10 ii. Sokletasi
Sokletasi adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi kontinu
dengan jumlah pelarut relatif konstan dengan adanya pendingin balik. iii. Digesti
Digesti adalah maserasi kinetik dengan pengadukan kontinu pada temperatur yang lebih tinggi dari temperatur kamar 40 - 50
o
C. iv. Infus
Infus adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas air bejana infus tercelup dalam penangas air mendidih, temperatur terukur
96 - 98
o
C selama waktu tertentu 15 - 20 menit. v. Dekok
Dekok adalah infus pada waktu yang lebih lama 30 menit dan temperatur sampai titik didih air Ditjen POM, 2000.
2.3 Uraian Leukosit
Leukosit merupakan unit yang aktif dari sistem pertahanan tubuh. Leukosit sebagian dibentuk disumsum tulang granulosit, monosit dan sedikit limfosit dan
sebagian lagi dijaringan limfe limfosit dan sel-sel plasma. Setelah dibentuk sel- sel ini diangkut dalam darah menuju berbagai bagian tubuh untuk digunakan.
Kebanyakan sel darah putih ditranspor secara khusus ke daerah yang terinfeksi dan mengalami peradangan serius Guyton, 2008.
Leukosit mempunyai peranan dalam pertahanan seluler dan humoral organisme terhadap zat-zat asing. Ada enam macam sel darah putih yang secara
Universitas Sumatera Utara
11 normal ditemukan dalam darah yaitu neutrofil polimorfonuklir, eusinofil
polimorfonuklir, basofil polimorfonuklir, monosit, limfosit dan kadang-kadang sel plasma.
Sel-sel polimorfonuklir seluruhnya mempunyai gambaran granular sehingga disebut granulosit. Granulosit dan monosit melindungan tubuh terhadap
organisme penyerang terutama dengan cara mencernanya yaitu fagositosis. Fungsi utama sel limfosit dan sel-sel plasma berhubungan dengan sistem imun. Fungsi
trombosit terutama mengaktifkan mekanisme pembekuan darah. Pada manusia dewasa dapat dijumpai sekitar 7000 sel darah putih per mikroliter darah.
Persentase normal dari sel darah putih yaitu neutrofil polimorfonuklir 62, eusinofil polimorfonuklir 2,3, basofil polimorfonuklir 0,4, monosit 5,3 dan
limfosit 30 Guyton, 2008.
2.4 Jenis-Jenis Leukosit 2.4.1 Granulosit
Granulosit memiliki granul kecil didalam protoplasmanya, memiliki diameter sekitar 10 - 12 mikron. Berdasarkan pewarnaan granul, granulosit dibagi
menjadi tiga kelompok:
a. Neutrofil
Neutrofil disebut juga sebagai polimorfonuklear PMN, karena inti memiliki berbagai jenis bentuk dan bersegmen Tizard, 2000. Neutrofil berupa
sel bundar dengan diameter 12 µm, memiliki sitoplasma yang bergranula halus dan di tengah terdapat nukleus bersegmen. Neutrofil matangdewasa yang berada
dalam peredaran darah perifer memiliki bentuk inti yang terdiri dari dua sampai lima segmen, sedangkan neutrofil yang belum matang neutrofil band akan
Universitas Sumatera Utara
12 memiliki bentuk inti seperti ladam kuda Colville dan Bassert, 2008. Menurut
Junqueira dan Caneiro 2005, neutrofil dikenal sebagai garis pertahanan pertama first line of defense. Neutrofil bersama dengan makrofag memiliki kemampuan
fagositosis untuk menelan organisme patogen dan sel debris Lee, et al., 2003. Neutrofil merupakan sistem imun bawaan, dapat memfagositosis dan
membunuh bakteri Weiner, et al., 1999. Kemampuan neutrofil untuk membunuh bakteri berasal dari enzim yang terkandung dalam granul yang dapat
menghancurkan bakteri maupun virus yang sedang difagosit. Granul neutrofil tersebut sering disebut dengan lisosom Colville dan Basster, 2008. Neutrofil
diproduksi di dalam sumsum tulang bersamaan dengan sel granulosit lainnya, kemudian bersirkulasi atau disimpan dalam depo marginal neutrofil setelah 4-6
hari masa produksi. Neutrofil segera mati setelah melakukan fagosit terhadap agen penyakit dan akan dicerna oleh enzim lisosom, kemudian neutrofil akan
mengalami autolisis yang akan melepaskan zat-zat degradasi yang masuk ke dalam jaringan limfe. Jaringan limfe akan merespon dengan mensekresikan
histamin dan faktor leukopoietik yang akan merangsang sumsum tulang untuk melepaskan neutrofil muda untuk melawan infeksi Dellman dan Brown, 1992.
Penyakit yang disebabkan oleh agen bakteri, pada umumnya menyebabkan peningkatan jumlah neutrofil dan akan tampak neutrofil muda. Neutrofil memiliki
granul yang tidak berwarna, mempunyai inti sel yang terangkai, kadang seperti terpisah-pisah, protoplasmanya banyak bintik-bintik halus dan banyaknya sekitar
60-70. Neutrofil merupakan leukosit darah perifer yang paling banyak Feldman, 2000.
Universitas Sumatera Utara
13
b. Eusinofil