‟an. Al-Q ur‟an merupakan sumber utama dalam hukum Islam. Salah satu yang wajib diajarkan adalah segala hal tentang Al-

  Qur‟an. Karena Al-Qur‟an adalah pedoman hidup manusia dan selalu dekat dengan Allah SWT.

  Betapa indahnya jika kita dan anak-anak kita dapat bertilawah atau membaca Al-Q ur‟an dengan baik dan benar. Karena darinya akan terpancar indikasi keimanan seorang muslim yang dicintai Allah SWT. Dengan demikian yang harus ditata dan ditingkatkan adalah kadar iman dan takwanya kepada Allah (Mansur, 2005:7-8).

  Tentu tilawah Al-Q ur‟an dengan baik dan benar tidaklah sulit, karena Allah SWT menurunkan Al-Q ur‟an agar dijadikan sebagai pedoman hidup bagi manusia, yang secara otomatis bermakna. Dia menjadikannya sebagai Kitab yang mudah dipelajari isi, bahasa, cara membaca, menghafal, dan mengamalkannya.

  Tentu kemudahan yang dijanjikan-Nya bukan berarti tanpa usaha atau ikhtiar, Seperti firmanNya:

  

            

   

  “Orang-orang Yang Kami berikan Kitab kepada mereka, sedang mereka

  membacanya Dengan sebenar-benar bacaan (tidak mengubah dan memutarkan maksudnya), mereka itulah orang-orang Yang beriman kepadanya; dan sesiapa Yang mengingkarinya maka mereka itulah orang-

  ( orang Yang rugi Al-Baqarah:121) (Terjemah Al-

  Qur‟an, hlm 19)

  

             

                dan Demikianlah Kami wahyukan kepadamu (Muhammad)

  • – Al-Qur‟an sebagai roh (yang menghidupkan hati perintah kami; Engkau tidak pernah mengetahui (sebelum diwahyukan kepadamu): apakah Kitab (Al-Q ur‟an) itu dan tidak juga mengetahui apakah iman itu; akan tetapi Kami jadikan Al-Qur ‟an: cahaya Yang menerangi, Kami beri petunjuk dengannya sesiapa Yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba kami. dan Sesungguhnya Engkau (Wahai Muhammad) adalah memberi petunjuk Dengan Al-Qur ‟an itu ke jalan Yang lurus (Assyura: 52)(Terjemah Alqur‟an, Halm 369).

  Muhammad Ibnu Jazari Assyafi‟i dalam syairnya mengatakan:

  

ا ِْل ن َِلأ

َل ُه ِهِب ُه ٌِثآ َن آْرُقْلَا ِدِوَُيُ َْلَ ْنَم ٌمِز َلَ ٌمْتَح ِدْيِوْج تلاِب ُذْخَلأْاَو َلَصَو ِهْيَلِا ُهْنِم اَذ َكَهَو َلََزْ نَا

  “Membaca Al-Qur‟an dengan tajwid hukumnya wajib, barang siapa

  yang membacanya tidak dengan tajwid ia berdosa, karena dengan tajwidlah Allah menurunkan Al- Qur‟an dan demikianlah Al-Qur‟an sampai kepada kita dari-

  Nya”(Abdurohim, 2003:6).

  Tak banyak orang yang tertarik pada ilmu tajwid. Selaras dengan sedikitnya orang yang ingin bisa membaca Al-Q ur‟an dengan benar; sesuai kaidah tajwid, tepat makhraj dan sifat hurufnya, serta sebagaimana Al- Q ur‟an diturunkan. Banyak yang menganggap, sekedar membaca Al-Qur‟an sudah cukup. Sehingga, banyak orang yang ”lancar” membaca Al-Qur‟an, namun banyak kesalahannya dari sisi tajwid. Padahal, Allah SWT berfirman:

  

   

bacalah Al-Quran Dengan "Tartil"(Al- “Dan

  Muzammil:4) (Terjemah Al- Qur‟an, Halm 574).

  ُل ِفْٛ ٌُٛا ُحَفِرْعََِٚ ِفُْٚرُحٌْا ُذْ٠ِْٛجَذ َُٛ٘ ًُْ١ِذْرَّرٌا

  “Tartil ialah membaguskan huruf-hurufnya dan mengetahui tempat- tempat keluarnya”(Syarh Manzumah Al-Jazariyah, hlm 13).

