Sumbangan katekese umat bagi prodiakon melalui model shared christian praxis di Paroki Roh Kudus Kebonarum, Klaten, Jawa Tengah - USD Repository

  i

  

SUMBANGAN KATEKESE UMAT BAGI PRODIAKON

MELALUI MODEL SHARED CHRISTIAN PRAXIS

DI PAROKI ROH KUDUS KEBONARUM, KLATEN, JAWA TENGAH

S K R I P S I

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik

  

Oleh:

Winda Puspita Sari

NIM: 071124014

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN

  

KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2012 ii

iii

  PERSEMBAHAN

  Skripsi ini kupersembahkan kepada semua orang yang telah membantuku dalam belajar dan penyelesaian skripsi. iv v

  

MOTTO

“Tetapi Ia berkata: ‘ Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah

dan yang memeliharanya’.”

  

(Luk 11:28)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 31 Juli 2012 Penulis

  Winda Puspita Sari vi

  

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

  Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta:

  Nama : Winda Puspita Sari NIM : 071124014

  Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul SUMBANGAN

KATEKESE UMAT BAGI PRODIAKON MELALUI MODEL SHARED

  

JAWA TENGAH beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya

  memberikan kepada Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

  Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

  Dibuat di Yogyakarta, 31 Juli 2012 Yang menyatakan, Winda Puspita Sari vii

  

ABSTRAK

  Skripsi ini berjudul SUMBANGAN KATEKESE UMAT BAGI

  

PRODIAKON MELALUI MODEL SHARED CHRISTIAN PRAXIS DI PAROKI

ROH KUDUS KEBONARUM, KLATEN, JAWA TENGAH. Judul ini dipilih

  berdasarkan kenyataan yang terjadi di Paroki Roh Kudus Kebonarum mengenai masalah Katekese Umat. Kesadaran umat untuk mengikuti Katekese Umat mulai menurun dan umat kurang terlibat aktif dalam proses katekese. Paroki Roh Kudus Kebonarum adalah salah satu dari sekian Paroki yang masih mengusahakan agar Katekese Umat selalu dekat dengan hidup umat. Dalam mendampingi katekese, selain katekis dan guru agama, prodiakon Paroki Roh Kudus Kebonarum juga ikut terlibat dalam memberikan pendampingan katekese bagi umat. Keprihatinan yang dihadapi oleh Paroki Roh Kudus Kebonarum merupakan salah satu tantangan bagi penulis untuk mencari solusi atas masalah tersebut. Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan pada prodiakon Paroki Roh Kudus Kebonarum, diperoleh hasil bahwa metode yang digunakan masih bersifat pengajaran atau dogmatis, dan pendampingan tentang katekese masih terbatas, serta umat kurang terlibat selama proses berkatekese.

  Katekese Umat yang sesungguhnya adalah katekese yang mengajak umat untuk bertindak sebagai subyek dan bukan sebagai obyek. Peserta Katekese Umat tidak lagi sebagai pendengar, dan pendamping katekese bertindak sebagai pengarah atau fasilitator. Komunikasi yang terjalin antara pendamping dan peserta adalah komunikasi timbal balik. Pendamping dalam proses katekese berperan untuk mengarahkan umat agar pembicaraan tetap terarah dan sesuai dengan tema. Hubungan yang terjadi antara pendamping dan peserta adalah hubungan yang sederajat. Katekese Umat terus mengalami perkembangan dan pokok pembicaraan yang dilaksanakan di tengah umat diharapkan relevan dengan hidup umat. Shared Christian Praxis merupakan salah satu model Katekese Umat yang dapat digunakan oleh pendamping katekese untuk membantu umat dalam mengungkapkan dan mendalami pengalaman hidupnya dan dikonfrontasikan dengan Tradisi dan Visi Kristiani sehingga menjadi pengalaman iman dan terarah pada suatu usaha tindakan konkret. Peran prodiakon dalam Katekese Umat model Shared Christian Praxis adalah mengarahkan umat agar dapat melihat pengalaman hidupnya menjadi pengalaman iman. Prodiakon mengajak umat untuk mengungkapkan pengalaman hidupnya, merefleksikan pengalaman hidupnya lalu mengkonfrontasikan pengalamannya dengan Tradisi dan Visi kristiani dan membawa umat untuk sampai pada suatu tindakan konkret yang akan diusahakan secara pribadi dan bersama-sama.

  Dengan penulisan skripsi ini, penulis hendak memberikan sumbangan pemikiran untuk perkembangan proses Katekese Umat di Paroki Roh Kudus Kebonarum. Penulis mengusulkan Katekese Umat model Shared Christian Praxis sebagai salah satu model yang dapat digunakan oleh prodiakon dalam proses berkatekese di tengah umat. Usulan program ini dilaksanakan dalam bentuk pelatihan yang berlangsung dengan suatu weekend. Pelatihan ini diharapkan dapat membantu prodiakon Paroki dalam proses katekese yang lebih baik dan dapat membantu umat dalam berkomunikasi antar mereka dan dengan Tuhan. viii

  

ABSTRACT

  This thesis is titled THE CONTRIBUTION OF PEOPLE

  

CATECHESES FOR THE PARISH ARCHDEACONS TO ENHANCE

CATECHESE ACTIVITIES THROUGH A MODEL OF SHARED CHRISTIAN

PRAXIS IN THE PARISH OF ROH KUDUS KEBONARUM, KLATEN, JAWA

TENGAH. It was chosen based on the fact that happens in Roh Kudus Kebonarum

  Parish about the participation of the Catholics to join catechese activities. The Catholics’ awareness in joining the activities is decreasing time by time, causing them to be passively involved in the process of catecheses. The Roh Kudus Kebonarum Parish is one of those parishes which exert themselves in order to make people catecheses close to the parishioners’ life. In conducting catecheses, beside catechists and religion teachers, the archdeacons of Roh Kudus Kebonarum Parish are also involved in conducting catecheses to the people. The concern that is faced by the Parish is one of the writer’s challenges to seek out the solution of that problem. Based on a research conducted to the archdeacons of the Parish, the data collected shows that the method used there is dogmatic, and the methods used in the process of catecheses there is limited, also the Catholics are passively involved in the whole process of catecheses.

