37
4.4.2 Diferensial sel darah putih leukosit mencit
Meskipun jumlah total leukosit dalam keadaan normal, belum tentu masing-masing jenis sel leukosit juga normal, sehingga perlu dilakukan penelitian
secara absolut pada masing-masing jenis sel untuk mengetahui jumlah yang sebenarnya dari masing-masing jenis sel tersebut, sehingga dapat diketahui
adanya abnormalitas dalam distribusi sel Thrall,et al., 2004. Pada sistem imun mamalia terdiri dari sistem imun spesifik dan sistem
imun nonspesifik.Sel neutrofil, eusinofil, basofil dan monosit termasuk dalam sistem imun nonspesifik sedangkan sel limfosit termasuk dalam sistem imun
spesifik Baratawidjaja dan Iris, 2004. Sistem imun spesifik dan nonspesifik berinteraksi dalam menghadapi infeksi. Sistem imun nonspesifik bekerja dengan
cepat dan sering diperlukan untuk merangsang sistem imun spesifik. Sel neutrofil berperan dalam pertahanan awal imunitas nonspesifik terhadap infeksi bakteri, sel
eusinofil berperan dalam respon terhadap penyakit parasitik dan alergi, sel basofil berperan dalam respon peradangan dan alergi, sel limfosit berperan dalam
membentuk antibodi yang bersirkulasi dalam darah sistem kekebalan seluler Baratawidjaja dan Iris, 2004. Pada diferensial sel leukosit mencit ditemukan sel
neutrofil, basofil, eusinofil, monosit dan limfosit. Setiap preparat apusan darah diamati sebanyak 100 sel dalam 10 lapang pandang apusan darah tepi, ketebalan
dikatakan memenuhi syarat apabila setiap lapang pandang terdapat 10-20 sel darah putih Yully, 2013.
Persentase Limfosit Mencit
Pada Tabel 4.4, Gambar 4.5 dan Gambar 4.6 dapat dilihat hasil presentase sel limfosit pada kontrol positif tidak diberi perlakuan K1, mencit yang
Universitas Sumatera Utara
38 diinduksi ovalbumin tanpa diberi ekstrak K2 dan mencit yang diberi ekstrak
selama 21 hari dan diinduksi ovalbumin K3, K4 dan K5
Tabel 4.4 Persentase Limfosit Mencityang diberi EEDN dapat dilihat padahasil
pengamatan jam ke-6, jam ke-24 dan hari ke-7
Waktu perlakuan K1
sel l
K2 sel
l K3
sel l
K4 sel
l K5
sel l
Jam ke- 6
Mencit 1 36
48 14
17 11
Mencit 2 27
45 11
14 15
Mencit 3 30
42 14
10 17
Mencit 4 25
41 22
15 10
Mencit 5 20
47 31
20 14
Rata-rata 27,6 44,6
18,4 15,2
13,4 Jam ke-
24 Mencit 1
25 51
35 46
23 Mencit 2
28 54
36 40
26 Mencit 3
27 64
41 47
29 Mencit 4
30 53
45 44
25 Mencit 5
33 55
38 48
27 Rata-rata 28,6
55,4 39
45 26
Hari ke- 7
Mencit 1 30
53 37
34 43
Mencit 2 35
55 43
28 46
Mencit 3 31
42 38
21 49
Mencit 4 29
52 39
30 45
Mencit 5 33
51 40
35 48
Rata-rata 31,6 50,6
39,4 29,6
46,2 Rata-rata keseluruhan
29,20 50,20
32,27 29,93
28,53
Gambar 4.5 Grafik hasil uji EEDN terhadap persentase Limfosit mencit
berdasarkan waktu pengambilan darah
10 20
30 40
50 60
Jam ke‐6
Jam ke‐24
Hari ke‐7
Jumlah Leukosit
sel l
Waktu pengambilan darah
Limfosit
K1 K2
K3 K4
K5
Universitas Sumatera Utara
39
Gambar 4.6 Grafikhasil uji EEDN terhadap Persentase Limfosit Mencit
berdasarkan rata-rata keseluruhan Keterangan :
K1 : tidak diberi perlakuan kelompok kontrol positif K2 : diberi ovalbumin tanpa diberi ekstrak kontrol negatif
K3 : diberi EEDN 0,25 dengan dosis 50 mgkg bb K4 : diberi EEDN 0,5 dengan dosis 100 mgkg bb
K5 : diberi EEDN 1 dengan dosis 200 mgkg bb Semua perlakuan kecuali K1 setelah hari ke-21 dan ke-22 diberi ovalbumin secara
intraperitoneal i.p sebanyak 0,5 ml.
