PERBEDAAN POLA PERESEPAN OBAT HIPERTENSI PADA PASIEN GAKIN ANTARA SEMESTER I DAN SEMESTER II DI PUSKESMAS INDUK TEGALREJO YOGYAKARTA TAHUN 2009 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Ilmu
PERBEDAAN POLA PERESEPAN OBAT HIPERTENSI PADA PASIEN
GAKIN ANTARA SEMESTER I DAN SEMESTER II DI PUSKESMAS
INDUK TEGALREJO YOGYAKARTA TAHUN 2009
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh :
Paulina Berliani
NIM : 068114120
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
PERBEDAAN POLA PERESEPAN OBAT HIPERTENSI PADA PASIEN GAKIN ANTARA SEMESTER I DAN SEMESTER II DI PUSKESMAS
INDUK TEGALREJO YOGYAKARTA TAHUN 2009 SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh : Paulina Berliani NIM : 068114120
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
HALAMAN PERSEMBAHAN
Do what makes you happy Be with who makes you smile Laugh as much as you breathe Love as long as you live
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmatdan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
PERBEDAAN POLA PERESEPAN OBAT HIPERTENSI PADA PASIEN GAKIN
ANTARA SEMESTER I DAN SEMESTER II DI PUSKESMAS INDUK
TEGALREJO YOGYAKARTA TAHUN 2009.Skripsi ini disusun sebagai tugas akhir untuk memenuhi salah satu persyaratan
memperoleh gelar Sarjana Farmasi di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta. Banyak kesulitan dan hambatan yang penulis hadapi selama proses
pengerjaan skripsi. Namun berkat adanya dukungan, saran, dan bantuan dari berbagai
pihak akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan skripsi ini, terutama kepada :
1. Kepala Puskesmas Induk Tegalrejo Yogyakarta yang telah memberikan ijin bagi
penulis untuk melakukan penelitian di Puskesmas Induk Tegalrejo Yogyakarta.
2. Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Rita Suhadi, M.Si., Apt. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan
bimbingan, waktu, saran, dan kritik dalam proses penyusunan skripsi.
4. Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt. selaku dosen penguji yang telah memberikan
5. Ipang Djunarko, M.Sc., Apt. selaku dosen penguji yang telah memberikan saran
dan masukan dalam proses penyusunan skripsi.
6. Seluruh dokter jaga dan staf di Puskesmas Induk Tegalrejo atas informasi yang
diberikan selama pengambilan data.
7. Bapak dan Ibu tercinta yang telah memberikan kasih sayang, semangat,
bimbingan dan doa yang tiada henti untuk penulis.
8. Budi Arifianto ST yang telah memberikan bantuan dan dukungan, kasih sayang
dan cinta, air mata, canda tawa, dan buat ajaran hidupnya dalam mengatasi setiap masalah.
9. Juwita dan Amelia, yang telah bekerja sama dalam menghadapi kesulitan dalam
menyelesaikan skripsi ini.
10. Anna, Ayem, Vero, Melia, Heny, dan teman-teman FKK 2006 lainnya yang tak
sempat disebutkan namanya satu per satu yang telah memberikan bantuan dan semangat dalam penyelesaian skripsi ini.
11. Mbak Lusi dan Lisa yang telah memberikan bantuan dalam lancarnya
penyelesaian skripsi.
12. Teman-teman kos yang selalu memberikan semangat dalam penyelesaian skripsi
ini.
13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu per satu yang telah
mendukung untuk terwujudnya skripsi ini.
Intisari
Pola peresepan obat di puskesmas tergantung pada stok obat yang tersedia.
