Norma Pemeriksaan Pajak Pemeriksaan Pajak Sebagai Tindakan Pengawasan Atas Pelaksanaan Sistem Self Assessment Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia

1. Laporan Hasil Pemeriksaan disusun secara ringkas dan jelas, memuat ruang lingkup atau pos-pos yang diperiksa sesuai dengan tujuan Pemeriksaan, memuat simpulan pemeriksa pajak yang didukung temuan yang kuat tentang ada atau tidak adanya penyimpangan terhadap peraturan perundang-undangan perpajakan, dan memuat pula pengungkapan informasi lain yang terkait dengan pemeriksaan 2. Laporan Hasil Pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan antara lain mengenai : a Penugasan Pemeriksaan b Identitas Wajib Pajak c Pembukuan atau pencatatan Wajib Pajak d Pemenuhan kewajiban perpajakan e Datainformasi yang tersedia f Buku atau dokumen yang dipinjam g Materi yang diperiksa h Uraian hasil pemeriksaan i Ikhtisar hasil pemeriksaan j Penghitungan pajak terutang k Simpulan dan usul Pemeriksa Pajak

H. Norma Pemeriksaan Pajak

Berdasarkan pasal 29 ayat 2 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007, untuk keperluan pemeriksaan harus memilki tanda pengenal pemeriksa dan dilengkapi dengan Surat Perintah Pemeriksaan SPP serta memperlihatkan kepada wajib pajak yang diperiksa. Di dalam penjelasan pasal 29 ayat 2 Undang- Undang No.282007, dijelaskan tentang kewajiban pemeriksa pajak yaitu pemeriksaan dilaksanakan oleh petugas pemeriksa harus memilki tanda pengenal identitasnya. Oleh karena itu, petugas pemeriksa harus memilki tanda pengenal pemeriksa dan dilengkapi dengan Surat Perintah Pemeriksaan, serta memperlihatkannya kepada wajib pajak yang diperiksa. Petugas pemeriksa harus menjelaskan tujuan dilakukan pemeriksaan kepada wajib pajak. Petugas pemeriksa harus telah mendapat pendidikan teknis yang cukup dan memiliki keterampilan sebagai pemeriksa pajak. Dalam menjalankan tugasnya, petugas pemeriksa harus bekerja dengan jujur, bertanggungjawab, penuh pengertian, sopan, dan objektif serta wajib menghindarkan diri dari perbuatan tercela. Pendapat dan simpulan petugas pemeriksa harus didasarkan pada bukti yang kuat dan berkaitan serta berlandaskan ketentuan peraturan perundang- undangan perpajakan. Petugas pemeriksa harus melakukan pembinaan kepada wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

I. Laporan Hasil Pemeriksaan

Setiap pemeriksaan selalu diakhiri dengan pertanggungjawaban yaitu dengan menyusun laporan pemeriksaan. Dalam pemeriksaan pajak, pembuatan laporan pemeriksaan itu menjadi keharusan. Laporan ini akan mencerminkan watak dan profesionalisme pemeriksa. Selain itu, dalam laporan ini akan diketahui kekurangan yang ditemui oleh pemeriksa pajak dalam pembukuan atau diri wajib pajak. Kegiatan pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan harus dilaporkan dalam bentuk Laporan Hasil Pemeriksaan yang disusun sesuai standar pelaporan hasil pemeriksaan, yaitu : 1. Laporan Hasil Pemeriksaan disusun secara ringkas dan jelas, memuat ruang lingkup atau pos-pos yang diperiksa sesuai dengan tujuan Pemeriksaan, memuat simpulan pemeriksa pajak yang didukung temuan yang kuat tentang ada atau tidak adanya penyimpangan terhadap peraturan perundang-undangan perpajakan, dan memuat pula pengungkapan informasi lain yang terkait dengan pemeriksaan. 2. Laporan Hasil Pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan antara lain mengenai : a. Penugasan Pemeriksaan b. Identitas Wajib Pajak c. Pembukuan atau pencatatan Wajib Pajak d. Pemenuhan kewajiban perpajakan e. Datainformasi yang tersedia f. Buku atau dokumen yang dipinjam g. Materi yang diperiksa h. Uraian hasil pemeriksaan i. Ikhtisar hasil pemeriksaan j. Penghitungan pajak terutang k. Simpulan dan usul Pemeriksa Pajak

J. Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan dan Pembahasan Akhir Hasil