  The real people catecheses is a look of catecheses which invites the people to act as a subject and not as an object of catecheses itself. In this catecheses participants are no longer listeners, and a catechist should act as a guide or facilitators. Communication between the catechist and participants is a two-ways type of communication. In the process of catecheses, an assistant’s responsibility is to guide the participants in order to make the conversation stays on the right track. The assistant and the participants should build a same level of relationship. If so happens this will is keep growing time by time, and hopefully, the theme is relevant to the Christians’ daily life. Shared Christian Praxis is one of people catecheses models which can be used by catechists assistant to help the Catholics in expressing and exploring their life experiences and confronting them with the Christian Tradition and Vision, so it will become a experience of faith and be led to a concrete action. The archdeacons’ role in this Shared Christian Praxis model is to guide the participants to be able to see their life experiences as experiences of faith. They invite them to share their life experiences, reflect them and then confront them with Christian Tradition and Vision and to guide them to plan in a concrete action which will be enacted individually or together with other people. This thesis is to present ideas for the development of people catecheses process in Roh Kudus Kebonarum Parish. The writer proposes a program of people catecheses using Shared Christian Praxis model as one of models that can be used by the parish arcdeacons in conducting catechetical activities in cat echism process. This program proposal is conducted in the form of training which is done in a weekend. Hopefully, this training can help the archdeacons of the parish to conduct a better catechese process and can help the parishioners in communicating with God. ix

KATA PENGANTAR

  Puji Syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang setia menuntun pikiran, hati dan hidup penulis, sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul SUMBANGAN

KATEKESE UMAT BAGI PRODIAKON MELALUI MODEL SHARED

  

CHRISTIAN PRAXIS DI PAROKI ROH KUDUS KEBONARUM, KLATEN,

.

JAWA TENGAH

  Skripsi ini berawal dari keprihatinan penulis yang ada di Paroki Roh Kudus Kebonarum, mengenai masalah katekese. Prodiakon Paroki Roh Kudus Kebonarum menjalankan tugas sebagai pelayan sabda dengan memberikan pendampingan katekese kepada umat. Katekese yang hidup di tengah-tengah umat tidak lagi mengalami kemajuan. Umat jarang mengikuti katekese disebabkan oleh kesibukan umat ataupun proses katekese yang kurang dinamis. Keprihatinan tersebut membawa penulis untuk mencari, meneliti, dan memberikan sumbangan yang berguna bagi umat dan prodiakon.

  Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

  1. Rm. Drs. M. Sumarno Ds, S.J., M.A., selaku dosen Pembimbing Skripsi, yang telah memberikan banyak waktu, perhatian dan mendukung seluruh perjalanan penulis untuk menyelesaikan skripsi di Prodi IPPAK.

  2. Bapak Drs. Y.a.C.H. Mardirahardjo, selaku dosen Penguji sekaligus Dosen Pembimbing Akademik, yang telah memberikan banyak perhatian dan mendukung seluruh perjalanan penulis belajar di Prodi IPPAK. x

  3. Ibu Dra. Yulia Supriyati, M.Pd., selaku dosen penguji, yang telah berkenan mendampingi penulis dalam penelitian serta memberikan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

  4. Rm. Drs. H.J. Suhardiyanto, S.J. selaku Kaprodi IPPAK Universitas Sanata Dharma yang senantiasa memberikan dukungan dalam seluruh proses belajar di IPPAK.

  5. Segenap Bapak, Ibu, Romo dosen dan seluruh staf karyawan prodi IPPAK Universitas Sanata Dharma yang secara tidak langsung selalu memberikan dorongan kepada penulis.

  6. Rm. Al. Priyambono, Pr., (alm.), yang mengijinkan penulis untuk mengadakan penelitian di Paroki Roh Kudus Kebonarum.

  7. Rm. V. Kirjito, Pr., selaku Romo Kepala Paroki, yang memberikan dukungan dan nasehat bagi penulis.

  8. Rm. Ig. Nandi Winarto, Pr., yang berkenan mendampingi penulis dalam menyelesaikan skripsi dan bersedia mendengarkan kesulitan penulis dalam penelitian.

  9. Bapak/Ibu Prodiakon Paroki Roh Kudus Kebonarum yang telah mengijinkan penulis untuk mengadakan penelitian dan mendukung penulis dengan memberikan data-data yang diperlukan selama penelitian.

  10. Keluarga tercinta Bapak Mudjiono dan adik Natalia Merry Dellani, yang selalu mendoakan dan memberikan dorongan untuk penulis dalam menyelesaikan kuliah.

  11. Ibu Fransiska Sriyantiningrum (alm.) yang dengan kasih setianya selalu memberikan inspirasi penulis untuk selalu menjadi orang yang lebih baik. xi xii

  12. Keluarga besar Bapak Suharjo yang selalu memberikan dukungan berupa doa, materi, dan nasehat selama penulis belajar di Prodi IPPAK.

