20
i. Hasrat untuk belajar
Hasrat untuk belajar, berarti ada unsur kesengajaan, ada maksud untuk belajar. hal ini akan lebih baik, bila dibandingkan segala sesuatu kegiatan
tanpa maksud. Hasrat untuk belajar berarti pada diri anak didik memang ada motivasi untuk belajar, sehingga sudah barang tentu hasilnya akan
lebih baik. j.
Minat Di depan sudah diuraikan bahwa soal motivasi sangat erat
hubungannya dengan unsur minat. Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat sehingga tepatlah kalau minat merupakan alat motivasi
yang pokok. Proses belajar itu akan berjalan lancar kalau disertai dengan minat. Mengenai minat ini antara lain dapat dibangkitkan dengan cara-cara
sebagai berikut: 1 Membangkitkan adanya suatu kebutuhan
2 Menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang lampau 3 Memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik
4 Menggunakan berbagai macam bentuk mengajar
29
k. Tujuan yang diakui
Rumusan tujuan yang diakui dan di terima baik oleh siswa, akan merupakan alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan memahami
tujuan yang harus di capai, karena di rasa sangat berguna dan menguntungkan, sehingga akan menimbulkan gairahuntuk terus belajar.
Tujuan pengajaran yang akan di capai sebaiknya guru beritahukan kepada anak didik, sehingga anak didik dapat memberikan alternatif tentang pilihan
tingkah laku yang mana yang harus di ambil guna menunjang tercapainya rumusan tujuan pengajaran. Anak didik berusaha mendengarkan penjelasan guru
atau tugas yang akan diselesaikan oleh anak didik untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Perilaku anak didik jelas dan terarah tanpa
ada penyimpangan yang berarti.
30
29
Sardiman, op. cit.,h. 91
21
B. Strategi Belajar
1. Pengertian Strategi
Secara harfiah, kata “strategi” dapat diartikan sebagai seni art melaksanakan stratagem yakni siasat atau rencana, sedangkan menurut Reber,
mendefinisikan strategi sebagai rencana tindakan yang terdiri atas seperangkat langkah untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan.
Dalam perspektif psikologi, kata strategi yang berasal dari bahasa Yunani itu, berarti rencana tindakan yang terdiri atas seperangkat langkah untuk
memecahkan masalah atau mencapai tujuan Reber,1988. Seorang56 pakar psikologi pendidikan Australia, Miechael J. Lawson 1991 mengartikan strategi
sebagai prosedur mental yang berbentuk tatanan langkah yang menggunakan upaya ranah cipta untuk mencapai tujuan tertentu.
31
Menurut Drs. Syaiful Bahri Djamarah, strategi merupakan sebuah cara atau sebuah metode, sedangkan secara umum strategi memiliki pengertian suatu
garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan.
32
Secara umum strategi mempunyai pengertian sebagai suatu garis besar haluan dalam bertindak untuk mencapai sesuatu yang telah ditentukan.
Dihubungkan dengan belajar-mengajar, strategi bisa diartikan sebagai pola umum kegiatan guru-murid dalam perwujudan kegiatan belajar-
mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan. Istilah strategi mula-mula dipakai di kalangan militer dan diartikan sebagai
seni dalam merancang operasi peperangan, terutama yang erat kaitannya dengan gerakan pasukan dan navigasi ke dalam posisi perang yang di pandang paling
menguntungkan untuk memperoleh kemenangan. Penetapan strategi tersebut harus didahului oleh analisis kekuatan musuh
yang meliputi jumlah, personal, kekuatan persenjataan, kondisi lapangan, posisi musuh, dan sebagainya. Dalam perwujudannya, strategi itu akan dikembangkan
30
Syaiful Bahri Djamarah, op. cit., h. 134
31
Muhibbin Syah, M.Ed, op. cit., h. 214
32
Syaiful Bahri Djamaroh, Aswan Zain, op. cit., h. 5
22
dan dijabarkan lebih lanjut menjadi tindakan-tindakan nyata dalam medan pertempuran.
33
2. Strategi Dasar Belajar Mengajar
Menurut Newman dan Logan, stategi dasar arti setiap usaha meliputi empat masalah yaitu:
a. Pengidentifikasian dan penetapan spesifikasi dan kualifikasi hasil yang
harus dicapai dan menjadi sasaran usaha tersebut, dengan mempertimbangkan aspirasi masyarakat yang memerlukannya.
b. Pertimbangan dan pemilihan pendekatan utama yang ampuh untuk
mencapai sasaran. Pertimbangan dan penetapan langkah-langkah yang ditempuh sejak awal sampai akhir.
c. Pertimbangan dan penetapan tolak ukur dan ukuran buku yang akan
digunakan untuk menilai keberhasilan usaha yang dilakukan. Kalau diterapkan dalam konteks pendidikan, keempat strategi dasar
tersebut bisa diterjemahkan menjadi: a.
Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku dan kepribadian peserta didik sebagaimana
yang diharapkan. b.
Memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup masyarakat.
c. Memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik belajar
mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan oleh para guru dalam kegiatan mengajarnya.
d. Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau criteria
dan standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam melakukan evaluasi hasil kegiatan belajar mengajar, yang
selanjutnya menjadi umpan balik bagi penyempurnaan sistem intruksional yang bersangkutan secara keseluruhan.
34
33
Abu Ahmadi, Drs. Joko Tri Prasetya. Strategi Belajar Mengajar, h. 11
34
Abu Ahmadi, Ibid. h. 12
23
3. Jenis-jenis Strategi Pembelajaran
Ada beberapa strategi pembelajaran yang dapat digunakan. Rowntree 1974 menjelaskan dalam
bukunya Wina Sanjaya “Strategi Pembelajaran
Berorientasi Standar Proses Pendidikan
” mengelompokkan ke dalam strategi
penyampaian-penemuan atau exposition-discovery learning, strategi pembelajaran kelompok dan strategi pembelajaran individu atau groups-individual learning.
Dalam strategi exposition, bahan pelajaran disajikan kepada siswa dalam bentuk jadi dan siswa dituntut untuk menguasai bahan tersebut. Roy Killen menyebutnya
dengan strategi pembelajaran langsung directinstruction, dikatakan strategi pembelajaran langsung karena dalam strategi ini materi pelajaran disajikan begitu
saja kepada siswa; siswa tidak dituntut mengolahnya kewajiban siswa adalalah menguasainya secara penuh. Dengan demikian, dalam strategi ekspositori guru
berfungsi sebagai penyampai informasi. Berbeda dengan strategi discovery, dalam strategi ini bahan pelajaran dicari dan ditemukan sendiri oleh siswa melalui
berbagai aktivitas sehingga tugas guru lebih banyak sebagai fasilitator dan pembimbing bagi siswanya. Karena sifatnya yang demikian strategi inisering juga
dinamakan strategi pembelajaran tidak langsung. Strategi belajar individual dilakukan oleh siswa secara mandiri. Kecepatan, kelambatan dan keberhasilan
pembelajaran siswa sangat ditentukan oleh kemampuan individu siswa yang bersangkutan. Bahan pelajaran serta bagaimana mempelajarinya
didesain untuk
belajar sendiri. Contoh dari strategi pembelajaran ini adalah belajar melalui modul, atau belajar bahasa melalui kaset audio.
Berbeda dengan strategi pembelajaran individual, belajar kelompok dilakukan secara beregu. Sekelompok siswa diajar oleh seorang atau beberapa
orang guru. Bentuk belajar kelompok bisa dalam pembelajaran kelompok besar, atau bisa juga siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil. Strategi kelompok
tidak memperhatikan kecepatan belajar individual. Setiap individu dianggap sama. Oleh karena itu, belajar dalam kelompok siswa yang memiliki kemampuan tinggi
akan terhambat oleh siswa yang mempunyai kemampuan biasa-biasa saja; sebaliknya siswa yang memiliki kemampuan kurang akan merasa tergusur oleh
siswa yang mempunyai kemampuan tinggi.
24
Ditinjau dari cara penyajian
dan cara pengolahannnya, strategi pembelajaran juga dapat dibedakan antara strategi pembelajaran deduktif dan
strategi pembelajaran induktif. Strategi pembelajaran deduktif adalah strategi pembelajaran yang dilakukan dengan mempelajari konsep-konsep terlebih dahulu
untuk kemudian dicari kesimpulan dan ilustrasi-ilustrasi; atau bahan pelajaran yang dipelajari dimulai dari hal-hal yang abstrak, kemudian secara perlahan-
perlahan menuju hal yang konkret. Strategi ini disebut juga strategi pembelajaran dari umum ke khusus. Sebaliknya dengan strategi induktif, pada strategi ini bahan
yang dipelajari dimulai dari hal-hal yang konkret atau contoh-contoh yang kemudian secara perlahan siswa dihadapkan pada materi yang kompleks. Strategi
ini sering dinamakan strategi pembelajaran dari khusus ke umum.
35
4. Prinsip
-prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran dalam Proses Pendidikan
Yang dimaksud dengan prinsip-prinsip dalam bahasan ini adalah hal-hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan pembelajaran. Prinsip umum
penggunaan strategi pembelajaran adalah bahwa tidak semua strategi pembelajaran cocok digunakan untuk mencapai semua tujuan dan semua keadaan.
Setiap strategi mempunyai kekhasan sendiri-sendiri. Oleh sebab itu, guru perlu memahami prinsip-prinsip umum penggunaan strategi pembelajaran sebagai
berikut: a.
Berorientasi pada Tujuan Dalam sistem pembelajaran tujuan merupakan komponen yang
utama. Segala aktivitas guru dan mencapai mencapai siswa, diupayakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Inisangat
penting, sebab mengajar adalah proses bertujuan. Oleh karenanya keberhasilan suatu strategi pembelajaran dapat ditentukan dari
keberhasilan siswa mencapai tujuan pembelajaran.
35
Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami, Bandung: PT Refika Aditama,2009, h. 1