Fakta pernah ditemukan 42% puskesmas pernah mengalami kekosongan obat. Tujuan
penelitian untuk mengetahui profil pasien, profil obat, serta mengamati apakah ada
perbedaan pola peresepan obat hipertensi pada pasien Gakin antara semester I dan
semester II di Puskesmas Induk Tegalrejo Yogyakarta tahun 2009 meliputi jenis,
jumlah dan dosis obat.Pengumpulan data dilakukan secara retrospektif, data dianalisis dengan paired
t-test. Langkah penelitian meliputi perijinan penelitian, pengumpulan dan pencatatan
data, dan analisis data dengan statistik.Hasil penelitian menunjukkan pasien hipertensi terbanyak perempuan. Usia
terbanyak kelompok umur 63-73 tahun. Golongan obat terbanyak antihipertensi. Uji
statistik jumlah item obat hipertensi menunjukkan ada perbedaan. Jumlah unit
amlodipin 5 mg, captopril 12,5 mg, captopril 25 mg, diltiazem 30 mg, furosemid 40
mg, HCT 25 mg, dan nifedipin 10 mg tidak ada perbedaan signifikan pada pola
peresepan, sedangkan pada jumlah unit propanolol 10 mg dan propanolol 40 mg ada
perbedaan. Dosis obat amlodipin 5 mg, captopril 12,5 mg, captopril 25 mg, diltiazem
30 mg, furosemid 40 mg, HCT 25 mg, nifedipin 10 mg, dan propanolol 10 mg
menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan, sedangkan pada propanolol 40 mg ada
perbedaan.Kata kunci : puskesmas, peresepan obat, obat hipertensi
Abstract
Patterns of drug prescribing in public health centre focused on the availabledrug stock. The facts that the public health centre had found 42% had experienced
drug unavailability. The purpose of this research is to know the patient profile, drug
profile, and observe whether there are differences in hypertension drug prescribing
patterns patients from poor family in the first semester and second semester at
Tegalrejo Main Public Health Centre, Yogyakarta in 2009.The data were collected retrospectively, analyzed using paired t-test. Steps
include the licensing of research studies, collecting and recording data, and analyzing
statistical data.Results showed patients with hypertension, most women. Age of majority in
the group 63-73 years. Most classes are antihypertensive drug therapy. The statistical
test showed the number of types of hypertension drugs there is a difference. The
number of unit drugs that showed no difference is amlodipin, captopril 12,5mg,
captopril 25mg, diltiazem, furosemid, HCT, and nifedipin, while that show there is a
difference is propanolol 10mg and 40mg. Doses that showed no difference is
amlodipin, captopril 12,5mg, captopril 25mg, diltiazem, furosemid, HCT, nifedipin,
and propanolol 10mg, while that show there is a difference is propanolol 40mg.Keywords: public health centre, drug prescription, hypertension drugs
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………………………………………………………... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING …………………………….. iii
HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………………. iv
HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………………….. v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI …………….. vi
PRAKATA ………………………………………………………………….. vii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA …………………………………….. x
INTISARI …………………………………………………………………… xi
ABSTRACT ………………………………………………………………… xii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………... xiii
DAFTAR TABEL …………………………………………………………... xvii
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………... xix
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………... xx
BAB I PENGANTAR …………………………………………………...1 A. Latar Belakang ……………………………………………………….
1
1. Perumusan masalah ..…………………………………………….
3
2. Keaslian penelitian ………………………………………………
4
3. Manfaat penelitian ……………………………………………….
5 B. Tujuan Penelitian …………………………………………………….
5
2. Tujuan khusus …………………………………………………...
5 BAB II PENELAAHAN PUSTAKA ………………………………………..
6 A. Peresepan Obat ………………………………………………………
7 B. Hipertensi …………………………………………………….……...
9 1. Definisi …………………………………………………………..
9
2. Etiologi ………………………………………………………….
10 3. Patofisiologi ………........………………………………………...
11
4. Manifestasi klinis ………………………………………………..
12 5. Diagnosis ………………………………………………..……….
12
6. Tujuan dan sasaran pengobatan …………………………………
13
7. Strategi terapi …………………………………………………...
13
8. Obat–obat antihipertensi ………………………………………
15 a. Diuretik …………………………………...………………….
15 b. ACE-Inhibitor …………………………...…………………...
16 c. Antagonis Ca …………………………...…………………....
17 d. 17 β-blocker …………………………...…………………....…...
C. Anggaran Obat ………………………………………………………
18 D. Puskesmas ……………………………………………………………
19 E. Landasan Teori ………………………………………………………
20 F. Hipotesis ……………………………………………………………..
22
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ……………………………………...