  13. Teman-teman angkatan 2007, “katekis bersemangat magis”, yang senantiasa memberikan semangat dan dukungan kepada penulis selama belajar di IPPAK dan saat menyelesaikan skripsi.

  14. Teman-teman “tempo doeloe” yang selalu setia menemani penulis selama menempuh studi di IPPAK.

  15. Teman-teman Orang Muda Katolik dan Pendamping Pendamping Iman Anak dan Remaja Paroki Roh Kudus Kebonarum yang selalu mendukung, memberikan perhatian dan semangat bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi.

  16. Patricius Daru Nakula yang selalu mendukung penulis dan yang selalu memberikan dukungan selama menempuh studi di IPPAK.

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis terbuka akan saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.

  Yogyakarta, 31 Juli 2012 Penulis

  Winda Puspita Sari

  DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL .................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................ ii HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. iv MOTTO ...................................................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................................... vi PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI........................................ vii ABSTRAK................................................................................................... viii

  ................................................................................................. xi

  ABSTRACT

  KATA PENGANTAR ................................................................................ x DAFTAR ISI .............................................................................................. xiii DAFTAR SINGKATAN ............................................................................ xix BAB I. PENDAHULUAN...........................................................................

  1 A. Latar Belakang.................................................................................

  1 B. Identifikasi Masalah.........................................................................

  5 C. Pembatasan Masalah........................................................................

  5 D. Tujuan Penulisan .............................................................................

  5 E. Manfaat Penulisan ...........................................................................

  6 F. Metode Penulisan.............................................................................

  6 G. Sistematika Penulisan ......................................................................

  7 BAB II. GAMBARAN KATEKESE UMAT YANG DILAKSANAKAN OLEH PRODIAKON DI PAROKI ROH KUDUS KEBONARUM, KLATEN, JAWA TENGAH.............................

  8 A. Gambaran Situasi Umum Prodiakon di Paroki Roh Kudus Kebonarum, Klaten, Jawa Tengah ...................................................

  9 1. Situasi Umat Paroki Roh Kudus Kebonarum, Klaten, Jawa Tengah.........................................................................................

  9 2. Situasi Prodiakon Paroki Roh Kudus Kebonarum, Klaten, Jawa Tengah................................................................................

  10 B. Sumbangan Katekese Umat Bagi Prodiakon di Paroki Roh Kudus Kebonarum, Klaten, Jawa Tengah .......................................

  11 xiii

  1. Persiapan Penelitian ....................................................................

  11 a. Latar Belakang Penelitian ....................................................

  11 b. Rumusan Permasalahan Penelitian ......................................

  11 c. Tujuan Penelitian .................................................................

  12 d. Manfaat Penelitian ...............................................................

  12 e. Metode Penelitian ................................................................

  12 f. Waktu dan tempat penelitian................................................

  13 g. Responden Penelitian ...........................................................

  13 h. Instrumen Penelitian ............................................................

  14 i. Variabel Penelitian ...............................................................

  14 2. Laporan Hasil Penelitian .............................................................

  15 a. Identitas Responden ..............................................................

  15 b. Gambaran Prodiakon Paroki Roh Kudus Kebonarum ..........

  16

  c. Pengetahuan Prodiakon Paroki Roh Kudus Kebonarum tentang Katekese Umat .........................................................

  19

  d. Gambaran Katekese Umat yang Dilaksanakan oleh Prodiakon ..............................................................................

  22

  e. Dukungan dan Kesulitan Prodiakon saat Melaksanakan Katekese Umat ......................................................................

  25 f. Manfaat Katekese Umat bagi Prodiakon...............................

  26 g. Manfaat Katekese Umat bagi Umat ......................................

  27

  h. Model Katekese Umat yang Relevan dengan Hidup Umat bagi Prodiakon.............................................................

  28 i. Harapan dan Usulan yang Dibutuhkan oleh Prodiakon dalam Katekese Umat selanjutnya ........................................

  29 3. Hasil Wawancara ........................................................................

  30 a. Wawancara dengan Prodiakon.............................................

  30 b. Wawancara dengan Sekretaris Prodiakon............................

  32 4. Pembahasan Hasil Penelitian ......................................................

  33 a. Identitas Responden ..............................................................

  33 b. Gambaran Prodiakon Paroki Roh Kudus Kebonarum ..........

  34

  c. Pengetahuan Prodiakon Paroki Roh Kudus Kebonarum Tentang Katekese Umat ........................................................

  35 xiv

  d. Gambaran Katekese Umat yang Dilaksanakan oleh Prodiakon ..............................................................................

  37

  e. Dukungan dan Kesulitan Prodiakon saat Melaksanakan Katekese Umat ......................................................................

  38 f. Manfaat Katekese Umat bagi Prodiakon...............................

  39 g. Manfaat Katekese Umat bagi Umat ......................................

  39

  h. Model Katekese Umat yang Relevan dengan Hidup Umat bagi Prodiakon.............................................................

  40 i. Harapan dan Usulan yang Dibutuhkan oleh Prodiakon dalam Katekese Umat selanjutnya ........................................

  40 5. Rangkuman Hasil Penelitian .......................................................

  41 BAB III. KATEKESE UMAT MODEL SHARED CHRISTIAN PRAXIS BAGI PRODIAKON ....................................................

  43 A. Katekese Umat Model Shared Christian Praxis (SCP)...................

  44 1. Katekese Umat ............................................................................

  45

  c. Sejarah Singkat Perkembangan Katekese Umat dalam PKKI...........................................................................

  45 d. Pengertian Katekese Umat ....................................................

  48 e. Pola dan Isi Katekese Umat ..................................................

