Good Corporate Governance

(1)

(2)

(3)

Tata Kelola

Perusahaan

Corporate Governance

Komitmen Bakrieland Tata Kelola Perusahaan (Good Corporate Governance - GCG) adalah struktur dan mekanisme yang mengatur pengelolaan perusahaan untuk

menghasilkan nilai ekonomi jangka panjang yang berkesinambungan bagi pemegang saham dan pemangku kepentingan. Penerapan prinsip GCG dapat berkontribusi dalam peningkatan kinerja perusahaan. Pemahaman ini mendasari komitmen Bakrieland untuk senantiasa menerapkan prinsip GCG di setiap jenjang organisasi dan kegiatan operasionalnya.

Bakrieland’s Commitment Good Corporate Governance (GCG) is a structure and mechanism that regulates corporate management in order to generate sustainable, long-term economic value for shareholders and stakeholders. Adherence to the principles of good corporate governance contributes to improvements in Company performance. As such, Bakrieland is committed to constantly apply the principles of GCG in all organizational tiers and operations.

Bakrieland merumuskan Road Map GCG sebagai sarana

untuk memantau perkembangan praktik GCG saat ini dan

di masa datang.

Bakrieland has drawn up the GCG Road Map as an instrument for

monitoring progress for ongoing and future GCG practices.


(4)

Penerapan Asas GCG

Berlandaskan prinsip-prinsip dasar GCG serta memperhatikan Pedoman Umum GCG Indonesia yang disusun oleh Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG), Bakrieland telah merancang suatu sistem pengelolaan perusahaan yang mencakup beberapa elemen, diantaranya:

Keterbukaan

Asas keterbukaan selalu diterapkan oleh Bakrieland dalam menjalankan bisnisnya melalui penyediaan informasi yang material dan relevan serta dengan cara yang mudah diakses dan dipahami oleh pemangku kepentingan. Informasi yang seluas-luasnya diberikan kepada publik dan pemegang saham, dengan memperhatikan peraturan Bapepam-LK maupun atas inisiatif sendiri. Laporan-laporan diterbitkan secara berkala dan tepat waktu dalam dua bahasa (Inggris dan Indonesia), yang mencakup laporan keuangan triwulan, laporan keuangan semester, dan laporan keuangan tahunan yang diaudit, serta laporan tahunan. Informasi juga diberikan melalui paparan publik, media cetak dan elektronik, serta forum investor.

Akuntabilitas

Bakrieland memiliki sistem pengelolaan perusahaan yang mendukung

terciptanya kejelasan fungsi,

pelaksanaan dan pertanggungjawaban kinerja organ perusahaan. Prinsip akuntabilitas diterapkan antara lain melalui langkah-langkah pelaporan Direksi kepada Dewan Komisaris mengenai rencana anggaran tahunan dan evaluasi bersama atas kinerja keuangan Perusahaan, penyampaian laporan keuangan pada RUPS Tahunan, pembentukan Audit Internal dan penunjukan auditor eksternal, serta pemberlakuan etika bisnis dan pedoman perilaku Perusahaan.

Implementation of GCG Principles Building on the basic principles of GCG and taking into account the Indonesia's Code of GCG laid down by the National Committee on Governance (NCG), Bakrieland has established a corporate management system that covers the following elements:

Transparency

Bakrieland’s makes it a point to ensure transparency in running its business by delivering material and relevant information, both easily accessible and understood by stakeholders. Bakrieland provides the public and shareholders with information to the fullest extent possible, both in compliance with Bapepam-LK’s regulations and on its own initiative. Bilingual reports (English and Indonesian) are published on a periodic basis and in a timely fashion, consisting of quarterly inancial statements, irst half inancial statements, and audited inancial statements, as well as annual reports. Information is also released through press statements, print and electronic media, and investor forums.

Accountability

Bakrieland has established a corporate management system that supports clarity in functions, implementation and responsibility of the work performance of organizational organs. The principle of accountability among others is assured through the Board of Directors’ report to the Board of Commissioners on the annual budget plan and joint evaluation of the Company’s inancial performance; submission of inancial statements to the Annual GMS; establishment of an internal audit body and the appointment of an external auditor; and adherence to business ethical standards and corporate code of conduct.

Tata Kelola

Perusahaan

Corporate


(5)

Pertanggungjawaban

Untuk menjaga kesinambungan usaha jangka panjang dan sebagai warga korporasi yang baik, Bakrieland senantiasa menjunjung tinggi kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan serta melaksanakan tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan. Melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) Terpadu yang mencakup aspek pendidikan, sosial dan lingkungan, Bakrieland terlibat langsung di berbagai kegiatan sosial yang fokus pada pengembangan masyarakat.

Independensi

Bakrieland senantiasa memastikan bahwa pengelolaan Perusahaan dilakukan secara independen sehingga masing-masing organ perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak lainnya. Sebagai contoh, Dewan Komisaris dan Direksi Bakrieland memiliki pendapat yang independen dalam setiap keputusan yang diambil, namun dimungkinkan untuk mendapatkan saran dari konsultan independen hukum, sumber daya manusia, serta komite-komite yang relevan dalam rangka menunjang kelancaran tugasnya. Selain itu, saat ini Dewan Komisaris Bakrieland beranggotakan 2 (dua) orang Komisaris Independen untuk menjamin independensi Dewan Komisaris dalam pengawasan Perusahaan.

Kewajaran dan Kesetaraan

Bakrieland senantiasa memberikan perhatian khusus bagi kepentingan para pemegang saham dan pemangku kepentingan. Perusahaan juga selalu menerapkan perlakuan yang setara kepada publik, otoritas pasar modal, komunitas pasar modal, dan pemangku kepentingan. Hubungan dengan karyawan dijaga dengan memperhatikan hak dan kewajibannya secara adil dan wajar.

Responsibility

To maintain long-term business sustainability and earn recognition as a good corporate citizen, Bakrieland unfailingly ensures compliance with existing laws and regulations, and fulills its obligations to the public and the environment. Through an integrated Corporate Social Responsibility (CSR) program that covers educational, social and environmental dimensions, Bakrieland is directly engaged in a wide range of social activities focused on community development.

Independence

Bakrieland ensures that corporate management is implemented in an independent manner where no organizational organ can dominate another and neither can there be intervention from others. For example, Bakrieland’s Board of Commissioners and Board of Directors hold

independent views for each decision reached, leaving room however for advice from independent legal and human resource consultants, as well as relevant committees to support the smooth implementation of duties. Furthermore, Bakrieland’s Board of Commissioners currently consists of 2 (two) Independent Commissioners to guarantee the independence of the Board of Commissioners in overseeing the Company.

Fairness andEquality

Bakrieland speciically pays attention to the interests of its shareholders and other stakeholders. The Company also consistently ensures equal treatment of the public, capital market authorities, communities, and stakeholders. Good relations with employees are maintained by being heedful of their rights and obligations in a reasonable and equal manner.


(6)

Peran aktif dan dukungan penuh Dewan Komisaris dan Direksi sangat penting dalam memastikan penerapan asas-asas GCG pada setiap aspek bisnis dan di semua jajaran Perusahaan. Hal ini terwujud melalui beberapa aspek seperti:

1. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi. 2. Kelengkapan dan pelaksanaan

tugas komite-komite dan satuan kerja yang menjalankan fungsi pengendalian internal perusahaan. 3. Penerapan fungsi kepatuhan dan

manajemen risiko.

4. Rencana strategis perusahaan berdasarkan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP). 5. Transparansi informasi, termasuk

diantaranya kondisi keuangan Perusahaan.

Road Map GCG

Sebagai pedoman dalam menjalankan strategi tujuan jangka panjang dan gambaran garis besar strategi implementasi GCG, Bakrieland merumuskan Road Map GCG dengan periode rencana implementasi dimulai sejak tahun 2008. Road Map juga berfungsi sebagai sarana untuk memantau perkembangan praktik GCG saat ini dan di masa datang.

Penyusunan Road Map GCG Bakrieland diselaraskan dengan “Big Bang Bakrieland 2020” sehingga tema dan program yang dijalankan akan mendukung rencana pencapaian visi dan misi Bakrieland. Road Map GCG dibagi menjadi 3 (tiga) periode waktu, yaitu:

1. 2008 – 2013 dengan tema

Penguatan Struktur dan Proses GCG. 2. 2014 – 2016 dengan tema

Penguatan Implementasi GCG. 3. 2017 – 2020 dengan tema Dikenal

sebagai Perusahaan dengan GCG ‘Sangat Terpercaya’ bagi Stakeholders Bakrieland Group.

Tata Kelola Perusahaan

Corporate Governance

The active role and full support of the Board of Commissioners and Board of Directors is crucial in ensuring that GCG principles are applied in every business aspect and along all Company ranks. This is assured through the following measures:

1. Execution of duties and responsibilities by the Board of Commissioners and Directors. 2. Comprehensiveness and

implementation of duties conferred to committees and working units fulilling the internal corporate control function.

3. Implementation of the compliance function and risk management process.

4. Corporate strategic plan based on the Corporate Work Plan and Budget.

5. Transparency of information, including the Company’s inancial condition.

GCG Road Map

As guidelines for implementing the long-term strategy and to provide an overview of the strategy execution process, Bakrieland has drawn up the GCG Road Map for the implementation period that commenced in 2008. The Road Map also functions as an instrument for monitoring progress for ongoing and future GCG practices.

Bakrieland’s GCG Road Map is consistent with “Big Bang Bakrieland 2020” to ensure that themes and programs being implemented support the attainment of Bakrieland’s vision and mission statement. The GCG Road Map is divided into 3 (three) timeframes: 1. 2008 – 2013 on the theme of

Strengthening GCG Structure and Process.

2. 2014 – 2016 on the theme of Strengthening GCG Implementation. 3. 2017 – 2020 on the theme of the

Company with the ‘Most Trusted’ GCG for Stakeholders of Bakrieland Group.


(7)

Periode Rencana Implementasi “Implementation Planning Period”

Tema Implementasi Implementation Theme

Program Implementasi Implementation Program

2008 - 2013

2014 - 2016

2017 - 2020

Penguatan Struktur dan Proses GCG Strengthening GCG Structure and Process

• Penyempurnaan pedoman

operasional perusahaan.

• Penyusunan kebijakan

perusahaan.

• Pemberlakuan pakta

integritas eksternal.

• Penyusunan

dokumen-dokumen soft structure GCG.

• Pembentukan

infrastruktur GCG. • Improve company operating manual. • Formulate company

policy.

• Enforce the External Integrity Pact. • Prepare GCG soft

structure documents. • Establish GCG

infrastructure.