  Ilmu tajwid adalah ilmu praktik. Ia tak sekedar teori. Mungkin banyak orang yang menguasai teori tajwid, tetapi jika ia tak membaca Al-Q ur‟an secara talaqqi dan musyafahah berhadapan langsung dengan guru atau syaikh yang sanadnya bersambung dengan Rasulullah SAW secara intensif, sesungguhnya itu tak banyak berarti. Laksana ilmu bela diri, jika hanya mempelajari dari buku tanpa pernah praktik dan belajar langsung dari orang yang menguasainya, niscaya hasilnya tidak akan maksimal.

  Tolak ukur kualitas kebaikan seorang muslim adalah sejauh mana upaya dan usahanya dalam mempelajari dan mengajarkan Al- Qur‟an. Rasulullah

  SAW bersabda:

  ٜراخثٌا ٖاٚر .ٍَََُّّٗعَٚ َْآْرُمٌْا ٍَََُّعَذ َِْٓ ُُْوُرْ١َخ

  "Sebaik-baiknya kalian adalah orang yang mempelajari Al-Qur‟an

  d an mengajarkannya.”(HR. bukhari)(Bab Keutamaan Alqur‟an, Halm

  66)

  SMP Negeri 4 Ungaran adalah satu-satunya sekolah yang mengadakan ekstra BTA dari semua sekolah negeri yang ada di kecamatan Ungaran. Dan satu-satunya sekolah negeri yang berbasis PAI (Pendidikan Agama Islam). Mengapa demikian? karena meskipun sekolah SMP 4 Ungaran itu Negeri dan banyak siswa atau guru yang non muslim, tetapi dicetak sedemikian rupa menjadi sekolah yang menitikberatkan agama Islam. Tentunya, seperti diadakan penyambutan murid oleh semua guru setiap pagi untuk bersalam sapa dengan para siswanya, pembacaan Asmaul Husna sebelum memulai kegiatan belajar mengajar (KBM), kajian Islami untuk guru yang diadakan seminggu sekali bagi guru yang muslim sedangkan guru nonmuslim tetap menghormati dan menghargai, pengadaan infak sosial untuk pembelian hewan qur‟ban di setiap Idul Adha, dll. Begitupun dengan BTA, BTA adalah kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan selama 1 minggu sekali setelah kegiatan belajar mengajar usai. Namun dari awal penerapan BTA, pihak sekolah hanya mengandalkan guru yang mampu membaca Al- Qur‟an, begitupula dengan siswanya masih banyak yang belum bagus bacaannya dan ada yang sama sekali belum mengenal huruf hijaiyyah.

  Metode yang sering digunakan oleh guru dalam proses pembelajarannya adalah dengan menggunakan metode ceramah dan metode qaidah bagdadiyah. Soetomo menjelaskan bahwa metode ceramah biasanya digunakan untuk menyampaikan suatu informasi kepada anak secara lisan, yang dalam penggunaanya harus memenuhi prinsip-prinsip metode ceramah yaitu penggunaanya harus disesuaikan dengan tujuan yang akan dicapai (Soetomo, 1995:146).

  Sesuai pemaparan di atas apabila metode ceramah diterapkan dalam mengajarkan huruf-huruf hijaiyyah dan hukum-hukum membaca Al-Q ur‟an maka dirasa kurang tepat karena akan menempatkan siswa kurang aktif, sehingga dalam proses pembelajaran siswa kurang tertarik terhadap materi yang disampaikan. Hal ini dapat mengakibatkan tujuan pembelajaran dan hasil pembelajaran tidak tercapai dengan maksimal. Metode Bagdadiyah dirasa sudah tidak tepat lagi karena penyajiannya dengan cara dieja satu persatu sehingga untuk mencapai tujuan siswa mampu membaca Al-Q ur‟an memerlukan waktu yang sangat lama dan penyajian bahan terkesan menjenuhkan(Depag, 1995:76).

  Oleh karena itu dibutuhkan penanganan serius untuk merevitalisasi metode pembelajaran pendukung pada mata pelajaran BTA.