  50 f. Peserta Katekese Umat..........................................................

  51 g. Pendamping Katekese Umat .................................................

  52 h. Suasana Katekese Umat ........................................................

  55 i. Tujuan Katekese Umat ..........................................................

  56 j. Keunggulan Katekese Umat..................................................

  57 2.

  Shared Christian Praxis (SCP) sebagai salah satu Model Katekese Umat.................................................................

  58 a. Pengertian Shared Christian Praxis (SCP) ...........................

  59

  b. Langkah-langkah Proses Shared Christian Praxis (SCP) .....................................................................................

  64 B. Prodiakon Paroki .............................................................................

  73 1. Sejarah Prodiakon Paroki ............................................................

  74 2. Tugas Prodiakon Paroki ..............................................................

  75 3. Syarat Prodiakon Paroki..............................................................

  77 a. Memiliki Nama Baik sebagai Pribadi dan Keluarga.............

  78 xv

  b. Diterima oleh Umat Setempat ...............................................

  79 c. Memiliki Penampilan Layak .................................................

  79 4. Spiritualitas Prodiakon ................................................................

  80 a. Tugas pelayanan Prodiakon sebagai Panggilan Hidup .........

  80

  b. Prodiakon Ambil Bagian dalam Karya Pengudusan Umat oleh Allah ....................................................................

  81

  c. Prodiakon Menjalani Tugas Pelayanan sebagai Persembahan Hidup ..............................................................

  82

  d. Prodiakon Menghidupi Semangat Doa yang Mendalam dan Teratur ..........................................................

  82

  e. Prodiakon Rajin Mengikuti Perayaan Ekaristi Mendengarkan Sabda Allah dan Berdevosi ..........................

  83 f. Prodiakon dapat Hidup Berbagi dan Peduli ..........................

  84 g. Prodiakon Memiliki Semangat untuk Belajar terus ..............

  85 C. Shared Christian Praxis sebagai Model Katekese Umat untuk membantu Prodiakon dalam Berkatekese..............................

  85 1. Peran Prodiakon dalam Langkah 0 (Awal) .................................

  86 2. Peran Prodiakon dalam Langkah I (Pertama) .............................

  86 3. Peran Prodiakon dalam Langkah II (Kedua)...............................

  87 4. Peran Prodiakon dalam Langkah III (Ketiga) .............................

  87 5. Peran Prodiakon dalam Langkah IV (Keempat) .........................

  88 6. Peran Prodiakon dalam Langkah V (Kelima) .............................

  89 BAB IV. USULAN PROGRAM KATEKESE UMAT MODEL

  SHARED CHRISTIAN PRAXIS BAGI PRODIAKON PAROKI ROH KUDUS KEBONARUM ...................................

  90 A. Latar Belakang Penyusunan Program Katekese Umat Model Shared Christian Praxis (SCP) Bagi Prodiakon Paroki Roh Kudus Kebonarum ........................................................

  90 B. Alasan Pemilihan Tema dan Tujuan................................................

  91 C. Penjabaran Program Pendampingan Prodiakon Paroki Roh

Kudus Kebonarum .............................................................................

  92 D. Petunjuk Pelaksanaan Program........................................................

  95 E. Uraian Pokok-pokok Materi untuk Pembinaan Katekese Umat Model Shared Christian Praxis (SCP) bagi Prodiakon Paroki Roh Kudus Kebonarum ......................................

  95 1. Identitas .......................................................................................

  95 xvi

  xvii a. Tema......................................................................................

  98

  Lampiran 1: Daftar Nama Lingkungan ................................................... (1) Lampiran 2: Data Umat Paroki Roh Kudus Kebonarum ........................ (2) Lampiran 3: Data Umat Paroki Roh Kudus Kebonarum berdasarkan

  3. Bagi Seksi Pewartaan .................................................................. 133 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 134 LAMPIRAN ................................................................................................ 136

  2. Bagi Prodiakon............................................................................ 133

  1. Bagi Paroki.................................................................................. 132

  BAB V. PENUTUP ..................................................................................... 130 A. Kesimpulan ...................................................................................... 130 B. Saran ................................................................................................ 132

  g. Pertemuan VII ....................................................................... 128

  f. Pertemuan VI ........................................................................ 124

  e. Pertemuan V.......................................................................... 122

  d. Pertemuan IV ........................................................................ 111

  c. Pertemuan III......................................................................... 104

  b. Pertemuan II .......................................................................... 100

  98 a. Pertemuan I ...........................................................................

  95 b. Tujuan ...................................................................................

  98 3. Langkah-langkah Pengembangan ...............................................

  97 2. Pemikiran Dasar ..........................................................................

  96 k. Jadwal kegiatan .....................................................................

  96 j. Sumber bahan........................................................................

  96 i. Sarana ....................................................................................

  96 h. Metode...................................................................................

  96 g. Waktu ....................................................................................

  96 f. Hari/tanggal...........................................................................

  96 e. Tempat...................................................................................

  96 d. Penanggungjawab .................................................................

  95 c. Peserta ...................................................................................

