Makna Sunnah dan Hadis dalam al-Qur’an

Selanjutnya dikatakan bahwa kata jamak ialah hadis sebagaimana kata qat a’a –aqti’ hanya saja kata jamak dengan model seperti ini adalah syadz dan menyalahi qiyas. 12 3. Badr al-Dîn Muhammad bin Ibrahim bin Jama ‟ah, Mengartikan: ه يكو ا لي ق ف ل ع سا قو ي ق ا ض ص ف ي ح ا او “Adapun asal makna kata al-Hadîts adalah lawan dari kata al-Qadim terdahulu, dan kadang dipakai untuk makna berita baik yang sedikit maupun banyak” Pakar ilmu hadis Rasulullah Saw, ‘Ajaj al-Khatib dalam dua bukunya, dengan tegas mengartikan, kata hadis secara etimologi al-Jadîd yang baru, al- Qarib dekat. Subhi Shaleh menambahkan bahwa makna hadis adalah al-kalam pembicaraan, 13 secara bahasa hal ini terlihat berseberangan dengan al- Qur’an yang bersifat Al-Qadim yang terdahulu. 14 Pada literatur yang berbeda disebutkan, bahwa makna kata hadis sangat di tentukan oleh kata yang mengikutinya, bila kata tersebut disandarkan pada Allah Saw maka ia menjadi hadis qudsi. 15 Apabila kata tersebut disandarkan pada kata Nabi maka ia menjadi hadis nabawi.

3. Makna Sunnah dan Hadis dalam al-Qur’an

Dalam al- Qur‟an penyebutan sunnah dan hadis tedapat dua macam; Pertama, penyebutan secara langsung. Kedua, penyebutan secara tidak langsung. Penyebutan sunnah secara langsung adalah: 12 Jamal al-Dîn Muhammad bin Mukarram al-Anshariy, Lisân al-Arab, Juz. 11, h. 437. 13 Subhi Shaleh. Ulum al-Hadîth wa Mustalahu, h. 3 14 Muh ammad „Ajaj al-Khatib, Usul al-Hadîts’Ulumuhu wa Mustalahuhu, h.26-27 15 M. Agus Solahuddin, dkk, Ulumul Hadis, Bandung; Pustaka setia, 2009, h.25-26 a. Kata Sunnah dalam al-Qur‟an Para ulama mengutip, kata sunnah dari al-Quran, mereka gunakan dalam artian khusus yaitu: Cara yang biasa dilakukan dalam pengalaman agama: kata Sunnah dalam awal periode Islam dikenal dengan arti tersebut. 16 Kemudian, kata sunnah disebutkan diberbagai tempat, dengan tujuan yang berbeda-beda. Penulis harus menguraikan hal ini, untuk mengetahui perubahan makna sunnah dalam al- Qur‟an, sebagaimana berikut:              “Sebagai suatu sunnatullah hukum Allah.swt yang telah ditetapkan yang berlaku, sebelum kamu, dan tiada akan menemukan perubahan bagi Sunnahtullah tersebut.” 17             “Kami menetapkan yang demikian sebagai suatu ketetapan terhadap Rasul-rasul Kami yang kami utus sebelumu, dan tiap-tiap ummat yang mengusir Rasul, pasti akan di binasakan Allah.swt. Demikianlah Sunnah ketetapan Allah.swt dan tidak akan kamu dapati perubahan bagi ketetapan kami itu” 18              “Sebagai Sunnatullah yang berlaku atas orang-orang sebelum kamu, dan kamu sekali-kali tidak akan mendapati perubahan pada Sunnahtullah ” 19 16 Ismail Muhammad Syah, Filsafat Hukum Islam, h. 37 17 Kerajaan Saudi Arabia, Al-Quran dan Terjemahannya Madinah al-Munawarah: Mujama al-Malik Fahd li Thibâat al-Mushaf, T.th. Q.S.Al-Fath 48 ayat: 23. 18 Q.S. Al-Isrâ ‟ 17 ayat: 77. 19 Q.S. Al-Ahzâb 33 ayat: 62.                    “Maka Iman mereka tiada berguna bagi mereka tatkala mereka telah melihat siksa kami. Itulah Sunnahtullah yang telah berlaku terhadap hamba-hamba-Nya. dan di waktu itu binasalah orang- orang kafir” 20                               “Karena kebohongan mereka di bumi dan arena renacana mereka yang jahat. Rencana itu tidak akan menimpa selain orang yang merencakannya sendiri. Tiadalah yang mereka nanti-nantikan melainkan berlakunya Sunnah kepada orang yang terdahulu. Maka sekali-kali kamu tidak akan mendapat penggantian bagi Sunnah Allah.swt dan sekali-kali tidak akan menemui penyimpangan bagi Sunnah Allah.swt itu” 21                    “Dan tidak ada satupun yang menghalangi manusia dari beriman, ketika petunjuk telah datang kepada mereka, dan memohon ampun kepada tuhannya, kecuali keinginan menanti datangnya hukum Allah.swt yang telah berlaku pada umat-umat yang dahulu atau datannya adzab atas mereka datangnya nyata” 22         20 Q.S. Al-Mukmin Ghafir 40 ayat: 85 21 Q.S. Fâthir 35 ayat: 43. 22 Q.S. Al-Kahfi 18 ayat: 55. “Mereka tidak beriman kepada al-Qur‟an dan sesungguhnya telah berlalu Sunnatullah membinasakan orang-orang yang mendustakan rasul terhadap orang-orang dahulu. 23                 “Katakanlah kepada orang-orang yang kafir itu, Jika mereka berhenti ingkar, niscaya Allah.swt akan mengampuni mereka tentang dosa-dosa mereka yang lalu; dan jika mereka kembali lagikembali memerangi nabi, sesungguhnya akan berlaku kepada mereka Sunnahtullah orang- orang terdahulu” 24              “Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu Sunnah Allah.swt, yang dimaksud dengan Sunnah Allah.swt di sini ialah hukuman-hukuman Allah.swt yang berupa malapetaka, bencana yang ditimpakan kepada orang-orang yang mendustakan Rasul. karena itu berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang mendustakanRasul- rasul” 25                  26  “Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka sesorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat engkau, dan mengajarkan kepada mereka al-kitab al-Quran dan al-Hikmah al- Sunnah serta mensucikan mereka. Sesungguhnya engkaulah yang maha kuasa lagi maha bijaksana” 27 23 Q.S. Al-Hijr 15 ayat: 13. 24 Q.S. Al-Anfâl 08 ayat: 38. 25 Q.S. Ali-Imrân 3 ayat: 137. 26 Q.S. Al-Baqarah 2 ayat: 129. 27 H. Muhammad Dailamy, Hadis Semenjak Disabdakan Sampai Dibukukan, h. 42 Pada ayat terakhir disebutkan, bahwa yang dimaksud kata al-hikmah adalah Sunnah, dalam tradisi filsafat, kata hikmah diartikan filsafat atau kebenaran, 28 para ahli hadis mengistilahkan bahwa kebenaran yang hakiki adalah sunnah. 29 Dalam pemaparan ayat-ayat di atas, dapat penulis pahami bahwa yang di maksud dengan kata sunnah tidak berhubungan langsung dengan Rasulullah.saw, melainkan berhubungan dengan Allah.swt yang telah berlaku, maupun yang akan berlaku. Makna sunnah dari beberapa ayat di atas, terdapat tiga macam: Pertama, Sunnatullâh, yaitu aturan yang telah ditetapkan-Nya, dan tidak satupun yang bisa menggugatnya. Kedua, Sunnah orang terdahulu adat-istiadat sejarah. Ketiga, Filsafat. b. Kata Hadis dalam al-Qur‟an Sebagaimana yang dijelaskan di atas, bahwa kata hadis dalam al- Qur‟an menempati beberapa tempat:                                    “Dan sesungguhnya Allah.swt telah menurunkan Al-Qur‟an bahwa apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah.swt diingkari dan diperolok-olokkan oleh orang kafir, maka janganlah kamu duduk berserta mereka, sehingga 28 Aksin wijaya, Teori Interpretasi Al- Qur’an Ibnu Rusyd, Kritik Ideologis- Hermeneutis, Yogjakarta: PT LKiS Printing