  Mahfudh Shalahuddin menjelaskan suatu prinsip dalam pengajaran ditandai diutamakannya belajar dari pada mengajar, karena merupakan suatu sistem belajar mengajar, yang menekankan keaktifan siswa secara fisik, mental, intelektual dan emosional guna memperoleh hasil belajar yang berupa perpaduan antara kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik (Budiyanto,1995:19). Sehingga para guru bermusyawarah dan mengambil keputusan untuk mengambil guru ekstrakurikuler dari luar sekolah yang berijazah tahsin atau bacaan Al-Q ur‟annya sudah bagus dan benar. Guna mempelajari pembelajaran pasif terus berkembang. Penggunaan metode Tahsin dapat dipilih sebagai metode untuk membelajarkan membaca Al-Q ur‟an pada mata pelajaran BTA.

  Metode Tahsin adalah salah satu cara untuk tilawah Al-Q ur‟an yang menitikberatkan pada makhroj (tempat keluarnya huruf) dan ilmu tajwid. Metode ini dalam mempelajari Al-Q ur‟an melalui seorang guru secara langsung atau berhadapan (Abdur Rauf, 2003:8).

  Metode Tahsin adalah metode yang hampir sama dengan metode qiroati yaitu metode yang membahas tentang cara pengucapan Al- Qur‟an berikut cara penyampaiannya, dan tata cara pelaksanaan dalam sistem mengajarnya dimulai dari tingkatan yang sederhana tahap demi tahap sampai pada tingkat sempurna. Metode Tahsin juga menekankan pada sifat huruf, huruf yang sudah tepat antara makhroj, tajwid, dan sifatnya akan menjaga keaslian huruf Al-Q ur‟an.

  Sarotun(2013:3) menjelaskan bahwa menggunakan Metode Tahsin dapat memudahkan siswa dalam mempelajari Al-Q ur‟an, karena Model penulisan dan pembelajarannya dengan pendekatan makharijul huruf

  (tempat keluar huruf), tidak berdasarkan huruf hijaiyah, sehingga akan memudahkan siswa untuk mempelajarinya. Karena mempelajari huruf- huruf yang sama tempat keluarnya, dan disusun berdasarkan kedekatan bacaan-bacaan, sehingga memudahkan siswa/santri untuk mempraktekkan sesuai dengan hukum tajwid. Penyusunannya dimulai dengan huruf-huruf yang lebih mudah untuk dipelajari, sehingga siswa/santri akan termotivasi untuk semangat belajar. Penulisan huruf dalam metode Tahsin menggunakan rosm utsmani sehingga sejak awal siswa dibiasakan dengan Al- Qur‟an standar, dan ini akan memudahkan mereka membaca Al-

  Qur‟an. Pembelajaran membaca Al-

  Qur‟an atau BTA di SMP Negeri 4 Ungaran sudah menggunakan Tahsin hampir 5 tahun. Dan kegiatan ekstra ini hanya dilaksanakan oleh kelas VIII. Bacaan mereka masih di bawah standar, dari 263 siswa 20% belum mengenal huruf hijaiyyah sama sekali,

  35% masih iqro‟, 45% sudah sampai Alqur‟an. Adapun yang sudah sampai Al- Qur‟an, bacaan mereka belum disertai tajwid, tinggi rendah suatu bacaan belum diperhatikan. Bagi yang belum mengenal huruf hijaiyyah maupun yang masih iqro‟ dikarenakan oleh sebab-sebab berikut: (1) Jauhnya lokasi TPA (2) Kesibukan orangtua yang tidak sempat mengajar ngaji anak (3) Tidak ada waktu untuk mengaji karena pulang sekolah ada kegiatan les, (4) Anak sudah sibuk dengan media sosial dan mulai enggan mengaji.

  Berdasarkan faktor-faktor di atas, penulis terdorong untuk melakukan penelitian pada mata pelajaran Baca Tulis Al-Q ur‟an pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 4 Ungaran Kab. Semarang. Dengan judul

  “Implementasi Metode Tahsin Dalam Pembelajaran Membaca Al-Qur‟an Di SMP Negeri 4 Ungaran Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2016/2017 ”.