  Jenis Kelamin ..................................................................... (3)

  Lampiran 4: Data Umat Paroki Roh Kudus Kebonarum yang Terlibat Aktif dalam Kegiatan Menggereja ....................... (4)

  Lampiran 5: Daftar Nama Prodiakon Paroki Roh Kudus Kebonarum.... (5) Lampiran 6: Kuesioner Penelitian untuk Prodiakon ............................... (6) Lampiran 7: Pedoman Wawancara I dengan prodiakon Paroki Roh

  Kudus Kebonarum ............................................................. (14) Lampiran 8: Hasil Wawancara I dengan prodiakon Paroki Roh Kudus

  Kebonarum ......................................................................... (15) Lampiran 9: Pedoman Wawancara II dengan prodiakon Paroki Roh

  Kudus Kebonarum ............................................................. (18) Lampiran 10: Hasil Wawancara II dengan prodiakon Paroki Roh

  Kudus Kebonarum ............................................................ (19) Lampiran 11: Teks Lagu Pembukaan ..................................................... (21) Lampiran 12: Teks Kitab Suci ................................................................ (22) Lampiran 13: Teks Lagu Penutup ........................................................... (23) xviii

DAFTAR SINGKATAN

  A. Singkatan Kitab Suci

  Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini diambil dari Kitab Suci

  

Perjanjian Baru: dengan Pengantar dan Catatan Singkat . (Dipersembahkan kepada

  Umat Katolik Indonesia oleh Ditijen Bimas Katolik Departemen Agama Republik Indonesia dalam rangka PELITA 1V). Ende: Arnoldus, 1984/1985, hal. 8.

  B. Singkatan Dokumen Resmi Gereja

  AA : Apostolicam Actuocitatem, Dekrit Konsili Vatikan II tentang Kerasulan Awam, 7 Desember 1965. CT : Catechesi Tradendae, Anjuran Apostolik Yohanes Paulus II kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979. DCG : Directorium Catechisticum Generale, Direktorium Kateketik

  Umum yang dikeluarkan oleh Kongregasi Suci para Klerus, 11 April 1971. EN : Evangelii Nuntiandi, Imbauan Apostolik Paulus VI tentang karya pewartaan Injil dalam jaman modern, 8 Desember 1975. KHK : Kitab Hukum Kanonik (Codex Iuris Canonici), diundangkan oleh Paus Yohanes Paulus II pada 25 Januari 1983.

  C. Singkatan Lain

  Ansos : Analisis Sosial Art : Artikel Bdk : Bandingkan Hal : Halaman

  IPPAK : Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Kan : Kanon xix xx KAS : Keuskupan Agung Semarang KBG : Komunitas Basis Gerejani Komlit : Komisi Liturgi KU

  : Katekese Umat KWI : Konferensi Waligereja Indonesia LCD : Liquid Crystal Display SCP : Shared Christian Praxis S.d : Sampai dengan PKKI : Pertemuan Kateketik antar Keuskupan se-Indonesia Rm : Romo

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam tugas perutusan, “Gereja melanjutkan dan mengambil bagian dalam

  tritugas Yesus Kristus, yakni tugas nabi, tugas imami, dan tugas rajawi” (KWI, 1996: 382). Di dalam menjalankan tugas kerasulan, kaum awam diharapkan dapat terlibat dalam tritugas Yesus. “Bahkan situasi sekarang ini jelas memerlukan kerasulan mereka yang lebih intensif dan lebih luas” (AA, art. 1). Situasi global dunia dan situasi umat mengharuskan peran serta kaum awam untuk terlibat dalam tugas pelayanan Gereja.

  Harapan tersebut menandakan bahwa tugas kerasulan tidak hanya menjadi kewajiban bagi kaum berjubah (imam, biarawan/biarawati). Kaum awam saat ini sangat berperan dalam tugas nabi sebagai pewarta Kerajaan Allah di tengah-tengah umat. “Ini merupakan suatu tugas dan perutusan, yang semakin lebih mendesak karena perubahan- perubahan yang meluas dan mendalam di dalam masyarakat zaman sekarang ini” (EN, art. 14).

  Katekese merupakan bentuk pelayanan sabda yang sering digunakan dan didapatkan baik di Lingkungan, Wilayah maupun Paroki. Di dalam tugas pelayanan sabda, katekese merupakan salah satu pokok pewartaan Injil. Katekese menjadi tonggak utama meluasnya Gereja di tengah dunia ini. Katekese muncul dan hidup di tengah- tengah umat. Katekese sesungguhnya adalah dari umat, oleh umat dan untuk umat. Katekese ini sering disebut sebagai Katekese Umat yang juga menjadi proses yang terus berkelanjutan dalam PKKI (Pertemuan Kateketik Keuskupan se-Indonesia). Hal ini juga menjadi kelanjutan dari gambaran Gereja masa kini yang diantaranya adalah Gereja sebagai Umat Allah. Umat Allah dipanggil dan dipilih untuk Tuhan dan dunia yang berbeda status sosial, budaya, fungsi, tetapi sama dalam martabatnya (Lalu, 2007: 52). Dalam Katekese Umat, semua umat yang menjadi peserta katekese adalah sederajat. Dalam proses katekese, tidak ada peserta yang diunggulkan ataupun yang direndahkan.

  Katekese Umat menjadi kerinduan umat untuk menjawab kehausan iman, sekaligus salah satu wadah dimana umat dapat saling mengkomunikasikan pengalamannya dalam terang Injil dengan saudara seiman sehingga umat saling meneguhkan satu sama lain dan diperkaya oleh kesaksian iman. Katekese Umat merupakan komunikasi iman. Komunikasi iman dalam katekese mampu melibatkan peserta dalam proses katekese. Dalam hal ini, katekese menawarkan beberapa model yang dapat digunakan untuk berkatekese bersama dengan umat. Model yang ditawarkan antara lain katekese model biblis, katekese pengalaman hidup, katekese campuran (biblis dan pengalaman hidup), katekese ANSOS dan masih banyak model katekese yang dapat digunakan dalam proses berkatekese. Katekese model pengalaman hidup yang menekankan pada pengalaman hidup umat merupakan salah satu katekese yang mengajak umat untuk ikut terlibat aktif sebagai subyek dalam proses katekese.