Penguatan Implementasi GCG Strengthening GCG Implementation

• Mengawasi implementasi

GCG di Bakrieland Group melalui penyelenggaraan internalisasi/forum.

• Memastikan adanya

pengendalian internal dalam setiap prosedur kerja.

• Menjadikan manajemen

risiko menjadi budaya

dalam aktivitas kerja dan

penilaian proyek.

• Persiapan implementasi

ASEAN GCG Scorecard. • Overseas GCG

implementation in Bakrieland Group through internalization or forums. • Ensure internal control

function in each work procedure.

• Apply risk management as a culture in work activities and project assessments. • Prepare the

implementation of ASEAN GCG Scorecard.

Mendapatkan predikat "Sangat Terpercaya" dalam pemeringkatan GCG

The Company will obtain predicate as the ‘Most Trusted’ in GCG

• Secara rutin

menyelenggarakan internalisasi/forum GCG di Bakrieland Group.

• Pembentukan knowledge management terintegrasi.

• Menjalankan operasi

bisnis secara efektif dengan kepedulian sosial dan lingkungan yang tinggi.

• Implementasi ASEAN GCG

Scorecard.

• Conduct routine GCG internalization/forum within Bakrieland Group. • Establish integrated

knowledge management. • Perform efective business

operations with high social and environmental concerns.

• Implement ASEAN GCG Scorecard.

Setiap periode dilaksanakan sesuai dengan rencana program yang telah disusun. Setiap tahun akan dilakukan penilaian untuk mengetahui pencapaian implementasi GCG di Bakrieland dan penyempurnaan apa saja yang perlu dilakukan.

The implementation of each time period will conform with the program plan. An assessment will be performed on an annual basis to keep track of progress in GCG implementation at Bakrieland, making the necessary improvements.

Road Map Bakrieland GCG


(8)

Evaluasi dan Rekomendasi atas Implementasi GCG Tahun 2012 Guna memperoleh penilaian yang obyektif, Bakrieland menunjuk pihak independen untuk melakukan evaluasi atas efektivitas penerapan GCG di dalam perusahaan. Evaluasi dilakukan terhadap 7 (tujuh) aspek, yaitu asas GCG, etika bisnis dan pedoman perilaku, organ perusahaan, hak dan tanggung jawab pemegang saham, hak dan tanggung jawab pemangku kepentingan, pernyataan tentang penerapan GCG, dan internalisasi praktik GCG. Evaluasi dan rekomendasi yang diberikan menjadi masukan penting bagi Dewan Komisaris dan Direksi untuk mengambil langkah-langkah perbaikan dalam proses penyempurnaan pelaksanaan GCG.

Sepanjang tahun 2012, hasil evaluasi dan rekomendasi yang telah diterapkan adalah:

1. Asas Good Corporate Governance

Bakrieland telah dan akan terus berupaya melakukan aktivitas dalam upaya untuk menerapkan asas GCG serta meningkatkan penerapan tersebut secara berkelanjutan dalam mengelola Perusahaan.

2. Etika Bisnis dan Pedoman Perilaku

Bakrieland konsisten memberikan perhatian atas benturan

kepentingan dengan mewajibkan setiap Direktur dan Komisaris untuk membuat surat pernyataan setiap tahun mengenai benturan kepentingan.

3. Organ Perusahaan

Dengan menjalankan mekanisme penunjukan Komisaris dan Direksi pada tahun 2012 melalui pembahasan pada rapat Komite Nominasi dan Remunerasi, Bakrieland telah menjalankan rekomendasi pada pedoman umum GCG Indonesia dan menegakkan asas independensi, kewajaran, dan transparansi.

Tata Kelola Perusahaan

Corporate Governance

Evaluation and Recommendation on GCG Implementation in 2012

For an objective assessment, Bakrieland has appointed an independent party to evaluate the efectiveness of Company-wide GCG implementation. The evaluation process highlights 7 (seven) aspects: GCG principles; business ethics and code of conduct; company organs; shareholders’ rights and responsibilities; stakeholders’ rights and responsibilities; statement on GCG implementation; and internalization of GCG practices. Evaluation outcomes and recommendations shall serve as vital input for the Board of Commissioners and Board of Directors to take the necessary remedial measures to improve GCG implementation.

The year 2012, the result of evaluation and recommendation has been set:

1. Good Corporate Governance

Principle

Bakrieland has conducted and will continue to conduct activities to apply GCG principles and sustain ably improve such implementation when managing the company.

2. Business Ethic and Code of Conduct

Bakrieland is consistently giving attention on the conlict of interest by requiring every Director and Commissioner to make a statement letter every year about the conlict interest.

3. The Company Organ

By doing the mechanism of appointment of Commissioners and Director in year 2012 through discussion in the Nomination and Remuneration Committee meeting, Bakrieland has run the recommendation in the General Guidance GCG Indonesia and uphold the independent, fairness and transportation principles.


(9)

4. Hak dan Tanggung Jawab Pemegang Saham

Selama tahun 2012, Bakrieland berupaya melakukan aktivitas dalam upaya memberikan akses yang lengkap dan luas kepada pemegang saham atas informasi mengenai aktivitas dan kewajiban Perusahaan sesuai dengan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku, kecuali informasi yang bersifat rahasia. Informasi tersebut diberikan kepada semua pemegang saham tanpa menghiraukan jenis dan

klasiikasi saham yang dimilikinya.

Pengungkapan informasi mengenai Perusahaan dilakukan melalui website maupun media cetak.

5. Hak dan Tanggung Jawab Pemangku Kepentingan

Bakrieland terus berupaya meningkatkan kepuasan pelanggan melalui survei dan memberikan akses komunikasi antara Perusahaan dengan pelanggan. Perusahaan juga secara aktif berkontribusi dalam program pengembangan sosial dan peningkatan kemampuan masyarakat setempat termasuk dalam hal pendidikan dan lingkungan melalui program Bakrieland Goes Green.

6. Pernyataan tentang Penerapan GCG

Bakrieland telah memperluas cakupan pengungkapan penerapan tata kelola perusahaan di

laporan tahunan yaitu mengenai kepemilikan saham anggota Dewan Komisaris dan Direksi di perusahaan lain serta kepemilikan saham keluarga Dewan Komisaris dan Direksi di Bakrieland dan di

perusahaan lain; transaksi-transaksi

operasional perusahaan yang dilakukan dengan perusahaan

ailiasi; dan aturan mengenai kriteria

dan mekanisme penilaian kinerja Dewan Komisaris dan Komite.

4. Rights and Responsibilities of Shareholders

Through out year 2012, Bakrieland was carrying out activities as eforts to give broad and complete access to the shareholders for the information about the company’s activities and responsibility suitable with laws and regulation, unless the information is conidential. The information is given to all shareholders regardless of the type and classiication of the shares held. The disclosure information about the company is done in the website and in the printed media.

5. Rights and Responsibilities of Stakeholders

Bakrieland continues to increase the customer’s satisfaction through surveys and gives access to

communicate between the company and the customers. The company is also actively giving contribution in social development program and increase the ability of local community including education and environment, by using Bakrieland goes green program.

6. Statement on GCG Application

Bakrieland is widen the scope for revealing corporate governance at the annual report which is about the member of Board of Commissioners and Directors stockowner at another company and Board of Commissioners and Directors family’s share holder at Bakrieland or another company, the company’s operational transaction which is done with the ailiate company, and rules about the criteria and the mechanism of work assessment of Board of Commissioners and Committee.


(10)

Tata Kelola Perusahaan

Corporate Governance

7. Internalisasi Praktik GCG

Perusahaan terus berupaya melakukan aktivitas-aktivitas guna membangun pemahaman serta komitmen penerapan GCG di seluruh lingkungan Perusahaan, termasuk penyusunan rencana kerja GCG setiap tahun, penilaian tahunan terhadap praktik GCG di Bakrieland oleh pihak independen serta mengungkapkannya

kepada publik sebagai cerminan aktualisasi prinsip transparansi dan pemenuhan akuntabilitas.

Perbandingan Evaluasi GCG Tahun 2009-2012

Penilaian atas implementasi GCG dilakukan setiap tahun oleh Bakrieland untuk memastikan bahwa sistem GCG telah terselenggara dengan baik dan konsisten. Selama 6 (enam) tahun terakhir, evaluasi atas efektivitas penerapan GCG di Bakrieland telah dilaksanakan oleh pihak independen. Evaluasi pelaksanaan praktik-praktik GCG Bakrieland tahun 2007 dilakukan oleh CBA (Center for Business Advisory), sedangkan tahun 2008-2012 oleh RSM AAJ Associates. Penilaian dilakukan dengan mengacu kepada Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia tahun 2006 yang dikeluarkan oleh Komite Nasional Kebijakan Governance. Dilihat dari jumlah isu yang diangkat untuk menjadi perhatian manajemen, pada tahun 2011, banyak usaha perbaikan yang telah dilakukan

oleh Bakrieland. Berikut ini adalah graik

perbandingannya:

7. GCG Practices Internalization

The company keeps making serious eforts to do some activities for building understanding and commitment to apply GCG in all company’s environment, that includes making GCG working plans, annual assessment on the GCG practices in Bakrieland by independent party and reveals them to public as relection actualization of transparent principles and accountability fulill.

Comparison of GCG Evaluation for 2009-2012

Bakrieland conscientiously assesses its GCG implementation on an annual basis to guarantee that its GCG system functions efectively and consistently. In the past 6 (six) years, evaluation on the efectiveness of GCG implementation in Bakrieland was performed by an independent party. In 2007, Bakrieland’s GCG practices were evaluated by CBA (Center for Business Advisory), while in 2008 -2012 the responsibility was handed over to RSM-AAJ Associates. Assessments were based on the Indonesia's Code of Good Corporate Governance issued in 2006 by the National Committee on Governance Policy. Looking at some issues which is raised to get management’s attention, in year 2011, there were a lot of improvement eforts that have been done by Bakrieland. Next is the comparison graph:


(11)

Isu yang diangkat menjadi perhatian manajemen mencakup isu yang berulang dan isu baru yang muncul dengan mempertimbangkan

perkembangan praktik tata kelola yang baik agar dapat mendukung Bakrieland dalam menyusun rencana penerapan GCG yang optimal.