23 B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ……………………….
24 C. Subjek Penelitian …………………………………………………….
25 D. Bahan Penelitian ……………………………………………………..
26 E. Tempat Penelitian ……………………………………………………
26 F. Tata Cara Penelitian ………………………………………..………...
26 G. Analisis Data …………………………………………………………
29 H. Kesulitan Penelitian ………………………………………………….
33 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN …………………………………….
34 A. Profil Pasien ………………………………………………………….
34 1. Karakteristik jenis kelamin pasien …………………………….....
34
2. Karakteristik umur pasien ……………………………………….
36 3. Kasus penyakit ……………………………………….…………..
38 B. Profil Obat …………………………………………………………...
40 C. Pola Peresepan ……………………………………………………….
43
1. Jenis obat hipertensi………………………………………….......
43
2. Jumlah unit obat hipertensi ………………………………………
47
3. Dosis obat hipertensi …………………………………………….
55 D. Rangkuman Pembahasan ……………………………………………
59 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………………..
61
B. Saran ………………………………………………………………....
62 DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………..
63 LAMPIRAN …………………………………………………………………
66 BIOGRAFI ………………………………………………………………….. 131
DAFTAR TABEL Tabel I. Klasifikasi Hipertensi menurut JNC-VII untuk pasien berusia lebih dari 18 tahun ......................................................................................
10 Tabel II. Tabel III. Klasifikasi Hipertensi ......................................................
10 Tabel III. Modifikasi Pola Hidup untuk Pasien Hipertensi menurut JNC-VII tahun 2003 ........................................................................................
14 ....................................................................... Tabel IV. Jenis Obat Hipertensi
18 Tabel V. Sebaran Umur Pasien Hipertensi di Puskesmas Induk Tegalrejo Yogyakarta 2009 ..............................................................................
37 Tabel VI. Distribusi Jenis Kasus Penyakit Hipertensi di Puskesmas Induk Tegalrejo Yogyakarta 2009 ..............................................................
38 Tabel VII. Distribusi Kasus Penyakit Komplikasi Hipertensi di Puskesmas Induk Tegalrejo Yogyakarta 2009 ....................................................
39 Tabel VIII. Distribusi Kasus Penyakit Penyerta Hipertensi di Puskesmas Induk Tegalrejo Yogyakarta 2009 ..............................................................
40 Tabel IX. Penggolongan Obat yang Diresepkan pada pasien Hipertensi di Puskesmas Induk Tegalrejo Yogyakarta 2009 .................................
41 Tabel X. Jumlah Item Obat Target Hipertensi dan Obat Non Target di Puskesmas Induk Tegalrejo Yogyakarta 2009 .................................
44 Tabel XI. Perbandingan Jumlah Item Antihipertensi di Puskesmas Induk
Tabel XII. Peresepan Obat Tunggal dan Kombinasi pada pasien Hipertensi di Puskesmas Induk Tegalrejo Yogyakarta 2009 .................................
46 Tabel XIII Perbandingan Jumlah Unit Antihipertensi di Puskesmas Induk Tegalrejo Yogyakarta 2009 ..............................................................
47 Tabel XIV Perbandingan Rata-Rata Antihipertensi dalam Jumlah Unit di Puskesmas Induk Tegalrejo Yogyakarta 2009 .................................
56 Tabel XV Dosis Rata-Rata per hari Antihipertensi di Puskesmas Induk Tegalrejo Yogyakarta 2009 ..............................................................
57 Tabel XVI Perbandingan Frekuensi Rata–Rata per hari Antihipertensi di Puskesmas Induk Tegalrejo Yogyakarta 2009 .................................
58
DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Sebaran Jenis Kelamin Pasien Hipertensi pada Semester I dan Semester II di Puskesmas Induk Tegalrejo Yogyakarta 2009 ........
35 Gambar 2. Jumlah Unit Pemakaian Amlodipin 5 mg di Puskesmas Induk Tegalrejo Yogyakarta 2009 ............................................................
48 Gambar 3. Jumlah Unit Pemakaian Captopril 12,5 mg di Puskesmas Induk Tegalrejo Yogyakarta 2009 ............................................................
49 Gambar 4. Jumlah Unit Pemakaian Captopril 25 mg di Puskesmas Induk Tegalrejo Yogyakarta 2009 ............................................................
50 Gambar 5. Jumlah Unit Pemakaian Diltiazem 30 mg di Puskesmas Induk Tegalrejo Yogyakarta 2009 ............................................................
50 Gambar 6. Jumlah Unit Pemakaian Furosemid 40 mg di Puskesmas Induk Tegalrejo Yogyakarta 2009 ............................................................
51 Gambar 7. Jumlah Unit Pemakaian HCT 25 mg di Puskesmas Induk Tegalrejo Yogyakarta 2009 ............................................................
52 Gambar 8. Jumlah Unit Pemakaian Nifedipin 10 mg di Puskesmas Induk Tegalrejo Yogyakarta 2009 ............................................................
53 Gambar 9. Jumlah Unit Pemakaian Propanolol 10 mg di Puskesmas Induk Tegalrejo Yogyakarta 2009 ............................................................
54 Gambar 10. Jumlah Unit Pemakaian Propanolol 40 mg di Puskesmas Induk
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Data Penggunaan Obat Pasien Hipertensi pada Semester I dan Semester II di Puskesmas Induk Tegalrejo Yogyakarta ...............
66 Lampiran 2. Uji Chi-Square Profil Jenis Kelamin Pasien ………………….... 103
Lampiran 3. Uji Chi-Square Profil Umur Pasien …………………………….. 103
Lampiran 4. Uji Kolmogorov-Smirnov dan Uji Paired T Jumlah Item Obat Hipertensi ……………………………..………………………... 104 Lampiran 5. Uji Kolmogorov-Smirnov dan Uji Paired T Jumlah Item Obat Total ……………………………..………………………............ 105 Lampiran 6. Uji Kolmogorov-Smirnov dan Uji Paired T Jumlah Unit Obat Hipertensi ……………………………..………………………... 106 Lampiran 7. Uji Kolmogorov-Smirnov dan Uji Paired T Dosis Obat Hipertensi ……………………………..………………………... 115 Lampiran 8 Panduan Pengobatan Hipertensi di Puskesmas Induk Tegalrejo Yogyakarta ……………………………..………………………. 124 Lampiran 9 Surat Ijin Penelitian untuk Dinas Perizinan Pemerintah Kota Yogyakarta ……………………………………………………... 128Lampiran 10 Surat Ijin Penelitian untuk Puskesmas ………………………… 129
Lampiran 11 Komposisi Obat ………………………………………………… 130
BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Hipertensi sering disebut sebagai "The Silent Killer", hanya 5-10% yang
diketahui secara pasti penyebabnya disebut sebagai hipertensi sekunder, sisanya
yang 90-95% disebut sebagai hipertensi primer. Menurut data WHO tahun 2000
menunjukkan, di seluruh dunia, sekitar 972 juta orang (26,4%) mengidap
hipertensi (Anonim, 2007). Menurut hasil survei Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) 2007-2008, kejadian prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai
31,7% dari total penduduk dewasa (Susanto, 2010). Menurut laporan profil
kesehatan tahun 2000, hipertensi menyumbang 12,8% di Yogyakarta (Anonim,
2007). Di Puskesmas Induk Tegalrejo hipertensi termasuk dalam 5 besar penyakit
berdasarkan banyaknya jumlah penderita.Puskesmas yang dikembangkan sejak tahun 1968 oleh Departemen
Kesehatan Republik Indonesia agar masyarakat di pelosok tanah air dapat
mengakses pelayanan kesehatan, terutama pasien yang tergolong ekonomi
rendah/warga miskin. Masyarakat yang tergolong warga miskin memperoleh
Kartu Keluarga Miskin (Gakin) dari pemerintah yang merupakan kartu bebas
biaya berobat. Pasien Gakin yang bebas biaya pengobatan, seharusnya tetap
dan dosis obat yang diberikan apakah sudah sesuai dengan penyakit yang diderita
atau disesuaikan dengan stok obat yang masih tersedia.Obat sebagai salah satu unsur penting dalam upaya kesehatan, mulai dari
upaya peningkatan kesehatan, pencegahan, diagnosis, pengobatan, dan pemulihan
harus diusahakan agar selalu tersedia pada saat dibutuhkan. Obat juga dapat
merugikan kesehatan bila digunakan secara tidak tepat. Permintaan atau
pengadaan obat merupakan suatu aspek yang harus dilakukan sesuai dengan
kebutuhan obat yang ada agar tidak terjadi kekurangan obat (Anonim, 2006),
maka pasien memperoleh obat bukan disesuaikan stok obat yang masih tersedia,
tetapi karena kebutuhan obat memang terpenuhi (tidak terjadi kekurangan obat),
sehingga pasien memperoleh obat yang tepat sesuai dengan panyakit yang
diderita. Peresepan obat dengan dosis yang kurang hanya akan memberikan efek
subterapi.Pengkajian Sumber Daya Kesehatan (PSDK) bidang Farmasi menemukan
bahwa paling tidak 42% puskesmas pernah mengalami kekosongan obat (stock
) selama periode pelayanan (Dwiprahasto, 2004). Ketidakcukupan obat-obatan
outdapat disebabkan faktor perencanaan, pengadaan, penyimpanan, pendistribusian,
dan pencatatan obat yang belum tepat, belum efektif dan kurang efisien. Salah
satu prasyarat penting dari pelayanan kesehatan masyarakat yang bermutu adalah
tersedianya obat yang cukup, baik dalam hal jenis maupun jumlah setiap saat
Berdasarkan hal tersebut, maka timbul pertanyaan mengenai peresepan
obat hipertensi pada pasien Gakin yang dibandingkan pada semester I dan
semester II akibat kekosongan obat, sehingga dilakukan penelitian tentang
PERBEDAAN POLA PERESEPAN OBAT HIPERTENSI PADA PASIEN
GAKIN ANTARA SEMESTER I DAN SEMESTER II DI PUSKESMAS
INDUK TEGALREJO YOGYAKARTA TAHUN 2009 yang meliputi jenis obat
(item), jumlah obat (unit), dan dosis obat yang diresepkan. Tempat penelitian di
Puskesmas Induk Tegalrejo karena terletak di kota sehingga dapat mewakili pola
peresepan dan stok obat puskesmas kota. Sebagai puskesmas induk jumlah pasien
Gakin yang menderita hipertensi cukup banyak, sehingga dapat mewakili jumlah
pasien dalam penelitian ini. Pasien yang diteliti adalah pasien Gakin karena
mereka berobat dengan kartu keluarga miskin yang bebas biaya pengobatan,
sehingga kemungkinan dapat terjadi perbedaan peresepan obatnya. Anggaran obat
untuk gudang obat turun bulan April, sehingga tidak dapat diketahui secara pasti
tanggal berapa permintaan obat terpenuhi untuk Puskesmas Induk Tegalrejo
sendiri, sehingga data yang diambil dimulai dari bulan Mei 2009–Februari 2010.
Penelitian ini diharapkan dapat mewakili pola peresepan sebuah puskesmas
sebagai instansi pelayanan kesehatan yang layak bagi masyarakat.1. Perumusan masalah
a. Seperti apakah profil pasien Gakin yang menerima obat hipertensi pada
b. Seperti apakah profil obat secara umum pada pasien Gakin yang menerima
obat hipertensi antara semester I dan semester II di Puskesmas Induk Tegalrejo Yogyakarta tahun 2009 menurut golongan obat ?
c. Apakah ada perbedaan pola peresepan obat hipertensi pada pasien Gakin
antara semester I dan semester II di Puskesmas Induk Tegalrejo Yogyakarta tahun 2009 yang meliputi jenis obat (item), jumlah obat (unit), dan dosis obat hipertensi ?2. Keaslian penelitian
Penelitian yang sudah pernah dilakukan menyangkut terapi terhadap pasien hipertensi diantaranya tercantum di bawah ini:
a. “Studi Literatur tentang Interaksi Obat Hipertensi Tanpa Komplikasi Penderita
Lanjut Usia pada Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih YogyakartaPeriode Januari-Desember 2001” oleh Theodorine (2001).
b. “Pola Pemberian Obat Antihipertensi pada Pasien Hipertensi di Puskesmas
Pakualaman Yogyakarta Periode Januari-Juni 2002” oleh Ismawati (2002).
c. “Profil Peresepan Obat Antihipertensi pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit
Panti Rini Kalasan Yogyakarta Tahun 2004” oleh Prasetyo (2004).Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang sudah pernah dilakukan
sebelumnya adalah penelitian ini lebih terfokus pada pola peresepan obat
hipertensi yang dibandingkan pada semester I dan semester II tahun 2009 yang
obat hipertensi pada pasien Gakin antara semester I dan semester II di Puskesmas
Induk Tegalrejo Yogyakarta pada tahun 2009 oleh peneliti lain.3. Manfaat penelitian Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah:
a. Manfaat teoritis Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai sumber informasi dan referensi guna mengetahui perbedaan pola peresepan obat hipertensi pada
pasien Gakin antara semester I dan semester II yang meliputi jenis obat (item),
jumlah obat (unit), dan dosis obat hipertensi yang diresepkan.b. Manfaat praktis Penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk lebih memperbaiki manajemen
pengelolaan obat termasuk penyediaan stok obat di puskesmas apabila terjadi
perbedaan peresepan obat hipertensi di puskesmas, serta meningkatkanpelayanan peresepan obat yang rasional guna mencapai efek terapetik yang
diinginkan.B.
Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah mengamati perbedaan pola
peresepan obat hipertensi pada pasien Gakin antara semester I dan semester II di
a. Mengetahui profil pasien Gakin yang menerima obat hipertensi pada semester
I dan semester II di Puskesmas Induk Tegalrejo Yogyakarta tahun 2009 meliputi jenis kelamin, umur, dan kasus penyakit komplikasi dan penyakit penyerta.
b. Mengetahui profil obat secara umum pada pasien Gakin yang menerima obat
hipertensi antara semester I dan semester II di Puskesmas Induk Tegalrejo Yogyakarta tahun 2009 menurut golongan obat.
c. Mengetahui ada tidaknya perbedaan pola peresepan obat hipertensi pada
pasien Gakin antara semester I dan semester II di Puskesmas Induk Tegalrejo Yogyakarta tahun 2009 yang meliputi jenis obat (item), jumlah obat (unit), dan dosis obat hipertensi.BAB II PENELAAHAN PUSTAKA A. Peresepan Obat Obat adalah bahan yang digunakan untuk mencegah, mengurangkan, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit (Anief, 2006). Definisi peresepan yang rasional tentang obat itu sendiri menurut WHO
(1993) adalah jika penderita mendapat obat-obatan sesuai dengan diagnosis
penyakitnya, dosis, dan lama pemakaian obat yang sesuai dengan kebutuhan
pasien, serta biaya yang serendah mungkin yang dikeluarkan pasien maupun
masyarakat untuk membeli obat.Suatu pengobatan dikatakan rasional bila memenuhi beberapa kriteria
tertentu. Kriteria ini mungkin akan bervariasi tergantung interpretasi masing-
masing, tetapi paling tidak akan mencakup hal-hal berikut : ketepatan indikasi,
ketepatan pemilihan obat, ketepatan cara pemakaian dan dosis obat, ketepatan
penilaian terhadap kondisi pasien dan tindak lanjut efek pengobatan.Ketepatan indikasi adalah obat yang diresepkan berdasarkan keadaan
medis pasien dan secara farmakologis terbukti menjadi pilihan terbaik bagi
pasien, sehingga penggunaan obat tersebut memang perlu dan terbukti dapat
memberikan efek terapetik yang diinginkan, karena hal ini akan menentukan
pengobatan dipilih yang paling kecil untuk pasien dan sesuai dengan manfaat
yang akan diperoleh, biaya obat paling sesuai untuk alternatif-alternatif obat
dengan manfaat dan keamanan yang sama dan paling terjangkau oleh pasien
(affordable), jenis obat yang paling mudah didapat (available), cara pemakaian
paling cocok dan paling mudah diikuti pasien, sedikit mungkin kombinasi obat
atau jumlah jenis obat (Anonim, 2009).Cara pemakaian obat memerlukan pertimbangan farmakokinetika, yakni :
cara pemberian, besar dosis, frekuensi pemberian, dan lama pemberian, sampai ke
pemilihan cara pemakaian yang paling mudah diikuti oleh pasien dan paling aman
serta efektif untuk pasien. Juga perlu dipertimbangkan disini adalah kemungkinan
terjadinya interaksi bila diberikan obat lebih dari satu. Ketepatan pasien serta
penilaiannya mencakup pertimbangan tentang adanya kontraindikasi atau kondisi-
kondisi khusus yang memerlukan penyesuaian dosis secara individual, dan
keadaan yang merupakan faktor konsitusi terjadinya efek samping obat pada
penderita (Vance dan Millington, 1986).Ketepatan pasien dapat diartikan pasien menerima obat dengan tidak ada
kontraindikasi dan tidak muncul efek samping. Obat dapat diberikan kepada
pasien jika tidak ada kontraindikasi, sedangkan untuk pemberian dosis pada
kebanyakan kasus dianjurkan dosis rendah terlebih dahulu. Penyesuaian dosis
perlu dilakukan pada pasien dengan penyakit ginjal atau hepar, pada pasien lanjut
B. Hipertensi 1.
Definisi Hipertensi adalah suatu penyakit dimana terjadi peningkatan tekanan darah
arteri (blood pressure), yang menyebabkan risiko terhadap serangan stroke, gagal
jantung, serangan jantung, dan kerusakan ginjal (Saseen dan Carter, 1999).Tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah suatu keadaan dimana tekanan
darah sistolik lebih dari atau sama dengan 140 mmHg dan tekanan darah diastolik
lebih dari atau sama dengan 90 mmHg. Secara umum, hipertensi merupakan suatu
keadaan tanpa gejala dan sampai pasien dinyatakan menderita hipertensi
kebanyakan pasien merasa sehat (Graham-Clake dan Hebron, 1999).Pada pemeriksaan tekanan darah akan diperoleh dua angka, angka yang
lebih tinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih
rendah diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan darah ditulis
sebagai tekanan sistolik garis miring tekanan diastolik, misalnya 120/80 mmHg,
dibaca seratus dua puluh per delapan puluh. Dikatakan tekanan darah tinggi jika
pada tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih, atau tekanan diastolik
mencapai 90 mmHg atau lebih, atau keduanya (Anonim, 2003).Join National Commite on Prevention, Detection, Evaluation, and
Treatment of High Blood Pressure (JNC) VII mengklasifikasikan tekanan darah
untuk usia 18 tahun ke atas menjadi 4 yaitu tekanan darah normal, prehipertensi, terkena hipertensi dibanding dengan orang yang tekanan darahnya lebih rendah (Chobanian dkk, 2003) .
Tabel I. Klasifikasi Hipertensi menurut JNC-VII untuk pasien berusia lebih dari 18 tahun (Chobanian dkk, 2003) Tekanan Darah Sistolik Tekanan Darah Diastolik Klasifikasi Tekanan Darah
(mmHg) (mmHg)
Normal <120 <80
Prehipertensi 120-139 80-89 Hipertensi tingkat 1 140-159 90-99 Hipertensi tingkat 2 ≥160 ≥100Menurut Panduan Pengobatan Puskesmas (2009), klasifikasi hipertensi sebagai berikut : Tabel II. Klasifikasi Hipertensi (Anonim, 2009)
Klas hipertensi Modifikasi gaya Tanda ada penyakit Dengan penyakit mmHg hidup penyerta penyerta Normal
- Sistole <120 Diperhatikan - Diastole <80
Prehipertensi OAH untuk Sistole 120-139 Perlu Tidak perlu OAH penyakit penyerta Diastole 80-89
Stage I Tiazid, atau ACE Sistole 140-159 Inhibitor, ARB, beta OAH untuk Perlu
Diastole 90-95 bloker, Ca antagonis penyakit penyerta atau kombinasi Stage II Kombinasi (Tiazid
Sistole + ACE inhibitor / OAH untuk ≥160 Perlu Diastole ≥100 ARB / beta bloker, penyakit penyerta
Ca antagonis
2. Etiologi
Hipertensi dapat dikelompokkan dalam dua kategori besar, yaitu primer Lebih dari 90% kasus hipertensi termasuk dalam kelompok ini. Penyebab dari hipertensi ini tidak diketahui, tidak dapat disembuhkan, dan hanya dapat dikontrol. Kemungkinan penyebabnya adalah faktor genetik dan faktor lingkungan. Faktor genetik dapat terlihat dari adanya riwayat penyakit kardiovaskuler dari keluarga, dan dapat berupa sensitivitas terhadap natrium dan kepekaan terhadap stress. Faktor lingkungan yang dapat menyebabkan
hipertensi yaitu obesitas, konsumsi natrium yang berlebihan, dan merokok.
b. Hipertensi sekunder Kurang lebih 10% pasien terkena hipertensi tipe ini. Yang termasuk dalam kelompok ini antara lain hipertensi akibat penyakit ginjal (hipertensi renal), penyakit endokrin (hipertensi endokrin), obat-obatan dan lain-lain (Saseen dan Carter, 1999).
3. Patofisiologi
Mekanisme terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya angiotensin
II dari angiotensin I oleh Angiotensin Converting Enzyme (ACE). ACE
memegang peranan fisiologis penting dalam mengatur tekanan darah. Darah
mengandung angiotensinogen yang diproduksi di hati, kemudian oleh hormon
renin (diproduksi oleh ginjal) akan diubah menjadi angiotensin I. Oleh ACE yang
terdapat di paru-paru, angiotensin I diubah menjadi angiotensin II. Angiotensin II
inilah yang memiliki peranan dalam menaikkan tekanan darah melalui dua aksi
anak ginjal untuk mengatur osmolalitas dan volume urin. Dengan meningkatnya
ADH, sangat sedikit urin yang diekskresikan keluar tubuh, sehingga menjadi
pekat dan tinggi osmolalitasnya. Akibatnya volume darah meningkat, yang pada
akhirnya akan meningkatkan tekanan darah. Aksi kedua adalah menstimulasi
sekresi hormon aldosteron oleh korteks adrenal dengan sifat retensi garam dan air.
Jika renin yang dilepaskan berlebihan maka aldosteron yang dihasilkan akan
berlebihan sehingga retensi cairan meningkat. Akibatnya volume darah
meningkat, yang pada akhirnya akan meningkatkan tekanan darah (Tanu, 1995).Stress juga dapat meningkatkan tekanan darah karena stress dapat memacu
kerja saraf simpatis sehingga kontraktilitas otot jantung meningkat. Akibatnya
curah jantung meningkat. Apabila terjadi kelainan pada fungsi ginjal dimana
tubuh tidak mampu membuang sejumlah garam dan air maka terjadi peningkatan
retensi cairan dalam sirkulasi. Hal ini menyebabkan volume darah meningkat,
sehingga tekanan darah meningkat (Tjay dan Rahardja, 2002).4. Manifestasi klinis
Hipertensi pada umumnya tidak memiliki gejala dan kebanyakan dari
pasien yang didiagnosis menderita hipertensi merasa sehat. Tanda utama
hipertensi adalah kenaikan tekanan darah. Manifestasi lain seperti kelelahan dan
sakit kepala hanya muncul pada beberapa orang saja (Graham-Clake dan Hebron,
1999).
berbeda. Diagnosis hipertensi ditegakkan bila dari pengukuran berulang-ulang
tersebut diperoleh nilai rata-rata tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik≥90 mmHg. Diagnosis hipertensi boleh ditegakkan berdasarkan sekali pengukuran bila tekanan darah sistolik ≥210 mmHg dan atau tekanan darah diastolik
≥120mmHg (Setiawati dan Bustami, 1999).