B. Fokus Penelitian

  Berdasarkan konteks penelitian di atas, maka yang menjadi fokus penelitian ini adalah:

1. Bagaimana penerapan metode Tahsin dalam pembelajaran membaca

  Al-Q ur‟an pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 4 Ungaran Kabupaten Semarang? 2. Apa faktor penghambat dan pendukung implementasi metode Tahsin dalam pembelajaran membaca Al-Q ur‟an pada siswa kelas VIII di

  SMP Negeri 4 Ungaran Kabupaten Semarang? C.

   Tujuan Penelitian

  Dari fokus penelitian di atas maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Untuk mendeskripsikan penerapan metode Tahsin dalam pembelajaran membaca Al- Qur‟an pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 4 Ungaran Kabupaten Semarang.

  2. Untuk mendeskripsikan faktor penghambat dan pendukung implementasi metode Tahsin dalam pembelajaran membaca Al- Qur‟an pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 4 Ungaran Kabupaten Semarang.

D. Kegunaan Penelitian

  Penelitian ini secara umum bertujuan untuk menggali informasi tentang bacaan siswa dalam membaca Al-Q ur‟an.

  Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu bermanfaat baik secara teoritis maupun secara praktis.

  1. Manfaat Teoritis a.

  Untuk menambah khazanah keilmuan b. Sebagai kontribusi ilmiah dan sumbangan informasi bagi mereka yang melakukan penelitian seputar metode Tahsin Al-Q ur‟an.

  c.

  Sebagai kontribusi ilmiah dan sumbangan informatif bagi pendidikan agama Islam terutama kalangan tingkat SMP sederajat.

  2. Manfaat Praktis a.

  Kepala Sekolah Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pedoman oleh SMP Negeri 4 Ungaran Kabupaten Semarang, sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran.

  b.

  Guru Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pedoman oleh para guru di SMP Negeri 4 Ungaran Kabupaten Semarang untuk meningkatkan mutu bacaan Al-Q ur‟an siswa.

  c.

  Peserta didik Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pedoman oleh para siswa/siswi di SMP Negeri 4 Ungaran Kabupaten

  Semarang dalam upaya meningkatkan kualitas bacaan Al-Q ur‟an siswa.

E. Penegasan Istilah

  Fokus dalam penelitian ini adalah menerapkan metode Tahsin dalam pembelajara Al- Qur‟an. Sebelum membahas lebih dalam maka akan diberikan penjelasan dan batasan pada istilah-istilah dalam judul penelitian tersebut: 1.

  Metode Tahsin

  Tahsin menurut bahasa berasal dari kata kerja ( )

  • إْ١ِسْحَذ ُِّٓسَحُ٠ ََّٓسَح

  yang artinya memperbaiki, menghiasi, membaguskan, memperindah, atau membuat lebih baik dari semula. Kata ini sering digunakan sebagai sinonim dari kata tajwid yang berasal dari ( ) yang

  • ُدَِّٛجُ٠

  َدََّٛج اذْ٠ِْٛجَذ

  bermakna memperbagus atau memperbaiki.

  Sedangkan menurut istilah adalah:

  َُّٗمَحَر ْسَُِٚ َُّٗمَح ِِٗئَاطْعِا َعَِ ٍجاَرْخَِ ِِْٓ ٍفْرَح ًُِّو ُجَارْخِا

  "Mengeluarkan setiap huruf dari tempat keluarnya dengan memberi hak dan mustahaknya”.

  Yang dimaksud dengan hak huruf adalah sifat asli yang selalu bersama dengan huruf tersebut, seperti Al Jahr, Isti‟la‟, istifal dan lain sebagainya. Sedangkan yang dimaksud dengan mustahaq adalah sifat yang nampak sewaktu- waktu, seperti tafkhim, tarqiq, ikhfa‟ dan lain sebagainya (Abdur Rauf, 2014:17).

  Metode Tahsin adalah salah satu cara untuk tilawah Al-Q ur‟an yang menitikberatkan pada makhroj (tempat keluarnya huruf), sifat-sifat huruf dan ilmu tajwid. Metode ini melalui talaqqi (bertemu langsung) dan musyafahah (pembetulan bibir saat membaca) berhadapan langsung dengan guru atau syaikh yang sanadnya bersambung sampai kepada Rasulullah SAW(Abdur Rauf, 2003:8).