Dari graik di atas dapat disimpulkan

bahwa praktik tata kelola yang baik membutuhkan konsistensi implementasi dan perbaikan yang berkesinambungan, sehingga walaupun Bakrieland telah melakukan upaya untuk menerapkan prinsip-prinsip tata kelola yang baik, ada kalanya terdapat kondisi yang mengakibatkan luputnya konsistensi implementasi tersebut. Kerangka Penerapan GCG Keberadaan suatu sistem yang didukung integritas dan komitmen tinggi dari seluruh pihak yang terlibat merupakan suatu prasyarat yang harus dipenuhi oleh perusahaan yang ingin memperoleh manfaat jangka panjang dari penerapan GCG. Oleh karenanya, setiap perusahaan harus memiliki pedoman perilaku sebagai acuan bagi organ perusahaan dan semua karyawan dalam menerapkan nilai-nilai dan etika bisnis sehingga menjadi bagian dari budaya perusahaan.

The issues which were raised to be the attention of the management included repeated issue and new issue which emerge by considering development of good governance practices in order to support Bakrieland in making GCG application plans optimally.

From the graph above can be concluded that a good governance needs consistently implemented and continuously repairment, so that although Bakrieland has done some eforts to apply the good governance principles, sometimes there is a condition that caused the missing of consistency implemented.

GCG Implementation Framework Having a reliable system in place supported by the unquestionable integrity and commitment of all involved parties is an essential precondition that must be fulilled by companies that wish to gain long-term beneits from GCG implementation. In view of this, every company ought to establish its own code of conduct to guide organizational organs and all employees in applying professional values and business ethics as part of corporate culture.

Graik Perbandingan Evaluasi GCG Tahun 2009-2012

Comparison Graph of GCG Evaluation for 2009-2012

Year Issue

6 5 4 3 2 1 0

2009 2010 2011 2012

5

6

3 6


(12)

Tata Kelola Perusahaan

Corporate Governance

Sebagai Perusahaan yang berkomitmen untuk senantiasa meningkatkan penerapan GCG, Bakrieland secara bertahap melengkapi diri dengan berbagai perangkat pendukung GCG. Selain visi, misi dan nilai-nilai Perusahaan yang telah ditetapkan pada awal berdirinya, Bakrieland memiliki Pedoman Perilaku, Sistem Pelaporan Pelanggaran, Panduan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan, Peraturan Perusahaan, Pedoman Dewan Komisaris dan Direksi, serta berbagai Standar Prosedur Operasional. Semua ini merupakan kesatuan sistem yang menunjang tercapainya keberhasilan penerapan GCG di Bakrieland. Pelaksanaan GCG di Bakrieland menggunakan pendekatan top-down, dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku, best practice, dan budaya perusahaan. Seluruh unsur di dalam Perusahaan dilibatkan mulai dari tahap persiapan, internalisasi, implementasi hingga evaluasi. Hal itu tergambar pada Bagan Proses Pencapaian Tujuan GCG di Bakrieland sampai dengan tahun 2012 berikut ini.

As a Company that keeps to its commitment to reliably enhance GCG implementation, Bakrieland has progressively equipped itself with the necessary GCG supporting instruments. Apart from Company vision, mission and core values adopted since its inception, Bakrieland also has its own Code of Conduct, Whistleblower System, Code of Good Corporate Governance Implementation, Company Regulations, Board Manual, and various Standard Operating Procedures. All these instruments form a coherent system that supports the efective implementation of GCG principles in Bakrieland.

GCG in Bakrieland is implemented through a top-down approach by taking into account prevailing laws and regulations, best practices and corporate culture. All elements within the Company are involved in a participatory manner beginning from the preparatory stage to GCG internalization, implementation and evaluation. This is illustrated in the following Diagram on the Achievement Process of GCG Objectives in Bakrieland as at 2012.


(13)

"Prinsip-Prinsip Dasar GCG Bakrieland" " Bakrieland

GCG Basic Principles" "Pedoman

GCG Bakrieland" "Bakrieland

GCG Code"

Penguatan Infrastruktur GCG Strenghthened GCG Infrastructure Penguatan Soft-Structure GCG

Strengthened GCG Soft-Structure

Peraturan Teknis dan Pelaksanaan Technical Regulation and Implementation

Internalisasi dan Sosialisasi Internalization and Socialization

Penerapan / Implementasi Application / Implementation Review /

Assessment

• Panduan Pelaksanaan GCG • Pedoman Perilaku • Pedoman Dewan • Peraturan Perusahaan

• Pedoman Whistleblower System - WBS

• Code of GCG Implementation • Code of Conduct

• Board Manual • Company Regulations

• Whistleblower System - WBS Manual

• Piagam-piagam Komite

• Piagam Internal Audit, Piagam Manajemen Risiko

• Keputusan Direksi & Dewan Komisaris yang terkait praktik GCG, antara lain

Financial Authorization Approval, Kebijakan Benturan Kepentingan, Kebijakan Pengadaan Barang dan/atau Jasa, Kebijakan Pemilihan Kantor Akuntan Publik (KAP), Kebijakan Keterbukaan Informasi, Kebijakan Email Bakrieland, Kebijakan Sirkulasi Review Transaksi dan Dokumen, Standardisasi Kebijakan, Kebijakan Pengelolaan dan Back up Data

• Standard Operating Procedure (SOP) • Pedoman CSR (Bakrieland Goes Green)

• Committee Charters

• Internal Audit Charter, Risk Management Charter

• Decrees of the Board of Directors and Commissioners related to the GCG practice, such as Financial Authorization Approval, Conlict of Interest Policy,

Procurement Policy of Goods and/or Services, Public Accounting Firm Selection Policy, Information Disclosure Policy, Bakrieland Email Policy, Transaction and Document Review Circulation Policy, Standardization Policy, Management and Back Up Data Policy

• Standard Operating Procedure (SOP) • CSR Manual (Bakrieland Goes Green)

• Divisi Risk Management & Compliance yang mengawasi

implementasi GCG

• Kelengkapan GCG: Sekretaris Perusahaan, Audit Internal, Investor Relations, Human Capital, Finance, Corporate Afairs, Strategic

Management dan Legal

• Dewan Komisaris membentuk Komite-komite yang diketuai

Komisaris Independen

• Risk Management & Compliance division monitors implementation

of GCG

• GCG completeness: Corporate Secretary, Internal Audit, Investor Relations, Human Capital, Finance, Corporate Afairs, Strategic

Management and Legal

• The Board of Commissioners established committees chaired by

Independent Commissioners

External Best Practice (Benchmark praktik GCG di perusahaan lain)

External Best Practice (GCG practice benchmarking with other companies)

Keterbukaan Akuntabilitas Pertanggungjawaban

Independensi Kewajaran dan

Kesetaraan

Transparency Accountability Responsibility Independence

Fairness and Equality

Visi, Misi dan Budaya Perusahaan

Vision, Mission and Corporate

Culture

Hukum & Peraturan yang

berlaku (UU PT, Peraturan Bapepam-LK, dan lain-lain)

Applicable Laws & Regulations (Limited liability

company law, Bapepam-LK regulation, and

others)

Pedoman Umum GCG Indonesia

Indonesian Code of GCG

Bagan Proses Pencapaian Tujuan GCG di Bakrieland


(14)

Tata Kelola Perusahaan

Corporate Governance

Sebagai salah satu usaha penguatan kerangka penerapan GCG dan internalisasi, pada bulan November 2012 seluruh manajemen senior, Direksi dan Dewan Komisaris Bakrieland dan unit usaha berkumpul untuk menelaah serta mengkaji ulang visi misi Bakrieland. Rangkaian aktivitas tersebut dinamakan “Bakrieland Strategic Intent Workshop 2012”. Aktivitas ini dilakukan untuk bersama-sama menetapkan landasan yang kokoh untuk melaju ke depan dengan tetap berdasarkan pada prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik. Pada aktivitas ini, dirumuskan visi dan misi baru Bakrieland, sebagai berikut:

Visi

Vision

Misi

Mission

"Leading integrated property company in Indonesia"

"Delivering integrated quality living products for the nation that leverage our competencies and development

partners in a way that upholds environmental and inancial sustainability."

Pada Bakrieland Strategic Intent Workshop 2012 juga ditetapkan strategi-strategi pengembangan jangka panjang yang menjadi acuan seluruh karyawan Perusahaan dalam pencapaian misi dan visi yang baru.

Panduan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan

Bakrieland telah memiliki Panduan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan sejak Oktober 2007. Panduan ini merupakan wujud komitmen bersama atas penerapan GCG dan menjadi landasan bagi pemegang saham, Dewan Komisaris dan Direksi terkait proses GCG dalam menyusun berbagai kebijakan yang menjiwai praktik bisnis

As part of an efort to strengthen the framework for GCG implementation and internalization, in November 2012 all senior managers, Directors and Commissioners Bakrieland as well as business units have sat together to jointly re-examine and review Bakrieland’s vision and mission. This series of activities is known as “Bakrieland Strategic Intent Workshop 2012.” The purpose of these activities was to collectively build a sturdy foundation for the Company to conidently stride forward while upholding the principles of good corporate governance. From the workshop, Bakrieland’s new vision and mission statements were also formulated as provided below:

The Bakrieland Strategic Intent Workshop 2012 also devised the Company’s long-term development strategy to guide all employees in fulilling the newly-formulated vision and mission.

Code of Good Corporate Governance

Implementation

Bakrieland has drawn up its Code of GCG Implementation since as early as October 2007. It is the manifestation of the Company-wide joint commitment to apply GCG principles, ensuring that it functions as the foundation for Shareholders, Board of Commissioners and Board of Directors for shaping policies that guide Company business


(15)

Perusahaan tanpa mengabaikan peraturan perundang-undangan dan nilai-nilai etika. Panduan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Bakrieland mencakup berbagai aspek, antara lain kebijakan Tata Kelola Perusahaan, pedoman Tata Kelola bagi organ Perusahaan, prinsip-prinsip dan tujuan, struktur pengelolaan Perusahaan, serta kebijakan transparansi.

Peraturan Perusahaan

Bakrieland mempunyai Peraturan Perusahaan yang memuat hak kewajiban karyawan dan Perusahaan, serta ketentuan yang bertujuan membina hubungan serasi, selaras, dan seimbang dalam rangka

meningkatkan eisiensi, produktivitas,

dan prestasi kerja yang optimal. Peraturan Perusahaan Bakrieland untuk periode Januari 2011- Januari 2013 telah disahkan melalui Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja No.KEP.32/PHIJSK-PKKAD/ PP/I/2011 tentang Pengesahan Peraturan Perusahaan PT Bakrieland Development Tbk.