Pada Tabel 4.4, Gambar 4.5 dan Gambar 4.6 didapat bahwa persentase rata-rata sel limfosit pada mencit kontrol positif tanpa perlakuan K1 dan pada
mencit yang diberi ekstrak etanol daun nimba K3, K4 dan K5 selama 21 hari dan diinjeksi ovalbumin berada dalam kisaran normal yaitu 20 - 35. Dapat terlihat
adanya pengaruh ekstrak etanol daun nimba terhadap jumlah limfosit. Berdasarkan penelitian terdahulu Setyani 2012, daun nimba dapat menurunkan jumlah
limfosit mencit yang diinduksi ovalbumin. Hasil uji statistik jumlah limfosit K1, K3, K4 dan K5 berbeda secara signifikan p 0,05 dengan perlakuan K2. Jumlah
limfosit pada perlakuan K1, K3, K4 dan K5 tidak terlihat perbedaan secara signifikan, sehingga pada penelitian ini diduga tidak terjadi infeksi dan dapat
29,20 50,20
32,27 29.93
28.53
10 20
30 40
50 60
k1 k2
k3 k4
k5
Jumlah leukosit
sel l
Jenis perlakuan
Limfosit
Universitas Sumatera Utara
40 membentuk antibodi.
Persentase Monosit Mencit
Pada Tabel 4.5, Gambar 4.7 dan Gambar 4.8 dapat dilihat hasil presentase sel monosit pada kontrol positif tidak diberi perlakuan K1, mencit
yang diinduksi ovalbumin tanpa diberi ekstrak K2 dan mencit yang diberi
ekstrak selama 21 hari dan diinduksi ovalbumin K3, K4 dan K5 Tabel 4.5
Persentase monosit mencit yang diberi EEDN dapat dilihat pada hasil
pengamatan jam ke-6, jam ke-24 dan hari ke-7
Waktu perlakuan K1
sel l
K2 sel
l K3
sel l
K4 sel
l K5
sel l
Jam ke- 6
Mencit 1 6
11 9
4 4
Mencit 2 8
6 7
3 7
Mencit 3 5
8 7
5 8
Mencit 4 7
5 8
6 5
Mencit 5 6
3 5
2 6
Rata-rata 6,4 6,6
7,2 4
6 Jam ke-
24 Mencit 1
3 8
11 8
4 Mencit 2
7 7
9 6
5 Mencit 3
8 12
5 5
9 Mencit 4
6 11
6 7
7 Mencit 5
4 9
7 4
6 Rata-rata 5,6
9,4 7,6
6 6,2
Hari ke- 7
Mencit 1 4
10 6
6 5
Mencit 2 5
13 6
7 8
Mencit 3 7
14 10
9 7
Mencit 4 6
12 8
10 9
Mencit 5 8
11 10
11 4
Rata-rata 6 12
8 8,6
6,6 Rata-rata keseluruhan
6 9,33
7,6 6,2
6,27
Universitas Sumatera Utara
41
Gambar 4.7 Grafikhasil uji EEDN terhadap persentase monosit mencit
berdasarkan waktu pengambilan darah
Gambar 4.8 Grafik hasil uji EEDN terhadapPersentase Monosit Mencit
berdasarkan rata-rata keseluruhan Pada Tabel 4.5, Gambar 4.7 dan Gambar 4.8 didapat bahwa persentase
rata-rata sel monosit pada mencit kontrol positif tanpa perlakuan k1 dan pada mencit yang diberi ekstrak etanol daun nimba K3, K4 dan K5 selama 21 hari
dan diinjeksi ovalbumin berada pada kisaran normal yaitu 2-8. Dapat terlihat adanya pengaruh ekstrak etanol daun nimba terhadap jumlah monosit.