2. Pembelajaran Membaca Al-Qur‟an

  Menurut E. Mulyasa (2003:100), pembelajaran pada hakekatnya adalah interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Membaca Al-Q ur‟an adalah pembacaan kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantaraan malaikat Jibril, yang merupakan mu‟jizat, yang diriwayatkan secara mutawatir (berangsur-angsur) yang ditulis di mushaf (lembaran) dan membacanya adalah ibadah (Syarifudin, 2008:16). Pembelajaran membaca Al-

  Qur‟an adalah upaya untuk membelajarkan Al- Qur‟an (sebagai sumber hukum, pedoman hidup, dan merupakan ibadah bagi yang membacanya) pada peserta didik.

  Metode Tahsin adalah metode yang hampir sama dengan metode qiroati yang disusun oleh H. Ahmad Dahlan Salim Zarkasyi, Semarang.

  Tata cara pelaksanaan dalam sistem mengajarnya dimulai dari tingkatan yang sederhana tahap demi tahap sampai pada tingkat sempurna, dengan cara membaca Al-

  Qur‟an yang langsung memasukkan dan mempraktekkan bacaan tartil sesuai dengan kaidah ilmu tajwid, sistem pendidikan dan pengajaran melalui sistem yang berpusat pada murid dan kenaikan jilid tidak ditentukan oleh bulan atau tahun dan tidak secara klasikal, tetapi secara individual. Bedanya adalah metode qiroati mempunyai 10 jilid sedangkan metode Tahsin hanya 4 jilid.

  Pengenalan nama-nama huruf hijaiyyah metode qiroati secara acak sedangkan metode tahsin berdasarkan kedekatan bacaan-bacaan, Jika metode qiroati menekankan prinsip CLB (lancar, cepat, benar), Metode Tahsin secara diayun dan pelan-pelan membacanya dengan cara tahqiq (lambat), tartil(agak cepat).

F. Metode Penelitian

  Metode penelitian adalah cara ilmiah yang dapat digunakan untuk melakukan kegiatan dan usaha untuk menemukan dan mengembangkan serta menguji kebenaran suatu pengetahuan yang dilakukan dengan menggunakan metode. Dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Margono, 2012:36).

  Pengambilan metode ini adalah untuk mengetahui bagaimana pembelajaran membaca Al- Qur‟an di SMP Negeri 4 Ungaran dengan menerapkan metode Tahsin.

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

  Pendekatan yang dipakai adalah pendekatan antropologi yaitu kegiatannya terdiri atas upaya teratur mengamati, merinci, memberikan, mencatat, dan menguraikan pola kebudayaan suatu masyarakat di lingkungan alaminya (Margono, 2012:108).

  Penelitian ini digunakan untuk mendeskripsikan penerapan metode Tahsin. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik kualitatif yaitu penelitian yang menjelaskan realitas yang ada di lapangan kemudian menganalisisnya dengan cara memaparkan atau mendeskripsikan dengan kata-kata atau kalimat.

  2. Kehadiran Peneliti Peneliti bertindak sebagai instrumen dan pengumpul data. Dalam penelitian ini, peneliti secara langsung datang ke lapangan. Sehingga mendapat data yang riil dan akurat.

  3. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini tepatnya di SMP Negeri 4 Ungaran yang berada di Jl. Erlangga III/4, Langensari Kecamatan Ungaran Barat

  Kabupaten Semarang.

  4. Sumber Data Penelitian ini dapat memperoleh informasi data dari beberapa literatur buku maupun jurnal sebagai bahan teoritik dan memperoleh sumber informasi riil dari proses data observasi dan wawancara yang peneliti lakukan secara langsung kemudian dianalisis.

  Sumber data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah: a.

  Sumber Data Primer Sumber data primer yaitu sumber data yang berkaitan langsung berkaitan dengan obyek riset (Arikunto, 1989:10). Data primer dalam penelitian ini adalah perilaku subyek peneliti yang diperoleh dari hasil wawancara dan hasil observasi b.

  Sumber Data Sekunder Sumber data sekunder yaitu sumber data yang mendukung dan melengkapi sumber-sumber data primer. Data sekunder dalam hal ini adalah buku dan penelitian orang lain yang berkaitan dengan metode Tahsin .

5. Prosedur Pengumpulan Data

  Untuk mengumpulkan data yang diperlukan sebagai bahan pembahasan dan analisis, dalam penelitian ini digunakan metode-metode pengumpulan data sebagai berikut: a.

  Wawancara Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan cara melakukan tanya-jawab tatap muka (langsung) dengan responden atau informan (Singarimbun, 1989:192). Metode ini digunakan untuk menghimpun data tentang: (1) Profil SMP Negeri 4 Ungaran yang menjadi lokasi penelitian, (2) Implementasi metode Tahsin dalam Pembelajaran membaca Al-Q ur‟an, (3) Pemahaman siswa terhadap bacaan Al-Q ur‟an melalui metode Tahsin, (4) Pelaksanaan metode Tahsin (6) Faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan metode Tahsin .

  Wawancara untuk memperoleh data tentang hal-hal tersebut di atas dilakukan dengan para siswa dan para guru BTA SMP Negeri 4 Ungaran Kabupaten Semarang dan instansi-instansi terkait. Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah: (1) Bapak Ibu guru BTA yang dipilih oleh peneliti untuk mewakili semua guru BTA di SMP 4 Ungaran.

  Bentuk wawancara adalah wawancara bebas terbatas; peneliti hanya menyiapkan dan berbekal tema-tema wawancara, sementara pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dikembangkan dalam proses wawancara. Dalam pelaksanaannya, wawancara dilakukan dalam gaya percakapan informal. Transkripsi hasil wawancara dibuat segera setelah wawancara selesai.

  b.

  Observasi Observasi adalah metode pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan langsung pada subyek dan obyek penelitian (Surakhmad,

  1994:162). Teknik ini digunakan, pertama-tama untuk melakukan atas data yang diperoleh melalui wawancara dan dokumen.

  cross-check

  Tetapi metode ini juga digunakan untuk memperoleh data yang tidak terekam lewat wawancara dan dokumentasi, seperti tentang kondisi lingkungan fisik di SMP Negeri 4 Ungaran, Kabupaten Semarang, fasilitas dan kondisi di SMP Negeri 4 Ungaran, Kabupaten Semarang.

  Metode observasi yang digunakan adalah metode observasi partisipan pasif, yakni peneliti datang di tempat kegiatan orang yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut (Sugiono, 2010:227). Selain itu juga menggunakan metode observasi terstruktur, yaitu observasi yang telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan diamati, di mana tempatnya (Sugiono, 2008:203). Obyek yang di observasi adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Ungaran.

  c.

  Dokumentasi Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan membaca dan mencatat dokumen-dokumen yang relevan dengan pokok permasalahan penelitian (Arikunto, 2002:135). Teknik ini digunakan untuk memperoleh data tentang sumber tertulis tambahan yang relevan dengan nama dan hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan yang dilakukan para siswa di SMP Negeri 4 Ungaran.

6. Analisis Data

  Analisis data adalah upaya menata secara sistematis, catatan hasil wawancara, dukumentasi, dan observasi untuk meningkatkan pemahaman peneliti mengenai kasus yang diteliti dan menyajikannya sebagai temuan bagi orang lain (Muhadjir, 2002:142). Data yang terkumpul pertama disaring, kemudian disusun dalam kategori-kategori, dan saling dihubungkan. Melalui proses inilah penyimpulan dibuat (Matthew.dkk, 1992:15-16). Dengan demikian langkah-langkah analisis data meliputi: (1) Penyaringan data, (2) Kategorisasi data, (3) saling menghubungkan data, dan (4) penarikan kesimpulan.

  Dalam analisis data dengan langkah-langkah tersebut di atas digunakan metode deskriptif analitik. Maksud metode deskriptif adalah menguraikan secara teratur realitas fenomena (data) sebagaimana adanya

  (Muhadjir, 2002:93). Selanjutnya, berdasarkan uraian data secara sistematis tersebut kemudian diupayakan untuk membangun generalisasi (Muhadjir, 2002:178) guna menghasilkan konstruk-konstruk teoritis mengenai penerapan metode Tahsin di SMP Negeri 4 Ungaran Kabupaten Semarang.

7. Pengecekan Keabsahan Data

  Pengecekan keabsahan data dilakukan agar memperoleh hasil yang valid dan dipertanggungjawabkan dan dipercaya oleh semua pihak.