Pedoman Dewan

Dalam melaksanakan tugasnya untuk mencapai visi dan misi Perusahaan, Dewan Komisaris dan Direksi Bakrieland berpedoman kepada petunjuk tata laksana kerja yang dituangkan dalam Pedoman Dewan. Pedoman Dewan menjelaskan tahapan aktivitas secara terstruktur, sistematis, mudah dipahami dan dapat dijalankan dengan konsisten. Pedoman Dewan disusun berdasarkan prinsip-prinsip hukum korporasi, ketentuan Anggaran Dasar, peraturan perundang-undangan yang berlaku, arahan pemegang saham, serta praktik-praktik terbaik GCG. Pelaksanaan Pedoman Dewan merupakan salah satu

practices by strictly complying with applicable laws and regulations and upholding ethical values. Bakrieland’s Corporate Governance Implementation Guidelines cover various aspects, including Corporate Governance policies, governance guidelines for Company organs, principles and goals, Company management structure and transparency policies.

Company Regulations

Bakrieland enforces Company Regulations that delineate the rights and obligations of employees and the Company, and other directives aimed at fostering harmonious, synchronized and well-balanced relations in order to optimally boost work eiciency, productivity and performance. Bakrieland’s Company Regulations for the period January 2011 – January 2013 were ratiied through the Directorate General Decree on Industrial Relations and Worker Social Security Development No.KEP.32/PHIJSK-PKKAD/PP/I/2011 concerning Ratiication of PT Bakrieland Development, Tbk Company

Regulations.

Board Manual

In the discharging of duties in order to attain Company vision and mission, Bakrieland’s Board of Commissioners and Board of Directors refer to work guidelines set forth in the Board Manual. The Board Manual spells out all activities in a structured, systematic and comprehensible manner to ensure consistent implementation.

The Board Manual builds on the principles of corporate law, provisions in Articles of Associations, prevailing laws and regulations, shareholder directions and GCG best practices. Implementation of the Board Manual demonstrates the commitment pledged by BOC and BOD


(16)

Tata Kelola Perusahaan

Corporate Governance

bentuk komitmen dari Dewan Komisaris dan Direksi untuk menerapkan

prinsip-prinsip GCG, sekaligus sebagai penjabaran lebih lanjut dari Panduan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan yang telah dimiliki Bakrieland. Pedoman Dewan Bakrieland pertama kali disahkan pada tanggal 31 Juli 2009 melalui Kesepakatan Bersama Direksi dan Dewan Komisaris dalam Penerapan Pedoman Dewan. Karena sifatnya yang dinamis dan berkembang, pedoman ini telah disempurnakan pada akhir tahun 2011.

Pedoman Dewan disusun dengan tujuan:

1. Menjadi rujukan/ pedoman tentang tugas pokok dan fungsi kerja masing-masing organ. 2. Meningkatkan kualitas dan

efektivitas hubungan kerja antar organ.

3. Semakin memperjelas tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi maupun hubungan kerja diantara keduanya.

4. Semakin memudahkan bagi organ Dewan Komisaris dan Direksi untuk memahami tugas dan tanggung jawab masing-masing.

5. Menerapkan asas-asas GCG yakni transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi, dan kewajaran.

Etika Perusahaan

Pelaksanaan Etika Perusahaan yang berkesinambungan akan membentuk budaya perusahaan yang merupakan manifestasi dari nilai-nilai perusahaan. Etika Perusahaan yang berlaku di Bakrieland dituangkan dalam Pedoman Perilaku.

to apply GCG principles, and provides further elucidation on Code of GCG Implementation that Bakrieland abides by.

Bakrieland’s Board Manual was originally approved on 31 July 2009 through the Joint Agreement of the Board of Directors and Board of Commissioners on Board Manual Implementation. Due to its dynamic nature, the manual was ine-tuned at the end of 2011.

The Board Manual serves the following objectives:

1. To provide reference/guidance on the main duties and functions of each organ.

2. To improve the quality and efectiveness of inter-organ work relations.

3. To further deine the duties and responsibilities of the Board of Commissioners and Board of Directors as well as the work relations between them. 4. To make it easier for the Board

of Commissioners and Board of Directors to understand their respective duties and responsibilities.

5. To consistently apply the principles of GCG that cover transparency, accountability, responsibility, independence and reasonableness. Company Ethics

Consistency in adhering to Company Ethics will help build a corporate culture which is a manifestation of the Company’s core values. Company Ethics that Bakrieland abides by are incorporated in the Code of Conduct.


(17)

Pedoman Perilaku

Isi, Pengesahan dan Sosialisasi

Pedoman Perilaku Bakrieland disahkan melalui Surat Keputusan Direksi No. 047/SK-Dir/IV/07. Pedoman Perilaku ini berisi pedoman umum atas hubungan karyawan dengan Perusahaan,

hubungan sesama karyawan, hubungan dengan konsumen, hubungan dengan pemasok, hubungan dengan pemegang saham, hubungan dengan Pemerintah, dan hubungan dengan masyarakat. Selain pedoman umum tersebut, Bakrieland juga mengatur mengenai sanksi tindakan penyimpangan dan mekanismenya di dalam Pedoman Perilaku. Seluruh manajemen dan karyawan dituntut komitmennya untuk membaca dan memahami Pedoman Perilaku ini sebagai dasar penerapan perilaku di lingkungan Perusahaan. Pedoman Perilaku diharapkan mampu menjadi pedoman dan pengarahan perilaku karyawan dalam pencapaian visi misi Perusahaan, yang didalamnya terkandung nilai-nilai dan budaya Perusahaan.

Sosialisasi Pedoman Perilaku dilakukan antara lain melalui pembagian buku Pedoman Perilaku kepada karyawan, sosialisasi dalam rapat dan seminar, serta mewajibkan manajemen dan karyawan untuk menandatangani Surat Pernyataan Ketaatan terhadap Pedoman Perilaku setiap tahun sekali setelah karyawan membaca ulang Pedoman Perilaku tersebut. Surat Pernyataan ini merupakan bukti komitmen karyawan dan akan disimpan di personnel ile yang bersangkutan. Penandatanganan tersebut juga sebagai komitmen Perusahaan bahwa Pedoman Perilaku berlaku untuk karyawan di seluruh level organisasi di induk Perusahaan dan unit usaha, sampai dengan karyawan yang bersangkutan berhenti bekerja dari Perusahaan.

Code of Conduct

Contents, Enactment and Socialization

Bakrieland’s Code of Conduct was enacted through Board of Directors Directive No. 047/SK-Dir/IV/07, which also sets forth the need to communicate the Code of Conduct to all management tiers and employees and which should be understood as the foundation that guides all manners of conduct and relations between employees and the Company, among employees, with consumers, suppliers, shareholders, stakeholders, the government, and the public at large. Bakrieland also regulates about sanction of violation act and the mechanism in the Code of Conduct. All management and employees is required its commitment to read and understand this Code of Conduct as the basis of behavior in Company environment. Code of Conduct is expected to be the guidance and direction of employee’s attitude in achieving the Company's vision and mission, which contains corporate values and culture.

Among the activities of Code of Conduct socialization are the distribution of handbook of Code of Conduct, socialization in meetings or seminars, as well as requiring all managements and employees to sign the Statement of Compliance to the Code of Conduct once in a year after they re-read the Code of Conduct. This Statement is an employee’s commitment and will be kept in their personnel ile. The signing is a form of Company’s commitment that the Code of Conduct applies to all levels of employees both in the parent company or business unit, until the employee stop working for the Company.


(18)

Tata Kelola Perusahaan

Corporate Governance

Penanganan Penyimpangan atas Pedoman Perilaku

Penyampaian terhadap penyimpangan atas Pedoman Perilaku dapat dilakukan melalui mekanisme Sistem Pelaporan Pelanggaran (SPP). Penanganan terhadap tindak penyimpangan Pedoman Perilaku dilakukan melalui penyelidikan yang didasari fakta-fakta, sedangkan keputusannya dibuat dan diberikan berdasarkan pertimbangan akibat tindakan, derajat kesengajaan, dan motif tindakan.

Melalui pertimbangan yang cermat dan obyektif, Komite Sumber Daya Manusia memutuskan jenis sanksi yang disesuaikan dengan bobot penyimpangan dan hirarki organisasi (pangkat atau jabatan karyawan). Sanksi kepada karyawan dapat berbentuk teguran lisan, surat peringatan (I, II, III), tidak diberikan kenaikan gaji, pangkat atau bonus, hingga pemutusan hubungan kerja (PHK). Khusus untuk pemutusan hubungan kerja, setelah mendapatkan persetujuan Direksi, dilanjutkan dengan pengajuan permohonan izin kepada Departemen Tenaga Kerja sesuai Undang-undang Ketenagakerjaan Republik Indonesia.

Audit Pengendalian Internal atas Pedoman Perilaku

Pada tahun 2012, divisi Corporate Internal Audit melakukan audit pengendalian internal atas Pedoman Perilaku di unit usaha City Property Bakrieland. Pemeriksaan dilakukan untuk meyakini bahwa proses sosialisasi, implementasi dan internalisasi Pedoman Perilaku telah disikapi dengan baik dan telah didukung dengan pengendalian internal yang memadai. Atas pemeriksaan tersebut, rekomendasi telah diberikan sehingga proses internalisasi Pedoman Perilaku dapat semakin ditingkatkan.

Managing Breaches of the Code of Conduct

Report of any breach of the Code of Conduct can be performed through the Whistleblower System (WBS) mechanism. Any breach of the Code of Conduct is handled through a fact-based and thorough investigation, and resulting decisions are made and imposed by taking into account the attendant consequences of such breach, the degree of deliberateness and motive of misconduct.

Through meticulous and objective deliberations, the Human Resource Committee will decide on the form of sanction as commensurate with the gravity of misconduct and organizational hierarchy (job rank or position of the employee in question). Sanctions imposed on an employee may take the form of a verbal warning; warning letter (I, II, III); no salary increase, promotion or bonus; and employment termination. Speciically for work severance, prior approval must be obtained from the Board of Directors before soliciting the permission of the Ministry of Manpower in accordance with the Manpower Law of the Republic of Indonesia.

Internal Control Audit of the Code of Conduct

In 2012, the Corporate Internal Audit Division conducted an audit of the Code of Conduct in Bakrieland’s City Property business unit. An assessment was necessary to ensure that eforts to build awareness, implement and internalize the Code of Conduct are well received and supported by an adequate internal control mechanism. From the audit process, recommendations were made to further strengthen the Code of Conduct’s internalization process.


