Diskusi KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

Fujita dkk dalam Kashdan, 2009 yang mengatakan bahwa secara umum perempuan lebih emosional dalam dibandingkan pria. Kecuali dalam hal marah, pengalaman emosi lebih sering dan lebih banyak dibandingkan pria. Wanita lebih waspada terhadap emosi mereka dan emosi mereka lebih kompleks dibandingkan pria. Selain itu ada variabel demografis yang mempengaruhi self disclosure, yaitu agama. Variabel ini memiliki pengaruh yang signifikan terhadap self disclosure. Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kroger dalam Sherwin, 1998, ia menunjukkan bahwa orang-orang beragama lebih terbuka. Peneliti juga melihat hasil dari variabel agama dengan tujuh karakteristik kepribadian, hasilnya adalah variabel activity dan expressiveness memiliki pengaru terhadap self disclosure untuk individu yang beragama Islam sedangkan tidak ada dari tujuh karakteristik variabel kepribadian yang berpengaruh terhadap self disclosure untuk individu yang beragama Kristen. Pada penelitian ini individu yang beragama Islam lebih banyak melakukan aktivitas, energik, dan menikmati pekerjaannya dibandingkan individu yang beragama Kristen. Dan individu yang beragama Islam lebih baik dalam mengekspresikan emosinya dibandingkan dengan individu yang beragama Kristen. Namun, peneliti menyadari kesimpulan diatas tidaklah dapat generalisasi untuk semua kalangan karena penelitian in hanya mencakup kalangan remaja dan tidak meneliti agama secara mendalam maka dari itu dibutuhkan penelitian yang lebih mendalam untuk membahas masalah ini. Peneliti juga melihat hubungan individu yang memiliki kecenderungan ekstrovert dan yang memiliki kecenderungan introvert dengan self disclosure. Hasilnya adalah tipe kepribadian tersebut tidak mempengaruhi self disclosure. Hasil tersebut tidak sesuai dengan Devito 1996, yang mengatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi self disclosure adalah kepribadian. Hal tersebut bisa berbeda dikarenakan tidak ada individu yang ekstrim ekstrovert ataupun ekstrim introvert yang ada ialah individu yang memiliki kecenderungan ekstrovert atau kecenderungan introvert. Dalam diri individu ada hal-hal yang perlu diketahui orang lain dan ada pula yang harus disimpannya. Maka dari itu yang ada adalah individu yang memiliki kecenderungan ekstrovert atau kecenderungan introvert. Dalam penelitian ini peneliti juga mendapatkan hasil bahwa suku tidak mempengaruhi self disclosure individu. Hasil tersebut berbeda dengan yang dikatakan oleh Brehm dalam Gainau, 2009 yang mengatakan bahwa keterampilan self disclosure sebagai tingkah laku sosial yang dipengaruhi oleh budaya, yakni budaya subjektif seperti sikap, norma, dan nilai-nilai dalam kelompok tertentu Triandis dalan Gainau, 2009, karena keterampilan komunikasi termasuk self disclosure dipengaruhi oleh lingkungan di mana seseorang bertingkah laku. Faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan komunikasi seseorang adalah faktor lingkungan meliputi: pola asuh, budaya, stereotipe, sosial ekonomi, jenis kelamin, dan pendidikan seseorang Albertia dan Emmons dalam Gainau, 2009. Pada variabel ini peneliti juga membagi suku menjadi suku jawa dan non- jawa lalu dihubungkan dengan ketujuh karakteristik kepribadian. Dan didapatkan bahwa variabel sociability hanya memiliki pengaruh terhadap self disclosure untuk orang jawa. Karena mereka akan selalu bergantung dan berinteraksi dengan lingkungan hidupnya melalui serangkaian pengalaman dan pengamatannya, baik secara langsung maupun tidak langsung serta disadari atau tidak. Dari pengalaman hidup ini, kemudian diperoleh citra lingkungan hidupnya yang memberikan petunjuk mengenai apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan demi kebaikan hidupnya Muharrina, 2009. Sedangkan variabel activity berpengaruh pada suku non-jawa. Hasil tersebut berbeda karena memang setiap suku memiliki nilai, norma, dan budaya yang berbeda dalam melakukan interaksi sosial. Variabel usia, berdasarkan hasil peneliti bahwa variabel usia tidak mempengaruhi self disclosure secara signifikan. Hal ini sesuai dengan Devito 1986 yang mengatakan bahwa self-disclosure lebih banyak dilakukan oleh pasangan yang berusia antara 17-50 tahun dibandingkan dengan orang yang lebih muda atau lebih tua. Selain itu pada variabel ini peneliti membaginya berdasarkan kelas dari responden, yaitu kelas X, XI, dan XII. Variabel responsibility berpengaruh pada responden kelas X usia 14-15 tahun, variabel risk taking dan responsibility berpengaruh pada usia responden kelas XI 15-16 tahun, dan variabel impulsiveness berpengaruh pada usia responden kelas XII usia 16-18 tahun. Hurlock mengatakan pada usia remaja, mereka diharapkan untuk menguasai tugas-tugas yang ada dan juga mendambakan kemandirian. Hal-hal tersebut membutuhkan sebuah tanggung jawab. Selain itu pada usia tersebut membuka diri pada teman-teman menjadi nilai penting yang digunakan untuk memilih teman selama masa remaja. Hal tersebut sesuai dengan penelitian di atas yang mana pada usia tersebut, remaja dalam masa untuk menanggung sebuah tanggung jawab dan bersikap impulsif. Tetapi yang membedakan adalah dalam penelitian ini pada masa usia remaja cenderung menyukai suatu hal yang menantang sementara Hurlock mengatakan bahwa permainan atau olahraga yang disenangi adalah olahraga yang mengutamakan intelektualitas. Dari penelitian ini hanya 12 yang mempengaruhi self disclosure sehingga sebanyak 88 yang tidak mempengaruhi self disclosure. 88 hal-hal lain yang mungkin mempengaruhi self disclosure adalah seperti efek dyadic, besaran kelompok, topik bahasan, perasaan menyukai, mitra dalam hubungan, dan lain-lain. Penelitian sebelumnya meneliti faktor yang lain selain kepribadian yang telah disebut diatas dan didapat hasil bahwa sebanyak 47 mempunyai pengaruh yang besar terhadap self disclosure. Ada beberapa penyebab hal ini bisa terjadi. Sewaktu penyebaran angket, responden kelas X merupakan siswa yang baru saja selesai melaksanakan MOS masa orientasi siswa. Ada kemungkinan siswa yang menjadi responden masih merasakan suasana MOS sehingga dalam mengerjakan angket responden tidak terlalu nyaman dan tidak menanyakan akan hal-hal yang tidak dimengerti. Selain itu faktor yang mungkin mempengaruhi adalah tidak adanya pemberitahuan terlebih dahulu dari pihak sekolah kepada kelas-kelas yang akan dijadikan sampel. Terakhir peneliti melihat hasil signifikansi dari hobi dan tempat bekumpul terhadap karakteristik kepribadian. Didapat hanya pada tempat berkumpul yang mempengaruhi karakteristik kepribadian pada variabel risk taking. Hasil tersebut berbeda dengan yang dikatakan oleh Hurlock 1980 bahwa remaja pada masa tersebut lebih menyukai permainan atau olahraga yang mengutamakan intelektualitas.