  Katekese model pengalaman hidup adalah pendekatan yang paling relevan dengan hidup umat sehari-hari. Pengalaman hidup yang diungkapkan oleh umat dapat semakin meneguhkan satu sama lain. Katekese yang bertolak dari pengalaman hidup umat, tentunya mengangkat keprihatinan umat dalam hidup sehari-hari. Dengan mengalami sesuatu secara pribadi atau dengan turut mengalami apa yang dialami orang lain, manusia mampu sampai pada tingkat pertemuan yang menentukan dengan Yang Ilahi, bahkan dengan sadar terpikat pada-Nya secara pribadi (Telaumbanua, 1999: 129).

  Katekese model pengalaman hidup memberikan salah satu alternatif untuk berkatekese, yaitu Shared Christian Praxis yang dapat disingkat menjadi SCP. Shared partisipasif. Proses ini mendorong peserta untuk mengkonfrontasikan antara “tradisi” dan “visi” hidup mereka dengan “Tradisi” dan “Visi” kristiani, agar baik secara pribadi maupun bersama, mampu mengadakan penegasan dan mengambil keputusan demi terwujudnya nilai-nilai Kerajaan Allah di dalam kehidupan manusia yang terlibat dalam dunia (Sumarno Ds, 2009b: 14). Dan akhirnya proses katekese model Shared Christian

  

Praxis yang juga menekankan pendalaman pengalaman hidup mampu membawa umat

untuk semakin menyadari perjumpaan dengan Allah.

  Demi mewujudkan katekese yang mampu membawa umat pada yang Ilahi, maka para pelayan sabda diharapkan dapat menjawab panggilan Allah tersebut dalam perkataan dan hidup pelayan sabda sebagai salah seorang yang menjadi teladan bagi umat. “Itu berarti bahwa seorang pelayan sabda dituntut dekat dengan Dia yang diwartakannya; nasib Yang diwartakannya akan menjadi nasibnya; penderitaan menjadi bagian hidupnya; ia diutus dan ‘diserahkan’ kepada umat yang mendengar pewartaannya dan harus memiliki komitmen utuh kepada umat” (KWI, 1996: 390). Tugas pelayan sabda tentunya ditujukan bagi semua orang yang karena-Nya terpanggil untuk menjadi pewarta Kerajaan Allah di tengah-tengah umat. Dahulu, tugas pelayan sabda khususnya katekese menjadi tugas dari golongan khusus seperti golongan imam dan biarawan/biarawati. Seiring perkembangan Gereja dalam tugas perutusannya, Gereja juga memberi kesempatan kepada mereka para kaum awam, khususnya katekis untuk bersama-sama menjalankan tugas pelayanan sabda dengan para pendahulu. Di tengah arus zaman saat ini, tidak cukuplah jika yang bergerak dalam tugas pelayanan sabda hanyalah para katekis lalu para golongan imam ataupun biarawan/biarawati maka prodiakon yang selaku asisten imam dalam bidang liturgi, juga dipanggil untuk mewartakan Kerajaan Allah. Walaupun masih banyak yang menganggap bahwa seorang prodiakon hanya sebagai asisten imam, tetapi peran prodiakon di dalam satu yang menjadi fasilitator dalam proses katekese, juga diharapkan dapat memahami makna, tujuan dan proses yang sesuai dengan konteks hidup umat peserta katekese.

  Paroki Roh Kudus Kebonarum merupakan salah satu paroki yang mengajak prodiakon untuk terlibat dalam tugas pewartaan Gereja. Di samping sebagai asisten imam, prodiakon Paroki Roh Kudus Kebonarum juga memberikan katekese, seperti pendalaman iman di Lingkungan, memandu bulan Kitab Suci Nasional, dan masih banyak kegiatan katekese yang mengajak prodiakon untuk ikut terlibat. Dengan melihat kenyataan yang ada, prodiakon belum mampu untuk membawa proses katekese yang ideal, dimana komunikasi iman yang diharapkan belum terjadi. Dibandingkan dengan umat, prodiakon lebih banyak mengambil peran dalam proses katekese. Sehingga katekese yang dicita-citakan seperti katekese oleh umat, dari umat dan untuk umat belum dapat terlaksana dengan baik. Dalam tugas pewartaannya, seringkali prodiakon hanya bersifat pengajaran atau dogmatis saja. Padahal dalam proses katekese yang seharusnya terjadi adalah, adanya komunikasi iman antara fasilitator dengan umat, lalu umat dengan umat. Dalam hal ini, katekese model Shared Christian Praxis menawarkan suatu bentuk katekese yang menekankan pada komunikasi iman.

  Komunikasi iman dalam model Shared Christian Praxis dapat dilihat dari adanya proses tukar pengalaman hidup yang dilihat dalam terang iman.

  Dari keprihatinan diatas, penulis mencoba untuk memberikan sumbangan yang sekiranya dapat bermanfaat bagi prodiakon di dalam melaksanakan katekese sehingga proses katekese dapat menjadi lebih hidup dan bermakna bagi umat serta bagi prodiakon pribadi. Dari skripsi Sumbangan Katekese Umat bagi Prodiakon melalui

  

Model Shared Christian Praxis di Paroki Roh Kudus Kebonarum, Klaten, Jawa

Tengah, para prodiakon diharapkan dapat terinspirasi untuk melaksanakan katekese

  seperti apa yang dituju oleh Katekese Umat.