(19)

Sistem Pelaporan Pelanggaran Sebagai upaya meningkatkan kualitas pelaksanaan tata kelola perusahaan di Bakrieland, maka dipandang perlu adanya sebuah sistem pelaporan pelanggaran (SPP) yang memberi fasilitas kepada semua pihak baik pimpinan, karyawan, maupun pihak luar yang terkait dengan perusahaan untuk melakukan pelaporan pelanggaran. Pelanggaran yang dimaksud meliputi penyimpangan atas etika bisnis, etika kerja, kebijakan perusahaan, peraturan perundangan yang berlaku, anggaran dasar Perusahaan, perjanjian kontrak Perusahaan dengan pihak luar, rahasia Perusahaan, atau perbuatan lainnya yang dapat merugikan perusahaan maupun pemangku kepentingan yang dilakukan oleh karyawan atau pimpinan perusahaan. Pelaporan ditujukan kepada pimpinan perusahaan atau kelembagaan lain yang dapat mengambil tindakan atas pelanggaran tersebut. Penerapan SPP di Bakrieland telah dimulai sejak tahun 2009.

Tujuan SPP

1. Agar tercipta iklim yang kondusif yang mendorong terjadinya pelaporan terhadap hal-hal yang dapat menimbulkan kerugian

inansial maupun non-inansial bagi

Perusahaan, termasuk yang dapat merusak citra Perusahaan. 2. Memberikan kemudahan kepada

manajemen untuk menangani secara efektif laporan-laporan pelanggaran dan memberikan perlindungan keamanan pelapor dengan menjaga kerahasiaan identitas pelapor serta pihak yang membantu menginformasikan hal tersebut.

3. Membangun suatu kebijakan dan infrastruktur untuk melindungi pelapor dari balasan pihak-pihak internal maupun eksternal.

Whistleblower System

In order to enhance the quality of corporate governance in Bakrieland, it was deemed crucial to establish an Whistleblower system (WBS) that provides all parties – executives, employees and external parties related to the Company – with the appropriate avenue to lodge a report on any misconduct. Ofenses cover any form of breach of business ethics, work ethics, Company policies, existing laws and regulations, Company Articles of Association, contract agreements between the company and external parties, Company conidential

information, or other actions committed by a Company employee or executive that may be detrimental to the Company or stakeholders. The report must be addressed to a Company executive or other institution authorized to act upon the reported ofense. In Bakrieland, WBS has been implemented since 2009.

WBS Objectives

1. To cultivate an conducive

environment for the reporting of any conduct or action that may cause inancial or non-inancial losses to the Company, including actions that may tarnish Company reputation. 2. To facilitate management in

efectively handling reports on ofenses and providing protection to whistleblowers by keeping whistleblowers’ identity conidential and also those of parties involved in the disclosure.

3. To develop the appropriate policies and infrastructure to protect whistleblowers against reprisals from internal or external parties.


(20)

Tata Kelola Perusahaan

Corporate Governance

4. Mengurangi kerugian Perusahaan melalui deteksi dini.

5. Meningkatkan reputasi Perusahaan.

Sosialisasi SPP

Komitmen Direksi Bakrieland untuk mendukung pelaksanaan SPP ditunjukkan dalam Surat Keputusan Direksi Bakrieland No.118/SK/Dir-BLD/VIII/09 tentang Pembentukan dan Penunjukan Tim Khusus Pelaporan Pelanggaran (TKPP). TKPP beranggotakan Kepala Corporate Internal Audit, Direktorat CHC, Corporate Legal, dan Sekretaris Perusahaan. TKPP bertindak sebagai Administrator SPP dan bertugas menangani berbagai keluhan/ laporan mengenai penyimpangan dan kecurangan terkait etika bisnis, Pedoman Perilaku, Peraturan Perusahaan, kepatuhan hukum, Anggaran Dasar, perjanjian/kontrak, kerahasiaan perusahaan, kebijakan tentang transaksi benturan kepentingan, dan kejadian penting lainnya yang relevan.

Sosialisasi SPP di tingkat internal disampaikan melalui newsletter dan presentasi yang diberikan oleh TKPP kepada para karyawan, sementara di tingkat eksternal melalui pengumuman. Selain itu, para anggota Direksi dan Dewan Komisaris beserta seluruh karyawan Perusahaan telah menandatangani surat pernyataan dukungan terhadap pelaksanaan SPP.

Mekanisme SPP

Pelapor menyampaikan laporan dalam bentuk surat dengan disertai dokumen pendukung yang diperlukan. Laporan ini ditujukan kepada TKPP dan

4. To minimize Company losses through early detection. 5. To bolster the Company’s

reputation.

Socialization of WBS

It has been the irm commitment of Bakrieland Board of Directors to support WBS implementation as demonstrated in the issuance of Bakrieland BOD Directive No.118/SK/ Dir-BLD/VIII/09 on the Establishment and Appointment of the Special Team on Whistleblower Reporting. The special team members consist of Corporate Internal Audit Division Head, the heads of CHC Directorate, Corporate Legal, and Corporate Secretary. The special team on whistleblower acts functions as the WBS Administrator responsible for dealing with complaints/reports on ofenses and misconduct against business ethics, Code of Conduct, Company regulations, regulatory compliance, Articles of Association, agreement/contract, company conidential information, policies on conlict of interest transactions and other relevant signiicant events. Socialization on WBS is presence internally through newsletters and presentations delivered by the special team on whistleblower acts to all employees, while WBS is also externally communicated through announcements. In addition, BOD and BOC members, and all employees are obligated to sign a letter of statement in support of WBS implementation.

Whistleblower Mechanism

The informant submits a report in the form of a letter with supporting documents to the WBS Special Team, which can be done through one of the


(21)

disampaikan melalui salah satu diantara cara berikut:

1. Surat ke TKPP di Wisma Bakrie 1, Lantai 6

2. Email: whistleblowing@bakrieland. com

3. PO BOX BAKRIELAND JKTM 12700 Jika dokumen telah lengkap, TKPP melaporkan kepada Dewan Komisaris dan Direksi melalui Komite Audit. Pada saat yang bersamaan, TKPP juga melakukan investigasi terhadap pihak-pihak terlapor. Laporan yang tidak terbukti akan dikembalikan kepada pelapor. Namun apabila terbukti, TKPP akan melaporkan hasil temuannya tersebut kepada Komite Audit untuk ditindaklanjuti oleh Dewan Komisaris dan Direksi. Laporan yang berkaitan dengan TKPP disampaikan dalam bentuk surat dan ditujukan kepada Direktur Utama, sedangkan laporan-laporan yang berkaitan dengan Direktur Utama ditujukan kepada Komisaris Utama.

approaches below:

1. Letter to WBS Special Team at Wisma Bakrie 1, 6th Floor

2. Email: whistleblowing@bakrieland. com

3. PO BOX BAKRIELAND JKTM 12700

The WBS Special Team will report to the Board of Commissioners and Directors through the Audit Committee when all necessary documents are complete. The Team also concurrently mounts an investigation surrounding the alleged ofence/ofender(s). Reports of allegations that remain unproven shall be returned to the informant. When a report is veriied, however, the Team shall inform its indings to the Audit Committee for follow-up by the Board of Commissioners and Directors. Any report relating to WBS Special Team on Whistleblower shall be presented in letter format addressed to the President Director, while reports relating to the President Director shall be addressed to the President Commissioner.

Laporan dari Pelapor ke TKPP

Report from Informant to the WBS Special

Team

Investigasi oleh TKPP

Investigation by the WBS Special

Team

Tidak Lengkap Not Complete

Lengkap Complete

Informasi bersifat rahasia Strictly Conidential Information

Laporan ke BoD dan BoC (melalui Komite Audit) bahwa TKPP akan melaksanakan investigasi

Report to the BoD and BoC (through the Audit Committee) that the WBS Special Team will conduct the investigation

Bukti

Evidence

Terbukti

Proven

Tindak Lanjut

Follow-Up

Laporan hasil investigasi ke BoD dan BoC (melalui Komite

Audit)

Investigation Report to the BoD and BoC (through the Audit Committee)

Dikembalikan ke Pelapor

Return to Informant

Tidak Terbukti


(22)

Perlindungan Terhadap Pelapor

Bakrieland menyediakan fasilitas saluran pelaporan (telepon, surat, email) yang independen, bebas, dan rahasia bagi pelapor, agar terlaksana proses pelaporan yang aman. Selain itu, SPP juga menjaga kerahasiaan identitas pelapor dengan tujuan memberikan perlindungan kepada pelapor dan anggota keluarga atas tindakan balasan dari terlapor atau organisasi. Informasi pelaksanaan tindak lanjut laporan akan disampaikan secara rahasia kepada pelapor yang identitasnya lengkap.

Sementara itu pelapor yang terbukti melakukan pelaporan palsu dan/ atau

itnah tidak diberikan perlindungan.

Pelapor yang memberikan laporan palsu dapat dikenai sanksi sesuai peraturan perundangan yang berlaku, misalnya KUHP pasal 310 dan 311 atau peraturan internal perusahaan.

Insentif bagi Pelapor

Pelaksanaan SPP menuntut perubahan dari 'budaya diam' menjadi 'budaya kejujuran dan keterbukaan'. Oleh karena itu, Bakrieland memberikan insentif berupa penghargaan bagi pelapor dalam bentuk material, dengan perhitungan sebesar dua per seribu (duapermil) dari kerugian Perusahaan yang berhasil dikembalikan.

Implementasi SPP di Tahun 2012

Selama tahun 2012 TKPP tidak menerima laporan atas penyimpangan apapun di Bakrieland.

Whistleblower Protection

To support the implementation of a safe reporting system, Bakrieland provides independent, free and conidential reporting channels (telephone, letters, and emails) for informant. In addition, the WBS also assures the conidentiality of the informant’s identity and protects the informant and his/her family members from an act of reprisal against the alleged ofender or organization. Information on follow-up measures will be conidentially conveyed to an informant with full knowledge of his or her identity.

Whistleblowers who have lodged false and/or defamatory reports will not be eligible for protection, but instead are liable to sanction in accordance with existing laws and regulations, such as Articles 310 and 311 of the Criminal Code or company internal regulations.

Incentive for Whistleblowers

To accelerate the shift from a ‘silent culture’ to that of an ‘honest and open culture’. Bakrieland shall ofer incentives to an informant in material form or a certiicate of merit, which shall amount to two thousandths (2/1000’s) of averted Company losses.

WBS Implementation in 2012

Throughout 2012, the WBS Special Team did not receive any report on any form of misconduct in Bakrieland.


(23)

Rencana Tahun 2013

Pada tahun 2012, TKPP bersama Direksi dan Komite Kebijakan Corporate Governance melakukan pembahasan implementasi Sistem Pelaporan Pelanggaran di Bakrieland. Atas hasil pembahasan tersebut, tahun 2013 direncanakan untuk dilakukan review dan perubahan Sistem Pelaporan Pelanggaran sehingga implementasinya dapat berjalan lebih efektif.

