3. Temuan pemeriksaan harus didasarkan pada bukti kompeten yang cukup dan
berdasarkan ketentuan perundang-undangan perpajakan 4.
Pemeriksaan dilakukan oleh suatu tim pemeriksa pajak yang terdiri dari seorang supervisor, seorang ketua tim dan seorang atau lebih anggota tim.
5. Tim pemeriksa pajak tersebut dapat dibantu oleh seorang atau lebih yang
memiliki keahlian tertentu yang bukan merupakan pemeriksa pajak, baik yang berasal dari Direktorat Jenderal Pajak maupun yang berasal dari instansi luar
Direktorat Jenderal Pajak yang telah ditunjuk oleh Direktur Jenderal Pajak sebagai tenaga ahli seperti penerjemah bahasa, ahli dibidang teknologi dan
informasi, dan pengacara. 6.
Apabila diperlukan, pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dapat dilakukan secara bersama-sama dengan tim
pemeriksa dari instansi lain. 7.
Pemeriksaan dapat dilaksanakan di kantor Direktorat Jenderal Pajak, tempat kegiatan usaha atau pekerjaan bebas Wajib Pajak, tempat tinggal wajib pajak,
atau di tempat lain yang dianggap perlu oleh Pemeriksa Pajak. 8.
Pemeriksaan dilakukan pada jam kerja dan apabila diperlukan dapat dilanjutkan dapat dilanjutkan di luar jam kerja.
9. Pelaksanaa pemeriksaan disokumentasikan dalam bentuk kertas kerja
pemeriksaan.
3. Kertas Kerja Pemeriksaan Pasal 9
Kegiatan pemeriksaan untuk mengujin kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan harus didokumentasikan dalam bentuk Kertas Kerja Pemeriksaan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 huruf i dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Kertas Kerja Pemeriksaan wajib disusun oleh Pemeriksa Pajak dan berfungsi
sebagai : 2.
Bukti bahwa pemeriksaan telah dilaksanakan sesuai standar pelaksanaan pemeriksaan.
3. Bahan dalam melakukan Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan dengan Wajib
Pajak mengenai temuan pemeriksaan. 4.
Dasar pembuatan Laporan Hasil Pemeriksaan. 5.
Sumber data atau informasi bagi penyelesaian keberatan dan banding yang diajukan oleh wajib pajak.
6. Referensi untuk pemeriksaan berikutnya.
7. Kertas Kerja Pemeriksaan harus memberikan gambaran mengenai :
8. Prosedur pemeriksaan yang dilaksanakan.
9. Data, keterangan, danatau bukti yang diperoleh.
10. Pengujian yang telah dilakukan; dan
11. Simpulan dalam hal-hal lain yang dianggap perlu yang berkaitan dengan
pemeriksaan.
4. Standar Pelaporan Hasil Pemeriksaan Pasal 10
Kegiatan pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan harus dilaporkan dalam bentuk Laporan Hasil Pemeriksaan yang
disusun sesuai standar pelaopran hasil pemeriksaan, yaitu :
1. Laporan Hasil Pemeriksaan disusun secara ringkas dan jelas, memuat ruang
lingkup atau pos-pos yang diperiksa sesuai dengan tujuan Pemeriksaan, memuat simpulan pemeriksa pajak yang didukung temuan yang kuat tentang
ada atau tidak adanya penyimpangan terhadap peraturan perundang-undangan perpajakan, dan memuat pula pengungkapan informasi lain yang terkait
dengan pemeriksaan 2.
Laporan Hasil Pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan antara lain mengenai :
a Penugasan Pemeriksaan
b Identitas Wajib Pajak
c Pembukuan atau pencatatan Wajib Pajak
d Pemenuhan kewajiban perpajakan
e Datainformasi yang tersedia
f Buku atau dokumen yang dipinjam
g Materi yang diperiksa
h Uraian hasil pemeriksaan
i Ikhtisar hasil pemeriksaan
j Penghitungan pajak terutang
k Simpulan dan usul Pemeriksa Pajak
H. Norma Pemeriksaan Pajak