Cermerlang, 2009, h.71 29 Muhammad Dailamiy, Hadis Semenjak Disabdakan Sampai Dibukukan,..h.42 mereka mamasuki pembicaraan yang lain. Karena sesungguhnya Allah.swt akan mengumpulkan semua orang-orang munafik di dalam neraka” 30                         “Dan apabila kamu melihat orang-orang memperolok-olok ayat Kami, maka tinggalkan mereka sehingga mereka membicarakan yang lain. Dan menjadikan kamu lupa akan larangan ini, maka janganlah kamu duduk bersama orang-orang yang dzalim itu sesudah teringat akan larangan tersebut” 31                        “Apakah mereka tidak mempertahatikan kerajaan langit-bumi dan segala sesuatu yang di ciptakan Allah.swt dan kemungkinan telah dekatnya kebinasaan mereka? maka kepada mereka? maka kepada berita manakah mereka akan beriman selain kepada Al- Qur‟an tersebut” 32                        “Ya Tuhanku, sesungguhnya engkau telah menganugerahkan kapadaku sebagian kerajaan dan telah mengajarkan kepadaku sebagian Ta’bir mimpi. 30 Kerajaan Saudi Arabia, Al- Qur’an dan Terjemahannya, Asy-syarif Medinah Munawarah. 9960: Q.S. al- Nisâ‟ 04 ayat: 140. 31 Q.S. Al- An‟âm 6 ayat: 68 32 Q.S. Al- A‟râf 7 Ayat: 185 Ya tuhan pencipta langit dan bumi. Engkaulah pelindungku didunia dan akhirat, wafatkanlah aku dalam keadaan islam dan gabungkanlah aku dengan orang- orang yang saleh” 33                                   “Dan orang mesir yang membelinya berkata kepada isterinya; berikanlah kepadanya tempat dan layanan yang baik, boleh jadi dia bermamfaat kepada kita atau kita pungut dia sebagai anak,”Dan demikian pulalah kami memberikan kedudukan yang baik kepada yusuf di muka bumi mesir, dan agar kami ajarkan kepadanya ta’bir mimipi. Dan Allah.swt berkuasa terhadap urusannya, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahuianya” 34                           “Dan demikianlah tuhanmu, memilih kamu untuk menjadi Rasulullah.saw dan di ajarkan-Nya kepadamu sebagian dari ta’bir mimpi dan disempurnakan-Nya nikmat kepadamu dan kepada keluarga yakqub, sebagaimana dia telah menyempurnakan nikmat-Nya kepada dua orang bapakmu sebelum itu, yaitu Ibrahim dan ishaq. Sesungguhnya tuhanmu maha mengetahui lagi maha bijaksana” 35 33 Q.S. Yusuf 12 ayat: 101 34 Q.S. Yusuf 12 ayat : 21 35 Q.S. Yusuf 12 ayat: 06                         “Sesungguhnya kepada kisah-kisah mereka itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al- Qur‟an itu bukanlah cerita yang di buat-buat, akan tetapi membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.” 36                                “Dan ingatlah ketika Rasulullah.saw membicarakan secara rahasia kepada salah seorang isteri-isterinya Hafshah suatu peristiwa. Maka tatkala hafshah menceritakan kepada aisyah dan Allah.swt memberitahukan pembicaraan kedua isteri rasul kepada Rasulullah.saw lalu beliau memberitahukan sebagian yang lain kepada hafshah. Maka tatkala Rasulullah.saw memberitahukan kepada kedua isterinya lalu hafsha bertanya; siapakah yang telah member tahukan kepadamu? Rasulullah.sawmenjawab; Allah.swt telah memberitahukan kepadaku yang maha mengetahui” 37                          36 Q.S. Yusuf 12 ayat: 11 37 Q.S. At-Tahrim 66 ayat: 3                “Dimana saja kamu berada, kematian akan menghampirimu, kendatipun kamu dalam benteng yang tinggih dan kokoh. Dan jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan; ”Ini adalah dari sisi Allah.swt”, dan kalau mereka di timpa sesuatu bencana mereka mengatakan” ini datangnya dari sisi kamu Muhammad.saw ”katakanlah” semunya datang dari sisi Allah.swt“ maka mengapa orang-orang tersebut munafik hampir tidak memahami sedikit pembicaraan” 38                                     “Allah.swt telah menurunkan perkataan yang paling baik yaitu Al-Quran yang serupa mutu ayat-ayatnya lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah.swt, Itulah petunjuk Allah,swt dengan kitab itu, dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. dan barangsiapa yang disesatkan Allah.swt niscaya tidak ada baginya seorang pemimpinpun.” 39               “Pada hari itu orang kafir dan orang-orang yang mendurkahai rasul, ingin selalu mensamaratakan dengan rata,dan mereka tidak dapat menyembunyikan sesuatu kejadian apapun .” 40 38 Q.S. Al- Nisâ‟4 ayat: 78 39 Q.S. Al-Zumar 39 ayat: 23 40 Q.S. Al-Nisâ ‟4 ayat: 42                    “Allah.swt tidak ada tuhan selain dia. Sesungguhnya dia akan mengumpulkan kamu hari Qiamat, yang ada keraguan terjadinya. Dan siapakah yang lebih benar perkataannya dari p ada Allah.swt.” 41              “Itulah ayat-ayat Allah.swt yang kami membacakannya kepadamu dengan sebenarnya; maka dengan perkataan manakah lagi mereka akan beriman sesudah kalam Allah.swt dan keterangan-keterangan- Nya” 42     -    “Maka, apakah kamu merasa heran terhadap pemberitaan ini dan kamu mene tertawakan dan tidak menangis?” 43            “Maka apakah barangkali kamu akan membunuh dirimu karena bersedih hati setelah mereka berpaling, Sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini” 44     “Apakah kamu menganggap remeh saja al-Qur’an ini?” 45 41 Q.S. An-Nisâ ‟4, ayat: 87 42 Q.S. Al-Jâtsiyah 45 ayat: 6 43 Q.S. Al-Najm 53ayat: 59-60 44 Q.S. Al-Kahfi 18 ayat: 6. 45 Q.S. Al-Wâ qi‟ah 56 ayat: 81.       “Maka dia pergi dengan diam-diam menemui keluarganya, kemudian di bawanya daging anak sapi gemuk” 46     “Sudah datangkah kepadamu berita tentang hari pembalasan?” 47       “Maka hendaklah mereka mendatangkan kalimat yang semisal al-Quran itu jika mereka orang- orang yang benar” 48     “Sudahkah datang kepadamu berita kaum-kaum penentang?” 49     “Apakah telah sampai kepadamu kisah musa?” 50            “Maka serahkanlah Ya Muhammad.saw kepada-Ku urusan orang-orang yang mendustakan hadis ini al-Quran. nanti kami akan menarik mereka dengan berangsur-angsur ke arah kebinasaan dari arah yang tidak mereka ketahui” 46 Q.S. Al-Dzâriyât 51 ayat: 24. 47 Q.S. Al-Ghasyiyah 88 ayat: 01. 48 Q.S. Al-thûr 52 ayat: 34. 49 Q.S. Al-Burûj 85 ayat: 17. 50 Q.S. Thâhâ 20 ayat: 9. Dengan ayat dan posisi yang sama, disebutkan dalam surah 79 ayat: 15. 51 Q.S. Al-Qalâm:68 ayat: 44 Kata hadis dalam al- Qur‟an mempunyai banyak makna, namun makna- makna tersebut sangat konteras dengan temuan dari beberapa kamus sebelumnya. Adapun makna hadis dalam al- Qur‟an adalah: “Berita-cerita atau komunikasi, religius, kisah-risalah, dari masa lampau ataupun masa kini. 52 Tabir mimpi, kejadian atau peristiwa, keterangan, al- Qur‟an, diam-diam.

B. Kajian Terminologi Sunnah dan Hadis

1. Definisi Sunnah Prespektif Ulama Salafi