2 4
6 8
10 12
14
Jam ke‐6
Jam ke‐24
Hari ke‐7
Jumlah leukosit
sel l
Waktu pengambilan darah
Monosit
K1 K2
K3 K4
K5
6 9.33
7.6 6.2
6.27
2 4
6 8
10 12
k1 k2
k3 k4
k5
Jumlah leukosit
sel l
jenis perlakuan
Monosit
Universitas Sumatera Utara
42 Hasil uji statistik, dapat terlihat pada subset K1, K4 dan K5 berbeda secara
signifikan p 0,05 dengan perlakuan K2. Perlakuan K3 terdapat perbedaan tetapi tidak signifikan dengan K2. Jumlah monosit pada perlakuan K1, K4 dan K5
tidak terdapat perbedaan secara signifikanpada penelitian ini diduga ekstrak etanol daun nimba dapat meningkatkan respon imun, sehingga apabila antigen masuk
kedalam tubuh jumlah monosit tetap dalam keadaan normal.
Persentase Neutrofil Mencit
Pada Tabel 4.6, Gambar 4.9 dan Gambar 4.10 dapat dilihat hasil presentase sel neutrofil pada kontrol positif tidak diberi perlakuan K1, mencit
yang diinduksi ovalbumin tanpa diberi ekstrak K2 dan mencit yang diberi
ekstrak selama 21 hari dan diinduksi ovalbumin K3, K4 dan K5 Tabel 4.6
Persentase neutrofil mencit yang diberi EEDN dapat dilihat pada hasil
pengamatan jam ke-6, jam ke-24 dan hari ke-7
Waktu perlakuan K1
sel l
K2 sel
l K3
sel l
K4 sel
l K5
sel l
Jam ke- 6
Mencit 1 50
80 45
60 35
Mencit 2 55
79 50
50 36
Mencit 3 65
85 65
53 50
Mencit 4 63
75 63
45 49
Mencit 5 65
69 70
48 58
Rata-rata 59,6 77,6
58,6 51,2
45,6 Jam ke-
24 Mencit 1
55 70
55 55
61 Mencit 2
64 89
54 65
64 Mencit 3
60 83
75 67
56 Mencit 4
65 95
77 60
65 Mencit 5
68 97
63 63
64 Rata-rata 62,4
86,8 64,8
62 62
Hari ke- 7
Mencit 1 65
95 75
71 77
Mencit 2 63
85 69
73 66
Mencit 3 59
81 73
70 69
Mencit 4 66
91 70
75 78
Mencit 5 62
96 67
69 73
Rata-rata 63 89,6
70,8 71,6
72,6 Rata-rata keseluruhan
61,67 84,67
64,73 61,07
60,07
Universitas Sumatera Utara
43
Gambar 4.9 Grafik hasil uji EEDN terhadap persentase Neutrofil mencit
berdasarkan waktu pengambilan darah
Gambar 4.10 Grafikhasil uji EEDN terhadapPersentase Neutrofil Mencit
berdasarkan rata-rata keseluruhan Pada Tabel 4.6, Gambar 4.9 dan Gambar 4.10 didapat bahwa persentase
rata-rata sel neutrofil pada mencit kontrol positif tanpa perlakuan K1 dan pada mencit yang diberi ekstrak etanol daun nimba K3, K4 dan K5 selama 21 hari
dan diinjeksi ovalbumin berada dalam kisaran normal yaitu 60-70.Dapat terlihat adanya pengaruh ekstrak etanol daun nimba terhadap jumlah neutrofil.