  Dalam pengecekan keabsahan data peneliti menggunakan beberapa cara yaitu: a.

  Perpanjangan pegamatan, peneliti melakukan perpanjangan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang pernah ditemui maupun yang baru.

  b.

  Kehadiran peneliti di lapangan, peneliti berperan aktif dalam memperoleh data-data yang diperlukan, dengan melakukan wawancara, observasi, dan dokumentasi.

  c.

  Observasi yang diperdalam, peneliti bukan hanya sebagai pengamat dan pencari sumber data, tetapi terjun langsung ke lokasi pembelajaran.

  d.

  Triangulasi, diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber, cara dan waktu. Dalam hal ini peneliti menggunakan dua jenis pendekatan yaitu triangulasi sumber dan tringulasi teknik.

  1) Triangulasi sumber, menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber (sumber satu dengan yang lain).

  2) Triangulasi teknik, menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda (Sugiono, 2010: 369-372).

G. Sistematika Penelitian

  Dalam penelitian skripsi ini, penulis menyusun sistematikanya sebagai berikut:

  Bab I, Latar belakang masalah, Rumusan masalah, Tujuan penelitian, Metode penelitian. Bab II, Kajian pustaka tentang Pengertian Metode Tahsin dan Metode Pembelajaran Al- Qur‟an di SMP 4 Ungaran Kab. Semarang. Bab III, Membahas tentang gambaran umum implementasi metode Tahsin dalam meningkatkan kemampuan siswa membaca Alqur‟an di SMP 4 Ungaran Kabupaten Semarang tahun 2016-2017.

  Bab IV, Analisis tentang implementasi metode Tahsin dalam meningkatkan kemampuan siswa membaca Al-Q ur‟an.

  Bab V, Penulis membuat penutup berisi kesimpulan dan saran-saran sebagai bahan masukan dalam dunia pendidikan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Metode Tahsin 1. Pengertian Metode Tahsin Secara bahasa metode tahsin terdiri dari dua suku kata, metode

  dan tahsin. Metode sendiri berasal dari bahasa Yunani “metodos” yang terdiri dari “metha” berarti melalui atau melewati dan “hodos” yang berarti jalan atau cara. Metode diartikan sebagai suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan (Armai Arif, 2002:40). Metode adalah cara yang sistematik yang digunakan untuk mencapai tujuan (Pasaribu, 1983:18). Sedangkan menurut Soejono (1990:136) metode adalah cara menyajikan bahan pengajaran.

  Menurut Surakhmad (1995:58) metode adalah cara yang memberikan jaminan tertinggi akan tercapainya tujuan itu dengan sebaik- baiknya, sedangkan metode menurut Usman (2002:4) adalah cara untuk mencapai tujuan, pendapat Usman sama pengertiannya dari pendapat dari Surakhmad, bahwa metode sama-sama mencari cara untuk mencapai tujuan, akan tetapi terdapat sedikit perbedaan, menurut Surakhmad metode harus mempunyai target/ jaminan tertinggi akan tercapainya tujuan, sedangkan menurut Usman metode tidak mempunyai target, dengan kata lain yang terpenting guru mempunyai cara untuk menyampaikan materi pelajaran kepada anak didiknya. Adapun pendapat lain yang mendukung mengenai pengertian metode yaitu menurut Sudarmanto (1993:111). Metode adalah cara atau alat mendapatkan pengetahuan dan mencapai kebenaran ilmiah/metodologi. Pendapat Sudarmano ini berbeda dengan pendapat sebelumnya, karena menekankan pada cara mendapatkan pengetahuan dan mencapai kebenaran ilmiah, bukan cara menyajikan bahan pelajaran.

  Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode adalah cara yang digunakan guru untuk menyampaikan materi pelajaran ke anak didik agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan sebaik-baiknya.

  Berbeda dengan makna metode, Tahsin berasal dari kata kerja ( ) yang artinya memperbaiki, menghiasi, membaguskan,

  • إْ١ِسْحَذ ُِّٓسَحُ٠ ََّٓسَح memperindah, atau membuat lebih baik dari semula (Annuri: 2016:3).