  B. Identifikasi Masalah

  1. Keprihatinan-keprihatinan apa yang ditemui oleh prodiakon Paroki Roh Kudus Kebonarum saat berkatekese di tengah umat?

  2. Apa yang menjadi tugas prodiakon dalam Katekese Umat model Shared Christian

  Praxis ?

  3. Usaha-usaha apa yang akan dilaksanakan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan prodiakon Paroki Roh Kudus Kebonarum dalam Katekese Umat?

  C. Pembatasan Masalah

  Mengingat luasnya permasalahan yang yang dapat dikaji, maka penulis membatasi penulisan skripsi ini pada Sumbangan Katekese Umat bagi Prodiakon melalui Model Shared Christian Praxis di Paroki Roh Kudus Kebonarum, Klaten, Jawa Tengah.

  D. Tujuan Penulisan

  1. Mengetahui keprihatinan-keprihatinan prodiakon Paroki Roh Kudus Kebonarum saat berkatekese di tengah umat.

  2. Mengetahui tugas prodiakon dalam Katekese Umat model Shared Christian Praxis .

  3. Mengetahui usaha-usaha yang akan dilaksanakan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan prodiakon Paroki Roh Kudus Kebonarum dalam Katekese Umat.

  4. Memenuhi salah satu syarat kelulusan S1 Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

E. Manfaat Penulisan

  1. Bagi Prodiakon:

  Memberikan masukan bagi prodiakon bahwa Katekese Umat model Shared

  

Christian Praxis dapat digunakan sebagai salah satu alternatif di dalam tugas pelayanan

sabda.

  2. Bagi Paroki:

  Mengetahui proses Katekese Umat yang sudah berjalan di Paroki Roh Kudus Kebonarum serta memberikan sumbangan bentuk Katekese Umat model Shared Christian Praxis bagi tugas pelayanan prodiakon di dalam Gereja.

  3. Bagi Penulis:

  Menambah wawasan dan pengetahuan penulis tentang seberapa besar sumbangan Katekese Umat model Shared Christian Praxis sebagai salah satu alternatif dalam tugas pelayanan sabda prodiakon di Paroki Roh Kudus Kebonarum.

F. Metode Penulisan

  Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode deskriptif analitis berdasarkan studi dan analisis pustaka. Penulisan skripsi ini dilengkapi dengan penelitian kualitatif yang diperoleh melalui kuesioner yang dibagikan serta diisi oleh prodiakon untuk memperoleh gambaran mengenai proses Katekese Umat yang dilaksanakan oleh prodiakon di Paroki Roh Kudus Kebonarum. Penulis juga melaksanakan wawancara kepada beberapa prodiakon untuk memperoleh gambaran tentang tugas prodiakon secara umum dan tugas prodiakon dalam katekese umat secara lebih lengkap.

G. Sistematika Penulisan

  Penulis mengambil judul “Sumbangan Katekese Umat Bagi Prodiakon Melalui Model Shared Christian Praxis di Paroki Roh Kudus Kebonarum, Klaten, Jawa Tengah”, dan dibagi dalam lima bab, sebagai berikut:

  Bab I adalah pendahuluan. Bab ini menyajikan latar belakang penulisan skripsi, rumusan permasalahan, tujuan penulisan, manfaat penulisan bagi prodiakon, paroki, serta penulis dan sistematika penulisan.

  Bab II memaparkan gambaran Katekese Umat yang dilaksanakan oleh prodiakon di Paroki Roh Kudus Kebonarum, Klaten, Jawa Tengah. Bab II berisikan gambaran situasi umum umat dan prodiakon Paroki Roh Kudus Kebonarum dan penelitian serta hasil penelitian sumbangan Katekese Umat bagi prodiakon di Paroki Roh Kudus Kebonarum. Hasil penelitian dirangkum menjadi satu dalam rangkuman hasil penelitian.

  Bab III menguraikan Katekese Umat model Shared Christian Praxis bagi prodiakon. Katekese Umat dijelaskan dalam pengertian Katekese Umat hingga keunggulan Katekese Umat dan salah satu model Katekese Umat, yaitu Shared

  

Christian Praxis . Dalam bab III ini juga diuraikan mengenai prodiakon paroki dan

peran prodiakon dalam Katekese Umat model Shared Christian Praxis.

  Bab IV adalah usulan program Katekese Umat model Shared Christian Praxis (SCP) bagi Prodiakon Paroki Roh Kudus Kebonarum. Usulan program yang diberikan oleh penulis dimaksudkan untuk Prodiakon Paroki Roh Kudus Kebonarum demi meningkatkan ketrampilan berkatekese.

  Penulisan tahap akhir adalah bab V berisi kesimpulan dari penelitian, kajian teori, dengan hasil refleksi penulis berikut saran-saran penulis bagi Paroki, prodiakon dan seksi pewartaan demi perkembangan katekese di Paroki Roh Kudus Kebonarum.

  

BAB II

GAMBARAN KATEKESE UMAT

YANG DILAKSANAKAN OLEH PRODIAKON

DI PAROKI ROH KUDUS KEBONARUM, KLATEN, JAWA TENGAH

Katekese merupakan salah satu pokok penting dalam melaksanakan tugas

  pewartaan. Katekese menjadi salah satu metode bagi para pewarta untuk mewartakan Kerajaan Allah di tengah-tengah umat. Perkembangan zaman membawa Gereja untuk mengikuti perkembangan, khususnya perkembangan Gereja yang ada di Indonesia.