20 40
60 80
100
Jam ke‐6
Jam ke‐24
Hari ke‐7
Jumlah Leukosit
sel l
Waktu pengambilan darah
Neutrofil
K1 K2
K3 K4
K5
61.67 84.67
64.73 61,07
60,07
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
k1 k2
k3 k4
k5
Jumlah leukosit
sel l
Jenis perlakuan
Neutrofil
Universitas Sumatera Utara
44 Hasil uji statistik jumlah neutrofil K1, K3, K4 dan K5 berbeda secara
signifikan p 0,05 dengan perlakuan K2. Jumlah neutrofil pada perlakuan K1, K3, K4 dan K5 tidak terlihat perbedaan secara signifikan. Menurut Biswas 2002,
daun nimba memiliki kandungan nimbine dan nimbidine sebagai antibakteri, sehingga pada penelitian ini diduga tidak terjadi infeksi bakteri.
Persentase Eusinofil Mencit
Pada Tabel 4.7, Gambar 4.11 dan Gambar 4.12 dapat dilihat hasil persentase sel eusinofil pada kontrol positif tidak diberi perlakuan K1, mencit yang
diinduksi ovalbumin tanpa diberi ekstrak K2 dan mencit yang diberi ekstrak selama 21 hari dan diinduksi ovalbumin K3, K4 dan K5.
Tabel 4.7 Persentase eusinofil mencit yang diberi EEDN dapat dilihat pada hasil
pengamatan jam ke-6, jam ke-24 dan hari ke-7
Waktu perlakuan K1
sel l
K2 sel
l K3
sel l
K4 sel
l K5
sel l
Jam ke- 6
Mencit 1 2
5 2
3 4
Mencit 2 1
6 4
3 3
Mencit 3 3
7 3
4 4
Mencit 4 2
5 5
3 2
Mencit 5 2
4 4
2 5
Rata-rata 2 5,4
3,6 3
3,6 Jam ke-
24 Mencit 1
3 7
6 2
3 Mencit 2
2 9
7 2
2 Mencit 3
3 7
4 4
4 Mencit 4
3 6
4 4
3 Mencit 5
3 8
5 3
2 Rata-rata 2,8
7,4 5,2
3 2,8
Hari ke- 7
Mencit 1 4
9 3
2 2
Mencit 2 2
8 4
2 4
Mencit 3 3
7 2
3 3
Mencit 4 2
9 3
3 2
Mencit 5 3
10 4
3 4
Rata-rata 2,8 8,6
3,2 2,6
3 Rata-rata keseluruhan
2,53 7,13
4 2,87
3,13
Universitas Sumatera Utara
45
Gambar 4.11 Gambarhasil uji EEDN terhadap persentase eusinofil mencit
berdasarkan waktu pengambilan darah
Gambar 4.12 Grafikhasil uji EEDN terhadap Persentase Eusinofil Mencit
berdasarkan rata-rata keseluruhan Pada Tabel 4.7, Gambar 4.11 dan Gambar 4.12 didapat bahwa persentase
rata-rata sel eusinofilpada mencit kontrol positif tanpa perlakuan k1 dan pada mencit yang diberi ekstrak etanol daun nimba K3, K4 dan K5 selama 21 hari
dan diinjeksi. Hasil uji statistik, dapat terlihat pada subset K1, K3, K4 dan K5 berbeda secara signifikan p0,05 dengan perlakuan K2. Perlakuan K1 dan K4
terdapat perbedaan signifikan dengan K3.Perlakuan K3 terdapat perbedaan yang
2 4
6 8
10
Jam ke‐6
Jam ke‐24
Hari ke‐7
Jumlah Leukosit
sel l
Waktu pengambilan darah
Eusinofil
K1 k2
k3 k4
k5
2.53 7.13
4 2,87
3.13
1 2
3 4
5 6
7 8
9
k1 k2
k3 k4
k5
Jumlah leukosit
sel l
Jenis perlakuan
Eusinofil
Universitas Sumatera Utara
46 tidak signifikan dengan K5. Daun nimba memiliki metabolit sekunder flavonoid
yang diduga memiliki kemampuan sebagai antialergi Diana, 2003. Pada penelitian ini diduga ekstrak etanol daun nimba dapat menurunkan jumlah
eusinofil pada mencit yang telah diinduksi ovalbumin sehingga tidak terjadi reaksi alergi.
