Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN Ketentuan Pemeriksaan Pajak

f. Mengajukan pengaduan apabila kerahasiaan usaha dibocorkan kepada pihak lain yang tidak berhak memperoleh lembar asli berita acara penyegelan apabila pemeriksa pajak melakukan penyegelan atas tempat atau ruangan tertentu

9. Kewajiban Wajib Pajak apabila dilakukan pemeriksaan

a. Memperlihatkan atau meminjamkan buku, catatan, atau dokumen yang menjadi dasarnya dan dokumen lainnya yang berhubungan dengan penghasilan yang diperoleh, kegiatan usaha, pekerjaan bebas WP atau objek yang terutang pajak. b. Memberi kesempatan kepada pemeriksa untuk memasuki tempat atau ruangan yang dipandang perlu oleh pemeriksa dan membantu guna kelancaran pemeriksaan. c. Memberikan keterangan yang diperlukan.

D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM

Praktik Kerja Lapangan Mandiri dilaksanakan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia. Kegiatan yang diteliti pada Praktik Kerja Lapangan Mandiri adalah : 1. Pelaksanaan sistem self assessment. 2. Prosedur dan Tata Cara Pelaksanaan Pemeriksaan Pajak. 3. Tingkat kesadaran masyarakat dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. 4. Faktor-faktor yang menyebabkan tindakan pemeriksaan.

E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM

Adapun sumber-sumber data yang diperlukan penulis untuk mendukung pembuatan laporan ini adalah :

1. Tahap Persiapan

Pada tahap ini penulis melakukan berbagai persiapan dimulai dari penentuan tempat di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia. Mencari bahan untuk pembuatan proposal, hingga pada konsultasi pada pihak dosen. 2. Studi Literatur Penulis mencari berbagai sumber-sumber bacaan seperti buku-buku, undang- undang, dan literatur yang berhubungan dengan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia. 3. Observasi Lapangan Penulis melakukan pengamatan langsung dan pencatatan secara sistematis terhadap data yang ada pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia. 4. Pengumpulan Data Yaitu dengan mencari serta mengumpulkan data mengenai topik yang ajkan dibahas yang tersedia pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia. 5. Analisis data dan Evaluasi Setelah seluruh data terkumpul maka dilaksanakan analisa dan evaluasi data. Teknik analisis data yang digunakan adalah dengan menghitung dan menganalisa data yang diperoleh di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia.

F. METODE PENGUMPULAN DATA

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data berupa :

1. Wawancara

Yaitu dengan mengadakan pembicaraan langsung kepada pihak KPP Medan Polonia.

2. Observasi

Yaitu dilakukan dengan pengamatan langsung atas kegiatan yang dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia.

3. Dokumentasi

Yaitu dengan mengumpulkan teori-teori, data-data mengenai pemeriksaan yang ada di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia.

G. SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN

Adapun yang menjadi sistematika dalam penyusunan tugas akhir adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini akan dibahas latar belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM, Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM, Ruang lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM, Metode pengumpulan data, dan Sistematika Penul,isan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM

BAB II GAMBARAN UMUM KPP MEDAN POLONIA

Dalam bab ini akan dibahas sejarah singkat KPP Medan Polonia, struktur organisasi,uraian tugas pokok dan fungsi Serta gambaran pegawai.

BAB III GAMBARAN DATA PEMERIKSA PAJAK

Dalam bab ini penulis menguraikan pengertian-pengertian secara teoritis dan teori-teori yang berkaitan dengan pemeriksa pajak, jangka waktu pemeriksaan.

BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI

Dalam bab ini akan dibahas penyebab-penyebab dilakukannya tindakan pemeriksaan pajak oleh fiskus, Prosedur dan Tata Cara Pelaksanaan Pemeriksaan Pajak, usaha-usaha yang dilakukan untuk menanggulangi masalah Wajib Pajak yang tidak atau kurang patuh, dan upaya-upaya untuk mengoptimalkan kepatuhan wajib pajak dalam tindakan pemeriksaan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan mengenai masalah yang diangkat sebagai judul penulis dan saran terhadap pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM agar lebih baik dimasa yang akan dating. DAFTAR PUSTAKA BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM

A. Gambaran Umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia

1. Sejarah Umum Kantor Pelayanan Pajak Medan Polonia

Sejarah umum dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia dimulai pada masa penjajahan belanda, Kantor Pelayanan Pajak disebut Belasting, yang kemudian setelah kemerdekaan diubah menjadi Kantor Inspeksi Keuangan. Kemudian berubah lagi menjadi Kantor Inspeksi Pajak dengan induk organisasinya Direktorat Jenderal Pajak Keuangan Republik Indonesia. Sebelum tahun 1967, Kantor Pelayanan Pajak bernama Kantor Inspeksi Pajak Medan dan oleh pemerintah dipecah menjadi dua bagian yaitu : a. Kantor Inspeksi Pajak Medan Utara yang berlokasi di Jl. Suka Mulia No. 17 A b. Kantor Inspeksi Pajak Selatan yang berlokasi di Jl. Diponegoro No.30 A Sebelum Indonesia merdeka, masa pajak ini dikelola oleh pemerintah hindia Belanda yang segala sesuatu peraturannya diatur sesuai peraturan yang berlaku di Belanda. Setelah Indonesia merdeka maka peraturan dan Undang- undang tentang perpajakan disesuaikan dengan iklim dan kebudayaan Indonesia. Pada tahun 1978 Kantor Pelayanan Pajak masih disebut Kantor Inspeksi Pajak. Pada saat itu hanya ada dua Kantor Inspeksi Pajak yaitu : Kantor Inspeksi Pajak Medan Selatan dan Kantor Inspeksi Pajak Kisaran. Dengan pertumbuhan ekonomi penduduk maka pemerintah mendirika Kantor Inspeksi Pajak Medan Barat. Untuk menetapkan pelayanan pajak yang akan diberikan kepada masyarakat umum, khususnya kepada Wajib Pajak maka berdasarkan keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 276KMK011987 tentang organisasi dan Tata Usaha Direktorat Jenderal Pajak, maka Kantor Inspeksi Pajak diubah menjadi Kantor Pelayanan Pajak Binjai KM 7,5. Pada tanggal 1 April 1979 Kantor Inspeksi Pajak diseluruh Indonesia diubah namanya menjadi Kantor Pelayanan Pajak KPP. Untuk wilayah medan, Kantor Pelayanan Pajak dibagi menjadi dua bagian yaitu : 1. Kantor Pelayanan Pajak Medan Utara yang berlokasi di Jl. Suka Mulia No.17 A 2. Kantor Pelayanan Pajak Medan Selatan yang berlokasi di Jl. Diponegoro No.30 A Sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 443KMK 012001 tanggal 23 Juli 2001 tentang organisasi dan tata kerja Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak, Kantor Pelayanan Pajak, Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan, Kantor Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak dan Kantor Penyuluhan dan Pengamatan Potensi Perpajakan, sehingga Kantor Pelayanan Pajak di Medan dibagi menjadi enam KPP yaitu : 1. KPP Medan Belawan 2. KPP Medan Selatan 3. KPP Medan Timur 4. KPP Medan Binjai 5. KPP Medan Kota 6. KPP Medan Polonia KPP Medan Polonia berdiri pada awal tahun 2002 yang mana merupakan pemecahan dari KPP Medan Barat yang terletak di Jl. Sukamulia dengan tujuan untuk mengembangkan kantor wilayah kerja. KPP Medan Polonia ini mencakup 5 Kecamatan yaitu : 1. Kecamatan Medan Maimun 2. Kecamatan Medan Polonia 3. Kecamatan Medan Baru 4. Kecamatan Medan Selayang 5. Kecamatan Medan Tuntungan Sesuai dengan surat edaran No. SE-19PJ2007 tentang Persiapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern pada Kantor Wilayah DJP dan pembentukan Kantor Pelayanan Pajak Pratama seluruh Indonesia tahun 2007- 2008. KPP Pratama adalah jenis KPP sebagaimana terdapat pada Peraturan Menteri Keuangan No. 132PMK2006. KPP Pratama dibagi menjadi KPP Pratama induk dan KPP Pratama pecahan. Pada tanggal 19 Mei 2008 Menteri Keuangan mengeluarkan Keputusan dengan No. Kep.95PJ2008 tentang Kantor Pelayanan Pajak menjadi Kantor Pelayanan Pajak Pratama yang terdiri dari : 1. KPP Pratama Binjai 2. KPP Pratama Medan Barat 3. KPP Pratama Medan Belawan 4. KPP Pratama Medan Kota 5. KPP Pratama Medan Petisah 6. KPP Pratama Medan Polonia 7. KPP Pratama Medan Timur 8. KPP Pratama Lubuk Pakam Berdasarkan surat-surat Keputusan tersebut maka Kantor Pelayanan Pajak Medan Polonia berubah menjadi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia yang beralamat di Jl. Diponegoro No. 30 A Medan. Kantor Pelayanan Pajak Medan Polonia adalah sebagai institusi pemerintah yang bertujuan sebagai pelayanan pajak yang professional dengan kinerja yang baik dan yang dapat dipercaya untuk meningkatkan penerimaan negara untuk meningkatkan penerimaan negara dari sektor pajak di Lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Sumatera Utara I. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia menggunakan Logo Direktorat Jenderal Pajak sebagai logo perusahaan, dikarenakan seluruh Kantor Pelayanan Pajak Pratama berada dibawah naungan Direktorat Jenderal Pajak. Makna dari keseluruhan lambang logo tersebut adalah ungkapan suatu daya yang mempersatukan dengan menyerasikan dalam gerak kerja untuk melaksanakan tugas Departemen Keuangan.

B. Struktur Organisasi dan Deskripsi Tugas KPP Pratama Medan Polonia

a. Struktur Organisasi KPP Pratama Medan Polonia

Setiap instansi atau perusahaan satu organiusasi dalam fungsi dan tugasnya masing-masing, sedangkan definisi struktur organisasi itu adalah kerangka yang menyeluruh menghubungkan suatu organisasi dan menerapkan hubungan yang ditetapkan. Berddasarkan keputusan Presiden RI No.23 tahun 1997 tentang perubahan keputusan Presiden No.15 tahun 1984 tentang susunan suatu organisasi Departemen, maka Direktorat Jenderal Pajak terdiri dari susunan sebagai berikut: i. Sekretariat Direktorat Jenderal Pajak ii. Direktorat Perencanaan dan Potensi Perpajakan iii. Direktorat Peraturan Perpajakan iv. Direktorat Hubungan Perpajakan Internasional v. Direktorat Pajak Penghasilan vi. Direktorat Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak tidak langsung lainnya vii. Direktorat Pajak Bumi dan Bangunan viii. Direktorat Pemeriksas Pajak ix. Pusat Penyuluhan Perpajakan x. Pusat Pengolahan Data dan Informasi Perpajakan xi. Pusat Pendidikan dan Latihan Perpajakan Sedangkan Kantor Pelayanan Pajak adalah sebagai berikut : a. Sub Bagian Umum b. Seksi Ekstensifikasi c. Seksi Pengolahan Data dan Informasi d. Seksi Penagihan e. Seksi Pengawasan dan Konsultasi f. Seksi Pemeriksaan g. Kelompok Fungsional h. Seksi Pelayanan i. Unit Fiskal Luar Negeri Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia memakai struktur organisasi garis staff yang dipakai oleh kepala Kantor Wilayah I Direktorat Jenderal Pajak Sumatera bagian Utara, dimana semua pegawainya merupakan Pegawai Negeri Sipil Departemen Keuangan RI.

b. Deskripsi Tugas Bidang Kerja KPP

1. Kepala Kantor

Mengingat KPP Pratama merupakan penggabungan dari KPP, KPPBB, dan Karikpa maka kepala kantor KPP Pratama mempunyai tugas mengkoordinasi pelaksanaan penyuluhan, pelayanan, dan pengawasan wajib pajak dibidang Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah, dan Pajak tidak langsung lainnya, Pajak Bumi dan Bangunan, dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan dalam wilayah wewenangnya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Sub Bagian Umum

Sub bagian umum mempunyai tugas membantu dan menunjang kelancaran tugas kantor dalam mengkoordinasikan tugas dan fungsi pelayanan kesekretariatan terutama melakukan urusan tata usaha, kepegawaian, keuangan dan rumah tangga. 3. Seksi Ekstensifikasi Seksi ekstensifikasi mempunyai tugas melakukan urusan tata usaha wajib pajak, penerimaan dan pengecekan Surat Pemberitahuan SPT tahunan serta penerbitan Surat Ketetapan Pajak SKP. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut seksi ini mempunyai fungsi dalam pendaftaran wajib pajak, penatausahaan penerimaan dan pengecekan SPT, pengurusan kearsipan berkas wajib pajak, menangani masalah-masalah PBB.

4. Seksi Pengolahan Data dan Informasi

Memiliki tugas dalam hal pengumpulan, pengolahan data, penyajian informasi perpajakan, perekaman dokumen perpajakan, urusan tata usaha penerimaan perpajakan, pengalokasian, dan penatausahaan bagi hasil Pajak Bumi dan Bangunan dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan, pelayanan dukungan teknis computer, pemantauan aplikasi e-SPT dan e- Filling dan penyiapan laporan kinerja.

5. Seksi Penagihan

Memiliki yugas dalam hal pelaksanaan dan penatausahaan penagihan aktif, piutang pajak, penundaan dan angsuran tunggakan pajak dan usulan penghapusan piutang poajal sesuai ketentuan yang berlaku.

6. Seksi Pemeriksaan

Memiliki tugas dalam hal pelaksanaan penyusunan rencana pemeriksaan, pengawasan pelaksanaan aturan pemeriksaan, penerbitan dan penyaluran surat perintah pemeriksaan pajak serta administrasi pemeriksaan pajak lainnya.

7. Kelompok Fungsional

Kelompok fungsional yang terdiri atas Pejabat Fungsional Pemeriksa dan Pejabat Fungsional Penilai yang bertanggung jawab secara langsung kepada kepala KPP Pratama Medan Polonia. Dalam melaksanakan pekerjaannya, Pejabat Fungsional Pemeriksa berkoordinasi dengan seksi pemeriksaan sedangkan Pejabat Fungsional Penilai berkoordinasi dengan Seksi Ekstensifikasi.

8. Seksi Pelayanan

Memiliki tugas dalam hal penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan, pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan pengolahan surat pemberitahuan dan surat lainnya, penyuluhan perpajakan, pelaksanaan registrasi wajib pajak, serta kerjasama perpajakan sesuai ketentuan yang berlaku.

9. Seksi Pengawasan dan Konsultasi WASKON I, II, III, IV

Memiliki tugas dalam hal mengkoordinasikan pengawasan kepatuhan wajib pajak PPh, PPN dan PPnBM, PBB, BPHTB, dan pajak lainnya, bimbingan atau himbauan kepada wajib pajak dan konsultasi teknis perpajakan, penyusunan profil wajib pajak, analisa kinerja wajib pajak dalam rangka melakukan intensifikasi, dan melakukan evaluasi banding berdasarkan ketentuan yang berlaku. Dalam satu KPP terdapat 4 empat kepala seksi pengawasan dan konsultasi yang pembagian tugasnya didasarkan pada cakupan wilayah territorial tertentu.

10. Unit Fiskal Luar Negeri

Unit Fiskal Luar Negeri mempunyai tugas membeikan layanan fiskal luar negeri kepada warga negara yang berhak bepergian keluar negeri. Unit ini berada di Bandara Internasional Polonia Medan, dan bertugas setiap hari. BAB III GAMBARAN DATA PKLM

A. Ketentuan Pemeriksaan Pajak

Di dalam melakukan pemeriksaan pajak, pemeriksa pajak harus berdasarkan ketentuan Undang-Undang Perpajakan yang berlaku yang terdiri dari ketentuan formal dan ketentuan material. Ketentuan formal pemeriksaan berdasarkan Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, sedangkan ketentuan material berdasarkan Undang-Undang Pajak Penghasilan dan Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah. Ketiga undang-undang perpajakan tersebut, telah menngalami beberapa kali perubahan.

B. Dasar Hukum Pemeriksaan Pajak