  Tahsin sering digunakan sebagai sinonim dari kata tajwid yang

  berasal dari ). Tajwid

  ( merupakan bentuk masdar, dari fi‟il - - ُدَِّٛجُ٠ َدََّٛج اذْ٠ِْٛجَذ

  madhi

  ”jawwada” yang berarti membaguskan, menyempurnakan ,

  memantapkan. Tajwid menurut bahasa adalah yang berarti

  ِذِّ١َجٌْ اِت ِخَاَ١ِذلأَا

  memberikan dengan baik (Annuri, 2016:17). Sedangkan menurut istilah adalah: ِا

  َُّٗمَحَر ْسَُِٚ َُّٗمَح ِِٗئَاطْعِا َعَِ ٍجاَرْخَِ ِِْٓ ٍفْرَح ًُِّو ُجَارْخ

  "Mengeluarkan setiap huruf dari tempat keluarnya dengan

  memberi hak dan mustahaknya ”.

  Yang dimaksud dengan hak huruf adalah sifat asli yang selalu bersama dengan huruf tersebut, seperti Al Jahr, Isti‟la‟, istifal dan lain sebagainya. Sedangkan yang dimaksud dengan mustahaq adalah sifat yang nampak sewaktu-waktu, seperti

  tafkhim, tarqiq, ikhfa‟ dan lain sebagainya

  (Abdur Rauf, 2014:17). Tahsin selalu identik dengan tilawah. Tilawah sendiri berasal dari kata

  • جَٚ َلِذ

  ََلَذ - ٍُْْٛرَ٠

  yang artinya bacaan, dan

  ِْآْرُمٌْاُجَٚ َلِذ

  artinya bacaan Al-Q ur‟an. Tilawah secara istilah:

  اَِٙئاَدآ ِٝف َّٝٔأَرُ٠َٚ اََٙفُْٚرُح ُِّٓ١َثُذ جَٚ َلِذ ُُٗذَٚ َلِذ :ا ح َلِطْصِا ُجَٚ َلِّرٌا ْٝٔاَعٌَّْا َُِْٙف ٌَِٝا َْٝٔدَا َُْْٛىَ١ٌِ Membaca Al-Q ur‟an dengan bacaan yang menjelaskan huruf-hurufnya dan berhati-hati dalam melaksanakan bacaannya, agar lebih mudah

memahami makna yang terkandung di dalamnya (Fathul Bari, hlm 707).

  Tahsin tilawah adalah upaya memperbaiki dan membaguskan

Dokumen yang terkait

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA PEMBELAJARAN PAI DI SMP N 1 WIROSARI KABUPATEN GROBOGAN SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 2 102

IMPLEMENTASI METODE UMMI DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA AL-QUR’AN PADA SISWA SMP IT IZZATUL ISLAM GETASAN KEBUPATEN SEMARANG TAHUN 20152016 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 118

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AL-QUR’AN BAGI ANAK BALITA DI TAMAN PENGASUHAN ANAK (TPA) ASSALAM BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 6102 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 109

METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI PONDOK PESANTREN BUSTANU USYSYAQIL QUR’AN DESA GADING KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 20152016 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

1 16 113

PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA TUNARUNGU DI SMPLB NEGERI SALATIGA TAHUN PEMBELAJARAN 20162017 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 115

MODEL PEMBELAJARAN DI PONDOK PESANTREN TARBIYYATUL MUBALIGHIN DESA REKSOSARI KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 20016 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 1 81

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL LAMBANG BILANGAN MELALUI MEDIA BERMAIN KARTU ANGKA BERGAMBAR PADA ANAK USIA 4 TAHUN DI PAUD BAITUSSHIBYAAN SRUMBUNG KECAMATAN BERGAS KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20162017 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana

1 1 119

PERAN GURU AGAMA ISLAM DALAM MENGEMBANGKAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN SPIRITUAL SISWA DI SMK NEGERI 1 JAMBU KEC JAMBU KAB SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20162017 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 133

STRATEGI PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI MTs SUNAN KALIJAGA DESA.BAWANG KECAMATAN.BAWANG KABUPATEN.BATANG TAHUN AJARAN 20162017 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar

0 0 112

IMPLEMENTASI PROGRAM PARENTING DALAM BIDANG PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP NEGERI 7 SALATIGA TAHUN 2017 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 202