Persentase Basofil Mencit
Pada Tabel 4.8, Gambar 4.13 dan Gambar 4.14 dapat dilihat hasil presentase sel basofil pada kontrol positif tidak diberi perlakuan K1, mencit
yang diinduksi ovalbumin tanpa diberi ekstrak K2 dan mencit yang diberi
ekstrak selama 21 hari dan diinduksi ovalbumin K3, K4 dan K5 Tabel 4.8
Persentase basofil mencit yang diberi EEDN dapat dilihat pada hasil pengamatan jam ke-6, jam ke-24 dan hari ke-7
Waktu perlakuan K1
sel l
K2 sel
l K3
sel l
K4 sel
l K5
sel l
Jam ke- 6
Mencit 1 0 3 2 1 1
Mencit 2 1 3 1 0 1
Mencit 3 0 2 1 1 0
Mencit 4 1 1 1 2 1
Mencit 5 2 2 0 1 0
Rata-rata 0,8 2,2
1 1
0,6
Jam ke- 24
Mencit 1 2 5 2 0 1
Mencit 2 1 6 1 1 2
Mencit 3 0 5 1 0 0
Mencit 4 0 7 2 1 1
Mencit 5 0 4 1 0 1
Rata-rata 0,6 5,4
1,4 0,4
1
Hari ke- 7
Mencit 1 0 4 1 1 0
Mencit 2 1 4 1 0 1
Mencit 3 1 5 0 0 1
Mencit 4 0 3 1 0 1
Mencit 5 0 6 0 0 0
Rata-rata 0,4 4,4
0,6 0,2
0,6 Rata-rata keseluruhan
0,6 4 1
0,53 0,73
Universitas Sumatera Utara
47
Gambar 4.13 Grafikhasil uji EEDN terhadap persentase basofil mencit
berdasarkan waktu pengambilan darah
Gambar 4.14 Grafik hasil uji EEDN terhadap Persentase Basofil Mencit
berdasarkan rata-rata keseluruhan Pada Tabel 4.8, Gambar 4.13 dan Gambar 4.14 didapat bahwa persentase
rata-rata sel basofil pada mencit kontrol positif tanpa perlakuan K1 dan pada mencit yang diberi ekstrak etanol daun nimba K3, K4 dan K5 selama 21 hari
dan diinjeksi ovalbumin berada dalam kisaran normal yaitu 0-1.Dapat terlihat adanya pengaruh ekstrak etanol daun nimba terhadap jumlah basofil.
1 2
3 4
5 6
Jam ke‐6
Jam ke‐24
Hari ke‐7
Jumlah leukosit
sel l
Waktu pengambilan darah
Basofil
K1 K2
K3 K4
K5
0.6 4
1 0.53
0.73
‐1 1
2 3
4 5
k1 k2
k3 k4
k5
Jumlah Leukosit
sel l
Jenis leukosit
Basofil
Universitas Sumatera Utara
48 Hasil uji statistik Jumlah basofil K1, K3, K4 dan K5 berbeda secara
signifikan p 0,05 dengan perlakuan K2. Jumlah basofil pada perlakuan K1, K3, K4 dan K5 tidak terlihat perbedaan secara signifikan. Komponen aktif daun
nimba yang bertanggung jawab terhadap efek antialergi tersebut dikenal sebagai catechin juga dikenal sebagai polifenol Biswas, 2001. Berdasarkan penelitian
terdahulu Diana 2003 telah menguji kandungan kimia Epigallocatechin gallate EGCg merupakan catechin utama yang terdapat di ekstrak daun teh dan
merupakan bentuk yang paling aktif diantara semua jenis catechin yang lain. EGCg dikenal memiliki efek antikanker, antimikroba, antioksidan dan antialergi.