Sistem Manajemen Mutu

Pada tahun 2012 dilakukan 2 (dua) kali audit surveillance terhadap implementasi Sistem Manajemen Mutu (ISO 9001:2008) di Bakrieland. Proses audit dilaksanakan oleh Badan

Sertiikasi SGS Indonesia pada tanggal

11 April dan 29 November 2012. Dari hasil audit tersebut, Bakrieland berhasil

mempertahankan sertiikasi ISO

9001:2008 tanpa adanya temuan yang bersifat minor dan major.

Lima kriteria utama standar ISO 9001:2008 adalah sistem manajemen mutu, tanggung jawab manajemen, manajemen sumber daya, realisasi produk & layanan, dan pengukuran, analisa & perbaikan. Keberhasilan

Bakrieland mempertahankan sertiikasi

tersebut menunjukkan komitmen Bakrieland dalam memastikan Perusahaan menjadi organisasi yang berorientasi memberikan kepuasan pada pelanggan dengan pelayanan yang bermutu.

Plans for 2013

In 2012, the WBS Special Team together with the Board of Directors and Corporate Governance Policy Committee have engaged in discussions on the implementation of the Ofense Reporting System in Bakrieland. From the discussion it was agreed that in 2013 a review will be conducted and the necessary changes made to the Whistleblower System in order to ensure that it is implemented more efectively. Quality Management System

In 2012, 2 (two) surveillance audits were performed on the implementation of the Quality Management System (ISO 9001:2008) in Bakrieland. The audit process was carried out by the Indonesia SGS Certiication Board on 11 April and 29 November 2012. Based on audit results, Bakrieland succeeded in maintaining its ISO 9001:2008 certiication without any minor or major indings.

The ive main criteria for meeting the ISO 9001:2008 standard refer to quality management system, management responsibility, resource management, product and service realization, and measurement, analysis and improvement. Bakrieland’s ability to maintain its ISO certiication demonstrates its commitment to ensure that the Company is oriented towards customer satisfaction by ofering irst-rate services.


(24)

Implementasi Sistem Manajemen Mutu | Quality Management System Implementation

No Aktivitas | Activity Keterangan | Remarks

1 Audit Eksternal

Surveillance Audit oleh SGS Indonesia telah dilaksanakan dan

Bakrieland berhasil mempertahankan sertiikasi ISO 9001:2008.

Surveillance Audit by SGS Indonesia has been conducted and

Bakrieland successfully maintained the ISO 9001:2008 certiication.

Surveillance Audit adalah proses audit mutu yang dilaksanakan

oleh Badan Sertiikasi SGS Indonesia untuk melihat efektivitas dari

implementasi Sistem Manajemen Mutu di Bakrieland.

Surveillance Audit is a quality audit conducted by the SGS Certiication Agency of Indonesia to assess the efectiveness of the Quality

Management System implementation within the Company. 2 Audit Mutu Internal (AMI)

• AMI Periode ke-1 tahun 2012 dilaksanakan pada tanggal 17 - 24

Januari 2012

• AMI Periode ke-2 tahun 2012 dilaksanakan pada tanggal 27 Maret

2012

• AMI Periode ke-3 tahun 2012 dilaksanakan pada tanggal 25 - 28

Juni 2012

• AMI Periode ke-4 tahun 2012 dilaksanakan pada tanggal 26

September 2012

• AMI Periode ke-5 tahun 2012 dilaksanakan pada tanggal 1 Oktober

2012

Internal Quality Audit (AMI)

• AMI period 1 in 2012 was conducted on 17-24 January 2012 • AMI period 2 in 2012 was conducted on 27 March 2012 • AMI period 3 in 2012 was conducted on 25-28 June 2012 • AMI period 4 in 2012 was conducted on 26 September 2012 • AMI period 5 in 2012 was conducted on 1 October 2012

Audit Mutu Internal dilaksanakan untuk melihat efektivitas dari implementasi Sistem Manajemen Mutu dan juga merupakan persiapan menghadapi Surveillance Audit. Proses audit dilakukan dengan cara silang antar divisi dimana auditor berasal dari beberapa divisi. Hal tersebut selain untuk menjaga independensi dari AMI, juga untuk menambah sudut pandang dari proses audit itu sendiri. Internal quality audit is conducted to assess the efectiveness on

the implementation of the Quality Management System as well as preparation for Surveillance Audit. The process of audit is conducted through cross-divisions in which the auditor consists of members from several divisions in order to ensure AMI independency as well as to increase the viewpoint of the audit process itself.

3 Tinjauan Manajemen

Rapat Tinjauan Manajemen telah dilaksanakan pada tanggal 20 Maret dan 25 Juli 2012.

Management Review

Management Review meetings were held on 20 March and 25 July 2012.

Tinjauan Manajemen merupakan sarana komunikasi internal antara Direktur dengan manajemen senior untuk membahas permasalahan strategis terkait implementasi ISO 9001:2008.

Management Review is an internal communication facility between top Director and senior management to discuss strategic problems related with the ISO 9001:2008 implementation.

Company Operating Manual and Documents Control

Company Operating Manual contains the Company operating standards that guide all Bakrieland employees in carrying out operational activities. The SOP, which was approved and enforced in 2011, functions as a source of reference for the implementation of the ISO 9001:2008 Quality Management System.

All Company internal documents undergo a control process as set out in a documented procedure. The document control process begins once a document has been approved by the authorized oicer before its distribution to relevant parties until the destruction of old documents.

Pedoman Operasional Perusahaan dan Pengendalian Dokumen

Pedoman Operasional Perusahaan (POP) berisi Standar Operasional Perusahaan yang menjadi dasar bagi seluruh karyawan Bakrieland dalam menjalankan aktivitas operasional. POP yang disahkan dan berlaku efektif sejak tahun 2011, berfungsi sebagai salah satu acuan dalam pelaksanaan Quality Management System ISO 9001:2008. Seluruh dokumen internal

Perusahaan telah ditetapkan proses pengendaliannya dalam prosedur yang terdokumentasi. Pengendalian dokumen dilakukan mulai dari dokumen tersebut disahkan oleh pejabat yang berwenang sampai pada pendistribusian ke pihak terkait serta proses pemusnahan dokumen lama.

Tata Kelola Perusahaan

Corporate Governance


(25)

Struktur Tata Kelola Perusahaan Struktur tata kelola Bakrieland terdiri dari Rapat Umum Pemegang Saham, Dewan Komisaris, Direksi, komite-komite yang membantu Dewan Komisaris, serta satuan kerja yang membantu Direksi.

Corporate Governance Structure Bakrieland’s governance structure encompasses the General Meeting of Shareholders, Board of Commissioners, Board of Directors, committees assisting the Board of Commissioners and working units aiding the Board of Directors.

Satuan Kerja Lainnya

Other Work Units

Rapat Umum Pemegang Saham General Meeting of Shareholders

Direksi Board of Directors

Unit Bisnis

Business Unit

Komite-Komite

Committees

Dewan Komisaris Board of Commissioners

Komite Pemantau Risiko

Risk Monitoring Committee

Komite Audit

Audit Committee

Audit Internal

Internal Audit

Komite Nominasi & Remunerasi

Nomination & Remuneration Committee

Komite Kebijakan Corporate Governance

Corporate Governance Policy Committee

Sekretaris Perusahaan

Corporate Secretary

Manajemen Risiko dan Kepatuhan

Risk Management and Compliance

Sumber Daya Manusia

Human Capital

Tanggungjawab Sosial Perusahaan

Corporate Social Responsibility

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) RUPS merupakan organ perusahaan yang memegang kekuasaan dan wewenang tertinggi. Kewenangan Rapat Umum Pemegang Saham antara lain mengangkat dan memberhentikan anggota Dewan Komisaris dan Direksi, mengevaluasi kinerja Dewan Komisaris dan Direksi, menyetujui perubahan Anggaran Dasar, menyetujui laporan tahunan dan menetapkan bentuk dan jumlah remunerasi anggota Dewan Komisaris dan Direksi.

General Meeting of Shareholders (GMS)

The GMS is the company organ vested with the highest level of authority. The GMS is authorized to appoint and dismiss members of the Board of Commissioners and Directors, evaluate the performance of the Board of Commissioners and Directors, approve amendments to the Articles of Association, approve annual reports and determine the type and amount of remuneration for members of the Board of Commissioners and Directors.


(26)

Selama tahun 2012, Bakrieland menyelenggarakan 1 (satu) kali RUPS Tahunan (RUPST) pada tanggal 7 Juni 2012. Pada penyelenggaraan RUPST tahun 2012, Bakrieland telah mempublikasikan Surat Pemberitahuan akan diselenggarakannya RUPST pada tanggal 16 April 2012 dan Surat Pemberitahuan Perubahan Waktu Pelaksanaan RUPST pada tanggal 27 April 2012 di Harian Bisnis Indonesia dan Investor Daily. Surat Panggilan dan agenda RUPST dipublikasikan pada tanggal 23 Mei 2012 di harian yang sama. Pemegang saham yang akan menghadiri RUPST dapat meminta agenda rapat, surat kuasa dan Laporan Tahunan kepada Sekretaris Perusahaan Bakrieland sebelum RUPST berlangsung. Pengumuman Hasil Keputusan RUPST 2012 dipublikasikan pada tanggal 8 Juni 2012 di harian Bisnis Indonesia dan Investor Daily.

Ikhtisar hasil keputusan RUPS Tahunan Bakrieland 2012 adalah sebagai berikut :

In 2012, Bakrieland has held its Annual General Meeting of Shareholders (AGMS) on 7 June 2012. During this AGMS, Bakrieland notiied in writing on the holding of the AGMS on 16 April 2012 and another notiication letter informing on the rescheduling of the AGMS to 27 April 2012 published in the Bisnis Indonesia newspaper and Investor Daily. The invitation letter and AGMS agenda was published on 23 May 2012 in the same newspapers. Shareholders participating in the AGMS may request the meeting agenda, power of attorney and annual report from Bakrieland’s Corporate Secretary prior to the AGMS. Resolutions reached during AGMS 2012 were announced on 8 June 2012 in the Bisnis Indonesia and Investor Daily newspapers.

Highlights on Bakrieland’s Annual GMS resolutions are as follows:

RUPS | GMS Agenda Hasil Keputusan | Result of the Decision

RUPST / AGMS 7 June 2012

Agenda Pertama dan Kedua | First and Second Agenda 1. Persetujuan atas Laporan Pertanggungjawaban Direksi

tentang jalannya Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011.

2. Persetujuan dan Pengesahan atas Neraca dan Perhitungan Laba/Rugi Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011.

1. Approval of BOD Accountability Report on Company

operations for iscal year ending 31 December 2011.

2. Approval and validation of Company Balance Sheet and

Proit/Loss Statement for iscal year ending 31 December

2011.

Menyetujui atas laporan pertanggungjawaban Direksi tentang jalannya Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 (tiga puluh satu) Desember 2011 (dua ribu sebelas) dan Pengesahan atas Neraca serta Perhitungan Laba/Rugi untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal yang sama dan memberikan pembebasan tanggung jawab serta pelunasan kepada Direksi atas tindakan pengurusan dan kepada Dewan Komisaris atas tindakan pengawasan yang mereka lakukan dalam tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 (tiga puluh satu) Desember 2011 (dua ribu sebelas).

Menyetujui laporan Direksi sehubungan dengan adanya perubahan struktur permodalan tersebut, maka selanjutnya akan merubah ketentuan Pasal 4 ayat 2 Anggaran Dasar Perseroan.

Approve BOD accountability report on Company operations

for iscal year ending 31 (thirty one) December 2011 (two

thousand and eleven) and validation of the Balance Sheet and

Proit/Loss Statement for iscal year ending the same date, and

relieves BOD of responsibilities and settlements related to its management function, and the same for BOC for its oversight

function carried out during the iscal year ending 31 (thirty one)

December 2011 (two thousand eleven).

Approve BOD report related to changes in the capital structure, and the resultant amendment to Article 4 Clause 2 of Company Articles of Association.

Tata Kelola Perusahaan

Corporate Governance


(27)

RUPS | GMS Agenda Hasil Keputusan | Result of the Decision

Agenda Ketiga | Third Agenda

Persetujuan penunjukan Kantor Akuntan Publik Independen untuk melakukan audit atas buku Perseroan untuk tahun buku 2012.

Appointment of an independent Public Accounting Firm to

perform an audit of Company records for iscal year 2012.

Menyetujui pemberian wewenang kepada Dewan Komisaris Perseroan untuk menunjuk Kantor Akuntan Publik Independen yang akan melakukan audit terhadap buku Perseroan untuk tahun buku 2012 dan menetapkan honorarium Akuntan Publik tersebut berikut persyaratan-persyaratannya.

Approve the conferring of authority to the Company BOC to appoint an Independent Public Accounting Firm responsible for

auditing Company records for iscal year 2012 and determine

the honorarium for the Public Accountant along with the terms and conditions.

Agenda Keempat | Fourth Agenda

Persetujuan pengangkatan anggota Direksi dan Dewan Komisaris untuk periode 2012 - 2015.

Approval of the appointment of members of the Board of Directors and Board of Commissioners for the 2012 – 2015 term

of oice.

1. Menyetujui pengangkatan Bapak Ambono Janurianto sebagai Presiden Direktur Perseroan, Bapak Azrul Azwar Ab Latif sebagai Direktur Perseroan dan Bapak Feb Sumandar sebagai Direktur Perseroan untuk periode 2012-2015 (dua ribu dua belas sampai dua ribu lima belas).

2. Menyetujui pengangkatan kembali Bapak Bambang Irawan Hendradi sebagai Presiden Komisaris Perseroan, Bapak Supartono sebagai Komisaris Perseroan, Bapak Armansyah Yamin sebagai Komisaris Perseroan, Bapak Kanaka Puradiredja sebagai Komisaris Independen Perseroan, Bapak Lukman Purnomosidi sebagai Komisaris Independen Perseroan, dan pengangkatan Bapak Amir Abdul Rachman sebagai Komisaris Perseroan periode 2012-2015 (dua ribu dua belas sampai dua ribu lima belas).

Dengan demikian untuk selanjutnya maka susunan Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan untuk periode 2012-2015 (dua ribu dua belas sampai dua ribu lima belas) adalah sebagai berikut :

DIREKSI

Presiden Direktur : Ambono Janurianto Direktur : Azrul Azwar Ab Latif Direktur : Feb Sumandar

DEWAN KOMISARIS

Presiden Komisaris : Bambang Irawan Hendradi Komisaris : Supartono

Komisaris : Armansyah Yamin Komisaris : Amir Abdul Rachman Komisaris Independen : Lukman Purnomosidi Komisaris Independen : Kanaka Puradiredja

1. Approve the appointment of Mr. Ambono Janurianto as Company President Director, and Mr. Azrul Azwar Ab Latif and Mr. Feb Sumandar as Company Directors for 2012-2015

(two thousand twelve to two thousand ifteen).

2. Approve the re-appointment of Mr. Bambang Irawan

Hendradi as Company President Commissioner; Mr.

Supartono and Mr. Armansyah Yamin as Company

Commissioners; Mr. Kanaka Puradiredja and Mr. Lukman Purnomosidi as Company Independent Commissioners; and

the appointment of Mr. Amir Abdul Rachman as Company Commissioner for 2012-2015 (two thousand twelve to two


(28)

RUPS | GMS Agenda Hasil Keputusan | Result of the Decision

As such, the composition of Company BOD and BOC for the period 2012-2015 (two thousand twelve to two thousand

ifteen) is as follows :

BOARD OF DIRECTORS

President Director : Ambono Janurianto Director : Azrul Azwar Ab Latif

Director : Feb Sumandar

BOARD OF COMMISSIONERS

President Commissioner : Bambang Irawan Hendradi Commissioner : Supartono

Commissioner : Armansyah Yamin Commissioner : Amir Abdul Rachman Commissioner Independent : Lukman Purnomosidi Commissioner Independent : Kanaka Puradiredja Agenda Kelima | Fifth Agenda

Persetujuan Pemberian Wewenang kepada Dewan Komisaris untuk menetapkan remunerasi/honorarium Direksi dan Dewan Komisaris.

Approval of the conferring of authority to the Board of Commissioners to determine the remuneration/honorarium of BOD and BOC members.

Menyetujui memberikan wewenang kepada Dewan Komisaris untuk menetapkan Remunerasi/Honorarium Direksi dan Remunerasi/Honorarium Dewan Komisaris, penetapan mana dengan memperhatikan saran/rekomendasi dari Komite Nominasi & Remunerasi Perseroan.

Approve the conferring of authority to the Board of

Commissioners to determine the remuneration/honorarium of the Board of Directors and Board of Commissioners, by taking into account proposals/recommendations from the Company Nomination and Remuneration Committee.

Dewan Komisaris

Dewan Komisaris bertanggung jawab atas pengawasan Perusahaan. Setiap anggota Dewan Komisaris wajib menjalankan tugas pengawasan dan memberikan masukan kepada anggota Direksi dengan itikad yang baik, kehati-hatian, dan bertanggung jawab.

Persyaratan, Keanggotaan dan Masa Jabatan

Anggota Dewan Komisaris Bakrieland secara keseluruhan telah memenuhi persyaratan formal dan material yang berlaku. Persyaratan formal bersifat umum, sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku, sementara persyaratan material bersifat khusus, disesuaikan dengan kebutuhan dan sifat bisnis Perusahaan.

Dewan Komisaris Bakrieland terdiri dari 6 (enam) anggota, yaitu: 1 (satu) Presiden Komisaris, 3 (tiga) Komisaris

Board of Commissioners The Board of Commissioners is responsible for overseeing the Company. Every member of the Board of Commissioners has the obligation to carry out the oversight function and ofer input to BOD members in good faith, as well as in a cautious and responsible manner.

Criteria, Membership and Tenure

Members of Bakrieland’s Board of Commissioners in general have met all formal and material requirements. Formal criteria are general in nature in accordance with prevailing laws and regulations, while material requirements are more speciic tailored to the needs and characteristics of the Company’s business.

Bakrieland’s Board of Commissioners comprises 6 (six) members: 1 (one) President Commissioner, 3 (three)

Tata Kelola Perusahaan

Corporate Governance


(1)

dan

Remunerasi

Nomination and

Remuneration

Committee Report

Remunerasi untuk Periode yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 hingga Tanggal Laporan Tahunan. Anggaran Dasar Perusahaan

menyebutkan bahwa remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang

Saham (RUPS) dan pelaksanaannya didelegasikan kepada Dewan Komisaris. Oleh karena itu, Dewan Komisaris membentuk Komite Nominasi dan Remunerasi pada tanggal 2 Oktober 2007 guna membantu Dewan Komisaris dalam hal perumusan sistem nominasi dan remunerasi Perusahaan.

Susunan anggota Komite Nominasi dan Remunerasi selama tahun 2012 yang ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Dewan Komisaris No. 02A/ SK-KOM/BLD/VII/2009 adalah sebagai berikut:

1. Lukman Purnomosidi

(Ketua / Komisaris Independen) 2. Bambang Irawan Hendradi

(Anggota / Presiden Komisaris) 3. Supartono

(Anggota / Komisaris)

the Period Ended at 31 December 2012 until Date of Annual Report.

The Company’s Articles of Association state that the remuneration of the Board of Commissioners and the Board of Directors shall be determined by the General Meeting of Shareholders (GMS) and its implementation is delegated to the Board of Commissioners. Therefore, the Board of Commissioners established the Nomination and Remuneration Committee on 2 October 2007 to assist the Board of Commissioners in formulating nomination and

remuneration systems for the Company. In 2012, members of the Nomination and Remuneration Committee appointed under the Board of Commissioners’ Decree No. 02A/SK-KOM/BLD/VII/2009 are as follows: 1. Lukman Purnomosidi

(Chairman / Independent Commissioner)

2. Bambang Irawan Hendradi (Member / President Commissioner) 3. Supartono


(2)

Laporan Bisnis Business Report

Laporan CSR CSR Report

Laporan GCG

GCG Report

Laporan MD&A MD&A Report

Data Perusahaan Corporate Data

Tujuan dan tanggung jawab Komite Nominasi dan Remunerasi diantaranya adalah:

• Dalam bidang nominasi

- Menyusun kriteria seleksi dan prosedur nominasi anggota Dewan Komisaris, Direksi dan Eksekutif lainnya.

- Merancang sistem penilaian, dan - Memberikan rekomendasi

tentang jumlah Direksi dan Dewan Komisaris.

• Dalam bidang remunerasi - Menetapkan kebijakan dalam

penyusunan sistem penggajian dan pemberian tunjangan, - Mempelajari dan memutuskan

rekomendasi atas penilaian kinerja, pemberian saham, sistem pensiun dan kompensasi.

Sepanjang tahun 2012, Komite Nominasi dan Remunerasi telah menyelenggarakan rapat sebanyak 4 (empat) kali dengan kehadiran hampir 100% seluruh anggotanya. Materi pembahasan dalam rapat-rapat tersebut antara lain sebagai berikut:

• Pembahasan masa jabatan Dewan Komisaris dan Direksi yang berakhir pada tahun 2012, dan suksesi Manajemen yang perlu dilakukan serta proses transisinya yang harus terkawal dengan baik.

• Pembentukan Panitia Seleksi Kandidat Direksi.

• Pembahasan Kandidat Direksi. • Pembahasan agenda Rapat

Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan 2012 yang diantaranya adalah penunjukan Direksi baru dan penambahan anggota Dewan Komisaris.

The duties and responsibilities of the Nomination and Remuneration Committee among others are:

• In the nomination function:

- To determine a selection criteria and nomination procedure for members of the Board of Commissioners and Directors and other Executives. - To design the assessment

mechanism, and

- To provide recommendations on the number of members for the Boards of Commissioners and Directors.

• In the remuneration function:

- To establish policies on the

payroll and beneit systems,

- To review and determine recommendations on performance appraisal, share ownership, pension scheme and compensation.

During 2012, the Nomination and Remuneration Committee held 4 (four) meetings with 100% of member attendance. Discussions topics addressed in the meetings are as follows:

• Discussion on terms of oice of

Board of Commissioners and Directors for the period ended at 2012, on completing Management succession and on a carefully monitored transition process.

• Development on Committee for

the Selection of candidates for the directorship position.

• Discussion on candidates for the

directorship position.

• Discussion on 2012 Annual

General Meeting of Shareholder’s (AGMS) agenda, among others the appointment of new Directors and the addition of members to the Board of Commissioners.


(3)

Dewan Komisaris, Direksi dan Komite Perusahaan pada tahun 2012 telah menerima kompensasi remunerasi sebesar Rp12.864.984.731 (dua belas miliar delapan ratus enam puluh empat juta sembilan ratus delapan puluh empat ribu tujuh ratus tiga puluh satu rupiah).

Jakarta, 14 Januari 2013

Bambang Irawan Hendradi

Anggota Member

Supartono

Anggota Member

Lukman Purnomosidi

Ketua Chairman

In 2012, the Board of Commissioners, the Board of Directors, and the Committee received compensation of remuneration amounting to Rp12,864,984,731 (twelve billion, eight hundred sixty four million, nine hundred eighty four thousand, and seven hundred thirty one rupiah). Jakarta, 14 January 2013


(4)

Laporan Bisnis Business Report

Laporan CSR CSR Report

Laporan GCG

GCG Report

Laporan MD&A MD&A Report

Data Perusahaan Corporate Data

Laporan

Komite

Kebijakan

Corporate

Governance

Corporate

Governance Policy

Committee Report

Kepada Yth: Dewan Komisaris

PT Bakrieland Development Tbk Wisma Bakrie 1, Lantai 7 Jalan HR Rasuna Said Kav B-1 Jakarta 12920

Laporan Tahunan Pelaksanaan Kegiatan Komite Kebijakan Corporate

Governance Untuk Periode Yang

Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 Hingga Tanggal Laporan Tahunan Komite Kebijakan Corporate

Governance mulai dibentuk oleh Perusahaan pada tanggal 13 Oktober 2009 melalui Surat Keputusan Dewan Komisaris No. 07A/SK-KOM/BLD/ IX/2009. Komite ini dibentuk dengan tujuan untuk membantu Dewan Komisaris dalam fungsi pengawasannya terutama terkait implementasi tata kelola perusahaan.

Tugas dan kewajiban Komite Kebijakan Corporate Governance adalah memberikan pendapat dan dukungan kepada Dewan Komisaris dalam memenuhi tanggung jawabnya untuk : 1. Menelaah dan mengkaji ulang

Anggaran Dasar.

2. Memastikan diterapkannya prinsip-prinsip GCG.

3. Memastikan diterapkannya prinsip-prinsip etika (Code of Conduct). 4. Melakukan evaluasi atas struktur

dan keanggotaan setiap Komite di bawah Dewan Komisaris.

5. Memantau kepatuhan terhadap perundang-undangan dan peraturan yang berlaku.

6. Mengkaji kebijakan serta menilai konsistensi penerapan tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility).

Komite Kebijakan Corporate Governance diketuai oleh seorang Komisaris Independen. Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, Komite Kebijakan Corporate Governance bertindak secara

To:

Board of Commissioners PT Bakrieland Development Tbk Wisma Bakrie 1, 7th Floor HR Rasuna Said Kav B-1 Jakarta 12920

The Corporate Governance Policy Committee Annual Activity Report for

Period Ended at 31 December 2012 until Date of Annual Report.

The Corporate Governance Policy Committee Report was established by the Company on 13 October 2009 through the Board of Commissioners Decree No. 07A/SK-KOM/BLD/IX/2009. The Committee was formed to assist the Board of Commissioners in performing its supervisory function, particularly with regard to the implementation of corporate governance.

The duties and responsibilities of the Corporate Governance Policy Committee are to extend its opinion and support to the Board of Commissioners in accomplishing the following duties: 1. Analyze and review the Articles of

Association.

2. Ensure the implementation of GCG principles.

3. Ensure the implementation of ethics principles as stated in the Code of Conduct.

4. Conduct evaluation on the structure and membership of each Committee under the Board of Commissioners. 5. Monitor the compliance with the

prevailing law and regulations. 6. Review the policies and assess the

consistency in implementing the corporate social responsibility.

The Corporate Governance Policy Committee is chaired by an Independent Commissioner. In performing its duties and responsibilities, the Committee acts professionally and independently, without any involvement from others.


(5)

Selama tahun 2012, Komite Kebijakan Corporate Governance telah

mengadakan rapat sebanyak 5 (lima) kali rapat dengan tingkat kehadiran Bapak Kanaka Puradiredja 100%, Bapak Bambang Irawan Hendradi 100%, dan Bapak Supartono 80%. Rapat yang diadakan Komite KCG termasuk rapat gabungan dengan Komite Audit serta mengundang Direksi Bakrieland. Adapun pokok-pokok pembahasan antara lain membahas mengenai implementasi Good Corporate Governance di Perusahaan, hasil laporan penilaian GCG oleh penilai independen, progress dari program-program CSR Bakrieland selama tahun 2012, kajian terhadap Anggaran Dasar dan kepatuhan terhadap Undang-Undang, serta kajian atas penerapan Sistem Pelaporan Pelanggaran dan Code of Conduct di Perusahaan. Komite Kebijakan Corporate Governance melakukan penelaahan secara keseluruhan terhadap

implementasi GCG dan diperoleh hasil antara lain sebagai berikut:

- Perusahaan telah berinisiatif untuk melakukan perbaikan atas implementasi GCG dengan melakukan 2 (dua) kali assessment

GCG yaitu oleh pihak independen yang ditunjuk Perusahaan, serta keikutsertaan dalam indeks pemeringkatan GCG (CGPI 2011) yang diselenggarakan oleh IICG (The Indonesian Institute of Corporate Governance). Komite terus mengingatkan agar Manajemen melakukan tindak lanjut yang tepat atas hasil assessment sehingga

Throughout 2012, the Corporate Governance Policy Committee convened

5 (ive) meetings with 100% attendance

from Mr. Kanaka Puradiredja and Mr. Bambang Irawan Hendradi, and 80% attendance from Mr. Supartono. Meetings held by the Corporate Governance Policy Committee include joint meetings with the Audit Committee, and with Bakrieland’s Board of Directors also attending. Discussions among others touched on company-wide implementation of Good Corporate Governance, GCG assessment report by an independent reviewer, Bakrieland CSR program progress in 2012, review of the Company compliance with the Articles of Association and regulations, as well as review of the implementation of the Company’s Whistleblower System and Code of Conduct.

The Corporate Governance Policy Committee conducts an overall appraisal of GCG implementation and resulted with the following outcomes: - The Company has taken the initiative

to enhance its GCG implementation by allowing two assessments on its GCG practices conducted by an independent party appointed by the Company, and its participation in the GCG ratings (CGPI 2011) organized by IICG (Indonesian Institute of Corporate Governance). The Committee constantly makes sure that Management undertake the appropriate measures as follow up on the assessment results in order to further improve GCG practices in the Company.


(6)

Laporan Bisnis Business Report

Laporan CSR CSR Report

Laporan GCG

GCG Report

Laporan MD&A MD&A Report

Data Perusahaan Corporate Data

semakin menyempurnakan praktek GCG di Perusahaan.

- Komite KCG mendukung program-program CSR yang telah dijalankan, seperti Program Sejuta Buku dan Pohon Untuk Negeri. Komite senantiasa memberikan masukan-masukan agar seluruh program dapat berjalan optimal dan dapat bermanfaat bagi masyarakat. - Berkaitan dengan Sistem Pelaporan

Pelanggaran dan Code of Conduct, Komite menilai perlunya peningkatan atas implementasi yang telah dijalankan. Oleh karena itu, Komite meminta kepada Manajemen untuk mereview kembali kedua sistem tersebut dengan tujuan semakin meningkatkan awareness dari setiap karyawan.

- Selama tahun 2012, tidak terdapat isu kepatuhan terhadap peraturan regulator dan Anggaran Dasar Perusahaan. Komite meminta agar Manajemen terus berkomitmen untuk mematuhi seluruh peraturan yang harus dijalankan Perusahaan. - Komite KCG menilai perangkat

GCG yang dimiliki Perusahaan telah memadai dan Manajemen harus senantiasa mengajak karyawan untuk selalu ikut aktif dalam implementasi GCG.

Jakarta, Februari 2012

Bambang Irawan Hendradi

Anggota Member

Supartono

Anggota Member

Kanaka Puradiredja

Ketua Chairman

- Corporate Governance Policy Committee supports CSR programs, such as the One Million Books and Trees for the Nation programs.

The Committee consistently ofers

input to ensure optimal program

implementation that beneits

people.

- In relation to the Whistleblower System and Code of Conduct, the

Committee inds it essential to

enhance implementation. In view of this, the Committee has requested that Management conducts a re-assessment of both systems for the purpose of building the awareness of every employee.

- Throughout 2012, there were no compliance issues related to regulator policies or the Articles of Association. The Committee has urged Management to stand by its commitment to conform to all policies and regulations that the Company must abide by.

- The Corporate Governance Policy Committee considers the GCG mechanism and corresponding instruments within the Company as adequate and Management must continually encourage employees to actively participate in the implementation of GCG principles.