5.3 Saran

Peneliti menyadari bahwa dalam penelitian yang dilakukan ini masih terdapat kekurangan dan juga kelemahan. Namun hal tersebut menjadi pembelajaran bagi peneliti sendiri maupun peneliti selanjutnya yang akan membahas atau meneliti hal yang sama. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijelaskan diatas, maka ada beberapa saran yang kiranya dapat bermanfaat, yaitu:

5.3.1 Saran Metodologis

1. Variasi dari 11 independent variabel yang ada hanya menyumbang pengaruh sebesar 12. Sebanyak 88 lainnya dipengaruhi oleh variabel lainnya. Oleh sebab itu, disarankan untuk penelitian selanjutnya agar menelitimenganalisa variabel-variabel lainnya yang kemungkinan besar mempengaruhi self disclosure. 2. Penggunaan internet, khususnya facebook, sekarang ini tidak hanya oleh remaja melainkan digunakan oleh semua kalangan. Oleh sebab itu, diharapkan kepada penelitian self disclosure selanjutnya tidak hanya dilakukan pada kalanga remaja SMA, namun juga dikalangan perguruan tinggi dan juga para pekerja.

5.3.2 Saran Praktis

1. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan positif bagi para orang tua dan guru dalam melakukan interaksi kepada remaja, karena tidak semua remaja bisa mengungkapkan secara langsung apa yang dipikirkan atau dirasakannya. Sehingga ada baiknya orang tua atau guru juga berkembang bersama dengan anaknya dalam hal teknologi. 2. Hasil penelitian ini juga dapat dijadikan kajian, jika hendak mengetahui tipe kepribadian ekstrovert introvert dengan self disclosure pada remaja pengguna facebook. Diharapkan penelitian selanjutnya bisa meneliti hal-hal lain yang mempengaruhi self disclosure dalam dunia maya.

Dokumen yang terkait

SELF DISCLOSURE PADA REMAJA PENGGUNA FACEBOOK

3 26 19

HUBUNGAN ANTARA KEPRIBADIAN EKSTRAVERSI DENGAN PENGUNGKAPAN DIRI PADA REMAJA PENGGUNA FACEBOOK Hubungan Antara Kepribadian Ekstraversi Dengan Pengungkapan Diri Pada Remaja Pengguna Facebook.

0 2 17

PENDAHULUAN Hubungan Antara Kepribadian Ekstraversi Dengan Pengungkapan Diri Pada Remaja Pengguna Facebook.

0 2 10

HUBUNGAN ANTARA KEPRIBADIAN EKSTRAVERSI DENGAN PENGUNGKAPAN DIRI PADA REMAJA PENGGUNA FACEBOOK Hubungan Antara Kepribadian Ekstraversi Dengan Pengungkapan Diri Pada Remaja Pengguna Facebook.

0 2 15

HUBUNGAN ANTARA KEPRIBADIAN EKSTRAVERSI DENGAN Hubungan Antara Kepribadian Ekstraversi Dengan Knowledge Sharing Pada Remaja Pengguna Facebook.

0 2 21

HUBUNGAN ANTARA KEPRIBADIAN EKSTRAVERSI DENGAN Hubungan Antara Kepribadian Ekstraversi Dengan Knowledge Sharing Pada Remaja Pengguna Facebook.

0 2 21

PENDAHULUAN Hubungan Antara Kepribadian Ekstraversi Dengan Knowledge Sharing Pada Remaja Pengguna Facebook.

0 3 16

Kontribusi Alasan Self-Disclosure Terhadap Frekuensi Self-Diclosure pada Siswa SM 'X' Pengguna Facebook di Kota Bandung.

0 0 37

POLA PERILAKU PENGGUNA FACEBOOK (Studi Deskriptif Kualitatif tentang Motivasi Pengguna Facebook dan Dampaknya bagi Kepribadian Pengguna Facebook di Kalangan Pelajar Sekolah Menengah Atas dalam Komunitas Facebook Tawangmangu Adem).

0 0 16

Hubungan Antara Kpribadian Introvert dan Regulasi Emosi dengan Self-Disclosure Pada Remaja Akhir Pengguna Facebook - Ubaya Repository

0 1 1