Faktor Yang Mempengaruhi Self Disclosrue.
b. Besaran Kelompok Pengungkapan diri lebih banyak terjadi dalam kelompok kecil daripada
dalam kelompok besar. Diad kelompok yang terdiri atas dua orang merupakan lingkungan yang paling cocok untuk pengungkapan diri. Bila
ada lebih dari satu orang pendengar, pemantauan seperti ini menjadi sulit, karena tanggapan yang muncul pasti berbeda dari pendengar yang
berbeda. c. Topik Bahasan
Seseorang lebih cenderung membuka diri tentang topik tentang pekerjaan atau hobi daripada tentang kehidupan seks atau situasi keuangan Jourard
dalam Devito, 1997. Umumnya, makin pribadi dan makin negatif suatu topik, makin kecil kemungkinan kita mengungkapkannya.
d. Perasaan Menyukai Seseorang membuka diri pada orang yang disukai atau dicintai dan bukan
sebaliknya. Peneliti, pengungkapan diri, John Berg dan Richard Archer dalam Devito, 1997 melaporkan bahwa tidak saja seseorang membuka
diri pada mereka yang disukai. Seseorang juga membuka diri lebih banyak kepada orang yang dipercayai Wheeles dan Grotz dalam Devito,
1997 e. Jenis Kelamin
Faktor terpenting yang mempengaruhi pengungkapan diri adalah jenis kelamin. Umumnya, pria lebih kuran g terbuka daripada wanita. Judy
Pearson dalam Devito, 1997 berpendapat bahwa peran seks-lah sex role
dan buka jenis kelamin dalam arti biologis yang menyebabkan perbedaan dalam hal pengungkapan diri ini.
f. Ras, Kebangsaan, dan Usia Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ras-ras tertentu yang lebih sering
melakukan self-disclosure dibandingkan denganras lainnya. Misalnya kulit putih Amerika lebih sering melakukan selfdisclosuredibandingkan dengan
orang negro. Begitu juga dengan usia, self-disclosure lebih banyak dilakukan oleh pasangan yang berusia antara 17-50 tahun dibandingkan
dengan orang yang lebih muda atau lebih tua. Studi yang menunjukkan bahwa orang-orang beragama lebih banyak mengungkapkan masalah
mereka kepada seseorang. g. Mitra Dalam Hubungan
Dengan mengingat tingkat keakraban sebagai penentu kedalaman self- disclosure maka lawan komunikasi atau mitra dalam hubungan akan
menentukan self-disclosure. Hal ini dimaksudkan bahwa self-disclosure yang dilakukan kepada individu yang dianggap sebagai orang yang dekat
misalnya suamiistri, teman dekat atau sesame anggota keluarga. h. Kepribadian
Orang-orang yang pandai bergaul sociable dan ekstrovert melakukan pengungkapan diri lebih banyak daripada mereka yang kurang pandai
bergaul dan introvert. Orang yang kurang berani bicara pada umumnya juga kurang mengungkapkan diri daripada mereka yang merasa lebih
nyaman dalam berkomunikasi.
2.2 Tipe Kepribadian 2.2.1 Pengertian Kepribadian
Kepribadian merupakan pola perilaku dan cara berpikir yang khas, yang menentukan penyesuaian diri individu terhadap lingkungan. Atkinson dalam
Retnowati Haryanthi, 2001 kepribadian mencakup kepribadian umum yang dapat diamati oleh orang lain dan kepribadian pribadi yang terdiri dari pikiran dan
pengalaman yang jarang diungkapkan. Allport Suryabrata, 2008 merumuskan kepribadian sebagai suatu organisasi yang dinamis dari sistem psikofisik individu
yang menentukan tingkah laku dan pemikiran individu secara khas dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Eysenck Suryabrata, 2008
memberikan definisi kepribadian sebagai keseluruhan pola perilaku, baik yang aktual maupun yang potensial dari organisme yang ditentukan oleh pembawaan
dan lingkungan. Hall dan Lindzey dalam Retnowati Haryanthi, 2001 menganggap
kepribadian sebagai suatu hal yang dapat memungkinkan prediksi tentang apa yang akan dilakukan individu dalam situasi tertentu, kepribadian berkenaan pada
perilaku yang menyeluruh baik perilaku yang tampak maupun perilaku yang tidak tampak.
Branca dalam Retnowati Haryanthi, 2001 kepribadian
memperhatikan aspek-aspek yang tampak dari tingkah laku individu sebagai keseluruhan cara bertindak yang konsisten dari individu pada situasi tertentu.
Hall dan Lindzey dalam Retnowati Haryanthi, 2001 mendefinisikan kepribadian yang ditinjau dari sejarah organisme, fungsi kepribadian yang bersifat
mengatur, memiliki ciri yang bersifat menetap dan berulang maupun baru dan
unik, hakikat kepribadian yang abstrak dengan proses fisiologis yang mendasari proses-proses psikologis.
Berdasarkan atas beberapa batasan diatas, disimpulkan bahwa kepribadian merupakan suatu pola perilaku individu yang komprehensif, konsisten dan bersifat
khas yang ditentukan oleh pembawaan serta lingkungan dalam ciri-ciri perilaku yang tampak maupun perilaku yang tidak tampak.