Efek sebagai antialergi EGCg bekerja menghambat aktivitas Th2, sehingga tidak terjadi pelepasan histamin dari sel mast pada mencit yang disensitisasi ovalbumin,
sehingga pada penelitian ini diduga tidak terjadi alergi dan peradangan. Leukosit sebagian dibentuk disumsum tulang untuk granulosit neutrofil,
basofil dan eusinofil dan monosit serta sedikit limfosit, sebagian lagi dijaringan limfe untuk agranulosit limfosit dan sel-sel plasma.Granulosit dan monosit
melindungi tubuh terhadap organisme penyerang terutama dengan cara memakannya yaitu melalui fagositosis. Fungsi utama limfosit dan sel plasma
terutama berhubungan dengan sistem imun yaitu produksi antibodi Guyton, 2008. Sel neutrofil berperan dalam pertahanan awal imunitas nonspesifik
terhadap infeksi bakteri, sel eusinofil berperan dalam respon terhadap penyakit parasitik dan alergi, sel basofil berperan dalam respon peradangan dan alergi, sel
limfosit berperan dalam membentuk antibodi yang bersirkulasi dalam darah atau dalam sistem kekebalan seluler Baratawidjaja dan Iris, 2004. Kapsenberg dan
Kalinski 2003, menyatakan bahwa yang berperan dalam reaksi alergi yaitu eusinofil dan basofil. Dapat dilihat hasil uji ekstrak etanol daun nimba sebagai
Universitas Sumatera Utara
49 antialergi pada total leukosit dan masing-masing penurunan diferensial leukosit
diatas. Delta penurunan yang paling besar diantara diferensial leukosit yaitu basofil.
Data hasil diferensial leukosit pada perlakuan K3 dengan dosis 50 mgkg bb efeknya masih sedikit bila dibandingkan dengan dosis 100 dan 200 mgkg bb.
Pada perlakuan K4 dengan dosis 100 mgkg bb paling efektif dibanding dengan dosis 200 mgkg bb dapat dilihat dari hasil persentase jenis leukosit, hasilnya
selalu mendekati nilai normal dari perlakuan K1 kontrol tanpa diberi EEDN dan ovalbumin. Sedangkan perlakuan K5 dengan dosis 200 mgkg bb efeknya kadang
meningkat kadang menurun. Peningkatan dosis belum tentu menunjukkan peningkatan efek.
Hal ini sering terjadi pada obat bahan alam, karena komponen senyawa yang dikandung tidak tunggal melainkan terdiri dari berbagai macam senyawa
kimia, dimana komponen-komponen tersebut saling bekerja sama untuk menimbulkan efek. Namun dengan peningkatan dosis, jumlah senyawa kimia
yang dikandung semakin banyak, sehingga terjadi interaksi merugikan yang menyebabkan penurunan efek.
Jumlah reseptor yang terbatas juga membatasi efek yang ditimbulkan, karena tidak semua obat dapat berikatan dengan reseptor sehingga walaupun dosis
ditingkatkan respon tidak bertambah. Peningkatan dosis obat akan meningkatkan respon yang sebanding dengan dosis yang ditingkatkan, namun peningkatan dosis
lebih lanjut memberikan respon menurun, karena sudah tercapai dosis yang sudah tidak dapat meningkatkan respon lagi Bourne dan Zastrow, 2001.
Universitas Sumatera Utara
50
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan