Rule of Law Sesuai Aturan Hukum Consensus Orientation

82 kerja anggota dewan Kabupaten Karo ke daerah pemilihan sehingga tidak mengetahui secara jelas apa yang menjadi kebutuhan masyarakat Karo.

2.6. Rule of Law Sesuai Aturan Hukum

Penerapan prinsip good governance merupakan salah satu prasyarat dan indikator dari keberhasilan sistem demokrasi dalam sebuah negara. Penerapan ini senantiasa dibarengi dengan aturan-aturan atau produk hukum yang telah disepakati bersama dan harus dijalankan dan dipertanggungjawabkan bersama. Tata Tertib Dewan dan peraturan daerah adalah sebuah kerangka hukum yang disusun dan dijalankan selama bekerja sebagai wakil rakyat. Kepastian hukum menjadi aspek penting ketika kinerja anggota dewan tidak sesuai dengan apa yang telah ditetapkan. Sebagai produk hukum di daerah, Tata Tertib Dewan Nomor 11 Tahun 2011 anggota DPRD Kabupaten Karo harus menjalankan pedoman dan sesuai dengan Rule of Law yang berlaku. Artinya peraturan tersebut harus dijalankan semua anggota dewan tanpa terkecuali. Di DPRD Kabupaten Karo sendiri masih di temukan anggota dewan yang belum menjalankan tata tertib dewan termasuk di dalamnya adalah kewajiban mereka sebagai wakil rakyat. Rule of law tidak hanya berbicara tentang bagaimana anggota dewan DPRD Kabupaten Karo menjalankan tugas, fungsi dan tanggung jawabnya, namun juga berbicara tentang bagaiamana produk hukum yang dihasilkan mengandung nilai-nilai keadilan bagi semua masyarakat. Secara umum, permasalahan yang terjadi selama ini di beberapa lembaga legislatif di daerah 83 adalah bagaimana produk hukum yang dihasilkan dalam bentuk peraturan daerah seringkali berpihak kepada elit-elit tertentu dan kelompok kepentingan lainnya.

2.7. Consensus Orientation

DPRD Kabupaten Karo sebagai representasi dari aspirasi masyarakat menjadi perantara kepentingan yang berbeda untuk memperoleh pilihan terbaik bagi kepentingan yang lebih luas, baik dalam hal kebijakan maupun prosedur. Artinya sebagai lembaga perwakilan rakyat di daerah, DPRD Kabupaten Karo berupaya mengakomodasikan seluruh kepentingan masyarakat Karo. Dari seluruh kepentingan yang telah ditampung di DPRD, proses selanjutnya adalah dengan membawa kepentingan yang berbeda-beda tersebut ke dalam rapat pembahasan dewan yang nantinya akan dirumuskan dan disahkan menjadi sebuah peraturan daerah. Kebijakan atau peraturan yang dihasilkan senantiasa harus mengutamakan kepentingan publik, dimana kebijakan tersebut merupakan hasil dari pilihan kepentingan yang terbaik untuk diterapkan. Sementara itu, di DPRD Kabupaten Karo sendiri, fungsi DPRD sebagai perantara kepentingan yang berbeda-beda belum terwujud dengan baik. Bila melihat dari hasil kebijakan atau peraturan daerah yang dihasilkan, jarang sekali kebijakan tersebut hasil dari representasi kepentingan masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan peraturan daerah Kabupaten Karo masih berfokus pada pemenuhan keuangan daerah dari hasil pajak daerah dan retribusi daerah. Menurut penulis, pilihan kepentingan yang terbaik saat ini 84 yang harus dilaksanakan DPRD Kabupaten Karo adalah bagaimana meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pembangunan infrastruktur yang mendorong peningkatan ekonomi masyarakat. Sangat disayangkan tentunya bilamana kebijakan yang dihasilkan DPRD Kabupaten Karo didominasi oleh kepentingan- kepentingan elit-elit politik, partai politik dan kelompok kepentingan lainnya.

2.8 Strategic Vision