  Katekese yang terus-menerus berkembang berawal dari keprihatinan yang timbul, baik dalam proses katekese yang berlangsung, peserta katekese, bahan katekese maupun pendamping katekese. Perkembangan katekese kini semakin relevan bagi umat di tengah situasi perkembangan zaman globalisasi. Katekese Umat merupakan jawaban atas segala keprihatinan yang ada. Katekese Umat merupakan salah satu arah dalam katekese yang ada di Indonesia.

  Katekese Umat membantu pendamping memberikan katekese di tengah umat. Katekese Umat merupakan katekese oleh umat, dari umat dan untuk umat ini mengajak umat untuk bersama-sama menciptakan katekese yang sesuai dengan situasi umat.

  Umat diajak untuk mensharingkan pengalamannya lalu bersama-sama dengan umat yang lain mengolah pengalaman tersebut dalam terang iman.

  Dalam hal ini, katekese merupakan pokok penting di dalam pewartaan di Paroki Roh Kudus Kebonarum. Prodiakon juga mengambil peran yang penting dalam tugas pewartaan Paroki Roh Kudus Kebonarum. Dalam Katekese Umat, pendamping atau yang biasa disebut pemudah dan pengarah (fasilitator) diharapkan memiliki ketrampilan khusus dalam berkatekese di tengah umat. Dengan ketrampilan yang

  

A. Gambaran Situasi Umum Prodiakon di Paroki Roh Kudus Kebonarum,

Klaten, Jawa Tengah

1. Situasi Umat Paroki Roh Kudus Kebonarum, Klaten, Jawa Tengah

  Paroki Roh Kudus Kebonarum diresmikan pada tanggal 2 September 1998 oleh Bapak Uskup Agung Semarang Mgr. I. Suharyo dengan nama pelindung Roh Kudus.

  Bertepatan dengan hari peresmian, dilaksanakan penerimaan Sakramen Krisma untuk 282 umat serta pelantikan Pengurus Dewan Paroki Roh Kudus Kebonarum dan penetapan Rm. L. Prasetya Pr sebagai Pastor Paroki yang pertama. Jumlah umat Katolik saat itu adalah 4.148 jiwa dengan 20 Lingkungan.

  Paroki Roh Kudus Kebonarum merupakan pemekaran dari Paroki Maria Assumpta Klaten. Pada tahun 1949-1954, Wilayah Kebonarum dibagi menjadi dua bagian dengan lima desa. Bagian timur merupakan Kebonarum I dengan desa Wanteyan dan Nglinggi, bagian barat adalah Kebonarum II dengan desa Nglarang, Basin dan Pluneng. Tahun 1955-1981, Wilayah Kebonarum dibagi menjadi lima lingkungan yakni Lingkungan Nglarang, Basin, Pluneng, Nglinggi, Wanteyan. Tahun 1981, Kebonarum resmi menjadi Stasi dengan 7 lingkungan. Sejak tahun 1998-2012, Paroki Roh Kudus Kebonarum telah memiliki 25 lingkungan dengan dua stasi {Lampiran 1: (1)}. Romo yang bertugas di Paroki Roh Kudus Kebonarum saat ini adalah Rm. V. Kirjito, Pr., dan Rm. Ig. Nandi Winarto, Pr.

Dokumen yang terkait

Upaya meningkatkan keterlibatan umat dalam hidup menggereja di Stasi Santo Lukas, Sokaraja, Paroki Santo Yosep Purwokerto Timur, Jawa Tengah melalui katekese umat model shared christian praxis.

29 354 137

Sumbangan katekese umat sebagai upaya untuk meningkatkan keterlibatan umat dalam hidup menggereja di Stasi Mansalong Paroki Maria Bunda Karmel Mansalong Kabupaten Nunukan.

2 16 158

Sumbangan katekese umat dalam rangka meningkatkan penghayatan iman umat Lingkungan Santo Yusuf, Berut, Wilayah Santa Marta, Sumber, Paroki Santa Maria Lourdes, Sumber, Magelang, Jawa Tengah melalui Shared Christian Praxis.

8 70 209

Upaya meningkatkan semangat persaudaraan siswa-siswa SMA Seminari Santa Maria Immaculata Lalian Atambua Nusa Tenggara Timur, melalui katekese umat model shared Christian Praxis.

0 6 198

Upaya meningkatkan pendampingan iman kaum muda di Paroki Santa Maria Mater Dolorosa, Soe, Keuskupan Agung Kupang melalui katekese umat model shared christian praxis - USD Repository

0 0 138

Upaya meningkatkan keterlibatan kaum muda dalam hidup menggereja di Paroki Santo Antonius, Bade, Keuskupan Agung Merauke melalui shared christian praxis - USD Repository

0 4 141

Upaya meningkatkan dialog antar umat beriman dalam masyarakat yang plural di Stasi St. Maria Cikampek Paroki Kristus Raja Karawang Jawa Barat melalui katekese - USD Repository

0 0 180

Pendampingan iman keluarga kawin campur beda agama dalam menghayati hidup perkawinan kristiani di Paroki Santo Paulus, Palu, Sulawesi Tengah, melalui katekese umat model shared christian praxis - USD Repository

0 0 144

Pengaruh iringan gamelan Jawa terhadap penghayatan iman umat dalam perayaan ekaristi di Paroki Hati Kudus Yesus Pugeran Yogyakarta - USD Repository

0 2 156

Usaha meningkatkan spiritualitas kerasulan awam bagi prodiakon paroki di wilayah Santo Yusup Sendangsari-Sendangrejo, Paroki Santo Petrus dan Paulus Klepu, Yogyakarta, melalui katekese model Shared Christian Praxis - USD Repository

0 1 121