BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM
Sebagai mahluk hidup dan juga sosial manusia memerlukan fasilitas- fasilitas pribadi maupun fasilitas-fasilitas umum untuk dapat hidup sejahtera.
Fasilitas pribadi antara lain seperti : rumah, kendaraan, dan lain-lain. Sedangkan fasilitas umum antara lain seperti : jalan raya, jembatan, sarana tempat
peribadatan, sarana pendidikan, keamanan, dan fasilitas-fasilitas umum lainnya. Dengan demikian semakin besar dan semakin banyak kepentingan bersama yang
diinginkan, maka semakin kompleks juga cara merealisasikannya, seperti bagaimana cara mengumpulkan dana, kapan waktu yang tepat mengumpulkan
dana, kepada siapa dana tersebut diminta, dan siapa yang akan melaksanakan pengumpulan dana tersebut.
Dan dalam hal ini pajak merupakan salah satu sumber utama penerimaan pemerintahan dalam membiayai pembangunan nasional. Sejak di berlakukannya
reformasi perpajakan tahun 1983, maka system perpajakan yang sebelumnya adalah official assessment system yaitu suatu system pemungutan pajak yang
memberikan wewenang kepada pemerintah untuk menentukan besarnya pajak
terutang oleh wajib pajak menjadi self assesment system.
Self Assesment System adalah sebuah sistem pemungutan pajak yang memberikan kepercayaan kepada
masyarakat wajib pajak untuk menghitung, memperhitungkan, membayar dan
melaporkan sendiri pajak yang terutang. Sistem
pemungutan pajak tersebut mempunyai arti bahwa penentuan penetapan besarnya
pajak yang terutang dipercayakan kepada Wajib Pajak sendiri dan melaporkannya
secara teratur jumlah pajak yang terutang dan yang telah dibayar sebagaimana
ditentukan dalam peraturan perundang-undangan perpajakan. Namun hal ini tidak
efektif bila tidak dilakukan dengan pengontrolan secara teratur yang dilakukan oleh aparat pajak dengan cara melakukan pengawasan secara langsung terhadap
wajib pajak. Dan dengan kata lain wajib pajak dapat berperan aktif dalam menentukan keberhasilan sistem perpajakan tersebut.
Pengawasan merupakan aktivitas penting dalam manajemen pemerintahan. Pengawasan bukan dimaksudkan mencari kesalahan, tetapi untuk menemukan
penyimpangan atas pelaksanaan suatu pekerjaan, sehingga bisa dilakukan tindakan korektif. Dengan adanya tindakan korektif, maka pekerjaan yang
dilakukan akan sesuai dengan rencana. Di dalam sistem self assessment tidak semua Surat Pemberitahuan SPT
dilakukan pemeriksaan pajak, kriteria SPT yang dilakukan pemeriksaan pajak adalah SPT lebih bayar. Surat Pemberitahuan SPT adalah surat yang oleh Wajib
Pajak digunakan untuk melaporkan perhitungan dan pembayaran pajak yang terutang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan
Mardiasmo, 2003:17. Dengan kuasa pasal 17 C undang-undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, pemeriksaan
terhadap Wajib Pajak yang SPT nya menyatakan lebih bayar akan dikurangi jumlahnya, sehingga pemeriksaan dapat lebih diarahkan kepada wajib pajak yang
tingkat kepatuhannya rendah tersebut atau menjadi wajib pajak yang memenuhi kriteria tertentu.
Kriteria pemeriksaan pajak merupakan kebijakan pemeriksaan pajak dari Direktorat Jenderal Pajak, seperti yang dituangkan dalam surat edaran Direktur
Jenderal Pajak nomor SE-10PJ.72004, kriteria pemeriksaan adalah 1.
Pemeriksaan Rutin dapat dilakukan dalam hal : a.
Wajib Pajak orang pribadi atau badan yang menyampaikan SPT TahunanSPT Masa yang menyatakan lebih bayar
b. SPT Tahunan PPh pajak penghasilan Wajib Pajak menyatakan rugi tidak
lebih bayar c.
Wajib Pajak orang pribadi atau badan tidak menyampaikan SPT TahunanMasa dalam jangka waktu yang telah ditentukan dan setelah
ditegur secara tertulis tidak menyampaikan SPT pada waktunya sebagaimana ditentukan dalam surat teguran.
d. Wajib Pajak orang pribadi atau Badan melakukakn kegiatan membangun
sendiri yang pemenuhan kewajiban PPN Pajak Pertambahan Nilai atas kegiatan tersebut patut diduga tidak dilaksanakan sebagaimana mestinya.
2. Pemeriksaan Kriteria seleksi terdiri dari :
a. Kriteria seleksi dilaksanakan apabila SPT Tahunan PPh Wajib Pajak
Orang Pribadi atau Badan terpilih untuk diperiksa berdasarkan kriteria seleksi
b. Kriteria seleksi lainnya dilaksanakan apabila SPT Tahunan PPh Wajib
Pajak Orang Pribadi dan Badan terpilih untuk diperiksa secara komputerisasi.
3. Pemeriksaan khusus dapat dilakukan dalam hal :
a. Adanya dugaan melakukan tindak pidana
b. Pengaduan masyarakat, termasuk melalui pos 5000
c. Terdapat data baru atau data semula yang belum terungkap yang dilakukan
melelui pemeriksaan ulang Direktur Jenderal Pajak d.
Permintaan wajib pajak e.
Pertimbangan Direktur Jenderal Pajak f.
Untuk memperoleh informasi dan atau data tertentu dalam rangka pelaksanaan peraturan perundang-undangann perpajakan
4. Pemeriksaan bukti permulaan dapat dilakukan :
Apabila ditemukan adanya indikasi tindak pidana dibidang perpajakan berdasarkan hasil analisis data, informasi, laporan, pengaduan, laporan
pengamatan atau laporan pemeriksaan pajak. Praktek Kerja Lapangan Mandiri PKLM adalah metode latihan
operasional dimana penulis dilatih secara langsung untuk meningkatkan pengetahuan dan mengembangkan keterampilan etika pekerjaan, sikap, tugas, dan
tanggung jawab seta kesempatan ,untuk menerapakan ilmu pengetahuan yang diperolah selama masa prkuliahan secara khusus penulis ingin mengetahui
seberapa besar tingkat kepetuhan masyarakat memenuhi kewajiban perpajakannya. Kemudian penulis ingin mengetahui kinerja Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Medan Polonia dalam melakukan pemeriksaan dan pengaruh pemeriksaan terhadap peningkatan kepatuhan Wajib Pajak dan penerimaan pajak.
Dari permasalahan tersebut penulis tertarik untuk melakukan PKLM dengan
mengangkat judul “PEMERIKSAAN PAJAK SEBAGAI TINDAKAN PENGAWASAN ATAS PELAKSANAAN SISTEM SELF ASSESSMENT
PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN POLONIA”.
B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM